BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata...

29
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan "sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat sains ( the nature of science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen. Mata pelajaran ini pula digunakan dalam UN dan UASBN. Sains dalam Kurikulum Sekolah Dasar Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di SD. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di SD. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Mata Pelajaran IPA di SD

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas

merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences

(ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi,

mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi,

zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.

IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan

kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang

tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta

mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat

terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama

semakin sempit, sehingga semboyan "sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan

semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini sains dan teknologi

manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi

(komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat sains (the

nature of science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of

technology).

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA

merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang

sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil

obervasi dan eksperimen. Mata pelajaran ini pula digunakan dalam UN dan UASBN.

Sains dalam Kurikulum Sekolah Dasar

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek, menggunakan metode

Ilmiah sehingga perlu diajarkan di SD. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa

sains perlu diajarkan di SD. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

7

itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) mengemukakan

empat alasan sains dimasukan dalam kurikulum SD yaitu:

1. Bahwa sains berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang

lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan

bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering

disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk

teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter

yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan

dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada

suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian, "Dapatkah

tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

3. Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak.

maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4. Mata pelajaran ini mempunyai nilai–nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang

dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) IPA di SD/ MI merupakan

standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan

KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja

ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Wikipedia.com).

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V Semester 2

adalah sebagai berikut:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

33

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

5.1. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi

melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

o Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan yang tidak magnetis. o Menunjukkan kekuatan gaya magnet dalam menembus beberapa benda melalui percobaan. o Memberi contoh penggunaan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari. o Membuat magnet. o Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah. o Memprediksi seinya tidak ada gaya gravitasi di bumi. o Membandingkan gerak benda pada permukaan yang berbeda-beda (kasar, halus). o Menjelaskan berbagai cara memperkecil atau memperbesar gaya gesekan. o Menjelaskan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-

hari.

5.2. Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat

pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat

o Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit, bidang miring, katrol dan roda. o Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda. o Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana. o Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

6.1. Mendeskripsi-kan sifat-sifat cahaya

o Mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). o Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung

atau cekung). o Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan. o Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. o Memberikan contoh peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

8

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

34

Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

6.2. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

o Menentukan model yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misal periskop, atau lensa sederhana.

o Memilih dan menentukan berbagai alat/bahan yang sesuai. o Menggunakan bahan/benda yang sesuai. o Membuat karya/model yang sesuai dengan rancangan. o Menguji cara kerja model yang dibuat. o Memodifikasi hasil rancangan untuk menghasilkan karya/model yang terbaik. o Menerapkan prinsip keselamatan kerja.

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan

o Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

o Mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah, misalnya : berpasir, tanah liat, humus

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

o Menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi (lapisan inti, lapisan luar dan kerak). *)

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

o Menjelaskan pentingnya air. o Menggambarkan proses daur air dengan menggunakan diagram atau gambar.

7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air

o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air. o Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

o Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.

o Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan.

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)

o Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

9

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

2.1.2 Media Animasi

Istilah media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering disinonimkan

dengan istilah media pendidikan. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya

diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi

mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Animasi adalah susunan gambar diam yang disusun sehingga menimbulkan efek

seolah-olah tampak bergerak. Tulisan yang bergerak dari mengahadap kiri berubah ke

kanan, itu adalah contoh animasi yang sederhana. Sebelum dihasilkan suatu movie

diperlukan suatu proses kejadian dan juga teknik menggerakan suatu objek gambar.

Proses menggerakkan objek tersebut yang dikenal dengan menganimasi. Istilah animasi

berasal dari film kartun yang dibuat oleh walt disney di mana karakter yang dijadikan

tokohnya adalah binatang atau animal (Yudhiantoro, 2006).

Animasi merupakan gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa

sehingga kelihatan menarik dan kelihatan lebih hidup. Menurut Utami (2007), animasi

adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Salah satu keunggulan

animasi adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis

dalam tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan

urutan kejadian.

Prinsip dari animasi adalah mewujudkan ilusi bagi pergerakan dengan memaparkan

atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit pada kecepatan

yang tinggi atau dapat disimpulkan animasi merupakan objek diam yang diproyeksikan

menjadi bergerak sehingga kelihatan hidup. Animasi merupakan salah satu media

pembelajaran yang berbasis komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual

dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan ajar meningkat.

