BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian...

40
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bakat Bakat adalah merupakan suatu kemampuan atau potensi diri yang dimiliki seseorang sejak lahir dan perlu dikembangkan, dilatih dan diperlukan usaha agar dapat meraih suatu prestasi yang diharapkan. Menurut Rini (2009:12) Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang umumnya mempunyai bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Kemampuan khusus dalam pengertian bakat bisa berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya dalam bidang seni rupa, seni, olahraga, teknik, keguruan, sosial, agama, bahasa, matematika, ekonomi dan lain-lain. Ada sebahangian orang yang memiliki lebih dari bakat atau dikatakan memiliki bakat serba bisa. Orang seperti ini mampu dan menonjol dalam hampir semua bidang ilmu dan keterampilan sehingga ia digolongkan istimewa. Bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam bidang tertentu sangat berperan dalam keberhasilan anak di masa depan. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika bakat yang dimiliki oleh seseorang anak diasah dan diarahkan sehingga dapat berkembang dengan baik. Menurut Lucy (2009: 47-48), bakat adalah merupakan potensi dalam anak yang harus distimulasi terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian...

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bakat

Bakat adalah merupakan suatu kemampuan atau potensi diri yang dimiliki

seseorang sejak lahir dan perlu dikembangkan, dilatih dan diperlukan usaha agar

dapat meraih suatu prestasi yang diharapkan.

Menurut Rini (2009:12) Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol

diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang

umumnya mempunyai bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan

khusus yang menonjol dari bidang lainnya. Kemampuan khusus dalam pengertian

bakat bisa berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya dalam bidang

seni rupa, seni, olahraga, teknik, keguruan, sosial, agama, bahasa, matematika,

ekonomi dan lain-lain. Ada sebahangian orang yang memiliki lebih dari bakat

atau dikatakan memiliki bakat serba bisa. Orang seperti ini mampu dan menonjol

dalam hampir semua bidang ilmu dan keterampilan sehingga ia digolongkan

istimewa.

Bakat sebagai kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau

keterampilan dalam bidang tertentu sangat berperan dalam keberhasilan anak di

masa depan. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika bakat yang dimiliki oleh

seseorang anak diasah dan diarahkan sehingga dapat berkembang dengan baik.

Menurut Lucy (2009: 47-48), bakat adalah merupakan potensi dalam anak

yang harus distimulasi terlebih dahulu sehingga dapat terlihat sebagai suatu

kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang menjadi kekal hidupnya

kelak. Menurut Iskandar (2010:13) ada dua kata yang menujukan arti bakat, yaitu

“ability” dan “apti tude”. Menurut kamus psikologi (dalam Rini, 2009:13-14),

ability (kemampuan, kecakapan ketangkasan bakat kesanggupan); tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. sedangkan aptitude (kecerdasan)

menujukan perlu ada latihan atau pendidikan sebelum suatu perbuatan dapat

dilakukan sewaktu akan datang.

Menurut Muhammad (2010:22) “Bakat adalah kondisi seseorang atau

sejumlah karakter potensi yang memerlukan latihan-latihan”. Sedangkan

Munandar (dalam Rini, 2009:12) menyatakan, bakat berarti punya potensi.

Potensi yang dimaksud adalah mampu mengembangkan kemampuan yang

dibawahnya sejak lahir. Beberapa pakar psikologi juga memberikan pengertian

tentang anak berbakat yaitu Damon berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan

untuk berprestasi tinggi. Untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan

dengan kerja keras, keuletan dan latihan. Dan Tannenbaum memandang

keberbakatan dari empat kelompok, yaitu: langka (kemampuan yang dimiliki

bersifat unik, unggul (lebih peka dan mampu dari yang lain), kuota (keterbatasan

jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomali (dapat diperngaruhi

oleh lingkungan sekitar). Sedangkan Renzully berpendapat bahwa anak berbakat

adalah anak yang menunjukan kemampuan di atas rata-rata, memiliki tekad dalam

melaksanakan tugasnya dan melakukan hal-hal yang kreatif.

Berdasarkan pengertian-pengertian bakat menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa bakat adalah merupakan suatu kemampuan khusus yang

dimiliki seseorang sejak lahir yang perlu dikembangkan, dilatih dan kerja keras.

2.2 Jenis-jenis Bakat

Dalam artikel mengembangkan bakat anak, tulisan Andi Sri Suriati Amal

(dalam Rini, 2009:20-21), disebutkan bahwa bakat dibedakan kedalam lima jenis,

yaitu:

a. Kinetik fisik

Bakat ini cenderung menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan

mengekspresikan gagasan. Bakat ini ditandai dengan kemampuan dalam olahraga

tertentu: aktif pandai meniru gerakan badan/wajah seseorang, terampil dalam

kegiatan metorik halus, misalnya rigami, menyulam, melukis, tidak bisa duduk

lama dalam waktu lama.

b. Bahasa

Bakat ini terlihat dari kemampuan anak dalam menulis yang lebih baik

dari anak seusianya, suka bercerita, suka membaca buku, dapat berkemunikasi

dengan baik dari anak seusainya.

Menurut Sousa (2012:175) bahwa siswa berbakat dalam seni bahasa

dengan keterampilan membaca, menulis, dan komunikasi akan menujukan

kompotensi sebagai berikut:

1) Pemahaman bahasa. Siswa ini memahami karakter bahasa dan menujukan

bahasa minat khusus dalam karakter bahasa, seperti rima, aksen, dan intonasi

dalam lisan dan dalam penggunaan tata bahasa dalam teks tertulis.

2) Keterampilan komunikasi. Siswa ini dengan mudah mendapatkan perhatian

dari audiens dengan mengeksploitasi dan komponen dramatis dari suatu

situasi dalam cara imajinatif. Mereka cendurung menulis dan berbicara dengan

gaya luar biasa untuk usia mereka, sering kali menggunakan puisi.

3) Menganalisis dan berdebat. Siswa ini bisa menggunakan argument yang logis

pada suatu tingkatan abstrak dan hipotesis dalam bahasa lisan dan tertulis.

Mereka bisa menjelaskan pandangan mereka dengan meyakinkan, dan mereka

tahu cara untuk menggunakan strategi bertanya guna menantang sudut

pandang orang lain.

c. Logika dan Matematis

Bakat ini telihat dari keingintahuan yang besar tehadap bagaimana alam

dan benda-benda bekerja, suka bermain angka, senang akan pelajaran matematika,

catur dan mengelompokan benda-benda. Menurut Sousa (2012:204-205) ada

beberapa sifat siswa dengan kemampuan matematis yang tinggi: 1) Belajar dan

memahami ide matematis dengan secara cepat, 2) Menampilkan srategi jamak

untuk memecahkan masalah, 3) Mereka lebih senang mangatasi masalah, 4)

Melibatkan siswa lain dalam aktivitas mereka, 5) Mereka cenderung berbicara

kepada diri sendiri atau orang lain, 6) Mempertahankan konsentrasi mereka

dalam menujukan keuletan dalam mencari solusi, 7) Mengganti pendekatan

dengan mudah dan menghindari pendekatan tidak produktif, 8) Bekarja secara

mudah dengan symbol, 9) Segera menggali kesamaan, persamaan dan pola, 10)

Bekerja secara sistematis dan akurat

d. Musikalitas

Bakat ini ditandai dengan menonjolnya anak dalam menghapal dan

menyanyikan lagu, dapat memainkan alat musik, suka bersiul dan sensitif

terhadap suara-suara di sekitarnya.

e. Pemahaman alam

Ciri-ciri bakat ini adalah anak suka bercerita/bekomentar tentang binatang

kesayangan atau tempat yang disukainya, suka pergi kekebun binatang, suka

bermain di air, suka bermain dengan binatang piaraannya suka mengkoleksi

bunga, daun dan benda-benda lainnya.

