BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf ·...

20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian yang dilakukan oleh Misrah dengan judul Studi Tentang Kemampuan Siswa Dalam Mempraktikkan Thaharah Pada Kelas II SDS Indotruba Tengah Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat. Adapun rumus masalah dalam penelitian diatas adalah: 1) Bagaimana kemampuan siswa dalam mempraktikkan tata cara berwudhu di SDS Indotruba Tengah Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat? 2) bagaimana kemampuan siswa dalam mempraktikkan tata cara tayamum di SDS Indotruba Tengah Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat?.3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam mempraktikkan wudhu dan tayamum?. 1 2. Penelitian yang dilakukan oleh Norhaimi dengan judul Kemampuan Melaksanakan Sholat Siswa SDN-3 Mentawa Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur. Adapun rumus masalah dalam penelitian diatas adalah. 1) bagaimana kemampuan siswa kelas IV SDN-3 Mentawa Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur dalam melakukan gerakan sholat?.2) Bagaimana kemampuan siswa kelas IV SDN-3 Mentawa Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur dalam 1 Misrah, Studi Kemampuan Siswa Dalam Mempraktikkan Thaharah Pada Kelas II SDS Indutruba Tengan Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat. Skripsi Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2011. 7

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan oleh Misrah dengan judul Studi Tentang

Kemampuan Siswa Dalam Mempraktikkan Thaharah Pada Kelas II SDS

Indotruba Tengah Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten

Kotawaringin Barat. Adapun rumus masalah dalam penelitian diatas

adalah: 1) Bagaimana kemampuan siswa dalam mempraktikkan tata cara

berwudhu di SDS Indotruba Tengah Kecamatan Pangkalan Banteng

Kebupaten Kotawaringin Barat? 2) bagaimana kemampuan siswa dalam

mempraktikkan tata cara tayamum di SDS Indotruba Tengah Kecamatan

Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat?.3) Faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi siswa dalam mempraktikkan wudhu dan

tayamum?.1

2. Penelitian yang dilakukan oleh Norhaimi dengan judul Kemampuan

Melaksanakan Sholat Siswa SDN-3 Mentawa Baru Hulu Sampit

Kebupaten Kotawaringan Timur. Adapun rumus masalah dalam penelitian

diatas adalah. 1) bagaimana kemampuan siswa kelas IV SDN-3 Mentawa

Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur dalam melakukan

gerakan sholat?.2) Bagaimana kemampuan siswa kelas IV SDN-3

Mentawa Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur dalam

1 Misrah, Studi Kemampuan Siswa Dalam Mempraktikkan Thaharah Pada Kelas

II SDS Indutruba Tengan Kecamatan Pangkalan Banteng Kebupaten Kotawaringin Barat. Skripsi Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2011.

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

2

melafalkan bacaan sholat?.3) Bagaimana kemampuan siswa kelas IV

SDN-3 Mentawa Baru Hulu Sampit Kebupaten Kotawaringan Timur

dalam menyerasikan gerakan dan bacaan sholat?. 2

Berdaasarkan paparan sebelumnya diatas. Penulis dapat menjadikan

sebagai acuan dan kerangka berpikir, untuk membahas masalah

kemampuan siswa mempraktikkan wudhu dan tayamum kelas VII tahfidz

ali bin di MTs Hidayatul Insan Palangka Raya.

B. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, bisa, dan

sanggup. Kemampuan berarti kesanggupan, percakapan dan kekuata. 3

Kemudian menurut Broke dan Stone yang dikutip oleh Wijaya dan

Rusyan mengatakan bahwa ‘’kemampuan gambaran hakikat kualitatif

dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang tampat sangat berarti’’.

Wijaya dan Rusyan juga mengutip pendapat Johnson ia juga

mengatakan bahwa ‘’kemampuan merupakan yang rasional untuk

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan.4

2 Norhaimi, Kemampuan melaksanakan Sholat Siswa Kelas SDN-3 Baru Hulu

Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Skripsi Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2010.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,

Jakarta: Balai Pusataka,2005,h.707 4 Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar

Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994, h,48

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

3

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa kemampuan

adalah gambaran perilaku seorang guru yang sangat berarti di dalam

bidang pendidikan dan pencapaian tujuan sesuai dengan yang

diharapkan. Kemampuan guru dimaksudkan untuk memberikan

gambaraan bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-

kemampuan khusus yang dikembangkan bila menginginkan proses

belajar mengajar mencapai sasaran yang optimal, yakni memperbaiki

proses dan meningkatkan hasil dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan.

