BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori -...

41
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Air 1. Pengertian Air Bersih Air merupakan pelarut yang baik. Hal ini menyebabkan air di alam tidak dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut dan tidak larut. Air di alam juga mengandung berbagai mikroorganisme. Apabila kandungan yang terdapat dalam air tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air tersebut dapat dianggap bersih (Aliya, 2008: 4). Dalam program kesehatan lingkungan dikenal adanya 2 (dua) jenis air yang dari aspek kesehatan layak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu air minum dan air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat kesehatan dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas (Hariyono, 2011). Pada dasarnya air bersih harus memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, biologi, dan radioaktif. Syarat fisika air bersih yaitu air tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih yaitu air tidak

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Air

1. Pengertian Air Bersih

Air merupakan pelarut yang baik. Hal ini menyebabkan air di alam tidak

dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut dan

tidak larut. Air di alam juga mengandung berbagai mikroorganisme. Apabila

kandungan yang terdapat dalam air tidak mengganggu kesehatan manusia, maka

air tersebut dapat dianggap bersih (Aliya, 2008: 4).

Dalam program kesehatan lingkungan dikenal adanya 2 (dua) jenis air yang

dari aspek kesehatan layak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari, yaitu air minum dan air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang

pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah

air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan

yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang

harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat kesehatan dimaksud

meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas (Hariyono,

2011).

Pada dasarnya air bersih harus memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat

fisika, kimia, biologi, dan radioaktif. Syarat fisika air bersih yaitu air tidak

berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih yaitu air tidak

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat

biologi yaitu air tidak mengandung mikroorganisme atau kuman-kuman penyakit.

Sedangkan syarat radioaktif yaitu air tidak mengandung unsur radioakrif yang

dapat membahayakan kesehatan (Aliya, 2008: 4).

Batasan waktu maksimum yang diperlukan untuk pemeriksaan parameter

Fisika dan Kimia air yaitu:

a. Air Bersih : 72 Jam

b. Air Sedikit Tercemar : 48 Jam

c. Air Kotor/Limbah : 12 Jam

(Putra, 2010).

Organisai Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau WHO telah

menetapkan standar air minum yang bersih dan sehat (layak digunakan),

diantaranya adalah tidak berwarna, tidak berbau yang berarti jernih, tidak berasa

dan sejuk. Sungai-sungai fi indonesia sekarang ini jarang sekali ditemukan yang

berair jernih. Warnanya terlihat kecoklatan, bahkan hitam. Hal itu karena di dalam

air tersebut mengandung bahan kimia seperti logam besi, mangan dan lain-lain

yang berasal dari pembuangan limbah pabrik. Tidak hanya kotor, namun juga

memiliki bau yang tidak enak akibat pencemaran oleh bakteri coli tinja (E.coli).

bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit tipus. Jika air telah tercemar dengan

logam berat dan bakteri E.coli, maka secara otomatis air tersebut akan berasa

(Fety dan Yogi, 2011: 5-6).

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih

harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

terbatas memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Volume rata-

rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40

galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,

standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007: 39).

2. Siklus Hidrologi

Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan

bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut

dengan siklus Hidrologi (Juli, 2011: 97).

Siklus Hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri

merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang

dilaluinya, mulai dari proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi,

penyebaran air dipermukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah, sampai

berlangsungnya proses daur ulang (Chandra, 2007: 43).

Siklus Hidrologi adalah salah satu proses alami yang membersihkan

lingkungan air secara mandiri, tetapi apabila udara tercemar ,maka air hujan yang

jatuh kembali ke permukaan bumi akan tercemar, karena turunnya hujan ataupun

salju merupakan proses alamiah yang membersihkan atmosfir dari segala debu,

gas, uap, dan aerosol (Juli, 2011: 98).

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh

sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju

(sleet), hujan gerimis atau kabut (Ahira, 2011).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Sumber: Ahira, 2011

Gambar 2.1

Siklus Hidrologi

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi

kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman

sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak

secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

a. Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di

tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian

akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi

bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk

hujan, salju, es.

b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui

celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat

bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali

sistem air permukaan.

c. Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran

utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka

aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat

biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan

membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar

daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun

yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan

akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses

perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus

hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di

bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan

tempatnya.

3. Sumber-Sumber Air

Air merupakan zat yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air

yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat

dipakai di kehidupan. Batasan air bersih adalah air yang dapat digunakan oleh

manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih dapat berasal dari air hujan,

air permukaan, air tanah, dan air mata air (Fety dan Yogi, 2011: 6).

Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam

kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

kain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara

umum harus memenuhi standar kualitas air bersih (Hariyono, 2011).

Sumber Air dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Air Hujan

Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diuapkan oleh sinar matahari.

Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau dan air laut. Sinar matahari

menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat di dalam air.

Setelah proses penguapan, air mengalami proses kondensasi, dimana air yang

menguap tersebut berubah menjadi air. Hingga terbentuklah awan. Lama

kelamaan, awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan (Fety dan

Yogi, 2011: 7).

b. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.

Contoh-contoh yang bisa disebutkan antara lain adalah air di dalam sistem sungai,

air di dalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau, kolam

retensi. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan

domestik, irigasi atau pertanian, pembangkit listrik, pelayaran, industri, wisata dll

(Robert dan Roestam, 2005: 12).

Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai

digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,

mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada

umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning

coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman

tertentu di tengah-tengah (Santoso, 2010).

c. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah dibagi menjadi

dua, air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal merupakan air yang

berasal dari air hujan yang diikat oleh akar pohon. Air tanah ini terletak tidak jauh

dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air. Sedangkan air tanah

dalam adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih dalam lagi melalui

proses adsorpsi serta filtrasi oleh batuan dan mineral di dalam tanah. Sehingga

berdasarkan prosesnya air tanah dalam lebih jernih dari air tanah dangkal. Air

tanah ini bisa didapatkan dengan cara membuat sumur (Fety dan Yogi, 2011: 9).

Menurut Sutrisno (1996) Sebagian air hujan yang mencapaipermukaan bumi

akan menyerap kedalam tanah akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi atas tiga

yaitu air tanah dangkal yang terjadi karena proses peresapan air permukaan tanah,

air tanah dalam yang terdapat pada lapisan100-300m, dan mata air yang ke luar ke

permukaan tanah (dalam Putra, 2010).

d. Air Mata Air

Pada dasarnya air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah

melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh batuan dan mineral dalam tanah. Air

mata air yang baik berasal dari pegunungan vulkanik karena mineral-mineral yang

terkandung didalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air dan

bakteri. Selain itu, kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

mengandung kadar O2 yang tinggi. Oleh karena itu, air dari mata air terasa lebih

segar dikonsumsi dari pada air yang berasal dari sumber lainnya (Fety dan Yogi,

2011: 10).

2.1.2. Kualitas Air

Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air

hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara

dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama

mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan

tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan

hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air

minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi

dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, dan

biologi (Suripin, 2002: 148).

Menurut Suparmin (2000) Kualitas air dipengaruhi beberapa hal antara lain

iklim, litologi, waktu dan aktivitas manusia. Seperti diuraikan berikut:

a. Iklim meliputi curah hujan dan temperatur. Perubahan temperatur berpengaruh

terhadap pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal

sebagai larutan semakin banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah

akan melarutkan unsur – unsur kimia antara lain, oksigen, karbon dioksida,

nitrogen, dan unsur lainnya.

b. Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur-unsur

padat dalam batuan tersebut.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

c. Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin

banyak unsur yang terlarut.

d. Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air

tanah apabila kegiatannya tidak memperhatikan lingkungan seperti

pembuangan sampah dan kotoran manusia.

(dalam Hariyono, 2011).

Saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air, baik yang bersifat nasional

maupun internasional. Standar kualitas yang bersifat nasional hanya berlaku bagi

suatu negara yang menetapkan standar tersebut sedangkan yang bersifat

internasional berlaku pada beberapa negara yang belum memiliki atau

menetapkan standar kualitas secara tersendiri (Sutrisno dan Eni, 2006: 9).

Menurut ketentuan World Health Organization (WHO) dan American Public

Health Association (APHA), kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan jumlah

Coli di dalamnya, yaitu untuk air minum dan untuk air lainnya (Tabel 2.1), sedang

secara umum berdasarkan karakteristik kimia, fisik dan mikrobiologik, maka

kualitas air akan ditentukan berdasarkan keperluannya

Penentuan kualitas air secara umum, misal untuk air sungai, air danau

ataupun air kolam, dapat pula diukur berdasarkan nilai indeks pencemar biologik

(IPB) (Unus, 1996: 87).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Tabel 2.1

Kandungan bakteri E.coli di dalam air berdasarkan WHO (1968)

Air untuk Jumlah maksimum yang

diperkenankan per 100 ml contoh

Rekreasi 1000

Kolam renang 200

Minum 1

Sumber : Unus (1996: 87)

Tabel 2.2

Nilai air berdasarkan nilai IPB

Nilai IPB Keadaan air

0 – 8 Bersih, jernih

9 – 20 Tercemar ringan

21 – 60 Tercemar

61 – 100 Tercemar berat

Sumber : Unus (1996: 88)

Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan

Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990. Didalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990, persyaratan air minum dapat ditinjau

dari parameter fisika, kimia, mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang

terdapat di dalam air minum tersebut (Ricky, 2005: 59).

Kualitas air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Tabel 2.3

Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih

No Parameter Satuan

Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

1

2

3

4

5

6

Fisika

Bau

TDS

Kekeruhan

Rasa

Suhu

Warna

-

mg/l

Skala NTU

-

oC

Skala TCU

-

1.500

25

-

Suhu udara 3 oC

50

Tidak berbau

-

-

Tidak berasa

-

A

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Kimia

Kimia Anorganik

Air raksa

Arsen

Besi

Fluoride

Kadnium

Kesadahan (CaCO3)

Klorida

Kromium, Valensi 6

Mangan

Nitrat

Nitrit

pH

Selenium

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

-

mg/L

0,01

0,05

1,0

1,5

0,005

500

600

0,05

0,5

10

1,0

6,5 – 9,0

0,01

Merupakan batas

minimum

dan maksimum,

khusus air

hujan pH

minimum 5,5

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

No Parameter Satuan

Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

14

15

16

17

Seng

Sianida

Sulfata

Timbal

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

15

0,1

400

0,05

B

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Kimia Organik

Aldrin Dan Dieldrin

Benzena

Benzo (a) pyrene

Chlordane (total

Isomer)