Sedangkan Gardner (dalam Rini, 2009:22) mengelompokkan bakat

menjadi beberapa aspek yaitu:

a) Bakat gambar, contoh: pelukis ,arsitek, desainer, pilot dan kartunis

b) Bakat ekstrapersonal, contoh: mudah bergaul dengan orang lain

c) Bakat verbal-bahasa, contoh: penulis, pujangga, dan sastrawan

d) Bakat kinestetik/fisik, contoh: atlet, aktor, penari, dan penyulam

e) Bakat musik, contoh: musisi, penyanyi, dan pencipta lagu

f) Bakat intrapersonal, contoh: mengenali diri sendiri

g) Bakat natural, contoh: cepat mempelajari fenomena alam

h) Bakat logika-matematika, contoh: komputer prgramer, ilmuan

i) Bakat spiritual, contoh: mampu berpikir tentang makna hidup.

2.3 Ciri - ciri Anak Yang Berbakat

Banyak yang mengeluh mengalami kesulitan baik orang tua maupun guru

ketika menentukan bakat mana yang harus dikembangkan atau bakat apa yang

sesungguhnya dimiliki oleh anak. Untuk mengembangkan bakat seseorang kita

harus tahu terlebih dahulu, ciri-ciri bakat yang dimiliki anak tersebut. Dengan

mengetahui ciri-ciri bakat pada anak sebagai guru, kita akan lebih mudah untuk

menilai bakat mana yang patut dikembangkan oleh anak. Hal inipun berfungsi

untuk menghidari agar tidak terjadi salah menafsirkan terhadap bakat anak.

Menurut banyak pakar psikologi anak (dalam Rini, 2009:32-25) ciri-ciri

anak berbakat dapat dilihat dari sebagai berikut :

a. Keterampilan motorik lebih cepat

Anak berbakat pada umumnya mengalami perkembangan motorik yang

lebih cepat dibandingkan anak biasa. Perkembangan motorik dapat dilihat dari

kemampuannya dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, secara

normal, anak dapat berjalan pada usia 12,5 bulan. Namun, bagi anak berbakat, ia

sudah dapat berjalan pada umur 8 bulan. Anak berbakat juga suka menjelajah

sesuatu yang bagian menarik, misalnya mempreteli barang-barang karena rasa

ingin tahunya yang besar. Anak berbakat lebih cepat mengeluarkan suara, lebih

cepat berbicara mengeluarkan bahasa dengan cara bermakna, dapat terseyum pada

orang lain, banyak bertanya dan dapat meniru kata-kata dengan lancar.

b. Perkembangan lebih cepat

Bakat anak berkaitan dengan kerja otak kanan karena belahan otak kanan

berhubungan intusi, kemampuan dan kreativitas. Sementara itu, belahan otak kiri

berhubungan dengan kecerdasan. Menurut Tabloid Nakita (dalam Rini,

2009:34), untuk mengenali bakat anak dapat dilihat dari ke-3 kelompok ciri-ciri

berikut:

1) Intelektual

Anak yang berbakat mudah menangkap pelajaran, berpikir logis,

memiliki ingatan dan penalaran yang baik, kosakatanya banyak, senang

membaca, senang mengamati, berkonsentrasi dalam belajar dan membaca

pada usia muda.

2) Kreatifitas

Anak yang berbakat memiliki banyak gagasan/ide, menonjol dalam

satu atau lebih bidang seni, tidak mudah terpengaruhi orang lain, daya

imajinasi kuat, memiliki rasa humor tinggi, dapat bekerja sendiri, senang

mencoba hal-hal baru, dan mampu merinci satu gagasan. Ia juga sangat

kreatif, senang menciptakan sesuatu. Anak kreatif cenderung memakai

permainan buatanya sendiri ketimbang dibelikan oleh orang tua.

3) Motivasi

Anak yang berbakat pada umumnya tidak mudah bosan dan putus

asa dalam bekerja, tekun menghadapi tugas, ingin mendalami bidang ilmu

yang diberikan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,

dapat mempertahankan pendapat, serta senang mencari dan memecahkan

soal-soal.

c. Kaya kosakata

Anak yang berbakat menujukan penguasaan bahasa yang lebih kaya

dibanding anak-anak seusianya. Ia akan lebih ceriwis dan menyukai buku serta

gambar.

d. Lebih aktif

Anak yang berbakat memiliki sikap yang lebih aktif. Hal ini yang

menyebabkan ia memiliki waktu tidur yang relatif lebih pendek dengan masa

aktif. Kebanyakan anak yang berbakat jarang tidur siang dan lebih suka bergadang

dibandingkan menghabiskan waktu untuk tidur tanpa menghasilkan apa-apa.

e. Menyenangi hal-hal menarik

Anak yang berbakat biasanya sangat bersemangat dalam mempelajari hal-

hal baru, dan tidak begitu saja menuruti intruksi atau aturan yang diberikan. Ia

mempunyai inisiatif untuk mencoba suatu mainan.

Munurut Pemilu (dalam Muhammad, 2010:54-56) berdasarkan hasil

seminar tentang anak berbakat di jakarta dapat ia disimpulkan ciri-ciri anak

berbakat sebagai berikut:

a. Ciri-ciri fisik

Anak berbakat memiliki ciri-ciri fisik seperti: 1) sehat jasmani, 2)

perkembangan psikomotorik lebih cepat dari rata-rata.

b. Ciri-ciri emosional

Anak berbakat memiliki ciri-ciri emosional seperti: 1) peka terhadap

situasi di sekelilingnya, 2) mempunyai kepercayaan diri yang kuat, 3) menyukai

hal-hal yang baru, 4) tangguh dalam mewujudkan keinginannya sampai benar-

benar terwujud.

c. Ciri-ciri mental intelektual

Anak berbakat memiliki ciri-ciri mental intelektual seperti: 1) anak

berbicara lebih dini, 2) anak mempunyai daya tanggap dan pemahaman yang lebih

luas dan cepat, 3) anak mempunyai hasrat keingintahuan yang lebih besar

dibandingkan dengan anak-anak lainnya, 4) anak mempunyai usia mental yang

lebih tinngi, 5) kreatif, 6) mandiri dalam bekerja dan belajar serta mempunyai cara

belajar yang khas.

d. Ciri-ciri sosial

Anak berbakat memiliki ciri-ciri sosial seperti: 1) suka permainan yang

mengandung pemecahan masalah, 2) senang bergaul dengan orang yang usianya

lebih tua, 3) suka bekerja sendiri.

