BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok...

40
13 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPA Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. (Trianto.2012: 141). IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau desiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method) (Trianto.2012:137). Trefill and Robert (2000: 3) menyebutkan bahwa: Science is a way of asking and answering question about the physical universe. Science gives us a powerful tool to understand how our world works and how we interact with our physical surroundings. Science not only incorporates basic ideas and theories about how our universe behaves, it also provides a framework for learning more tackling new questions and concerns that come our way.IPA sebagai produk keilmuwan mencakup konsep, hukum, dan teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia. Pada pembelajaran IPA, aspek produk tampil dalam bentuk bahan pengajaran yang berisi pokok-pokok bahasan, misalnya pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, dan dan sebagainya. Aspek kedua IPA adalah aspek proses, yaiutu suatu cara atau metode untuk memroleh pengetahuan. Hakikat

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat IPA

Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala

melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah dan hasilnya

terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting

berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. (Trianto.2012:

141). IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah

selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai

prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk

menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan

pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa

pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan

bacaan untuk penyebaran atau desiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur

dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui

sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific

method) (Trianto.2012:137).

Trefill and Robert (2000: 3) menyebutkan bahwa:

“Science is a way of asking and answering question about the physical

universe. Science gives us a powerful tool to understand how our world works

and how we interact with our physical surroundings. Science not only

incorporates basic ideas and theories about how our universe behaves, it also

provides a framework for learning more tackling new questions and concerns

that come our way.”

IPA sebagai produk keilmuwan mencakup konsep, hukum, dan

teori yang dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia. Pada

pembelajaran IPA, aspek produk tampil dalam bentuk bahan pengajaran yang

berisi pokok-pokok bahasan, misalnya pokok bahasan tentang optika

geometris, suhu, kalor, dan dan sebagainya. Aspek kedua IPA adalah aspek

proses, yaiutu suatu cara atau metode untuk memroleh pengetahuan. Hakikat

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

14

IPA menyatakan bahwa terdapat keterampilan proses intelektual yang harus

dimiliki oleh setiap individu dalam pembelajaran IPA yaitu 1) membangun

prinsip melalui induksi; 2) menjelaskan dan meramalkan; 3) pengamatan dan

mencatat data; 4) identifikasi dan mengendaikan variabel; 5) membuat grafik

untuk menentukan hubungan; 6) perancangan dan melaksanakan

penyelidikan ilmiah; 7) menggunakan teknologi dan matematika selama

penyelidikan; 8) menggambarkan simpulan dari bukti-bukti (Ayu,2014:433).

Menurut Sarkim dalam Ayu (2014:433) aspek sikap ilmiah berbagai

keyakinan, opini, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang

ilmuan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

Carin, Arthur;Sund, Robert (1989:4) menyebutkan bahwa hakikat IPA

terdiri dari:

a. Process or methods, certains way of investigating problem, observing,

for example: making hyphoyheses, designing and carrying out

experiments, evaluating data, measuring, and so on.

b. Product, certans facts, prnciples, laws, theories, for example: the

scientific principle that metals expand when heated

c. Human attitudes certain beliefs, values, opinions, for example:

suspending judging until enough data have been collected.

Hal ini didukung oleh (Depdiknas, 2007: 4). Pada hakikatnya IPA meliputi

empat unsur sebagai berikut.

a. Aspek sikap

Pada aspek sikap IPA bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu

tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta gejala alam. Oleh

sebab itu, masalah yang ditimbulkan dapat dipecahkan melalui prosedur

yang benar seperti metode ilmiah.

b. Aspek proses

Pada aspek proses, prosedur pemecahan masalah dapat melalui metode

ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

15

c. Aspek Produk

IPA dapat menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan

hukum.

d. Aplikasi

Aplikasi IPA merupakan penerapan metode ilmiah dan konsep IPA

dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak dapat dipisahkan

satu sama lain.

IPA pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang menekankan

pada kegiatan penyelidikan yang mempelajari alam semesta baik makhluk

hidup dan tak hidup serta gejala alam dan interaksinya yang diperoleh melalui

metode ilmiah. Hakikat IPA terdiri dari produk, proses, sikap dan aplikasi.

Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan

konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang

dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan

mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA

akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi

kehidupan.

2. Pembelajaran IPA

Pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai llmu tentang alam yang

dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu: ilmu alam sebagai produk, proses

dan sikap. (Susanto.2013:167). Pada pembelajaran IPA, aspek produk tampil

dalam bentuk bahan pengajaran yang berisi pokok-pokok bahasan, misalnya

pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, dan dan sebagainya.

Aspek kedua IPA adalah aspek proses, yaitu suatu cara atau metode untuk

memroleh pengetahuan. Hakikat IPA menyatakan bahwa terdapat

keterampilan proses intelektual yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam

pembelajaran IPA yaitu 1) membangun prinsip melalui induksi; 2)

menjelaskan dan meramalkan; 3) pengamatan dan mencatat data; 4)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

16

identifikasi dan mengendaikan variabel; 5) membuat grafik untuk menentukan

hubungan; 6) perancangan dan melaksanakan penyelidikan ilmiah; 7)

menggunakan teknologi dan matematika selama penyelidikan; 8)

menggambarkan simpulan dari bukti-bukti(Ayu,2014:433).

Pembelajaran IPA merupakan interaksi komponen-komponen

pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang

berbentuk kompensasi yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran IPA terdiri

atas 3 tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Proses kegiatan

pembelajaran harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA

sebagai produk. IPA sebagai integrative science atau IPA terpadu telah

diberikan di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pelajaran terpadu dan secara

terpisah di SMA/MA sebagai mata pembelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA,

serta Bumi Antariksa (Wisudawati,2015:26).

Pembelajaran terpadu merupakan merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Sukayati,2004:2).

Pembelajaran IPA terpadu, siswa diharapkan mempunyai pengetahuan IPA

secara utuh (holistik) untuk menghadapi permasalahan sehari-hari.

Pembelajaran IPA dapat mendorong siswa membuat hubungan antar cabang

sains dan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Karakteristik pembelajaran IPA yaitu pembelajaran

berpusat pada anak, menekankan pembentukan pemahaman dan

kebermaknaan, belajar melalui pengalamanan langsung, lebih memperhatikan

proses dari hasil semata, sarat dengan muatan keterkaitan (Sukayati, 2004:3).

Dengan kata lain pembelajaran IPA sebagai suatu proses pembelajaran

yang menekankan pembelajaran secara langsung untuk memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki ciri holistik,

bermakna, otentik, dan aktif.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

17

3. Project Based Learning (PjBL)

a. Pengertian

Depdiknas (2003:7) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis

proyek/tugas terstruktur (project based learning) merupakan model

pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran komperhensif

dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat

melakukan penyeledikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman

materi suatu pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.

