BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40618/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40618/3/BAB II.pdf ·...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini membahas tentang strategi rebranding melalui integrated
marketing communication. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang sama-
sama membahas tentang rebranding.
Pertama, skripsi Indra Nurhandono (2009) dengan judul “Strategi
Komunikasi Rebranding melalui IMC (Studi Kasus tentang Strategi
Komunikasi dalam Pergantian Merek Quality Hotel Solo menjadi The Sunan
Hotel Solo). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dimana
peneliti berusaha mendeskripsikan strategi komunikasi rebranding yang
dilakukan oleh Quality Hotel Solo kepada masyarakat melalui komunikasi
pemasaran terpadu dalam memperbaiki kesadaran merek untuk meningkatkan
penjualan. Hasil dari penelitian ini memaparkan, bahwa manajemen Quality
Hotel Solo melakukan sebuah upaya komunikasi merek baru hingga ke tahap
kesadaran merek. IMC yang dilakukan yaitu melalui advertising, public
relations, sales promotion, promosi cetak dan komunikasi online. Konsekuensi
dari perubahan merek itu sendiri menambahkan berbagai macam unsur seperti
keris, kuluk, wayang dan lain-lain.
Kedua, skripsi Riza Rizki Isyana (2015) “Strategi Pemasaran melalui
Rebranding (Studi Kasus Rebranding Piring Putih Menjadi Redberries Food
and Folks Dalam Meningkatkan Penjualan)”. Hasil dari penelitian ini hampir
7
sama dengan Indra Nurhandono, perbedaannya hanya terletak pada teknik
penelitiannya. Jika penelitian Indra menggunakan strategi komunikasi untuk
membangun brand awareness, sedangkan penelitian Riza menggunakan
komunikasi pemasaran. Hal ini digunakan, untuk mencerminkan karakter
segmen pasarnya dimana pelanggan tetap loyal dengan produk yang ada dan
membantu menyebarkan informasi kepada khalayak umum.
2.2 Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata latin Communication artinya pemberitahuan
atau bertukar pikiran. Komunikasi adalah rangkaian proses pengalihan
informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan
tanda tanda alamiah atau universal berupa simbol simbol berdasarkan
perjanjian manusia baik verbal atau nonverbal yang disadari atau tidak disadari
yang bertujuan untuk memengaruhi sikap orang lain.
Secara garis besar pengertian komunikasi adalah proses bertukar informasi.
Adapun pengertian komunisi Menurut Laswell, pengertian komunikasi adalah
proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa (processes
that describe who said what in what way) , kepada siapa dan efek apa yang
ditimbulkan (to whom and what the effect caused.) Sumber :
http://www.learniseasy.com
8
2.3 Komunikasi Pemasaran
Aktivitas komunikasi dalam kehidupan manusia digunakan untuk
membangun pengalaman dan pengetahuan. Sebuah Komunikasi pemasaran
merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu
suksesnya pemasaran dalam sebuah perusahaan.
Pemasaran mempunyai konsep sebagai proses pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia. Menurut Kotler (2002), Komunikasi pemasaran
mempunyai arti dari sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya
menginformasikan, membujuk, dan meningkatkan konsumen langsung maupun
tidak langsung tentang produk atau jasa serta merk yang mereka tawarkan.
Komunikasi pemasaran adalah aspek yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan untuk melakukan penguatan merek. Konsep komunikasi dan
pemasaran adalah kegiatan dimana pemasar atau perusahaan menginformasikan
produk mereka secara persuasif untuk membujuk konsumen membeli produk
atau jasa yang mereka tawarkan.
