BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan...

38
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab yang kedua ini, tentang Kajian Pustaka, akan dibahas 3 (tiga) bagian besar, yaitu (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka berpikir. Bagian ini merupakan dasar atau landasan teoritis bagi pelaksanaan penelitian ini. Berikut ini akan dibahas secara khusus ketiga bagian-bagian besar tersebut. 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tata Tertib Sekolah 2.1.1.1 Pengertian Tata Tertib Tata tertib adalah peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan (KBBI, 2008: 1409). Tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada. Aturan – aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan – larangan. Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal – hal tertentu (Dekdikbud, 1989:37). Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang (1989:146) mengartikan tata tertib sekolah: sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa peraturan – peraturan tentang kehidupan sekolah sehari – 14 hari. Tata tertib sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, Guru dan karyawan administrasi.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab yang kedua ini, tentang Kajian Pustaka, akan dibahas 3 (tiga) bagian

besar, yaitu (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka

berpikir. Bagian ini merupakan dasar atau landasan teoritis bagi pelaksanaan

penelitian ini. Berikut ini akan dibahas secara khusus ketiga bagian-bagian besar

tersebut.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Tata Tertib Sekolah

2.1.1.1 Pengertian Tata Tertib

Tata tertib adalah peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan (KBBI,

2008: 1409). Tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan

merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada.

Aturan – aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi

kewajiban, keharusan dan larangan – larangan. Tata tertib sekolah merupakan

patokan atau standar untuk hal – hal tertentu (Dekdikbud, 1989:37).

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang (1989:146)

mengartikan tata tertib sekolah: sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa

peraturan – peraturan tentang kehidupan sekolah sehari – 14 hari. Tata tertib sekolah

disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, Guru

dan karyawan administrasi.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

10

Dapat disimpulkan bahwa tata tertib sekolah merupakan peraturan yang

tertulis yang dibuat secara resmi oleh pihak yang berwenang dengan pertimbangan

tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan memuat hal-hal yang

diharuskan dan dilarang bagi siswa selama ia berada di lingkungan sekolah dan

apabila mereka melakukan pelanggaran maka pihak sekolah berwenang untuk

memberikan sanksi sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pelaksanaan tata tertib

sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika semua pihak yang ada disekolah seperti

guru, aparat sekolah dan siswa saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu

sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata

tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.

2.1.1.2 Fungsi Tata Tertib

Dalam Taqiyya (Hasnun,2010:61) fungsi tata tertib antara lain a) diikuti dan

ditaati bersama; b) sebagai pengontrol dalam setiap tindakan; c) mengingatkan; d)

meningkatkan disiplin; f) memberi motivasi untuk berbuat dan bertindak positif; g)

patokan dan acuan dalam setiap tindakan.

Hal itu dijelaskan menurut Rokayah (2013) sebagai berikut:

a. Diikuti dan ditaati bersama

Setiap peraturan yang ada di sekolah berlaku untuk diikuti dan ditaati

bersama agar sikap dan perilaku menjadi seimbang. Contoh: Setiap hari senin

harus mengikuti upacara, semua siswa harus mengikuti upacara bendera yang

dilaksanakan setiap hari senin dan jika ada yang tidak mengikuti upacara

maka siswa tersebut melakukan pelanggaran tata tertib.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

11

b. Sebagai pengontrol setiap tindakan

Adanya tata tertib di sekolah adalah sebagai pengontrol tindakan semua

warga sekolah agar tidak bertindak semaunya sendiri. Contoh: jika dalam

sekolah tersebut mempunyai tata tertib masuk jam 07.00 maka siswa harus

tepat jam 07.00 sampai sekolah, jika tidak tepat maka masih terjadi

pelanggaran di sekolah.

c. Mengingatkan

Tata tertib mengingatkan setiap hal yang harus dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan oleh semua warga sekolah demi kelancaran proses belajar

mengajar. Contoh: Jika dalam waktu 5 menit guru belum datang maka ketua

atau wakil ketua mengubungi guru piket. Dalam pergantian jam pelajaran,

siswa tidak boleh keluar kelas. Jika ada siswa yang keluar masuk kelas saat

pergantian jam pelajaran maka masih terjadi pelanggaran tata tertib.

d. Meningkatkan disiplin

Tata tertib dibuat untuk meningkatkan disiplin warga sekolah, terutama

siswa. Karena jumlah siswa lebih banyak dibandingkan dengan jumlah warga

sekolah lainnya. Contoh: Saat ada siswa yang terlambat datang ke sekolah

maka harus minta surat ijin dari guru piket atau guru BK terlebih dahulu agar

dapat mengikuti pembelajaran di dalam kelas.

e. Memberi motivasi untuk berbuat dan bertindak positif

Tata tertib menjadi suatu motivasi bagi warga sekolah, membuat semua

warga sekolah untuk bertindak positif karena dengan adanya peraturan-

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

12

peraturan tersebut menjadikan kenyamanan dalam lingkungan sekolah.

