BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6819/3/BAB II_SITI...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Kasar Anak …repository.ump.ac.id/6819/3/BAB II_SITI...
25
B A B I I
K A J I A N P U S T A K A
A. Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini
1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini
Istilah perkembangan tidak lepas dari kehidupan seseorang
termasuk anak usia dini. Perkembangan merupakan hal yang harus
diperhatikan dengan baik. Menurut Syaodih (2005: 20) bahwa
perkembangan merupakan suatu perubahan fungsional yang bersifat
kualitatif, baik dari fungsi fisik maupun mental dan berhubungan
dengan lingkungan. Namun, perkembangan anak juga tidak lepas dari
istilah pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan yang
sifatnya kuantitatif atau perubahan yang berhubungan dengan fisiologis
yakni dari segi fisik akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan.
Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu. Dapat
disimpulkan bahwa perkembangan adalah hasil dari proses
pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis serta dari
proses belajar.
Syaodih (2005: 30) menjelaskan bahwa pertumbuhan fisik yang
dialami oleh anak mempengaruhi proses perkembangan motoriknya dan
perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah
atau badan melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang
terkoordinasi. Menurut Corbin (dalam Sumantri, 2005: 48)
perkembangan motorik merupakan perubahan berupa kemampuan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
26
gerak dari bayi hingga dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku
dan kemampuan gerak yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam perkembangan anak usia dini terdapat aspek-aspek
perkembangan. Menurut Suyanto (2005: 50) aspek-aspek
perkembangan anak meliputi fisik-motorik, intelektual, moral,
emosional, sosial, bahasa, dan kreativitas.
Kemampuan motorik atau gerak sangat penting untuk anak usia
dini karena kemampuan motorik selalu berhubungan dengan kegiatan
sehari-hari anak. Kemampuan motorik anak harus terus dilatih sebaik
mungkin dan diberikan kepada anak sejak usia dini.
Motorik secara umum adalah segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Menurut Gallahue (dalam
Samsudin, 2008: 10) motorik berasal dari kata motor yaitu gerak.
motorik adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan
terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah
kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.
Muhibbin (dalam Samsudin, 2008: 10) menjelaskan bahwa
motorik juga berasal dari istilah motor yaitu berkaitan pada hal,
keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakannya, serta
kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Dengan
kata lain, bahwa motor diartikan sebagai segala keadaan yang
meningkatkan atau menghasilkan stimulasi atau rangsangan terhadap
kegiatan organ-organ fisik.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
27
Menurut Zukifli (dalam Samsudin, 2008: 11) motorik adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh, di
mana dalam perkembangan motorik ada 3 (tiga) unsur yang
menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur tersebut
memilki peranan atau fungsinya masing-masing secara interaksi positif,
artinya unsur satu dengan yang lainnya saling berkaitan, menunjang dan
melengkapi untuk mencapai kondisi motorik yang baik atau lebih
sempurna.
Perkembangan motorik merupakan proses seorang anak belajar
untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Menurut Samsudin
(2008: 6) aspek-aspek perkembangan motorik anak mencakup tiga hal:
a. Perkembangan anatomis yaitu ditunjukkan dengan adanya
perubahan kuantitas pada struktur tulang-belulang, proporsi tinggi,
kepala dan badan secara keseluruhan.
b. Perkembangan fisiologis yaitu ditandai dengan adanya perubahan
secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem kerja hayati
seperti kontraksi otot, peredaran darah, dan pernapasan,
persyarafan, produksi kelenjar dan pencernaan. Seiring dengan
bertambahnya usia anak, maka fungsi organ tubuh anak berubah
menjadi lebih mantab.
c. Perkembangan perilaku motorik yakni memerlukan adanya
koordinasi fungsional antara persyarafan dan otot serta fungsi
kognitif, afektif (sikap), dan motorik. Dua macam motorik utama
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
28
yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap anak, yaitu berjalan
dan bermain.
Dalam perkembangan motorik pada anak terdapat pola-pola
yang harus diperhatikan sebaik mungkin. Menurut Gasell, Ames, dan
Illingsworth (dalam Suyanto, 2005: 51) mengungkapkan ada 8
(delapan) pola umum dalam perkembangan motorik pada anak adalah
sebagai berikut: Pertama, Continuity (bersifat kontinyu) artinya bahwa
pola ini mulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sejalan
dengan bertambahnya usia anak. Kedua, Uniform Sequence (memiliki
tahapan yang sama) artinya bahwa pola ini memiliki tahapan yang sama
untuk semua anak, meskipun kecepatan yang dimiliki setiap anak untuk
mencapai tahapan tersebut berbeda-beda tergantung dari kemampuan
anak tersebut. Ketiga, Maturity (kematangan) artinya bahwa pola ini
dipengaruhi oleh perkembangan sel-sel syaraf. Dimana Sel syaraf telah
terbentuk semua saat anak lahir, tetapi proses mielinasinya masih terus
berlangsung sampai beberapa tahun kemudian dan proses ini
mempengaruhi gerak motorik tertentu yang terkoordinasi. Keempat,
umum ke khusus artinya bahwa pola ini dimulai dari gerak yang
bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus. Hal ini disebabkan
karena otot-otot besar (gross muscle) berkembang lebih dulu
dibandingkan dengan otot-otot halusnya (fine muscle).
Menurut Gasell, Ames, dan Illingsworth (dalam Suyanto, 2005:
51) pola umum dalam perkembangan motorik pada anak yang kelima,
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
29
dimulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi.
Sejak anak lahir sudah memiliki refleks, seperti menangis bila lapar,
haus, sakit, atau merasa tidak enak. Refleks tersebut akan berubah
menjadi gerak yang terkoordinasi dan bertujuan. Keenam, bersifat
chepalo-caudal direction artinya bagian yang mendekati kepala
berkembang lebih dahulu daripada bagian yang mendekati ekor.
Contohnya: Otot pada leher berkembang lebih dahulu daripada otot
kaki. Ketujuh, bersifat proximo-distal artinya bahwa bagian yang
mendekati sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang lebih dulu dari
yang lebih jauh. Contohnya: otot dan syaraf lengan berkembang lebih
dahulu daripada otot jari. Contoh nyatanya yaitu anak usia TK biasanya
menangkap bola dengan kedua lengannya, bukan dengan jari-jarinya.
Kedelapan, koordinasi bilateral ke crosslateral artinya bahwa
koordinasi organ yang sama berkembang lebih dulu sebelum bisa
melakukan koordinasi organ bersilangan. Contohnya: orang dewasa
melempar bola tennis dengan tangan kanan dan kaki kiri maju. Tetapi
sebaliknya, anak usia TK melempar bola dengan tangan kanan,
biasanya kaki kanan yang maju.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Melalui
perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya termasuk lingkungan sekolah. Menurut Noorlaila
(2010: 51) perkembangan motorik anak dapat distimulasi dengan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
30
kegiatan menulis dan menggambar, keterampilan berolahraga seperti
senam, kegiatan permainan (seperti meloncat, berlari, memanjat),
kegiatan baris-berbaris, dan gerakan-gerakan sholat.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kemampuan motorik
adalah kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas gerak tubuh.
