BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari...

21
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepat a. Pengertian Atletik Atletik merupakan komponen pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut Aip Syaifuddin (1992: 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “atlon” yang mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lari, yaitu nomor lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b. Pengertian Lari Menurut Soegito (1992: 42) bahwa, Lari adalah suatu cara menggerakkan badan ke depan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri secara bergantian, tiap kali kaki bertolak selalu ada saat melayang”. Dengan kata lain, lari merupakan rangkaian gerakan ke depan dengan melangkahkan kaki secara bergantian. Gerakan harus dilakukan dengan baik, harmonis dan kontinyu serta tidak diputus-putus agar diperoleh kecepatan yang maksimal. Gerak dasar lari merupakan hal terpenting pada saat memulai belajar lari. Pengajar harus memberikan pemahaman-pemahaman terlebih dahulu mengenai gerak dasar lari. Selanjutnya, pada saat belajar lari harus diberikan gerakan-gerakan paling dasar yang benar, mulai dari gerakan kaki, badan, ayunan lengan dan pandangan serta koordinasi keseluruhan gerakan. Strategi belajar lari yang sistematis, teratur dan kontinyu dapat meningkatkan kemampuan lari dengan benar dan cepat.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Lari Cepat

a. Pengertian Atletik

Atletik merupakan komponen pendidikan jasmani yang mengutamakan

aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani,

mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Menurut Aip

Syaifuddin (1992: 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “atlon” yang

mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan.

Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan

atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan

lempar. Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lari, yaitu nomor lari

jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon.

b. Pengertian Lari

Menurut Soegito (1992: 42) bahwa, “ Lari adalah suatu cara

menggerakkan badan ke depan dengan melangkahkan kaki kanan dan kiri

secara bergantian, tiap kali kaki bertolak selalu ada saat melayang”. Dengan

kata lain, lari merupakan rangkaian gerakan ke depan dengan melangkahkan

kaki secara bergantian. Gerakan harus dilakukan dengan baik, harmonis dan

kontinyu serta tidak diputus-putus agar diperoleh kecepatan yang maksimal.

Gerak dasar lari merupakan hal terpenting pada saat memulai belajar lari.

Pengajar harus memberikan pemahaman-pemahaman terlebih dahulu

mengenai gerak dasar lari. Selanjutnya, pada saat belajar lari harus diberikan

gerakan-gerakan paling dasar yang benar, mulai dari gerakan kaki, badan,

ayunan lengan dan pandangan serta koordinasi keseluruhan gerakan. Strategi

belajar lari yang sistematis, teratur dan kontinyu dapat meningkatkan

kemampuan lari dengan benar dan cepat.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

6

c. Lari Cepat

Lari cepat atau lari jarak pendek, menurut Yoyo Bahagia, Ucup Y, Adang

S (2000:9-10) yaitu lari yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.

Dalam lari cepat, terdiri dari beberapa teknik dasar yaitu teknik start, teknik

lari dan teknik finish.

Menurut Adi, Winendra, dkk. (2008:17) “nomor lari jarak pendek yang

diperlombakan pada event internasional, jika diadakan dilapangan terbuka

(outdoor), meliputi nomor lari 10 meter,200 meter, da 400 meter. Adapun lari

jarak pendek yang dilaksanakan di lapangan tertutup (indoor) adalah lari 50

meter, 60 meter, 200 meter, dan 400 meter.

d. Teknik Lari Cepat

Teknik start adalah persiapan awal seorang pelari untuk melakukan

gerakan lari. Start yang digunakan dalam lari cepat adalah start jongkok

(crouching start). Star jongkok merupakan tolakan pertama untuk

menghasilkan dorongan penuh menuju akselerasi lari menuju kecepatan

maksimal.