Utami (2007) menyatakan ada tiga jenis format animasi. Pertama, animasi tanpa

sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan gambaran kejadian sebenarnya

(behavioural realism), tanpa ada kontrol sistem, bisa jadi animasi terlalu cepat, pengguna

tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan detil tertentu karena tidak ada

fasilitas untuk pause dan zoom in. Kedua, animasi dengan sistem kontrol, animasi ini

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

13

dilengkapi dengan tombol kontrol, untuk menyesuaikan animasi dengan kapasitas

pemrosesan informasinya. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal atas

materi yang dipelajari menyebabkan siswa tidak tahu mana bagian yang penting dan

harus diperhatikan guna memahami materi dan yang tidak. Ketiga, animasi memanipulasi

langsung (Direct-manipulation Animation (DMA)). DMA menyediakan fasilitas untuk

pengguna berinteraksi langsung dengan control navigasi (misal tombol dan slider).

Pengguna bebas untuk menentukan arah perhatian dan dapat diulang.

Animasi sebagai media ilmu pengetahuan memiliki kemampuan untuk dapat

memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan dengan hanya gambar

dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk

menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara

melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun contoh-contoh,

selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan melalui tombol, juga dapat berupa

animasi interaktif yang pengguna (siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan

merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan

belajaranya dapat meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi,

meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi (Suwarna, 2007).

Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi mempunyai peranan yang tersendiri

dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan

pembelajaran. Berikut beberapa kelebihan animasi, apabila digunakan dalam bidang

pendidikan: 1. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara

visual dan dinamik. 2. Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.

Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan

media yang lain. 3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan

pembelajaran secara maya. 4. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran

yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi

serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. 5. Persembahan secara visual

dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses

penerapan konsep atau pun demonstrasi. Adapun kelemahan dari media animasi ialah

membutuhkan peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

14

untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di

dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian

siswa jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan

perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak

penting.

Selama ini animasi digunakan dalam media pembelajaran untuk dua alasan.

Pertama, menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi. Animasi jenis ini biasanya

berupa tulisan atau gambar yang bergerak-gerak, animasi yang lucu, aneh yang sekiranya

akan menarik perhatian siswa. Animasi ini biasanya tidak ada hubungan dengan materi

yang akan diberikan kepada murid. Fungsi yang kedua adalah sebagai sarana untuk

memberikan pemahaman kepada murid atas materi yang akan diberikan (Utami, 2007).

Animasi teks (tulisan) merupakan salah satu bagian animasi yang dapat

diimplementasikan untuk menambahkan efek animasi dan mempercantik tampilan paket

bahan ajar multimedia yang akan dikembangkan (Adri, 2008). Untuk menjalankan animasi

diperlukan program khusus (Softwore) salah satunya adalah program macromedia flash.

Menurut Adjie (2005), animasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada objek, dalam

jarak dan waktu yang tertentu. Perubahan dapat berupa perubahan posisi, bentuk, dan

warna.

Memilih metode, media, dan materi pembelajaran Model ASSURE (artikel ini disalin

dari website http://blog.tp.ac.id) adalah pedoman langkah-langkah perencanaan untuk

memilih dan memanfaatkan media (Heinich, Molenda, Russel, dan Smaldino, 2002).

Mereka mengungkapkan model ini berdasarkan asumsi Gagne pada tahun 1965, bahwa

proses belajar-mengajar itu melalui beberapa tahap yang disebut “events of instruction”.

Untuk itu pembelajaran yang telah didesain dengan baik dimulai dengan membangkitkan

minat siswa, yang kemudian di susul dengan menyajikan materi baru, melibatkan

umpan balik siswa (feedback), mengukur pemahaman siswa (assesing) dan diteruskan

ke aktivitas berikutnya. Heinich dkk. (2002) juga menguraikan enam langkah yang

merupakan “blue print” rencana pembelajaran yang berfungsi menguraikan rencana

pembelajaran, yaitu:

1. Menganalisis pebelajar,

2. Menetapkan tujuan pembelajaran,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

15

3. Memilih metode, media, dan materi,

4. Menggunakan media dan materi,

5. Memerlukan partisipasi pebelajar, dan

6. Evaluasi dan revisi.

Berikut ini akan dijelaskan satu-persatu berdasarkan review dari Heinich, Molenda,

Russell, dan Smaldino (2002).

1. Pemilihan media and materials Khusus untuk pemilihan media pembelajaran, Heinich

dkk (2002) menggunakan 3 (tiga) langkah dalam tahapan ini, yaitu :

a. Memilih metode. Perancang tidak mungkin memiliki keyakinan bahwa hanya ada

satu metode yang unggul dibanding metode lain. Untuk itu perlu dipilih metode

yang bisa sesuai dengan gaya belajar siswanya.

b. Memilih format media. Format media adalah bentuk fisik tempat dimasukan dan

dipajangkannya suatu media, misalnya flip chart, slide, video, dan multimedia.

