BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... ·...

43
16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang Islami yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan dan dapat membentuk secara utuh seorang muslim yang sempurna yang di dalam konsepnya tersusun berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits 12 . Adapun pendidikan Islam menurut para ahli pendidikan Islam secara terminologi telah mencoba memformulasikan pengertian pendidikan Islam. Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat. 13 M. Arifin mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). 14 12 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), ibid hal. 6. 13 Omar Muhammad al-Thoumy, al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 399. 14 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. Ke-4, hal. 14.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang Islami yang

memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan dan dapat

membentuk secara utuh seorang muslim yang sempurna yang di dalam

konsepnya tersusun berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits

12. Adapun pendidikan Islam menurut para ahli pendidikan

Islam secara terminologi telah mencoba memformulasikan pengertian

pendidikan Islam.

Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah

proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan

pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan

dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan

profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.13

M. Arifin mendefinisikan pendidikan Islam adalah proses yang

mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik yang

mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar

(fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).14

12 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), ibid hal. 6.

13 Omar Muhammad al-Thoumy, al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 399.

14 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. Ke-4, hal. 14.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

17

Definisi pendidikan Islam yang telah dikemukakan oleh

beberapa ahli pendidikan pada dasarnya memiliki beberapa persamaan

yang kesemuanya dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah

suatu sistem yang berproses dengan tujuan untuk memanusiakan

manusia seutuhnya agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

dengan teori-teori yang berasaskan dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

Pendidikan Islam memiliki istilah yang beragam dalam

menyebutkan istilah pendidikan Islam itu sendiri, diantara istilah

tersebut adalah tarbiyah, ta’lim, ta’dib. Ketiga istilah tersebut memiliki

penekanan dan konsep tersendiri dalam pendidikan Islam.

Pendidikan Islam dalam arti tarbiyah adalahmemelihara dan

menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh), mengembangkan

seluruh potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah

menuju kesempurnaan, dan melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Penggunaan Term al-Tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan

Islam dapat dipahami dengan merujuk firman Allah:

ما ك ه ة وقل رب� ارحم ما جناح الذ�ل� من الر�حم ه (٢٤ما رب�ياني صغيرا )واخفض ل

Artinya :“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan

penuh kesayangan dan ucapkanlah : ”Wahai Tuhanku, kasihilah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

18

mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua terlah mendidik aku

waktu kecil”(Q.S al-Isra’ [17] : 24)15.

Pendididikan Islam dalam istilah ta’lim adalah proses transmisi

berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan

dan ketentuan tertentu. Argumentasi ini didasarkan dengan merujuk

pada ayat ini :

ة نا وي�ك�يكم وي�ل�مكم الكتاب يتلو عليكم آيات كما أرسلنا فيكم رسو� منكم والحكم

مون ) (١٥١وي�ل�مكم ما لم تكونوا ت�ل

Artinya :“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni’mat Kami

kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang

membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan

mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah), serta

mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”(Q.S al-

Baqarah [2]:151)16

Pendidikan Islam dalam istilah ta’dib yang berarti pendidikan

haruslah menekankan pada aspek adab dan istilah ini menurut Al-Attas,

istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam

adalah al-ta’dib.17 Konsep ini didasarkan pada hadits Nabi :

“Addabani rabbi fa ahsana ta’dibiy” Artinya : “Tuhan telah

15 Ramayulis, dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Telaah Sistem Pendidikan dan

Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta : Kalam Mulia, 2011), cet-3, hal. 84-85. 16 Muhammad Rasyid Ridho, Tafsir al-Qur’an al-Hakim; Tafsir al-Manar, Juz VII, (Beirut :

Dar al-Fikr, tt.), hal. 262. 17 Muhammad Naquib Al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, Terj. Haidar Bagir,

(Bandung: Mizan, 1994), hal. 60.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

19

mendidikku, maka Ia sempurnakan pendidikanku”. (HR. Al-

‘Akary dari Ali r.a).

2. DasarPendidikanIslam

Dasar pendidikan Islam pada hakikatnya adalah dasar dari ajaran

Islam itu sendiri yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Al-Qur’an sebagai

sumber otentik yang berasal dari Allah SWT. Kedua adalah al-Hadits

yang merupakan perkataan perilaku dan ketetapan Nabi Muhammad

SAW.18

Menetapkan al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar pendidikan Islam

bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didsarkan pada

keimanan semata, tapi karna kebenaran yang berasala dari kedua dasar

tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam

sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, al-Qur’an

tidak ada keraguan di dalamnya, tetap terpelihara kesucian dan

kebenaranya, baik dalam aspek pembinaan spiritual maupun dalam

aspek sosial budaya dan pendidikan.

Demikian juga dengan kebenaran hadits sebagai dasar kedua bagi

pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam, Hadits memiliki dua fungsi,

yaitu:

1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang ada dalam al-Qur’an

dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya.

18 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta, Raja Grafindo, 2008), hal. 66-68.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

20

2. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah

bersama sahabat, perilakunya terhadap anak-anak, dan

pendidikan keimanan yang pernah dilakukanya.19

Al-Qur’an sebagai sumber utama pendidikan Islam memiliki

beberapa prinsip dasar yang berkaitan dengan masalah pluralisme dan

toleransi. Paling tidak, dalam dataran konseptual, al-Qur’an telah

memberi resep atau arahan-arahan yang sangat diperlukan bagi manusia

muslim untuk memecahkan masalah kemanusiaan universal, yaitu

realitas pluralitas keberagamaan manusia dan menuntut supaya bersikap

toleransi terhadap kenyataan tersebut demi tercapainya perdamaian di

muka bumi. Karena Islam menilai bahwa syarat untuk membuat

keharmonisan adalah pengakuan terhadap komponen-komponen yang

secara alamiah berbeda. Kajian yang dilakukan oleh Adnan Aslam

menghasilkan beberapa proposisi yang mendukung konstruksi

“Pluralistic Islam”, yaitu:

1. Universalitas dan keragaman wahyu Tuhan kepada manusia

ditegaskan Islam secara eksplisit untuk mendukung universalitas

wahyu Tuhan, yang memainkan peran penting dalam

pemahaman Islam akan agama lain. Tuhan dalam al-Qur’an

bukan hanya Tuhan kaum muslim, tetapi Tuhan seluruh manusia.

QS. al-Baqarah ayat 115 menggambarkan hal ini

dengan mengatakan: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan

19 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hal 34-35

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

21

barat, Maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha

mengetahui.” Tuhan semua manusia tidak akan membiarkan

bangsa manapun dalam kegelapan. Sebaliknya, dia menerangi

mereka dengan mengutus para rasul.

