BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang...

12
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pembelajaran IPS 1. Latar Belakang Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkajiseperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan denganisu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didikdiarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, danbertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan beratkarena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkanpengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosialmasyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadudalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalamkehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan pesertadidik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam padabidang ilmu yang berkaitan. 2. Tujuan Pembelajaran IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatdan lingkungannya 6

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian teori

2.1.1 Pembelajaran IPS

1. Latar Belakang Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkajiseperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

denganisu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi

Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta

didikdiarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,

danbertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

beratkarena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat.Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkanpengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosialmasyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

terpadudalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalamkehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan

pesertadidik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam

padabidang ilmu yang berkaitan.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatdan

lingkungannya

6

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

7

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dankemanusiaan

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisidalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.(KTSP: 2006)

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c) Sistem Sosial dan Budaya

d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang

secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci

SK dan KD untuk mata pelajaran IPSyang diitujukan bagi siswa kelas IV SD

disajikan melalui tabelberikut ini.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

8

Tabel 2.1

SK dan KD mata pelajaran IPSKelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber dayaalam, kegiatan

ekonomi,dan kemajuan teknologidi

lingkungankabupaten/kota danprovinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitandengan sumber daya alam dan

potensi lain didaerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi

dalam

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi,komunikasi, dan transportasi

serta

pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial

didaerahnya

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

Pendekatan problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar

metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendekatan problem solving adalah

suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada

suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual

atau secara kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan,

pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dengan menggunakan

langkah – langkah sampai pada suatu jawab.

2.1.2 Prestasi Belajar

Prestasi dalam belajar IPS, banyak ahli yang membuat definisi. Menurut Winkle

(2004) prestasi belajar adalah perubahan pengetahuan ketrampilan dan sikap

dalam diri siswa sebagai akibat interaksi aktif dalam lingkungannya. Perubahan-

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

9

perubahan itu terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relative lama, terarah dan

bersifat positif.

Sudiro (Rahayu: 2004) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan

perilaku menuju perkembangan yaitu hasil yang dicapai oleh siswa terhadap

perubahan tingkah laku dalam kaitannya dengan bahan yang dipelajari.

Nana Sudjana (2006:22) perkembangan prestasi belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Sedangkan menurut Sukma Dinata (2003) prestasi belajar merupakan realisasi

pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

siswa.

Penguasaan prestasi belajar oleh seorang siswa dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan

motorik.

Menurut Arikunto (1993) adalah sebagai hasil usaha, kemampuan dan sikap siswa

dalam menyelesaikan tugas dalam bidang pendidikan yang diterapkan pada setiap

jenjang studi yang dinyatakan dengan angka.

Menurut pendapat dari berbagai pakar pendidikan di atas dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku menuju perkembangan hasil

yang dicapai oleh siswa yang diterapkan pada setiap jenjang studi yang

dinyatakan dengan angka.

Pengukuran Prestasi Belajar

Tes adalah salah satu contoh instrumen atau alat pengukuran yang paling

banyak dipergunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang. Tes

adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar

(Suryanto Adi, dkk., 2009).

Penetapan angka kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan

berbagai cara atau teknik yang sistematis, baik berhubungan dengan proses

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

10

belajar maupun hasil belajar. Teknik penetapan angka tersebut pada prinsipnya

adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan

berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain

kognitif, afektif, maupun psikomotor (Balitbang Depdiknas, 2006). Secara umum

teknik penilaian dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu teknik tes dan nontes.

1. Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan), tes tulisan

(menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam

bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk (a) objektif,

ada juga yang disusun dalam bentuk (b) esai atau uraian.

2. Bukan tes (nontes). Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi atau

pengamatan, angket, kuesioner, interviews (wawancara), skala penilaian,

sosiometri, studi kasus, work sample analysis (analisa sampel kerja), task

analysis (analisis tugas), checklists dan rating scales dan portofolio

Di samping pengelompokan teknik penilaian diatas, teknik penilaian juga dapat

dibedakan menjadi:

1. Tes tertulis

Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis,

baik berupa tes objektif maupun tes uraian pada peserta didik di lembaga

penyelenggara pendidikan keterampilan. Tes tertulis ini dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang pengetahuan peserta didik berkenaan

dengan tugas/pekerjaan dengan cara merespon secara tertulis tentang

aspek-aspek yang diujikan.