Kemampuan motorik sendiri ada macamnya.
Sujiono, dkk (2009: 1.13) menjelaskan bahwa perkembangan
motorik anak terbagi menjadi dua bagian, yaitu pertama, gerakan
motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi
sebagian besar bagian tubuh anak yang terbentuk ketika anak mulai
memiliki koordinasi dan keseimbangan. Kedua, gerakan motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan
menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan.
Menurut Slamet Suyanto (2005: 51) menjelaskan bahwa
kemampuan motorik ada dua macam, yaitu:
a. Perkembangan otot kasar (gross muscle) atau motorik kasar.
Motorik kasar adalah otot-otot badan yang tersusun oleh otot lurik
dan berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang
terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat,
menendang, melempar, memukul, mendorong, dan menarik.
b. Perkembangan otot halus (fine muscle) atau motorik halus Motorik
halus adalah meliputi perkembangan otot halus dan berfungsi untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
31
melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih
spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju,
menali sepatu, mengunting, meremas-remas, menulis, dan lain
sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan fisik motorik adalah suatu perubahan fungsional yang
bersifat kualitatif dan berhubungan dengan gerak tubuh, dimana
timbulnya semua gerakan tubuh itu muncul karena adanya pengaruh
dari otot, saraf, dan otak. Dalam perkembangan motorik ada dua
macam yaitu motorik kasar dan motorik halus.
2. Pengertian Motorik Kasar
Perkembangan fisik motorik adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan gerak tubuh, dimana timbulnya semua gerakan
tubuh itu muncul karena adanya pengaruh dari otot, saraf, dan otak.
Perkembangan motorik kasar sangat berkaitan dengan perkembangan
fisik anak. Setiap anak perkembangan motoriknya berbeda-beda antara
anak yang satu dengan yang lainnya.
Syaodih (2005: 31) menjelaskan bahwa motorik kasar ( gross
motor) adalah gerakan anggota badan yang lebih banyak menggunakan
otot-otot kasar seperti aktivitas berlari, memanjat, melompat, melempar,
dan lain-lain. Menurut Slamet Suyanto (2005: 51) menjelaskan bahwa
Perkembangan otot kasar (gross muscle) atau motorik kasar adalah otot-
otot badan yang tersusun oleh otot lurik dan berfungsi untuk melakukan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
32
gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan,
berlari, melompat, menendang, melempar, memukul, mendorong, dan
menarik.
Menurut Sujiono (2009: 1.13) motorik kasar adalah kemampuan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Sehingga untuk melakukan gerakan motorik kasar memerlukan tenaga
karena dilakukan oleh otot–otot yang besar. Aktivitas otot tangan, kaki,
dan seluruh badan anak terlibat dalam gerkan motorik kasar.
Perkembangan motorik kasar berkembang lebih dulu dibanding motorik
halus. Misalnya: anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya
untuk berjalan sebelum anak mengontrol tangan dan jari-jarinya.
Perkembangan motorik kasar merupakan kemampuan yang
melibatkan otot-otot besar atau kasar. Kemampuan otot-otot besar
tergolong pada kemampuan gerak dasar. Di mana kemampuan gerak
dasar ada kategorinya. Menurut Samsudin (2008: 9) kemampuan gerak
dasar ada 3 (tiga) kategori, yaitu:
a. Kemampuan Lokomotor merupakan gerakan berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Misalnya, lompat dan loncat, berjalan,
berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari
(gallop). Namun, untuk kemampuan lokomotor yang gerakan
meloncat ada yang tetap di tempat. Gerakan meloncat ini
divariasikan ke berbagai arah. Misalnya: meloncat-loncat di tempat
kemudian berputar 90º. Ada pula meloncat-loncat di tempat
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
33
kemudian berputar 180º. Tujuan dari gerakan meloncat di tempat
yaitu untuk melatih ketangkasan atau melatih kekuatan kaki.
b. Kemampuan Non-Lokomotor merupakan gerakan yang dilakukan
di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Misalnya,
menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan
menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar,
melambungkan, meliuk dan lain-lain.
c. Kemampuan Manipulatif, lebih banyak melibatkan tangan dan
kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.
Misalnya: gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang),
gerakan menerima (menangkap) objek.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
motorik kasar adalah gerakan anggota badan yang melibatkan otot-otot
kasar yang berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang
terkoordinasi oleh otak seperti berjalan, berlari, melempar, mendorong,
dan lain-lain.
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Menurut Samsudin (2008: 8) prinsip perkembangan motorik
anak usia dini merupakan suatu perubahan baik fisik maupun psikis
sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat
dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik yang
sesuai dengan masa perkembangannya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
34
Sumantri (2005: 48) juga menjelaskan bahwa salah satu prinsip
perkembangan motorik anak usia dini yaitu terjadinya perubahan fisik
maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Di mana
perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan,
dan perlakuan stimulasi aktivitas gerak sesuai dengan masa
perkembangannya.
Menurut Sujiono (2009: 3.5) prinsip pengembangan motorik
anak usia dini atau anak usia prasekolah yaitu terjadinya suatu proses
perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip perkembangan motorik anak
usia dini terjadi ditandai dengan adanya suatu perubahan baik fisik
ataupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya
di mana perkembangan motorik dipengaruhi oleh gizi, kesehatan, dan
perlakuan stimulasi terhadap motorik/gerak sesuai dengan
perkembangannya.
4. Tahap-Tahap Belajar Motorik Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang masih membutuhkan stimulus
atau rangsangan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan
yang sempurna. Perkembangan fisik motorik anak juga perlu sekali
adanya stimulus seperti makanan bergizi, latihan gerak, lingkungan
yang mendukung, dan lain-lain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
35
Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum.
Tujuan dari belajar gerak yaitu untuk menguasai berbagai keterampilan
gerak atau motorik dan mengembangkannya guna menyelesaikan tugas-
tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Berusaha menguasai
keterampilan gerak/motorik diperlukan suatu proses belajar yaitu proses
belajar gerak/motorik di mana dalam proses belajar gerak yang paling
dominan adalah aspek fisik dan psikomotor.
