BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Rober dalam Suprijono (2009) belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar dan berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal- hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu dipahami, perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Adapun pendapat Hamdani (2011) sesungguhnya belajar adalah ciri khas menusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan mahkluk lainnya. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Belajar terjadi ketika ada interaksi antar individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti buku, alat peraga, dan alam sekitar.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar

masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan

belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat

menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Rober dalam

Suprijono (2009) belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah

proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan

dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar dan berusaha

memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi

aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-

hal yang telah dipelajarinya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara

esensial belum memadai. Perlu dipahami, perolehan pengetahuan maupun upaya

penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Adapun pendapat Hamdani (2011) sesungguhnya belajar adalah ciri khas

menusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan mahkluk lainnya. Belajar

dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah,

kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Belajar terjadi

ketika ada interaksi antar individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti buku, alat peraga, dan alam sekitar.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

7

Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan yang merangsang dan menantang

siswa untuk belajar.

Belajar menurut Gagne dalam Komalasari (2010) sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti

sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan

kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).

Menurut Sunaryo dalam Komalasari (2010) belajar merupakan suatu kegiatan

di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang

ada pada dirinnya dalam pengetahuan, sikap, dan keterarmpilan.

Menurut Winkel dalam Susanto (2013) belajar adalah suatu aktivitas mental

yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungannya, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

dan nilai sikap yang bersikap konstan.

Gagne dalam Susanto (2013) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

di mana suatu individu berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Gagne

menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau

keterampilan melalui intruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan

dan bimbingan dari seseorang pendidik atau guru.

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah

laku dari manusia seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan. Belajar dilakukan

manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan di mana saja. Nantinya hal ini akan

menciptakan suatu pengalaman bagi manusia itu sendiri dan akan di terapkan kembali

ketika ada interaksi antar individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosisal.

2.1.1.1 Hasil belajar

Hasil belajar menurut Rusman (2012) adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak

hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja tapi juga penguasaan kebiasaan,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

8

persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian social, macam-macam

keterampilan,cita-cita, keinginan dan harapan.

Sedangkan pendapat Abdurrahman (2003) hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol

yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah

ditentukan lebuh dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah anak yang

berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Menurut pendapat Bloom dalam Rusman (2012) hasil belajar dapat

dikasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: secara garis besar membagi

menjadi tiga ranah hasil belajar yakni: (a) Ranah kognitif; berkenan dengan

kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berfikir. (b) Ranah afektif;

berkenan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional seperti

perasaan, sikap dan nilai. (c) Ranah psikomotorik; berkenaan dengan suatu

keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik.

Sementara menurut Gagne dalam Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni :

informasi verbal, keterampilan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan

motorik.

Jadi dapat dirangkum bahwa hasil belajar merupakan hasil dari perubahan

prilaku yang di alami oleh individu dalam proses belajar yang nantinya akan

menghasilkan perubahan prilaku yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual(

aspek kognitif), berkenaan dengan sikap (aspek afektif)dan yang terakhir berkenaan

dengan hasil belajar dan kemampuan bertindak (aspek psikomotorik). Dalam

penelitian ini peneliti hanya terfokus pada perubahan yang berkenaan dengan hasil

belajar intelektual (aspek kognitif).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

9

2.1.1.2 Faktor-faktor Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia

menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta

didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar mempunyai

peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah

informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-

tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah

mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan

peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi dalam Rusman 2012

meliputi faktor internal dan faktor eksternal yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang

dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal yang dapat mempengaruhi

hasil belajar seseorang antara lain:

a. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam

keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal

tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

b. Faktor Psikologis

Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi

psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil

belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian,

minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Faktor eksternal

yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang antara lain:

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

10

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini

meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya

suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang

akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada

pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan

yang cukup untuk bernafas lega.

b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan

belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

sarana dan guru.

Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor

jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang

belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi.

Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang

belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas belajar.

Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor

ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor

ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang

mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan sebagainya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

11

2.1.2 Pengertian IPA

Sejak peradaban manusia, orang telah berusaha untuk mendapat sesuatu dari

alam sekitarnya. Mereka telah mampu membedakan mana hewan atau tumbuhan

yang dapat dimakan. Mereka mulai mempergunakan alat untuk memperoleh

makanan, mengenal api untuk memasak. Semuanya itumenandakan bahwa mereka

telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman (Trianto, 2012). Dorongan ingin

tahu yang telah ada sejak kodratnya dan penemuan adanya sifat keteraturan di alam

mempercepat bertambahnya pengetahuan, dan dari sinilah perkembangan sains di

mulai.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau

Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „science’ kata „science‟ sendiri berasal

dari bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences

(Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural sciences (Ilmu Pengetahuan Alam) namum

dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan

bertentangan dengan etimologi (menurut Jujun Suriasumantri, dalam Trianto, 2012).

Untuk itu, dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk menunjuk pada

pengertian sains yang berarti natural science.

Menurut H.W Fowler dalam Trianto (2012) IPA adalah pengetahuan yang

sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan di

dasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.

Menurut Wahyana dalam Trianto (2012) mengatakan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam perkembangannya tidak hanya ditandai oleh

adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Sedangkan menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2012) IPA mempelajari

tentang alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut

bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat

diamati dengan indera.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

12

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan

teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen, serta menuntut

sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.

2.1.2.1 Tujuan Ilmu Pendidikan Alam (IPA)

Menurut Trianto (2012) tujuan IPA, yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap.

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

d. Mendidik siswa untukmenggenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para

ilmuan penemunya

e. Mengunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Berdasarkan KTSP 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,

mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasaingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubunggan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyaraka.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memilihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

13

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

2.1.2.2 Ruang Lingkup Pelajaran IPA

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ruang

lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI meliputi aspek-aspek berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan bendabenda langit

lainnya.

e. Sains, Lingkungan, Teknologi, Masyarakat (salingtemas) merupakan penerapan

konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan

masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana.

2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran menurut Hanafiah dan Suhana (2010) merupakan salah

satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan prilaku perserta didik secara

adaftif maupun generatif. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya

belajar perserta didik (learning sytle) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang

keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching).

Sedangkan pendapat Komalasari (2010) Model Pembelajaran merupakan

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

14

khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa Model Pembelajaran

merupakan salah satu pedekatan dalam rangka mensiasati perubahan prilaku perserta

didik secara adaftif maupun generatif serta tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru.

2.1.4 Model-Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran menurut komalasari(2010) yaitu sebagai berikut

1. Numbered Heads Together (Kepala Bernomor) dari Spencer Kagan, dalam Model

Pembelajaran ini di mana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu

kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

2. Cooperative Script (skrip Kooperatif) Dari Dansereau CS(19850) model

pembelajaran di mana siswa berkerja berpasangan, dan secara lisan bergantian

mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

3. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Tim Siswa Kelompok Prestasi dari

Salvin (1995) model pembelajaran yang mengelompokkan siswa secara heterogen,

kemudian siswa yang pandai menjelaskan pada anggota lain sampai mengerti.

4. Think Pair and Share (frank Lyman, 1985) atau berfikir berpasangan merupakan

Model Pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

5. Jigsaw (model Tim Ahli) dari Aronson , Blaney, Stephen, Sikles, dan Snapp

(1978) dalam Model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi

komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam

kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap

onggota bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok

lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang.

6. Snowball Throwing (melempar bola salju) Model Pembelajaran yang mengali

potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-

menjawab pertanyaan yang di padukan melalui suatu permainan imajinatif.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

15

7. Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tife atau model pembelajaran

kooperatif yang mudah di terapkan, melibatkan aktifitas seluruhsiswa tanpa harus

ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan

mengandung unsure permainan serta reinforcement.

8. Picture and Picture adalah Model Pembelajaran yang menggunakan gambaryang

dipasang dan diurutkan menjadi urutan yang logis.

Berdasarkan uraian Model-model Pembelajaran yang telah dikemukakan, dalam

penelitian ini peneliti hanya terfokus pada model pembelajaran dengan menggunakan

Model Pembelajaran Picture and Picture.

2.1.5 Model Pembelajaran Picture and Picture

2.1.5.1 pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu metode belajar

yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis

(Hamdani, 2011: 89). Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu

bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture memiliki

ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran hendaknya selalu

menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif artinya setiap

pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat

siswa. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada siswa

untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan

menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang

diperoleh dari proses pembelajaran.