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang tujuan utamanya
untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), untuk menarik
konsumen sehingga melakukan pembelian (komunikasi persuasif), dan untuk
mengingatkan khalayak agar mengulang kembali pembelian atau menjadi
konsumen tetap. Secara garis besar, proses komunikasi pemasaran dapat
dijelaskan dalam gambar berikut:
9
Bagan 2.1
Proses Komunikasi Pemasaran
2.4 Konsep Strategi
Istilah “strategi” banyak diartikan sebagai sasaran, kebijaksanaan, prosedur,
strategi maupun taktik. Menurut Winardi (1989:46) strategi adalah
keseluruhan tindakan-tindakan yang ditempuh oleh sebuah organisasi untuk
mencapai sasaran-sasarannya. Strategi sendiri merupakan katalisator atau
elemen dinamis pengelolaan yang memungkinkan sebuah perusahaan
mencapai sasarannya. Jadi, strategi itu sendiri merupakan sebuah kaitan antara
sasaran yang ingin di capai oleh sebuah perusahaan tetapi tetap juga berpatok
untuk hasil akhir dari strategi itu sendiri.
Gagasan
Pemahaman
PENGIRIM
ENCODE
DECODE
MEDIA
ENCODE
DECODE
PESAN
FEEDBACK
Pemahaman
Response
PENERIMA
10
2.4.1 Ciri-Ciri Strategi
Robert H. Hays dan Steven C. Wheelwright dalam Winardi (1989:12-
13) telah mengidentifikasi lima macam ciri utama strategi sebagai
berikut:
1. Ufuk Waktu (Time Horizon)
Strategi yang menjelaskan tentang aktivitas yang mencakup
tentang waktu yang diperluas dengan tetap memperhatikan waktu
yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas dan waktu yang
diperlukan untuk mengobservasi dampaknya. Sehingga strategi
tetap berpatok terhadap efisiensi waktu yang ada.
2. Dampak (Impact)
Strategi yang akan atau telah dilakukan pasti mempunyai
konsekuensi tertentu dan akan berdampak jangja panjang. Sehingga
sebuah perusahan juga membuat sebuah planning factor x atau yang
tidak terduga sehingga sebelum masalah itu timbul perusahaan
sudah dapat mengantisipasi.
3. Pemusatan Upaya (Concentration of Effort)
Strategi yang efektif memerlukan sebuah upaya pemusatan
aktivitasnya agar dapat meminimalisir sumber daya yang tersedia
dan dapat mengefisiensi. Karena sebuah perusahaan mempunyai
sebuah cakupan yang cukup luas maka disini harus dikerucutkan
sesuai dengan sub atau keperluan yang ada sehingga lebih
memudahkan perusahaan itu sendiri.
11
4. Pola keputusan-keputusan ( The Pattern of Decisions)
Ketika sebuah perusahaan mengambil sebuah keputusan
tidak semua akan diambil, tetai akan dipilah dan diambil beberapa
keputusan dalam rangka upaya untuk mengimplementasi strategi
yang dipilih mereka. Keputusan yang diambil juga saling
membantu dengan menggunakan pola yang telah ada agar tetap
konsisten. Disini sebuah perusahaan harus bisa memberikan sebuah
keputusan dimana harus dipertimbangkan mana yang terlebih
didahulukan.
5. Daya Tembus (Pervasiveness)
Strategi mempunyai sebuah cakupan aktivitas yang luas dan
berkisar sekitar proses pengalokasian sumber daya hingga operasi
dari hari ke hari. Selain itu kebutuhan akan konsistensi seiring
berjalannya waktu pada beberapa aktivitas mengharuskan semua
tingkat pada organisasi bertindak yang memperkuat strategi
tersebut.
2.4.2 Strategi Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy (1984 : 35), intinya strategi
adalah perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai
suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional.
Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi
dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan
12
khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan dilakukan,
mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat
berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran
yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.
Sementara itu, menurut Mohr dan Nevin mendefinisikan sebuah
strategi komunikasi sebagai penggunaan kombinasi faset-faset
komunikasi dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi,
formalitas komunikasi, isi komunikasi, saluran komunikasi
(Kulvisaechana, 2001 : 17-18). Sumber :
https://pakarkomunikasi.com
2.4.3 Strategi Pull dan Push
1. Push Strategy
Strategi promosi adalah salah satu cara yang menggunakan
sebuah tenaga penjual dan promosi untuk “mendorong” sebuah
produk melalui saluran distribusi untuk sampai kepada
konsumennya. Jadi pada push strategi ini sebuah kegiatan yang
teratur dan mempunyai rantai pendistribusian dengan baik yaitu
mulai dari produsen kepada pedagang besar, dilanjutkan kepada
pengecer dan yang terakhir konsumen. Biasanya untuk kegiatan
seperti ini yaitu sistem penjualan rokok.