Pembelajaran kerja proyek adalah cara belajar yang memeberi kebebasan

berpikir pada peserta yang berikatan dengan isi atau bahan pengajaran dan

tujuan yang dilaksanakan. Pembelajaran kerja proyek merupakan salah

satu model mengajar yang pelaksanaannya memanfaatkan pengalaman

hidup sehari-hari sebagainahan pelajaran, metode ini menitik beratkan

pada kebebasan berpikir pada kelompok atau individu untuk mencapai

tujuan (Daryanto.2009:403). Pembelajarn berbasis proyek didefinisikan

sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi

dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa atau

dengan suatu proyek disekolah (Warsono, Hariyanto.2013: 153). Project

based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bemanfaat untuk

menyelesaikan permasalahan masyarakat atau ingkungan. Permasalahan

yang dikaji merupakan permasalahan kompleks dan membutuhkan

pengusaan dari berbagai konsep atau materi pelajaran dalam

penyelesaiannya. (Abdullah,2014 :172).

Penerapan Project Based Learning telah menunjukan bahwa

model pembelajaran tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami

proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi

kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai

buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain,

mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

18

kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan

berbagai aktivitas lainnya.

Dengan demkian Project Based Learning merupakan salah satu

model pemberian tugas baik secara individu maupun kelompok. Model

pembelajaran berbasis proyek ini merupakan suatu model yang berpusat

pada peserta didik untuk mengerjakan sebuah proyek yang bemanfaat

untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. Model

pembelajaran yang memberikan perlakuan kepada peserta didik dengan

cara memberikan sebuah projek untuk dilaksanakan dan diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu. Peserta didik akan mendapatkan pengalaman

langsung sehingga sanggup membuat peserta didik mengalami proses

pembelajaran yang bermakna.

b. Tujuan Pembelajaran Project Based Learning

1) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah

3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang

kompleks dengan hasil produk yang nyata berupa barang atau jasa

4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam

mengelola sumber, bahan, dan alat untuk menyelesaikan tugas.

5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya dalam

pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan kelompok.

(Saefuddin&Berdiati.2014 : 59).

c. Tahapan Project Based Learning

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning berbasis

Proyek menurut:

1) Menurut Abdullah (2014 :181).

a) Penyajian masalah

Permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaan. pertanyaan awal

yang diajukan adlah pertanyaan essensial (penting) yang dapat

memotovasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Permasalahan yang

dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

19

investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa

permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secara

mental.

b) Membuat perencanaan

Guru perlu merencanakan standar kompetensi standar kompetensi

yang akan di kaji ketika membahas permaslahan. Kompetensi yang

dikaji sebaiknya mencakup yang ada di kurikulum.

c) Menyusun penjadwalan

Siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan tahapan

pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan

dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.

d) Monitor pembuatan proyek

Pelaksanaan pekerjaan siswa harus di monitor dan difasilitasi

prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan yang dilakukan oleh

siswa (check point). Guru perlu melakukan monitoring

pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan intruksi tetang

apa yang harus dilakukan untuk setiap konten pembelajaran.

e) Melakukan penilaian

Penilaian autentik dan guru perlu memvariasikan jenis penilaian

yang digunakan. Penialaian proyek merupakan kegiatan penilaian

terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu

tertentu.

f) Evaluasi

Memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi

pembelajaran yang telah dilakukan individu maupun kelompok.

2) Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning

sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational

Foundation dalam (Nurohman.2010:10) terdiri dari :

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

20

a) Start With the Essential Question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan

realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi

mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan

untuk peserta didik.

b) Design a Plan for the Project

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan

peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan

merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi

tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung

dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu

penyelesaian proyek.

c) Create a Schedule

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini

antara lain:(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2)

membuat deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta

didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta

didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan

proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan

(alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d) Monitor the Students and the Progress of the Project

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap

proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi

aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring,

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

21

dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas

yang penting.

e) Assess the Outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f) Evaluate the Experience

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah

dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun

kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk

mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama

menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik

mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja

selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan

suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan

yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

3) Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Jihad dan Haris(2012:37-38), langkah-langkah

pembelajaran model Project Based Learning adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek

Fase Indikator Aktivitas/ kegiatan Guru

1 Orientasi kepada

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

memotivasi siswa terlibat pada aktivitas

pemecahan masalah yang dipilihnya

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

22

Fase Indikator Aktivitas/ kegiatan Guru

2 Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

tersebut

3 Membimbing

penyelidikan

individual maupun

kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai,

merancang kegiatan, melaksanakan

kegiatan, untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, video, dan

model dan membagi mereka membagi

tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan

mengevaluasi

pemcahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan merekan dan proses-proses

yang mereka gunakan.

Maka dalam penelitian ini, mengacu pada tahapan pembelajran

Project Based Learning oleh Nurohman. Model pembelajaran ini

memiliki tahapan: (1) Starts With the Essential Question, (2)Design a Plan

for the Project, (3) Creates a Schedule, (4) Monitor the Students and the

Progress of the Project, (5) Assess the Outcome, (6) Evaluate the

Experiences.

d. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan

peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni. Pengembangan

produk meliputi 3 tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

23

1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan

merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan

mendesain produk.

2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan

peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan alat, bahan, dan

teknik.

3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang

dihasilkan peserta didik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. (Jihad

dan Haris,2012:110)

e. Kelebihan dan Kelemahan

Menurut Daryanto (2009:407), kelebihan dan kelemahan

pembelajaran model Project Based Learning adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Project Based

Learning

Kelebihan Kelemahan

1) Bahan pelajaran diambil

dari kehidupan nyata di

lapangan

2) Mengembangkan kemauan

berekplorasi, ingin tahu,

inisiasif, dan kreativitas

3) Memunculkan bahan

pelajaran yang sesuai

dengan ketertarikan dan

taraf perkembangan peserta

1. Sulit memiliki tema yang

sesuai dengan minat dan

taraf perkembangan peserta

2. Perluasan problema

mengakibatkan waktu yang

direncanakan .sulit

mengawasi kegiatan

kelompok, jika obyek dan

tempat belajar terpisah

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

24

Kelebihan Kelemahan

4) Menjadikan peserta tidak

asing terhadap lingkungan

hidupnya dan kehidupan

masyarakat

5) Mengembangkan

kemampuan kerja individu

atau kelompok

6) Mengembangkan cara

hidup berencana

7) Teori dan praktik dihayat

sebagai satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan

8) Memperluas relasi dalam

masyarakat

9) Mengembangkan sikap

hidup demokrasi dan

gotong royong disertai

tanggung jawab yang tinggi

10) Mengurangi verbalisme

11) Memperluas dan

memperdalam wawasan

tentang suatu problem

3. Besarnya biaya yang harus

tersedia untuk keperluan

pelaksanaan kerja

4. Pengetahuan, keterampilan,

dan pengalaman yang

diperoleh peserta secara

individu berbeda-beda

5. Kemungkinkan sebagian

problema (bahan belajar)

menjadi bahan utuk mata

pelajaran tertentu

6. Memerlukan kecakapan

yang baik dalam

mengorganisasi (peserta,

guru, tempat, dsb)

7. Ketergesaan pengerjaan

karena keterbatasan waktu

menyebabkan proses belajar

mengajar kurang matang.

