BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI...

32
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab 1) Pengertian Tanggung Jawab Menurut Fitri (2012: 112) tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri. Menurut Zuriah (2008: 69) tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan sikap pertanggungan perbuatan sendiri akan tingkah laku sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. 6 Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tanggung Jawab

1) Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Fitri (2012: 112) tanggung jawab merupakan

nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung

jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang siswa

harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri

sendiri.

Menurut Zuriah (2008: 69) tanggung jawab adalah

sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),

negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa tanggung

jawab merupakan sikap pertanggungan perbuatan sendiri akan

tingkah laku sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

6

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

7

2) Indikator Tanggung Jawab

Menurut Fitri (2012: 43) indiktaor keberhasilan

tanggung jawab sebagai berikut:

(1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.

(2) Bertanggung jawab terhadap semua perbuatan.

(3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

(4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

3) Macam-macam tanggung jawab

Macam-macam tanggung jawab menurut Mustari

(2011: 22) sebagai berikut:

a) Tanggung jawab terhadap Tuhan yang telah memberikan

kehidupan dengan cara takut kepada-Nya, bersyukur dan

memohon petunjuk.

b) Tanggung jawab untuk membela diri dari ancaman,

siksaan, penindasan, dan perilaku kejam dari manapun

datangnya.

c) Tanggung jawab diri dari kerusakan ekonomi yang

berlebihan dalam mencari nafkah, ataupun sebaliknya, dari

bersifat kekurangan ekonomi.

d) Tanggung jawab terhadap anak, suami/ istri dan keluarga.

e) Tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitar.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

8

f) Tanggung jawab berfikir, tidak perlu mesti meniru orang

lain dan menyetujui pendapat umum atau patuh secara

membuta terhadap nilai-nilai tradisi, menyaring segala

informasi untuk dipilih, mana yang berguna dan mana

yang merugikan kita.

g) Tanggung jawab dalam memilihara hidup dan kehidupan,

termasuk kelestarian lingkungan hidup dari berbagai

bentuk pencemaran.

4) Ciri-ciri seseorang yang bertanggung jawab

Menurut Mustari (2011: 24) ciri-ciri seseorang

bertanggung jawab sebagai berikut:

a) Memilih jalan lurus.

b) Selalu menunjukan diri sendiri.

c) Menjaga kehormatan diri.

d) Selalu waspada.

e) Memiliki komitmen pada tugas.

f) Melakukan tugas dengan standar yang terbaik.

g) Mengakui semua perbuatannya.

h) Menempati janji.

i) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

9

5) Penanaman rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta

didik

Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak

hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu

ditanamkan kepada peserta didik, baik pada masa prasekolah

maupun sekolah. Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinya

sudah tertanam nilai-nilai tanggung jawab, kelak ia akan

tumbuh menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam

menjalankan berbagai aktivitasnya. Kesungguhan dan

tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkannya

dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan

khususnya disekolah, nilai-nilai tanggung jawab merupakan

hal yang perlu ditananmkan oleh guru. Gurulah yang bertugas

mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung

jawab. Oleh karena itu menurut Aunnilah (2011: 84), beberapa

hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan rasa

tanggung jawab yang tinggi pada diri peserta didik.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Memulai dari tugas-tugas sederhana

Di sekolah, tentu saja sudah ada peraturan-peraturan

yang ditetapkan, seperti tata tertib di dalam kelas, jadwal

kebersihan, serta beberapa ketentuan lainnya. Meskipun

peraturan-peraturan tersebut bagi peserta didik merupakan

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

10

hal yang mungkin dinilai sederhana, tetapi guru harus

mendorongnya agar menaatinya dengan penuh tanggung

jawab.

Sebagai contoh, jika ada peserta didik yang tidak

mengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus

memeberikan teguran dan menjelaskan bahwa sikap

tersebut merupakan sikap tidak tanggung jawab yang harus

dihilangkan. Guru juga mesti mengatakan kepadanya bahwa

tugas sederhana apa pun harus dikerjakan olehnya sebagai

suatu bentuk tanggung jawab.

