BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar...

14
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “hasil“ dan “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda. Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguhsungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Nasution mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut (Kutublog, 2011). Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Di antara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreativitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud di sini adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Selain itu ada yang mengartikan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2011). Selain itu ada yang mengartikan hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses pembelajaran. Hasil belajar adalah bukti keberhasilan dan usaha

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “hasil“ dan

“belajar“ yang memiliki arti yang berbeda. Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan

pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah

prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan

keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang

mampu untuk mencapainya. Nasution mengemukakan bahwa hasil adalah suatu

perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan

pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan

penghargaan diri pada individu tersebut (Kutublog, 2011).

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk

pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan

mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu

kegiatan. Di antara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki

siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui

kreativitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karena

itu hasil belajar yang dimaksud di sini adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa

setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh

Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Selain itu ada yang mengartikan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2011). Selain itu ada yang

mengartikan hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi

setelah kegiatan proses pembelajaran. Hasil belajar adalah bukti keberhasilan dan usaha

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

6

yang dilakukan dan merupakan kecakapan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran

di sekolah yang dinyatakan dengan angka. Selanjutnya Soemantri (Sumoharjo, 2011)

mengatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan yang terjadi

pada diri siswa setelah mengalami proses belajar di mana untuk mengungkapnya

biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam

dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa

terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut Mappa

berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi

tertentu yang menggunakan tes standar alat ukur keberhasilan belajar seorang siswa. Jadi

dalam hal ini keberhasilan belajar seorang siswa dalam menempuh proses belajar di

sekolah dapat dilihat dari standar yang digunakan. Sedangkan menurut Usman dan

Setiawati (Sumoharjo, 2011) menjelaskan bahwa belajar menghasilkan perubahan dalam

diri seseorang sebagai hasil dari belajar atau prestasi dari belajarnya itu. Hasil belajar

adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang

mengenai pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam

bersikap. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah proses

pembelajaran dalam waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi

tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dalam waktu

tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi tertentu sehingga mencapai hasil

belajar yang lebih baik dan merubah cara berpikir ke arah yang lebih baik lagi.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis pendekatan yang

salah satunya Student Teams Achievmet Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe

STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Banjarmasin, 2011). STAD siswa

dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap

kelompok haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

7

berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota tim menggunakan lembar

kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya,

dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui

tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi. Metode diskusi yang digunakan dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan

sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Dimana

model ini dipandang sebagai metode yang paling sederhana dan langsung dari

pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode ini paling awal ditemukan dan dikembangkan

oleh para peneliti pendidikan di John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan

menyediakan suatu bentuk belajar kooperatif. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk

melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok

untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam model pembelajaran ini, masing-masing

kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri

dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah

satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama,

kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan

pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana (Yuliatmoko, 2011). Adapula yang

mengartikan bahwa Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk

guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga

merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Seperti telah disebutkan

sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu

penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok.

Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur (Scribd, 2012).

STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada

belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap Minggu

menggunakan presentasi verbal dan teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

8

menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri

dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat

pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling

membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui guru, kuis, satu sama

lain atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua Minggu

siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor

perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi seberapa jauh skor itu

melampaui rata-rata skor yang lalu (Prayitno, 2008).

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (Dhieyblog, 2011)) dalam STAD siswa ditempatkan dalam kelompok

belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja,

jenis kelamin, dan suku. Sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD:

a. Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (atau indikator hasil belajar)

Guru memotivasi siswa

Guru mengkaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu

b. Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat

bacaan

c. Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar

Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok–kelompok belajar. Setiap

kelompok beranggotakan 4-5 orang dan harus heterogen terutama jenis kelamin

dan kemampuan siswa.

d. Fase-4

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

9

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan

tugas

e. Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan

diskusi

f. Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk

menghargai upaya dan hasil belajar siswa baik secara individu maupun

kelompok.

Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam kelompok

mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai

materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan tes tentang

materi itu. Pada waktu tes ini mereka tidak dapat saling membantu. Poin setiap

anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapat skor kelompok. Tim

yang mencapai kriteria tertentu diberikan sertifikat atau ganjaran lain.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dirumuskan oleh

Yuliatmoko (2011) sebagai berikut:

a. Penyajian kelas

Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah disusun.

Setiap pembelajaran dengan model STAD, selalu dimulai dengan penyajian kelas.

Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya. Guru

menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas

tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing. Guru dapat

menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada

siswa.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

10

b. Kegiatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar kelompok, bahan yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja

Siswa) untuk setiap kelompok. Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan

diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan

pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

c. Kuis (Quizzes)

Untuk menguji kinerja individu pada umumnya digunakan tes atau kuis. Setiap siswa

wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab secara

individual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok. Kuis adalah

tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa

setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan

disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

d. Skor Kemajuan (perkembangan) Individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampaui rata-rata skor siswa

yang lalu. Tujuan memberikan skor peningkatan individu adalah memberikan kesempatan

bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran kinerja pencapaian tujuan dan hasil kerja

maksimal yang telah dilakukan setiap individu untuk kelompoknya.

e. Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing

kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan

kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok

sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok. Setelah kegiatan penskoran peningkatan

individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor peningkatan kelompok yang diperoleh.

Penerapan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan

belajar mengajar (UNNES, 2011) adalah pertama, guru membentuk kelompok yang

anggotanya 4 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi). Kedua, guru

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

11

memberikan penjelasan tentang suatu materi. Ketiga, guru memberikan tugas kepada

kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Keempat, anggota kelompok

yang mengerti tentang materi menjelaskan materi kepada anggota yang lain dalam

kelompok itu sendiri sampai anggota yang lain mengerti. Kelima, guru memberi kuis atau

pertanyaan kepada seluruh siswa. Keenam, pada saat menjawab kuis tidak ada yang

boleh bekerja sama. Ketujuh, guru memberi evaluasi, dan kedelapan guru memberikan

kesimpulan.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk mata pelajaran

Matematika di SD N Binangun 01 kecamatan Bandar kabupaten Batang sebagai berikut:

1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Penyajian Kelas

Sebelum menyajikan materi guru memulai dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran memberikan motivasi, untuk berkooperatif.

3. Pembentukan Kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4

sampai 5 orang siswa. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang

ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar.

4. Kegiatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar kelompok, bahan yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja

Siswa) untuk setiap kelompok. Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan

diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan

pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

5. Kuis/ Tes

Guru memberikan tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk

mengetahui keberhasilan siswa. Pada saat menjawab kuis atau tes tidak ada yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

12

boleh bekerja sama. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan

disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

6. Penghargaan Kelompok

Pemberian penghargaan kepada masing-masing kelompok yang mendapat skor

kemajuan kelompok yang diperoleh dari skor rata-rata kelompok.

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian

pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Yuliatmoko, 2011). Dalam pembelajaran

tipe STAD ada bermacam-macam keunggulan yang terdapat di dalamnya antara lain:

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya

dan membahas suatu masalah, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih

intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah, dapat mengembangkan

bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi, dapat memungkinkan

guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya, para

siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi,

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,

menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Selain itu ada pula yang mengemukakan tentang keunggulan pembelajaran

kooperatif tipe STAD yaitu, aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar

terjadi interaksi dan kerjasama, siswa cenderung aktif dalam pembelajaran. Dapat

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep, kemampuan kerjasama siswa dapat

terbangun, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik dan membantu siswa

dalam berpikir kritis. Ada pula yang mengungkapkan keunggulan pembelajaran kooperatif

tipe STAD yaitu, meningkatkan pengetahuan siswa terhadap materi, terjadi komunikasi

diantara anggota kelompok dalam menemukan konsepsi yang benar. Mengembangkan

semangat kerja kelompok, dan menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat

kompetisi diantara anggota kelompok.

2.1.3 Pembelajaran Matematika SD

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau mathenein yang

artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

13

Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Ada

pula yang mengartikan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Sedangkan

menurut para ahli matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna

karena dirinya sendiri tetapi beradanya itu terutama untuk membantu manusia dalam

memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam (Karso, 1999: 1.39).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu

deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang struktur yang

terorganisasi.

Matematika adalah ide-ide, konsep-konsep abstrak dan bersifat deduktif.

Sebagaimana yang sudah diketahui, bahwa objek langsung belajar matematika itu pada

hakikatnya merupakan penanaman penalaran dan pembinaan keterampilan dari konsep-

konsep, yaitu ide-ide atau gagasan-gagasan yang terbentuk dari sifat-sifat yang sama. Di

lain pihak dihubungkan dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan guru dalam

rangka transfer kurikulum, maka konsep-konsep matematika yang tersusun dalam GBPP

matematika SD dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis konsep yaitu sebagai berikut

(Karso, 1999: 1.43). Konsep dasar dalam pembelajaran matematika merupakan materi-

materi atau bahan-bahan dari sekumpulan bahasan atau semesta bahasan, dan umumnya

merupakan materi baru bagi para siswa yang mempelajarinya. Oleh karena itu setelah

konsep dasar ini ditanamkan maka konsep dasar ini akan menjadi pra syarat dalam

memahami konsep-konsep berikutnya. Konsep yang berkembang, konsep yang

berkembang dari konsep dasar merupakan sifat atau penerapan dari konsep-konsep

dasar. Konsep yang berkembang ini merupakan kelanjutan dari konsep dasar dan dalam

mempelajarinya memerlukan pengetahuan tentang konsep dasar. Dengan kata lain,

konsep jenis ini akan mudah dipahami oleh para siswa apabila mereka telah menguasai

konsep pra syaratnya, yaitu konsep dasar.

