BAB II Kampus

21
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah 2.1.1 Lokasi Wilayah PKP2B yang dikerjakan PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB secara administratif terletak di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis wilayah ini terletak pada koordinat 115 0 14’ 45,00” – 115 0 17’ 23,00” BT dan 03 0 08’ 59,99” – 03 0 12’ 46,99” LS. Sampai saat ini telah dibuka tiga lokasi penambangan yaitu north pit atau central berada di desa Rantau Bakula, south pit berada di desa Rantau Nangka, dan west pit berada di dusun Sungai Pula. Adapun batas wilayah lokasi penambangannya, yaitu : a.Sebelah utara berbatasan dengan desa Belimbing. b.Sebelah timur berbatasan dengan sungai Riam Kiwa. c.Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah penambangan PT. Madhani Talatah Nusantara. d.Sebelah barat berbatasan dengan dusun Sungai Pula, desa Rantau Bakula, dan desa Rantau Nangka. 2.1.2 Kesampaian daerah Site office dan camp PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB terletak di desa Rantau Nangka, kecamatan Sungai Pinang, 2-1

Transcript of BAB II Kampus

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.1.1 Lokasi

Wilayah PKP2B yang dikerjakan PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB

secara administratif terletak di Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar,

Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis wilayah ini terletak pada koordinat

1150 14’ 45,00” – 1150 17’ 23,00” BT dan 030 08’ 59,99” – 030 12’ 46,99” LS.

Sampai saat ini telah dibuka tiga lokasi penambangan yaitu north pit atau central

berada di desa Rantau Bakula, south pit berada di desa Rantau Nangka, dan

west pit berada di dusun Sungai Pula. Adapun batas wilayah lokasi

penambangannya, yaitu :

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Belimbing.

b. Sebelah timur berbatasan dengan sungai Riam Kiwa.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah penambangan PT. Madhani

Talatah Nusantara.

d. Sebelah barat berbatasan dengan dusun Sungai Pula, desa Rantau Bakula,

dan desa Rantau Nangka.

2.1.2 Kesampaian daerah

Site office dan camp PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB terletak di

desa Rantau Nangka, kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Provinsi

Kalimantan Selatan. Lokasi site office dan camp berjarak ± 129 km dari ibukota

Provinsi (Kota Banjarmasin) yang dapat ditempuh melalui tiga jalur darat, yaitu

melalui Simpang Empat Pengaron, Jl. A. Yani km. 71, dan Jl. A. Yani km. 94.

Kendaraan yang dapat digunakan adalah mobil dan bus karyawan. Peta

kesampaian daerah PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB ditampilkan pada

Gambar 2.1.

2-1

2-2

Gambar 2.1Peta Kesampaian Daerah Lokasi Penelitian

Lokasi Pengamatan

Jalur perjalanan dari Banjarmasin menuju siteoffice dan camp, yaitu :

a. Jalur Simpang Empat Pengaron :

1. Banjarmasin – Simpang Empat Pengaron : ± 69 km, jalan propinsi, material

jalan beraspal, kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.

2. Simpang Empat Pengaron – siteoffice dan camp : ± 23 km, jalan

kecamatan, material jalan beraspal, kondisi jalan cukup baik, kemiringan

jalan bervariasi, dan lalu lintas sepi.

b. Jalur Jl. A. Yani km. 71 :

1. Banjarmasin – km. 71 : ± 71 km, jalan propinsi, material jalan beraspal,

kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.

2. Km. 71 – siteoffice dan camp : ± 34 km, jalan tambang, material jalan

tanah terkompaksi, kondisi jalan kadang-kadang licin atau berdebu,

kemiringan jalan relatif besar, dan lalu lintas kadang-kadang padat atau

sepi tergantung aktivitas hauling batubara.

c. Jalur Jl. A. Yani km. 94 :

1. Banjarmasin – km. 94 : ± 94 km, jalan propinsi, material jalan beraspal,

kondisi jalan baik, dan lalu lintas padat.

