BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB...

42
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan a. Konsep Pendidikan Kesehatan A Joint Committee on Terminologi in Health Education of United States (1951) (Susilo, 2011: 2), mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan ataupun kelompok, selanjutnya menurut A Joint Committee on Terminologi in Health Education of United States (1951) (Susilo, 2011: 2), pada tahun 1973 definisi pendidikan kesehatan diubah menjadi suatu proses yang mencakup kegiatan- kegiatan dari intelektual, psikologi dan social yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat. Notoatmodjo (2003: 16) menjelaskan bahwa pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan, sedangkan pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang 10 Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan

a. Konsep Pendidikan Kesehatan

A Joint Committee on Terminologi in Health Education of United

States (1951) (Susilo, 2011: 2), mendefinisikan pendidikan kesehatan adalah

suatu proses penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman

yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang

ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan ataupun kelompok,

selanjutnya menurut A Joint Committee on Terminologi in Health Education

of United States (1951) (Susilo, 2011: 2), pada tahun 1973 definisi

pendidikan kesehatan diubah menjadi suatu proses yang mencakup kegiatan-

kegiatan dari intelektual, psikologi dan social yang diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan secara

sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.

Notoatmodjo (2003: 16) menjelaskan bahwa pendidikan secara

umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang

lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh perilaku pendidikan, sedangkan pendidikan

kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan di dalam bidang

10

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

11

kesehatan. Hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan adalah

perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif.

Notoatmodjo (2011: 111-112), menjelaskan bahwa dilihat dari segi

pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau

praktik pendidikan. Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan

yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Pendidikan adalah suatu proses

belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan

lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini

berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam

kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat yang

selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih

dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya).

Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja,

dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam

dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat

mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu, namun tidak semua

perubahan semacam itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan

anak dari tidak dapet berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi

bukan hasil proses belajar, tetapi karena proses kematangan. Dapat

disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri: belajar adalah

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

12

kegiatan yang menghasilkan perubahan dalam diri individu, kelompok, atau

masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua

dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena

kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga

adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena

kebetulan (Notoatmodjo 2011: 112).

Bertolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan

kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat

dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu

mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain

sebagainya. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan, pendidikan

kesehatan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu

individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan

perilaku mereka, untuk mencapai tingkat kesehatannya secara optimal.

b. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan berkembang dari pendidikan kesehatan. Promosi

kesehatan sebenarnya merupakan revitalisasi atau pembaruan dari

pendidikan kesehatan. Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi

kesehatan, tidak terlepas dari pengalaman empiris, bahwa pendidikan

kesehatan sebelum tahun 1980-an hanya menekankan perubahan perilaku

dengan pemberian informasi-informasi atau penyuluhan-penyuluhan

kesehatan. Praktik pendidikan kesehatan seperti ini perubahan perilaku

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

13

masyarakat tentang kesehatan sangat lamban dan sangat kecil. Beberapa

hasil studi pendidikan kesehatan yang ada, termasuk yang dilakukan oleh

WHO, terungkap bahwa meskipun pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan telah tinggi, namun praktik atau tindakannya tentang kesehatan

masih rendah. Promosi kesehatan yang ada di sekolah, perubahan atau

peningkatan pengetahuan tentang kesehatan tidak diimbangi dengan

tindakan atau praktiknya, (Notoatmodjo, 2012: 18).

Definisi istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat

(health promotion) mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi

kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan

penyakit. Menurut Level and Clark, sebagaimana dalam Notoatmodjo (2010:

22), mengatakan adanya 4 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif

kesehatan masyarakat, yakni:

1) Health promotion (peningkatan/promosi kesehatan)

2) Specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)

3) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan

segera)

4) Rehabilitation (pemulihan).

Promosi kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan,

sedangkan pengertian yang kedua, promosi kesehatan diartikan sebagai

upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan dan menjual kesehatan.

Promosi kesehatan pada akhirnya merupakan memasarkan atau menjual atau

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

14

memperkenalkan pesan-pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan,

sehingga masyarakat menerima, atau membeli (dalam arti menerima perilaku

kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya

masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Promosi kesehatan yang kedua ini

sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan (health education), karena

pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak

terlepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan

masyarakat Indonesia, maupun secara praktik kesehatan masyarakat secara

global. Praktik pendidikan kesehatan pada waktu yang lampau, sekurang-

kurangnya sampai pada tahun 80-an, terlalu menekankan perubahan pada

perilaku masyarakat. Praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk

memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi

pendidikan kepada masyarakat, dengan harapan masyarakat mau melakukan

hidup sehat seperti yang diharapkan. Kenyataannya, perubahan perilaku

hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga dampaknya terhadap perbaikan

kesehatan sangat kecil.

Notoatmodjo (2010: 23), menjelaskan bahwa belajar dari pengalaman

pelaksanaan pendidikan kesehatan dari berbagai tempat selama bertahun-

tahun tersebut, disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tersebut belum

“memampukan” (ability) masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, tetapi

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

15

baru dapat “memaukan” (willingness) masyarakat untuk berperilaku hidup

sehat. Pengalaman ini juga menimbulkan kesan yang negatif bagi pendidikan

kesehatan, bahwa pendidikan kesehatan hanya mementingkan perubahan

perilaku melalui pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan, sedangkan

pendidikan kesehatan kurang melihat bahwa perubahan perilaku atau

perilaku baru tersebut juga memerlukan fasilitas, bukan hanya pengetahuan

saja. Praktik atau berperilaku minum air bersih, buang air besar di jamban,

dan makan-makanan yang bergizi, bukan hanya perlu pengetahuan tentang

manfaat air bersih, manfaat buang air besar di jamban, atau tahu manfaat

makan makanan yang bergizi, tetapi juga perlu sarana atau fasilitas air

bersih, mempunyai uang untuk membangun jamban dan membeli makanan

yang bergizi.

