BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para...

14
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian teori dalam penelitian ini mliputi (1) hakikat matematika (2) model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) (3) hasil belajar. 2.1.1 Hakikat Matematika Matematika merupakan ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, sebab berkembang mulai dari unsur yang tidak didefenisikan, ke usnsur yang didefenisikan, ke postulat/aksioma, ke teorema. Sebagai sebuah struktur ia terdiri dari beberapa komponen yang membentuk sistem yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik. Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa matematika merupakan ilmu statis dengan disipilin yang ketat. Kedua, selama kurun waktu dua dekade terakhir ini, matematika dipandang sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri. Kajian tersebut berkaitan dengan apa matematika itu? bagaimana cara kerja para matematikawan? dan bagaimana mempopulerkan matematika? Ketiga, matematika dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual (Jackson, 1992 : 750)

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori

dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari

penelitian ini. Kajian teori dalam penelitian ini mliputi (1) hakikat matematika (2)

model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) (3) hasil

belajar.

2.1.1 Hakikat Matematika

Matematika merupakan ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, sebab

berkembang mulai dari unsur yang tidak didefenisikan, ke usnsur yang

didefenisikan, ke postulat/aksioma, ke teorema. Sebagai sebuah struktur ia terdiri

dari beberapa komponen yang membentuk sistem yang saling berhubungan dan

terorganisir dengan baik.

Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para

sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum

memandang bahwa matematika merupakan ilmu statis dengan disipilin yang ketat.

Kedua, selama kurun waktu dua dekade terakhir ini, matematika dipandang

sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri. Kajian

tersebut berkaitan dengan apa matematika itu? bagaimana cara kerja para

matematikawan? dan bagaimana mempopulerkan matematika? Ketiga,

matematika dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika, batang tubuh dari

bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu

terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual (Jackson, 1992 : 750)

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

6

Ruseffendi (1989: 23) mengemukakan bahwa:

Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak

didefenisikan,definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana

dalil-dalil setelah dibuktikan kebenaranya berlaku secara umum, karena

itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

Soedjadi (dalam Gatot Muhsetyo, 2008: 12) menyatakan bahwa :

Keabsahan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep,

operasi, dan prinsip. Ciri keabsahan matematika yang tidak sederhana

menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipahami dan akhirnya

banyak siswa yang kurang tertarik. Oleh karena itu, diperlukan model

pembelajaran yang menarik, mudah dipahami siswa, membangkitkan

semangat, dan menantang terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga

siswa menjadi cerdas matematika.

Muhsetyo (2008:26) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika

adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui

kegiatan yang terencana.

Susanto (2013:186) mengemukakan :

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta

dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru untuk

menungkatkan siswa dalam menguasai materi matematika.

Dari beberapa pendapat ahli yang di temukan penulis maka matematika

dapat disimpulkan sebagai ilmu yang mempunyai ide – ide dan hubungan –

hubunga sevara structural sedang fungsinya sebagai cara mempermudah berfikir.

2.2 Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam pembelajaran dalam tutorial.

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang

sangat pebting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah

direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode , strategi, pendekatan,

serta teknik pembelajaran merupakan hal yang peling utama.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

7

Menurut Eggen dan Kauchak ( dalam Wardhani, 2005 ) “model

pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar

yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat

tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kegiatan pembelajaran”.

Mills (dalam Agus Suprijono, 2009:45) berpendapat bahwa “ model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Model

merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh

dari beberapa sistem”.

Menurut Agus Suprijono (2009: 46), “model pembelajaran merupakan

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan

teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi

kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas”.

Menurut Arends (dalam Suprijono, 2009: 46) “model pembelajaran

mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan- tujuan

pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

pengelolaan kelas”.

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran atau merancang aktivitas belajar mengajar secara

sistematis.

