BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat bermain ...eprints.uny.ac.id/8858/2/bab 2...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat bermain ...eprints.uny.ac.id/8858/2/bab 2...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
1. Hakikat bermain Tenis Meja
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga permainan yang sulit
menentukan kapan, bagaimana dan dari mana asal mula permainan tersebut.
Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Gerakan-gerakan
yang dilakukan dalam olah raga ini adalah konsisten memukul, mengarahkan
dan menempatkan bola ke meja lawan dan diharapkan pihak lawan tidak
dapat mengembalikan bola, Agus Salim dalam skripsi Suyatno(2010:9).
Permainan tenis meja adalah permainan yang menggunakan meja sebagai
tempat untuk memantulkan bola dan menggunakan bet untuk alat pemukul
bola ( Akros Abidin, 2003.:110).
Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang menggunakan
meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh pemain dan
harus mampu menyeberangkan bola serta mengembalikan bola ke daerah
lawan setelah bola memantul di daerah permainan sendiri.
Permainan tenis meja ini dapat dimainkan diatas meja di mana bola
dibolak-balikan sesegera mungkin dengan menggunakan pemukul.
Permainan tenis meja boleh dimainkan dengan ide menghidupkan bola
selama mungkin dan boleh dimaikan secepat mungkin untuk mematikan
lawan,tergantung dari tujuan permainan itu sendiri.
7
Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (sevice) yaitui, bola
dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net dan memantul di meja
lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikan bola. Pada permainan ini
pemain berusaha untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka
dari pukulannya.
Seorang pemain tenis meja akan dinyatakan memenangkan
pertandingan apabila terlebih dahulu mengumpulkan angka 21. Apabila suatu
saat masing-masing mendapat nilai 20 maka yang menjadi pemenang adalah
pemain yang terlebih dahulu mengumpulkan 2 angka lebih banyak,(Akros
Abidin 2003: 113).Pendapat lain menyatakan bahwa suatu permainan terjadi
apabila seorang pemain yang pertama kali mendapatkan poin 11, kecuali
kedua pemain sama-sama mendapatkan nilai 10. Kalau terjadi seperti ini
maka salah satu pemain harus mendapatkan selisih 2 angka
diatasnya,(PB.PTMSI,2008/2009: 7). Permainan tenis meja dapat di mainkan
baik orang tua, remaja, maupun anak-anak.Olahraga ini mudah dimainkan,
sarana dan alat seperti raket, bet, bola, net
2. Teknik bermain tenis meja
Agar dapat bermain tenis meja dengan baik dan berprestasi secara
optimal, pemain diwajibkan menguasai semua tehnik pukulan dasar. Ada
beberapa macam tehnik pukulan dasar tenis meja yang semua tehnik tersebut
sangat mendukung dalam permainan. Sehubungan hal itu diperlukan ketrampilan
dasar yang baik dan benar selain didukung pula oleh fakor-faktor lainnya.
Menurut Ahmad Damiri dan Nurlan Kusmaedi (1991: 45) pada pokoknya tehnik
8
dasar Permainan Tenis Meja dapat dibedakan menjadi: (a) pegangan(Grip), (b)
sikap atau posisi bermain(stance), (c) jenis-jenis pukulan(strok),(d) kerja kaki
(Footwook).
a. Pegangan (Grip)
Tehnik memegang bad merupakan langkah awal paling penting
dalam belajar olah raga tenis meja. Jika sejak awal memegang bad sudah
salah,kemungkinan seorang pemain tersebut akan menghadapi kesulitan
dalam latihan tehnik bermain selanjutnya. Menurut Ahmad Damiri dan
Nurlan kusmaedi (1991: 46-47), dua pegangan yang sering digunakan dalam
permainan tenis meja, yaitu: (1) Shakehand grip (2) Penhol grip.
