BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian...

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Negara Hukum Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan, bahwa “Negara Indonesia negara hukum”. Negara hukum dimaksud adalah negara yang menegakan supermasi hukum untuk menegakan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan Negara Hukum ialah negara yang berediri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya. Menurut Aristoteles yang memerintah dalam negara bukanlah manusia sebenarnya, melainkan fikiran yang adil, sedangkan penguasa sebenarnya hanya pemegang hukum dan keseimbangan saja. Kesusilaan yang akan menentukan baik tidaknya suatu peraturan undang-undang dan membuat undang-undang adalah sebagian dari kecakapan menjalankan pemerintahan negara. Oleh karena itu Menurut, bahwa yang pentinng adalah mendidik manusia menjadi warga negara

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Negara Hukum

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia Tahun 1945 menyebutkan, bahwa “Negara Indonesia negara hukum”.

Negara hukum dimaksud adalah negara yang menegakan supermasi hukum untuk

menegakan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan yang tidak

dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan Negara Hukum ialah

negara yang berediri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga

negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk

warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa

susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Demikian

pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu

mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya.

Menurut Aristoteles yang memerintah dalam negara bukanlah manusia

sebenarnya, melainkan fikiran yang adil, sedangkan penguasa sebenarnya hanya

pemegang hukum dan keseimbangan saja. Kesusilaan yang akan menentukan baik

tidaknya suatu peraturan undang-undang dan membuat undang-undang adalah

sebagian dari kecakapan menjalankan pemerintahan negara. Oleh karena itu

Menurut, bahwa yang pentinng adalah mendidik manusia menjadi warga negara

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

yang baik, karena dari sikapnya yang adil akan terjamin kebahagiaan hidup warga

negaranya.

Secara umum, dalam setiap negara yang menganut paham negara hukum,

selalu berlakunya tiga prinsip dasar, yakni supermasi hukum (supremacy of

law), kesetaraan di hadapan hukum (equality before the law), dan penegakan

hukum dengan cara tidak bertentangan dengan hukum (due process of law).

Prinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan yang

sama (equal protection) atau persamaan dalam hukum (equality before the

law).Perbedaan perlakuan hukum hanya boleh jika ada alasan yang khusus,

misalnya, anak-anak yang di bawah umur 17 tahun mempunyai hak yang berbeda

dengan anak-anak yang di atas 17 tahun. Perbedaan ini ada alasan yang rasional.

Tetapi perbedaan perlakuan tidak dibolehkan jika tanpa alasan yang logis,

misalnya karena perbedaan warna kulit, gender agama dan kepercayaan, sekte

tertentu dalam agama, atau perbedaan status seperti antara tuan tanah dan petani

miskin. Meskipun demikian, perbedaan perlakuan tanpa alasan yang logis seperti

ini sampai saat ini masih banyak terjadi di berbagai negara, termasuk di negara

yang hukumnya sudah maju sekalipun.

Menurut Dicey, Bahwa berlakunya Konsep kesetaraan dihadapan

hukum(equality before the law), di mana semua orang harus tunduk kepada

hukum, dan tidak seorang pun berada di atas hukum (above the law). Istilah due

process of law mempunyai konotasi bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara

adil. Konsep due process of law sebenarnya terdapat dalam Konsep hak-hak

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

fundamental (fundamental rights) dankonsep kemerdekaan/kebebasaan yang

tertib (ordered liberty).

Konsep due process of law yang prosedural pada dasarnya didasari atas

konsep hukum tentang “keadilan yang fundamental” (fundamental

fairness).Perkembangan , due process of law yang prossedural merupakan suatu

proses atau prosedur formal yang adil, logis dan layak, yang harus dijalankan oleh

yang berwenang, misalnya dengan kewajiban membawa surat perintah yang sah,

memberikan pemberitahuan yang pantas, kesempatan yang layak untuk membela

diri termasuk memakai tenaga ahli seperti pengacara bila diperlukan,

menghadirkan saksi-saksi yang cukup, memberikan ganti rugi yang layak dengan

proses negosiasi atau musyawarah yang pantas, yang harus dilakukan manakala

berhadapan dengan hal-hal yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap hak-

