BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II...

31
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran Quantum dalam bidang pendidikan adalah sebuah upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Pembelajaran Quantum adalah “interaksi- interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” (DePorter, 2011: 16). Pembelajaran Quantum menekankan pada semua kehidupan merupakan energi yang dapat diubah menjadi cahaya, maksudnya interaksi-interaksi ini ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien. Interaksi-interaksi yang di maksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Pembelajaran Quantum merupakan bentuk upaya Bobby DePorter untuk merancang strategi pembelajaran yang menggairahkan dan bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik Quantum Learning di ruang kelas. DePorter (2003: 3) dengan menggunakan pembelajaran Quantum, kita dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi peserta didik. Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran Quantum

Konsep pembelajaran Quantum dalam bidang pendidikan adalah

sebuah upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, baik yang bersifat

individual maupun kelompok. Pembelajaran Quantum adalah “interaksi-

interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya” (DePorter, 2011: 16).

Pembelajaran Quantum menekankan pada semua kehidupan

merupakan energi yang dapat diubah menjadi cahaya, maksudnya

interaksi-interaksi ini ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru

dan peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka

dalam belajar secara efektif dan efisien. Interaksi-interaksi yang di maksud

mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya

yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Pembelajaran Quantum merupakan bentuk upaya Bobby DePorter

untuk merancang strategi pembelajaran yang menggairahkan dan

bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik Quantum Learning di

ruang kelas. DePorter (2003: 3) dengan menggunakan pembelajaran

Quantum, kita dapat menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar

menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi

peserta didik.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

8

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Quantum adalah model pembelajaran yang menyenangkan

serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan

pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta

aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar.

Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran

Quantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan peserta didik

menjadi cahaya belajar yaitu percepatan belajar melalui usaha sengaja

untuk mengikis hambatan-hambatan belajar tradisional dan fasilitasi

belajar unruk mempermudah kegiatan belajar peserta didik. Percepatan

belajar dan fasilitas belajar akan mendukung azas utama yang digunakan

dalam pembelajaran Quantum yaitu “Bawalah dunia mereka ke dunia kita

dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.

Landasan utama pembelajaran Quantum mengisyaratkan

pentingnya seorang guru memasuki dunia atau kehidupan anak sebagai

langkah awal dalam melaksanakan sebuah pembelajaran. Memahami

dunia dan kehidupan anak, merupakan lisensi bagi para guru untuk

memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan peserta didik dalam

meraih hasil belajar yang optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan

dalam hal ini adalah mengkaitkan apa yang akan diajarkan dengan

peristiwa-peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh peserta

didik dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan

masyarakat. Pemahaman terhadap hakikat peserta didik menjadi lebih

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

9

penting sebagai jembatan untuk menghubungkan dan memasukan dunia

kita kepada dunia mereka.

Kosasih (2013: 78) menyebutkan bahwa pembelajaran Quantum

memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Segalanya berbicara. Seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang

untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa,

yang berarti rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran guru,

informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh

kondisi lingkungan haruslah dapat membawa pesan-pesan belajar bagi

peserta didik.

2) Segalanya bertujuan. Penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus

mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan

fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk

membantu perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama. Sebelum peserta didik belajar

memberi nama (mendefnisikan, mengonseptualisasi, membedakan,

mengategorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang

terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.

4) Mengakui setiap usaha. Usaha belajar yang telah dilakukan peserta

didik harus memperoleh pengakuan guru dan peserta didik lainnya.

5) Merayakan keberhasilan. Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam

pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan member

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

10

umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil

belajar berikutnya.

Kosasih (2013: 79) menyebutkan bahwa pembelajaran Quantum

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Pembelajaran Quantum berpangkal pada psikologi kognitif.

2) Pembelajaran Quantum lebih manusiawi. Individu menjadi pusat

perhatian, potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya

diyakini dapat berkembang scera maksimal.

3) Pembelajaran Quantum lebih bersifat konstruktif namun juga

menekankan pentingnya peranan lingkungan pembelajaran yang efektif

dan optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

4) Pembelajaran Quantum mensinergikan faktor potensi individu dalam

lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran.

5) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang

bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.