2. Pengertian Wudhu

Wudhu secara bahasa yaitu indah dan bersih. Seperti wajah bersih

(wadhi) yang wajahnya bersinar. Sedangkan secara syariat, wudhu adalah

menyucikan sesuatu dengan menggunakan air pada anggota tertentu.5

Wudhu adalah kegiatan bersuci dengan menggunakan air. Anggota

badan yang disucikan di dalam wudhu adalah: wajah, kedua tangan, kepala

dan kedua kaki.6

Kata’’al-wudhu’’berarti menggunakan air pada anggota tubuh

tertentu. Pengertian wudhu seperti inilah yang dimaksud dalam

pembahasan ini, adapun kata’’al-wudhu’’berarti air yang telah

digunakanuntuk berwudhu, wudhu merupakan salah satu syarat shalat

yang paling penting. Wudhu disyariatkan berdasarkan Firman Allah Swt.

5 Yusuf Al-Qardhawi, Fikih Thaharah, Jakarta:Puataka Al-Kautsar, 2007, h.183

6 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 1, Jakarta Pusat: PT. Pena Pundi Aksara, 2002, h.37

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

4

...

Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan

tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu

dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,

‘’(QS.al-Ma’idah ayat 5:6)

Ayat di atas termasuk ayat madaniyah. Dan juga berdasarkan sabda

Nabi dalam hadits al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah berupa hadits

marfu.’’Sesungguhnya Allah tidak menerima shalat salah satu kalian yang

berhadats hingga itu berwudhu.’’Dan dalam hadits lain.’’ Wudhu

sebagaian dari iman.’’ 7

Wudhu adalah kegiatan bersuci dengan menggunakan air. Anggota

badan yang disucikan di dalam wudhu adalah: wajah, kedua tangan,

kepada dan kedua kaki.8

a. Syarat-syarat Wudhu

1) Islam

2) Mumayis, karena wudhu itu merupakan ibadat yang wajib di niati

sedangkan orang yang tidak beragama islam dan orang yang

belum mumayiz tidak diberi hak untuk berniat.

7 Wahbah Zuhaili, Fiqih Iman Syafi’i 1, Jakarta: Darul Fikr Beirut, 2008, h. 139

8 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 1, Jakarta: Pustaka PT Pena Pundi Aksara, 2002,

h.37

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

5

3) Tidak berhadas besar

4) Dengan air yang suci dan menyucikan

5) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit, seperti getah

dan sebagainya yang melekat di atas kulit anggota wudhu.9

b. Fardhu wudhu

Wudhu memilik rukun-rukun dan perbuatan-perbuatan wajib

(fardhu) yang menjadi inti wudh. Jika salah satu dari perbuatan itu

tidak dilakukan, maka wudhu tersebut tidak sah.

Rukun-rukun tersebut sebagai berikut:

1) Niat

Niat adalah sebuah keinginan yang dibarengi dengan

tindakan nyata, untuk mencapai ridha Allah SWT. Dan

melaksanakan perintahnya.

Adapun lafadh niat berwudhu adalah sebagai berikut:

ا ي و ي و الا نو ي ض اال ل لا نو و اوا ا ايو و ل ا اي ت ت ي واال و ي ل . نو و ي ت

Artinya : ‘’Aku berniat wudhu untuk menghilangkan hadats

kecil, wajib karena Allah Ta’ala.10

2) Membasuh muka

Membasuh muka dapat dilakukan dengan cara menyirami

wajab dengan air sebanyak tiga kali. Batas wajah dalam konteks

wudhu di mulai dari bagian dahi paling atas hingga dagu di

9Syaikh Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah Terjemah Abdul Rusyad Shiddiq, Jakarta,

Pustaka Al-kausar, 2006,h.5 10

Sulaiman Rasjid, Fikih Islam, Bandung: CV. Sinar Baru, 1987, h.42

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

6

bagian bawah. Sedangkan lebarnya adalah dari batas telingga

kanan hingga telinga kiri.

