BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis...

41
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacana Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa adalah alat komunikasi verbal. Bahasa berperan penting dalam menyusun pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu. Oleh karena itu, tanpa bahasa berarti tak ada berita, cerita, maupun ilmu. Bahasa dapat diwujudkan ke dalam teks. Halliday dan Hassan (1976: 1) mengemukakan pendapatnya mengenai teks yaitu dapat berbentuk lisan maupun tulisan, prosa atau puisi, dialog atau monolog. Teks merupakan deretan kalimat, kata, dan sebagainya yang membentuk ujaran dan juga merupakan bentuk bahasa tertulis seperti naskah (Kridalaksana, 2001: 212). Teks merupakan realisasi dari sebuah wacana. Wacana dipadankan dengan istilah le discours dalam bahasa Prancis. Le discours dalam Dictionnaire de Linguistique (Dubois, 2002:150) diartikan sebagai une unité égale ou supérieure à la phrase ; il est constitué par une suite formant un message ayant un commencement et une clôture. Wacana adalah kesatuan yang tatarannya lebih tinggi atau sama dengan kalimat, terdiri atas rangkaian yang membentuk pesan, memiliki awal dan akhir. Senada dengan pendapat Dubois, Kridalaksana (2001: 231) menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bahasa, Teks, dan Wacana

Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi

yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa adalah alat komunikasi

verbal. Bahasa berperan penting dalam menyusun pernyataan-pernyataan yang

digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu. Oleh karena itu, tanpa bahasa berarti

tak ada berita, cerita, maupun ilmu.

Bahasa dapat diwujudkan ke dalam teks. Halliday dan Hassan (1976: 1)

mengemukakan pendapatnya mengenai teks yaitu dapat berbentuk lisan maupun

tulisan, prosa atau puisi, dialog atau monolog. Teks merupakan deretan kalimat,

kata, dan sebagainya yang membentuk ujaran dan juga merupakan bentuk bahasa

tertulis seperti naskah (Kridalaksana, 2001: 212). Teks merupakan realisasi dari

sebuah wacana.

Wacana dipadankan dengan istilah le discours dalam bahasa Prancis. Le

discours dalam Dictionnaire de Linguistique (Dubois, 2002:150) diartikan sebagai

“une unité égale ou supérieure à la phrase ; il est constitué par une suite formant

un message ayant un commencement et une clôture”. Wacana adalah kesatuan

yang tatarannya lebih tinggi atau sama dengan kalimat, terdiri atas rangkaian yang

membentuk pesan, memiliki awal dan akhir. Senada dengan pendapat Dubois,

Kridalaksana (2001: 231) menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa

terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

9

terbesar. Wacana ini direalisasikan ke dalam bentuk karangan yang utuh (novel,

buku, seri ensiklopedia, dsb.). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa wacana adalah segala pernyataan lisan atau tulis yang direalisasikan ke

dalam teks dan membentuk makna yang serasi diantara kalimat-kalimatnya.

Wacana dilihat dari media penyampaiannya dibagi menjadi dua jenis,

yaitu wacana lisan dan wacana tulisan (Tarigan, 1993: 52-55). Wacana lisan

(spoken discourse) adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media

lisan. Sang penerima harus menyimak atau mendengarkan penutur untuk

menerima, memahami, atau menikmati wacana yang disampaikannya. Wacana

lisan banyak ditemui dalam acara-acara di televisi, radio, khotbah, pidato,

deklamasi, dan sebagainya. Di sisi lain, wacana tulis (written discourse)

merupakan wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk

menerima, memahami, atau menikmati wacana tulis maka sang penerima harus

membacanya. Wacana tulis terdapat dalam artikel, makalah, surat kabar, berita

online, dan lain-lain.

Wacana berita merupakan bentuk bahasa yang memiliki ciri struktur berita

yang berisi suatu peristiwa dan dipublikasikan melalui surat kabar. Wacana dalam

berita sering dikaitkan dengan politik karena penggunaan bahasanya dipengaruhi

oleh ideologi dan kekuasaan dari kelompok dominan. Kelompok tersebut

menggunakan ideologinya untuk mendapatkan kekuasaan dengan cara membujuk

dan membuat keyakinan-keyakinan yang ingin ditanamkan kepada kelompok lain

atau masyarakat. Ideologi tersebut disampaikan melalui bahasa yang dipakai

untuk mempengaruhi atau mengubah ideologi seseorang sehingga dapat

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

10

mempengaruhi pola pikirnya bahkan dapat mengendalikan pikirannya. Hal ini

dapat dibuktikan melalui bahasa yang dipakai oleh seseorang yang berpikiran

negatif tentang peristiwa tertentu dapat mengubah pemahaman orang lain tentang

peristiwa tersebut sehingga pola pikir orang tersebut dapat menjadi negatif. Begitu

pula seseorang dapat mengubah pola pikir negatif orang lain menjadi positif

melalui bahasa.

B. Berita dalam Media Massa

Media massa merupakan hasil produksi dari teknologi modern sebagai

saluran dalam komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan sebuah proses

dimana pesan yang diproduksi secara massal disebarkan kepada penerima pesan

siapapun,dimanapun, dan kapanpun. Penerima pesan dapat dari semua kalangan

tanpa memandang umur, jenis kelamin, domisili, dan lain-lain. Media massa

memiliki berbagai macam bentuk, baik media elektronik (televisi, radio, dan

internet), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, maupun film. Oleh

karena itu, media massa dapat dinikmati audience tanpa batasan hambatan ruang

dan waktu karena media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang dapat

menyebarkan pesan dengan cepat kepada audience yang luas.

Media massa adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk

mengakses informasi di sekitar kita. Media massa memiliki peranan besar dalam

membuat dan menentukan makna dari kejadian-kejadian yang terjadi di dunia

dengan bahasa yang dipakainya. Penggunaan bahasa dalam media berfungsi untuk

memaparkan kejadian-kejadian atau berita-berita yang dianggap pantas untuk

dimuat atau ditayangkan. Institusi media juga mempunyai andil untuk

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

11

menentukan kejadian atau berita mana yang dapat masuk atau tidak di dalam

koran atau televisi.

Berita merupakan bentuk pelaporan surat kabar tentang peristiwa tindakan,

pernyataan, atau masalah yang menarik perhatian orang yang muncul dalam

interaksi sosial (Assegaf, 1982: 21-37). Media berita merupakan salah satu dari

media massa yang penyajiannya terfokus pada informasi berita terbaru yang

disampaikan kepada publik. Tebba (2005: 152) menyatakan bahwa berita bersifat

ideologis, politis, dan bisnis. Oleh karena itu, sebuah wacana berita tidak dapat

dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah.

C. Analisis Wacana Kritis

Stubs (1983: 1) mengatakan, analisis wacana merupakan suatu kajian

yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan. Di samping itu, bagi Brown dan Yule (1983:

1) analisis wacana adalah investigasi terhadap penggunaan bahasa pada suatu teks

yang dianggap sebagai komunikasi verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi

yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa analisis wacana merupakan kajian yang digunakan untuk

menginvestigasi penggunaan bahasa pada suatu wacana baik dalam bentuk lisan

maupun tulisan.

Mohammad A.S. Hikam dalam Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim (1996:

78-86) membagi tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana.

Pertama, pandangan positivisme-empiris memisahkan antara pemikiran dan

realitas. Seseorang tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

12

mendasari pernyataan dalam sebuah wacana. Titik perhatian berdasarkan pada

sintaksis dan semantik dalam suatu pernyataan. Oleh karena itu, analisis wacana

dimaksudkan untuk menggambarkan tata urutan kalimat, bahasa, dan pengertian

bersama. Pandangan kedua, konstruktivisme, bahasa yang digunakan seseorang

memiliki tujuan tertentu dan subjek memiliki kemampuan untuk mengontrol

maksud tertentu dalam wacana. Oleh karena itu, analisis wacana dimaksudkan

sebagai suatu analisis untuk mengurai maksud dan makna tertentu dalam suatu

wacana. Ketiga, pandangan kritis. Bahasa dianggap terlibat dalam hubungan

kekuasaan terutama dalam membentuk subjek dan berbagai tindakan representasi

yang terdapat dalam masyarakat. Individu dapat dipengaruhi oleh kekuatan sosial

yang ada di masyarakat yang menjadikan individu sebagai subjek yang tidak

netral. Oleh karena itu, analisis wacana menekankan pada kekuatan yang terjadi

pada proses produksi dan reproduksi makna. Jadi, analisis wacana menurut

pandangan kritis dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses

bahasa seperti perspektif yang mesti dipakai, batasan-batasan yang diperkenankan

menjadi wacana, dan topik yang dibicarakan.

Menurut Fairclough (2001: 125), analisis wacana yang menggunakan

pendekatan kritis memperlihatkan adanya keterkaitan antara kekuasaan dan

ideologi di dalam sebuah wacana. Bagi Badara (2012: 26) analisis wacana kritis

adalah suatu pengkajian secara mendalam yang berusaha mengungkap kegiatan,

pandangan, dan identitas, berdasarkan bahasa yang digunakan dalam wacana.

Senada dengan Fairclough dan Badara, Richards dan Schmidt (2002: 161)

mengemukakan bahwa dalam analisis wacana kritis, wacana digunakan untuk

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

13

menunjukkan tidak hanya jenis pembicaraan tetapi juga makna dan nilai-nilai

yang terkandung di dalam pembicaraan. Dari beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa analisis wacana kritis merupakan upaya dalam melihat bahasa

di dalam sebuah wacana yang menjadi faktor penting untuk pengungkapan

ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat.

Analisis wacana kritis mempunyai karakteristik penting seperti yang

disarikan oleh Eriyanto dari Van Dijk, Fairclough, dan Wodak (2012: 7-14)

sebagai berikut:

1. Tindakan

Wacana dipandang sebagai bentuk interaksi dan dipahami sebagai sebuah

tindakan. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa bukan untuk

dirinya sendiri, melainkan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

Oleh karena itu, menimbulkan beberapa konsekuensi dalam memandang sebuah

wacana. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan dan

mengandung maksud tertentu baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami

bukan sebagai sesuatu yang di luar kendali, namun diekspresikan secara sadar dan

terkontrol.

