BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar...

14
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Sedangkan menurut Gagne (dalam Slameto, 2003), belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam penggetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Menurut Harold (dalam Suprijono, 2011), berpendapat bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Selanjutnya Cronbach (dalam Suprijono, 2011) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengamatan. Sementara menurut Travers (dalam Suprijono, 2011) berpendapat bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Belajar menurut Cronbrach, Suprijono, Gagne (dalam Suprijono, 2011) adalah perubahan tingkah laku. Belajar dipahami sebagai proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak salah, karena berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman atau latihan. 2.1.1.2 Hasil Belajar Menurut Gagne (Agus Suprijono, 2011), hasil belajar itu meliputi: 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

2003). Sedangkan menurut Gagne (dalam Slameto, 2003), belajar adalah proses

untuk memperoleh motivasi dalam penggetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku.

Menurut Harold (dalam Suprijono, 2011), berpendapat bahwa belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan

mengikuti arah tertentu. Selanjutnya Cronbach (dalam Suprijono, 2011)

mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengamatan. Sementara menurut Travers (dalam Suprijono, 2011) berpendapat

bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

Belajar menurut Cronbrach, Suprijono, Gagne (dalam Suprijono, 2011)

adalah perubahan tingkah laku. Belajar dipahami sebagai proses dari tidak tahu

menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Sebagian besar masyarakat menganggap

belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan

tersebut tidak salah, karena berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan

pengalaman atau latihan.

2.1.1.2 Hasil Belajar

Menurut Gagne (Agus Suprijono, 2011), hasil belajar itu meliputi:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

6

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kohnitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani.5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek tersebut.

Sedangkan menurut Bloom (Agus Suprijono, 2011), mengatakan bahwa

hasil belajar mencakup:

1. Kemampuan kognitif, yang meliputi pengetahuan, ingatan, pemahaman, menjelaskan, meringkas, mengorganisasikan, merencanakan, menilai.

2. Kemampuan afektif, yang meliputi sikap menerima, memberikan, organisasi.3. Kemampuan psikomotorik, yang meliputi keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Slameto (2003) tes hasil belajar merupakan sekelompok

pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab untuk diselesaikan oleh siswa

dengan tujuan untuk mengukur kemajuan hasil belajar. Hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Agus Suprijono, 2011).

Dari beberapa pendapat di atas hasil belajar merujuk pada kemampuan

dari beberapa aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil

belajar dapat diartikan sebagai perubahan kemampuan yang dimiliki seseorang

baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Kemampuan kognitif

berhubungan dengan pengetahuan ingatan, kemampuan afektif berhubungan

dengan sikap dan kemampuan psikomotorik berhubungan dengan keterampilan.

Perubahan kemampuan-kemampuan dalam hasil belajar dalam hal ini adalah

perubahan ke arah yang lebih baik (perubahan progresif).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku ke arah yang lebih baik. Hasil belajar dalam kemampuan kognitif,

afektif, psikomotorik merupakan perubahan peserta didik setelah mengikuti

proses kegiatan pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar maka guru tes.

Tekhnik tes meliputi tes pilihan ganda, tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.

Sedangkan tekhnik non tes meliputi pengamatan atau observasi, angket, jurnal,

portofolio dan wawancara. Guru dapat mengetahui hasil belajar siswa dapat dalam

bentuk nilai.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

7

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003), adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yang meliputi:

1. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu

(intern), yang meliputi:

a. Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan.

Jika salah satu faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi

belajar.

b. Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, minat, dan motivasi serta

perhatian ingatan berfikir.

c. Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan

jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar, dan haus.

2. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut faktor ekstern, yang

meliputi:

a. Faktor keluarga.

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama.

Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar.

b. Faktor sekolah

Meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,

siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah.

c. Faktor masyarakat

Meliputi bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar

maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas dapat

dikaji bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Aktivitas

belajar siswa memang tidak selamanya menguntungkan. Kadang-kadang juga

lancar, kadang mudah menangkap apa yang dipelajari, kadang sulit menangkap

mata pelajaran. Dalam keadaan dimana siswa dapat belajar sebagaimana

mestinya, itulah yang disebut belajar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

8

2.1.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), defenisi dari model

pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan suatu kegiatan, sedangkan

pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar. Adapun Menurut Supriyono Koes H (2003), model pembelajaran adalah

sebuah rencana atau pola yang mengorganisasikan pembelajaran dalam kelas dan

menunjukan penggunaan materi pembelajaran.

Model pembelajaran berbeda dengan strategi, metode dan prinsip

pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kesatuan dari metode, strategi dan

langkah-langkah pembelajaran. Salah satu ciri khusus model pembelajaran yang

tidak dimiliki oleh strategi atau prosedur tertentu yaitu tingkah laku mengajar

(sintaks) yang menggambarkan pola sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Lebih lanjut Ismail (dalam Widiarto, Rachmadi, 2004) menyabutkan bahwa istilah

model pembelajaran tidak dipunyai oleh strategi atau motode tertentu yaitu:

1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.

2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat

dilaksanakan secara optimal.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2.1.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak--

tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial

(Ibrahim, dkk, 2000). Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif,

merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang

memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative

learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam

kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

9

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam model

pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok untuk

menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

2.1.2.3 Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Group Investigation (GI) adalah metode pembelajaran yang melibatkan

siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik

yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik

yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di

depan kelas secara keseluruhan. (Arends, 2008).

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas

menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan

karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas

kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para

siswa memilih yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap

berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu

laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Peran guru dalam group investigation adalah sebagai pembimbing,

konsultan, dan memberi kritik yang membangun. Guru harus membimbing dan

memilah pengalaman kelompok menjadi tiga tingkat. Pertama, tingkat problem-

solving atau tugas (Apa yang menjadi masalah utama? Faktor apa saja yang

terlibat?). Kedua, tingkat manajemen kelompok (Informasi apa saja yang

diperlukan). Ketiga, tingkat penafsiran secara individu (Bagaimana kita

menafsirkan atau mengartikan simpulan yang didapat).

Tujuan atau misi dari metode Group Investigation (GI) ini adalah untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka berpartisipasi dalam proses

sosial demokratik dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada

kemampuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin tau akademis.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

10

Aspek-aspek dari pengembangan diri merupakan hasil perkembangan yang utama

dari metode ini (Sutikno, 2009).

2.1.2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Group Investigation (GI)

Slavin (dalam Asthika, 2005) mengemukakan tahapan-tahapan dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta

membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5

orang. Pada tahap ini:

a) Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-

kategori topik permasalahan.

b) Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik

yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki.

c) Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4

sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran.

Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang:

a) Apa yang siswa pelajari?

b) Bagaimana siswa belajar?

c) Siapa dan melakukan apa?

d) Untuk tujuan apa siswa menyelidiki topik tersebut?

3. Tahap Penyelidikan (Investigation)

Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa.

Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:

a) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat

simpulkan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.

b) Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap

kegiatan kelompok.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

11

c) Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide

dan pendapat.

4. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa

sebagai berikut:

a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proteknya

masing-masing.

b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mempresentasikannya.

c) Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas

dalam presentasi investigasi.

5. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan

pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk

penyajian.

b) Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai

pendengar.

c) Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan

atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.

6. Tahap evaluasi (evaluating)

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek

siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai

berikut:

a) Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan

yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman

efektifnya.

b) Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

c) Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

12

2.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Group Investigation (GI)

Seperti halnya metode pembelajaran yang lain GI juga mempunyai

kelebihan dan kekurangan, kelebihan GI antara lain:

1. Mampu menciptakan cara belajar siswa aktif.

2. Menumbuhkan motivasi belajar mandiri dalam diri siswa.

3. Dapat menumbuhkan minat dan kreativitas siswa.

4. Lebih memupuk cara berpikir analitis dan divergen.

5. Dapat meningkatkan kepedulian antar anggota dalam belajar.

Sedangkan kekurangan model Group Investigation (GI) adalah:

1. Tidak semua materi dapat disampaikan dengan menggunakan model ini.

2. Bahan ajar banyak tetapi waktu yang disediakan sedikit.

3. Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya

sehingga usaha kelompok tersebut gagal.

