BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR...

22
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki- laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah Pasangan suami-istri yang istrinya berumur 15-49 tahun dan masih haid, atau pasangan suami-istri yang istrinya berusia kurang dari 15 tahun dan sudah haid, atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan). Namun dalam mini survei dibatasi wanita PUS umur 15-49 tahun. 2.1 KONTRASEPSI Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan upaya

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-

laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ

reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan

usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur

harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka

kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval

kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan

kualitas generasi yang akan datang.

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah Pasangan suami-istri yang istrinya

berumur 15-49 tahun dan masih haid, atau pasangan suami-istri yang istrinya

berusia kurang dari 15 tahun dan sudah haid, atau istri sudah berumur lebih dari

50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan). Namun dalam mini survei dibatasi

wanita PUS umur 15-49 tahun.

2.1 KONTRASEPSI

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan

dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma

yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah

pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan upaya

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

8

tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (prawirohardjo,

2002). Jadi, pemilihan kontrasepsi adalah menentukan alat atau obat yang

digunakan untuk mencegah atau menghindari terjadinya kehamilan sebagai

akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma baik yang

bersifat sementara maupun bersifat permanen.

Menurut Sahora Pinem (2002: 202) mengemukakan bahwa :

“pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan yaitu” :

a. Tujuan Umum : Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan

gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.

b. Tujuan pokok : penurunan angka kelahiran yang bermakna. Gna

mencapai tujuan tersebut, ditempuh kebijaksanaan menggolongkan

pelayanan KB kedalam tiga fese yaitu :

1. Fase menunda kehamilan/kesuburan

2. Fesa menjarangkan kehamilan

Menurut Saifudin, Abdul Bari dkk, 2006 (dalam Sahora Pinem, 2002:

208) bahwa : ”secara umum persyaratan metode kontresepsi ideal adalah

sebagai berikut :

a) Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.

b) Berdaya guna, artinya bila dugunakan sesuai dengan aturan akan dapat

mencegah terjadinya kehamilan.

c) Dapat diterima bukan hanya oleh klien tetapi juga lingkungan budaya di

masyarakat.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

9

d) Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klen akan segera

kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrsepsi :

1) Faktor pasangan: Usia, gaya hidup, frekuensi sanggama, jumlah keluarga

yang diinginkan, pengalaman dengan kontrasepsi

yang lalu, sikap kewantaan, sikap kepriaan.

2) Faktor kesehatan: Kontraindikasi absolut atau relatif, status kesehatan,

riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan panggul.

3) Faktor metode kotrasepsi : pemeriksaan dan pemakaian

berkesinambungan dipandang dari pihak calon

akseptor dan pihak medis (petugas KB), efektifitas,

efek samping minor, kerugian, biaya dan komplikasi

potensial.

Jenis-jenis kontrasepsi

Di bawah ini dijelaskan beberapa jenis-jenis alat kontrasepsi yang

biasa digunakan

1. Metode Sederhana

1) Tanpa Alat

1. KB alamiah = Natural family planning.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

10

= Fertility Awarenness methods.

= Periodik Abstines.

= Metode Rhyhm.

= Pantang berkala.

a. Metode Kalender (ogino-Knaus)

Dasar : menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat

selama 6-12 bulan.

Teknik metode kalender :

a) Untuk menentukan awal masa subur dengan

mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek.

b) Untuk menentukan akhir masa subur dengan

mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang.

Perkiraan masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi

yaitu :

a) Spermatozoa bertahan hidup dalam tuba falopii 2-3 hari dan

ovum hidup selama 24 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu

masa subur ialah 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.

b) Masa berpantang dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan

dengan masa subur tetapi lebih aman kalau dimulai 18 hari

sebelum haid yang akan datang. Penjelasannya sebagai berikut:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