Pendidikan kesehatan agar tidak terkesan negatif, para ahli

pendidikan kesehatan global yang dimotori oleh WHO pada tahun 1984

merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah

promosi kesehatan (health promotion). Penggunaan istilah promosi

kesehatan sebagai pengganti pendidikan kesehatan ini, mempunyai implikasi

terhadap batasan atau definisinya. Pendidikan kesehatan sebelumnya lebih

diartikan sebagai upaya yang terencana untuk perubahan perilaku

masyarakat sesuai dengan norma-norma kesehatan, maka promosi kesehatan

tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga perubahan

lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Promosi

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

16

kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat,

bukan sekedar berperilaku sehat.

Lawreence Green (1984), dalam Notoatmodjo (2010: 24)

merumuskan definisi sebagai berikut: “Promosi kesehatan adalah segala

bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan

ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan

perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”, dari

batasan ini jelas bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus,

atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi

kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan

lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

merupakan upaya yang terencana untuk perubahan perilaku hidup sehat,

melalui pemberian informasi dan pengetahuan kesehatan agar dapat

berperilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Promosi kesehatan merupakan

pembaruan dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan tidak hanya

menekankan pada perilakunya saja, tetapi pada lingkungan yang menjadi

sarana prasarana yang memfasilitasi pendidikan kesehatan ikut diperhatikan.

Promosi kesehatan merupakan pendidikan kesehatan yang terencana dalam

pembentukan perilaku hidup sehat dengan meningkatkan pengetahuan dan

lingkungan fisik yang memfasilitasi pendidikan kesehatan.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

17

c. Kekurangan dan Kelebihan antara Pendidikan Kesehatan dengan

Promosi Kesehatan

Pendidikan kesehatan dengan promosi kesehatan dalam

pelaksanaannya terdapat perbedaan. Pendidikan kesehatan secara umum

memiliki kekurangan yaitu hanya mementingkan perubahan perilaku melalui

pemberian informasi atau penyuluhan kesehatan, jadi pendidikan kesehatan

lebih menekankan pada aspek pengetahuan agar dapat berperilaku hidup

sehat tanpa melihat sarana prasarana yang digunakan dalam memfasilitasi

perilaku hidup sehat. Kelebihan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan

yaitu dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan dana, karena pendidikan

kesehatan dapat diberikan melalui mata pelajaran, yaitu pada kurikulum

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dalam mata pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Pada promosi kesehatan, dalam pelaksanaannya memiliki kelebihan

yaitu tidak hanya menekankan pada perilakunya saja, tetapi juga perubahan

lingkungan yang memfasilitasi perilaku kesehatan itu sendiri, karena dalam

perilaku mencuci tangan dengan benar tidak hanya mengetahui bagaimana

cara melakukannya, namun terdapat fasilitas untuk melakukan cuci tangan

yang benar, seperti terdapat air bersih yang mengalir dan terdapat sabun

untuk mencuci tangan. Kekurangan dalam pelaksanaan promosi kesehatan

yaitu peran serta guru maupun masyarakat sangat penting, karena dalam

pelaksanaan promosi kesehatan memerlukan fasilitas yang memadai dalam

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

18

melakukan hidup bersih dan sehat. Dalam melakukan kegiatan cuci tangan

yang benar terdapat air yang mengalir seperti kran air dan sabun untuk

membersihkan kotoran. Dalam membangun fasilitas tersebut memerlukan

dana. Dana BOS yang diberikan pemerintah untuk sekolah dasar terbatas,

sehingga jika sekolah tidak memiliki anggaran dana untuk membuat fasilitas

tersebut peran guru dengan masyarakat sangat penting agar dapat bekerja

sama membangun fasilitas yang memadai untuk berperilaku hidup bersih

dan sehat di Sekolah Dasar, terutama dalam kegiatan cuci tangan.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid sekolah dasar utamanya

untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab

terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya untuk ikut aktif dalam

meningkatkan kesehatan. Notoatmodjo (2012), menyebutkan tujuan pendidikan

kesehatan ialah agar peserta didik:

a. Mengetahui pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat

dan teratur.

b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap hidup sehat.

c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan

pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

d. Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan,

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

19

e. Memiliki kemampuan dan kecakapan (life skills) untuk berperilaku hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari.

f. Memiliki pertumbuhan termasuk bertambah tingginya badan dan berat badan

secara harmonis (proporsional).

g. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan

penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam

kehidupan sehari-hari.

h. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (arus informasi

dan gaya hidup yang tidak sehat).

i. Memiliki tingkat kesegaran jasmani yang memadai dan derajat kesehatan

yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap

penyakit.

