BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

17
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan barang atau jasa aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan. 1 Maksud pendapatan disini adalah hasil penjualan yang diterima oleh penduduk pedesaan yang berprofesi sebagai petani melalui penjualan hasil dari pertanian. Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan artinya sesuatu yang dihasilkan oleh upaya tersebut. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan. Laba akan timbul bilamana jumlah aktiva yang menunjukan pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan. Pendapatan terhimpun atau terbentuk (earned) dengan adanya seluruh kegiatan perusahaan, atau dengan adanya totalitas usaha. Pendapatan terealisasi (realized) dengan adanya perubahan bentuk produk menjadi kas atau aktiva lain. 1 Sumarsono, Teori Dasar Ekonomi, (Jakarta: PT. radjawalipers, 1999), hal 206

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang

timbul dari penyerahan barang atau jasa aktivitas usaha lainnya dalam suatu

periode. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas

penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan.1 Maksud pendapatan disini

adalah hasil penjualan yang diterima oleh penduduk pedesaan yang berprofesi

sebagai petani melalui penjualan hasil dari pertanian.

Pendapatan dapat dianggap sebagai produk perusahaan artinya sesuatu yang

dihasilkan oleh upaya tersebut. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aktiva

baru yang diterima dari pelanggan. Laba akan timbul bilamana jumlah aktiva yang

menunjukan pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.

Pendapatan terhimpun atau terbentuk (earned) dengan adanya seluruh kegiatan

perusahaan, atau dengan adanya totalitas usaha. Pendapatan terealisasi (realized)

dengan adanya perubahan bentuk produk menjadi kas atau aktiva lain.

1 Sumarsono, Teori Dasar Ekonomi, (Jakarta: PT. radjawalipers, 1999), hal 206

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

16

Pendapatan dapat diakui atas dasar tingat selesainya produksi dalam hal suatu

perusahaan beroprasi atas dasar pesanan atau atas dasar kontrak yang mengikat,

khususnya untuk projek-projek jangka panjang. Pengakuan semacam ini mungkin

tidak perlu dilakukan bilamana takaran pengukura pendapatan dialihkan dari

periode waktu menjadi order atau kontrak pekerjaan.

Pengertian pendapatan sebagai produk perusahaan hendaknya diartikan secara

luas yaitu bahwa pendapatan ditimbulkan dan melekat dalam seluruh aliran

kegiatan perusahaan. Jadi, pengertian pendapatan sebenarnya terlepas dari masalah

pengukuran dan pengakuan, artinya pendapatan itu sendiri sebenarnya bukan

merupakan hasil pengukuran dan pengakuan (timing).

Masalah pengukuran dan pengakuan sebenarnya merupakan masalah teknis

akuntansi untuk menentukan saat pencatatan pendapatan dalam sistem pembukuan.

Menurut kam, ada beberapa faktor yang dapat membentuk atau menibulkan

pendapatan. Pendapatan berkaitan erat dengan kenaikan aktiva tersebut berwujud

aliran kas masuk keunit usaha. Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat kegiatan

produksi dan penjualan output perusahaan.2

Pendapatan yang diterima individu dipengaruhi oleh faktor dari dalam

individu (faktor internal) serta faktor luar dari individu (faktor eksternal).3

pembagiannya sebagai berikut:

2 Suwardjono, Teori Akntansi (Jakarta: Gunadarma)

3 Muana Nanga, Makro Ekonomi (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005), h 50

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

17

1. Faktor Internal Meliputi

a. Faktor kecerdasan individu serta bakat yang dimilki.

b. Faktor kecakapan yaitu prestasi yang diraihnya.

c. Faktor finansial sejumla kekayaan yang dimilikinya.

d. Faktor kepribadian seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi dan

sebagainya.

2. Faktor Eksternal Meliputi

a. Faktor sosial yang terdiri dari: lengkungan keluarga, lingkungan

masyarakat dan lingkungan sekolah.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, teknologi dan kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas serta sarana dan prasarana lainnya

yang menunjang.

d. Faktor spiritual dan keagamaan.

