BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar...

26
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar 2.1.1. Pengertian prestasi belajar Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sebagai tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain hasil dari belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Slameto (2003:2), Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ada beberapa pendapat para ahli lainya tentang definisi tentang belajar. Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience(Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman), Harold Spears Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction” (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan) dan Geoch Learning is a change in performance as a result of practice” (Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek).(dalam Nasution, 2008:20). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1. Prestasi Belajar

2.1.1. Pengertian prestasi belajar

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sebagai tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia

tidak lain hasil dari belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.

Menurut Slameto (2003:2), Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ada

beberapa pendapat para ahli lainya tentang definisi tentang belajar.

Cronbach “Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience” (Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam prilaku

sebagai hasil dari pengalaman), Harold Spears “Learning is to observe, to

read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”

(Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu

sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan) dan Geoch “Learning

is a change in performance as a result of practice” (Belajar adalah

perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek).(dalam Nasution,

2008:20).

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

7

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan

individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim

kepadanya oleh lingkungan.

Menurut Alsa, (dalam Ghufron&Risnawita,2012:4)Kemampuan

intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang

dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk

mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena

adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.

Menurut Djamarah (2004:97), Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.

Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak

melakukan kegiatan.

Sedangkan belajar menurut Skinner (dalam Sagala, 2008:14)

mengemukakan, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaiantingkah

laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu

perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan

kemudian sebaliknya, jika ia tidak belajar maka responnya menurun.

Witherington (dalam Purwanto, 2002:84) menjelaskan belajar adalah suatu

perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu

pengertian.

Diambil kesimpulan, bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah

dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Belajar merupakan unsur

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

8

yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Dengan kata lain, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu

amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik disekolah maupun

luar sekolah entah itu di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan keluarga.

Kolb (dalam Ghufron & Rinawita, 2012:11) prestasi belajar bukan ukuran,

tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.

Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat

dilihat dari prestasi belajar prestasi belajar seseorang tersebut. Dari hasil belajar

sesorang dapat dilihat sejauh mana prestasi belajar sesorang. Ada yang prestasi

belajar rendah dan ada juga yang prestasi belajarnya tinggi.

Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna

yang terkandung dalam belajar. Karna perubahanlah manusia terbebas dari

keterpurukan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Disamping itu, dengan

kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat

mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan untuk

kehidupannya. Banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri

manusia yang bergantung pada belajar yang tidak disadari oleh manusia.

Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas

belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang

dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

pengetahuan (Ghufron & Rinawita, 2012:12).

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

9

Belajar juga dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan

kehidupan sekelompok umat manusia ditengah-tengah persaingan yang semakin

ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.

Tetapi, akibat dari persaingan tersebut kenyataan tragis juga bisa terjadi kerena

belajar. Contohnya, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya

untuk mendesak bahkan menghancurkan hidup orang lain.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses

tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang

bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara

garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.

2.1.2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah (2012:145), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani atau rohani siswa

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar

siswa

c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

10

Adapun yang tergolong faktor internal adalah :

a. Faktor Fisiologis

Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan dan

memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang baik akan

berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya

b. Faktor Psikologis

Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,

minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.

1) Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)

seseorang.

2) Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan

pemahaman dan kemampuan yang mantap.

3) Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu.

4) Motivasi, merupakan keadaan internal keberhasilan pada masa yag akan

datang.

Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :

a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :

1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama

dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada

lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor social yang sehat diwarnai oleh rasa

sayang, percaya mempercayai, keterbukaan, keakraban, rasa saling memiliki dan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

11

sebagainya antar anggota keluarga. Lingkungan keluarga yang sehat akan

mendukung kelancaran dan keberhasilan belajar, sebab suasana demikian dapat

memberikan ketenangan, kegembiraan, rasa percaya diri dan dorongan untuk

berprestasi.

Menurut Slameto (2010:60), siswa yang belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga berupa:

a) Cara orang tua mendidik.

Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan anaknya, misalnya acuh tak

acuh terhadap belajarnya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam

belajarnya. Hal ini terjadi pada orang tua yang terlalu sibuk mengurus pekerjaan

mereka atau kedua orang tua memang tidak mencintai anaknya. Mendidik anak

anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Orang

tua yang terlalu kasian terhadap anaknya, tak sampai hati memaksa anaknya

belajar adalah tidak benar, karena jika dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal

dan berbuat seenaknya yang membuat belajarnya jadi kacau. Mendidik anak

dengan cara memperlakukannyaa dengan keras dan mengeja-ngejar anaknya

untuk belajar akan membuat anak ketakutan dan bahkan akan benci terhadap

belajar.

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap

pembelajaran anaknya.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

12

b) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua

dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya dan anggota keluarga

yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian yang sering

terjadi dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang

gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang

belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran

antaranggota keluarga menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar

rumah, akibatnya belajarnya kacau.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, meja kursi, penerangan,

alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Hal itu akan terpenuhi jika keluarga

berkecukupan.

Tapi jika anak hidup dalam keluarga yang kekurangan, kebutuhan pokok

anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajarnya

pun terganggu.

e) Pengertian orang tua

Anak perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang

belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

13

mengalami lemah semangat orang tua wajib memberi pengertian dan

mendorongnya.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap

anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditamankan kebiasaan yang baik, agar

mendorong semangat untuk belajar.

2) Lingkungan sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,

kurikulim, relassi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar

dan tugas rumah (Slameto, 2010:64).

Lingkungan sekolah juga memegang peran penting bagi perkembangan

belajar para anak didik. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memiliki

sarana dan prasarana yang memadai, terkelolah dengan baik, diliputi suasana

akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat para anak didiknya.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masayarakat juga punya pengaruh terhadap kelancaran

perkembangan belajar anak. Dimana seorang siswa ketika keluar dari lingkungan

sekolah maupun keluarga akan berinteraksi dengan masyarakat dan hal ini sangat

mempengaruhi semangat dan aktivitas belajarnya.

b. Faktor Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung sekolah

dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar,

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

14

keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa (Muhibbin, 2012:155).

2.1.3. Jenis-jenis belajar

Dalam proses belajar dikenal dengan adanya bermacam-macam kegiatan

yang memiliki corak yang berbeda satu sama lainnya, baik dalam aspek materi

dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang

diharapkan.

Muhibbin (2005:122) mengemukakan jenis-jenis belajar terdiri dari:

belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar social, belajar pemecahan masalah,

belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi dan belajar pengetahuan.

a. Belajar Abstrak. Belajar menggunakan cara berfikir abstrak. Tujuannya

adalah memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang

tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peran akal

yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep dan generalisasi.

b. Belajar Keterampilan. Belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan

motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot.

Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah

tertentu.

c. Belajar Sosial. Memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk

memecahkan masalah tertentu. Tujuannya adalah untuk menguasai

pemahaman kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social,

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

15

seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan

masalah lainnya yang bersifat kemasyarakatan.

d. Belajar pemecahan masalah. Belajar menggunakan metode ilmiah dan

berfikir sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk

memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan

masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

e. Belajar rasional. Belajar menggunakan kemampuan berfikir logis dan

rasional. Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan

menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

f. Belajar kebiasaan. Proses pembentukkan kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.

g. Belajar apresiasi. Belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu

objek. Tujuannya untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam

suatu objek dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

h. Belajar pengetahuan. Belajar dengan menggunakan pengetahuan yang

dimilikinya maupun yang didapatkan dari lingkungan dan berusaha

mencari dan mencari apa yang tidak diketahuinya.

2.2. Hakikat Gaya Belajar

2.2.1. Definisi gaya belajar

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai

bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

16

untuk berkosentrasi pada proses dan menguasai informasi yang sulit dan baru

melalui presepsi yang berbeda( Ghufron & Risnawita, 2012:42).