Contoh: tidak boleh berkelahi, Jika berada di lingkungan sekolah tidak boleh

merokok karena di sekolah adalah lingkungan tanpa rokok maka harus

mematuhi peraturan tersebut dan apabila masih ada yang merokok, itu berarti

masih terjadi pelanggaran di sekolah tersebut.

f. Patokan dan acuan dalam setiap tindakan

Tata tertib sekolah menjadi patokan atau acuan dalam setiap tindakan

warga sekolah yang dilakukan dalam lingkungan sekolah agar kondisi sekolah

tetap nyaman. Contoh: tidak boleh menerima tamu dari luar tanpa seijin guru

piket, jika masih ada siswa yang menerima tamu tanpa seijin guru maka masih

terjadi pelanggaran tata tertib.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi tata tertib adalah

untuk meningkatkan sikap dan perilaku perilaku warga sekolah agar berdisiplin

sehingga menjadikan kelancaran proses belajar mengajar dan tujuan pendidikan bisa

terlaksana. Fungsi lain adalah untuk membatasi perilaku yang kurang baik bagi siswa.

2.1.1.3 Tujuan Tata Tertib

Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar

semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta melaksanakan

dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Prinsip tata

tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan ada yang tidak boleh dilakukan

dalam pergaulan di lingkungan sekolah.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

13

Tujuan tata tertib sekolah meliputi beberapa aspek di antaranya sebagai

berikut:

a. Membentuk akhlak dan kepribadian siswa melalaui penciptaan iklim dan

budaya sekolah yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran.

b. Membentuk dan membiasakan pelaksanaan nilai-nilai karakter sekolah.

c. Melatih siswa untuk dapat hidup tertib dan berakhlak mulia yang akan

diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Memotivasi siswa untuk berprestasi yang dapat menjadikan sekolah yang

berkualitas.

e. Memonitor dan mengevalusi perilaku siswa secara berkesinambungan

untuk dijadikan pertimbangan dalam penentuan kenaikan kelas, dan

ketamatan belajar siswa.

2.1.1.4 Isi Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah sebagaimana tercantum di dalam Instruksi Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14/4/1974 Tanggal 1 Mei 1974 (Nawawi,

1986:161) mencakup aspek – aspek sebagai berikut:

a. Tugas dan kewajiban

1) Dalam kegiatan intra kurikuler

2) Dalam kegiatam ekstra kurikuler

b. Larangan – larangan bagi para siswa

c. Sanksi – sanksi bagi siswa

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

14

Arikunto (1990:123) berpendapat batasan peraturan dan tata tertib sekolah

sebagai berikut:

a. Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang

harus dipenuhi oleh siswa. Misalnya peraturan tentang kondisi yang harus

dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran sedang berlangsung.

b. Tata tertib sekolah menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya khusus

yang harus dipenuhi oleh siswa. Tata tertib sekolah menunjuk pada patokan

atau standar untuk aktifitas khusus, seperti penggunaan pakaian seragam,

penggunaan laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas

rumah, pembayaran SPP dan sebagainya.

Tata tertib sekolah merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari

semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Namun disisi

lain guru juga harus memberikan pengawasan secara optimal terhadap pelaksanaan

tata tertib sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekolah pada umumnya

menyusun pedoman tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait baik Guru,

tenaga administrasi maupun siswa. Isi tata tertib sekolah secara garis besar adalah

berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi.

Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus

meliputi tiga unsur (Arikunto, 1990:123) yaitu:

a. Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang;

b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar

peraturan;

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

15

c. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang

dikenai tata tertib sekolah tersebut.

2.1.1.5 Macam-Macam Tata Tertib

Dalam Giri (Suparlan, 2008:53), beberapa macam tata tertib yang harus dibuat

oleh sekolah antara lain adalah:

a. Tata tertib perpustakaan

b. Tata tertib kantin

c. Tata tertib mushala

d. Tata tertib laboratorium

e. Tata tertib lapangan olah raga

f. Tata tertib kelas

g. Tata tertib siswa

h. Tata tertib guru dan sebagainya

2.1.2 Pelanggaran Tata Tertib

2.1.2.1 Pengertian Pelanggaran Tata Tertib

Pelanggaran menurut KBBI (2008: 783) adalah perbuatan melanggar, sifat

atau perilaku yang tidak sesuai aturan. Menurut Tamizi (2012) pelanggaran adalah

“tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah

satu penyebab utamanya berbagai bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik

di dalam maupun di luar.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

16

Dapat diambil kesimpulan bahwa pelanggaran tata tertib sekolah adalah

tindakan siswa yang melanggar peraturan sebagai bentuk kenakalan yang telah

ditetapkan menjadi tata tertib yang bertujuan untuk melancarkan proses belajar

mengajar di sekolah.

2.1.2.2 Bentuk Pelanggaran Tata Tertib

Bentuk-bentuk pelanggaran menurut Soeparwoto (2003:163) yang dilakukan

siswa disekolah meliputi: a. Membolos; b. Terlambat; c. Menyontek; d. Berkelahi; e.

Mencuri; f. Merokok; g. Membawa buku atau sejenisnya, yang mengandung unsur

pornografi; h. Berpakaian tidak sesuai aturan; i. Minum-minuman keras; j.

Menghisap obat terlarang.

2.1.2.4 Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Tata Tertib

Masa-masa SMP merupakan masa membentuk dan mengembangkan

kepribadian, disamping itu juga juga merupakan masa transisi untuk mencari identitas

diri, masa peralihan dan masa yang rawan akan pengaruh negatif yang muncul di

lingkungan sekitar tempat tinggal. Hal ini selalu muncul keinginan untuk mencoba

hal-hal baru baik itu positif maupun negatif dan berbau modern yang tentunya tidak

sesuai dengan nilai asli budaya Indonesia.