Dalam hal ini, guru juga perlu melibatkan semua

peserta didik untuk berperan aktif dalam menyelesaikan

tugas dan kewajiban-kewajiban mereka sehingga tanggung

jawab itu akan menjadi tugas bersama, bukan semata bagi

peserta didik yang melanggar.

Guru juga harus memberikan teladan yang baik

mengenai cara bertanggung jawab. Disiplin waktu dan

mengapresiasi peserta didik merupakan sebagian cara guru

dalam menunjukan rasa tanggung jawabnya sebagai

pendidik.

b) Menembus kesalahan saat berbuat salah

Cara lain untuk menumbuhkan sikap tanggung

jawab dalam diri peserta didik adalah mengajarkan

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

11

kepadanya agar siap menembus kesalahan ketika ia berbuat

salah. Hal ini akan mendorongya untuk meminta maaf atas

kesalahan yang dibuatnya sekaligus mengajarkan mengenai

nilai keadilan, yaitu bila ia melakukan kesalahan terhadap

seseorang, berarti ia telah merugikan orang tersebut

sehingga ia harus mampu bersikap adil dengan menembus

dan memperbaiki keslahannya.

c) Segala sesuatu mempunyai konsekuensi

Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa

segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki kosekuensi,

dan ia harus siap dengan segala konsekuensinya yang

ditimbulkan dari semua tindakannya. Dengan begitu, guru

juga mengenalkan dan mengajarkan bahwa peserta didik

harus bisa lebih bertanggung jawab dalam segala

tindakannya.

d) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab

Hendaknya guru sering kali berdiskusi mengenai

pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan. Tentu saja

dalam hal ini, guru harus mencontohkan secara nyata

kepada peserta didik, sehingga ia dapat belajar secara

langsung dari sesuatu yang ia lihat pada gurunya.

Meskipun demikian, guru mesti mengajarkan

peserta didik tentang tanggung jawab secara perlahan sesuai

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

12

dengan perkembangannya. Guru juga perlu memberikan

penghargaan yang sewajarnya kepada peserta didik apabila

ia berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Sebenarnya, dalam kehidupan sehari-hari, manusia

melakukan banyak kegiatan yang merupakan gejala belajar.

Belajar dilakukan manusia sejak lahir sampai lanjut usia. Menurut

Hamalik (2007: 36), belajar adalah merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan.

Menurut Hamalik (2011: 27), belajar merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanyamengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan. Belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan. Proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang,

tidak dapat dilihat, namun dapat ditentukan dengan cara

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

13

membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung.

Menurut Syah (2010: 87), belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang berwujud pribadi,

fakta, konsep, atau teori melalui pengalaman yang didapatkan

individu secara pribadi, yang ditandai dengan adanya perubahan

tingkah laku atau penampilan pada diri seseorang. Perubahan

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pengetahuan,

sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan,

dan aspek lain yang ada pada individu terhadap pembelajaran

Bahasa Indonesia.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

14

b. Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupannya selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Menurut Hamdani (2011: 137) prestasi belajar adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

Syah (2010: 148) prestasi belajar adalah mengungkapkan

hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis

Dalam penelitian prestasi belajar merupakan hasil usaha

belajar yang dicapai seseorang siswa berupa suatu kecakapan dari

kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu

yang dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar

mengajar. Oleh karena itu, prestasi belajar merupakan hal yang

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar merupakan proses,

sedangkan prestasi merupakan hasil.

c. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar mempunyai

beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

15

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “ tendesi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi peserta didik dalam meningfkatkan ilmu

pengetahuan dan psikologi, dan berperan sebagai umpan balik

(feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intrn dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang

digunakan releven pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta

didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena

peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

16

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Mulyasa (2006: 90) faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar sebagai berikut:

1) Pengaruh Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial

dan non-sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan antar

manusia yang terjadi dalam berbagai situasi social. Ke dalam

faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman dan

masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial

adalah faktor- faktor lingkungan yang bukan sosial seperti

lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah,

lingkungan belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan

sebagainya.