Dalam memilih format media dipertimbangkan sejumlah media dan teknologi yang

tersedia, ragam pebelajar dan tujuan yang ingin dicapai.

c. Menghasilkan bahan ajar khusus. Pemilihan bahan ajar sebelumnya

mempertimbangkan tujuan, siswa, biaya, keahlian teknis, peralatan, fasilitas dan

waktu. Heinich dkk (2002) menjabarkan beberapa langkah yang dapat dilakukan:

2. Utilize media and materials. Penggunaan media dan bahan ajar oleh pembelajar dan

pebelajar berpedoman kepada 5P:

a. Preview, Tinjaulah materi. Proses penyeleksian bahan ajar ini menentukan materi

yang cocok dengan tujuan dan kondisi siswa.

b. Prepare the Material, Persiapkan bahan ajar dengan; mengumpulkan semua

materi dan peralatan yang akan diperlukan, kemudian menentukan urutan

penggunaan materi dan medianya

c. Prepare the embironment, Mempersiapkan lingkungan belajar (di lab, di pusat

media, atau di lapangan olah raga, fasilitas termasuk tempat duduk, ventilasi,

pencahayaan dan sebagainya.

d. Prepare the Learners, Mempersiapkan siswa sama pentingnya dengan

memberikan pengalaman belajar. Sampaikan tinjauan isi pelajaran, dasar

pemikiran tentang topik yang akan dikaji, dan berikan motivasi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

16

e. Provide the Learning Experience, memberikan pengalaman belajar seperti

mengeksplorasi topik, misalnya di internet, membahasa isi, mempersiapkan materi

untuk portofolio atau menyampaikan informasi ke rekan sekelasnya.

3. Evaluasi penggunaan metode dan media pembelajaran.

Model ASSURE mengevaluasi penggunaan metode dan media pembelajaran.

Evaluasi dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan;

a. apakah bahan ajar pembelajarannya efektif?

b. apakah dapat ditingkatkan?

c. apakah efektif ditinjau dari pencapaian belajar siswa?

d. apakah presentasi memakan waktu lebih dari semestinya?

Bahan pembelajaran dievaluasi untuk menentukan apakah bisa digunakan dimasa

mendatang atau perlu dimodifikasi. Untuk mengevaluasi metode dan media

pembelajaran dapat menggunakan diskusi kelas, wawancara perorangan dan

pengamatan perilaku siswa dengan mengajukan pertanyaan;

a. apakah media membantu siswa dalam mencapai tujuan?

b. apakah media efektif menarik perhatian siswa?

c. apakah media memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi?

Jika terdapat kekurangan, maka perbaiki bagian yang kurang tersebut. Ajukan

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. bagaimana reaksi siswa terhadap metode dan media yang dipakai?

b. apakah pengajar merasa puas dengan nilai bahan ajar dan metode yang dipilih?

Dari beberapa teori para ahli diatas disimpulkan media animasi merupakan

penggabungan dua unsur atau lebih media terdiri dari teks, gambar, audio dalam

format soft were dengan perangkat komputer jinjing dan ditayangkan LCD (Lyquid

Crystal Display) ke layar.

Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz,

seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu:

fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi,

media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

17

kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat

“kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau

simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan

penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang

visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan

mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa

yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi

dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi

pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal). Dengan

menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan

beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna

bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan

memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode

mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal

melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan

belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan,

melakukan langsung, dan memerankan.

Pendapat lain dikemukan oleh Nurhayati dan Lukman (2004) bahwa fungsi media

pembelajaran diantaranya: 1. Memperjelas dan memperkaya/ melengkapi informasi yang

diberikan secara verbal. 2. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi. 3.

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. 4. Menambah variasi

penyajian materi. 5. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah,

dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar. 6. Kemudahan materi untuk dicerna dan

lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa. 7. Memberikan pengalaman

yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak. 8. Meningkatkan keingintahuan

(curiousity) siswa. 9. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret)

berdasarkan kenyataan yang ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

18

tiruan, dan selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Untuk kondisi

seperti inilah kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat. Dalam posisinya yang

sedemikian rupa, media akan dapat merangsang keterlibatan beberapa alat indera. Di

samping itu, memberikan solusi untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat

keabstrakan pengalaman yang dihadapi pebelajar. Kenyataan ini didukung oleh lsan teori

penggunaan media yang dikemukakan oleh Edgar Dale, yaitu teori Kerucut Pengalaman

Dale (Dale’s Cone of Experience).