Dalam proses menuju kematangan siswa memerlukan perhatian lebih dari

para guru dan orang tua agar siswa tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan

nantinya. Perhatian dari guru dapat dilakukan melalui pendekatan paedagogik, yaitu

suatu pendekatan yang sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan dan

pengembangan yaitu tercapainya kedewasaan anak didik.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

17

Proses perkembangan siswa menuju kepribadian yang baik tidaklah selalu

lancar akantetapi banyak mengalami rintangan. Besar kecilnya rintangan ditentukan

oleh faktor tempat dimana siswa berada, dimulai dari lingkungan keluarga dan

masyarakat dimana siswa hidup dan berkembang. Faktor yang menyebabkan

munculnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa menurut Willis (2012: 93) adalah

faktor dari dalam (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik).

a. Faktor dari dalam (intrinsik)

Adalah faktor yang menyebabkan munculnya perlaku menyimpang berasal

dari dalam diri seseorang.

1. Predisposing factor

Predisposing factor merupakan kelainan kejiwaan seperti schizophrenia.

Penyakit jiwa ini bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang keras atau

penuh tekanan terhadap anak. Kecenderungan kenakalan adalah faktor bawaan

bersumber dari kelainan otak.

2. Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya

dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam

kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena

remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

3. Lemahnya pertahan diri

Pertahanan diri adalah faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan

mempertahankan diri terhadap pengaruh–pengaruh negatif dari lingkungan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

18

Lemahnya kepribadian remaja disebabkan faktor pendidikan di keluarga. Sering

orang tua tidak memberi kesempatan anak untuk mandiri, kreatif, dan memiliki daya

kritis serta mampu bertanggung jawab. Orang tua yang seperti ini mengabaikan

kemampuan anaknya terutama jika sudah remaja masih dianggap anak-anak.

Akibatnya hingga akhir yaitu saat-saat yang penting untuk menjadi orang dewasa

tidak menjadi kenyataan.

4. Kurangnya kemampuan penyesuaian diri

Ketidakmampuan diri dalam penyesuaian terhadap lingkungan sosial karena

dengan mempunyai daya pilih teman bergaul akan membantu pembentukan perilaku

positif.

5. Kontrol diri yang lemah

Siswa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat

iterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'.

Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,

namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan

pengetahuannya.

6. Intelegensi

Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbedabeda. Perbedaan intelegensi

ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang

yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar,

dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

19

normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun

menyesuaikan diri di masyarakat.

7. Umur

Umur mempengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang.

Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya,

makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya.

b. Faktor dari luar (ekstrinsik)

Adalah faktor yang menyebabkan munculnya perlaku menyimpang berasal

dari luar diri seseorang yaitu lingkungan hidupnya.

1. Peran keluarga

Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial sangat besar perananya

dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini.

Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan

kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan

remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan

berkembang hingga meresahkan masyarakat.

2. Peran masyarakat

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan keluarga

akhirnya berkembang ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak mengakibatkan anak

mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal dari sebuah petaka

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

20

masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan sesuatu yang

menyimpang dari nilai dan norma sosial.

3. Pergaulan

Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-

anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering

kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan

menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila

teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat

positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti

konsep-konsep yang bersifat negatif. Oleh karena itu menjaga pergaulan dan memilih

lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.

4. Media massa

Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau

pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat mempengaruhi perkembangan

perilaku individu. Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang

norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentah-

mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru

mengakibatkan perilaku untuk melanggar.

Dari berbagai faktor-faktor penyebab pelanggaran tata tertib di atas maka

perlu dilakukan upaya penegakkan tata tertib. Penegakkan tata tertib merupakan

tanggung jawab semua pihak yang ada di sekolah terutama guru karena merupakan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

21

pendidik yang di percaya oleh orang tua siswa untuk membina siswa agar memiliki

kepribadian yang baik.

2.1.3 Upaya Guru Dalam Menegakkan Tata Tertib

Upaya adalah suatu usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluar (KBBI, 2008:1534). Jadi, upaya

penanganan pelanggaran disini adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk

menegakkan tata tertib di sekolah. Sedangkan pengertian guru adalah sebagai berikut:

2.1.3.1 Pengertian Guru

Guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (ayat 1 pasal 1). Peranan guru sangat penting dalam dunia

pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik,

guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter

yang baik bagi anak didiknya.

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk

membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di

sekolah maupun diluar sekolah. Guru merupakan orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik yang dapat dilakukan di tempat–tempat tertentu tidak

harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, surau atau mushola, di

rumah dan sebagainya (Djamarah, 2010:32).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

22

Dari berbagai definisi menurut pendapat para ahli maka dapat diambil

kesimpulan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

mendidik siswa dari ketika dini sampai dewasa yang tidak hanya di lakukan di

lembaga formal.

2.1.3.2 Kompetensi Guru PKn

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, ayat 10,

disebutkan “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dmiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesian. Dalam kompetensi ini meliputi daya pikir, daya kalbu, dan daya

raga yang diperlukan oleh peserta didik unutk terjun ke masyarakat untuk

mengembangkan dirinya (Syaiful, 2011: 29).

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan U No. 14 Tahun 2005

Pasal 10 Ayat 1 menyatakan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak meliputi : kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial.

Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi Pedagogik

Dalam kompetensi pedagogik ada kemampuan dasar guru meliputi :

kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan, kemampuan mengelola

program belajar mengajar, kemampuan mnegelola kelas, kemampuan mneggunkan

media atau sumber belajar, kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan,

kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dll.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

23

Jadi dalam kemampuan pedagogik guru harus mengembangkan kemampuan

yang bersifat kognitif berupa pengertian dan pengetahuan, afektif berupa sikap dan

nilai maupun performansi berupa perbuatan-perbuatan yang mencerminkan

pemahaman ketrapilan dan sikap.

2. Kepribadian

Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra

diri dan kepribadian seseorang selama hal itu dilakukan dengan penuh kesadaran.

Tentu dasarnya adalah ilmu pengetahuan dan moral yang dimilikinya. Kepribadian

akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik

atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya. Kompetensi kepribadian guru

menunjukan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian adalah mantap

dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma

sosial dan etika yang berlaku, dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk

bertindak sebagai pendidik dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta

didik, sekolah dan masyarakat dengan menunjukan keterbukaan dalam berfikir dan

bertindak, berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif

terhadap peserta didik dan memilki akhlak mulia dan memiliki akhlak mulia dan

memilki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma

religious, jujur, ikhlas, dan suka menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat

digunakan sebagai sumber kekuatan, inspirasi, motivasi dan inovasi bagi peserta

didiknya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

24

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial

dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku

santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan

mampu menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain dan meliputi :

berkomunikasi lisan, tulisan, dan atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi

dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun

dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Professional Atau Kompetensi Akademik.

Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah

konsep, asas kerja sabagai guru, mampu mendemostrasikan sejumlah strategi maupun

pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

Dalam kompetensi professional terdiri dari memahami mata pelajaran yang telah

dipersiapkan untuk mengajar, memahami standar kompetensi dan standar isi mata

pelajaran yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada dalam KTSP

dll. Jadi guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang

digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas,

kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran

tinggi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

25

2.1.1.3 Peran Guru dalam Penegakkan Tata Tertib Sekolah

Menurut Daryanto (2014) terdapat beberapa Indikator-indikator yang perlu

diperhatikan dalam menegakkan tata tertib dan kedisiplinan meliputi tiga kegiatan

pokok, yaitu penyusunan tata tertib, sosialisasi tata tertib, dan penegakkan tata tertib.

1. Penyusunan Tata Tertib

Beberapa pedoman umum dalam menyusun tata tertib sekolah dikemukakan

sebagai berikut:

a) Penyusunan tata tertib melibatkan atau mengakomodasi aspirasi siswa dan

aspirasi orangtua siswa yang dianggap sesuai dengan visi dan misi sekolah.

b) Semua aturan disiplin dan tata tertib yang berkaitan dengan apa yang

dikehendaki, dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan beserta sanksi atas

pelanggarannya, merupakan hasil kompromi semua pihak (siswa, orangtua,

guru, guru pembimbing, dan kepala sekolah).

c) Penyusunan tata tertib harus didasarkan pada komitmen yang kuat antara

semua unsur dan komponen sekolah dan konsisten dengan peraturan dan tata

tertib yang berlaku.

d) Tata tertib sekolah hendaknya tetap memberi ruang untuk pengembangan

kreativitas warga sekolah dalam mengespresikan diri dan mengembangkan

potensi dan kompetensi yang dimilikinya. Jika perlu dibuat satu hari tertentu

di mana pada hari itu siswa diberikan kesempatan untuk berkreasi atau

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

26

memberi saran kepada guru, pegawai dan kepala sekolah dalam rangka

pengembangan sekolah.

e) Tata tertib sekolah jangan hanya dibuat berupa konsep yang harus dipatuhi

oleh warga sekolah dengan sanksi yang sangat jelas yang dapat membuat

aturan menjadi kaku, tetapi bagaimana mengkondisikan sekolah yang bisa

membuat orang untuk tidak melakukan pelanggaran.

f) Tata tertib yang ada jangan sampai hanya dilakukan untuk menertibkan warga

sekolah dari segi fisik saja, tetapi juga untuk membentuk mental disiplin agar

disiplin yang terjadi bukan kedisiplinan semu yang dilakukan karena takut

menerima sanksi, tetapi lebih kepada kesadaran bahwa tata tertib itu memiliki

nilai kebenaran sehingga perlu untuk ditaati.

g) Aturan disiplin dan tata tertib beserta sanksi-sanksinya terutama diarahkan

untuk membangun budaya perilaku positif dan sikap disiplin di kalangan

siswa (self-dicipline) dan warga sekolah lainnya.

h) Aturan disiplin dan tata tertib beserta sanksi-sanksinya hendaknya tetap

memberi ruang bagi berkembangnya kreativitas dan sikap kritis warga

sekolah. Untuk siswa misalnya, perlu ada kesepakatan mengenai batas wajar

tentang perilaku yang dapat dikategorikan nakal atau melanggar tata tertib.

i) Format penyusunan aturan disiplin dan tata tertib dapat dibuat dalam berbagai

bentuk. Contoh model yang dapat digunakan untuk siswa adalah model

penambahan skor dan pengurangan skor:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

27

a) Model penambahan skor. Dalam model ini, ditetapkan skor denda

maksimum, misalnya 100 poin, sebagai batas toleransi. Siswa yang

mencapai skor 100 akan terancam dikeluarkan dari sekolah.

b) Model pengurangan skor. Dalam model ini setiap siswa diberi skor modal

awal, misalnya 100 poin. Setiap pelanggaran akan berakibat pengurangan

skor, dan siswa yang mencapai skor nihil akan terancam dikeluarkan dari

sekolah.

j) Aturan disiplin dan tata tertib beserta sanksi-sanksinya dibuat dalam bentuk

tertulis dan disahkan oleh kepala sekolah, agar semua pihak mengetahui dan

memahami setiap butir aturan disiplin tersebut.

k) Selain peraturan tentang pemberian sanksi, sekolah juga dapat membuat

peraturan tentang pemberian penghargaan kepada warga sekolah untuk

memotivasi mereka mentaati disiplin dan tata tertib sekolah.

