BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II...

21
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Pengertian Geografi dalam buku menurut para ahli: 1) SEMLOK pada tahun 1988, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Suharyono dan Moch. Amien, 1994:15). 2) E. A. Ackerman Menurut E. A. Ackerman tujuan geografi tidak lain adalah suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat yang mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya di permukaan bumi (Bintarto dan Surastopo, 1991: 9). b. Pendekatan Geografi Pendekatan dalam geografi yaitu pendekatan spasial (keruangan), pendekatan ekologi (kelingkungan), dan pendekatan regional (kewilayahan), dari ketiga pendekatan tersebut terdapat satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan spasial (keruangan).

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Kajian Geografi

a. Pengertian Geografi

Pengertian Geografi dalam buku menurut para ahli:

1) SEMLOK pada tahun 1988,

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan

perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang

kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan

(Suharyono dan Moch. Amien, 1994:15).

2) E. A. Ackerman

Menurut E. A. Ackerman tujuan geografi tidak lain adalah

suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat yang

mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya

di permukaan bumi (Bintarto dan Surastopo, 1991: 9).

b. Pendekatan Geografi

Pendekatan dalam geografi yaitu pendekatan spasial

(keruangan), pendekatan ekologi (kelingkungan), dan pendekatan

regional (kewilayahan), dari ketiga pendekatan tersebut terdapat

satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pendekatan spasial (keruangan).

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

12

Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian

persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Analisis

keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab

merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi

dengan membahas masing masing aspek-aspek keruangannya.

Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi

alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya (Bintarto dan

Surastopo Hadisumarno (1991: 12).

Pendekatan keruangan merupakan ciri khas yang membedakan

ilmu geografi dengan lainnya. Menurut Nursid Suraatmadja (1981:

78) menyebutkan pendekatan keruangan terdiri dari pendekatan

topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional.

Dalam penelitian ini, dilihat dari pendekatan aktivitas manusia

yaitu mendeskripsikan aktivitas manusia dalam ruang.

Pendekatan ini diarahkan pada aktivitas manusia dalam sebuah

ruang untuk mengungkapkan aktivitas manusia yang ditinjau dari

penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-

gejala lain serta interaksi yang terjadi antara manusia dengan

lingkungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan.

Hal ini berarti menggambarkan aktivitas manusia yang

menciptakan kearifan lokal berupa kesenian Reyog dan upaya

mempertahankan kesenian dengan interaksinya, baik manusia

dengan manusia maupun dengan alam sekitar yang terjadi pada

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

13

satu ruang yaitu Desa Sumoroto. Kegiatan kesenian merupakan

aktivitas manusia dalam menyesuaikan dengan kondisi ruang

sebagai bentuk adaptasi dan penyesuaian dengan kondisi ruang

yaitu tempat asal usul kerajaan Bantarangin.

c. Konsep Geografi

Konsep geografi yang diusulkan dalam SEMLOK 1989 dan 1990

dalam buku Suharyono dan Moch. Amien (1994: 27-35), terdapat

10 konsep yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola,

morfologi, aglomerasi, nilai guna, interaksi dan interdependensi,

diferensiasi areal, keterkaitan keruangan (asosiasi), yang digunakan

dalam penelitian ini:

1) Konsep Lokasi

Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak

awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu dan

pengetahuan geografi, yaitu „dimana‟. Konsep lokasi ada dua

yaitu lokasi absolute dan lokasi relatif.

a) Lokasi absolut adalah konsep lokasi yang bersifat tetap,

tidak berubah-ubah meskipun kondisi tempat yang

bersangkutan terhadap sekitarnya mungkin berubah.

b) Lokasi relatif adalah konsep lokasi yang relatif lebih

banyak dikaji dalam geografi serta lazim juga disebut

sebagai letak geografis. Arti lokasi ini berubah-ubah

sesuai dengan keadaan daerah sekitar.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

14

Konsep lokasi pada penelitian ini menjadi penting karena

menunjukkan letak salah satu tempat yang memiliki pengaruh

dalam kesenian Reyog dan merupakan asal usul Kerajaan

Bantarangin, sehingga mudah diketahui yaitu di Desa

Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo.