Gaya bersifat individual bagi setiap orang, untuk membedakan individu

satu dengan individu yang lain. Dengan demikian, secara umum gaya belajar

diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan,

pilihan-pilihan dan prilaku-prilaku yang digunakan oleh individu untuk

membantu belajar mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisikan.

Gaya belajar dapat secara mudah digambarkan sebagaimana orang-orang

memahami dan mengingat informasi. Namun ternyata secara teoritis dengan

berbagai variasi tentang tema ini yang pemahaman cukup rumit, menurut Brown

(dalam Ghufron & Risnawita, 2012:42).

Gaya belajar menurut Keefe (dalam Ghufron & Risnawita, 2012: 11)

adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan prilaku psikomotorik, sebagai

indicator yang bertindak relative stabil untuk pembelajar merasa saling

berhubungan dan beraksi terhadap lingkungan belajar.

Definisi lain dikemukakan oleh Kolb (Riding dan Rayner, 2002:11) yang

mengatakan bahwa gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk

mendapatkan informasi, yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian

integral dalam siklus belajar aktif.

Dari beberapa teori diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa gaya belajar

merupakan cara yang sifatnya individu untuk memperoleh dan menyerap

informasi dari lingkungannya, termasuk lingkungan belajar

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

17

Tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama, sekalipun mereka

bersekolah disekolah atau bahkan duduk dikelas yang sama, bahkan kemampuan

seseorang untuk menyerap dan memahami pelajaran sudah pasti berbeda

tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karena

itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk menempuh cara

berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan

segalanya dipapan tulis atau menggunakan media menarik seperti power point.

Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian memahaminya. Akan

tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mengajar dengan cara

menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengar untuk bisa memahaminya.

Selain itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk

mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Lain lagi dengan

siswa yang lebih menyukai model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya

seorang penceramah. Guru bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan

segudang ilustrasinya, sementra para siswa mendengarkan sambil

menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara

tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar

dirinya. Karena itu, jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar

setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya,

kita memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan

memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

18

Menurut Nasution (2008:39), para peneliti kemudian mengklasifikasikan

adanya gaya belajar siswa sesuai kategori-kategori sebagai berikut :

a. Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kemudian disebut gaya belajar.

Lain dari pada itu, pengajar juga mempunyai gaya mengajar sendiri-sendiri.

b. Kita dapat menemukan gaya belajat itu dengan instrument tertentu.

c. Kesesuian gaya mengajar dengan gaya belajar dapat mempertinggi

efektivitas belajar.

2.2.2. Bentuk-bentuk gaya belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, disekolah dan dalam situasi-situasi anatar pribadi. Ketika kita

menyadari bagaimana kita dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, kita

dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih muda dengan gaya kita sendiri.

Seperti yang kita ketahui sebagian besar sekolah diindonesia, para gurunya

tidak menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam

mempelajari informasi baru. Mereka tidak memahami bahwa sebagaian siswa

memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

Rita Dunn (dalam DePorter & Hernarcki, 2000:110), seorang pelopor

dibidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi

cara cara belajar orang. Ini mencakup faktor fisik, emosional, sosiologi dan

lingkungan.

Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan

menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

19

disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita

belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas)

dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak).

Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Hernarcki, 2000:111).

Menurut DePorter & Hernarcki (2000:112) Pada awal pengalaman belajar,

salah satu di antara langkah-langkah pertama kita adalah mengenali modalitas

seseorang sebagai modalitas visual, auditorial atau kinestetik (V-A-K).

seperti yang diusulkan istilah-istilah ini, orang visual belajar melalui apa

yang mereka lihat, pelajar auitorial melakukannya melalui apa yang mereka

dengar dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-

masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini pada tahapan

tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satunya diantara

ketiganya.

a. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual ini merupakan kecenderungan gaya belajar dengan

menggunakan indera penglihatan. Pada model gaya belajar ini, informasi data

visual terbagi menjadi data berupa teks (tulisan, huruf, angka dan symbol) dan

data gambar (foto, diagram dan warna).

