BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam...

23
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian manajemen risiko financial Sustrisno (2001:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya murah serta usaha menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Van Horn (2005:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya seperti:

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian manajemen risiko financial

Sustrisno (2001:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan dapat diartikan

sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha

mendapatkan dana perusahaan dengan biaya murah serta usaha menggunakan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Van Horn (2005:3) menyatakan bahwa

manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,

pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar

belakangnya. Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan

bergantung pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk

mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam

faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak,

jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal lainnya yang mengurangi

fleksibilitas keuangan.

Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan

potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang,

kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal

sebagai risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus

terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan

risiko lainnya seperti:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

12

1) Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko

keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.

2) Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu

menimbulkan perubahan harga secara bertahap.

3) Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak

manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.

4) Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik

melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.

5) Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak

dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.

6) Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak

dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.

Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul.

Risiko diidentifikasi berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan

harga pasar (misalnya, harga saham, nilai tukar atau suku bunga) dikategorikan

sebagai risiko pasar. Risiko karena mitra transaksi gagal (default) disebut risiko

kredit (default). Sementara itu, risiko karena kesalahan atau kegagalan orang atau

sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko operasional (Sunaryo, Manajemen

Risiko Finansial, 2009:45). Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan,

prosedur yang lengkap yang dimiliki sebuah organisasi untuk mengelola, memonitor,

dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The practice

of risk Management, Euromoney Book, 2004:100). Manajemen risiko organisasi

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

13

adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara

komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.

Manajemen risiko keuangan mempunyai tiga tahapan: mengidentifikasi,

mengukur, dan mengelola risiko. Identifikasi risiko dilakukan untuk

mengidentifikasi risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik

untuk mengidentifikasi risiko, dengan mencari sumber risiko sampai terjadinya

peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko kredit

(kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif

melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut menghadapi risiko pasar.

Setiap bisnis menghadapi risiko yang berbeda karakteristiknya. Selanjutnya,

mengukur risiko yang dihadapi dengan tujuan untuk memahami karakteristik risiko

dengan lebih baik. Jika memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko mudah

dikendalikan.

Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut.

Sebagai contoh kita dapat memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau

suatu kejadian buruk terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha mengukur

risiko. Setelah melakukan identifikasi dan mengukur risiko langkah berikutnya

adalah mengelola risiko. Mengelola risiko dapat dilakukan dengan penghindaran,

ditahan, diversifikasi dan mentransfer ke pihak lainnya. Beberapa alasan perusahaan

perlu melakukan pengelolaan risiko menurut Brigham dan Houstin (2006:78) yaitu:

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

14

1) Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus

kas sehingga menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat

mengurangi risiko kebangkrutan.

2) Dampak perpajakan, pajak yang tinggi menurunkan laba perusahaan dan

disisi lain pajak selalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan.

Untuk itulah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak

fluktuasi pajak perusahaan.

Jenis risiko bermacam – macam antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko

liquidity, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi, dan

risiko kepatuhan. Bentuk risiko keuangan bermacam – macam dan salah satunya

adalah berubahnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing (valuta asing).

2.1.2 Eksposur Valuta Asing

Eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset,

kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik

terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi (Levi, 2001:43). Eksposur valuta

asing dialami oleh perusahaan yang melakukan atau menerima pendapatan dalam

valuta asing (Yuliati, 2002:70). Perusahaan yang memiliki operasi di luar negeri

menghadapi berbagai risiko. Selain bahaya politik, risiko pada dasarnya berasal dari

perubahan pada nilai tukar. Dalam hal ini, nilai tukar menunjukkan jumlah bahwa

unit dari satu mata uang yang dapat ditukar dengan mata uang lainnya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

15

Dengan kata lain, ini adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang

lainnya. Mata uang dari negara-negara utama diperdagangkan pada pasar yang aktif,

dimana nilai tukar ditentukan oleh tekanan permintaan dan penawaran. Pencatatan

nilai tukar dapat dibuat berdasarkan mata uang lokal atau berdasarkan mata uang

asing. Pasar valuta asing merupakan mekanisme valuta suatu negara ditukarkan

dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas

diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju untuk

menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu.