2) Pengaruh Faktor Internal

Brata dalam Mulyasa (2010: 193) mengklasifikasikan

faktor internal mencakup:

a) faktor- faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani

atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan

fungsi- fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, dan

b) faktor- faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti

intelegensi, minat, sikap, dan motivasi.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

17

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap tinggi rendah prestasi belajar.

Intelegensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil

belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung

pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang dicapai tidak

akan melebihi tingkat intelegensinya. Semakin tinggi

tingkat intelegensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat

hasil belajar yang dapat dicapai. Jika intelegensi rendah,

maka kecenderungan hasil yang dicapainyapun rendah.

Meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa taraf

prestasi belajar di sekolah kurang , pastilah taraf

intelegensinya kurang, karena banyak faktor lain yang

mempengaruhinya.

e. Usaha Peningkatan Prestasi Belajar

Menurut Mulyasa (2010: 195) terdapat beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, antara

lain sebagai berikut:

1) Keadaan jasmani

2) Keadaan sosial emosional

3) Lingkungan

4) Memulai pelajaran

5) Membagi pekerjaan

6) Kontrol

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

18

7) Sikap yang optimis

8) Menggunakan waktu

9) Cara mempelajari buku

10) Mempertinggi kecepatan membaca peserta didik.

3. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa

Menurut Keraf dalam sastra (wismasastra.wordpress.com),

memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan

bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa

simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa

adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal

(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

b. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia

dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan

penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya

sehari setelah proklamasi, bersamaan dengan pemberlakuan konstitusi.

Dilihat dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia

adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang

dipakai adalah bahasa Melayu Riau. Dalam perkembangannya, bahasa

Indonesia mengalami perubahan akibat penggunanya sebagai bahasa

kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

19

pembakuan sejak awal abad XX. Sejak dicanangkan Sumpah Pemuda

pada 28 Oktober 1928, nama bahasa Indonesia telah mufakat dipilih

untuk menghindari kesan imperialisme bahasa, apabila nama bahasa

Melayu tetap digunakan. Proses ini kemudian menyebabkan

perbedaan bahasa Indonesia saat ini dengan varian bahasa Melayu

yang digunakan di Riau maupun semenanjung Malaya. Sampai saat

ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus

menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun

penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih 90% warga

Indonesia, bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa ibu bagi

kebanyakan warga Indonesia. Sebagian besar warga Indonesia

menggunakan salah saru dari 748 bahasa daerah yang ada. Penutur

bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari atau

mencampurpadukkan dengan dialek Melayu atau bahasa ibu daerah

masing-masing. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan

sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat

lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik, sehingga

dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga

Indonesia (id.wikipedia.org).

c. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menurut KTSP

Mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan semua jenjang

pendidikan formal. Dengan demikian, diperlukan standar kompetensi

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

20

mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memadai dan efektif sebagai

alat komunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan ilmu, dan

alat pemersatu bangsa (Muslich, 2011: 115).

Di sekolah dasar, mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

diberikan kepada siswa, harus memiliki pendekatan dan

pengorganisasian materi yang jelas. Guna menentukan pendekatan

yang dipakai dan pengorganisasian materi pembelajaran, harus dilihat

dari fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi, kecenderungan

siswa sekolah dasar, perkembangan bahasa siswa sekolah dasar, dan

posisi Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang strategis.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar secara

umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi

mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi

yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu

(Muslich, 2011: 115).

d. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 1

Adapun silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

Menulis Teks Percakapan dengan Memperhatikan Penggunaan Tanda

Baca adalah sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

21

Tabel 2.1. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI

Semester I SD Negeri 1 Rawalo

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

b. Menulis

(Mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi

secara tertulis dalam bentuk

formulir, ringkasan, dan

dialog.)

