BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung...

26
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas Technology Acceptance Model (TAM) sebagai grand theory, dan teori pembelajaran sebagai supporting theory. Pada bab ini juga dijelaskan tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil, Computer Assisted Test, efisiensi, akuntabilitas pubik, dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya. 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model Pada tahun 1989 Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali dikenalkan oleh Davis. Menurut Davis, tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. Tujuan lain dari TAM adalah untuk menjelaskan dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. TAM merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan pengaruh dari dua faktor, yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan (Davis, dalam Morris dan Dillon, 1997). Dalam Modul SIA; Dunia Akuntansi dan Manajemen (2008), terdapat beberapa indikator kesuksesan penerapan sistem yaitu: tingkat kecepatan, tingkat keamanan, tingkat efisiensi biaya, dan tingkat kualitas hasil. Dalam penelitan ini teori TAM dan TRA mendukung penerapan CAT sebagai sistem baru yang mudah digunakan dan memberikan manfaat terhadap efisiensi yang dirasakan oleh peserta dan efektivitas berupa keyakinan peserta tes CPNS

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas Technology Acceptance Model (TAM) sebagai grand

theory, dan teori pembelajaran sebagai supporting theory. Pada bab ini juga

dijelaskan tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil, Computer Assisted Test,

efisiensi, akuntabilitas pubik, dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Acceptance Model

Pada tahun 1989 Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali

dikenalkan oleh Davis. Menurut Davis, tujuan utama TAM adalah untuk

mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan,

sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. Tujuan lain dari TAM adalah

untuk menjelaskan dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap suatu

teknologi. TAM merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA)

dan memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan pengaruh

dari dua faktor, yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan

(Davis, dalam Morris dan Dillon, 1997). Dalam Modul SIA; Dunia Akuntansi dan

Manajemen (2008), terdapat beberapa indikator kesuksesan penerapan sistem yaitu:

tingkat kecepatan, tingkat keamanan, tingkat efisiensi biaya, dan tingkat kualitas

hasil. Dalam penelitan ini teori TAM dan TRA mendukung penerapan CAT sebagai

sistem baru yang mudah digunakan dan memberikan manfaat terhadap efisiensi

yang dirasakan oleh peserta dan efektivitas berupa keyakinan peserta tes CPNS

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

12

terhadap publikasian hasil pelaksanaan tes CPNS yang cepat, akuntabel, transparan,

serta bebas dari praktik KKN.

2.1.2 Teori Pembelajaran.

Robin (2007) menyatakan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku

yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Dari konsep tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi keika seorang individu berperilaku,

bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan cara yang berbeda

dari caranya berperilaku sebelumnya. Pada tahun 2014, Pemerintah melalui

Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mewajibkan

penggunaan sistem CAT dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun

2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan Calon Pegawai Negeri

Sipil Tahun 2014. Penggunaan sistem CAT sebagai sebuah sistem baru dalam tes

CPNS akan memberikan pengalaman berbeda dari metode atau sistem yang pernah

ada atau diketahui peserta tes yang pernah mengikuti tes CPNS dengan metode

konvensional sebelumnya. Dari penerapan sistem baru ini, peserta tes sebagai

individu akan berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman

dengan cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya. Teori

pembelajaran dalam penelitian ini mendukung persepsi peserta tes CPNS terhadap

keyakinan terhadap akuntabilitas publikasian hasil tes.

2.1.3 Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi

Goodhue dalam Jumaili (2005) mengemukakan bahwa kepercayaan terhadap

teknologi sistem informasi dalam mengevaluasi kinerja individual diperlukan oleh

manajemen untuk memastikan bahwa sistem informasi yang berbasis komputer

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

13

tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan

sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan,

kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan teknologi yang

digunakan. Konstruk evaluasi pemakai diri sendiri merupakan suatu konstruk yang

sangat luas dan evaluasi pemakai merupakan suatu evaluasi atau pengukuran

tentang sikap dan kepercayaan individu terhadap sesuatu, baik barang maupun jasa.

Goodhue mengajukan konstruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk

dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini

dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif)

tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada

sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai

dengan tugasnya. Evaluasi pemakai atas kecocokan tugas teknologi menjadi

penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi.

Goodhue menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk

mencapai kinerja yang lebih baik. Kepercayaan peserta tes CPNS terhadap sistem

CAT sebagai sistem yang bersifat regulatif diterapkan dalam seleksi CPNS 2014

diindikasikan terhadap manfaat efisiensi dan kecepatan, akuntabilitas dan

transparansi hasil tes yang dirasakan oleh peserta.

2.1.4 Efektivitas Penggunaan Sistem

Handoko (1999) mengemukakan bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Yamit

(1998) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

14

gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara kualitas maupun waktu,

orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan. Jumaili (2005)

mengemukakan bahwa secara umum, efektivitas penggunaan atau

pengimplementasian teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat

dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan

menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya

merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi

sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.

Dalam penelitian ini efektivitas terkait dengan penggunaan sistem baru dalam hal

ini sistem CAT bisa memberikan keyakinan bagi peserta tes dalam mewujudkan

mekanisme tes CPNS yang cepat, akuntabel dan transparan serta bebas dari praktik

korupsi, kolusi dan nepotisme.

