BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal...

55
12 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Futsal a. Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol atau Futebol dari bahasa Portugal atau Brazil Futsal dan salon dari bahasa Prancis” (Tenang, 2008:15). “Futsal merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan” (Lhaksana, 2011:5). Jadi dapat disimpulkan bahwa futsal adalah olahraga sepak bola yang permainannya dilaksanakan didalam ruangan yang jenis permainannya tidak jauh berbeda dengan sepak bola. “Permainan ini sendiri dimainkan oleh lima pemain setiap tim berbeda dengan sepak bola konvensional yang pemainnya berjumlah sebelas orang setiap tim, ukuran lapangan dan bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran yang digunakan dalam sepak bola lapangan rumput” (Lhaksana, 2011:5). Seperti yang diketahui futsal merupakan modifikasi dari olahraga sepak bola, yang dimodifikasi disini adalah gawang, bola, ukuran lapangan, bentuk lapangan, peraturan permainan dan jumlah pemain. Dengan bermain futsal, pemain bisa mengembangkan kemampuan dengan baik. Menurut Mahaendro (2004:92) futsal adalah permainan yang hampir sama dengan sepakbola, tetapi hanya lima pemain di mana dua tim memainkan dan memperebutkan bola di antara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola lawan dan mempertahankan gawang kemasukkan bola. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa futsal merupakan permainan bola yang hampir sama dengan permainan sepak bola, dimainkan dalam ruangan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang pemain utama dan pemain cadangan yang bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki untuk memenangkan suatu pertandingan futsal. “Asal muasal futsal muncul di Montevideo, Uruguay, pada tahun 1930 ketika Juan Carlos Cereira membuat versi sepak bola untuk lima pemain dalam satu tim (a five-a-side version of soccer) untuk dipertandingkan dalam kompetisi

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Futsal

a. Pengertian dan Sejarah Futsal

“Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) dari

bahasa Spanyol atau Futebol dari bahasa Portugal atau Brazil Futsal dan salon

dari bahasa Prancis” (Tenang, 2008:15). “Futsal merupakan permainan sepak bola

yang dilakukan di dalam ruangan” (Lhaksana, 2011:5). Jadi dapat disimpulkan

bahwa futsal adalah olahraga sepak bola yang permainannya dilaksanakan

didalam ruangan yang jenis permainannya tidak jauh berbeda dengan sepak bola.

“Permainan ini sendiri dimainkan oleh lima pemain setiap tim berbeda dengan

sepak bola konvensional yang pemainnya berjumlah sebelas orang setiap tim,

ukuran lapangan dan bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran yang

digunakan dalam sepak bola lapangan rumput” (Lhaksana, 2011:5). Seperti yang

diketahui futsal merupakan modifikasi dari olahraga sepak bola, yang

dimodifikasi disini adalah gawang, bola, ukuran lapangan, bentuk lapangan,

peraturan permainan dan jumlah pemain. Dengan bermain futsal, pemain bisa

mengembangkan kemampuan dengan baik.

Menurut Mahaendro (2004:92) “futsal adalah permainan yang hampir

sama dengan sepakbola, tetapi hanya lima pemain di mana dua tim memainkan

dan memperebutkan bola di antara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan

bola lawan dan mempertahankan gawang kemasukkan bola”. Dari uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa futsal merupakan permainan bola yang hampir sama

dengan permainan sepak bola, dimainkan dalam ruangan oleh dua tim, yang

masing-masing beranggotakan lima orang pemain utama dan pemain cadangan

yang bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi

bola dengan kaki untuk memenangkan suatu pertandingan futsal.

“Asal muasal futsal muncul di Montevideo, Uruguay, pada tahun 1930

ketika Juan Carlos Cereira membuat versi sepak bola untuk lima pemain dalam

satu tim (a five-a-side version of soccer) untuk dipertandingkan dalam kompetisi

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

13

usia muda di YMCAs (Young Mens Christian Association” (Marhaendro,

2004:91). Setelah futsal dikenalkan oleh Juan Carlos Cereira pada tahun

1930.Seiring berjalannya waktu futsal menjadi salah satu olahraga yang populer

khususnya di Amerika Selatan, futsal menjadi pilihan utama pada saat hari hujan.

“Pada 1965, kompetisi internasional futsal digelar untuk kali pertama.

Kejutan pun terjadi dengan sukses Paraguay menjadi juara Piala Amerika selatan.

Pada tahun berikutnya sampai 1979, Brazil mendominasi dan merengkuh enam

trofi juara berturut-turut” (Tenang, 2008:16). Jadi olahraga futsal berasal dari

Amerika Selatan, selain itu negara-negara di Amerika Selatan juga yang

mendominasi kekuatan futsal di dunia hingga saat ini, terbukti dengan hasil piala

dunia futsal yang diselenggarakan di Thailand pada 2012 lalu, Brazil sebagai juara

di kompetisi tersebut.

b. Teknik Dasar Futsal

Pada dasarnya permainan futsal merupakan suatu usaha untuk menguasai

bola dan untuk merebutnya kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Oleh karena

itu, untuk dapat bermain futsal harus menguasai teknik-teknik dasar futsal yang

baik. Untuk dapat menghasilkan permainan futsal yang optimal, maka seorang

pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan. Teknik

dasar bermain futsal merupakan kemampuan untuk melakukan atau mengerjakan

gerakan-gerakan yang mendasari permainan futsal. Seiring dengan perkembangan

futsal yang semakin modern, permainan futsal tidak hanya mengandalkan

kemampuan skill individu seorang pemain saja tetapi teknik dan strategi bermain

futsal juga sangat dibutuhkan, terutama untuk mencapai kemenangan. Menurut

Lhaksana (2011:7) “futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari

segi lapangan yang relatif kecil hampir tidak ada ruangan untuk membuat

kesalahan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar pemain lewat passing yang

akurat, bukan hanya untuk melewati lawan”.

Aspek-aspek yang berkaitan dengan teknik-teknik dasar bermain futsal

merupakan hal yang penting karena akan menentukan gerak keseluruhan dari

seorang atlet. Menurut Harsono (1998:100) “Latihan teknik adalah latihan untuk

memahirkan teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

14

olahraga yang dipelukan atlet misalnya teknik menendang bola, menangkap bola.

Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan

memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan atau perkembangan neuromuscular”.

Futsal dimainkan di lapangan yang kecil maka pemain dituntut untuk bisa

mengolah bola dengan baik di bawah tekanan lawan. Untuk mengolah bola dan

bermain futsal dengan baik, pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik.

Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain futsal

dengan baik pula. Menurut Hermans & Engler (2011:23-41) beberapa teknik dasar

futsal yang harus dikuasai seorang pemain adalah “ball reception (penerimaan

bola), dribbling and ball control (menggiring dan mengontrol bola), passing

(mengoper bola), shooting, feints and trick (trik dan gerak tipuan), goal keeping

technique (teknik penjaga gawang)”. Selain itu federasi sepak bola dan futsal

dunia FIFA (2012:3) juga mengemukakan bahwa “teknik dasar futsal meliputi

passing, control, running with the ball, dribbling past opponets, dan shooting”.

Lhaksana (2011:5) juga mengemukakan bahwa “pemain diperlukan menguasai

teknik dasar bermain futsal seperti a) teknik dasar mengumpan (passing), b)

teknik dasar menahan bola (control), c) teknik dasar mengumpan lambung

(chipping), d) teknik dasar menggirirng bola (dribbling) dan, e) teknik dasar

menembak bola (shooting)”.

c. Kemampuan Fisik Dominan pada Futsal

Kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu faktor penting bagi

seorang pemain futsal untuk mencapai puncak prestasi, maka dari itu seorang

pelatih harus memiliki model-model latihan fisik yang baik dan sesuai dengan

kebutuhan bagi pemain futsal. “Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh

amatlah penting, tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti

latihan-latihan dengan sempurna, komponen kondisi fisik yang perlu

dikembangkan adalah, daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, strength,

kelentukan, kecepatan, stamina, kelincahan dan power” (Harsono, 1988:100).

Pencapaian prestasi yang optimal pada permainan futsal tidak saja

dibutuhkan keterampilan teknik, pengetahuan dan penguasan taktik tetapi kondisi

fisik yang baik juga harus dimiliki oleh setiap pemain. Teknik dan taktik dalam

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

15

permainan futsal, tidak mungkin dapat diterapkan secara sempurna apabila tidak

ditunjang dengan kondisi fisik yang baik dari pemain. Dengan kondisi fisik yang

baik, pemain akan lebih mudah untuk menampilkan permainan cepat dan dinamis

sebagaimana dituntut dalam permainan futsal yang saat ini sudah memasuki era

yang modern. Kondisi fisik yang baik membuat orang terus menerus lari bergerak

mengawal lawan secara ketat dan membebaskan diri dari kawalan.

Kondisi fisik sangat penting untuk mendukung pergerakan seorang

pemain. Gerakan yang terampil bisa dilakukan apabila kondisi fisiknya baik.

Menurut Harsono (2001:4) “apabila kondisi fisik atlet baik, maka atlet akan lebih

cepat pula dalam menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. Karena

latihan teknik, taktik, dan keterampilan akan mampu dilakukan secara maksimal,

artinya meskipun harus mengulang gerakan pola taktik tertentu atlit tidak cepat

lelah”.

Mempersiapkan kondisi fisik merupakan suatu hal yang penting dalam

masa persiapan sebuah tim untuk mencapai prestasi yang maksimal. Melalui

latihan fisik, kondisi pemain yang kurang baik akan meningkat, setalah

melakukan latihan fisik yang terprogram dengan baik, hasil dari latihan tersebut

dapat dilihat dari meningkatnya penampilan seorang pemain yang akhirnya

berdampak positif pada penampilan tim dan dapat mencapai prestasi maksiamal.

Untuk menunjang para pemain futsal agar lebih mudah dalam menguasai teknik,

taktik dan strategi agar dapat mencapai prestasi yang maksimal para pemain harus

dibekali dengan kondisi fisik yang baik pula. Adapun aspek-aspek atau model

latihan fisik yang dibutuhkan dalam permainan futsal yaitu, “daya tahan

(endurance), kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelemah-lembutan

(suppleness), koordinasi (coordination)” (FIFA, 2012:69-71). Selain itu dalam

buku yang ditulis Lhaksana (2011:17-18) mengemukakan bahwa “berikut

komponen kondisi fisik yang harus dimiliki pemain futsal, daya tahan, kekuatan,

kecepatan, kelincahan, daya ledak, kelenturan, ketepatan, koordinasi,

keseimbangan, reaksi. Komponen latihan fisik yang dominan dimiliki pemain

futsal adalah daya tahan, kekuatan, kecepatan dan tentunya tanpa meninggalkan

komponen fisik yang lain”.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

16

Tabel 2.1 Perkiraan Kebugaran Energi dan Otot pada Olahraga Futsal

Sport or

Activity

Energy Fitness Muscular Fitness

Aerobik Anaerobik Flexibility Strenght Endurance Speed Power

Futsal

(posisi

lainnya)

H H M M M - H H M - H

Futsal

(penjaga

gawang)

L M - H M - H M L - M H M

Keterangan : L = Low ; M = Medium ; H = High (Martens, 2012:235).

2. Latihan Teknik Dasar Futsal

a. Tinjauan dari Perspektif Belajar Gerak (Motor Learning)

1) Pengertian Belajar Gerak (Motor Learning)

Menurut Schmidt (1991:153) “belajar gerak (motor learning) adalah

serangkaian proses dengan praktek atau pengalaman yang mengarah pada

perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan untuk keterampilan

performa”. Sedangkan menurut Oxendine (1984:8) “belajar gerak (motor

learning) didefinisikan sebagai perubahan terus-menerus dengan potensi

perilaku gerakan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”. Kluka (1999:29)

mengemukakan bahwa “belajar gerak (motor learning) adalah seperangkat

proses internal yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam gerakan

manusia melalui praktek“. “Belajar gerak adalah suatu proses adaptasi perilaku

yang berkenaan dengan perilaku gerak dan respon muskular yang relatif

permanen, sebagai hasil usaha mengembangkan kemampuan melakukan tugas

melalui praktik dan pengalamanyang melibatkan faktor-faktor fisik dan

psikologis secara terpadu” (Sugiyanto, 2015:4).

Pada dasarnya belajar gerak adalah suatu proses yang dilakukan seorang

melalui suatu praktek, latihan dan pengalaman untuk memperoleh suatu

perubahan keterampilan yang bersifat permanen. Konsep belajar gerak adalah

bagaimana individu belajar tentang keterampilan gerak dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kemamapuan fisik, yang dapat memberikan informasi penting

kepada pelatih. Diharapkan pada pelaku olahraga hendaknya memahami tentang

konsep belajar gerak, dalam melaksanakan atau melakukan latihan pelatih harus

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

17

menyesuaikan dengan orang yang dilatih. Sangat penting sekali teori belajar

gerak (motor learning) ini dujadikan sebagai landasan dalam suatu kegiatan

yang berhubungan dengan aktivitas fisik.