11

c) Biasanya ovulasi terjadi pada hari ke-14 sebelum haid yang

akan datang, tetapi dapat juga lebih cepat atau lebih lambat 2

hari, yakni menjadi hari ke-16 atau hari ke-12 sebelum haid

yang akan datang. Sperma dapat hidup selama 2 x 24 jam, dan

hal ini dapat dipakai untuk menentukan saat permulaan masa

berpantang, yaitu 2 hari sebelum ovulasi sehingga masa

berpantang dimulai pada hari ke-18 sebelum haid berikutnya.

d) Sel telur dapat hidup selama 1 x 24 jam. Hal inipun dapat

digunakan untuk menentukan saat terakhir mada berpantang,

yaitu 24 jam sesudah ovulasi, sehingga masa berpantang

terakhir adalah hari ke-11 sebelum haid berikutnya.

b. Metode Suhu badan Basal (termal)

Dasar : peninggian suhu badan basal 0,2 – 0.5 0C pada waktu

ovulasi. Peningkatan suhu badan basal disebabkan oleh

peningkatan kadar hormon progesteron, mulai 1 -2 hari setelah

ovulasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu badan basal :

1) Influenza atau infeksi saluran pernapasan lain.

2) Peradangan lokal lidah, mulut atau daerah anus.

3) Penyakit-penyakit lain yang meningkatkan suhu badan.

4) Jam tidur yang tidak teratur.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

12

5) Minum minuman panas atau dingin sebelum pengambilan suhu

badan basal.

6) Pemakaian selimut elektris.

7) Gagal membaca termometer dengan tepat.

8) Efektifitas metode suhu badan basal.

c. Metode Lendir Serviks atau Metode Ovulasi Bilinga (MOB)

Dasar : perubahan siklis dari lendir yang terjadi karena perubahan

kadar estrogen.

Cara pemeriksaan lendir serviks : Masa subur dapat dipantau melalui

lendir serviks yang keluar dari vagina, pengamatan sepanjang hari, dan

ambil kesimpulan pada malam hari. Klien dianjurkan untuk

memeriksakan lendir dengan jari tangan atau tissu di luar vagina dan

perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk

periksa ke dalam vagina.

Ciri-ciri ledir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30) hari

a) Fase 1. Haid hari 1-5, lendir dapat ada atau tidak dan tertutup oleh

darah haid.

b) Fase 2. Pasca haid hari ke 6-10, tidak ada lendir atau kalaupun ada

sedikit sekali.

c) Fase 3. Awal pra-ovulasi hari ke 11-13, lendir keruh, kuning atau

putih dan lihat (kenyal). Perasaan wanita lihat dan atau lembab.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

13

d) Fase 4. Segera sebelum pada saat dan sesudah ovulasi, hari ke 14-

17. Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan dan

konsistensinya seperti putih telur. Hari terakhir dari fase ini

dikenal sebagai “gejala puncak” atau peak symptom. Perasaan

wanita lubrikatif dan atau basah.

e) Fase 5. Pasca ovulasi hari ke 18-21, lendir sedikit, keruh dan liat.

Perasaan wanita liat dan atau lembab.

f) Fase 6. Akhir pasca ovulasi atau segera pra-haid, hari ke 27-30

lendir jernih seperti air. Perasaan wanita liat dan atau lembab dan

atau basah.

2. Coitus interruptus

Metode Coitus interuptus juga dikenal dengan metode

senggama terputus. Teknik ini dapat mencegah kehamilan

dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria

harus menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun

sperma masuk kedalam rahim wanita.

2). Dengan Alat

1. Metode Barier

a) Kondom pria

b) Barier Intra-vaginal : Diagfragma, Kap serviks, spons, dan

kondom perempuan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

14

2. Kimiawi

Spermisid : vagina cream, Vagina foam, Vaginal Jelly, Vagina

suppositoria, Vagina tablet (busa), Vagina soluble film.

2. Metode Modern

1. Kontrasepsi hormonal

Pre-oral

a. Pil Oral Kombinasi (POK).

b. Mini-pil.

c. Morning-after-pill.

Suntik : ( DMPA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules).