Ketika anak usia dini akan melakukan suatu gerak atau motorik,
perlu sekali adanya suatu tahapan yang harus dipelajari. Menurut
Samsudin (2008: 15) Tahapan Belajar Motorik Anak Usia Dini (TK)
dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap verbal kognitif, asosiatif, dan
otomatisasi. Tahap verbal kognitif adalah tahap belajar motorik melalui
uraian lisan atau menangkap penjelasan konsep tentang gerak yang
akan dilakukan. Tahap asosiatif merupakan tahap belajar motorik untuk
menyesuaikan konsep ke dalam bentuk gerakan dengan
mempersesifkan konsep gerakan pada bentuk perilaku gerak yang
dipelajari atau mencoba-coba gerakan dan memahami gerak yang
dilakukan. Tahap otomatisasi merupakan tahap belajar motorik untuk
melakukan gerakan secara berulang-ulang demi mendapatkan gerakan
yang benar secara alamiah.
Menurut Fitts dan Postner (dalam Sumantri, 2005: 101) proses
belajar motorik anak usia dini juga ada 3 tahap yaitu : Tahap verbal
kognitif merupakan tahap awal dalam belajar bergerak karena
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
36
perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah gerakan
yang dipelajari sedangkan penguasaan geraknya masih belum baik
karena masih mencoba-coba gerakan tersebut. Tahap asosiatif disebut
juga tahap menengah di mana perkembangan anak usia dini sedang
memasuki masa pemahaman dari gerakan yang sedang dipelajari.
Kemudian tahap otomasi disebut juga tahap akhir, ditandai dengan
tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan
keterampilan secara otomatis.
Pendapat kedua ahli di atas juga sependapat dengan Sujiono.
Menurut Sujiono (2009: 1.4) Tahap perkembangan keterampilan
motorik atau tahap belajar motorik anak usia dini ada tiga tahap juga,
yaitu: Tahap kognitif, dalam tahap ini anak berusaha memahami
keterampilan gerak/motorik untuk melakukan suatu gaerakan tertentu.
Tahap asosiatif yaitu pada tahap ini, anak belajar dengan mencoba-coba
gerakan seraya dikoreksi agar tidak terjadi kesalahan. Tahap
Autonomous, pada tahap ini gerakan yang dilakukan merupakan
respons yang lebih efesien dengan sedikit kesalahan dan gerakan yang
dilakukan sudah otomatis.
Sedangkan Menurut Adam (dalam Sugiyanto, 2005: 9.8) tahap
atau fase belajar gerak keterampilan motorik anak ada 2 tahap yaitu:
a. Tahap atau fase gerak-verbal
Fase belajar gerakan di mana gerakan yang dipelajari masih
berada dalam pikiran anak. Anak memikirkan gerakan berarti
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
37
merangkai gerakan dalam bentuk kata-kata. Jadi dapat dikatakan
bahwa pada fase gerak-verbal antara aktivitas gerakan dengan
berpikir tentang gerakan harus dilangsungkan secara bersama-
sama. Fase gerak-verbal sama halnya berada dalam tahap kognitif
dan tahap asosiatif.
b. Tahap atau fase gerak
Fase ini kelanjutan dari fase gerak-verbal yaitu ditandai
dengan adanya penguasaan gerakan yang sudah baik dan ketika
melakukan gerakan seolah-olah tidak memikirkan lagi gerakan
yang sedang dilakukan. Fase gerak sama halnya berada pada
fase/tahap otomasi.
Jadi, dari beberapa tahapan itu dapat disimpulkan bahwa anak
usia dini ketika mempelajari suatu gerak atau motorik dimulai dari anak
menangkap penjelasan konsep tentang gerakan-gerakan yang akan
dilakukan, kemudian penjelasan konsep di wujudkan dengan perilaku
gerak dan dipahami. Dilanjutkan dengan tahap otomatisasi atau gerakan
tersebut dilakukan berulang-ulang dengan benar dan alamiah. Dengan
kata lain, dapat disimpulkan bahwa pada intinya anak mempelajari
suatu gerak atau motorik dimulai dari proses peniruan sampai
penguasaan keterampilan gerak atau motorik tersebut.
5. Tujuan Dan Fungsi Pengembangan Motorik
Tujuan dan fungsi pengembangan motorik sebagai upaya dalam
meningkatkan penguasaan keterampilan sesuai dengan kemampuan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
38
menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik yang baik
dilihat dari kemampuan anak menampilkan tugas motorik dengan
tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas motorik tinggi, maka motorik yang dilakukannya
efektif dan efesien.
a. Tujuan Pengembangan Motorik
Menurut Sujiono (2009: 2.11) ada beberapa tujuan
pengembangan motorik anak TK antara lain untuk meningkatkan
kemampuan motorik anak, melatih gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh
dan koordinasinya, meningkatkan keterampilan tubuh, dan salah
satu cara untuk hidup sehat.
Menurut Samsudin (2008: 29) tujuan pengembangan
fisik/motorik di TK adalah untuk mengenalkan dan melatih gerakan
kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol
gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan
tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan
jasmani yang sehat, kuat dan terampil.
Sumantri (2005: 9) menjelaskan bahwa tujuan
pengembangan keterampilan motorik kasar anak usia dini ada
empat yaitu mampu meningkatkan keterampilan gerak, mampu
memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, mampu
menanamkan sikap percaya diri, dan mampu bekerjasama.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
39
Sedangkan menurut Depdikbud (1997: 4) tujuan
pengembangan jasmani anak usia dini atau TK yaitu untuk
meningkatkan keterampilan motorik kasar anak dalam mengolah
tubuh guna pertumbuhan dan kesehatan. Kemudian tujuan dari
pengembangan motorik kasar itu sendiri antara lain:
mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar,
menanamkan nilai-nilai sportivitas dan disiplin, meningkatkan
kesegaran jasmani, memperkenalkan hidup sehat sejak awal/dini,
dan memperkenalkan gerakan-gerakan yang indah melalui irama
musik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan pengembangan motorik anak TK antara lain: meningkatkan
kemampuan motorik anak, melatih gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh
dan koordinasinya, meningkatkan keterampilan tubuh/gerak dan
cara untuk hidup sehat.
b. Fungsi Pengembangan Motorik
Menurut Ernawulan (2005: 31) ketrampilan motorik itu
mempunyai dua fungsi yaitu: Pertama, membantu anak untuk
memperoleh kemandiriannya. Kedua, untuk membantu anak
mendapatkan penerimaan sosialnya.
Menurut Sumantri (2005: 10) ada beberapa fungsi
pengembangan fisik/motorik kasar anak usia dini yaitu antara lain:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
40
sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
rohani, dan kesehatan untuk anak usia dini. Selanjutnya, sebagai
alat untuk membentuk, membangun dan memperkuat tubuh anak
usia dini. Selain itu sebagai alat melatih keterampilan dan
ketangkasan gerak juga daya pikir anak usia dini, alat untuk
meningkatkan perkembangan emosional, meningkatkan
perkembangan sosial, serta untuk menumbuhkan perasaan senang
dan memahami manfaat kesehatan pribadi.