Pendapatan merupakan faktor utama dari permintaan, dalam hukum permintaa

pendapatan merupakan faktor excogen yang dianggap tidak berubah selama periode

pasar. Tingkat pendapatan yang dianggap tetap bisa berupa pendapatan efektif

(revenue) yang di terima oleh produsen berdasarkan jumlah barang yang dijual

dikalikan dengan harga barang, atau tingkat pendapatan kolektif (gabungan

individu) yang membeli barang yang sama di pasar.4

44

Putong Iskandar, Teori Ekonomi MIkro, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2005), hal 74

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

18

Dari penjelasan diatas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

apakah seseorang ingin menjadi seorang pengembang usaha atau tidak. Jika

seseorang berharap untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dengan

menjadi seorang wirausaha dalam sektor usahatani, maka ia akan semakin

terdorong untuk melakukan suatu inovasi dan pengembangan dalam sektor

pertanian.

Ada dua konsep pendapatan yang sangat erat hubungannya dengan masalah

proses pendapatan yaitu:

a. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva

sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap

pendapatan sebagai infolow of net asset

b. Pendapatn yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa

serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya. Jadi pendekatan ini

menganggap pendapatan sebagai outflow of good services.5

Didalam pendapatan terdapat unsur-unsur yang dimaksud asal dari pada

pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:

a. Pendapatan hasil produksi barang atau jasa

b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomi

perusahaan oleh pihak lain

5 Eldon S. Hendriksen, Teori Akuntansi (Jakarta, Erlangga 1997) hal 4

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

19

c. Penjualan aktifa diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur pendapatan

lain-lain suatu perusahaan.

Dalam pendapatan diketahui bahwa sumber pendapatan itu dapat melalui

beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi tiga sumber pendapatan, yaitu:

a. Pendapatan oprasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktifitas umum

perusahaan

b. Pendapatan non oprasional, pendapatan yang tidak terkait dengan aktifitas

perusahaan, yaitu pendapatan yang berasal dari faktor-faktor exsternal.

c. Pendapatan luas biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tak terduga

dimana perusahaan ini tidak sering terjadi dan biasanya diharapkan tidak

terulang lagi dimasa yang akan datang.6

2. Macam-macam Pendapatan

Pendapatan dapat di klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

a. Pendapatan pribadi

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk

pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang

diterima oleh penduduk suatu negara. Dari arti istilah pendapatan pribadi ini

dapatlah disimpulakan bahwa dalam pendapatan pribadi termasuk juga

pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian-pemberian

6 http://digilib.uin-suka.ac.id/16880/1/Babi-Iv.Daftarpustaka.pdf diakses pada tanggal 26

agustus 2017 pada jam 19:00

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

20

yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana

para penerimanya tidak perlu memberikan seuatu balas jasa atau usaha apapun

sebagai imbalanya.

b. Pendapatan Disposible

Pendapatan disposable adalah pendapatan yang digunakan oleh para

penerimanya, yaitu semua penerima rumah tangga yang ada dalam perekonomian,

untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka inginkan.

Untuk menunjang pendapatan didalam dunia usaha atau bisnis akan

membutuhkan beberapa asset terlebih dahulu untuk menunjang kelancaran usaha

atau bisnis, yaitu aset berkembang dan aset tidak berkembang.

a. Aset tidak berkembang

Aset seperti ini biasanya aset yang tidak bisa memberikan keutungan, baik itu

diawal menjalankan dan ditengah usaha atau bisnis, serta aset ini biasanya nilai

statis dalam berbisnis. Adapun aset yang tidak dapat berkembang yaitu, gedung dan

peralatan-peralatan kantor atau kebutuhan untuk memproduksi suatu barang dalam

sektor industry atau perusahaan

b. Aset berkembang

Aset yang berkembang yaitu, aset yang dapat menghasilkan keuntungan atau

laba, dan biasanya nilai dari aset tersebut terus meningkat selama kegiatan produksi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

21

berlangsung. Misalnya modal, bahan baku produksi, dan barang produksi yang akan

didistribusikan atau dijual.7

B. Kesejahteraan Masyarakat

a. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Dalam paradigma pembangunan ekonomi, perubahaan kesejahteraan

masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini dikarenakan

pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat kesejahteraan

masyarakat semakin baik. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa

menyertakan penimpangan kesejahteraan masyarakat akan mengakibatkan

kesenjangan dan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat. Kesejahteraan

masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan

kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat.

