BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN...

30
11 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi Dipasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut di masa yang akan datang. Penelitian ini lebih memfokuskan pada investasi keuangan. Menurut Hartono (1998: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan, yaitu: 1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual- belikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial. 2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam suatu portofolio.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN...

11

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Investasi Dipasar Modal

Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau

lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan

mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut di

masa yang akan datang. Penelitian ini lebih memfokuskan pada investasi

keuangan. Menurut Hartono (1998: 6) terdapat 2 bentuk invetsasi keuangan,

yaitu:

1. Investasi langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva

keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money

market),pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

market), atau dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-

belikan yang dapat diperoleh di perusahaan komersial.

2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli

surat-surat berharga dari perusahaan invetasi yaitu perusahaan yang

menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke

public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan

ke dalam suatu portofolio.

12

Menurut Tandelilin (2001: 6-8) terdapat beberapa hal yang dijadikan

dasar bagi seorang investor untuk pengambilan keputusan investasi

yaitu:

1. Return, yang menjadi alas an utama orang berinvestasi adalah

memperoleh keuntungan atau return. Return yang diharapkan oleh

investor ini adalah kompensansi atas biaya kesempatan (opportunity

cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang

diterima merupakan suatu risiko yang harus selalu dipertimbangkan

dalam keputusan investasi.

2. Risiko, umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor

dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat return yang

diharapkan. Sikap investor terhadaprisiko akan sangat tergantung

pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang memiliki

keberanian yang tinggi maka dia akan memilih keberanian yang tinggi

dengan harapan memperoleh tingkat return yang tinggi, dan demikian

juga sebaliknya.

2.1.2 Manajemen Keuangan

Definisi Manajemen Keuangan menurut Bambang Riyanto (2001: 4)

adalah “keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk

mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.”

13

Sedangkan menurut Agus Sartono (2001: 8) mendefinisikan

Manajemen Keuangan sebagai berikut: Manajemen dana baik yang berkaitan

dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif

maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiyaan investasi atau

pembelanjaan secara efisien.

Menurut James Van Horne dan J.M Wachowic (2005: 2) definisi

Manajemen Keuangan adalah “segala aktivitas berhubungan dengan

perolehan, pendanaan, dan pengelolaab aktiva dengan beberapa tujuan

menyeluruh.”

Wiswanto dan Eko Widodo (1998: 2) menguraikan definisi dari

Manajemen Keuangan sebagai berikut : Manajemen keuangan adalah

manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquisition),

pembelanjaan/pembiayaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan

secara menyeluruh dari suatu perusahaan.

Berdasarkan keempat definisi manajemen keuangan tersebut di atas,

maka disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu

keseluruhan aktivitas dalam usaha memperoleh dna, pengelolaan aktiva,

kemudian menggunakan dana serta mengalokasikan dana tersebut guna

membiayai kegiatan investasi atau pembelajaan yang dilakukan oleh

perusahaan secara efektif untuk memperoleh laba yang tinggi dengan tingkat

14

resiko yang sekecil mungkin guna member kemakmuran bagi pemilik

perusahaan dan para pemegang saham.

2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan

Pada dasarnya fungsi manajemen keuangan terdiri atas (Bambang

Riyanto,2001: 6) :

1. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use/allocation of

funds) yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil

keputusan pemilihan alternative investasi atau keputusan investasi.

2. Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan

yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil

keputusan pemilihan alternative pendanaan atau keputusan pendanaan

(financing decision).