2.2 Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

2.2.1 Pengertian Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

Sesuai Peraturan Kepala BKN No. 9 tahun 2012 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan

pengadaan CPNS adalah proses kegiatan pengisian formasi yang lowong dimulai

dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan, penetapan kelulusan,

permintaan Nomor Induk Pegawai Negeri Sipil (NIP) sampai dengan pengangkatan

menjadi CPNS. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, pengadaan CPNS dari

pelamar umum dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi untuk mengisi formasi

yang lowong. Pengadaan CPNS harus dilakukan secara obyektif dan transparan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

15

berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan serta tidak membeda-bedakan jenis

kelamin, suku, agama, ras, golongan atau daerah. Dalam upaya mendapatkan

sumber daya PNS yang berkualitas, instansi pusat maupun daerah harus melakukan

Tes Kompetensi Dasar (TKD) bagi semua pelamar. Disamping TKD, instansi

daerah dan pusat dapat melakukan tes kompetensi bidang (TKB) sesuai dengan

kebutuhan jabatan masing-masing instansi.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil

Sesuai Peraturan Kepala BKN No. 9 tahun 2012 tentang pedoman

pelaksanaan pengadaan CPNS, pengadaan CPNS dilakukan berdasarkan prinsip-

prinsip:

1) Obyektif, dalam arti dalam proses pendaftaran, seleksi dan penentuan kelulusan

didasarkan pada persyaratan dan hasil ujian/tes sesuai keadaan sesungguhnya.

2) Transparan, dalam arti proses pelamaran, pendaftaran, pelaksanaan ujian,

pengolahan hasil ujian serta pengumuman hasil kelulusan dilaksanakan secara

terbuka.

3) Kompetitif, dalam arti semua pelamar bersaing secara sehat dan penentuan hasil

seleksi didasarkan pada nilai ambang batas tertentu (passing grade) dan atau

nilai terbaik dari seluruh peserta.

4) Akuntabel, dalam arti seluruh proses pengadaan CPNS dapat

dipertanggungjawabkan kepada stakeholder maupun masyarakat.

5) Bebas KKN, dalam arti seluruh proses pengadaan PNS harus terhindar dari

praktik KKN.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

16

6) Tidak diskriminatif, dalam arti dalam proses pengadaan tidak boleh

membedakan pelamar berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin dan

golongan.

7) Tidak dipungut biaya, dalam arti pelamar tidak dibebankan biaya apapun dalam

proses pengadaan CPNS.

8) Efektif, dalam arti pengadaan CPNS dilakukan dengan kebutuhan organisasi

9) Efisien, dalam arti penyelenggaraan pengadaan CPNS dilakukan dengan biaya

seminimal mungkin.

2.3 Computer Assisted Test (CAT)

2.3.1 Definisi CAT

Dalam BKN (2014), CAT adalah suatu metode ujian dengan alat bantu

komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar

maupun standar kompetensi kepegawaian. Adapun tahapan proses dalam

perancangan grand design sistem CAT meliputi: penelitian dan pengumpulan data

awal, perencanaan, pembuatan prototipe, uji coba, dan perbaikan dan

pengembangan.

Protipe sistem CAT mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Aplikasi dijalankan pada komputer dengan platform windows atau open

source yang berbasis website.

b. Aplikasi menggunakan narasi untuk menjelaskan bahasan yang disajikan

pada layar monitor komputer.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

17

c. Aplikasi disertai video gerakan mouse, sehingga pengguna dapat dengan

mudah menggunakannya.

d. Tutorial disertai teks yang berisi perintah pada layar monitor komputer

agar peserta tes dapat langsung memahami dan tidak menemui kesulitan

dalam mengoperasikannya.

Penggunaan sistem CAT juga dilengkapi Standar Operating Procedure (SOP)

yang bertujuan untuk mengetahui dengan jelas fungsi dan peran dari masing-

masing petugas dan instansi dalam hal ini Badan Kepegawaian Negara dan instansi

yang difasilitasi. Manfaat lain dari SOP ini adalah memperjelas alur tugas,

wewenang dan tanggung jawab dari instansi terkait. Sementara dari fungsinya, SOP

bisa digunakan sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, mengetahui dengan

jelas hambatan-hambatannya dan mempermudah pelacakan serta pedoman dalam

melaksanakan fasilitasi tes dengan menggunakan sistem CAT.