3) Membasuh kedua tangan sampai siku

Siku adalah persendian yang membatasi tengan bawah dan

tengan atas seseorang. Kedua siku termasuk dalam dalam bagian

tubuh yang harus di basuh.

4) Mengusap sebagai kepada

Kata’’mengusap’’ mengandung arti membasahi. Hal itu

bisa dilakukan dengan menyentuhkan anggota yang basah kepada

anggota tubuh lainnya. Misalnya dengan menyentuhkan tengan

atau jari yang basah ke kepala.

5) Membasuh dua telapak kaki sampai kedua mata kaki

6) Tertib (berurutan).11

c. Tata cara berwudhu dengan sempurna

1) Niat berwudhu dengan tujuan menghilangkan hadas kecil.

Kemudian lakukan hal-hal selanjutnya supaya wudhu yang di

lakukan menjadi sempurna.

2) Basuh kedua tangan sebanyak tiga kali seraya membaca Bismillah

Walhamdulillah. Jika anda sedang berwudhu dari dalam bejana,

jangan masukan tangan anda kedalamnya.

3) Berkumurlah sebanyak tiga kali dengan sungguh-sungguh.

Kecuali kalau anda sedang berpuasa, karena hal ini dikhawatirkan

11

Sayyib Sabiq, Fiqih Sunnah 1, Jakarta Pusat: PT. Pundi Aksara, 2002, h. 40-42

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

7

akan ada air yang masuk ke kerongkongan, sehingga puasa anda

menjadi batal. Gunakan siwak atau sikat kalau tidak punya

menggunakan jari-jari.

4) Sedotlah air dengan hidung sebanyak tiga kali lalu semburkan

sebanyak tiga kali pula, supaya hidung anda bersih. Kecuali kalau

anda sedang berpuasa, karena hal itu di khawatirkan akan ada air

yang masuk kerongkongan, sehingga puasa menjadi batal.

Berkumur dan menyedot air dengan hidung harus menggunakan

tangan kanan, sedangkan menyemburkannya dengan tangan kiri.

5) Basuhlah wajah anda sebanyak tiga kali. Mulai dari bagian atas

jidat sampai bagian bawah dagu, jika anda punya jenggot yang

cukup lebat, anda harus mengetenghinya, yakni dengan

memasukkan jari-jari tangan anda yang sudah dibasuhi dengan air

kecelah-celah rambut. Saat berwudhu bacalah doa

Allahummaghfir li dzanbi, wa wassi li fi dari, wabarik li fi

rizqi,(Ya Allah, ampunlah dosaku, lapangkanlah kuburku, dan

berkahilah rizkiku).

6) Basuhlah sepasang tengan anda bersama denga siku sebanyak tiga

kali seraya digosok. Yakinkan bahwa air sudah merata. Mulailah

dengan yang sebelah kanan. Tengah-tengahi jari-jari tangan anda

untuk menyakinkan bahwa air sudah sampai secara merata,

karena itulah yang disunnatkan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

8

7) Usaplah seluruh kepala anda dengan menggunakan sepasang

telapak tangan mulai bagian depan kepala sampai kebelakang

seraya putarkan pada rambut supaya merata. Kemudian bagi

wanita bila menggunakan penutup kepala dan merasa kesulian

maka boleh membuka sebagaian kepala dengan syarat tutup

kepala itu harus tetap dipakai.

8) Setelah mengusap kepala, usapakan sepangan telinga dengan

menggunakan air yaitu dengan cara memasukkan jari telunjuk

anda untuk diputarkan kebagian dalam telinga, sementara dalam

waktu bersamaan jempol berputar disekitar telinga bagian luar.

9) Basuhlah sepangan kaki anda sebanyak tiga kali sambil

menggosoknya.

10) Kemudian membaca doa setelah wudhu.

11) Wudhu itu dilakukan secara tertib.12

d. Sunah-sunah Wudhu

Sunah-sunah wudhu adalah sebagai berikut:

1) Membaca basmalah saat akan memulai wudhu

2) Bersiwak

Siwak adalah praktek membersihkan gigi dengan menggunakan

kayu atau bahan lain yang dapat membersihkan gigi. Kayu yang

paling baik untuk bersiwak adalah kayu arek, yang bisa

didapatkan dari negeri Hijaz.