Coloroform

2,4 D

DDT

Detergent

1,2 Discloroethane

1,1 Discloroethane

Heptaclor dan

heptaclor epoxide

Hexachloro benzena

Gamma-HCH

(lindane)

Methaxylor

Pentachlorophanol

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

0,0007

0,01

0,00001

0,007

0,03

0,10

0,03

0,5

0,01

0,0003

0,003

0,00001

0,004

0,10

0,01

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

No Parameter Satuan

Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

16

17

18

Pestisida total

2,4,6

urichlorophenol

Zat organik

(KmNO4)

mg/L

mg/L

mg/L

0,10

0,01

10

1

Mikrobiologi

Total Koliform

Jlh/100 mL

Jlh/100 mL

50

10

Bukan air

perpipaan

Air perpipaan

1

2

Radio Aktivitas

Aktivitas Alpha

Aktivitas Betha

Bq/L

Bq/L

0,1

1,0

Sumber: Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990

Keterangan :

mg = miligram

ml = mililiter

L = liter

Bq = Bequerel

NTU = Nephelometrik Turbidity Units

TCU = True Colour Units

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2.1.3. Persyaratan Kualitas Air

1. Karakteristik Fisik

Menurut Sumirat (1994: 110) Air yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna,

tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung

kuman patogen dan segala makhluk yang membahayakan bagi kesehatan

manusia, dan tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh. Air

seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan

distribusinya. Pada hakekatnya tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta

meluasnya penyakit bawaan air (dalam Putra 2010)

Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air

ditentukan oleh bahan padat keseluruhan yang terapung maupun terlarut,

kekeruhan, warna, bau dan rasa, dan temperatur (suhu) air (Suripin, 2002: 148).

a. Bahan padat keseluruhan / Total Dissolved Solid (TDS)

Menurut Fardiaz (1992) Zat pada terlarut (TDS) merupakan padatan yang

terdiri dari senyawa-senyawa organik yang larut dalam air, mineral, dan garam-

garamnya. (dalam Kurniawan, 2006).

Zat padat merupakan materi residu setelah pemanasan dan pengeringan pada

suhu 103 oC – 105

oC. Residu atau zat padat yang tertinggal selama proses

pemanasan pada temperatur tersebut adalah materi yang ada dalam contoh air dan

tidak hilang atau menguap pada 105 oC. Dimensi zat padat dinyatakan dalam mg/l

atau g/l, % berat (kg zat padat/kg larutan), atau % volume (dm3 zat padat/liter

larutan) (Juju, 2012).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Jumlah dan sumber materi terlarut dan tidak terlarut yang terdapat dalam air

sangat bervariasi. Pada air minum, kebanyakan merupakan materi terlarut yang

terdiri dari garam anorganik, sedikit materi organik, dan gas terlarut. Total zat

padat terlarut dalam air minum berada pada kisaran 20 – 1000 mg/L (Juju, 2012).

Air di alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral-mineral

dan garam-garam yang terlarut pada saat air mengalir di bawah tanah atau di

permukaan. Air dianggap 1000 mg/ltr dengan tingkat DO yang tinggi (Aliya,

2008: 8)

Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi.

Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan material

terlarut dapat diukur dengan penguapan (Suripin, 2002: 148).

b. Kekeruhan

Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh.

Kekeruhan dalam air terdiri dari lempung, liat dan bahan organik, dan

mikroorganisme. Kekeruhan terutama disebabkan oleh terjadinya erosi tanah di

Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun di saluran/sungai. Tingkat kekeruhan air

biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Kekeruhan untuk air

minum dibatasi tidak lebih dari 10 mg/lt (skala silika), lebih baik kalau tidak

melebihi 5 mg/lt (Suripin, 2002: 149).

Menurut Effendi (2007), kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-

bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan

yang dihasilkan oleh buangan industri. Kekeruhan pada daerah perairan banyak

disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Tingginya nilai kekeruhan dapat menyebabkan sulitnya usaha penyaringan dan

mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air (dalam arifin,

2011).

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat

di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan

anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain (Juju,

2012).

Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan

batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan

tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang

menambah kekeruhan air.

Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi

nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya

padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai

kekeruhan dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas

desinfeksi pada proses penjernihan air (Juju, 2012).

c. Warna

Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material

yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir melewati

rawa tau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna

material tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mg/lt.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Sinar matahari secara alamiah mempunyai sifat disinfeksi dan menggelantang

pada bahan pewarna air, tetai pengaruhnya hanya pada kedalaman beberapa

centimeter dari permukaan air keruh. Untuk air yang jernih, pengaruh

penggelantangan dapat mencapai kedalaman 1,5 m (Suripin, 2002: 149).

Warna dalam air juga dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-

bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta

tumbuh-tumbuhan. Warna yang berasal dari bahan-bahan buangan industri

kemungkinan dapat membahayakan kesehatan (Unus, 1996: 91).

Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa,

seringkali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk

keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri, tanpa dilakukannya

pengolahan untuk dapat menghilangkan unsur warna dalam air tersebut (Sutrisno

dan Eni, 2006: 28).

d. Bau

Air yang baik idealnya juga tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak

menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk disebabkan

proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air (Ricky, 2005: 60).

Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh

masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau

amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut (Juju, 2012).

Menurut Slamet (2007), bau dalam air dihasilkan oleh adanya organisme

dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu (dalam

Arifin, 2011).

Menurut Purwaningsih (2008) Bau adalah sebuah sifat yang menempel pada

sebuah benda yang diakibatkan adanya zat organik ataupun anorganik yang

tercampur di dalam air, umumnya dengan konsentrasi yang sangat rendah, yang

manusia terima dengan indera penciuman. Kualitas air bersih yang baik adalah

tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik

seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran

lingkungan, terutama sistem sanitasi. Pengukuran bau bersifat subjektif dengan

respon organoleptik. Bau dapat berupa bau spesifik maupun bau tidak spesifik.

(Public Health, 2012).

e. Rasa

Air yang berasa menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat

membahayakan kesehatan. Efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan

manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa (Juju, 2012).

Menurut Sutrisno (2006: 30) Rasa biasanya disebabkan oleh adanya bahan-

bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik.

Rasa dalam air juga dapat disebabkan oleh adanya senyawa besi yang

terkandung dalam air. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya

>1,0mg/l. Jika di gunakan untuk mencuci pakaian, akan menyebabkan pakaian

putih menjadi kuning (Julia, 2012).

Rasa dalam air dapat menunjukkan kemungkinan adanya senyawa-senyawa

asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

kemungkinan kemungkinan timbulnya kondisi anaerobik sebagai hasil kegiatan

penguraian kelompok mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa organik (Unus,

1996: 91).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat

dikonsumsi manusia adalah tidak berbau dan tidak berasa (Permenkes, 1990).

f. Temperatur (suhu)

Temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan tujuan

penggunaan, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta

pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal

air di alam (tropis) sekitar 20oC sampai 30

oC. Untuk sistem air bersih, temperatur

ideal berkisar antara 5oC (Suripin, 2002: 149).

Pada umumnya, suhu dinyatakan dengan satuan derajat Celcius (oC) atau

derajat Fahrenheit (oF). Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang

(latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu, sirkulasi udara,

penutupan awan, aliran, serta kedalaman. Perubahan suhu mempengaruhi proses

fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu berperan dalam mengendalikan kondisi

ekosistem perairan (Juju, 2012).

Faktor yang mempengaruhi tingginya suhu air diantaranya yaitu faktor

ketinggian tempat, semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan yang

diterima akan lebih banyak, karena pada umumnya semakin rendah suatu daerah

suhunya akan semakin tinggi. Suhu yang tinggi inilah yang akan menyebabkan

penguapan juga tinggi (Tarigan dan Edward, 2003).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Secara umum, kelarutan bahan-bahan padat dalam air akan meningkat,

meskipun ada beberapa pengecualian. Pengaruh temperatur pada kelarutan

terutama tergantung pada efek panas secara keseluruhan pada larutan tersebut

(Sutrisno dan Eni, 2006: 26).

4. Karakteristik Kimia

Air yang baru turun dari langit dalam bentuk hujan dan salju relatif murni.

Begitu air mencapai dan mengalir di atas permukaan bumi yang berupa lahan

pertanian, pemukiman, hutan dan sebagainya, atau meresap dan mengalir di

bawah tanah, air melarutkan dan membawa serta bahan-bahan yang mudah larut

dari tempat-tempat yang dilaluinya (Suripin, 2002: 150).

Secara umum karakterisitik kimia air meliputi :

a. Power Hydrogen (pH)

pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam

atau basa suatu larutan. Ia merupakan juga suatu cara untuk menyatakan

konsentrasi ion H+. Dalam penyediaan air, pH merupakan satu faktor yang

mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan (Sutrisno dan Eni, 2006:

32)

Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai

pH, yang didefinisikan sebagai logaritma dari pulang-baliknya konsentrasi ion

hidrogen dalam moles per liter. Air murni pada 24 o

C ditimbang berkenaan

dengan ion-ion OH- masing-masing mempunyai kandungan 10

-7 moles per liter.

Dengan demikian pH air murni adalah 7 (Suripin, 2002: 150).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Air dengan pH di atas 7 bersifat asam, dan pH dibawah 7 bersifat basa. Nilai

pH air dapat diukur dengan Potensiometer, yang mengukur potensi listrik yang

dibangkitkan oleh ion-ion OH+, atau dengan bahan celup penunjuk warna,

misalnya methyl orange atau phenolphthalein (Suripin, 2002: 150).

b. Kesadahan (Hardness)

Kesadahan air merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan air

bersih. Air dengan kesadahan tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum

terbentuk busa. Air sadah mengandung Karbonat dan Sulfat, atau Clorida dan

Nitrate, dari Kalsium dan Magnesium, disamping Besi dan Aluminium (Suripin,

2002: 150).