2. Keragaman ras, warna kulit, komunitas, dan agama dipandang

sebagai tanda Rahmat dan Keagungan Tuhan yang ditunjukkan

melalui makhluk-Nya. Pluralis dalam pengertian ini diterima

sebagai suatu fenomena alamiah. Dalam al-Qur’an dinyatakan

dalam Surat al-Hujurat: 13

3. Setiap agama yang diwahyukan dapat disebut Islam jika

dipandang sebagai sikap pasrah kepada Tuhan (makna harfiah

Islam). Jadi, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, semuanya

adalah Muslim. Karena itu, siapa saja di kalangan orang Yahudi

dan Kristen serta semua kaum agama lain yang tunduk kepada

Tuhan yang Esa, tidak menyekutukan Tuhan, maka mereka

adalah Muslim

4. Tidak ada paksaan dalam beragama, ini merupakan salah satu

prinsip unik al-Qur’an yang dimaksudkan untuk mangatur

kebebasan beragama dalam Islam. “Tidak ada paksaan dalam

beragama; Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada

jalan yang sesat.”(QS. al-Baqarah: 256), “Sesungguhnya jika

mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

22

melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada

agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan

beruntung selama lamanya“ (QS. al-Kahfi: 20), “Dan jikalau

Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang

ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)

memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang

beriman semuanya” (QS. Yunus: 99)

5. Agama di hadapan Tuhan adalah Islam. Di samping ayat-ayat

yang menunjukkan bentuk pluralisme Islam, ada juga beberapa

ayat yang menunjukkan eksklusivisme Islam. Dalam konteks ini,

al-Qur’an menyatakan: “Sesungguhnya agama di sisi Allah

hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19), “Barangsiapa mencari

agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan

diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk

orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85),

6. Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta berbuat

baik akan selamat. Gagasan Islam tentang keselamatan tidak bisa

disamakan dengan pembebasan Buddha atau pencerahan

Kristen.20

3. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan islam pada dasarnya ditujukan untuk membentuk

manusia yang berkepribadian luhur serta dapat mengembangkan

20 Ngainun Naim dan Achmad Sauqi, Pendidikan Multicultural Konsep dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), cet. II, hal. 88-93

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

23

potensi yang dimilikinya dan bukan sekedar membentuk manusia yang

dapat bekerja dengan baik. Al-Attas memiliki pandangan bahwa

pendidikan haruslah mampu menciptakan manusia yang baik

paripurna21. Hal ini disebutkan oleh Al-Attas dalam bukunya yang

berjudul Islam and Secularism:

“Tujuan mencari ilmu adalah untuk menanamkan kebaikan ataupun keadilan dalam diri manusia sebagai seorang manusia dan individu, bukan hanya sekedar sebagai warga Negara ataupun anggota masyarakat. Yang perlu ditekankan (dalam pendidikan) adalah nilai manusia sebagai manusia sejati, sebagai warga kota, sebagai warga Negara dalam kerajaannya yang mikro, sebagai sesuatu yang bersifat spiritual, (dengan demikian yang ditekankan itu) bukanlah nilai manusia sebagai entitas fisik yang diukur dalam konteks pragmatis dan utilitarian berdasarkan kegunaanya bagi Negara, masyarakat, dunia22.” Sedangkan menurut Fazlur Rahman tujuan pendidikan Islam adalah

untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua

pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi hal pada keseluruhan

yang kreatif, yang memungkinkan manusia dapat memanfaatkan

sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk

menciptakan keadilan, kemajuan dan keteraturan dunia.23

Sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang disampaikan oleh Al-

Attas dan Fazlurrahman, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

Islam diharapkan mampu membentuk manusia yang berprikepriadian

luhur serta dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba Allah SWT

dengan seperangkat potensi yang dimiliki sehingga terbentuk manusia

21 Wan Modh Nur Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Moh. Naquib al-

Attas, Penerjemah: Hamid Fahmy, dkk. (Bandung: Mizan, 2003), hal. 172. 22Wan Modh Nur Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Moh. Naquib al-

Attas, Penerjemah: Hamid Fahmy, dkk. Ibid, hal. 172. 23 Sutrisno, Fazlur Rahman; Kajian Terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan,

(Yogyakarta, Putaka Pelajar, 2006) hal 171

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

24

yang paripurna dan dapat memanfaatkan sumber-sumber alam untuk

kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan dan

keteraturan dunia..

Demi tujuan itu, maka Pendidikan Islam sebenarnya masih dianggap

sebagai instrumen penting. Sebab, pendidikan Islam sampai sekarang

masih diyakini mempunyai peran besar dalam membentuk karakter

individu-individu yang dididiknya. Dalam konteks inilah, pendidikan

Islam sebagai media penyadaran umat perlu membangun teologi

inklusif dan pluralis, demi harmonisasi agama-agama yang telah

menjadi kebutuhan masyarakat agama sekarang.

Dengan demikian, Tujuan Pendidikan Islam seharusnya

diprioritaskan untuk menumbuhkan saling menghormati kepada semua

manusia yang memiliki iman berbeda atau mazhab berbeda dalam

beragama, Untuk merealisasikan tujuan pendidikan Islam tersebut,

lembaga pendidikan Islam perlu menerapkan sistem pengajaran yang

berorientasi pada penanaman kesadaran pluralisme dalam kehidupan.

Pendidikan Islam, merupakan sarana yang sangat efektif untuk

menginternalisasi nilai-nilai atau aqidah inklusif pada peserta didik.

Perbedaan agama di antara peserta didik bukanlah menjadi penghalang

untuk bisa bergaul dan bersosialisasi diri. Justru pendidikan agama pada

peserta didik yang berbeda agama, dapat dijadikan sarana untuk

menggali dan menemukan nilai-nilai keagamaan pada agamanya

masing-masing sekaligus dapat mengenal tradisi agama orang lain.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

25

Pendidikan Islam harus memandang “iman”, yang dimiliki oleh

setiap pemeluk agama, bersifat dialogis artinya iman itu bisa

didialogkan antara Tuhan dan manusia dan antara sesama manusia.

Iman merupakan pengalaman kemanusiaan ketika berhubungan dengan-

Nya (dengan begitu, bahwa yang menghayati dan menyakini iman itu

adalah manusia, dan bukannya Tuhan), dan pada tingkat tertentu iman

itu bisa didialogkan oleh manusia, antarsesama manusia dan dengan

menggunakan bahasa manusia.24

4. Kurikulum Pendidikan Islam

Ada beberapa prinsip yang benar-benar harus dikembangkan dalam

kurikulum pendidikan Islam hal ini terdapat dalam bukunya Muhaimin

Dkk. Yaitu:

a. Kurikulum pendidikan Islam harus berpusat pada potensi,

kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa

peserta didik memiliki posisi sentral untuk dikembangkan

potensinya agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada

Allah yang Maha Esa.

b. Kurikulum pendidikan Islam Harus beragam dan terpadu.

Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang, dan jenis

pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap

24 Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Jogjakarta: Logung Pustaka,

2005), hal 125-126

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

26

perbedaan agama, suku, ras, budaya, adat istiadat dan lain

seterusnya.

c. Kurikulum pendidikan harus tanggap terhadap ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran

bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara

dinamis.

d. Kurikulum pendidikan Islam harus relevan dengan kebutuhan hidup.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangkas

kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dan kehidupan,

termasuk di dalamnya kehidupan masyarakat yang plural.

e. Kurikulum pendidikan Islam harus menyeluruh dan

berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan

dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran

yang direncanakan serta disajikan secara berkesinambungan antar

semua jenjang.

f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

yang berlangsung sepanjang hayat.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

27

g. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah. Hal

ini diperuntukan membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.25

Kurikulum pendidikan Islam formal dijabarkan dalam tiga

komponen materi pendidikan utama yang sekaligus menjadi

karekteristik, yaitu: (1) pembentukan kepribadian Islami (2) tsaqafah

Islam (3) ilmu kehidupan (iptek, keahlian, dan ketrampilan). Hal

tersebut diberikan sesuai dengan daya serap dan tingkat kemampuan

anak didik berdasarkan jenjang pendidikanya masing-masing.26

5. Metode Pendidikan Islam

Metode pendidikan diartikan sebagai prinsip-prinsip yang

mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang, khususnya

proses belajar mengajar. Atas dasar inilah metode pendidikan Islam

harus didasarkan dan disesuaikan dengan hal-hal berikut:

a. Metode pendidikan Islam didasarkan pandangan bahwa manusia

dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itun ia

mampu berkembang.

b. Metode pendidikan Islam didasarkan pada karakteristik

masyarakat madani, yaitu manusia yang bebas dari ketakutan,

bebas berekspresi dan bebas menentukan arah kehidupanya.