Menurut Treffinger (dalam Somantri, 2009:170-171), mengemukakan

sejumlah karateristik unik anak berbakat ialah bahwa anak berbakat memiliki

karateristik berikut: 1) Rasa ingin tahu yang tinggi (Curiosity), 2) Berimajinasi

(Imagination), 3) Produktif (Productivity), 4) Independen dalam berpikir dan

menilai (Independence in thought and judgement), 5) Mau mengeluarkan biaya

lebih untuk mendapatkan informasi dan mewujudkan ide-ide (Extensive fund of

information and ideas), 6) Memiliki ketekunan (Persistence), 7) Bersikukuh dalam

menyelesaikan masalah (Commitment to selving problems), 8) Berkonsentrasi ke

masa depan dan hal-hal yang belum diketahui (Concern with the future and the

unknown), tidak hanyut pada masa lalu, terpaku hari ini, atau cepat puas pada hal-

hal yang sudah diketahui (not merely with the past, the present, or the know).

2.4 Faktor-faktor Penentu Bakat Anak

Menurut Rini (2009:27-28) faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan bakat atau mengapa anak tidak dapat mewujudkan bakatnya secara

optimal yakni sebagai berikut:

a. Disebabkan oleh anak sendiri

Seorang anak tidak mampu meraih prestasi untuk bidang sesuai bakatnya

karena anak kurang berminat untuk mengembangkan bakat yang ia miliki, anak

kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang unggul dan anak punya kesulitan

pribadi sehingga ia mengalami hambatan.

1) Motivasi

Bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak kurang berkembang

atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam

dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut. Motivasi berhubungan

dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.

Rendahnya motivasi akan menyebabkan bakat tidak akan berkembang atau

tidak menonjol. Motivasi berkaitan dengan “tujuan”. Jika kurang motivasi, sedikit

saja ada halangan, sudah cukup untuk menghilangkan semangat berlatih. Menurut

Iskandar (2010:36) motivasi dapat mewujutkan sesuatu yang betul-betul ajaib.

Betapa tidak. Jika motivasi sudah bersamayam dalam diri seseorang ternyata

mampu membangkitkan atau mendorong orang yang lemah menjadi lebih

bergairah dan bahkan mampu melakukan sesuatu yang katakanlah spektakuler.

Menurut seseorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hirarki, yaitu

motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni :

a) Kebutuhan fisologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istrahat dan lain

sebagainya.

b) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa terlindungi, bebas dari takut

dan kecemasan.

c) Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dan dihargai dalam suatu

kelompok (keluarga, sekolah, teman sebaya).

d) Kebutuhan akan mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat

dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan

pribadi.

Dengan dorongan motivasi yang kuat akan kebutuhan tentang wujud diri

sendiri, maka motivasi tingkat tinggi ini mampu menjadi pembangkit apa yang

dicita-citakan.

2) Value atau penilaian

Menurut Iskandar (2010:42), faktor ini turut menentukan dapat

berkembangnya bakat atau tidak. Mereka tentu memiliki pandangan tersendiri

tentang bakat yang ada pada dirinya. Misalnya seseorang memiliki bakat seni

musik tetapi karena dirinya menilai bahwa seni musik kurang baik maka bakat

seni musik kurang mendapat perhatian yang cukup apalagi berkembang dengan

baik. Bakat tersebut seolah tidak berguna.

Pandangan individu sangat menentukan bagi perkembangan dirinya.

Pandangan tentang kesadaran akan diri individu menuju kearah positif, bukan kea

rah dimana dirinya mengesampingkan bakat dan kemampuan arah negatif.

3) Faktor minat

Munurut Iskandar (2010:47), minat atau perhatian (interest) merupakan

salah satu faktor yang turut memperngaruhi tampilnya bakat. Munurut Chaplins

(dalam Iskandar, 2010:47-48) minat atau perhatian memiliki arti : a) Satu sikap

yang berlangsung terus-menerus yang memusatkan perhatian seseorang, sehingga

membuat dirinya selektif terhadap objek niatnya, b) Perasaan yang menyatakan

bahwa suatu aktivitas, pekerjaan, atau obyek itu berharga atau berarti bagi

individu, c) Suatu keadaan motivasi, menuntun tingkah laku menuju satu arah

(sasaran) tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa minat itu terjadi dari

perhatian tidak hanya berlangsung sekali dari obyek yang dianggap menarik atau

berharga bagi dirinya. Jika dikaitkan dengan bakat, minat turut pula memunculkan

atau menumbuhkan bakat. Dengan minat terhadap suatu obyek maka berarti ada

kesempatan untuk memunculkan prestasi.

4) Faktor kepribadian

Kepribadian atau personality memiliki pengertian yang sangat kompleks,

Adler memberi pengertian gaya hidup individu, atau cara yang karateristik

mereaksinya sesorang terhadap masalah-masalah hidup, termasuk tujuan-tujuan

hidup.

Dari pengertian di atas ada perbedaan pengertian, namun ada unsur

persamaannya. Diantaranya adalah bahwa kepribadian itu dinamis, tidak statis

atau tetap saja tanpa perubahan.

b. Disebabkan oleh lingkungan anak

Anak tidak mampu mewujudkan bakatnya hingga mencapai prestasi

apabila orang tuanya kurang mampu menyediakan kesempatan, sarana pendidikan

yang diberikan, lingkungan yang tidak minim menyediakan fasilitas penunjang,

dan lemahnya atau kurangnya pendidikan dan pelatihan.

Menurut Sarlito (dalam http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/pengemb

angan-bakat-dan-minat.html) terdapat sejumlah variabel lingkungan yang

mempengaruhi berkembangnya bakat pada diri seseorang. Variabel-variabel

tersebut adalah:

1) Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memfasilitasi dalam

mengekspresikan bakat yang dimiliki siswa, misalnya untuk bakat olah raga

yaitu lapangan bermain, bakat musik yaitu alat musik, dan sejenisnya.

2) Lingkungan sosial, melalui proses sosialisasi misalnya kebudayaan tertentu

membentuk tingkah laku tertentu. Misalnya di Iran mungkin tidak dapat

berkembang bakat seni musik, tari, dan bakat yang lainnya karena disana

misalnya tidak dibolehkan bernyanyi. Jadi kesempatan untuk

mengekspresikan bakat tersebut sangat sedikit

3) Lingkungan edukasi, pengembangannya melalui pendidikan formal seperti

sebagaimana diajarkan di sekolah

4) Besar atau banyaknya latihan, pengembangan bakat melalui proses training

atau latihan

5) Hambatan-hambatan yang ada dalam lingkungan rumah misalnya kemiskinan,

cara pengasuhan anak yang khusus, dan sebagainya

6) Kemungkinan untuk mengekspresikan atau mengutarakan bakat misalnya

apakah diberikan kesempatan latihan yang cukup, apakah tersedia alat

tersebut.

2.5 Mengenali Bakat Anak

Mengetahui bakat anak merupakan hal yang sangat penting bagi pendidik

karena sebahagian besar dari orang tua belum bisa mengenalinya sehingga

prestasi yang dimiliki sang anak tidak maksimal. Untuk mengetahui cara-cara

mengenali bakat anak, menurut Muhammad (2010:72-93) ada beberapa cara dan

metode tersebut :

a. Kenali bakat anak melalui alat ukur

Alat ukur yang digunakan berdasarkan apa yang akan diukur. Menurut

Renzullli (dalam Muhammad, 2010:7-73) menyatakan bahwa tes intelegensi

memang khusus untuk mendeteksi bakat anak dalam mengukur intelektual. Tes

ini tidak bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan lainnya. Untuk mengukur

kreativitas anak melalui tes kreativatas dan untuk mengukur hasil belajar anak

melalui tes hasil belajar. Jadi ketiga tes di atas mempunyai tempat dan fungsi

masing-masing.

b. Kenali bakat melalui informasi

Mengenali bakat anak juga perlu mencari informasi untuk mengukur lebih

dalam lagi tentang bakat yang ada dalam diri sang anak. Informasi ini dapat

diperoleh dari guru di sekolah, orang tua maupun dari teman-temannya.

c. Kenali bakat melalui sidik jari

Tes bakat ini merupakan suatu usaha penelusuran bakat yang paling

canggih dan mutakhir. Untuk proses pengambilan sidik jari ini sangat sedarhana.