Kesadahan air sementara, akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium,

disamping Besi dan Magnesium bikarbonat, dapat dihilangkan dengan dididihkan

atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan air permanen, akibat adanya

Kalsium dan Magnesium sulfat, clorida, dan nitrate, dapat dilunakkan dengan

perlakuan khusus. Kesadahan air dinyatakan dalam mg/liter berat Kalsium

karbonat (Suripin, 2002: 150).

c. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)

Air mengandung oksigen terlarut yang berasal dari udara dan hasil fotosintesis

tumbuhan air. Apabila kadar oksigen terlarut kurang dari 5 ppm (bagian per

sejuta) oksigen, maka ikan akan mati, sedangkan bakteri yang membutuhkan

oksigen dalam kadar lebih rendah dari 5 ppm justru akan berkembang. Bakteri

hidup dari bahan-bahan organik. Bakteri aerob membantu mengoksidasi karbon

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbon dioksida dan air (Aliya, 2008:

7).

d. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD)

Kebutuhan oksigen biokimia (BOD) adalah ukuran banyaknya oksigen yang

digunakan bakteri untuk melakukan reaksi oksidasi. Semakin banyak bahan

organik dalam air, akan semakin besar tingkat BOD dan semakin rendah tingkat

DO. Air dapat disebut sebagai air bersih jika kadar BOD kurang dari 1 ppm air

(Aliya, 2008: 8).

e. Besi

Besi adalah salah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan

air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk

keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian,

porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air

minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/l. Sifat kimia perairan dari

besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh

mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fasa dan fase padat yang

mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfide (Rukaesih, 2004: 50).

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah

timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi

terfarutnya > 1,0 mg/l (Yuliana, 2009).

Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang

sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh

manusia tidak dapat mengsekresi Fe. Air minum yang mengandung besi

cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis

besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh

rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan

terjadinya iritasi pada mata dan kulit (Julia, 2012).

f. Mangan

Toksisitas Mangan (Mn), relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah.

Dengan demikian tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam air yang

digunakan untuk keperluan domestic sangat rendah, yaitu dibawah 0,05 mg/l.

Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan

pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+

atau dalam air yang kekurangan

oksigen (DO rendah). Oleh karena itu pemakaian air yang bersal dari dasar suatu

sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi (Rukaesih, 2004:

52).

Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang. Kadar

yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam.

Perairan yang diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam

sebaiknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/liter, sedangkan untuk tanah

yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/liter (Juju, 2012).

g. Nitrat

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan

nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi

sempurna senyawa nitrogen di perairan (Juju, 2012).

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 10 mg/l. Air

sumur dengan kandungan 15-250 mg/l menyebabkan methemoglobinemia pada

bayi yang disebabkan karena susu yang dicampur dengan air tersebut (Sutrisno

dan Eni, 2006: 9).

h. Nitrit

Di perairan alami, nitrit (NO2) ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,

lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan

oksigen. (Juju, 2012).

Nitrit merupakan bentuk antara oksidasi amonia ke nitrat atau reduksi nitrat

ke amonia. Nitrit dapat masuk perairan melalui air limbah industri. Nitrit adalah

penyebab sebenarnya, karena di dalam tubuh dapat mengikat zat besi dari

hemoglobin yang membentuk methemoglobinemia. (Sutrisno dan Eni, 2006: 78)

5. Karakteristik Biologis Air

Setiap perubahan kualitas air akan mengubah ekosistem yang ada. Oleh

karenanya penelitian pencemaran dengan parameter biologis biasanya dilakukan

dengan melakukan identifikasi spesies yang ada dan melihat apakah ada

perubahan terhadap spesies yang tidak natif bagi lingkungan tersebut (Juli, 2011:

102).

Menurut Soetarto (2008), semua organisme selalu membutuhkan air untuk

kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi biologis yang

berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam medium air. Oleh

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air.

Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi seringkali

terjadi pengotoran dan pencemaran air dengan kotoran-kotoran dan sampah

(dalam Edi dan Juwita, 2008).

Air permukaan biasanya mengandung berbagai macam organisme hidup,

sedangkan air tanah biasanya lebih bersih, karena proses penyaringan oleh akifer.

jenis-jenis organisme hidup yang mungkin terdapat dalam air meliputi

makroskopik, mikroskopik, dan bakteri (Suripin, 2002: 151).

Spesies organisme makroskopik dapat dibedakan dengan mata telanjang,

sedangkan organisme mikroskopik memerlukan alat bantu mikroskop untuk

membedakan spesiesnya. Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil

dimana spesiesnya tidak dapat diidentifikasi sekalipun dengan alat bantu

mikroskop. Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen.

Escherichia coli (colon bacili atau coliform) adalah bakteri non pathogen yang

hidup dalam usus binatang berdarah panas (Suripin, 2002: 151).

Pengawasan untuk kualitas bakteriologis air bersih menggunakan indikator

yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan atas dasar jumlah coliform yang

terdapat dalam sampel air yang diperiksa.

Didalam Aliya 2008: 5-6) Ada 5 kelas kualitas air bersih namun antara air

bersih dari sarana perpipaan dan non perpipaan ada perbedaan persyaratan pada

masing-masing kelasnya yaitu untuk air bersih yang berasal dari perpipaan adalah

sebagai berikut:

a. Kelas A mengandung total coliform kurang dari 10.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

b. Kelas B mengandung total coliform antara 11-50.

c. Kelas C mengandung total coliform antara 51-100.

d. Kelas D mengandung total coliform antara 101-1.000.

e. Kelas E mengandung total coliform lebih besar atau sama dengan 1.000.