25 Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007), hal 21-23 26 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Isla, (Jakarta, Ar-Ruuz Media, 2011) hal 68

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

28

c. Metode pendidikan Islam didasarkan pada learning kompetensi,

yakni peserta didik akan memiliki seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, sikap, wawasan dan penerapanya sesuai dengan

kriteria atau tujuan pembelajaran.

Mastuhunu mengusulkan konsep pemikira metodologi

pendidikan Islam yang sifatnya lebih teknis sebagai berikut.

Pertama, bagi studi pendidikan Islam tidak ada pemisahan istilah

antara pendidikan dan pengajaran. Kedua, dalam melaksanakan

metodologi pendidikan dan pengajaran Islam, harus digunakan

paradigma holistik. Artinya, memandang kehidupan sebagai suatu

kesatuan, konkrit dan dekat dengan kepentingan hidup sehari-hari

sampai dengan hal-hal abstrak dan transendental. Ketiga, perlu

digunakan model penjelasan yang rasional disamping pelatihan dan

keharusan melaksanakan ketentuan-ketentuan doktrin spiritual dan

norma peribadatan. Keempat, perlu digunakan teknik pembelajaran

partisipatoris.27

6. Transformasi Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sepanjang sejarah, selalu bersifat antisipatif yaitu

selalu mempersiapkan peserta didik (generasi muda) agar dapat

melaksanakan peran serta tugas hidupnya sebagai manusia dan siap

menghadapi segala tantangan hidup di masa depan. Dalam hal inilah

hubungan ideologi dan trnsformasinya harus dilihat secara cerdas.

27 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Isla, (Jakarta, Ar-Ruuz Media, 2011) hal 69-70

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

29

Pancasila sebagai ideologi bangsa, tidak perlu diubah dengan ideologi

yang lain, namun karena tuntutan zaman yang slelalu mengalami

perubahan, perlu dilakukan interpretasi dan reinterpretasi terhadap nilai-

nilai yang terkandung di dalamnya agar tidak menjadi ideologi tertutup

yang kaku, beku, dan totaliter. Implikasinya dalam pendidikan, perlu

dikembangkan strategi pendidikan transformatif, yaitu pendidikan yang

akomodatif terhadap perubahan tetapi dengan tetap berpijak pada nilai-

nilai dasar yang terkandung dalam pandangan hidup tersebut.

Humanisme teosentris sebagai paradigma ideologi pendidikan

Islam, secara normatif tidak perlu mengalami perubahan karena diyakini

memiliki nilai-nilai transendental yang memiliki kebenaran mutlak.

Akan tetapi dalam rangka menyusun strategi yang relevan dalam

menghadapi perubahan, perlu dilakukan interpretasi nilai-nilai yang

terkandung dalam paradigma tersebut dan reinterpretasi terhadap

pemahaman masa lalu sehingga menghasilkan formulasi strategi

pendidikan Islam transformatif.28 Hal ini dapat diambil dari penjelasan

Muslim Abdurrahman untuk memberikan batasan tentang pendidikan

Islam transformatif, yakni pendidikan yang mengakses perubahan

dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip liberalisasi, humanisasi dan

trnsendensi yang bersifat profetik.29

28 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, 2005) hal 158 29 Muslim Abdurrahman, Islam Trnasformatif, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 1995) hal 40.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

30

Pada dasarnya ketiga prinsip tersebut merupakan implementasi

paradigma humanisme-teosentris karena: (1) liberalisme pendidikan

sebagaimana pandangan John Dewey dengan teori progresivisme dan

eksperimentalisnya, tetapi bertolak dari prinsip-prinsip kebebasan yang

bertanggungjawab sebagaimana yang diisyaratkan dalam Alquran

bahwa manusia diberi potensi kebebasan kehendak untuk menentukan

pilihan. Akan memilih yang baik atau yang buruk, mau berusaha

mengubah nasibnya atau tidak (QS. Ar-Ra’du [13]: 11), bahkan

termasuk pilihan beriman atau kufur (QS. Al-Kahfi [18]: 29). Dengan

kebebasan itulah maka akan adil jika manusia harus

mempertanggungjawabkan segala perbuatanya. (2) Humanisasi yang

ditawarkan dalam Islam bukanlah humanisasi yang merujuk pada

humanisme sekuler yang ada di barat yang muncul sebagai perlawanan

terhadap agama yang dianggap tidak dapat diharapkan untuk

mengadvokasi masalah kemanusiaan. Bahkan agama dinilai kerap

menimbulkan masalah kemanusiaan. Namun didasarkan atas konsep

fitrah dalam Islam yang memandang bahwa manusia sebagai makhluk

paling mulia dengan potensi insani (SDM) yang dapat dikembangkan

sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah di bumi dan bisa

mendekatkan diri kepada sang Khaliq. Oleh karena itu, humanisasi

dalam Islam dipandang sebagai penghargaan yang tinggi terhadap

harkat dan martabat manusia dalam rangka optimalisasi dalam rangka

pengembangan SDM yang dimilikinya. (3) Transendensi yang bersifat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

31

profetis ialah memberikan makna ubudiyah dalam proses liberalisasi

dan humanisasi. Artinya kedua proses tersebut sama sekali tidak terlepas

dari konsep manusia sebagai abd (pengabdi), baik kepada sang Illahi

maupun kepada sesama manusia dan kehidupan di sekitarnya.

Sebagai pijakan transformasi pendidikan perlu ditegaskan kembali

substansi ideologi humanisme-teosentris pendidikan yang secara

eksplisit membedakan dengan dengan pendidikan lainya. Mengenai

manusia sebagai subjek dan objek pendidikan, didasarkan atas

pandangan Islam tentang konsep fitrah, dasar dan tujuan pendidikan

didasarkan atas nilai-nilai Illahiyah dan insaniyah. Begitu pula

mengenai isi pendidikan secara aksiologi dan epistemologi haruslah

mengacu pada paradigma tersebut.

Dalam melakukan transformasi pendidikan, Islam tidak harus

mengubah paradigma ideologinya, tetapi cukup pada tataran strateginya

dengan melakukan interpretasi nilai-nilai yang terkandung dalam

paradigma dan reinterpretasi terhadap pemahaman masalalu. Dalam hal

ini pendidikan Islam harus mampu menjawab pluralistik sebagai

interpretasi dan reinterpretasi dari humanisme teosentris yang telah

dibahas di atas. Denagan cara itulah pendidikan Islam akan selalu

menemukan urgeni dan kesesuaianya dalam menjawab tantangan dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

32

dinamika kehidupan umat Islam, serta mampu menjadi rahmat bagi

seluruh umat manusia (rahmatan lilalamin).30

B. Pendidikan Islam Pluralistik

1. Pengertian Pendidikan Pluralistik

Definisi tentang pendidikan pluralisme menurut Frans

Magnez Suseno adalah suatu pendidikan yang mengandaikan kita

untuk membuka visi pada cakrawala yang semakin luas, mampu

melintas batas kelompok etnis atau tradisi budaya dan agama

sehingga kita mampu melihat “kemanusiaan” sebagai sebuah

keluarga yang memiliki baik perbedaan maupun kesamaan cita-cita.