2. Tes kinerja/tindakan

Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau

pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan pada

alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi,

ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja dapat

dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan produk. Tes

kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas bidang keterampilan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

11

tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang peserta didik. Penilai

mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk dilakukan oleh peserta

didik dengan cara memperagakan secara psikomotor. Misal seorang

peserta didik disuruh memperagakan cara perambatan panas melalui zat

padat.

3. Tes lisan

Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara

peserta didik denganseorangatau beberapa penguji. Pertanyaan dan

jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk memperoleh

data tentang performansi tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah

antara penilai atau guru dengan peserta didik melalui tanya jawab atau

wawancara langsung, berkenaan dengan pemahaman, perilaku, kinerja,

dan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah

dipelajari.

4. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat

hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi

dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang

sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi

yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu bekerja dalam

bengkel/laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa kali

observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini

digunakan juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang

beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan tertentu maupun produk yang

dihasilkannya. Penilaian atau guru dapat secara langsung mengamati dan

mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan lembar

observasi atau daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas atau pekerjaan

tertentu yang akan diamati.

5. Penugasan

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas, laboratorium

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

12

atau bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau

kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas rumah adalah

tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Tugas

projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan,

dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Proyek,

untuk memperoleh data tentang kinerja atas suatu tugas/pekerjaan tertentu

yang dikerjakan dalam jangka waktu tertentu, baik melalui pengawasan

maupun tanpa pengawasan. Misalnya penilai mempersiapkan dan

merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu untuk dikerjakaan peserta didik

kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.

6. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik

dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,

perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk

memperoleh data dengan cara mengumpulan bukti-bukti fisik yang bersifat

pribadi, atau hasil karya dan pencapaian dijadikan sebagai dasar untuk

menilai kinerja seseorang sebelum, dan setelah mengikuti pendidikan.

2.1.3 Pendekatan Problem Solving

Pendekatan problem solving adalah suatu cara mengajar dengan

menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan.

Pendekatan ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat, mengobservasi

problem, mencari hubungan antara berbagai data yang terkumpul kemudian

menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah.

Pendekatan problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga

merupakan suatu metode berpikir.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran problem solving adalah suatu metode

atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah

yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

13

kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dengan menggunakan langkah –

langkah sampai pada suatu jawab.

Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

John Dewey dalam bukunya How We Think, menyebutkan lima langkah dasar

untuk problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut :

1. Menyadari bahwa masalah itu ada

2. Identifikasi masalah

3. Penggunaan pengalaman sebelumnya atau informasi yang relevan untuk

penyusunan hipotesis

4. Pengujian hipotesis untuk beberapa solusi yang mungkin

5. Evaluasi terhadap solusi dan penyusun kesimpulan berdasarkan bukti yang

ada.

Menurut Johnson dan jhonson ( Husein Achmad, dkk. 1981 ) pemecahan

masalah sebagai metode mengajar IPS mempunyai langkah- langkah sebagai

berikut :

1. definisi masalah

2. diognose masalah ( luasnya masalah dan apa penyebabnya )

3. merumuskan alternatif dan rencana pemecahannya

4. penerapan dan penetapan strategi pemecahan masalah yang dipilih

5. evaluasi keberhasilan strategi yang dicapai

Menurut Tim MKPBM ( 2001 Bandung; JICA ) Universitas Pendidikan

Indonesia secara umum SPBM bisa dilkukan dengan langkah-langkah:

a) menyadari masalah

b) merumuskan masalah

c) merumuskan hipotesis

d) menguji hipotesis

e) menentukan pilihan penyelesaian

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

14

Dari ketiga pakar pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah pendekatan problem solving adalah sebagai berikut

1. membuat masalah tentang pertanian

2. mendiagnose masalah pertanian

3. Identifikasi masalah pertanian

4. menerapkan strategi pemecahan masalah pertanian

5. menentukan pilihan penyelesaian masalah pertanian

2.2 Kajian Hasil- Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Limau Jamina dengan judul “Penerapan model

pembelajaran problem solving untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS

siswa kelas III SDN Lesanpuro I Kecamatan Kedungkandang Kota Malang oleh

Jamina Limau”, yang dilakukan tahun 2011 , dalam penelitian itu disimpulkan : Hasil

penelitian pra tindakan, siklus I, siklusII, meningkat dengan memperoleh nilai rata-rata

pra tindakan 63,91% sedangkan hasil siklus I memiliki nilai rata-rata 80,00%.dan pada

siklus II sangat meningkat menjadi 94,23% dari hasil yang di peroleh maka jelas

bahwa hasil dari aktivitas siswa di nyatakan berhasil, dan aktivitas siswa di dalam

kelompok pada siklus I dan siklus II juga meningkat karena hasil yang di temukan

pada siklus I adalah 72, 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,58%.