Sedangkan menurut Depdikbud (1997: 4) fungsi dari
pengembangan jasmani atau motorik kasar anak usia dini/TK
adalah untuk memacu pertumbuhan dan pengembangan jasmani,
rohani dan kesehatan anak, untuk membentuk, membangun, dan
memperkuat tubuh anak, untuk melatih keterampilan/ketangkasan
gerak dan berpikir anak, untuk meningkatkan perkembangan
emosional anak, untuk meningkatkan perkembangan sosial anak,
dan untuk menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami
kesehatan sendiri.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa fungsi
pengembangan motorik antara lain: membantu anak untuk
memperoleh kemandiriannya, untuk membantu anak mendapatkan
penerimaan sosialnya, untuk memacu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan anak usia dini, untuk
membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
41
melatih ketangkasan gerak dan berpikir anak, dan untuk
meningkatkan perkembangan emosional, sosial, perasaan senang
dan kesehatan.
6. Manfaat Pengembangan Motorik
Semakin terampil anak menguasai keterampilan motoriknya,
semakin baik pula manfaat yang diperoleh. Manfaat tersebut antara lain:
kondisi badan semakin sehat karena bergerak, lebih mandiri dan
percaya diri.
Menurut Samsudin (2008: 3) manfaat pengembangan motorik bagi anak
adalah sebagai berikut:
a. Secara umum manfaat pengembangan motorik yaitu seberapa jauh
anak mampu menyelesaikan tugas motorik yang diberikan dengan
tingkat keberhasilan tertentu. Tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas motorik dinyatakan tinggi apabila tugas
motorik yang dilakukannya efektif dan efesien.
b. Manfaat khusus pengembangan motorik bagi anak yaitu
meningkatkan perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah,
pencernaan , pernafasan dan syaraf, meningkatkan pertumbuhan
fisik seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, meningkatkan
perkembangan keterampilan, intelektual emosi dan sosial.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat pengembangan motorik antar
lain: kondisi badan semakin sehat, lenih mandiri, percaya diri,
meningkatkan perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah,
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
42
pencernaan, pernafasan dan syaraf, meningkatkan pertumbuhan fisik,
meningkatkan perkembangan keterampilan, intelektual emosi dan
sosial.
B. Senam Ritmik Menggunakan Pita
1. Pengertian Senam Ritmik
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2005: 1080) kata
senam artinya gerak badan (gimnastik). Secara Umum Senam yang
dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga.
Menurut Sahara (2006: 1.4) senam atau gymnastik adalah suatu sistem
latihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik
melalui latihan tubuh. Istilah senam yang dikenal selama ini berasal dari
kata gymnastik berakar dari kata Gymnos dan Gymnazien dari bahasa
Yunani. Gymnos yang berarti telanjang dan gymnazien yang berarti
berlatih tanpa memakai busana.
Menurut Tim Abdi Guru V (2007: 28) senam irama adalah
senam yang diiringi musik, lagu, atau ketukan dan mengutamakan
keselarasan gerak. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 40) senam ritmik
dikenal dengan nama senam irama merupakan senam dengan iringan
irama musik atau gerakan bebas yang dilakukan mengikuti irama.
Senam ritmik atau irama merupakan perpaduan antara tari dan gerakan
olahraga. Gerakan senam ritmik juga dapat dilakukan dengan
menggunakan alat seperti gada, simpai, tongkat, pita, bola, topi dan
sebagainya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
43
Senam ritmik pasti selalu melibatkan musik sebagai pengiring
dalam gerakan senam ritmik atau irama. Musik pengiring gerakan
senam ritmik dapat dilakukan dengan bermacam-macam irama. Irama
yang riang gembira sangat cocok diterapkan untuk anak-anak dalam
kegiatan senam ritmik. Misalkan, lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung,
Naik Kereta Api, Potong Bebek Angsa dan sebagainya.
Menurut Rodulf Bode (dalam Sahara, 2006: 1.17) bahwa suatu
gerakan akan selalu berkaitan atau berhubungan dengan irama tubuh
itu sendiri, yaitu antara fase kontraksi dan fase relaksasi dan bertujuan
untuk mengembangkan gerakan alamiah tubuh secara menyeluruh. Fase
kontraksi (gerakan inti) yaitu tahapan senam di mana otot bergerak atau
bekerja secara maksimal, sedangkan fase relaksasi yaitu tahapan senam
yang berfungsi merilekskan otot-otot yang telah berkontraksi selama
gerakan inti. Pestalozzi (dalam Sahara, 2006: 1.17) juga berpendapat
bahwa senam irama merupakan suatu seni ekspresif yang muncul secara
alamiah dari dalam diri manusia yaitu jiwa, raga, dan rasa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa senam
ritmik disebut juga senam irama yaitu senam yang diringi lagu atau
musik, atau ketukan dan mengutamakan keselarasan gerak. senam
ritmik dapat menggunakan alat seperti gada, simpai, tongkat, pita, bola.
2. Tujuan Senam Ritmik
Senam merupakan salah satu kegiatan olahraga yang sangat
bermanfaat bagi pesenam khususnya. Artinya bahwa senam memiliki
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
44
tujuan baik yang dapat dicapai atau diharapkan oleh si pesenam.
Terutama untuk kalangan anak usia dini atau usia Taman Kanak-Kanak
yaitu untuk meningkatkan kemampuan motoriknya.
Menurut Sahara (2008: 1.8) Gymnastik atau senam memiliki
tujuan atau tugas pokok yaitu pembentukan fisik dan pembelajaran
gerak. Sesuai dengan tujuannya, senam dapat dibagi menjadi tiga
bentuk utama, yaitu: Pertama, Gymnastik (senam dasar), merupakan
pembentukan dasar yang lebih bersifat umum seperti berjalan, berlari,
mengayun, dan lain-lain yang dilatih secara siklik (berulang-ulang
dengan gerakan yang sama), kalau mungkin dapat dilakukan secara
otomatis. Dengan arti lain senam dasar, mengarah kepada gerakan
alamiah. Kedua, Gymnastik (senam khusus), merupakan alat bantu
latihan khusus, seperti persiapan khusus dan memiliki sifat
pembentukan elemen teknik sesuai dengan cabang olahraga tertentu.
Ketiga, Gymnastik (senam untuk tujuan prestasi) artinya senam sebagai
cabang olahraga tertentu yang menekankan aspek prestasi.