Gambar 1. Start jongkok

Adi, Winendra, dkk. (2008:17)

Cara melakukan start jongkok adalah sebagai berikut :

1) Saat aba-aba “bersedia” (on your marks)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

7

Gambar 2. Start jongkok aba-aba “bersedia”

Adi, Winendra, dkk. (2008:19)

Cara melakukannya sebagai berikut :

a) Berdiri tegak kira-kira 3 langkah dibelakang garis start.

b) Pada aba-aba “bersedia” maju kedepan dan meletakkan kaki depan

di belakang garis start jaraknya 1,5 telapak kaki.

c) Letakkan lutut tungkai belakang sejajar dengan ujung jari-jari kaki

depan.

d) Letakkan kedua tangan dibelakang garis start selebar bahu dengan

kedua ibu jari berhadapan dan jari-jari lainnya rapat mengarah

keluar sehingga membentuk hufur V.

e) Lengan tegak lurus dari bahu kebawah dan berat badan terbagi

pada lengan dan kaki.

f) Pandangan ke depan sejauh kira-kira dua jengkal dari garis start

dengan leher rileks.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

8

2) Saat aba-aba “siap” (set)

Gambar 3. Start jongkok aba-aba “siap”

Adi, Winendra, dkk. (2008:19)

Cara melakukannya sebagai berikut :

a) Angkat pinggul lebih tinggi sedikit dari pundak

b) Posisi lutut kaki depan membentuk sudut 90 derajat dan lutut kaki

belakang membentuk sudut 150 derajat.

c) Pandangan beralih dua jengkal menjadi satu jengkal dari garis start

dengan leher rileks.

d) Pundak didorong sedikit ke depan sehingga berat badan berada pada

lengan.

3) Pada saat aba-aba “ya”

Gambar 4. Start jongkok aba-aba “ya”

Adi, Winendra, dkk. (2008:19)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

9

Cara melakukanya adalah sebagai berikut:

a) Kaki depan melakukan tolakan dengan kuat diikuti kaki belakang

melangkahkan kaki kedepan, bersamaan dengan itu ayunkan lengan

b) Langkah pertama yang dilakukan kaki belakang harus secepat-

cepatnya digerakkan ke depan.

c) Badan lurus dan condong ke depan dengan sudut 45 derajat dan

sudut lengan tetap 90 derajat.

d) Melakukan start dengan kuat dan cepat.

e) Kecepatan dipertahankan yang selanjutnya dipercepat.

Setelah terdengar aba-aba “ya”, pelari segera menolak dengan kuat

sebagai awalan. Pelari mencondongkan tubuh ke depan selama 5 sampai 6

meter pertama. Setelah jarak tersebut terlampaui, sprinter mengambil

posisi sprint yang lebih tegak untuk sisa lomba. Pada jarak 40 meter, tubuh

sprinter telah tegak sepenuhnya. Sikap pelari saat berlari psrint sebagai

berikut :

1) Berpijak pada ujung kaki.

2) Kaki yang tidak digunakan untuk berpijak ditekuk minimal 90o.

3) Angkatlah lutut tinggi-tinggi dan paha lebih kurang sejajar dengan

tanah.

4) Kepala dan badan tegak dan pandangan mata tertuju ke depan.

5) Siku membentuk sudut 90o.

6) Ayunkan tangan ke depan dan belakang berlawanan dengan ayunan

langkah kaki.

Selain teknik-teknik yang telah disebutkan di atas, ada latihan

teknik dasar lari jarak 50 m yang perlu dilakukan oleh para pelari sebelum

berlari. Latihan tersebut antara lain :

1) Latihan Lari di Tempat dengan Berganti Kecepatan

Latihan lari di tempat dapat dilakukan dengan berganti-ganti

kecepatan. Mula-mula latihan dimulai dengan pelan dan makin cepat.

Variasi mengangkat lutut (hingga rata air) bisa pula dilakukan. Praktik

pelaksanaannya dari pelan, terus ditambah kecepatannya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

10

2) Latihan Berjalan dengan Lutut Diangkat Tinggi

Caranya berjalan perlahan dan mengangkat paha kanan ke posisi

horizontal. Kaki kiri diluruskan sepenuhnya hingga ke ujung kaki saat

paha kaki kanan horizontal. Lengan ditekukkan pada siku dengan sudut

90o. Selanjutnya, berganti dengan paha kaki kiri yang diangkat. Lakukan

secara bergantian sepanjang 10 meter mulai dari langkah perlahan sampai

langkah dipercepat.

3) Latihan Berjalan dengan Meluruskan Lutut

Cara latihan ini hampir sama dengan latihan 1, hanya saja ketika

paha yang diangkat pada posisi horizontal, kaki sepenuhnya diluruskan.