Menurut Todaro dan Stephen C. Smit, kesejahteraan masyarakat

menunjukan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai

kehidupan yang lebih baik yang meliputi:

1. Peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar

seperti makanan, perumahan, kesehatan, dan perlindungan

2. Peningkatan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih

baik, dan peningkatan atensi terhadap budaya dan nilai-nilai kemanusiaan

7 Sudono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Makro (Jakarta. Radjawali Perss, 2012). Hal 47

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

22

3. Memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu

dan bangsa.

Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar

yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan

pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau

kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan untillitasnya pada

tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan

jasmani dan rohani.

Bertambah tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat biasanya diikuti

pula oleh pengorbanan moril dan usaha yang lebih banyak oleh masyarakat

tersebut. Di satu pihak pembangunan ekonomi akan mempertinggi

kesejahteraan masyarakat, tetapi di lain pihak tingkat kesejahteraan yang lebih

tinggi ini harus dicapai dengan beberapa pengorbanan dalam perilaku hidup

masyarakat.8

b. Indikator kesejahteraan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, indikator yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan pendapatan,

konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat

tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan

kesehatan, kemudahan memasukan anak kejenjang pendidikan, dan

kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

8 Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: Gunadarma). Hal 20-21

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

23

Tabel 2.1

Indikator kesejahteraan berdasarkan BPS tahun 2015

No Indikator Kesejahteraan Kriteria Skor

1 Pendapatan Tinggi (>Rp. 10.000.000,-) 3

Sedang (Rp. 5.000.000 – 10.000.000,-) 2

Rendah (<Rp. 5.000.000,-) 1

2 Konsumsi atau pengeluaran

rumah tangga

Tinggi (>Rp. 5.000.000,-) 3

Sedang (Rp. 1.000.000 – Rp.

5.000.000,-)

2

Rendah (<Rp. 1.000.000,-) 1

3 Keadaan tempat tinggal Permanen (11-15) 3

Semi permanen (6-10) 2

Non permanen (1-5) 1

4 Fasilitas tempat tinggal Lengkap (34-44) 3

Cukup (23-33) 2

Kurang (12-22) 1

5 Kesehatan anggota keluarga Bagus (<25%) 3

Cukup (25%-50%) 2

Kurang (>50%) 1

6 Kemudahan mendapat

pelayanan kesehatan

Mudah (16-20) 3

Cukup (11-15) 2

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

24

Sulit (6-10) 1

7 Kemudahan memasukan anak

kejenjang pendidikan

Mudah (7-9) 3

Cukup (5-6) 2

Sulit (3-4) 1

8 Kemudahan mendapatkan

fasilitas transpotasi

Mudah (7-9) 3

Cukup (5-6) 2

Sulit (3-4) 1

Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut:

Tingkat kesejahteraan tinggi : nilai skor 20-24

Tingkat kesejahteraan sedang : nilai skor 14-19

Tingkat kesejahteraan rendah : nilai skor 8-13

1) Kriteria tempat tinggal yang dinilai ada 5 item yaitu jenis atap rumah,

dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai.

2) Fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 12 item, yaitu pekarangan,

alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki, bahan bakar

untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara memperoleh air

minum, WC dan jarak WC dari rumah.

3) Kemudahan mendapat pelayanan kesehatan terdiri dari 6 item yaitu jarak

rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan, dan alat

kontrasepsi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

25

4) Kriteria kemudahan memasukan anak kejenjang pendidikan terdiri dari 3

item yaitu biaya sekolah, jarak kesekolah dan proses penerimaan.