4. Keterampilan Proses Sains

Sesuai dengan standar kelulusan pada Kurikulum 2013 yang akan dicapai,

sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga

ranah kompetensi tersebut harus memiliki lintasan perolehan (proses

psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas, “mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Proses pembelajaran

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

25

sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga rahan tersebut secara

utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan

dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh

melahirkan kualiatas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Perincian gradasi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sebagai berikut:

Tabel 3. Gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Mengingat Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Mencipta Mencipta

(Saefuddin & Berdiati,2014: 43)

a. Pengertian

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah

yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan

untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/flasikasi menurut

Indrawati (dalam Trianto.2010:144). Menurut Chiapetta & Koballa

(2010:131) Keterampilan proses sains dalam suatu pembelajaran,

terutama pada pembelajaran IPA sangat erat kaitannya dengan aktivitas

maupun kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.

Salah satu untuk secara aktif dalam setiap kegiatan dengan melibatkan

siswa dan membantu mereka menjadi lebih mahir mewakili dunia di

sekitar mereka adalah fokus intruksi pada keterampilan proses sains.

Menurut (Carin &Sund,1989:10) menyatakan bahwa “processed

of science is this discovery behavior of scientific (identify problem, make

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

26

guesses or hypotheses, and investigate) in turn result in scientific

methods, which are referred to in science for elementary school”.

Sedangkan Samatowa(2006:35) menyatakan Keterampilan proses sains

adalah keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan para

ilmuwan dalam meneliti fenomena alam yang dapat dipelajari oleh siswa

untuk pengorganisasian informasi (Organizing information), berpkir

kritis (thinking critically), mempraktikan proses-proses sains (practicing

science processes), dan mempresentasikan dan menggunakan data

(representing and applying data).

Jadi keterampilan proses sains seperangkat keterampilan dasar

yang digunakan para ilmuwan (peserta didik) dalam melakukan

penyelidikan ilmiah. Keterampilan ini merupakan keterampilan kognitif

dan psikomotorik yang terdiri dari keterampilan proses dasar dan

keterampilan proses lanjutan. Keterampilan proses perlu dikembangkan

melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman

pembelajaran yang akan muncul apabila sering digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Keterampilan ini merupakan salah satu cara aktif dalam

setiap kegiatan dengan melibatkan siswa untuk kegiatan pembelajaran.

Keterampilan proses sains akan memberikan kesempatan peserta didik

untuk mencapai keterampilan mengamati, melakukan pengamatan,

merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, membuat kesimpulan,

dan mengomunikasikan.

b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains

Pendekatan saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi,

menginspirasi, menguatkan dan melatari pemikiran tentang bagaimana

metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu.

Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan

ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran mencakup komponen:

mengamati, menanya, mencoba/menggali informasi/eksperimen,

menalar/mengasosiasikan/ mengolah informasi,

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

27

menyajikan/mengomunikasikan. Berikut ini merupaka jenis-jenis

keterampilan proses sains menurut beberapa ahli.

Elementary school processed of science :

a. Observing 6) Inferring or making conclusions from

data

b. Classifying 7) Asking onsighful questions about nature

c. Measuring 8) investigation including experiments

d. Hyphotesizing or

predicting

9) Carrying out experiments

e. Describing 10) Construction principles, laws,

and theories from data

(Carin&Sund,1989:10)

Sedangkan Chiapetta&Koballa (2010:132) Keterampilan proses IPA di

klasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan

proses lanjut seperti dirinci dalam tabel berikut.

Tabel 4. Keterampilan proses dasar dan keterampilan proses

lanjut

Keterampilan proses dasar

(basic science process skill)

Keterampilan proses lanjut

(integrated science process skill)

Observasi Pengontrolan data

Mengukur Interprestasi data

Inferensi Perumusan hipotesis

Prediksi Pendefinisian variable secara

operasonal

Klasifikasi Merancang eksperimen

Komunikasi Melakukan ekspermen

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan

kreativitas peserta didik dalam memeroleh pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator-indikator keterampilan proses antara lain, kemampuan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

30

mengidentifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari

hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan,

mengkomunikasikan, dan mengekpresikan diri dalam suatu kegiatan

yang menghasilkan karya. Pembelajaran saintifik tidak hanya

memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses

pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pembelajaran

saintifik menekankan pada keterampilan proses sains.

Kemampuan-kemampuan yang menunjukan keterlibatan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat dari

partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut, yaitu: kemampuan

bertanya, kemampuan melakukan pengamatan, kemampuan

mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pegamatan, kemampuan

menafsirkan hasil identifikasi dan klarifikasi, kemampuan mengunakan

alat dan bahan untuk memeroleh pengalaman secara langsung,

kemampuan merencanakan atau kegiatan penelitian, kemampuan

menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam

situasi baru , dan kemamuan menyajikan suatu hasi Pengamatan dan

atau hasil penelitian. (Janawati.2013:90).

Menurut Bundu (2006: 23-24) membagi keterampilan proses

peserta didik menjadi dua kelompok yaitu keterampilan dasar dan

keterampilan terpadu. Keterampilan dasar meliputi observasi,

klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan penarikan

kesimpulan. Sedangkan keterampilan proses terpadu/terintegrasi

meliputi mengidentifikasi variabel, menyusun tabel data, menyusun

grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, memperoleh dan

memproses data, menganalisis investigasi, menyusun hipotesis,

merumuskan variabel secara operasional, merancang investigasi, dan

melakukan eksperimen/percobaan. Beikut ini merupakan uraian

Keterampilan proses.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

31

1) Observasi

Menurut Bundu (2006: 25) Keterampilan melakukan

observasi adalah kemampuan menggunakan panca indera untuk

memperoleh data atau informasi. Keterampilan ini merupakan

proses sains terpenting karena kebenaran ilmu yang diperoleh

bergantung pada kebenaran dan kecermatan hasil observasi.

Observasi dapat berupa observasi kualitatif apabila hanya

menggunakan alat indera untuk memeroleh informasi. Observasi

kualitatif berkaitan dengan pernyataan seperti warna hijau, rasanya

manis, suaranya merdu, dan sebagainya. Sedangkan hasil observasi

kuantitatif disasarkan pada satuan ukuran standar tertentu seperti

tingginya 167 cm, suhunya 600 C, dan sebagainya.

Kriteria seseorang mampu melakukan observasi adalah

menggunakan lebih dari satu jenis alat indera, mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan, menentukan urutan dari suatu objek atau

peristiwa, menggunakan alat bantu untuk pengamatan yang lebih

detail, dan melakukan pengukuran atau membandingkan dengan

menggunakan alat ukur yang sesuai.