12

Syaikhul Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah Terjemah Abdul Rusyad Shiddiq, Jakarta, Pustaka Al-kausar, 2006,h. 59-61

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

9

3) Membasuh kedua telapak tangan saat hendak berwudhu

4) Berkumur-kumur sebanyak tiga kali

5) Memasukan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembeli

6) Membasahi janggut

7) Menbersihkan sela-sela jari

8) Membasuh anggota tubuh sebanyak tiga kali

9) Memulai dari bagian kanan

10) Menggosok (anggota tubuh yang disucikan)

11) Melakukan dengan segera artinya tidak menunda-nunda

membasuh anggota badan selanjutnya setelah selesai membasuh

satu anggota, tidak melakukan selain wudhu disela-sela rukun

wudhu yang bisa menafikan ketersambungan praktek wudhu

12) Mengusap kedua tangan

13) Memperluas cakupan, basuhan pada wajah, lengan dan kaki

14) Hemat dengan air, meskipun berwudhu dilautan

15) Berdoa pada saat berwudhu

16) Membaca doa setelah selesai berwudhu

17) Shalat dan rakat sesudah wudhu.13

Adapun lafadh doa setelah selesai berwudhu adalah sebagai

berikut:

13

Sayyid Sabig, Fiqih Sunnah 1, Jakarta Pusat: PT. Pena Pundi Aksara, 2002, h. 43-53

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

10

هو تاأونلامتومل ض اعوبي تهتا ااو تاووأوشي هتالاواشو ل يكو الاواإلاو واإللالا للهتاووحي و هو تاأوني أوشيا.اوواو ت يات تا املني ا ايمتتوطوه ل ينواوو جي و ينل املنو واوو جي و ينل ا اتنل ل بليي املنو وا هتملا جي و ينل

وا ا الل الليي ا.علبو ال وArtinya:’’Saya bersaksi sesungguhnya tiada tuhan selain Allah

yang Maha Tunggal dan tiada sekutu bagi-Nya dan

saya bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah

hambat-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanllah

aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan

jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci dan

jadikanlah aku termasuk dari golongan hambat-Mu

yang shaleh’’.14

e. Hal-hal yang membatakan wudhu

Wudhu menjadi batal disebabkan hal-hal sebagai berikut:

1) Sebagai sesuatu batal keluar dari saluran air kecil atau dari

saluran air besar, ini mencakup air kencing, madzi, wadi, mani

atau sperma, kentut dan istinja

2) Segala sesuatu yang menghilangkan atau mendominasi akal.

Contohnya seperti tidur berat, gila, pingsa, mabuk, dan terbius

oleh obat-obatan.

3) Menyentuk dzakar tanpa ada sekat. Tetapi ada sebagian ulama

ahli fiqih yang berpendapat, bahwa hal ini hukumnya tidak

membatalkan wudhu

4) Menyentuk wanita yang bukan mahram tanpa ada sekat.

Demikian menurut sebagian ulama ahli fiqih. Sementara menurut

14

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung: CV. Sinar Baru, 1987, h.43

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

11

sebagian ulama ahli fiqih yang lain, hal itu tidak membatalkan

wudhu.15

3. Pergertian Tayamum

Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

terminologi berarti, mengusapkan debu ke seluruh wajah dan kedua tangan

sebagai pengganti dari wudhu atau mandi dan anggota keduanya dengan

syarat-syarat tertentu. Tayamum juga berarti menggunakan debu yang suci

untuk mengusap wajah dan kedua tangan dengan niat untuk

memperbolehkan shalat dan sejeninya.

Tayamum merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan

kepada umat islam. Tayamum dapat diberlakukan ketika tidak ada air,

sakit, atau pada saat yang mendesak atau darurat. Tayamum dianggap

termasuk bersuci secara simboli, sebab debu tidak harus harus disapukan

benar-benar ke sebagaian anggota wudhu(yaitu wajah dan tangan), justru

disunahkan usapan dilakukan setelah kedua belah tangan yang sudah

berbalur debu dipukulkan dua kali. 16

a. Syarat-syarat Tayamum

Syarat-syarat diperbolahkannya tayamum adalah sebagai

berikut:

1) Adanya uzur sebab berpergian atau sakit

2) Sudah masuk waktu sholat

3) Sudah berusaha mencari air setelah masuk waktu shalat

15

Syeikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al-Kuatsar, 2005, h. 75-65 16