Menurut DePorter & Hernarcki (2000:116), ciri-ciri gaya belajar visual

yaitu : 1) Rapi dan teratur; 2) Berbicara dengan cepat; 3) Perencana dan

pengatur jangka panajang yang baik; 4) Teliti terhadap detail; 5)

Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi; 6)

Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam

fikiran mereka; 7) Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar; 8)

Mengingat dengan asosiasi visual; 9) Biasanya tidak terganggu oleh

keributan; 10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

20

kecuali jika ditulis, seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya;

11) Pembaca cepat dan tekun; 12) Lebih suka membaca daripada

dibacakan; 13) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan

bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu

masalah; 14) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dan

dalam rapat; 15) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain; 16)

Sering menjawab pertanyaandengan jawaban singkat ya atau tidak; 17)

Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato; 18) Lebih suka

seni daripada music; 19) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan

tetapi tidak pandai memilih kata-kata; dan 20) Kadang-kadang kehilangan

konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

Ciri anak tipe visual nyaitu lebih mudah ingat dengan melihat, lebih suka

membaca, suka saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan

melihat orang lain melakukan dulu baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

Anak dalam kelompok ini juga dapat duduk tenang saat belajar ditengah situasi

yang ramai dan rebut tanpa merasa terganggu.

Kendala dari tipe visual adalah tidak suka bicara didepan kelompok dan

tak suka mendengarkan orang lain, tahu yang harus dikatakan tapi tak bisa

mengungkapkan dengan kata-kata, serta tulisan tangannya berantakan sehingga

tak terbaca. Anak dari tipe visual juga biasanya kurang mampu menginggat

informasi yang disampaikan secara lisan, http://johnherf.wordpress.com (diakses

pada tanggal 17 April 2013).

Adapun cara yang bisa digunakan untuk menstimulasinya yaitu gunakan

beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran.

Perangkat grafis bisa dalam bentuk film, slide, ilustrasi, coretan, atau kartu-kartu

gambar berseri yang bisa dipakai untuk menjelaskan informasi secara berurutan.

Mintalah anak untuk menghafal dan membayangkan obyek atau materi yang

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

21

sedang dipelajari, http://johnherf.wordpress.com (diakses pada tanggal 17 April

2013).

b. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial merupakan kecenderungan gaya belajar dengan

menggunakan indera pendengaran untuk dapat memahami dan mengingatnya.

Pada model gaya belajar ini informasi terbagi menjadi data berupa bahasa dan

nada, misalnya music, nada, irama, dialog internal, dan suara.

Menurut DePorter & Hernarcki (2000:118), ciri-ciri yang menggunakan

gaya belajar auditorial yaitu: 1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja;

2) Mudah terganggu oleh keributan; 3) Menggerakkan bibir mereka dan

mengucapkan tulisan buku ketika membaca; 4) Senang membaca dengan

keras dan mendengarkan; 5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan

nada, birama dan warna suara; 6) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi

hebat dalam bercerita; 7) Berbicara dalam irama terpola; 8) Biasanya

berbicara fasih; 9) Lebih suka music daripada seni; 10) Belajar dengan

mendengarkan dan mengingat apa yang didikusikan daripada yang dilihat;

11) Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu yang panjang

lebar; 12) Mempunyai masalah dalam pekerjaan-pekerjaan yang

melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu

sama lain; 13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada

menuliskannya; dan 14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca

komik.

Ciri anak dengan tipe auditory adalah mudah ingat apa yang didengarnya

dan didiskusikannya. Senang dibacakan atau mendengarkan, lebih suka

menuliskan kembali sesuatu, senang membaca dengan suara keras, bisa

mengulangi apa yang didengarnya, senang diskusi, bicara atau mendengarkan

panjang lebar. Anak dengan tipe auditory pada umumnya menyenangi seni music.