2) Keterampilan Gerak (Motor Skill)

“Keterampilan gerak (motor skill) adalah suatu tingkat kualitas

penguasaan dalam melakukan aktifitas gerak tubuh dimana koordinasi beberapa

bagian tubuh atau keseluruhan bagian tubuh dapat berfungsi dengan baik”

(Sugiyanto, 2015:28). “Keterampilan gerak adalah perilaku yang diperlihatkan

secara halus, baik yang terkendali dan dikoordinasi gerakan otot” (Oxendine,

1984:14). Menurut Sugiyanto (2015:28) gerakan keterampilan dapat dapat

diklasifikasi berdasarkan berbagai sudut pandang yaitu.

a) Berdasarkan Kecermatan Gerak

1. Keterampilan gerak kasar (gross motor skill)

“Keterampilan gerak kasar (gross motor skill) adalah gerak yang

melibatkan kelompok otot besar. Pada keterampilan olahraga seperti lompat

tinggi, jump shoot, menendang bola” (Oxendine, 1984:18). Sedangkan

menurut Drowatzky (1981:16) “gerak yang memerlukan interaksi dari banyak

otot dengan aktifitas badan atau tubuh pada umumnya seperti lari,

menangkap, melempar dan keterampilan menggunakan raket”. Unsur-unsur

keterampilan gerak kasar (gross motor skill) juga terdapat dalam olahraga

futsal yang terdapat salam teknik dasar futsal seperti menggirirng (dribble),

menembak bola (shooting), mengoper bola (passing), dan umpan lambung

(chipping).

2. Keterampilan gerak halus (fine motor skill)

“Keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah keterampilan yang

melibatkan kelompok otot kecil atau gerakan dengan rentangan yang sangat

terbatas. Aktivitas tersebut biasanya melibatkan kemampuan manipulatif dari

tangan dan jari” (Oxendine, 1984:18). Sedangkan menurut Cratty (1973:17)

“keterampilan gerak halus (fine motor skill) adalah tindakan gerak yang

melibatkan kelompok otot-otot yang lebih kecil untuk bekerja”. Dalam

permainan futsal keterampilan gerak halus (fine motor skill) sangat

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

18

dibutuhkan terutama pada seorang penjaga gawang pada saat menangkap

bola, melempar bola.

b) Berdasarkan Titik Awal dan Akhir Gerakan

1. Keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill)

“Keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill) adalah keterampilan

gerak yang satuan geraknya dapat ditandai dengan jelas awak dan akhirnya.

Misalnya gerak melempar bola” (Sugiyanto, 2015:29). Sedangkan menurut

Drowatzky (1981:17) “keterampilan gerak diskrit (discrete motor skill)

adalah peristiwa tunggal dengan satu permulaan dan akhir digambarkan

secara jelas”. Dalam olahraga futsal gerakan ini dapat dilihat pada melempar

bola, menendang bola.

2. Keterampilan gerak serial (serial motor skill)

“Keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah keterampilan

gerak diskret yang dilakukan berulang-ulang. Misalnya gerak mengguling

depan beberapa kali berturut-turut” (Sugiyanto, 2015:29). Sedangkan menurut

Oxendine (1984:16) “keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah

gerak serial tugasnya sama dengan tugas-tugas gerak diskrit yang memiliki

gerakan awal dan akhir yang berbeda”. Dalam olahrag futsal contok gerak ini

adalah pada saat melakukan mengoper bola (passing) secara berpasangan dan

silakukan secara terus menerus.

3. Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)

“Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill) adalah

keterampilan gerak yang merupakan rangkaian gerakan yang dilakukan

secara berlanjut. Misalnya gerakan berenang” (Sugiyanto, 2015:29).

Oxendine (1984:16) berpendapat bahwa “keterampilan gerak kontinyu

(continuous motor skill) adalah keterampilan yang tidak memiliki titik

terminasi yang ditentukan. Seperti berjalan, berenang, juggling, ski”. Pada

futsal contoh keterampilan gerak ini adalah pada saat melakukan dribbling.

c) Berdasarkan Stabilitas Lingkungan

1. Keterampilan gerak tertutup (close motor skill)

“Keterampilan gerak tertutup (close motor skill) adalah keterampilan

gerak yang dilakukan dalam lingkungan hidup yang stabil atau dapat

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

19

diprediksi daimana pelaku menentukan kapan akan memulai tindakan.

Contohnya mengancingkan baju, memanjat tangga” (Magill, 2001:7).

Sedangkan menurut Sugiyanto (2015:29) “keterampilan gerak tertutup (close

motor skill) adalah keterampilan gerak yang dilakukan pada lingkungan yang

stabil dan dapat siprediksi, dilakukan karena stimulus dari dalam diri pelaku,

tanpa dipengaruhi stimulus dari luar. Misalnya berjalan, berlari, melempar”.

Pada olahraga futsal keterampilan ini terdapat pada saat melakukan passing,

shooting.

2. Keterampilan gerak terbuka (open motor skill)

“Keterampilan gerak terbuka (open motor skill) adalah keterampilan

gerak yang melibatkan lingkungan hidup yang sulit prediksi kestabilannya,

dimana suatu objek atau konteks lingkungan dalam gerak dan menentukan

kapan memulai tindakan. Misalnya, mengendarai mobil, melangkah ke

eskalator yang bergerak, menangkap bola” (Magill, 2001:7). Sedangkan

menurut Sugiyanto (2015:29) “keterampilan gerak terbuka (open motor skill)

adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam kondisi yang terus berubah-

ubah, dilakukan selain karena stimulus dari dalam juga dipengaruhi oleh

stimulus dari luar. Misalnya bermain sepak bola, bertinju”. Pada olahraga

futsal keterampilan ini terdapat pada saat berlari mengejar bola, berlari

menjaga lawan.

d) Berdasarkan Kompleksitas Rangkaian Gerakan

1. Keterampilan gerak sederhana (simple motor skill)

“Keterampilan gerak sederhana (simple motor skill) adalah

keterampilan gerak yang hanya terdiri atas satu atau dua elemen gerak saja.

Misalnya menangkap bola, melempar bola, menendang bola” (Sugiyanto,

2015:29). Pada olahraga futsal contohnya adalah pada saat penjaga gawang

menangkap bola, pada saat pemain melakukan passing, shooting.

2. Keterampilan gerak sederhana (complex motor skill)

“Keterampilan gerak sederhana (complex motor skill) adalah

keterampilan gerak yang terdiri atas beberapa elemen gerak yang harus

dikoordinasikan menjadi satu rangkaian gerak. Misalnya menyemes bolavoli,

rangkaian gerak senam lantai, loncat indah” (Sugiyanto, 2015:29). Pada

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

20

olahraga basket keterampilan ini pada saat pemain melakukan dribble bola

melewati lawan, melakukan gerakan tipuan saaat mendribel bola.

3) Fase-Fase Belajar Gerak

Deskripsi yang paling masuk akal dari fase atau langkah-langkah yang

terlibat dalam pembelajaran keterampilan gerak yang dikembangkan oleh Fitts

(1964). Model ini telah dikomentari dan diperluas oleh beberapa penulis lain.

Menurut Fitts dalam Oxendine (1984:22) “ada tiga fase dalam memperoleh

keterampilan gerak dari awal sampai ke tingkat penguasaan, ini meliputi (1)

tahap awal atau fase kognitif, (2) tahap menengah atau fase asosiatif, (3) tahap

akhir atau fase otonom”.

a. Tahap awal atau fase kognitif

“Tahap kognitif ditandai dengan usaha pada bagian dari pelajar untuk

memahami tugas yang harus dilakukan, bantuan instruktur dalam proses ini

dengan menyediakan semua informasi penting tentang tugas. Pemahaman awal

dari tugas dibantu oleh penjelasan, demonstrasi, film, grafik, diskusi, dan

percobaan awal” (Oxendine, 1984:22). “Pada tahap ini, pemula difokuskan

pada masalah yang berorientasi kognitif. Kinerja selama tahap ini ditandai

dengan sejumlah kesalahan dan tahap ini sangat bervariasi. Meskipun pemula

mungkin tahu bahwa mereka melakukan sesuatu kesalahan, umumnya mereka

tidak menyadari apa yang harus dilakukan” (Magill, 2001:184). Sedangkan

menurut Sugiyanto (2015:35) “fase kognitif merupakan fase awal dalam

belajar gerak keterampilan baru. Pelajar menggunakan fikirannya untuk

mengetahui gerak keterampilan yang akan dilakukan. Pada fase kognitif pelajar

berusaha memahami ide atau konsep gerakan melalui mendengarkan

penjelasan atau melihat contoh gerakan”.

Fase awal ini disebut fase kognitif karena pemain menjadi tahu

tentang gerakan yang dipelajari, sedangkan pengusaan geraknya sendiri masih

belum baik karena masih dalam tahap mencoba gerakan. Fase kognitif ini dapat

diterapkan pada saat memberi materi teknik dasar futal dengan cara pemain

diperlihatkan video atau diberi contoh cara melakukan teknik dasar secara

langsung, dengan rangkaian gerak yang jelas dan mudah dipahami oleh

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

21

pemain. Setelah melihat dan memahami gerakan yang di contohkan, dengan

harapan pada fikiran pemain muncul konsep gerakan yang akan dilakukan.

b. Tahap menengah atau fase asosiatif

“Konsep gerak keterampilan yang difahami pada fase kognitif

kemudian dicoba untuk dilaksanakan dalam praktik. Konsep gerak yang

kemudian menjadi rencana gerak, yang ada di dalam fikiran dicoba untuk di

praktikkan dalam wujud gerak tubuh” (Sugiyanto, 2015:34). “Fase ini, disebut

asosiatif, fiksasi atau praktek, di mana individu mendekati efisiensi yang

maksimal dalam tugas. Pelajar menerima umpan balik yang sedang

berlangsung, secara bertahap menghilangkan kesalahan, dan menemukan

penyesuaian. Kualitas temporal tugas disempurnakan dalam fase ini”

(Oxendine, 1984:23).

Fase asosiatif disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan

tingkat pengusaan gerakan dimana pemain sudah mampu melakukan geraka-

gerakan dalam bentuk rangkaian yang lancar pelaksanaannya setelah dilakukan

secara berulang-ulang. Pemain diminta untuk melakukan gerakan-gerakan

teknik dasar futsal secara berulang-ulang agar pemain semakin menguasai

teknik dasar futsal yang dipelajari.

c. Tahap akhir atau fase otonom

“Fase ototnom dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam mempelajari

gerak keterampilan yang baru, atau merupakan puncak pencapaian

keterampilan gerak. Pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara

otonom dan otomatis” (Sugiyanto, 2015:35). Sedangkan menurut Oxendine

(1984:23) “fase otonom atau tahap akhir ini adalah dimana tugas dilakukan

dengan mudah dan dengan kontrol sadar. Keterampilan pada akhirnya menjadi

terbiasa sejauh program eksekutif didirikan untuk mengambil kendali semua

aspek kinerja. Semua orang memiliki sejumlah keterampilan yang telah

dikembangkan ke tingkat ini”.

Fase otonom atau fase akhir ini ditandai dengan tingkat pengusaan

gerakan dimana pemain mampu melakukan gerakan keterampilan secara

otomatis. Pemain harus melakukan latihan teknik dasar secara terus menerus

dan berulang-ulang dalam melakukannya harus secara teratur dan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

22

berkelanjutan. Teknik dasar harus dilakukan dengan benar karena akan sangat

sulit memperbaiki dan membetulkan gerakan yang salah apabila sudah

mencapat pada tahap otonom.

b. Macam-Macam Latihan Teknik Dasar Futsal

Untuk mencapai tujuan dari permainan futsal, maka setiap pemain dituntut

untuk memiliki kemampuan dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Menurut

Harsono (1988:100) mengemukakan bahwa “ada empat aspek latihan yang perlu

diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, latihan

teknik, latihan taktik, dan latihan mental”. Untuk mencapai prestasi yang

maksimal, maka setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek

latihan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar yang sempurna. Oleh

Karena itu penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat

ditingkatkan.

Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas berikut adalah

beberapa model latihan teknik dasar futsal yang harus dikuasai atau dipelajari oleh

pemain futsal.

1) Passing (Mengoper Bola)

“Passing merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang

sangat dibutuhkan pemain. Lapangan yang rata dan ukuran lapangan yang kecil

dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola meluncur sejajar dengan

tumit pemain disebabkan hampir sepanjang permainan futsal menggunakan

passing” Lhaksana (2011:30). Passing adalah Passing digunakan paling

banyak sepanjang permainan, dibandingkan dengan teknik dasar yang lain.

Passing merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat

dibutuhkan oleh setiap pemain, karena dengan lapangan yang rata dan ukuran

yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat.

“Kata ”pass” dapat diartikan sebagai mempersembahkan, oleh sebab itu

dalam melakukan passing, pemain harus mempersembahkan (dalam kontek

yang baik dan enak) bola kedapa teman lain dalam satu tim” (Marhaendro, dkk,

2009:149-150). Sesuai dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik

passing yang dominan digunakan secara datar atau menyusur lantai. “Passing

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

23

bisa dilakukan dengan menggunakan sisi kaki, tumit, atau sisi bawah. Namun

yang paling baik adalah menggunakan kaki dalam dengan arah mendatar,

operan ini memiliki akurasi paling baik dibanding yang lainnya” (Kurniawan

dalam Noviada, dkk, 2014:4-5).

Teknik mengoper bola (passing) hampir sama dengan melakukan

tendangan. Menurut Hermans & Engler (2011:32) jenis passing dapat di

klasifikasikan yakni, “inside of the shoes, forefoot, outside of the foot, inside of

the foot, lob atau chip pass”. Berikut ini merupakan gambar dari cara

melakukan teknik dasar passing.

Gambar 2.1 Jenis passing dengan menggunakan

inside of the shoes

Gambar 2.2 Jenis passing dengan menggunakan forefoot

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

24

Gambar 2.3 Jenis passing dengan menggunakan

outside of the foot

Gambar 2.4 Jenis passing dengan menggunakan

inside of the foot

Gambar 2.5 Jenis passing dengan menggunakan

lob atau chip pass

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

25

2) Control (Mengontrol Bola atau Menahan Bola)

“Teknik dasar dalam keterampilan control (menahan bola) harus lah

menggukana telapak kaki (sole). Dengan permukaan lapangan yang rata, bola

akan bergulir cepat sehingga para pemain harus dapat mengontrol dengan baik.

