BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam...

42
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Futsal Permainan futsal pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar atau mahasiswa, bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi ajang melepas beban pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia sendiri futsal sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun, kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005. Menurut Halim (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang (2008: 17) mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik. Menurut Wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal sebagai berikut. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Menurut Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi. Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh FIFA yang dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X 20 m atau daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang biasa di sebut pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

1

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Futsal

Permainan futsal pada dasarnya merupakan permainan yang

menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah

melakukan aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar

atau mahasiswa, bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi

ajang melepas beban pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia

sendiri futsal sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun,

kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005.

Menurut Halim (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah

permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang

berukuran lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang

(2008: 17) mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga

yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik.

Menurut Wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal

sebagai berikut.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang

masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah

memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola

dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan

memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam

ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Menurut Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah

sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para

pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi.

Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak

bola yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh

FIFA yang dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X

20 m atau daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang

biasa di sebut pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

2

bekerjasama dengan anggota timnya dalam mencapai tujuan yang sama,

yang terpenting adalah untuk mencetak gol pada saat menendang bola, dan

untuk mencegah terjadinya gol bagi tim lawan pada saat tim lawan

melakukan tendangan. Menjelang akhir pertandingan, strategi permainan

yang biasa untuk tim yang sedang bertanding ketika sedang melakukan

tendangan untuk menggantikan penjaga gawang pada seorang pemian

tambahan, tahap pemain yang akan dituju adalah lima lawan empat

ditambah penjaga gawang.

Gambar 1 : Ukuran Lapangan Futsal,

Justinus (2011:10)

Dari pengertian yang telah dijabarkan maka yang dimaksud dengan futsal

adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

beranggotakan lima orang, dimainkan di lapangan berbentuk persegi

panjang dengan ukuran 25-42 meter dan lebar 15-25 meter, memiliki

aturan tegas tentang kontak fisik dan mempunyai tujuan yaitu

memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan

kaki.

a. Peraturan Permainan Futsal

Sama halnya dengan permainan sepak bola pada umumnya,

permainan futsal juga memiliki peraturan-peraturan baku mengenai luas

lapangan, ukuran bola, tentang pemain, atau permainan yang sudah di

atur oleh asosiasi persepak bolaan internasional atau yang disebut

FIFA. Secara garis besar peraturan tersebut dapat dijabar kan sebagai

berikut, Justinus (2011:10):

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

3

1) Lapangan Futsal

a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m

b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis

gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m

lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan

c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos

d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang

e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang

f) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah

lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan

g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m

h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive

2) Bola

a) Ukuran: 4

b) Keliling: 62-64 cm

c) Berat: 390-430 gram

d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama

e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya)

3) Jumlah Pemain

a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah

satunya penjaga gawang

b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2

c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7

d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas

e) Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain

kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan

lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat

dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan

wasit)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

4

4) Perlengkapan Pemain

Kaos bernomor, celana pendek, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas

kaki bersolkan karet.

5) Lama Permainan

Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika

bola berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang

untuk tendangan penalti.

a) Time-out : 1 per regu per babak; tak ada dalam

waktutambahan

b) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit

Futsal merupakan cabang olahraga sepakbola. Teknik dasar yang

digunakan baik dalam sepakbola ataupun futsal ialah sama. Perbedaan

antara sepakbola dengan futsal kurang lebih dapat dijabarkan dalam

Tabel 1 :

Tabel 1. Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal.

Sepakbola Bola: Futsal Bola:

1. Lingkaran bola 68-70 cm Lingkaran bola 62-68 cm

2. . Pemain:

11 pemain

3x pergantian pemain

Pemain:

5 pemain

Tidak dibatasi

3. Bola Mati:

Throw in (lemparan ke dalam)

Tendangan gawang

Bola Mati:

Kick in (tendangan ke

dalam)

Lemparan gawang

4. Waktu:

Waktu berjalan (running

clock)

2 x 45 menit

Waktu:

Stoppedlock

(dioperasikanoleh

pencatat waktu

2 x 20 menit

5. Time Out:

Tidak ada time out

Tidak ada batas waktu

untukmemulai kembali

pertandingan

Time Our.

Sekali time out tiap babak

4 menit untuk memulai

lagiPertandingan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

5

Sepakbola Bola: Futsal Bola:

6. Peraturan umum:

Berlaku aturan offside

Kipper diberi waktu 6 detik

melakukan tendangan

gawang.

Tak ada batasan untuk

melakukanback pass ke

penjaga gawang

Sepak pojok di area corner

Peraturan umum:

Tidak berlaku offside

Kipper diberi waktu 4

detikuntuk melakukan

lemparangawang.

Sepak pojok di sudut corner

Hanya sekali

melakukanbackpass ke penjaga

gawang

7. Pelanggaran:

Tidak ada batasan

pelanggaran

Pemain yang diganjar kartu

merah

tidak bisa diganti pemain

lain

Kontak fisik diperbolehkan

Pelanggaran

Ada batasan lima kali pelang-

garan

Pemain yang diganjar

kartumerah bisa diganti

pemain lainsetelah 2 menit

atau tim lawanmencetak gol

Kontak fisik dilarang

Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156)

2. Teknik Dasar Futsal

Komposisi pemain dalam permainan futsal harus diperhatikan oleh

seorang pelatih. Pelatih tersebut harus bisa mencermati skill tiap-tiap

pemainnya dalam hal pengusaan bola, pengaturan serangan dan menyerang.

Jaya (2008: 72) mengungkapkan bahwa lebih efisien dan efektif jika

menempatkan pemain yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat

sebagai pemain bertahan dan sebaliknya tipe pergerakan kaki yang panjang

lebih bisa dimanfaatkan sebagai penyerang. Komposisi pemain juga

termasuk skill dan teknik yang harus dimiliki oleh seorang pemain. Ada

beberapa macam skill dan teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain

futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, menurut Jaya (2008: 62-67),

yaitu:

(1) Menendang (kicking), yang meliputi; (a) Menendang » dengan

kaki bagian dalam; (b) Menendang dengan punggung bagian dalam;

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

6

(c) Menendang dengan punggung kaki. (2) Menerima/menghentikan

bolaIcontrol, yang meliputi; (a) kontrol bola dengan kaki bagian

dalam, (b) kontrol bola dengan punggung kaki, (c) kontrol bola

dengan telapak kaki, (d) kontrol bola dengan paha, (e) kontrol bola

dengan dada. (3) Menggiring Bola (dribbling), meliputi (a)

menggiring dengan kaki bagian dalam, (b) menggiring dengan kaki

bagian luar, (c) menggiring dengan punggung kaki. (4) Menyundul

Bola (heading). (5) Tendangan ke Dalam (kick in. (6) Merampas bola

(tackling). (7) Penjagaan gawang (goal keeper).

Menurut Tenang (2008: 69-85) juga memaparkan skill dan teknik

yang harus dimiliki oleh pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan

baik, yaitu: (1) Mengontrol dan menggiring bola, (2) Menendang(kicking),

(3) Mengoper bola (passing), (4) shooting, dan (5) menyundul (heading).