Inilah pendidikan akan nilai-nilai dasar kemanusiaan untuk

perdamaian, kemerdekaan, dan solidaritas.31

Pendidikan Pluralisme sering dikenal orang dengan sebutan

“Pendidikan Multikultural”. Ainurrofiq Dawam menjelaskan

definisi pendidikan multikultural sebagai proses pengembangan

seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan

heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis,

suku, dan aliran (agama).32

Muhammad Ali menyebut pendidikan multikultural sebagai

pendidikan yang berorientasi pada proses penyadaran yang

30 Ahmad Nurholis, Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur, (Jakarta: Gramedia,

2015) hal 88-90 31 Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Jogjakarta: Logung Pustaka,

2005), ibid hal 92 32 Ainurrofiq Dawam, Emoh Sekolah; Menolak Komersialisasi Pendidikan dan Kanibalisme

Intelektual, Menuju Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Inspeal Ahimsa Karya Press, 2003), hlm. 100

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

33

berwawasan pluralis secara agama sekaligus berwawasan

multikultural, seperti itu, dengan sebutan “Pendidikan Pluralis

Multikultural”. Menurutnya, pendidikan semacam itu harus dilihat

sebagai bagian dari upaya komprehensif mencegah dan

menanggulangi konflik etnis agama, radikalisme agama,

separatisme, dan integrasi bangsa, sedangkan nilai dasar dari konsep

pendidikan ini adalah toleransi.33

Memperhatikan beberapa definisi tentang pendidikan

pluralisme tersebut di atas, secara sederhana pendidikan pluralisme

dapatlah didefinisikan sebagai pendidikan untuk/tentang keragaman

keagamaan dan kebudayaan dalam merespon perubahan demografis

dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia

secara keseluruhan. Pendidikan di sini, dituntut untuk dapat

merespon terhadap perkembangan keragaman populasi sekolah,

sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap kelompok.

Melalui sistem pendidikannya, sebuah pendidikan yang

berbasis pluralistik akan berusaha memelihara dan berupaya

menumbuhkan pemahaman yang inklusif pada peserta didik.

Dengan suatu orientasi untuk memberikan penyadaran terhadap

33 Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, op Cit hlm 103

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

34

para peserta didiknya akan pentingnya saling menghargai,

menghormati dan bekerja sama dengan agama-agama lain.34

Secara umum Pendidikan Islam didefinisikan sebagai

pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran Islam dan

nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam al-Qur’an dan as-

Sunah. Pendidikan Islam sebagai sistem mempunyai orientasi yang

jelas bahwa semata-mata untuk beribadah kepada Allah dan

bermanfaat bagi umat manusia. Bisa dikatakan jika pendidikan

Islam belum membentuk pribadi peserta didik sesuai nilai-nilai

universal dan tidak bermanfaat bagi manusia lainnya maka

pendidikan Islam tersebut belum mencapai tujuan. Atas dasar ini,

pendidikan Islam pada dasarnya mengandung nilai-nilai inklusif dan

plural . Al-qur’an menegaskan dalam surat ar-Rum ayat 22 :dan di

antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan

bumi danberlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.

Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

Al-qur’an menjelaskan bahwa keragaman etnis maupun

budaya merupakan fitrah manusia seutuhnya yang telah di

anugerahkan sang pencipta. Fitrah manusia seutuhnya bersifat

sosial, tanpa adanya rasa sosial mustahil manusia dapat hidup

secara individual. Dari ajaran fundamentalis ini, Al-Qur’an

34 Syamsul Ma’arif, The Beauty of Islam dalam Cinta dan Pendidikan Pluralisme,

(Semarang: Nedd’s Press, 2008), hlm. 100

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

35

mengakui bahwa budaya merupakan bagian dari fitrah manusia, dan

kebudayaan pula yang membentuk suatu peradaban manusia

terlepas dari baik dan buruknya. Menurut Muslih Usa dan Aden

Wijdan seperti yang dikutip Maslikhah memberi pengertian bahwa

pendidikan islam merupakan proses pembelajaran yang sangat

intens pada pembentukan kepribadian, budi pekerti yang luhur.

Walaupun pendidikan Islam dipahami secara berbeda, namun pada

dasarnya merupakan satu kesatuan dalam satu sistem, yaitu

pendidikan islam.35

Pandangan Gus Dur terhadap pendidikan Islam tidak

terlepas dari faktor sosio kultur yang berkembang di masyarakat,

terutama Indonesia. Maka realitas tersebut dijadikan acuan oleh Gus

Dur untuk mengembangkan pluralistik pada setiap institusi

pendidikan. Gus dur dalam bukunya Menggerakan Tradisi

menjelaskan bahwa keberadaan pesantren selalu ada dalam lingkup

budaya tertentu yang disebut oleh Gus Dur dengan istilah

“subkultur”. Fenomena multikultur di pesantren adalah suatu hal

yang wajar. Kitab-kitab yang diajarkanpun tidak satu mazhab. Ada

beberapa kitab yang dikaji oleh para santri yang di dalamnya

terdapat hukum fiqih yang bisa dijadikan landasan hukum bagi umat

Islam yang memiliki kultur yang berbeda.

35Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultur, (Surabaya: PT Temprina Media Grafika,2007) hal 120

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

36

Dalam kehidupan pesantren juga dikenal juga dikenal kaidah

fiqh “suatu ijtihad tidak bisa digantikan dengan ijtihad” yang

berarti bahwa orang yang berijtihad tidak bisa mengklaimbahwa

ijtihadnyalah yang paling benar, dan santri dipersilahkanmemilih

yang mana yang sesuai untuk dijalankan.36

2. Dasar Pendidikan Islam Pluralistik

I. Dasar Historis

Ada banyak bukti historis bahwa Nabi Muhammad SAW.

Sangat proeksistensi terhadap pemeluk agama lain dan memberikan

kebebasan kepada mereka untuk melakukan ritual di masjid milik

umat Islam. Dikisahkan oleh Ibnu Hisyam dalam al Sirah al-

Nabawiyyah, bahwa Nabi pernah menerima kunjungan para tokoh

Kristen Najran berjumlah 60 orang. Menurut Muhammad ibnu

Ja’far ibnu al-Zubair, ketika rombongan itu sampai di Madinah,

mereka langsung menuju masjid. Saat itu Nabi sedang

melaksanakan shalat ashar bersama para sahabatnya. Mereka datang

dengan memakai jubah dan surban, pakaian yang juga lazim

digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya.

Ketika waktu Kebaktian tiba, mereka pun tak harus mencari gereja.

Nabi memperkenankan mereka untuk melakukan sembahyang di

masjid.

36 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Isla, (Jakarta, Ar-Ruuz Media, 2011) hal 98-99

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

37

Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh kalangan Kristen.

Ketika umat Islam dikejar-kejar oleh Kafir-Quraisy Mekkah, yang

memberikan perlindungan adalah Najasy, raja Abesinia yang

Kristen. Ia berpendirian bahwa pengikut Muhammad haruslah

dilindungi hak-haknya, termasuk hak memeluk agama.37

Begitu pula ketika Nabi hijrah ke Madinah, Beliau

mengadakan pertemuan secara besar-besaran bersama sahabat

Anshar dan beberapa keluarga (Naqib) dari Mekkah. Dalam

pertemuan itu, 23 artikel dari Piagam Madinah telah ditetapkan. Juga

tercantum dalam piagam itu, untuk membentuk masyarakat dan

hubungan-hubungan legal bagi kelompok Muslim yang baru.