Simpulan dari tujuan pendidikan kesehatan di atas bahwa pendidikan

kesehatan sangat diperlukan terutama dalam pembentukan karakter siswa untuk

dapat berperilaku hidup sehat dalam kehidupannya. Untuk berperilaku hidup

sehat, terutama dalam kegiatan mencuci tangan tentunya siswa mengetahui

tentang ilmu kesehatan. Pengetahuan tersebut didapatkan melalui pendidikan di

sekolah dasar terutama agar siswa mampu menerapkan hidup sehat

dikehidupannya sehingga tidak mudah untuk terserang penyakit.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

20

3. Peran dan Tugas dalam Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dalam pelaksanaannya tidak lepas dari peran serta

dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

a. Peran dan Tugas Kepala Sekolah

Rohiat (2008: 14-15), menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai

pengelola dan eksekutif di sekolah menunjukkan dirinya sebagai seorang

pelaksana teknis manajerial yang memiliki keterampilan-keterampilan untuk

menjalankan sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer bertugas sebagai

pelaksana kurikulum, pengatur personil, fasilitas, keuangan, ketatausahaan

sekolah, pemelihara tata tertib serta hubungan sekolah dan masyarakat.

Kepala sekolah sebagai manajer melaksanakan tugas-tugas dalam membuat

perencanaan, mengambil keputusan dalam operasi sekolah, mengontrol dan

menilai hasil-hasil, menyampaikan dan menjelaskan perintah-perintah,

memecahkan konflik yang muncul, dan memupuk semangat bekerja dan

belajar. Kepala sekolah sebagai pemimpin memikirkan hubungan pendidikan

dengan pembangunan dan perkembangan ilmu dan teknologi, pembangunan

dan perkembangan ilmu dan teknologi selalu berubah, oleh karena itu

sekolah perlu mengikuti alur pembangunan dan perkembangan ilmu dan

teknologi. Kepala sekolah dalam kepemimpinannya memerlukan

pengetahuan dan keterampilan konseptual, kemampuan untuk melihat

organisasi secara keseluruhan yang termasuk kesanggupan untuk melihat

dengan jelas peranan organisasi dalam situasi pembangunan yang

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

21

menyeluruh. Pemahaman tentang bagaimana berbagai fungsi dari organisasi

bergantung satu sama lain dan bagaimana perubahan pada setiap bagian

mempengaruhi semua bagian lainnya.

Kepemimpinan ialah kemampuan untuk menciptakan perubahan

yang paling efektif dalam perilaku kelompok, atau proses mempengaruhi

kegiatan-kegiatan kelompok ke arah penetapan tujuan dan pencapai tujuan.

Kepala sekolah sebagai pengelola bias dilihat sebagai orang yang

menggunakan struktur-struktur dan prosedur-prosedur yang berlaku untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi sekolah. Perhatian seorang manajer

terutama tertuju pada pemeliharaan struktur, prosedur dan tujuan yang

ditetapkan. Seorang manajer dapat dikatakan sebagai seorang stabilisator.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dilihat sebagai seorang yang

melakukan perubahan. Pemimpin sebagai inisiatif struktur dan prosedur baru

untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Perbedaan perilaku manajer yang

menekankan pemeliharaan struktur dan prosedur yang berlaku dalam

mencapai tujuan organisasi. Perilaku kepemimpinan menekankan perintisan

perubahan.

Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam kepemimpinannya

bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan, mengambil

keputusan, mengontrol, menilai, menyampaikan dan menjelaskan perintah-

perintah, memecahkan konflik yang muncul, dan memupuk semangat

bekerja dan belajar. Dalam pendidikan kesehatan, kepala sekolah dapat

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

22

bertugas untuk membina guru dalam mengajarkan siswa mengenai

pendidikan kesehatan dalam kegiatan cuci tangan dan kepala sekolah dapat

membuat keputusan mengenai pembangunan fasilitas sebagai sarana

prasarana untuk meningkatkan kualitas kesehatan terutama dalam kegiatan

cuci tangan di sekolah dasar, serta kepala sekolah dalam tugasnya dapat

meningkatkan kerjasama dengan pihak lain dalam peningkatan kualitas

kesehatan di sekolah, seperti membangun kerjasama yang baik antara

sekolah dengan puskesmas setempat maupun tokoh masyarakat.

b. Peran dan Tugas Guru

Hamalik (2009: 48-49), menjelaskan bahwa keberhasilan guru

melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak

pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus

dalam situasi belajar dan mengajar.

Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan Adams & Dickey

sebagaimana dalam Hamalik (2009: 48), dalam bukunya yang berjudul Basic

Principles of Student Teaching, dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak

terdapat 13 peranan guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar).

Tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan mengajar.

Tulisan ini hanya akan menyebut salah satu keterampilan yang dipandang

inti untuk masing-masing peranan tersebut.

a. Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan perlu memiliki

keterampilan memberikan informasi kepada kelas.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

23

b. Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara

memimpin kelompok-kelompok murid.

c. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara

mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

d. Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

e. Guru sebagai pertisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan

saran, mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan penjelasan.

f. Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki

sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.

g. Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih dan

menyusun bahan pelajaran secara professional.

h. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan anak dan keterlibatan kelas.

i. Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong

motivasi belajar di kelas.

j. Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang

merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.

k. Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan

penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi.

l. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-

anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

24

m. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu

anak-anak yang memiliki kesulitan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa tugas guru di dalam sekolah lebih

menekankan pada peningkatan kualitas belajar siswa, artinya seorang guru

dalam tugasnya di sekolah lebih berperan pada kegiatan belajar siswa. Pada

pendidikan kesehatan, seorang guru dapat meningkatkan kualitas kesehatan

siswa dengan mengajarkan siswa mengenai cuci tangan, menjelaskan kepada

siswa tentang pentingnya cuci tangan, bagaimana cara mencuci tangan yang

baik dan benar, sehingga banyak informasi dan pengetahuan yang

didapatkan oleh siswa mengenai pendidikan kesehatan, terutama dalam

kegiatan cuci tangan.

c. Peran Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)

Kemendikbud (2013: 12), menjelaskan bahwa BOS (Bantuan

Operasional Sekolah) adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah

untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan

pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

PP 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan, biaya non

personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai

dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan

sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, dan lain-

lain.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

25

Tujuan Bantuan Operasional Sekolah secara umum yaitu untuk

meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam

rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS

bertujuan untuk:

1) Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan

SMP/SMPLB/SMPT (terbuka) negeri terhadap biaya operasi sekolah,

kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah

bertaraf internasional (SBI). Sumbangan/pungutan bagi sekolah RSBI dan

SBI harus tetap mempertimbangkan fungsi pendidikan sebagai kegiatan

nirlaba, sehingga sumbangan/pungutan tidak boleh berlebih.

2) Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan

dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta.

3) Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD/SDLB dan

SMP/SMPLB/SMPT, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan

Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan

oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di

Indonesia.

Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung

berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:

a) SD/SDLB : Rp 580.000,-/siswa/tahun

b) SMP/SMPLB/SMPT/SATAP : Rp 710.000,-/siswa/tahun

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

26

Dana BOS yang diterima oleh sekolah, dapat digunakan untuk

membiayai beberapa komponen kegiatan-kegiatan seperti:

a) Dana BOS dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan

ekstrakurikuler siswa, seperti:

(1) PAKEM (SD),

(2) Pembelajaran Kontekstual (SMP),

(3) Pengembangan pendidikan karakter,

(4) Pembelajaran pengayaan,

(5) Pemantapan persiapan ujian,

(6) Olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka dan palang

merah remaja,

(7) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

b) Dana BOS juga dapat digunakan untuk kegiatan perawatan sekolah,

seperti:

(1) Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela,

(2) Perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC), perbaikan

lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.

Kamar mandi dan WC siswa harus dijamin berfungsi dengan baik.

Simpulan dari teori diatas yaitu bahwa dana BOS (Bantuan

Operasional Sekolah) bertujuan untuk meringankan beban masyarakat

dalam pembiayaan pendidikan dalam rangka pemerintah wajib belajar 9

tahun yang bermutu. Dalam peningkatan pendidikan kesehatan terutama

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

27

dalam kegiatan cuci tangan, dana BOS dapat berperan sebagai

pemeliharaan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana disini dapat

berupa tempat untuk mencuci tangan, air mengalir yang bersih, sabun,

dan handuk/lap. Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut dana

BOS dapat dikelola oleh kepala sekolah dengan dibantu guru.

d. Peran dan Tugas Masyarakat

Notoatmodjo (2012: 31-32), menjelaskan bahwa partisipasi

masyarakat adalah hak dan kewajiban bagi setiap individu, kelompok atau

komunitas/masyarakat dalam mewujudkan kesehatannya, oleh sebab itu

dalam kegiatan promosi kesehatan selalu melibatkan masyarakat dan

masyarakat bukan semata-mata sebagai objek (sasaran), tetapi sebagai

subjek dan juga sebagai pelaku promosi kesehatan. Partisipasi masyarakat

dilibatkan mulai perencanaan kegiatan sampai dengan evaluasi proses dan

hasil kegiatan tersebut.

Notoatmodjo (2012: 113), menggali kontribusi masyarakat pada

hakikatnya adalah menggali potensi masyarakat, terutama potensi ekonomi

yang ada di masing-masing anggota masyarakat. Menggali dan

mengembangkan potensi ekonomi masing-masing anggota masyarakat

berkontribuasi sesuai dengan kemampuan terhadap program atau kegiatan

yang direncanakan bersama. Bentuk kontribusi masing-masing anggota

masyarakat berbeda satu dengan yang lain, baik besarnya maupun

bentuknya. Kontribusi masyarakat merupakan bentuk partisipasi masyarakat,

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

28

antara lain: dalam bentuk tenaga, pemikiran atau ide-ide, dana, bahan-bahan

bangunan, dan sebagainya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa menjalin kerjasama

dengan masyarakat dalam bidang pendidikan penting dilakukan, karena

masyarakat merupakan pihak yang paling dekat dengan sekolah sehingga

dapat membantu untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam

pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan. Bentuk-bentuk

kerjasama dengan masyarakat dapat berupa pemikiran atau ide-ide, bentuk

tenaga, dana, maupun bahan-bahan bangunan yang dapat memperbaiki

bangunan sekolah seperti sarana dan prasarana tempat cuci tangan.

Dari teori yang telah dijabarkan mengenai peran dan tugas kepala

sekolah, guru, masyarakat, dan peran dana BOS mengenai pendidikan

kesehatan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Peran dan tugas kepala sekolah, guru, dana BOS dan masyarakat tentu

berbeda dan sangat berperan penting dalam kemajuan terutama dalam

berlangsungnya pendidikan kesehatan, peran tersebut harus dijalankan

dengan sungguh-sungguh sebagai upaya peningkatan kesahatan, terutama

dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan.