Apabila menahan bola jauh dari kaki, lawan akan mudah merebut bola”

(Lhaksana, 2011:31). “Kontrol yang baik pada saaat menerima bola,

memastikan penguasaan bola dan membantu untuk memulai langkah

berikutnya lebih cepat dan efektif” (FIFA, 2012:30).

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa control merupakan

teknik dasar yang paling penting untuk menghentikan laju bola. Pada

permainan futsal control haruslah menggunakan alas kaki atau sole sepatu agar

bola dapat terhenti tanpa terlepas dari penguasaan kaki. “Ada beberapa cara

menontrol bola yakni, dengan kaki, dada, paha dan kepala. Tekniknya juga

berbeda ketika menerima bola datar (ground balls) dan bola lambung

(bouncing balls)” (Tenang, 2008:69). Berikut ini gambar dari teknik dasar

control.

Gambar 2.6 Teknik control dalam futsal menggunakan alas kaki (sole),

paha, dada dan kepala

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

26

Jika mengontrol bola dengan kaki, ada tiga cara yang harus dilakukan

yakni dengan menggunakan kaki bagian alas sepatu (sole), sisi dalam sepatu

(inside sole), dan sisi luar sepatu (outside sole), dengan mengginakan

punggung atau depan kaki (forefoot). Berikut ini gambar teknik dasar

mengontrol dengan kaki.

Gambar 2.7 Teknik control dengan menggunakan sole, inside sole, outside sole

dan forefoot

3) Dribling (Menggiring Bola)

“Dribbling berarti teknik yang memungkinkan pemain untuk bergerak

dengan bola dalam arah tertentu dengan bola yang tidak dapat diambil oleh

lawan” (Hermans & Engler 2011:28). “Teknik dribbling merupakan

keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain futsal.

Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain dalam

menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya untuk menciptakan

peluang dalam mencetak gol” (Lhaksana, 2011:33). Sedangkan menurut

Mahhaendro, dkk (2009:150) “Dribbling adalah kemampuan pemain dalam

menguasai bola dengan baik tanpa dapat direbut oleh lawan, baik dengan

berjalan, berlari, berbelok maupun berputar”.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

27

Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan

saja, yaitu di saat terbebas dari lawan. Prinsip utama dalam dribbling adalah

menciptakan ruang, mempertahankan penguasaan bola dan melewati lawan.

Dalam futsal dribbling sama halnya dengan sepakbola, namun terdapat

penambahan dalam dribbling di futsal yaitu dribbling menggunakan telapak

kaki atau sole sepatu. Selain itu, dengan ukuran lapangan yang relatif lebih

kecil dan juga rata, mengharuskan sentuhan kaki setiap pemain dengan bola

tidak terlalu jauh. Hal tersebut adalah untuk mempertahankan keseimbangan

tubuh serta penguasaan bola. Tujuan dribbling adalah untuk melewati lawan,

mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan diri dari kawalan lawan,

mmbuka ruang untuk kawan,serta menciptakan peluang untuk melakukan

shooting ke gawang. Menurut Hermans & Engler (2011:28) Terdapat beberapa

hal yang harus dimiliki oleh seorang pemain futsal agar dapat melakukan

dribling dengan baik yakni, “kreativitas, imajinasi, mobilitas, koordinasi tubuh

dan kemampuan untuk mengubah kecepatan”.

Gambar 2.8 teknik dribling (menggiring bola) dengan menggunakan inside foot,

outside foot dan sole

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

28

4) Shooting (Menembak Bola)

Dalam bermain futsal tujuan akhir penyerangan adalah melakukan

shooting atau menendang bola ke gawang. Semakin banyak suatu tim

melakukan shooting ke gawang, maka semakin besar pula peluang untuk

menciptakan gol. Menurut Tenang (2008:84) “shooting adalah menendang

bola dengan keras ke gawang guna mencetak gol. Ini juga merupakan bagian

tersulit karena perlu kematangan dan kecerdikan pemain alam menendang bola

agar tidak bisa dijangkau atau ditangkap kiper”. “Shooting tujuannya adalah

puncak dari penyerangan dan teknik yang paling menentukan ketika datang

untuk memenangkan pertandingan” (FIFA, 2012:36).

Shooting mempunyai ciri khas laju bola yang sangat cepat dan keras

serta sulit diantisipasi oleh penjaga gawang. Namun demikian shooting yang

baik harus memadukan antara kekuatan dan akurasi tembakan. Shooting dapat

dilakukan dengan semua bagian kaki, terutama pada punggung kaki, sisi kaki

bagian dalam, dan sisi kaki bagian luar. Menurut Lhaksana (2011:34)

“shooting dapat dibagi menjadi dua teknik, yaitu teknik shooting menggunakan

punggung kaki dan shooting menggunakan ujung sepatu atau ujung kaki”.

Gambar 2.9 Teknik shooting dengan menggunakan punggung kaki dan

ujung sepatu atau ujung kaki

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

29

5) Goal Keeper Technique (Teknik Penjaga Gawang)

Penjaga gawang atau kiper merupakan satu-satunya pemain dalam

olahraga futsal yang boleh menggunakan tangan untuk menghalau ataupun

menangkap bola yang bertujuan untuk mencegah pemain lawan mencetak gol,

posisi posisi sebagai penjaga gawang juga sering dikatakan sebagai posisi

spesial pada permainan futsal. Menurut Lhaksana (2011:42) “dalam permainan

futsal, kiper atau penjaga gawang mempunyai peran yang sangat besar.

Serangan dan bertahan dimulai dari penjaga gawang. Dengan distribusi bola

melalui lemparan dan tendangan passing ke arah pemain depan, sebuah

serangan dapat diawali”. “Bila di sepakbola konvensional seorang kiper masih

sering bias beristirahat sejenak di antara satu serangan dengan serangan

berikutnya, dalam futsal seorang kipper hamper tidak bias beristirahat atau

santai sejenak. Serangan terus dating bertubi-tubi” (Shceunemann, 2011:97).

“Kiper futsal modern jauh lebih penting dari kiper sepakbola yang

memiliki peran hanya melindungi gawang dari gol, sedangkan kiper futsal

modern harus mengantisipasi situasi dan berpartisipasi aktif dalam permainan”

(Hermans & Engler 2011:41). Kecilnya area pertandingan dan kecepatan bola

bergulir membuat seorang penjaga gawang harus cepat mengambil keputusan

apakah dengan menangkap, blocking, dan menendang. Tugas dari seorang

penjaga gawang adalah memperkecil dan sebisa mungkin menggagalkan

kesempatan lawan untuk membuat gol dengan teknik dan taktik yang benar.

Selain harus memiliki mental, fisik dan teknik yang baik seorang

penjaga gawang juga memiliki beberapa sapek lagi untuk menjalankan

tugasnya sebagai pemain yang berfungsi sebagai benteng atau pertahanan

terakhir dari sebuat tim. Menurut Lhaksana (2011:42) “seorang penjaga

gawang futsal membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan kelincahan dalam

menjalankan tugasnya karena frekuensi berhadapan dengan lawan maupun

berbenturan dengan bola membuat kemungkinan lawan untuk menciptakan

golmenjadi tinggi”. Selain itu Hermans & Engler (2011:41) juga berpendapat

bahwa “kiper futsal harus memiliki kemampuan kecepatan dasar, kecepatan

reaksi, kekuatan umum, fleksibelitas, dan kewaspadaan”.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

30

Menurut Lhaksana (2011:44) terdapat beberapa latihan teknik yang

harus dikuasai oleh seorang penjaga gawang adalah “menangkap bola,

blocking, melempar bola, passing”. Sedangkan Hermans & Engler (2011:42-

45) juga mengemukakan beberapa teknik yang harus dikuasai oleh seorang

penjaga gawang adalah “receiving the ball (menerima bola), catching the ball

(menangkap bola), goal kick (tendangan gawang), stopping the ball with the

foot (menghentikan bola dengan kaki), goal throw (lemparan gawang), diving

catch , punching the ball (meninju bola)”.

Gambar 2.10 goal keeping technique (teknik penjaga gawang)

3. Latihan Fisik Futsal

a. Komponen Latihan Fisik Futsal

1) Daya Tahan (Endurance)

Harsono (1988:155), menyatakan, “Daya tahan adalah keadaan atau

kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu lama tanpa mengalami

kelelehan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan”.Sedangkan

Menurut Indrayana (2012:4) “Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja,

berlatih dalam waktu yang lama.Atlet yang memiliki dayatahan yang baik

adalah atlet yang dapat berlatih dalam waktu relatif singkat, kondisinya telah

kembali seperti sebelum latihan”. Sedangkan Bompa (1994:344), menyatakan

bahwa “daya tahan berkenaan dengan batas waktu kerja dalam satu intensitas

yang dapat dikerjakan”.

“Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

sistem jantung, pernapasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien

dalam menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

31

otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama” (Sajoto, 1988:58).

Selain itu Lutan (1990:112) juga berpendapat bahwa “daya tahan adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama,

istilah lain yang sering digunakan adalah respiration-cardio-vasculair

endurance yakni daya tahan yang bertalian dengan pernafasan, jantung, dan

peredaran darah”. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan atau yang sering

disebut dengan endurance dapat mempengaruhi performa seorang baik pada

saat bekerja, berlatih maupun pada saat bertanding.

“Ketahanan dapat dikelompokkan menurut jenis, jangka waktu, dan

sistem energi yang digunakan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:61). Menurut

jenisnya daya tahan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu daya tahan umum

dan daya tahan khusus (Bompa, 1994:344).

“Daya tahan umum adalah kapasitas melakukan suatu kegiatan yang

mengakibatkan beberapa kelompok otot dan kardiorespirasi selama waktu

yang panjang. Sedangkan untuk daya tahan khusus sering kali menunjuk pada

daya tahan dalam olahraga dalam permainan, lari cepat dan lainnya tergantung

kepentingan setiap cabang olahraga atau mengulang-ulang gerakan pada setiap

cabang olahraga”

Daya tahan umum dan khusus memiliki perbedaan pada saat

melakukan latihan daya tahan umum dalam jangka waktu yang panjang,

sedangkan daya tahan khusus lebih kepada olahraga permainan dan tergantung

pada setiap cabang olahraga. Ditinjau dari lamanya kerja menurut Bompa

(1994: 344-345) daya tahan dapat dibedakan menjadi lima “1) ketahanan

jangka panjang, 2) ketahanan jangka menengah, 3) ketahanan jangka pendek,

4) ketahanan otot, 5) ketahanan kecepatan”. Sedangkan daya tahan yang

ditinjau dari penggunaan sistem energi menurut Sukadiyanto & Muluk

(2011:63) yaitu “ketahanan aerobik, ketahanan anaerobik alaktik, dan

ketahanan anaerobik alaktik”.

Menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:60) “tujuan dari latihan

ketahanan adalah untuk meningkatkan kemampuan olahragawan agar dapat

mengatasi kelelahan selama aktifitas kerja berlangsung”. Kelelahan yang

terjadi pada olahragawan dapat terjadi baik secara fisik maupun psikis.

“Kemampuan ketahanan seorang olahragawan dipengaruhi oleh beberapa

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

32

faktor diantaranya: faktor kecepatan, kekuatan otot, kemampuan teknik untuk

menampilkan gerak secara efisien, kemampuan memanfaatkan potensi secara

psikologis, dan keadaan psikologis saat bertanding atau berlatih” (Sukadiyanto

& Muluk, 2011:61). Selain itu Nossek (1982:106) berpendapat bahwa

“kualitas ketahanan yang dikembangkan dengan baik sangat penting dalam

memungkinkan olahragawan untuk mempertahankan tingkat intensitas tinggi

selama priode pekerjaan diperpanjang, mempengaruhi pemulihan secara cepat,

ketahanan yang umum memungkinkan untuk membebani olahragawan secara

maksimal dengan latihan yang berbeda”.

Komponen biomotor daya tahan dipengaruhi oleh kondisi kebugaran

otot dan kebugaran energi dari olahragawan. “Keberhasilan dalam latihan daya

tahan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, 1) sistem syaraf pusat, 2)

kemauan olahragawan, 3) kapasitas aerobik, 4) kapasitas anaerobik dan 5)

kecepatan cadangan” (Bompa, 1994:345-348). Sedangkan menurut

Sukadiyanto & Muluk (2011:64-66) “faktor yang mempengaruhi kemampuan

ketahanan seseorang adalah, sistem syaraf pusat, kemauan (motivasi)

olahragawan, kapasitas aerobik, kapasitas anaerobik, kecepatan cadangan,

intensitas, frekuensi, durasi latihan, faktor keturunan, umur dan jenis kelamin“.

Metode latihan daya tahan adalah suatu cara untuk meningkatkan daya

tahan olahragawan. “Sasaran dalam melatih komponen biomotor ketahanan

selalu melibatkan kebugaran energi dan kebugaran otot, sehingga sasaran

latihannya tidakdapat dipisahkan secara mutlak diantara keduanya”

(Sukadiyanto & Muluk, 2011:66). Unsur ketahanan merupakan komponen

biomotor dasar yang melandasi latihan untuk mengembangkan berbagai

kemampuan biomotor yang lainnya. Pada saat latihan daya tahan pentahapan

yang harus diperhatikan adalah mengacu pada piramida latihan. Menurut

Martens (2012:258) dalam piramida latihan untuk menuju puncak prestasi

dimulai dari latihan yang mengembangkan kemampuan aerobik, selanjutnya

ambang rangsang anaerobik (anaerobik threshold), anaerobi, dan puncaknya

adalah kecepatan.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

33

Tabel 2.2 Piramida Latihan

Inten

sity o

f exercise (%

of m

axim

um

HR

)

95 –

100 %

Kecepatan (speed)

Intensitas maksimal dengan memindahkan

tubuh secepat mungkin untuk durasi yang

pendek.

