BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB...

28
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan lembaga/perusahaan tempat auditor melakukan audit. Hasil akhir dari proses auditing adalah pendapat auditor atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit merupakan pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan yang dari entitas yang telah diaudit sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan dan arus kas. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingaa auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arrens dan Lobbecke (2003) menyatakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari selurus proses audit. Dengan demikian auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Opini Audit Going Concern

a. Opini Audit

Menurut Agoes (2012) opini auditor merupakan pendapat yang

diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan

lembaga/perusahaan tempat auditor melakukan audit. Hasil akhir dari

proses auditing adalah pendapat auditor atas laporan keuangan

perusahaan. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap

audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang

harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa opini

audit merupakan pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan

keuangan yang dari entitas yang telah diaudit sesuai dengan norma atau

aturan yang berlaku. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi

keuangan dan arus kas. Opini audit diberikan oleh auditor melalui

beberapa tahap audit sehingaa auditor dapat memberikan kesimpulan

atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

Arrens dan Lobbecke (2003) menyatakan bahwa laporan audit adalah

langkah terakhir dari selurus proses audit. Dengan demikian auditor

dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

10

profesionanya. Menurut Mulyadi (2002) terdapat lima jenis opini audit,

yaitu :

1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan

bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal

yang material sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

diterbitkan oleh auditor jika dalam kondisi sebagai berikut :

a) Semua laporan neraca, laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan

laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

b) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar yang berlaku

dapat dipahami oleh auditor.

c) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah

melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga

memungkinkan untuk melakukan tiga standar pekerjaan

lapangan.

d) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip standar

akuntansi di Indonesia.

e) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk

menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam

laporan keuangan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

11

2) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas

(Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan paragraf

penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit,

meskipun tidak memengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian

atas laporan keuangan auditan. Paragaraf penjelas dicantumkan

setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab

utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi

kata-kata dalam laporan audit baku adalah:

a) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima

umum.

b) Keraguan besar tetang kelangsungan hidup.

c) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan.

d) Penekanan atas suatu hal.

e) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.

3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila audit

menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang

material sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi di Indonesia,

kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

12

dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan yang berada

dalam kondisi sebagai berikut:

a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan terhadap lingkup audit.

b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan

dari prinsip dan standar akuntansi di Indonesia, yang berdampak

material, dan berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat

tidak wajar.

4) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan

keuangan audit tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan

sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

5) Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer)

Pernyatan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini layak

diberikan apabila:

a) Ada pembatas lingkup audit yang sangat material baik oleh klien

maupun karena kondisi tertentu.

b) Auditor tidak independen terhadap klien. Pernyataan ini tidak

dapat diberikan apabila auditor yakin bahwa terdapat

penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragraf

lingkup audit apabila ia menyatakan untuk tidak memberikan

pendapat. Ia harus menyatakan alasan mengapa auditnya tidak

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

13

berdasarkan standar audit yang ditetapkan IAPI dalam satu

paragraf khusus sebelum paragraf pendapat.

b. Going Concern

Manurut Harahap (2007) going concern atau kontinuitas operasi

yaitu suatu perusahaan akan terus melaksanakan operasinya di masa-

masa yang akan datang. Perusahaan dianggap tidak berhenti, ditutup

atau dilikuidasi di masa yang akan datang, perusahaan dianggap akan

hidup untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Menurut Belkaoui (1997)

going concern adalah suatu dalil yang menyatakan bahwa kesatuan

usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka waktu yang

cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta

aktivitas-aktivitasnya yang tidak berhenti. Dengan adanya going

concern maka suatu badan usaha dianggap akan mampu

mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang, tidak

akan dilikuidasi (untuk perusahaan perbankan) dalam jangka waktu

pendek.

Berdasarkan teori yang dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Going Concern merupakan kelangsungan hidup suatu perusahaan,

konsep ini menganggap perusahaan akan hidup dan tidak dilikuidasi

dalam jangka waktu tertentu, sehingga dengan adanya going concern

perusahaan dianggap bisa mempertahankan usahanya dan tidak

dilikuidasi dalam jangka waktu tertentu.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

14

Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern

terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan

(defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan

memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi

yang terus menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan

operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Menurut

Arens (2011) terdapat beberapa faktor yang menimbulkan

ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan yaitu:

i. Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan

modal kerja.

ii. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya

pada saat jatuh tempo dalam jangka pendek.

iii. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak

diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir atau permasalahan

perburuhan yang tidak biasa.

iv. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau masalah serupa yang

sudah terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan

untuk beroperasi.