2. Konteks

Wacana diproduksi, dimengerti, dan dianalisis secara kritis dengan

mempertimbangkan konteks. Konteks tidak hanya sesuatu yang dilisankan, tetapi

juga kejadian-kejadian nonverbal lain, yaitu keseluruhan wacana. Konteks wacana

dalam gagasan Sumarlam (2003: 47) merupakan aspek-aspek internal wacana dan

segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Di samping itu,

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

14

Halliday dan Hassan (1994: 6) berpendapat bahwa konteks berperan sebagai

jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi. Konteks mendahului teks

karena situasi ada lebih dahulu dari wacana yang berhubungan dengan situasi

tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan konteks yang lebih terperinci

yaitu komponen tutur SPEAKING (situation, partisipants, ends, acts, key,

instrument, norms, dan genre) yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1989: 62).

Situation (S) yang terdiri atas setting dan scene, yang bersifat fisik dan meliputi

tempat atau waktu terjadinya tuturan. Partisipant (P) yaitu mencakup penutur,

petutur, pengirim dan penerima. End (E), meliputi maksud atau tujuan dan hasil.

Hasil berupa tanggapan atas suatu pertuturan. Act sequence (A), terdiri atas bentuk

pesan dan isi pesan. Key (K), mengacu pada nada, cara, atau semangat

penyampaian pesan. Instrument (I), menunjuk pada jalur bahasa yang digunakan

dalam pembicaraan seperti lisan, tulisan. Selanjutnya, norm (N) mengacu pada

aturan-aturan atau norma interaksi dan interpretasi. Norma interaksi merupakan

norma yang terjadi dalam cara menyampaikan pertanyaan, interupsi, pernyataan,

perintah dalam percakapan. Norma interpretasi, yakni penafsiran norma oleh

partisipan dalam tuturan. Genre (G) mencakup jenis bentuk penyampaian pesan

seperti pidato, doa, surat, iklan, dan sebagainya.

Di bawah ini adalah contoh komponen tutur SPEAKING.

(2) Côte-d'Or: ils forçaient des enfants à se frapper entre eux

Six jeunes hommes d'une vingtaine d'années ont été interpellés mardi

pour avoir forcé des jeunes enfants de 9 et 10 ans à se frapper entre

eux, à Quetigny, en Côte-d'Or, rapporte le Bien Public.

Trois des suspects ont été mis en examen pour provocation de mineur

de moins de 15 ans à commettre des violences, violences sans

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

15

incapacité sur mineur de 15 ans et port d’arme. Une information

judiciaire est ouverte.

Les gendarmes ont été mis sur leur piste après plusieurs semaines

d'enquête, alors que des bruits couraient qu'un groupe de jeunes

hommes terrorisait des enfants, tirant sur eux avec des pistolets à

billes, et le forçant à combattre entre eux. Trois victimes ont été

identifiées, et deux ont porté plainte, selon le quotidien.

(http://www.bfmtv.com/societe/cote-dor-forcaient-enfants-a-se-

frapper-entre-eux-646546.html)

(Côte-d'Or: mereka memaksa anak-anak untuk memukul mereka

Enam pemuda dua puluhan tahun telah ditangkap pada hari Selasa

karena telah memaksa anak-anak yang berusia 9 dan 10 tahun untuk

memukul mereka di Quetigny, Côte-dOr, kata Bien Public.

Tiga tersangka telah didakwa atas hasutan kepada anak-anak di bawah

umur 15 tahun untuk melakukan kekerasan, kekerasan hak pada anak

di bawah umur 15 tahun dan membawa senjata. Sebuah investigasi

kriminal dibuka.

Para polisi telah berada di jejak mereka setelah beberapa minggu

penyelidikan, sementara rumor adalah sekelompok pemuda meneror

anak-anak, menembak mereka dengan pistol bola dan memaksanya

untuk melawan mereka. Tiga korban telah diidentifikasi, dan

keduanya telah mengeluh, menurut surat kabar itu.)

Pada contoh (2) dapat diketahui situation-nya di Quetigny, Côte-dOr.

Partisipant yang terdapat pada contoh (2) di atas yaitu six jeunnes hommes d’une

vingtaine d’années (enam pemuda dua puluhan tahun), des jeunes enfants de 9 et

10 ans (anak-anak yang berumur 9 dan 10 tahun), dan les gendarmes (para polisi).

End dari wacana di atas adalah penangkapan enam pemuda yang meneror anak-

anak dan membawa senjata.

Act sequence didahului dengan mendeskripsikan peristiwa dari umum ke

khusus. Dimulai dari peristiwa yang sedang terjadi yaitu telah ditangkapnya

pelaku yang telah memaksa anak-anak untuk memukul. Kemudian, paragrafnya

dikembangkan dengan investigasi yang menghasilkan identifikasi korban. Key

dari contoh (2) dapat diketahui bahwa adanya dukungan atas aksi atau tindakan

dari para polisi dalam menangkap para pelaku. Instrument bahasanya berbentuk

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

16

tulisan berbahasa Prancis. Selanjutnya, norm pada contoh (2) yaitu

mendeskripsikan tindakan penangkapan pelaku teror terhadap anak-anak di bawah

umur yang dilakukan oleh para polisi. Genre wacananya berupa berita.

3. Histori

Wacana diproduksi dalam konteks tertentu ketika wacana ditempatkan

dalam konteks sosial tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan

konteks yang menyertainya. Untuk dapat mengerti suatu teks, adapun aspek

penting yang diperhatikan yaitu dengan menempatkan wacana tersebut dalam

konteks historis tertentu.

4. Kekuasaan

Aspek kekuasaan perlu pula untuk dikritisi untuk mengamati hal-hal yang

tersembunyi karena wacana yang muncul dalam bentuk teks maupun percakapan

merupakan bentuk pertarungan kekuasaan dan bukan sebagai sesuatu yang

alamiah, wajar, dan netral. Kekuasaan berperan sebagai suatu kontrol untuk

mengontrol seseorang atau kelompok lain melalui wacana. Kontrol tersebut tidak

selalu dalam bentuk fisik dan langsung, tetapi dapat berbentuk psikis atau mental

yang tersirat pada kosakata atau konteks dalam suatu wacana.

5. Ideologi

Ideologi dipersepsikan sebagai suatu pandangan dunia (worldview) yang

menyatakan nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan

kepentingan-kepentingan mereka. Di sisi lain, ideologi dilihat sebagai suatu

kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara

memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial. Wujud dari suatu

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

17

ideologi dapat dilihat melalui teks, percakapan, dan lainnya. Oleh karena itu,

dalam menganalisis suatu wacana harus dilihat konteks terutama ideologi yang

berperan dalam membentuk wacana.

D. Perspektif Pemberitaan

Perspektif menurut Kridalaksana (2001: 171) adalah pandangan yang

diambil pengamat pada suatu tertentu. Perspektif atau sudut pandang penulis

dapat dipengaruhi oleh ideologi dan praktik sosial tertentu. Oleh karena itu,

penulis atau wartawan dianggap sebagai pihak tidak netral dalam mengolah dan

memproduksi bahasa di dalam pernyataannya. Tidak sedikit wacana berita yang

bersifat provokatif dan merugikan pihak lain sehingga perlu mengkaji tulisan

lebih dalam untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa agar

mengetahui dan memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Perspektif pemberitaan (Suroso, 2002: 17) adalah sudut pandang yang

didasari oleh latar belakang nilai-nilai keyakinan, pengetahuan, dan pandangan

hidup jurnalis (wartawan) dalam melihat, memproses, membuat, dan melaporkan

suatu peristiwa dalam interaksi sosial yang dikemas dalam wujud berita. Adapun

perspektif pemberitaan dalam surat kabar menurut Suroso (2002:167-179), yaitu:

1. Perspektif Pro Masyarakat

Perspektif pro masyarakat adalah sudut pandang yang didasari oleh nilai

keyakinan, ide-ide, dan pandangan yang mendukung masyarakat dalam melihat

dan melaporkan suatu peristiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

18

(3) Tidak ada pertanggungjawaban politik dari pemerintah

BJ.Habibie terhadap kekerasan politik, diantaranya kasus 13-15

Mei 1998 dan tidak ditindaklanjutinya rekomendasi Tim Gabungan

Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk oleh pemerintah yaitu adanya

kerusuhan politik dan kasus kekerasan terhadap wanita serta tidak

adanya kemauan yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikan

berbagai kasus yang ada selama ini, termasuk kasus Soeharto,

Trisakti, dan kerusuhan Mei 1998. (Kompas, Jumat 14 Mei 1999 via

Suroso (2002: 168))

Kutipan (3) dapat dilihat bahwa sikap wartawan dan surat kabar yang

mencerminkan perspektif pro masyarakat. Wartawan memutuskan menggunakan

kalimat “tidak ada pertanggungjawaban politik BJ.Habibie terhadap

kekerasan politik” tentunya bukan tanpa alasan. Dari topik yang dikembangkan

dalam paragraf pertama terlihat bahwa wartawan memilih untuk mendukung

masyarakat yang diwakili oleh berbagai elemen anti pemerintah yang menolak

dan tidak mendukung Habibie karena aparatnya tidak mampu memutuskan kasus-

kasus kekerasan pelanggaran HAM.

Berikut contoh kutipan penggunaan perspektif pro masyarakat dalam

bahasa Prancis.

(4) Syrie: 100 morts dans l'attentat de mardi

Au moins 100 personnes, dont près de 80 civils, ont été tuées dans le

double attentat à la voiture piégée revendiqué par des jihadistes et qui

a frappé mardi un quartier pro-régime à Homs, troisième ville de Syrie,

selon une ONG.[....]