Kendala anak dengan tipe auditory adalah cenderung banyak bicara, tidak

bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut, apalagi bila anak memiliki

konsentrasi lemah. Anak juga lebih memperhatikan informasi yang didengarnya,

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

22

jadi kurang tertarik memperhatikan hal-hal yang baru dilingkungannya,

http://johnherf.wordpress.com (diakses pada tanggal 17 April 2013).

Untuk menstimulai anak yang seperti melibatkan anak dalam kegiatan

diskusi, coba bacakan informasi, dalam bentuk lisan dan direkam untuk

selanjutnya diperdengarkan dan dipahami, http://johnherf.wordpress.com (diakses

pada tanggal 17 April 2013).

c. Gaya Belajar Kinestesik

Gaya belajar kinestesik merupakan kecenderungan gaya belajar dengan

mengguanakan indera tubuh. Pada model gaya belajar kinestesik, informasi dibagi

menjadi data berupa gerak dan sentuhan.

Menurut DePorter & Hernarcki (2000:120), ciri-ciri orang yang

menggunakan gaya belajar kinestesik yakni: 1) Berbicara dengan

perlahan menanggapi perhatian fisik; 2) Menyentu orang untuk

mendapatkan perhatian mereka; 3) Berdiri dekat ketika mereka berbicara

dengan orang; 4) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak; 5)

Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar; 6) Belajar melalui

manipulasi dan praktik; 7) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat;

8) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca; 9) Banyak

menggunakan isyarat tubuh; 10) Tidak dapat duduk diam untuk waktu

yang lama; 11) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali mereka mamang

pernah berada ditempat itu; 12) Menggunakan kata-kata yang

mengandung aksi; 13) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-

mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca; 14)

Kemungkinan tulisannya jelek; 15) Ingin melakukan segala sesuatu; dan

16) Menyukai permainan yang menyibukkan.

Ciri anak dengan tipe kinestesik adalah gemar menyentuh sesuatu yang

dijumpainya, suka mengerjakan sesuatu yang memungkinkan tangannya

sedemikian aktif, banyak gerak fisik dan memiliki koordinasi tubuh yang baik,

menyukai kegiatan/permainan yang menyibukkan secara fisik, lebih

mendemonstrasikan sesuatu dari pada menjelaskannya.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

23

Anak dengan tipe ini memiliki kendala seperti si anak sulit mempelajari

hal-hal yang abstrak, tak bisa belajar disekolah-sekolah yang bergaya

konvensional dimana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Kapasitas energy

anak cukup tinggi, sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap

konsentrasi belajarnya, http://johnherf.wordpress.com (diakses pada tanggal 17

April 2013).

Cara menstimulasi anak seperti ini sebaiknya diberikan aktivitas fisik,

seperti kegiatan olahraga dan kesenian. Salurkan energy dengan memberikan

kebebasan beraktivitas sebelum belajar, sehingga anak bisa duduk tenang dalam

belajar, http://johnherf.wordpress.com (diakses pada tanggal 17 April 2013).

2.2.3. Implikasi Gaya Belajar terhadap Proses Belajar Mengajar

Menurut Ghufron & Risnawita (2012:135), belajar adalah terkait dengan

pendekatan atau metode, dimana metode lebih penting dari pada materi. Tidak ada

pendekatan yang sesuai dengan semua orang.

Seandainya pengajaran dirancang dan diterapkan dengan melihat

perbedaan gaya belajar setiap orang/siswa, maka bisa dipastikan pelajar akan

mampu meningkatkan konsentrasi ketika proses belajar.

a. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Tiap Individu

Kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya

belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan aktivitas dalam

belajar.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

24

Menurut Nasution (2009:107), tentang pentingnya mengetahui gaya belajar

masing-masing adalah :

1) Meningkatkan kesadaran tentang aktivitas belajar mana yang cocok

dengan gaya belajar kita.

2) Membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas.

Menghindarkan kita dari pengalaman belajar yang tidak tepat.

3) Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat melakukan

improvisasi.