2.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan utama dari Manajemen Keuangan dalam suatu perusahaan

adalah memaksimumkan laba guna mensejahterakan para pemegang saham

yang diukur dari harga saham, dimana didalamnya sudah mencerminkan

waktu pengembalian (dalam jangka panjang), besarnya dan resiko. Maka,

seoranmg manajer diharuskan focus dalam kegiatannya pada suatu tujuan

yakni meningkatkan nilai perusahaan untuk parab pemegang saham

15

semaksimal mungkin. Agus sartono (2001: 7) menggunakan tujuan dari

manajemen keuangan sebagai berikut:

1. Maksimisasi Profit

Tujuan pokok pada umumnya yang ingin dicapai oleh seorang manajer

keuangan adalah memaksimumkan laba (profit). Namun tujuan seperti ini

memiliki banyak kelemahan. Pertama, standar ekonomi memaksimukan

laba bersifat statis. Kedua, pengertian dari laba tersebut dapat

menyesatkan. Ketiga, merupakan resiko yang berkaitan dengan sikap

alternative pengambilan keputusan.

2. Memaksimumkan Kemakmuran Para Pemegang Saham Melalui

Maksimisasi Nilai Perusahaan.

Merujuk pada kelemahan – kelemahan tersebut, maka sebaiknya tujuan

yang harus dicapai oleh seorang manajer keuangan bukanlah

memaksimumkan laba, akan tetapi memaksimumkan kemakmuran para

pemegang saham (maximization wealthof stockholders) dengan

memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimumkan kemakmuran para

pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai

sekarang (Present Value) dari semua keuntungan pemegang saham

yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.

Kemakmuran para pemegang saham akan meningkatkan jika harga

saham yang dimilikinya meningkat pula.

16

2.1.5 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu

perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan

akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk

mempertanggung jawabkan kegiatan peusahaan terhadap pemilik dan

memberi informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai

perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (1992: 1), “Laporan keuangan adalah

ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Menurut Munawir (2000: 2) menyatakan laporan keuangan pada

dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan

aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Bambang Riyanto (2001: 327), Laporan keuangan (financial

statement) adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan,

dimana neraca (balanced sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal

sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement)

mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya

meliputi periode satu tahun.

17

Menurut prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Disamping juga termasuk skedul dan informasi tambahan

yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan

segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh harga”. ( ikatan

Akuntansi Indonesia, 2002).

Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses akuntansi yang terdiri

neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan yang

disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan sebagai

alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

keuangan atau aktivitas perusahaan.

2.1.6 Tujuan Laporan Keuangan

Melalui laporan keuangan secara periodic dilaporkan informasi penting

mengenai perusahaan berupa :

18

1. Informasi mengenai sumber-sumber dan kewajiban serta modal

perusahaan

2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber

ekonomi neto atau kekayaan bersih (modal = aktiva – kewajiban) yang

timbul dari aktivitas-aktivitas usaha perusahaan dalam memperoleh laba.

3. Informasi mengenai kinerja perusahaan perusahaan yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi (perkiraan) dalam

memperoleh laba.

4. Informasi mengenai perubahan sumber-sumber dan kewajiban sebagai

akibat dari pembelanjaan dan investasi.

5. Informasi yang dapat digunakan perusahaan dalam mengambil kebijakan

akuntansi yang dianut perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan

adalah :

1. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakaiannya, yang secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.

19

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang

telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian

agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini

mencangkup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual

investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat

kembali atau mengganti manajemen.

2.1.7 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari :

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan

modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang

menunjukkan posisi keuangan (aktiva, hutang, dan modal). Posisi

keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki disebut aktiva

dan jumlah kewajiban perusahaan disebut pasiva. Oleh karena itu, dapat

dilihat didalam neraca bahwa jumlah aktiva sama dengan jumlah pasiva,

dimana pasiva itu terdiri dari dua golongan kewajiban yaitu keawajiban

kepada pihak luar yang disebut utang dari kewajiban terhadap pemilik

20

perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan

maka akan dampak bahwa:

Aktiva = Pasiva

Aktiva = Utang + Modal

b. Laporan Laba Rugi

Laporan Rugi Laba adalah laporan aktivitas usaha perusahaan untuk

periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang

timbul dari kegiatan usaha dan aktivasi lainnya.