(http://www.lefigaro.fr/flash-actu/2014/04/30/97001-

20140430FILWWW00148-syrie-100-morts-dans-l-attentat-de-

marhier.php)

Suriah: 100 orang tewas dalam serangan pada hari Selasa

Setidaknya 100 orang, termasuk sekitar 80 warga sipil tewas dalam

pemboman ganda di mobil yang diklaim milik jihadis dan memukul

pro-rezim di Homs, lingkungan kota terbesar ketiga Suriah pada hari

Selasa, menurut sebuah ONG. [...]

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

19

Dalam wacana (4) di atas disebutkan bahwa au moins 100 personnes,

dont près de 80 civils, ont été tuées (setidaknya 100 orang, termasuk sekitar 80

warga sipil tewas) menunjukkan bentuk keprihatinan akan kematian korban yang

merupakan warga Suriah itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa wartawan

memihak pada korban perang yaitu masyarakat Suriah. Jadi, pada kalimat (5)

mengandung perspektif pro masyarakat.

2. Perspektif Pro Pemerintah

Perspektif pro pemerintah merupakan sudut pandang yang didasari oleh

nilai keyakinan, ide-ide, dan pandangan yang mendukung pemerintah.

Keberpihakan pers pada pemerintah dengan mengadvokasi kepentingan pejabat

pemerintah baik yang ada di lembaga eksekutif, yudikatif, dan militer.

(5) Tragedi Trisakti masih merupakan misteri dan belum bisa disimpulkan

siapa yang memberondongkan tembakan ke sekitar kampus yang

menyebabkan gugurnya empat mahasiswa Trisakti. Sebelum uji

balistik ke Kanada telah dilakukan uji balistik di Pindad, ITB, dan

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dengan

kesimpulan berbeda. Uji balistik di ITB menyimpulkan senjata yang

digunakan jenis stayer dab SS-1. Sedangkan di Puslabfor Polri senjata

yang digunakan adalah SS-1 dan M-16 A2. Senjata stayer biasa

digunakan oleh Unit Rreaksi Cepat (URC) atau Brimod (brigadir

mobil), SS-1 digunakan Gegana (brimob) dan M-16 digunakan

Kopassus dan lembaga Abri.

Pihak militer yang sedang bertugas di lapangan bersikeras tidak

memakai peluru tajam dan beberapa aparat UC mengaku menembak

ke Pos Jaga Usakti. Itupun peluru karet.

(Republika, Jumat 14 Mei 1999 via Suroso (2002: 171))

Wartawan memutuskan menggunakan satuan linguistik “sebelum uji

balistik ke Kanada” untuk pengungkapan tragedi di Trisakti yang

memperlihatkan adanya sikap positif kepada pemerintah yang mempunyai niat

baik untuk menyelidiki kasus penembakan empat mahasiswa Trisakti setelah

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

20

pemerintah memperoleh bukti uji balistik di Kanada. Fokus perhatian dari contoh

(5) adalah sumber-sumber yang berasal dari pemerintah seperti Pindad dan

Puslabfor Mabes Polri. Hal ini berarti, wartawan mendukung sikap pemerintah

melalui aparat penyelidiknya (Puslabfor) Mabes Polri dan Pindad.

Berikut contoh wacana berita yang menggunakan perspektif pro

pemerintah dalam bahasa Prancis.

(6) Gironde: Un gendarme renversé par un véhicule, le chauffard en fuite

Le conducteur d'un véhicule en fuite était activement recherché après

avoir renversé dans la nuit de samedi à dimanche à Saint-André-de-

Cubzac, en Gironde, au nord de Bordeaux, un gendarme qui a été

blessé et transporté à l'hôpital, a-t-on appris auprès de la gendarmerie.

L'accident s'est produit vers 1H10, lors d'un contrôle routier classique.

Le conducteur du véhicule, "activement recherché", a refusé de

s'arrêter, percutant un gendarme de la Brigade motorisée de Saint-

André-de-Cubzac.[...]

(http://www.bfmtv.com/societe/gironde-un-gendarme-renverse-un-

vehicule-chauffard-fuite-767519.html)

Gironde: Seorang polisi tertabrak kendaraan, sopir yang ngawur

melarikan diri

Pengemudi kendaraan yang melarikan diri di Sabtu malam dicari

dengan giat pada hari Minggu setelah menabrak di Saint-André-de-

Cubzac, Gironde, utara Bordeaux, seorang polisi yang terluka dan

dibawa ke rumah sakit, setelah mendengar berita menurut polisi.

Kecelakaan terjadi pukul 1.10, ketika patroli. Pengemudi kendaraan,

“giat dicari”, menolak berhenti, menabrak polisi dari Brigade bermotor

dari Saint-André-de-Cubzac.[...]

Dari contoh (6) dapat diketahui bahwa fokus dari wacana di atas berasal

dari pemerintahan yaitu un gendarme (polisi) yang menjadi korban tabrak lari.

Wartawan memarjinalkan le conducteur d'un véhicule (pengemudi kendaraan)

dengan kalimat le conducteur d'un véhicule en fuite était activement recherché

après avoir renversé (pengemudi kendaraan yang melarikan diri dicari dengan

giat setelah menabrak). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa pengemudi

kendaraan menjadi buron karena menabrak seorang polisi dan tidak mau

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

21

bertanggung jawab atas perbuatannya. Oleh karena itu, dalam wacana di atas

wartawan berpihak pada polisi yang menjadi korban tabrak lari. Jadi, kalimat (7)

di atas mengandung perspektif pro pemerintah.

3. Perspektif Netral

Perspektif netral ialah sudut pandang yang didasari oleh sikap jurnalis

dalam memberitakan atau menginformasikan suatu wacana yang ditulisnya

dengan netral terhadap semua pihak yang terlibat dalam wacana, yakni

masyarakat satu dan masyarakat yang lainnya. Berikut contoh penggunaan

perspektif netral dalam bahasa Indonesia (Suroso, 2002: 34)

(7) Presiden BJ.Habibie menegaskan kemenangan maupun kekalahan

merupakan hal yang wajar, alamiah, dan tak terpisahkan dalam

pemilihan umum (Pemilu). Yang kalah harus bisa menerima dengan

lapang dada dan berjiwa besar. Sebaliknya, bagi yang menang,

diharapkan tidak sampai pongah, dan melupakan behwa Indonesia

merupakan keluarga besar.

(Kompas, Senin 7 Juni 1999 via Suroso (2002: 174-175))

Dari teks (7) mencerminkan bahwa wartawan bersikap netral. Wartawan

tidak memvonis partai tertentu lebih baik dari partai lain. Hal tersebut dapat

ditunjukkan pada kalimat “Presiden BJ.Habibie menegaskan kemenangan

maupun kekalahan merupakan hal yang wajar, alamiah, dan tak

terpisahkan dalam pemilihan umum (Pemilu)”. Dalam pemilu, semua orang

memiliki hak yang sama dan tanpa paksaan untuk menentukan pilihan sesuai

dengan aspirasi yang mungkin terwakili oleh wakil pemilih di partai tertentu.

Partai-partai yang berkompetisi pun memiliki peluang yang sama untuk menang

dan kalah.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

22

Berikut contoh penggunaan perspektif netral dalam bahasa Prancis.

(8) Ecosse : les pour et les contre l'indépendance font jeu égal dans un

nouveau sondage

Dimanche, le sondage qui a donné pour la première fois le «oui» à

l'indépendance écossaise gagnant a fait planer pour de bon le spectre

d'une sécession qui semblait jusqu'alors improbable. Deux jours plus

tard, mardi 9 septembre, un nouveau sondage confirme la poussée des

indépendantistes, et place « oui » et « non » au coude-à-coude : le

premier recueillerait 38 % des voix, le second 39 %, tandis que 23 %

des sondés ne se proncent pas. [...]

(http://www.lemonde.fr/europe/article/2014/09/09/ecosse-les-pour-et-

les-contre-l-independance-font-jeu-egal-dans-un-nouveau-sondage_

4484118_3214.html)

Skotlandia: pro dan kontra kemerdekaan sama kuatnya dalam sebuah

angket baru

Minggu, angket yang diberikan untuk pertama kalinya “persetujuan”

pada Kemerdekaan Skotlandia yang memenangkan kemerdekaan

melayangkan bayanganp dari adanya pemisahan diri yang sebenarnya

tidak mungkin sampai saat ini. Dua hari kemudian, selasa 9

September, angket baru menguatkan desakan orang-orang yang

menghendaki untuk merdeka, dan menempatkan “ya” dan “tidak”

berdampingan: yang pertama mendapat 38% suara, yang kedua

39%, sedangkan 23% diduga tidak menyatakan. [...]

Pemakaian kosakata les pour et les contres (pro dan kontra) pada judul

menunjukkan bahwa adanya dua pihak yang berlawanan. Pada kalimat le premier

recueillerait 38 % des voix, le second 39 %, tandis que 23 % des sondés ne se

proncent pas (yang pertama mendapat 38% suara, yang kedua 39%, sedangkan

23% diduga tidak menyatakan), wartawan berusaha untuk melaporkan suatu

peristiwa secara netral dengan menyajikan persentase dari pihak pro, kontra,

maupun golput. Sikap wartawan yang menyajikan tulisan yang tidak

mencerminkan sikap mendukung ataupun tidak mendukung terhadap peristiwa

yang terjadi di Skotlandia tersebut. Oleh karena itu, wacana tersebut

memperlihatkan perspektif netral.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

23

4. Perspektif Pro Lain

Perspektif pro lain didasari sikap wartawan yang pro dengan golongan atau

kelompok tertentu selain pemerintah dan masyarakat (rakyat) dalam melihat dan

melaporkan suatu peristiwa dalam wacana. Berikut adalah contoh dari perspektif

pro lain.