2) Pendidikan kesehatan terutama dalam kegiatan cuci tangan dapat berjalan

dengan benar apabila terdapat peran yang baik dan berkesinambungan

sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih mudah tercapai tujuan yang

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

29

telah ditentukan dan kualitas hidup sehat di dalam lingkungan sekolah

dapat meningkat.

4. Kemitraan dalam Pendidikan Kesehatan

Notoatmodjo (2012: 98), kemitraan adalah suatu kerja sama formal

antar individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk

mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Dalam kerja sama tersebut ada

kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing, tentang peninjauan

kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat, dan saling

berbagi baik dalam resiko maupun keuntungan yang diperoleh. Batasan ini

terdapat tiga kata kunci dalam kemitraan, yakni:

a. Kerja sama antar kelompok, organisasi, individu,

b. Bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama)

c. Saling menanggung resiko dan keuntungan.

Pendidikan kesehatan dalam pelaksanaannya membutuhkan kemitraan

dari berbagai pihak sangatlah penting untuk memudahkan dalam meningkatkan

kualitas kesehatan. Notoatmodjo (2010: 368-371), menjelaskan bahwa pilar

utama kemitraan pendidikan atau promosi kesehatan di sekolah terdiri dari

pihak-pihak guru, petugas kesehatan, orang tua murid dan badan atau organisasi

lain yang berada di lingkungan sekolah.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

30

1) Guru

Guru merupakan unsur yang terpenting dalam pelaksanaan promosi

kesehatan di sekolah kesehatan di sekolah. Secara lebih terinci peran guru

dalam memotori upaya promosi kesehatan di sekolah adalah sebagai berikut:

a) Menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi para murid, misalnya cuci

tangan sebelum makan, sikat gigi setelah makan, memakai alas kaki,

dan sebagainya.

b) Bimbingan dan pengamatan kesehatan dengan jalan mengadakan

pemeriksaan kebersihan kuku, periksa kebersihan kulit, rambut, telinga,

gigi, dan sebagainya yang terkait dengan kebersihan perorangan.

c) Membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah, misalnya

melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan murid, dan

memberikan obat sederhana bagi murid yang sakit.

d) Melakukan deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang terjadi pada

murid, dan mengirimkannya ke puskesmas atau rumah sakit jika perlu.

e) Mengoordinasi dan menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah untuk

memelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah, dan

masyarakat.

f) Membuat pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan atau upaya-upaya

kesehatan yang dilakukan oleh sekolah.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

31

g) Menjadi perilaku contoh bagi murid-muridnya dalam hal kesehatan,

misalnya, berpakaian yang bersih dan rapi, tidak merokok dan

sebagainya.

2) Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan dari lingkungan sekolah terdekat (puskesmas) mempunyai

tanggung jawab untuk mengembangkan promosi kesehatan dalam bentuk

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah-sekolah di wilayah kerjanya.

Petugas kesehatan mempunyai kewajiban untuk membina dan

mengembangkan upaya kesehatan sekolah. Secara terinci peran petugas

kesehatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah, antara lain

sebagai berikut:

a) Memberikan bimbingan kepada guru-guru dalam menjalankan promosi

kesehatan disekolahnya masing-masing.

b) Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang

tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya imunisasi, pemeriksaan

kesehatan, dan sebagainya.

c) Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat,

memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat tentang hal-hal yang

dianggap perlu bagi kesehatan di sekolah.

d) Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru dalam

rangka meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan upaya

kesehatan di sekolah.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

32

e) Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam

kurikulum sekolah.

f) Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-pihak lain dalam

rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.

g) Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya

kesehatan sekolah.

3) Murid

Murid atau anak didik adalah bagian dari komunitas sekolah, yang

populasinya paling besar dibanding dengan guru. Murid merupakan bibit

generasi bangsa yang masih mudah menerima, melaksanakan, dan

mengembangkan ilmu pengetahuan. Mendidik mereka (murid) perlu

mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a) Lingkungan keluarga.

b) Tingkat kehidupan keluarga dari masing-masing murid.

c) Tingkat pertumbuhan dan perkembangan murid yang meskipun secara

umum sama, tetapi masing-masing anak mempunyai kekhasan yang

berbeda satu dengan yang lainnya.

d) Pengalaman-pengalaman khusus setiap murid atau anak didik.

Dalam melaksanakan promosi kesehatan di sekolah, murid atau anak didik

mempunyai peran, antara lain sebagai berikut:

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

33

a) Mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk

panduan yang diberikan oleh guru, dimana pun murid berada, baik di

dalam keluarga, maupun di masyarakat.

b) Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat khususnya

anak-anak yang tidak terjangkau oleh sekolah.

4) Orang Tua Murid

Siswa berada dalam lingkungan sekolah paling lama 8 jam sehari,

selebihnya anak akan kembali ke keluarga dan masyarakat, hal ini berarti

bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh anak setiap hari bukan di

sekolah, tetapi di rumah dan di masyarakat. Orang tua murid mempunyai

peran penting dalam menumbuh kembangkan anak. Orang tua, khususnya

ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan

bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan

mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya. Pendidikan

kesehatan diperlukan, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan

melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada

keturunan mereka. Peran orang tua murid dalam promosi kesehatan di

sekolah antara lain:

a) Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi

kesehatan di sekolah.

b) Menyesuaikan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha

untuk mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

34

sekolah, dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup

sehat di rumah.