Wahbah Zuhaili, Fiqih Iman Syafi’i 1, Jakarta: Darul Fikr Beirut, 2008, h. 179

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

12

4) Menghilangkan najis yang mungkin melekat pada tubuh sebelum

tayamum

5) Adanya halangan untuk menggunakan air

6) Memakai debu atau tanah yang suci.17

b. Rukun tayamum

Rukun tayamum ada 4 yaitu:

1) Niat bertayamum

Adapun lafadh niat tayamum adalah sebagai berikut:

تلبو حو لا الل و لا نو ي ض اال ل لا نو و اوا ا اتنل وممموالالل ي . نو و ي ت

Artinya: “Aku berniat tayamum supaya dapat mengerjakan

shalat wajib karena Allah Ta’ala’’

2) Mengusapkan muka dengan debu yang suci

3) Mengusap kedua tangan sampai siku dengan debu yang suci

4) Tertib.18

c. Sunah-sunah Tayamum

Sunah-sunah tayamum diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Membaca basmallah

2) Mendahulukan anggota yang kanan dan mengakhirkan yang kiri

3) Dilakukan secara berurutan.

Adapun ayat yang berkaitan dengan tayamum yaitu:

17

Slamet Abidin, Fiqih Ibadah..., h. 52 18

Slamet Abidin, Fiqih Ibadah...,h. 52

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

13

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,

sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu

mengerti apa yang kamu ucapkan. (jangan pula hampiri

masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali

sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi, dan jika kamu

sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat

buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,

kemudian kamu tidak mendapat air. Maka bertayamumlah

kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan

tangannya. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha

Pengampun. (Q.S An-nisa : 43)19

d. Syarat-syarat Tayamum

1) Sudah masuk sholat

2) Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat, sedangkan

waktu sudah masuk

3) Dengan tanah yang suci dan berdebu

4) Menghilangkan najis.

19

Q.S An-nisa : 43

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

14

e. Rukun-rukun tayamum tersebut sebagai berikut:

1) Niat bertayamum

2) Mengusapkan muka dengan debu

3) Mengusap kedua tangan sampai siku dengan debu

4) Tertib.20

f. Tata cara tayamum

Pertama-tama mamentapkan niat terlebih dahulu bahwa anda

melakukan tayamum agar diperbolehkan menjalankan sholat.

Selanjutnya sambil membaca Bismillah tepukkan kedua telapa tangan

ke debu atau pasir yang suci atau jenis-jenis tanah lainnya. Kemudian

kibas-kibaskanlah debu dengan cara meniupnya atau dengan

mengggerak-gerakkan telapak tangan. Kemudian usapkan telapak

tangan pada wajah secara merata, lalu usapkan tangan kanan sampai

batas pergelangan tangan dengan tangan kiri, dan usapkan tangan kiri,

dan usapkan tangan kiri juga sampai batas pergelangan tangan dengan

tangan kanan. Berdo’a sebagaimana do’a sesudah berwudhu.21

C. Konsep dan Pengukuran

Kemampuan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan, kecakapan dan ketepatan siswa dalam kemampuan

20 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung, Sinair Baru Algensindo, 1994, h. 24

21 Syaikhul Hasan Ayyub, Fiqih Ibadah Terjemah Abdul Rusyad Shiddiq, Jakarta,

Pustaka Al-kausar, 2006,h. 83

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

15

mempraktikkan berwudhu dan tayamum dimana dalam mempraktikkan hal

tersebut harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ada sesuai ajaran

Rasulullah SAW.