(9) Empat tokoh partai kemarin bertemu untuk membicarakan apa

yang oleh deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Abdurrahman Wahid (Gusdur) sebagai “buah simalakama

Mega”. Keempat tokoh itu adalah Gusdur, Ketua PAN Amien Rais,

Presiden Partai Keadilan Nniurmahmudi Ismail, dan Ketua PPP

Hamzah Haz.

[...] “Kalau Megawati terpilih menjadi presiden, gerakan Islam tak

akan mau menerimanya. Tetapi kalau Megawati terpilih keadaan juga

belum tentu baik. Ini buah simalakama. Makanya kami berkonsultasi

mencari jalan keluar, kata Gus Dur seusai bertemu Hamzah haz di

kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).

[...] Sedangkan Hamzah Haz menegaskan bahwa partainya sudah

terikat fatwa ulama yang melarang wanita menjadi presiden.”Kalau

Megawati terpilih, PPP tidak akan bersedia diajak dalam

pemerintahannya, katanya.

(Republika, Minggu, 27 Juni 1999 via Suroso (2002: 174-175))

Dari teks (9) di atas diketahui bahwa wartawan pro terhadap partai yang

berbasis massa Islam yaitu PKB, PAN, dan Partai Keadilan. Kalimat “Empat

tokoh partai kemarin bertemu untuk membicarakan apa yang oleh

deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurrahman Wahid

(Gusdur) sebagai “buah simalakama Mega”.” menunjukkan bahwa wartawan

memarjinalkan Mega. Wartawan juga hanya melihat dari golongan tertentu yaitu

partai berbasis massa Islam dan tidak melihat lagi bahwa Megawati memiliki

peluang untuk menjadi presiden. Padahal Megawati dan partainya telah berhasil

memenangkan Pemilu walaupun tidak secara mutlak.

Berikut contoh penggunaan perspektif pro lain dalam bahasa Prancis.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

24

(10) Belgique :Une mère au chômage noie ses deux enfants

Elle confesse avoir "réfléchi à cet acte depuis trois ans". Une mère de

famille au chômage de la région de Namur, en Belgique, a avoué

lundi avoir noyé ce week-end ses deux fils de 2 et 6 ans dans une

baignoire en raison de ses difficultés financières, a indiqué le parquet.

"Elle était angoissée par une situation financière difficile. C'est la

seule solution qu'elle ait trouvée pour que ses enfants ne soient pas

malheureux quand ils seraient adultes, a-t-elle dit", a expliqué le

procureur de Namur, Philippe Dulieu, cité par l'agence Belga.[...]

(http://www.bfmtv.com/societe/belgique-une-mere-chomage-noie-

deux-enfants-768309.html)

Belgia: Seorang ibu pengangguran menenggelamkan kedua anaknya

Dia mengakui “telah memikirkan perbuatannya sejak tiga tahun

lamanya”. Seorang ibu yang pengangguran dari keluarga di daerah

Namur, di Belgia, pada hari Senin mengakui telah menenggelamkan

dua anak laki-lakinya yang berumur dua dan enam tahun ke dalam bak

mandi pada akhir pekan dikarenakan kesulitan finansialnya, kata

Dewan magistratur pengadilan.

“Dia dicemaskan oleh keadaan finansial yang sulit. Itulah satu-satunya

solusi yang ia temukan agar anak-anaknya tidak sengsara ketika

mereka dewasa nanti, katanya.”, jelas jaksa dari Namur, Philippe

Dulieu, dikutip oleh kantor Belga. [...]

Dalam contoh (10) di atas, wartawan memarjinalkan une mère (seorang

ibu) dengan menunjukkan hubungan relasi di antara partisipan. Wacana di atas

menekankan pada pemikiran yang salah dari seorang ibu atas perbuatannya

kepada anak-anaknya. Hal tersebut ditunjukkan pada kalimat “Elle était angoissée

par une situation financière difficile. C'est la seule solution qu'elle ait trouvée

pour que ses enfants ne soient pas malheureux quand ils seraient adultes” (Dia

dicemaskan oleh keadaan finansial yang sulit. Itulah satu-satunya solusi yang ia

temukan agar anak-anaknya tidak sengsara ketika mereka dewasa nanti). Oleh

karena itu, dalam wacana di atas tersirat bahwa wartawan bersimpati atas

peristiwa yang terjadi pada korban yaitu ses deux fils de 2 et 6 ans (anak-anaknya

yang berumur 2 dan 6 tahun). Jadi, contoh tersebut mengandung perspektif pro

anak.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

25

E. Bentuk Ekspresi Bahasa

Bentuk ekspresi bahasa merupakan istilah yang mengacu pada struktur

bahasa, unsur-unsur bahasa atau pembentuk bahasa, seperti leksikon (kosakata),

sintaksis, tindak tutur, dan gaya bahasa. Penggunaan bahasa dalam perspektif

suatu ideologi dipengaruhi oleh pemilihan bentuk ekspresi linguistik, seperti

pemakaian kosakata, sistem ketransitifan, transformasi sintaksis: pasivasi dan

struktur nominalisasi, modalitas, tindak tutur, metafora, dan struktur informasi

(Fowler, 1996: 68-90). Namun, bentuk ekspresi yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah kosakata dan modalitas.

1. Kosakata

Kata atau kosakata, kalimat, dan proposisi merupakan pilihan linguistik

yang mencerminkan ideologi tertentu. Hal ini berarti, dalam pemakaian kosakata

atau kata, kalimat, dan struktur atau bentuk kalimat oleh penulis atau wartawan

tidak hanya dipandang sebagai persoalan tata bahasa atau linguistik, tetapi juga

sebagai ekspresi dari ideologinya. Karena pemakaian kosakata yang berbeda akan

menghasilkan realitas yang berbeda pula ketika diterima oleh khalayak.

Kosakata mempunyai peran pada suatu pemberitaan di media yang

diungkapkan oleh Fowler, dkk. (1979, 8) sebagai berikut.

a. Kosakata: membuat klasifikasi

Pada dasarnya bahasa menyediakan klasifikasi. Realitas yang kompleks

membuat seseorang memberikan penyederhanaan dan abstraksi mengenai realitas

dari suatu peristiwa. Klasifikasi menyediakan tempat untuk mengontrol informasi

dan pengalaman. Klasifikasi tersebut bermakna peristiwa yang seharusnya dilihat

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

26

dari sisi yang satu bukan yang lain. Sistem klasifikasi ini berbeda antara satu

orang dengan orang lain karena setiap orang mempunyai pengalaman budaya,

sosial, dan politik yang berbeda. Berikut ini contoh kosakata: membuat klasifikasi

mengenai peristiwa yang terjadi di Timor Timur yang diberikan oleh Eriyanto

(2012: 135).

(11) Tabel 1: Klasifikasi Kata Tindakan Interfet

Klasifikasi (Anti-Interfet) Klasifikasi (Pro-Interfet)

Masalah dalam negeri Masalah internasional

Intervensi, konspirasi internasional Bantuan kemanusiaan

Menambah kekerasan Menghentikan kekerasan

Nasionalisme Hak asasi manusia, hukum internasional,

nilai kemanusiaan

Interfet (International Force for East Timor) adalah pasukan penjaga

perdamaian multinasional yang dibentuk untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan

situasi keamanan di Timor Timur. Kata “Interfet” telah memberi klasifikasi

bahwa peristiwa yang terjadi di Timor Timur adalah masalah internasional.

Diperjelas dengan pemakaian kosakata “intervensi” yang memberikan makna

pada masalah Timor Timur sebagai masalah internasional, bukan masalah

Indonesia saja. Kosakata “intervensi” juga membatasi pandangan khalayak

pembaca atas pengklasifikasian persoalan tersebut hanya semata sebagai

persoalan kehadiran pasukan asing di Timor Timur. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 1 di atas yang tidak terdapat fakta tentang tindakan kekerasan dan kerusuhan

yang tengah terjadi. Dari klasifikasi kosakata dalam tabel di atas dapat dipahami

bahwa wartawan ingin mengarahkan pandangan khalayak pembaca pada

kehadiran pasukan interfet di Timor Timur.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

27

Berikut adalah kata kunci dari kosakata yang membuat klasifikasi dalam

bahasa Prancis mengenai tindakan yang dilakukan oleh Mourad Fares di Prancis1.

(12) Tabel 2: Klasifikasi Kata Tindakan Mourad Fares

Klasifikasi Anti-Mourad Fares Klasifikasi Pro-Mourad Fares

Principaux recruteurs de Français

(perekrut utama Prancis)

Aucun élément ne permet de

soupçonner Mourad Fares d'avoir

voulu rentrer en France pour y

mener une action terroriste.

(Tidak ada bukti untuk menduga

Mourad Fares ingin pergi ke

Prancis untuk melakukan

tindakan teroris)

Se faisant le propagandiste du jihad

en Syrie et appelant les musulmans

français à le rejoindre

(membuat propaganda jihad di Suriah

dan menyerukan Muslim Perancis

untuk bergabung dengannya)

Fuir l'Etat islamique (EI)

(menghindari negara Islam (EI))

Pemakaian kosakata “recruteurs” yang bermakna perekrut

mengklasifikasikan pada tindakan Mourad Fares di Prancis. Dengan memberi

kosakata tersebut untuk mendeskripsikan Mourad Fares, wartawan telah

membentuk klasifikasi dan realitas bahwa Moured Fares adalah seseorang yang

tidak baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya rasa tidak suka (anti) pada

Mourad Fares. Klasifikasi pada pemakaian kosakata tersebut memperlihatkan

bahwa teks mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh Mourad Fares.

1 sumber: http://www.sudouest.fr/2014/09/12/soupconne-de-recruter-des-jihadistes -en-france-il-

est-arrete-en-turquie-1669472-4803.php

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

28

b. Kosakata: membatasi pandangan

Bahasa membatasi pembaca untuk memahami sesuatu seperti apa yang

dikatakan oleh penulis bukan yang lain. Pemilihan kosakata yang dipakai penulis

berpengaruh terhadap pemahaman dan penafsiran pembaca dari suatu peristiwa.