Kesepuluh jari tangan discan, dengan alat scan seperti mouse yang terhubung

dengan komputer penyimpanan data. Dari pola sidik jari dan telapak tangan, dapat

dilakukan perhitungan berdasarkan TNGT (Total Nerve Growtb Factor) mulai

dari jumlah alur, pola, ketajaman sudut, dan pola segetiga telapak tangan. Untuk

pengambilan data ini, dibutuhkan waktu sekitar 10-20 menit. Dari tas tersebut

dapat diketahui potensi individual, kapasitas otak kanan dan kiri, basik karakter,

gaya belajar anak, dan saran profesi bedasarkan pengembangan hasil Multiple

intellegence.

d. Prosedur pelaksanaan penelusuran bakat anak

Untuk mendapat hasil yang baik harus memperhatikan beberapa tahapan

yang harus dilakukan dalam upaya penelusuran bakat anak. Dalam penulusuran

bakat anak di sekolah, menurut Munandar (dalam Muhammad, 2010:85-88)

mengemukakan bahwa ada dua prosedur dalam pelaksanaan penelusuran anak

berbakat sebagai berikut:

1) Tahap penjaringan

Pada tahap ini, seluruh populasi anak dari jenjang pendidikan dan

kelas tertentu diikutsertakan dalam penyelenggaraan program khusus

untuk anak berbakat. Tujuan dari tahap ini adalah agar dalam waktu

singkat dapat dijaring anak-anak yang memenuhi syarat untuk mengikuti

tahap berikutnya, yaitu tahap seleksi. Dalam tahap ini biasanya digunakan

alat-alat ukur tes sederhana, seperti tes inteligency progressive matrice,

yang terdiri dari satu tugas dan dapat di berikan dalam satu kelompok.

2) Tahap seleksi atau identifikasi

Pada tahap ini yang diikutsertakan adalah anak yang lulus dari

tahap penjaringan. Pada tahap ini biasanya digunakan alat-alat tes yang

lebih lengkap dan memberikan informasi lebih beragam.

3) Penentuan hasil

Setelah tahap seleksi berhasil dilakukan, kemudian mengambil

kesimpulan. Dari data-data yang diperoleh dapat mengetahui dan

menentukan berbakat atau tidak.

Untuk mengenali bakat anak, bukan hanya saja dilakukan guru dan orang

tua tetapi anak juga harus mengenal bakatnya dari berbagai langkah-langkah yang

anak lakukan. Adapun langkah-langkah yang dapat mengetahui bakat diri sendiri

yaitu: a) Menyadari bahwa dalam diri sendiri ada sesuatu yang berharga, b)

Menggali bakat lewat berbagai bidang yang disukai, c) Mencari alternatif bidang

lain, d) Melihat dari keberhasilan orang lain, e) Mengenal bakat lewat pertolongan

psikologi.

2.6 Mengembangkan dan Mengarahkan Bakat Anak

Banyak anak yang kurang memperhatikan bakat yang ada pada dirinya,

padahal bakat merupakan suatu modal yang sangat penting untuk anak ketika ia

beranjak dewasa nanti. Anak perlu perhatian serius oleh orang tua dan guru. Bila

bakat anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa

depannya. Apalagi bagi anak yang sudah dibimbing pengembangan bakatnya

semenjak kecil. Guru bertanggung jawab untuk pengembangan bakat sang anak

oleh karena itu harus mengetahui hal apa saja yang perlu diketahui untuk

mengarahkan dan mengembangkan bakat anak.

a. Peran guru dalam mengarahkan bakat anak

1. Karateristik guru anak berbakat

Semua anak di sekolah memerlukan guru yang baik, tidak hanya anak

berbakat. Menurut Munandar (2009:100), peran guru yaitu menentukan tujuan

dan sasaran belajar, membantu dalam pembentukan nilai pada anak (nilai hidup,

nilai moral, nilai sosial), memilih pengalaman belajar, mentukan metode atau

srategi mengajar dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa.

Adapun ciri-ciri guru anak berbakat menurut Maker (dalam Munandar,

2009:100-101) ada tiga kelompok, yaitu filosofis, profesional dan pribadi.

a) Karateristik filosofis

Karateristik filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak

berbakat. Sebagai contoh, seorang kepala sekolah mengusulkan pencanan kelas

khusus untuk anak berbakat dalam matematika dan bahasa yang meliputi baik

pengayaan maupun percepatan. Dalam pertemuan guru, tujuan dari progranm

dijelaskan dan kepala sekolah mempersilakan guru-guru menyatakan apakah

mereka mendukung atau kurang menyetujui rencana program tersebut.

b) Karateristik profesional

Karateristik profesional dari guru dapat dikembangkan melalui pelatihan

dalam jabatan seperti kemampuan untuk menggunakan keterampilan dinamika

kelompok, teknik, dan srategi yang maju dalam mata ajaran tertentu, memberikan

pelatihan inqury dan memahami ilmu komputer.

Plowman (dalam Munandar, 2009:102-103) membedakan sepuluh

kelompok karateristik profesional guru anak berbakat, yaitu : 1) Assesment anak

berbakat, 2) Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anak, 3) Menggunakan

assesment dalam merencanakan program individu anak berbakat, 4) Mengetahui

tentang model kurikulum yang penting untuk pendidikan anak berbakat, 5)

Mampu dalam menggunakan dinamika kelompok, 6) Mengetahui tentang

berbagai program untuk anak berbakat, minat dan komitmen terhadap

pembelajaran anak berbakat, 7) Mengetahui tentang aturan dan hukum

sehubungan dengan pendidikan anak berbakat, 8) Mengetahui dan mampu

membimbing anak berbakat dan orang tua mereka serta , 9) Mengetahui tentang

kecenderungan dan isu dewasa ini dalam pendidikan anak berbakat,

c) Pribadi

Pribadi guru anak berbakat meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa

humor, kesabaran, minat luas, dan kelenturan (fleksibilitas). Menurut Lindsey

menyimpulkan karateristik pribadi dari guru berhasil bekerja dengan anak

berbakat. Mencakup memahami dan menerima diri sendiri, mempunyai kekuatan

ego, kepekaan terhadap orang lain, minat intelektual di atas rata-rata, serta

bertanggung jawab terhadap prilaku diri sendiri.

2. Peran guru dalam mengarahkan bakat anak

Tempat lain yang juga dapat membantu pengembangan mengarahkan

bakat anak selain di rumah adalah di sekolah. Sekolah merupakan salah satu

lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu anak-anak menggali potensinya

serta meraih prestasinya yang baik dibidang diharapkannya. Kerja sama antara

sekolah dan orang tua dalam mengembangkan bakat anak sangat berperan dan

diperlukan bagi keberhasilan anak. Guru akan mengirimkan daftar atau ciri-ciri

prilaku anak kepada orang tua dengan penjelasan bahwa sekolah perlu mengetahui

sifat-sifat siswa agar dapat merencanakan pengalaman pendidikan yang sesuai

baginya.