2) Klasifikasi

Keterampilan mengklasifikasi merupakan kegiatan

mengelompokkan atas aspek dan ciri-ciri tertentu. Kriteria

seseorang mampu melakukan kegiatan klasifikasi adalah

didasarkan pada persamaan dan perbedaan, mengorganisasikan

materi, kejadian atau fenomena ke dasar kelompok secara

logis.(Bundu, 2006:26)

3) Komunikasi

Menurut Bundu (2006:26-27) Komunikasi adalah

kemampuan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau

pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain, baik secara lisan

maupun tulisan. Bentuknya baik berupa laporan, grafik, gambar,

diagram, tabel, atau dalam bentuk yang lain.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

32

Kriteria kemampuan ini adalah mendeskripsikan apa yang

diamati bukan apa yang ditafsirkan, menggunakan deskripsi

singkat dengan bahasa yang tepat, mengkomunikasikan informasi

secara akurat dengan menggunakan sebanyak mungkin observasi

sesuai dengan situasi yang ada, memperhatikan pandangan dan

pengalaman lalu orang-orang diajak berkomunikasi, melengkapi

komunikasi dengan media untuk mendapatkan umpan balik,

membuat alternatif deskripsi yang lain jika diperlukan,

menyampaikan laporan secara sistematis.

4) Prediksi

Prediksi adalah perkiraan yang spesifik pada bentuk

observasi yang akan datang. Prediksi harus didasarkan pada hasil

observasi yang hati-hati, pengukuran yang teliti. Prediksi

menyatakan hubungan antar variabel yang diobservasi. Artinya

prediksi harus didasarkan pada satu pengamatan yang teliti bukan

sekedar menebak tanpa ada dasarnya (Bundu, 2006:27).

5) Inferensi

Menurut Bundu (2006: 28),Menginferensi adalah penarikan

kesimpulan dan penjelasan dari pengamatan. Jika observasi adalah

pengelaman yang diperoleh melalui satu atau lebih alat indera,

maka inferensi adalah penafsiran atau penjelasan terhadap hasil

observasi tersebut. Inferensi adalah pernyataan yang ditarik

berdasarkan bukti (fakta) hasil serangkaian observasi. Kesimpulan

yang diperoleh sifatnya juag tentatif, bukan kesimpulan absolut dan

selalu terbuka untuk diuji lebih lanjut.

6) Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan suatu perkiraan yang beralasan untuk

menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Hipotesis

berupa dugaan yang didasari pemikiran logis antara setiap variabel

yang diselidiki sehingga dapat dijadikan pedoman dalam

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

33

menyeleksi data apa saja yang harus dikumpulkan. (Bundu, 2006:

29)

7) Menginterprtasi

Keterampilan menginterpretasi ialah kemampuan

memaknakan hubungan antar variabel, mengolah dan mencari satu

pola yang mengarahkan pada penyusunan prediksi, hipotesis, atau

penarikan kesimpulan. Dengan kata lain menginterpretasikan

adalah menganalisa data yang didapat dan mengorganisasikan

dengan cara menentukan pola yang nyata atau menentukan

keterhubungan antar data. (Bundu, 2006:29)

8) Mengontrol Variabel

Secara garis besar ada tiga jenis variabel penting yang perlu

dikendalikan yakni variabel bebas (variabel yang sengaja diubah

dalam satu penelitian), variabel terikat (variabel yang berubah

akibat perubahan variabel bebas) dan variabel kontrol (variabel

yang sengaja dibuat konstan untuk mendapatkan hasil yang

mantap). Identifikasi atau manipulasi variabel akan mempengaruhi

hasil suatu percobaan/eksperimen (Bundu, 2006:30)

9) Merancang dan Melakukan Eksperimen

Menurut Bundu (2006:30) Melakukan eksperimen adalah

kegiatan yang mencakup seluruh kegiatan keterampilan proses

yang telah diuraikan, karena untuk menemukan jawaban dari suatu

pertanyaan diperlukan langkah-langkah seperti identifikasi

variabel, membuat prediksi, menyusun hipotesis, mengumpulkan

data, menginterpretasi data, dan membuat kesimpulan sebagai

pernyataan yang diajukan.

Eksperimen hendaknya dirancang dan direncanakan dengan

baik karena tanpa rencana yang baik akan terjadi pemborosan

waktu, tenaga dan biaya, sedangkan hasilnya jauh dari apa yang

diharapkan. Kriteria dari keterampilan ini adalah menentukan alat

dan bahan yang diperlukan, menentukan variabel, menentukan apa

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

34

yang diamati, diukur, mementukan langkah-langkah kegiatan, cara

pencatatan, menentukan bagaimana data diolah dan disimpulkan,

objek yang akan diteliti, kriteria keberhasilan yang akan dicapai.

Menurut pendapat Padilla dam Longfield dalam Nurrohman

(2010) komponen Keterampilan Proses Sains adalah sebagai

berikut.

Tabel 5. Indikator Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Indikator

Mengamati 1. Menggunakan Indera

2. Mengumpulkan fakta yang

relefan

3. Mencari kesamaan dan

perbedaan

Menafsirkan

pengamatan

1. Mencatat pengamatan secara

terpisah

2. Menghubungkan hasil

pengamatan

3. Menemukan suatu pola pada

suatu materi pengamatan

4. Menarik kesimpulan sementara

Membuat hipotesis 1. Mengemukakan

dugaan/kemungkinan yang akan

terjadi

Merancang

eksperimen

1. Menentukan alat, bahan, dan

sumber yang akan digunakan

2. Menentukan variabel

3. Menentukan apa yng akan

diamati

4. Menentukan prosedur kerja

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

35

Keterampilan Proses Indikator

Melakukan

eksperimen

1. Melaksanakan prosedur kerja

yang telah dibuat

2. Mengumpulkan data

Menganalisis data 1. Menampilkan data dalam bentuk

tabel, diagram, maupu grafik

2. Menafsirkan tabel, diagaram,

ataupun grafik

Mengkomunikasikan

hasil

1. Membuat laporan tertulis

2. Mempresentasikan secara lisan

Keterampilan proses sains perlu dilatih/dikembangkan dalam

pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peran-peran

sebagai berikut.

a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya

b. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan

c. Meningkatkan daya ingat

d. Memberi kepuasan intrinsik bila anak berhasil melakukan sesuatu

e. Membantu siswa mempelajari konsep sains (Trianto.2012:148)

Dalam penelitian ini, aspek keterampilan proses sains yang

dilatihkan kepada peserta didik tingkat menengah pertama merupakan

modifikasi dari dua jenis keterampilan berdasarkan sumber Bundu

(2006) yaitu keterampilan dasar meliputi observasi, membuat

kesimpulan dan mengkomunikasikan serta keterampilan terintegrasi

yang meliputi merencanakan dan melakukan kegiatan. Penjelasan

indikator dari tiap-tiap aspek yang telah disintesis diadaptasi dari

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

36

sumber Bundu (2006) dan Nurohman (2010). Berikut ini adalah

penjabarannya.