2) Konsep Jarak

Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi

kehidupan sosial, ekonomi maupun juga untuk kepentingan

pertahanan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang

bersifat alami, sekalipun arti pentingnya juga bersifat relatif

sejalan dengan kemajuan teknologi.

Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya

pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air,

tanah subur, pusat pelayanan, pengangkutan barang

penumpang). Oleh karena itu jarak tidak hanya dinyatakan

dengan ukuran jarak lurus di udara yang mudah diukur pada

peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi dapat pula

dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang berkaitan dengan

waktu perjalanan yang diperlukan maupun satuan biaya

angkutan.

Konsep jarak dalam penelitian ini berkaitan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi kesenian Reyog mampu dikenal di

wilayah dalam hingga keluar. Desa Sumoroto yang merupakan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

15

asal usul kerajaan Bantarangin ini merupakan tempat yang

strategis dimana dekat dengan wilayah perbatasan dan tidak

terlalu jauh dari pusat kota.

3) Konsep Interaksi

Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya,

obyek atau tempat satu dengan tempat lain. Setiap tempat

mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak

selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain. Oleh karena

itu senantiasa terjadi interaksi atau bukan interdependensi

antara tempat yang satu dengan tempat wilayah yang lain.

Karena masyarakat yang memperkenalkan kesenian ini hingga

ke luar wilayah kepada masyarakat luas khususnya pelaku

kesenian di wilayah Desa Sumoroto membuat kesenian Reyog

dapat dikenal ke wilayah lain.

4) Konsep Diferensiasi Sosial

Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi

berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat

alam atau kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu

tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas tersendiri

sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah

lain. Dikenalnya kebudayaan Kabupaten Ponorogo sebagai

kota dengan Kesenian Reyog berbeda dengan kebudayaan

wilayah lain.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

16

d. Geografi budaya

Hugo Hassinger memberikan pernyataan bahwa geografi

budaya (Kultur Geography) merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari persebaran dan keragaman kerja budaya manusia yang

telah menentukan aspek-aspek dan inti lanskap. Pengertian yang

luas mengenai lanskap budaya, yaitu dengan memperhatikan

unsur-unsur kerokhanian (menyelidiki organisasi keagamaan),

ekonomi, politik, dan sosial (Suharyono dan Moch. Amien, 1994:

108).

2. Pengertian kebudayaan atau budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

“buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” (budi atau

akal) diartikan sebagai ha-hal yang bersangkutan dengan budi dan

akal. Koentjaraningrat (2002:180), kebudayaan adalah keseluruhan

sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

belajar.

Koentjaraningrat (2002: 203-204), menyatakan bahwa ada tujuh

unsur-unsur kebudayaan secara universal, yaitu:

a. Sistem religi dan upacara keagamaan

b. Sistem dan organisasi sosial kemasyarakatan

c. Sistem pengetahuan

d. Bahasa

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

17

e. Kesenian

f. Sistem mata pencaharian hidup

g. Sistem teknologi dan peralatan

Penelitian ini menjelaskan mengenai kesenian Reyog, unsur

kebudayaan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah unsur sistem

dan organisasi sosial kemasyarakatan, sistem pengetahuan, kesenian,

sistem mata pencaharian hidup. Unsur ini akan dijelaskan secara lebih

lanjut mengenai peranan dan kemampuan kelompok kesenian Reyog

dan pengrajin tersebut bertahan sampai sekarang.

3. Kearifan lokal

Pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, kearifan lokal (local

wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local).

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 memberikan pengertian tentang

kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata

kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola

lingkungan hidup secara lestari.

Pengertian kebahasaan kearifan lokal, berarti kearifan setempat

(localwisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal

yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan

diikuti oleh warga masyarakatnya. Dalam konsep antropologi, kearifan

lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (Indigenous or local

knowladge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

18

dasar identitas kebudayaan (cultural identity) (

http://litbang.kemdikbud.go.id).

4. Kesenian

Menurut Koentjaraningrat berdasarkan indera pengelihatan

manusia dan indera pendengaran, maka kesenian dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Indera pengelihatan

1) Seni rupa, terdiri atas:

a) seni patung dengan bahan batu dan kayu,

b) seni menggambar dengan media pinsil dan crayon,

c) seni menggambar dengan media cat minyak dan cat air.

2) Seni pertunjukkan, yang terdiri dari:

a) seni tari,

b) seni drama, dan

c) seni sandiwara.

