BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

22
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya, sedangkan menurut Lestari (2013:1) bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat 2011:152) Terdapat beberapa pengertian tentang bahan ajar yang dikemukakan oleh para ahli. Bahan ajar berasal dari dua kata yakni bahan atau material dan mengajar atau teaching. Bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar mencakup tentang pengetahuan yang terangkum kedalam materi pembelajaran yang ada pada bahan ajar tersebut. Bahan ajar dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan pendidik maupun peserta didik. Penjelasan di atas mengemukakan bahwa peran seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan

materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala

kompleksitasnya, sedangkan menurut Lestari (2013:1) bahan ajar haruslah

dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru

untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi

pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata

pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat

2011:152)

Terdapat beberapa pengertian tentang bahan ajar yang dikemukakan oleh para

ahli. Bahan ajar berasal dari dua kata yakni bahan atau material dan mengajar atau

teaching. Bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan berupa

seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk

membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar mencakup tentang pengetahuan

yang terangkum kedalam materi pembelajaran yang ada pada bahan ajar tersebut.

Bahan ajar dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan pendidik maupun peserta didik.

Penjelasan di atas mengemukakan bahwa peran seorang guru dalam

merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

15

proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga

diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang

memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai

kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam

mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah

ditentukan sebelumnya.

a. Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan melihat berbagai macam tujuan yang ingin

dicapai didalam kurikulum yang sedang digunakan yang selanjutnya

terealisasikan melalui pembelajaran didalam kelas. Menurut Majid (2005:15),

bahan ajar disusun dengan memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan

tersebut adalah sebagai berikut:

1.) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.

2.) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.

3.) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4.) Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.

Terdapat beberapa pendapat mengenai tujuan-tujuan disusunnya bahan ajar.

Secara umum tujuan bahan ajar itu disusun untuk:

1.) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

2.) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3.) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

16

b. Ruang Lingkup Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun non-cetak.

Menurut Ali (2011:20) bahan ajar dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yakni:

1.) Bahan ajar pandang (Visual)Terdiri dari bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerjasiswa, brosur, leaflet, wallchart, booklet, foto atau gambar, dan bahan ajar non-cetakseperti model atau market.

2.) Bahan ajar dengar (Audio)Yang termasuk kedalam bahan ajar audio ini adalah kaset, radio, piringan hitam, dancompact disk audio.

3.) Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual)Yang termasuk kedalam bahan ajar ini yakni, Compact Disk dan film.

4.) Bahan ajar multimedia interaktifTerdiri dari CAI (Computer Assisted Interactive) dan bahan ajar web (web basedlearning materials).

Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur,dan lembar kerja siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahanajar, yakni:

1.) HandoutHandout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketikamengikuti kegiatan pembelajaran. Handout juga diartikan sebagai bahan tertulisyang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dari beberapa literaturyang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa.Saat ini handout dapat diperoleh melalui internet atau menyadur dari berbagai bukudan sumber lainnya.

2.) BukuBuku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasilanalisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun denganmenggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku,dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalamiilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

3.) ModulModul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajarsecara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harusberisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran,informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadapevaluasi. Modul yang diberikan kepada siswa dapat bermanfaat agar siswa mampubelajar secara mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.

4.) Lembar Kerja SiswaLembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupasehingga siswa diharapkan mendapat materi ajar tersebut secara mandiri. LembarKerja Siswa dapat digunakan oleh siswa, sehingga siswa akan mendapat materi,ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapatmenemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan danpada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan denganmateri tersebut.

5.) Buku AjarBuku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan diperguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertianmoderen yang umum dipahami.

6.) Buku TeksBuku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studitertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidangitu. Buku teks dibuat dengan maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

17

dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami olehpara pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjangsuatu program pengajaran.

Secara umum, menurut Lestari (2011: 79) buku dibedakan menjadi empat

jenis, yakni:

1.) Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untukkajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

2.) Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnyacerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

3.) Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalammelaksanakan proses pengajaran.

4.) Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajarandan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.

Bahan ajar non-cetak meliputi bahan ajar dengar hitam, dan compact disc

audio. Bahan ajar pandang dengar video compact disc dan film. Bahan ajar

multimedia interaktif, material pembelajaran interaktif, dan bahan ajar web.

c. Karakteristik Bahan Ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun

perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan

ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk

mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya.