4.3 Menyusun percakapan

tentang berbagai topik dengan

memperhatikan penggunaan

ejaan.

4. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menurut Muchlisoh (1993: 261), menulis ialah suatu kegiatan atau

aktivitas dari seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan secara

tidak langsung kepada orang lain atau pembaca dengan menggunakan

lambang grafik yang dapat dipahami oleh penulis dan pembaca. Sehingga

terjadilah komunikasi tidak langsung di antara penulis dan pembaca.

Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3), menulis adalah suatu

kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang

terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau

lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

22

Menurut Tarigan (2008: 3), menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu

kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini,

penulis harus lah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan

kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,

tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur.

Menurut Hamer, J (2004: 4) how people write, because writing is used for a wide variety of purpose it is produced in many different forms. The shopping list below, for example, written over a couple of day as shortages in the kitchen were noticed, is a type of writing that many people (who might not think of themselves as writers) do, as a matter of course. In all of these cases it is sugegested that the process has four main elements: planning, drafting, editing (reflecting and revising), final version. Maknanya kurang lebih bagaimana orang menulis, karena menulis digunakan untuk berbagai macam tujuan di dalam pebedaan bentuk. Menulis terdiri dari beberapa komponen yaitu, perencanaan untuk menulis, konsep, memperbaiki naskah tulisan dan yang terakhir adalah terjemahan terakhir atau konsep terakhir.

b. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa

Nurgiyantoro (2001: 296) berpandangan, aktivitas menulis

merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan yang

paling akhir dikuasai pelajar bahasa setelah kemampuan menyimak,

berbicara, dan membaca. Dibandingkan tiga kemampuan berbahasa lain,

kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, bahkan oleh penutur asli bahasa

yang bersangkutan sekaligus. Hal itu disebabkan karena kemampuan

menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur

di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Unsur bahasa

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

23

maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa, sehingga menghasilkan

tulisan yang runtut dan padu.

Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis mutlak

dibutuhkan. Tidak terlalu berlebihan, bila dikatakan bahwa keterampilan

menulis merupakan ciri dari orang atau bangsa yang terpelajar.

Segubungan dengan hal ini, seorang penulis mengatakan:

Menulis dipergunakan orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan, atau memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti ini, hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya dengan jelas; kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. (Morsey dalam Tarigan, 2008: 4).

c. Hubungan Keterampilan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang

Lain

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek bahasa tersebut saling

berkaitan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai

hubungann antarkeempat keterampilan berbahasa tersebut, dapat dilihat

dari tabel berikut:

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

24

Tabel 2.2 Hubungan Empat Keterampilan Berbahasa

Keterampilan

Berbahasa

Lisan dan

Langsung

Tertulis dan

Tidak Langsung

Aktif reseptif

(menerima pesan)

Menyimak Membaca

Aktif produktif

(menyampaikan pesan)

Berbicara Menulis

Berdasarkan tabel di atas, hubungan antaraspek keterampilan

berbahasa menjadi jelas. Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.7-1.8),

hubungan menulis dengan keterampilan berbahasa yang lain, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan Menulis dengan Membaca

Menulis dan membaca adalah kegiatan kegiatan berbahasa

tulis. Pesan yang disampaikan oleh penulis diterima oleh pambaca,

dijembatani oleh lambang bahasa yang dituliskan. Kegiatan

membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan

penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis. Penulis

sebagai pembaca, artinya ketika aktivitas menulis berlangsung,

maka penulis membaca tulisannya sendiri, sambil membayangkan

dirinya sebagai pembaca yang melihat dan menilai apakah tulisan

tersebut telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada bagian

yang tidak layak saji, serta apakah tulisan tersebut menarik dan

enak dibaca? Selain itu, penulis juga membaca karya penulis lain

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

25

untuk memperoleh ide dan informasi, menemukan, memperjelas,

dan memecahkan masalah, juga mempelajari cara penuli lain dalam

menyajikan dan mengemas tulisannya. Sementara pembaca sebagai

penulis, artinya ketika berlangsung aktivitas membaca, maka

pembaca melakukan aktivitas seperti yang dilakukan oleh penulis.