90 –

94 %

Latihan Anaerobik

Push over the threshold to train the anaerobic

energypathway through intense, shortbouts of

exercise.

85 –

89 %

Latihan Ambang Laktat

Intensitas menigkat untuk melatih dibatas atas

dari jalur energi aerobik untuk meningkatkan

ambang laktat.

70 –

84 %

Fondasi Aerobik

Intensitas rendah, aktivitas durasi panjang

seperti lati, dayung, bersepeda dan berenang.

Sumber : (Martens, 2012:258)

Setiap jenis latihan apabila dijalani dengan benar, tepat dan sesuai

kaidah prinsip dan sasaran latihan tentunya akan memberikan dampak yang

baik atau peningkatan keadaan fisiologis maupun psikologis olahragawan.

Menurut Bowers dan Fox dalam Sukadiyanto & Muluk (2011:80) perubahan

penting yang terjadi pada otot antara lain, konsentrasi mioglobin, pembakaran

karbohidrat dan lemak, simpanan glikogen otot dan trigliserit, anaerobik

glikolisis (sistim asam laktat), simpanan phosphagen, serta ukuran dan jumlah

serabut otot”. Dengan demikian latihan daya tahan dapat mempengaruhi

peningkatan terhadap kebugaran energi, jasmani dan kebugaran otot.

Tabel 2.3 Metode Latihan Daya Tahan dan Sasarannya

Sasaran

Latihan

Denyut

Jantung Durasi Intensitas

Bentuk Aktifitas latihan

Berenang Berlari

Anaerobik

Alaktik 160 – 180

5 – 20

detik

Renang 98%,

lari

maksimal

10 x 25 m

t.r : 60 – 90

detik

10 x 75 m

t.r : 60 – 90

detik

Anaerobik

Laktik 180 – 190

60 – 90

detik 95 – 98 %

6 x 150 m

t.r : 4 – 5 menit

6 x 400 m

t.r : 4 – 5 menit

Toleransi

Asam

Laktat

Tipe A

190 – 200 90 – 120

detik 95 %

6 x (150-120 m)

t.r : 2 – 3 menit

4 x 600 m

t.r : 3-5 menit

Toleransi

Asam 190 – 200

20 – 120

detik 90 – 95%

8 x (100-200 m)

t.r : 20 – 30

6 x 400 m

t.r : 30 detik

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

34

Laktat

Tipe B

detik

VO2 max

Aerobik

Maksimal

190 – 200 2 – 5

Menit 90 – 95%

6 x 300 m

t.r : 60 – 90

detik

2 x 1600 m

t.r : 5 – 7 menit

Ambang

Rangsang

Anaerobik

170 – 180 15 – 30

Menit 80 – 90%

3 x 800 m

t.r : 2 – 3 menit

Lari 20 – 30

menit,

kecepatan sub

maksimal

Aerobik 120 – 150 15 Menit

– 2 Jam 70 – 80%

Renang

menempuh

jarak 1000 m

Lari menempuh

jarak 10 – 35

km

Sumber : (Pyke dalam Sukadiyanto & Muluk, 2011:80)

Berdasarkan beberapa metode latihan daya tahan dan cara

meningkatkan sistem energi, Bompa (1994:358-360) mengemukakan bahwa

metode latihan untuk meningkatkan sistim energi yaitu “1) latihan untuk

toleransi asam laktat, 2) latihan untuk konsumsi oksigen, 3) latihan untuk

ambang rangsang anaerobik, 4) latihan untuk sistim phosphat, 5) latihan untuk

ambang rangsang aerobik”. Selain itu Rushall dan Pyke (1992:201-210) juga

mengelompokkan model latihan daya tahan menjadi “1) latihan kontinyu

(latihan kontinyu intensitas rendah dan latihan kontinyu intensitas tinggi), 2)

latihan fartlek, 3) latihan interval (latihan interval panjang, latihan interval

menengah dan latihan interval pendek)”. Pada dasarnya melatih komponen

daya tahan olahragawan harus memperhatikan sasaran yang akan dicapai agar

latihan yang dilakukan dapat dicapai dengan hasil yang mmaksimal. Sasaran

yang harus dicapai dari latihan daya tahan ini antara lain kebugaran otot dan

kebugaran energi.

2) Kekuatan (Strenght)

“Kekuatan (Strenght) adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam jangka waktu tertentu” (Sajoto, 1988:58). Selain itu

Sukadiyanto & Muluk (2011:90) mengemukakan bahwa “kekuatan (Strenght)

merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap

cabang olahraga”. “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan” (Harsono, 2001:25). “Strenght merupakan

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

35

salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang

olahraga dan sangat penting dalam proses mencetak atlet” (Mylsidayu &

Kurniawan, 2015:98). Jadi dapat disimpulakan bahwa kekuatan (strenght)

merupakan salah satu metode latihan atau komponen dasar yang berkaitan

dengan penggunaan dan kemampuan otot dari olahragawan dalam cabang

olahraga tertentu.

Meskipun bayak aktifitas olahraga lebih memerlukan kelincahan,

kelenturan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, daya tahan dan sebagainya,

akan tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor

kekuatan (strenght) agar bisa diperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal.

Kekuatan tetap merupakan komponen yang besar dari semua komponen

kondisi fisik. Setiap cabang olahraga, olahragawan membutuhkan kekuatan

yang berbeda-beda, karena tuntutan kebutuhan kekuatan dari setiap cabang

olahraga berbeda, sehingga setiap cabang olahraga membutuhkan latihan

kekuatan yang lebih khusus sesuai dengan spesifikasi cabang olahraga masing-

masih olahragawan. Akan tetapi setiap olahragawan harus memiliki kekuatan

yang cukup dan sesuai dengan cabang olahraganya, agar mampu melaksanakan

kegiatan olahraganya secara efisien dan tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan akibat dari kekurangan kekuatan.

“Tingkat kekuatan olahragawan diantaranya dipengaruhi oleh, panjang

pendeknya otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik

tumpu, tingkat kelelahan, jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan

potendi otot, teknik dan kemampuan kontraksi otot” (Sukadiyanto & Muluk,

2011:91). Selain itu Budiwanto (2012:34) juga berpendapat bahwa faktor-

faktor yang menentukan kekuatan ialah, “a) luas potongan melintang otot

sebagai akibat hipertropi otot, b) jumlah fibril otot yang terlibat dalam

melawan beban, c) ukuran rangka tubuh, d) inervasi otot, e) sistem kimia otot,

f) tonus otot saat istirahat, semakin rendah tonus otot semakin kuat saat

bekerja, g) usia, h) jenis kelamin, i) psikologis”.

Macam-macam latihan kekuatan dapat dilakukan sebagai berikut,

Budiwanto (2012:35) “1) latihan dengan mengatasi atau dengan menggunakan

berat badan sendiri terutama bagi atlet usia anak-anak, 2) latihan menggunakan

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

36

beban yang diangkat, ditarik, didorong dan ditahan, 3) latihan bermain dengan

menggunakan alat-alat yang diperberat, 4) latihan dengan menggunakan alat-

alat yang spesifik”. Bompa (1994:320) berpendapat bahwa “suatu program

latihan kekuatan untuk memperbesar otot (hypertropi) merupakan hasil dari

faktor-faktor berikut, a) besar myofibril (benang halus dari serabut otot) setiap

serabut otot meningkat (hypertropi), b) peningkatan kepadatan kapiler setiap

serabut otot, c) peningkatan banyaknya protein, d) peningkatan total banyaknya

serabut otot”.

Terdapat tiga macam kontraksi otot menurut Rushall dan Pyke

(1992:218-219) yaitu “kontraksi isotonik, kontraksi isometrik, kontraksi

isokenetik. Bompa (1994:322) mengolongkan tiga tipe kontraksi otot yaitu

“kontraksi concentric, kontraksi eccentric, dan kontraksi plyomeric”. Ketiga

macam kontraksi otot dan tipe kontraksi otot tersebut saling berkaitan dan

mendunkung satu sama lain pada saat latihan. Dalam latihan kekuatan

diperlukan metode latihan yang berbeda-beda disesuaikan dengan macam

kontraksi dan tipe kontraksi ototnya. “Latihan-latihan kekuatan haruslah selalu

merupakan latihan-latihan kekuatan yang progresif (progressive resistance

training) dan tidak berhenti pada satu berat beban atau bobot tertentu”

(Harsono, 2001:25).

a. Kontraksi Isometrik (statis)

“Kontraksi isometrik adalah meningkatnya ketegangan otot pada saat

memanjang, sehingga panjang otot dalam keadaan tetap atau tidak berubah

tetapi berkontraksi” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:91). “Dalam kontraksi

isometris otot-otot tidakk memanjang atau memendek sehingga tidak akan

nampak suatu gerakan yang nyata, atau dengan perkataan lain tidak ada

jarak yang ditempuh” (Harsono, 1988:179). Kontraksi isometrik ini bisa

diartikan bahwa tidak ada gerakan persendian atau melawan benda, dapat

disebut bahwa kontraksi dalam keadaan diam atau kontraksi otot bersifat

statis. Kontraksi isometrik juga dapat dilakukan dengan menahan berat

badan dan kekuatan otot olahragawan sendiri. Contoh kontraksi isometrik

adalah mendororng, mengangkat, menahan, mendorong suatu obyek atau

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

37

benda yang tidak dapat bergerak, menekan kedua telapak tangan sekuat

tenaga di depan dada, plank, side plank.

Gambar 2.11 Contoh gerakan kontraksi isometrik

Untuk memperoleh hasil yang efektif, kontraksi isometrik harus

dipertahankan selama beberapa detik. Latihan akan bermanfaat bagi orang-

orang yang dalam tugas sehari-harinya harus banyak duduk. Menurut

Harsono (1988:181) latihan isometrik memiliki beberapa keuntungan

diantaranya, “1) latihan dapat dilakukan dalam sembarang posisi, 2) tidak

memerlukan alat yang khusus, 3) tidak memerlukan waktu yang lama, 4)

dapat memperkembang kekuatan pada setiap sudut sendi yang diperlukan,

5) tidak menimbulkan sakit otot, 6) pada saat atlet istirahat karena cidera,

latihan isometrik dapat dilakukan”.

b. Kontraksi Isotonik (Dinamis)

Kontraksi isotonik juga dapat disebut kontraksi otot pada saat otot

sedang mengalami pemanjangan maupun pemendekan pada saat latihan.

“Dalam tipe kontraksi isotonik akan nampak bahwa akan terjadi suatu

gerakan dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh memanjang

dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat perubahan dalam panjang

otot” (Harsono, 2001:25). “Kontraksi isotonik adalah meningkatnya

ketegangan ototpada saat otot dalam keadaan memanjangdan memendek”

(Sukadiyanto & Muluk, 2011:92). Kontraksi isotonik terbagi lagi dalam dua

macam kontraksi yaitu kontraksi konsentrik (otot memendek) dan kontraksi

eksentrik (otot memanjang).

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

38

Gambar 2.12 Contoh kontraksi isotonik konsentrik (kiri)

dan ekstrinsik (kanan)

Jenis kontraksi isotonik pada umumnya terjadi pada cabang olahraga

yang dalam aktivitasnya bersifat dinamis. Kontraksi isotonik termasuk

dalam kategori gerak yang siklus. Contoh dari kontraksi isotonik adalah

push-up, sit-up, back-up, yang semuanya dimulai dari posisi badan

menyentuh lantai. “Salah satu latihan latihan kekuatan secara isotonis yang

paling populer dalam olahraga adalah weight training” (Harsono,

1988:185).

“Weight training adalah latihan-latihan yang sistimatis dimana

beban dipakai hanya sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna

mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik,

kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga dan sebagainya”

(Harsono, 1988:185). Kebanyakan pelatih berpendapat bahwa latihan weight

training ini dapat membahayakan dan menyebabkan atlet menjadi cidera

atau yang sering disebut dengan “muscle bound” yang dapat mengakibatkan

atlet akan menjadi lamban dan kaku. Persepsi yang menyebutkan bahwa

model latihan weight training dapat menyebabkan atlet mengalami muscle

bound dapat dihilangkan dari pikiran para pelatih dan atlit, dengan cara

penerapan dan pelaksanaan weight training ini dilakukan dengan tepat

dengan memenuhi prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan. Harsono (1988:186) berpendapat bahawa “apabila weight

training dilaksanakan dengan benar, selain dapat memperbaiki kesehatan

fisik secara keseluruhan, juga dapat memeperkembangkan kecepata, power,

kekuatan dan daya tahan, yaitu faktor-faktor yang penting bagi setiap atlet”.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

39

c. Kontraksi Isokenetik

Para ahli dalam weight training berpendapat bahwa latian kekuatan

yang menganut metode kontraksi isokenetik, yang aplikasinya adalah

kombinasi kontraksi isometrik dan isotonik adalah yang paling efektif.

“Kontraksi isokinetik adalah kontraksi otot yang secara terus menerus pada

saat otot dalam keadaa memanjang dan memendek sepanjang luas gerak

yang dilakukan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:93). Bila ditinjau dari segi

tipe kontraksinya pada jenis kontraksi isokinetik juga merupakan gabungan

dari tipe kontraksi eccentric dan concentric. Contoh gerakan kontraksi

isokinetik yaitu sama seperti pada gambar 2.12 di atas yang dilakukan

dengan cara mengangkat dan menurunkan beban secara terus menerus.