Menurut Lestari (2008: 49), sesuai dengan penulisan yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional Tahun 2003 bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self

instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.

1.) Self Instructional

Ketergantungan kepada orang lainharus dikurangi atau malah dihilangkan

ketika sesorang peserta didik menggunakan bahan ajar tersebut. Peserta didik

mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan, inilah

yang dimaksud dengan self instructional. Hal ini sesuai dengan tujuan bahan ajar,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

18

yaitu agar peserta didik mampu belajar secara mandiri. Untuk memenuhi karakter

self instructional, maka didalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan

dengan jelas, baik tujuan akhir ataupun tujuan antaranya. Selain itu, dengan bahan

ajar tersebut akan memudahkan peserta didik belajar secara tuntas dengan

memberikan materi pembelajaran yang dikemas kedalam unit-unit atau kegiatan

yang lebih spesifik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang

mampu membuat peserta didik untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan

dalam proses pembelajaran adalah:

a.) Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka

mendukung pemaparan materi pembelajaran.

b.) Memberikan kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik

atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan

memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.

c.) Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan siswa.

d.) Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan yang lebih penting adalah

bahasa tersebut harus komunikatif karena peserta didik hanya berhadapan

dengan buku ketika mereka belajar mandiri.

e.) Memberikan rangkuman materi pembelajaran, untuk membantu peserta didik

membuat sebuah catatan-catatan selama mereka belajar mandiri.

f.) Mendorong peserta didik untuk melakukan self assessment dengan

memberikan instrumen penilaian atau assessment.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

19

g.) Terdapat instrument yang dapat digunakan menetapkan tingkat penguasaan

materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya.

h.) Tersedia informasi tentang rujukan atau pengayaan atau referensi yang

mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.

2.) Self Contained

Self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu kompetensi atau

subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.

Tujuan konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik untuk

mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas kedalam

satu kesatuan yang utuh. Pembagian atau pemisahan materi dari satu kompetensi

atau subkompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan

keleluasaan kompetensi atau subkompetensi yang harus dikuasai oleh peserta

didik. Sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu

buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

3.) Stand Alone (Berdiri Sendiri)

Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan

bahan ajar lain. Peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari

atau mengerjakan tugas pada bahan ajar tersebut. Jika peserta didik masih

menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain bahan ajar yang

digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai bahan ajar yang

berdiri sendiri. Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa

bergantung dengan bahan ajar lain.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

20

4.) Adaptif

Bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika bahan ajar tersebut

dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fleksibel

digunakan diberbagai tempat, serta isi materi pembelajaran dan perangkat

lunaknya dapat digunakan sampai kurun waktu tertentu. Bahan ajar harus memuat

materi-materi yang sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait

perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.

5.) User Friendly

Bahan ajar hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat

atau akrab dengan pemakaiannya. Setiap intruksi dan paparan informasi yang

tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.

Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah

yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Menghasilkan bahan ajar ang mampu memerankan fungsi dan perannya

dalam pembelajaran yang efektif, bahan ajar perlu dirancang dan dikembangkan

dengan mengikuti kaidah-kaidah elemen yang mensyaratkannya. Elemen-elemen

yang harus dipenuhi dalam menyusun bahan ajar, antara lain konsistensi, format,

dan organisasi, spasi atau halaman kosong. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk

memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.

a.) Konsistensi

Konsistensi harus dipenuhi dalam hal bentuk dan huruf dari setiap halaman.

Disarankan untuk tidak menggunakan terlalu banyak variasi dalam bentuk dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

21

ukuran huruf. Kerapian dalam setiap halaman terlihat pada jarak spasi yag

konsisten, misalnya antar judul dengan isi (baris pertama), atau judul dengan sub-

judul, dan sub-judul dengan isi sub-judul, dan seterusnya.