Menurut Karl Gaulhofer (dalam Sahara, 2006: 1.8) dan
Samsudin (2008: 39) bentuk atau satuan pengajaran senam terdiri dari
tiga komponen utama, yaitu pemanasan atau pendahuluan, latihan inti,
dan penutup atau pendinginan. Menurut Samsudin (2008: 39) tujuan
dari pemanasan adalah untuk menciptakan, menyesuaikan dan
membawa anak untuk siap beraktivitas dengan kata lain dalam kegiatan
senam yaitu untuk mempersiapkan tubuh menuju latihan inti yang lebih
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
45
berat. Tujuan dari latihan inti yaitu untuk meningkatkan keterampilan
intelektual, sosial, emosional, dan kualitas fisik. Tujuan dari
pendinginan atau penenangan yaitu untuk menyiapkan fisik dan mental
anak agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Begitu pula senam ritmik atau senam irama juga memiliki
tujuan. Menurut Tim Abdi Guru VI (2007: 40) senam ritmik atau irama
memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kelenturan pada persendian,
dan mempertajam perasaan pesenam dalam menyesuaikan gerakannya
dengan irama musik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa senam
ritmik bertujuan untuk meningkatkan kelenturan pada persendian dan
mempertajamperasaan pesenam dalam menyesuaikan gerakannya
dengan irama musik.
3. Manfaat Senam Ritmik
Menurut Karel A.L. (dalam Noorlaila, 2010: 53) olahraga
bermanfaat bagi perkembangan motorik anak dan perkembangan otak
serta psikologis anak. Dari hal itu kegiatan senam juga bermanfaat bagi
perkembangan fisik motorik maupun otak serta psikologis anak
terutama anak dalam masa usia emas atau The Golden Age yang masih
membutuhkan banyak stimulus atau rangsangan.
Menurut Nurochim (2009) senam ritmik atau irama mempunyai
manfaat yaitu untuk membakar lemak yang berlebihan dalam tubuh,
meningkatkan daya tahan jantung, dapat dijadikan program untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
46
menurunkan berat badan, dapat memperbaiki penampilan otot paha,
lengan, pinggang, perut, dan dada.
Selain itu, manfaat senam ritmik atau irama adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat fisik
Dapat mengembangkan daya tahan, otot, kekuatan, tenaga,
kelentukan, koordinasi, kelincahan dan keseimbangan tubuh
apabila dilakukan secara rutin.
b. Manfaat Mental
Mampu mempergunakan kemampuan berpikirnya secara aktif dan
kreatif melalui pemecahan masalah gerak.
c. Manfaat Sosial
Kegiatan senam dilakukan secara bersama-sama dalam hal ini akan
terwujud interaksi sosial.
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa manfaat
senam ritmik antara lain: bagi perkembangan motorik dan
perkembangan otak serta psikologis anak, untuk membakar lemak
dalam tubuh, meningkatkan daya tahan jantung, menurunkan berat
badan, pembentukan otot, serta manfaat fisik, mental, maupun sosial.
4. Senam Ritmik Menggunakan Pita
Senam ritmik menggunakan pita ini merupakan salah satu
senam ritmik atau irama yang menggunakan alat. Menurut Tim Abdi
Guru VI (2007: 96) dalam kegiatan senam ritmik ini, keserasian gerak
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
47
dan keindahan gerak menjadi hal yang penting. Dalam senam ritmik
menggunakan pita harus memperhatikan beberapa hal. Dilihat dari
berapa ukuran yang diperlukan, bahan pita yang digunakan, pegangan
atau stiknya, ataupun teknik atau cara memegang stiknya.
Menurut Sahara (2006: 12.3) dalam gerakan senam ritmik
menggunakan pita harus luas, lembut, lancar, dengan lengan, kaki dan
gerakan-gerakan tubuh harus dapat dikoordinasikan dengan gerakan
pita. Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique) (dalam
Sahara, 2006: 12.3) dalam senam ritmik dengan pita ada standar
resminya yaitu pita terbuat dari bahan satin, panjang pita 6 atau 5 meter,
lebar pita 4-6 cm, berat pita minimum 35 gram termasuk stiknya,
panjang stik 50-60 cm, diameter stik maksimum 1 cm. Namun, karena
penelitian ini ditujukan untuk anak Taman Kanak-kanak, tidak perlu
mengikuti standar resmi tersebut. Kalau aturan tersebut di terapkan
untuk anak Taman Kanak-kanak, anak-anak akan merasa kesulitan
karena pita yang terlalu panjang, pita yang terlalu berat, ataupun stik
yang terlalu panjang dan besar. Dalam penelitian ini, untuk anak Taman
Kanak-kanak mungkin cukup dengan panjang pita sekitar 1 meter, lebar
pita 3 cm, panjang stik kira-kira 25 cm, dan diameter stik 1 cm.
Dalam gerakan menggunakan pita ada teknik yang harus
diperhatikan. Teknik tersebut dapat dilakukan bagaimana cara
memegang stik pada satu atau dua tangan. Stik atau tangkai dipegang
jangan terlalu kuat antara ibu jari dengan jari tengah, jari telunjuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
48
diluruskan menempel lembut segaris dengan stik. Jari keempat dan
kelima menempel pada stik. Menurut Sahara (2006: 12.4) ada dua cara
dalam memegang stik, tergantung pada bidang yang akan digunakan
yaitu Reguler grip dengan telapak tangan menghadap ke bawah dan
Reverse grip dengan telapak tangan menghadap ke atas.
Arah pita dan gerakan tubuh diakhir setiap gerakan harus dapat
menentukan gerakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pita tidak
boleh menyentuh setiap bagian tubuh terkecuali selama gerakan akhir
yang mengharuskan pita ditangkap. Ayunan yang luas, gerak lingkar,
angka 8 dan lain-lain, harus dilakukan dengan lengan yang lurus.
Tenaga gerakan harus muncul dari bahu. Tongkat atau stik harus
merupakan kelanjutan pelurus lengan.
Menurut Sahara (2006: 12.6) gerakan dalam senam ritmik
dengan media pita terbagi dalam beberapa kategori: mengayun,
melingkar, angka 8, spiral, dan lemparan. Tenaga gerakan diawali dari
bahu, siku, atau pergelangan tangan. Gerakan pita harus selalu diikuti
dengan gerakan tubuh secara keseluruhan. Menurut Tim Abdi Guru VI
(2007: 96) menambahkan gerakan senam ritmik dengan menggunakan
pita seperti gerakan menyerupai ular dan gerakan spiral.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa senam
ritmik menggunakan pita merupakan salah satu senam ritmik yang
menggunakan alat. Senam ritmik menggunakan pita harus
memperhatikan beberapa hal yaitu: ukuran pita, bahan pita, pegangan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
49
atau stiknya, dan teknik memegang stik. Gerakan senam ritmik
menggunakan pita untuk anak mengayun, melingkar, angka 8,
lemparan, gerakan menyerupai ular dan gerakan spiral.
5. Langkah-Langkah Senam Ritmik Menggunakan Pita
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan
senam ritmik dengan menggunakan pita, adalah sebagai berikut:
SIKAP PERMULAAN
Badan berdiri tegak, menghadap ke depan dengan posisi sebagai
berikut:
a. Tubuh merupakan satu garis tegak lurus dengan lantai mulai dari
bahu, pinggul, lutut dan mata kaki.
b. Tumit rapat, kedua telapak kaki agak dibuka kira-kira selebar
kepalan tangan.
c. Kedua lengan lurus di sisi tubuh, telapak tangan menghadap ke
dalam dan jari-jari tangan rapat menempel ke paha.
d. Pandangan lurus ke depan.