hak dasar manusia, seperti hak untuk hidup, hak untuk kemerdekaan atau

kebebasan (liberty), hak atas kepemilikan benda, hak mengeluarkan pendapat, hak

untuk beragama, hak untuk bekerja dan mencari penghidupan yang layak, hak

pilih, hak untukberpergian kemana dia suka, hak atas privasi, hak atas perlakuan

yang sama (equal protection) dan hak-hak fundamental lainnya. Sedangkan yang

dimaksud dengan due process of law yang substansif adalah suatu persyaratan

yuridis yang menyatakan bahwa pembuatan suatu peraturan hukum tidak boleh

berisikan hal-hal yang dapat mengakibatkan perlakuan manusia secara tidak adil,

tidak logis dan sewenang-wenang.1

1 Teori Negara hukum, http://adedidikirawan.wordpress.com/teori-negara-hukum-rechtstaat/, (26

desember 2012).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

2.1.2 Pengertian Pemerintahan Yang Baik dan Bersih

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk

membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat

bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.

Paling tidak ada empat kata yang harus menjadi perhatian kita kalau

membicarakan good and clean governance, yaitu (1) good government, (2) clean

government, (3) good governance, (4)clean governance.

Dari empat pembagian tersebut dilihat bahwa yang menjadi perhatian

adalah good(baik), clean (bersih), government (pemerintah)dan

governance (penyelenggara pemerintah). Artinya paradigma yang hendak

dikembangkan adalah pemerintahan yang baik dan bersih yang juga didukung

oleh penyelenggara pemerintahan yang baik dan bersih. Dengan demikian

government lebih memberikan perhatian terhadap system, sedangkan governance

lebih memberikan perhatian terhadap sumber daya manusia yang bekerja dalam

system tersebut. Tanpa menjaga keseimbangan terhadap dua hal ini akan muncul

ketimpangan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan yang pada akhirnya

akan menimbulkan kehancuran terhadap system bernegara.

Sedangkan dalam makna istilahnya, Wanandi (1998) memberikan

pengertian sebagai berikut:

“Kekuasaan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku,

segala kebijakan diambil secara transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat. Kekuasaan juga harus didasarkan atas aspek kelembagaan dan

bukan atas kehendak seseorang atau kelompok tertentu. Kekuasaan juga harus taat

kepada prinsip bahwa semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang

sama di mata hukum”.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

Sementara itu, Riswanda Imawan (2000) berpendapat bahwa clean

government adalah satu bentuk atau struktur pemerintahan yang menjamin tidak

terjadinya distorsi aspirasi yang datang dari masyarakat serta menghindari

terjadinya abuse of power. Untuk itu diperlukan (1) pemerintah yang dibentuk

atas kehendak orang banyak, (2) struktur organisasi pemerintah yang tidak

kompleks (lebih sederhana), (3) mekanisme politik yang menjamin hubungan

konsultatif antara negara dan warga negara, dan (4) mekanisme saling mengontrol

antar aktor-aktor di dalam infra maupun supra struktur politik.

Menurut United Development Program (UNDP) salah satu badan

PBB, governance (kepemerintahan) mempunyai tiga model, yaitu :

1. Economic Governance, meliputi proses pembuatan keputusan yang

memfasilitasi kegiatan ekonomi di dalam negri dan transaksi di antara

penyelenggara ekonomi, serta mempunyai implikasi terhadap kesetaraan,

kemiskinan dan kualitas hidup.

2. Political Governance, mencakup proses perubahan keputusan untuk

perumusan kebijakan politik Negara.

3. Administrative Governance, berupa system implementasi kebijakan.

Institusi dari governance meliputi tiga domein, yaitu state (Negara atau

pemerintah), private sector (swasta atau dunia usaha), dan society (masyarakat)

yang saling berinteraksi. State berfungsi menciptakan lingkungan politik dan

hokum yang kondusif, private sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan,

sedangkan society berperan positif dalam interaksi social, ekonomi, dan politik,

termasuk mengajak kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

ekonomi, social dan politik. Hubungan antar sector dimaksud dapat diigambarkan

di bawah ini.