Transaksi Valas (valuta asing) menyebabkan timbulnya eksposur valas, yang

disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu eksposur

transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi

yang harus dilaporkan pada laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan lokasi

fisik, pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau

institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam

hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan

forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat

segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah

segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua

hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini

untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs

sekarang (spot rate) dan kurs masa mendatang (forward rate) disebut premi

(premium) jika kurs mendatang lebih mahal dibanding dengan kurs sekarang, dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

16

disebut diskon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari

banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para

manajer untuk waspada terhadap risiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang

cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional

dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.

Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar

dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada

pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan

biasanya mempunyai spread yang tinggi. Eksposur terhadap perubahan kurs tersebut

dapat dikelompokkan kedalam tiga tipe: eksposur translasi, eksposur ekonomi, dan

eksposur transaksi (Van Horne, James C and John M. Wachowicz, 2005:120).

2.1.2.1 Eksposur Translasi

Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang

disebabkan oleh perubahan nilai tukar (Van Horne, James C and John M.

Wachowicz, 2005:120). Eksposur Translasi terjadi jika perusahaan, khususnya

perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari satu mata uang

ke mata uang lainnya (Mamduh, 2005:80). Eksposur translasi didefinisi sebagai

potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih

yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan

keuangan konsolidasi periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu

dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah

angka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk. Ekposur ini timbul saat

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

17

sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak

perusahaannya yang tersebar di berbagai Negara (Yuliati, 2002:92). Pembuatan

laporan keuangan konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui

kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja

keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap anak

perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing – masing anak

perusahaan. Informasi ini untuk merumuskan strategi bersaing dan alokasi sumber

daya ke setiap anak perusahaan.

Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan

laporan laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB

(Dewan Standar Akuntansi Keuangan), perusahaan AS harus menentukan “mata

uang fungsional” untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak

perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca

tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika

tidak maka dapat digunakan mata uang dollar. Jika mata uang fungsionalnya adalah

dollar, keuntungan atau kerugian dicerminkan dalam laporan laba rugi induk

perusahaan dengan menggunakan metode temporal (metode akuntansi). Perbedaan

dalam metode akuntansi, dengan dollar sebagai mata uang fungsional, unsur neraca

dan laporan laba rugi dikategorikan sesuai dengan nilai tukar historis atau sesuai

dengan nilai tukar saat ini. Karena eksposur translasi ini berhubungan dengan arus

kas perusahaan maka semakin besar risiko dari eksposur translasi mengakibatkan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

18

tingkat liquidity perusahaan meningkat dan perusahaan perlu untuk melakukan

lindung nilai dalam meminimalkan risiko.

2.1.2.2 Eksposur Ekonomi/Operasi

Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang perusahaan

yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena perubahan yang tidak

terduga pada kurs valuta asing. Eksposur operasi adalah perubahan nilai suatu

perusahaan yang mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi. Perubahan

nilai tukar yang diantisipasi telah tercermin dalam nilai pasar perusahaan. Perubahan

kurs valuta asing yang sudah diduga telah dimasukkan dalam perencanaan

perusahaan (Levi, 2001:45).

Yuliati (2002:93) menyatakan bahwa Eksposur operasi adalah mengukur

setiap perubahan pada nilai perusahaan sekarang yang disebabkan oleh perubahan

aliran kas operasi, perubahan tersebut muncul karena adanya fluktuasi valas yang

tidak terduga. Semakin tinggi eksposur operasi yang dialami perusahaan akan

mempengaruhi kas perusahaan yang akibatnya tingkat liquidity perusahaan akan

meningkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging untuk minimalkan risiko

tersebut.

2.1.2.3 Eksposur Transaksi

Eksposur transaksi adalah eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki

kontak tertentu, yang kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang rentan

terhadap perubahan kurs. Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

19

transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi

disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan

dengan transaksi-transaksi yang sudah ada. Tetapi belum jatuh tempo (Yuliati,

2002:93). Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika

menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini dapat

berupa pembeliaan atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan pinjaman, atau

transaksi lainnya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan kewajiban

yang menggunakan mata uang asing. (Van Home, James C and John M. Wachowicz,

2005:121). Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual

perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam

valuta domestik perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena

transaksi berikut ini:

1) Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara

kesepakatan dinyatakan dalam valas

2) Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas

3) Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal

tertentu dimasa mendatang

4) Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh aset atau mendapatkan uang

yang dinyatakan dalam valas

Eksposur transaksi dapat terjadi disebabkan oleh penggunaan transaksi dapat

terjadi disebabkan oleh penggunaan transaksi kredit (meminjam) yang pelunasannya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

20

dinyatakan dalam mata uang asing. Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan

melalui dua tahapan yaitu:

1) Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing,

selama kurun waktu tertentu.

2) Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran

bersih.

Eksposur transaksi dapat dilakukan dengan melakukan kontrak hedging

valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu (Madura, 2006:68).

2.1.3 Pengertian Hedging

T. Sunaryo (2009:88) menyatakan bahwa prinsip hedging adalah menutupi

kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging.

Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah

melakukan hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan sejumlah tertentu

instrumen hedging. Portofolio yang terdiri atas aset awal dan instrumen hedgingnya

disebut portofolio hedging. Portofolio hedging ini mempunyai risiko yang lebih

rendah dibanding risiko aset awal.

Paul Merrick (1998:36) menyatakan bahwa hedging atau hedge didefinisikan

sebagai berikut: “A hedge is one or more traders perfomed in order to protect an

existing market exsposure against market movement”. Jadi pada dasarnya hedging

merupakan suatu cara produsen atau investor untuk melindungi posisi suatu aset atau

(underlying asets) dari risiko perubahan pasar. Leuthold, Raymod M, et, al (1989:50)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

21

menyatakan bahwa pengertian hedging secara teknis adalah suatu proses untuk

mengambil posisi dalam pasar berjangka yang berlawanan dengan posisi yang

dimilikinya di pasar fisik dalam jumlah/besar kontrak sama. Hedging atau lindung

nilai pada dasarnya mentransfer risiko kepada pihak lain yang lebih bisa mengelola

risiko lebih baik melalui transaksi instrumen keuangan. Individu atau perusahaan

yang melakukan hedging pada perdagangan berjangka, disebut “hedger”. Hedger

mempunyai usaha pokok pada pasar fisik (cash market), sedangkan aktivitas mereka

pada perdagangan berjangka (future market) untuk memperkecil risiko dari fluktuasi

harga yang tidak menguntungkan. Dengan melakukan kegiatan tersebut keuntungan

yang ditargetkan dapat tercapai, atau apabila menyimpang, penyimpangan yang

terjadi tidak jauh.

Dengan demikian kerja hedging mirip dengan asuransi, yaitu jika kita rugi

karena risiko tertentu, kita memperoleh konpensasi dari kontrak lainnya. Jika pada

asuransi, asuransi diberikan oleh perusahaan asuransi. Sedangkan untuk hedging

dengan instrumen derivatif, konpensasi diberikan oleh pihak lain yang menjual

kontrak derivatif tersebut.

2.1.3.1 Instrumen Derivatif

Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset

yang menjadi dasarnya (underlying aset). Aset yang menjadi dasar tersebut bisa

sangat beragam, mulai dari sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin),

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

22

valas, bahkan instrumen derivatif lainnya. Instrumen derivatif sangat bermanfaat

untuk manajemen risiko, yaitu bisa digunakan untuk hedging (lindung nilai). Di

Indonesia instrumen tersebut belum banyak diperdagangkan dibandingkan dengan

negara maju, pertumbuhan instrumen tersebut berkembang cukup pesat. Untuk

mengurangi risiko dari fluktuasi valuta asing dapat dilakukan hedging dengan

instrumen derivatif melalui kontrak forward, kontrak future, option dan swap mata

uang.

1) Forward

Kontrak forward hampir sama dengan kontrak future pada perjanjian untuk

membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan

harga tertentu (Hull, 2008:30). Instrumen forward merupakan instrumen keuangan

derivatif yang paling lama. Kontrak forward bisa dibedakan dengan kontrak spot.

2) Future

Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset

pada suatu periode tertentu di masa yang datang dengan kepastian harga yang telah

disepakati sebelumnya (Hull, 2008:35). Ada beberapa kelemahan dari forward.

Seperti, kontrak forward merupakan hasil negosiasi langsung antara pihak pembeli

dengan penjual forward. Mereka bertemu langsung dan melakukan negosiasi. Jika

terjadi kesepakatan, maka kontrak forward disepakati. Pasar semacam itu sering

disebut sebagai pasar over the counter. Di satu sisi negosiasi semacam itu

memungkinkan fleksibilitas yang tinggi, di sisi lain, negosiasi tersebut

mengakibatkan variasi yang cukup tinggi. Variasi tersebut membuat kontrak future

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

23

tidak standar. Produk yang tidak terstandar lebih sulit diperdagangkan. Karena

kurang likuid, produk tersebut cenderung mempunyai biaya transaksi yang lebih

tinggi.