Hal ini dikarenakan pembaca tidak mengalami atau mengikuti suatu peristiwa

secara langsung. Oleh karena itu, ketika khalayak membaca suatu berita, akan

dihubungkan pada suatu realitas tertentu.

Peristiwa yang sama dibahasakan oleh media massa yang berbeda dapat

menghasilkan judul berita yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dalam buku

Eriyanto (2012: 137) mengenai kasus Tobelo, Galela, dan Jailolo (Maluku) yang

bermula pada 26 Desember 1999 dari tiga media yang berbeda yaitu Republika,

Kompas, dan Suara Pembaruan, sebagai berikut.

(13) Tabel 3: Kosakata: Membatasi Pandangan

Kosakata Perang (dari Republika) Kosakata Penghalusan (dari Kompas

dan Suara Pembaruan)

Perang, pembunuhan, pembantaian,

pembasmian, pertempuran,

pembumihangusan, pembersihan

Tragedi, insiden, kasus, masalah

Perang antara Islam Kristen,

pertempuran laskar Islam dan Kristen,

pembantaian pasukan Kristen terhadap

mujahidin Islam

Kerusuhan berbau SARA, konflik

berbau SARA, pertikaian bernuansa

SARA, pertikaian antaragama

Dalam tabel di atas dapat dilihat perbedaan antara Republika dengan

Kompas dan Suara Pembaruan dalam menggambarkan peristiwa yang terjadi di

Tobelo, Galela, dan Jailolo (Maluku). Republika menyebut peristiwa tersebut

sebagai “pembantaian”. Pembantaian yang dimaksud adalah pembantaian yang

dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, Kompas dan Suara pembaruan menyebut

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

29

peristiwa tersebut sebagai “konflik” dan “pertikaian”. Pemakaian kosakata yang

berbeda ini dapat menimbulkan pemaknaan dan pandangan tertentu terhadap

peristiwa tersebut.

Berikut adalah contoh kosakata: membuat pandangan dalam bahasa

Prancis.

(14) Judul I: Des parents réclament l'arrêt des soins pour leur bébé

prématuré. (lemonde.fr)

(Orang tua meminta dengan sangat penghentian perawatan

untuk bayi prematur mereka)

Judul II: Un couple demande l'arrêt de la réanimation de son bébé.

(lefigaro.fr)

(Pasangan meminta penghentian kesadaran anaknya.)

Judul I menggunakan kosakata l'arrêt des soins (penghentian pengobatan).

Kosakata tersebut bermakna halus dibandingkan dengan kosakata l'arrêt de la

réanimation (menghentikan penyadarannya) pada judul II. Hal ini menyebabkan

bahwa kedua kosakata tersebut memberi pandangan pada khalayak bagaimana

peristiwa tersebut dipahami.

c. Kosakata: pertarungan wacana

Dalam suatu pemberitaan, setiap pihak mempunyai pendapat masing-

masing atas suatu masalah. Setiap pihak berusaha pendapatnya dianggap paling

benar dan lebih menentukan dalam mempengaruhi opini publik. Dalam upaya

memenangkan opini publik tersebut, masing-masing pihak berusaha memaksakan

agar kosakata yang mereka pakai lebih diterima oleh publik. Hal ini dapat dilihat

dalam tabel berikut yang memuat beberapa kosakata tentang masalah Aceh dalam

buku Eriyanto (2012:141).

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

30

(15) Tabel 4: Pertarungan Wacana Masalah di Aceh

Peristiwa Versi militer Versi GAM

Kreung Geukuh Militer terpaksa melakukan

penembakan karena massa

yang telah diprovokasi GAM

hendak menyerang Detasemen

Rudal 001. Akibat bentrok

antara massa dan militer, 31

orang tewas.

Tidak ada kontak senjata

dalam peristiwa tersebut.

Militer secara

membabibuta melakukan

penembakan kepada

massa. Akibatnya,

sebanyak 31 masyarakat

tewas.

Pulo Rungkem Kelompok tak dikenal, yang

diidentifikasi sebagai GAM,

secara membabibuta

menyerang dan

melemparkan granat ke

Detasemen Rudal 001.

Pelemparan granat itu

dilakukan sendiri oleh

militer untuk

mengalihkan perhatian

masyarakat dari kasus

Kreung Geukuh.

Terbukti tidak ada

kerusakan serius. [...]

Dalam tabel 4 di atas dapat diketahui adanya pertarungan wacana antara

dua pihak yaitu TNI dan GAM. Masing-masing pihak mempunyai gambaran yang

berbeda mengenai kasus yang terjadi di Kreung Geukuh dan Pulo Rungkem

(Aceh). Gambaran mereka berbeda baik dari terjadinya konflik, penyebab, situasi,

dan proses konflik, korban maupun pelaku. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4

dalam peristiwa di Pulo Rungkem menyebutkan bahwa menurut versi militer

terjadi serangan dan pelemparan granat yang dilakukan oleh GAM secara

membabi buta. Di sisi lain, versi GAM menyebutkan bahwa pelemparan

granat dilakukan oleh pihak militer sendiri. Perbedaan-perbedaan tersebut

memperlihatkan pertarungan wacana.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

31

Berikut adalah contoh dari pertarungan wacana dalam bahasa Prancis

mengenai pelarangan memakai cadar di ruang publik di Prancis2:

(16) Tabel 5: Pertarungan Wacana Masalah Pemakaian Cadar

Les Juristes (Para Ahli Hukum) Les Universitaires (Para Akademisi)

Le législateur est seul compétent pour

réglementer l'exercice d'une liberté

publique, en l'occurrence le droit de

se vêtir librement.

(Legislatif memiliki yurisdiksi

eksklusif untuk mengatur pelaksanaan

kebebasan sipil, yaitu hak untuk

berpakaian bebas.)

La liberté individuelle peut être

limitée au nom du respect de la

pudeur d'autrui. C'est à ce titre que le

naturisme est interdit dans les rues.

(Kebebasan individu dapat dibatasi

atas nama menghormati kesopanan

orang lain. Hal tersebut adalah

naturisme yang tidak diperbolehkan di

jalan-jalan.)

Dari tabel (5) dapat diketahui bahwa ada dua pendapat yang berbeda dari

dua pihak, yaitu les juristes dan les universitaires mengenai pemakaian cadar di

ruang publik. Menurut les juristes, pemakaian cadar merupakan une liberté

publique, en l’occurence le droit de se vêtir librement (kebebasan sipil yaitu hak

untuk berpakaian bebas). Di sisi lain, les universitaires berpendapat bahwa

pemakaian cadar yang merupakan la liberté individuelle peut être limitée au nom

du respect de la pudeur d'autrui (kebebasan individu tersebut dapat dibatasi

untuk menghormati kesopanan orang lain). Pendapat-pendapat tersebut

merupakan pertarungan wacana untuk mempengaruhi cara pandang publik

terhadap masalah tersebut. Masing-masing pihak berusaha agar pendapat mereka

lebih diterima oleh publik.

2sumber: http://www.lefigaro.fr/actualite-france/2010/01/25/01016-20100125ARTFIG00505-

burqa -les-juristes-conseillent-la-voie-legislative-.php?cmtpage=0#comments-

20100125ARTFIG00505

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

32

d. Kosakata: marginalisasi

Pemilihan kata, kosakata, kalimat, atau klausa dalam penulisan

pemberitaan oleh wartawan atau jurnalis dipandang bukan sebagai sesuatu yang

netral tetapi membawa implikasi atau nilai ideologis tertentu. Ideologi yang

tersirat pada suatu pemberitaan merupakan upaya untuk membentuk pendapat

umum, meneguhkan, dan membenarkan pihak sendiri dan mengucilkan pihak lain.

Hal ini dapat dilihat bagaimana mendeskripsikan partisipan dan bagaimana

peristiwa digambarkan yang berpengaruh terhadap pemaknaan ketika diterima

oleh khalayak. Misalnya pada berita mengenai pemerkosaan yang digambarkan

pada tabel berikut dalam buku Eriyanto (2012: 150).

(17) Tabel 6: Marginalisasi pada Tindakan Pemerkosaan

Aktor

(Korban)

Keterangan Aktor

(Korban) Peristiwa

Aktor

(Pelaku)

Keterangan Aktor

(Pelaku)

Gadis Cantik Diperkosa Pemuda Pengangguran

Seorang

wanita

Yang bekerja di

bar

Digagahi Pemuda Yang sedang

mabuk

Gadis kecil Yang masih

ingusan

Dinodai Pemuda Dari keluarga

broken home [...]

Pemakaian kosakata yang berbeda dalam memberitakan peristiwa

pemerkosaan dapat dilihat pada tabel 6 di atas. Pemilihan kosakata baik dari

korban (wanita), pelaku (pemuda) maupun dari peristiwa pemerkosaan yang

dipakai bukan hanya persoalan teknis kebahasaan semata, tetapi sangat berkaitan

dengan ideologi. Ideologi tersebut dapat dilihat dari bagaimana wartawan

mempresentasikan pemuda dan wanita dalam teks. Dengan menyebut wanita

“bekerja di bar”, secara tidak langsung wartawan mengasosiasikan wanita

tersebut bukan wanita baik-baik sehingga tidak aneh jika diperkosa.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

33

Pemakaian kosakata tersebut secara tidak langsung menyudutkan wanita sebagai

korban pemerkosaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya merginalisasi terhadap

wanita sebagai korban.

Berikut adalah contoh kosakata yang membuat marginalisasi yang diambil

dari wacana berita mengenai pembunuhan3.