Adapun istilah good and governance merupakan wacana yang mengiringi

gerakan reformasi, yang dikaitkan dengan tuntutan akan pengelolaan

pemerintahan yang professional, akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme. Pemerintahan yang bersih dari KKN merupakan bagian penting dari

pembangunan demokrasi, HAM dan masyarakat madani di Indonesia.

Pengertian kepemerintahan yang baik (good governance), adalah sikap di

mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur dalam berbagai tingkatan

pemerintahan Negara yang berkaitan dengan sumber-sumber social-budaya,

politik dan ekonomi. Dalam prakteknya mesti disertai bersih dan berwibawa, yang

merupakan model kepemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan

bertanggung jawab, sehingga menyatu dalam istilah good and governance.

Sejalan dengan prinsip diatas, maka kepemerintahan yang baik, bersih, dan

berwibawa, berarti baik dan bersih dalam proses maupun hasilnya. Dalam hal ini

semua unsur dalam pemerintahan dapat bergerak secara sinergis, tidak saling

berbenturan, dan memperoleh dukungan dari rakyat.2

2.1.3 Kinerja Aparatur

Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang

dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,

dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-

2 2012, http://budak-maja.blogspot.com/2012/06/tata-kelola-pemerintahan-yang-baik-dan.html (26

desember 2012)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890).

Para aparatur pegawai negeri sipil yang dituntut mempunyai

profesionalisme sesuai dengan tugas jabatannya. Melaksanakan setiap bidang

kerja sesuai dengan tugas dan fungsi secara strutural organisasi yang kredibel

menjadi salah satu tugas dan kewajiban jabatan yang harus dilaksanakan dengan

amanah dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Peningkatan

kinerja aparatur merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan

program pengembangan sumber daya manusia aparatur.

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian, 2001).

Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika (prawirosentono, 1999).

Perencanaan peningkatan kinerja aparatur perlu dilakukan setiap akan

melaksanakan kegiatan. Banyak teknik perencanaan kinerja dalam bentuk teknik

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

analisis manajemen yang dapat membantu aparatur untuk meningkatkan

kinerjanya, salah satunya adalan teknik analisis manajemen SWOT dan Pola Kerja

Terpadu.

Beberapa pendekatan insentif dalam bentuk remuneration cost (biaya

langsung personil) terhadap pegawai negeri sipil pada saat ini telah banyak

dilakukan di berbagai lembaga/organisasi pemerintah saat ini baik di tingkat pusat

atau daerah. Aparatur yang kinerjanya baik dengan beban kerja yang dapat

mempertanggungjawabkan dari kewajiban bekerja selama 37,5 jam per minggu

akan mendapatkan insentif dalam bentuk remunerasi. Artinya aparatur tersebut

harus dapat menghasilkan output dan outcome yang jelas dari setiap harinya

mereka bekerja. Konsepsi kinerja aparatur pada dasarnya selalu berkembang

dengan berbagai sudut pandang pendekatan yang secara umum mengarah ke

upaya peningkatan rasa peduli dan tanggung jawab terhadap tugas dan

kewajibannya.3 PNS yang bekerja giat dan keras dialah yang berhak

mendapatkan reward, sementara PNS yang berkecenderungan tidak bisa

mempertanggunjawabkan apa saja yang harus dia kerjakan setiap harinya perlu

dievaluasi lagi remunerasi yang sudah dia dapatkan. Akhirnya dalam konsepsi

kinerja aparatur ini yang perlu digarisbawahi adalah perlunya upaya menciptakan

keseimbangan dalam reward atau remunerasi di semua lembaga-lembaga

pemerintah. Agar tidak terjadi hanya lembaga-lembaga tertentu saja yang

didahulukan remunerasinya, tetapi perlunya keadilan dan keseimbangan dalam

pendapatan secara proporsional dan profesional. 3 Totok Suharto,2012,konsepsi kinerja aparatur (online) ,

http://totoksuharto.blogspot.com/2012/05/konsepsi-kinerja-aparatur.html, (26 desember 2012)

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

2.1.4 Definisi PILKADA

Yang dimaksud dengan PILKADA atau Pemilihan Kepala Daerah itu

adalah : Sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau

kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah.”