2. Km. 94 – siteoffice dan camp : ± 35 km, jalan tambang, material jalan

tanah terkompaksi, kondisi jalan kadang-kadang licin atau berdebu,

kemiringan jalan relatif besar, dan lalu lintas kadang-kadang padat atau

sepi tergantung aktivitas hauling batubara.

Jarak dari siteoffice dan camp menuju lokasi penambangan sekitar 2-6 km.

Pit Barat yang berada di sebelah selatan wilayah PKP2B berjarak 5 – 6 km dari

office dan camp.

Luas wilayah PD. Baramarta yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB yaitu 750 Ha.

2.2 Kondisi Umum Perusahaan

Kondisi umum perusahaan meliputi sejarah perkembangan perusahaan,

struktur organisasi, cadangan dan kualitas batubara yang ditambang, dan

tahapan kegiatan penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB.

2-3

2.2.1 Sejarah perkembangan PT. Pamapersada Nusantara

PT. Pamapersada Nusantara merupakan satu perusahaan nasional yang

bergerak di bidang pertambangan. PT. Pamapersada Nusantara adalah anak

perusahaan PT. Astra Internasional, yang pada awalnya adalah anak

perusahaan PT. United Tractors (UT) dan pada tahun 1992 memisahkan diri

menjadi kontraktor pertambangan. PT. Pamapersada Nusantara saat ini telah

memiliki daerah kerja di berbagai wilayah.

PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB adalah salah satu lokasi kerja

yang berada di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2000, PT. Pamapersada

Nusantara ditunjuk sebagai kontraktor untuk melakukan kegiatan eksploitasi

batubara di wilayah PKP2B PD. Baramarta. Pada saat itu yang menjadi

pelaksana proyek penambangan di PD. Baramarta adalah PT. Kartika Caraka

Mulia Binuang (PT. KCMB) sehingga job site ini dinamakan PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB. Lokasi penambangan dibagi menjadi 3 blok yaitu Pit

Utara, Pit Barat, dan Pit Selatan.

PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB mengerjakan penambangan

batubara di wilayah konsesi PD. Baramarta. PD. Baramarta adalah Perusahaan

Daerah Kabupaten Banjar selaku pemegang PKP2B (Perjanjian Karya

Pengusahaan Penambangan Batubara) dengan luasan konsesi sebesar 7.486

Ha dengan No. KW 98STBCB5/KALSEL. PD. Baramarta selaku pemilik konsesi

(Concession owner) menjalin perjanjian kerja sama dengan PT. Prima Multi

Mineral (PT. PMM) yang merupakan anak perusahaan PT. PAMA bergerak

dalam bidang penjualan batubara (coal trading) dengan target per tahun 3,5 juta

ton batubara kalori tinggi. Untuk selanjutnya PT. PMM menyerahkan pekerjaan

penambangan batubara kepada PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB.

Lingkup pekerjaan perusahaan ini adalah melaksanakan penambangan

batubara, pengolahan batubara, pengangkutan batubara ke Port, perawatan

jalan angkut batubara hingga pelaksanaan reklamasi tambang.

2.2.2 Struktur organisasi

Struktur organisasi PT. Pamapersada Distrik KCMB ditampilkan dalam

bagan pada Gambar 2.2.

2-4

Project Manager

Project Secretary

Engineering Dept. Head

Production Dept. Head

Coal Processing Plant Dept.

Head

Plant Dept. Head

SM Dept. Head

HCGS Dept. Head

FA Dept. Head

SHE Dept. Head

Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2012

Gambar 2.2Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB

2-5

Land Clearing & Top Soil Removal

Drilling & Blasting

Overburden removal

Coal getting

OB dump to disposal

Re-plantation

Rom stockpiling, crushing, blending

123456

7

2.2.3 Jumlah Cadangan dan Kualitas Batubara

Jumlah cadangan pada masing-masing lokasi penambangan adalah sebagai

berikut.