2.1.3 Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung (Direct Instrcution) digunakan untuk merujuk pada pola-pola

pembelajaran yang guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah

kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah

bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh

guru. Sementara itu, menurut Roy Killen (1998:2), direct instruction merujuk pada berbagai

teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara

langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan

seluruh kelas. Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam hal

ini guru menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat terstruktur,

mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.

Tujuan utama pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan

waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah

pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam

belajar/mengerjakan tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas

sangat positif. Model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan

belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan sebagai

penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai

media, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang

dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu

pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif,

(yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau

generalisasi). Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

19

pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara

langsung kepada siswa, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh

guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau

keterampilan tertentu. Namun, jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep

lebih jauh dan melatihkan keterampilan berpikir lainnya, maka model ini kurang cocok.

Berdasarkan uraian di atas, maka diidentifikasi beberapa karakteristik model

pembelajaran langsung; (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2)

pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah

terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru.

Suatu model pembelajaran dicirikan dengan adanya sintaks (tahapan-tahapan) yang

spesifik sesuai dengan hasil kajian penggagasnya. Selain harus memperhatikan sintaks,

guru yang akan menggunakan model pembelajaran langsung juga harus memperhatikan

variabel-variabel lingkungan lainnya, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru,

harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, dan waktu.

Fokus akademik diartikan sebagai prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus

dilakukan siswa selama pembelajaran yang menekankan pada aktivitas akademik.

Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan

melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar

selama pembelajaran, dan meminimalisasikan kegiatan non akademik di antara siswa.

Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki

harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan

demikian pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu.

Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa salah satu karakteristik model

pembelajaran langsung adalah adanya tahapan atau sintaks, berikut ini disajikan dua

tahapan model pembelajaran langsung yang digagas oleh Bruce dan Weil; serta gagasan

Slavin.

1. Tahapan model pembelajaran langsung Bruce dan Weil. Sintaks model pembelajaran

langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut; orientasi,

presentasi, Latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri.

a. Orientasi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

20

Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa

jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan

disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa :

i. kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa;

ii. mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran;

iii. memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;

iv. menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang

akan dilakukan selama pembelajaran; dan

v. menginformasikan kerangka pelajaran.

b. Presentasi

Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep

maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:

i. penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai

siswa dalam waktu relatif pendek;

ii. pemberian contoh-contoh konsep;

iii. pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau

penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan

iv. menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

c. Latihan terstruktur

Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru

yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon

siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan

mengoreksi respon siswa yang salah.

d. Latihan terbimbing

Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep

atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk

mengases kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran

guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

e. Latihan mandiri

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

21

Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat

dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam

fase bimbingan latihan.

2. Tahapan Model Pembelajaran Langsung Slavin

Slavin (2003:222) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran

langsung, yaitu sebagai berikut.

a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa.

Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja

siswa yang diharapkan.

b. Mereviu pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru

mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang

telah dikuasai siswa.

c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi,

menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan

sebagainya.

d. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan

konsep.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau

menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.

f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu

terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap

respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.

g. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas

mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang

telah mereka pelajari.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran langsung mengutamakan

pendekatan deduktif, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan

motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

22

dominan. Apabila model pembelajaran langsung diterapkan secara efektif akan

memberikan nilai tambah antara lain sebagai berikut.

a) Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas.

b) Waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

c) Guru dapat mengendalikan urutan kegiatan pembelajaran.

d) Terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

e) Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

f) Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.

Selain itu, model pembelajaran langsung juga disukai karena guru dapat

mengendalikan siswa dalam hal apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar.

Penggunaan Pembelajaran Langsung

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk

diterapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan

memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan

menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.

b. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki

struktur yang jelas dan pasti.

c. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-

keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada

siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).

d. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya

menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa

suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)

e. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan

pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.

f. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

g. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa

melakukan suatu kegiatan praktik.

h. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu

siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

23

i. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan

penjelasan yang sangat terstruktur.

j. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa

atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat

pada siswa.

Kelebihan Model Pembelajaran Langsung antara lain sebagai berikut.

1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan

informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai

apa yang harus dicapai oleh siswa.

2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang

mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.

4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual

yang sangat terstruktur.

5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-

keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.

6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang

relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.

7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata

pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan

dan antusiasme siswa.

8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada

siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam

menyusun dan menafsirkan informasi.

9. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan

lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang

pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa

dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.

10. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model

pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

24

permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu

pengetahuan dihasilkan.

11. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam

memng dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang

menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran

sehari-hari.

12. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya

ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok

belajar dengan cara-cara ini.

13. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia

secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil

penelitian terkini.

14. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan

untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang

seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).

15. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu

tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika

siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas

tersebut.

16. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila

model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

17. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga

guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung, antara lain:

1. Model pembelajaran langsung bersr pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan

informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak

semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus

mengajarkannya kepada siswa.

2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal

kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,

atau ketertarikan siswa.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

25

3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi

siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi

pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,

berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,

teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.

5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi

dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran

langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,

kemandirian, dan keingintahuan siswa.

6. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.

Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan

model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan

banyak perilaku komunikasi positif.

7. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model

pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup

untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

8. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara png guru mengenai bagaimana

materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh

siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara png ini.

9. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan

kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi

yang disampaikan.

10. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa

percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui.

Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka

sendiri.

11. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru

sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat

membuat siswa tidak paham atau salah paham.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

26

12. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,

banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang

dimaksudkan oleh guru.

Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran

a. Persiapan Guru sebelum Menerapkan Pembelajaran langsung

Menuliskan secara rinci hal-hal yang akan diajarkan dalam format tertentu dengan

langkah-langkah yang berurutan dan membuat catatan yang diperlukan untuk

mengimplementasikan rencana ke dalam tindakan. Langkah-langkah perencanaan

sebagai berikut:

a. Perjelas tujuan pembelajaran dalam topik pelajaran yang dipilih.

Perumusan tujuan adalah hal yang mendasar, karena pertama, rumusan tujuan

akan mengarahkan persiapan mengajar . Kedua, dapat menginformasikan

kepada siswa mengapa setiap topik/konsep penting dipelajari. Untuk memperjelas

tujuan pelajaran, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

1) Apa yang akan siswa ketahui atau yang dapat siswa kuasai di akhir

pelajaran?

2) Bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan pelajaran sebelumnya atau

dengan bagaimana pelajaran ini berhubungan dengan topik lain yang telah

dipelajari siswa?

3) Prasyarat pengetahuan apa yang diperlukan siswa untuk memahami

pelajaran ini?

4) Apa yang diharapkan dikerjakan siswa setelah mempelajari pelajaran

(bacaan tambahan, PR, kerja praktikum)?

5) Bagaimana akan mengembangkan pelajaran ini pada pelajaran berikutnya?

b. Rumuskan/tetapkan hasil belajar yang harapkan dari siswa setelah mempelajari

topik pelajaran. Hasil belajar adalah pernyataan mengenai kemampuan-

kemampuan siswa yang diharapkan dapat dikuasai atau diunjukkerjakan setelah

akhir pelajaran.

c. Tentukan hambatan-hambatan (waktu dan sumber belajar) yang mungkin

dihadapi. Beberapa hambatan mungkin dapat hadapi ketika akan mengajar,

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

27

misalnya keterbatasan sumber belajar, keragaman karakteristik siswa, konteks

yang berhubungan dengan waktu pembelajaran (jadwal pembelajaran pada siang

hari). Semua hambatan hendaknya diantisipasi karena dapat mempengaruhi

proses pembelajaran.

d. Pilih isi materi pelajaran yang akan disampaikan. Materi pelajaran merupakan hal

pokok yang harus tentukan sebelum mengajar sejalan dengan perumusan hasil

belajar yang harapkan dapat dikuasai oleh siswa. Seringkali perlu memilih

contoh-contoh tambahan untuk mendukung informasi yang akan disampaikan

kepada siswa. sebaiknya tidak selalu berasumsi bahwa siswa akan mengerti

contoh-contoh yang diberikan.

e. Organisasikan isi materi pelajaran ke dalam urutan yang sistematis. Setelah

memilih materi pelajaran yang akan disampaikan, materi pelajaran tersebut

disusun ke dalam urutan yang sistematis untuk disampaikan kepada siswa. Siswa

akan mengasimilasi materi pelajaran lebih mudah bila terstruktur dengan baik.