PEMANASAN
a. LATIHAN I
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Jalan di tempat dan pernafasan.
Menyiapkan fisik maupun psikologis agar
dapat melaksanakan latihan gerakan senam
dengan baik dan benar.
2 x 8 hitungan.
1. Jalan di tempat dimulai dengan kaki kanan
di angkat kira-kira 10 cm dari lantai,
bersamaan dengan itu ayunkan lengan kiri
dan kanan secara bergantian ke arah dagu,
telapak tangan mengepal, hitungan selalu
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
50
jatuh pada kaki kanan.
2. Menarik nafas dan menggerakan kedua
tangan ke atas lewat samping, ke depan,
dan ke bawah.
b. LATIHAN II
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Kepala
Melemaskan otot-otot leher.
3 x 8 hitungan.
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kedua tangan di pinggang.
b) Sambil jalan di tempat, anggukan
kepala ke bawah dan kembali seperti
semula. Tengokkan kepala ke kanan
dan kembali seperti semula.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kedua tangan di pinggang.
b) Sambil jalan di tempat, anggukkan
kepala ke bawah dan kembali seperti
semula. Tengokkan kepala ke kiri dan
kembali seperti semula.
3) 1 x 8 hitungan ketiga :
a) Kedua tangan di pinggang.
b) Sambil jalan di tempat, anggukkan
kepala ke bawah dan kembali seperti
semula. Patahkan kepala ke kanan dan
kembali seperti semula.
4) 1 x 8 hitungan keempat :
a) Kedua tangan di pinggang.
b) Sambil jalan di tempat, anggukkan
kepala ke bawah dan kembali seperti
semula. Patahkan kepala ke kiri dan
kembali seperti semula.
c. LATIHAN III
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Bahu, tangan,dan punggung.
Melemaskan otot bahu, persendian, dan
melemaskan otot punggung.
4 x 8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kedua lengan di depan dada, gerakan
keduanya ke samping dengan hitungan
1,2.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
51
b) Kedua lengan direntangkan ke
samping dengan hitungan 3,4.
c) Hitungan 5,6,7,8 mengulang gerakan
semula.
d) Kaki digerakan atau jalan ke samping
kanan dan kiri.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kedua lengan lurus di sisi tubuh dan
telapak tangan mengepal.
b) Posisi kaki di buka sekitar selebar
bahu.
c) Hitungan 1,2 ayunkan tangan kanan ke
atas dan tangan kiri di bawah. Telapak
tangan mengepal.
d) Hitungan 3,4 ayunkan tangan kiri ke
atas dan tangan kanan di bawah.
Telapak tangan mengepal.
e) Hitungan 5,6,7,8 mengulang gerakan
semula.
f) Kaki digerakan atau jalan ke samping
kanan dan kiri.
3) 2 x 8 hitungan selanjutnya mengulang
gerakan 1 x 8 hitungan pertama dan kedua.
d. LATIHAN IV
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik Gerakan
Pinggang
Melemaskan atau melentukkan persendian
pinggang.
5 x 8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Diawali sikap berdiri kangkang, kedua
tangan lurus ke atas dan telapak tangan
saling berhadapan dan kaki
b) Liukkan badan ke samping kanan
sampai hitungan 1,2.
c) Hitungan 3,4 posisi badan seperti
semula.
d) Liukkan badan ke samping kiri sampai
hitungan 5,6.
e) Hitungan 7, 8 posisi badan seperti
semula.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kedua tangan lurus ke atas dan telapak
tangan menghadap ke depan.
b) Hitungan 1,2 liukkan badan ke depan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
52
sampai telapak tangan mau menyentuh
tanah.
c) Hitungan 3,4 posisi badan seperti
semula.
d) Hitungan 5,6 liukkan badan ke
belakang.
e) Hitungan 7,8 posisi badan seperti
semula.
3) 2 x 8 hitungan selanjutnya mengulang
gerakan hitungan 1 x 8 hitungan pertama
dan kedua.
e. LATIHAN V
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Tangan, pinggang, dan kaki
Melemaskan persendian tangan dan pinggang
4 x 8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kaki dibuka selebar bahu.
b) Tangan kiri di pinggang, tangan kanan
digerakan ke arah kiri dan sebaliknya
tang kiri digerakan ke arah kanan.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kaki masih dibuka selebar bahu.
b) Kedua tangan ditekuk ke dalam depan
dan belakang secara bergantian.
3) 2 x 8 hitungan berikutnya :
a) Mengulang gerakan hitungan pertama
dan kedua.
GERAKAN INTI
a. LATIHAN I
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Mengayun
2x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Keduan tangan direntangkan dan kaki
dibuka sedikit, sambil memegang pita.
Anak mengayunkan kedua tangan ke
depan.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Ayunkan kedua tangan ke belakang.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
53
b. LATIHAN II
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Melingkar
2x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kaki di buka sedikit, kedua tangan
lurus ke samping atas kira-kira 45
derajat.
b) Kedua pergelangan tangan diputar ke
arah dalam.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kaki di buka sedikit, kedua tangan
lurus ke samping atas kira-kira 45
derajat.
b) Kedua pergelangan tangan diputar ke
arah luar.
c. LATIHAN III
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Angka delapan ( 8 )
2x8 hitungan
1) 2 x 8 hitungan :
a) Kaki tetap dalam posisi di buka sedikit
dan kedua tangan menggerakan tangan
seperti membentuk angka delapan.
d. LATIHAN IV
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik
gerakan
Menyerupai ular
2x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Anak berjalan maju sambil menggerakan
tangan yang memegang pita sehingga pita
menyerupai ular.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Anak berjalan mundur sambil
menggerakan pita menyerupai ular.
e. LATIHAN V
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik
gerakan
Gerakan spiral
2x8 hitungan
1) 2 x 8 hitungan :
a) Kaki dibuka sedikit, kedua tangan
direntangkan.
b) Pita digerakan membentuk spiral.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
54
f. LATIHAN VI
Gerakan
Pelaksanaan
Teknik
gerakan
Melompat
2x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kedua tangan memegang pita kemudian
tangan diletakkan di pinggang, gerakan
lompat memutar badan ke kanan searah
jarum jam dari hitungan 1-4.
b) Hitungan 5-8 memutar kebalikan arah
jarum jam atau kea rah kiri.
a. 1 x 8 hitungan kedua mengulang gerakan 1 x
8 hitungan pertama.
Kembali mengulang gerakan inti 1 X
PENDINGINAN
a. LATIHAN I
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Tangan, pinggang, dan kepala
Meregangkan persendian pergelangan tangan,
pinggang, dan kepala.