Untuk memaksimalkan siswa dalam memahami dan menerima materi

digunakan segala macam item-item penunjang sebagai upaya peningkatan hasil

belajar siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti inggin menerapkan model

pembelajaran picture and picture karena dalam pembelajaran picture and picture

siswa dilatih dan dibiasakan untuk berfikir logis dan sistematis. Pelatihan dan

pembiasaan siswa untuk berfikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

16

pembelajaran yang lebih baik sehingga belajar pun dapat memuaskan. Siswa diberi

kesempatan untuk mencari sendiri jawaban permasalahan yang diberikan guru dan

siswa juga diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan demikian,

dalam proses pembelajaran yang menggunakan model picture and picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, Hamdani (2011).

Model picture and picture ini menggunakan media pembelajaran berupa

gambar. Penekanan pada media picture and picture ini adalah pada proses dan cara

mereka berpikir dan mengurutkan yang tersedia. Gambar–gambar yang tersedia

menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses

pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam

bentuk kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau jika disekolah sudah

menggunakan ICT (information comunication technology) dapat menggunakan

power point atau software lainnya (Diakses dari http://ras-

eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-picture-and-picture.html).

Menurut Siti Fatimah ( 2008) metode pembelajaran picture and picture

adalah metode pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan cara memberdayakan

potensi gambar-gambar yang berkorelasi dan berkaitan dengan materi/kompetensi

yang ingin dicapai. Dengan penerapan metode pembelajaran picture and picture

siswa dapat memperdalam konsep secara leluasa, terkondisi untuk mengembangkan

daya nalarnya, dan memperkaya penglamannya di sekolah,

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa model picture and picture

penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media berupa gambar,

dimana gambar tersebut dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Dari

gambar tersebut dipersepsikan menjadi simbol-simbol supaya lebih mudah

diterima/dipahami dan lebih mudah diingat siswa.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

17

2.1.5.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Hamdani (2011) menyebutkan model pembelajaran picture and picture

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Pada langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi

kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian siswa

dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru

juga harus menyampaikan indikatorindikator ketercapaian kompetensi dasar,

sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta

didik.

b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat

memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.

Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik

minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar–gambar kegiatan berkaitan

dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat

aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang

ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat

energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam

perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau

mengganti gambar dengan video atau 19 demontrasi yang kegiatan tertentu seperti

membuat kopi, menggoreng tempe dan sebagainya

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara

langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara

adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas

yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

18

diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. Jika menyusunan bagaimana susunannya.

Jika melengkapigambar mana gambar atau bentuknya, panjangnya, tingginya atau

sudutnya.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Setelah itu ajaklah siswa menemukan tuntutan kompetensi dasar dengan indikator

yang akan dicapai. Usahakan agar proses diskusi berlangsung dengan tertib dan

terkendali. Jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai

moderator utamanya dengan memberikan sedikit penjelasan jika terdapat kendala

dalam diskusi sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan

penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk

mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa

hal tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang telah

ditetapkan.

g. Kesimpulan atau rangkuman

Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu

dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.

Sedangkan pendapat Hanafiah dan Suhana (2010) langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam pembelajaran picture and picture sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kopetensi yang ingin di capai.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar.

c. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

d. Guru menunjuk atau memanggil perserta didik secara bergantian memasang dan

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

19

f. Dari alasan urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi

sesuai dengan kopetensi yang ingin dicapai.

g. Kesimpulan/rangkuman

Berdasarkan rangkuman lankah-langkah pembelajaran dengan model

pembelajaran picture and picture, peneliti akan menggunakan langkah-langkah

pembelajaran menurut pendapat Hamdani (2011), karena langkah-langkah

pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam tindakan

penelitian.

2.1.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture

Menurut Ahmadi, Amri dan Elisiah (2011) kelebihan dan kekurangan dari

Model Pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:

1. Kelebihan:

a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

b. Melatih berfikir logis dan sistematis

2. Kekurangan:

a. Memakan banyak waktu

b. Banyak siswa yang pasif

Model pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan dalam

penerapannya, yaitu: a. Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa.

b. Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis (Hamdani, 2011: 89).