Konsistensi dalam pemakaian spasi akan membuat pembaca lebih terarah,

membaca isi dari judul atau isi dari sub-judul, dan sebagainya. Selain konsisten

tentang bentuk huruf, ukuran, dan spasi sebuah bahan ajar hendaknya konsisten

juga dalam menetapkan batas (margin) dari pengetikan. Pemilihan bentuk huruf

dan ukuran huruf hendaknya mempertimbangkan kemudahan bagi peserta didik

untuk membacanya sesuai dengan karakteristik pembaca atau peserta didik. Hal

ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik terhadap bahan ajar tersebut.

b.) Format

Konsistensi diharapkan juga menggunakan format yang sesuai, baik format

kolom (bentuk kolom tunggal atau bentuk loran atau multi kolom) dan juga

format paragraf yang sesuai.

c.) Organisasi

Bahan ajar yang terorganisasi dengan baik akan memudahkan dan

meningkatkan semangat peserta didik untuk membaca atau belajar menggunakan

bahan ajar tersebut. Materi pembelajaran harus terorganisasi dengan baik, dalam

arti membuat materi pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar tersusun secara

sistematis. Secara umum pengorganisasian antara isi materi dan ilustrasinya

(misalkan gambar, foto, peta, dan lainnya), antara paragraf yang satu dengan

lainnya, antara judul dengan sub-judul beserta uraiannya, ditujukan bagi

kemudahan peserta didik dalam memanfaatkan bahan ajar tersebut untuk dapat

belajar secara mandiri.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

22

d.) Perwajahan

Daya tarik peserta didik terhadap bahan ajar kadang-kadang lebih banyak

dari bagian sampul, sehingga diharapkan bagian sampul diberikan gambar,

kombinasi warna, dan ukuran huruf yang serasi. Apabila peserta didik sudah

mulai membaca atau menggunakan bahan ajar tersebut, maka untuk

mempertahankan ketertarikan atau untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik, perlu diberikan gambar atau ilustrasi bahkan bahan ajar yang berupa buku

dapat dilengkapi dengan bahan multimedia (misalkan CD dan lainnya) sebagai

bahan komplemen dari bahan ajar yang diberikan.

Selain itu, dalam bahan ajar juga dapat diberikan tugas dan latihan yang

dikemas sehingga peserta didik tidak merasa bosan menggunakan bahan ajar

tersebut. Bahan ajar diberikan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri,

untuk itu dalam bahan ajar diharapkan adanya sebuah spasi kosong atau halaman

kosong. Halaman kosong ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk mencatat

hal-hal penting yang didapatkan ketika menggunakan bahan ajar, juga dapat

digunakan oleh peserta didik untuk beristirahat dalam proses belajar. Penempatan

halaman kosong harus diberikan secara proporsional.

d. Konsep Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan, agar

nantinya bahan ajar yang disusun dapat menjadi bahan ajar yang tepat guna.

Menurut (Widodo dan Jasmadi 2008:6) bahan ajar harus dikembangkan sesuai

dengan kaidah-kaidah pengembangan bahan ajar. Rambu-rambu yang harus

dipatuhi dalam pembuatan bahan ajar adalah:

1.) Bahan ajar harus disesuaikan dengan peserta didik yang sedang mengikuti prosesbelajar mengajar.

2.) Bahan ajar dharapkan mampu mengubah tingkah laku peserta didik.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

23

3.) Bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan dan karakteristikdiri.

4.) Program belajar mengajar yang akan dilangsungkan.5.) Didalam bahan ajar telah mencakup tujuan tujuan kegiatan pembelajaran yang

spesifik.6.) Guna mendukung ketercapain tujuan, bahan ajar harus memuat materi pembelajaran

secara rinci, baik untuk kegiatan dan latihan.7.) Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur tingkat

keberhasilan peserta didik.

Pembuatan bahan ajar berupa modul ajar harus bertujuan untuk memperjelas

dan mempermudah penyajian agar tidak bersifat sangat verbal. Modul juga harus

mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera , baik siswa atau

peserta didik, maupun bagi pendidik itu sendiri. Pemakaian modul ajar harus

dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, misalnya meningkatkan motivasi dan

semangat belajar peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya. Bahan

ajar juga diharapkan membuat peserta didik mampu mengukur atau mengevaluasi

sendiri hasil belajarnya.