6) Pembelajaran Quantum sangat menekankan pada akselerasi

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Proses pembelajaran

harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi.

7) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-

buat.

8) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

11

9) Pembelajaran Quantum memiliki model yang memadukan konteks dan

isi pembelajaran.

10) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau

material.

11) Pembelajaran Quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai

bagian penting proses pembelajaran. Peserta didik perlu memiliki

keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda bahwa ia

telah belajar, kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir

segalanya.

12) Pembelajaran Quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan,

bukan keseragaman dan ketertiban.

13) Pembelajaran Quantum mengintegrasikan totalitas fisik dan pikiran

dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Quantum adalah salah satu model pembelajaran yang

inovatif yang berorientasi pada peserta didik (student centered).

Pembelajaran Quantum difokuskan pada hubungan yang dinamis dalam

lingkungan kelas dengan interaksi yang membentuk landasan dan

kerangka untuk belajar. Pembelajaran Quantum adalah pembelajaran yang

dapat menimbulkan motivasi pada peserta didik, dan dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran Quantum merupakan

pembelajaran yang menjadikan suatu proses pembelajaran lebih bermakna

sehingga peserta didik akan dapat memahami materi yang diajarkan.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

12

Pembelajaran Quantum mencakup petunjuk spesifik untuk

menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang rencana

pembelajaran, meyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar (

DePorter, 2013: 33). Bobby DePorter mengembangkan strategi

pembelajaran Quantum melalui istilah TANDUR, yaitu Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi dan Rayakan.

1) Tumbuhkan

Tumbuhkan yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga

sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar. Siswa dapat

memahami Apa Manfaat Bagiku (AMBAK). AMBAK adalah motivasi

yang didapat dari pemilhan secara mental antara manfaat dan akibat-

akibat suatu keputusan (DePorter, 2011: 49).

2) Alami

Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik untuk mencoba.

Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya melihat

tetapi ikut beraktivitas.

3) Namai

Penamaan untuk memberikan identitas, menguatkan dan

mendefinisikan. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi

dan metode lainnya. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan

keingintahuan peserta didik. Penamaan adalah saatnya untuk

mengajarkan konsep, keterampilan, dan strategi belajar, Sugiyanto

dalam (Kosasih (2013: 90).

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

13

4) Demonstrasikan

Metode demontrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru

atau sumber belajar lainnya yang memahami atau ahli dalam topik

bahasan yang harus didemonstrasikan, Sumantri dalam (Kokasih, 2013:

90).

5) Ulangi

Memberi kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya,

sehingga setiap peserta didik merasakan langsung dimana kesulitan

akhirnya mendatangkan kesuksesan, kami bisa dan memang bisa,

dengan adanya pengulangan maka akan memperkuat koneksi saraf,

Sugiyanto dalam (Kosasih, 2013: 90).

6) Rayakan

Merayakan setiap hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang

dirayakan akan menambah kepuasan dan kebanggaan pada kemampuan

pribadi dan pemupukan percaya diri pada diri masing-masing peserta

didik.

Kerangka rancangan belajar TANDUR dalam model pembelajaran

Quantum digunakan sebagai cara yang efektif dalam menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, membantu merancang dan menyampaikan

pengajaran, dan memudahkan proses belajar.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

14

Kosasih (2013: 91) Langkah-Langkah yang dapat diterapkan dalam

Pembelajaran Quantum adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan Ambak

Ambak (apakah manfaat bagiku) adalah motivasi yang didapat dari

pemiliham secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu

keputusan (DePorter, 2011:49). Motivasi sangat diperlukan dalam

belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar

akan selalu ada. Pada langkah ini peserta didik akan diberi motivasi

oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah

mempelajari suatu materi.

2) Penataan Lingkungan Belajar

Proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat

membuat peserta didik merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan

lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam

diri peserta didik.

3) Memupuk Sikap Juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu minat

belajar peserta didik. Guru hendakmya jangan segan-segan untuk

memberikan pujian pada peserta didik yang telah berhasil dalam

belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh peserta didik yang belum

mampu menguasai materi. Memupuk sikap juara dapat membuat

peserta didik merasa dihargai.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

15

4) Bebaskan Gaya Belajarnya

Guru hendaknya memberikan memberikan kebebasan dalam belajar

pada peserta didik dan jangan terpaku pada satu gaya belajar saja.