Untuk meningkatkan likuiditas, future menggunakan strategi yaitu

menstandarkan kontrak future. Standarisasinya seperti, besarnya kontrak, misalnya

kontrak untuk future dollar Australia ditetapkan sebesar $100.000 per kontraknya.

3) Opsi (Option)

Opsi merupakan instrumen derivatif lainnya. Opsi memiliki kelebihan

dibandingkan dengan kontrak forward atau futures. Instrumen forward dan futures

mempunyai potensi kerugian yang tidak terbatas. Potensi kerugian tersebut

merupakan hal yang tidak disukai banyak orang. Karena itu lebih baik potensi

kerugian tersebut dihilangkan atau dibatasi. Instrumen keuangan opsi diciptakan

dengan tujuan semacam ini. Banyak opsi yang diperdagangkan di bursa opsi, tetapi

sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan dan bank

(Marcus, 2006:67). Ada dua jenis opsi yaitu: Opsi jual (put option) adalah suatu

instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk menjual suatu efek

tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Opsi beli (call option)

adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk membeli

suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Kontrak opsi memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual

mata uang tertentu. Keputusan untuk menjalankan hak yang dimiliki sepenuhnya

ditentukan oleh pemegang opsi. Jadi, transaksi di pasar opsi tidak harus diikuti

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

24

dengan penyelesaian transaksi sebagai mana terdapat pada kontrak forward dan

future.

4) Swap

Andrew M. Chisholm, menyatakan bahwa swap adalah suatu perjanjian

antara dua pihak untuk mempertukarkan pembayaran pada tanggal rutin dimasa

depan, di mana pembayaran dasar dihitung secara berbeda. Swap adalah pertukaran

aliran kas antara dua pihak. Jenis swap yang biasa dilakukan oleh perusahaan adalah

back to back loans, currency swap dan credit swap (Van Horne, James C and John

M. Wachowicz, 2005:70).

2.1.4 Leverage

Leverage adalah penggunaan sumber dana yang menimbulkan beban tetap

keuangan. Utang adalah sumber dana yang menimbulkan beban tetap keuangan,

yaitu bunga yang harus dibayar tanpa memperdulikan tingkat laba perusahaan.

Schall dan Harley (1992:206) mendefinisikan leverage sebagai “the degree of firm

borrowing”, artinya leverage sebagai tingkat pinjaman perusahaan. Warsono

(2003:204), menyatakan bahwa leverage adalah penggunaan aset atau dana, dan

sebagai konsekuensi dari penggunaan tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya

dan beban tetap. Sedangkan Agnes Sawir (2003:60) menyatakan rasio leverage

adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk mememuhi segala

kewajiban financialnya seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi. Berdasarkan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

25

pengertian menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa leverage adalah suatu

kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan dana yang akan mengeluarkan

biaya tetap untuk memenuhi kewajiban perusahaan tersebut.

Setiap perusahaan selalu mengalami permasalahan leverage apabila beban

atau biaya, baik operasi ataupun biaya financialnya ditanggung perusahaan tersebut.

Sebagai akibat dilakukannya investasi, biaya tetap operasi harus diperhitungkan dan

akibat dari pelaksanaan pendanaan, biaya financial adalah beban yang juga harus

diperhitungkan..

Van Horne, James C and John M.Wachowicz (2005:44) menyatakan bahwa

ada dua jenis rasio leverage yaitu rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap

modal.

1) Rasio Utang terhadap Aktiva atau Debt to Tottal Aset Ratio

Debt to Total Aset Ratio = Total Hutang/Total Aktiva x 100 persen Rasio ini

memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang

dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya cenderung semakin besar risiko

keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.

2) Rasio Utang terhadap Modal atau Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio = Total Debt/Total Equity x 100 persen Rasio ini

menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt

to Equity Ratio yang membandingkan total hutang dengan total modal.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

26

2.1.5 Growth Opportunities

Growth Opportunities merupakan suatu ukuran peluang perusahaan dalam

mengembangkan usahanya di masa depan (Myers, 1977:80). Growth Opportunities

dapat menunjukan peluang suatu perusahaan. Semakin tinggi Growth Opportunities

menunjukan peluang perusahaan untuk maju juga tinggi, sehingga untuk mengambil

kesempatan tersebut diperlukan dana dengan jumlah yang besar dalam membiayai

pertumbuhan perusahaan tersebut. Oleh karenanya perusahaan mempertahankan

pendapatan yang diperoleh untuk diinvestasikan kembali dan pada waktu yang

bersamaan perusahaan diharapkan tetap mengandalkan pendanaan melalui hutang

yang lebih besar (Baskin, 1989:56).