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan

modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan

aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan

pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu

dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

2.1.8 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan

Teknik-teknik analisa laporan keuangan ditunjukan untuk

memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat

tiga yang lazim dipakai :

21

a. Analisa Horinzontal (Horisontal analysis)

Analisa horizontal (Horisontal analysis) , yang disebut juga analisis tren

(Trend analysis), yang merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi

serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis

hirozontal melakukan penelitian dalam laporan keuangan komparatif.

1. Menghitung jumlah rupiah jumlah perubahan dari periode dasar ke

periode akhir.

2. Membagi jumlah rupiah perubahan dengan jumlah periode dasar.

Dalam analisis horizontal, perubahan hasil kegiatan perusahaan dan

posisi keuangan dalam jangka waktu tertentu dinyatakan dalam presentase

atau jumlah (rupiah). Metode ini sering digunakan dalam laporan laba rugi.

b. Anlisis Vertikal (Vertical Analysis)

Adalah teknik yang digunakan untuk mengaevaluasi data laporan

keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan

dari segi presentase dan jumlah rupiah. Analisis ini dipakai untuk

perbandingan laporan keuangan dan berbagai periode, trend atau

perubahan hubungan diantara pos-pos lebih mudah diindentifikasi.

Laporan keuangan hanya dinyatakan dalam presentase saja disebut

laporan ukuran bersama (Common Size Statement). Dalam analisis

vertikal terhadap neraca, setiap pos dinyatakan sebagai suatu

22

presentase dari jumlah keawajiban dan ekuitas pemegang saham. Dalam

analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, adalah lazim untuk

menyatakan pos-pos pada laporan laba rugi sebagai suatu presentase

dari angka penjualan bersih.

c. Analisis Rasio (Ratio analysis)

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan

(mathematical relationshp ip) antara suatu jumlah tertentu terhadap

jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini

akan dapat menjelaskan atau member gambaran kepada penganalisa

tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan

rasio pembanding yang digunakan sebagai standart. (simamora, 2000 :

552).

2.1.9 Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang

menghubungan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu

angka lainnya. (James dan John, 200: 202).

Prastowo yang diacu dalam Achmad (2003: 57) mengartikan rasio

sebagai pengungkapan hubungan matematik suatu jumlah dengan jumlah

yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Rasio

23

keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai sutau

perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini

meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan

prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan

berguna bagi analisis onternal untuk membantu manajemen membuat

evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan

dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.

Menurut Mott (1996) rasio meruoakan angka yang diperoleh dari

laporan keuangan perusahaan yang dihubungkan bersama-sama sebahai

suatu presentase atau fungsi, sehingga pada akhirnya terlihat bahwa rasio ini

berkaitan dengan pengukuran input dan output.

Analsis rasio keuangan, yang menghubungan unsure-unsur neraca

dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya., dapat memberikan

gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini.

Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan meperkirakan reaksi

para kreditor dan memberikan pandangan kedalam tentang bagaimana kira-

kira dana dapat diperoleh.

2.1.10 Return On Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE (Rate of

Return on Equity), merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak

24

(dikurangi dividen saham preferen, jika ada) dengan ekuitas yang

diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Dimana laba yang

diperhitungan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba

setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau

income tax (EAT). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal

sendiri yang bekerja dalam perusahaan. ROE merupakan indikator yang

amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan

dengan pembayaran deviden. Rasio ini memberitahukan kemampuan

menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham dan seringkali

digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam industri.

Pengemabalian ekuitas yang tinggi seringkali merefleksikan penerimaan

perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya

yang efektif. Kenaikan dalam rasio ini berarti kenaikan laba bersih dari

perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan

menyebabkan kanaikan harga saham perusahaan.

Return on Equity merupakan rasio dari laporan keuangan yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi

yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahwa

rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak

stakeholders (Brigham,E.F., 1997).

25

Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak

digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khusunya menyangkut

profitabilitas perusahaan. Return on equity (ROE) untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri

(darmadji dan Hendry : 2006).

Return on Equity atau tingkat pengembalian ekuitas pemilik mengukur

seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang

menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh

besar kecilnya utang perusahaa, apabila proposi utang perusahaan makin

besar maka rasio ini juga akan makin besar.

Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROE adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi

para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan

pemegang saham atau ahli perusahaan.

Meurut Riyadi (2006: 155) Return on Equity (ROE) adalah

perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan.

Rasio ini menunjukkan tingkat presentase yang dapat dihasilkan. ROE yang

tinggi penting bagi para pemegang saham akan memperoleh dividen yang

tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham.

26

Return on Equity (ROE) menurut Garrison dan Noreen (2001: 789)

adalah, “ ,membagi earning after tax (EAT) yang tersedia untuk pemegang

saham biasa pada tahun tersebut”.’

Menurut Sundjaja dan Barlin (2002: 122), “ROE adalah ukuran

pengemabalian yang diperoleh para pemilik (baik pemegang saham biasa

dan saham oreferen) atas investasi mereka diperusahaan.

Meurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur

besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka

tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi

para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen, tingkat ROE

memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin

besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE

memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan

tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal

itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.

Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih

perusahaan dengan ekuitas yang dimilki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti,

2004). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham).

Definisi rentabilitas modal sendiri (ROE) menurut Bambang Riyanto

(2001: 44) sebagai berikut : Return on Equity adalah perbandingan antara

27

jumlah profit yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan

jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba gtersebut di lain pihak. Atau

dapat dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri alah kemampuan suatu

perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untk

menghasilkan keuntungan.

Agnes Sawir (2001: 20) mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat

Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : adalah rasio yang

memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri

(Neworth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004: 64) mendefinisikan

Return on Equity atau tingkat Pengembalian Sedangkan menurut Lukman

Syamsudin (2004: 64) mendefinisikan Return on Equity atau tingkat

Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut : Tingkat pengembalian

ekuitas pemilik ( ROE) merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income)

yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa

maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di

dalam perusahaan.

J.Freed.Weston dan Thomas E. Copeland (2002: 241) mengatakan

bahwa “rentabilitas usaha adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur

28

pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio ini merupakan

suatu rasio tujuan akhir”.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengembalian ekuitas pemiliki (ROE) merupakan suatu alat analisis

untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.

2.1.11 Rumus Tingkat Pengembalian Ekuitas Pemilik atau ROE

Menurut Sartono (125: 127 ) Return on Equity atau Tingkat

Pengembalian Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over, Profit

Margin, dan Financial Leverage, yang dapar dirumuskan sebagai berikut :

𝑅𝑂𝐸 =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Ekuitas Modal Sendiri x 100%

Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena

rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income). Perusahaan yang

memiliki Return On Equity yanmg rendah atau bahkan negative akan

terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan

incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga

saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995: 74).

29

2.1.12 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Ekuitas

Pemilik (ROE)

1. Net Income

Laba bersih sangat penting bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan

karena merupakan sumber dana yang diperoleh dari aktivitas operasi

perusahaan tersebut. Laba bersih seringkali dijadikan sebagai ukuran

dalam menilai kinerja suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pernyataan

dalam ikatan Akuntan Indonesia (1999: 94). Penghasilan bersih (laba

bersih) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar

bagi ukuran yang lain seperti ROE. Unsur-unsur yang langsung berkaitan

dengan pengukuran laba adalah pengahasilan atau beban.

2. Hutang Perusahaan

Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila

proporsi hutang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin

besar. Hal ini dikarenakan jika hutang perusahaan semakin besar maka

akan mengurangi pajak terhadap perusahaan maka akan dapat

mengakibatkan meningkatnya laba dari proses operasional, hasil produksi

yang meningkat serta pajak yang berkurang sehingga dapat

meningkatkan Return On Equity.

30

2.1.13 Pengertian Saham

Saham dapat dedifinisikan tanda pernyataan atau kepemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

kertas teesebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga

tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang

ditanamkan di persuhaan tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin,2001: 5).

Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap

perndapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan

sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang yang dijual oleh

peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument

keuangan. (Mishkin 2001: 4).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

saham adalah suatu sekuritas yang menjadi tanda penyertaan atau

kepemilikan terhadap pendapatan dan asset seseorang atau badan dalam

suatu perusahaan.

2.1.14 Jenis-Jenis Saham

Menurut Zaki Baridwan (2000: 394), saham dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Saham biasa (common stock) adalah saham yang pelunasannya

dilakukan diurutan paling akhir dalam penglikuidasian perusahaan,

31

sehingga sama biasanya mempunyai resiko yang paling besar

dibandingkan saham lainnya. Oleh karena resiko yang besar inilah,

apabila perusahaan berjalan dengan bain, dividen untuk saham biasa

akan lebih besar dari pada dividen untuk saham prioritas.

2. Saham prioritas (preferen stock) adalah saham yang dividennya dibagikan

paling awal, dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan kepada

pemegang saham biasa.

3. Serifikat saham yang dikeluarkan oleh PT. Reksa Dana yang didirikan

oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli saham perusahaan-

perusahaan yang “go public” melalui pasar modal , dan menjualnya

kembali pad masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.

2.1.15 Harga Saham

Setelah mengetahui pengertian saham dari beberapa para ahli maka

selanjutnya adalah penjelasan mengenai pengertian dari harga saham.

Berikut adalah pengertian harga saham dari beberapa ahli ekonomi.

Menurut Jogiyanto (2003: 88), “Harga saham merupakan harga

saham yang terjadi dipasar busra pada saat tertentu yang ditentukan oleh

pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham yang bersangkutan di pasar bursa”.

32

Pengertian harga saham menurut Widiatmodjo (2000: 45), “harga

saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk

memperoleh atas suatu saham”.

Menurut Agus Sartono (2001: 9), harga saham terbentuk dipasar

modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham

atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau

price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga

deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang

terbentuk dari kesapakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang

terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di

pasar bursa pada saat tertentu.

2.1.16 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001: 26), faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham :

1. Laba perlembar saham

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan

menerima laba atas saham yang dimilkinya. Semakin tnggi laba per

lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan

pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk

33

melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham

perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan pasar modal antara saham dengan

obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual

sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan

menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi

apabila tingkat bunga mengalami penurunan.

b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga

adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah

laba perubahan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan

ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlas Kas Deviden yang diberikan

Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjaadi dua, yaitu

sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi

disisihkan laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang

saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan

oleh investor sehingga harga saham naik.

34

4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang

mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukkan prospek yang

cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya

akan memepengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan

meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Biasanya semakin tinggi resiko makan semakin tinggi pula tingkat

pengembalian saham yang diterima.

2.1.17 Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Terhadap Harga Saham.

Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar

bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu

permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek

yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini

yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana

harga saham dianggap sebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang

diharapkan di masa mendatang.

35

2.1.18 Hubungan Return On Equity (ROE) dan Harga Saham

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari

pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur

dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE

yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa

tingkat pengembalian invesatsi semakin tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto

(2007: 196) angka ROE dapat dikatakan apabila >12%.

Menurut Tambunan (2007: 179) ROE digunakan untuk mengukur rate

of return (tingkat imbalan hasil) equitas. Para analisis sekuritas dan

pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi

yang dihasilkan perusahaan, maka akan semakin tinggi harga sahamnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana denngan judul “Pengaruh

Return On Equity (Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic Value

Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Perbankan

yang Listing di BEI Periode Tahun 2006-2008) Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengujii secara parsial dan simultan pengaruh Return On

Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA)

36

terhadap harga saham perbankan yang listing di BEI pada tahun 2006-2008.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji F dan uji t. Dari

hasil perhitungan analisis regresi berganda yang telah dilakukan

menunjukkan besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar

0,947. Dengan demikian berarti bahwa pengaruh Return On Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga

saham pada perusahaan perbankan yang listing di BEI sebesar 94,7%

sedangkan sisanya sekitar 5,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis I membuktikan bahwa

Variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham perbankan yang listing di BEI.