3. Peran orang tua dalam mengarahkan bakat anak

Menurut Rini (2009:40-41), orang tua adalah orang pertama yang

semestinya mengetahui bakat yang dimiliki oleh anaknya. Sehingga bakat tersebut

dapat dikembangkan dan diarahkan sejak dini. Orang tua dapat mengenal bakat

anak dengan cara mengamati apa yang selalu dikerjakan anak, disukai anak, atau

hal-hal yang dapat dikerjakan dengan baik oleh anak. Dengan mengetahui

keseharian anak, orang tua mengenali bakat anak. Mengetahui bakat anak sangat

bermanfaat bagi orang tua agar orang tua menyediakan lingkungan sesuai dengan

bakat anak, menyediakan sarana penujang untuk bakat anak, membantu anak

dalam masalahnya, melowongkan waktu untuk anak dan menghargai dan

mendukung anak dalam kegiatannya.

Menurut Iskandar (2010:56-84) dalam mengembangkan bakat ada

beberapa yang harus perlu anda perhatikan, antara lain :

a. Belajar atau latihan

Menurut Higard dan Bower (dalam Iskandar, 2010:57) “Belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi

itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebangainya)”

Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Morgan (dalam Iskandar,

2010:57) “ Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Untuk

memperoleh sesuatu dari belajar dapat dilihat bagaimana tingkah laku orang

tersebut. Tingkah laku yang mengalami perubahan itu menyangkut berbagai asfek

kepribadian, kejiwaan maupun fisiknya. perubahan aspek kepribadian tersebut

akan menghantarkan individu lebih memantangkan diri sehingga dalam

pemecahan masalah yang dihadapi atau pola pikiranpun mengalami perubahan.

Demikian juga dengan kecakapan, keterampilan maupun sikap.

Demikian pula dengan latihan yang mereka peroleh dari pengalaman

hidup. Melalui proses latihan ini mereka akan mendapatkan pelajaran yang tidak

sedikit nilai dan sangat penting bagi kemantapan dirinya. Untuk mengangkat

bakat yang masih terpendam, muncul sampai berkembang memerlukan latihan-

latihan yang cukup rutin dan belajar yang giat.

b. Menjaga kestabilan motivasi

Motivasi ini sangat penting dalam mendorong atau membangkitkan

sesorang untuk melakukan sesuatu. Kegunaan lain dari motivasi yaitu menentukan

arah yang akan dikerjakan yaitu mewujudkan cita-cita, mengesampingkan

kegiatan yang kurang bermanfaat dan mendahulukan perbuatan yang bermanfaat.

Sayang sekali bila bakat harus kadas akibat motivasi yang kurang kuat dalam

menghadapi suatu tujuan. Seorang pembimbing yang mengarahkan anak asuhnya

untuk mencapai tujuan harus mempertahankan motivasinya dan meningkatkan

motivasinya.

c. Memberi penguatan (Reinforcement)

Penguatan atau reinforcement adalah memperkuat suatu reaksi atau

kegiatan dengan jalan memberi sesuatu yang dapat meningkatkan aktifitas

sebelumnya. Penguatan memiliki peranan yang baik dalam membantu

menentukan suatu perbutan yang diinginkan oleh pembimbing. Pemberian

penguatan ini berasal dari orang-orang yang turut membantu mengarahkan

perbutan yang dikehendaki. Biasanya, apabila anak didik melakukan reaksi

dengan tepat dan benar maka pelatih atau pembimbing memberi penguatan.

Salah satu tindakan penguatan adalah dengan pemberian hadiah.

Pemberian hadia ini dapat berupa alat-alat yang menunjang bakatnya atau juga

dapat berupa materi atapun makanan. Misalnya, ketika seseorang anak yang

mempelajari gitar dengan membawahkan lagu. Pada mulanya memang masih

terasa kaku dan belum menepatkan nada-nadanya dengan tepat. Tetapi oleh

pembimbingnya diberikan penguatan berupa makanan kecil jika dia

menyanyikannya dengan benar. Dengan usaha reinforcement ini kaitannya dengan

pengembangan bakat adalah memberikan kesempatan bagi anak didik agar

terangsang lebih cepat dalam menyelesaikan pelajaran-pelajaran yang harus

diterimanya.

d. Sarana yang cukup

Mewujudkan cita-cita tidak bisa dengan jalan sendirian. Artinya, bahwa

segala sesuatu masih memerlukan bantuan dari orang lain maupun sarana-sarana

yang menunjang. Untuk pengembangan bakat harus ada sarana yang cukup

memadai. Artinya, bahwa sarana tersebut dapat digunakan secara maksimal untuk

mengembangkan bakat. Sarana yang tidak lengkap kurang dapat mengembangkan

bakat dengan menyeluruh, mungkin hanya sebagian saja dimana unsur-unsur

penting ada yang masih tertinggal dan perlu waktu pemunculannya.

Pentinya sarana pada kegiatan apa saja menuntut semua pihak yang

berkecimpung pada pengembangan bidang apa saja untuk menyediakannya.

Sarana adalah tempat dengan segala peralatannya yang digunakan untuk latihan-

latihan, menambah pengetahuan dan lain sebagainya. Tanpa adanya sarana,

seseorang tidak akan berkembang bakatnya. Jelasnya sarana inilah yang akan

menentukan berkembang tidaknya bakat, juga turut mewujudkan keinginan.

e. Penyediaan biaya

Untuk mengembangkan suatu kegiatan memerlukan dana yang cukup.

Misalnya, satu sekolah tidak cukup hanya gedung saja yang didirikan, tetapi

masih banyak hal-hal lain yang perlu untuk melengkapi sarana tersebut.

Kelengkapan seperti bangku, papa tulis, alat peraga, alat-alat kantor, administrasi

lapangan olah raga, perpustakaan, laboratorium dan lain sebagainya dapat

dijadikan sebagai tempat atau penunjang bagi kemajuan anak didik dalam bidang

yang ditekuni. Tidak itu saja, faktor pengelola atau guru memang peranan yang

sangat penting dan menentukan.

Untuk mengembangkan bakat diperlukan biaya tidak sedikit. Bahwa

bakatpun menuntut penyediaan biaya untuk latihan, buku-buku penunjang,

peralatan dan sebagainya, yang semuanya memerlukan kebutuhan. Sebab untuk

mengembangkan bakat secara maksimal, maka bagian demi bagian dari program

haruslah diikuti dengan baik.

Menurut Muhammad (2010:147-194) mengemukakan beberapa hal yang

dilakukan untuk mengarahkan dan mengembangkan bakat anak sebagai berikut:

a. Pelakuan khusus dan lingkungan rumah yang mendukung

Sebagai orang tua harus menghargai anak dan bakat yang ada dalam

dirinya. Yang dimaksud dengan menghargai adalah memberikan perlakuan

khusus bagi anak. Perlakuan khusus memang merupakan salah satu dari sekian

cara untuk mengembangan bakat anak. Dengan adanya perlakuan khusus dapat

mengembangkan bakat anak dengan sempurna karena lingkungan dimana anak

tinggal mendukung sepenuhnya terhadap bakatnya. Jadi tidak membuat perlakuan

khusus pada anak dapat mengakibatkan bakat yang ada dalam diri anak akan

terpendam begitu saja karena lingkunganya sama sekali tidak memberikan

rangsangan tehadap bakatnya, bahkan mungkin juga intelektualitas anak. Dengan

Bakat anak berkembang dengan baik bila orang tua menunjukan diri sebagai

lingkungan yang arif dan mendidik.