Secara umum, semua skill dan teknik yang telah dijabarkan sebelumnya

baik dari Jaya maupun Tenang kurang lebih sama, hanya saja Jaya. A

menambahkan teknik penjagaan gawang. Semua skill dan tenik tersebut

menjadi bahan latihan pemain untuk dapat bermain futsal dengan lebih

baik, akan tetapi tidak semuanya harus dikuasai, karena akan membutuhkan

latihan yang cukup lama. Dalam melakukan strategi serangan futsal, maka

pemain harus terlebih dahulu bisa menguasai teknik-teknik dasar dalam

permainan futsal. Teknik yang bagus dan benar akan menunjang

keberhasilan strategi yang diterapkan. Berikut akan dijabarkan tentang

komponen-komponen yang ada dalam strategi serangan futsal, bagian

pertama tentang penguasan terhadap bola (kontrol dan dribbling) dan

diikuti oleh teknik dasar lainnya seperti shooting dan heading (menyundul).

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

7

1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.

Gambar 2 : Cara menerima dengan kaki bagian dalam

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 95)

Menerima bola bertujuan untuk mengatur tempo permainan,

mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing.

Analisis geraknya sebagai berikut:

(a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (b) Kaki tumpu

mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki

penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam

kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola, (d)

Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam, (e) Kaki

penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai).

(Jaya. 2008: 65)

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

8

2) Menghentikan bola dengan punggung kaki.

Gambar 3 : Cara menghentikan bola dengan punggung kaki

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981:11)

Cara menghentikan bola dengan punggung kaki biasanya

digunakan untuk mempermudah membelokkan arah bola (oper control).

Berikut analisis gerakannya:

(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada

pada garis datangya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki

penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit ke depan

menjemput datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di

punggung kaki (Jaya. 2008: 65).

3) Menghentikan bola dengan telapak kaki.

Gambar 4 : Cara menghentikan bola dengan telapak kaki

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 10)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

9

Menghentikan bola dengan telapak kaki dilakukan jika pemain

ingin menguasai bola secara utuh/sepenuhnya, karena hasil dari control

dengan telapak kaki ini bola akan diam. Berikut analisis gerakannya:

(a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu

berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c)

Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan

menghadap ke sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung

kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan (Jaya. 2008:

65).

4) Menghentikan bola dengan paha.

Gambar 5 : Cara menghentikan bola dengan paha

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 9)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola

umpan berada di udara, dan ketinggian bola kurang lebih di sekitar

pinggul pemain. Berikut analisi gerakannya:

(a)Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha, (d) Bola mengenai paha tepat pad tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha (Jaya. 2008:65).

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

10

5) Menghentikan bola dengan dada.

Gambar 6 : Cara menghentikan bola dengan dada

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981:12)

Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan

berada di udara, namun ketinggian bola mencapai di atas kepala pemain.

Berikut analisi gerakannya:

a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kedua kaki

dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (c)

Dada sedikit dibusungkan ke depan menghadap arah datangnya

bola, (d) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada

(Jaya. 2008: 65).

6) Menggiring Bola (dribbling) *

Jaya. (2008: 66) Menggiring bola adalah menendang bola

terputus- putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk

mengatur alur bola, dan melewati lawan. Sedangkan untuk mengatur alur

serangan, menggiring yang paling efektif adalah menggiring dengan kaki

bagian luar atau punggung kaki atau istilah lain dalam sepakbola adalah

menggiring dengan cara "kura-kura".

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

11

Gambar 7 : Cara menggiring bola

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29)

7) Menendang dengan kaki bagian dalam/sisi dalam sepatu

Gambar 8 : Cara menendang dengan kaki bagian dalam

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29)

Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam

digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis

gerakannya adalah sebagai berikut:

Badan menghadap sasaran di belakang bola, kaki tumpu berada

di samping bola, lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang ditarik

kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (c)

Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di

tengah-tengah bola, (d) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. 2008: 62).

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

12

8) Menendang dengan punggung bagian dalam.

Gambar 9 : Cara menendang dengan punggung bagian dalam

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 90)

Teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam

digunakan untuk mengoper jarak jauh (longpass). Analisis gerakkannya

sebagai berikut:

(a) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki

tumpu diletakkan di samping bola, (b) Kaki tendang ditarik ke

belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola.

Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan

tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola,

pergelangan kaki ditegangkan, (c) Setelah menendang kaki tetap

mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. 2008: 63).

(9) Menendang dengan punggung kaki.

Gambar 10 : Cara menendang dengan punggung kaki

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 89)

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

13

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan

untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Bola berada saat di

udara. Analisis gerakkannya adalah sebagai berikut.

(a) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu

diletakkan disampung bola dengan ujung kaki menghadap ke

sasaran, dan lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang berada di

belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran,

(c) Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan.

Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan

tepat pada tengah tengah bola. Setelah menendang kaki tetap

mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. 2008:63).

10) Menyundul Bola (heading)

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sama dengan

tujuan dalam futsal yaitu untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan

serangan lawan/membuang bola. Secara teknis, menyundul bola dapat

dilakukan dengan berdiri maupun meloncat (Jaya. 2008:65).

Gambar 11 : Cara menyundul bola

(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 42-43)

3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak

Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam pembinaan

prestasi cabang olahraga. "Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu

belajar tentang ketrampilan gerak dan factor-faktor yang mempengaruhi

penampilan fisik, yang dapat memberikan informasi penting terhadap guru

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

14

pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang kurikulum, (Drowatzky 1981:

1)" Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada para pelaku

olahraga hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak. Dalam

pelaksanaan latihan seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek

yang dilatih, seorang guru pendidikan jasmani juga harus menyesuaikan

dengan yang diajar pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Oleh karena itu sangat penting menjadikan teori belajar gerak sebagai

landasan utama dalam penerapan kegiatan yang berhubungan dengan

aktifitas fisik.

Pembinaan prestasi futsal akan juga dipengaruhi oleh teori belajar

gerak. Dalam olahraga futsal memerlukan aktifitas fisik yang cukup

kompleks sehingga teori penguasaan gerak membutuhkan perhatian yang

cukup serius. Belajar gerak merupakan langkah awal dalam pengusaan

keterampilan yang berhubungan dengan gerak tubuh. "Belajar gerak

merupakan proses adaptasi dalam bentuk gerak dan respon muscular yang

dikembangkan, (Drowatzky 1981: 16)." Jadi dapat disimpulkan bahwa

adaptasi bentuk gerak dan respon muscular terhadap karakteristik olahraga

futsal akan sangat mendukung dalam pencapaian penguasaan berbagai

keterampilan dalam olahraga futsal.

a. Konsep kemampuan gerak (motor ability)

Kajian tentang konsep kemampuan gerak yang relevan dengan

aspekgerak permainan futsal yaitu: respon gerak (motor response), pola

gerak (motor pattern), dan keterampilan gerak (motor skill).