Hendy Arif Setiadi (2011) Dengan judul “Pengaruh Return On Asset,

Retun On Equity, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan

Perbankan Yang Melakukan Merger Dan Akuisisi Yang Tercatat Di Bursa

Efek Indonesia. Variabel bebas atau variabel independen yang digunakan

pada penelitian ini ialah return on asset (X1), return on equity(X2), dan net

profit margin(X3). Sedangkan variabel terikat atau dependen yang digunakan

ialah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang melakukan merger dan

akuisisi yang tercacat di Bursa Efek Indonesia. Data pada penelitian ini

37

bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia berupa summary

performance tiap perusahaan dari tahun 2007 hingga 2010 dengan

mengambil populasi sebanyak 17 perusahaan perbankan yang pernah

melakukan merger dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian

yang digunakan sebanyak 10 perusahaan perbankan. Alat analisis yang

digunakan pada penelitian ini, ialah menggunakan regresi linier berganda.

Sedangkan cara pengukuran variabel pada penelitian, menggunakan skala

rasio. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel return on

asset dan return on equity secara parsial mempunyai pengaruh positif yang

signifikan dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,095 dan 0,002

terhadap harga saham perusahaan perbankan yang melakukan merger dan

akuisisi. Sedangkan variabel net profit margin, mempunyai pengaruh negatif

yang signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang

melakukan merger dan akuisisi dengan nilai signifikansi sebesar 0,099.

38

2.3 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang

menunjukkan kondisi keuangan hasil operasi suatu perusahaan.

Return On Equity (ROE) merupakan rasio dari laporan keuangan yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi yang dilakukan investor

(pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan

yang menjadi hak stakeholders ( Brigham, E.F., 1997)

Harga Saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham yang bersangkutan dipasar bursa (Jugiyanto: 2003)

Dasar Teori :

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196)

ROE adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur keuntungan bersih yang

diperoleh dari pengelolaan modal yang

diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.

ROE diukur dengan perbandingan antara

laba bersih dengan total modal. Angka ROE

yang semakin tinggi memberikan indikasi

bagi para pemegang saham bahwa tingkat

pengembalian invesatsi semakin tinggi.

Peanelitian terdahulu :

Penelitian yang dilakukan oleh Efi Nofiana

denngan Perbankan yang Listing di BEI Periode

Tahun 2006- judul “Pengaruh Return On Equity

(Roe), Earning Per Share(Eps), Dan Economic

Value Added (Eva)Terhadap Harga Saham (Studi

Pada Perusahaan 2008) dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan uji F dan uji T

Return On equity (ROE)

Harga Saham

39

Analisis yang dilakukan terhadap laporan keuangan akan

mengarahkan kepada penarikan kesimpulan tentang kondisi keuangan

perusahaan. Dlam hal ini peneliti ingin melihat kemampuan perusahaan

dalam melakukan pembayaran terhadap kewajiban jangka pendek dan

jangka panjangnya dan melihat juga sejauh mana perusahaan menghasilkan

keuntungan. Salah satu rasio yang berperan dalam kinerja profitabilitas

perusahaan adalah Return On Equity (ROE), dimana ROE digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh return bagi investasi

yang dilakukan investor (pemegang saham), atau dapat dikatakan bahswa

rasio ini menunjukkan seberapa keuntungan yang menjadi hak stakeholders

Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan indikasi

bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian invesatsi semakin

tinggi. Sedangkan harga saham merupakan Harga Saham merupakan harga

saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh

pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham yang bersangkutan dipasar bursa .

Studi Efi Nofiana (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di

BEI Periode Tahun 2006-2008) dengan kesimpulan bahwa Earning Per

Share (EPS) Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap

harga saham perbankan yang listing di BEI.

40

2.4 Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu

serta kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“Diduga Terdapat Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga

Saham pada PT. XL Axiata, Tbk.”