Seni pertunjukkan, indera pendengaran sebenarnya juga turut

berperan, oleh karena di dalamnya diolah pula berbagai efek suara

dan musik untuk menghidupkan suasana.

b. Indera pendengaran

1) Seni musik, (termasuk seni musik tradisional), dan

2) Seni kesusteraan. Cabang kesenian yang tersebut terakhir ini

juga termasuk dalam bagian ini karena dapat pula dinikmati

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

19

dan dinilai keindahannya melalui pendengaran (yaitu melalui

pebacaan prosa dan puisi).

5. Kesenian Reyog

Kesenian Reyog merupakan bentuk seni pertunjukkan yaitu seni

tari. Kesenian Reyog terdiri dari beberapa tarian yaitu tarian warok,

tarian Jatilan, tarian Pujangganong, tarian Barongan, dan tarian Klono

Sewandhono. Tari yang terdiri dari beberapa karakter membutuhkan

peralatan untuk melengkapi seni pertunjukkan, pada buku pedoman

kesenian Reyog menyebutkan bahwa terdapat beberapa aspek

peralatan yang ada dalam kesenian Reyog. Pemerintah Ponorogo

membuat patokan agar para paguyupan memakai peralatan yang

digunakan sesuai dengan Pedoman dasar kesenian Reyog Ponorogo

pada pementasan yang bersifat festival baik berupa jumlah, bentuk,

dan ukuran. Jumlah yang dipentaskan dapat beragam namun jumlah

minimal yaitu 1 buah. Peralatan menurut Pedoman dasar kesenian

Reyog Ponorogo (Pemerintah Daerah Tingkat II Ponorogo, 2004:7-14)

yang dipakai sebagai berikut:

a. Barongan

b. Topeng Klana Sewandana

c. Topeng Bujang Ganong

d. Topeng Patrajaya

e. Eblek/ jaranan

f. Kendan

g. Kendang

h. Ketipung

i. Terompet

j. Kempul

k. Kethuk kenong

l. Angklug

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

20

6. Pengrajin Reyog

Pengrajin Reyog merupakan suatu profesi pembuat kerajinan

Reyog, kerajinan ini merupakan kerajinan yang dibuat di rumah

dengan menggunakan peralatan yang sederhana namun membutuhkan

ketekunan dalam proses pembuatannya. Kerajinan Reyog pada setiap

jenisnya memiliki arti dan karakteristiknya masing-masing, sehingga

kerajinan ini tidak bisa sembarangan dibuat. Pengrajin Reyog

mempunyai keahlian dan dari masing-masing pengrajin memiliki ciri

khasnya dalam menciptakan kerajinan tersebut.

Kerajinan yang dibuat tidak hanya dalam bentuk kerajinan Reyog

saja, melainkan dalam bentuk souvenir Reyog dan beberapa peralatan

musik seperti angklung.

a. Jenis Kerajinan Reyog

Tarian Reyog membutuhkan berbagai banyak perlengkapan,

agar pertunjukkan dapat tersampaikan. Pada jurnal Isni Herawati

(2010: 923) dijelaskan dalam pertunjukkan Reyog Ponorogo

banyak membutuhkan kelengkapan yang digunakan dan umumnya

diproduksi oleh pengrajin yang ada di wilayah Ponorogo. Hanya

saja untuk bahannya harus mendatangkan dari luar daerah. Adapun

peralatan tersebut meliputi:

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

21

1) Barongan atau Dhadak Merak

Barongan terdiri dari empat bagian utama, dimana bagian-

bagian tersebut jika disatukan akan menjadi satu bagian

rangkaian. Bagian tersebut diantaranya:

a) Kepala Harimau

Kepala harimau terbuat dari kerangka kayu dadap, bambu,

dan rotan dengan penutup kulit harimau gembong.

b) Dhadak Merak

Menggambarkan seekor merak yang sedang

mengembangkan bulunya dan menggigit manik-manik.

c) Krakab

Krakab terbuat dari kain bludru warna hitam yang disulam

dengan manik-manik atau monte, dan merupakan penghias

sebagai tempat menuliskan identitas grup Reyog.

d) Kerudung

Kerudung dibuat dari kain berwarna hitam berseling merah

melintang. Kain ini sebagai penutup pembarong (pemain

Barongan).