Secara garis besar SOP sistem CAT terbagi menjadi tiga bagian yang tidak

terpisahkan yaitu: persiapan, pelaksanaan dan pasca ujian yang meliputi pengolahan

hasil dan backup database. Tahapan persiapan dapat dibedakan menjadi dua

kegiatan yaitu: (1) persiapan yang terkait dengan sarana prasarana termasuk

persiapan jaringan komputer dan computer client, dan (2) persiapan untuk

pelaksanaan tes yang terkait dengan registrasi peserta tes, skema ujian dan skema

soal berdasarkan instansi yang akan difasilitasi. SOP pada tahapan pelaksanaan

mengatur mekanisme tes dengan sistem CAT yang mencakup verifikasi data

peserta, pelaksanaan ujian per sesi sampai dengan pencetakan laporan per sesi. SOP

pasca ujian meliputi: (1) pengolahan hasil ujian yaitu pencetakan keseluruhan hasil

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

18

ujian berdasarkan instansi dan selanjutnya hasil pengolahan diserahkan ke Panitia

Seleksi Nasional CPNS atau panitia dari instansi dalam bentuk hardcopy dan

softcopy. (2) back up database yang mengatur mekanisme setelah pelaksanaan tes

yang mencakup back up database ujian per instansi ke dalam secondary storage

untuk pengamanan dan memastikan bahwa back up tersebut dapat digunakan

kembali, selanjutnya melakukan uninstall database ujian per instansi di dalam

server. Untuk hasil tes, peserta dapat langsung melihat nilai di layar monitor

masing-masing dan ditampilkan di TV LCD monitor pada saat bersamaan untuk

menjamin transparansi dan obyektivitas hasil seleksi. Selanjutnya hasil tes dicetak

dan diserahkan kepada instansi yang difasilitasi.

2.3.2 Tujuan Penggunaan Sistem CAT

Tujuan penggunaan CAT menurut BKN (2014) adalah:

1) Mempercepat proses pemeriksaan dan laporan hasil ujian. Proses pemeriksaan

dilakukan oleh aplikasi bersamaan saat tes berlangsung, sehingga hasil tes

dapat dipantau secara langsung dalam waktu yang sama dengan

berlangsungnya tes melalui layar TV di ruang yang disiapkan di ruang

monitoring dan ruang tunggu peserta. Hal ini berbeda dengan metode LJK

pemeriksaan dilakukan setelah tes berlangsung (real time), dan hasil tes baru

bisa diketahui paling cepat satu bulan setelah pelaksanaan tes.

2) Menciptakan standarisasi hasil ujian secara nasional. Dengan menggunakan

sistem CAT, hasil ujian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penetapan

standarisasi nilai secara nasional.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

19

3) Menetapkan standar nilai. Dari evaluasi hasil tes dengan menggunakan sistem

CAT, maka kebijakan penentuan standar nilai untuk menentukan kelulusan

bisa ditentukan.

4) Meningkatkan transparansi, obyektivitas, keadilan, akuntabilitas, efisiensi, dan

bebas dari KKN. Dengan menggunakan sistem CAT, hasil tes dapat diketahui

secara real time melalui layar TV yang disiapkan di ruang monitoring dan layar

TV yang disiapkan di ruang tunggu peserta. Pemeriksaan hasil tes juga

dilakukan secara otomatis oleh aplikasi sehingga dapat meningkatkan

obyektivitas dan akuntabilitas hasil tes. Dengan sistem CAT peserta tidak perlu

menggunakan alat tulis seperti metode LJK, peserta juga terhindar dari

kemungkinan rusaknya lembar jawaban dan kesalahan koreksi hasil tes. Peserta

tes hanya memilih jawaban melalui media komputer sehingga tidak

memerlukan alas tulis, pensil dan penghapus.

2.3.3 Manfaat Penggunaan Sistem CAT

Penggunaan sistem CAT menurut BKN (2014) mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1) Komputer menyediakan keseluruhan materi tes. Dalam pelaksanaan tes CPNS

tahun 2014, materi tes meliputi 35 soal Tes Wawasan Kebangsaaan (TWK), 30

soal Tes Intelegensia Umum (TIU) dan 35 soal Tes Karakteristik Pribadi (TKP).

Ketiga materi tes ini sudah disediakan oleh aplikasi CAT sejumlah 120.000 soal.

2) Setiap peserta akan mendapatkan soal yang berbeda-beda dengan tingkat

kesulitan yang sama karena soal akan diacak oleh aplikasi CAT. Dengan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

20

jumlah soal yang cukup dan adanya mekanisme pengacakan soal kepada peserta

dapat mengurangi kemungkinan bocornya soal.

3) Kerahasiaan soal dan akan terjamin. Untuk menjamin kerahasiaan soal, database

dilakukan penyandian (enskripsi) oleh Lembaga Sandi Negara dan hanya bisa

dibuka dengan sandi khusus sesaat sebelum dimulainya ujian.

4) Penilaian dilakukan secara obyektif dan transparan karena tidak memerlukan

lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung

oleh aplikasi CAT.

5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau sisa waktu

yang tersedia melalui layar monitor selama ujian berlangsung. Peserta juga

dapat mengetahui jumlah soal yang sudah atau belum terjawab dengan indikator

warna pada nomor soal di layar monitor masing-masing.

6) Sistem CAT ini didesain semudah mungkin, sehingga peserta tes dipastikan

dapat mengoperasikannya. Peserta tes hanya meng-klik dengan mouse untuk

memilih jawaban yang tampil di layar monitor. Dalam pelaksanaan tes peserta

dapat lebih fokus dalam mengerjakan soal-soal tes, tanpa harus menghabiskan

waktu untuk menulis atau menghitamkan pilihan jawaban seperti pada LJK.