Konsep yang harus dibina keterampilannya, konsep yang termasuk ke dalam jenis

konsep ini dapat merupakan konsep-konsep dasar atau konsep-konsep yang berkembang.

Konsep-konsep jenis ini perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari guru, sehingga

para siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan atau menampilkan konsep-

konsep dasar maupun konsep-konsep yang berkembang. Dengan adanya pembinaan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

14

keterampilan terhadap konsep-konsep ini diharapkan proses pembelajaran matematika

dapat mengkaji isu-isu tentang kurangnya keterampilan berhitung.

Tujuan Pembelajaran Matematika SD

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet

dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika SD

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai

berikut.

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pencapaian tujuan Matematika dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

15

Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang secara nasional

harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap

satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi

oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran matematika yang ditujukan bagi

siswa kelas V SD disajikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Memahami sifat-sifat bangun

dan hubungan antar bangun

6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun

ruang

6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai

bangun ruang sederhana

(Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2006)

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran metode STAD lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran Konvensional sehingga dapat dikatakan bahwa, penerapan

pembelajaran kooperatif model STAD mampu meningkatkan kualitas belajar siswa

(Prayitno, 2008). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan hasil belajar

matematika siswa (Khasanah, 2011).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

biasa. Dengan pembelajaran tersebut tiap siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-

masing, sehingga siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi

pembelajaran yang telah diajarkan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat

mengurangi kecenderungan guru mendominasi kelas. Selain itu, dengan adanya

penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa dalam

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

16

belajar, sehingga dengan adanya motivasi belajar di harapkan prestasi belajar siswa terus

meningkat (Rusmaya, 2011).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe

STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa (Dewi, 2011).Dari hasil

penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata

6,68 dan ketuntasan klasikal 70% pada siklus I menjadi rata-rata hasil belajar 7,01 dengan

ketuntasan klasikal sebesar 83% pada siklus II (Surianta, 2009).

2.3 Kerangka Pikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Binangun 01 masih rendah. Dengan

rendahnya hasil belajar matematika tersebut, guru berupaya meningkatkan hasil belajar

matematika dengan melakukan inovasi. Inovasi pembelajaran yang dilakukan guru adalah

mengemas pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh peneliti terdiri dari dua siklus.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari beberapa langkah, antara lain

menyampaikan tujuan pembelajaran, membentuk kelompok, diskusi kelompok, pemberian

kuis/ tes dan pemberian penghargaan pada kelompok. Melalui pembelajaran kooperatif

tipe STAD siswa aktif belajar secara mandiri melalui kerjasama dalam kelompok, dapat

saling tukar gagasan dan dapat mengambil keputusan. Secara rinci, uraian tersebut

digambarkan melalui gambar 2.1. berikut ini.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

17

KD : Mengidentifikasi sifat sifat bangun ruang

Gambar 2.1 Alur berpikir Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran

individu

Siswa kurang aktif, kurang

kerjasama, kurang menghargai

pendapat teman

Hasil belajar di

bawah KKM

Perbaikan pembelajaran

dengan PAIKEM (model

kooperatif tipe STAD)

Pembelajaran PAIKEM

(model kooperatif tipe STAD)

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan

materi bangun ruang

2. Membentuk kelompok terdiri dari 4-5 orang

secara heterogen

3. Masing –masing siswa dalam kelompok

mendapatkan tugas dengan materi bangun

ruang

4. Siswa dalam kelompok mendiskusikan tugas

5. Memberikan tes secara mandiri

6. Memberikan penghargaan kepada kelompok

yang memperoleh skor tertinggi

7. Wakil dari masing – masing kelompok

melaporkan hasilnya

8. Guru memberikan pujian kepada kelompok

yang memperoleh skor tertinggi

Penilaian Proses

Belajar

TesFormatif

Penilaianhasilbelajar

Hasil belajar matematika

meningkat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2089/3/T1_262010773_BAB II.pdf · “belajar“ yang memiliki arti yang berbeda.

18

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dari

penelitian ini adalah “Ada peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas V SD N

Binangun 01 semester 2tahun pelajaran 2011/2012 yang diduga dapat diupayakan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe STAD”.