Setiap peserta didik memiliki kemampuan dan kecerdasan yang

berbeda.

5) Membiasakan Mencatat

Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik tidak hanya bisa

menerima saja, melainkan harus mampu mengungkapkan kembali apa

yang didapatkan dengan menggunakan ungkapan yang sesuai dengan

gaya belajar mereka sendiri.

6) Membiasakan Membaca

Salah satu aktivitas dalam pembelajaran yang cukup penting adalah

membaca, karena dengan membaca akan menambah wawasan dan

pengetahuan, meningkatkan pemahaman dan daya ingat.

7) Jadikan Anak Lebih Kreatif

Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka

mencoba, dan senang bermain. Sikap kreatif yang baik akan mampu

menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

8) Melatih Kekuatan Memori Peserta Didik

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga peserta

didik perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

16

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Susanto (2013: 4) belajar adalah aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh

suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif

tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Slameto (2010: 2) pengertian belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

R. Gagne (1989) dalam (Susanto, 2013: 1) bahwa belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Hamalik (2003) dalam

(Susanto, 2013: 3) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi

atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as

the modificator or strengthening of behavior through experiencing).

Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu yang ditandai

dengan adanya perubahan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Setiap individu akan

berinteraksi dan bersosialiasi dengan lingkungan sehingga mampu

menggabungkan dan membandingkan pengetahuan yang telah dimiliki

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

17

dengan pengetahuan baru yang ada di lingkungannya sebagai proses

menuju perubahan tingkah laku.

b. Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kata

“prestasi” dalam Bahasa Indonesia yang berarti “hasil usaha”. Prestasi

belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Kata

prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara

lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya

pembelajaran.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah

menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakikatnya

merupakan usaha sadar yang dilakukan sesorang untuk memenuhi

kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

akan menghasilkan prestasi belajar Mulyasa (2014: 189).

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial

dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Arifin (2013: 12) menyebutkan bahwa

fungsi utama prestasi belajar (achievement) antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

18

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peseerta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstren dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

kesuksesan peserta didik di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Saat proses pembelajaran, peserta didik menjadi

fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Prestasi belajar bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah

perlu melakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap

peserta didik. Cronbach (1970) dalam (Arifin, 2013: 12) bahwa

kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain “sebagai umpan

balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

19

keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk keperluan seleksi, untuk

keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi

kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang

dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi

peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun

bersama-sama memberikan konstribusi tertentu terhadap prestasi belajar

peserta didik.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

mendongkrak prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan

sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan,

kontrol, sikap yang optimis, menggunakan waktu, cara mempelajari

buku, dan mempertinggi kecepatan membaca peserta didik.

Mulyasa (2014: 19) untuk melancarkan belajar dan meningkatkan

prestasi belajar, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:

1) Dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama, peserta

didik yang kurang paham dapat diberi tahu oleh peserta didik yang

telah paham.

2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru hendaknya

dikerjakan segera dan sebaik-baiknya.

3) Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau

berdebat mengenai suatu masalah/pelajaran.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

20

4) Rajin membaca buku/majalah yang bersangkutan dengan pelajaran.

5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat belajar.

Hal ini kelihatannya soal sepele tetapi alat-alat yang tidak lengkap

atau tidak baik akan mengganggu belajar.

Gronlund (1977) dalam (Azwar, 2013: 18) mengenai penyusunan

tes prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran

prestasi sebagai berikut:

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara

jelas sesuai dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari

hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program

instruksional atau pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok

guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaan hasilnya.

5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan

hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar

para peserta didik.

3. Sikap Rasa Ingin Tahu

Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem

yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Doni

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

21

Koesoema A. (2007) dalam (Yaumi, 2014) memahami bahwa karakter

sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau

karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber

dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga

pada masa kecil juga bawaan sejak lahir.