Adapun cara memegang shakenhand grip jari-jari tangan tersusun
seperti sedang berjabat tangan. Ibu jari dan telunjuk terletak paralel menjepit
daun raket, sedang jari lainnya secara bersamaam memegang tangkai bed.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat cara memegang shakehand grip dalam
bentuk gambar dibawah ini
Gambar 1 Shakehand Grip (Pegangan Jabat Tangan)
9
Sedangkan cara memegang penhold grip jari-jari tangan disusun
sedemikian rupa sehingga seperti jari-jari memegang pensil. Ibu jari dan
telunjuk secara bersamaan memegang tangkai bad bagian muka serta ketiga
jari lainnya menompang pada daun bed bagian belakang.Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat cara memegang penhold grip dalam bentuk gambar dibawah ini:
Gambar 2 Penhold Grip (Peganggan Pena)
Kedua cara memegang bed tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan, sehingga sulit untuk memastikan cara memegang raket mana
yang lebih baik.
10
b. Sikap atau posisi bermain(stance).
Stance disini berarti posisi kaki, badan dan tangan, pada saat siap
menunggu bola atau saat memukul bola. Menurut Achmad Damiri dan
Nurlan Kusmaedi(1992:40-43), ada beberapa stance yang biasa digunakan
dalam permainan Tenis Meja, yaitu:
1) Adalah posisi badan menghadap penuh ke meja, biasannya posisi ini
digunakan untuk siap menerima service dari lawan atau siap kembali
setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Pada waktu melakukan square
stance, berat badan seimbang, berada pada kedua telapak kaki, kedua lutut
bengkok, kedua lengan bawah posisinnya horisontal, sedangkan lengan
atas vertikal. Badan sedikit dicondongkan kedepan. Dari stance ini
diharapkan dapat memungkinkan pemain bergerak cepat kesegala arah,
kemudian dapat mengembalikan bola lawan dengan baik, dengan forehand
ataupun backhand.
Gambar 3 a. Square stance dilihat dari depan. Gambar 3 b. Square stance
dilihat dari samping.
11
2) Side stance
Side stance berarti posisi badan menyamping, baik kesamping kiri
maupun kesamping kanan.
3) Open stance
Adalah modifikasi dari side stance. Stance ini hanya digunakan untuk
backhand block, kaki kiri agak terbuka keluar dan agak kedepan (untuk
pemain tangan kanan).
c. Jenis-jenis pukulan (stoke).
Tehnik pukulan merupakan salah satu tehnik dasar dalam tenis meja
disamping tehnik dasar yang lain yang harus dikuasai oleh pemain tenis
meja. Pada pemain tenis meja terdapat beberapa tehnik pukulan, antara lain:
1.Push, 2.Blok, 3.Chop,4. Servis,5. Flat,6. Counter Hiting, 7. Topspin,
8 Drop Shot, 9. Chopped Smash, 10. Looped Drive, 11. Drive, 12. Flick
(Achmad Damiri dan Nurlan Kumaedi).
Menurut Alex Kertamanah (1993: 26), mengatakan bahwa dalam
permainan tenis meja ada beberapa jenis pukulan yang dapat digunakan oleh
pemain tenis meja antara lain: (1) Drive merupakan dasar dari semua jenis
pukulan dan serangan. Pukulan ini merupakan pukulan yang paling kecil
tenaga geseknya, (2) Push merupakan pukulan untuk jarak dekat. Teknik ini
merupakan teknik bertahan, (3)Blok merupakan taktik untuk bermain jarak
dekat. Teknik ini merupakan tehnik pukulan bertahan, (4) Smash disebut pula
membunuh bola, artinya tenaga bola yang paling besar digunakan dalam
serangan, (5) Service berfungsi untuk dijadikan serangan pertama, dan
12
sebagai bola umpan, (6) Servis return tehnik ini digunakan sebagai serangan
bola pertama atau penerima servis, (7) Half volley (serangan kilat). Sifat dari
half volley ini adalah menyerang bola yang baru naik, (8) Side Slip Shot
serangan yang bertujuan untuk menggelincirkan bola kearah pinggir garis
meja maupun kesudut yang melebar, (9) Loop jenis pukulan ini menghasilkan
bola berputaran atas atau topspin, (10) Flick digunakan untuk menyerang
bola-bola rendah diatas permukaan meja, (11) Dtop Shoot yang efektif ialah
drop shoot yang digerakan hanya menggunakan tenaga yang sangat kecil dan
penempatan jatuhnya bola dekat dengan net, (12) Short Cut merupakan
teknik yang melahirkan bola berputar ke bawah(backspin) dan merupakan
teknik dalam pertahanan jarak dekat, (13) Long Cut merupakan teknik yang
penting untuk permainan jarak jauh. (14) Lobbing merupakan taktik untuk
permainan jarak jauh dan jarak menengah dalam tehnik bertahan.
Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam
permainan tenis meja dimulai dari service yaitu memukul bola pertama dalam
permainan, bola tersebut sebelum melambungkan harus berada di telapak
tangan dengan posisi telapak tangan terbuka.Setelah bola melewati atas net
bola tersebut dipukul bola-balik diatas net, baik dengan pukulan pendek,
putaran bola, maupun dengan pukulan smesh agar dalam permainan bola
selalu berada diatas meja.Tetapi berbeda dengan permainan tenis meja
sesungguhnya yaitu pemain harus mematikan lawan yang saling berhadapan
baik pukulan servis, bola putar, bola pendek sampai bola keras/smash. Agar
bisa memenangkan suatu permainan.
13
d. Olah kaki (footwork)
Menurut Ahmat Damiri dan Nurlan Kusnaidi (1991: 110) Footwork
adalah kemampuan bergerak untuk melakukan pukulan. Footwork dalam olah
raga tenis meja pada garis besarnnya dapat dibedakan untuk nomor tunggal
dan nomor ganda.
1) Footwork untuk tunggal
Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork untuk tunggal dapat di bedakan
Untuk nomor tunggal:
a) Footwork 1 langkah
b) Footwork 2 langkah
c) Footwork 3 langkah
2) Footwork untuk Ganda
Untuk bermain dengan baik maka footwork pun harus dilatih.Pada
permainan ganda kedua pemain dapat mengikuti pala gerak samping kiri,
kanan atau depan belakang, dapat menggunakan kombinasi kedua macam
gerak tersebut. Kombinasi mana yang akan digunakan tergantung dari tipe
kedua pemain, Hodges (2002: 70). Latihan ini juga meningkatkan kontrol
bola.
3. Kontrol bola dalam permainan tenis meja
Berbagai pendapat yang menyatakan maksud kontrol bola diantaranya
pendapat dari Hodges (2002: 23), bahwa kontrol bola adalah latihan memantulkan
bola yang gerakannya lebih cepat diberikan dari pada reli biasa. Hal ini
14
memungkinkan untuk mempelajari pantulan bola naik turun atau kelantai maupun
ke tembok secara berturut – turut.Apabila gagal memukul bola pada latihan ini,
maka akan kesulitan mempertahankan reli dalam permainan tenis meja tersebut.
Tujuan dari latihan ini untuk mempelajari cara memukul bola net dari tengah
raket secara tepat, dan untuk mempelajari cara mengontrol bet dengan
pergelangan tangan. Apabila seorang pemain tenis meja karena pada dasarnya
kemampuan mengontrol bola bukan hanya untuk pemula tetapi juga manfaat bagi
pemain yang sudah terampil.
Menurut Sutarmin (2007: 12), mengontrol bola dapat dilakukan
denganberbagaimacam bentuk latihan yaitu: (1)Melambungkan bola, yaitu posisi
awal berdiri tegak rileks kemudian melambungkan bola dengan permukaan bet.
Ini dapat dilakukan dengan sisi bet back hand dan fore hand maupun kombinasi
keduannya, (2) Memantulkan bola ke tembok, dilakukan dengan posisi awal
berdiri dengan sikap kuda- kuda. Tangan kanan memegang bet kemudian
kemudian bola di pantul kekan ke dinding dengan bet, (3)Memantulkan bola
kelantai, posisi awal berdiri dengan rileks, tangan kanan memegang bet dan
tangan kiri memegang bola,kemudian bola dipukul ke lantai dan dipukul-pukul
dengan bet secara terus menerus, (4)Memukul bola berpasangan tanpa memantul
di lantai. Cara ini dilakukan berpasangan dengan posisi berhadap-hadapan dengan
jarak sekitar 2 m dilanjutkan dengan memukul bola secara bergantian.
Cara yang baik untuk mempelajari mengontrol bola adalah dengan
memantul-mantul bola. Latihan memantul bola melatih seseorang mampu
memukul bola yang gerakannya lebih dapat diperkirakan dari reli yang biasa.