Dimulai dengan berjalan mengangkat paha kanan hingga horizontal, kaki

kiri tegak lurus dengan telapak kaki menapak tanah. Selanjutnya, kaki

kanan diluruskan sepenuhnya sejajar paha dengan kaki kiri tetap dalam

posisi tegak lurus. Kemudian, gantian kaki kiri yang diangkat dan

diluruskan. Begitu seterusnya dengan urutan gerakan lutut diluruskan

setiap kali paha diangkat. Lakukan latihan mulai dari perlahan sampai

dipercepat dengan jarak 10 meter.

4) Latihan Menendang ke Belakang

Caranya diawali dengan secara perlahan bergerak ke depan dengan

menendangkan tumit ke belakang sampai mengenai bokong. Latihan ini

membantu mengembangkan pola gerakan kaki ke belakang tubuh.

Lakukan latihan ini berulang kali mulai dari perlahan sampai dipercepat

dengan jarak 10 meter.

5) Latihan Menggerakkan Lengan

Caranya diawali dengan berkonsentrasi untuk mempertahankan

sudut lengan pada siku tetap 90o bersamaan dengan ayunan lengan ke

depan. Latihan dimulai dengan berdiri, berjalan, berlari-lari kecil, dan

sprint. Lakukan latihan ini berulang kali untuk mendapatkan gerak ayunan

lengan yang sempurna.

6) Latihan Berlari dengan Lutut Tinggi Diikuti Sprint

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

11

Caranya dimulai dengan bergerak perlahan-lahan ke depan sejauh

5 meter dengan menekankan pada pengangkatan lutut yang tinggi. Pada

gerakan ini, lutut tidak perlu diluruskan. Selanjutnya berlari sekencang-

kencangnya ke depan sejauh 10 meter. Lakukan latihan ini berulang kali

untuk mendapatkan kecepatan sprint yang baik.

7) Latihan Pengulangan Sprint dari Start Melayang

Caranya dimulai dengan melakukan lari akselerasi (lari dengan

kecepatan tetap) sepanjang 20-30 meter dari start berdiri, lalu melakukan

sprint sepanjang 20-30 meter. Untuk itu, diperlukan lintasan sepanjang 40-

60 meter dengan diberi tanda sebagai batas lari akselerasi dan lari sprint.

Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dengan selang istirahat 2-3

menit. Jumlah ulangan tergantung dari kebugaran tubuh yang dimiliki.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Dimyati dan Mujiono ( 2010 : 7 ) mengatakan bahwa, “Belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah

penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.”

Kemudian Menurut Slavin (2000: 143), “Belajar adalah

perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku

sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar

merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.”

Menurut Abdillah dalam Aunurrahman (2013: 35 ) bahwa,

“belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk

memperoleh tujuan tertentu.”

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

12

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh siswa secara sadar. Belajar adalah suatu perubahan

tingkah laku, penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari hasil

pengalaman maupun hasil interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Pembelajaran

Corey dalam Sagala (2010: 61) berpendapat,“pembelajaran

adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola

untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Knirk

dan Gustafon (1986) dalam Sagala (2010:64) mengartikan,“pembelajaran

merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,

pelaksanaan, danevaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika melainkan

sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.”

Menurut Aunurrahman (2013:34) “Pembelajaran adalah upaya

mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa

yang terdidik, siswa yang belum mengetahui pengetahuan tentang

sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan”. Sedangkan menurut

Kimble & Garmezy “Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang

relative tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang”

(Thobroni&Mustofa, 2011 : 18 )

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulan bahwa

pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan berulang-

ulang untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Pada penelitian ini, pembelajaran yang dimaksud adalah

pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Ciri Belajar

Belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil. Belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) proses belajar adalah

mengalami, berbuat, mereaksikan dan melampaui, (2) proses belajar

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

13

melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat

pada suatu tujuan tertentu, (3) hasil-hasil belajar yang telah tercapai

bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis

(Oemar Hamalik, 2002: 15).

Kemudian Menurut Dimyati dan Mujiono ( 2010: 8 ) ciri umum

belajar yaitu di tinjau dari segi :

(1) Pelaku : siswa yang bertindak belajar atau pebelajar

(2) Tujuan : Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.

(3) Proses : Internal pada diri pebelajar.