Kelebihan penelitian ini adalah kesuksesan dalam peningkatan ketuntasan pada

siklus I. Kelemahannya adalah pendekatan problem solving baru dilakukan oleh guru

setelah ada penelitian yang membuktikan pendekatan problem solving meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Penelitian Arifuddin yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang

Sumber Daya Alam Dengan Pendekatan Problem Solving Pada Kelas IV MI Sullamul

Ulum Loa Bakung Samarinda “ yang dilakukan tahun 2011, dalam penilitian tersebut

disimpulkan : pelaksanaan pembelajaran berkategori baik, dan rata-rata nilai akhir

dari setiap siklusnya terjadi peningkatan sehingga persentase skor rata-rata siswa

secara klasikal yang mencapai skor lebih dari atau sama dengan 65 adalah mencapai

85% hal ini sesuai dengan Standar Ketuntasan Minimum (SKM) MI Sullamul Ulum

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

15

Loa Bakung Samarinda. Kelemahannya adalah pendekatan problem solving baru

dilakukan oleh guru setelah ada penelitian yang membuktikan pendekatan problem

solving meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian Erwin Putera Permana yang berjudul “ Meningkatkan Hasil Belajar Mela

lalui Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Kotes 01 Keca

matan Gandusari Kabupaten Blitar “, yang dilakukan tahun 2011, dalam penelitian

tersebut disimpulkan bahwa penerapan metode Problem solving dapat meningkatkan

aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar IPS.

Kelebihan penelitian ini adalah pada siklus I terjadi peningkatan 64%, pada siklus II

peningkatannya mencapai 97%, sedang kelemahannya adalah pendekatan problem

solving baru dilakukan oleh guru setelah ada penelitian yang membuktikan

pendekatan problem solving meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.3 Kerangka Pikir

Sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, pada pelajaran IPS masih

menggunakan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah,

sehingga nilai anak banyak yang di bawah KKM, pola berpikir anak masih abstrak.

Kemudian diadakan penelitian tindakan kelas, sehingga pola berpikir siswa dari

abstrak ke konkrit karena menggunakan pendekatan metode problem solving dan alat

peraga berupa gambar- gambar.

Pada perbaikan pembelajaran PAIKEM ( Pendekatan Problem Solving ) diterapkan

langkah-langkahnya sehingga waktu diadakan tes formatif prestasi belajar siswa

meningkat, selain itu siswa dapat melakukan unjuk kerja seperti : diskusi kelompok,

kerja kelompok, observasi dan diadakan penilaian proses belajar dapat meningkatkan

prestasi belajar IPS.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

16

Alur berfikir pembelajaran konvensional dengan (metode ceramah) ke pembelajaran

PAIKEM (pendekatan problem solving)

PBM

Pembelajaran

konvensional

dengan metode

ceramah (berpusat

pada guru)

Pola berfikir

siswa abstrak

ke konkrit

Hasil belajar di

bawah KKM

Perbaikan

pembelajaran dengan

PAIKEM (pendekatan

problem solving)

Penilaian proses belajar

Prestasi belajar IPS

Pembelajaran Paikem (Pendekatan problem solving)

1. membuat masalah tentang pertanian

2. mendiagnose masalah pertanian

3. Identifikasi masalah pertanian

4. menerapkan strategi pemecahan

masalah pertanian

5. menentukan pilihan penyelesaian

masalah pertanian

1. diskusi kelompok

2. diskusi kelompok

3. observasi

4. kerja kelompok

5. kerjakelompok

Tes formatif

Prestasi hasil belajar

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 1. Latar Belakang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2076/3/T1_262010758_BAB II… · Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. ...

17

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan problem

solving diduga dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV semester 2

Tahun 2011- 2012 di SDN Candiareng Warungasem Batang .