Ketika memutuskan bagaimana cara mempresentasikan bahan pelajaran, ikuti

prinsip-prinsip umum pengorganisasian berikut.

f. Yakinkan bahwa siswa mengerti setiap tujuan pelajaran yang dirumuskan.

g. Jelaskan ide-ide secara sederhana agar mudah dimengerti.

h. Bantu siswa agar membuat hubungan antara pengetahuan yang sudah dimiliki

sebelumnya dengan pengetahuan yang akan mereka pelajari, dan dengan

beberapa bagian informasi baru yang akan jelaskan.

i. Pilah-pilah materi ke dalam bagian-bagian kecil, tetapi dapat digabungkan secara

keseluruhan secara bermakna.

j. Gunakan analogi dan contoh-contoh untuk membantu siswa mengerti.

k. Berikan rangkuman pada bagian-bagian yang penting dari pelajaramn.

l. Jika memungknkan, gunakan gambar-gambar, grafik, diagram, model untuk

mendukung penyajian pelajaran.

m. Tentukan metode yang cocok untuk menyajikan materi pelajaran atau untuk

melibatkan siswa dalam belajar.

n. harus mengetahui betul tujuan atau hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai

siswa setelah pelajaran selesai dan tentu materi utama yang akan sampaikan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

28

sebelum memutuskan strategi atau model pembelajaran atau metode

pembelajaran yang akan dipilih. Strategi,model, dan metode yang akan gunakan

akan membantu siswa mencapai tujuan pelajaran.

o. Tentukan bagaimana akan mengases siswa apakah mereka sudah mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

p. Cara melaksanakan asesmen harus berhubungan dengan hasil belajar atau

tujuan yang ingin dicapai oleh siswa . Oleh karena itu metode dan instrumen

asesmen harus bisa mengukur tujuan yang telah rumuskan.

q. Rencanakan bagaimana akan mengevaluasi keberhasilan proses siswa ,

sehingga dapat memutuskan apakah harus melengkapi atau memodifikasi.

Evaluasi pembelajaran adalah proses membuat keputusan mengenai kualitas dan

nilai dari pembelajaran yang telah lakukan. Cara memperoleh data untuk

membuat evaluasi dapat dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada

siswa atau secara informal dari perbincangan dengan siswa ketika meminta

umpan balik. Evaluasi dapat lakukan dari refleksi hasil pembelajaran. Hasi

evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran ke arah yang lebih

baik.

Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Langsung

Tahap Peran Guru

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Mendemonstrasikan keterampilann (pengetahuan procedural) atau mempresentasikan pengetahuan (deklaratif)

Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

29

Dari uraian yang dikemukakan diatas, disimpulkan bahwa model pembelajaran

langsung adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan langkah-langkah

menyampaikan tujuan pembelajaran, mempresentasikan pengetahuan, mengerjakan

lembar kerja siswa, memberikan umpan balik ,menyimak buku ajar dan mengerjakan soal

latihan

2.1.4 Hasil Belajar

Menurut Djamarah (1996), hasil belajar merupakan prestasi dan kesan-kesan yang

diperoleh dan mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai aktivitas hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari

dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya

bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Purwanto (1989:3), menyatakan

bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah

diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Surahmad (1997:88) berpendapat

hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaktif

edukatif yang diperlihatkan adalah menempatkan tingkah laku.

Hasil Belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami

aktivitas belajar (Chatarina, dkk, 2004:4). Perolehan aspek-aspek perilaku tergantung pada

apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya

kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Secara keseluruhan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah Ia menerima pengalaman belajarnya

dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu

tujuan pendidikan. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

30

1. Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor. Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih

menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil

penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan

pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi

oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam

hasil belajar 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pengertian; 3) Sikap dan

cita-cita. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua

proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi

bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah

suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang,

serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-

lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu

ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta

menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Besarnya hasil belajar seseorang dapat diketahui melalui pengukuran. Secara

sederhana, pengukuran menurut Wardani NS (2010; 2.4) diartikan sebagai kegiatan atau

upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau

peristiwa, atau benda. Selanjutnya Allen dan Yen (1979) menyatakan bahwa pengukuran

adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan

individu. Jadi pengukuran itu adalah kegiatan untuk memberikan angka pada suatu aspek

dengan mengikuti cara-cara yang urut.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

31

Hasil belajar seringkali diasumsikan sebagai cermin kualitas suatu sekolah.

Dengan hasil belajar yang diperoleh, guru akan mengetahui apakah metode serta media

yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar siswa memperoleh angka

jelek pada penelitian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan/metode

dan media yang digunakan kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus

mawas diri dan mencoba mencari metode dan media lain dalam mengajar. (Arikunto,

2005).

Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah

perubahan kemampuan yang dimilikaki siswa melalui pengalaman belajar. Hasil belajar

yang diteliti pada aspek kognitif mencakup pengetahuan dan pemahaman. Hasil belajar

pada aspek ini diukur dengan menggunakan tes. Hasil belajar dalam ranah afektif dan

psikomorik meliputi mengajukan dan menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan media

serata mengkomunikasikan.