Dalam penelitian ini variabel Growth Opportunities diproksikan dengan

perbandingan antara MVE (market value of equity) dan BVE (book value of equity).

Aretz (2009:92) menyatakan bahwa nilai pasar atau market value of equity

didapat dari perhitungan unsur laba bersih perusahaan yang dapat mengalami

penurunan nilai ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena berbagai

macam pengeluaran dari jenis risiko seperti fluktuasi risiko mata uang asing, harga

komoditas bahan baku yang mengalami kenaikan sehingga harga pokok produksi

semakin besar, sehingga menurunkan tingkat laba. Sedangkan dalam perhitungan

book value of equity diharapkan memiliki nilai lebih kecil karena mengindikasikan

bahwa penggunaan hutang pada perusahaan tersebut relatif kecil dan dapat

meningkatkan nilai book value of equity. Weston dan Brigham (1984:40),

menyatakan bahwa perusahaan yang ingin mengalami pertumbuhan yang cepat lebih

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

27

memilih untuk menggunakan hutang dalam pendanaannya dibandingkan perusahaan

memiliki laju pertumbuhan yang lambat.

Penelitian yang dilakukan Hardanto (2012) tentang analisis faktor yang

mempengaruhi penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan

hedging pada perusahaan automotive and allied products periode 2006-2010, dengan

menggunakan metode regresi logistic menemukan hasil bahwa Growth Opportunities

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging dengan

instrumen derivatif.

2.1.6 Liquidity

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang

harus segera dipenuhi (Sutrisno, 2000:70). Masalah likuiditas adalah berhubungan

dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang

harus segera dipenuhi (Riyanto, 2001:80). Sedangkan Agus Sartono (2001:39)

mengemukakan bahwa Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan

demikian dapat disimpulkan Likuiditas adalah kemampuan setiap perusahaan dalam

memenuhi kewajiban financial yang harus dipenuhi tepat pada waktunya. Risiko

likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka

pendek. Jika risiko likuiditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa

meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk, yang bisa mengakibatkan

kebangkrutan perusahaan.

Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio likuiditas.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

28

Rasio likuiditas terdiri dari:

1) Rasio Kas (Cash Ratio)

Pengertian Rasio Kas menurut Bambang Riyanto (2001:90) “Rasio Kas

merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar. Atau dapat juga

dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat berharga. Kas dan surat berharga

merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan

kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat

diuangkan. Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia

makin besar sehingga pelunasan utang pada saat jatuh tempo tidak akan mengalami

kesulitan.

2) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja suatu

perusahaan adalah Current ratio. “Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva

lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai

perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu

tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu

dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti tercantum pada

neraca. Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (Margin Of Saffety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutang

tersebut. Semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang

dilakukan karena tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

29

sebaliknya (Spano, 2004:90).

2.2 Rumusan Hipotesis

2.2.1 Pengaruh Leverage Terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta

Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging

Syamsuddin (2002:89) menyatakan bahwa leverage biasanya dipergunakan

untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana

yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan perusahaan.

Sedangkan Ismanu (2007:67) mendefinikasn leverage sebagai penggunaan potensi

biaya–biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba

sebelum bunga dan pajak.

Hasil penelitian Nguyen dan Faff (2002) menyatakan bahwa leverage suatu

perusahaan merupakan faktor penting yang berhubungan dalam pengambilan

keputusan hedging perusahaan dengan menggunakan instrumen derivatif. Guniarti,

Fay (2011) menyatakn bahwa variabel leverage secara konsisten berpengaruh positif

dan signifikan terhadap probabilitas aktivitas hedging. Penelitian yang dilakukan

Paranita (2012) juga menyatakan hasil yang sama bahwa leverage berpengaruhi

positif terhadap penggunaan instrumen derivatif.