Untuk air bersih yang berasal dari non perpipaan diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Kelas A mengandung total coliform 0-50.

b. Kelas B mengandung total coliform 51-100.

c. Kelas C mengandung total coliform 101-1000.

d. Kelas D mengandung total coliform 1001-2400.

e. Kelas E mengandung total coliform lebih dari 2400.

2.1.4. Program PAMSIMAS

Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai

Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunkan jumlah penduduk

yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada

tahun 2015 (Pokja AMPL, 2012).

Bagi daerah-daerah dengan wilayah pedesaan relatif luas, berpenduduk

miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada umumnya

kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga memerlukan dukungan finansial

untuk membiayai yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan

pelayanannya kepada masyarakat, baik untuk invdestasi fisik dalam bentuk sarana

dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis dan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah daerah bertanggung jawab

untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat (Pokja AMPL, 2012).

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Pamsimas) merupakan salah satu program AMPL-BM (Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat) di Indonesia, Program Pamsimas

adalah aksi nyata pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan Bank Dunia,

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama untuk menurunkan

angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dari

lingkungan (Pokja AMPL, 2012).

Pamsimas bisa dikatakan juga sebagai Air Minum dan Sanitasi untuk

masyarakat berpenghasilan rendah (Water Supply and Sanitation Program for

Low Income Communities) atau biasa disebut WSLIC-3, merupakan program

yang ditujukan pada Peningkatan derajat kesehatan masyarakat bagi perempuan

maupun laki-laki, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan.

Salah satu komponen kegiatan dalam program ini adalah pengadaan prasarana dan

sarana air minum (Kementerian Pekerjaan Umum, 2008: 1).

Pendekatan yang digunakan dalam pembangunan prasarana dan sarana air

minum ini adalah tanggap terhadap kebutuhan (Demand Responsive Approach)

dan sensitive gender, artinya masyarakat secara aktif terlibat baik bagi perempuan

maupun laki-laki dalam keseluruhan proses pembangunan yang berguna bagi

semua golongan kaya, maupun miskin mulai dari perencanaan, pelaksanaan

pembangunan sampai dengan operasi dan pemeliharaannya. Masyarakat

menentukan sendiri pilihan prasaranan dan sarana yang akan akan dibangun,

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan mereka (Kementerian Pekerjaan

Umum, 2008: 1).

Proyek yang tanggap terhadap kebutuhan berarti bahwa proyek menyediakan

sarana dan kegiatan-kegiatan yang masyarakat inginkan, bersedia untuk

berkonstribusi dan membiayai, dan dapat mengelola dan memelihara sehingga

terbentuk rasa memiliki (sense of ownership) terhadap kegiatan yang dilakukan

suatu usaha pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat berpartisipasi secara aktif

dalam menyiapkan, melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana

yang telah dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di

masyarakat dan lingkungan sekolah (Pokja AMPL, 2012).

1. Tujuan Program Pamsimas

Tujuan program Pamsimas adalah untuk meningkatkan akses layanan air

minum dan sanitasi berbasis masyarakat miskin perdesaan khususnya masyarakat

di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota (peri urban). Secara lebih rinci

program Pamsimas bertujuan untuk (Pokja AMPL, 2012):

a. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat.

b. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sanitasi

yang berkelanjutan.

c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah

daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan

sanitasi berbasis masyarakat.

d. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan

sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2. Sasaran Pamsimas

Sasaran program Pamsimas adalah kelompok miskin di perdesaan dan

pinggiran kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang

tinggi dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi (Pokja

AMPL, 2012).

3. Ruang lingkup kegiatan WSLIC-3 / PAMSIMAS terdiri dari (Pokja AMPL,

2012):

a. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal.

b. Peningkatan kesehatan dan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi.

c. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum.

d. Intensif untuk Desa / Kelurahan dan Kabupaten / Kota.

e. Dukungan pelaksanaan dan manajemen proyek.

4. Indikator capaian Utama Pamsimas (2008-2012)

a. Bertambahnya 6 – 7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat

mengakses air minum.

b. Bertambahnya 3,1 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat

mengakses sanitasi.

c. Bertambahnya 80 % masyarakat “Stop Buang Air Besar Sembarangan

(BABS).

d. Bertambahnya 80 % masyarakat yang mengadopsi program cuci tangan pakai

sabun.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

e. Adanya rencana peningkatan kapasitas Pemerintah Kabupaten / Kota

pelaksana Pamsimas untuk mendukung adopsi dan pengharusutamaan

pendekatan Pamsimas.

f. Meningkatnya presentase anggaran Pemerintah Daerah (Kabupaten / Kota)

untuk pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi serta perluasan pendekatan

program untuk pencapaian target MDGs.