Kontraksi isokinetik memungkinkan otot untuk bekerja maksimal

pada setiap sudut sendi atau pada seluruh ruang gerak sendi. Pada saat

latihan otot dalam keadaan memendek dan memanjang tetap berkontraksi

secara terus menerus sehingga dalam aktifitasnya tidak ada waktu relaksasi.

“Pada waktu melatih strenght dengan cara isokinetik, pelatih harus

perhatikan bahwa kecepatan gerakan mengangkat, mendorong dan menarik

harus lah mirip dengan gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraga yang

bersangkutan” (Harsono, 1988:206).

3) Kecepatan (Speed)

Kecepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang

diperlukan dalam setiap cabang olahraga. “Kecepatan (speed) adalah

kemampuan seseorang dalam melakukan gerak berkesinambungan, dalam

bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam masalah

kecepatan ini, ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive” (Sajoto, 1988:58).

Selain itu Nala (1998:66) berpendapat bahwa “kecepatan adalah kemampuan

untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke

titik lainnya atau untuk mengerjakan suatu aktifitas berulang yang sama serta

berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. “Kecepatan

adalah jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala

kuantitas atau kemampuan melakukan gerakan dalam priode waktu yang

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

40

pendek” (Budiwanto, 2012:38). Jadi kecepatan yaitu suatu kegiatan yang

dilakukan dengan jarak dalam ukuran waktu yang sesingkat-singkatnya,

kecepatan juga merupakan unsur dasar bagi seorang atlit setelah kekuatan dan

daya tahan mencapai hasil yang maksimal.

“Secara umum kecepatan mengandung pengertian kemampuan seseorang

untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai

jawaban terhadap rangsangan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:116). Dalam

menjawab rangsangan kecepaatan bentuk gerak atau serangkaian gerak dapat

dilakukan secepat mungkin. Verducci dalam Budiwanto (2012:38)

menyebutkan bahwa “kecepatan dibedakan dalam dua komponen, yaitu waktu

reaksi dan waktu gerak”. Selain itu Sukadiyanto & Muluk (2011:116) juga

berpendapat bahwa “ada dua macam kecepatan, yaitu kecepatan reaksi

(kecepatan reaksi dibedakan lagi menjadi dua yaitu, reaksi tunggal dan reaksi

majemuk) dan kecepatan gerak (kecepatan gerak dibedakan lagi menjadi dua

yaitu, gerak siklus dan gerak non siklus)”.

a) Kecepatan reaksi

“Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam menjawab

suatu rangsang dalam waktu sesingkat mungkin” (Mylsidayu & Kurniawan,

2015:115). Sedangkan menurut Suharno dalam Budiwanto (2012:39)

“kecepatan reaksi yaitu kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk

bereaksi dalam tempo yang singkat setelah mendapat suatu rangsangan.

Kecepatan reaksi dipengaruh oleh sistem syaraf pusat, kemampuan

berorientasi terhadap situasi, kemampuan panca indera dalam menerima

rangsang, kecepatan gerak dan power”.

(1) Kecepatan reaksi tunggal

“Kecepatan reaksi tunggal adalah kemampuan seseorang untuk

menjawab rangsang yang telah diketahui arah dan sasarannya dalam

waktu sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Dapat

ditarik kesimpulan bahwaw kecepatan reaksi tunggal yaitu seseorang

melakukan gerakan yang arah dan tujuan gerakannya sudah ada dalam

benak pikirannya sehingga rangsangan atau stimulis dapat diprediksi

pada saat melakukannya. Sebagai contoh, seorang pelatih

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

41

mengintruksikan altelnya bahwa apabila mendengarkan pliut satu kali

atlit harus jogging, ketika mendengarkan pliut dua kali atlit harus sprint

dan apabila mendengarkan pluit tiga kali atlit harus jalan.

(2) Kecepatan reaksi majemuk

“Kecepatan reaksi majemuk adalah kemampuan seseorang untuk

menjawab rangsang yang belum diketahui arah dan sasarannya dalam

waktu sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Jadi

kecepatan reaksi majemuk ini berbanding terbalik dengan kecepatan

reaksi tunggal. Pada kecepatan reaksi majemuk seorang atlit sebelum

melakukan gerak atlit tersebut belum mengetahui arah dan sasaran gerak

yang dilakukan. Contoh, seorang pelatih memegang bola basket di tangan

kiri dan kanannya dengan kedua lengan diluruskan, atlit berdiri

menghadap kepada pelatih. Tugasnya menangkap bola yang dijatuhkan

oleh pelatih sebelum bolanya memantul untuk kedua kalinya.

b) Kecepatan gerak

“Kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerak

atau serangkaian gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto

& Muluk, 2011:118).

(1) Kecepatan gerak siklus

“Kecepatan gerak siklus adalah kemampuan sistem

neuromoskuler untuk melakukan serangkaian gerak dalam waktu yang

sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:118). Pada bagian ini

aktivitas dilakukan secara berkesinambungan atau gerakan yang

berangkai. Contoh, jalan, lari, berenang, bersepeda.

(2) Kecepatan gerak non siklus

“Kecepatan gerak non siklus adalah kemampuan sistem

neuromoskuler untuk melakukan gerak tunggal dalam waktu yang

sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:118). Gerak non siklus

ini sering disebut dengan gerak tunggal. Contoh, melempar, menendang,

memukul, melompat.

Umumnya latihan kecepatan dilakukan setelah atlet dilatih ketahanan dan

kekuatan. Menurut Bompa (1994:368-370) “faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

42

kecepatan antara lain, keturunan, waktu reaksi, kemampuan mengatasi beban,

teknik, konsentrasi dan kemauan, elastisitas otot”. Selain itu Dick dalam

Budiwanto (2012:38-39) juga berpendapat bahwa “kecepatan tergantung pada

beberapa faktor yaitu, inervasi sistem saraf, elastisitas otot, biokimia otot,

kemampuan otot untuk reaksi, konsentrasi dan kemauan, kemampuan

menggunakan otot dengan cepat yang tepat untuk bergerak dan bereaksi”.

Selain itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kecepatan disajikan

dalam tinjauan berbentuk grafis oleh Nossek (1982:87).

Gambar 2.13 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan

4) Kelenturan (Flexibility)

Fleksibilitas merupakan salah satu unsur yang penting dalam rangka

pembinaan olahraga prestasi, dimana tingkat fleksibilitas seseorang akan

berpengaruh terhadap kmponen-komponen biomotor lainnya. “Fleksibelitas

atau kelenturan merupakan kualitas fisik yang sangat mudah untuk

dikembangkan. Kelenturan juga dapat diartikan kemampuan untuk

memanfaatkan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam sendi-sendi ke

kemampuan maksimal” (Nossek, 1982:138). “Kelenturan adalah luas daerah

gerak pada suatu sendi, dengan kata lain kelenturan adalahkemampuan untuk

dapapt menggerakkan bagian atau anggota badan dengan luas gerak tertentu

pada suatu sendi” (Budiwanto, 2012:40). Menurut Harsono (1988:163)

KECEPATAN

Perangsang

perhentian

Kekuatan,

kecepatan dan

dayatahan

Elastisitas

otot

Proses gerakan

syaraf

Daya

kehendak

Peregangan dan

kontraksi kapasitas

otot-otot

Kontraksi

relaksasi

Teknik

olahraga

Koordinasi otot

antara sinergis

dan antagonis

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

43

“fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak

sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis

tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen”. Dengan demikian fleksibilias sangat

dibutuhkan oleh semua kalangan baik olahragawan maupun bukan

olahragawan, seseorang yang memiliki fleksibilitas yang baik mempunyai

ruang gerak yang luas, dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang

lentur.

Terdapat beberapa keuntungan bagi olahragawan yang memiliki kualitas

fleksibilitas yang baik antara lain, “1) akan memudahkan atlet dalam

menampilkan berbagai kemampuan gerak dan keterampilan, 2) menghindarkan

diri dari kemungkinan akan terjadinya cidera pada saat melakukan aktivitas

fisik, 3) memungkinkan atlet untuk dapat melakukan gerak yang ekstrim, 4)

memperlancar aliran darah sehingga sampai pada serbut otot” (Sukadiyanto &

Muluk, 2011:137). Kelenturan merupakan salah satu unsur dasar dari kondisi

fisik yang harus dikembangkan dan ditingkatkan terutama pada atlet-atlet yang

masih muda. “Kelenturan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, terutama

adalah jaringan ikat didalam dan sekitar sendidan otot yaitu ligamentum, tendo,

bungkus sendi, dan bentuk sendi” (Budiwanto, 2012:40-41). Latihan yang

kurang sempurna akan menurunkan kelenturan, kurang aktif bergerak dalam

jangka waktu yang lama akan menyebabkan jaringan pengikat menjadi kaku

sehingga mengakibatkan keleluasaan gerak menjadi kaku.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komponen biomotorik

kelenturan yaitu, “genetik, otot, umur dan jenis kelamin, suhu, waktu, kekuatan

otot, kelelahan dan emosi” (Bompa, 1994:376-377). Selain itu Sukadiyanto &

Muluk (2011:138) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fleksibilitas

seseoang adalah “elastisitas otot, tendo dan ligamen, susunan tulang, bentuk

persendian, suhu atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioritme”.

Meningkatkan komponen kelenturan penting sekali sebab hampir semua

cabang olahraga memerlukan komponen ini. Beberapa metode latihan yang

dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kelenturan atau

fleksibilitas adalah “1)peregangan dinamis atau yang sering disebut dengan

peregangan balistik, 2) peregangan statis, 3) peregangan pasif, 4) peregangan

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

44

kontraksi – rileksasi atau yang sering disebut proprioceptive neuromuscular

facilitation (PNF)” (Harsono, 1988:164-170). Selain itu Rushall & Pyke

(1992:275) menyebutkan “ada tiga metode untuk meningkatkan fleksibilitas, 1)

slow active stretching (SAS), 2) proprioceptive neuromuscular facilitation

(PNF), 3) ballistic stretching”.

Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis dari metode untuk

meningkatkan fleksibelitas.

a) Peregangan Dinamis (Dynamic Stretching)

Peregangan dinamis ini sering disebut dengan metode yang

tradisional untuk melatih kelenturan. “Peregangan dinamis biasanya

dilakukan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara

ritmis (berirama) dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-

mantulkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa

teregangkan, dan yang maksudkannya adalah untuk secara bertahap

meningkatkan ruang gerak sendi” (Harsono, 1988:164). Selain itu

Sukadiyanto & Muluk (2011:144) menjelaskan bahwa “peregangan dinamis

adalah gerakan peregangan yang dilakukan dengan melibatkan otot-otot dan

persendian, gerakan peregangan dinamis dilakukan secara perlahan dan

terkontrol dengan pengkal pergerakannya adalah pada persendian”. Sasaran

pada peregangan dinamis ini adalah untuk meningkatkan kelenturan

persendian, tendo, ligamen, dan otot. Gerakan pada peregangan dinamis

yaitu diregang-regangkan secara aktif seluas ruang gerak persendian yang

dilatih. Berikut ini contoh-contoh pergerakan pada peregangan dinamis.

Gambar 2.16 Gerakan

mengayunkan salah

satu tungkai (bergantian)

Gambar 2.14 Gerakan

patahan ke kiri-kanan Gambar 2.15

Gerakan menengok

ke kiri-kanan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

45

b) Peregangan Statis (Static Stretching)

“Peregangan statis adalah gerakan peregangan pada otot-otot yang

dilakukan secara perlahan-lahan hingga terjadi ketegangan dan mencapai

rasa nyeri atau rasa tidak nyaman (discomfort zone) pada otot tersebut”

(Sukadiyanto & Muluk, 2011:142). “Peregangan statis sebenarnya sudah

lama dipraktekkan oleh penggemar yoga, kini semakin benyak penganutnya

dan banyak dilakukan dalam program latihan kesegaran jasmani” (Harsono,

1988:166). Sasaran pada peregangan statis adalah untuk meningkatkan dan

memelihara kelentukan otot-otot yang diregangkan. “Peregangan statis

dilakukan secara perlahan-lahan dan dipertahankan selama 10 deetik atau

lebih” (Pate, McClenaghan & Rotella, 1984:331).

Menurut Harsono (1988:167-168) beberapa langkah yang perlu

diperhatikan dalam melakukan latihan peregangan statis adalah sebagai

berikut.

(1) Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan

(2) Apabila teras ada regangan pada otot berhentilan sebentar, kemudian

lanjutkan regangan sampai terasa agak sakit, berhenti lagi, akhirnya

lanjutkan regangan sampai sedikit melewati titik rasa sakit.

(3) Pertahankan sikap terakhir ini secara statis untuk selama 20-30 detik.

(4) Seluruh anggota tubuh lainnya tinggal relax, terutama otot-otot

antagonisnya (yang diregangkan) agar ruang gerak sendi mampu untuk

meregang lebih luas.

(5) Bernafaslah terus, jangan menahan nafas.

(6) Selesai mempertahankan sikap statis selama 20-30 detik, kembalilah

kesikap semula secara perlahan-lahan.

Beberapa contoh peregangan statis sebagai berikut.