13
2. Pull Strategy
Berbanding terbalik dengan push strategy, dimana jika push
itu perusahaan mendorong produknya agar sampai di tangan
konsumennya tetapi jika menggunakan pull strategi perusahaan
menarik konsumen agar tertarik dan dapat membeli mereknya. Jadi
perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk kegiatan periklanan
maupun promosi untuk memperkenalkan produk atau mereknya
demi memupuk permintaan pelanggan. Ketika strategi ini telah
berhasil dan memikat konsumen maka mereka yang akan mencari
produk itu sendiri tanpa harus perusahaan mendorong produknya
kepada konsumennya.
2.5 Brand dan Komponen Identitas Merek
Pada awalnya tidak ada yang tahu tentang apa itu merek, jadi pada zaman
dahulu orang menjual sesuatu tanpa ada diberi sebuah tanda untuk identitas
barangnya. Merek sendiri mulai muncul pada sekirar 200 atau 300 tahun yang
lalu berawal dari peternak sapi yang berada di Skotlandia yang mulai
memberikan sebuah tanda pada sapinya agar mudah untuk mengklasifikasikan.
Merek sendiri mempunyai definisi
“Brand is an identifiable product, service, person or place, augmented in
such a way that the buyer or user perceives relevant, unique, sustuinable added
values which match their needs most closely”.
Menurut de Chernatony dan McDonal dalam sadat (2009.19). Selain itu,
menurut Kotler dalam sadat (2009:19) berpendapat bahwa
14
“a brand is a name, term, sign, symbol, or design or a combinatiom of them,,
intended to identify the goods or services of one seller or group of seller and to
differentiate them from those competitors”.
Merek sendiri bukan hanya sebagai nama belaka, melainkan sebuah
identitas yang mencakup berbagai bagian seperti simbol, produk, service dan
lain sebagainya. Sebuah merek yang memiliki identitas kuat akan mudah
dipahami oleh pelanggannya. Merek-merek yang kuat akan memberikan
jaminan kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga
berdampak luas terhadap perusahaan (Sadat. 2009:21).
Ketika sebuah perusahaan mempunyai sebuah merek maka perusahaan
mempunyai sebuah identitas yang akan dikenal oleh masyarakat. Merek sendiri
mempunyai sebuah peran sebagai value indicator bagi seluruh anggota
perusahaan baik itu pelanggan, karyawan, maupun investor. Biasanya seorang
pelanggan akan memilih produk yang bermerek terkenal karena lebih
mempercayai kualitasnya. Karena merek itu sendiri adalah sebuah identitas dari
tujuan sebuah perusahaan yang ada, semakin baik mereknya maka semakin baik
perusahaan itu di kalangan masyaarakat atau konsumennya.
15
Bagan : 2.2
Komponen Identitas Merek
Sumber: Sadat. 2009
1. Nama
Dalam sebuah perusahan nama merek yang akan dipasarkan itu
sangat penting, konsumen akan memilih sebuah produk jika mereka tahu
nama mereknya. Fungsi dari nama itu sendiri yaitu sebagai pembeda
dengan merek lainnya, menjadikan daya tarik konsumen terhadap
merek, untuk membangun citra produk. Sebuah nama sangat
berpengaruh terhadap identitas merek itu sendiri.
2. Logo
Logo sendiri adalah suatu lambang yang menggambarkan tentang
identitas merek itu sendiri, di dalam logo biasanya sudah tertanam
filosofi dari merek itu sendiri sehingga masyarakat lebih mengenali akan
produk yang akan mereka beli.