(4) Tempat : Belajar dapat berlangsung dimanapun tempatnya.

(5) Lama waktu : sepanjang hayat

(6) Syarat terjadi : Motivasi belajar yang kuat

(7) Ukuran keberhasilan : Dapat memecahkan masalah

(8) Faedah : Bagi pebelajar mempertinggi martabat pribadi.

(9) Hasil : Hasil belajar sebagai dampak pembelajaran dan

pengiring.

d. Hasil Belajar

Dalam hubungannya dengan belajar, hasil belajar adalah suatu hasil

yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar

mengajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar biasanya

diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai itulah yang menunjukkan hasil

prestasi setelah siswa memperoleh materi pelajaran.

Menurut Sudjana “ Hasil belajar pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotoris” (2010: 3 ).

Bloom membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah

kognitif, afektif dan psikomotor:

a. Ranah proses berpikir (cognitive domain)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

14

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan

mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut

aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam

ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai

dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.

Keenam jenjang yang dimaksud adalah: (1)

Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) Pemahaman

(comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisis

(analysis), (5) Sintesis (synthesis) dan (6) Penilaian (evaluation)

b. Ranah nilai atau sikap (afective domain)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap

dan nilai. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-

kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima

jenjang, yaitu: (1) Receiving, (2) Responding, (3) Valuing (4)

Organization dan (5) Characterization by a value or value

complex.

c. Ranah keterampilan (psychomotor domain)

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah

seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil

belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif

(yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan

untuk berperilaku).(Sudijono, 2005:49-58)

Sedangkan menurut Gagne, Belajar merupakan kegiatan yang kompeks.

Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki

keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai ( Dimyati dan Mudjiono,

2010:10

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

15

3. Pembelajaran Lari Cepat

Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai dari hal-hal yang mudah

menuju materi yang sukar, dari yang ringan menuju ke yang sukar, dan dari

yang simple menuju ke yang kompleks dan perubahan perilakunya sebagai

akibat pengalaman Sri Anitah W, dkk (2009 : 13). Kegiatan belajar harus

bervariasi seperti jalan/lari ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang, mundur,

ke samping, menyerong dan seterusnya. Guru sebaiknya mengetahui terlebih

dulu rangkaian gerak dasar lari secara utuhsupaya mempunyai gambaran yang

jelas tentang pembelajaran gerak dasar lari, seperti diperlihatkan dibawah ini.

Gambar 5. Rangkaian Gerak Lari

(Sumber: Manz Katzenbogner/Michael Medles; 1996)

Aktivitas gerak dasar lari yaitu gerak melangkahkan kaki diimbangi

oleh gerak ayunan lengan yang harmonis. Tujuan dari lari adalah bergerak

menempuh jarak tertentu (tanpa rintangan/melewati rintangan) secepat

mungkin. Gerak dominan yang utama dari lari adalah gerakan langkah kaki

dan ayunan lengan. Aspek yang lain yang perlu diperhatikan pada saat berlari

adalah kecondongan badan (disesuaikan dengan jenis lari), pengaturan napas,

dan harmonisasi gerakan lengan dan tungkai. Panjang langkah x kekerapan

langkah paling menentukan kecepatan lari seseorang. Langkah kaki terdiri-

dari tahap menumpu dan tahap melayang. Sedangkan gerakan kaki mulai

tahap menumpu kemudian mendorong ( kaki tolak ) sedangkan kaki ayun

melakukan gerakan pemulihan dan gerak ayunan. Gerakan kaki pada saat

menumpu mendarat pada telapak kaki bagian depan, lurus ke depan, lutut dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

16

pinggul diluruskan penuh selama tahap mendorong. Gerakan kaki ayun yaitu

kaki ditekuk selama masa pemulihan, lutut angkat ke depan atas pada tahap

mengayun. Eddy Purnomo (2007).