2.2.1 Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok setiap siswa yang ada di dalam

kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan

rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompoknya berasal dari ras, budaya,

suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama daklam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan daolam rangka menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

8

Kagan (dalam Hosnan, 2014:235), Mengemukakan bahwa:

“Pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang suskses dimana

tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

berbeda, menggunakan aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman

mereka tentang subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya

belajar apa yang di ajarkan, tetapi juga untuk membantu rekan belajar,

sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama. Siswa bekerja

melalui penugasan sampai anggota kelompok berhasil memahami dan

menyelesaikanya”.

Slavin (dalam Hosnan, 2014: 235) mengemukakan :

“Cooperative learning adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari atas 4 sampai 8 orang, dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen”.

Slavin (dalam Solihatin, dkk, 2008:4). Pendapat lain , sebagaimana yang

dikemukana oleh Suprijono (2009:54), “pembelajaran koopertaif adalah konsep

yang luas, meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang di

pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Menurut Solihatin (2005:4), mengemukakan bahwa:

“Cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajara dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan dtruktur

kelompoknya yang bersifat heterogen”.

Berdasarkan beberapa pengertian cooperatif learning di atas, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa cooperatif learning mengandung pengertian

sebagai sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dua

orang atau lebih, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan

dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

9

2.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang melibatkan

siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama Eggen dan

Kauchak ( dalam Hosnan 1996:279). Dengan bekerja secara kolaboratif untuk

mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan

dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar

sekolah.

Strategi pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaknya tiga tujuan pembelajaran ( Ibrahim, ddk., 2000:78).

a. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas- tugas akademis penting lainnya. Beberapa

ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

konsep- konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa

model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok

bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas- tugas

Akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

dan ketidakmampuannya.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat

penting untuk dimiliki oleh siswa, karena kenyataan yang dihadapi bangsa ini

dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang semakin kompleks, serta

tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

10

2.2.3 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Unsur – unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David

Johnson (dalam Hosnan 2014: 235) untuk mencapai hasil yang maksimal, ada

enam unsur model pembelajaran yang harus diterapkan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan kelompok sangat tergantung pada

usaha setiap anggotanya.

b. Interaksi tatap muka, setiap anggota kelompoknya harus diberikan kesempatan

berdiskusi.

c. Akuntabilitas individual, setiap siswa merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik.

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, hal ini dikarenakan adanya

aspek tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide bukan

mengkritikorangnya, berani mempertahan kan pikiran yang logis, tidak

mendominasi orang lain, mandiri dan bersifat positif.

e. Komunikasi antar anggota, keberhasilan suatu kelompok juga pada kesediaan

para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat

mereka.

f. Evaluasi proses kelompok, untuk mengevaluasi kerja dalam kelompok dan

hasil kerja sama meraka agar selanjutnya bisa bekerja-sama dengan lebih

efektif.

Pembelajaran koopertif yang diajarkan adalah keterampilan-keterampilan

khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti

menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas

anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Jarolelimek & Parker (dalam Isjoni, 2010:24) mengungkapkan tentang

kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran

kooperatif antra lain : a) saling ketergantungan positif, b) adanya pengakuan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

11

dalam merespon perbedaan individu, c) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan

pengelolaan kelas, d) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, e) terjalinnya

hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan gurunya, dan f)

memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yangmenyenangkan.

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu

faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu

sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara

matang,disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2)

agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3) selama kegiatan diskusi

kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang

dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, dan 4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Berdasarkan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif, sebelum

pembelajaran berlangsung sebaiknya guru mempersiapkan pembelajaran secara

matang seperti alat peraga atau yang lainnya, agar pada saat proses belajar

mengajar berlangsung tidak ada hambatan. Pada waktu pembelajaran kooperatif

berlangsung guru sebaiknya membatasi masalah yang dibahas, agar waktu yang

telah ditentukan tidak melebihi batas.