(Pasal 1 ayat (1) PP No. 6/2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).

mengatur tentang “Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Gubernur

dan Wakil Gubernur untuk propinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk kabupaten,

dan Walikota dan Wakil Walikota untuk kota.”

Sedangkan (Pasal 1 ayat (2) PP No. 6/2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah) mengatur beberapa butir a.l :

1) Peserta pemilihan adalah pasangan yang diusulkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik. (Pasal 36 ayat 1)

2) Partai politik atau gabungan partai politik dapat mengajukan pasangan

calon jika memenuhi syarat sekurang-kurangnya memiliki 15% dari

jumlah kursi yang ada di DPRD atau 15% dari akumulasi suara sah dalam

pemilihan anggota DPRD di daerah bersangkutan. (Pasal 36 ayat 2)

3) Partai politik atau gabungan partai politik hanya dapat mengusulkan satu

pasangan calon.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

4) Pasangan calon yang telah diusulkan oleh partai politik atau gabungan

partai politik tidak boleh diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai

politik lain. (Pasal 37)

5) Belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah

selama dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama. Persyaratan

Pasangan Calon (beberapa calon) :

Berusia minimal 30 tahun.

Tidak pernah dijatuhi pidana penjara perdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan

tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5

tahun atau lebih. (Pasal 38 ayat f)

Memiliki NPWP.4

Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah

yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah.

Pemerintah Daerah dapat berupa:

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan

Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan

Lembaga Teknis Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas

Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah,

Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

4 Ooyi , 2008,pemilihan kepala daerah (online), http://ooyi.wordpress.com , (23 mei 2012)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

2.1.5 Kepala Daerah

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut

kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten

disebut bupati dan untuk kota adalah walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu

orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk

kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil walikota. Kepala dan

wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan.

Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan

laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:

1. Meninggal dunia;

2. Permintaan sendiri; atau

3. Diberhentikan.

Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sebagaimana

dimaksud karena:

1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru;

2. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan

tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala

daerah;

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

4. Dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan kepala daerah dan/atau wakil

kepala daerah;

5. Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala

daerah;

6. Melanggar larangan bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

Apabila kepala daerah berhenti dalam masa jabatannya maka kepala

daerah diganti oleh wakil kepala daerah sampai berakhir masa jabatannya dan

proses pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Paripurna DPRD

dan disahkan oleh Presiden. Apabila terjadi kekosongan jabatan wakil kepala

daerah dalam masa jabatannya dan sisa masa jabatannya lebih dari 18 (delapan

belas) bulan, kepala daerah mengusulkan 2 (dua) orang calon wakil kepala daerah

untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD berdasarkan usul partai politik atau

gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala

daerah dan wakil kepala daerah. Dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah

berhenti atau diberhentikan secara bersamaan dalam masa jabatannya, Rapat

Paripurna DPRD memutuskan dan menugaskan KPUD untuk menyelenggarakan

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah paling lambat 6 (enam) bulan

terhitung sejak ditetapkannya penjabat kepala daerah.

2.1.6 Wakil Pemerintah Pusat

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil

Pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk

menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi

Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan

kota. Wakil pemerintah sebagaimana dimaksud adalah perangkat pemerintah

pusat dalam rangka dekonsentrasi.

Tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat adalah:

1. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah

kabupaten/kota;

2. Koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi

dan kabupaten/kota;

3. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas

pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Dalam kedudukannya tersebut, Gubernur bertanggung jawab kepada

Presiden.

2.1.7 Perangkat Daerah

Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat

DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Perangkat daerah

kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah,

lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.

Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah

diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah

Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

dengan peraturan perundang-undangan. Sekretaris Daerah karena kedudukannya

sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya.

Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD

Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur dengan persetujuan DPRD

Provinsi. Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh

Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD Kabupaten/Kota.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas daerah

dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah

dari pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk

badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Badan, kantor atau rumah sakit

umum daerah sebagaimana dimaksud dipimpin oleh kepala badan, kepala kantor,

atau kepala rumah sakit umum daerah yang diangkat oleh kepala daerah dari

pegawai negeri sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

Kecamatan dibentuk di wilayah Kabupaten/Kota dengan Perda

Kabupaten/Kota yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan

dipimpin oleh seorang camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian

urusan otonomi daerah. Camat diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul sekretaris

daerah kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan

teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Perda Kabupaten/Kota

yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang

lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan dari

Bupati/Walikota. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari

pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan

memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.1.8 Kepegawaian Daerah

Pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen pegawai negeri sipil

daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil

secara nasional. Manajemen pegawai negeri sipil daerah tersebut meliputi

penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,

penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan

hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.

2.1.9 Tugas dan Wewenang

Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan

pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah mengurus

(bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah

daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran

Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita

Daerah.

Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan

kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

umum. KPUD berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi

pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari

Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan

bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan

pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah

memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman

tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.

Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi

daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah.

Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan

insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur

dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan

Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat

ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada

badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang

pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya

ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.

Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai

kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun

anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang

perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya

kepada DPRD.

Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di

kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan.

Pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan

kawasan perkotaan.

Pemerintah daerah bersama-sama DPRD mengatur (regelling) urusan

pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah daerah mengurus

(bestuur) urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Pemerintah

daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran

Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita

Daerah.

Pada saat pemilihan kepala daerah pemerintah daerah memberikan

kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas

umum. KPUD berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menetapkan lokasi

pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari

Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan

bukan bank, dan masyarakat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan

pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah

memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Perjanjian penerusan pinjaman

tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah.

Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi

daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah.

Pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan

insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor yang diatur

dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan

Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat

ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada

badan usaha milik daerah. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang

pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya

ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan perundangundangan.

Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai

kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun

anggaran. Pengaturan tentang dana cadangan daerah ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester dalam tahun

anggaran berjalan. Pemerintah daerah mengajukan rancangan Perda tentang

perubahan APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya

kepada DPRD.

Pemerintah daerah dapat membentuk badan pengelola pembangunan di

kawasan perdesaan yang direncanakan dan dibangun menjadi kawasan perkotaan.

Pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan

kawasan perkotaan.5

2.1.10 Pengertian Mutasi

Pengertian Dan Arti Pentingnya Mutasi adalah usaha menempatkan

pegawai pada pekerjaan dan jabatan yang sesuai mutasi dan promosi dengan

kecakapan dan kemampuannya. . Beberapa alasan, antara lain : kemempuan kerja,

rasa tanggung jawab dan sebagainya. Agar mutasi yang dilaksanakan dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi maka perlu adanya evaluasi pada setiap

pekerja terus-menerus secara obyektif. Mutasi atau pemindahan pegawai dapat

terjadi karena dua hal yaitu:

A. Keinginan pegawai itu sendiri, misalnya:

a. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan bidang tugasnya

atau jabatannya.

5 Wikipedia ,pemerintahan daerah Indonesia(online),

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah_di_Indonesia,(29 mei 2012)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

b. Pegawai yang bersangkutan merasa tidak sesuai dengan teman sekerjanya

atau dengan atasannya

c. Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa tempat atau lingkungan keja

tidak sesuai dengan kondisi fisik atau keinginannya.