(18) Tabel 7: Marginalisasi pada Tindakan Pembunuhan

Aktor

(Pelaku) Keterangan (Pelaku) Peristiwa

Aktor

(Korban)

Keterangan

(Korban)

Le mari

(suami)

37 ans (37 tahun),

Visiblement sous

l’emprise de l’alcool

et très excité (dengan

jelas di bawah

pengaruh alkohol dan

sangat lupa diri)

Coups de

couteau

(menusuk

dengan pisau)

Son épouse

(isterinya)

40 ans (40

tahun)

Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa wartawan memberi keterangan

visiblement sous l’emprise de l’alcool et très excité pada pelaku. Keterangan

tersebut mengasosiasikan bahwa peristiwa penusukan yang terjadi pada sang isteri

disebabkan oleh suami yang tengah mabuk. Hal ini menyudutkan suami yang

tidak bisa mengontrol emosi dan jiwanya. Oleh karena itu, keterangan di atas

menunjukkan adanya marginalisasi terhadap le mari (suami).

Pilihan kosakata dalam suatu wacana menandai secara sosial dan ideologis

bidang pengalaman yang berbeda dari penulisnya. Perspektif pemberitaan dapat

dilihat melalui pilihan kosakata berdasarkan nilai eksperiensial, nilai relasional,

dan nilai ekspresif (Fairclough, 2001: 93-99).

3 sumber: http://www.bfmtv.com/societe/un-homme-garde-a-vue-meurtre-a-coups- couteau-

epouse-647172.html

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

34

1) Nilai Eksperiensial

Nilai ekperiensial berkaitan dengan isi, pengetahuan dan keyakinan yang

dibawakan dengan kata-kata tertentu dari pembuat teks (dalam hal ini wartawan).

Terjadinya pilihan-pilihan kata yang beragam berdasarkan pengalaman wartawan.

Pilihan kata tersebut dapat berupa kosakata atau sinonim atas kata-kata tersebut

untuk mempresentasikan suatu realitas di dunia alam maupun di dunia sosial.

Contoh :

(19) Just 23 vital steps to success

How to claim your heritage of constant, radiant health

How to increase your vocabulary

How to boost your powers of concentration

How to develop your memory

How to cultivate positive emotions

How to develop an attractive voice and clear speech [...]

(Twenty-Three Steps to Success and Achevement, R.Lumsden (1984)

dalam Fairclough (2001: 95))

Hanya 23 langkah penting menuju sukses

Bagaimana mempertahankan kesehatan Anda

Bagaimana menambah kosakata Anda

Bagaimana menajamkan kekuatan berkonsentrasi Anda.

Bagaimana mengasah ingatan Anda

Bagaimana menghasilkan emosi positif

Bagaimana mengeluarkan suara yang menarik dan tutur yang jelas [...]

Wacana di atas melibatkan banyak kata yang berdekatan dengan sinonim

yaitu verba increase, boost, develop, cultivate. Daftar di atas tidak hanya sebuah

kumpulan langkah menuju sukses. Namun, sebuah skema yang menggambarkan

dimensi psikis dari seseorang yang tengah melakukan pengembangan diri antara

lain: (kekuatan) berkonsentrasi, ingatan, emosi (positif), horison mental, (kuasa)

berpikir, imajinasi. Dari skema tersebut dapat diketahui adanya pengetahuan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

35

penulis dalam melakukan pengembangan diri seperti yang sudah tertera sehingga

dapat mengungkapkan bagaimana menjadi orang yang sukses.

Berikut contoh penggunaan nilai eksperiensial dalam bahasa Prancis.

(20) A l'arrivée des policiers et des pompiers, l'enfant a été retrouvé

inanimé, très grièvement blessé.

(http://www.leparisien.fr/toulouse-31000/toulouse-un-pere-arrete-

apres-la-mort-de-son-fils-de-4-ans-25-11-2013-3348335.php)

Setelah kedatangan polisi dan petugas pemadam kebakaran, anak itu

ditemukan tak sadarkan diri, terluka parah.

Penggunaan pilihan kata a été retrouvé inanimé, très grièvement blessé

(ditemukan tak sadarkan diri, terluka parah) menunjukkan pengetahuan wartawan

dalam memberitakan suatu peristiwa yang terjadi. Wartawan dapat memberitakan

keadaan sang anak yang tak sadarkan diri dan terluka parah pastinya atas

pengetahuannya di lapangan pada saat meliput berita tersebut.

2) Nilai Relasional

Nilai relasional berkaitan dengan interaksi dan hubungan sosial. Sebuah

tanda atau isyarat yang menunjukkan hubungan sosial yang dipresentasikan pada

wacana. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan antarpenguasa, penguasa

dengan rakyat, ataupun hubungan antara pemimpin dengan bawahannya, dan

sebagainya. Contoh :

(21) Q : Mr.Ehrlichman, prior to the luncheon recess you stated that in

your opinion, the entry into the Ellsberg psychiatrist’s office was

legal because of national security reasons. I think that was your

testimony?

(New York Times, 1973: 512 dalam Fairclough (2001: 98))

Q : Tuan Eberlichman, menjelang istirahat makan siang Anda

menyatakan dalam pendapat Anda bahwa memasuki kantor

psikiatris Elliberg adalah tindakan legal karena alasan keamanan

nasional. Saya kira itu adalah pembelaan Anda?

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

36

Fairclough (2001: 98) mengatakan bahwa struktur formal yang tergambar

dalam percakapan tersebut membutuhkan formalitas yang terlihat dalam

kosakatanya. Keformalitas tersebut bertujuan untuk menghormati status dan

kedudukan partisipan. Oleh karena itu, pada penggalan percakapan tersebut

terdapat nilai relasional.

Berikut contoh penggunaan nilai relasional dalam bahasa Prancis.

(22) Les policiers sont restés sur les lieux lundi jusqu'en fin de matinée,

fouillant l'appartement du père au premier niveau de l'immeuble

"l'Arbousier",....

(http://www.bfmtv.com/societe/toulouse-un-pere-arrete-apres-mort-

fils-4-ans-653686.html)

Polisi tetap tinggal di TKP sampai menjelang tengah hari,

menggeledah apartemen sang ayah di lantai 1 apartemen

"l'Arbousier",....

Kalimat (22) di atas menunjukkan bahwa les policiers (polisi) lebih

berkuasa dibandingkan dengan le père (sang ayah). Pihak kepolisian dapat

memeriksa tempat kejadian perkara (TKP). Pilihan kata tersebut menunjukkan

adanya nilai relasional yang menandakan hubungan sosial antarpartisipan.

Sementara itu, terdapat pula kata fouillant (menggeledah) yang menunjukkan

kekuasaan. Pilihan kata-kata tersebut secara langsung mencerminkan perspektif

pemberitaan karena terlihat bahwa wartawan mendukung salah satu partisipan.

3) Nilai Ekspresif

Nilai ekspresif berkaitan dengan pemilihan atau evaluasi tentang sesuatu

atau peristiwa yang dicerminkan oleh kata tersebut. Fungsi ekspresif adalah untuk

memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.

Perasaan sering dikaitkan dengan rasa yang dialami oleh hati. Rasa dalam hati

menurut Suwadji, dkk (1995, 132-165) terdiri dari rasa marah, susah, takut,

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

37

senang atau gembira, kecewa, enak dalam hati, enggan, heran, kasih sayang, dan

rasa frustasi. Rasa marah dapat ditunjukkan dengan leksem marah, marah sekali,

sirik hati, mendongkol, jengkel, marah dalam hati. Rasa susah dapat berupa

leksem susah, susah sekali, sedih, bingung, menyadari kemalangannya, selalu

bersedih. Rasa takut terdiri dari leksem takut, agak takut, khawatir, jera, gamang,

malu, enggan. Rasa senang atau gembira ditunjukkan dengan leksem senang,

gembira, puas, lega, bangga, girang hati. Rasa kecewa meliputi leksem kecewa,

menyesal. Rasa enak dalam hati dapat berupa leksem tenteram, tidak merasa takut

dan khawatir, tidak mempunyai perasaan sedih, tenang, tidak gelisah, kerasan.

Rasa enggan ditunjukkan dengan leksem enggan, tidak sudi, segan, tidak

bernafsu, malas. Rasa heran meliputi leksem heran dan heran sekali. Rasa kasih

sayang dapat ditunjukkan dengan leksem cinta, kasih, sayang, senang (kepada).

Rasa frustasi terdiri dari leksem putus asa, frustasi, hilang semangatnya, berserah,

tidak bersemangat lagi.

Berikut adalah contoh penggunaan nilai ekspresif:

(23) LEFT .... AFTER

A FASHION

Fashion is propaganda in clothing-it tells you about who people are,

what they want to be and their politics. The fashion industry is in

constant flux, pumping out new images: street fashions meet haut

couture-offspring-high street fashion. With personal politics and style

high on the left’s political agenda should fashion consciousness be part

of political consciousness, or is it just an excuse for consumerism?

What’s radical about a radical look?

Left Unlimited is proud to present the first ever left fashion show. They

very latest designers from college will present their work, followed by

some of the old favourites.: Ken Living stone’s flares and Safari jacket;

the trot skyite flat top; the workerist donkey jacket and badges; ageing

Marxism Today, Euro-chic, and much more.[...]

(Left Unlimited, 1986 dalam Fairclough (2001: 99))

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

38

SAYAP KIRI.... TENTANG

SEBUAH MODE “Mode merupakan propaganda dalam berpakaian. Mode mencerminkan

siapa orang-orang itu, ingin menjadi apa mereka dan politiknya. Industri

mode berada dalam perubahan terus menerus yang konstan,

menghadirkan citra baru: dari mode jalanan hasil modiste-beranak cucu

menjadi-mode kelas atas. Dengan adanya politik personal dan gaya

berkelas pada agenda politik sayap kiri akankah kesadaran bermode

menjadi bagian dari kesadaran berpolitik, atau itu hanya alasan demi

konsumerisme? Apa yang salah dengan penampilan yang radikal?

Sayap kiri yang tidak terbatas (Left Unlimited) dengan bangga

mempersembahkan pertunjukkan mode yang pertama bagi sayap kiri.

