BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori - digilib.ump.ac.id filef. Siswa dapat melakukan...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori - digilib.ump.ac.id filef. Siswa dapat melakukan...
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.
Bloom(dalam Nana Sudjana,1989:22)secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
9
Dalam pembelajaran, harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
penetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang
menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia
realitas yang dihadapinya. (Suprijono,2009:10).
Berdasarkan uraian pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar dalam penelitian ini adalah bukti keberhasilan usaha
seseorang yang dicapai dalam bentuk nilai (angka) atau huruf sebagai hasil tes
yang nampak dalam perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat, pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor adalah sebagai berikut:
1. Aspek kognitif
a. Siswa dapat menunjukkan letak bilangan bulat garis bilangan.
b. Siswa akan memahami materi penjumlahan dan pengurangn bilangan
bulat.
10
c. Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat positif.
d. Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif.
e. Siswa dapat melakukan pengurangan bilangan bulat positif.
f. Siswa dapat melakukan pengurangan bilangan bulat negatif.
2. Aspek afektif
a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang penjumahan dan
pengurangan bilangan bulat.
b. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau teman.
3. Aspek psikomotor.
a. Siswa akan terampil membuat dan menggunakan alat peraga pada
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah dan Zain (2006:90) metode demonstrasi adalah
cara menyajikan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
11
a. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya :
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya :
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi
untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus
12
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan
waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
b. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi
Agar pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat
menjadikan siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih efektif maka harus
memperhatikan langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi.
Menurut Sanjaya (2010:153-154)
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a). Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti
aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
13
b). Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan
sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
c). Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi alat peraga yang
akan dipakai, yaitu balok garis bilangan.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya :
(1) Aturlah tempat duduk yan memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
(2) Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
(3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpkir, misalnya melalui pertanyaan-
14
pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
(2) Guru menjelaskan atau menunjukkan cara penggunaan alat
peraga balok garis bilangan.
(3) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan.
(4) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
(5) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa
15
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi
itu untuk perbaikan selanjutnya.
3. Alat Peraga
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163) mengemukakan bahwa
media pelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya.
Balok garis bilangan merupakan alat peraga matematika yang
digunakan untuk menjelaskan materi operasi bilangan bulat. Bilangan bulat
adalah gabungan dari bilangan positif, dengan bilangan-bilangan negatif serta
bilangan nol. ( Karso:2005)
a. Spesifikasi Alat Peraga Balok Garis Bilangan
Alat peraga ini digunakan untuk menjelaskan tentang materi operasi
bilangan bulat dengan pendekatan konsep. Untuk proses penjumlahan
dengan maju, sedangkan pengurangan dengar mundur. Bilangan bulat
positif ditunjukkan oleh gerakan ke sebelah kanan, sedangkan bilangan
bulat negative ditunjukkan oleh gerakan ke sebelah kiri. Ini selalu dimulai
dari titik nol. Alat peraga ini terbuat dari triplek atau kertas karton.
Kertasnya dibuat memanjang dan bagian atasnya digambar garis bilangan
dengan kotak-kotak menyerupai balok.
16
b. Penggunaan Alat Peraga
Adapun cara penggunaan alat peraga balok garis bilangan sebagai berikut:
1). Bila orang-orangan dilangkahkan maju, berarti menambah.
2). Bila orang-orangan dilangkahkan mundur, berarti mengurangi.
3). Bagian depan orang-orangan dapat menghadap ke bilangan positif atau
negatif disesuaikan dengan bilangan yang akan dioperasikan.
Negatif (- ) Positif ( + )
c. Penjumlahan bilangan bulat
1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
5 + 2 = . . . . .
Petunjuk peragaan:
a) Pasang orang-orangan pada angka nol, orang-orangan harus
menghadap ke bilangan positif.
17
b) Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak.
c) Langkahkan maju lagi sebanyak dua kotak.
d) Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 5 + 2.
2) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
(-2) + (-4) = . . . . .
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan negatif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak dua kotak.
c. Langkahkan maju sebanyak empat kali.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-2) + (-4).
18
3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
(-8) + 3 = . . . . .
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan negatif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak delapan kotak.
c. Langkahkan maju sebanyak tiga kotak.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-8) + 2.
19
4) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
5 + (-3) = . . . . .
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan positif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak.
c. Kemudian orang-orangan dihadapkan ke bilangan negatif,
selanjutnya langkahkan maju sebanyak tiga kotak.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 5 + (-3).
d Pengurangan bilangan bulat
1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
7 – 2 = . . . . .
20
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan positif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak tujuh kotak.
c. Langkahkan orang-orangan mundur sebanyak sembilan kotak.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 7 – 2.
e. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
(-5) – (-3) = . . . . .
Petunjuk peragaan:
21
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus
menghadap ke bilangan negatif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak.
c. Langkahkan orang-orangan mundur sebanyak tiga kotak.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-5) – (-3).
2). Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
8 – (-5) = . . . .
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan positif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak delapan kotak.
c. Kemudian orang-orangan dihadapkan ke bilangan negatif,
selanjutnya langkahkan mundur lima kotak.
22
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 8 - (-5).
3). Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
(-3) – 4 = . . . . .
Petunjuk peragaan:
a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan
harus menghadap ke bilangan negatif.
b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak tiga kotak.
c. Kemudian Orang-orangan dihadapkan ke bilangan positif,
selanjutnya langkahkan mundur sebanyak empat kotak.
d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-3) – 4.
23
4. Matematika
Matematika suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak
merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika tidak hanya
merupakan media untuk pernyataan keilmuan dan rumus-rumus, tetapi juga
untuk pernyataan hasil pemikiran dan proses berpikir. Matematika merupakan
alat dan bahasa dasar banyak ilmu. Dengan matematika, ilmu menjadi
sederhana, jelas, dan mudah dikembangkan. Matematika sering diterapkan
dalam menyelesaikan masalah-masalah pada disiplin ilmu lainya, baik pada
ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, fisika, kimia, teknik, maupun ilmu
sosial seperti ekonomi, demografi, dan asuransi. (Ensiklopedi Nasional
Indonesia, 1990:198).
24
Menurut Russel dalam Uno (2009:108) mendefinisikan matematika
sebagai suatu studi yang dimulaidari pengkajian bagian-bagian yang sangat
dikenal manuju arah yang tak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik
(konstruktif), secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks) dari
bilangan bulat ke bilangan pecahan, bilangan riil ke bilangan kompleks, dari
penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, menuju mtematika
yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Uno (2009:109) matematika sebagai suatu bidang
ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan
berbagai persoalan praktis yang unsur-unsur logikanya dan intuisi, analisis,
dan konstruksi, generalis dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang
antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.
Adapun pendapat menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:3) Matematika
terbentuk dari pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai
terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang
terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara
tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang
bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses
berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.
25
Pada Sekolah Dasar mata pelajaran matematika menyangkut aspek
bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data. Menurut KTSP mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2). Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipilasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4). Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dlam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
( Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
26
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud matematika dalam
penelitian ini adalah ilmu pengetahuan yang terorganisir dan menegaskan
struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika, yang
dapat dipelajari dengan logika, dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Hasil Penelitian yang relevan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Fajar Heru Sancoko (2009), diketahui bahwa:
1. Metode demonstrasi dapat meningkatkan keberanian bertanya siswa kelas VIII
D SMP Negeri 3 Ajibarang. Melalui alat peraga yang digunakan dalam
metode demonstrasi, dapat meningkatkan komponen ketrampilan bertanya
sehingga keberanian siswa meningkat. Dari hasil angket keberanian bertanya
kepada siswa pad siklus I dengan rata-rata skor 25,18 dengan criteria
keberanian bertanya tinggi pada siklus II dengan rata-rata skor 33,16 dengan
criteria keberanian bertanya sangat tinggi.
2. Dengan meningkatnya keberanian bertanya siswa kelas VIII D SMP Negeri 3
Ajibarang melalui metode demonstrasi maka ketuntasan belajar
matematikanya juga meningkat. Dari hasil tes evaluasi pada siklus I diperoleh
nilai rata-rata kelas 63,59 denagn ketuntasan belajar 72,09% dan pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata kelas 74,94% ketuntasan belajar 86,04%.
27
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Budiarto (2006) diketahui bahwa:
Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan peragaan neraca
bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar metematika pada pokok bahasan
operasi bilangan. Hal ini ditandai denagn mningkatnya rata-rata kelas sebesar 65,2
dengan ketuntasan belajar 60% untuk siklus II diperoleh rata-rata sebesar 68
dengan ketuntasan belajar 92% dan untuk siklus II diperole rata-rata sebesar 77,6
dengan ketuntasan belajar 84%.
C. Kerangka berfikir
Metode Demonstrasi Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kondisi awal Guru belum menggunakan
metode demonstrasi Hasil belajar siswa
rendah
Tindakan Guru menggunakan metode
demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran
Hasil belajar siswa
meningkat
Hasil belajar meningkat Kondisi akhir
28
Dari bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga
yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar matematika siswa masih rendah. Kemudian guru
menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui
metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
Hal ini karena metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi
yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan.
Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa meningkat.
Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru
dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam
pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa.
29
Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif inilah siswa dapat
ikut aktif dalam pembelajaran, sehingga keaktifan siswa akan meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika
aspek kognitif siswa di kelas IV A SD Negeri 4 Teluk.
2. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika
aspek afektif siswa kelas IV A SD Negeri 4 Teluk.
3. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika
aspek psikomotor kelas IV A SD Negeri 4 Teluk.