1) Sikap arif orang tua terhadap anak

Menurut Reni (dalam Muhammad, 2010:154-155) menyebutkan

beberapa sikap yang seharusnya ditunjukan orang tua dalam rangka

menciptakan lingkungan yang kondusi.

a) Kebebasan, orang tua perlu memberikan rasa bebas, tidak selalu berusaha

mengendalikan anak, dan tidak merasa cemas berlebihan dengan apa

dilakukan anak.

b) Rasa hormat, orang tua menghargai keberadaan anak sebagai individu

yang unik dan memiliki kemampuan tertentu.

c) Kedekatan emosional, orang tua tidak bersikap posesif yang menyebabkan

anak memiliki sikap ketergantungan pada orang lain.

d) Penanaman nilai, orang tua menanamkan nila-nilai yang perlu diketahui

anak dalam kehidupannya, bukan menjejalinya dengan berbagai macam

aturan yang menyeramkan.

e) Penekanan prestasi, orang tua lebih menekankan pentingnya meraih hal

sebaik mungkin, bukan semata-mata memperoleh angkat tinggi dirapor.

f) Minat, orang tua perlu memiliki keberagaman minat dengan tidak

menekankan pada perbedaan status sosial ataupun tuntutan sosial.

g) Hargai kreativitas, mendukung anak untuk melakukan hal-hal kreatif

melalui tersediannya peralatan dan pengalaman baru yang menarik.

h) Visi, orang tua memiliki visi yang jelas menyangkut buah hati bahwa

mereka mampu melakukan hal-hal luar bisa dan kreatif sesuai dengan

bakat serta keterampilan yang dimilikinya.

2) Menjadi orang tua bijaksana

Orang tua harus mendukung sepenuhnya bakat anak dan harus

pofesional. Berikut hal-hal yang harus dilakukan orang tua: a) orang tua

harus menujukan minat terhadap hobi tertentu, b) orang tua harus

menyempatkan diri mendiskusikan bacaan tertentu dengan anak atau

masalah-masalah yang terjadi di lingkungan anak, c) orang tua

mengusahakan alat-alat keperluan anak, d) orang tua menciptakan

lingkungan dimana orang tua berperan serta dalam kecerdasan intelektual, e)

orang tua menciptakan lingkungan dimana orang tua mengajak untuk

menyanyi, menggambar, melukis, atau memainkan alat musuik. Jadi

kegiatan tersebut bukan hanya kegiatan intelektual semata-mata, f) tanpa

perlu memakan biaya banyak, orang tua dapat menjadikan rumah sebagai

pusat kreativitas bagi anak.

b. Latihan (permainan) dan stimulasi

Stimulasi lingkungan akan sangat memperngaruhi perkembangan bakat

anak. semakin dini orang tua memberikan stimulasi, akan semakin baik

pertumbuhan bakat anak. Selain stimulasi, beri ia kesempatan untuk berlatih

berbagai keterampilan.

c. Berilah motivasi

Memberi motivasi anak merupakan hal penting yang masih jarang disadari

oleh sebagian orang tua. Orang tua sering kali melupakan betapa pentingnya

memberikan motivasi pada anak. Apabila orang tua tidak memberi motivasi maka

hal ini membuat anak menjadi kurang mendapatkan rangsangan.

d. Tingkatkan kreatifitas anak

Kreativitas anak perlu dipupuk dalam diri anak agar ia dapat mewujudkan

dirinya. Mewujudkan diri ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam

kehidupan manusia.

e. Tingkatkan nutrisi otak anak dengan makanan bervitamin

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari haruslah dipilih dengan baik agar

dapat menghasilkan zat gizi yang dibutuhkan tubuh sehingga berfungsi

normal. Menurut pamilu (dalam Muhammad, 2010: 193-194) mengemukakan ada

beberapa zat esensia dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah: 1) karbohidrat

(glukosa dan serat), 2) lemak, 3) protein, 4) mineral, 5) vitamin, 6) air.

Dalam http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/pengembangan-bakat-dan

minat.html". Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam

pengembangan bakat sang anak sebagai berikut:

a) Perhatian

Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh

perhatian khusus. Cermatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan

yang tampak menonjol pada anak. Menurut Rini (2009:19), Bakat anak yang di

bawahnya sejak lahir dapat dikembangkan dengan baik apabila mendapat

perhatian, rangsangan dan perlakuan secara tepat.

b) Motivasi

Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak

lebih percaya diri. Dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka

bisa mencapainya. Untuk memberikan motivasi kepada anak berbakat, orang tua

atau pendidik perlu melakukan penelahan agar dapat mengenali ciri-ciri,

kebutuhan dan kecenderungan si anak yang relatif berbeda dengan anak biasa.

Setelah hal-hal tersebut diketahui, orang tua atau pendidik akan lebih mudah

untuk menciptakan susana yang cocok bagi perkembangan bakat si anak.

c) Dukungan

Dukungan sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka

dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu

dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam

mengembangkan bakatnya.

d) Pengetahuan

Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman

dibidang tersebut. Seperti menyediakan aneka ragam buku, majalah dan bahan

lainnya yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalamannya.

e) Latihan

Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar

bakat yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak

diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak

bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.

f) Penghargaan

Menghargai hasil karya anak sangat penting dilakukan oleh orang tua

maupun guru. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan

anak. Memberikan penghargaan berupa hadia bentuk barang dan pujian berupa

dalam bentuk kata-kata penyemangat dan meningkatkan motivasi anak. Selain

itu, dukung pula kata-kata pujian yang sudah diucapkan dengan ekspresi dan

bahasa tubuh. Misalnya, dengan memeluk dan mencium ketika ia berhasil

menyelesaikan atau melakukan suatu aktivitas.

Menurut Lucy (2009), ekspresi wajah adalah salah satu cara untuk

menghidupkan komunikasi dengan anak untuk menumbuhkan suatu penghargaan

baginya dapat dibantu dengan mata yang berbinar, mulut tersenyum lebar, dan

ucapan yang membuat anak merasa dihargai.

g) Sarana

Sarana dan prasarana juga sangat menentukan kebarhasilan anak, Sediakan

fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak. walaupun anak memeliki

bakat apabila tidak ditujangi oleh fasilitas maka bakat sang anak tidak terlatih dan

tidak tersalurkan. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memfasilitasi

dalam mengekspresikan bakat yang dimiliki siswa, misalnya untuk bakat olah

raga yaitu lapangan bermain, bakat musik yaitu alat musik, dan sejenisnya.

h) Lingkungan

Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena

itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak

baik lingkungan rumah maupun lingkungan belajar/sekolah.