Perancang-perancang baru dari sekolah mode akan menampilkan

karyanya dengan mengikutsertakan favorit lama: jaket tahan api Ken

Living stone dan jaket safari; jaket pekerja, dan lencana; dimuat dalam

Marxism Today, Eurochic, dan banyak lagi. [...]”

Wacana (23) di atas memperlihatkan bahwa penulis memberikan evaluasi

dengan cara menggambarkan mode masa kini. Penulis menggunakan kosakata

yang mengandung persuasif dalam penggambaran kesadaran bermode. Kata

proud (bangga) yang dipakai oleh penulis untuk menunjukkan sebuah nilai rasa

senang terhadap mode yang ditunjukkan oleh sayap kiri (Left Unlimited).

Berikut contoh penggunaan nilai ekspresif dalam bahasa Prancis.

(24) Plusieurs voisins, alarmés par les cris de l'enfant alors que son père

n'était pas encore passé à l'acte, ont alerté les policiers.

(http://www.bfmtv.com/societe/toulouse-un-pere-arrete-apres-mort-

fils-4-ans-653686.html)

Beberapa tetangga memberitahu polisi karena merasa khawatir

dengan teriakan sang anak yang ayahnya belum datang

menghampirinya.

Nilai ekspresif ditunjukkan dari pemilihan kata alarmés (khawatir) dalam

pemberitaan (24) di atas. Kata tersebut menunjukkan adanya rasa takut dari para

tetangga di sekitar tempat kejadian. Hal ini menunjukkan nilai ekspresif yang

lebih kepada nilai rasa.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

39

Fairclough (2001: 94) telah menyimpulkan, nilai-nilai aspek formal dalam

perspektif pemberitaan ke dalam tabel berikut:

Tabel 8: Aspek-Aspek Formal: Nilai-Nilai Eksperiensial, Relasional,

Ekspersif.

Dimensi makna Nilai-nilai Efek-efek struktural

Isi

Hubungan

Subyek

Eksperiensial

Relasional

Ekspresif

Pengetahuan/keyakinan

Hubungan sosial

Identitas sosial

2. Modalitas

Menurut Alwi (2001: 751) modalitas merupakan cara pembicara

menyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam suatu komunikasi pribadi. Di

samping itu, Fowler (1979: 85) juga berpendapat bahwa modalitas dapat diartikan

sebagai komentar atau sikap yang berasal dari teks, baik secara eksplisit atau

implisit yang diberikan oleh penulis. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa

penulis dapat memasukkan komentar atau opininya ke dalam tulisannya. Oleh

karena itu, pemilihan modalitas dapat mengarah pada suatu perspektif.

Modalitas berbeda dengan modus. Modus merupakan kategori gramatikal

sedangkan modalitas termasuk kategori semantis. Namun, konsep-konsep

semantis pada modalitas dapat diwujudkan melalui modus. Modalitas dalam

bahasa Prancis menurut Gosselin (2010: 309-370) terdiri dari modalitas aletik,

epistemik, apresiatif, aksiologik, bulik, dan modalitas deontik.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

40

a. Modalitas Aletik (La Modalité Aléthique)

Modalitas aletik berkaitan dengan kebenaran objektif. Dapat diartikan

bahwa modalitas aletik pada dasarnya dimaksudkan untuk menandakan suatu

penilaian deskriptif (dimana fakta sudah ada sebelumnya dan memiliki penjelasan

atasnya), yang mengacu pada realitas. Modalitas ini juga menyatakan suatu

pernyataan mengenai suatu kemungkinan (possibilité) atau ketidakmungkinan

(impossibilité), sesuatu yang akan terjadi (nécessité) maupun kapasitas (capacité).

Modalitas ini ditandai dengan konstruksi impersonel seperti il est

probable/heureux/souhaitable/nécessaire que..., kata keterangan seperti

nécessairement tous, quantificateurs seperti certains, aucun. Selain itu, modalitas

aletik juga dapat diungkapkan melalui kosakata table, inoxydable, nécessité,

possibilité, capacité, sporadicité, dan sebagainya. Contoh :

(25) L'autopsie de la victime sera effectuée mercredi à l'Institut médico-

légal de Montpellier afin, a ajouté le parquet de Narbonne, de

"préciser les circonstances du décès du jeune homme".

(http://www.bfmtv.com/societe/un-pere-tue-fils-23-ans-jouait-

lordinateur-759891.html)

Otopsi korban akan dilaksanakan pada hari Rabu di l'Institut

médico-légal di Montpellier untuk menjelaskan penyebab kematian

pemuda itu, tambah jaksa.

Satuan lingual sera effectuée berasal dari konjugasi effectuer pada kala le

futur passif. Sera merupakan bentuk kala le futur dari être , digunakan untuk

menyatakan sebuah tindakan yang akan dilakukan. Di sisi lain, effectuée

berbentuk participe passé mempunyai makna faire (Robert, 1993: 809) yang

berarti melakukan. Oleh karena itu, sera effectuée digunakan wartawan untuk

menunjukkan suatu kemungkinan atas tindakan yang dilakukan untuk

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

41

menjelaskan kematian korban. Jadi, sera effectuée dalam kalimat (25) termasuk

ke dalam modalitas aletik.

b. Modalitas Epistemik (La Modalité Épistémique)

Modalitas epistemik menggambarkan suatu kebenaran subjektif. Modalitas

ini juga pada dasarnya berupa penilaian deskriptif yang tidak mengacu pada

realita di luar subjek yang melihatnya tetapi mengacu pada evaluasi subjektif dari

suatu realita. Melalui modalitas epistemik, penutur dapat mengungkapkan suatu

kepercayaan (croyance), kepastian (certitude), keraguan (doute), dan pengetahuan

(savoir) terhadap realitas yang dimaksud. Dalam bahasa Prancis, modalitas

epistemik dapat dipaparkan dengan penggunaan coverbes modaux seperti devoir

dan pouvoir (dalam konteks epistemik) atau juga dengan penggunaan kata

keterangan seperti probablement, sûrement, certainement, peut-être. Selain itu

juga sering ditandai dengan éspérer, craindre, regretter, sembler, délibérément,

exprès, décider de, se résigner à.., perifrasa verba être censé, tenter de..., dan

penggunaan metapredikat seperti je croyais que, Pierre sait que, il doute que dan

konstruksi impersonal seperti il est vraisembable/probable/douteux que, il (me)

semble que, dan sebagainya. Contoh :

(26) Le père, qui selon ce voisin vivait dans cette résidence depuis au

moins deux ans, semblait “normal” et n’était pas asocial.

(http://www.leparisien.fr/toulouse-31000/toulouse-un-pere-arrete-

apres-la-mort-de-son-fils-de-4-ans-25-11-2013-3348335.php)

Menurut tetangga, ayahnya terlihat normal dan tidak asosial selama

tinggal di rumah itu kurang lebih dua tahun.

Satuan lingual semblait menjadi penanda modalitas epistemik. Semblait

berasal dari konjugasi sembler pada kala l’imparfait. Sembler yang mempunyai

makna avoir l’air (Robert, 1993: 2.317) yang berarti kelihatan seperti. Sembler

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

42

menunjukkan adanya kesan atau pandangan dari tetangga (le voisin) atas sikap

dari sang ayah yang terlihat normal. Selain itu, kata selon (Robert, 1976: 1.631)

yang bermakna d’après (menurut) juga menunjukkan suatu subjektivitas. Oleh

karena itu, semblait dan selon dalam kalimat (26) termasuk ke dalam modalitas

epistemik.

c. Modalitas Apresiatif (La modalité Apréciative)

Modalitas apresiatif berkaitan dengan penilaian subjektif berupa

kesenangan (plaisir), kebahagiaan (bonheur), dan ketidakbahagiaan (malheur).

Modalitas tersebut dapat dipaparkan dengan penggunaan verba apprécier,

détester, raffoler de dan konstruksi adjectival seperti bon, agrèable, desagrèable,

mauvais, bon/mouvais pour... Selain itu, dapat melalui kosakata seperti utile,

salutaire, néfaiste, indispensable, savoureux, juste, immoral, coupable, plaisir,

souffrance, bonheur, se promener, s’amuser, divertissant, fête, cadeau, ennui;

kata sifat seperti généreux, réussir à/échouer à risquer de..., adverb appréciatif

seperti heureusement, malhereusement, dommage (que); locutions prépositives

seperti par chance, par malheur; interjeksi seperti ouf!, chouette!, hélas!, zut!,

selain itu se rejouir que/de, regretter que/de, se féliciter que/de, être déçu que/de,

être heureux/satisfait que/de, il est heureux/regrettable que, dan sebagainya.

Contoh :

(27) Selon les gendarmes, des membres de leurs familles respectives

inquiets de ne pas les voir au travail lundi matin.

(http://www.bfmtv.com/societe/trois-jeunes-morts-un-accident-route-

decouverts-famille-755127.html)

Menurut keterangan polisi, para anggota keluarga merasa cemas

tidak melihatnya di tempat kerjanya pada hari Senin pagi.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

43

Satuan lingual inquiets menjadi pananda modalitas apresiatif. Hal tersebut

ditunjukkan dengan makna dari inquiets yaitu qui ne peut trouver le repos, la

tranquillité (Robert, 1993: 1.323) yang berarti “yang tidak dapat menemukan

ketenangan”. Dari makna tersebut menunjukkan sebuah penilaian subjektif yang

mengandung sebuah ketidakbahagiaan (malheur) dari para anggota keluarga

korban. Selain itu, kata selon (Robert, 1976: 1.631) yang bermakna d’après

(menurut) juga menunjukkan sudut pandang subjektif. Oleh karena itu, inquiets

dan selon termasuk ke dalam modalitas apresiatif.

d. Modalitas Aksiologik (La Modalité Axiologique)

Modalitas aksiologik berkaitan dengan konvensi sosial yang dapat berupa

nilai moral, ideologi, agama, hukum, dan lain-lain yang berorientasi pada tindakan

seperti perilaku terpuji atau tak terpuji bahkan situasi yang dikendalikan oleh

seseorang. Modalitas aksiologik dapat dipaparkan dengan périphrases verbales

seperti avoir le courage de.., avoir le culot de..., kostruksi impersonnal seperti il

est juste que/de.... Selain itu, dapat berupa kosakata seperti le bien, le mal,

louable, courageux, lâche, généreux, récompense, punir, punition,dan lain-lain.