Tabel 6. Indikator Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Indikator

Mengamati (Observasi) a. Menggunakan lebih dari satu jenis

alat indera

b. Mengumpulkan fakta yang relefan

c. Mencari kesamaan dan perbedaan

untuk dikelompokkan

d. Menentukan dan memutuskan apa

yang akan diamati

Merencanakan a. Menentukan alat, bahan, dan

sumber yang akan digunakan

b. Menentukan tujuan dan

kebermanfaatan dari proyek yang

akan dirancang

c. Membuat rancangan desain proyek

dengan jelas

d. Menentukan prosedur kerja

dengan sistematis

Melaksanakan

percobaan

a. Melaksanakan prosedur kerja

yang telah dibuat

b. Menggunakan alat dan bahan

sesuai dengan fungsinya

c. Mengumpulkan dan mencatat

data

d. Terlibat langsung dalam setiap

langkah kegiatan

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

37

Keterampilan Proses Indikator

Menyimpulkan a. Kesimpulan sesuai dengan tujuan

percobaan

b. Kesimpulan logis dan relevan

c. Kesimpulan didasarkan pada hasil

percobaan

d. Kesimpulan menggunakan

kalimat yang jelas dan mudah

dimengerti

Mengkomunikasikan a. Membuat science project fair

b. Mempresentasikan secara lisan

dengan singkat dengan bahasa

yang tepat

c. Menyampaikan laporan secara

sistematis dan menjelaskan hasil

percobaan

d. Aktif dalam kegiatan presentasi

(tanya jawab dan berkomentar)

5. Lembar Kerja Peserta Didik

a. Pengertian

Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Lembar kerja Peserta didik (LKPD)

dapat didefinisikan sebagai berikut:

Lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan

biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu

tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas

kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat

digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

38

kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan baik

apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait

dengan materi tugasnya. (Majid.2005:176-177).

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan

aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek

pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS

memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh

siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan

kemampuan dasar sesuai indicator pencapaian hasil belajar yang harus

ditempuh (Trianto.2012: 111).

LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan

peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktovitas

nyata dengan obyek dan persoalan yang dipelajari. LKPD berfungsi

sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta

didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat

didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas

yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang dicapai. Tugas-tugas dapat berupa teori atau

praktik (Prastowo,2011:204). Lembar kegiatan siswa memungkinkan

siswa melakukan aktifitas nyata dengan obyek persoalan yang di

pelajari. Lembar kegiatan siswa untuk pembelajaran IPA, disusun

dengan memperhatikan keterampilan proses IPA(Susilowati,2015:118).

Menurut Darmojo dan Kaligis (1993:40) Salah satu faktor dalam

untuk mengoptimalkan tercapainya hasil belajar adalah keteribatan atau

aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar. Salah satu sarana

yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan atau aktivitas

dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah Lembar kerja peserta

didik. Manfaat lain adalah dapat membantu guru mengarahkan peserta

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

39

didik untuk menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri

atau dalam kelompok kerja. LKS juga dapat mengembangkan

keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah dan dapat

membangkitkan minat terhadap alam sekitarnya.

Jadi LKPD merupakan bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yang berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik

dalam rangka Guru untuk meningkatkan aktivitas peserta didik. LKPD

yang terdiri dari lembar-lembar yang berisikan kegiatan-kegiatan dalam

pembelajaran.

b. Struktur LKPD

Komponen-komponen LKS meliputi: judul eksperimen, teori

singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data

pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi

(Trianto.2012:112). Sedangkan menurut Depdiknas (2008:24) struktur

LKPD secara umum meliputi: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan

langkah kerja, dan penilaian. Struktur LKPD telah dirinci menurut Devi

(2009: 32-33) bahwa LKPD umumnya terdiri dari:

1) Pengantar, pengantar berisi uraian singkat yang mengetngahkan

bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam

kegiatan.

2) Tujuan, memuat tuuan yang berkaita degan permasalahan yang

diungkapkan di pengantar.

3) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.

4) Langkah Kegiatan, merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan.

Untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan, langkah kerja ini

dibuat secara sistematis. Bila perlu menggunakan nomor urut dan

menambahkan tamilan sketsa gambar.

5) Tabel pengamatan, dapat berupa tabel-tabel data untuk mencatat

data hasil pengamatan yang diperoleh dari kegiatan.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

40

6) Pertanyaan berupa pertanyaan yang jawabannya dapat membantu

peserta didik untuk mendapatkan konsep yang dikembangkan atau

untuk mendapatkan kesimpulan.

Didukung oleh Rohman dan Amri (2013:97-98) menyatakan bahwa

struktur LKPD terdiri dari:

1) Pengantar

Berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran(berupa

konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam kegiatan atau praktikum.

Selanjutnya tuliskan konfirmasi khusus yang berkaitan dengan

masalah yang akan dipecahkan melalui praktikum.

2) Tujuan

3) Memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang

diungkapkan dipengantar atau berkaitan dengan unjuk kerja siswa

(misalnya dapat membuat grafik kecepatan terhadap waktu).

4) Alat dan bahan

Memuat alat dan bahan yang diperlukan. Saat merumuskan alat dan

bahan yakinlah pada diri anda bahwa peralatan tersebut dapat anda

peroleh untuk kelas IPA anda.

5) Prosedur/langkah kegiatan

Merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan selangkah dem

selangah.

6) Data hasil pengamatan

Meliputi tabel-tabel data atau grafik kosong yang dapat diisi siswa

untuk membantu siswa mengorganisasikan data. Selain itu berikan

tempat agar siswa dapat menuliskan semua hasil pengamatan

dengan indera yang sesuai.

7) Analisis

Bagian ini membimbing siswa untuk melakukan analisis data

sehingga kesimpuln dapat diperoleh. Bagian ini dapat berupa

pertanyaan atau isian yang jawabannya berupa perhitungan terhadap

data. Bisa juga dibagian ini anda meminta siswa untuk membuat

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

41

grafik, untuk melihat hubungan sebab-akibat anatara dua hal seperti

yang dirumuskan dalam masalah.

8) Kesimpulan

Berisi pertanyaan-pertanyaan yang didesain sedemikian rupa hingga

jawabannya berupa kesimpulan (menjawab permasalahan).

9) Langkah selanjutnya

Merupakan kegiatan perluasan, proyek, atau telaah pustaka yang

membantu siswa belajar lebih lanjut tentang materi pembelajaran

yang dipelajari melalui kegiatan praktikum ini serta penerapannya

dalam bidang-bidang lain.

Jadi komponen-komponen utama LKPD terdiri dari judul

kegiatan, pengantar, tujuan, alat dan bahan, prosedur kegiatan, tabel

hasil pegamatan, pertanyaan diskusi dan kesimpulan.

c. Langkah-Langkah Penyusunan LKPD

Untuk mengembangkan LKPD ada langkah-langkah yang dapat diikuti

yaitu:

1) Mengkaji materi yang akan dipelajari peserta didik yatu dari

kompetensi dasar , indikator hasil belajarnya dan sistematika

keilmuannya

2) Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan

dikembangkan saat mempelajari materi tersebut

3) Menentukan bentuk LKPD yang sesuai dengan materi yang akan

diajarkan

4) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKPD sesuai

dengan keterampilan proses yang dikembangkan

5) Mengubah rancangan menjadi LKPD dengan tata letak yang

menarik, mudah dibaca, dan digunakan

6) Menguji coba LKPD apakah yang sdah dapat digunakan peserta

didik untuk melihat kekurangan-kekurangannya

7) Merevisi kembali LKPD (Devi.2009:36)

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

42

d. Cara Membuat LKPD Yang Baik

Menurut Darmodjo dan Kaligis dalam Widjajanti (2008: 2-3).