Pembaca menemukan topik dan tujuan tulisan, gagasan dan kaitan

antargagasan, kejelasan uraian, mengorganisasikan bacaan,

memecahkan masalah, dan memperbaiki kesimpulan bacaannya.

2. Hubungan Menulis dengan Menyimak

Sewaktu menulis, seorang penulis membutuhkan inspirasi,

ide, atau informasi untuk tulisannya. Hal itu dapat diperoleh dari

berbagai sumber tercetak, seperti buku, jurnal, majalah, laporan,

dan surat kabar, atau juga dari sumbet tak tercetak, seperti, televisi,

radio, wawancara, pidato, obrolan, dan ceramah. Jika dari sumber

tercetak, informasi itu diperoleh dengan cara membaca, sedangkan

dari sumber tak tercetak, informasi itu diperoleh dengan cara

menyimak. Melalui menyimak, penulis tidak hanya memperoleh

ide atau informasi untuk tulisannya, tetapi juga menginspirasi tata

saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik hati, yang akan

berguna untuk aktivitas menulis.

3. Hubungan Menulis dengan Berbicara

Menulis dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa

yang bersifat aktif-produktif. Artinya, penulis dan pembicara

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

26

berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak

lain. Keduanya harus mengambil sejumlah keputusan berkaitan

dengan topik, tujuan, jenis informasi yang akan disampaikan, serta

cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi sasaran (pembaca atau

pendengar) dan corak teksnya (eksposisi, deskripsi, narasi,

argumentasi, dan persuasi).

d. Model Penilaian Pembelajaran Menulis

Menurut Machmoed dalam Nurgiyantoro (2001: 305), penilaian

hasil pembelajaran menulis secara holistis memang diperlukan. Akan

tetapi, agar guru dapat menilai secara lebih objektif dan dapat

memperoleh informasi yang lebih terperinci tentang kemampuan siswa

untuk keperluan diagnostik edukatif, penilaian hendaknya sekaligus

disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan

pendekatan analitis akan merinci ke karangan yang satu dengan yang

lain. Hal tersebut terjadi, karena kategori penilaian disesuaikan dengan

jenis karangan. Meski begitu, hendaknya kategori-kategori yang pokok

meliputi (i) kualitas dan ruang lingkup, (ii) organisasi dan penyajian isi,

(iii) gaya dan bentuk bahasa, (iv) mekanik (tata bahasa, ejaan, tanda

baca), dan (v) respons afektif guru terhadap karya tulis. Penerapan model

penilaian analisis dengan kelima kategori tersebut dapat dilakukan

dengan menggunakan skala, misalnya skala 1 sampai 10.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

27

5. Percakapan

a. Pengertian Percakapan

Menurut Nur’aini (2008: 36-37), percakapan adalah pembicaraan

antara dua orang atau lebih mengenai suatu hal. Percakapan mempunyai

banyak tujuan. Ada orang bercakap-cakap untuk urusan bisnis, sekolah,

bermain, dan hiburan. Percakapan itu dapat dilakukan saat belajar di

sekolah, bermain, saat nonton televisi bersama keluarga, saat wawancara,

atau saat bermain drama.

Saat menyusun percakapan, harus menentukan masalahnya

terlebih dahulu. Kemudian menentukan pihak-pihak yang melakukan

percakapan. Dalam penyusunan percakapan, harus menentukan susunan

kalimat serta pilihan kata yang sesuai. Selain hal-hal di atas, yang

perhatikan adalah penggunaan ejaan.