2) Topeng Klono Sewandana

Topeng Klana Sewandana menggambarkan sosok seorang

raja muda yang tampan dan gagah berani dari kerajaan

Bantarangin atau Ponorogo jaman dahulu. Raja tersebut

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

22

mempunyai pusaka sakti yang berbentuk pecut (cambuk) yang

bernama pecut Samandiman

a) Topeng Klana Sewandana

b) Pecut Samandiman

3) Topeng Patih Pujonggo Anom atau Pujangganong

Topeng ini lebih mirip dengan wajah raksasa, hidung

panjang, mata melotot, mulutnya terbuka, sehingga tampak

giginya yang besar-besar tanpa taring. Tokoh ini

menggambarkan sosok seorang patih muda yang cekatan,

berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

4) Topeng Patra Jaya dan Patra Tholo

Topeng ini menggambarkan sosok dua orang abdi dalem atau

pembantu yang mewakili tokoh rakyat kecil, yang sekaligus

berperan sebagai pelawak.

5) Eblek atau Jaranan

Merupakan perlengkapan prajurit berkuda, jaranan Ponorogo

ini mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu bentuk kepala

menggambarkan kuda yang sedang bergerak lincah, pada

bagian belakangnya atau pantat tidak berekor.

b. Souvenir Reyog

Souvenir yang dibuat oleh para pengrajin ada berbagai bentuk,

jenis-jenis yang dibuat biasanya berbentuk seperti kerajinan Reyog

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

23

yang membedakan adalah ukuran yang lebih kecil. Beberapa jenis

souvenir yang dibuat adalah sebagai berikut.

1) Maket lengkap Reyog.

2) Gantungan kunci dengan berbagai macam bentuk: barongan,

eblek atau jaranan, klono sewandana, bujang ngganong dll.

3) Peralatan musik seperti angklung, terompet, kendang,

ketipung, kethuk, kenong, dan kempul Olor warok dll.

7. Nilai

Nilai merupakan ukuran sikap dan perasaan seseorang atau

kelompok yang keadaan baik buruk, benar salah atau suka tidak suka

terhadap suatu objek, baik material maupun non-material (Abdulsyani,

2007: 49). Pengertian kata Nilai merupakan harga, harga uang

(dibandingkan dengan harga uang lain), angka kepandaian, banyak

sedikitnya isi; kadar; mutu, sifat-sifat (hal-hal yang penting atau

berguna bagi kemanusiaan), sesuatu yang menyempurnakan manusia

sesuai dengan hakikatnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 963).

Buku Dr. M. Munandar Soelaeman (2007: 35), sebagai bahan

perbandingan dan untuk menambah wawasan pengertian tentang nilai,

ada beberapa pendapat sebagai berikut:

a. Pepper, mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu tentang baik

atau buruk.

b. Perry mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik

bagi manusia sebagai subjek.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

24

Dari berbagai pendapat tentang nilai ini dapat dikemukakan sebuah

batasan nilai (tentatif), yaitu nilai adalah sesuatu yang dipentingkan

manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau

yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai

pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat.

Pada penelitian ini, nilai yang akan dikaji lebih pada nilai sosial

terkandung dalam kesenian Reyog. Berikut adalah beberapa pengertian

nilai sosial:

a. Nilai Sosial

1) Nilai sosial dapat disebut sebagai ketentuan-ketentuan atau

cita-cita dari apa yang dinilai baik dan benar oleh masyarakat

luas (Abdulsyani, 2007: 52).

2) Nilai sosial menurut Alfin L. Bertrand (1967): nilai sosial

adalah suatu kesadaran dan emosi yang relative lestai terhadap

suatu objek, gagasan, atau orang Dr. M. Munandar Soelaeman

(2007: 36).

8. Paguyuban

Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana

anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah,

dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa

persatuan batin yang memang telah dikodratkan. Hubungan seperti ini

dapat dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

25

tetangga. Ada tiga tipe paguyuban menurut Ferdinand Tonnes, yaitu

sebagai berikut:

a. Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu

paguyuban yang merupakan ikatan berdasarkan golongan darah

atau keturunan, contoh: keluarga, kelompok kekerabatan

b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu

paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat

tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, contoh rukun

tetangga, rukun warga, arisan.

c. Paguyuban karena jiwa-pikiran (gemeinschaft of mind), yang

merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang

walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat

tinggalnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan

pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini

biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau

keturunan (Soerjono Seokanto, 2010:118-120).