2. Sosialisasi Tata Tertib

a) Pelaksanaan tata tertib sekolah sangat tergantung pada pemahaman pihak-

pihak terkait terhadap tata tertib yang disusun. Karena itu sosialisasi tata tertib

perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami dengan

baik isi tata tertib tersebut. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam

melaksanakan sosialisasi tata tertib dikemukakan berikut ini.

b) Aturan disiplin dan tata tertib yang telah disusun, disepakati dan disahkan

kepala sekolah hendaknya disosialisasikan secara berkelanjutan kepada

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

28

seluruh warga sekolah, dalam hal ini siswa, guru, orangtua siswa, pegawai,

dan pengurus komite sekolah. Sekolah perlu memastikan bahwa mereka

memiliki pemahaman yang sama tentang butir-butir tata tertib yang telah

disepakati dan disahkan tersebut. Sosialisasi untuk orang tua siswa dan

pengurus komite sekolah dapat dilakukan dengan cara mengirimkan tata tertib

yang telah dibuat dalam bentuk tertulis kepada mereka.

c) Butir-butir tata tertib sekolah dapat dibuat dalam bentuk poster afirmasi yang

dipajang di majalah dinding sekolah dan/atau lokasi-lokasi strategis di

lingkungan sekolah agar dapat senantiasa dilihat, dibaca dan dipahami oleh

seluruh warga sekolah.

3. Penegakkan Tata Tertib

a) Kegiatan terpenting dalam menguji efektivitas tata tertib adalah pada

pelaksanaannya. Di sini terkait dengan sejauh mana upaya pihak sekolah

dalam menegakkan tata tertib yang telah disusun. Sebab betapapun baiknya

tata tertib tapi jika tidak ditegakkan secara konsekuen maka tidak akan banyak

artinya dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah. Beberapa

pertimbangan dalam penegakkan tata tertib dikemukakan berikut ini.

c. Disiplin dan tata tertib sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada disekolah

tidak terkecuali kepala sekolah ataupun guru dan staf harus patuh dan taat

pada peraturan sekolah yang berlaku dan menjadi komitmen yang kuat dan

mengikat.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

29

d. Sikap, perilaku, dan tindakan kepala sekolah, guru, dan warga sekolah

lainnya, hendaknya menjadi model dan teladan bagi penegakkan perilaku

tertib dan disiplin di sekolah.

e. Memberikan penghargaan sebagai teladan kepada guru, siswa dan staf yang

tidak pernah melakukan pelanggaran selama kurun waktu tertentu dan

diumumkan secara aklamasi pada saat pelaksanaan upacara.

f. Penegakkan disiplin dilakukan secara bertahap kepada semua unsur yang ada

disekolah mulai dari peringatan, teguran, percobaan, penundaan, demosi dan

PHK atau dikeluarkan sampai masalah itu terpecahkan atau dihilangkan.

g. Terhadap pelanggaran-pelanggaran, dengan cepat dilakukan tindakan

kedisiplinan.

h. Penegakkan tata tertib terutama difokuskan pada upaya membantu siswa dan

semua warga sekolah untuk menyesuaikan diri dengan setiap butir dalam

aturan tata tertib tersebut.

i. Penjatuhan hukuman (eksekusi) atas pelanggaran tata tertib hendaknya

disertai dengan penjelasan mengenai alasan dan maksud positif dari pengam-

bilan tindakan tersebut. Siswa yang menerima sanksi harus dibantu

memahami dan menerima bentuk sanksi tersebut sebagai bentuk intervensi

bagi kebaikan yang bersangkutan.

j. Sanksi penegakkan tata tertib sekolah dilakukan kepala sekolah atau wakil

kepala sekolah urusan kesiswaan. Demi efektitas layanan BK di sekolah guru

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

30

pembimbing diharapkan tidak ditugaskan untuk pemberian sanksi terhadap

siswa.

k. Penegakkan tata tertib merupakan bagian dan terintegrasi dengan upaya

membangun budaya perilaku etik dan sikap disiplin, baik di lingkungan

internal sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.

l. Ada konsistensi/kesepakatan di antara para guru dan kepala sekolah mengenai

prosedur-prosedur dan bentuk hukuman bagi siswa pelannggar disiplin dan

tata tertib,

m. Eksekusi terhadap pelanggar tata tertib berat, khususnya yang berkonsekuensi

skorsing atau pemecatan, ditetapkan melalui pertemuan konferensi kasus

(case-conference) yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, konselor sekolah,

pengurus OSIS, dan wakil komite sekolah.

n. Eksekusi terhadap pelanggar tata tertib berat yang berkonsekuensi skorsing

atau pemecatan dilakukan oleh kepala sekolah setelah semua upaya persuasi

untuk perbaikan perilaku telah dilakukan secara maksimal.

o. Penghargaan dapat diberikan kepada warga sekolah dalam rangka penegakkan

tata tertib sekolah seperti pemberian reward kepada mereka yang tidak pernah

melakukan pelanggaran selama tiga bulan, satu semester sampai satu tahun.

p. Orangtua siswa perlu diberikan pemhamanan tentang kebijakana sekolah

tentang kedisiplinan agar orang tua merasa dihargai dan dilibatkan sehingga

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

31

dapat memberikan dukungan terhadap dukungan pelaksanaan tata tertib

sekolah.