Adapan yang menjadi indikator dan pengukurannya dalam

mempraktikkan berwudhu adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa melafalkan niat wudhu.

a. Apabila tepat dalam melafalkan niat termasuk kategori

mampu. Skor 3

b. Apabila kurang tepat dalam melafalkan niat wudhu termasuk

kategori kurang. Skor 2

c. Apabila tidak tepat dalam melafalkan niat wudhu termasuk

kategori tidak mampu. Skor 1

2. Kemampuan siswa membasuh kedua telapak tangan.

a. Apabila dalam membasuh kedua telapak tangan sudah

sempuran termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila siswa membasuh kedua tangan kurang sempuran

(airnya tidak merata) termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membasuh kedua tangan tidak berurutan

termasuk kategori kurang mampu. Skor 1

3. Kemampuan siswa dalam berkumur-kumur.

a. Apabila dalam berkumur-kumur sudah benar atau sempuran

termasuk kategori mampu. Skor 3

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

16

b. Apabila dalam berkumur-kumur kurang sempuran termasuk

kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam berkumur-kumur tidak sempuran termasuk

kategori tidak mampu. Skor 1

4. Kemampuan siswa dalam membersihkan lubang hidung.

a. Apabila dalam membersihkan lubang hidung sudah sempuran

termasuk kategori mampun. Skor 3

b. Apabila dalam membersihkan lubang hidung kurang sempuran

termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membersihkan lubang hidung tidk sempuran

termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

5. Kemampuan siswa dalam membasuh muka/wajah.

a. Apabila dalam membasuh muka dengan sempuran termasuk

kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam membasuh muka kurang sempuran termasuk

kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membasuh muka tidak sempuran termasuk

kategori tidak mampu. Skor 1

6. Kemampuan siswa membasuh kedua tangan sampai siku.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

17

a. Apabila dalam membasuh kedua telapak tangan sampai siku

sudah sempuran/benar termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam membasuh kedua telapak tangan sampai siku

kurang sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membasuh kedua telapak tangan sampai siku

tidak sempuran termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

7. Kemampuan siswa mengusap sebagian rambut.

a. Apabila dalam mengusap sebagian kepala atau rambut sudah

sempuran/benar termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam mengusap sebagian kepala atau rambut kurang

sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam mengusap sebagian kepala atau rambut tidak

sempuran termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

8. Kemampuan siswa membasuh kedua telinga.

a. Apabila dalam membasuh kedua telinga sudah sempuran/benar

termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam membasuh kedua telinga kurang sempuran

termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membasuh kedua telinga tidak sempurang

termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

9. Kemampuan siswa membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

18

a. Apabila dalam membasuh kedua kaki sampai mata kaki sudah

sempuran/benar termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam membasuh kedua kaki sampai mata kaki kurang

sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam membasuh kedua kaki sampai mata kaki tidak

sempuran termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

10. Kemampuan siswa melafalkan do’a setelah selesai berwudhu.

a. Apabila dalam melafalkan setelah selesai berwudhu sudah

sempuran/benar termasuk kategori termasuk mampu. Skor 3

b. Apabila dalam melafalkan setelah selesai berwudhu kurang

sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam melafalkan setelah selesai berwudhu tidak

sempuran termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

Adapun yang menjadi indikator kemampuan siswa dalam

mempraktikkan tayamum adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam melafalkan niat tayamum

a. Apabila tepat dalam melafalkan niat tayamum sudah

sempuran/benar termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila tepat dalam melafalkan niat tayamum kurang

sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

19

c. Apabila tepat dalam melafalkan niat tayamum tidak sempuran

termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

2. Kemampuan siswa mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

ke muka/wajab.

a. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada muka sudah sempuran termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada muka kurang sempuran termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada muka tidak sempuran termasuk kategori tidak mampu. Skor 1

3. Kemampuan siswa megusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada tangan sampai siku.

a. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada tangan sampai siku sudah sempurna/benar termasuk

kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada tangan sampai siku kurang sempurna termasuk kategori

kurang. Skor 2

c. Apabila dalam mengusap kedua telapak tangan yang berdebu

pada tangan sampai siku tidak sempurna termasuk kategori

tidak mampu. Skor 1

4. Kemampuan siswa melafalkan do’a setelah selesai tayamum.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnyadigilib.iain-palangkaraya.ac.id/542/3/BAB II M.pdf · 2017. 6. 5. · Tayamum secara Etimologi bermakan tujuan (al-qasdh), dan secara

20

a. Apabila dalam melafalkan do’a setelah selesai tayamum sudah

sempurna termasuk kategori mampu. Skor 3

b. Apabila dalam melafalkan do’a setelah selesai tayamum

kurang sempurna termasuk kategori kurang. Skor 2

c. Apabila dalam melafalkan do’a setelah selesai tayamum tidak

sempurna termasuk kategori tidak mampu. Skor 1