5. Prinsip Pendekatan Pamsimas (Pokja AMPL, 2012):

a. Berbasis masyarakat.

b. Kemitraan

c. Partisipatif

d. Transparansi

e. Tanggap kebutuhan

f. Penghargaan dan pengembangan. .

g. Tepat Mutu artinya pelaksanaan yang berkualitas.

h. Kesinambungan / keberlanjutan sarana.

i. Keberpihakan pada masyarakat miskin

j. Kesetaraan gender

k. Dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.5. Sarana Air Bersih Pamsimas

1. Sumur Gali

Menurut Hilda (2004) Salah satu upaya perlindungan air adalah dibangunnya

sarana air bersih baik secara individual maupun berupa bantuan proyek dari

pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan air yang sehat bagi masyarakat.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Salah satunya yang paling umum digunakan adalah sumur gali (dalam Joeharno.

2006).

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang

tinggal di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan, secara teknis sumur dapat

dibagi menjadi sumur dangkal (shallow well), dan sumur dalam (deep well)

(Chandra, 2007: 45).

Sumur gali merupakan salah satu cara untuk mendapatkan air tanah yang

sering dilakukan oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaaan, karena proses

pembuatannya yang mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri

dengan peralatan yang sederhana dan biaya yang murah (Novia, 2011).

Sumur gali adalah bangunan pengumpul air yang berfungsi untuk menyadap

dan menampung air tanah dangkal. Dinding sumur adalah bangunan yang

berfungsi untuk menahan tanah dari longsor atau air resapan. Dinding sumur ini

dapat dibuat dari pasangan bata merah, batako, batu belah atau cincin (buis) beton

(Trimo dan Ekart, 2008: 14).

Menurut Entjang (2000) Dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur

gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, tetapi

untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan

pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat-

syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat

beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter

dari sumber pencemar, lantai sumur sekurang-kurang berdiameter 1 meter

jaraknya dari dinding sumur dan kedap air, saluran pembuangan air limbah

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

(SPAL) minimal 10 meter dan permanen, tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki

cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan memiliki tutup sumur yang kuat dan

rapat (dalam Putra, 2010).

Syarat-syarat pembuatan sumur gali terdiri atas (Novia, 2011):

a. Syarat lokasi pembuatan sumur

1. Untuk menghindari pencemaran langsung harus memperhatikan jarak antara

sumur dengan kasus, dengan lubang sampah dan dengan lubang galian untuk

air limbah, jaraknya adalah 10 m dan diusahakan agar letaknya tidak berada

dibawah tempat-tempat sumber pencemaran.

2. Di buat di tempat yang ada artinya didalam tanah

3. Jangan dibuat ditanah yang rendah yang mungkin terendam bila terjadi banjir

atau hujan.

b. Syarat Konstruksi

1. Dinding sumur 3m dalamnya dari permukaan tanah dan dibuat dari tembok

yang tidak tembus air, sehingga tidak terjadi rembesan.

2. Kedalaman sumur dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang banyak

mengandung air.

3. Diatas tanah dibuat tembok (bibir sumur) yang kedap air 20-70 cm untuk

mencegah pengotoran dari permukaan dan untuk keselamatan sipemakai.

4. Dasar sumur diberi karikil agar airnya tidak keruh apabila ditimba.

5. Saluran pembuangan air limbah disekitas sumur dibuatnya dari tembok yang

kedap air yang panjangnya minimal 10m atau dibuat lubang dengan menggali

tanah sepanjang 10 m atau lebih.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2. Sumur Bor

Sumur dalam (Bor) adalah sumur yang dibuat dengan bantuan alat bor

(auger) untuk memperoleh air yang berasal dari dalam tanah (confine aquifer).

Kedalaman sumur dalam tergantung pada kondisi geologi lapisan permukaan,

yaitu dibawah lapisan kedap air dan kedalaman letak akuifer yang potensial untuk

dimanfaatkan (Trimo dan Ekart, 2008: 15).

Menurut Depkes RI (1985) Sumur Bor adalah sumur yang dihasilkan dengan

cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang

jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi

kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara

langsung dapat dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil

dengan pompa tangan maupun pompa mesin (dalam Putra, 2009).

Umumnya sumur bor dalam menggunakan jenis pompa submersible, yang

dapat menjangkau kedalaman > 30 m dibawah permukaan tanah. Diperlukan

pengamatan secara teliti saat perencanaan dimulai, untuk mengetahui ketersediaan

air, kedalaman, jenis bebatuan yang terkandung di bawah permukaan tanah, agar

sebelum di konstruksi dapat diketahui terlebih dahulu akan kualitas maupun

kuantitasnya (Kementerian Pekerjaan Umum, 2008: 15).

Secara fisik kualitas dari sumur bor umumnya baik dan sangat tergantung

pada struktur geologi tanah dan kandungan bebatuan yang dilalui. Secara biologis,

umumnya air dari sumur bor bebas dari bakteri pathogen / penyebab penyakit

(Trimo dan Ekart, 2008: 15).

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Air dari sumur bor dialirkan dengan menggunakan pompa celup (submersible

pump) yang selanjutnya didistribusikan melalui jaringan perpipaan ke bak

penampung atau langsung ke pemukiman (Trimo dan Ekart, 2008: 15).

Pelaksanaan pengeboran, pengoperasian, dan pemeliharaan sumur bor

memerlukan tingkat keahlian yang memadai, yang tidak sembarang orang dapat

melakukannya (Trimo dan Ekart, 2008: 15).

Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Sumur Bor

Kelebihan Kekurangan

1. Tidak diperlukan tenaga dan

waktu yang besar untuk

mendapatkan air minum

2. Kualitas air baku biasanya

kadang bagus dan kadang

mengandung Fe dan Mn.

3. Saat pertama kali operasi

kapasitas cukup, akan tetapi

lambat laun menurun, hal ini

sangat dipengaruhi kondisi

lingkungan.

4. Pelayanan kepada masyarakat

sesuai dengan tingkat pilihan

pelayanan seperti kran/hydrant

umum

1. Biaya pengoperasian dan

perawatan sangat mahal,

terutama untuk unit pompa

2. Perlu tenaga terlatih dalam

pengoperasian dan perawatan

sistim

3. Dibutuhkan tenaga ahli

didalam merencanakan dan

membangun sistim ini

4. Biaya pembangunan sangat

tinggi karena adanya sistim

sumur dalam, pompa,

reservoir dan system

perpipaan distribusi

Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum, 2008

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2.2.Kerangka Berfikir

2.2.1. Kerangka Teori

Gambar 2.2

Kerangka Teori

Kualitas Air

Parameter

Fisik

Parameter

Biologis

Parameter

Kimia

Parameter Fisik :

1. Bau

2. Warna

3. Rasa

4. Suhu

5. TDS

6. Kekeruhan

Parameter Kimia :

1. pH

2. Besi

3. Mangan

4. Nitrat

5. Nitrit

6. Kesadahan

7. BOD

8. DO

Parameter Biologis:

Most Probable

Number (MPN)

coliform

Hasil

Pemeriksaan

Memenuhi Syarat

Tidak Memenuhi

Syarat

Berdasarkan

Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air yang dapat digunakan oleh

masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tertentu masyarakat, misalnya untuk

kebutuhan air minum.

Kualitas air dapat diketahui melalui pemeriksaan parameter-parameter tentu

yaitu parameter fisik, kimia, dan biologi. Parameter fisik air dapat dketahui

dengan melakukan pemeriksaan bau, warna, rasa, Total Dissolved Solid (TDS),

suhu, dan kekeruhan pada air.

Parameter kimia air dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan pH,

kesadahan, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Dissolved Oxygen (DO), kadar

logam seperti Besi, Mangan, Nitrat, dan Nitrit. Sedangkan untuk parameter

biologi dapat diketahui dengan pemeriksaan Most Probable Number (MPN)

coliform pada sampel air yang akan diteliti.

Melalui pemeriksaan parameter-parameter tersebut maka dapat diketahui

apakah kualitas air tersebut memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat bagi

pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat berdasarkan Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2.2.2. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep

dari penelitian ini adalah :

Keterangan :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2.3

Kerangka Konsep

Bau

Warna

Sarana Air Bersih

PAMSIMAS :

1. Sumur Gali

2. Sumur Bor

Rasa

Suhu

TDS

Kekeruhan

Parameter

Fisik

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

2.3. Definisi Operasional Dan Kriteria Obyektif

2.3.1. Kualitas Air

Yang dimaksud dengan kualitas air pada penelitian ini yaitu mutu air yang

berdasarkan pada pengukuran Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990

tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air yaitu Mikrobiologi, fisik,

kimia, dan radioaktif.

Kriteria obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasil pemeriksaan air sesuai standar

berdasarkan Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasil pemeriksaan air tidak sesuai

standar berdasarkan Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990.

2.3.2. Parameter Fisik

a. Bau

Kualitas air bersih yang baik dapat dilihat berdasarkan parameter fisik salah

satunya yaitu parameter bau yang sesuai dengan Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Bersih.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasilnya tidak berbau.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya terdapat bau.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

b. Warna

Warna dalam air terjadi akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam

air, disamping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung

logam berat.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasilnya terdapat warna.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya tidak terdapat warna.

c. Rasa

Kualitas air bersih yang memenuhi syarat dapat dilihat berdasarkan parameter

fisik salah satunya yaitu parameter Rasa yang sesuai dengan Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Bersih.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasilnya tidak berasa.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya terdapat rasa.

d. Suhu

Standar konsentrasi maksimum yang diperbolehkan untuk suhu air yang

ditetapkan oleh Permenkes RI No416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat

dan Pengawasan Kualitas Air Bersih yaitu 3 oC.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasilnya 3oC

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya lebih dari 3oC

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik

e. Total Dissolved Solid (TDS)

TDS termasuk dalam parameter fisik dimana konsentrasi atau jumlah nya

dalam air bersih telah ditetapkan dalam Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Bersih. Tingginya TDS merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai

atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila hasilnya adalah 1.500 mg/l.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya lebih dari 1.500 mg/l.

f. Kekeruhan

Salah satu parameter fisik yaitu parameter Kekeruhan yang konsentrasinya

dalam air bersih telah ditetapkan dalam Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Bersih. Kekeruhan memiliki satuan Nephelometrik Turbidity Units (NTU)

disebabkan karena adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan

terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik

yang berupa plankton dan mikroorganisne lain.

Kriteria Obyektif

Memenuhi syarat : Apabila kurang dari 25 NTU.

Tidak memenuhi syarat : Apabila hasilnya lebih dari 25 NTU.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7197/6/2013-1-13201-811409014-bab2-27072013064155.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 ... Kesehatan Republik