- Nama
- Logo
- Warna
- Jingle
- Desain dan
Kemasan
- Slogan dan
Tagline
- Endorser Merek
- Karakter
- Situs Web dan
URL
Identitas
Merek
16
3. Warna
Di dalam sebuah identitas merek warna tidak bias dinilai sebelah
mata, karena warna ini melambangkan pesan dan kesan tertentu
sehingga membuat konsumen itu mudah mengingatnya dan dapat
memperkuat mereknya.
4. Jingle
Dalam Sadat (2009:64) Jingle adalah bentuk lagu dan musik yang
dibuat khusus untuk mengiklankan sesuatu. Jingle ini berfungsi sebagai
pengenalan merek kepada masyarakat agar masyarakat mudah
mengingat dan mengenali merek itu sendiri. Karena dengan music
biasanya konsumen akan lebih memudahkan untuk menginta merek dari
perusahaan tersebut.
5. Desain dan Kemasan
Desain dan kemasan sangat berpengaruh terhadap pengenalan
merek ataupun produk di masyarakat, karena itu bias menjadi sebuah
ciri khas tersendiri. Jadi desain dan kemasan ini bisa menjadi sebuah alat
komunikasi yang efektif terhadap pelanggan.
6. Slogan dan Tagline
Slogan adalah sebuah kesimpulan dari janji atau pun program yang
akan diberikan sebuah perusahaan kepada konsumennya, sehingga
mereka dapat mengingat dan mengetahui tentang program dari
perusahaan tersebut.
17
7. Endorser Merek
Endorser adalah senuah ikon yang digunakan untuk
memperkenalkan maupun menguatkan sebuah merek agar konsumen
semakin tertarik untuk membeli atau menggunakan merek tersebut.
Sehingga ketika konsumen memutuskan membeli sebuah produk maka
akan memiliki prestis atau nilai lebih tersendiri.
8. Karakter
Karakter yang dimaksudkan adalah bagaimana sebuah merel itu
dapat dikomunikasikan dengan bentuk lain yang lebih menarik dan
mudah diingat oleh konsumen seperti berbentuk kartun, hewan, atau
karakter unik yang lebih menarik.
9. Situs Web dan URL
Di era modern ini semua menggunakan teknologi dan sekarang
banyak yang menggunakan internet, internet sendiri sekarang menjadi
sebuah kebutuhan di dalam masyarakat. Maka dari itu sebuah merek
harus memperkuat identitasnya menggunakan Website dimana
konsumen dapat mengetahui perkembangan maupun berita terbaru dari
merek yang telah di pilihnya.
2.6 Positioning
Philip kotler dalam kertajaya (2010:19) mendefinisikan Positioning sebagai
tindakan mendesain penawaran dan citra perusahaan sehingga perusahaan
dapat berada di posisi kompetitif yang bermakna dan berbeda di benak
pelanggan.
18
Positioning sendiri merupakan suatu alasan untuk menyatakan identitas
sehingga membuat eksistensi sebuah produk mauapun merek. Dalam
membentuk sebuah Positioning yang baik maka sebuah perusahaan harus
memahami kriteria dalam membangunnya, 4C Diamond dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menentukan 4 kriteria dalam membangun Positioning. Yaitu:
1. Customer
Pelanggan mempunyai alasan tersendiri untuk memilih produk dan
bisa dianggap sebagai aset. Berdasarkan faktor customer itu sendiri maka
sebuah perusahaan harus mengangkat nilai positif bagi pelanggan, karena
jika semakin positif yang ditawarkan maka semakin kuat posisi merek di
benak pelanggan. Tanpa adanya konsumen maka tidak ada yang akan
memilih produk kita sehingga peran konsumen sangat penting dalam
perusahaan melakukan Positioning itu sendiri. Karena kita ketahui
konsumen itu sendiri mempunyai beberapa tingkatan seperti low, middle,
maupun up.