Menurut Sutjihati (2009:186) lingkungan belajar bagi anak yang barbakat

pada dasarnya adalah lingkungan belajar yang menantang. Lingkungan belajar

hendaknya kondusif untuk terjadinya kegiatan belajar yang berpusat pada peserta

didik, belajar mandiri, terbuka, kompleksitas, penuh penerimaan, dan

memungkinkan terjadinya mobitas. Ini berarti bahwa lingkungan belajar bagi

peserta didik menghendaki penataan tersendiri baik secara fisik, psikologi,

maupun sosial.

Secara fisik, lingkungan belajar harus memungkinkan tersediannya

berbagai sumber informasi untuk pembentukan dan intergrasi konsep, flekbilitas

mobilitas secara individual maupun kelompok.

Secara psikologis, lingkungan belajar harus mempertimbangkan keunikan

individu untuk mengembangkan konsep diri secara realistik, belajar menerima

tanggung jawab, memperkuat kendali diri secera internal, serta mempelajri nilai-

nilai intrinsik yang ada pada dirinya.

Secara sosial, lingkungan belajar harus memungkinkan peserta didik

bekerja sama dalam memecahkan masaalah, mengembangkan keterampilan, dan

fleksibilitas, kemunikasi dalam kelompok.

i) Kerjasama

Kerja sama antara orang tua, guru sekolah maupun anak sangat diperlukan

mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di

rumah lebih banyak.

h) Teladan yang baik

Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat

diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak

berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam

bidang catur dan sebagainya.

Keberhasilan anak dalam mengembangkan bakat yang dimilikinya bukan

hanya pada hal-hal yang disebutkan di atas tetapi juga terletak pada anak itu

sendiri, bagaimana usahanya untuk meraih suatu perstasi. Meraih sesuatu yang

baik, indah dan membanggakan tidaklah mudah seperti membalikan telapak

tangan.

Adapun yang dilakukan agar meraih kesuksesan yang diinginkan munurut

Iskandar (2009:89-102) yaitu: 1) Menghargai waktu, 2) Disiplin diri, 3) Kuatkan

niat, 4) Belajar tak kenal lelah, 5) Keuletan, 6) tidak menyia-nyiakan kesempatan,

7) berani mencoba, 8) hilangakan rasa ragu, 9) lenyapkan kebosanan.

2.7 Guru Anak Berbakat

Menurut Munandar (2009:105-108), dalam pogram anak berbakat yang

komprehensif dipertimbangkan macam-macam tokoh yang dapat menjadi guru

anak berbakat, dan mereka memainkan peran yang penting dalam program anak

berbakat. Misalnya, tokoh-tokoh masyarakat, orang tua, psikolog, dan konselor.

a. Mentor

Ditinjau dari sudut sekolah mentor anak berbakat adalah yang

diidentifikasi oleh guru yang bermanfaat tokoh-tokoh dalam masyarakat untuk

tujuan memperluas pengalaman anak belajar.

b. Orang tua

Delp dan Martison (dalam Munandar, 2009:107) memberi saran

bagaimana sekolah dapat melibatkan orang tua berbakat, antara lain: a) orang tua

memberi informasi mengenai anaknya untuk membantu menentukan minat,

kemampuan, kebutuhan, dan perkembangan anak berbakat; b) orang tua

membantu guru dalam menyelengarakan proyek individual, program mentor,

kelompok minat khusus, dan karya wisata; c) orang tua berperan serta dalam

panitia untuk masalah anak berbakat.

c. Psikolog

Psikolog dapat membantu mengembangkan kesempatan pelatihan itensif

untuk guru anak berbakat, dengan membantu guru lebih memahami sifat dan

kebutuhan anak berbakat, mengembangkan metode yang mendorong pertumbuhan

kreativitas harga diri, dan rasa ingin tahu. Psikolog dapat mendukung program

anak berbakat dengan membantu orang tua menghadapi kebutuhan minat khusus

anak berbakat, membantu mengidintifikasi anak berbakat dan menyusun program

untuk kelompok-kelompok khusus anak berbakat.

d. Konselor

Anak berbakat biasanya jarang mendapat layanan bimbingan dan

konseling karena menurut Baska (dalam Munandar, 2009:108) ada dua pendapat

pendidik berpendapat bahwa konseling terutama bagi siswa yang bermasalah dan

kurangnya personalia yang terlatih untuk dapat melayani kebutuhan konseling

anak berbakat. Konselor dapat membantu siswa berbakat untuk belajar lebih

memahami diri sendiri dan untuk mengambil keputusan yang bijak, baik dalam

menentukan bahan ajaran yang disukai maupun dalam bidang pilihan karir.

2.8 Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat

Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari keseluruhan

kegiatan sekolah. Menurut Miller (dalam Munandar, 2009:269), bimbingan adalah

proses untuk membantu individu memperoleh pengertian tentang diri sendiri dan

pengarahan diri yang perlu untuk penyesuaian diri yang maksimal di sekolah,

rumah, dan masyarakat.

a. Fungsi umum dari program konseling

Dalam melakukan konseling yang merupakan bagian dari pengalaman

pendidikan, menurut Borgers dan Treffinger (dalam munandar, 2009:273)

konseling menggunakan tiga proses dasar yaitu counseling, consulting dan

coordinator.

1) Peran konselor

Peran konselor pada umumnya meliputi konseling, konsultasi dan

koordinasi.

a) Konseling merupakan pelayanan dasar untuk membantu orang dengan

bekarja langsung dengan mereka secara perorangan atau dalam kelompok

kecil. Karena konseling merupakan pendekatan untuk membantu anak

berkembang dan berubah.

b) Consulting atau berunding dan memberi nasehat merupakan cara

komunikasi dan bekerja dengan orang-orang yang penting dalam

kehidupan siswa. Konselor dapat berunding dengan guru dan orang tua

siswa untuk lebih memahami kebutuhan dan potensi anak.

c) Koordinasi juga merupakan fungsi penting dari konselor. Fungsi ini sering

merupakan pelayanan tidak langsung tetapi dapat meningkatkan

kesempatan pada individu untuk belajar dan tumbuh, dan pasti mempunyai

potensi untuk mempergaruhi orang banyak.

b. Konseling anak berbakat

Ada beberapa ciri anak berbakat yang dapat menimbulkan masalah dalam

berbagai bidang, menurut Silverman (dalam Munandar, 2009:275) beberapa

masalah sebagai berikut: 1) Ketidak jelasan mengenai arti keberbakatan, 2)

Perasaan dirinya berbeda, 3) Perasaan dirinya tidak mampu, 4) Kritik terhadap

diri sendiri, 5) Peningkatan tingkat konflik dari dalam, 6) Kurang pemahaman dari

orang lain, 7) Harapan yang tidak realistis, 8) Rasa permusuhan dari orang lain.

Ciri-ciri ini efektif dan masalah yang berkaitan memerlukan program

konseling yang kuat di sekolah.

2.9 Dimensi Program Pendidikan Anak Berbakat Dan Kurikulum Untuk

Anak Berbakat

a. Dimensi program

Menurut Sutjihati (2009:183-186) dimensi karateristik dan kebutuhan anak

berbakat merupakan salah satu dimensi yang harus dipertimbangkan dalam

mengembangkan program. Dimensi yang harus dipertimbangkan adalah dimensi

filosofis, tujuan program, isi program , lingkungan belajar, dan model evaluasi.

