BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran IPA 2.1.1...

30
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran IPA 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi tujuan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Definisi di atas, pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pembelajaran IPA 2.1.1...

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Pembelajaran IPA

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

Berbagai definisi mengenai pembelajaran dikemukakan oleh para ahli.

Salah satunya yaitu Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) yang mengemukakan

bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru

guna menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan

persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam

menghadapi tujuan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia

serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Definisi di atas, pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi

antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua

11

unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik dan juga

lingkungan belajar.

2.1.2 Pengertian IPA

Dalam KTSP (2006) ditegaskan bahwa IPA merupakan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan

IPA di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar (Depdiknas, 2003: 15). Sehingga Ilmu pengetahuan alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatau proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami sehingga siswa

dapat memahami alam sekitar secara ilmiah.

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa IPA merupakan

suatu proses kegiatan untuk mempelajari alam melalui kerja ilmiah untuk

menghasilkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta

sikap ilmiah sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

12

2.1.3 Pengertian Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pada hakikatnya menurut Mohammad Surya (2003 : 11) menjelaskan

bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatau perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.4 Fungsi & Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Muslichah (2006:23) fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di

SD/MI adalah Untuk menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap

sains, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk

menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

mengembangkan gejala alam, sehingga siswa dapat berfikir kritis dan objektif.

Menurut BNSP (2006:484) mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahamankonsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat di tetrapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi

dan masyarakat.

13

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs

2.1.5 Karakteristik Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) di SD/MI setiap satuan pendidikan didasarkan pada pemberdayaan

siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmia, dan pengetahuan sendiri

yang difasilitasi oleh guru.

Pendekatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan melalui

pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan diskusi untuk

menghasilkan suatu penjelasan tentang gejala yang dapat dipercaya”. Kemampuan

yang ingin dicapai dalam pemlajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu (1)

kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk menguji

tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkan sikap ilmiah (Ibid, 170).

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran IPA di SD/MI lebih ditekankan pada pendekatan konsep dan ilmia

dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan yaitu; (1) kemampuan untuk

mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang

14

belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut eksperimen, (3)

dikembangkannya sikap ilmiah.

2.1.6 Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA

Pembelajaran di SD/MI akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam

proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD/MI perlu menerapkan prinsip-

prinsip pembelajaran di SD/MI. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD/MI menurut

Depdiknas (2006) adalah “ Prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan,

prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil bermain,

prinsip hubungan liriter”. Prinsip pembelajaran di atas dapat di uraikan sebagai

berikut :

Prinsip motivasi, merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Jadi motivasi siswa perlu di tumbuhkan, guru harus berperan sebagai

motivator sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran.

Prinsip latar, pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal.

Oleh karena itu dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan,

keterampilan, pengalaman apa yang telah di miliki siswa sehingga kegiatan

pembelajaran tidak berawal dari kekosongan terhadap materi.

Prinsip menemukan, pada dasarnya siswa sudah memiliki rasa ingin tahu

yang besar sehingga berpotensi untuk mencari tahu guna menemukan sesuatu.

Prinsip belajar sambil melakukan, pengalaman yang di peroleh melalui bekerja

merupakan hasil belajar yang tidak mudah di lupakan. Oleh karena itu dalam

proses pembelajaran hendaknya siswa di arahkan untuk berkegiatan. Prinsip

belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang di sukai pada usia SD,

15

dengan bermaian akan menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga akan

mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena

itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan

melalui kegiatan bermain sehingga memunculkan daya kreatifan siswa.

Prinsip hubungan/relevansi, dalam beberapa hal kegiatan belajar akan

lebih berhasil jika di kerjakan secara berkelompok. Dengan kegiatan berkelompok

siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya

interaksi dan kerjasama dengan orang lain.

2.2 Materi Energi Listrik

Materi Energi Listrik tidak hanya dibelajarkan pada Sekolah Dasar tetapi

juga diajarkan di jenjang SMP dan SMA. Ini berarti pemahaman siswa terhadap

materi Energi Listrik pada jenjang Sekolah Dasar merupakan syarat bagi siswa

untuk mempelajari materi di jenjang SMP dan SMA. Untuk itu para guru harus

mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang dapat memahamkan

siswa pada materi Energi Listrik.

Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) untuk kelas VI pada materi Energi Listrik dapat dilihat

pada Tabel 2.1

16

Tabel 2.1 Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD Kelas VI Semester 2

dalam permendiknas No. 22 Tahun 2006.

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

8. Memahami pentingnya penghematan

energi 8.1 Mengidentifikasi kegunaan Energi

Listrik dan berpartisipasi dalam

penghematannya dalam kehidupan

sehari-hari

1. Gejala kelistrikan

Energi Listrik biasa digunakan untuk penerangan atau menggerakkan

mesin dan menyalakan peralatan rumah tangga. Suatu benda

mengandung ribuan muatan listrik yang sangat kecil. Ada dua jenis

muatan listrik, yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (–). Jumlah

muatan listrik pada setiap benda sama. Gejala kelistrikan muncul ketika

kedua muatan tersebut tidak sama. Benda bermuatan listrik mempunyai

gaya listrik sehingga dapat menarik benda ringan disekitarnya.