Ketika pembelajaran kooperatif berlangsung guru harus berusaha

menanamkan dan membina sikap berdemokrasi diantara para siswa. Maksudnya

suasana sekolah kelas harus diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat

menumbuhkan kepribadian siswa yang demokratis dan dapat diharapkan suasana

yang terbuka dengan kebiasaan- kebiasaan kerjasama, terutama dalam

memecahkan kesulitan- kesulitan.

Seorang siswa haruslah dapat menerima pendapat siswa lainnya, seperti

siswa satu mengemukakan pendapatnya lalu siswa yang lainnya mendengarkan

dimana letak kesalahan, kekurangan atau kelebihan, kalau ada kekurangannya

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

12

maka perlu ditambah. Penembahan ini harus disetujui oleh semua anggota dan

harus saling menghormati pendapat orang lain.

Pembelajaran kooperatif dapat membuat kemajuan besar para siswa kearah

pengembangan sikap, nilai, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat

berpartisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai dengan

tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai karena tujuan utama pembelajaran

kooperatif adalah untuk memperoleh pengetahuan dari sesama temannya.

Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya. Seorang teman haruslah

memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan

pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain, saling mengoreksi

kesalahan, dan saling membetulkan sama lainnya.

Melalui teknik saling menghargai pendapat orang lain dan saling

membetulkan kesalahan secara bersama mencari jawaban yang tepat dan baik,

dengan cara mencari sumber- sumber informasi dari mana saja seperti buku paket,

buku-buku yang ada diperpustakaan, dan buku-buku penunjang lainnya, dijadikan

pembantu dalam mencari jawaban yang baik dan benar serta memperoleh

pengetahuan tentang pemahaman terhadap materi pelajaran yang diajarkan

semakain luas dan semakin baik.

2.2.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together)

NHT (Numbered Heads Together) adalah suatu model pembelajaran

kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu

secara acak guru memanggil nomor dari siswa Menurut Ahmad Zuhdi 2010:64

(dalam skripsi Intan Putri Utami, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V

SD”).

NHT (Number Heads Together) menurut Trianto (2007 : 62) merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) ini secara tidak

langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

13

cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif

dalam pembelajaran. Tahapan dalam pembelajaran NHT(Numbered Heads

Together) menurut Trianto (2007 : 62).

NHT (Numbered Heads Together) sebagai model pembelajaran pada

dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas dari NHT

adalah guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili

kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih

dahulu siapa yang akan mewakili kelompok. Cara tersebut akan menjamin

keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk

meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

NHT (Numbered Heads Together) atau banyak disebut pula dengan

penomoran, berpikir bersama, atau kepala bernomor merupakan salah satu inovasi

dalam pembelajaran kooperatif. NHT (Numbered Head Together) yang bertujuan

untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam

suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut,

yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan tahun 1993 dalam Trianto.

a. Penomoran: guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5

orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor.

b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya, misalnya

siswa nomor satu bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan

data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor dua

bertugas mencari penyelesaian soal,siswa nomor tiga mencatat dan

melaporkan hasil kerja kelompok.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan

anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

d. Guru bmemanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang di panggil

melaporkan hasil kerja mereka.

Berdasarkan tahapan-tahapan, bisa dibuat langkah-langkah pembelajaran

NHT (Numbered Heads Together) adalah:

a. Pendahuluan

Persiapan,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

14

1) Guru melakukan apersepsi

2) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT (Numbered Heads

Together)

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Guru memberikan motivasi

b. Kegiatan inti

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together)

Tahap pertama :

1) Penomoran: Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4-5

orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1-5.

2) Siswa bergabung dengan anggotanya masing-masing.

Tahap kedua :

Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan berupa tugas untuk

mengerjakan soal-soal.

Tahap ketiga

Berpikir bersama: Siswa berpikir bersama dan menyatukan pendapatnya

terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawaban tersebut.

Tahap keempat

1) Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

untuk seluruh kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan

bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.

2) Guru mengamati hasil yang diperoleh masing- masing kelompok dan

memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik. Guru

memberikan soal latihan sebagai pemantapan terhadap hasil dari pekerjaan

mereka.

c. Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

2) Guru memberikan tugas rumah

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

15

3) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah

diajarkan dan materi selanjutnya.