9. Norma

Kata Norma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 968),

mempunyai arti sebagai 1). Aturan atau ketentuan yang mengikat

warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan,

dan pengendalian tingkah laku yang sesuai dan diterima; 2). Aturan,

ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau

memperbandingkan sesuatu. Menurut Abdulsyani (2007: 54),

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

26

mengungkapkan bahwa norma lebih banyak penekannannya pada

peraturan yang selalu disertai oleh sanksi-sanksi yang merupakan

faktor pendorong bagi individu ataupun kelompok masyarakat untuk

mencapai ukuran nilai-nilai sosial tertentu yang dianggap terbaik untuk

dilakukan. Alvin L. Bertrand mendefinisikan norma sebagai suatu

standar-standar tingkah laku yang terdapat di dalam semua masyarakat.

Ia mengatakan bahwa norma sebagai suatu bagian dari kebudayaan

non-materi, norma-norma tersebut menyatakan konsepsi-konsepsi

teridealisasi dari tingkah laku.

Buku Abdulsyani (2007: 55-56) menyebutkan untuk dapat

membedakan kekuatan norma-norma, maka secara sosiologis dikenal

ada empat bagian norma-norma sosial, yaitu:

a. Cara Berbuat (Usage)

Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang

dapat dikatakan sangat lemah dibandingkan norma yang lainnya.

Cara lebih banyak terjadi pada hubungan-hubungan antar individu

dengan individu dengan dalam kehidupan masyarakat. Jika terjadi

pelanggaran terhadapnya (norma), seseorang hanya mendapat

sanksi-sanksi yang ringan, seperti berupa cemoohan atau celaan

dari individu lain yang dihubunginya.

b. Kebiasaan atau perbuatan yang berulang-ulang (folkways)

Kebiasaan adalah perbuatan yang berulang-ulang dalam

bentuk yang sama. Kebiasaan mempunyai daya pengikat yang

lebih kuat disbanding cara. Kebiasaan merupakan suatu indikator

kalau orang-orang lain setuju atau menyukai perbuatan tertentu

yang dilakukan seseorang, misalnya bertutur sapa lembut kepada

orang.

c. Tata-kelakuan (mores)

Tata kelakuan adalah suatu kebiasaan yang diakui oleh

masyarakat sebagai norma pengatur dalam setiap berperilaku. Tata

kelakuan lebih menunjukkan fungsi sebagai pengawas kelakuan

oleh kelompok terhadap anggota-anggotanya. Tata kelakuan

mempunyai kekuatan pemaksa untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu; jika terjadi pelanggaran, maka dapat mengakibatkan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

27

jatuhnya sanksi berupa pemaksaan terhadap pelanggarnya untuk

kembali menyesuaikan diri dengan tata kelakuan umum

sebagaimana telah digariskan.

d. Adat istiadat (costum)

Adat istiadat adalah tata kelakuan yang berupa aturan-aturan

yang mempunyai sanksi lebih keras. Anggota masyarakat yang

melanggar adat istiadat, akan mendapat sanksi hokum, baik formal

maupun informal.

Norma yang digunakan adalah norma cara berbuat (usage),

kebiasaan (folkways), dan tata kelakuan (mores) karena lebih sesuai

dengan kajian yang dibahas dalam kesenian Reyog.

10. Mempertahankan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 1375), mempunyai arti

mengusahakan supaya tetap tidak berubah dari keadaan semula:

membela; memegang teguh, menjaga atau melindungi supaya selamat.

Penelitian ini lebih menekankan untuk menjaga atau melindungi

kesenian Reyog agar tetap ada.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan peneliian ini adalah:

a. Penelitian ilmiah (skripsi) yang dilakukan oleh Clara Pratiwi Soni

tahun 2012 berjudul “Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dayakan

Kanayatn dalam Pengelolaan Hutan Adat (Marang) Di Kampung

Sidas Daya Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan

Barat”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripif dengan

pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian Kearifan local masyarakat adat

Dayak Kanayatn di Kampung Sidas Daya dalam pengelolaan hutan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