Rasa ingin tahu selalu menyisakan rasa penasaran. Rasa penasaran

inilah yang bisa mengantarkan seseorang untuk selalu bertanya dan

menyimpan kekhawatiran terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya. Rasa

ingin tahu adalah landasan dasar dalam proses belajar, karena dilakukan

melalui proses bertanya dan bertanya, mencari informasi baru,

mengumpulkan fakta dari beberapa sumber, kemudian membentuk

pendapat sendiri. Dalam hai ini, yang dimaksud dengan rasa ingin tahu

adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

Yaumi (2014) menyatakan bahwa, orang yang selalu ingin tahu

terhadap sesuatu pasti melakukan beberapa hal sebagai berikut:

1) Mengajukan pertanyaan.

2) Selalu timbul rasa penasaran.

3) Menggali, menjajaki, dan menyelidiki.

4) Tertarik pada berbagai hal yang belum ditemukan jawabannya.

5) Mengintai, mengintip, dan membongkar berbagai hal yang masih

kabur.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

22

Daryanto (2013: 147) menyebutkan bahwa indikator sikap ingin tahu

yaitu:

1) Bertanya/membaca sumber diluar buku teks tentang materi yang terkait

dengan pelajaran.

2) Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi.

3) Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi,

politik, teknologi yang baru didengar.

4) Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi

diluar yang dibahas di kelas.

4. Alat Peraga dalam Pembelajaran

a. Pengertian Alat Peraga

Sukayati (2009) Alat peraga merupakan salah satu alat untuk

pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan khususnya

bilangan bulat negatif. Anitah (2009: 4) menjelaskan bahwa alat peraga

dalam pembelajaran hakekatnya merupakan suatu alat yang digunakan

untuk menunjukkan sesuatu yang riil sehingga memperjelas pengertian

belajar.

Estiningsih (1994) dalam (Sukayati, 2009) Alat peraga

merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan

ciri-ciri konsep yang dipelajari. Contoh: papan tulis, buku tulis, dan

daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat

peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri dalam persegi

panjang. Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

23

keabstrakan dari konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya

dari konsep yang dipelajari. Melihat, meraba, dan memanipulasi alat

peraga maka anak mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan

tentang arti konsep, sedangkan sarana merupakan media pembelajaran

yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan

pembelajaran. Menggunakan sarana tersebut diharapkan dapat

memperlancar pembelajaran. Contoh: papan tulis, jangka, penggaris,

lembar tugas (LT), lembar kerja (LK), dan alat-alat permainan.

Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan

fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa

belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan

pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar

menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik

yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak

mudah dilupakan.

Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda

aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan

dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi

(gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video

(rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang

ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam

kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

24

Macam-macam alat peraga pembelajaran menurut Suherman

(2003) sebagai berikut:

1) Alat peraga lihat (Visual Aids)

Alat peraga ini berfungsi untuk menstimulasi indera penglihatan

pada saat terjadinya proses pembelajaran. Alat peraga jenis ini juga

dibadi menjadi dua jenis yaitu alat peraga yang diproyeksikan dan

alat peraga yang tidak diproyeksikan. Alat peraga yang

diproyeksikan meliputi slide, strip, film dan sebagainya, sementara

alat peraga visual yang tidak diproyeksikan meliputi benda baik 2

dimensi maupun 3 dimensi, peta, bagan, grafik, gambar, antagomi,

globe dan sebagainya.

2) Alat peraga dengar (Audio Aids)

Alat peraga ini berfungsi untuk menstimulasi indera pendengar pada

saat terjadinya proses pembelajaran, misalnya video cassette, pita

suara, piringan hitam dan sebagainya. Seperti halnya alat peraga

visual, alat peraga audio ini juga dibedakan dalam dua jenis yaitu

alat peraga audio sederhana dan rumit. Alat peraga audio sederhana

adalah jenis alat peraga dengan menggunakan alat-alat sederhana

yang biasa didesain sendiri atau tersedia di lingkungan, sementara

alat peraga audio rumit adalah jenis alat peraga audio yang

berteknologi seperti misalnya slide film video, video cassette dan

sebagainya.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

25

Alat peraga audio maupun alat peraga visual, masing-masing

memiliki fitur dan spesifikasi yang berbeda-beda, demikian juga dengan

kelebihan serta kekurangannya. Untuk menentukan pilihan yang paling

tepat dan sesuai agar mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal

tentu saja harus dengan menyesuaikan jenis alat peraga dengan materi

yang akan diajarkan.