LKPD IPA harus memperhatikan syarat-syarat didaktif, syarat-syarat

konstruksi, dan syarat-syarat teknis.

1) Syarat –syarat didaktif

Persyaratan didaktif artinya LKPD harus mengikuti asas-asas belajar

mengajar yang efektif, yaitu:

a) Memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga dapat

digunakan siswa yang lamban maupun siswa yang pandai

b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep

sehingga LKPD sebagai penunjuk jalan bagi siswa untuk

mencari tahu.

c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan

siswa seperti menulis, menggambar, berdialog, menggunakan

alat, menyentuh bneda nyata dan sebagainya.

d) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,

mral dan estetika pada diri anak

e) Pengalaman belajar yang diperoleh dari LKPD ditentukan oleh

tujuan pengembangan pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh

materi bahan pelajaran. (Darmodjo dan Kaligis,1992:42)

e. Syarat-syarat konstruksi

Syarat konstruksi merupakan syarat-syarat yang berkenaan dengan

penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran,

dan kejelasan sehingga dapat dimengerti siswa.

1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

anak

2. Menggunakan struktur kalimat yang jelas

3. Memiiki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan anak

4. Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

43

5. Sumber acuan sesuai dengan kemampuan keterbacaan siswa.(

Darmodjo dan Kaligis,1992:43)

f. Syarat-syarat teknis

1. Tulisan menggunakan huruf cetak

Menggunakan huruf kapital yang agak besar untuk topik. Dalam

satu baris tidak lebih dari 10 kata. Menggunakan bingkai untuk

membedakan perintah dengan jawaban siswa. Perbandingan

besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

2. Gambar

Menggunakan gambar yang dapat menyampaikan pesan atau isi

dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD.

3. Penampilan

Menggunakan kombinasi gambar dan tulisan yang harmonis.

(Darmodjo dan Kaligis,1992:44).

Sedangkan menurut Siddiq (2008: 28) Untuk membuat bahan ajar

berupa LKPD, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai kriteria

penilaian atau evaluasi LKPD yang mencakup kelayakan isi,

kebahasaan, sajian, dan kegrafisan adalah sebagai berikut.

a. Komponen kelayakan isi, antara lain:

1) Kesesuaian dengan KI, KD

2) Kesesuaian dengan perkembangan anak

3) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

4) Kebenaran substansi materi pembelajaran

5) Manfaat untuk penambahan wawasan

6) Kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai social

b. Komponen kebahasaan, antara lain:

1) Keterbacaan

2) Kejelasan informasi

3) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan

benar

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

44

4) Pemanfatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat)

c. Komponen penyajian, antara lain:

1) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

2) Urutan sajian

3) Pemberian motivasi, daya tarik

4) Interaksi (pemberian stimulus dan respon

5) Kelangkapan informasi

d. Komponen kegrafisan, antara lain

1) Penggunan font, jenis, dan ukuran huruf

2) Lay out atau tata letak

3) Ilustrasi, gambar, dan foto

4) Desain tampilan

LKPD IPA yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu

pada pembuatan LKPD yang baik dengan memenuhi tiga syarat, yaitu

syarat didaktif atau kesesuaian dengan isi/materi yang meliputi

kesesuaian dengan SK dan KD SMP/MTs, keterpaduan materi IPA,

kebenaran konsep, penyajian menuntut peserta didik belajar aktif,

penyajian materi menimbulkan Suasana menyenangkan, penekanan

pada model Project Based Learning, dan penekanan pada penerapan

keterampilan proses, kesesuaian dengan syarat konstruktif yang

meliputi penggunaan bahasa yang tepat, penggunaan kalimat yang

tepat, penggunaan pertanyaan dalam LKPD, dan kegiatan/percobaan

dalam LKPD; dan memenuhi syarat teknis yang meliputi kemenarikan

penampilan LKPD, konsistensi tulisan yang digunakan, dan

penggunaan gambar yang tepat. Indikator dari masing-masing aspek

tersebut diadaptasi dan dimodifikasi dari sumber Siddiq (2008: 28),

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis(1992:43-44).

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

45

e. Kelebihan dan Kelemahan

Menurut Arsyad(2009:38-40) kelebihan dan kelemahan

LKPD adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Kelebihan dan kelemahan LKPD

Kelebihan Kelemahan

Peserta didik dapat belajar dan

maju sesuai kecepatan masing-

masing.

Tidak dapat menampilakan

gerak dalam halaman media

cetakan.

Selain dapat mengulang materi

dalam media cetakan, peserta

didik akan mengikuti urutan

pemikiran secara logis.

Biaya cetakan akan mahal jika

menampilkan gambar atau foto

yang berwarna-warni.

Panduan teks dan gambar dalam

halaman cetak sudah merupakan

hal biasa, hal inidapat menambah

daya Tarik serta data

memperlancar pemahaman

informasi yang disajikan

dalamdua format, verbal dan

visual.

Proses pencetakan media sering

kali memakan waktu beberapa

hari sampai berbulan-bulan,

tergantung pada peralatan

percetakan dan kerumitan

informasi pada halaman

cetakan.

Khusus pada teks terprogram,

peserta didik akan berpartisipasi

berinteraksi dengan aktif karena

harus memberi respon terhadap

pernyataan dan latihan yang

disusun, peserta didik dapat segera

mengetahui benar atau salah

jawaban.

Pembagian unit-unit pelajaran

dalam media cetakan harus

dirancang sedemikian rupa

sehingga tidak terlalu panjang

dan peserta didik tidak menjadi

bosan.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

46

Kelebihan Kelemahan

Meskipun informasi media cetak

harus diperbaharui dan direvisi

sesuai dengan perkembangan dan

temuan-temuan baru dalam bidang

ilmu, materi tersebeut dapat

direproduksi dengan ekonomis

dan didistribusikan dengan

mudah.

Jika tidak dirawat dengan baik

media cetakan akan cepat rusak

atau hilang.

6. LKPD dengan Model Project Based Learning untuk Ketercapaian

Keterampilan Proses Sains

Komponen-komponen yang disusun guru untuk proses pembelajaran

dengan model pembelajaran yang berbasis proyek. Model ini menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam menyelesaikan sebuah penecahan

masalah. Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses sains

yang meliputi: kemapuan bertanya, kemampuan melakukan pengamatan,

kemampuan mengunakan alat dan bahan untuk memeroleh pengalaman

secara langsung, kemampuan merencanakan atau kegiatan penelitian,

kemampuan menyajikan suatu hasi pengamatan dan atau hasil penelitian.