7) Peserta tes dapat langsung melihat hasil tes pada layar monitor komputer sesaat

setelah selesai melaksanakan ujian. Karena pemeriksaan ujian dilakukan oleh

aplikasi bersamaan dengan waktu pelaksanaan tes, hasil ujian dapat diketahui

peserta sesaat setelah ujian selesai pada layar monitor komputer masing-masing.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

21

2.3.4 Landasan Penggunaan CAT

Penggunaan sistem CAT di BKN diresmikan sejak 1 Juni 2009 bertepatan

dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 BKN. Sebagai wujud komitmen BKN

dalam pelaksanaan rekrutmen yang obyektif, akuntabel dan transparan, pada tahun

2009 untuk pertama kalinya BKN menggunakan sistem CAT untuk seleksi CPNS

dengan metode rangking. Sistem passing grade diterapkan BKN untuk tes CPNS

dengan CAT tahun 2010, sebagai dasar hukumnya adalah Peraturan Kepala BKN

No. 9 tahun 2010 tentang mekanisme ujian dan penyaringan CPNS dengan

menggunakan CAT di lingkungan BKN yang waktu itu dilakukan di BKN pusat

dan Kantor Regional II BKN Surabaya (BKN, 2014).

Pada tahun 2013 setelah moratorium CPNS 2011-2012, pengunaan CAT mulai

diperkenalkan secara nasional oleh Kemen PAN-RB dengan dikeluarkannya

kebijakan penggunaan CAT sebagai salah satu opsi dalam tes CPNS tahun 2013.

Sesuai dengan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, target instansi yang menggunakan CAT

ditetapkan sebanyak 18 instansi, namun pada tahun 2013 sebanyak 73 instansi telah

menggunakan CAT. Capaian ini jauh melampui target dan menjadikan CAT BKN

sebagai salah satu quick wins nasional.

Pada tahun 2014, Kemen PAN-RB mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 17

Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan Calon Pegawai

Negeri Sipil Tahun 2014. Dalam peraturan Menteri tersebut pelaksanaan

seleksi/TKD CPNS dilakukan menggunakan CAT yang difasilitasi oleh Badan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

22

Kepegawaian Negara atau menggunakan sistem CAT Uji Kompetensi Guru (UKG)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk koordinasi pengembangan dan perluasan penerapan CAT, Kepala BKN

mengeluarkan Peraturan Kepala BKN No. 5 tahun 2013 tentang struktur organisasi

dan tata kerja BKN. Setelah keluarnya peraturan ini terjadi perubahan nomenklatur

direktorat yang mengembangkan sistem CAT, dari Direktorat Rekrutmen dan

Kinerja Pegawai menjadi Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) PNS.

2.3.5 Prinsip-prinsip Dasar Sistem CAT

Menurut BKN (2014), CAT sebagai salah satu metode yang digunakan dalam

pelaksanaan tes mempunyai prinsip dasar sebagai berikut:

1) Sistem CAT didesain semudah mungkin, sehingga peserta tes dipastikan dapat

mengoperasikannnya, karena hanya cukup mengklik dengan mouse untuk

memilih jawaban yang tampil di layar monitor.

2) Cara mengoperasikan sangat mudah, bahkan bagi pemula sekalipun karena

hanya dengan menggunakan mouse. Dalam SOP pelaksanaan CAT,

penyelenggara wajib memberikan pengarahan dan menayangkan video

petunjuk cara pengoperasian sistem CAT untuk memberi petunjuk penggunaan

sistem CAT.

3) Soal yang ada dalam aplikasi CAT bervariasi namun dengan tingkat kesulitan

yang sama. Masing-masing peserta mendapatkan soal berbeda dengan tingkat

kesulitan yang setara. Soal diacak secara otomatis oleh aplikasi kemudian

didistribusikan ke masing-masing komputer peserta.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

23

4) Pemeriksaan hasil tes langsung dilakukan oleh aplikasi secara otomatis. Nilai

peserta dapat dipantau secara bersamaan melalui ruang monitoring di luar

tempat pelaksanaan tes.

5) Peserta dapat mengetahui nilai yang diperoleh sesaat setelah menyelesaikan

ujian melalui layar monitor masing-masing komputer. Peserta dapat

mengetahui nilai masing-masing sub tes dan nilai total yang langsung tampil di

layar komputer masing-masing sesaat setelah ujian selesai.

2.3.6 Keunggulan Sistem CAT

Penilaian atas keunggulan CAT oleh masyarakat ditulis oleh Fibiona dalam

Eka Adhi (2014), yang menyatakan bahwa rekrutmen dan seleksi melalui sistem

CAT dinilai mampu: (1) menghilangkan KKN; (2) mewujudkan birokrasi yang

bebas dari intervensi politik; (3) menumbuhkan budaya kompetisi; (4) menjadi agen

perubahan. Secara normatif, rekrutmen dan seleksi melalui sistem CAT merupakan

jawaban atas sebagian refleksi yang harus dibenahi dalam sistem rekrutmen CPNS

dalam rangka mengedepankan nilai transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas

untuk mewujudkan clean goverment dan good governance.