Sedangkan menurut Hery (2013) terdapat beberapa faktor yang dapat

menimbulkan keraguan yang besar mengenai kelangsungan hidup

(Going Concern) perusahaan yaitu:

i. Kerugian operasi atau defisit modal yang terus berulang dan dalam

jumlah yang signifikan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

15

ii. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hampir seluruh

kewajibannya yang telah jatuh tempo.

iii. Kehilangan pelanggan terbesarnya (pelanggan mahkota).

iv. Bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, seperti banjir dan gempa

bumi yang bersifat sangat destruktif dan signifikan merugikan

perusahaan.

v. Masalah ketenagakerjaan yang sangat serius.

vi. Tuntutan pengadilan yang dapat “membahayakan” status serta

kemampuan perusahaan untuk beroperasi.

Jika ternyata setelah auditor mengevaluasi atas kemampuan

perusahaan bertahan hidup dan ternyata terdapat keraguan yang

substansial dalam kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

kelanjutan usaha, maka auditor berhak mengeluarkan Opini Audit Going

Concern. Menurut Boynton (2003) menyatakan bahwa kesimpulan

auditor mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan

usahanya harus dinyatakan menggunakan frasa “keraguan yang

substansial mengenai kemampuan (entitas) untuk melanjutkan usaha”.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern

Faktor yang mempengaruhi Opini Audit Going Concern secara

umum adalah dari kondisi dan peristiwa. SA Seksi 341, PSA No. 30

(IAPI, 2011) menyatakan bahwa auditor dapat mengidentifikasi

informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu, jika pada saat

dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

16

besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi

atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaannya dan beberapa

diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau

bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini

adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut:

i. Trend negatif. contoh yaitu kerugian operasi yang berulangkali

terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan

usaha, dan ratio keuangan penting yang jelek.

ii. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan. Sebagai

contoh yaitu kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau

perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan

oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit

biasa, resktrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau

metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.

iii. Masalah intern. Sebagai contoh yaitu pemogokan kerja atau

kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar

atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak

bersifat ekonomis, dan kebutuhan untuk secara signifikan

memperbaiki operasi.

iv. Masalah luar yang telah terjadi. Sebagai contoh yaitu pengaduan

gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-

masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

17

entitas untuk beroperasi seperti kehilangan franchise, lisensi atau

paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama,

kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir,

kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun

dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Sedangkan menurut purba (2009) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan, yaitu:

i. Keuangan. Kondisi keuangan perusahaan merupakan kunci utama

dalam melihat apakah perusahaan akan mampu mempertahankan

kelangsungan hidupnya atau tidak. Kondisi keuangan akan

mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya

yang sudah jatuh tempo, dan bunga pinjaman kepada kreditur.

Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan

laba.

ii. Moneter. Perekonomian Indonesia tentu saja dipengaruhi oleh

aspek yang satu ini, apalagi jika bergantung pada pinjaman luar

negeri dan ekspor. Kendala moneter juga mempengaruhi ekonomi

mikro, apabila banyak entitas bisnis memiliki pinjaman dalam mata

uang asing. Sehingga depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing

secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan entitas dalam

menjaga kelangsungan hidupnya. Hal yang sama juga ditemukan

perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor, dimana

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

18

perusahaan tersebut tidak lagi dapat menjaga kelangsungan operasi

dan keseimbangan usahanya dengan biaya produksi yang tinggi.

iii. Sosial. Kerawanan sosial (social unrest) dapat muncul sebagai

dampak sampingan. Risiko kerawanan sosial yang dapat timbul

dan mempengaruhi entitas seperti tingkat kriminalitas tinggi dan

penyakit sosial lainnya. Peristiwa Mei 1998 adalah contoh yang

nyata, dimana iklim investasi di Indonesia secara drastis anjlok

sebagai akibat aksi anarkis penjarahan yang mengakibatkan

banyaknya perusahaan yang gulung tikar. Demikian juga kondisi

perburuhan suatu negara yang sering mogok dan demonstrasi akan

menimbulkan ketidakpastian yang besar bagi perusahaan dalam

berinvestasi.

iv. Politik. Tidak bias dipungkiri, sehat tidaknya iklim investasi pada

suatu negara tergantung pada situasi politik negara tersebut. Hal ini

berkaitan dengan realitas bahwa entitas berada di bawah kekuasaan

rezim pemerintah yang berkuasa sebagai pihak regulator.