2.1.1.4 Upaya Guru dalam Menegakkan Tata Tertib

Dalam penanganan pelanggaran tata tertib siswa ada beberapa cara atau upaya

yang dikemukakan oleh para ahli baik yang dilakukan oleh pihak keluarga atau orang

tua, pihak sekolah atau pemerintah, dan pihak masyarakat. Dalam Ariel (Gunarsa,

2006:140) ada tiga sikap atau upaya untuk pelanggaran terhadap tata tertib. Upaya

untuk menegakkan tata tertib dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya

pelanggaran-pelanggaran. Usaha pencegahan timbulnya pelanggaran secara umum:

a. Usaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas siswa

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh siswa

c. Usaha pembinaan dengan cara:

i. Menguatkan sikap mental siswa supaya mampu menyelesaikan

persoalan yg dihadapinya.

ii. Memberi pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan

dan keterampilan, melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui

pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.

iii. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal

demi perkembangan pribadi yang wajar.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

32

iv. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial

keluarga maupun masyarakat dimana banyak terjadi penyimpangan.

Sedangkan untuk usaha pencegahan timbulnya pelanggaran secara khusus:

Usaha ini dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para

siswa. Di sekolah pendidikan mental ini khususnya dilakukan oleh guru, guru

pembimbing atau psikolog sekolah bersama para pendidik lainnya. Usaha para

pendidik harus diarahkan terhadap si remaja dengan mengamati, memberikan

perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah siswa dirumah dan

disekolah.

2. Upaya Represif

Upaya represif adalah tindakan dengan menegakkan hukuman terhadap setiap

perbuatan pelanggaran. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan :

a. Di dalam lingkungan keluarga, siswa harus mentaati peraturan dan tata

cara yang berlaku. Disamping peraturan tertentu perlu adanya semacam

hukuman yang dibuat oleh orang tua terhadap pelanggaran tat tertib dan

tata cara keluarga.

b. Di sekolah, dalam hal ini kepala sekolah yang berwenang dalam

pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. dalam

beberapa hal guru juga berhak bertindak. Misalnya: dalam pelanggaran

tata tertib kelas dan peraturan yang berlaku untuk pengendalian suasana

pada waktu ulangan atau ujian.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

33

3. Upaya kuratif atau rehabilitasi

Adalah memperbaiki akibat perbuatan tercela, terutama individu yang telah

melakukan perbuatan tersebut. Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan

lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku si pelanggar siswa

itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan

secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun

perorangan yang ahli dalam bidang ini.

4. Hukuman

Hukuman merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap

orang yang melakukan perbuatan melanggar peraturan atau orang yang membuat

suatu kesalahan. Di lingkungan sekolah terutama pada masa lampau pihak sekolah

akan melakukan hukuman bagi siswanya yang melakukan pelanggaran. Penanganan

pelanggaran dapat dilakukan dengan cara:

a. Pengenalan siswa

Pengenalan disini diartikan bahwa pihak sekolah harus mengenalkan

terlebih dahulu mengenai isi dari suatu peraturan atau tata tertib siswa,

sehingga siswa dapat mengetahui dan melaksanakannya dengan baik.

b. Tindakan korektif yang meliputi:

a. Lakukan tindakan dan bukan ceramah

Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib siswa maka pihak

sekolah harus segera melakukan tindakan untuk menangani pelanggaran

tersebut dan tidak hanya melakukan ceramah.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

34

b. Do not bargain

Artinya tidak menawar, tidak menawar disini maksudnya adalah tidak

ada tawar menawar dalam hal peraturan yang berlaku.

c. Gunakan kontrol kerja

Bahwa dalam menangani pelanggaran juga harus menggunakan

kontrol kerja dari seluruh warga sekolah agar dapat tercipta kedisiplinan

terhadap tata tertib sekolah.

d. Menyatakan peraturan dan konsekuensinya dengan jelas

Dalam suatu tata tertib pasti ada peraturan, larangan dan sanksi yang

jelas. Bila terjadi pelanggaran maka sanksi akan diberlakukan sesuai

dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.

e. Tindakan penyembuhan

Dalam tindakan penyembuhan dilakukan oleh orang – orang khusus

yang menguasai dalam hal psikolog anak.

Khusus dalam hal penegakkan tata tertib yang dapat dijalankan Guru PKn

mencakup mencegah terjadinya pelanggaran tata tertib (preventif), menangani

pelanggaran tata tertib (represif) dan pembinaan (kuratif). Dalam upaya mencegah

pelanggaran guru PKn memberikan contoh perilaku yang baik bagi siswanya. Upaya

represif dengan mengontrol perilaku siswa di lingkungan sekolah dan memberi

hukuman bagi siswa yang melanggar. Sedangkan untuk upaya kuratif dengan

memberikan pengawasan intesif bagi siswa yang sering melanggar. Dari upaya

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

35

preventif, represif dan kuratif guru Pkn tidak bisa bertndak secara personal namun

harus bekerjasama dengan guru lain.