Situs www.cpns-indonesia.com pada Agustus 2014 menulis

kelebihan/keunggulan CAT meliputi: (1) Peserta tes dapat mendaftar melalui

intenet; (2) Peserta tes dapat dinilai secara langsung sesuai dengan hasil yang

diperoleh; (3) Komputer menyediakan keseluruhan materi soal; (4) Penilaian

dilakukan secara obyektif; dan (5) Peserta dapat langsung mengetahui nilai yang

diperoleh. Dengan sistem CAT pemerintah sangat terbantu dimana proses

pemerikasan dan pelaporan hasil tes dapat dilakukan dengan cepat. Bagi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

24

pemerintah, sistem CAT dapat meningkatkan efisiensi tenaga maupun biaya,

misalnya saja pemerintah tidak perlu menyiapkan LJK maupun kertas soal. Tentu

hal ini dapat menekan biaya untuk pembelian kertas. Kepala sub Bagian Informasi

Kemen PAN-RB Suwardi dalam http://cpnsindonesia.com (2014) menyatakan

sistem CAT ini dapat menghemat penggunaan kertas kurang lebih 6 ton.

Perbandingan sistem CAT dengan sistem konvensional dirangkum oleh Eka Adhi

(2014) dan disajikan dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1

Karakteristik Perbandingan Pelaksanaan Tes

dengan Sistem CAT dan Sistem Konvensional

No. Karakteristik Sistem CAT Sistem Konvensional Menggunakan LJK

1 Kouta

peserta tes

Tergantung jumlah komputer

yang tersedia di lokasi CAT

Station.

Tergantung kapasitas gedung yang digunakan.

2 Data Peserta Data peserta terintegrasi,

sehingga peserta tidak bisa

mengikuti tes dua

tempat/instansi.

Data kurang terintegrasi, sehingga peserta bisa

ikut tes di dua tempat/dua instansi.

3 Akuntabilita

s dan

transparansi

Data hasil tes dapat langsung

diketahui, sehingga

meminimalisir terjadinya

manipulasi data secara fisik.

Lembar Jawaban Komputer (LJK) rawan

terjadinya proses manipulasi data secara fisik,

harus dikoreksi dahulu, baru diketahui

hasilnya (kurang lebih sebulan setelah tes) .

4 Aksesbilitas Sangat mudah, penggunaan

komputer user friendly.

Mudah, tetapi membutuhkan waktu ya lama

untuk mengisi lembar jawaban.

5 Efektivitas

dan Efisiensi

Proses dilakukan 2 bulan, secara

bertahap. Penggunaan Anggaran

cukup besar di awal

pembangunan fasilitas CAT.

Pada saat pelaksanaan tes lebih

hemat dan hasil bisa langsung

diketahui.

Proses dilakukan 4 bulan hingga tahap

pengumuman. Lembar soal tes menggunakan

Lembar Jawaban Komputer (LJK) dikirim

dari pusat dengan jumlah 2-4 paket dengan

pengawasan ketat. Kurang hemat karena

pengadaan kertas untuk LJK.

6 Partisiasi

masyarakat

Masyarakat dapat mengawasi

secara real time melalui layar

monitor dan website.

Masyarakat tidak bisa mengawasi secara real

time karena hasil ujian tidak ditayangkan

melalui layar monitoring atau website.

Sumber : Bulletin Kepegawaian Kantor Regional I BKN Vol. 8 No.3 (2014).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

25

2.4 Efisiensi

2.4.1 Definisi Efisiensi

Secara terminologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi adalah

ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang

waktu, tenaga, biaya); kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan. Menurut

Darnton (1997 : 201), suatu aktifitas dikatakan relatif lebih efisien dibanding

aktifitas lain yang sama dan sejenis, jika membutuhkan lebih sedikit input atau

memproduksi output lebih banyak untuk mencapai tujuan tertentu. Efisiensi yang

dimaksud disini terdiri dari efisiensi teknis (technical eficiency) yang merefleksikan

kemampuan untuk memaksimalkan output dengan input tertentu dan efisiensi

alokatif (allocative efficiency) yang merefleksikan kemampuan untuk

memanfaatkan input secara optimal dengan tingkat harga yang telah ditetapkan.

Kedua ukuran ini kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan efisiensi

ekonomi. Sehingga efisiensi dapat diinterpretasikan sebagai suatu titik atau tahapan

dimana tujuan dari pelaku ekonomi secara penuh telah dimaksimalkan. efisiensi

mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan

biaya diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud ketika

dengan sumber daya yang ada dapat dicapai output yang maksimal atau ouput

tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya. Efektivitas

berkaitan dengan pencapaian tujuan, sehingga efektivitas dalam sektor publik

terkait dengan tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan dan

kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

26

2.4.2 Efisiensi Tes Seleksi CPNS dengan Menggunakan CAT

Penggunaan sistem CAT diharapkan tidak hanya meningkatkan akuntabilitas

dan transparansi hasil tes, tetapi juga menghasilkan efisiensi penyelenggaraan

seleksi CPNS. Adapun indikatornya adalah perbandingan antara selisih biaya dan

waktu yang diperlukan sebelum penggunaan CAT dengan biaya dan waktu yang

dikeluarkan setelah menggunakan CAT yang dirasakan oleh peserta tes.