Proses penyusunan materi pembelajaran dalam penulisan bahan ajar, harus

disusun secara sistematis sehingga bahan ajar tersebut dapat menambah

pengetahuan dan kompetensi peserta didik secara baik dan efektif. Penulisan

bahan ajar merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang dikemas

secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai

kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan bahan ajar mengacu pada

kompetensi yang terdapat dalam Rencana Kegiatan Belajar-Mengajar, atau garis-

garis besar program pendidikan dan pelatihan, atau unit kompetensi yang

dibutuhkan di dunia kerja yang telah dikembangkan.

Pengembangan bahan ajar bagi peserta didik mencakup pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

24

Sangat disarankan agar satu kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu bahan

ajar. Akan tetapi, mengingat karakteristik khusus, keluasan, dan komplektisitas

kompetensi, dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi lebih dari

satu bahan ajar.

2. Booklet

Booklet adalah sebuah buku kecil yang memiliki paling sedikit lima halaman

tetapi tidak lebih dari empat puluh delapan halaman di luar hitungan sampul

(Satmoko, 2006:2). Booklet berisikan informasi-informasi penting. Isi booklet

harus jelas, tegas, mudah dimengerti dan akan lebih menarik jika booklet tersebut

disertai dengan gambar. Booklet memiliki bentuk yang beragam dan yang tidak

terlalu besar. Sehingga dapat dikatakan booklet merupakan bahan ajar yang

minimalis dan menarik untuk digunakan didalam pembelajaran. Booklet sebagai

alat bantu, sarana, dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan

harus menyesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan. Booklet berisikan

informasi-informasi penting, suatu booklet isinya harus jelas, tegas, mudah

dimengerti dan akan lebih menarik jika booklet tersebut disertai dengan gambar.

Sedangkan menurut Holmes, booklet memuat lembaran-lembaran paling banyak

20 halaman dengan ukuran 20x30 cm yang dijilid dalam satu satuan, dengan

berbagai visual yakni: huruf, foto, gambar garis atau lukisan (Mintarti, 2001:24).

a. Tujuan Booklet

Booklet adalah sebuah buku kecil yang banyak digunakan didalam dunia

industri dan perusahaan. Terutama digunakan untuk mewakili perusahaan dan

rincian produk. Booklet juga ibaratnya sebuah utusan yang membawa pesan

penting. Penampilan dan desain booklet mewakili gambaran sebuah perusahaan.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

25

Booklet adalah solusi ideal untuk meningkatkan bisnis yang ada pada sebuah

perusahaan. Booklet menjelaskan segala sesuatu tentang produk dengan bantuan

gambar. Sebuah booklet yang mempunyai desain dan kualitas yang baik selalu

menjadi titik untuk menarik perhatian sejumlah besar klien dalam bidang, profesi

atau dalam Industri apapun.

Booklet tidak hanya digunakan didalam bidang perusahaan saja. Pada

bidang kesehatan booklet sering digunakan sebagai media yang berisikan tentang

obat-obat, cara menyembuhkan penyakit, manfaat obat toga dan lain sebagainya.

Di dalam bidang kesehatan booklet digunakan untuk memudahkan dalam

memberikan informasi terkait kesehatan.

Bidang pendidikan juga merupakan salah satu bidang yang dapat

memanfaatkan booklet sebagai bahan ajar. Booklet sangat jarang digunakan

didalam dunia pendidikan. Tujuan dari penggunaan booklet tersebut seperti media

yang berbentuk bahan ajar yang dapat memudahkan guru untuk menyampaikan

materi pembelajaran kepada siswa. Tujuan lainnya yakni sebagai bahan ajar yang

digunakan sekolah untuk memperkenalkan Sekolah kepala khalayak umum, yang

berisikan tentang identitas Sekolah dan lain sebagainya.

b. Penyusunan Booklet

Penyusunan Booklet menurut Prastowo (2014:380) dalam menyusun sebuah

booklet sebagai bahan ajar, booklet setidaknya mencangkup sebagai berikut:

1.) Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya

materi.

2.) KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

26

3.) Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik memperhatikan

penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman

pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak

terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7

kalimat.

4.) Dalam booklet terdapat lebih banyak gambar dari pada teks, sehingga tidak

terkesan monoton.

5.) Gambar ditampilkan secara nyata yaitu gambar-gambar yang sudah dikenal

oleh peserta didik.