15
Mengontrol bet kebanyakan dilakukan oleh pergelangan tangan. Cara memegang
yang baik adalah tidak terlalu kuat agar pergelangan tangan tidak terkunci, tenaga
tidak terkunci sehingga mengurangi kemampuan untuk mengubah sudut bet. Cara
berlatih mengontrol bola menurut Sutarmin, (2007: 11-13) ada beberapa cara
mengontrol bola:
a) Melambungkan bola keatas dan kebawah
Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempelajari cara memukul bola
dari tenggah bet secara tepat.Latihan ini akan membangkitkan kesadaran akan
pentingnya pukulan sweet spot (bola ditengah-tngah bat), kemudian akan
digunakan pada reli sebenarnya.Dengan menggunakan grip normal, pantulan
bola di sisi fore hand bat sebanyak mungkin
b) Melambungkan bola berganti-ganti
Latihan ini dilakukan dengan cara melambungkan bola dengan bet,
tetapi dipukul dengan sisi forehand dan backhand berganti-ganti. Latihan ini
membantu dalam mempelajari cara memukul bola di tengah-tengah bat sambil
menggerakkan bat.
c) Memantulkan bola ke dinding
Alat bantu yang di gunakan adalah dinding. Sisi backhand digunakan
kemudian bola dipantulkan ke dinding sebanyak mungkin secara terus
menerus. Pemain berdiri sekitar 2-5 kaki dari dinding dan bola dipantulkan ke
lantai. Bola dipukul dengan pukulan backhand menghadap ke dinding dan
diusahakan agar hasil pantulan bola ditempat yang sama kemudian latihan
disisi forehand.
16
d) Pukulan beruntun
Latihan ini hampir sama dengan latihan pada base ball (papper).
Bentuk latihanya yaitu seorang pemain mengumpan bola kepada lawan main
secara berkala. Pemain lain harus mmukul bola setiap bola kembali pada
pengumpan. Bola harus tetap berada dalam jangkauan pemukul. Pemain
memukul bola setelah bola memantul di lantai. Tujuan dari latihan ini adalah
untuk meningkatkan bola kontrol agar dapat dikembalikan dengan baik.Oleh
sebab itu keberhasilan dalam permainan tenis meja tidak terlepas dari
kemampuan kontrol bola
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan melibatkan
bermacam-macam unsur. Pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
Sekolah Dasar, pendidik seyogyanya memahami tentang karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa usia Sekolah Dasar sering
dipandang sebagai masa kanak-kanak akhir, yang berlangsung dari usia enam
tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan
mulainya anak-anak masuk Sekolah Dasar,dan mulainya sejarah baru dalam
kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya.
Menurut IG.A.K Wardani(2006:1.2) masa usia sekolah disebut masa matang
untuk belajar, karenapada usia tersebut anak sudah berusaha untuk mencapai
sesuatu tetapi melalui aktifitas bermain, yang hanya bertujuan untuk mendapatkan
kesenangan pada waktu melakukan aktifitas.
17
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu
diketahui oleh para guru, agar lebih mengtahui keadaan peserta didik khususnya
di tingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapakan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi
seorangpendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Salah satu tugas guru pendidikan jasmani ialah mengembangkan
kemampuan motorik anak, untuk kemudian memberikan bimbingan dalam
penguasaan dasar ketrampilan gerak atau teknik-tekink dasar cabang-cabang olah
raga. Di Sekolah Dasar Negeri Kalipucang siswa-siswinya juga memiliki
karakteristik seperti siswa SD pada umumnya, mereka tidak bisa tinggal diam dan
selalu bergerak hampir setiap stimulus atau rangsang yang datang dari
sekelilingnya selalu dijawab dengan gerakan., mereka selalu ingin mengetahui dan
mencoba sesuatu yang dilihatnya.. Menurut I G.A.K. Wardani (2006:2.27)
menyatakan: Dikelas-kelas yang lebih tinggi, kegiatan bermain masih merupakan
karakteristik pembelajaran anak SD. Oleh sebab itu guru harus menciptakan
suasana bermain dalam belajar dan suasana belajar dalam bermain, sehingga anak
akan memperoleh banyak manfaat dalam proses belajarnya.