Implementasi dalam permainan futsal adalah sebagai berikut:

1) Respon gerak (motor response)

Drowatzky (1981:16) menyimpulkan:

Tanggapan/respon gerak dapat ditempatkan ke dalam tiga kategori: (a) pergerakan postural, untuk mengatur posisi badan berkenaan dengan gravitasi; (b) lokomotor atau gerak perpindahan memungkinkan seseorang untuk memindah/menggerakkan tubuh/badan atau bagian-bagiannya melalui ruang dan (c) manipulasi, memungkinkan seseorang untuk belajar dan mengendalikan objek. Pola kontak

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

15

(manipulasi dari objek yang diam) telah dibedakan dari penerimaan dan dorongan (manipulasi dari objek yang bergerak).

Dalam permainan futsal tentu akan memanfaatkan 3 jenis

respon gerak yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri

seperti tersebut di atas. Keterampilan gerak dalam futsal tentu akan

mengakomodasi dari tiga bentuk respon gerak tersebut. Aktifitas

fisik yang terdapat dalam futsal sudah menuntut ke arah respon

gerak yang lebih kompleks.

Dari kesimpulan respon gerak di atas terdiri-dari 3 respon

gerakan yang disimpulkan peneliti, yaitu:

a) Gerakan postural adalah gerakan yang merupakan penyesuaian

dari tubuh menyeluruh untuk mengatur tubuh dalam merespon

grafitasi dan akselerasi, misalnya: posisi siap pemain saat akan

menerima pass- ing dan posisi awal pemain saat akan

melakukan shooting maupun heading.

b) Gerakan transport atau lokomotor gerakan yang dapat

menjadikan seseorang untuk menjelajah ruang, misalnya:

gerakan pemain melakukan dribbling.

c) Gerakan manipulatif adalah respon gerak yang melibatkan

bende tertentu sebagai obyek yang dimanipulasi, misalnya:

gerakan melakukan shooting, dribling, passing dan heading.

2) Pola gerak (motor pattern)

Pola gerak adalah tanggapan umum dengan jenis dan

penerapan pada bidang aktivitas berbeda, yang digunakan untuk

tujuan yang luas di dalam gerak tubuh. "Ketrampilan gerak adalah

tanggapan gerak spesifik, yang terbatas dalam variabilitas dan

applicabilitas, yang mana dikembangkan untuk menghasilkan

pergerakan spesifik di dalam aktivitas tertentu, (Drowatzky 1981:

16)." Jadi dapat disimpulkan bahwa pola gerak dari masing-masing

individu akan sangat mempengaruhi dalam penguasaan

keterampilan bermain futsal karena penerapan pola tersendiri harus

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

16

dapat diterapkan pada aktifitas yang berbeda yang nantinya akan

menghasilkan keterampilan gerak yang dalam hal ini keterampilan

bermain futsal.

3) Keterampilan gerak (motor skill)

Keterampilan gerak dapat diklasifikasi dari berbagai sudut

pandang yaitu berdasarkan kecermatan gerakan, berdasarkan titik

dan awal gerakan, berdasarkan stabilitas lingkungan dan

berdasarkan kompleksitas gerakan,

a) Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan

- Ketrampilan gerak kasar (Gross Motor Skills)

"Gerak yang memerlukan interaksi dari banyak otot dengan

aktivitas badan/tubuh pada umumnya, seperti lari,

menangkap, melemparkan dan ketrampilan menggunakan

raket, (Drowatzky 1981: 16)." Unsur-unsur keterampilan

gerak kasar yang juga terdapat dalam olahraga futsal yang

terdapat dalam teknik-teknik dasar maupun strategi

permainan futsal seperti passing, heading shooting,

dribbling, dan the goalkeeper catching and deflecting.

- Keterampilan gerak halus (Fine Motor Skills)

"Ketrampilan gerak yang baik melibatkan otot yang kecil

baik lenganmaupun kaki dan digunakan di dalam latihan

terbatas, (Drowatzky1981:16)." Keterampilan gerak halus

ini lebih cenderung melibatkananggota ekstremitas gerak

pada tubuh. Dalam olahraga futsal, peranan ekstremitas

anggota gerak tubuh sangat dominan sehingga

membutuhkan keterampilan gerak halus dalam penunjang

keterampilan gerakanya.

b) Klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerakan

Drowatzky (1981: 16) menyimpulkan:

Gerak diskrit adalah peristiwa tunggal dengan suatu

permulaan dan akhir yang digambarkan secara jelas. Gerak

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

17

serial mempunyai suatu permulaan dan akhir yang terbatas

tetapi berkombinasi dengan beberapa gerakan individu yang

mengikuti satu sama lain dalam urutan yang cepat. Gerak

dengan peristiwa stimulus berlanjut (seperti menggiring bola)

dan perulangan, mendekati respon serupa yang berlanjut.

Dari sudut pandang bisa ditandai pada bagian mana

merupakan awal gerakan dan pada bagian mana merupakan

akhir dari pada gerakan. Hal ini dapat diklasifikasikan menjadi 3

macam, yaitu:

(1) Keterampilan diskrit adalah keterampilan gerak yang

dengan mudah ditandai awal dan akhir dari gerakan,

contohnya: gerakan passing bola haeding bola dan

shooting bola

(2) Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak

diskret* yang dilakukan berulang-ulang, contohnya:

menggiring bola.

(3) Keterampilan kontinyu adalah keterampilan gerak yang

merupakan rangkaian gerakan yang dilakukan secara

berlanjut, contoh pada gerakan berenang. Pada cabang

olahraga futsal, gerakannya termasuk klasifikasi gerak

diskrit dan serial sedangkan kontinyu tidak ada

c) Klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan

- Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah

keterampilan gerak yang dilakukan pada lingkungan yang

stabil dan dapat diprediksi, dilakukan karena stimulus dari

diri perilaku tanpa dipengaruhi stimulus dari luar. Misalnya

beijalan, berlari, melempar, melompat.

- Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan

gerak yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang

berubah-ubah, dilakukan selain karena dari dalam juga

dipengaruhi oleh stimulus dari luar.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

18

Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak

berdasarkan stabilitas lingkungan termasuk keterampilan gerak

terbuka (open skill) karena gerakan yang ada pada futal

ditimbulkan adanya stimulus dari dalam dan juga dipengaruhi

stimulus dari luar, misalnya pemain melakukan kick off maupun

tendangan bebas yang dipengaruhi stimulus dari luar yaitu peluit

wasit dan posisi lawan.

d) Klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas gerakan

- Keterampilan gerak sederhana, adalah keterampilan gerak

yang hanya terdiri atas 1 atau 2 elemen gerak saja. Misanya

menangkap bola, melempar bola dan menendang bola.

- Keterampilan gerak kompleks, adalah keterampilan gerak

yang terdiri atas elemen gerak yang dikoordinasikan menjadi

satu rangkaian gerakan. Misalnya menyemes bolavoli,

menyundul bola, menembak ke ring basket dan rangkaian

gerak senam lantai

Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak

berdasarkan kompleksitas rangkaian gerakan termasuk

keterampilan gerak kompleks karena gerakan dalam futsal

terdiri dari beberapa elemen gerakan. Misalnya pemain saat

melakukan heading, teknik dasar heading terdiri dari elemen

gerak awalan, tolakan, sundulan, dan pendaratan.