B. Keinginan perusahaan, dengan tujuan ;

a. Perusahaan ingin menunjukkan kepada pegawai yang bersangkutan

bahwa mutasi bukan hukuman melainkan upaya untuk menjamin

kelangsungan hidup pekerjaan pegawai.

b. Perusahaan ingin meyakinkan pegawai bahwa ia tidak akan

diberhentikan karena kekurangmampuan atau kekurangcakapan pegawai

yang bersangkutan.

c. Perusahaan ingin menghindari rasa jenuh pegawai pada jenis pekerjaan,

jabatan maupun tempat kerja yang sama. Mutasi dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu: Mutasi biasa adalah mutasi atau pemindahan pegawai

tanpa diikuti kenaikan jabatan. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan

Memenuhi keinginan pegawai yang bersangkutan, Memenuhi

kekurangan tenaga di unit/bagian lain, Menempatkan pegawai sesuai

dengan kecakapan, kemempuan dan bidangnya.

Mutasi promosi adalah mutasi yang diikuti dengan kenaikan jabatan.

Tugas dan tanggung jawab seorang pegawai yang mendapat mutasi ini bertambah

besar. Mutasi ini dilakukan dengan tujuan Mengisi suatu formasi jabatan dengan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

mengambil sumber tenaga dari dalam, Membina karier pegawai, Mengembangkan

kemampuan pegawai.

Macam-Macam Mutasi :

1. Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi :

A. Production transfer yaitu mutasi dalam jabatan yang sama karena

produksi di tempat terdahulu menurun.

B. Replacement transfer yaitu mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang

ke jabatan yang sama di unit/bagian lain, untuk menggantikan pegawai

yang belum lama bekerja atau pegawai yang diberhentikan.

C. Versatility transfer yaitu mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan yang

lain untuk menambah pengetahuan pegawai yang bersangkutan

D. Shift transfer yaitu mutasi dalam jabatan yang sama, tetapi berbeda shift,

misalnya shift A (malam) ke shift B (siang).

E. Remedial transfer yaitu mutasi pegawai ke bagian mana saja, dengan

tujuan untuk memupuk atau untuk memperbaiki kerjasama antar pegawai.

2. Ditinjau dari masa kerja pegawai :

A. Temporary transfer yaitu mutasi yang bersifat sementara untuk

menggantikan pegawai yang berhalangan.

B. Permanent transfer yaitu mutasi yang bersifat tetap. 3.Tujuan Mutasi

Adapun tujuan diadakan mutasi adalah:

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

1) Menempatkan orang tepat pada tempat tepat ( the right man in the

right place) Seleksi dan penempatan belum dapat menjamin

sepenuhnya bahwa kita akan mendapat orang tepat pada tempat

tepat.dengan mutasi tersebut berarti kita memnidahakan karyawan

pada tempat pekerjaan lain yang sederajat, sehingga dengan mutasi

kita akan mengoreksi kekurangan dan kesalahan dalam

melaksanakan seleksi dan penempatan pertama kali.

2) Mutasi sebagai langkah meningkatkan semangat dan kegairahan

kerja suatu pekerjaan yang bersifat rutin dapat menimbulkan rasa

bosan, sehingga dalam keadaan tersebut kemungkinan semangat

dan kegairahan kerjanya menurun.hal ini dapat terjadi meskipun

penempatan orang tersebut pada tempat yang tepat. Dalam

melakukan mutasi kita harus mengusahakan agar tugas yang baru

tersebut masih searah dengan tugas pekerjaan sebelumnya. Dengan

jalan memutasikan, makaa selain semangat dan kegairahan kerja

dapat timbul kembali, maka pekerjaan yang baru itu pun akan

sesuai dengan kemampuan dan kesenangannya.

Mutasi untuk dapat saling menggantikan. Karena keluar dari perusahaan

tersebut karena sakit atau seba lain yang menyebabkan karyawan tidak masuk

bekerja. Hal ini berarti pekerjaan yang menjadi bagiannya dihentikan, jika ingin

pekerjaan tersebut tetap berjalan kita harus mengusahakan penggantinya.6

6 Babungas, http://shoehaymie-xxx.blogspot.com/2012/04/mutasi-promosi-jabatan.html,

(17 juli 2013)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

2.1.11 Pegawai Negeri Sipil

1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang

telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau

diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan

mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri

berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasya

berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

4. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi

negara sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Dasar 1945

dan Pejabat Negara yang ditentukan oleh Undang-undang.

5. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya

jabatan dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara,

dan kepaniteraan pengadilan.

6. Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya

dapat diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang

ditentukan,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

7. Jabatan organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada

suatu satuan organisasi pemerintah.

8. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya

untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme

penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang

meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas,

penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.7

Mengenai kedudukan pegawai negeri dalam sistem politik Indonesia

terkhusus lagi untuk ikut terlibat dalam pemilihan Kepala Daerah diatur dalam

beberapa ketentuan peraturan perundang-udangan agar dalam pelaksanaannya

tidak berdampak pada tidak stabilnya roda pemerintahan di daerah, sehingga bagi

pegawai negeri diberikan batasan-batasan untuk terlibat dalam kegiatan politik

termasuk dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah. Beberapa kedudukan

hukum dan hak-hak politik Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut :

a. Kedudukan hukum pegawai negeri sipil sangat jelas dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

di mana dalam ketentuan tersebut dikatakan bahwa pegawai negeri sipil

adalah unsur aparatur negara dan abdi masyarakat yang penuh kesetiaan

dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, negara

dan pemerintahan serta menyelenggarakan tugas pemerintahan dan

pembangunan.

7 Pasal 1 undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok

Kepegawaian

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

b. Dalam Undang-Undang Kepartaian, klausul yang mengatur tentang

pegawai negeri sipil sebenarnya bersifat setengah hati untuk melepaskan

pegawai negeri dalam dunia politik. Hal ini dapat kita lihat dengan

ketentuan dalam Undang-Undang tersebut bahwa pegawai negeri sipil

dapat masuk sebagai salah satu anggota partai politik dengan syarat

melepaskan statusnya sebagai pegawai negeri sipil.

c. Hak-hak politik pegawai negeri sipil untuk melibatkan diri menjadi salah

satu anggota partai politik secara langsung maupun tidak langsung

termasuk ikut terlibat dalam pemilihan Kepala Daerah sebagai tim sukses

atau juru kampanye serta peserta kampanye juga tidak diperkenankan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena

pertimbangan bahwa ia akan memanfaatkan fasilitas negara untuk

kepentingannya kecuali jika yang bersangkutan bersedia menanggalkan

jabatannya sebagai pegawai negeri sipil kemudian terlibat dalam

pemilihan Kepala Daerah, maka hal tersebut tidak menjadi persoalan dan

dianggap sebagai sesuatu yang sah-sah saja.

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian diatur mengenai Jenis, Kedudukan, Kewajiban, dan Hak Pegawai

Negeri. Mengenai kedudukan pegawai negeri sipil diatur dalam Pasal 3 yang

tertulis :

1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan

pembangunan.

2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pegawai

negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak

diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3) Untuk menjamin netralitas pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2) pegawai negeri dilarang menjadi anggota dan/ atau pengurus partai

politik.

Selain diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil, maka ketentuan mengenai kewajiban

dan larangan Pegawai Negeri Sipil juga diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam

PP tersebut khususnya Pasal 2 dan Pasal 3 disebutkan bahwa :

Pasal 2 :

Setiap Pegawai Negeri Sipil Wajib :

a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan

Pemerintah;

b. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau diri

sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan

negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain;

c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan pegawai

negeri sipil;

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

d. Mengangkat dan menaati sumpah/ janji pegawai negeri sipil dan sumpah/ janji

jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya;

f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang

langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara

umum;

g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan penuh pengabdian,

kesadaran, dan tanggung jawab;

h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan

negara ;

i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan

kesatuan korps pegawai negeri sipil;

j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat

membahayakan atau merugikan negara/ pemerintah, terutama di bidang

keamanan, keuangan dan materiil;

k. Menaati ketentuan jam kerja;

l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;

m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-

baiknya;

n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut

bidang tugasnya masing-masing;

o. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya;

p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap

bawahannya;

r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;

s. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan

kariernya;

t. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan;

u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun

terhadap masyarakat, sesama pegawai negeri sipil dan terhadap atasan;

v. Hormat menghormati antara sesama warga negara yang memeluk agama/

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan;

w. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat;

x. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang

berlaku;

y. Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;

z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan

yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.