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Gunawan Sigit (2010) berjudul Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Melalui Pembelajaran Berbantuan Media Internet Pada Siswa Kelas VI SDN Mergosono 3

Kota Malang. Skripsi, Jurusan KSDP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Malang,

menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab penguasaan materi pembelajaran IPA

yang lemah di tingkat sekolah dasar adalah kurangnya sarana dan prasarana yang

memadai, sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA.

Internet adalah salah satu media yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran IPA.

Selain pengunaan e-mail siswa sebagai sarana belajar dan komunikasi guru,

pembelajaran mandiri menggunakan buku elektronik (BSE), dan penggunaan media

animasi dalam model pembelajaran langsung untuk memvisualisasikan materi,

pembelajaran berbasis internet untuk KBM, dapat meningkatkan penguasaan materi

khususnya pembelajaran IPA pada siswa kelas VI SDN Mergosono 3 Kota Malang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan internet, peningkatan keaktifan,

dan hasil belajar siswa kelas VI melalui pembelajaran IPA berbantuan internet di SDN

Mergosono 3 kecamatan Kedungkng kota Malang yang melibatkan 43 siswa tahun

pelajaran 2009-2010. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tahapan siklus Kemmis

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

32

& MC. Taggart, dengan menggunakan 2 siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan, yakni

pada siklus 1 dilakukan pertemuan pada tanggal 4 Maret 2010, 8 Maret 2010, dan 9 Maret

2010. Siklus 2 dilakukan pada tanggal 12 Maret 2010, 13 Maret 2010, dan 17 Maret 2010.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media internet sangat

diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya prosentase peningkatan keaktifan, dan hasil

belajar siswa setelah mengikuti PBM, dimana pada siklus 1 rata-rata keaktifan siswa

mencapai 34,88%, dan hasil belajar 56 (pra tindakan). Sedangkan kenaikan yang cukup

signifikan ditunjukkan pada siklus II, dimana rata-rata keaktifan siswa mencapai 75,97 %

(meningkat 41,09%) dan hasil belajar 75,58 yang mengalami peningkatan sebanyak 19,58.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar guru SD memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang pembelajaran berbasis IT, sehingga pembelajaran yang

dilakukan dapat mencapai hasil yang optimal.

Penelitian yang sejalan dengan peneliti di atas yakni Penggunaan media ritatoon

untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi cara hewan menyusaikan diri dengan

lingkungan kelas V SDN Tambak Kalisogo I Sidoarjo dilakukan oleh Arofatul Azizah.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan proses penggunaan media ritatoon

dalam pembelajaran IPA kelas V SDN Tambak Kalisogo I Sidoarjo (2) Mendeskripsikan

Aktivitas siswa pada penggunaan media ritatoon dalam pembelajaran IPA kelas V SDN

Tambak Kalisogo I Sidoarjo (3) Mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN

Tambak Kalisogo I Sidoarjo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, sedangkan rancangan penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas model Hopkins yang tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Data penelitian diperolah dari hasil observasi dan hasil tes. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

media ritatoon di SDN Tambak Kalisogo I Sidoarjo membuat siswa menjadi lebih aktif,

kreatif, serta pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa (2) Aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan media ritatoon di SDN Tambak Kalisogo I Sidoarjo

mengalami peningkatan (3) Hasil belajar IPA dengan menggunakan media ritatoon di SDN

Tambak Kalisogo I Sidoarjo dapat meningkat. peningkatan ini dapat diketahui dari hasil

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

33

belajar siswa kelas V terbukti Pada observasi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah

58,1 siklus I 67,5, dan pada siklus II 76,5. Sehingga mengalami peningkatan dari observasi

awal ke siklus I sebesar 9,2 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 9. Prosentase siswa yang

tuntas belajar pada siklus I 62,5 % dan siklus II adalah 87,5 % atau lebih dari 80 %

sehingga pembelajaran dikatakan berhasil. Berdasakan hasil penelitian, disarankan pada

guru Mata Pelajaran IPA di kelas V untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Dalam

pembelajaran IPA disarankan menggunakan media ritatoon, agar siswa menjadi lebih aktif,

kreatif, serta pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa (2) Apabila

aktivitas belajar siswa rendah, maka perlu ditingkatan lagi melalui upaya yang terencana

dan berkesinambungan. Penggunaan media ritatoon merupakan salah satu alternatif

dalam pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. (3)

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran, hendaknya selalu memberi

kesempatan pada siswa untuk memunculkan gagasan-gagasan maupun pertanyaan-

pertanyaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Penelitian tentang media animasi pernah dilakukan oleh Rusdianto (2008), dengan

judul pengaruh penggunaan media animasi dalam model pembelajaran langsung pada

model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI MA Negeri

Model Makassar pada konsep sistem pencernaan makanan. Dan menggunakan kelas

control dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen digunakan media animasi

sedangkan kelas kontrol menggunakan media transparansi, yang masing-masing

dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir diberikan evaluasi berupa

tes tertulis untuk melihat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif, nilai rata-rata hasil belajar

biologi siswa kelas eksperimen adalah 83,0 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 66,4.