Gambar 2.18 Sasaran otot

quadriceps

Gambar 2.17 Gerakan A dan B

Sasaran otot-otot bahu

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

46

c) Peregangan Balistik (Ballistic Stretching)

“Peregangan balistik menggerakkan otot secara refleksi, ekstensi

dan berayunpada satu lengan atau tungkai, sedangkan tungkai atau lengan

satunya diam. Dapat pula melenturkan tubuh bagian atas dengan berayun

kedepan (membungkuk) dan kebelakang atau badan condong ke kiri dan

kanan” (Nala, 1998:72). Sedangkan menurut Fox & Bowers dalam

Sukadiyanto & Muluk (2011:140) “peregangan balistik bentuknya sama

dengan senam calisthenics, yaitu bentuk dari peregangan pasif yang

dilakukan dengan cara gerakan yang aktif”. “Adapun ciri-ciri dari

pergerakan balistik adalah dilakukan secara aktif dengan cara gerakanya

dipantul-pantul (bouncing or bobbing)” (Bompa, 1992:379). Gerakan pada

otot yang sama dan pada sendi yang sama dilakukan secara berulang-ulang.

Berikut ini contoh gerakan peregangan balistik.

Gambar 2.20 Awalan berdiri,

ayunkan kedua lengan lurus dan

tangan menyentuh ujung kaki

d) Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)

Peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini

juga dikenal sebagai peregangan kontraksi-reaksi. “Pada peregangan model

proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini diperlukan adanya

bantuan orang lain atau menggunakan peralatan lain untuk membantu

memudahkan gerakan peregangan agar mencapai target” (Sukadiyanto &

Muluk, 2011:146). Bantuan orang lain atau menggunakan alat memiliki

tujuan untuk membantu meregangkan otot hingga mencapai posisi statis dan

dapat dipertahankan posisinya dalam beberapa detik. Menurut (Pate,

McClenaghan & Rotella, 1984:332) “teori menyarankan bahwa prosedur ini

Gambar 2.19 Loncat dan buka tutup

kaki dan tepuk tangan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

47

dapat membantu relaksasi otot secara penuh selama masa peregangan

dengan merangsang secara keras organ badan golgi selama masa kontraksi”.

Menurut Harsono (1988:171) Terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan peregangan proprioceptive neuromuscular

facilitation (PNF) ini adalah sebagai berikut, “a) lakukan warm-up

sebelumnya, b) dalam melakukan kontraksi isometris, jangan meregangkan

otot secara eksplosif, tetapi lambat-lambat, makin lama makin keras, c)

setelah kontraksi isometris, temannya secara perlahan-lahan meregangkan

otot-otot pelakuk, sedangkan pelaku tinggal pasif”. Berikut ini beberapa

contoh dari peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF).

Gambar 2.22 Sasaran otot punggug

dan hamstring

5) Kelincahan (Agility)

“Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi badan

secara cepat dan melakukan gerakan lanjutan yang lainnya” (Budiwanto,

2012:39). Menurut Lutan (1990:116) kelincahan (agility) adalahkemampuan

seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu

bergerak tanpa kehilangan keseimbangan, kelincahan berkaitan erat dengan

tingkat kelentukan”. Selain itu Sajoto (1998:59) juga menjelaskan bahwa

“kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi

di arena tertentu, dari satu posisi kesatu posisi yang berbeda dengan kecepatan

tinggi dan koordinasi gerak yang baik”. Menurut Nossek (1982:144)

“Kelincahan temasuk pada kelompok kualitas fisik. Kelincahan merupakan

kualitas yang sangat kompleks. Kelincahan ini mencakup interaksi kualitas-

kualitas fisik yang lain (kecepatan reaksi, kecepatan, kekuatan, kelentukan,

keterampilan gerak, dsb), karena semua ini bereaksi bersama”. Jadi seseorang

Gambar 2.21 Sasaran otot

hamstring

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

48

yang memiliki kelincahan dapat merubah posisi dan arahnya secara cepat,

selain itu juga dapat mengkoordinasikan teknik-teknik yang kompleks,

kelincahan juga berkaitan dengan kelenturan seseorang.

“Faktor-faktor yang menentukan kelincahan adalah kecepatan reaksi

dan kecepatan gerak, kemampuan mengadaptasi dan mengantisipasi,

kemampuan berorientasi terhadap masalah yang sedang dihadapi, kemampuan

mengatasi keseimbangan saat bergerak, kelenturan persendian, kemampuan

melakukan koordinasi, dan kemampuan melakukan gerakan” (Suharno dalam

Budiwanto, 2012:40). Menurut Mylsidayu & Kurniawan (2015:148-149)

faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan adalah “a) komponen biomotor

yang meliputi kekuatan otot, speed, power otot, waktu reaksi, keseimbangan

dan koordinasi, b) tipe tubuh, c) umur, d) jenis kelamin, e) berat badan, f)

kelelahan”.

Ciri-ciri latihan kelincahan menurut (Budiwanto, 2012:40) adalah, “1)

bentuk latihan harus ada gerakan mengubah posisi dan arah badan dengan

kecepatan tinggi, 2) rangsangan terhadap syaraf pusat sangat menentukan

keberhasilan latihan kelincahan, karena koordinasi sangat penting sebagai

unsur kelincahan, 3) adanya rintangan-rintangan untuk bergerak dan

mempersulit kondisi alat atau lapangan”. Bentuk-bentuk latihan untuk

mengembangkan kelincahan tentunya adalah bentuk-bentuk latihan yang

mengharuskan orang untuk bergerak dan mengubah arah dengan cepat. Dalam

melakukan latihan kelincahan seorang atlit tidak boleh kehilangan

keseimbangan dan harus bisa mengontrol posisi tubuhnya.

6) Koordinasi (Coodination)

Dijelaskan oleh Bompa (1994:380) “koordinasi adalahkemampuan yang

sangat kompleks, ditandai adanya saling keterkaitan yang erat antara kecepatan

kekuatan, daya tahan dan kelenturan saat melakukan gerakan”. Sedangkan

Kent dalam Budiwanto (2012:43) “koordinasi adalah kemampuan untuk

mempersatukan sistem indera, sistem saraf dan sistem otot menjadi

serangkaian gerak untuk mengatur bagian-bagian badan secara terpisah, terlibat

dalam satu pola gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

49

menjadi gerak tunggal, mulus, berhasil mencapai beberapa tujuan”. Koordinasi

merupakan gabungan dari berbagai kemampuan komopnen biomotorik lainnya

kompoten yang erat kaitannya dengan koordinasi adalah kecepata, kekuatan,

daya tahan, kelenturan, kelincahan, keseimbangan dan lain sebagainya.

Pada dasarnya koordinasi dibedakan menjadi dia macam yaitu,

“koordinasi umum (setiap atlet harus mempunyai komponen koordinasi dasar

sehingga dapat melakukan berbagai aktifitas fisik umum dalam olahraga),

koordinasi khusus (koordinasi ini sangat dibutuhkan pada penampilan gerakan

olahraga yang cepat dan memerlukan ketenangan, kesempurnaan dan

ketepatan)” (Bompa, 1994:380-381). Koordinasi umum dan koordinasi khusus

kedua-duanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga sebab keduanya saling

berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang. Koordinasi umum juga

merupakan dasar untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan

koordinasi khusus.

Tanpa memiliki kemampuan koordinasi yang baik maka atlet akan

kesulitan dalam melakukan teknik secara baik. Keuntungan bagi atlet yang

memiliki kemampuan koordinasi yang baik adalah mampu menampilkan

keterampilan dengan sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi

permasalahan gerak atau teknik yang muncul selama latihan. Selain itu atlit

yang memiliki kemampuan koordinasi yang baik akan mudah dan cepat dapat

melakukan keterampilan yang masih baru bagi atlet tersebut. Menurut Bompa

(1994:382-383) “beberapa faktor yang mempengaruhi koordinasi yaitu,

kemampuan berfikir atau intelegensi atlet, kebaikan dan ketelitian organ-organ

indra, pengalaman gerak, tingkat perkembangan kemampuan gerak yang alin

seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelenturan”.

Latihan koordinasi yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah

dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Seorang atlet

harus dilatih dengan keterampilan-keterampilan baru dari cabang olahraganya

maupun cabang olahraga lainnya. Apabila kemampuan koordinasi seorang atlet

tidak dapat berkembang maka kemampuan untuk mempelajari gerak baru juga

akan menurun. “Dalam melatih keterampilan, faktor kesulitan dan

kompleksifitas gerakan harus senantiasa ditingkatkan” (Harsono, 1988:221).

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

50

“pada latihan koordinasi harus melibatkan berbagai unsur keterampilan gerak

dari cabang olahraga lain. Keterampilan gerak cabang olahraga yang

menggunakan peralatan bola baik yang besar maupun yang kecil, atau

peralatan lain dengan bentuk lari, lompat, loncat, lempar, tangkap, memukul,

menendang dan meluncur” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:150-151).

Menurut Bompa (1994:383) terdapat sepuluh metode latihan untuk

mengembangkan koordinasi, yaitu sebagai berikut.

1) Latihan dengan sikap permulaan yang tidak biasa dilakukan.

2) Melakukan keterampilan menggunakan anggota badan yang berlawanan.

3) Melakukan gerakan dengan kecepatan atau irama yang berganti-ganti.

4) Melakukan gerakan dengan ruang gerak yang terbatas.

5) Mengubah-ubah bagian teknik atau keterampilan.

6) Menambah kesulitan latihan dengan melakukan geraka tambahan.

7) Menggabungkan keterampilan-keterampilan yang barudikenal.

8) Menambah lawan atau beban sebagai pasangan.

9) Membuat kreasi kondisi gerakan yang tidak biasa.

10) Melakukkan kegiatan olahraga yang berbeda dengan olahraga pilihannya.

b. Prinsip-Prinsip Latihan Fisik

Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilaksanakan dan

dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:13) “prinsip-prinsip latihan memiliki

peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan, dengan

memahami prinsip-prinsip latihan akan mendukung upaya dalam meningkatkan

kualitas latihan”. Dalam pertemuan latihan seluruh prinsip latihan diterapkan

secara bersamaan dan saling mendukung, apabila ada prinsip latihan yang tidak

diterapkan maka akan berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikis

olahragawan. Untuk itu, para pelatih harus betul-betul memahami prinsip latihan

dan dapat menerapkannya dalam proses latihan. Penerapan prinsip latihan yang

benar akan dapat menghindari olahragawan dari cedera selama proses latihan.

Menerapkan prinsip-prinsip latihan harus hari-hati dan sesuai dengan

kebutuhan, serta memerlukan ketelitian dan ketepatan dalam penyusunan dan

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

51

pelaksanaan program latihan. “Syarat pelaksanaan latihan harus mengacu dan dan

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan, proses latihan yang menyimpang dari

prinsip latihan, seringkali akan mengakibatkan kerugian bagi olehragawanmaupun

pelatih” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:13). Beberapa prinsip latihan yang paling

penting untuk dijadikan pedoman oleh siapapun yang ingin meningkatkan

performa fisik serta prestasinya dalam olahraga adalah sebagai berikut.

1) Prinsip Perkembangan Multilateral (Multilateral Development)

“Perkembangan multilateral berbagai unsur lambat laun saling berkaitan

antara seluruh organ dan sistem manusia serta antara proses fisiologi dan

psikologi” (Bompa, 1999:29). Menurut Harsono (1988:108) “dasar perkembangan

multilateral, terutama perkembangan fisik merupakan salah satu syarat untuk

memungkinkan terciptanya perkembangan fisik khusus dan penguasaan

keterampilan yang sempurna dari cabang olahraganya”. Dalam olahraga tidak

jarang terlihat olahragawan-olahragawan muda yang begitu cepat perkembangan

prestasinya, terkecuali karena bakat hal ini disebabkan karena para olahragawan

juga ikut melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sehingga dapat mempengaruhi

perkembangan yang menyeluruh, terutama dalam kondisi fisiknya seperti

kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi gerak, fleksibilitas, dan

sebagainya. Olahragawan harus diberikan keleluasaan dalam mengikuti berbagai

cabang olahraga, pelatih tidak boleh mengekang pemain seperti melarang

olahragawan untuk mengikuti kegiatan yang tidak sesuai dengan spesialisasi

cabang olahraganya.

2) Prinsip Beban Berlebih (Overload)

“Untuk menigkatkan tingkat kebugaran, atlit harus melakukan lebih dari

apa yang digunakan tubuh mereka pada saat melakukan sesuatu” (Martens,

2012:240). “Beban latihan pada suatu waktu harus merupakan beban lebih dari

sebelumnya. Beban latihan cukup berat yang diberikan akan menimbulkan

kelelahan fisiologis dan anatomis, akibat pemberian beban fisik tersebut

organisme akan mengalami perubahan dan beradaptasi selanjutnya atlet akan

mengalami kenaikan kemampuan” (Budiwanto, 2012:17). Selain itu Harsono

(1988:103-104) berpendapat bahwa “prinsip overload adalah prinsip latihan yang

paling medasar akan tetapi paling penting, tanpa penerapan prinsip ini dalam

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

52

latihan, tidak mungkin prestasi akan meningkat. Prinsip ini bisa berlaku baik

dalam melatih aspek-aspek fisik, teknik, taktik mau pun mental”.

Beban latihan harun mencapai atau melampaui sedikit diatas batas ambang

rangsang. Pemberian beban latihan yang terlalu berat akan mengakibatkan tubuh

tidak akan mampu mengadaptasikannya, sedangkan bila pemberian beban yang

terlalu ringan tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik. Dalam

meningkatkan kualitas fisik cara yang dapat dilakukan adalah berlatih dengan

melawan atau mengatasi beban latihan, apabila tubuh sudah mampu menghadapi

beban latihan yang diberikan maka beban berikutnya harus ditambah atau

ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan adaptasi dari

olahragawan. “Peningkatan beban yang terus menerus diistilahkan dengan

orogressive overloading. Progressive overloading dengan beban yang progressive

ini merupakan titik sentral dalam setiap program latihan”. (Harsono, 1988:104).