4) Membantu individu untuk merencanakan tujuan dari belajarnya, serta

menganalisis tingkat keberhasilan seseorang.

b. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Oleh Guru

Dengan mengetahui gaya belajar siswa guru dapat menyesuaikan gaya

mengajarnya dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai

gaya mengajar, sehingga siswa dapat memperoleh cara yang efektif.

Menurut Montgomery & Groat (dalam Ghufron&Risnawita, 2012:139), ada

beberapa alasan kenapa pemahaman pengajar terhadap gaya belajar pelajar

perlu diperhatikan dalam proses pengajaran, yaitu : 1) Membuat proses

belajar mengajar dialogis; 2) Memahami pelajar lebih berbeda; 3)

Berkomunikasi melalui pesan; 4) Membuat proses pengajaran lebih banyak

memberi penghargaan; dan 5) Memastikan masa depan dari disiplin-displin

yang dimiliki pelajar.

c. Implikasi Dalam Pendidikan

Kemampuan individu mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar

orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan evektifitasnya dalam belajar.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

25

Menurut Penger, dkk. (2008:143) berdasarkan hasil penelitian meta analis

memberikan ulasan mengenai implikasi teori gaya belajar dalam pendidikan,

yaitu:

1) Implikasi dalam pendidikan menunjukan bahwa mengganti strategi gaya

belajar yang telah ditetapkan, menyesuaikan bahan pelajaran dan

manajemen yang sesuai merupakan implementasi strategi belajar yang

lebih fleksibel.

2) Masing-masing siswa adalah unik di dalam pendekatan belajar mereka.

3) Pilihan dari satu gaya belajar tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan

tingkat pengetahuan.

4) Misi manajemen adalah untuk menciptakan dan memperluas pengetahuan

untuk memperdayakan kesuksesan siswa ketika masuk dunia kerja.

5) Meningkatkan metakognisi pelajar dengan senantiasa sadar pada proses

berfikir tentang suatu pemikiran dan proses belajar mengajar.

6) Kesadaran pengetahuan berkaitan gaya belajar dapat membantu para siswa

lebih baik untuk menyesuaikan pada situasi yang berbeda.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat gaya belajar murid

bagi guru sangatlah penting untuk menentukan gaya mengajar yang cocok untuk

digunakan guru saat mengajar. Gaya mengajar yang serasi dengan gaya belajar

siswa membuat siswa akan mampu menerima dan memahami pelajaran secara

efektif.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

26

2.3. Strategi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Gaya Belajar

Beberapa siswa dapat belajar dengan instruksi yang formal, namun ada

juga siswa yang dapat belajar dengan baik dengan instruksi informal. Selain itu,

ada siswa yang dapat belajar dengan baik jika diberi bimbingan, namun ada juga

siswa yang belajar dengan baik atas inisiatif sendiri. Inilah sebabnya pelajar

memiliki gaya belajar yang personal dan unik. Pribadi yang utuh dengan keunikan

akan melakukan proses belajar dan gaya belajar yang unik pula. Gaya belajar yang

unik ini dapat kita pandang sebai kekayaan yang harus disadari oleh individu itu

sendiri dan khususnya bagi mereka (guru ataupun orang tua) yang menjadi orang

yang terampil membantu proses belajar mereka serta untuk meingkatkan prestasi

belajar mereka.

Menurut Deporter (2004:150) strategi yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan prestasi belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa,

adalah :

a. Visual

1) Dorong pelajar visual untuk membuat banyak symbol dan gambar dalam

catatan mereka

2) Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna

3) Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya

menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk

memperdalam pemahaman mereka tentang informasi tersebut.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

27

4) Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran

yang disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk

menambahkan catatan

5) Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisassi pada diri

anak. Misalnya: bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar

mengelilingi matahari ( jika kita sedang mempelajari revolusi bumi) dan

sebagainya.

b. Auditorial

1) Menggunakan variasi vocal (ritme, volume suara dan intonasi) yang

digunakan pada saat menyampaikan materi pelajaran.

2) Menggunakan pengulanggan dengan cara meminta siswa mengulangi

kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.