Percakapan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanya

jawab. Sebagai contoh, para siswa mengadakan dialog atau percakapan

dengan para pelajar dari Malaysia. Parcakapan juga dapat dipakai dalam

pembelajaran drama yang disebut dengan naskah.

Selain itu teks percakapan sebaiknya menggunakan kalimat-kalimat

pendek dan dialog itu sendiri tidak terlalu panjang. Dengan demikian

anak-anak akan mudah mengingat teks percakapan tersebut sewaktu

mereka akan mengekspresikan percakapan tersebut.

b. Hal –hal yang Berkaitan dengan Ejaan yang Harus Diperhatikan pada saat

Menyusun Percakapan

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

28

Menurut Nur’ani (2008: 37), hal-hal yang berkaitan dengan ejaan

yang harus diperhatikan pada saat menyusun percakapan sebagai berikut:

1) Judul di bagian tengah dengan huruf kapital.

2) Nama penulis di bawah judul.

3) Penulisan nama tokoh diawali huruf besar.

4) Terdapat tanda titik dua setelah nama tokoh.

5) Terdapat kata dengan huruf kapital pada awal kalimat.

c. Fungsi Penggunaan Tanda Baca Titik Dua

Menurut Nur’aini (2008: 37), fungsi penggunaan tanda titik dua

adalah sebagai berikut:

1) Tanda titik dua dipakai di akhir pernyataan lengkap jika diikuti

penjelasan.

Contoh: Ibu membeli bahan makanan: beras, gandum, sayur, dan

buah.

2) Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan penjelasan.

Contoh: Ketua : Iwan Setyawan

Sekretaris : Rika Damayanti

Bendahara : Ela Lusiana

3) Dipakai dalam teks sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan.

Contoh:

Ibu : (meletakkan beberapa kopor) ”Bawa kopor ini, Mir!”

Mira : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk).

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

29

Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar).

Mira : “Ya, Bu.”

Ibu : “Terima kasih, Mira.”

6. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode

Menurut Suyatno (2009: 26), metode pembelajaran merupakan

jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam

berbagai metode pembelajaran. Metode adalah prosedur pembelajaran

yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Dari metode, teknik

pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat

pembelajaran berlangsung. Satu metode dapat diaplikasikan melalui

berbagai teknik pembelajaran. Teknik adalah cara konkret yang dipakai

saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik

meskipun dalm koridor metode yang sama. Bungkus dari penerapan

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model

pembelajaran.

b. Metode Partisipatori

Menurut Suyatno (2009: 44-45), metode pembelajaran

partisipatori adalah metode yang menekankan keterlibatan siswa secara

penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa

didudukan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa

dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

30

atau fasilitator.

Berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa, menurut

Suyatno (2009: 44-45) partisipatori beranggapan bahwa:

a. Setiap siswa adalah unik. Setiap siswa mempunyai kelebihan dan

kelemahan. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan

penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus

diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang.

b. Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak

terlalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus

dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak.

c. Dunia anak adalah dunia bermain.

d. Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia.

Dalam metode partisipatori, siswa aktif, dinamis, dan berlaku

sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga

aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan

dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh

dengan motivasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif. Konteks

siswa menjadi tumpuan utama.

Menurut Suyatno (2009: 44-45), metode pendidikan partisipatori

mempunyai ciri-ciri pokok: (i) belajar dari realitas atau pengalaman, (ii)

tidak menggurui, dan (iii) dialogis.

Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip tersendiri dalam

kegiatan belajar mengajar. Prinsip utama adalah siswa atau peserta didik

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

31

memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar, dan

berperilaku belajar. Dari sisi guru, ia harus menguasai metode dan teknik

pembelajaran, memahami materi, berperilaku membelajarkan anak didik.