6.) Isi disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik.

7.) Mudah dibawa kemana saja dan dibaca kapan saja, dimana saja.

8.) Memuat informasi yang lengkap, walau tidak rinci dan berurutan.

Menurut Mintarti (2001:26), booklet sebagai media pembelajaran telah

berhasil meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran dalam bidang tertentu.

Booklet yang secara efektif mampu mengubah perilaku khalayak sasaran bukan

sembarang booklet. Semakin tinggi kamampuan booklet untuk merangsang

terjadinya proses belajar pada diri khalayak sasaran melalui panca inderanya dan

merubah perilakunya maka semakin efektif booklet tersebut. Booklet memuat

berbagai lambang visual, huruf, gambar, kalimat dan sebagainya, sehingga

efektivitas booklet dapat ditingkatkan dengan merekayasa lambang-lambang

visual yang ada. Berbagai rekayasa booklet antara lain mengatur komposisi

warna, tampilan gambar, besar dan jenis huruf, ketebalan dan jenis kertas.

Booklet umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

karena Booklet memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

27

sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang

menghendakinya.

3. Komik

Buku pelajaran sekarang ini lebih banyak berupa textbook, meskipun sudah

ada variasi penambahan ilustrasi tetapi belum memberikan pengaruh yang cukup

terhadap peningkatan minat baca siswa. Inovasi yang banyak digunakan saat ini

seperti penggunaan komik pada buku yang digunakan dalam pembelajaran.

Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata “comic” yang kurang

lebih secara semantik berarti lucu, lelucon atau kata komikos dari kata komos

revel bahasa yunani (Gumelar 2011:2).. Berdasarkan sifatnya media komik

pembelajaran mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah untuk dipahami oleh siswa

(Novianti, 2010). Pembelajaran dengan media komik bergambar mengharapkan

dapat meningkatkan minat peserta didik untuk lebih memahami materi.

Penggunaan komik dalam proses pembelajaran dapat merangsang motivasi dan

ketertarikan siswa terhadap suatu pokok bahasan yang dianggap sulit untuk

dimengerti, merangsang aktivitas diskusi, membangun pemahamanan dan

memperpanjang daya ingat (Beard dkk, 2002).

Para ahli memiliki pendapat yang beragam terkait pengertian komik.

Menurut (Sudjana dan Rivai,2013:64) komik dapat didefinisikan sebagai suatu

bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam

urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan

hiburan kepada para pembaca. Menurut Rohani (dalam Novianti & Syaichudin,

2010), komik dalam arti luas atau arti umum yakni serangkaian gambar (kartun)

yang mengungkapkan suatu karakter melali cerita dalam urutan yang erat serta

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

28

dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Meurut McCloud dalam

(Gumelar, 2011:6), mengemukakan komik adalah gambar yang berjajar dalam

urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau

menghasilkan respon estetik dari pembaca. Berdasarkan beberapa definisi komik

diatas maka dapat diketahui bahwa komik adalah gambar berjajar yang berbentuk

majalah, surat kabar, atau berbentuk buku bersifat menghibur untuk

menyampaikan informasi kepada pembaca.

a. Jenis-jenis Komik

Komik memiliki berbagai macam jenis dalam tampilan maupun

penyampaiannya. Adapun jenis-jenis komik menurut Trimo dalam (Laksmi,

2009:4), yaitu :

1.) Komik StripKomik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkaikolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya.

2.) Buku KomikBuku komik adalah komik yang berbentuk buku. Di Indonesia buku komikumumnya hanya memuat satu judul saja, sedangkan di Jepang beredar dalam formatsatu buku yang terdiri dari beberapa judul komik. Komik jenis ini juga dikenaldengan sebutan comic magazine.

Jenis-jenis komik juga dapat dilihat dari golongon pembaca komik itu

sendiri. Menurut Gumelar (2011:54-55) terdapat tiga kelompok jenis komik

berdasarkan segmentasi usianya, yaitu:

1.)Children story, segmen pembaca untuk usia prasekolah, TK, SD, dan sederajat,

atau untuk kategori semua umur.

2.)Teen story, segmen pembaca untuk anak-anak remaja, seperti SMP, SMA,

mahasiswa, dan yang sederajat.