Sub-kutis : Implant ( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit = AKBK)

2. Intra Utirine Devices ( IUD, AKDR).

3. Kontrasepsi Mantap :

1) Pada wanita (MOW)

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan kesuburan. Dengan menutup atau oklasi tuba falopii

(mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga

spermatozoa tidak dapat bertemu dengan ovum.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

15

Kelebihan

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama

tahun pertama penggunaan).

b. Tidak efek samping dalam jangka panjang.

c. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi loka.

d. Tidak bergantunf pada faktor senggama.

Kelemahan/Efek samping

a. Risiko dan efek samping pembedahan.

b. Kadang-kadang sedikit merasa nyeri pada saat operasi.

c. Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar.

2) Pada pria (MOP)

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan

kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

defrensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses

fertilisasi (penyatuan ovum dengan sperma)tidak terjadi

(Saifuddin, Abdul Bari dkk,2006).

Kelebihan

a. Tidak mengganggu ereksi, potensi seksual dan produksi

hormon.

b. Sifatnya permanen.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

16

c. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi,

dapat seumur hidup.

d. Lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil).

Kelemahan/Efek samping

a. Harus ada tindakan pembedahan.

b. Tidak dilakukan pada suami yang masih ingin memiliki anak.

c. Kadang-kadang timbul infeksi pada kulit skrotum, apabila

operasinya tidak sesuai dengan prosedur.

Berdasarakan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :

1. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori

ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.

2. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk

dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain

metode yang termasuk dalam MKJP. Berikut ini kontrasepsi non MKJP

yaitu :

a. Kondom

Dasarnya kondom dapat menghalangi masuknya spermatozoa ke

dalam traktus genitalia interna perempuan.

Kondom merupakan sarung/selubung karet yang berbentuk silinder,

dapat terbuat dari lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami

(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat bersenggama.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

17

Muaranya berbentuk tebal dan kalau di gulung berbentuk rata atau

mempunyai bentuk seperti putting susu.

Cara Kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan spermatozoa dan ovum

dengan cara menampung sperma di ujung kondom sehingga sperma

tersebut tidak masuk ke dalam vagina perempuan.

Keuntungan

1. Mencegah kehamilan, dapat diandalkan dan reversibel.

2. Tidak mengganggu kesehatan klien.

3. Mencegah penularan HIV/AIDS dari satu pasangan kepaada yang

lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

4. Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau follow up.

5. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks pada perempuan

(mengurangi iritasi bahan kasinogenik eksogen pada serviks).

6. Pria secara aktif ikut dalam program KB, pasangan saling

berinteraksi.

7. Mencegah imuno infertilitas.

8. Efektif bila dipakai dengan baik dan benar.

Kerugian

1. Angka kegagalan relatif tinggi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

18

2. Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan

seks guna memasang kondom.

3. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus pasca

setiap senggama.

b. Pil

Pil kontrasepsi mengandung kombnasi hormon estrogen dan

progesteron, dan merupakan salah satu cara pencegahan kehamilan

paling ekonomis. Alasannya karena harganya relatif murah. Pil

kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah ovulasi, dan mengentalkan

lendir serviks sehingga sperma tidak bisa mencapai uterus.

Cara kerja

1. Menekan ovulasi.

2. Mencegah implantasi.

3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.

4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

Efektifitas

Efektifitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektifitas

praktisnya 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum

pil secara teratur.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

19

Keuntungan

1. Mudah menggunakannya dan mudah didapat.

2. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid.

3. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektropik Terganggu)

dan kista ovarium.

4. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim.

5. Pemilihan kesuburan hampir 100%.

Efek samping

Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek

samping antara lain : mual, BB naik, sakit kepala (berkunang- kunang),

perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.

c. Suntik

Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasif.

Karena menembus pelindung kullit, penyuntikan harus dilakukan hati-hati

dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi (buku petugas fasilitas

pelayanan KB (Depkes, RI 2006).

Cara Kerja

1. Menekan ovulasi.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

20

2. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu.

3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.

4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Efektifitas

1. Dalam teori: 99,755%

2. Dalam pratek: 95-97%

Keuntungan

a. Mengurangi kunjungan.

b. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat.

c. Dapat dipakai dalam waktu yang lama.

d. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu (ASI).