2.1.2 Hambatan Dalam Menegakkan Tata Tertib

Menurut Soetjipto (2009:112), dari berbagai jenis pelanggaran tata tertib yang

dilakukan oleh siswa, sebisa mungkin sekolah telah mengupayakan untuk mengatasi

pelanggaran-pelanggaran tersebut. Kewenangan untuk mengatasi pelanggaran tata

tertib siswa berada pada kepala sekolah, namun dalam beberapa hal guru berhak

bertindak terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa. Untuk membuat siswa tersebut

menjadi lebih bisa mentaati tata tertib yang telah berlaku di sekolah. Tapi di lain

pihak guru juga mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan yang dapat menjadi

halangan untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa yaitu,

sebagai berikut :

a. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang

bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan

semua tugas itu.

b. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin

lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai

masalah siswa. Dari hambatan yang diungkapkan menurut Soetjipt

hambatan tersebut di atas bisa terjadi ataupun tidak terjadi, bisa juga

terjadi hambatan yang lain dalam upaya menaggulangi pelanggaran tata

tertib di sekolah.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

36

Penegakkan tata tertib merupakan tanggungjawab bersama, namun Guru PKn

bertanggungjawab khusus dalam menegakkan tata tertib, terlebih karena Mata

Pelajaran PKn dimaksudkan untuk mengembangkan tata tertib yang dilakukan.

2.1.3 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49) adalah mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan

UUD 1945.

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terdapat dalam

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai mata pelajaran yang bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan 1.Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam

menanggapi isu kewarganegaraan, 2. Berpartisipasi secara aktif dan

bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara serta anti korupsi, 3. Berkembang secara positif dan demokratis

untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain, 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain

dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

Salah satu ruang lingkup dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah “Norma, hukum dan peraturan

meliputi tata tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

37

berlaku di masyarakat, peraturan daerah, norma dalam kehidupan baerbangsa dan

bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional”.

Dari tujuan dan ruang lingkup Permendiknas di atas dapat disimpulkan bahwa

PKn merupakan pelajaran yang menekankan pada pembentukan karakter siswa, jika

dikaitkan dengan pengertian guru, maka guru PKn adalah orang yang berwenang dan

bertanggung jawab untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik tentang

pembentukan sikap agar menjai warga Negara berkarakter sesuai Pancasila dan UUD

1945.

Dalam rangka pelaksanaan Kurikulum 2013 pengganti KTSP, pemerintah

melalui Kemendikbud telah menerbitkan peraturan baru tentang Implementasi

Kurikulum yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 81A Tahun 2013. Dalam kurikulum ini pendidikan karakter mendapat

perhatian yang besar, hal itu nampak dalam rumusan kompetensi inti dan kompetensi

dasar, seperti misalnya :

Tabel 2.1 Contoh KI dan KD dalam Kurikulum 2013

No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat.

2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

2.1 Menghargai semangat dan komitmen kebangsaan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara

2.2 Menghargai perilaku sesuai norma-norma dalam berinteraksi dengan kelompok

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

38

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

sebaya dan masyarakat sekitar 2.3 Menghargai sikap toleran terhadap

keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender

2.4 Menghargai semangat persatuan dan kesatuan dalam memahami daerah tempat tinggalnya sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dalam kerangka Negara Kesatuan RepubIik Indonesia (NKRI)

(Sumber: Silabus SMP)

Dari contoh perumusan kompetensi inti diatas dapat dilihat cakupan

pendidikan karater yang dituangkan dalam kompetensi dasar. Untuk mencapai tujuan

karakter yang di harapkan guru perlu menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).

Dalam Permendikbud Nomor 81A/2013 langkah-langkah pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui

pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,

menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian

menyimpulkan, dan mencipta.

a. Mengamati (observasi)

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran adalah dengan membuka secara luas

dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui

kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,

membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun

kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari

informasi.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

39

b. Menanya

Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak

dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi

tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam

kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup

cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian, aktivitas wawancara

dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan

pembelajaran memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil

kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari

yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

40

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat

yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk

menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola

dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir

yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk

memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada

teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran

merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan

beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.

Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam

referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di

memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah

tersedia.

e. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah

menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

41

keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok,

atau secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam

kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut

disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau

kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun

2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam

kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir

sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Sebagaimana telah dikemukakan tersebut di atas bahwa salah satu misi PKn

adalah sebagai pendidikan karakter, maka dalam Draf Panduan Guru Mata Pelajaran

Pkn (2010) beberapa peran guru PKn yang perlu dilakukan dalam mengembangkan

misi tersebut adalah :

1. Memahami Nilai-Nilai Karakter Yang Hendak Dikembangkan

Untuk dapat menjadi guru PKn yang efektif dalam pendidikan karakter, perlu

memahami dengan baik mengenai konsep dan indikator karakter yang hendak

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

42

dinternalisasikan kepada peserta didik. Tanpa pemahaman yang baik mengenai nilai

karakter tersebut, maka sulit bagi guru untuk membuat Silabus, RPP dan

melaksanakan praktek pembelajarannya secara efektif.

2. Mengembangkan Pembelajaran Aktif

Komponen-komponen tersebut dapat mengembangkan karakter peserta didik

apabila memenuhi enam kriteria yaitu: Tujuan, Input, Aktivitas, Pengaturan (Setting),

Peran guru, Peran peserta didik.

3. Mengembangkan Kultur Sekolah

Kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter perlu diciptakan.