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

Semakin tinggi leverage yang ditanggung perusahaan, semakin besar tindakan

hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk risiko, karena

penggunaan hutang yang lebih besar dibanding dengan kuantitas modal yang dimiliki

akan menimbulkan risiko kebangkrutan, dengan risiko yang semakin besar

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

30

perusahaan perlu menanggulanginya dengan cara melakukan hedging. Berdasarkan

penjelasan sebelumnya, maka hipotesis mengenai pengaruh leverage terhadap

penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging adalah:

H1 = Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan instrumen

derivatif sebagai pengambilan keputusan Hedging.

2.2.2 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Penggunaan Instrumen

Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging

Growth Opportunities merupakan suatu ukuran peluang perusahaan dalam

mengembangkan usahanya di masa depan (Myers, 1977:78). Perusahaan yang

memiliki pertumbuhan yang tinggi lebih memilih hutang sebagai sumber pendanaan

yang besar dibandingkan dengan perusahan yang pertumbuhannya lambat (Weston

dan Brigham, 1984:90).

Hasil Penelitian Nance, Smith, dan Smithson (1993) menyatakan perusahaan

dengan tingkat pinjaman yang tinggi memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat

melakukan hedging dengan instrumen derivatif dalam mengurangi risiko yang dapat

merugikan perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan Hardanto (2012) tentang

analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan instrumen derivatif sebagai

pengambilan keputusan hedging pada perusahaan automotive and allied products

periode 2006-2010, dengan menggunakan metode regresi logistic menemukan hasil

bahwa Growth Opportunities berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

penggunaan hedging dengan instrumen derivatif. Penelitian Karol Marek Klimczak

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

31

(2008) dengan judul Corporate Hedging and Risk Management Theory: Evidence

from Polish Listed Companies menemuhan hasil bahwa Growth Opportunities

perusahaan berpengaruh positif terhadap perilaku hedging.

Growth Opportunities dapat menunjukan peluang suatu perusahaan. Semakin

tinggi Growth Opportunities menunjukan peluang perusahaan untuk maju juga tinggi,

sehingga untuk mengambil kesempatan tersebut diperlukan dana dengan jumlah yang

besar dalam membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan

sebelumnya, maka hipotesis mengenai pengaruh growth opportunies terhadap

penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging adalah:

H2 = Growth Opportunities berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan

instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan Hedging.

2.2.3 Pengaruh Liquidity Terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta

Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang

harus segera dipenuhi (Sutrisno, 2000:45). Sartono (2001:29) mengemukakan bahwa

Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas adalah

kemampuan setiap perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial yang harus

dipenuhi tepat pada waktunya. Risiko likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami

kesulitan membayar kewajiban jangka pendek.

Penelitian Ahmad (2012) yang berjudul faktors for using derivatives:

evidence from malaysian non-financial companies menemukan hasil bahwa liquidity

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

32

berpengaruh negatif dengan penerapan hedging. Paranita (2011) melakukan

penelitian mengenai kebijakan hedging dengan derivatif valuta asing pada perusahaan

publik di Indonesia. Hasil penelitian diperoleh bahwa probabilitas perusahaan

menerapkan kebijakan hedging secara negatif dan tidak signifikan berhubungan

dengan current ratio. Hasil penelitian yang dilakukan Nguyen dan Faff (2002)

menemukan hasil bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging

dengan instrumen derivatif.

Liquidity dapat diukur dengan cash ratio dan current ratio. Dimana cash ratio

merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar sedangkan current

ratio merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Hubungan

liquidity dengan penggunaan instrumen derivatif berpengaruh negatif dan signifikan.

Semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin rendah aktivitas hedging yang

dilakukan karena risiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung rendah.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis mengenai hubungan liquidity

terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging

adalah:

H3 = Cash ratio (LQ1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penggunaan

instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging.

H4 = Current ratio (LQ2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penggunaan

instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 … II.pdfRisiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, ... adalah berubahnya

33

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian tersebut dapat digunakan untuk

menganalisis dan menemukan pengaruh leverage, growth opportunies, cash ratio dan

currency ratio terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan

keputusan hedging, maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut:

Gambar kerangka pemikiran

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

G. Metode Penelitian

H4 (-)

Leverage

(X1)

Growth Opportunities

(X2)

Cash Ratio (LQ1)

(X3)

Penggunaan

Instrumen Derivatif

Valuta Asing

(Y)

Currency Ratio (LQ2)

(X4)