5. Kegiatan Mencuci Tangan

Tietjen (2004: 3.4) “cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan

debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan

air”. Kementrian Kesehatan RI (2014) “mencuci tangan dengan sabun adalah

salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dari jari jemari

menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman”. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga

sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit, hal ini dilakukan karena

tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan

patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung

ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain

seperti handuk dan gelas). Tietjen (2004: 3.6), tujuan cuci tangan adalah

menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan

mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan dengan sabun

biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti

mikrobial.

Secara sadar maupun tidak sadar banyak kuman dan bakteri yang

berada di tangan kita karena banyak benda yang kita pegang melalui tangan.

Mencuci tangan yang benar dapat mencegah bakteri yang masuk melalui

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

35

mulut contohnya ketika kita hendak makan dan setelah kita beraktivitas.

Mencuci tangan sebelum makan dapat mencegah berbagai bakteri yang dapat

menimbulkan penyakit.

a. Fungsi Cuci Tangan

Proverawati (2012: 71-72) menjelaskan bahwa cuci tangan dapat

berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang

menempel di tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air

bersih dan sabun. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan

bakteri penyebab penyakit, bila digunakan kuman akan berpindah ke tangan.

Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa

menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh

kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak

perlu biaya mahal, karena itu membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan

anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini, dengan demikian

pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-

anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan kita adalah salah satu jalur

utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh, karena tangan adalah

anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan

hidung. Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang

berkuman, antara lain: diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan

cacingan.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

36

Kebiasaan cuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun

mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi

kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih

efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan

kulit mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus,

bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Mencuci tangan dengan

menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan

telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada

kedua tangan.

b. Mencuci Tangan dengan Baik dan Benar

Proverawti (2012: 73) cara mencuci tangan yang baik dan benar,

yakni:

1) Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak perlu

harus sabun anti bakteri, namun lebih disarankan sabun yang berbentuk

cairan.

2) Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik.

3) Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari,

dan kuku.

4) Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.

5) Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain.

6) Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

37

Bambang (2011: 185), menyebutkan bahwa alasan mencuci tangan

dengan baik dan benar, yaitu:

1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit. Bila digunakan untuk mencuci tangan, kuman dan bakteri akan

ikut terbawa makanan ke dalam perut, sehingga menimbulkan penyakit.

2) Sabun dapat membersihkan kotoran serta membunuh kuman dan bakteri.

3) Membilas dengan air mengalir akan menghanyutkan kuman dan bakteri.

Kemudian waktu yang tepat untuk mencuci tangan, yakni:

1) Setiap kali tangan menjadi kotor, yaitu misalnya setelah memegang uang,

menyentuh binatang, berkebun, dan lain-lain.

2) Setelah buang air besar.

3) Sebelum memegang makanan dan sebelum makan.

4) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian.

5) Setelah bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan.

Tietjen (2004: 3.7), karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang

biak di tempat basah dan di air yang menggenang maka:

1) Apabila sabun batangan digunakan, sediakan sabun batangan yang

berukuran kecil dalam tempat sabun yang kering.

2) Hindari mencuci tangan di waskom yang berisi air walaupun sudah

ditambahkan bahan antiseptik seperti detol atau savlon, karena

mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak pada larutan seperti

ini.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

38

3) Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada

isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada

sabun.

4) Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang

dapat dimatikan, kemudian menyabuni kedua tangan dan buka kembali

untuk membilas atau gunakan ember dan kendi/teko.

c. Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar

Liputan6 (2016), menjelaskan bahwa WHO punya enam langkah jitu

mencuci tangan yang benar yang direkomendasikan untuk kita, sehingga

bakteri tersebut benar-benar terbunuh. Para peneliti dari Glasgow

Caledonian University di Skotlandia telah membuktikannya.

Setelah diubah menggunakan enam metode yang dianjurkan WHO,

mereka yang biasa mudah sakit padahal sudah rajin cuci tangan

menggunakan cairan antiseptik, justru lebih jarang sakit. Jacqui Reilly, PhD,

professor pencegahan dan pengendalian infeksi di Glasglow Caledonian

University mengatakan, cara ini memang memakan waktu sedikit lama dari

cara-cara yang pernah ada, yaitu 42,5 detik.

Berikut enam cara mencuci tangan yang benar menurut WHO, yaitu:

1) Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan menggunakan

air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak

tangan secara lembut, seperti yang digambarkan pada gambar 2.1:

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

39

Gambar 2.1 Langkah pertama

2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian, seperti

yang digambarkan pada gambar 2.2:

Gambar 2.2 Langkah kedua

3) Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih, seperti

yang digambarkan pada gambar 2.3:

Gambar 2.3 Langkah ketiga

4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan, seperti yang

digambarkan pada gambar 2.4:

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

40

Gambar 2.4 Langkah keempat

5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, seperti yang

digambarkan pada gambar 2.5:

Gambar 2.5 Langkah kelima

6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara

memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan

dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau

tisu, seperti yang digambarkan pada gambar 2.6:

Gambar 2.6 Langkah keenam

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

41

Mencuci tangan dengan baik dan benar perlu dilakukan terutama

sebelum memegang makanan, sebelum makan dan setelah beraktivitas.