1. Respon fisik

"Suatu respon fisik mempunyai dua tahap, yaitu tahap

persiapan/awalan dan tahap penyelesaian, (Drowatzky 1981:

16)." Tahap-tahap dalam respon fisik dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a) Tahap persiapan/awalan Seorang atlet akan

mempersiapkan dirinya (posisi tubuhnya) apabila akan

melaksanakan suatu gerakan. Dalam hal ini adalah

tahapan awalan dari suatu pelaksanaan keterampilan.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

19

Dapat dicontohkan secara nyata dalam futsal yaitu pada

saat pemain futsal akan melakukan heading dan shooting.

Sikap ataupun gerakan awalan dari gerakan tersebut

merupakan tahapan persiapan dari respon fisik.

b) Tahap penyelesaian

Dapat dikategorikan masuk ke dalam tahap ini apabila

seluruh rangkaian gerakan dari suatu keterampilan

olahraga telah dilakukan. Dalam olahraga futsal dapat

dicontohkan, yaitu pada saat pemain setelah melakukan

awalan loncatan melakukan sundulan terhadap bola ke

gawang lawan dan setelah itu melakukan gerakan

pendaratan. Sikap ataupun gerakan pelaksanaan dan akhir

dari gerakan tersebut merupakan tahap penyelesain dari

respon fisik.

Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang

dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta

pemberian latihan untuk pengusaan keterampilan bermain futsal

harus berlandaskan pada teori tersebut. Hal ini dikarenakan

bahwa setiap individu akan melalui tahapan-tahapan belajar

gerak dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan dilewati

untuk menuju pada pembentukan gerakan yang akan semakin

lebih baik pada masing-masing individu disetiap urutan jenjang

hidup. Oleh karena itu penerapannya sangat dibutuhkan untuk

pembelajaran maupun pembinaan khususnya pada usia dini.

Selanjutnya aplikasi dari teori untuk mengetahui

penguasaan beberapa komponen belajar gerak tersebut dalam

pembinaan, baik pembinaan prestasi maupun penguasaan

keterampilan, pada tahap awal dapat dilakukan dengan

identifikasi keberbakatan (talent scouting). Hal ini sangat

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

20

penting dilakukan karena dapat digunakan untuk

pengelompokan individu berdasarkan keberbakatan yang

dimiliki dalam dunia olahraga. Demikian pula manfaatnya

terhadap pembinaan prestasi olahraga futsal.

Apabila seorang individu telah diketahui bahwa memiliki tingkat

dominansi keberbakatan dalam futsal maka akan sangat

memudahkan dalam upaya pembinaan prestasi.

b. Komponen Gerak yang Efisien

Drowatzky (1981) mengemukakan suatu skema yang

menggambarkan komponen-komponen penting yang membentuk gerakan

yang efisien yaitu terdiri dari komponen fitness dan kemampuan gerak

(fitness and motor abilities), kemampuan mengindera (sensori abilities),

dan proses-proses perceptual (perceptual processes). Dalam permainan

futsal komponen-komponen tersebut digambarkan dalam 3 lingkaran seperti

dibawah ini

Gambar 12: Komponen-komponen dari gerakan yang efisien

(sumber : Drowatzky 1981)

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

21

c. Proses Belajar Gerak

Fase Belajar Gerak Menurut Fits dan Posner

1) Fase kognitif atau fase awal

Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak

keterampilan. Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami

ide atau konsep gerakan melalui mendengarkan penjelasan atau

melihat contoh gerakan. Agar pelajar benar-benar memahami

tentang konsep gerakan yang diberikan guru atau pelatih dalam

memberikan contoh gerakan harus jelas dan intruksi verbal juga

harus jelas pula.

2) Fase asosiatif atau fase menengah

Dalam fase ini konsep gerak keterampilan yang difahami

pada fase kognitif kemudian dicoba untuk dilaksanakan dalam

praktik. Konsep gerak yang kemudian menjadi rencana gerak,

yang ada di dalam fikiran dicoba untuk dipraktikkan dalam

wujud gerakan tubuh.

3) Fase otonom atau fase akhir

Fase ini merupakan puncak keterampilan gerak dimana

pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otonom

dan otomatis. Fase otonom ini dalam permainan futsal

dicontohkan pada saat menggiring bola

Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang

dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian

latihan untuk pengusaan keterampilan bermain futsal harus

berlandaskan pada teori tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa setiap

individu akan melalui tahapan-tahapan belajar motorik dalam jenjang

kehidupannya Tahapan ini akan dilewati untuk menuju pada

pembentukan gerakan yang akan semakin lebih baik pada mas- ing-

masing individu disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena itu penera-

pannya sangat dibutuhkan untuk pembelajaran maupun pembinaan

khususnya pada usia dini.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

22

d. Perkembangan Gerak

Perkembangan gerak manusia adalah komponen penting

dalam pemberian latihan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

karakteristik pertumbuhan serta perkembangan individu dapat di

dasarkan pada pola-pola gerak yang harus dilakukan oleh individu

pada setiap rentang usia. Sehingga di dapatkan suatu relevansi

antara program yang dilaksanakan dengan tujuan yang ingin di

capai, pembinaan prestasi cabang olahraga futsal ditinjau dari

karakteristik pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan

hal yang sangat fundamental sehingga wajib diperhatikan oleh para

praktisi olahraga, baik tenaga pengajar, penyusun program, maupun

pelatih. Kemudian untuk menyesuaikan pemberian latihan maka

dikelompokkan berdasarkan rentang usia yang didasarkan pada

aktifitas-aktifitas fisik yang diperlukan.

Peningkatan kemampuan dan keterampilan bermain futsal

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Aspek-aspek yang terkait dalam

pembinaan prestasi olahraga diantarnyan meliputi:

1) Aspek fisik

2) Aspek teknik

3) Aspek taktik

4) Aspek mental. (Harsono, 1988).

Sedangkan Kushandoko (2002: 91-93) mengelompokkan latihan

menjadi tiga macam yaitu latihan fisik, latihan teknik, dan latihan

taktik.Sneyers (1998: 21) mengatakan " latihan yang diberikan

haruslah berbobot, bermutu, sistematis dan bertujuan". Jadi latihan

yang diberikan untuk pemain haruslah teratur, terus-menerus, dan

sistimatis.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

23

4. Komponen Antropometri dan Kondisi Fisik

a. Variabel Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metry. Antropos

artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri dapat diartikan

sebagai ukuran tubuh atau ukuran eksternal bagian tubuh. Dalam

kaitannya dengan pengukuran fisik, anthropometri merupakan salah

suatu satuan teknik standar untuk pengukuran yang sistematis terhadap

tubuh secara keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh (Malina,

Bouchard dan Bar-Or, 2004: 42).

Ukuran antropometri mencangkup kuantitas dari dimensi-

dimensi tubuh termasuk di dalamnya berat badan, ukuran panjang dan

luas penampang tubuh atau bagian-bagian tubuh. Perbandingan dari

masing-masing organ tubuh memberikan tampilan yang berbeda-beda

pada masing-masing individu. Ukuran athropometri berkaitan dengan

tipe atau bentuk tubuh, juga dapat dijadikan sebagai parameter untuk

menentukan status gizi seseorang (Djoko Pekik Irianto, 2007: 67).

Perkembangan ukuran antropometri tubuh berkembang sesuai

dengan periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-

bagian tubuh ini dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor

genetis, lingkungan serta aktivitas gerak fisik yang dilakukan.

Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-bagiannya berlangsung terus

selama masa pertumbuhan dengan tingkat perkembangan yang berbeda-

beda pada proporsi dan kecepatannya. Pertumbuhan ukuran bayi

berlangsung sangat cepat, kemudian secara proporsional mengalami

penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami ledakan

pertumbuhan pada masa adolesensi (Gallahue dan Ozmun, 1998: 189).

Perbedaan kecepatan pertumbuhan menyebabkan terjadinya variasi

pada bentuk dan tipe tubuh seseorang.

Ukuran antropometri merupakan salah satu faktor penting dalam

aktivitas olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan

karakteristik anthropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

24

dengan karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing

cabang olahraga tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian

tubuh serta perbedaan struktur tubuh memberikan kemungkinan efisien

gerak yang berbeda pula.

Antropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh luar.

Terdapat dua tipe pengukuran antropometri yaitu dimensi tubuh dan

yang berhubungan dengan somatotropi.

1) Dimensi Tubuh

Dua pengukuran tubuh yang umum digunakan dalam

pendidikan olahraga menitik beratkan pada diameter dan keliling

dari macam-macam ruas tubuh.

Saat pengukuran sudah ditentukan, lapisan kulit diperas

sehingga terjadi kontak antara tulang dengan alat. Hal ini

menghilangkan tingkat variabilitas dalam pengukuran dan

meningkatkan reliabilitas. Jari-jari dari kedua tangan digunakan

untuk menempatkan lanmark yang tipis.

Adapun banyak sekali pengukuran pada bagian anatomi

tubuh lainnya. Menurut Verducci (1932: 216) dimana pengukuran

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Ankel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll

(antropometer menunjukkan sudut 450 dari bawah)

b) Lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar

pada dinding rata, kedua lengan atas melebar bersama-sama,

diukur panjang jarak antara jangkauan jari kiri dan kanan.

c) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada disebelah

badan, jaraknya antara proyeksi tulang rusuk dari acromial.

d) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada di samping

tubuh dan tangan berada di atas paha, jarak antara bagian terluar

pundak (antropometer hanya sedikit menyentuh kulit)

e) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi

rusuk dari puncak iliac.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

25

f) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak

antara proyeksi rusuk dari trochanters yang lebih besar.

g) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit

ditarik ke depan dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang

rusuk ke 5 sampai ke 6.

h) Siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan menghadap

ke depan dengan jarak antara kondilus dari homerus.

i) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ujung ruas distal dan

titik-titik pada tulang carpal proximal.

j) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada

posisi alis dan occipital protuberance.

k) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari

tengkorak.

l) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 900,

dengan jarak antara proyeksi terluar dari tibial condyles.

m) Panjang kaki diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai

sampai coccyx.

n) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai,

tubuh bersandar pada dinding dengan kepala menghadap ke

depan, diukur sampai ujung kepala.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

26

Alat pengukur berupa lingkaran kurang begitu diandalkan

untuk mengukur dimensi diameter. Saat menggunakan pengukur

kain, tekanan dari jaringan yang lembut memunculkan masalah

dalam menggali hasil akhir yang konsisten. Gulick tape

meminimalkan masalah ini dengan memberikan data konsisten

dalam seluruh pengaturan melalui penggunaan spring-loaded

handle. Selanjutnya tape harus diposisikan secara konsisten pada

posisi horisontal atau disebelah kanan sisi panjang dari segmen

“tape kain” harus dikalibrasikan secara periodik/berkala karena

cenderung merenggang karena digunakan.

Landmark menjelaskan bagaimana penggunaan alat

pengukuran ini, dimana saat seorang berdiri untuk diukur pada

bagian pundak menjadi pengecualian. Pengukuran dilakukan pada

posisi:

a) Abdomen 1. Diukur secara lateral, jalan tengah antara porsi

rusuk paling bawah dari tulang rusuk dan puncak iliac,

anterior, jalan tengah antara xyphoid process dari sternum dan

umbilicus.

b) Abdomen 2. Diukur secara lateral, pada tingkat puncak iliac

dan anterior, pada umbilicus.

c) Rata-rata abdominal. Adalah pengukuran 1 dan 2 engkel.

Paling atas hingga malleoli, lingkaran terkecil.

d) Bicep tambahan, diukur saat siku dikunci dalam penambahan

maksimal, berhubungan dengan bagian bawah, dengan otot

terikat, lingkaran maksimal dari lengan tengah.

e) Bicep lebar, diukur pada posisi saat merentang/melebar pada

sudut terbesar dengan otot berkontraksi, keliling maksimal

dari lengan tengah.

f) Betis, diukur dengan keliling maksimal.

g) Dada, pada pria puting susu berada pada pada volume

midtidal, sedangkan pada wanita tepat berada di atas jaringan

payudara.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

27

h) Deltoid, diukur dengan cara lengan membentuk sudut 900 dari

sisi tubuh, maximal circumference berada pada level axillae.

i) Lengan atas, diukur dengan cara siku dilebarkan secara

bersamaan kebawah dan posisi tangan terbuka ke depan,

maximal circumference.

j) Kepala, diukur dengan cara sedikit ke atas hingga garis alis

dan menunjuk pada tengkuk.

k) Panggul belakang, diukur pada max. protrucion dari otot

gluteal dan anterior, pada level shymphysis pubis.

l) Lutut, diukur dengan cara posisi lutut sedikit dilipat dan beban

tubuh ditumpu pada kaki lainnya, level midpatellar.

m) Leher, diukur dengan posisi sedikit agak menunduk pada

laring.

n) Pundak, diukur secara lateral pada max. protrucion dari otot

deltoid, anterior, pada articular dari strenom dan rusuk kedua.

o) Paha, diukur pada posisi sedikit ditekuk, maximal

circumference.

p) Pinggul diukur dengan cara lengan dilebarkan bersamaan,

sedikit distal pada proses styloid dari radius dan ulna,

minimumcircumference.

2) Somatotype

Somatotropi adalah proses pengukuran dan pendiskripsian

penyesuaian tubuh secara morfologi. Berdasarkan metode yang

digunakan oleh Sheldon tentang somatotropi (Sheldon dan teman-

teman, 1954) menjadi metode yang pertama kali yang mendasari

munculnya metode-metode modern lainnya. Secara umum dapat

digambarkan 3 bentuk dan susunan teubuh manusia: (1) endomorph,

(2) mesomorph, dan (3) ectomorph. Setiap tubuh manusia terbentuk

dari macam-macam tingkat dari ketiganya. Klasifikasi yang pertama

(somatotype) ditentukan dengan jumlah dari masing-masing

komponen dalam satu fase.

1) Bentuk tubuh endomorph

2) Bentuk tubuh mesomorph

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

28

3) Bentuk tubuh ectomorph

Beberapa ukuran antrhropometri yang memiliki pengaruh

cukup besar dalam aktivitas olahraga diantaranya tinggi dan berat

badan. Tinggi badan merupakan faktor penting dalam cabang

olahraga seperti futsal. Tubuh yang tinggi memiliki ciri dari pemain

futsal. Sedangkan berat badan memiliki peran yang besar dalam

berbagai cabang olahraga seperti cabang olahraga futsal yang

berdurasi panjang memerlukan berat badan yang ringan.

b. Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat

diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat

dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda-tunda atau

ditawar-tawar lagi. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa

kondisi fisik merupakan kondisi yang paling mendasar dalam upaya

pemberdayaan aspek-aspek lainnya (Sajoto, 1988: 16).