Menurut Sudjana dalam Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui

Pembelajaran Partisipatif (ppsuika.ac.id), memaparkan enam tahapan

kegiatan yang berurutan dalam pelaksanaan pembelajaran partisipatif,

yaitu pembinaan keakraban, identifikasi kebutuhan dan sumber serta

kemungkinan hambatan, perumusan tujuan belajar, penyusunan program

kegiatan belajar; pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

a. Tahap pembinaan keakraban

Tahap ini bertujuan membangun sebuah kondisi agar peserta

didik siap melakukan kegiatan pembelajaran. Terciptanya suasana

yang akrab di antara peserta didik memungkinkan dikembangkan

sikap terbuka, saling mempercayai, dan saling menghargai. Dalam

kegiatan belajar (diskusi), siswa diberi kesempatan untuk

mengeluarkan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga

ia merasa kehadirannya dihargai. Apabila langkah ini berjalan dengan

baik, siswa akan merasa bahwa keberadaan dirinya tidak sia-sia.

Penulis yakin dalam diri siswa akan tertanam konsep diri positif.

Dengan demikian ia siap untuk terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

32

b. Tahap Identifikasi Kebutuhan, Sumber dan Hambatan

Tahap ini pendidik melibatkan siswa mengenali, menyatakan,

dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan

hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan belajar. Tujuan

adalah memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar itu dirasakan

menjadi miliknya. Siswa harus didorong untuk menyatakan kebutuhan

belajar, pengalaman belajar seperti apa yang mereka inginkan. Jika

langkah ini berjalan dengan baik, siswa akan merasa bahwa apa yang

menjadi kebutuhannya bisa terpenuhi. Dengan demikian dalam siswa

ada sense of belonging terhadap apa yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran. Rasa memiliki merupakan salah satu indikator bahwa

seseorang mempunyai konsep diri positif.

c. Tahap Perumusan Tujuan Belajar

Kegiatan dalam tahap ini ditandai oleh keikutsertaan peserta

didik dalam menentukan tujuan belajar yang akan dicapai. Perumusan

tujuan belajar atau hasil belajar untuk memotivasi peserta didik.

Tujuan belajar berfungsi pula sebagai pengarah kegiatan belajar dan

sebagai tolok ukur efektivitas pembelajaran. Dalam kurikulum 2004

dinamakan dengan kompetensi, sedangkan menurut Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dinamakan dengan indikator. Melalui

tujuan belajar yang jelas dan terarah, apalagi siswa juga dilibatkan

dalam merumuskan tujuan itu, maka siswa merasa bahwa semua

aktifitas yang akan dilaksanakan adalah dalam rangka mencapai

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

33

tujuan yang telah ditentukan sendiri. Dalam tataran yang lebih luas,

siswa akan mampu menentukan tujuan hidup yang akan dicapai.

d. Tahap Penyusunan Program Kegiatan Belajar

Tujuan yang terkandung dalam tahap kegitan ini adalah supaya

peserta didik dapat memiliki pengalaman bersama dalam menyatakan,

memilih, menyusun, dan menetapkan program kegiatan belajar yang

akan mereka tempuh. Penyusunan program kegiatan belajar dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaran seperti

diskusi kelompok, analisis tugas, simulasi, presentasi. Konsep diri

yang terbentuk dalam tahap ini adalah, siswa bertanggung jawab atas

pilihan berbagai program dan kegiatan yang telah ditentukan bersama.

e. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran ditandai oleh

keikutsertaan peserta didik dalam pengelolaan kagiatan pembelajaran.

Keiikutsertaannya diindikasikan melalui tugas dan tanggung jawab.