28

marang terwujud dalam bentuk aturan-aturan yang berupa larangan-

larangan, kepercayaan dan hokum adat, Lembaga adat Kampung Sidas

Daya terdiri dari beberapa pengurus adat dimulai dari tingkat tinggi

hingga rendah, Masyarakat adat Dayak Marang berperan lran penting

dalam usaha menjaga hutan Marang dan melanjutkan tradisi kepada

generasi uda untuk melindungi Hutan Marang. Usaha yang telah

dilakukan adalah mendirikan pembatas berupa pagar di sekeliling

Hutan Marang dan menanami pohon karet dan pohon tengkawang,

dan pepohonan lainnya dibagian luar sekitar Hutan Marang.

b. Penelitian ilmiah (skripsi) yang dilakukan Indah Lia Khatulistiwa

tahun 2013 berjudul “Budaya Adat Nyobeng dan Upaya

Pelestariannya di Desa Hlibeui Kecamatan Siding Kabupaten

Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat”. Metode penelitian yang

digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu

Proses pelaksanaan ritual upacara adat Nyobeng dimulai degan

Ngiliniu (pemanggilan roh-roh nenek moyang), dilanjutkan Nabuei

(penyambutan tamu undangan), perarakan menuju rumah adat Baluk,

mendirikan Sangiel (miniature rumah Baluk), memotong bambu

terbalik, pemotongan babi, ritual balik layar. Upaya pelestarian

budaya adat Nyobeng antara lain dengan mengajarkan sejak dini

kepada anak-anak Suku Dayak Bidayuh tentang budaya adat Nyobeng

sehingga diharapkan menjadi penerus budaya adat Nyobeng.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

29

Penelitian pertama diatas memiliki kesamaan dengan penelitian ini,

yaitu metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

kualitatif, selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Clara Pratiwi

Soni hampir sama dengan membahas mengenai kearifan lokal. Penelitian

kedua memiliki kesamaan pada metode kualitatif dan membahas mengenai

upaya yang dilakukan untuk suatu kebudayaan suatu tempat.

C. Kerangka fikir dan pertanyaan penelitian

a. Kerangka fikir

Aktivitas antar manusia dalam sebuah ruang yang menghasilkan

aneka bentuk cipta, rasa, dan karya manusia di permukaan bumi

merupakan suatu kebudayaan/budaya. Salah satu kebudayaan sebagai

ciri khas yang dibentuk dan dikembangkan di Kabupaten Ponorogo

adalah kesenian Reyog.

Desa Sumoroto merupakan tempat cikal bakal kesenian Reyog

yang dahulu dianggap sebagai kerajaan Bantarangin, hal tersebut

mempengaruhi masyarakat yang berada di desa tersebut ikut

berpartisipasi dalam proses pengembangan kelompok kesenian Reyog

baik paguyuban maupun pengrajin di wilayah tersebut. Kesenian

Reyog merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang memiliki nilai

leluhur, namun nilai yang terkandung dalan kesenian ini hanya

diketahui oleh segelintir orang.

Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan

tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

30

mengandung suatu pandangan, nilai, norma, maupun aturan agar

masyarakat lebih memiliki pijakan dalam menenukan suatu tindakkan

seperti prilaku masyarakat sehari-hari. Jaman yang terus berkembang

mempengaruhi masyarakat untuk terus berkembang, hal ini

mempengaruhi kesenian yang semakin terlupakan, sehingga

diperlukan upaya untuk mempertahankan agar kesenian tetap bertahan

tidak hanya dikenal sebagai objek kesenian saja.

Gambar 1. Kerangka fikir

Kearifan lokal

Nilai-nilai dan

Norma

Kesenian Reyog

Kerajinan Kesenian Tari Reyog

Pengrajin Paguyupan Kesenian

Reyog

Upaya

Mempertahankan

Aktivitas Masyarakat

Desa Sumoroto

Budaya

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi ...eprints.uny.ac.id/18416/3/BAB II 10405241001.pdf · perbedaan fenomena geosfer dengan sudut ... Pendekatan dalam geografi

31

b. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimanakah sejarah Reyog secara umum dan keadaan nyata

kesenian Reyog di Desa Sumoroto?

2. Apa sajakah nilai dan norma kearifan lokal yang terkandung

pada kesenian Reyog?

3. Upaya apakah yang dilakukan untuk mempertahankan kesenian

Reyog di Desa Sumoroto?