Fenomena yang diungkapkan secara filosofi tentang ciri hakiki

manusia sebagai makhluk bermain atau “homo ludens” kurang mendapat

perhatian dari guru-guru Pendidikan jasmani dalam kegiatan mengajar peserta

didik. Kenyataan ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan

bagi para guru Pendidikan jasmani. Tantangan bagi guru adalah cara

mengemas perencanaan tugas ajar, membangkitkan motivasi agar peserta

didik antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

Modifikasi bermain dalam atletik bukan berarti menghilangkan unsur

keseriusan, mengabaikan ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok

materi atletik. Akan tetapi berisikan seperangkat gerak dasar umum maupun

gerak dasar dominan lari yang disajikan dalam bentuk permainan yang

bervariasi dengan memperkaya pengetahuan gerak dasar. Kegiatan

didominasi oleh pendekatan eksplorasi dalam suasana gembira dan diperkuat

oleh pemenuhan dorongan bermain peserta didik.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran lari cepat seperti

dikemukakan oleh Katzenbogner & Medler, (1996) adalah;

a) Pengembangan dimensi variasi gerakan

b) Pengembangan Pengembangan dimensi bermain

c) dimensi irama atletik

d) Pengembangan dimensi kompetensi

e) Pengembangan pengalaman.

Unsur-unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan

atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang

menggembirakan antara lain;

(1) Menanamkan kegemaran berlomba atau kompetisi dalam situasi

persaingan yang sehat, penuh tantangan, dan kegembiraan

(2) Unsur kegembiraan dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk

praktek

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

17

(3) Memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau

ketangkasan yang disukai.

Pembelajaran lari cepat yang penuh dengan suasana kegembiraan

bermain yang mempesona dengan berbagai macam variasi gerak

memungkinkan peseta didik untuk menikmati seperti layaknya pada

permainan olahraga lain. Namun substansi pokok lain tetap terkandung

didalamnya, sehingga unsur variasi, irama, pengalaman atletik serta

pengalaman kompetisi tetap terpelihara, tujuan dan manfaat implementasi

pembelajaran lari cepat.

4. Permasalahan Dalam Pembelajaran Lari Cepat

Dalam pelaksanaan pembelajaran penjas, khususnya lari cepat terdapat

permasalahan-permasalahan yang dalam menghambat tumbuh kembang

siswa. Sehingga nilai yang dicapai siswa juga kurang maksimal bahkan siswa

ada yang tidak lulus pembelajaran lari cepat. Berikut permasalahan-

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran penjas lari cepat:

1. Berkaitan dengan pengajar. Guru kurang menerapkan pembelajaran

PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan). Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam pembelajaran,

baik dalam penggunaan media, strategi dan pendekatan pembelajaran.

2. Berkaitan dengan kondisi di lapangan. Terbatasnya sarana dan prasarana

menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Apalagi guru yang kurang

kreatif dan inovatif dalam menyediakan alat-alat pembelajaran yang

dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi siswa serta lingkungan.

3. Kondisi siswa. Dewasa ini siswa kurang aktif dalam pembelajaran penjas.

Banyak siswa yang diorentasikan fokus dalam pelajaran-pelajaran lain

dan mengesampingkan penjas. Padahal penjas sendiri, terdapat nilai-nilai

kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab yang merupakan karakter yang

harus dimiliki siswa saat ini.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

18

5. Pembelajaran Lari Cepat Menggunakan Pendekatan Bermain

Pembelajaran lari cepat pada peserta didik hendaknya disesuaikan

dengan karakteristik siswa sekolah menengah pertama yang cenderung

menyukai bentuk-bentuk permainan karena menyenangkan dan

menggembirakan. Suasana yang menyenangkan tersebut dapat mendorong

siswa lebih aktif dan antusias dengan pembelajaran. Sehingga materi ajar

dapat tersampaikan dengan baik. Ada beberapa bentuk-bentuk permainan lari

cepat yang dapat diterapkan pada siswa.

Menurut Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2) “bermain merupakan cara

untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak

akan menemukan sesuatu dengan pengalaman bermain”.

Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah

pembelajaran jasmani yang dapat diberikan disegala jenjang pendidikan.

Porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan harus sesuai

dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus dipertimbangkan

juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang

dijalani oleh mereka. Berikut beberapa contoh model modifikasi permainan:

a. Lari zig-zag

Gambar 6. Permainan lari zig-zag

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok sama banyak. Lalu masing-masing

berbaris kebelakang. Jarak antar siswa kurang lebih 1 meter. Siswa paling

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

19

belakang berlari kedepan secara berkelak-kelok atau zig-zag melewati teman-

temannya satu kelompok. Setelah sampai diujung depan kembali lagi

kebelakang tetap dengan lari zig-zag. Setelah sampai di tempat semula, siswa

di depannya bergantian berlari, begitu seterusnya hingga terakhir pemain

terdepan berlari kebelakang dan kembali kedepan. Kelompok tercepat

menjadi pemenang.

b. Permainan hitam dan hijau

Gambar 7. Permainan hitam hijau

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Siswa berpasangan dan saling berhadapan. Satu siswa berperan sebagai

hitam dan satunya sebagai hijau. Jika guru menyebutkan hitam, berarti siswa

hijau harus berlari mengejar dan menyentuh siswa hitam. Jika sampai batas

yang telah ditentukan, siswa hitam tertangkap berarti siswa hitam yang kalah

dan siswa hijau pemenangnya, begitu sebaliknya.

c. Permainan jongkok aman

Gambar 8. Permainan jongkok aman

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

20

Satu peserta didik berperan sebagai pengejar. Peserta yang lain berlari

berkeliaran dalam suatu batas lapangan. Pengejar berusaha

menangkap/menyentuh satu peserta didik lain, jika tersentuh peran keduanya

bergantian. Peserta yang dikejar aman jika dia jongkok dan kedua tangannya

pada lantai. Pengejar baru boleh menangkap jika pengejar juga berjongkok

dan satu tangannya ada pada lantai. Begitu seterusnya saling mengejar hingga

batas waktu yang ditentukan.

d. Permainan jala ikan

Gambar 9. Permainan jala ikan

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Lapangan terbatas diumpamakan sebuah kolam ikan. Dibutuhkan 3 orang

siswa menjadi jala dan siswa yang lain sebagai ikan. Siswa yang berperan

sebagai ikan menyebar berenang bebas di kolam namun tetap dalam batas

tempat yang telah ditentukan yang dianggap sebagai kolam ikan, biasanya

lapangan berukuran 30 m x 30 m. Siswa yang berperan sebagai jala

bergandengan tangan, lalu berlari berusaha menangkap siswa yang berperan

sebagai ikan. Siswa yang tertangkap, berikutnya ikut bergabung menjadi ikan.

Begitu seterusnya hingga jala menjadi sangat banyak dan ikan semakin

sedikit. Siswa terakhir yang menjadi ikan adalah pemenangnya. Jala baru

dibuat dan permainan dimulai lagi.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

21

e. Permainan jangan berdua

Gambar 10. Permainan jangan berdua

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Satu orang siswa sebagai pengejar, satu orang siswa sebagai yang dikejar

dan yang lain berdiri berpasangan. Siswa yang berperan sebagai pengejar

berlari dan berusaha menangkap siswa yang berperan sebagai yang dikejar.

Siswa yang berperan sebagai yang dikejar berusaha berlari menghidar dan

atau hinggap di belakang siswa yang berdiri berpasangan. Jika siswa yang

berperan sebagai yang dikejar hinggap dibelakang, maka siswa yang

berpasangan dan berposisi berada di depan menggantikan peran sebagai yang

dikejar. Jika siswa yang berperan sebagai pengejar dapat menyentuh siswa

yang berperan sebagai yang dikejar, peran antar keduanya saling berganti,

begitu seterusnya sampai permainan dhentikan dalam waktu yang telah

ditentukan.

f. Lari estafet

Gambar 11. Permainan lari estafet

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

22

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sama banyak. Setiap kelompaok

terdiri dari 8 orang. Siswa berlari dari garis start menuju garis finish kembali

lagi ke garis start. Jarak antara garis start sampai gari finish 20 meter. Setelah

sampai di garis start lari, secara estafet berganti ke siswa kedua, ketiga, dan

seterusnya. Permainan dimenangkan oleh kelompok yang paling cepat

menyelesaikan lari estafet tersebut.

g. Permainan tangkap lawanmu

Gambar 12. Permainan tangkap lawanmu

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok saling

berhadapan dalam jarak sekitar 20 meter dibatasi dengan garis. Jadi ini adalah

permainan berpasangan. Satu kelompok maju ke garis kelompok lain,

kemudian kembali ke garisnya sendiri dan dalam waktu bersamaan tersebut

kelompok lawan mengejar dari belakang. Begitu seterusnya sampai ada yg

tertangkap.