1. Jumlah cadangan batubara di Pit Utara adalah 8.500.000 ton.

2. Jumlah cadangan batubara di Pit Barat adalah 5.500.000 ton.

3. Jumlah cadangan batubara di Pit Selatan adalah 7.200.000 ton.

Untuk mengetahui kualitas batubara maka contoh batubara yang telah

diambil dari inti bor di kirim ke laboratorium untuk dianalisa. Hasil analisa contoh

batubara ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1Kualitas Rata – Rata Batubara PT Pamapersada Nusantara

SEAMRata-rata Kualitas Batubara (Adb)

IM (%) Ash (%) FC (%) TS (%) CV (cal/gr)A 3,60 15,91 35,19 0,42 6.508B 4,69 11,99 40,31 0,37 6.628C 4,64 5,84 44,84 1,50 7.176

D-upper 4,12 8,62 42,69 2,45 7.011D 4,72 9,92 42,61 0,30 6.823

Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2010

Berdasarkan analisis laboratorium terhadap kualitas batubara hasil

pengeboran, dapat diketahui bahwa menurut klasifikasi ASTM (American Society

for Testing and Materials), batubara yang ada termasuk ke dalam kelas High

Volatile B – C Bituminous, dengan ciri-ciri berwarna hitam, padat dan berlapis,

pecahnya berbentuk balok, sifat kekayuannya tidak tampak dengan mata

telanjang dan kedap cahaya.

2.2.4 Kegiatan penambangan

Lingkup operasi penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB mulai dari pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil),

pembongkaran overburden dengan proses free digging dan peledakan,

pengangkutan overburden menuju Waste Dump Area, penggalian batubara,

pengangkutan batubara ke Crushing Plant, pengolahan batubara dan

pengangkutan ke Sungai Puting Port. Pada Gambar 2.3 ditampilkan diagram

proses penambangan di PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB.

2-6

Sumber : Production Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2012

Gambar 2.3Tahapan Kegiatan Penambangan di PT. Pamapersada Distrik KCMB

Luas lahan penambangan yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB dapat diuraikan sebagai berikut (PT. Pamapersada,

2009) :

1. Lokasi Penambangan, terdiri dari :

Bukaan tambang aktif : 80,51 Ha

Sarana dan prasarana tambang : 11,50 Ha

Inpit dump aktif : 75,08 Ha

2. Lokasi penimbunan material

Outpit dump : 225,10 Ha

Sarana dan prasarana tambang : 20,30 Ha

3. Revegetasi atau Penanaman

Total luas revegetasi : 121,20 Ha

4. Summary

Total luas bukaan : 412,50 Ha

Total luas revegetasi : 121,20 Ha

2.3 Keadaan Iklim dan Cuaca

2-7

Iklim Sungai Pinang termasuk daerah beriklim tropis basah karena letak

wilayah geografisnya berada dekat garis khatulistiwa dengan suhu udara berkisar

antara 34oC–36oC, dengan ciri khas curah hujan yang cukup tinggi dengan

penyebaran merata setiap tahunnya. Wilayah Kabupaten Banjar mempunyai

curah hujan bulanan berkisar 200 mm – 300 mm.

Tabel 2.2Data Curah Hujan PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB

No Bulan Curah Hujan (mm)

1 Januari 380.75

2 Februari 411.05

3 Maret 411.32

4 April 327.53

5 Mei 211.33

6 Juni 46.33

7 Juli 35.73

8 Agustus 21.63

9 September 127.40

0 Oktober 165.67

11 November 205.48

12 Desember 311.9

Rata-rata 223.85Sumber : Engineering Dept. PT. Pamapersada Nusantara, 2011

Januari

Febru

ari

Maret

April MeiJuni

Juli

Agustu

s

Septem

ber

Oktober

November

Desember

0

100

200

300

400

Grafik Curah Hujan PT Pamapersada Nusantara District KCMB 2011

Curah Hujan Tahun 2011

Bulan

Cura

h Hu

jan

(mm

)

Gambar 2.4Grafik Curah Hujan Tahun 2011 di Lokasi Penelitian

2.4 Keadaan Geologi

2-8

2.4.1 Morfologi

Keadaan morfologi daerah penelitian berupa perbukitan dengan kemiringan

berkisar antara 15% - 40% dan elevasi berkisar antara 160 – 230 m di atas

permukaan laut. Di antara lokasi Pit Utara dan Pit Selatan mengalir sungai Riam

Kiwa dengan pola aliran dendritik. Di sebelah barat dan selatan lokasi

penambangan berbatasan dengan pemukiman rakyat dan di sebelah utara dan

timur berbatasan dengan perkebunan rakyat.