8x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kaki dibuka selebar bahu.
b) Tangan direntangkan dan pergelangan
tangan digerakan ke kanan terlebih
dahulu.
2) 1 x 8 hitungan kedua :
a) Kaki dibuka selebar bahu.
b) Tangan kiri digerakan ke arah kanan
atas, berat dikaki kanan.
3) 1 x 8 hitungan ketiga :
1) Kaki dibuka selebar bahu.
2) Tangan kiri digerakan ke arah kanan
atas dan tangan diam di atas.
4) 1 x 8 hitungan keempat :
1) Kaki dibuka selebar bahu.
2) Tangan kiri pegang kepala, tekuk ke
kiri.
5) 4 x 8 hitungan kedua mengulang gerakan 4
x 8 hitungan pertama.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
55
b. LATIHAN II
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Tangan dan kaki
Melemaskan otot lengan dan kaki.
4 x 8 hitungan
1) 1 x 4 hitungan pertama :
a) Kaki kiri di depan, kedua tangan
digerakan ke atas dan telapak tangan
saling berhadapan.
2) 1 x 4 hitungan kedua :
a) Kaki kiri di depan dan ditekuk, kedua
tangan ke atas dan telapak tangan
saling berhadapan tapi diam sampai
hitungan ke-8.
3) 1 x 8 hitungan ketiga :
a) Kaki kiri di depan dan tangan kiri
memegang jari kaki kiri. Tangan kanan
ke atas.
4) 2 x 8 hitungan kedua, gerakan kebalikan
dari gerakan 2 x 8 hitungan pertama.
c. LATIHAN III
Gerakan
Tujuan
Pelaksanaan
Teknik gerakan
Pernafasan
Merilekskan fisik maupun psikologis setelah
melakukan senam.
2x8 hitungan
1) 1 x 8 hitungan pertama :
a) Kaki kanan dibuka, kedua tangan
digerakan ke atas lewat depan, ke
samping, ke depan, ke bawah, sambil
kaki kanan menutup.
2) 1 x 8 hitungan kedua : gerakan kebalikan
dari gerakan 2 x 8 hitungan pertama.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Penilaian pada pendidikan anak di TK menurut Anita Yus
(2005: 31) lebih banyak untuk mendeskripsi ketercapaian
perkembangan anak. Dengan penilaian dapat diketahui dan ditetapkan
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
56
aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai
oleh anak.
Melalui penilaian dapat diketahui mana anak-anak yang berhasil
dan mana yang belum. Selanjutnya ditetapkan apakah
pembelajarandilanjutkan atau diulang.
Menurut Depdiknas (2004: 6) Prosedur penilaian di Taman
Kanak-kanak (TK) yaitu:
a. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada
indikator yang akan dicapai dalam satuan kegiatan harian (SKH)
yang telah direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan
memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian
dilakukan selama kegiatan berlangsung.
b. Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai
berikut:
1) Mencatat hasil penilaian dari perkembangan anak pada kolom
penilaian di satuan kegiatan harian (SKH).
2) Anak yang perilakunya belum sesuai dan belum memenuhi apa
yang diharapkan pada kemampuan (indikator), maka pada
kolom tersebut guru menuliskan tanda lingkaran kosong (○)
dan memberi namanya. Tanda lingkaran kosong (○) dapat
digunakan juga pada kemampuan anak yang selalu dibantu
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
57
3) Anak yang perilakunya sudah sesuai apa yang diharapkan dan
sudah dapat menunjukkan kemampuan melebihi kemampuan
(indikator) yang tertuang dalam SKH, maka pada kolom
tersebut guru menuliskan tanda lingkaran isi (●) dan memberi
namanya. Lingkaran isi (●) dapat digunakan juga untuk
menunjukkan bahwa kemampuan anak yang dalam
menyelesaikan tugas tidak dibantu lagi oleh guru.
Menurut Samsudin (2008: 68) prosedur penilaian di Taman
Kanak-kanak (TK) yaitu:
a. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilaian
di Satuan Kegiatan Harian (SKH).
b. Anak yang belum mencapai indikator yang diharapkan dan selalu
dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan
diberi tanda bulatan kosong (○).
c. Anak yang sudah melebihi indikator tanpa bantuan, maka pada
kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan
penuh (●).
d. Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator dalam
SKH, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi
tanda check list (√).
Sedangkan menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan
Menengah Direktorat Pembinaan TK SD (2010: 11) prosedur penilaian
di Taman Kanak-kanak (TK) yaitu:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
58
a. Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan
pada kolom penilaian di RKH (Rencana Kegiatan Harian).
b. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator dan selalu
dibantu guru, maka pada kolom penilaian diberi tanda satu bintang
( ).
c. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator yang
diharapkan RKH, maka pada kolom penilain diberi tanda dua
bintang ( ).
d. Anak yang sudah mampu berkembang sesuai harapan (BSH) pada
indikator dalam RKH, maka pada kolom penilaian diberi tanda tiga
bintang ( ).
e. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang
diharapkan dalam RKH, maka pada kolom penilaian diberi tanda
empat bintang ( ).
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil prosedur
penilaian menurut Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah
Direktorat Pembinaan TK SD (2010: 11) karena merupakan prosedur
penilaian yang terbaru.
2. Indikator Keberhasilan
Menurut Kurikulum 2004 Pendidikan TK (2004: 30),
kemampuan motorik kasar termasuk dalam aspek kemampuan fisik-
motorik,kriteria kemampuan motorik kasar untuk kelompok B yang
indikatornya adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
59
a. Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (diam di
tempat (fisik/motorik 11).
b. Melambungkan dan menangkap kantong biji sambil
bejalanbergerak (fisik/motorik 12).
c. Memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil smbil
berjalan/bergerak (fisik/motorik 13).
d. Menangkap, melempar bola besar, bola sedang dan bola kecil
(tennis) dengan memutar badan, mengayunkan lengan dan
melangkah (fisik/motorik 14).
e. Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian,
berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa
beban (fisik/motorik 15).
f. Berjalan mundur, berjalan ke samping pada garis lurus sejauh 2-3
meter sambil membawa beban (fisik/motorik 16).
g. Meloncat dari ketinggian 30-50 cm (fisik/motorik 17).
h. Memanjat, bergantung dan berayun (fisik/motorik 18).
i. Berdiri dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang
(fisik/motorik 19).
j. Berlari sambil melompat dengan dengan seimbang tanpa jatuh
(fisik/motorik 20).
k. Menendang bola ke depan dan ke belakang (fisik/motorik 21).
l. Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi (fisik/motorik 22)
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
60
m. Bermain dengan simpai (digelindingkan sambil berjalan dan
berlari) (fisik/motorik 23).
n. Senam fantasi bentuk meniru, misalnya menirukan berbagai
gerakan hewan, menirukan gerakan tanaman yang terkena angin
(sepoi-sepoi dan angin kencang sekali) dengan lincah
(fisik/motorik 24).
o. Naik otopet, sepeda roda dua (fisik/motorik 25).
p. Mengekspresikan berbagai gerakan kepala, tangan atau kaki sesuai
dengan irama musik/ritmik dengan lentur (Seni 26).