Hamalik dalam (Rahadi, 2003) menyatakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, dan

akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa serta

membantu siswa meningkatkan pemahaman. Berdasarkan uraian

tersebut maka penggunaan media termasuk alat peraga dalam proses

pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis.

Manfaat praktis alat peraga diantaranya, sebagai berikut:

1) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan,

2) Dapat menghasilkan keseragaman pengamatan oleh siswa,

3) Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis,

4) Membangkitkan keingintahuan, kesukaan dan minat yang baru,

5) Membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar,

6) Memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit

sampai kepada yang abstrak.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

26

b. Alat Peraga Balok Garis Bilangan

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di

sekolah sangatlah penting, utamanya dalam mengajarkan suatu konsep

yang abstrak. Pembelajaran matematika khususnya materi operasi

bilangan bulat sangat penting sekali kedudukannya, karena materi ini

merupakan materi dasar bagi materi lainnya. Melakukan operasi pada

bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan, banyak siswa

yang mengalami kesulitan. Kesulitan sering nampak pada penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat negatif. Balok garis bilangan

merupakan salah satu alat peraga untuk pembelajaran operasi

penjumlahan dan pengurangan khususnya bilangan bulat. Bahan yang

digunakan untuk pembuatan alat peraga ini sangat mudah dan murah

karena bisa menggunakan bahan bekas. Alat ini terdiri dari lajur/baris

positif dan lajur/baris negatif yang dikembangkan untuk bilangan bulat

satuan dan puluhan. Kegunaan dari peraga ini diantaranya adalah:

memberikan penanaman konsep tentang letak suatu bilangan bulat pada

garis bilangan dan konsep penjumlahan serta pengurangan dua bilangan

bulat melalui peraga dengan pendekatan gerak. Alat peraga ini

diharapkan pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami anak.

1 2

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

27

Keterangan:

1. Berlubang untuk gerakan boneka

2. Dilengkapi dengan boneka yang dapat digerakkan ke kanan dan

ke kiri

Kegunaan

Alat peraga mistar bilangan dapat digunakan untuk penanaman konsep

tentang:

1) Letak suatu bilangan bulat pada garis bilangan.

2) Penjumlahan dan pengurangan dua bilangan bulat melalui peraga

dengan pendekatan gerak.

Cara Penggunaan

1) Guru mengingatkan kembali letak suatu bilangan pada garis

bilangan, semakin besar suatu bilangan, maka letaknya akan semakin

ke kanan. Semakin kecil suatu bilangan, maka letaknya semakin ke

kiri.

2) Guru mengenalkan materi letak bilangan bulat kepada peserta didik

yang ditunjukkan pada garis bilangan.

3) Peserta didik diminta untuk mengamati mistar bilangan tersebut. Apa

yang dapat disimpulkan mengenai letak suatu bilangan bulat pada

mistar bilangan.

4) Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa alat peraga ini dapat

digunakan untuk menentukan letak bilangan pada garis bilangan dan

memperagakan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan bulat.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

28

5) Menyepakati aturan permainan pada mistar bilangan untuk operasi

hitung penjumlahan dan pengurangan.

a. Dimulai dari nol menghadap ke kanan

b. Bilangan

Positif → maju

Nol → diam (tidak bergerak)

Negatif → mundur

c. Operasi hitung

Tambah → terus

Kurang → berbalik arah

5. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara

informal.

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedangkan

dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti

yang semuanya berkaitan dengan penalaran, Depdiknas (2001: 17)

dalam (Susanto, 2014: 184).

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

29

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Bidang studi matematika merupakan salah satu komponen

pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran. Bidang studi

matematika ini diperlukan untuk proses perhitungan dan proses berpikir

yang sangat dibutuhkan orang dalam menyelesaikan berbagai masalah.

b. Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengandung

makna belajar dan mengajar, atau merupakan kegiatan belajar

mengajar.