Banyak kuman dan bakteri yang ada di tangan setelah melakukan banyak

aktifitas. Mencuci tangan harus menggunakan air bersih yang mengalir

dengan menggunakan sabun. Air bersih harus mengalir karena dengan air

yang menggenang mikroorganisme dapat berkembang biak dan mencuci

tangan menggunakan sabun berfungsi untuk membunuh kuman/bakteri.

Mencuci tangan dengan sabun dengan air bersih yang mengalir merupakan

solusi untuk mencegah bakteri dan kuman masuk ke dalam tubuh yang dapat

menimbulkan berbagai jenis penyakit.

d. Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Mencuci Tangan

Menggunakan Sabun

Tangan merupakan kunci utama dalam penularan penyakit. Mencuci

tangan dengan benar menggunakan sabun dapat membunuh kuman dan

bakteri yang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit. Kementrian

Kesehatan RI (2014), terdapat beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan

mencuci tangan menggunakan sabun, seperti diare, infeksi saluran

pernafasan (ISPA)/pneumonia dan infeksi cacing/penyakit cacing.

1) Diare

Hidayat (2006: 12), diare merupakan suatu keadaan pengeluaran

tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan

peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

42

dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah.

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan

faktor diantaranya:

a) Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme

(kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian

berkembang di dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat

menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan

kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus

dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Dapat dikatakan adanya toksin

bakteri akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus, sehingga

sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan

elektrolit akan meningkat.

b) Faktor malabsorpsi, merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi

yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan

isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

c) Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu

diserap dengan baik, sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang

mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang

kemudian menyebabkan diare.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

43

d) Faktor psikologis, dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan

peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan

makanan yang dapat menyebabkan diare.

Kementrian Kesehatan RI (2014), penyebab penyakit diare

dikarenakan kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit, ketika

kuman tersebut masuk ke mulut melalui tangan yang kotor, makanan

mentah, maupun makanan yang tidak dicuci terlebih dahulu sebelum

dimakan. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif

menghilangkan kotoran, debu dan telur cacing yang menempel pada

permukaan kulit dan kuku pada kedua tangan.

Widoyono (2008), penyakit diare masih menjadi salah satu

masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan

penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai

negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan

dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap

anak mengalami serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih

kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun.

Penularan penyakit diare sebagian besar (75%) disebabkan oleh

kuman seperti virus dan bakteri melalui air yang merupakan media

penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air

minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar

selama perjalanan sampai ke rumah, atau tercemar pada saat disimpan di

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

44

dalam rumah. Pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan

tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat

mengambil air dari tempat penyimpanan.

Widoyono (2008: 149), faktor-faktor yang meningkatkan resiko

diare adalah:

a) Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI eksklusif lagi. (ASI

ekslusif adalah pemberian ASI saja sewaktu berusia 0-4 bulan), hal ini

akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian karena diare, karena

ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan terhadap infeksi.

b) Memberikan susu formula dalam botol kepada bayi. Pemakaian botol

akan meningkatkan resiko pencemaran kuman dan susu akan

terkontaminasi oleh kuman dari botol. Kuman akan cepat berkembang

bila susu tidak segera diminum.

c) Menyimpan makanan pada suhu kamar. Kondisi tersebut akan

menyebabkan permukaan makanan mengalami kontak dengan

peralatan makan yang merupakan media yang sangat baik bagi

perkembangan mikroba.

d) Tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau sesudah buang

air besar (BAB) akan memungkinkan kontaminasi secara langsung.

Widoyono (2008: 151), penyakit diare dapat dicegah melalui

promosi/pendidikan kesehatan, antara lain:

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

45

a) Menggunakan air bersih, yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak

berasa.

b) Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan

sebagian besar kuman penyakit.

c) Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah

makan dan sesudah buang air besar (BAB).

d) Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun.

e) Menggunakan jamban yang sehat.

2) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)/Pneumonia

Hidayat (2006: 80), pneumonia merupakan keradangan pada

parenkim paru-paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi

pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan dapat juga

akibat penyakit komplikasi.

Widoyono (2008: 155), “ISPA adalah saluran pernafasan akut

dengan perhatian khusus pada radang paru (pneumonia), dan bukan

penyakit telinga dan tenggorokan”. Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-

anak. Penyakit batuk dan pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6

kali per tahun (rata-rata 4 kali per tahun). Dari hasil pengamatan, dapat

diketahui bahwa angka kesakitan di kota cenderung lebih besar dari pada di

desa, hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal

dan pencemaran lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada di desa.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

46

Kementrian Kesehatan RI (2014), pneumonia merupakan radang

paru-paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai

batuk berdahak, nafas cepat (frekuensi >50 kali/menit), sesak dan gejala

lainnya seperti sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan berkurang. Praktik

mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran

pernapasan ini dengan dua langkah, yaitu dengan melepaskan patogen-

patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak

tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya

(terutama virus entrentik) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun

juga gejala penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan

bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar dan sesudah

buang air kecil, dapat mengurangi tingkat infeksi 25%.