Penggunaan sistem CAT bagi peserta juga dapat mengurangi biaya

perlengkapan tes misalnya; pensil, penghapus dan alas tulis untuk mengerjakan

Lembar Jawaban Komputer (LJK). Mekanisme pendaftaran peserta tes CPNS

dengan menggunakan sistem CAT dilakukan secara online dan tidak mensyaratkan

kelengkapan administrasi seperti kartu pencari kerja, surat keterangan catatan

kepolisian, surat keterangan sehat di awal pendaftaran dan peserta harus datang

langsung ke intansi yang dilamar. Bagi peserta dengan penggunaan sistem CAT,

lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk memilih ataupun mengubah pilihan

jawaban pada media komputer jika dibandingkan dengan menggunakan media

jawaban kertas atau lembar jawaban komputer (LJK). Hal ini karena dengan sistem

CAT peserta cukup mengklik jawaban yang dianggap paling tepat pada aplikasi

yang tersedia. Dampak lain penggunaan sistem CAT bagi peserta lebih nyaman dan

lebih fokus mengikuti tes dengan ruang yang sejuk dan terhindar dari resiko LJK

yang cacat atau tidak terbaca oleh komputer.

Bagi instansi penyelenggara, dengan penggunaan CAT terdapat beberapa

komponen biaya tes dengan metode konvensional dapat dieleminir seperti: biaya

penggandaan soal (fotocopy), biaya pemeriksaan hasil tes, biaya sewa ruangan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

27

honor pengawas, dan biaya pengawalan polisi (BKN, 2014). Hal ini akan

berdampak pada pengurangan penggunaan anggaran untuk pelaksanaan tes CPNS.

2.5 Akuntabilitas Publik

2.5.1 Definisi Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-

individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya

publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang

menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen

untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik

dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat. Konsep tentang

Akuntabilitas secara harfiah dalam bahasa inggris biasa disebut dengan

accountability yang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Atau

dalam kata sifat disebut sebagai accountable.

Deklarasi Tokyo mengenai petunjuk akuntabilitas publik menetapkan

pengertian akuntabilitas yakni kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau

penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan

yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut

pertanggungjawaban fiskal, manajerial dan program. Akuntabilitas juga merupakan

instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan

publik. Akuntabilitas secara filosofi timbul karena adanya kekuasaan yang berupa

mandat/amanah yang diberikan kepada seseorang atau pihak tertentu untuk

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

28

menjalankan tugasnya dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dengan

menggunakan sarana pendukung yang ada.

2.5.2 Dimensi Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat

dimensi akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993)

yaitu:

1) Accountability for probity and legality (akuntabilitas kejujuran dan hukum).

Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang diterapkan.

2) Process accountability (akuntabilitas proses). Akuntabilitas proses terkait

dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah

cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi

manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui

pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya.

Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan terhadap akuntabilitas proses,

untuk dapat menghindari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

3) Program accountability (akuntabilitas program). Akuntabilitas program untuk

pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan apakah ada

alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya

minimal.

4) Policy accountability (akuntabilitas kebijakan). Hal ini terkait dengan

pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap

DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

29

2.5.3 Akuntabilitas Publik dalam Penerimaan CPNS

Widhiyanti (2014) menyatakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh

birokrasi publik untuk meminimalisir segala bentuk penyimpangan dalam rangka

proses penerimaan CPNS adalah dengan cara menerapkan merit system. Dimana

merit system ini merupakan suatu model perekrutan yang mana calon yang lulus

seleksi benar-benar didasarkan prestasi, kompetensi, keahlian maupun pengalaman

calon sehingga dengan demikian tipe rekrutmen yang bersifat spoil system (sistem

pemanjaan) yang lebih ditekankan pada hubungan patrimonial dapat dieliminasi.

Dengan menerapkan tipe merit system, calon yang lulus dalam seleksi dijamin

memiliki kualitas yang baik yang dapat mendukung kinerja birokrasi untuk lebih

optimal di masa yang akan datang. Selain itu, untuk mencapai tujuan ini, ada juga

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka melakukan reformasi dalam

tubuh birokrasi, antara lain:

1) Transparansi

Di tengah semakin derasnya arus tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya

tata pemerintahan yang baik, maka prinsip keterbukaan harus ikut mewarnai

mekanisme perekrutan CPNS. Ini dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan

suatu kinerja birokrasi yang bersifat terbuka dan transparan dalam

menyampaikan informasi dan data yang akurat kepada masyarakat tentang

mekanisme seleksi mulai dari masa pendaftaran hingga pengumuman hasil

ujian sehingga dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian yang

lebih obyektif dan rasional terhadap kinerja birokrasi.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

30

2) Akuntabilitas publik

Mengingat seleksi penerimaan CPNS berkaitan erat dengan kepentingan

masyarakat luas, maka adalah wajar jika seluruh tindakan, perilaku dan

aktivitas serta segala kebijakan dalam birokrasi harus pula

dipertanggungjawabkan kepada publik. Sebaliknya, masyarakat harus lebih

proaktif untuk bertindak dalam melakukan kontrol terhadap birokrasi sehingga

seluruh tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh para birokrat baik yang

bersifat administratif maupun fungsional senantiasa diorientasikan pada

komitmen dan keberpihakan bagi kepentingan publik.