Peserta didik sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau

7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Piaget dalam (Heruman, 2010: 1)

menjelaskan bahwa mereka berada pada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam

proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun

masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Suwangsih dan

Tiurlina (2006: 16) matematika yang dipelajari oleh siswa SD dapat

digunakan oleh siswa SD untuk kepentingan hidupnya sehari-hari

dalam kepentingan lingkungannya, untuk membentuk pola pikir yang

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

30

logis, sistematis, kritis dan cermat dan akhirnya dapat digunkan untuk

mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

Berdasarkan pengertian para ahli maka dapat disimpulkan,

matematika di sekolah dasar dilaksanakan sekitar anak berusia 6 atau 7

tahun. Sampai 12 atau 13 tahun. Pembelajaran matematika anak

dikenalkan mengenai bilangan atau benda-benda yang konkret dalam

melakukan operasi perhitungannya.

c. Bilangan Bulat

Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah,

sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah

adalah gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.Bilangan nol,

bilangan asli, dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat.

Penjumlahan Bilangan Bulat

Sebelum mempelajari penjumlahan bilangan bulat lebih lanjut,

penjumlahan yang melibatkan bilangan nol dan bilangan bulat positif

harus sudah dikuasai dengan baik.

Penjumlahan Menggunakan Garis Bilangan

Penjumlahan bilangan dapat dilakukan dengan bantuan garis

bilangan dengan membuat diagram panah yang menyertakan

bilangan.

a) Mengenal Bilangan Bulat dengan Diagram Panah

Sebuah bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah

pada garis bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

31

diagram panah menunjukkan banyaknya satuan, sedangkan

arahnya menunjukkan positif atau negatif. Diagram panah menuju

ke arah kanan, maka anak panah tersebut menunjukkan bilangan

bulat positif. Diagram panah menuju ke kiri, maka anak panah

tersebut menunjukkan bilangan bulat negatif.

Menunjukkan bilangan 7

Menunjukkan bilangan –7

b) Menjumlah Bilangan Bulat dengan Diagram Panah

Garis bilangan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk

menyelesaikan penjumlahan pada bilangan bulat. Ketentuan yang

harus dipahami sebagai berikut:

Penjumlahan dengan bilangan positif, berarti arah anak panah

ke kanan.

Penjumlahan dengan bilangan negatif, berarti arah anak

panah ke kiri. Pangkal anak panah dimulai dari nol.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

32

Mari kita perhatikan contoh berikut ini.

Contoh: Tentukan hasil penjumlahan dari 3 + (–4)

Diagram panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3

Diagram panah dari 3 ke –1 menunjukkan bilangan –4

Hasilnya ditunjukkan diagram panah dari 0 ke –1

Jadi, 3 + (–4) = –1

d. Pembelajaran Matematika Materi Bilangan Bulat dengan Model

Pembelajaran Quantum

DePorter (2013: 33) langkah-langkah untuk menerapkan model

pembelajaran Quantum dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan

rancangan yang dikenal dengan istilah “TANDUR”. Pembelajaran

matematika materi bilangan bulat dengan model pembelajaran Quantum

adalah sebagai berikut:

1) Tumbuhkan

Memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan

siswa telah termotivasi untuk belajar. Guru melakukan apersepsi dan

memotivasi peserta didik mengaitkan materi dengan kehidupan

sehari-hari dan menyampaikan informasi yang berhubungan dengan

materi yang diajarkan.

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

33

2) Alami

Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik untuk mencoba.

Guru meminta peserta didik untuk mendengarkan memperhatikan

penjelasan guru pada saat menjelaskan apa saja yang terdapat pada

balok garis bilangan dan cara pengunaannya. Peserta didik diminta

maju untuk mempraktekkan pengunaannya, agar mereka mengalami

langsung bagaimana menggunakan balok garis bilangan untuk

menjumlahkan dua bilangan bulat.

3) Namai

Penamaan untuk memberikan identitas, menguatkan dan

mendefinisikan. Memberi nama pada setiap kegiatan pembelajaran

yang dilakukan, misalnya pada saat diskusi kelompok diberi nama

“DISKOM” yang berarti diskusi kelompok.

4) Demonstrasikan

Penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya

maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru. Dalam

hal ini guru mendemonstrasikan penggunaan balok garis bilangan

untuk menjumlahkan dua bilangan bulat.

5) Ulangi

Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengulangi apa yang

telah dipelajarinya, sehingga setiap peserta didik merasakan

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

34

langsung dimana kesulitannya dan dengan adanya pengulangan

maka akan memperkuat koneksi saraf. Guru memberikan

kesempatan bertanya kepada peserta didik dan mengulang materi

secara singkat untuk menguatkan pemahaman peserta didik.