3) Infeksi cacing, Infeksi Mata dan Penyakit Kulit

Kementrian Kesehatan RI (2014), penelitian telah membuktikan

bahwa selain diare dan infeksi saluran pernafasan, penggunaan sabun

dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata

seperti trakoma, dan cacingan. Perlunya kampanye perilaku hidup sehat

termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta perawatan

atau pemotongan kuku jari pada anak.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

47

6. Implementasi Pendidikan Kesehatan di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan

Cuci Tangan

Pendidikan kesehatan terutama dalam kegiatan cuci tangan perlu

diterapkan di sekolah dasar sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan

bagi siswa. Dalam penerapannya, tidak semua sekolah dasar melaksanakan

pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan. Kendala yang dialami

dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berupa kurangnya peran guru,

kepala sekolah, masyarakat, dan sarana prasarana yang kurang mendukung

menjadikan pendidikan kesehatan tersebut tidak berjalan dengan baik.

Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan

pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan yang pertama di SD N 5

KPC. Hasil wawancara observasi dengan Bapak SND selaku guru olahraga di

SD N 5 KPC, mengatakan bahwa “pendidikan kesehatan melalui kegiatan di

SD 5 KPC sudah diterapkan dan sudah membudaya, karena setelah bel

istirahat berbunyi, hampir seluruh siswa langsung menuju tempat cuci tangan

dan mengantri untuk mencuci tangan baru seteh mencuci tangan siswa

membeli makanan”. Hasil wawancara awal yang dilakukan dengan Bapak

PTS, selaku guru olahraga di SD N KKM mengatakan bahwa “dalam

pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan di SD N

KKM belum terlaksana dengan baik dan dalam pelaksanaannya masih

terdapat kekurangan seperti fasilitas mencuci tangan yang kurang dengan

jumlah siswa yang banyak, dan kesadaran siswa itu sendiri dalam melakukan

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

48

cuci tangan sebelum makan dan hanya beberapa siswa yang mencuci tangan

terlebih dahulu sebelum makan”.

Dari dua sekolah tersebut yang dijadikan sebagai tempat penelitian dan

peneliti akan mencari informasi sebanyak banyaknya untuk mendapatkan data

yang jelas mengenai pendidikan kesehatan di Sekolah Dasar melalui kegiatan

cuci tangan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mencari perbedaan maupun

persamaan yang bertujuan untuk membandingkan antara penelitian sebelumnya

dengan penelitian yang akan dilakukan, sehingga dapat menambah pembahasan

mengenai pendidik an kesehatan di Sekolah Dasar melalui kegiatan cuci tangan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Syarifah Fazlin tahun 2013 [online], tentang “Tingkat Pengetahuan Siswa

Tentang Teknik Mencuci Tangan Yang Benar Terhadap Kejadian Diare Di

SDN 01 Pontianak Utara”, jenis penelitian kuantitatif. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa semakin kurang tingkat pengetahuan siswa tentang

teknik mencuci tangan yang benar maka kejadian diare semakin tinggi dan

sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci

tangan yang benar maka kejadian diare semakin rendah.

2. Zaidina Umar tahun 2008 [online], tentang “Perilaku Cuci Tangan Sebelum

Makan Dan Kecacingan Pada Murid SD Di Kabupaten Pesisir Selatan

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

49

Sumatera Barat”, jenis penelitian kuantitatif. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa perilaku cuci tangan sebelum makan menggunakan air dan sabun

terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian kecacingan.

3. Kharis Faridan, dkk tahun 2013 [online], tentang “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri

Cempaka 1 Kota Banjarbaru”. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian

kecacingan pada siswa sekolah dasar khususnya SDN Cempaka 1 tidak hanya

dipengaruhi oleh salah satu aspek higiene yaitu kebersihan kuku, tetapi juga

dipengaruhi oleh aspek sanitasi lingkungan dan aspek higiene perorangan

lainnya seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, sesudah bermain

dengan tanah dan setelah buang air besar, dan selalu menjaga kebersihan

lungkungan.

Penelitian di atas dikatakan relevan karena fokus penelitiannya membahas

mengenai perilaku mencuci tangan pada Sekolah Dasar. Perbedaan dengan

penelitian relevan ini, mereka membahas mengenai pengetahuan siswa dalam

teknik mencuci tangan yang benar yang dapat berpengaruh pada kesehatannya,

seperti terserang penyakit diare dan cacingan jika tidak melakukan cuci tangan

yang benar sebelum makan, sedangkan penelitian ini mencari tahu mengenai

pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan cuci tangan di Sekolah Dasar.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

50

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pendidikan Kesehatan Melalui Kegiatan Cuci

Tangan

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pendidikan Kesehatan Melalui Kegiatan Cuci

Tangan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk perubahan perilaku hidup sehat ke

arah yang lebih baik. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran siswa dalam perilaku

hidup sehat dan penyakit yang ditimbulkan dari perilaku hidup tidak sehat

membuat siswa kurang peduli mengenai kesehatan. Pendidikan kesehatan di

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Pendidikan Kesehatan dan Promosi …repository.ump.ac.id/6422/3/BAB II.pdf · 2017-12-26 · dan tugas seorang kepala sekolah, guru, dana bos dan masyarakat.

51

Sekolah Dasar sangat diperlukan, sebagai upaya untuk menangani permasalahan

tersebut, terutama pada kegiatan cuci tangan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendidikan kesehatan melalui

kegiatan cuci tangan di Sekolah Dasar. Banyak penyakit yang ditimbulkan akibat

tidak mencuci tangan setelah beraktifitas atau sebelum makan. Praktik mencuci

tangan penting dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai serangan

penyakit.

Pendidikan Kesehatan Di Sekolah..., Nur Iwan, FKIP, UMP, 2016