7. Kajian Keilmuan

a. Pencemaran Lingkungan

Environtmental pollutions is the unfavourable alteration of our

surroundings, wholly or largery as a by-product of man’s actions,

through direct or indirect effects of changes in energy patterns,

radiations levels, chemical and phsycal constitution and abudances of

organism. These changes many effects man directly, or throught his

supplies of water and of agricultural and other biological products, his

physical objects or possessions or his opportunities for recreation and

appreciation of natural. (Andrews, WA.1972)

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

47

Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 pencemaran

lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh

kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup

yang ditetapkan.

b. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh masuknya polutan berupa zat

cair, atau zat padat ke dalam tanah sehingga mengubah bentuk dan

fungsi tanah. Bahan cair seperti limbah rumah tangga, pertanian, dan

industri akan meresap masuk ke dalam tanah dan membunuh

mikroorganisme di dalamnya (Nuryanti, 2010: 14). Kandungan kimia

yang terkandung dalam bahan padat, seperti logam, plastik dan sampah

rumah tangga yang ibuang ke tanah, akan terserap tanah dan mencemari

tanah. Logam berat yang terkandung dalam limbah seperti merkuri,

cadmium, dan litium yang terserap oleh tanah akan mengakibatkan

gangguan susunan syaraf dan cacat pada makhluk hidup (Nuryanti,

2010: 14).

c. Pengelolaan Sampah

1) Sumber Limbah

Menurut Nuryanti (2010: 15) sumber-sumber pencemaran tanah

dapat berasal dari domestik (rumah tangga), industri maupun

pertanian.

a) Limbah domestik atau limbah rumah tangga misalnya

buangan dapur yang mengandung minyak/ lemak bila secara

terus-menerus dibuang ke media tanah akan menyebabkan

akan menyebabkan pori-pori tanah tertutup dan tanah

menjadi keras. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan

(kertas, plastik, dll) maupun cairan (air bekas cucian, minyak

goring bekas, dll). Di antara limbah tersebut ada yang mudah

terurai. Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

48

racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki.

Limbah-limbah tersebut termasuk golongan bahan beracun

dan berbahaya (B3).

b) Limbah industri yang beum diolah bila dibuang ke media

tanah juga akan merusak tanah, misalnya limbah pabrik tahu

yang bersifat asam akan merusak tanah.

c) Limbah pertanian berupa limbah dari akivitas pertanian

berupa pemupukan dengan pupuk kimia buatan yang

merupakan faktor terbesar yang menyebabkan kerusakan

struktur tanah pertanian. Tercemarnya tanah pada akhirnya

akan membawa dampak bagi manusia. Tanah pertanian telah

mengalami kerusakan(berubah struktur dan susunan

kimiawinya) menjadi keras, produktivitas lahan akan

menurun (ditunjukan dengan hasil panen yang semkain

menurun dari tahun ke tahun). (Nuryanti, 2010: 16-17)

2) Jenis-Jenis Sampah

Sampah dipilah menjadi tiga, yaitu sampah organik, sampah

anorganik, dan sampah B3. Masing-masing golongan sampah ini

mempunyai tempat sendiri-sendiri. Sebagai contoh, tempat

sampah berwarna hijau untuk sampah organik, merah untuk

sampah anorganik, dan biru untuk sampah B3. Jika proses

klasifikasi ini diterapkan, diharapkan akan memudahkan proses

pengolahan sampah pada tahap selanjutnya (Cecep 2012:3).

a) Sampah Organik

Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik

manusia, hewan, maupun tumbuhan (Cecep, 2012:3).

Sampah organik sendiri terbia menjadi sampah organik

basah dan sampah organik kering. Istilah sampag organik

basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang

cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.

Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

49

adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil.

Contohnya kertas, kayu, atau ranting pohon, dan dedaunan

kering (Cecep, 2012:3).

b) Sampah Anorganik

Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk

hidup. Sampah ini berasal dari bahan yang bisa diperbaharui.

Jenis sampah yang termasuk dalam ketegori bisa didaur

ulang (recycle) ini misalnya terbuat dari bahan plastik dan

logam. (Cecep, 2012:3).

c) Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Sampah B3 merupakan jenis sampah yang

dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia.

Umumnya, sampah jenis ini mengandung merkuri seperti

kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun, tidak

menutup kemungkinan sampah yang mengandung racun lain

yang berbahaya (Cecep, 2012:3).

d. Komponen Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan

sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007). Menurut UU no 18

Tahun 2008 mendefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan

sistematis. Menurut Damanhuri dan Padmi (2008:98) membagi

penangan sampah secara umum menjadi berikut.

1) Reduce : upaya mengurangi terbentuknya limbah, termasuk

peghematan atau pemilihan bahan yang dapat mengurangi

kuantitas limbah serta sifat bahaya dari limbah. Menurut

Suyono(2010:46) Reduksi atau mengurangi sampah dapat

dilakukan melalui beberapa proses yaitu:

a) Reduksi Volume sampah secara mekanik, dilakukan dengan

pemadatan pada dump truk yang dilengkapi alat pemadat

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

50

sehingga volume sampah jauh berkurang dan volume yang

diangkut menjadi lebih banyak.

b) Reduksi volume sampah secara pembakaran. Proses ini

dapat dilakukan sekelompok masyarakat dengan catatan

memiliki ruang atau area terbuka cukup luas. Pembakaran

dilakukan dengan menggunakan suatu unit instalasi

incinerator sederhana. Syaratnya sampah harus dipisah

antara yang dapat terbakar dan tidak dapat dibakar serta

plastik. Plastik jangan ikut dalam proses pembakaran

karena zat yang dihasilkan akan membahayakan kesehatan.

c) Reduksi sampah secara kimiawi. Cara ini disebut

pyrolysis yaitu pemanasan tanpa oksigen pada suatu

reaktor. Umunya zat organik tidak tahan terhadap panas

sehingga dengan pemanasan tanpa oksigen ini akan

memecah struktur zat organik tersebut (kondensasi) menjadi

gas, cair dan padat.

2) Reuse : Upaya yang dilakukan bila limbah tersebut

dimanfaatkan kembali tanpa mengalami proses atau tanpa

formasi baru, misalnya botol minuman menjadi botol minuman.

Menurut Sejati(2008:33) Pengelolaan sampah dengan cara

reuse dapat dilakukan dengan beberapa proses yaitu :

a) Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat

digunakan beberapa kali atau berulang-ulang.

b) Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong

untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.

c) Sampah yang dipilih dikelompokan menurut jenisnya.

d) Lakukan pebersihan sampah.

e) Sampah yang telah dipilih dan dibersihkan kemudian

dimanfaatkan kembali baik untuk fungsi yang sama atau

fungsi yang berbeda

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

51

3) Recycle : residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat

dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah

untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun

sebagai sumber energi.Material yang dapat didaur ulang

diantaranya:

a) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang

putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau

kaca yang tebal.

b) Kertas, terutama kertas bekas kantor, koran, majalah, dan

kardus.

c) Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan

kue, rangka meja, besi rangka beton.

d) Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jeringen, ember.