Selanjutnya Beliau berkonsultasi dengan perwakilan dari non-

Muslim. Akhirnya seluruh dari mereka menyepakati dasar-dasar

pembentukan sebuah “city-state” yang baru. Inilah yang kemudian

diabadikan dengan sebutan “Piagam Madinah”.38

Piagam Madinah adalah piagam pertama dalam sejarah

peradaban Islam yang menyepakati soal-soal hubungan atau

interaksi sosial antara kelompok-kelompok yang memiliki

perbedaan agama dan budaya, yakni antara kelompok Yahudi,

Nasrani dan Muslim. Di sini, Nabi Muhammad SAW bertindak

sebagai pencetus dan mediator dalam gerakan ishlah ini. Hal-hal

37 Moh. Shofan, Menegakkan Pluralisme; Fundamentalisme-Konservatif di Tubuh

Muhammadiyah, (Jogjakarta: LSAF, 2008), hlm. 54-55 38 Syamsul Ma’arif, The Beauty of Islam dalam Cinta dan Pendidikan Pluralisme, op. cit.,

hal. 67

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

38

penting yang dapat dijadikan sebagai dasar interaksi sosial di tengah

komunitas yang plural antara lain:

a. Seluruh suku yang ada di Madinah disebut dalam pasal-pasal

piagam dengan maksud menghormati identitas kolektivitas

keagamaan dan etnik yang ada dalam masyarakat tersebut.

b. Tiap-tiap kelompok etnik dan keagamaan dijamin otonomi

hukum dan budayanya secara total.

c. Secara garis besar Piagam Madinah memuat kesepakatan antara

Muhammad, kaum Musyrik, dan Yahudi. Dari 47 pasal yang

termuat dalam piagam itu meliputi masalah monoteisme,

persatuan-kesatuan, persamaan hak, keadilan, kebebasan

beragama, bela negara, pelestarian adat, perdamaian dan

proteksi.

d. Masing-masing berkewajiban menjaga keamanan dan stabilitas

Madinah.

e. Piagam Madinah menunjukkan bahwa Islam memiliki

kepedulian tinggi terhadap kesetaraan antaretnis dan ras. Dari

sudut tinjauan modern, ia diterima sebagai sumber inspirasi

untuk membangun masyarakat yang majemuk.

f. Piagam Madinah menjadi bukti bagi kerja sama kaum

Muslimin dengan kelompok beragama lain, sekaligus

menunjukkan bahwa Muhammad telah melembagakan asas

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

39

toleransi beragama yang dinyatakan dalam al-Qur’an (Q.S al-

Baqarah: 156, al-Maidah: 48, dan al-Kafirun: 6)

g. Piagam Madinah menjadi piagam pertama yang mengakui

kebebasan hati nurani yang ditemui dalam sejarah umat

manusia.

Juga dikisahkan oleh al Qushairi dalam al-Risalah; saya

mendengar seorang ulama mengabarkan, “seorang Majusi

mengundang Nabi Ibrahim as. untuk makan. Ibrahim menjawab:

“aku mau menerima undanganmu dengan satu syarat, yaitu bahwa

engkau memeluk Islam.” Mendengar jawaban Ibrahim itu, orang

Majusi itu langsung pergi. Kemudian Allah SWT menurunkan

wahyu kepada Ibrahim, ‘selama lima puluh tahun Kami (Allah) telah

memberinya makan sekalipun ia kafir. (apa salahnya) jika engkau

menerima seporsi makanan darinya tanpa menuntutnya mengganti

agama?’ Ibrahim kemudian mengejar si Majusi itu lalu meminta

maaf kepadanya. Ketika si Majusi bertanya mengapa ia minta maaf,

Ibrahim menceritakan apa yang telah terjadi, dan orang Majusi itu

kemudian masuk Islam.”39

II. Dasar Normatif

Al-Qur’an secara jelas menyatakan bahwa pluralitas adalah

salah satu kenyataan objektif komunitas umat manusia, sejenis

hukum Allah atau sunnah Allah, dan bahwa hanya Allah yang tahu

39http://mukhsinblog.blogspot.com/ diakses pada 06 Juni2010 pendidikan-pluralisme-

multikultural.html

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

40

dan dapat menjelaskan di hari akhir nanti, mengapa manusia

berbeda satu dari yang lain. Hal tersebut tercantum dalam QS. al-

Hujurat: 13.

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di

antara kamu.

Asbabun nuzul ayat tersebut menegaskan kesatuan asal usul

manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan

manusia. Tidak wajar seseorang berbangga dan merasa diri lebih

tinggi dari yang lain, bukan saja antar satu bangsa, suku atau warna

kulit dengan selainnya, tetapi juga antara jenis kelamin mereka.

Kata ta’ārafū terambil dari kata ‘arafa yang berarti

mengenal. yakni mengandung makna timbal balik, dengan demikian

ia berarti saling mengenal. Semakin kuat pengenalan suatu pihak

kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi

manfaat. Karena itu ayat di atas menekankan perlunya saling

mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik

pelajaran dan pengalaman pihak lain, guna meningkatkan

ketakwaan kepada Allah swt. Yang dampaknya tercermin pada

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

41

kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan

ukhrawi.40

Islam juga memerintahkan umatnya untuk berinteraksi

terutama dengan agama Kristen dan Yahudi, dan dapat menggali

nilai-nilai keagamaan melalui diskusi dan debat intelektual dan

teologis secara bersama-sama dengan cara yang sebaik-baiknya. Hal

tersebut terdapat pada QS. al-Ankabut: 46 yang artinya:

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan

dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang

dzalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami Telah

beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami

dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu

adalah satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.

Dalam ayat ini, Allah memberi petunjuk kepada Nabi

Muhammad dan kaum Muslimin tentang materi dakwah dan cara

menghadapi Ahli Kitab karena sebagian besar mereka ini tidak

menerima seruannya. Ketika Rasulullah menyampaikan ajaran

Islam, kebanyakan mereka mendustakannya. Hanya sedikit sekali

di antara mereka yang menerimanya. Padahal mereka telah

40 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2005), Vol. 13, hal. 261-262.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

42

mengetahui Muhammad dan ajaran yang dibawanya, sebagaimana

mereka mengetahui dan mengenal anak-anak mereka sendiri.41

Serta mengapa jalan manusia berbeda-beda dalam beragama,

telah dijelaskan dalam QS. al-Maidah: 48 yang artinya:

Untuk masing-masing dari kamu (umat manusia) telah Kami

tetapkan hukum (syari’ah) dan jalan hidup (minhaj). Jika

Tuhan menghendaki, maka tentulah ia jadikan kamu

sekalian umat yang tunggal (monolitik). Namun Ia jadikan

kamu sekalian berkenaan dengan hal-hal yang telah

dikaruniakan-Nya kepada kamu. Maka berlombalah kamu

sekalian untuk berbagai kebajikan. Kepada Allah-lah tempat

kalian semua kembali, maka Ia akan menjelaskan kepadamu

sekalian tentang perkara yang pernah kamu perselisihkan.