5) Kemudahan mendapatkan transpotasi terdiri dari 3 item yaitu ongkos

kendaraan, fasilitas kendaraan, dan status

C. Konsep Pendapatan Dalam Ekonomi Islam

Setiap orang atau masyarakat berhak mendapatkan pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya maupun hidup keluarganya serta kerabatnya, dan

merupakan keharusan setiap orang atau masyarakat yang sudah memiliki

kecakapan hukum dan sudah dibebani tanggung jawab seperti kepala keluarga

untuk bekerja dalam rangka mencari penghasilan atau pendapaan guna memenuhi

kebutuhan hidupnya dan keluarga.

Ketika seseorang atau suatu kelompok masyarakat bersungguh-sungguh

mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan diri dan

keluarganya, maka orang tersebut pasti mendapatkannya. Dan Allah menjamin

semua kebutuhan hidup seluruh mahluk ciptan-Nya. Allah berfirman:

وما من دابة ف الأرض إلا على الله رزق ها وي علم مست قرها ومست ودعها كل ف كتاب مبي

Artinya: Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan

semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan

tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh

Mahfuzh). (QS. Hud: 6)9

9 Yayasan Penyelenggara Al-Qur’an Departen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya

(Bandung: Penerbit Diponegoro: 2007), 222

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

26

Islam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap orang baik pangan,

sandang dan papan. Mekanismenya adalah:

a. Memerintahkan setiap kepala keluarga bekerja demi memenhi kebutuhan

dirinya dan kelarganya.

واذكروا الله فضل من واب ت غوا الأرض ف فان تشروا الصلة قضيت فإذا ت فلحون لعلكم كثيرا الله

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya

kamu beruntung. (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Alam berserta isinya diciptakan Allah agar dapat dpergunakan untuk

mencukupi kebutuhan manusia. Sebagaimana frman Allah dalam Surat Al-

BAqarah ayat 29.

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu

dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.

Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Baqoroh: 29)

Pengajaran Islam menerapkan penyerahan bantuan didalam menemukan

pekerjaan yang menguntungkan kepada yang menganggur dan mencari pekerjaan

serta penggajian yang adil untuk bekerja. Islam pun menekankan pembayaran

zakat untuk pendistribusian pendapatan dari yang kaya kepada yang miskin

dikarenakan cacat (mental atau fisik atau kondisi-kondisi lainnya, seperti

pengangguran), tidak mampu untuk mencapai suatu standar hidup terhormat

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

27

sehingga di dalam ayat Al-Qur’an dinyatakan kekayaan tidak boleh hanya beredar

di antara yang kaya, sebagaimana frman Allah dalam surat Al-Hasyr ayat 7.10

Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-

Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah

untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan

beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan

Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka

tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat

keras hukumanNya.(QS. Al-Hasyr: 7)

Bagi seorang muslim hendaknya mencari nafkah yang yang halal. Bagitu

pula dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya hendaknya

membelanjakan barang konsumsi yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

serta keluarganya dan dalam membelanjakan pendapatan yang diperoleh

dianjurkan tidak berlebihan. Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur’an surat

Al-Isra ayat 26.

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,

kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS. Al-Isra:26)

10

Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economic Ekonomi Yariah Bukan Opini Tetapi

Solusi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013) hal 131

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

28

D. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan penelusuran kepustakaan untuk mengetahui hasil

kajian dan penelitiannya, maka ditemukan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Adi Sridianto, Analisis Pendapatan Petani Tomat di Desa Kanreapia,

Kecamatan Tambolo Pao, Kabupaten Gowa. Adapun hasil yang diperoleh

dalam penelitian ini dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.