h. Permainan bentengan

Gambar 13. Permainan betengan

Hidayatulloh, M. Furqon. (2006:2)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

23

Siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak. Setiap kelompok

mempunyai pos atau benteng dan setiap benteng disediakan 1 buah bendera

merah putih kecil. Bendera tersebut sebagai kekuatan setiap kaki siswa

memegang bendera tersebut. Setiap kelompok berusaha mengambil bendera

lawan. Setiap siswa dapat saling menangkap siswa lain dengan cara

menyentuh. Siswa yang baru saja memegang benderanya sendiri mempunyai

kekuatan yang lebih dan dapat menangkap siswa lawan yang memegang

benderanya lebih awal. Pemenang dalam permainan ini adalah kelompok

yang dapat memperoleh bendera lawan.

Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya

dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui

daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih

meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru Pendidikan

jasmani sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta didik

mengenai imajinasi tentang permainan yang akan dilakukan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

24

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Proses pembelajaran lari cepat dapat berlangsung dengan efektif tergantung oleh

beberapa faktor. Antara lain; guru, media pembelajaran dan model pembelajaran.

Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran saat pelaksanaan PPL adalah

kurang inovatifnya pembelajaran yang diterapkan. Guru memberikan

pembelajaran lari cepat dengan langsung melakukan tes lari cepat, tanpa

mengajarkan teknik-teknik dasar lari terlebih dahulu. Peserta didik merasa bosan

dalam menerima pelajaran karena pembelajaran yang diterapkan kurang diminati

oleh peserta didik. Sehingga mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal.

Banyak siswa yang tidak tuntas materi lari cepat. Perlu adanya inovasi – inovasi

lain dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani harus diterapkan

pendekatan pembelajaran yang baik dan tepat. Banyak pendekatan pembelajaran

menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahami

pendekatan-pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani. Pada dasarnya semua

pendekatan pembelajaran apapun baik digunakan dalam pembelajaran asalkan

sesuai dengan karakteristik materi pelajarannya. Pada materi lari cepat,

pendekatan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan bermain.

Melalui model pembelajaran pendekatan bermain memungkinkan siswa

lebih aktif, lebih semangat, serta partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

akan meningkat. Hal ini dikarenakan pembelajaran pendekatan bermain ini

dilakukan dalam berbagai bentuk variasi permainan, sehingga lebih bersemangat

dalam mengikuti pelajaran. Dengan meningkatnya minat siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran diharapkan hasil belajar lari cepat juga akan meningkat.

Pada siklus 1 pertemuan pertama menggunakan pendekatan bermain

permainan lari zig-zag dan permainan hitam hijau. Dilanjutkan pada silus 1

pertemuan kedua dengan permainan jongkok aman dan permainan jala ikan.

Siklus 2 pertemuan pertama menggunakan pendekatan bermain permainan jangan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lari Cepatabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5610062_bab2.pdf · jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, dan lari marathon. b.

25

berdua dan permainan lari estafet. Dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan kedua

permainan ayo tangkap lawanmu dan permainan betengan.

Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 14: Alur Kerangka Berfikir

- Siswa kurang tertarik &

cepat bosan dengan model

pembelajaran lari cepat

- Hasil belajar lari cepat

banyak yang belum tuntas

Siklus I:

Guru & peneliti menyusun pembelajaran

menggunakan pendekatan bermain yaitu

1. Pertemuan pertama dengan

permainan lari zig-zag dan

permainan hitam hijau

2. Pertemuan kedua dengan permainan

jongkok aman dan permainan jala

ikan

Kondisi awal

Guru belum

menggunakan

pembelajaran

pendekatan bermain

Tindakan

Guru menggunakan

pendekataan

bermain dalam

proses

pembelajaran

Kondisi akhir

Melalui penerapan

pembelajaran pendekatan

barmain dapat

meningkatkan hasil

belajar lari cepat

Siklus II:

Guru & peneliti menyusun pembelajaran

menggunakan pendekatan bermain yaitu

1. Pertemuan pertama dengan

permainan jangan berdua dan lari

estafet

2. Pertemuan kedua dengan permainan

lari tangkap lawanmu dan permainan

betengan