Adapun kekurangan yang dimiliki model Picture and Picture adalah

memakan banyak waktu. Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru dapat

menerapkan delapan keterampilan dasar mengajar sehingga pembelajaran dapat

terkondisikan dengan baik. Selain itu, Guru harus melakukan perencanaan seperti

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi dan menyiapkan media

pembelajaran berupa gambar. Hal tersebut merupakan tahap perencanaan dalam

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

20

Pelaksanaan Tindakan Kelas yang dapat mengatasi kekurangan model Picture and

Picture.

2.2 Kajian hasil-hasil yang Relevan

Penelitian oleh Dewi Diansari (2011) dengan judul “Penerapan Model Picture

and Picture Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN

Gampingan 01 Pagak” menyimpulkan bahwa model penggunaan pembelajaran model

Picture and Picture dapat meningkatkan pembelajaran aktivitas dan hasil belajar

siswa. Pada siklus I diperoleh rata-rata aktifitas belajar siswa yaitu 54,65 meningkat

menjadi 75,8 pada siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan model picture and

picture juga meningkatkan hasil belajar siswa, pada siklus I diperoleh rata-rata nilai

evaluasi siswa 69,1 meningkat menjadi 85,8 pada siklus II.

Penelitian oleh Musnaini (2011) dengan judul “Pengunaan Model

Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas III

SD Negeri 04 Lubuk Pinang Mukomuko”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri 04 Lubuk

Pinang Mukomuko. Ini ditunjukkan dari peningkatan minat dan interaksi siswa serta

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, jika dibandingkan dengan tes awal siswa

yang rata-rata nilainya 45,8. Setelah diterapkan model pembelajaran picture and

picture, nilai ratarata siswa meningkat dari 60,50 pada siklus I dan menjadi 67,83

pada siklus II.

Selain itu, juga tampak dari meningkatnya jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar dari siklus pertama hingga kedua. Beberapa hasil penelian di atas

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture

and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Dengan analisis tersebut maka

peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran picture and

picture untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

21

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil observasi kelas, dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV

SD Negeri Delik 1 Kabupaten Semarang semester 1 tahun pelajaran 2013/2014

masih belum maksimal. Guru yang masih menggunakan metode ceramah dan kurang

bervariasi dalam pelajaran, menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan, sehingga

siswa jadi rebut sendiri, menggangu teman, yang pada akhirnya siswa tidak fokus

dalam pembelajaran.

Dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran siswa

dilatih dan dibiasakan untuk berfikir logis dan sistematis. Pelatihan dan pembiasaan

siswa untuk berfikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang lebih baik sehingga belajar pun dapat memuaskan. Siswa diberi kesempatan

untuk mencari sendiri jawaban permasalahan yang diberikan guru dan siswa juga

diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan demikian, dalam

proses pembelajaran yang menggunakan model picture and picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Hamdani (2011).

Dari uraian tersebut dan mendasarkan pada kajian teori maka peneliti

memiliki pendapat atau gagasan. Gagasan tersebut peneliti sampaikan dalam bentuk

bagan kerangka berfikir sebagai berikut:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

22

Kondisi

awal

Tindakan

Hasil

Pembelajaran IPA

menggunakan model picture

and picture.

1. Guru menyampaikan

kompetensi

2. Menyajikan materi

3. Guru memperlihatkan

gambar-gambar

4. Perserta didik mengurutan

gambar-gambar

5. Guru menanyakan alasan

atau dasar pemikiran

urutan gambar

6. Guru menanamkan materi

sesuai kompetensi

7. Kesimpulan / rangkuman

Proses pembelajaran secara

konvensional yaitu guru

menggunakan metode

ceramah

Dengan menerapkan model picture and picture dalam

pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD Negeri Delik 1 Kabupaten Semarang

semester II

Hasil Siklus 2:

pembelajaran

IPA dengan

menerapkan

model picture

and picture.

hasil lebih

meningkat.

Pra Siklus hasil

belajar siswa

kelas Vdalam

pembelajaran IPA

masih rendah.

Hasil Siklus 1:

pembelajaran

IPA dengan

menerapkan

model picture

and picture.

hasil meningkat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8228/2/T1_292010348_BAB II.pdf · bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati

23

2.4 Hipotesis Tindakan

Hasil refleksi landasan teori dan kerangka pemikiran masalah, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu: penggunaan metode picture and picture

diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Delik 1 Kabupaten

Semarang tahun ajaran 2013/ 2014.