2.1.2.6 Penerapan Model Group Investigation (GI) dalam Proses Belajar

Mengajar

Pembelajaran yang baik ialah pembelajaran yang dikemas berdasarkan

prosedur yang tepat dan sesuai. Prosedur pembelajaran dilakukan melalui 3

tahapan, Sudrajat. A (2008) yaitu: (1) kegiatan pendahuluan; (2) kegiatan inti; (3)

kegiatan akhir dan tindak lanjut. Sebelum kegiatan dilaksanakan, langkah awal

ialah membuat perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan (Permendiknas No

41,2007).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

13

1) Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

(Permendiknas No 41, 2007).

2) Kegiatan inti

Sesuai Permendiknas No 41 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan

proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan

sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Kegiatan Akhir

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (Permendiknas No 41,

2007).

2.1.3 IPA

2.1.3.1 Pengertian IPA

Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris Natural

Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut

dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam

atau science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini Iskandar, 1997).

Dalam Webster’s (dalam Srini Iskandar, 1997), dinyatakan bahwa ilmu

pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

Sedangkan Purnell’s (dalam Srini Iskandar, 1997), berpendapat bahwa ilmu

pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

14

cara observasi dan eksperimen sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-

aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan tentang kejadian-

kejadian bersifat kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi.

Definisi lain menyatakan Ilmu Pengetahuan Alam ialah susunan teratur

pengetahuan yang diperoleh manusia, termasuk cara-cara mengambangkan

pengetahuan itu secara kriteria (ukuran). Ada pula yang mendefiniskan Ilmu

Pengetahuan Alam ialah apa yang dilakukan oleh ahli-ahli IPA (Srini Iskandar,

1997).

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan

Marten (dalam Srini Iskandar, 1997) sebagai berikut:

1) Mengamati apa yang terjadi.

2) Mencoba memahami apa yang diamati.

3) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.

4) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah

ramalan tersebut benar.

Dari beberapa teori pengertian diatas bahwa pengertian IPA merujuk pada

ilmu tentang alam. IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau

disusun dengan cara yang khas atau khusus, eksperimentasi, observasi dan

demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam KTSP 2006, mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

15

d) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam semesta dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Tujuan di atas mengisyaratkan bahwa pembelajaran IPA di SD, hendaknya

tidak menitikberatkan pada upaya pencapaian akademik semata, tetapi juga

berorientasi pada penanaman nilai-nilai IPA secara komprehensif. Dengan

demikian, penyajian materi atau konsep tidak dilakukan secara informatif melalui

ceramah. Pembelajaran IPA, sebaiknya melibatkan siswa dalam kegiatan yang

memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Agar situasi ini

terjadi, dengan demikian, memilih model pembelajaran menjadi penentu penting.

Dengan demikian, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran GI tujuan

pendidikan IPA seperti yang diharapkan dapat tercapai.

2.1.3.3 Fungsi IPA di SD

Fungsi pengajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut (Tn, 2001):

1) memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan

alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi

kehidupan sehari-hari.

2) mengembangkan ketrampilan proses.

3) mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling

mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi, dengan keadaan

lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

16

5) mengembangkan ketrampilan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-

hari, maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.3.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), ruang lingkup bahan kajian IPA

meliputi beberapa aspek kajian pokok IPA yang diajarkan di SD, yaitu:

1) mahkluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya.

3) energi dan perubahannya, meliputi: magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana

4) bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan yang mendekati judul penelitian ini

adalah:

1. Penelitian Nining Ramadani Apriliana dengan judul ”Penerapan model

belajar investigasi kelompok (group investigation) untuk meningkatkan

pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Soso 03 Kecamatan Gandusari

Kabupaten Blitar”. Berdasarkan hasil penelitian Nining Ramadani Apriliana

disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe GI dapat

meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SDN Soso 03 Kec. Gandusari Kab.

Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan pada siklus I rata-rata

penerapan model pembelajaran GI diperoleh 76%. Pada siklus II meningkat

menjadi 83,6% kenaikan dari siklus I ke siklus II pada penerapan

pembelajaran IPA dengan model GI sebesar 7,6%. Aktivitas pada siklus I rata-

rata klasikal yang didapat yaitu 53,5 aktivitas siswa meningkat pada siklus II

yang mendapatkan rata-rata klasikal 70,5. Rata-rata hasil belajar siswa pada

siklus I meningkat, dari rata-rata 57,5 menjadi 70,5 pada siklus II. Hal ini

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

17

menunjukkan bahwa adanya peningkatan pembelajaran IPA secara bertahap

pada siswa kelas V SDN Soso 03 Kec. Gandusari Kab. Blitar.

2. Penelitian oleh Citra Rusanti dengan judul “Penerapan model group

investigation untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas IV SDN Blayu 01

Kecamatan Wajak Kabupaten Malang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan model Group Investigation di kelas IV SDN Blayu 01 Kecamatan

Wajak Kabupaten Malang dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini terbukti

dengan tercapainya seluruh indikator dalam RPP dengan baik, yang dibuat

berorientasi pada keaktifan siswa. Pada setiap siklus indikator dapat tercapai

dengan baik sesuai RPP yang dibuat yaitu 82,61 pada siklus I dan meningkat

menjadi 93,48 pada siklus II. Penerapan model Group Investigation dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini terbukti dengan skor rata-rata siswa

pada siklus I yang mencapai 40,67 dan meningkat pada siklus II dengan

memperoleh skor rata-rata 69. Selain aktivitas juga dapat meningkatkan hasil

belajar. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yang

mendapat nilai 62,93 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 48,33%

meningkat menjadi 76,27 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 80% pada

siklus II. Hal ini berarti dengan menerapkan model Group Investigation dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas

IV SDN Blayu 01 Kecamatan Wajak Kabupaten Malang.

3. Penelitian oleh Dedik Setiyo Winoto dengan judul “Penerapan model group

investigation untuk meningkatkan pemebelajaran IPA siswa kelas V SDN

Kidul Dalem 2 Malang”. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan

model Group Investigation dapat meningkatkan pembelajaran IPA materi

"Bumi dan Alam Semesta" pada siswa kelas V SDN Kidul Dalem 2 Malang.

Penilaian penyusunan RPP sebesar 90,44% dan meningkat pada siklus II

sebesar 95,59%. Sedangkan penerapan model Group Investigation pada siklus

I sebesar 74,47% dan meningkat pada siklus II sebesar 86,23%. Aktivitas

belajar siswa sebesar 42,34% pada siklus I dan pada siklus II meningkat

menjadi 64,03%. Hasil belajar siswa sebesar 55 % pada siklus I dan pada

siklus II meningkat menjadi 75,93%.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8404/2/T1_292011611_BAB II.pdfMeliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

18

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian-penelitian terdahulu membuktikan bahwa Pembelajaran

kooperatif model group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

hal ini dimungkinkan karena secara teoritis jika guru menerapkan sintaks

pembelajaran melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik

maupun cara mempelajarinya melalui investigasi.

Penelitian ini dilakukan dengan asumsi yang dibangun seperti di atas.

Artinya, peningkatan hasil belajar IPA siswa dapat mungkin terjadi, jika siswa

dikondisikan dengan model Pembelajaran GI, dimana siswa terlibat dalam

penemuan-penemuan, baik itu masalah-masalah nyata yang dihadapinya dan

bagaimana menemukan solusi untuk masalah itu. Dengan keterlibatan ini, siswa

lebih mudah memahami materi ataupun konsep IPA yang diajarkan. Karenanya

dapat mendorong terjadinya peningkatan hasil belajar IPA siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori – teori di atas dapat diambil suatu hipótesis bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

tentang sifat-sifat cahaya bagi siswa kelas 5 SDN Pulutan 02 Semester II Tahun

2012/2013.