Allah telah menetapkan syari’at dan minhaj yang

khususbuat mereka dan masa mereka. Umat yang hidup pada masa

Nuhas. ada syari’ah dan minhajnya, demikian juga pada masa nabi

danrasul yang datang sesudahnya, Musa as. dan Muhammad saw.

Pundemikian.

Allah juga tidak menghendaki menjadikan manusia

semuasejak dahulu hingga kini satu umat saja, yakni satu pendapat,

41 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), Vol. 13, ibid hal 402

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

43

satukecenderungan, bahkan satu agama dalam segala prinsip

danrinciannya. Karena jika Allah menghendaki demikian, dia

tidakakan memberi manusia kebebasan memilah dan memilih,

termasuk kebebasan memilih agama dan kepercayaan. Kebebasan

memilah dan memilih itu dimaksudkan agar manusia dapat

berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi

kreativitas dan peningkatan kualitas, karena hanya dengan

perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai.42

Menurut Moh. Shofan yang mengutip tafsir Al-Misbah,

menjelaskan bahwa setidaknya ada empat tema pokok yang menjadi

kategori utama al-Qur’an tentang pluralisme agama:

a. Tidak ada paksaan dalam beragama, yang terdapat pada QS. al-

Baqarah (2): 256 yang artinya:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.

Tidak boleh ada paksaan dan tindakan kekerasan untuk masuk

ke dalam agama. Iman itu tunduk dan khudhu’ (patuh). Untuk

mencapai hal itu tidak bisa dilakukan dengan paksaan dan

tekanan, tetapi harus dengan alasan dan penjelasan yang

42 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati, 2005), Vol. 3, ibid hal. 115-116

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

44

menguatkan. Iman adalah urusan hati. Tidak seorang pun bisa

menguasai hati manusia.

Ayat ini cukup untuk membuktikan tentang kekeliruan

musuh-musuh agama Islam yang mengatakan: “agama Islam

ditegakkan dengan pedang, dan orang yang tidak mau memeluk

agama Islam dipancung lehernya”. Sejarah telah membuktikan

kebohongan dari pernyataan itu. Peperangan yang terjadi pada

masa Nabi bertujuan membela diri, supaya kaum Musyrik

berhenti mengganggu dan memfitnah para Muslim. Inilah

sebabnya, para Muslim tidak lagi memerangi para Musyrik ketika

mereka telah memeluk Islam atau tetap pada agama semula

dengan membayar jizyah (pajak) sebagai jaminan keamanan.

Allah Maha Kuasa, sehingga dengan kekuasaan-Nya, Dia bisa

jadi ada yang menduga bahwa hal tersebut dapat menjadi alasan

bagi Allah untuk memaksa makhluk mematuhi agama-Nya.

Namun yang terjadi tidak demikian, yang dimaksud dengan tidak

ada paksaan dalam menganut agama adalah menganut

akidahnya. Ini berarti jika seseorang telah memilih satu akidah,

maka dia terikat dengan tuntunan-tuntunannya, dia berkewajiban

melaksanakan perintahperintahnya. Dia terancam sanksi jika

melanggar ketetapannya.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

45

Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian.

Agama-Nya dinamai Islam, yakni damai. Kedamaian tidak dapat

diraih kalau jiwa tidak damai, karena itu tidak ada paksaan dalam

menganut keyakinan agama Islam. Mengapa ada paksaan,

padahal telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.

Sangatlah wajar semua memilih agama ini, pasti ada sesuatu yang

keliru dalam jiwa seseorang yang enggan menelusuri jalan yang

lurus setelah jelas jalan yang terbentang di hadapannya.

Tidak ada paksaan dalam menganut agama, karena telah jelas

jalan yang lurus. Itu sebabnya, sehingga orang gila dan belum

dewasa, atau yang tidak mengetahui tuntunan agama, tidak

berdosa jika melanggar atau tidak menganutnya, karena bagi dia

jalan yang jelas itu belum diketahuinya. Tetapi Anda jangan

berkata bahwa Anda tidak tahu jika Anda mempunyai potensi

untuk mengetahui tetapi potensi itu tidak Anda gunakan. Di sini

Anda pun dituntut karena menyia-nyiakan potensi yang Anda

miliki.

Anda juga tahu bahwa telah jelas yang ini membawa manfaat

dan itu mengakibatkan mudharat, jika demikian tidak perlu ada

paksaan karena yang dipaksa adalah yang enggan tunduk akibat

ketidaktahuan. Di sini telah jelas jalan itu sehingga

tidak perlu ada paksaan. Anda memaksa anak untuk

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

46

minum obat yang pahit, karena Anda tahu bahwa obat itu adalah

mutlak untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya.

b. Pengakuan akan eksistensi agama-agama lain. Pengakuan al-

Qur’an terhadap pemeluk agama-agama lain, antara lain

tercantum dalam QS. al-Baqarah (2): 62 yang artinya:

Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi,

orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja

diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari

Kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala

dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan

tidak (pula) mereka bersedih hati.

Pada dasarnya ayat di atas berbicara tentang empat kelompok:

al-ladzina Amanu (menunjuk pada umat Islam), alladzina Hadu

(ummat Yahudi), al-Nashara (umat Kristen), dan al-Shabi’in. Al-

Thabari berpendapat bahwa jaminan Allah atas keselamatan

tersebut bersyaratkan tiga hal: beriman, percaya pada hari

kemudian, dan perbuatan baik. Syarat beriman itu termasuk

beriman kepada Allah dan Muhammad saw. Atau dengan kata

lain, yang dimaksud dalam ayat ini ialah mereka yang telah

memeluk Islam.

kata Hadu adalah orang-orang yang beragama Yahudi.

Mereka dalam bahasa Arab disebut Yahud. Penulis mengamati

bahwa al-Qur’an tidak menggunakan kata Yahud kecuali dalam

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

47

konteks kecaman. Agaknya itulah sebabnya maka di sini tidak

digunakan kata tersebut tetapi digunakan kata Hadu. Kata al-

Nashara terambil dari kata Nashirah yaitu satu wilayah Palestina.

Di mana Maryam, ibu Nabi ‘Isa as. Dibesarkan dan dari sana

dalam keadaan mengandung ‘Isa as., beliau menuju baitul

maqdis, tetapi sebelum tiba beliau melahirkan ‘Isa as. Di

Bethlehem. Dari ‘Isa as. Digelari oleh Bani Israil dengan Yasu’,

dari sini pengikut-pengikut beliau dinamai Nasharaa yang

merupakan bentuk jamak dari Nashry atau Nashiry.

Kata al-Shabi’in ada yang berpendapat terambil dari kata

Shaba’ yang berarti muncul atau Nampak, misalnya ketika

melukiskan bintang yang muncul. Dari sini ada yang memahami

istilah al-Qur’an ini dalam arti penyembah bintang. Ada juga

yang memahaminya terambil dari kata Saba’, satu daerah di

Yaman di mana pernah berkuasa ratu Balqis dan penduduknya

menyembah matahari dan bintang.

Persyaratan beriman kepada Allah dan hari Kemudian,

seperti bunyi ayat di atas, bukan berarti hanya kedua rukun itu

yang dituntut dari mereka, tetapi keduanya adalah istilah yang

biasa digunakan oleh al-Qur’an dan Sunnah untuk makna iman

yang benar dan mencakup semua rukunnya.