Tugas peserta didik adalah belajar, sedangkan tanggung jawabnya

melibatkan diri secara intens dalam proses pembelajaran sesuai

kesepakatan bersama pada saat penyusunan program. Teknik-teknik

pembelajaran yang dapat digunakan dalam tahap ini misalnya dengan

tanya jawab, diskusi, analisis masalah, studi kasus, kunjungan studi,

simulasi, bermain peran. Konsep diri yang terbentuk melalui tahap ini

adalah, siswa mengerti dan menginternalisasikan dalam dirinya apa

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

34

yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Siswa tahu apa yang

harus diperbuat.

f. Tahap Evaluasi

Kegiatan pembelajaran pada tahap ini ditandai dengan

keterlibatan peserta didik dalam penilaian. Penilaian merupakan upaya

mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data atau informasi

mengenai kegiatan pembelajaran sebagai masukan untuk mengambil

keputusan. Aspek kegiatan yang dinilai meliputi proses, hasil, dan

pengaruh kegiatan pembelajaran. Penilaian terhadap proses bertujuan

untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dengan rencana yang telah ditetapkan. Penilaian hasil

mencakup perubahan tingkah laku seperti pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan nilai yang telah diperoleh perserta didik. Penilaian

pengaruh untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar mempunyai

dampak terhadap kehidupan peserta didik.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam jurnal Solehaty (2009), mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Pendidikan Indonesia dalam penelitian yang berjudul Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Menulis Kreatif Naskah Drama dengan

Menggunakan Teknik Partisipatif pada Siswa Kelas XI IPA 2 MAN Cililin

Tahun Ajaran 2009/2010, membuktikan bahwa dengan teknik partisipatif

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

35

siswa kelas XI IPA 2 MAN Cililin mencapai peningkatan kemampuan siswa

dalam pembelajaran menulis kreatif drama dapat tercapai sebanyak 80%.

C. Kerangka Berpikir

Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor

yang memiliki peran dalam rangka mencapai tujuan adalah ketepatan

mengorganisir peserta didik. Guru sebagai pemegang kendali di kelas,

mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

mencari model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh

besar pada pola pikir siswa dalam peningkatan rasa tanggung jawab dan

prestasi belajar siswa, yaitu dengan menggunakan variasi metode

pembelajaran, diantaranya dengan metode partisipatori.

Penggunaan metode partisipatori menarik untuk digunakan jika

materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi

tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Dengan strategi ini

diharapkan dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus

meningkatkan tanggung jawab dan prestasi belajar siswa.

Berdasar uraian di atas peneliti berpendapat bahwa keterkaitan

siswa akan sebuah materi yang dipelajari merupakan modal awal mencapai

keberhasilan. Keterkaitan tersebut akan menjadikan sebuah pemicu

munculnya hasil yang baik, yaitu dengan mengarahkan siswa pada sesuatu

yang baru, praktis, sesuai pada pengalaman yang nyata. Apabila dalam diri

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

36

Kondisi Awal Siswa

siswa sudah tertanam motivasi yang besar, maka dengan sendirinya siswa

tersebut akan mudah dan penuh sadar melakukan sesuatu guna mencapai hasil

yang diharapkan.

Untuk mendapatkan hasil memuaskan, guru dituntut menyajikan

materi dan mengelola siswa dalam KBM senantiasa menyenangkan dan

tidak membosankan dengan model pembelajran yang variatif. Penggunaan

metode partisipatori akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta KBM

yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat ditunjukkan

dibawah ini:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Tanggung jawab dan Prestasi belajar

rendah PTK (2 siklus, 4 pertemuan)

Metode Partisipatori

Kondisi setelah melaksanakan PTK

Tanggung jawab dan Prestasi belajar

meningkat

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/2495/3/BAB II_DENI PRAMITASARI_PGSD'13.pdfmengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memeberikan teguran dan menjelaskan

37

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka dalam

penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Peningkatan rasa tanggung jawab siswa kelas VI SD Negeri 1 Rawalo

Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2012/2013

pokok bahasan menulis teks percakapan dapat ditingkatkan melalui

metode partisipatori.

2. Prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Rawalo Kecamatan Rawalo

Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2012/2013 pokok bahasan menulis

teks percakapan dapat ditingkatkan melalui metode partisipatori.

Upaya Meningkatkan Tanggung..., Deni Pramitasari, FKIP UMP, 2013