2.4.2 Stratigrafi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan (Sikumbang

dan Heryanto, 1994), wilayah PKP2B yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada

Nusantara Distrik KCMB termasuk dalam empat formasi, yaitu formasi berai,

formasi tanjung, formasi manunggul, dan formasi pitanak. Peta geologi regional

PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB ditampilkan pada Gambar 2.5.

Berdasarkan tabel korelasi satuan batuan (lihat Tabel 2.3), deskripsi

keempat formasi ini dari formasi yang termuda hingga tertua adalah :

a. Formasi Berai (Tomb)

Formasi Berai terdiri dari batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik

dengan ketebalan 20 - 200 cm; setempat kaya akan koral, foraminifera dan

ganggang, bersisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10 -

15 cm), mengandung foraminifera plankton; dan batulempung berwarna

kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25 - 75 cm. Kumpulan

foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites

fichteli (Michelotti), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina

(Eulepidina) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp.,

yang menunjukkan umur Oligosen Awal - Miosen Awal. Kumpulan

foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah

Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita

unicava (Bolli, Loeblich & Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan

Blow), dan Cassierinella chipolensis (Chusman & Ponton) yang menunjukkan

umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan

ketebalan formasi lebih kurang 1000 m.

b. Formasi Tanjung (Tet)

2-9

Formasi Tanjung terdiri dari batupasir kuarsa berbutir halus sampai kasar

dengan tebal perlapisan 50 - 150 cm, berstruktur sedimen perarian halus dan

perlapisan silang-siur. Sisipan batulempung berwarna kelabu setempat

menyerpih, ketebalan perlapisan 30 - 150 cm, dijumpai pada bagian atas

formasi. Sisipan batubara berwarna hitam, mengkilat dan pejal dijumpai pada

bagian bawah formasi dengan tebal lapisan 50 - 150 cm setempat dijumpai

lensa batugamping warna kelabu kecoklatan, mengandung kepingan moluska,

echinoid dan foraminifera di antaranya Nummulities javanus (Verbeek) dan

Heterostegina sp., juga foraminifera kecil bentos dari keluarga Milliolidae yang

menunjukkan umur Eosen, terendapkan di lingkungan paralas-neritik.

Ketebalan formasi lebih kurang 750 m.

c. Formasi Manunggul (Km)

Formasi Manunggul terdiri dari konglomerat aneka bahan, berwarna kelabu

kemerahan, dengan komponen batuan mafik, ultramafik, rijang, kuarsit, sekis

dan batuan sedimen, berukuran 2 – 10 cm, dengan massa dasar batupasir,

tebal perlapisan 1 – 5 m. Bersisipan dengan batupasir kelabu kecoklatan,

pejal, dengan tebal perlapisan 20 – 50 cm, dan batulempung. Formasi ini

berumur Kapur Akhir.

d. Formasi Pitanak (Kvpi)

Formasi Pitanak terdiri dari lava andesit berwarna kelabu, coklat bila lapuk,

porfiritik dengan fenokris plagioklas, umumnya berlongsong yang terisi mineral

zeolit, kuarsa dan seladonit; setempat berstruktur bantal. Berasosiasi dengan

breksi-konglomerat vulkanik, umumnya lapuk berwarna coklat, berkomponen

andesit-basal porfiri, berukuran beberapa sampai puluhan sentimeter dengan

massa dasar batupasir gunungapi, terpilah buruk, bentuk butir menyudut -

menyudut tanggung. Formasi ini tersingkap di bagian baratlaut pegunungan

Meratus melanjut ke Lembar Amuntai dan dikenal dengan Formasi Haruyan.