Pasal 3 :

(1) Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang :

a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat negara,

pemerintah, atau pegawai negeri sipil;

b. Menyalahgunakan wewenangnya;

c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing;

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

d. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara;

e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau

meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik

negara secara tidak sah;

f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman, sejawat, bawahan atau

orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk

keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak

langsung merugikan negara;

g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam

terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan

kerjanya;

h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapa pun juga

yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau

mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai negeri sipil

yang bersangkutan;

i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat

pegawai negeri sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan;

j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

k. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang

dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang

dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani;

l. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena

kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain;

n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk

mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/ instansi pemerintah;

o. Memiliki saham/ modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada

dalam ruang lingkup kekuasaannya;

p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam

ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian

rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak

langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan;

q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi, maupun sambilan,

menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta yang berpangkat

pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I;

r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam

melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak

lain.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat penata tingkat I golongan ruang

III/d ke bawah yang akan melakukan kegiatan sebagaimana di maksud dalam ayat

(1) huruf q wajib mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.8

8 Ray Pratama , 2012,kedudukan hukum dan hak-hak politik pegawai negeri sipil (online)

http://raypratama.blogspot.com/2012/02/kedudukan-hukum-dan-hak-hak-politik.html,(29 mei

2012)

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

2.1.12 Kewajiban Dan Larangan

Pasal 3 :

Setiap PNS wajib:

1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;

2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan Pemerintah;

4. Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;

5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS

dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat

PNS;

7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,

seseorang, dan/atau golongan;

8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut

perintah harus dirahasiakan;

9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk

kepentingan negara;

10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada

hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau

Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;

11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan

sebaik-baiknya;

14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

karier; dan

17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang.

Larangan

Pasal 4

Setiap PNS dilarang:

1. Menyalahgunakan wewenang;

2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau

orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara

lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;

4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga

swadaya masyarakat asing;

5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau

meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,

dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,

atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan

tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang

secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;

7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun

baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun

untuk diangkat dalam jabatan;

8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga

yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang

dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani

sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;

11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:

a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;

b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai

atau atribut PNS;

c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;

dan/atau

d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan

cara:

a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;

dan/atau

b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan

terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,

selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,

himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam

lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;

14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan

Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara

memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk

atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan

perundangundangan; dan

15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah, dengan cara:

a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah;

b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan

kampanye;

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau

merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;

dan/atau

d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan

terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,

selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,

himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam

lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

2.1.13 Hukuman Disiplin

Pasal 5 :

PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 dan/atau Pasal 4 dijatuhi hukuman disiplin.

Pasal 6

Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi

hukuman disiplin.

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin

Pasal 7

(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:

a. Hukuman disiplin ringan;

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian ...eprints.ung.ac.id/2257/5/2013-1-74201-271409040-bab2-30072013123018.pdfPrinsip penting dalam negara hukum adalah perlindungan

b. Hukuman disiplin sedang; dan

c. Hukuman disiplin berat.

(2) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a terdiri dari:

a. Teguran lisan;

b. Teguran tertulis; dan pernyataan tidak puas secara tertulis.

(3) Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b terdiri dari:

a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;

b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan

c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)

tahun.

(4) Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c terdiri dari:

a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga)

tahun;

b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih

rendah;

c. Pembebasan dari jabatan;

d. Pemberhentian dengan hormat tidak ataspermintaan sendiri

sebagai PNS; dan

Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.9

9 Bab II dan Bab III peraturan pemerintah Republik Indonesia No.53 Tahun 2010 tentang disiplin

pegawai negeri sipil