3) Pelayanan yang profesional

Kualitas pelayanan birokrasi kepada masyarakat sangat dipengaruhi berbagai

faktor seperti: kualitas kepemimpinan dalam birokrasi, prosedur pelayanan

sifatnya harus efisien, sederhana, mudah dijangkau di semua lapisan

masyarakat, tepat, jelas dan aman. Di samping itu, untuk lebih mengoptimalkan

pelayanannya kepada publik, khususnya dalam kaitannya dengan proses

rekrutmen CPNS, maka posisi birokrasi harus netral sebagai mesin

pemerintahan yang melaksanakan tugas-tugas administrasi dan operasional

secara proporsional, rasional, obyektif. Hal ini sangat penting untuk dilakukan

sebagai upaya untuk mencegah birokrasi menjadi arena pertarungan dari

berbagai bentuk intervensi dan konflik kepentingan di antara individu atau

kelompok yang pada akhirnya menjadikan birokrasi tidak dapat bekerja secara

sehat, efektif, profesional dan mandiri.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

31

2.5.4 Publikasian Hasil Tes

Publikasi hasil tes CPNS dengan metode CAT meliputi publikasi hasil secara

langsung bersamaan dengan waktu pelaksanan tes (realtime) melalui layar monitor

yang disediakan di ruang monitoring dan ruang tunggu peserta. Selanjutnya

publikasi hasil yang diterima oleh peserta pada layar monitor masing-masing

komputer peserta. Selain itu, publikasi hasil tes juga dilakukan dengan media papan

pengumuman yang disediakan oleh panitia penyelenggara. Hasil tes per sesi dan per

hari diumumkan sesaat setelah tes berlangsung. Dalam SOP pelaksanaan tes dengan

menggunakan sistem CAT pada Kantor Regional X BKN Denpasar, waktu paling

lama ditetapkan 15 menit setelah tes berlangsung hasil tes peserta sudah harus

ditempelkan pada papan pengumuman.

Publikasi hasil meliputi hasil tes masing-masing peserta yang memuat nilai

masing-masing sub tes meliputi: tes wawasan kebangsaaan (TWK), tes intelegensi

umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP). Publikasi hasil tes menampilkan

urutan total nilai peserta dengan jumlah nilai tertinggi sampai dengan terendah yang

mengikuti tes pada sesi tersebut. Pada akhir pelaksanaan tes aplikasi juga bisa

memuat laporan urutan keseluruhan peserta dari keseluruhan sesi yang

dipublikasikan melalui papan pengumuman.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29

tahun 2014 tentang ambang batas/passing grade kelulusan ditetapkan masing-

masing; 70 untuk TWK, 75 untuk TIU dan 126 untuk TKP. Peserta tes CPNS harus

memenuhi ambang batas minimal ketiga materi sub tes tersebut yang selanjutnya

dirangking. Peserta dinyatakan lulus adalah peserta yang memenuhi nilai ambang

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

32

batas minimal kelulusan dengan urutan/rangking terbaik sesuai dengan lamaran dan

formasi yang tersedia.

2.6 Seleksi CPNS Daerah Kabupaten Jembrana dan Karangasem

Pada tahun 2014 Kabupaten Jembrana dan Karangasem mendapat formasi dan

melaksanakan tes seleksi penerimaan CPNS. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan CPNS

Tahun 2014, pelaksanaan seleksi/TKD CPNS diwajibkan menggunakan CAT yang

difasilitasi oleh Badan Kepegawaian Negara atau menggunakan sistem CAT Uji

Kompetensi Guru (UKG) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada

pelaksanaan tes CPNS tahun 2014, kedua Kabupaten ini untuk pertama kalinya

memilih menggunakan sistem CAT BKN.

Pelaksanaan tes CPNS dengan menggunakan CAT ini merupakan sesuatu yang

baru bagi kedua pemerintah daerah ini, karena pada pelaksaaan tes pada tahun

sebeumnya menggunakan LJK. Mengingat pembangunan infrastruktur CAT tidak

bisa dilakukan dalam waktu singkat, kedua pemerintah daerah tersebut

memutuskan menggunakan Stasiun CAT yang ada di Kantor Regional X BKN

Denpasar. Jadwal pelaksanaan diatur bersama-sama oleh Pemerintah Daerah dan

Kantor Regional X BKN Denpasar.

Dalam tes CPNS tahun 2014, Kabupaten Jembrana dan Karangasem ini

memutuskan hanya melaksanakan TKD tanpa dilanjutkan dengan Tes Kompetensi

Bidang (TKB). Dengan demikian kelulusan tes CPNS hanya ditentukan dengan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

33

TKD yang meliputi tes wawasan kebangsaaan (TWK), Tes Intelegensi Umum

(TIU) dan Tes Karakateristik Pribadi (TKP) yang difasilitasi dengan menggunakan

sistem CAT BKN.

Sesuai dengan ketentuan kelulusan, Peserta tes CPNS harus memenuhi ambang

batas minimal ketiga materi sub tes tersebut (TWK, TIU dan TKP) yang

selanjutnya dirangking. Peserta yang lulus adalah peserta yang memenuhi nilai

ambang batas minimal kelulusan dengan urutan/rangking terbaik sesuai dengan

lamaran dan formasi yang tersedia.