2. Company
Positioning yang dilakukan oleh sebuah perusahaan harus memiliki
kekuatan dan keunggulan yang kompetitif. Semakin jelas keunggulan
sebuah merek atau perusahaan maka akan semakin kuat juga posisi
penawaran di mata pelanggan.
3. Competitor
Ketika sebuah merek atau produk yang ada dipasaran tak jarang
akan menghadirkan kompetitor. Dari sini sebuah perusahaan dapat
19
melakukan evaluasi dan harus membuat sebuah keunikan tersendiri yang
membedakan dengan kompetitor tersebut, sehingga pelanggan dapat
membedakan dengan mudah.
4. Change
Positioning yang dilakukan oleh perusahaan harus berkelanjutan
dan selalu relevan dengan perubahan yang ada. Jika tidak, maka
perusahaan segera melakukan repositioning. Karena sifat dari pasar itu
sendiri tidak pernah stabil maka sebuah perusahaan tersebut harus pintar
dalam melihat pasar yang ada dan harus segera menyesuaikan dengan
keadaan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada.
2.7 Konsep dan Strategi Rebranding
Rebranding menurut Rita (2016) merupakan upaya yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui
sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik dengan tidak
mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi
profit. Rebranding sendiri berasal dari kata Re yang berarti “kembali”
dan Branding yang bermakna “penciptaan brand image” secara mendasar
menuju kondisi yang lebih baik.
Rebranding adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
dengan memberikan inovasi atau warna baru di pasar dengan merubah atau
membuat nama baru, Tagline, simbol, dan desain. Tujuan dari melakukan
rebranding yaitu untuk mengembangkan atau memberikan pembaharuan di
mata pelanggan, investor, dan pesaing. Jadi ketika sebuah perusahaan
20
melakukakan rebranding maka perusahaan harus siap untuk membuat sebuah
pembaharuan baik itu di internal maupun eksternalnya.
Menurut mozzelec dalam Irish Marketing review (2004:34-35) Rebranding
sendiri mempunyai 4 tahap yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan itu.
1. Repositioning
Dalam proses rebranding yang akan dilakukan sebuah perusahaan,
mereka harus mempertimbangkan posisi segmen yang ingin di capai
terhadap merek yang akan mereka jual. Selain itu perusahaan harus
mengerti tentang perkembangan yang ada sehingga mereka dapat
memposisikan merek itu sendiri. Karena pasar itu sendiri pasti
mempunyai sebuah perubahan sehingga perusahaan itu harus segera
melakukan pembaharuan yang sesuai dengan keinginan dari konsumen
itu sendiri.
2. Renaming
Sebuah nama adalah indikator dari sebuah merek, ketika sebuah
perusahaan melakukan rebranding maka nama dalam perusahaan juga
dirubah untuk menginformasikan kepada konsumen bahwa nama juga
melakukan sebuah transformasi yang lebih baik. Karena nama merek itu
yang akan melekat di benak masyarakat dan nama itu menjadi tombak
utama yang akan dikenal oleh masyarakat luas.
21
Bagan 2.2
Types of Brand Names
(Muzellec et.al, 2004)
3. Redesign
Didesain ulang selain nama dan slogan maka yang perlu dirubah
selanjutnya yaitu logo. Karena ini adalah yang pertama kali dilihat oleh
konsumen, selain logo yang tampak mata perusahaan juga harus
mendesain ulang yang lainnya. Seperti manajemennya menjadi lebih
baik, kantor, dan lain sebagainya. Biasanya desain ini memiliki tujuan
sendiri yang biasanya orang akan mudah memahami hanya dengan logo,
warna, maupun yang lain. Karena itu adalah sebuah identitas perusahaan
yang akan diperkenalkan. Perubahan desain tidak hanya logo tetapi juga
merubah berbagai lini seperti brosur, iklan, laporan tahunan, jersey, dan
kantor.
4. Relaunch
Tahap akhir dari rebranding itu sendiri yaitu melaunching segalanya
kepada khalayak luas dengan mengundang wartawan maupun
masyarakat untuk mengetahui tentang perubahaan merek di dalam
perusahaannya sendiri.