Jadi ada pengaruh penggunaan media animasi dalam model pembelajaran langsung

dalam pembelajaran langsung terhadaphasil belajar biologi siswa kelas XI MA Negeri

Model Makassar, yang hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan media

animasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas kontrol.

Penelitian lainnya yaitu oleh Furoidah, Maya Fanny (2009) melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Animasi Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VI MI Surya Buana Malang. Skripsi,

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

34

Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan media animasi pembelajaran memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, serta menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa yang dibelajarkan menggunakan media animasi lebih tinggi daripada siswa yang

dibelajarkan tanpa menggunakan media animasi.

2.3 Kerangka Berpikir

Salah satu cita-cita Bangsa Indonesia yang terkandung dalan pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan perhatian semua komponen bangsa,

dimana guru memegang peranan penting di dalam upaya pencapaian cita-cita itu. Oleh

karena itu, sangat diharapkan usaha dan kerja keras dari guru untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan maka mutu pembelajaran harus

ditingkatkan dengan menggunakan model-model pembelajaran serta media yang

digunakan dalam pembelajaran.

Kondisi awal pra penelitan proses pembelajaran yang telah berlangsung guru belum

memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA materi cahaya dan

sifat-sifatnya pada siswa kelas V masih rendah 78.8%, 4 dari 22 siswa nilai hasil belajar

masih dibawah KKM yang ditetapkan. Tindakan yang dilaksanakan untuk peningkatan

hasil belajar yaitu dengan memanfaatkan media animasi. Pelaksanaan tindakan dalam 3

siklus, siklus 1 dan 2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan ketiga diadakan

penilaian tertulis, hasil penilaian sebagai tolok ukur keberhasilan pebaikan peningkatan

prestasi siswa. Dengan hasil belajar yang diperoleh, guru akan mengetahui apakah media

pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum.

Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada

pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat

bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids).

Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman

kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

Materi pembelajaran yang menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh

bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

35

logis disajikan melaui media animasi agar terjadi persamaan pemahaman pada siswa.

Penggunaan media animasi dalam model pembelajaran langsung mampu memberikan

stimulus kepada siswa untuk lebih bersemangat belajar dan perhatiannya terfokus pada

materi. Dengan demikian, maka dapat siswa lebih banyak mengingat materi yang

diberikan yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini digunakan media animasi. Media animasi memiliki keunggulan

dapat menjelaskan alur atau proses yang rumit serta memiliki tampilan yang menarik

namun salah satu kelemahannya adalah materi yang ada di dalam animasi sulit untuk

dapat dirubah atau ditambah jika sewaktu-waktu terdapat kesalahan atau kekurangan.

Animasi yang digunakan pada penelitian ini adalah gambar yang bergerak dan kata

(tulisan) bergerak yang ada hubungannya dengan materi yang diberikan ditayangkan

dalam bentuk slide Microsoft power point. Animasi memerlukan perangkat-perangkat untuk

menayangkannya yaitu komputer dan LCD.

Berhasilnya pencapaian indikator dan tujuan pembelajaran IPA materi cahaya dan

sifat-sifatnya, tidak lepas dari usaha guru dalam meningkatkan aktivitas, minat dan

perhatian siswa dalam belajar. OIeh karena itu selain metode mengajar juga diperlukan

adanya media pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan mudah dipahami

dan tidak membosankan. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 3.1 berikut ini.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2091/12/T1_262010775_BA… · kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang

36

Rubrik P

Observasi

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Upaya Penggunaan Media Animasi dalam Model Pembelajaran

Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Penggunaan media animasi dalam model pembelajaran langsung dapat meningkatkan

hasil belajar IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN Wonosegoro

01 kecamatan Bandar kabupaten Batang semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.”

Hasil belajar

rendah di bawah KKM

Tes Formatif

PBM Guru menggunakan

metode ceramah

Perbaikan dg model

pembelajaran langsung

Pemantapan

Media Animasi materi cahaya

Hasil Belajar Semakin

Meningkat

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Presentasi materi cahaya & sifat-sifatnya dengan media

animasi

Mengerjakan LKS

Umpan balik guru dan

siswa

Menyimak materi buku ajar dan mengerjakan soal

latihan