2.7 Hasil Penelitian Sebelumnya

Jumaili (2005) meneliti kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru

dalam evaluasi kinerja individu. Penelitian ini menggunakan sebagian model yang

digunakan oleh Goodhue (1995) dan Irwansyah (2003) berkaitan dengan

pengunaan teknologi sistem informasi baru sebagai variabel independen dan

menambah variabel baru yaitu kepercayaan terhadap sistem informasi baru. Tujuan

penelitian ini untuk melihat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap

kinerja individu pemakai sistem informasi baru sebagai model sebelumnya

(Goodhue, 1995) dan melihat hubungan kepercayaan terhadap teknologi sistem

informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa pengaruh kepercayaan terhadap sistem informasi baru dan

teknlogi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan

hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi

baru makin meningkatkan kinerja individu pemakai.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

34

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sari (2009) yang meneliti efektivitas

penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi

terhadap kinerja individual pada pasar swalayan di Kota Denpasar. Hasil penelitian

ini, efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki

pengaruh yang positif terhadap kinerja individual. Kepercayaan terhadap teknologi

sistem informasi secara signifikan juga berpengaruh positif terhadap kinerja

individual. Sementara efektivitas dan kepercayaan terhadap teknologi sistem

informasi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja

indvidual.

Penelitian mengenai efektivitas penerapan CAT dalam seleksi CPNS berbasis

Kompetensi di BKN yang dilakukan oleh Hardiyanthi (2011). Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan penerapan CAT dalam seleksi CPNS berbasis

kompetensi di BKN efektif, namun masih terdapat beberapa kendala dalam

terciptanya standarisasi hasil ujian secara nasional, terciptanya standar nilai, dan

terselenggaranya standar nilai yang dilakukan oleh organisasi melalui evaluasi

kinerja secara tertulis.

Bhaswari (2013) meneliti mengenai Pelaksanaan Sistem Computer Assisted

Test (CAT) Dalam Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2013

(Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa

Timur). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa

pelaksanaan sistem CAT dalam penerimaan CPNS tahun 2013 di BKD Kabupaten

Sidoarjo, dan mengetahui faktor pendukung juga faktor penghambat, terhadap

penggunaan sistem CAT dalam penerimaan CPNS. Dalam penelitian ini, metode

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

35

penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data dari hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sistem CAT yang diterapkan oleh BKD Kabupaten Sidoarjo masih perlu adanya

perbaikan seperti ketersediaan anggaran yang masih terbatas, waktu yang kurang

efisien, dan struktur panitia yang masih gemuk.

Wulandari (2013) meneliti Implementasi metode Computer Assisted Test

(CAT) dalam Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional II Badan

Kepegawaian Negara Suarabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif. Fokus dari penelitian ini yaitu “delapan elemen sukses”

(political environment, leadership, planning, stakeholders, transparency/visibility,

budgets, technology dan innovation). Sumber data dalam penelitian ini adalah

sumber data primer dan sekunder. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu model interaktif Miles Huberman yang terdiri dari reduksi,

penyajian dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

implementasi sistem CAT di Kantor Regional II BKN Surabaya sudah berjalan

dengan baik meskipun menemui beberapa kendala. Hal tersebut dapat diketahui

melalui implementasi elemen political environment yang bertipe Top Down

Projects (TDP), elemen leadership yang bertanggung jawab penuh dalam

pelaksanaan sistem CAT hingga berjalan dengan baik, elemen planning yang sudah

terealisasikan dengan baik, elemen stakeholders yang memiliki kerja sama dan

komunikasi yang baik, elemen transparency/visibility yang mampu diwujudkan

melalui sistem CAT mulai dari soal-soal setiap peserta yang mempunyai tingkat

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA...lembar soal dan lembar jawaban (LJK) dan pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT. 5) Manajemen waktu peserta lebih baik. Peserta ujian dapat memantau

36

kerahasian yang tinggi dan hasil score yang diperoleh langsung dapat dilihat setelah

tes, dan passing grade yang digunakan sebagai standarisasi nilai, elemen budget

yang dapat menunjukkan efisiensi di setiap tahunnya karena cukup dengan

perawatan pada komputer, elemen teknologi yang dikatakan canggih dari sistem

sebelumnya, dan elemen innovation dapat dilihat dari kreatifan digagasnya sistem

CAT.

Penelitian ini mencoba mengkombinasikan beberapa penelitian sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan sistem baru dalam hal ini

sistem CAT terhadap efisiensi biaya dan pengaruh penggunaan sistem CAT

terhadap keyakinan peserta akan akuntabilitas publikasian hasil tes. Penelitian

mengenai penggunaan sistem CAT sebelumnya masih bersifat deskriptif, sementara

penelitian ini dirancang melihat korelasi penerapan sistem CAT terhadap efisiensi

biaya dan akuntabilitas publikasian hasil yang dirasakan oleh peserta tes CPNS.

Lokasi, waktu, dan lingkup penelitian ini juga berbeda dengan penelitian terdahulu.