1) Dimensi filosofisasila

Program pengembangan anak berbakat harus bertolak dari pandangan

secara hakekat manisia menurut pancasila, yakni dia sebagai mahluk pribadi,

sosial, dan mahluk tuhan. Dengan kata lain anak berbakat harus dipandang

sebagai kebutuhan pribadi sehingga program layanan pendidikan yang

dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan pribadi secara

utuh.

2) Tujuan program

Tujuan utama program bagi anak berbakat adalah memberikan kesempatan

pada dia untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu program pendidikan ini

harus dimaksudkan untuk: 1) Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus

untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat

mengembangkan potensinya secara berkesinambungan. 2) Menata lingkungan

yang dapat mmperkaya pertumbuhan intelektual, afektif, fisik, intuisi dan sosial.

3) Memungkinkan terjadi partisipasi dan kerja sama yang dilakukan oleh anak

berbakat dan orang tua. 4) Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi

pesertanya. 5) Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam

perkembangan manusia, dengan menemukan kecakapannya dan bidang-badang

dimana dia bisa berkonstribusi. 6) Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat

untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa berbagai ragam

percakapan yang memungkinkan dia menemukan keunikan dan keterkaitan

dirinya.

3) Isi program

Struktur isi program anak berbakat harus mereflesikan pemenuhan

kebutuhan. Maka isi program anak berbakat secara terpadu hendaknya mencakup

unsur-unsur sebagai berikut: perkembangan ranah kongnitif, ranah afektif, ranah

fisik, ranah intuitif, dan ranah kemasyarakatan.

4) Lingkungan belajar

Lingkungan belajar anak berbakat pada dasarnya adalah lingkungan

belajar yang menantang. Lingkungan belajar hendaknya kondusif untuk terjadinya

kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik, belajar mandiri, terbuka,

kompleksitas, penuh penerimaan, dan memungkinkan terjadinya mobitas. Ini

berarti bahwa lingkungan belajar bagi peserta didik menghendaki penataan

tersendiri baik secara fisik, psikologi, maupun sosial.

5) Model evaluasi

program pendidikan anak berbakat pada dasarnya adalah program yang

bertolak dari keunikan dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu evaluasi program

dalam arti tigkat kepadatan isi dan kebutuhan tersebut perlu berkesinambungan

dilakukan. Dalam evaluasi ini peran peserta didik amat diperlukan sehingga

modifikasi dan penyesuaian program dilakukan dengan pertimbangan wilayah

interes mereka.

b. Kurikulum anak berbakat

Kurikulum adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran

kegiatan belajar mengajar.

Kegitan ekstrakurikuler diselenggarakan diluar jam pelajaran yang

tercantum dalam susunan progran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan berkaitan

dengan kurikuler.

1. Kurikulum berdiferensiasi

Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh

siswa di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membatunya

mewujutkan potensi-potensinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat

memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya, maka kurikulum

berdiferensiasi merupakan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak

didik. Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan

pendidikan berdiferensiasi, yaitu memberi pengalaman pendidikan yang sesuai

dengan minat dan kemampuan intelektual (Ward: 1980).

Menurut Sisk (dalam Munandar, 2009:139-140) merumuskan asas-asas

kurikulum berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institude

sebagai berikut:

a) Menyampaikan materi yang berhubungan dengan isu, tema atau masalah

yang luas

b) Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi

c) Memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan, dan saling

memperkuat dalam suatu bidang studi

d) Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri dalam

suatu bidang studi

e) Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan pada

diri sendiri

f) Mengembangkan ketermpilan bepikir yang lebih tinggi, yang produktif,

kompleks, dan abstrak

g) Memusatkan pada tugas

h) Mengembangkan ketrampilan dan penelitian

i) Memadukan ketrampilan dasar dan ketrampilan bepikir lebih tinggi

dalam kurikulum

j) Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru

k) Mendorong siswa untuk mengembangkan produk yang menggunakan

teknik, bahan dan bentuk baru

l) Mengembangkan untuk pemahaman diri, misalnya mengenal dan

menggunakan kemampuan, mengarahkan dan menghargai kesamaan dan

perbedaan antar mereka dan orang tua

m) Menilai prestasi siswa dengan menggunakan kriteria yang sesuai.

c. Lingkungan pembelajaran yang mendukung

Mengajar anak yang berbakat di dalam kelas yang inklusif, membutuhkan

iklim pembelajaran fleksibel dan suportif yang melibatkan latar fisik spasial kelas

dan iklimnya. Guru mempertahankan lingkungan yang menantang dan mendorong

tanggung jawab, menekankan kekuatan siswa, serta membicarakan kebutuhan

setiap siswa.

1) Organisasi dan manajemen kelas

Untuk mengelola kelas demi fleksibilitas dan keterbukaan, guru memberi

spasial bagi siswa untuk bekerja secara mandiri dan dalam kelompok kecil.

Siswa bisa bergerak ke sekeliling ruangan dengan bebas, selama meraka tetap

mengerjakan tugas. Mereka juga bisa pergi ke laboratorium komputer,

perpustakaan, atau lokasi lain di dalam sekolah.

2) Iklim sosial dan emosional

Suatu lingkungan pembelajaran yang positif, memasukkan elemen

keamanan dan penerimaan. Guru menciptakan atmosfer ini dengan

mencontohkan kepedulian dan penghargaan semua anggota kelas, menekankan

kekuatan siswa. Semua siswa perlu mengenali dan menghargai kekuatan

mereka sendiri dan orang lain. Penerimaan adalah komponen yang sangat

penting dari iklim kelas kerana pemelajaran berbakat cenderung menjadi

orang yang perfeksionis sehingga menekankan pada penyelesaian tugas secara

lengkap dan mendapatkan jawaban yang benar.

d. Rencana isi kurikulum pemelajaran anak berbakat

Anak berbakat perlu bekerja ditinggat intruksional yang lebih tinggi dan

lebih cepat, dari pada siswa yang tidak terlalu cerdas. Adapun beberapa isi

kurikulum untuk anak berbakat antara lain :

1) Akselerasi

Akserelasi mengasumsikan, siswa yang berbeda dari usia yang

sama ada ditingkatan pembelajaran yang berbeda. Intinya akselerasi

mengakui bahwa siswa yang berbeda akan mempelajari materi yang berbeda

dan tingkatan yang berbeda pada bidang pelajaran yang berbeda serta

tingkatan perkembangan yang berbeda.

2) Pemadatan kurikulum

Pemadatan adalah suatu dari modifikasi kurikulum yang paling

dilakukan untuk anak berbakat secara akademis. Srategi ini untuk

mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan siswa pada kurikulum reguler.

Hal ini memungkinkan siswa untuk menujukan apa yang mereka ketahui,

melakukan tugas dibidang mana pekerjaan dilakukan, dan lalu bergerak di-

bidang yang lain.

3) Pengelompokan

Pengelompokan dapat menjadi komponen yang efektif dalam

mendidik semua siswa. Tetapi tekni ini sangat efektif dengan siswa

berbakat, karena hal ini adalah media ideal untuk diferensiasi. Selain itu,

sejumlah penelitian telah menemukan bahwa anak yang berbakat mendapat

manfaat dari pengelompokan berdasarkan kemampuan yang sama karena

mereka mampu mengakses lebih banyak pengtahuan dan keterampilan yang

lebih tinggi dan melakukan tugas pemelajaran secara lebih mendalam

menurut Kulik (dalam Sousa. 2012:61).