3.)Adult story, segmen pembaca untuk dewasa

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

29

b. Kelebihan dan Kekurangan Komik

Sebagai salah satu media visual, komik tentunya memiliki kelebihan

tersendiri, jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan media

komik dalam kegiatan belajar mengajar menurut Trimo dalam Laksmi (2009:4),

adalah :

1.) Komik menambah pembendaharaan kosa kata pembacanya.

2.) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.

3.) Mengembangkan minat baca anak.

4.) Seluruh jalan cerita komik menuju satu hal yaitu kebaikan atau pelajaran yang

lain.

Selain memiliki kelebihan, komik juga memiliki kekurangan. Adapun

kekurangan komik Menurut Trimo dalam Laksmi (2009:4), antara lain:

1.) Kemudahan orang membaca komik, membuat orang malas membaca sehinggamenyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar atau yangisinya tulisan panjang saja.

2.) Ditinjau dari segi bahasa komik yang banyak menggunakan kata-kata kotor ataukalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.

3.) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang prevented.4.) Banyak adegan percintaan yang menonjol dan tidak sesuai untuk anak dibawah

umur.

4.) Pembelajaran Tematik

Pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran

merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa

belajar. Pengertian Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian

pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa

(Hamalik, 2008: 25).

Kurikulum yang digunakan dijenjang Sekolah Dasar saat ini adalah

Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang menggunakan kurikulum tematik, mampu

mengintegrasikan beberapa macam mata pelajaran menjadi satu tema.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

30

Pembelajaran Tematik diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa (Daryanto, 2014:3)

Pembelajaran tematik memiliki arti penting didalam pembelajaran. Hal ini

yang membuat pembelajaran tematik menjadi unik dibandingkan dengan model

pembelajaran yang lainnya. Menurut Daryanto (2014:4) pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif sehingga siswa mampu memperoleh pengalaman langsung dan

terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Pembelajaran tematik juga menekankan pada penerapan konsep belajar sambil

melakukan serta mengembangkan ketrampilan sosial siswa, seperti kerjasama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

a. Landasan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran yang lebih membuat

siswa untuk aktif didalam pembelajaran yang dilaksanakan. Guru berperan

sebagai fasilitator dan motivator untuk siswa. Menurut Daryanto (2014:3)

landasan dari pembelajaran tematik yakni:

1.) Landasan FilosofisLandasan filosofis dari pembelajaran tematik terdiri dari:

a.) ProgresivismeProses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberiansejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalamansiswa.

b.) KonstruktivismeAnak mengontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,pengalaman dan lingkungannya.

c.) HumanismeMelihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi dan motivasi yangdimilikinya.

2.) Landasan PsikologisPada landasan psikologis ini terdiri dari:

a.) Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan kedalaman isisesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

31

b.) Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi atau materi pembelajarandisampaikan kepada siswa serta bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3.) Landasan YuridisPada landasan yuridis ini terdiri dari:

a.) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.b.) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, Pembelajaran Tematik

memiliki karakteristik-karakteristik yang membuat pembelajaran Tematik menjadi

lebih baik untuk dapat diterapkan pada pembelajaran yang ada di kelas. Adapun

karakteristik pembelajaran Tematik menurut Daryanto (2014:3) sebagai berikut:

1.) Berpusat kepada siswa.

Pembelajaran Tematik berpusat kepada siswa (student centered), hal ini

sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa

sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator

yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

2.) Memberikan pengalaman langsung.

Pembelajaran Tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa

(direct experiences). Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai

dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3.) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Dalam pembelajaran Tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

32

4.) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran Tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Siswa mampu memahami konsep-

konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dalam keidupan sehari-hari.

5.) Bersifat fleksibel.

Pembelajaran Tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,

bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana

sekolah dan siswa berada.

6.) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk dapat mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7.) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Karakteristik siswa Sekolah Dasar yang senang bermain membuat

pembelajaran tematik ini dapat diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran

tematik merupakan pembelajaran yang memiliki prinsip belajar sambil bermain

dan menyenangkan untuk siswa.

c. Manfaat Pembelajaran Tematik

Setiap model pembelajaran yang diterapkan, pastinya memiliki beberapa

manfaat. Menurut Daryanto (2014:4) manfaat pembelajaran tematik, yakni:

1.) Penggabungan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaranakan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkandihilangkan.