Perkara surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah

memang harus diakui. Tetapi hak tersebut tidak menjadikan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

48

semua penganut agama sama dihadapan-Nya. Bahwa hidup rukun

dan damai antar pemeluk agama adalah sesuatu yang mutlak dan

merupakan tuntunan agama, tetapi cara untuk mencapai hal itu

bukan dengan mengorbankan ajaran agama. Caranya adalah

hidup damai dan menyerahkan kepada-Nya semata untuk

memutuskan di hari Kemudian kelak, agama siapa yang direstui-

Nya dan agama siapa saja yang keliru, serta siapa yang

dianugerahi surge dan siapa pula yang akan takut dan bersedih.

c. Kesatuan Kenabian, yang bertumpu pada QS. Asy Syura: 13 yang

artinya: Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa

yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami

wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada

Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah

kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang

Musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah

menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali

(kepada-Nya).

Penyebutan Nabi-Nabi sebagaimana terbaca di atas, sejalan

dengan masa kehadiran mereka di pentas bumi ini terkecuali Nabi

Muhammad saw. Itu untuk mengisyaratkan kedudukan

terhormat yang diperoleh Nabi Muhammad saw. Di kalangan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

49

para Nabi. Ini serupa dengan firman-Nya dalam QS. al-Ahzab:

7.

penyebutan nama Nuh dalam urutan pertama dalam konteks

syari’at sebagai isyarat bahwa syari’at Beliau adalah syari’at

pertama dan penyebutan kelima Nabi di atas mengisyaratkan

bahwa merekalah tokoh para nabi, atau yang diistilahkan dengan

Ulil ‘Azmi. Ulama ini juga memahami bahwa syari’at kedua

adalah syari’at Nabi Ibrahim, lalu syari’at Nabi Musa kemudian

Nabi ‘Isa as., dan berakhir dengan syari’at Nabi Muhammad saw.

Ini menurutnya berarti bahwa Nabi yang diutus setelah Nabi Nuh

dan sebelum Nabi Ibrahim tidak memiliki syari’at khusus, tetapi

mereka menjalankan syari’at Nabi Nuh as. Demikian juga nabi

yang diutus setelah Nabi Ibrahim dan sebelum Nabi Musa as.,

mereka semua melaksanakan syari’at Nabi Ibrahim as. Sampai

datangnya Nabi Musa as., demikian seterusnya.

d. Kesatuan Pesan Ketuhanan yang berpijak pada QS. an-Nisa’: 131

yang artinya: Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan

yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada

orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada

kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir

Maka (ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

50

yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya

dan Maha Terpuji.

Apa saja yang ada di langit dan bumi adalah kepunyaan Allah.

Dialah yang menciptakan dan Dialah yang mengurus. Dalam

mengurus makhluk-makhuk-Nya, Allah menciptakan hukum

secara mutlak, dan semuanya tunduk di bawah hukum itu.

Orang yang benar-benar memahami hukum-hukum Allah

yang berlaku umum terhadap bumi, langit dan semua isinya serta

memahami pula hukum yang mengatur kehidupan makhluk-Nya,

akan mengetahui betapa besar limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada semua makhluk-Nya. Oleh sebab itulah kepada setiap

hamba diperintahkan agar bertakwa kepada-Nya, seperti telah

diperintahkan kepada umat-umat terdahulu, yang telah diberi al-

Kitab seperti orang-orang Yahudi dan Nashrani. Serta kepada

orang-orang yang melaksanakan ketakwaan dengan tunduk dan

patuh kepada- Nya dan dengan menegakkan syari’at-Nya.

Dengan tunduk dan patuh kepada-Nya dan dengan menegakkan

syari’at-Nya manusia akan berjiwa bersih dan dapat mewujudkan

kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.43

43 Moh. Shofan, Menegakkan Pluralisme; Fundamentalisme-Konservatif di Tubuh Muhammadiyah, op cit hal 74-78

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

51

Sikap tolera dan pluralis yang dicontohkan oleh Gus Dur

adalah berdasarkan dari penghayatan terhadap teks-teks inklusif

al-Qur’an. Seperti (QS. Al-Baqarah [2]: 256 yang artinya: “tidak

ada paksaan dalam agama”. (QS. Al-Kafirun [109]: 6 “untukmu

agamamu dan untuku agamaku”. Ayat-ayat toleransi ini sering

dikutip oleh Gus Dur dalam esai-esai dan ceramahnya.44

3. Tujuan Pendidikan Islam Pluralistik

Melalui pendidikan Islam pluralistik kita diantarkan pada

penciptaan perdamaian dan upaya menanggulangi konflik yang akhir-

akhir ini marak baik di luar negeri maupun di Indonesia sendiri, sebab

nilai dasar dari pendidikan pluralisme adalah penanaman dan

pembumian nilai toleransi, empati, simpati, dan solidaritas sosial. Akan

tetapi untuk merealisasikan tujuan pluralism seperti itu, perlu

memperhatikan konsep unity in diversity dengan menanamkan

kesadaran bahwa keragaman dalam hidup sebagai suatu kenyataan dan

memerlukan kesadaran bahwa moralitas dan kebijakan bisa saja lahir

(dan memang ada) dalam konstruk agama-agama lain. Tentu saja

penanaman konsep seperti ini dengan tidak mempengaruhi kemurnian

masing-masing agama yang diyakini kebenarannya oleh kita semua.

Tujuan pendidikan pluralisme adalah:

44Ahmad Nurholis, Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur, (Jakarta: Gramedia, 2015) hal 186

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

52

Bukan untuk membuat suatu kesamaan pandangan, apalagi

keseragaman, melainkan mendapatkan titik-titik pertemuan yang

dimungkinkan secara teologis oleh masing-masing agama, karena setiap

agama mempunyai sisi ideal secara filosofis dan teologis. Oleh karena

itu, suatu dialog dalam pendidikan pluralism harus selalu mengandalkan

kerendahan hati untuk membandingkan konsep-konsep ideal yang

dimiliki agama lain yang hendak di bandingkan, sehingga menuju

kesadaran bahwa pluralism sungguh-sungguh fitrah kehidupan manusia.

Terkait dengan solidaritas antar agama, akan menciptakan

kerjasama yang harmonis dalam kehidupan manusia, baik beragama,

bermasyarakat, dan berbangsa. Sebab sikap pluralism harus ditekankan

dalam rangka membangun ketuhanannya dengan cara menghargai

minoritas pemeluk agama tertentu dan memandang kemaslahatan di

masa depan. Dalam hal ini dialog-dialog perlu dilakukan untuk

menguatkan keharmonisan dan keberagaman umat manusia yang plural

ini.

Memberikan perubahan paradigma dan pola pikir dalam menyikapi

kemajemukan budaya dalam sistem pendidikan. Wawasan pluralisme,

Inklusivisme, dan toleransi perlu diwujudkan dalam wujud nyata,

kemudian melakukan reorientasi visi dan misi, serta rekontruksi

penyelenggaraan pendidikan yang sejalan dengan wawasan pluralisme

dan desentralisasi, serta menyusun kurikulum yang berpendekatan

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

53

lintas budaya, dan merumuskan metode belajar mengajar alternative

yang bertujuan menghasilkan warga masyarakat yang mempunyai sikap

inklusif dan toleran terhadap kemajemukan masyarakat di sekelilingnya.