Berdasarkan kriteria kemampuan motorik kasar tersebut peneliti
menyusun indikator kemampuan motorik kasar yang akan diamati dan
mengolaborasi kriteria kemampuan motorik kasar yang terdapat dalam
kriteria/indikator kemampuan motorik kasar yang terdapat dalam
Program Semester (Promes) dari TK UMP Pembina Kecamatan
Kembaran yaitu:
a. Siswa mampu memutar dan mengayunkan lengan (fisik/motorik
kasar 1).
b. Siswa mampu meliukkan tubuh (fisik/motorik 2).
c. Siswa mampu membungkukkan badan (fisik/motorik 3).
d. Siswa mampu mengekspresikan berbagai gerakan kepala,
tangan/kaki sesuai dengan irama musik/ritmik dan lentur
(fisik/motorik 12).
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
61
Berdasarkan kriteria kemampuan motorik kasar tersebut peneliti
menyusun indikator kemampuan motorik kasar yang akan diamati
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator kemampuan motorik kasar yang akan dinilai.
No. Indikator
Nilai
Keterangan
1. Dapat mengerakkan
kepala, tangan, atau
kaki, mengikuti irama
musik atau ritmik.
2. Dapat meliukkan tubuh
ke samping kanan dan
kiri, ke depan, dan ke
belakang.
3. Dapat memutar dan
mengayunkan lengan ke
depan.
4. Dapat berjalan maju
dan mundur dengan
lurus.
Keterangan:
a. Indikator 1
= Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi
indiaktor dalam RKH. Anak yang mampu
menggerakkan kepala, tangan, atau kaki mengikuti
irama musik dengan sempurna.
= Anak yang sudah berkembang sesuai harapan
(BSH) sesuai dengan indiaktor seperti yang
diharapkan RKH. Anak yang mampu menggerakkan
kepala, tangan, atau kaki mengikuti irama musik.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
62
= Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai
dengan indikator seperti yang diharapkan RKH.
Anak yang mulai mampu menggerakan kepala,
tangan, atau kaki mengikuti irama musik.
= Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan
indikator, dalam melaksanakan tugas selalu dibantu
guru.Anak yang sama sekali tidak mampu.
b. Indikator 2
= anak yang mampu meliukkan tubuh ke samping
kanan dan kiri, ke depan dan belakang. Ke depan
sampai menyentuh tanah, ke belakang sekitar 45º,
samping kanan dan kiri dengan kemiringan sekitar
45º dengan sempurna.
= Anak yang mampumeliukkan tubuh ke samping
kanan dan kiri, ke depan dan ke belakang.
= Anak yang mulai/agak mampumeliukkan tubuh ke
samping kanan dan kiri, ke depan dan ke belakang.
= Anak yang sama sekali tidak mampu.
c. Indikator 3
= Anak yang mampu memutar dan mengayunkan
lengan dengan lurus ke arah depan dengan
sempurna.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
63
= Anak yang mampu memutar dan mengayunkan
lengan ke depan.
= Anak yang mulai/agak mampu memutar dan
mengayunkan lengan tidak lurus ke arah depan.
= Anak yang sama sekali tidak mampu.
d. Indikator 4
= Anak yang mampu berjalan maju dan mundur ke
posisi semula dengan lurus dan sempurna.
= Anak yang berjalan maju dan mundur ke posisi
semula dengan lurus.
= Anak mampu berjalan maju dan mundur ke posisi
semula tapi masih melihat ke belakang saat
mundur.
= Anak yang sama sekali tidak mampu.
Penilaian yang digunakan dalam evaluasi proses belajar anak
mengacu pada pedoman penilaian yang disarankan Kemendiknas Dirjen
Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK SD (2010) yaitu
sebagai berikut:
= Anak yang mampu melakukan gerakan senam ritmik
menggunakan pita dengan sempurna atau sangat
baik.
= Anak yang sudah mampu melakukan gerakan senam
ritmik dengan media pita.
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
64
= Anak yang agak mampu melakukan gerakan senam
ritmik menggunakan pita.
= Anak yang sama sekali belum mampu melakukan
senam ritmik menggunakan pita.
D. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian yang akan dilakukan, perlu adanya suatu kerangka
pemikiran. Kerangka berpikir merupakan alur pikiran dari suatu
permasalahan yang akan diteliti, di mana dalam kerangka berpikir penelitian
yang akan dilakukan ini terdapat tiga siklus. Dalam setiap siklusnya terdapat
tahap-tahap yang harus di lakukan yaitu tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan tindakan (acting), tahap pengamatan atau observasi
(observing), dan tahap refleksi (refleckting).
Penelitian tindakan kelas ini diakukan sebanyak dua siklus, setiap
siklus diadakan 3 kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
apabila dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama belum memenuhi
kriteria yang ditentukan maka bisa dilanjutkan perbaikan pembelajarannya
pada siklus kedua. Diharapkan pada siklus kedua sudah memenuhi kriteria
yang diinginkan. Untuk lebih mudah memahami, peneliti tampilkan dalam
bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012
65
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini, yaitu:
”Senam Ritmik Menggunakan Pita dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak pada kelompok B TK „Aisyiyah 01 Surusunda
Kecamatan Karang Pucung Kabupaten Cilacap.”
Kegiatan pembelajaran
monoton.
Ketika melakukan senam,
anak-anak kurang
bersemangat dan gerakannya
masih kurang benar.
Siklus I:
Senam ritmik
menggunakan
pita
3x pertemuan
Siklus II:
Senam ritmik
menggunakan
pita.
3x pertemuan
1. Melakukan senam ritmik
dengan menggunakan pita
di halaman sekolah.
Hasil belajar meningkat:
1. Anak dapat melakukan senam
ritmik dengan baik sesuai
indikator.
2. Terjadi perbaikan yang optimal
dalam kemampuan motorik kasar
yang dilakukan melalui senam
ritmik menggunakan pita.
Kodisi
Awal
1. Guru mengenalkan
senam dan musik/lagu
yang berbeda yaitu
senam ritmik dengan
menggunakan pita.
2. Guru mengajarkan
gerakan senam ritmik
dengan menggunakan
pita di halaman sekolah.
Hasil belajar
sudah
meningkat, ada
perbaikan tapi
belum optimal.
Dilakukan
perbaikan
dengan
PTK
Upaya Meningkatkan Kemampuan…, Siti Fatonah, FKIP UMP, 2012