Adapun jmnlah pendapatan petani tomat sebesar Rp. 14.324.938,34. Usaha

tani tomat yang ditinjau dari R/C ratio di Desa Kanreapia, Kecamatan

Tombolo Pao Kabupatten Gowa dapat menguntungkan petani. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil perbandingan diantara penerimaan dengan biaya (R/C

ratio) sebesar 4,06 yang berarti bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan oleh

petani tomat menghasilkan pendapatan sebesar Rp.4,06. Implikasi dari

penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil yang lebih berkualitas maka

memerlukan peran serta dari semua pihak baik dari pemerintah maupun dari

instansi di bidang pertanian, untuk membantu petani dalam pemberian

penyuuhan tentang bercocok tanam yang baik, terutama tentang bagaimana

cara penggunaan pestisida dan pupuk. Disamping itu, diharapkan para petani

secara aktif mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh dinas pertanian

setempat agar pengetahuan tentang pembuddayaan tomat yang baik dapat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

29

bertambah sehingga para petani dapat meningkatkan produksinya baik dari

segi kualitas maupun kuantitas.11

2. Heryanti, “Pengaruh Pendapatan Istri Terhadap Kesejahteraan Ekonomi

Keluarga Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Kampung

Kasunyatan, Kecamatan Kasemen Serang-Banten). Dalam penelitian ini

penulis menentukan jumlah sampel dengan cara sistem sampel jenuh yang

berarti mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel. Dengan

diketahui jumlah populasi 40 orang maka ditetapkan sampel yang diambil

sebanyak 40 orang.

Berdasarkan hasil analisis data dengan SPSS 15.0 for window, penguji

hipotesis pendapatan secara parsial diperoleh nilai thitung > ttabel (6.805 > 2,042)

atau dengan probabilitas 0,05 > 0,000 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima ini

menyatakan bahwa pendapatan istri berpengaruh terhadap kesejahteraan

keluarga.

Berdasarkan analisis koefisien sederhana diperoleh nilai r 0,741. Berdasarkan

table interpretasi 0,60 – 0,799 maka terdapat hubungan kuat dan positif

dengan perbandingan rhitung lebih besar dari rtabel 0,741 > 0,320 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima.12

11

Adi Sridianto,” Analisis Pendapatan Petani Tomat di Desa Kanreapia, Kecamatan

Tambolo Pao, Kabupaten Gowa”( Skripsi sarjana fskultas ekonom dan bisnis Islam, Universitas Islam

Negri (UIN) Alaudin Makasar, 2016) 12

Heryanti, “Pengaruh Pendapatan Istri Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Keluarga

Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Kampung Kasunyatan, Kecamatan Kasemen

Serang-Banten 2016.)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

30

3. Putri Lepia Canita “Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah

Tangga Petani Pisang Di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran”. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Rata - rata pendapatan rumah

tangga petani pisang di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran

sebesar Rp31.423.829,36/tahun sumber pendapatan berasal dari usahatani

pisang (on farm) sebesar Rp27.300.193,18 (86,88%), dan dari luar usahatani

(non farm) sebesar Rp4.123.636,18 (13,47%), (2) Distribusi pendapatan

rumah tangga petani pisang di Desa Padang Cermin tidak merata. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai Gini Rasio sebesar 0,53 dengan arti bahwa

distribusi pendapatan rumah tangga masih berada pada ketimpangan tinggi,

(3) Rumah tangga petani pisang di Desa Padang Cermin masuk kedalam

golongan nyaris miskin sebesar 15,91 persen, cukup 72,73 persen, dan hidup

layak sebesar 11,36 persen, tidak ada golongan paling miskin, miskin sekali,

dan miskin (Sajogyo, 1997). Berdasarkan kriteria Badan Pusat Statistik (BPS)

2014 rumah tangga petani pisang di Desa Padang Cermin masuk katagori

belum sejahtera sebesar 90,90 persen dan sebanyak 9,10 persen rumah tangga

petani sudah sejahtera.13

13

Putri Lepia Canita “Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga

Petani Pisang Di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran” (Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2017)

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UIN BANTEN

31

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul secara tidak langsung

hipotesis dugaan sementara.14

Hipotesis dlam penelitian ini adalah:

a. Ha: terdapat pengaruh pendapatan terhadap kesejahteraan.

14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011)

64