Kultur sekolah adalah norma-norma, nilai-nilai, keyakinan, sikap, harapan-harapan,

dan tradisi yang ada di sekolah dan telah diwariskan antar generasi, dipegang bersama

yang mempengaruhi pola pikir, sikap dan pola tindakan seluruh warga. Pembelajaran

yang baik hanya dapat berlangsung pada sekolah yang memiliki kultur positif. Suatu

kultur sekolah yang sehat akan berdampak kesuksesan siswa dan guru dibandingkan

dengan dampak bentuk reformasi pendidikan yang lain. Kultur sekolah yang sehat

dan positif berkaitan erat dengan: motivasi dan prestasi siswa dan produktivitas dan

kepuasan guru. Racun kultur negatif di sekolah misalnya: diktator, komentator,

agitator, dan spectator.

4. Menjadi Model

Guru hendaknya dapat menjadi contoh bagi peserta didik sebagai guru yang

berkarakter. Maksudnya sikap dan tindakan guru menggambarkan karakter yang

diinternalisasikan kepada peserta didik. Dengan kata lain seperti peran guru yang

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

43

diajukan Ki Hajar Dewantara, bahwa guru yang dengan efektif dan efisien

mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha, ing

madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dalam hal ini Bung Karno menyatakan

semboyan: “orang tidak dapat mengajarkan apa yang dikehendakinya, tidak juga apa

yang diketahuinya, orang hanya dapat mengajarkan apa yang dihayatinya”. Pendapat

Bung Karno mempertegas bahwa seorang guru tidak ada pilihan lain kecuali

mempraktekan apa yang diajarkannya, untuk dapat menghayati yang diajarkannya.

Guru PKn maupun anak didik harus dapat banyak belajar maupun mencontoh

mutiara-mutiara karakter dari para pendiri bangsa. Misalnya, salah satunya adalah

Bung Hatta. Bung Hatta memiliki karakter antara lain: bebas; tekun; santun; saleh;

patriotik; aktif berorganisasi. Para founding father juga merupakan guru bangsa yang

memiliki karakter yaitu memiliki pengetahuan luas dan mendalam tentang berbagai

hal (well informed), pembaca yang baik (well read), berkemampuan yang sangat baik

untuk mengemukakan pendapatnya dengan lisan maupun tulisan (well equiped), serta

pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya sebagai basis gerakan sosial.

2.2 Penelitian yang Relevan

Banyaknya pelanggaran yang terjadi di sekolah menuntut guru untuk

melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir pelanggaran selanjutnya. Berbagai

upaya yang digunakan guru untuk menegakkan tata tertib adalah dengan upaya

preventif, repesif dan kuratif.

Siti Rokhayah (2013) Upaya Guru Pkn Dalam Menanggulangi Pelanggaran

Tata Tertib Di SMK Muhammadiyah 2 Boja. Hasil dari penelitian ini menunjukan

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

44

beberapa upaya guru PKn dalam menanggulangi kasus pelanggaran tata tertib yaitu

secara preventif adalah berbagi pengalaman hidup agar siswa menjadi lebih dewasa

dan mengajarkan sopan santun kepada semua siswa. Secara represif dengan cara

memberikan teguran dan hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran tata

tertib sekolah. Secara kuratif guru PKn menyerahkan siswa yang mengulangi

pelanggaran tata tertib sekolah kepada guru BK agar siswa diberi pembinaan.

Kesimpulan: upaya guru PKn dalam menanggulangi pelanggaran tata tertib oleh

siswa di SMK Muhammadiyah 2 Boja secara preventif, represif dan kuratif.

Meskipun guru PKn telah melakukan penanggulangan pelanggaran, namun masih

terdapat hambatan, seperti: siswa tidak menyampaikan surat panggilan kepada orang

tua. Saran: guru PKn, hendaknya bekerjasama dengan guru BK agar dalam

menyampaikan surat penggilan orang tua melalui via telephone dan meningkatkan

komunikasi dengan orang tua siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah,

dalam rangka mengatasi pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

45

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Keterangan:

Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan mendidik siswa pada tingkat

pertama setelah melalui Sekolah Dasar (SD). Biasanya pada masa ini siswa masih

bisa dibimbing dan diarahkan dengan mudah kepada kegiatan-kegiatan yang bisa

membangun bakat dan minat siswa. Tata tertib sekolah mengandung pemahaman

mengenai nilai karakter yang penting bagi kepribadian siswa. Pembelajaran karakter

yang disampaikan oleh guru diharapkan mampu membentuk akhlaq siswa.

Dalam menegakkan tata tertib guru PKn melakukan upaya preventif, represif

dan kuratif. Tindakan preventif dilakukan untuk mencegah pelanggaran tata tertib,

meskipun dalam pelaksanaannya siswa ada yang sudah patuh terhadap tata tertib dan

ada yang melanggar.

Guru PKn

Upaya Kuratif

atau Rehabilitasi Melanggar Patuh

Upaya Represif

Upaya Preventif

Melanggar Patuh

Tata Tertib

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA...berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus …

46

Upaya represif dilakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib, upaya ini

meliputi pemberian sanksi atau hukuman agar siswa jera dan tidak melakukan

pelanggaran lagi. Sedangkan upaya kuratif atau pembinaan dilakukan bagi siswa yang

masih melanggar walaupun sudah diberi tindakan represif. Dalam upaya ini guru

memeberikan pembinaan dan pengontrolan khusus bagi siswa yang masih melanggar

tata tertib.