Pengelolaan sampah secara daur ulang merupakan salah satu

cara yang efektif, dengan syarat sampah yang digunakan adalah

sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai ekonomi yang

tinggi, tidak mengunakan jenis kertas berlapis minyak atau plastik,

untuk sampah nonorganik dilakukan proses pembersihan terlebih

dahulu sebelum didaur ulang, dan pemilihan / pengelompokkan

sampah menurut jenis sampah (Purwendro, 2006:86). Mengelola

sampah dengan cara recycling dapat dilakukan oleh siapa saja,

kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Proses

pengelolaan sampah dengan recycling yaitu:

a. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

b. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan

sampah dalam jumlah besar.

c. Sampah yang telah dipilih dilakukan pengelompokan sesuai

jenis sampah dan dilakukan pembersihan sebelum didaur ulang.

d. Sampah yang telah dipilih dibersihkan kemudian didaur

ulang sesuai dengan kreativitas masing-masing.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

52

Pengelolaan sampah dengan cara recycling (daur ulang) akan

menhasilkan barang-barang dengan:

a. Bentuk dan fungsinya tetap, misalnya: daur ulang kertas dengan

hasil dan bentuk yang sama.

b. Bentuk berubah tetapi fungsi tetap, misalnya: daur ulang botol

bekas air mineral

c. Bentuk berubah dan fungsi pun berubah, misalnya: plastik

menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan, dll.

Tidak semua jenis sampah yang bisa digunakan dalam

metode ini memerlukan peralatan yang relatif mahal bila

dilaksanakan secara mekanis.

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian yang dilakukan Purwani Febriyani (2014) tentang

pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA terpadu dengan model

Project Based Learning pada tema “pengelolaan sampah” untuk

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa kelas VII

sekolah menengah pertama yang menyatakan bahwa LKS yang

dikembangkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif

dengan presentase mencapai 86,48% .

2. Penelitian yang dilakukan Sih Kusumaningrum (2015) tentang

pengembangan perangkat pembelajaran biologi yang

mengimplementasikan PjBL dan strategi keterampilan proses siswa,

menunjukan bahwa perangkat tersebut dapat meunjukan bahwa model

pembelalajaran PjBL yang digunakan efektif untuk meningkatkan

keterampilan proses sains dengan presentase 87,64%.

C. Kerangka Berpikir

Di SMP N 1 Turi ditemukan permasalahan bahwa pembelajaran IPA

belum mengoptimalkan proses-proses ilmiah yang harus dipahami peserta

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

53

didik untuk memecahkan masalah sehingga peserta didik belum terlatih

melakukan keterampilan proses sains untuk pemecahan masalah seperti

proses mengamati, merencanakan kegaiatan, melaksanakan kegiatan,

menyimpulkan dan mengomunikasikan yang menyebabkan pengetahuan

yang diterima peserta didik kurang bermakna. Dalam fenomena yang

berkaitan dengan lingkungan, peserta didik biasanya diminta untuk

membaca buku/artikel dan menghafalkan teori sehingga keterampilan

proses sains tidak mucul, tetapi peserta didik belum diajak secara langsung

bagaimana cara mencetuskan ide dan mengaplikasikan pemecahan masalah.

Pembuatan proyek ini dapat diaplikasikan melalui model pembelajaran

Project Based Learning. Model Project Based Learning merupakan model

pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan oleh peserta didik dalam

bimbingan Guru. Akan tetapi, penggunaan bahan ajar yang mendukung

berlum tersedia. Bahan ajar yang dapat meningkatkan aktvitas peserta didik

adalah bahan ajar berupa LKPD. LKPD yang tersedia masih terbatas

dikarenakan LKPD yang digunakan belum ada yang memfasilitasi dan

menekankan keterampilan proses yang dituangkan dalam pembuatan

proyek, padahal selama tahapan pembuatan proyek dengan model Project

Based Learning peserta didik dapat mencapai keterampilan proses sains.

Untuk mengatasi permasalahan ini perlu adanya suatu upaya, yaitu

dengan adanya bahan ajar berupa LKPD yang memfasilitasi peserta didik

yang tidak hanya untuk memeroleh pengetahuan melainkan juga

menekankan pada keterampilan prosesnya. LKPD berbasis Project Based

Learning bisa digunakan menjadi salah satu bahan ajar yang dapat

mendukung berlangsungnya pembelajaran. Berdasarkan uraian yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat bagan kerangka berpikir sebagai

berikut:

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat IPAeprints.uny.ac.id/52668/3/12. BAB II.pdf · pokok bahasan tentang optika geometris, suhu, kalor, ... Fisika, IPA, serta Bumi Antariksa

54

dikarenakan

diperoleh

diperoleh

dikarenakan

1. Pembelajaran IPA belum mengoptimalkan

proses-proses ilmiah yang harus dipahami

peserta didik sehingga peserta didik belum

terlatih melakukan keterampilan proses sains

yang menyebabkan pengetahuan yang diterima

peserta didik kurang bermakna.

2. Dalam fenomena yang berkaitan dengan

lingkungan, peserta didik biasanya diminta

untuk membaca buku/artikel dan menghafalkan

teori sehingga keterampilan proses sains tidak

muncul.

3. Penggunaan bahan ajar berupa LKPD masih

terbatas dikarenakan LKPD yang digunakan

belum ada yang memfasilitasi dan menekankan

keterampilan proses.

1. Proses pembelajaran IPA dengan pemberian

pengalaman secara langsung dapat memudahkan

peserta didik untuk mencapai keterampilan proses,

sehingga peserta didik lebih terlatih untuk

menemukan sendiri berbagai konsep secara

menyeluruh (holistik), bermakna, autentik, dan aktif.

2. Peserta didik harus diajak secara langsung bagaimana

cara mencetuskan ide dan mengaplikasikan

pemecahan masalah secara real agar keterampilan

proses sains dapat tercapai salah satunya melalui

model pembelajaran Project Based Learning.

3. LKPD memuat langkah-langkah (dalam model

Project Based Learning) untuk melakukan kegiatan

yang menekankan pada kegiatan proses penemuan

sehingga keterampilan proses dapat tercapai.

Studi lapangan Studi literatur

Keterampilan proses sains belum tercapai

1. Kajian pustaka mengenai tentang LKPD, Project Based

Learning, keterampilan proses sains.

2. Penelitian yang relevan dari Purani Febriyani dan Sih

kumalaningrum.

Pengembangan bahan ajar berupa LKPD berbasis

Project Based Learning

Pada materi Pencemaran tanah

Dengan memperhatikan

Perlu dilakukan

(1) Melakukan pengamatan

(observasi)

(2) Merencanakan kegiatan

penelitian (proyek)

(3) melaksanakan kegiatan

penelitian (proyek)

(4) Menyimpulkan

(5) menyajikan suatu hasil

pengamatan dan atau hasil

penelitian (komunikasi)

Langkah PjBL Keterampilan proses sains

Starts With the Essential Question (1)

Design a Plan for the Project (2)

Creates a Schedule (3)

Monitor the Students and the Progress of the

Project (4)

Assess the Outcome (5)

Evaluate the Experiences (6)

masalah

Gambar 1. Kerangka berpikir

diperoleh diperoleh

Diterapkan

Mencapai Keterampilan Proses Sains