5. Ekstrakurikuler tenis meja
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan
siswa di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk menyalurkan dan
mengembangkan bakat dan minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan
menumbuh kembangkan pribadi peserta didik yang sehat jasmani dan rohani,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepedulian dan tanggung
18
jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta menanamkan
sikap warga negara yang baik dan bertanggung jawab di sekolah.. Upaya-upaya
untuk menarik perhatian guru agar memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler
sebagai sarana pengayaan, pengembangan bakat, memperluas pengetahuan
ketrampilan dan pemantapan kepribadian perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan.
Menurut Suryobroto, (1997: 271) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang dilakukan siswa sekolah, diluar jam belajar kurikulum standar.
Kegiatan-kegiatan ini pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai
universitas. Kegiatan ekstrakurikuler di tujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat dan kemampuannya di luar bidang akademik. Kegiatan ini
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk
merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.
B. Penelitian yang relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sangat diperlukan
guna mendukung kajian teori yang telah dikemukakan sehingga dapatdigunakan
landasan pada penyusunan kerangka berfikir.Adapun hasil penelitian yang relevan
ini adalah:
1. Hasil penelitian Suyatno (2010) yang berjudul “Kemampuan push troke
peserta ekstrakulikuler tenis meja di SD Negeri Kretek Bantul ”. Hasil analisis
data tes kemempuan push stroke siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tenis
meja di SD Negeri Kretek Bantul Yogyakarta menghasilkan nilai minimum
14,00 maksimum sebesar 41,00, rerata 26,00 median 26,00 modus sebesar
19
16,00 dan standar defiasi sebesar 8.884. Hasil penelitian di SD Negeri Kretek
menunjukan bahwa kemampuan push stroke peserta ekstrakulikuler tenis
mejadengan rata- rata 26,25 dan dapat dikategorikan cukup dengan presentase
35 persen
2. Hasil penelitian Kumala Effendi (2008) dengan judul “sumbangan
kemampuan bouncing ball terhadap kemampuan pukulan dalam tenis meja”.
Hasil tes bouncing ball. Data hasil pengukuran menghasilkan skor minimum
:9,00 = 26,00, rerata 21,27, medium = 21,70, modus = 22,50,
standardeviasi=3,07. Distribusi frekuensi data bounching ball dapat dilihat
keeratan korelasi antara bounching ball dan kemampuan pukulan tenis meja
dapat diketahui dengan melihat koefesien korelasi determinasi (r2) perhitungan
menghasilkan nilai r2 = 0,263, berarti kemampuan pukulan tenis meja dapat
dijelaskan oleh kemampuan bounching ball sebesar 26,3%. Sisannya yaitu
sebesar 100% - 26,3% =73,7%.
3. Hasil penelitian A.M. Bandi Utama (2009),”Bagaimana menyusun alat
penilaian kemampuan ball control dan norma penilaiannya dalam permainan
tenis meja untuk mahasiswa PGSD FIK UNY?” Hasil pengukuran melalui tes
bounching ball adalah sebagai berikut skor minimal 12,skor maksimal 27,
rerata 20,25, dan simpangan baku 3,300, perhitungan uji reliabilitas tes
sebesar 0,426 melalui harga kritik r pada taraf sinifikansi 5%
diterima/signifikan.
20
C. Kerangka Berpikir
Dalam permainan tenis meja yang begitu kompleks kemampuan
geraknya dan ketrampilannya, maka perlu didukung oleh faktor teknik, fisik, dan
psikis yang baik. Kemampuan tehnik yang baik, dilandasi oleh kemampuan
kontrol bola pula.Maka dapat diduga seorang pemain yang mempunyai kontrol
yang baik, akan dapat bermain tenis meja dengan baik pula. Permainan tenis meja
sendiri bagi siswa SD di Kecamatan Kasihan merupakan hal yang baru sehingga
mereka bermain betul- betul masih bermain tenis meja dari dasar. Oleh karena itu
kontrol bola disini sangatlah penting sebagai dasar pengenalan terhadap bola dan
betnya, agar nanti siswa-siswa ini agar dapat bermain tenis meja dengan baik.
Dengan meningkatnya kemampuan kontrol bola maka memudahkan seseorang
pemain tenis meja untuk mencoba tehnik-tehnik baru, serta dapat membantu
dalam mempelajari tiap langkah dengan lebih cepat.