Aspek kondisi fisik merupakan bagian terpenting dalam semua

cabang olahraga, terutama untuk mendukung aspek-aspek lainnya

seperti teknik, taktik, dan mental. Kondisi fisik sangat menentukan

dalam mendukung tugas atlet dalam pertandingan sehingga dapat

tampil secara maksimal. (Harsono, 1988: 153) menjelaskan bahwa:

Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam

program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah

direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari

sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk

mencapai prestasi yang lebih baik. Atlet yang memiliki tingkat

kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera

yang biasanya terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang berat.

Apabila seseorang mempuyai kondisi fisik yang baik maka dia mampu

melakukan tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

Kondisi fisik sangat menunjang atlet dalam bertanding, sehingga dalam

pertandingan atlet tidak mengalami kelelahan yang berarti dan akan

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

29

terhindar dari cedera yang dapat mengganggu penampilannya. Oleh

karena itu peranan kondisi fisik sangatlah diperlukan dalam olahraga

(Setiawan, 1991: 110).

Apabila kondisi baik maka: (1) Akan ada peningkatan dalam

kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) Akan ada

peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-

lain komponen kondisi fisik. (3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih

pada waktu latihan. (4) Akan ada pemulihan yang cepat dalam organ-

organ tubuh setelah latihan. dan (5) Akan ada respons yang cepat dari

organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian

diperlukan. Kalau faktor-faktor tersebut kurang tercapai setelah suatu

masa latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa

perencanaan dan sistematika latihan kurang sempurna, karena sukses

dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam

situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik

memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi

atlet (Harsono, 1988: 153).

Futsal merupakan olahraga yang dinamis dan menuntut kesiapan

fisik yang prima dengan dukungan teknik, taktik, dan mental yang

memadai. Pergerakan pemain dalam pertandingan, baik dengan bola

maupun tanpa bola sangat cepat dan dengan hilir mudik mencari-cari

celah daerah yang dapat diterobos untuk memasukkan bola ke gawang

lawan. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama,

sehingga begitu menguras energi dan menyebabkan kelelahan. Dengan

kondisi fisik yang prima maka akan ada peningkatan dalam kemampuan

sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan,

kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik,

akan ada ekonomi gerak yang lebih pada waktu latihan, akan ada

pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, maka

hal ini memperjelas bahwa kondisi fisik sangat berperan dalam olahraga

futsal terutama untuk dapat bermain futsal dengan dinamis tanpa

mengalami kelelahan yang berarti.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

30

Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

atlet dalam cabang olahraga tertentu. Atlet yang memiliki kualitas fisik

yang baik maka kualitas gerak atau keterampilan motoriknya cenderung

baik pula. Setiawan (1991: 110) mengatakan, bahwa dalam hal lain

kondisi fisik juga berperan untuk meningkatkan kebugaran jasmani agar

seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif. Pertimbangan

kondisi fisik itu harus dikembangkan didasarkan pada karakteristik

cabang olahraga yang digelutinya, sebab pada suatu cabang olahraga

tertentu mungkin memerlukan komponen kondisi fisik secara

keseluruhan, sedangkan pada cabang lain mungkin hanya sebagian saja.

Komponen kondisi fisik (Bompa, 1990:29) sebagai komponen

kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari

dua kelompok komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran

jasmani yaitu: 1) kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3)

kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh dan 4) kesegaran

kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai kelompok

komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2)

keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) daya ledak otot.

Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan

sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi.

Apabila komponen gerak digabung ke dalam komponen kelincahan,

maka ada 10 komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana

kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu

tes seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah :

1) Kekuatan (Strenght)

2) Daya Tahan (Endurance)

3) Daya Otot (Muscular Power)

4) Kecepatan (Speed)

5) Daya Lentur (Fleksibility)

6) Kelincahan (Agility)

7) Keseimbangan (Balance)

8) Koordinasi (Coordination)

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

31

9) Ketepatan (Accuracy)

10) Reaksi (Reaction)

5. Variabel Antropometri Tubuh dan Kondisi Fisik yang berpengaruh

terhadap kemampuan Dribble Futsal.

a. Indek Masa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara termudah untuk

memperkirakan obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak

tubuh (Lisbet, 2004). Definisi klinik obesitas sering dicerminkan

dengan IMT yang disebut juga dengan Quetelet’sIndex. Ini merupakan

pengukuran indeks massa tubuh paling baikuntuk populasi dewasa

karena memiliki tingkat kesalahan paling kecil dan mudah

menghitungnya (Lisbet, 2004; Sugondo, 2006).

Penggunaan IMT sebagai baku pengukuran obesitas dapat

digunakan untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun (Supariasa et

al., 2002; Sugondo, 2006). Keuntungan IMT adalah tinggi danberat

badan mudah diukur oleh tenaga yang cukup dilatih sekadarnya dan

handal pada berbagai keadaaan. Kelemahan IMT adalah tidak

menunjukkan persentase lemak tubuh seseorang (Supariasa et al.,

2002; Lisbet, 2004).

b. Rasio Panjang Tungkai dan Tinggi Badan

Panjang tungkai bisa dikatakan relatif panjang apabila ditinjau

dari segi perbandingannya dengan tinggi badan.Pada postur yang

normal, panjang tungkai dibandingkan dengan togok pada orang

dewasa adalah berimbang. Tetapi dalam kenyataannya, tidak semua

individu memiliki ukuran antropometrik yang seimbang seperti itu.

Ada individu yang memiliki tungkai yang secara proporsional lebih

panjang dibanding togok, dan sebaliknya ada juga yang memiliki

togok yang lebih tinggi dibandingkan dengan tungkainya.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

32

Variasi perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut

terjadi karena adanya sebab tertentu. Salah satu faktor penyebab yang

dikaji secara seksama adalah faktor irama pertumbuhan dan tempo

perkembangan kematangan. Espenschade dan Eckert (1980: 76)

mengemukakan ada individu yang cepat matang, pada usia dewasanya

akan memiliki kaki yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan

togoknya. Pada individu yang lambat matang akan memiliki

kaki yang relatif lebih panjang dibanding togoknya,

sedangkan perkembangan kematangan normal memiliki kaki dan

togok yang panjangnya seimbang. Hal ini dapat dikaji dari

karakteristik pertumbuhan badan yang terjadi pada masa-masa

pertumbuhan.

c. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban

sewaktu bekerja (Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk

membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda

Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang peranan yang penting, karena

kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan

persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak

bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kemampuan pemaian seseorang dalam bermain. Karena dengan

kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola

dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang

baik). Selain itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak

bola, pemain dapat melakukan tendangan keras dalam usaha untuk

mengumpan daerah kepada teman maupun untuk mencetak gol.

d. Kecepatan (Speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:8). Oleh karena itu

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

33

seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu

gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah

menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju

gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan,

tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8).

Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan

kemampuan seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang

memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat menggiring bola ke

daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke

gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha

pemain mengejar bola.

e. Daya ledak (power )

Pengertian daya ledak berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang

artinya eksplosif power. Eksplosif artinya meledak atau ledakan, dan

power artinya tenaga atau daya. Jadi eksplosif power adalah tenaga

ledak atau daya ledak dengan kekuatan yang eksplosif (WJS

Poerwadarminto, 1986 : 232). Hal ini sesuai dengan pendapat M.

Sajoto (1995:15) yaitu daya ledak otot adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang

dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Kalau kekuatan

maksimal tungkai juga besar, maka kecepatan lepas landas secara

vertikal juga besar (Engkos Kosasih, 1985: 77). Dengan demikian

akan menghasilkan kemampuan yang baik pula. Jadi untuk mencapai

hasil yang maksimal pada suatu cabang olahraga khususnya lompat

jauh diperlukan daya ledak otot tungkai yang baik.

f. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di

area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang

berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti

kelincahannya cukup baik (Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

34

Dangsina Moeloek (1984 : 8) menggunakan istilah ketangkasan.

Ketangkasan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau

bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan

seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh, jenis kelamin, berat

badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dari kedua pendapat

tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan pada kemampuan

untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan sering dapat

kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang

pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat

menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada

temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah

mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola,

namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.

g. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan

bermacam-macam gerak yang berada berada ke dalam pola garakan

tunggal secara efektif (Sajoto, 1995:9). Koordinasi menyatakan

hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan

(Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila seseorang itu mempunyai

koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan

mudah secara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain

agar dapat melakukan gerakan teknik dalam sepak bola secara

berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang

dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang akan dikemukakan dalam penelitian ini,

berdasarkan pada teori yang benar dan berkaitan dengan variabel yang menjadi

obyek dalam penelitian ini. Selain kerangka berpikir tersebut juga merupakan

dasar pemikiran dari penelitian yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

35

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dapat dirumuskan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Ada dua faktor yang dapat mendukung prestasi, yaitu faktor eksternal dan

faktor internal. Faktor eksternal yaitu fasilitas latihan dan kompetisi, dan situasi-

kondisi latihan dan kompetisi. Sedangkan faktor internalnya adalah antropometri,

kondisi fisik, psikologik, taktik dan teknik.

Gambar 13 : Faktor pendukung prestasi (Dikdik Zafar Sidik, 2013)

Yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor internal sebagai penunjang

kemampuan dribble futsal yaitu antropometri dan kondisi fisik. Antropometri dan

kondisi fisik merupakan unsur yang penting dalam menunjang penampilan atlet

dalam suatu pertandingan. Keterampilan bermain futsal banyak faktor yang

mempengaruhinya, di antaranya faktor antropometri dan kondisi fisik. Faktor

antropometri yang berkaitan dengan kemampuan dribble futsal, yaitu tinggi

badan, berat badan dan panjang tungkai. Sedangkan faktor kondisi fisik yang

berkaitan dengan kemampuan dribble futsal yaitu kelincahan, daya ledak,

koordinasi, kekuatan dan kecepatan. Komponen-komponen antropometri dan

kondisi fisik tersebut berperan dengan kemampuan dribble futsal dapat digambar

sebagai berikut:

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

36

Gambar 14: Kerangka Pikir Faktor Pendukung Kemampuan Dribble Futsal

1. Antropometri Dominan terhadap Kemampuan Dribble Futsal

Setiap cabang olahraga membutuhkan syarat antropometri yang

harus dimiliki setiap atlet agar mampu mencapai prestasi yang tinggi.

Demikian juga dalam permainan futsal menuntut antropometri yang ideal.

Dengan memiliki antropometri yang ideal, maka akan mendukung

penguasaan keterampilan bermain futsal. Antropometri yang dominan

terhadap keterampilan bermain futsal di antaranya Indek Massa Tubuh

(IMT) dan rasio panjang tungkai & tinggi badan. Dalam pengukuranya

melibatkan tiga komponen yaitu tinggi badan, berat badan dan panjang

tungkai. Untuk mendukung keterampilan bermain futsal, maka tinggi badan,

berat badan yang ideal dan panjang tungkai harus dimanfaatkan seoptimal

mungkin pada teknik yang tepat.

Dalam kasus tertentu pemain futsal harus menguasai terutama

kecepatan, kelincahan, mampu melakukan perpindahan posisi dengan cepat,

Faktor InternalPendukung

Kemampuan Dribble Futsal

Kondisi Fisik Antropometri

1. Indek Masa Tubuh

2. Rasio Panjang

Tungkai dan Tinggi

Badan

1. Power

2. Kecepatan

3. kelincahan

4. Koordinasi

5. Kekuatan

Kemampuan Dribble

Futsal

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

37

berhenti dengan spontan, melompat, dan terus menerus bergerak sehingga

setiap pemain dituntut untuk memiliki berat badan yang ideal sehingga

memudahkan dalam bergerak (Marcos Roberto Queiroga, 2005:31). Rata-

rata pemain futsal didominasi tipe tubuh yang mesomorph atau ecto-

mesomorph (untuk pemain futsal putra) maupun meso-endomorph (untuk

pemain futsal putri), dengan tipe tubuh seperti disebutdi atas akan sangat

membantu terutama dalam bergerak. Menurut Moeloek (2013:6)

menerangkan bahwa seseorang yang mempunyai berat badan berlebih

cenderung memiliki gerak yang lamban hal ini mungkin disebabkan oleh

beban ekstra (berat badan) dan kurangnya kelenturan tubuh pada saat

melakukan gerakan

Tinggi badan secara signifikan dapat mempengaruhi keberhasilan

dalam olahraga tergantung cabang olahraga yang diikuti. Keuntungan

memiliki tinggi badan rata-rata yaitu memiliki kekuatan yang lebih besar,

kapasitas kerja lebih besar (gaya dikalikan dengan jarak), power lebih besar,

jangkauan lebih panjang, mudah diamati, resting metabolic rate yang

rendah, denyut jantung yang rendah, kecil kemungkinan untuk mengalami

dehidrasi, dan kecepatan yang lebih besar karena keuntungan daya mekanis.

Sedangkan keuntungan memiliki tinggi badan di bawah rata-rata yaitu

waktu reaksi yang lebih cepat (jaringan saraf pendek), kekuatan yang lebih

besar untuk rasio berat, percepatan ekstremitas lebih cepat, daya tahan lebih

besar, kemampuan cepata dalam rotasi, kelincahan yang lebih besar,

keseimbangan yang baik dan pusat graitasi yang rendah, resiko kelelahan

panas atau heat stroke lebih rendah, memiliki keunggulan tertentu dalam

pertempuran dan peperangan, mengurangi resiko cedera saat jatuh dan

kematian dari kecelakaan kendaraan bermotor, memiliki resiko yang rendah

dari patah tulang pinggul, mengurangi masalah pada punggung, dan resiko

varises yang rendah (Darmawan : 2015)

Tinggi badan pada pemain futsal banyak mempengaruhi dalam

bergerak. Futsal merupakan olahraga permainan yang pemainnya siap

berhadapan dan mengalami benturan pada saat di lapangan. Memiliki

kelincahan yang baik akan membuat permainan semakin baik dan mampu

sedikit mengurangi terjadinya benturan dilapangan. Tinggi badan termasuk

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

38

bagian dari antropometri yang berpengaruh dengan sumbangan yang

diberikan pada titik kecil terhadap kemampuan kelincahan seseorang.