2.) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi atau materipembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.

3.) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenaiproses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

33

4.) Adanya pemaduan antar mata pelajaran, membuat penguasaan konsep akan semakinbaik dan meningkat.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut ini dapat

dijadikan sebagai kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan,

diantaranya adalah pada penelitian yang pertama yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran Komik untuk Materi Pembuatan Busana Secara Industri Bagi

Siswa Kelas XI Busan Butik di SMKN 1 Sewon yang merupakan penelitian dari

Mita Septia Sari pada tahun 2015, dengan menunjukkan hasil penelitian yakni 1)

mengembangkan media pembelajaran dengan tahap : a) analisis kebutuhan

produk, dilakukan dengan menganalisis kurikulum, dan silabus, sehingga dapat

diketahui kompetensi dasar yang memerlukan sebuah pengembangan komik, yaitu

pembuatan busana secara industri, b) mengembangkan produk awal terdiri dari

perencanaan, pra produksi, produksi, pasca produksi dan review produk, d)

validasi ahli dan revisi, dengan meminta bantuan para ahli untuk menilai komik,

dan melakukan revisi sesuai saran, e) uji coba kelompok kecil dan revisi, dengan

mengujikan 5 siswa, e) uji coba kelompok besar dan produk akhir, komik diujikan

kepada 25 siswa Busana Butik, dan menghasilkan produk berupa komik

pembuatan busana secara industri. 2) kelayakan komik dilakukan dengan uji coba

kelompok besar yang menyatakan produk “sangat layak” dengan persentase 52%.

Berdasarkan hasil dari uji validasi siswa dapat disimpulkan bahwa komik

pembuatan busana secara industri dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian tersebut adalah pada

penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran

komik, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

34

pengembangan bahan ajar booklet komik 3 dimensi. Perbedaan tersebut terkait

dengan media pembelajaran dan bahan ajar yang dikembangkan.

Penelitian kedua yang berjudul “Pengembangan Media Booklet Science,

Environment, Technology, and Society Pada Materi Pokok Mitigasi dan Adaptasi

Bencana Alam untuk Kelas X SMA” pada tahun 2015. Yang disusun oleh Kurnia

Ratnadewi Pralisaputri dengan hasil yang menunjukkan bahwa, telah berhasil

dikembangkan media booklet SETS dengan hasil validasi secara keseluruhan

menyatakan media booklet SETS “layak” digunakan sebagai media

pembelajaran. Hasil uji efektivitas diketahui bahwa media booklet SETS efektif

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok mitigasi dan adaptasi

bencana alam. Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian

tersebut adalah pada penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan

media booklet Science, Environment, Technology, and Society, sedangkan pada

penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan bahan ajar

booklet komik 3 dimensi. Perbedaan tersebut terkait dengan media booklet dan

bahan ajar booklet yang digunakan di dalam pembelajaran.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35586/3/jiptummpp-gdl-desypuspit-49809-3-babii.pdf · Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

35

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kondisi Nyata:- LKS hanya dimiliki oleh beberapa siswa saja.- Pendistribusian buku dari Pemerintah sering terlambat.- Jika pendistribusian buku terlambat, siswa sementara

melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan buku.- Beberapa siswa kurang tertarik dengan penggunaan bahan ajar

yang digunakan saat ini. Sehingga minat sisiwa dalam mengikutipembelajaran kurang.

- Siswa kurang antusias dan kurang aktif di dalam mengikutipembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang ada.

Tindakan yang dilakukan. Perencanaan

Pengembangan Produk AwalValidasi Produk oleh ParaAhli.

Uji Coba Skala Kecil

Revisi Produk

Revisi Produk

Uji Coba Skala Terbatas

Bahan Ajar yang layakuntuk digunakan di dalam

pembelajaran

Bahan Ajar Booklet Komik 3Dimensi Tema 2 Selalu Berhemat

Energi Pada Siswa Kelas 4Pembelajaran 1, Pembelajaran 2

dan Pembelajaran 3

Menjadi alternatif yangdapat digunakan di

dalam pembelajaran danmampu menarik minat

siswa untuk belajar