“Adapun cara meningkatkan beban latihan dapat dengan cara diperbanyak,

diperberap, dipercepat dan diperlama” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:19). Selain

itu Martens (2012:240) berpendapat bahwa “peningkatan beban latihan berkaitan

dengan tiga faktor yakni, frekuensi, durasi dan intensitas”. Penambahan frekuensi

latihan dapat dilakukan dengan cara menambah sesi latihan. Untuk penambahan

durasi dapat dilakukan dengan cara menambah lamanya waktu latihan, atau dapat

juga dilakukan dengan memperpendek waktu recovery dan interval sehingga

kualitas latihanmenjadi naik. Sedangakan untuk intensitas latihan dapat dapat

dilakukan denga cara meningkatkan kualitas pembebanan dari latihan.

3) Prinsip Spesialisasi

“Penerapan prinsip spesialisasi kepada anak-anak dan atlet-atlet muda

harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pertimbangan yang cerdik dengan

selalu berpedoman bahwa latihan multilateral harus merupakan basis bagi

perkembangan multilateral” (Harsono, 1988:109). “Latihan harus bersifat khusus

sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan dilakukan,

perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan kebutuhan olahraga dan

pertandingan tersebut” (Bompa, 1994:33). Menurut Budiwanto (2012:18) “prinsip

spesialisasi atau kekhususan latihan adalah bahwa latihan harus dikhususkan

sesuai dengan kebutuhan pada setiap cabang olahraga dan tujuan latihan”. Setiap

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

53

bentuk latihan yang dilakukan oleh olahragawan memiliki tujuan yang khusus,

oleh karena itu setiap bentuk latihan akan direspon secara khusus oleh

olahragawan sehingga materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan

cabang olahraganya.

Sebagai pertimbangan dalam menerapkan prinsip latihan spesifikasi

menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:19) antara lain “spesifikasi kebutuhan

energi, spesifikasi bentuk dan model latihan, spesifikasi ciri gerak dan kelompok

otot yang digunakan, dan waktu periodisasi latihannya”. Spesialisasi

menunjukkan unsur penting yang diperlukan untuk mencapai suatu prestasi

olahraga. Menyangkut maslah spesialisasi dalam latihan Ozolin dalam Bompa

(1994:34) menyarankan bahwa “tujuan latihan atau lebih khusus aktivitas gerak

digunakan untuk meperoleh hasil latihan yang dibagi menjadi dua yakni, 1)

latihan sesuai dengan olahraga spesialisasinya, 2) latihan untuk mengembangkan

kemampuan biomotor”.

4) Prinsip Individual

“Individualisasi dalam latihan adalah satu kebutuhan yang penting dalam

masa latihan dan itu bermanfaat pada kebutuhan bagi setiap atlet, dengan

mengabaikan tingkat prestasi dilakukan secara individual sesuai kemampuan dan

potensinya, karakteristik belajar, dan kekhususan cabang olahraga” (Budiwanto,

2012:19). Setiap atlet memberikan reaksi atau respon yang berbeda-beda terhadap

beban yang diberikan oleh pelatih. Sehingga beban latihan bagi setiap

olahragawan tidak dapat disamakan antara olahragawan yang satu dengan yang

lainnnya.

Latihan akan selalu menjati suatu persoalan pribadi bagi setiap

olahragawan, sehingga tidak dapat disamaratakan bagi semua olahragawa. Bompa

(1994:36-37) berpendapat bahwa “latihan harus memperhatikan dan

memperlakukan atlet sesuai dengan tingkat kemampuan, potensi, karakteristik

belajar, dan kekhususan olahraga, terlepas dari tingkat kinerja atlet. Seluruh

konsep latihan harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan

psikologis atlet sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar”. Analisis

lengkap tentang kapasitas kerja atlet dan perkembangan kepribadian diperlukan

untuk menentukan batas tertinggi dari kemampuan yang dilakukan. Setiap

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

54

kapasitas kemampuan individu disebabkan oleh pengaruh beberapa faktor

menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:15) yakni, faktor keturunan, faktor

kematangan, faktor gizi, faktor waktu istirahat dan tidur, faktor tingkat kebugaran,

faktor pengaruh lingkungan, faktor rasa sakit dan cidera, faktor motivasi”. Faktor-

faktor diatas tentunya juga harus diperhatikan dalam penerapan prinsip latihan

individu, mulai dari materi latihan hingga penekanan dalam latihan. Selain itu

perbedaaan pada jenis kelamin juga berperan penting dalam memperhatikan

kemampuan dan kapasitas olahragawan dalam latihan, terutama selama masa

pubertas, menstruasi, hamil dan menyusui.

5) Prinsip Variasi

“Pogram latihan yang baik harus disusun secara variatif untuk

menghindari kejenuhan, keengganan dan keresahan yang merupakan kelelahan

secara psikologis” Sukadiyanto & Muluk (2011:20). Sedangkan Mylsidayu &

Kurniawan (2015:62) berpendapat bahwa “variasi latihan adalah satu dari

komponen kunci yang diperlukan untuk merangsang penyesuaian pada respon

latihan, prinsip variasi bertujuan untuk menghindari kejenuhan, keengganan, dan

keresahan yang merupakan kelelahan secara psikologis”. Dalam upaya mengatasi

kebosanan dari olahragawan pada saat melakukan latihan, seorang pelatih dituntut

untuk kreatif dengan memiliki banyak pengetahuan dan berbagai jenis latihan

sehingga latihan dapat diberikan secara bervariasi dan berganti-ganti tetapi tanpa

menghilangkan kaidah yang ada di dalam latihan itu sendiri.

Keterampilan dan latihan dapat diperkaya dengan mengadopsi pola gerak

teknik yang sama, atau dapat mengembangkan kemampuan gerak yang diperlukan

dengan olahraga. Menurut Bompa (1994:40) bependapat bahwa “variasi latihan

dapat menggunakan half squat, leg press, jumping squats, step ups, jumpung atau

latihan lompat kursi, latihan dengan bangku, dan dept jump. Pelatih memugkinkan

mengubah periodik suatu latihan ke latihan lain, jadi kebosanan dikurangi tetepi

tetap memperhatikan pengaruh latihan”. Sukadiyanto & Muluk (2011:20)

berpendapat bahwa “cara untuk memveriasi latihan dapat dengan mengubah

bentuk, tempat, sarana dan prasarana latihan, atau teman berlatih. Meskipun

unsur-unsur tersebut dapat diubah tatapi tujuan utama latihan tentu tidak boleh

berubah”. Variasi latihan yang dikreasi dan diterapkan secara berfariatif tanpa

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

55

menghilangkan tujuan utama dari latihan dapat menjaga dan bahkan

meningkatkan fisik maupun mental olahragawan.

6) Prinsip Partisipasi Aktif

Prinsip ini mengandung makna bahwa untuk menghasilkan prestasi yang

maksimal atlet harus terlibat secara aktif dalam proses latihan yang telah

dipilihnya. “Partisipasi aktif tidak terbatas hanya pada waktu latihan, seorang

atlet akan melakukan kegiatannya meskipun tidak dibawah pengawasan dan

perhatian pelatih” (Budiwanto, 2012:24). Prinsip ini sering luput dari perhatian

atlet dan juga pelatih. Atlet berpartisipasi secara pasif, hanya mengikuti saja apa

yang diperintahkan atau menunggu pemberian motivasi dari pelatih tanpa didasari

atas kesungguhan untuk melakukan latihan bahwa latihan adalah suatu

kebutuhan. Bompa (1994:28) mengemukakan “pemahaman yang jelas dan teliti

tentang tiga faktor prinsip ini yakni, lingkup dan tujuan latihan, kebebasan dan

peran kreativitas atlet, dan tugas-tugas selama tahap persiapan”. Atlet harus

merasakan bahwa pelatihnya membawa perubahan dan perbaikan pada

keterampilan, kemampuan gerak, kualitas fifik dalam upaya mengatasi kesulitan

yang dialami dalam latihan.

Latihan adalah suatu bentuk kerja sama antara atlet dan pelatih yang

memiliki resiko. Atlet harus memahami tujuan latihan dan rencana yang telah

disusun oleh pelatih. Tidak ada pelatih yang selalu mengetahui bagaimana reaksi

tubuh dan pikiran atlet terhadap rangsangan latihan yang diterimanya. Atlet harus

memberikan umpan balik dan bekerja sama dengan pelatih untuk mencapai efek

latihan yang optimal. Ritter dalam Bompa (1994:29) menyarankan bahwa

ketentuan-ketentuan yang diperlukan prinsip ini adalah, “1) pelatih harus bekerja

sama mencapai tujuan latihan bersama atletnya, 2) atlet harus aktif berpartisipasi

dalam perencanaan program latihan jangka panjang dan pendek, 3) atlet secara

periodik harus melakukan tes dan standar pencapaian, 4) atlet harus melakukan

latihan secara mandiri atau tanpa pengawasan pelatihnya”.

7) Prinsip Pulih Asal (Recovery)

“Pada waktu menyusun program latihan yang menyeluruh harus

mencantumkan waktu pemulihan yang cukup, apabila tidak memperhatikan waktu

pemulihan ini maka atlet akan mengalami kelelahan yang luar biasadan berakibat

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

56

pada menurunnya penampilan” (Budiwanto, 2012:19). Menurut Rushall & Pyke

(1992:60) “faktor paling penting yang mempengaruhi status kesehatan atlet adalah

pemilihan rangsangan beban bertambah dengan waktu pulih asal yang cukup

diantara setiap melakukan latihan”. Program latihan sebaiknya disusun berselang-

seling antara latihan berat dan latihan ringan, tujuannya adalah untuk menghindari

terjadinya kelelahan saat latihan (overtraining) atau bahkan dapat menyebabkan

terjadinya cidera.

8) Prinsip Berkebalikan (Reversibility)

“Prinsip berkebalikan (reversibility) artinya bila olahragawan berhenti dari

latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ

tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis” (Sukadiyanto &

Muluk, 2011:22). Rushall & Pyke (1992:71) menjelaskan bahawa “juka waktu

pulih asal diperpanjang yaitu hasil yang telah diperoleh selama latihan akan

kembali ke asal seperti sebelum latihan jika tidak dipelihara”. Oleh sebab itu

latihan harus dilakkukan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk

memelihara kondisi fisik dari olahragawan. “Seseorang yang menyelesaikan

istirahat total diperkirakan kehilangan kebugaran kardiovaskular sebesar 10%

dalam seminggu” (Martees, 2012:241). Dengan demikian wajar jika terdapat

olahragawan yang mengalami cidera dan harus menjalani istirahat total sehingga

tidak dapat menjalani latihan secara kontinyu akan menurunkan prestasi dan

kemampuannya baik dari segi kemampuan fisik maupun keterampilan.

9) Prinsip Peningkatan (Progresif)

“Prinsip latihan secara progresif menekankan bahwa atlet harus

menambah waktu latihan secara progresif dalam keseluruhan program latihan.

Prinsip latihan ini dilaksanakan setelah proses latihan berjalan menjelang

pertandingan” (Budiwanto, 2012:22-23). Sedangkan Mylsidayu & Kurniawan

(2015:61) “latihan progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari

yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus, bagian ke

keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan

secara ajeg, maju dan berkelanjutan”. Peningkatan beban latihan yang dilakukan

secara bertahap akan memberikan dampak pada otrag-organ tubuh untuk lebih

berkembang dalam mengatasi beban latihan yang diterima.

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

57

Pada prinsip latihan progresif ini harus memperhatikan komponen dari

latihan seperti frekuensi, voliume, intensitas dan durasi pada setiap program

latihan harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. “Prinsip pogresif tidak berarti

dalam meningkatkan beban latihan secara terus-menerus tanpa waktu recovery

dan interval, pemberian waktu recovery dan interval yang benar merupakan salah

satu faktor penentu ketepatan penampilan puncak yang diinginkan” (Sukadiyanto

& Muluk, 2011:19).

10) Prinsip Model dalam Proses Latihan

“Model Pelatihan adalah suatu pelatihan simulasi, suatu bentuk

pelatihanyang mirip atau hampir menyerupai permainan atau pertandingan yang

sesungguhnya. Pelatihan simulasi ini disusun berdasarkan atas unsur spesifik dari

fenomena yang dicari” (Nala, 1998:31). Bompa (1994:40) juga menjelaskan

bahwa “model merupakan sebuah tiruan, simulasi suatu kenyataan, disusun dari

elemen yang khusus dari sejumlah fenomena yang dapat diawasi dan diselidiki.

Ini juga merupakan sebuah isomorphus (sama dengan pertandingan) dari suatu

gambaran, yang diperoleh secara abstrak”. Ketika menciptakan sebuah model

latihan seseorang pelatih harus mampu membangun suatu imajinasi atau hipotesis

pelatih dimana kemajuan maupun hasilnya dapat dianalisis. Tujuan, metode dan

isi dari model latihan hendaknya sejalan dengan apa yang akan dihadapkan pada

saat pertandingan.

Dalam menyusun model latihan ada dua unsur yang peru mendapatkan

perhatian yaitu, “1) unsur kualitatif (unsur yang terdiri atas intensitas pelatihan,

teknik, strategi, dan aspek psikologis dari atlet), 2) unsur kuantitatif (menyangkut

volume pelatihan yakni jumlah repetisi (ulangan), set, serta lama latihan dan

frekuensi yang dibutuhkan untuk menunjang unsur kualitatif)” (Nala, 1998:32).

Pembuatan model latihan dimulai dengan fase pemikiran, selama ini pelatih

mengawasi dan menganalisis keadaan yang sebenarnya dari latihan. Sebuah

model harus sesuai dengan kekhususan individu atau tim, pelatih tidak boleh

terpaku atau mencontoh model latihan dari seorang atlet yang juara karena

kebutuha setiap atlet berbeda antara yang satu dengan yang lain sehingga model

latihan yang harus diterapkan juga bersifat individu. Bompa (1994:42)

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

58

menjelaskan urutan pengembangan sebuah model latihan melalui gambar berikut

ini.