Tebal formasi diperkirakan 500 m.

2-10

2-11

Gambar 2.5Peta Geologi Regional PT. Pamapersada Nusantara Distrik KCMB

Gambar 2.6Korelasi Satuan Batuan

2-12

2.4.3 Stratigrafi daerah penelitian

Lapisan penutup endapan batubara daerah penambangan umumnya terdiri

dari batulanau (siltstone) sebagai batuan yang dominan, yang diselingi dengan

batupasir (sandstone) dan batulumpur (mudstone). Susunan batuan overburden

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Lapisan batuan penutup seam A

Lapisan batuan yang terletak diatas seam A yang tersusun dari atas

kebawah memiliki ketebalan yang bervariasi. Bagian paling atas adalah

lapisan topsoil (tanah pucuk) dengan ketebalan antara 30 cm – 0,5 m yang

disusul lapisan subsoil dengan ketebalan antara 1,0 m – 2,5 m. Di bawah

lapisan subsoil umumnya merupakan perselingan antara siltstone, mudstone

dan sandstone yang saling mengisi dengan ketebalan rata-rata 2 m - 3 m.

b. Interburdenseam A dengan seam B

Lapisan batuan yang berada diatas seam B didominasi oleh lapisan

sandstone berbutir halus sedang dengan tebal rata-rata 11,5 meter dan

perselingan antara lapisan mudstone dan lapisan siltstone dengan ketebalan

antara 1,9 m – 6,5 m. Lapisan batubara seam B terdiri dari seam B1, seam

B2 dan seam B3 memiliki ketebalan rata-rata 3,1 m – 4.0 m dengan

interburden berupa mudstone.Lapisan-lapisan batuan penutup seam

Btergolong sangat kuat ikatan partikelnya sehingga dari hasil analisa

geoteknik merekomendasikan sebelum dilakukan proses penambangannya

batuan penutup harus melalui proses peledakan.

c. Interburdenseam B dengan seam C

Lapisan batuan antara seam B dan seam C terdiri dari batulanau

(siltstone) dengan sedikit batulumpur (mudstone). Rata-rata tebal lapisan

siltstone beserta mudstone adalah 6,3 meter. Batuan interburden tersebut

dapat ditambang dengan dibantu proses peledakan.

d. Interburdenseam C dengan seam D-upper

Lapisan interburden antara seam C dan seam D-upper didominasi

seluruhnya oleh batuan siltstone dengan sedikit sisipan lapisan sandstone

dan lapisan mudstone yang terletak pada atap lapisan batubara seam D-

upper. Tebal rata-rata batubara interburden tersebut adalah 9,5 meter dan

dalam proses penambangannya dilakukan dengan proses peledakan.

2-13

e. Interburdenseam D-upper dengan seam D-lower

Batuan interburden antara seam D-upper dengan seam D-lower

didominasi oleh batuan siltstone setebal 2,4 – 4,5 meter dan dapat

ditambang dengan penggalian bebas dibantu proses peledakan.

Tabel 2.3Tabel Lapisan Batuan

Seam Jenis Material Penutup Ketebalan

Seam A

Top soil 30 cm – 0,5 m

Sub soil 1 m – 2,5 m

Siltstone, Mudstone, Sandstone 2 m – 3 m

Interburden Seam A dengan Seam B

Sandstone 11,5 m

Mudstone dan Siltstone 1,9 m – 6,5 m

Mudstone 3,1 m – 4 m

Interburden Seam B dengan Seam C

Siltstone dan mudstone 6.3 m

Interburden Seam C dengan Seam D-upper

SiltstoneI dengan sedikit sisipan Sandstone dan

Mudstone9,5 m

Interburden Seam D-upper dengan seam D-

lowerSiltstone 2,4 m – 4,5 m

Sumber: Engineering Dept. PT Pamapersada Nusantara, 2012

2-14

2-15