3) Membuat materi lebih mudah diingat dengan mengubahnya menjadi lagu

atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar auditory akan lebih suka

belajar dengan menggunakan music.

4) Mendorong siswa terutama pelajar auditory untuk merekam informasi-

informasi penting untuk kemudian didengarkan secara berulang-ulang

karena pelajar auditory tidak terlalu senang mencatat.

c. Kinestesik

1) Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa

ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci.

2) Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya

sendiri.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

28

3) Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan

setiap siswa untuk mencoba mempelajari secara bertahap.

4) Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk

memahami materi yang dipelajarinya.

2.4. Peran Guru BK dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru BK dalam

kegiatan bimbingan konseling yaitu:

a. Informator,guru BK diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif,laboratorium,studi lapangan,dan sumber informasi kegiatan

akademik maupun umum.

b. Organisator,guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,jadwal

pelajaran dan lain-lain.

c. Motivator,guru BK harus mampu merangsang dan memberikan dorongan

serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,menumbuhkan

swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi

dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Director,guru BK harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator,guru BK sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmitter,guru BK bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator,guru BK akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

29

proses belajar-mengajar.

h. Mediator,guru BK sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Evaluator,guru BK mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik.

Dalam hal ini, peran guru BK dalam meningkatakan prestasi belajar bisa

dengan menjadi informator yang memberikan informasi kepada siswa dan pihak

guru tentang gaya belajar siswa itu sendiri. Guru BK juga dapat berperan sebagai

inisiator yang berperan sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar,

dengan melihat informasi yang didapatkan tentang gaya belajar masing-masing

siswanya guru BK dapat memberikan ide yang cocok untuk proses belajar

mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa-siswanya.

Jika dilihat dari pokok permasalahanya, ruang lingkup dari penelitian ini

masuk kedalam bidang bimbingan belajar di lihat dari bidang-bidang bimbingan

dan konseling.

Menurut Prayitno dan Amti (1994: 279), Bimbingan belajar adalah salah

satu bentuk bimbingan yang diselenggarakan di sekolah. Pengalaman

menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar

tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya

intelegensi,seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak

mendapat layanan bimbingan yang memadai.

Seperti yang kita ketahui, bimbingan belajar merupakan upaya pemberian

bantuan kepada siswa untuk mengenal, memahami dan mengembangkan potensi

diri siswa diantaranya kecerdasan, bakat, emosi yang berkaitan dengan kegiatan

belajar, dalam hal ini juga menyangkut gaya belajar siswa. Dengan mereka

menyadari semua itu, diharapkan siswa dapat mengenal gaya belajar mereka serta

meningkatkan prestasi belajar mereka yang tidak lain butuh kerja sama yang serta

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

30

mediasi dengan pihak guru, entah itu guru mata pelajaran maupun wali kelas

bahkan kepala sekolah.

2.5. Kerangka Berfikir

Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, meskipun

setiap gaya belajar ada pada diri siswa itu sendiri. Maka dari itu, siswa harus

menyadari salah satu gaya belajar yang mendominasi dirinya sehingga bisa

dijadikan kelebihan untuk dikembangkan dalam meraih prestasi belajar. Hal

tersebut dapat dilihat dari bagan berikut :

Variabel X (Gaya

Belajar)

Variabel Y

(Prestasi Belajar)

1. Belajar dengan cara

melihat (Visual)

2. Belajar dengan cara

Mendengar

(Auditorial)

3. Belajar dengan cara

menyentuh dan

bergerak (Kinestesik)

Hasil belajar/ Nilai rata-

rata siswa pada semester

Ganjil tahun 2012.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1. Prestasi Belajar ...eprints.ung.ac.id/3402/3/2013-1-86201-111409049-bab2... · Menurut Alsa, (dalam Ghufron ... 2012:11) prestasi belajar

31

2.6. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu :

“ Terdapat hubungan antara Gaya belajar dengan Prestasi belajar siswa kelas VIII

SMP Negeri 1 Batudaa Kabupaten gorontalo”.