Mempelajari ide-ide baru bagi pengembangan pemikiran islam yang

relevan dengan tantangan-tantangan kontemporer Menyebarkan sikap-

sikap religious yang didasarkan pada keterbukaan, nonsektarianisme,

toleransi dan pencerahan pemikiran islam. Membangun sistem

pendidikan yang memberikan informasi mengenai persoalan-persoalan

kontemporer kepada para pelajar dalam kalangan ilmu-ilmu tradisional

dan pada saat yang sama memberikan pelatihan dalam ilmu-ilmu islam

tradisional kepada para pelajar dari kalangan ilmu-ilmu modern.

Menumbuhkan kesadaran islam melalui gerakan dakwah yang

direncanakan dan disusun secara profesional.

Beberapa tujuan pluralisme diatas mungkin banyak berkaitan

dengan keberagaman, toleransi, serta teologi agama. Kenapa demikian?

Itu karena dalam pergaulan antar agama semakin hari semakin sering

intens pertemuan agama-agama itu. Semakin berkembangnya iptek dan

tatanan masyarakat yang semakin teratur sistem sosialnya, bukan tidak

mungkin konsep pluralisme akan menjadi suatu ujung tombak rasa

persatuan baik antar agama, sosial, politik, maupun budaya.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

54

Selain hal diatas, tujuan pluralisme yang akan dibentuk secara

khusus adalah dalam rangka menjawab, merespon, dan mengantisipasi

persoalan-persoalan kerusuhan berbau SARA. Bentuk pendidikannya

juga harus mencerminkan adanya pluralitas. Maksudnya, guru dan

muridnya harus bersifat heterogen, tidak berkotak-kotak satu sama lain,

sehingga orang-orang yang memiliki keberagaman budaya, agama, dan

etnis dapat berinteraksi secara langsung dan memungkinkan untuk

saling belajar dan memahami satu sama lain dalam satu komunitas

pendidikan. Selanjutnya dalam proses pendidikannya berbagai

pemikiran-pemikiran keagamaan dapat di kaji secara sistematik,

konseptual, dan rasional dari sudut pandang berbagai disiplin keilmuan.

Dan berupaya mengembangkan dialog atau sharing pemahaman dan

pembelajaran iman baik pada agamanya sendiri maupun agama orang

lain, serta mengembangkan misi untuk menciptakan perdamaian dan

persaudaraan terutama dikalangan para pemeluk agama. Bentuk

pluralisme semacam itu tentunya akan dapat dijadikan sebagai jawaban

atau solusi alternative bagi pemecahan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat majemuk seperti Indonesia ini. Serta mampu mengantisipasi

dan meminimalisir ketegangan dan pertikaian antar

kelompok. Akhirnya mampu menentukan ke arah keselamatan

Rahmatanlial-‘alamin menebarkan berkah bagi seluruh masyarakat.

Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah bentuk

pendidikan multireligion seperti ini, akan menjadi suatu penyelesaian

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

55

bila itu di jadikan sebagai pengetahuan, sehingga timbul kesadaran

untuk saling mengerti perbedaan agamanya lebih jauh, maka tidak

menghasilkan apapun. Sehingga selain mempelajari pengetahuan

multireligion untuk menanamkan nilai universal dan solidaritas, yang

harus dilakukan adalah mendalami agamanya masing-masing secara

murni untuk mendekatkan diri dari Yang Maha Kuasa.45

4. Kurikulum Pendidikan Islam Pluralistik

Kurikulum yang sesuai bagi masyarakat majemuk adalah kurikulum

yang dapat menunjang proses peserta didik menjadi manusia yang

demokratis, pluralis, dan menekankan penghayatan terhadap nilai-nilai

kultural baik yang terkndung dalam ajaran agama maupun tradisi atau

adat istiadat yang ada dan berkembang di tengah masyarakat.

Kurikulum pendidikan Islam pluralistik juga harus mampu

mengantarkan generasi muda yang tidak hanya pandai secara

intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan etis,serta dapat

hidup dalam suasana demokratis antara satu dengan yang lain.46 Selain

itu yang jauh lebih penting dalam implementasinya, kurikulum harus

dipahami sebagi proses dalam pendidikan. oleh karena itu paling tidak

ada empat hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam

mengembangkan kurikulum sebagi proses.

a. Posisi peserta didik sebagi subjek dalam pembelajaran

45 http//www.pendidikanberbasispluralisme.co.id diakses pada 21 September 2010 46 Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme Di Indonesia, (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2005)

hal 9

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

56

b. Cara belajar peserta didik yang ditentukan oleh latar belakang

budayanya.

c. Lingkungan budaya mayoritas masyarakat dan pribadi peserta

didik adalah entry behavior kultur peserta didik.

d. Menjadikan lingkungan budaya peserta didik sebagai sumber

belajar.

Dalam konteks deskriftif ini, kurikulum pendidikan menyangkut

subjek toleransi, tema-tema tentang perbedaan ethno-kultur dan

agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi,

HAM, demokrasi dan pemahaman atas kemajemukan (pluralitas),

kemanusiaan universal, dan subjek-subjek lain yang relevan dengan

kebutuhan peserta didik.47

5. Metode Pendidikan Islam Pluralistik

Metode pendidikan diartikan sebagai prinsip-prinsip yang

mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang, khususnya

proses belajar mengajar. Atas dasar inilah metode pendidikan Islam

harus didasarkan dan disesuaikan dengan hal-hal berikut:

d. Metode pendidikan Islam didasarkan pandangan bahwa manusia

dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itun ia

mampu berkembang.

47 Syamsul Ma’arif, Pendidikan Pluralisme Di Indonesia, (Yogyakarta, Logung Pustaka, 2005)

hal 99

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

57

e. Metode pendidikan Islam didasarkan pada karakteristik

masyarakat madani, yaitu manusia yang bebas dari ketakutan,

bebas berekspresi dan bebas menentukan arah kehidupanya.

f. Metode pendidikan Islam didasarkan pada learning kompetensi,

yakni peserta didik akan memiliki seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, sikap, wawasan dan penerapanya sesuai dengan

kriteria atau tujuan pembelajaran.

Mastuhunu mengusulkan konsep pemikira metodologi

pendidikan Islam yang sifatnya lebih teknis sebagai berikut.

Pertama, bagi studi pendidikan Islam tidak ada pemisahan istilah

antara pendidikan dan pengajaran. Kedua, dalam melaksanakan

metodologi pendidikan dan pengajaran Islam, harus digunakan

paradigma holistik. Artinya, memandang kehidupan sebagai suatu

kesatuan, konkrit dan dekat dengan kepentingan hidup sehari-hari

sampai dengan hal-hal abstrak dan transendental. Ketiga, perlu

digunakan model penjelasan yang rasional disamping pelatihan dan

keharusan melaksanakan ketentuan-ketentuan doktrin spiritual dan

norma peribadatan. Keempat, perlu digunakan teknik pembelajaran

partisipatoris.48

Menurut Gus Dur Kondisi sosial masyarakat yang majemuk

membutuhkan metode yang mapan dan berbeda pada setiap daerah.

Hal ini membutuhkan kerja ekstra dalam mengupayakan sistem

48 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Isla, (Jakarta, Ar-Ruuz Media, 2011) hal 69-70

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Islameprints.umm.ac.id/44470/3/jiptummpp-gdl-adiirfanma... · A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah sistem

58

pendidikan dalam setiap daerah. Pendidikan Islam haruslah beragam

dikarenakan kondisi masyarakat antara daerah satu dan yang lain

memiliki perbedaan yang tajam dalam berbagai aspek kehidupan.49

49 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Isla, (Jakarta, Ar-Ruuz Media, 2011) hal ibid 123