Pemain yang mempunyai tungkai panjang, titik berat badannya

lebih tinggi daripada pemain yang mempunyai tungkai pendek. Pemain

dengan tungkai lebih pendek akan lebih baik keseimbangannya

dibandingkan dengan pemain dengan tungkai panjang. Adapun kelebihan

pemain dengan tungkai lebih pendek adalah stabilitas dan keseimbangan

badan dalam mengolah bola untuk melewati lawan lebih baik dibanding

pemain yang bertungkai lebih panjang. Adapun kelemahan pemain

bertungkai lebih pendek adalh keterbatasan tungkai untuk menjangkau bola,

keterbatasan dalam menambah jangkauan langkah untuk berlari cepat saat

menggiring bola sewaktu serangan balik.

Pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang, adapun kelebihan

karena tungkai panjang titik berat badannya lebih tinggi yang menyebabkan

titik proyeksi berat badan lebih jauh. Seorang pemain yang mempunyai

tungkai lebih panjang akan diuntungkan dengan kemudahan untuk bergerak

dengan jangkauan tungkai lebih jauh, memudahkan untuk berlari cepat

dengan memperpanjang langkah pada saat serangan balik dilkukan

dibandingkan dengan pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek.

Dalam menggiring bola seorang pemain membutuhkan tungkai untuk

mampu menguasai bola dengan mendorong dan menjangkau bola. Sehingga

seorang pemain yang mempunyai tungkai panjang mempunyai jangkauan

lebih jauh daripada pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Tetapi

stabilitas dan keseimbangan tergolong labil dibandingkan pemain

bertungkai pendek yang mempunyai titik berat badan yang mendekati

gravitasi. Jadi dapat diambil kesimpulan ada kelebihan dan kekurangan dari

pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang dan pemain yang

mempunyai tungkai lebih pendek (Suryanto, 2011).

2. Kondisi Fisik Dominan terhadap Kemampuan Dribble Futsal

Kondisi Fisik merupakan kemampuan dasar yang di dalamnya

terdapat beberapa komponen kondisi fisik. Kemampuan kondisi fisik yang

prima sangat dibutuhkan dalam keterampilan bermain futsal.Komponen-

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

39

komponen biomotor yang berhubungan dengan keterampilan bermain futsal,

yaitu kekuatan, kecepatan, kelincahan, keseimbangan dan koordinasi. Untuk

memperoleh kemampuan dribble futsal yang baik, maka komponen-

komponen tersebut harus dikerahkan pada teknik yang tepat.

Power otot tungkai sangat berperan dalam kemampuan menggiring.

Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan seseorang untuk

menggerakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus menerus diatas

tanah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Akurat tidaknya arah bola

dalam menggiring bola tidak lepas dari peranan otot tungkai. Karena otot

tungkai berperan dalam menentukan arah bola yang digiring pada saat akan

menggiring. Fungsi kekuatan otot tungkai dalam menggiring bola adalah

sebagai penopang tubuh, berfungsi sebagai tenaga pendorong awal pada saat

akan berlari. Radcleffe dan Frentinos dalam Rachimi Ruma (1992)

menyatakan bahwa: “Otot tungkai merupakan daya gerak dalam cabang

olahraga yang memakai gerak kaki.” Kebanyakan penampilan dalam

berolahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan

yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Kontraksi otot digunakan untuk

menghasilkan tenaga internal yang mengatur gerakan bahagian-bahagian

badan.

Pada cabang olahraga permainan futsal setiap pemain harus

memiliki kecepatan. Seorang pemain yang memiliki kemampuan melakukan

gerakan dengan cepat akan mudah melakukan gerakan meskipun dalam

keadaan ruang gerak yang sempit. Mutalib (1984) menyatakan bahwa:

“kecepatan bergerak adalah kemampuan melaksanakan gerakan secepat

mungkin, baik gerak yang sama maupun yang tidak sama”. Dengan

kecepatan pemain dapat menggiring bola lebih cepat ke daerah pertahanan

lawan dan berguna untuk mengecoh bahkan menjauh dari kejaran atau

penjagaan pemain lawan ketika melakukan dribble.

Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah

arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan

keseimbangan (Setiawan, 2005:69). Seorang pemain futsal yang memiliki

kelincahan yang bagus maka akan sulit dikejar pada saat melakukan

dribbling. Satriya, et al (2007:74) menyebutkan: “kelincahan adalah

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

40

kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan cepat pada waktu bergerak

tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuhnya”. Dilihat dari fungsi

dribble itu sendiri yaitu melewati lawan, mendekatkan sasaran, menghambat

permainan, selian itu memungkinkan seorang pemain mencetak gol,

Menurut Koger (2007:52) bahwa: “variasikan kecepatan lari anda, dengan

mengubah-ubah kecepatan dan berbelok secara mendadak, musuh yang

mengejar atau menghadang anda akan terkecoh dan kehilangan

keseimbangan”. Dari penjelasan di atas bahwa seorang pemain yang

memiliki kelincahan ketika dribble akan mudah untuk melewati musuhnya.

Pada saat melakukan dribble pemain harus memiliki Kekuatan.

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan

dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja

(M. Sajoto, 1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan

ketegangan otot terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan

memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak

setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi.

Kekuatan otot perut juga sangat dibutuhkan dalam permainan futsal, tanpa

kekuatan seorang atlet tidak dapat berlari cepat pada saat melakukan

penyerangan maupun pada saat akan bertahan dalam membendung

serangan lawan. Oleh karena itu kondisi fisik sangat dibutuhkan dalam

permainan futsal agar teknik dan taktik yang dimiliki dapat direalisasikan/

diterapkan dengan baik pada saat pertandingan guna mencapai prestasi

optimal.

Untuk memperoleh ketepatan saat menggiring bola dalam

permainan futsal dibutuhkan koordiansi mata-kaki yang baik. Koordinasi

mata-kaki yang baik akan membantu pemain dalam mengendalikan arah

bola saat pemain tersebut menggiring bola begitu juga sebaliknya bila

koordinasi mata-kaki tidak baik pemain akan kesulitan mengendalikan arah

bola saat pemain menggiring bola. Seorang pemain futsal dapat melakukan

gerakkan yang baik untuk melakukan dribble apabila mempunyai

koordinasi yang baik pula. Adapun pengertian koordinasi menurut Harsono

(1988: 219) “adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks”.

Apabila seseorang mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

41

melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Sajoto (1988: 53)

mengatakan koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai

sistem syaraf gerak, yang terpisah, ke dalam satu pola gerak yang efisien.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang dibangun di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut: variabel yang lebih dominan pada Kemampuan Dribble

Futsal dalah variabel kecepatan.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... · Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. ... Teknik

42