6) Rayakan

Merayakan setiap hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang

dirayakan akan menambah kepuasan dan kebanggaan pada

kemampuan pribadi dan pemupukan percaya diri pada diri masing-

masing peserta didik. Guru memberikan penghargaan (reward) dan

mengajak peserta didik bertepuk tangan untuk mengekspresikan

keberhasilan mereka setelah dapat menjawab pertanyaan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan model pembelajaran Quantum dalam

pembelajaran telah dilakukan. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa model pembelajaran Quantum cukup efektif berpengaruh terhadap

sikap rasa ingin tahu dan prestasi belajar, seperti penelitian yang telah

dilakukan oleh Ni Luh Ika Windayani, dkk (2014) yang merupakan jenis

penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum

Bermuatan Pendidikan Karakter terhadap Konsep Diri dan Hasil Belajar

Matematika Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Gugus V Kecamatan

Banjar Kabupaten Buleleng”. Hasil penelitiannya adalah Pertama, terdapat

perbedaan secara signifikan terhadap konsep diri antara siswa yang mengikuti

model pembelajaran kuantum bermuatan pendidikan karakter dan siswa yang

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

35

mengikuti model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran

Matematika kelas V SD di gugus V Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar antara siswa

yang mengikuti model pembelajaran kuantum bermuatan pendidikan karakter

dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran Matematika kelas V SD di gugus V Kecamatan Banjar,

Kabupaten Buleleng. Ketiga, secara simultan terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap konsep diri dan hasil belajar Matematika antara siswa

yang mengikuti model pembelajaran kuantum bermuatan pendidikan karakter

dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran Matematika kelas V SD di gugus V Kecamatan Banjar,

Kabupaten Buleleng.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ketut Susiani, dkk (2013)

tentang pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap kecerdasan sosio-

emosional dan prestasi belajar IPA siswa sekolah dasar (SD) di Banyuning.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum

berpengaruh signifikan terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi

belajar IPA para siswa kelas V SD di Banyuning. Secara rinci hasil temuan

adalah sebagai berikut, (1) terdapat perbedaan secara signifikan kecerdasan

sosio-emosional antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran model

quantum dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara

konvensional (F sebesar 336,936 p < 0,05); (2), terdapat perbedaan secara

signifikan prestasi belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

36

pembelajaran model Quantum dengan kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran secara konvensional (F sebesar 17,774 p < 0,05); (3) terdapat

perbedaan yang signifikan kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar

IPA secara simultan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

model quantum dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran secara

konvensional (F sebesar 180,801 p < 0,05).

Penelitian diatas relevan dengan penelitian ini karena menerapkan

model pembelajaran Quantum dalam pembelajaran, yang berbeda terletak

pada subjek penelitian yaitu di kelas IV SD dan lokasinya yang bukan di Bali.

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dibutuhkan adanya sebuah

inovasi dalam pembelajaran. Model belajar merupakan salah satu bentuk

inovasi yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar hasil belajar

dapat mencapai hasil yang baik.

Model belajar yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Quantum. Pembelajaran Quantum adalah model pembelajaran

yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang

keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan,

interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk

belajar. Hal ini dapat dirumuskan dengan skema gambar sebagai berikut:

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model ...repository.ump.ac.id/5075/3/BAB II.pdf7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Quantum Konsep pembelajaran

37

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum dengan alat

peraga balok garis terhadap sikap rasa ingin tahu peserta didik pada materi

bilangan bulat di kelas IV Sekolah Dasar.

2. Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Quantum dengan alat

peraga balok garis terhadap prestasi belajar Matematika peserta didik pada

materi bilangan bulat di kelas IV Sekolah Dasar.

Penerapan Model Pembelajaran

Quantum

(X)

Kondisi Awal:

Prestasi Belajar Matematika

Masih Rendah

Prestasi Belajar dan Sikap

Rasa ingin Tahu

(Y)

Kondisi Akhir: Memberikan

Pengaruh terhadap Prestasi

Belajar Matematika dan Sikap

Rasa Ingin Tahu

Pengaruh Penerapan Model..., Pungky Candra Ardiana, FKIP, UMP, 2016