Ketidakmampuan pemerintah yang yang berkuasa dalam menjaga

kestabilan politik dan menegakan supremasi hukum dapat

mengakibatkan kondisi ekonomi dan sosial yang memburuk yang

pada akhirnya akan mempengruhi dunia investasi dan Going

Concern entitas-entitas bisnis.

v. Pasar. Kemampuan perusahaan menguasai pasar adalah kunci

keberhasilan dalam menciptakan laba. Kemampuan tersebut

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

19

dipengaruhi berbagai kendala daya saing, regulasi, inovasi produk,

jalur distribusi, teknologi dan lain-lain. Jika suatu entitas bisnis

kehilangan pangsa pasar bagi produk-produknya, maka secara

otomatis akan mempengaruhi kemampuan dalam menjaga

kelangsungan hidup.

vi. Teknologi. Penguasaan teknologi oleh perusahaan dapat dipastikan

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjaga

kelangsungan hidupnya. Kemampuan perusahaan dalam

memenangkan persaingan sangat dipengaruhi oleh penguasaan

teknologi, tidak hanya perusahaan yang bergerak di bidang jasa,

perbankan namun juga perusahaan yang bergerak di sektor riil.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi Opini Audit Going Concern yaitu faktor kondisi

keuangan. Kondisi keuangan memperlihatkan bagaimana keadaan dari

keuangan perusahaan yang sesungguhnya pada periode tertentu.

Semakin kondisi keuangan perusahaan tersebut memburuk maka

semakin besar kemungkinan bahwa perusahaan tersebut membutuhkan

Opini Audit Going Concern. Kondisi keuangan perusahaan juga

mencerminkan kelangsungan kinerja perusahaan untuk masa yang akan

datang.

2. Profitabilitas

Menurut Harahap (2007) rasio Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

20

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah

karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Sedangkan menurut Hanafi

(2014) rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Berdasarkan teori diatas dapat

disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan menggunakan faktor-faktor

untuk menghasilkan laba yang maksimal.

Menurut Kasmir (2016) ada 4 jenis analisis utama yang digunakan

untuk menilai tingkat profitabilitas yaitu:

a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini akan

menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total

penjualan.

b. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

jumlah aset yang tersedia.

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia untuk

pemegang saham perusahaan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

21

d. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menggambarkan

jumlah uang yang akan dihasilkan dari setiap lembar saham biasa yang

dimiliki investor.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Return On Assets

(ROA) untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. ROA menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang

dipergunakan untuk menghasilkan keuntungan. Munawir (2002) dengan

mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam

memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini

juga memberikan ukuran yang lebih baik atas Profitabilitas perusahaan

karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aset untuk

memperoleh pendapatan. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba

bersih dengan total aset.

3. Likuiditas

Menurut Harahap (2007), rasio Likuiditas merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan harus

mempunyai sebuah alat yang digunakan untuk membayar, yaitu berupa

aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-

kewajiban lancar. Sedangkan menurut Fahmi (2012) kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas merupakan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

22

kemampuan perusahaan dalam memenuni kewajiban (jangka pendek) pada

saat tertagih.

Menurut kasmir (2016) jenis -jenis rasio likuiditas yang dapat

digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuannya yaitu:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek

atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau ratio sangat lancar (acid test ratio)

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang

jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa mempertimbangkan nilai

persediaan (inventory).

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

Dari ketiga rasio tersebut, penulis hanya menggunakan rasio lancer

(quicik ratio) ssebagai alat untuk mengukur tingkat likuiditas suatu

perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar. Current ratio dijadikan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

23

kebiasaan yang umum yang lebih baik sebagai titik tolak untuk mengukur

semua modal kerja yang digunakan perusahaan dengan membandingkan

jumlah aset lancar dan kewajiban lancarnya. Menurut Fahmi (2012) kondisi

perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah dianggap sebagai

perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga

dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti

jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat

penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan

adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo

piutang yang besar yang tak tertagih.

4. Solvabilitas

Menurut Harahap (2007) rasio Solvabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya

atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Sedangkan

menurut Hanafi (2014) rasio Solvabilitas adalah rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya. Rasio ini mengukur Likuiditas jangka panjangnya perusahaan

yang berfokus pada sisi neraca bagian kanan atau pos-pos yang sifatnya

jangka panjang. Berdasrkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio

solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membiayai aset

yang dimilikinya dan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

Kasmir (2016) mengungkapkan jenis-jenis rasio yang ada dalam

rasio solvabilitas yaitu:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

24

a. Debt To Total Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt To Asset Ratio (Debt Ratio) merupakan ratio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan

aktiva.

b. Debt To Equity Ratio

Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas.

c. Long Term Debt To Equity Ratio

Long Term Debt To Equity Ratio merupakan rasio antara utang

jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk

mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara

utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh

perusahaan.

d. Times Interest Earned

Times Interest Earned merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat

perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga

tahunannya.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

25

e. Fixed Charge Coverage

Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang digunakan

menyerupai rasio times interest earned. Hanya saja perbedaannya

adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka

panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contrac).

Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan

atau jangka panjang.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan debt to total assets ratio

(debt ratio). Menurut Kasmir (2016) debt to total assets ratio (debt ratio)

merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh

mana utang dapat ditutupi oleh aset. apabila debt to total asset ratio semakin

tinggi, sementara proporsi total aset tidak berubah maka utang yang dimiliki

perusahaan semakin besar. Total utang semakin besar berarti rasio financial

atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin

tinggi. Meurut Fahmi (2012) semakin rendah rasio ini semakin baik karena

kreditor akan aman saat terjadi likuidasi.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Endra Ulkri Arma (2013)

Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

26

Concern Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang yaitu terletak

pada variabel dependennya sama-sama menggunakan opini audit going

concern dan variabel independen menggunakan variabel profitabilitas dan

likuiditas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sekarang terletak pada

variabel independen yang digunakan penelitian sekarang yaitu solvabilitas.

Sektor Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini sama yaitu perusahaan

manufaktur tetapi tahun yang diteliti berbeda.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sutra Melania, Rita Andini dan Rina

Arifati (2016)

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Kualitas

Auditor, Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-

2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh

positif terahadap pemberian oponi audit going concern, Likuiditas tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern, Profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern, Solvabilitas

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

27

berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going

concern. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang terletak pada

variabel dependennya sama-sama menggunakan opini audit going concern

dan variabel independen menggunakan variabel likuiditas, profitabilitas dan

solvabilitas. Sektor perusahaan yang diteliti sama yaitu perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada BEI tetapi tahun perusahaan yang diteliti

berbeda.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Ardhi Pradika (2017)

Penelitian ini mengambil judul “pengaruh profitabilitas , likuiditas

dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern studi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek indonesia tahun 2012-

2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh

terhadap opini audit going concern, likuiditas tidak berpengaruh terhadap

opini audit going concern dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

opini audit going concern. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

sekarang terletak pada variabel dependennyaa sama-sama menggunakan

opini audit going concern dan variabel independen menggunakan variabel

likuiditas dan profitabilitas.

Untuk lebih memperjelas penelitian terdahulu, berikut

ringkasannya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

28

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1. Endra

Ulkri

Arma

(2013)

Pengaruh

Profitabilitas,

Likuiditas,

dan

Pertumbuhan

Perusahaan

terhadap

Penerimaan

Opini Audit

Going

Concern

Studi Empiris

pada

Perusahaan

Manufaktur

yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

(BEI)

Variabel

Independen:

- profitabilitas

- Likuiditas

- Pertumbuhan

perusahaan

Variabl

Dependen:

- Opini audit

going

concern

Uji asumsi

klasik,

analisis

regresi

logistik.

1. Profitabilitas

berpengaruh signifikan

negatif terhadap opini

audit going concern,

artinya semakin besar

profitabilitas suatu

perusahaan maka

semakin kecil

probabilitas

mendapatkan opini

audit going concern.

2. likuiditas berpengaruh

signifikan negatif

terhadap opini audit

going concern,

artinya semakin kecil

tingkat likuiditas

suatu perusahaan maka

semakin besar

probabilitas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

29

mendapatkan opini

audit going concern.

3. Pertumbuhan

perusahaan

berpengaruh signifikan

negatif terhadap opini

audit going concern,

artinya perusahaan

yang mengalami

pertumbuhan

perusahaan yang

negatif maka semakin

besar probabilitas

mendapatkan opini

audit going concern

2. Sutra

Melania

, Rita

Andini

dan

Rina

Arifati

(2016)

Analisis

Pengaruh

Kualitas

Auditor,

Likuiditas,

Profitabilitas,

Solvabilitas

Dan Ukuran

Variabel

dependen:

- Opini audit

going

concern

Variabel

independen:

Analisis

deskriptif,

regresi

logistik

1. Kualitas auditor

berpengaruh positif

terhadap pemberian

opini audit going

concern.

2. Likuiditas tidak

berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

30

Perusahaan

Terhadap

Opini Audit

Going

Concern Pada

perusahan

Manufaktur

Yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

- Kualitas

auditor

- Likuiditas

- Profitabilitas

- Solvabilitas

- Ukuran

perusahaan

terhadap opini audit

going concern.