Contoh:

(28) C'est une punition un peu spéciale dont a été victime le petit Lucas.

(http://www.bfmtv.com/societe/un-eleve-cm1-victime-dune-punition-

humiliante-547148.html)

Ini adalah hukuman sedikit khusus yang diderita oleh Lucas kecil.

Satuan lingual une punition menjadi pananda modalitas aksiologik. Hal

tersebut ditunjukkan dengan makna dari punition yaitu action de punir (Robert,

1993: 1.425) yang berarti “tindakan untuk menghukum”. Kata une punition

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

44

tersebut menunjukkan sanksi hukum atas tindakan yang dilakukan oleh Lucas.

Oleh karena itu, une punition termasuk ke dalam modalitas aksiologik.

e. Modalitas Bulik (La Modalité Bulique)

Modalitas bulik digunakan untuk mengekspresikan keinginan (volonté),

kemauan (désir), pengharapan (souhait), dan kebencian (aversion). Modalitas

bulik dapat dipaparkan melalui verba désirer, souhaiter, volonter, coverbes seperti

essayer de, périphrases verbales seperti renoncer à, kata keterangan être tenté de,

je veux que, je demande que, actions typiquement intentionnelles se promener, lire

un livre, dan lain-lain. Contoh:

(29) Abdelhakim Dekhar, un homme en colère.

(http://www.bfmtv.com/societe/portrait-abdelhakim-dekhar-un-

homme-colere-651270.html)

Abdelhakim Dekhar, pria yang sedang marah.

Satuan lingual en colère menjadi pananda modalitas bulik. Hal tersebut

ditunjukkan dengan makna dari en colère yaitu se fâcher (Robert, 1993: 452)

yang berarti “menjadi marah”. Kata en colère menunjukkan sebuah kebencian

(aversion) dari Abdelhakim Dekhar. Oleh karena itu, en colère termasuk ke dalam

modalitas bulik.

f. Modalitas Deontik (La Modalité Déonthique)

Modalitas deontik disebut juga dengan modalitas izin karena dibentuk oleh

perihal yang berkenaan dengan keharusan (obligation), larangan (interdiction),

dan perizinan (permission). Modalitas deontik „izin‟ dapat diungkapkan melalui

coverbes modaux seperti devoir dan pouvoir, périphrases verbales seperti être

dans l’obligation de, avoir le droit de, kostruksi impersonal seperti il est

obligatoire/permis que, verbes illocutoires directifs seperti je vous

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

45

permets/interdis de, kosakata berupa consigne, droit, obligation, interdire, dan

lain-lain. Contoh:

(30) Pour Valls, les Roms doivent rester dans leur pays.4

Bagi Valls, Roma harus tinggal di negara mereka.

Satuan lingual doivent menjadi pananda modalitas bulik. Hal tersebut

ditunjukkan dengan makna dari doivent yang berasal dari verba devoir. Devoir

mempunyai makna être dans l’obligation de (faire quelque chose) (Robert, 1993:

711) yang berarti dipaksa untuk melakukan sesuatu. Dari makna tersebut dapat

diketahui bahwa adanya suatu keharusan (obligation) yang dilakukan oleh bangsa

Roma. Oleh karena itu, doivent termasuk ke dalam modalitas bulik.

F. BFM TV

BFM TV adalah saluran televisi swasta di Prancis yang merupakan anak

perusahaan NextRadioTV, secara resmi diluncurkan pada tanggal 28 November

2005. BFM TV menayangkan berbagai macam informasi sepanjang harinya yang

secara aktual. i>Télé, anak perusahaan dari Chanel+ yang terlebih dahulu

diluncurkan pada tanggal 4 November 1999 menjadi saingan utama dari BFM TV.

Kedua televisi tersebut mempunyai kesamaan misi yaitu menghadirkan informasi

kepada khalayak umum. Namun, berdasarkan hasil riset jumlah penonton

terhadap BFM TV dan i>Télé yang diberikan oleh l’Institut Médiamétrie, sebuah

perusahaan riset pemasaran, akhirnya pada tahun 2008 menetapkan BFM TV

menjadi saluran informasi pertama di Prancis. Apresiasi tersebut menginspirasi

BFM TV untuk mengganti slogannya dari tahun 2005-2007 dengan « La nouvelle

4 Sumber: http://video-streaming.orange.fr/actu-politique/zapping-de-13h-de-bfmtv-24-09-pour-

valls-les-roms-doivent-rester-dans-leur-pays-deuil-national-au-kenya-ask-fm-preoccupe-

VID00000018asD.html

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

46

chaîne de l'info », kemudian 2007-2010 berganti « Priorité au direct », dan yang

terakhir pada tahun 2011 berganti menjadi « Première chaîne d'info de France»

Televisi swasta ini juga mengemas informasi atau berita dalam situsnya, yakni

www.bfmtv.com yang menyajikan berita politique, société, international,

economie, sport (politik, sosial, berita internasional, ekonomi, olahraga), dan lain-

lain. Berikut ini adalah gambar tampilan bfmtv.com pada halaman depan (gambar

1).

Gambar 1: Tampilan Halaman Depan pada bfmtv.com

G. Penelitian yang Relevan

Ajeng Udayani (2011) telah melakukan penelitian yang membahas tentang

analisis wacana kritis dengan judul “Analisis Wacana Kritis Berita Hukum dan

Kriminal pada Situs Metrotvnews”. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk

mendeskripsikan perspektif berita kriminal dan hukum; (2) mendeskripsikan

bentuk ekspresi bahasa wacana berita hukum dan kriminal pada situs

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

47

Metrotvnews yang meliputi pemakaian kosakata, modalitas, dan metafora. Dari

penelitian yang dilakukan Udayani tersebut ditemukan bahwa dalam wacana

berita hukum dan kriminal pada situs Metrotvnews memiliki perspektif yang

meliputi perspektif pro masyarakat, perspektif pro pemerintah, perspektif netral,

dan perspektif pro yang lain.

Namun, kecenderungan pemberitaan dalam situs Metrotvnews lebih

banyak mengarah kepada perspektif pro masyarakat dan netral. Hal ini

menunjukkan bahwa pers mendukung salah satu pihak, tetapi seharusnya pers

bersikap netral dalam memberitakan suatu peristiwa. Selain itu, Udayani

menemukan beberapa ekspresi bahasa pada wacana berita dalam situs yang ia

teliti yaitu kosakata, modalitas, dan metafora yang digunakan untuk mewakili

pandangan, nilai-nilai, ide, dan keyakinan wartawan pada situs metrotvnews yang

dapat menentukan perspektif pemberitaan.

Selain itu, penelitian yang dilakukan Suroso, M.Pd. yang berjudul Bahasa

Perspektif Jurnalistik Perspektif Berita Utama Politik Surat Kabar Indonesia pada

Awal Era Reformasi (1999), bertujuan untuk mendeskripsikan ihwal pemberitaan

surak kabar Indonesia pada awal era reformasi dan bentuk manifestasinya dalam

bahasa, yaitu (1) jenis perspektif pemberitaannya, (2) manifestasi perspektif

pemberitaan di dalam strategi penyajian informasi dalam teks berita surat kabar

pada awal era reformasi, (3) manifestasi perspektif pemberitaan di dalam bentuk-

bentuk ekspresi bahasa dalam teks berita surat kabar pada awal era reformasi. Dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa perspektif pemberitaan surat kabar

Indonesia pada awal era reformasi adalah (a) perspektif pro masyarakat, (b)

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa, Teks, dan Wacanaeprints.uny.ac.id/17074/3/bab II.pdf · C. Analisis Wacana Kritis Stubs (1983: ... jembatan antara teks dan situasi tempat teks terjadi.

48

perspektif pro pemerintah, (c) perspektif netral, (d) perspektif pro yang lain. Surat

kabar Suara Pembaruan dan Kompas menggunakan perspektif pro masyarakat

dan netral karena secara institusi tidak berhubungan dengan pemerintah.

Sementara surat kabar Republika dan Media Indonesia menggunakan

perspektif pro masyarakat, pro pemerintah, netral, dan pro yang lain, karena

memiliki hubungan ideologis dan budaya pemerintah BJ.Habibie. Di samping itu,

ditemukan manifestasi perspektif pemberitaan surat kabar Indonesia yang

diklasifikasikan ke dalam dua hal yaitu wujud strategi penyajian informasi yang

berupa judul berita, tema berita, struktur tema berita, dan penahapan berita; dan

wujud bentuk-bentuk ekspresi bahasa yang meliputi kosakata, metafora,

modalitas, struktur informasi, struktur nominalisasi, tindak tutur, dan

ketransitifan.

Penelitian ini juga akan meneliti mengenai perspektif pemberitaan yang

merupakan teori dari hasil penelitian Suroso (2002) dan bentuk ekspresi bahasa

pada suatu berita. Adapun perbedaan dengan penelitian yang relevan di atas yaitu

pada fokus penelitiannya. Bentuk ekspresi bahasa pada penelitian yang dilakukan

oleh Udayani terfokus pada kosakata, modalitas, dan metafora dalam bahasa

Indonesia untuk mewakili pandangan, nilai-nilai, ide, dan keyakinan wartawan.

Sedangkan penelitian ini terfokus pada bentuk ekspresi bahasa yang meliputi

kosakata dan modalitas dalam bahasa Prancis saja. Penelitian Udayani dilakukan

terhadap situs metrotvnews yang berbahasa Indonesia. Sedangkan penelitian ini

dilakukan terhadap situs www.bfmtv.com dalam bahasa Prancis.