Gambar 2.23 Urutan pengembangan sebuah model latihan

4. Media Flip Book Maker

a. Pengertian Media Flip Book Maker

Pada zaman era digital yang serba modern seperti saat ini setiap orang

selalu berkaitan dan berhubungan dengan data, baik itu data kuliah maupun

data yang berkaitan dengan pekerjaan. Berkaitan dengan data tersebut seperti

halnya mahasiswa, karyawan, dosen, guru, maupun kalangan pemerintahan

harus bisa memanfaatkan apa yang dinamakan kemajuan teknologi. Salah satu

kemudahan yang diberikan teknologi adalah membuat buku dalam bentuk

digital. Buku digital saat ini telah dapat menggantikan buku konvensional.

Dalam satu folder bisa digunakan untuk menyimpan puluhan hingga ribuan file

buku tanpa harus menyiapkan lemari yang besar untuk menyimpan berbagai

Aplikasi

Model Akhir

Hasil Validasi Model

Uji Coba Model dalam

Pertandingan Eksebisi

Penyempurnaan Model

Secara Kualitatif

Penyempurnaan Model

Secara Kuantitatif

Pengenalan Elemen

Kualutatif Baru

Kesimpulan

Kontemplasi

Pengenalan Elemen

Kuantitatif Baru

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

59

macam tumpukan buku konvensional. Buku digital tentu akan sangat

mengamankan aset atau data yang dimiliki dan apabila membutuhkan data

tersebut akan sangat mudah dalam mencarinya kembali. Buku digital ini bisa

diakses tidak hanya menggunakan komputer atau laptop tapi juga bisa

disimpan dengan menggunakan gadget atau smartphone. Salah satu cara

membuat buku digital ini adaalah dapat dengan menggunakan media flip book

maker.

Media flip book maker merupakan salah satu media yang diharapkan

dapat mempermudahkan seseorang dalam menyimpan buku dalam bentuk

digital dan mengakses berbagai macam hal yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan, tentunya dengan menyajikan tampilan yang menarik. “Flip book

maker merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk menyajikan

modul dapat tampilan elektronik” (Wijayanto & Zuhri, 2014:626). Menurut

Sugiyanto dkk dalam Rasiman (2014:37) “flipbook maker merupakan software

yang digunakan untuk membuat tampilan buku atau bahan ajar lainnya menjadi

sebuah buku elektronik digital berbentuk flipbook”. Selain itu Wijayanto dalam

Rasiman (2014:37) menyatakan “Flip book maker adalah sebuah software yang

mempunyai fungsi untuk membuka setiap halaman menjadi layaknya sebuah

buku. Hasil akhir dapat disimpan dalam format .swf, .exe, .html”.

Media flip book maker adalah perangkat lunak yang dirancang untuk

mengkonversi file PDF atau image ke digital. “Software ini dapat mengubah

tampilan file PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku dalam

bentuk digital. Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, tampilan media

akan lebih variatif karena tidak hanya dalam bentuk teks” (Sugiyanto, dkk

dalam Rasiman & Rahmawati, 2014:645). Selain membuat file PDF menjadi

seperti buku, flip book maker juga dapat memberi efek suara dan fasilitas lain

ketika software ini dibuka sehingga e-book yang disajikan menjadi lebih

menarik. Selain itu software ini juga dapat digunakan untuk membuka foto

slide. “Pada media flip book maker ini dapat menambahkan file-file gambar,

file pdf, file swf dan file video berformat FLV dan MP4” (Istiyanto, 2013).

Dengan menggunakan flip book maker, diharapkan hasil penelitian

pengembangan ini lebih mudah diakses oleh semua kalangan. Selain itu

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

60

membuat semua kalangan lebih tertarik untuk mempelajari tentang teknik dasar

bermain futsal dan model latihan fisik futasl karena di dalamnya memuat

tampilan-tampilan yang lebih menarik.

b. Cara Membuat Media Flip Book Maker

Media flip book maker merupakan salah satu media yang menyajikan

suatu tampilan yang menarik, mudah diakses dalam keadaan dan situasi

apapun. Untuk memperoleh hasil yang menarik dari media flip book maker ini

dapat dilakukan dengan beberapa langkah pembuatan media flip book maker,

yaitu sebagai berikut.

1) Terlebih dahulu pastikan aplilkasi atau program media flip book maker

sudah terinstall.

2) Setelah terinstall, buka aplikasi atau program flip book maker, pada

tampilan program terdapat tiga macam menu yaitu add file, style, dan

publish. Berikut ini contoh tampilan utama pada aplikasi atau program flip

book maker.

Gambar 2.24 Tampilan utama pada flip book maker

3) Langkah 1 klik menu add file hal utama yang dilakukan adalah

dengan cara mengimport file yang akan dijadikan flip book dengan

menekan tombol yang ada di tengah (pada gambar dalam kotak tengah).

File dapat di import dengan berbagai macam jenis file yaitu, PDF, file

gambar, file video ataupun file SWF.

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

61

Gambar 2.25 Langkah mengimport file

4) Setelah mengimport file yang ingin dijadikan flip book akan muncul

tampilan seperti pada gambar 2.26. Dimana pada tampilan tersebut

terdapat penentuan ukuran tampilan media flip book yang akan digunakan.

Gambar 2.26 Tampilan pengaturan ukuran media flip book

5) Langkah ke 2 setelah semua file yang ingin dijakikan flip book

terimport kemudian pilih menu style, pada menu style ini tersedia berbagai

macam animasi flip book dari template yang disediakan.

Gambar 2.27 Tampilan menu style

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

62

Pada gambar 2.27 tampilan flip book sebelum diberi efek style dan

animasi, untuk memberi efek style dan animasi dapat memilih pada pilihan

disebelah kirinya (pada gambar).

6) Langkah ke 3 langkah ini merupakan langkah terakhir. Pilih menu

publish, untuk mempublis flip book yang telah dibuat. Untuk mempublis

flip book yang telah dibuat dapat menggunakan beberapa format file yaitu,

HTML, EXE, ZIP, EMAIL, SWF atau flash, APP screen server.

Gambar 2.28 Tampilan menu publish

7) Pilih file yang dibuat akan disimpan dalam format apa. Setelah dipilih

akan muncul seperti pada gambar 2.29.

Gambar 2.29 Tampilan penyimpanan flip book

a. Pilih file folder untuk menentukan tempat hasil publish flip book.

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

63

b. Beri nama untuk menyimpan flip book pada kolom file name.

c. Pilih tombol start untuk menyimpan media flip book maker.

5. Penuangan Model Latihan Teknik Dasar dan Model Latihan Fisik Futsal

pada Media Flip Book Maker

Media flip book maker merupakan salah satu media yang diharapkan

dapat mempermudahkan seseorang dalam menyimpan buku dalam bentuk

digital dan mengakses berbagai macam hal yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan, tentunya dengan menyajikan tampilan yang menarik. Dalam

rancangan pembuatan media flip book maker ini terdiri dari beberapa aspek

yaitu, pengkajian teori dari model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal,

pembuatan model latihan teknik dasar, pembuatan model latihan fisik futsal,

pembuatan gambar dan video dari model latihan yang telah dibuat.

Setelah semua tahapan pembutan model latihan terselesaikan, hasil dari

pembuatan tersebut dituangkan kedalam bentuk media flip book maker. Untuk

pembuatan media flip book maker dirancang terlebih dahulu objek-objek yang

akan digunakan dalam media flip book maker seperti teks atau teori tentang

model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal, animasi yang akan

digunakan, suara, gambar, video dan narasi. Tahapan penyusunan media flip

book maker yang telah dibuat dengan melakukan penggabungan antara teori,

animasi, gambar, video dan suara menjadi satu kesatuan dalam tampilan akhir

dari media flip book maker ini.

Pada hasil akhir dari pengembangan media flip book maker ini, terdapat

tentang teori model latihan teknik dasar dan latihan fisik futsal, video, gambar,

dan beberapa keterangan yang berkaitan dengan model latihan teknik dasar dan

latihan fisik futsal.

B. Penelitian yang Relevan

Secara umum pengembangan model latihan teknik dasar bermain futsal

dan model latiihan fisik futsal berbasis media flip book maker belum banyak

dilakukan sehingga peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan sekarang.

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

64

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoritik terhadap hipotesis yang

diajukan. Dalam penelitian pengembangan kerangka berpikir memberikan arahan

tentang langkah-langkah metodologis yang akan diambil, penelitian ini

menggunakan metode pengembangan research and development Borg dan Gall

(1983). Penelitian ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu, penelitian

dasar, terapan, evaluasi, pengembangan dan mendesak. Penelitian pengembangan

bukan hanya sekedar penelitian yang digunakan untuk menguji teori, tetapi apa

yang sudah dihasilkan dari pengembangan ini dilakukan pengujian model produk

yang dihasilkan dilapangan, kemudian melakukan tahap dimensi dan direvisi

hingga hasilnya dapat diimplementasikan dan diterima sehingga hasil produk

pengembangan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Penelitian pengembangan merupakan suatu tahapan proses atau langkah

untuk mengembangkan sejumlah model produk baru atau memodifikasi kembali

produk yang ada sehingga menjadi lebih sempurna. Penelitian pengembangan ini

sudah dipastikan akan menghasilkan produk-produk hasil dari pengembangan

sebuah model. Untuk memperoleh hasil produk yang baik, peneliti harus melalui

beberapa proses seperti melakukan uji coba produk, melakukan uji ahli dan

eveluasi model oleh para ahli, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan

tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Pada penelitian pengembangan ini

produk yang dihasilkan dapat dituangkan dengan berbagai macam bentuk, dapat

dituangkan dalam bentuk alat, multimedia, buku, dan aplikasi.

Pemilihan metode pengembangan ini karena dianggap sesuai dengan

permasalahan yang akan diangkat pada topik penelitian. Secara garis besar

metode pengembangan ada tiga tahap, yang pertama pendahuluan, kedua tahap uji

produk, dan tahap uji efektivitas produk. Pada penelitian pengembangan ini

peneliti bermaksud untuk mengembangkan dua aspek penting yang ada pada

permainan futsal yaitu teknik dasar dan latihan fisik. Hasil pengembangan ini

peneliti berencana untuk menuangkan hasil pengembangan model latihan teknik

dasar futsal dan model latihan fisik futsal ke dalam bentuk media berupa flip book

maker. Penentuan model latihan yang akan dikembangkan pada teknik dasar dan

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

65

latihan fisik adalah mengacu pada penjabaran kajian teori yng telah dijelaskan

diatas.

Tahap pendahuluan terdiri analisis kebutuhan, kajian teoritik dan

pengembangan produk awal. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui

proses latihan teknik dasar dan latihan fisik hingga menemukan masalah yang

akan diangkat menjadi maslah penelitian. Kemudian dilanjutkan kajian teoritik

yang relevan dengan topik masalah penelitian yang diangkat. Langkah

selanjutnya pengembangan produk awal yaitu mengembangkan model latihan

teknik dasar bermain futsal dan model latihan fisik futsal.

Tahap uji coba produk ada dua yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan,

pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari ahli futsal, ahli latihan

fisik, ahli media dan pemain futsal di Kota Malang. Hasil evaluasi dari para ahli

dan pemain futsal dijadikan sebagai acuan dan masukan untuk perbaikan model

latihan yang dikembangkan oleh peneliti.

Tahap uji efektivitas produk dengan menggunakan rancangan eksperimen.

Rancangan eksperimen yang digunakan adlah eksperimen semu, penggunaan

rancangan ini dimaksudakn untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan

cara melihat kelompok kontrol dan kelompok eksperimental. Uji efektivitas

terdiri dari tiga tahapan yaitu, tes awal, perlakuan dan tes akhir.

Tes awal menggunakan instrumen tes teknik dasar futsal dan latihan fisik,

skala penilaian teknik dasar futsal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal

keterampilan teknik dasar futsal antara kelompok coba dan kelompok kontrol.

Sedangkan untuk aspek latihan fisik, skala penilaiannya bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal aspek latihan fisik antara kelompok coba dan

kelompok kontrol. Setelah melakukan tes awal kelompok coba dan kelompok

kontrol diberikan perlakuan berupa model latihan teknik dasar dan model latihan

fisik futsal yang sebelumnya telah dibuat oleh peneliti. Tes akhir menggunakan

instrumen tes teknik dasar futsal dan latihan fisik, skala penilaian penilaian yang

digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan atau perubahan

dari kelompok coba dan kelompok kontrol seteleh diberikannya perlakukan.

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. - abstrak.ta.uns.ac.id · Pengertian dan Sejarah Futsal “Futsal adalah singkatan dari futbol (sepak bola) dan sala (ruangan) ... bola lawan

66

D. Spesifikasi Produk

Pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan model latihan teknik

dasar bermain futsal dan model latihan fisik futsal, memperhatikan tahapan

pelaksanaan latihan, yang dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang

sederhana ke yang kompleks, dari jarak dekat ke yang jauh, dan dari tingkat

kesulitan yang rendah ke yang tinggi. Kemudian akan menjelaskan tentang apa

saja teknik dasar bermain futsal dan latihan fisik futsal yang dibutuhkan oleh

pemain futsal.

Penyusunan draft produk hasil pengembangan model latihan teknik dasar

dan model latihan fisik pada futsal ini, diutamakan pada teknik dasar futsal dan

latihan fisik futsal. Model-model kegiatan latihannya mengarah pada

pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar dan kemampuan

latihan fisik.