Efek samping

Efek samping dari suntik Cyclofem yang sering ditemukan adalah

mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing dan kadang gejala tersebut

hilang setelah beberapa bulan atau setelah dihentikan. Sedangkan efek

samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan

noristiet yang sering dijumpai adalah mentruasi tidak teratur, masa

menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bahkan mungkin

menjadi anemia pada beberapa klien.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

21

d. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine

Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan

dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim.

Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dapat dapat dilepaskan setiap saat

bila anda berkeinginan untuk mempunyai anak.

Cara Kerja

AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.

Efektifitas

Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian

selama 1 tahun).

Keuntungan

a. Tidak terganggu faktor lupa.

b. Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan

menggunakan Tembaga T 380A).

c. Mengurangi kunjungan ke klinik.

d. Tidak mengganggu produksi ASI

Kerugian

a. Dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi panggul.

b. Klien tdak bisa memasang ataupun melepas sendiri, petugas

kesehatan yang diperbolehkan memasang juga yang telah terlatih.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

22

c. Kemungkinan terlepasnya AKDR setelah pemasangan atau selama

pemakaian, sehingga akseptor harus mengecek keberadaan AKDR

dengan meraba dengan jari benang pada liang vagina sewaktu-waktu

(bila ada indikasi terlepasnya AKDR) atau rutin pada akhir

menstruasi.

Efek samping

Perdarahan dan kram selama minggu pertama setelah pemasangan.

Kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu

pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari

posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin

menimbulkan rasa tidak nyaman, dan dihubungkan dengan resiko infeksi

rahim.

2.3 PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah isi pikiran perasaan yang dirasakan oleh individu yang

belum tentu sama dengan individu lain yang disampaikan secara lisan dari

sesuatu yang dia lihat dan rasakan.

Notoatmodjo (2010: 27) mengemukakan bahwa : “ pengetahuan adalah hasil

pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra

yang dimilikinya ( mata, hidung, telinga, dan sebagainya )”.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

23

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :

1. Tahu (know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat

menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

4. Analisis (analysisi)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

24

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian dengan sendirinya

didasarakan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma

yang berlaku dimasyarakat (Notoatmodjo 2010: 27-29).

2.4 SIKAP

Menurut Notoatmodjo, bahwa : “Sikap adalah juga respon tertutup

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidaksenang, setuju-tidak setuju,

baik-tidak baik dan sebagainya) (2010: 29).

Menurut Gambell (1950) dalam (Notoatmodjo 2010: 29) bahwa : “An

individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to objek”.

Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala

dalam merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran,

perasaan, dan gejala kejiwaan yang lain.

Menurut Newcomb bahwa : “Sikap adalah merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi

tertutup” (dalam Notoatmodjo, 2010: 29).

Notoatmodjo (2010: 30-31) mengeumukakan bahwa : “Tingkat-tingkat

sikap berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

25

1. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa orang atau objek mau menerima stimulus yang diberikan

(objek).

2. Menanggapi (responding)

Diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau

objek yang dihadapi.

3. Menghargai (valuing)

Diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap

objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap

tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko

bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain”.

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi

sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

26

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh

lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian

seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,

ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk

sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang

lain.

3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap

konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa

seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

27

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang

dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar

afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi

pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar

pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan

baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak

boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan

serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh

situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-

kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian

bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan

tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih

tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor

emosional adalah prasangka.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS)eprints.ung.ac.id/1815/5/2012-2-14201-841408026-bab2...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Pasangan usia subur

28

2.5 KERANGKA KONSEP

2.6 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis Statistik (H0)

1. Tidak ada hubungan pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

penggunaan alat kontrasepsi di Desa Buhu Kec. Tibawa tahun 2012.

2. Tidak ada hubungan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

penggunaan alat kontrasepsi di Desa Buhu Kec. Tibawa tahun 2012.

Pengetahuan PUS

Alat KOntrasepsi

Sikap PUS