3. Profitabilitas memiliki

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap

opini audit going

concern.

4. Solvabilitas memiliki

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

opini audit going

concern.

5. Ukuran perusahaan

memiliki pengaruh

negatif dan signifikan

terhadap opini audit

going concern.

3. Rizka

Ardhi

Pradika

(2017)

pengaruh

profitabilitas,

likuiditas dan

ukuran

perusahaan

terhadap

Variabel

Independen:

- profitabilitas

- Likuiditas

- Ukuran

perusahaan

Statistik

deskriptif,

uji asumsi

klasik, dan

regresi

logistik

1. Profitabilitas

berpengaruh dan

signifikan terhadap

opini audit going

concern.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

31

opini audit

going

concern studi

pada

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di Bursa efek

indonesia

tahun 2012-

2015

Variabel

Dependen:

Opini audit

going concern

2. Likuiditas tidak

berpengaruh dan

signifikan terhadap

opini audit going

concern.

3. Ukuran perusahaan

berpengaruh

signifikan terhadap

opini audit going

concern.

4. Terdapat pengaruh

signifikan

profitabilitas,

likuiditas, dan ukuran

perusahaan secara

simultan terhadap

opini audit going

concern.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti

menetapkan faktor-faktor seperti likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas yang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

32

mempengaruhi opini audit going concern. Berikut gambaran kerangka

pemikiran penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah Sendiri (2018)

Keterangan:

= pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap Opini Audit

Going Concern

= pengaruh variabel bebas secara Bersama-sama terhadap Opini

Audit Going Concern

D. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Opini Audit Going Concern

Menurut Harahap (2007) Likuiditas merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk

Likuiditas

Profitabilitas

Solvabilitas

Opini Audit

Going Concern

H1

H2

H3

H4

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

33

dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan harus mempunyai sebuah

alat yang digunakan untuk membayar, yaitu berupa aset-aset lancar yang

jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban lancar.

Sedangkan hubungan likuiditas dengan opini audit yaitu semakin kecil

likuiditas suatu perusahaan, menunjukkan semakin rendah kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan

tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendek, maka hal tersebt dapat

mempengaruhi kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap bahwa

perusahaan sedang berada dalam masalah yang dapat mengganggu

kelangsungan usahanya. Sebaliknya semakin besar likuiditas perusahaan,

maka semakin mampu perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya dengan tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut maka

dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Likuiditas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

Menurut Hanafi (2014) rasio Profitabilitas digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

(Profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.

Tujuan dari analisa profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profit yang dicapai oleh perusahaan. Analisa ini juga untuk

mengetahui hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada neraca

perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

34

berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang

bersangkutan. Semakin tinggi rasio profitabilitas suatu perusahaan maka

semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola aset-aset yang

dimilikinya untuk menghasilkan profit. Perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut

mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, semakin tinggi

tingkat profitabilitas maka semakin rendah pula kemungkinan pemberian

opini audit going concern oleh auditor. Sebaliknya, perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas rendah maka cenderung akan mendapatkan

opini audit going concern.

Return on asset (ROA) adalah ratio yang diperoleh dengan membagi

laba/ rugi bersih dengan total asset. Ratio ini digunakan untuk

menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh

laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA

semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan. Dengan demikian

semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

semakin baik, sehingga auditor tidak memberikan opini going concern pada

perusahaan yang memiliki laba tinggi. Berdasarkan uraian tersebut maka

dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

35

3. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

Menurut Harahap (2007) rasio Solvabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya

atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Solvabilitas

mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari utang perusahaan

kepada kreditor. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio debt

to total assets. Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi

kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin

menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat

menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.

Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit

going concern. Dengan demikian, semakin rendah rasio Solvabilitas maka

semakin baik karena kreditor akan aman saat terjadi likuidasi, sehingga

auditor tidak memberikan Opini Audit Going Concern pada perusahaan

yang memiliki sumber pembiayaan yaitu aset atau dana yang tinggi untuk

membiayai utang. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Solvabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern

4. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Opini

Audit Audit Going Concern

Ardhi (2017) dalam penelitiannya tentang pengaruh profitabilitas,

likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4713/3/BAB II.pdf · 1. Opini Audit Going Concern a. Opini Audit Menurut Agoes (2012) opini auditor

36

menunjukkan hasil bahwa berpengaruh signifikan antara profitabilitas

likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern.

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas secara simultan berpengaruh

terhadap Opini Audit Going Concern