Adapun kelebihan dan kelemahan NHT (Numbered Heads Together)

menurut Ahmad Zuhdi 2010:65 (dalam Intan Putri Utami) adalah: Kelebihan 1)

Setiap siswa menjadi siap semua, 2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-

sungguh, 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan 1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2)

Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Peran seorang guru sangat diperlukan, sebagai pengawas dan fasilitator.

Guru tidak hanya membiarkan siswanya mengerjakan sendiri namun juga harus

membimbing jalannya diskusi. Agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai.

2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (dalam Sudjana Nana,

2001 : 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu (a) keterampilan dan

kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang

masingmasing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum

sekolah. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.

a) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia Faktor ini dapat

diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis.

Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan. Sedangkan faktor

psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan

belajar.

b) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia Faktor ini

diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia

seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

belajar yang dilakukan oleh siswa. Semakin tinggi proses belajar yang dilakukan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

16

oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar

merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.

2.4 Kajian Hasil - Hasil Penelitian yang Relevan

Juwito melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan hasil

belajar matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa kelas

IV SDN Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang tahun

ajaran 2011/2012. Nilai sebelum perbaikan menunjukan dari 15 siswa hanya 5

siswa tuntas (33%) dan 10 siswa belum tuntas (67%). Setelah tindakan yang

dilakukan dapat dilihat hasil belajar pada siklus I meningkat,dari 15 siswa 10

siswa yang tuntas (67%) dan 5 siswa yang belum tuntas(33%). Hasil belajar pada

siklus II pun meningkat. Dari 15 siswa, 15 siswa tuntas (100%).

Selain itu, Yunia Dwi Ardani melakukan penelitian ini dengan tujuan

untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan NHT

(Numbered Heads Together) kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat mata

pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

Temanggung. Melalui metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

yang akan dilanjutkan oleh peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat pada

ketuntasan pada siklus I dan siklus II peneliti memberikan patokan KKM = 63

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM = 63) dari 33 siswa

sebanyak 17 siswa atau 53,13% tuntas dan sebanyak 15 siswa atau 46,87% belum

tuntas. Siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM=63)

sebanyak 33 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan metode pembelajaran NHT

(Numbered Heads Together) dalam proses belajar dapat meningkatkan keaktifan

siswa yang berdampak meningkatkatnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan analisis dari penelitian yang dilakukan oleh Juwito dan Yunia

Dwi Ardani telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model Numbered Heads Together / NHT. Penulis

memilih dua penelitian tersebut karena sangat relevan untuk penelitian berikutnya

dilingkungan yang berbeda.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

17

2.5 Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa pada mata pelajaran

matematika di upayakan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran harus

di upayakan agar siswa yang semulanya pasif menjadi aktif. Pembelajaran

matematika memiliki tingkat kesulitan tersendiri maka dalam pemilihan model

pembelajaran diupayakan agar mampu menampung perbedaan individual siswa

dan mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. Pembelajaran

kooperatif Number Heads Together (NHT) mampu merubah pembelajaran yang

semulanya pasif dan bosan mengikuti pembelajara matematika sehingga prestasi

belajarnya rendah menjadi pembelajaran yang aktif, penuh perhatian, siswa

senang belajar matematika sehingga pretasi belajar siswa kelas IV SDN Mukiran

03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang meningkat.

Selanjutnya kerangka pikir penggunaan pembelajaran kooperatif Number

Heads Together (NHT) dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA...Menurut Romberg, matematika memiliki tiga sasaran utama. Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksaan administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa

18

2.6 Hipotesis Penelitian

Dari uraian kajian teori dan kerangka berpikir diatas dapat ditarik hipotesis

dalam penelitian adalah Penerapan Model Pembelajaran tipe NHT (Numbered

Heads Together) diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas

IV SDN Mukiran 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 pada materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.