a. Listrik statis

Listrik statis adalah listrik yang tidak mengalir atau yang muatan-

muatan listriknya berada dalam keadaan diam. Listrik statis

merupakan bentuk listrik yang dihasilkan bila beberapa benda

digosokan satu sama lain. Untuk mengetahui kita bisa melakukan

pecobaan dengan menggunakan penggaris dan sobek-sobekan kertas

kecil. Gosokkan penggaris kepada rambut yang kering, kemudian

letakkan pada sobekan kertas kecil maka secara otomatis kertas akan

terangkat atau tertarik pada penggaris plastik tersebut. Kenapa ini

bisa terjadi ? hal ini dikarnakan penggaris plastik yang digosok

17

gosokan pada rambut menjadi bermuatan listrik, muatan listrik itulah

yang menyebabkan sobekan kertas kecil dapat tertarik oleh penggaris.

b. Listrik dinamis

Listrik dinamis ini adalah suatu gejala listrik yang diakibatkan oleh

muatan listrik yang bergerak atau mengalir dalam suatu rangkaian

listrik. Ketika kabel dihubungkan ke dalam sebuah batrai dan lampu

maka lampu tersebut akan menyala. Kenapa lampu tersebut bisa

menyala ? lampu tersebut bisa menyala karna adanya arus listrik.

Arus listrik adalah suatu muatan listrik pada rangkaian tertutup yang

mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat yang

berpotensial rendah. Tempat yang berpotensial tinggi tersebut

dinamakan kutub positif dan tempat yang berpotensial rendah

dinamakan kutub negatif.

2. Sumber Energi Listrik

Sumber Energi Listrik adalah benda yang dapat menghasilkan arus

listrik. Sumber energi yang terbatas dan tidak dapat diperbarui adalah

sumber energy yang mudah habis jika digunakan secara terus menerus.

Sedangkan sumber energi yang tidak terbatas dan dapat diperbarui adalah

sumber energi yang tidak akan habis meskipun digunakan secara terus

menerus. Listrik yang umumnya kita kenal adalah listrik yang mengalir.

Listrik yang mengalir disebut arus listrik. Benda yang dapat

menghasilkan arus listrik dinamakan sumber Energi Listrik.

18

Berikut adalah macam-macam sumber listrik :

a. Aki

Aki biasa disebut sebagai elemen basah karena aki berisi zat kimia

yang berupa cairan. Jika energi aki habis, aki bisa diberi energi lagi

yaitu dengan cara dicas atau disetrum agar bisa digunakan kembali.

Penggunaan energi pada aki dilakukan dengan cara menghubungkan

kutib positif dengan negatifnya

b. Baterai

Merupakan sumber Energi Listrik yang paling mudah diperoleh.

Baterai berisi zat-zat kimia yang dapat berubah menjadi Energi

Listrik apabila kutub positif (+) dihubungkan dengan kutub negatif (-

). Bagian-bagian yang terdapat pada baterai antara lain :

1) Lapisan seng => berfungsi sebagai kutub negatif (-)

2) Lapisan zat-zat kimia

3) Batang arang yang ujung luarnya dihubungkan dengan tembaga

=> berfungsi sebagai kutub positif (+)

c. Dinamo Sepeda

Dynamo sepeda terdiri dari magnet berbentuk tabung dan sebuah

kumparan (kawat yang digulung secara teratur) dan dipasang

disekitar tabung yang berputar. Pada saat sepeda dijalankan kepala

dynamo yang berhubungan dengan magnet akan berputar karena

bergesekan dengan sepeda. Dinamo dapat mengubah energi mekanik

menjadi Energi Listrik.

19

d. Generator

Adalah sumber Energi Listrik yang paling besar dan banyak terdapat

pada pusat pembangkit Energi Listrik.

3. Perubahan Energi Listrik

a. Energi cahaya

Lampu pijar dan lampu neon merupakan alat listrik yang dapat

mengubah energi lisutrik menjadi energi cahaya dan energi kalor.

b. Energi bunyi

Radio, televisi, handpone merupakan penghasil bunyi, namun alat

tersebut tidak berfungsi jika tidak ada listrik. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa alat-alat tersebut mengubah energi listrik

menjadi energi bunyi. Demikian juga dengan bel listrik yang ada

disekolah. Bel tersebut dapat berbunyi karena adanya energi listrik

yang di ubah menjadi energi bunyi.

c. Energi panas,

Alat pemanas seperti setrika listrik, solder, kompor listrik dan teko

listrik jika dihubungkan pada arus listrik akan mengubah energi

listrik menjadi energi kalor (panas). Bagian dalam alat pemanas

terdapat elemen pemanas yang terbuat dari bahan konduktor.

d. Energi gerak.

Kipas angin jika dihubungkan dengan arus listrik akan mengubah

energi listrik menjadi energi gerak. Kipas angin dapat berputar

karena adanya energi listrik yang diubah oleh komponen-komponen

magnet di dalam kipas tersebut menjadi energi gerak.

20

4. Konduktor dan isolator

Pada rangkaian tertentu bola lampu dapat menyala jika dihubungkan

dengan kutub-kutub sumber listrik oleh kawat/benda penghantar listrik

yang baik. Konduktor listrik adalah benda yang dapat menghantarkan

arus listrik dengan baik, umunya terbuat dari benda dari logam seperti

besi, aluminium, seng dan sebagainya. Adapun isolator listrik adalah

benda yang tidak dapat menghantar arus listrik, umumnya benda ini

terbuat dari bahan non logam misalnya plastik, kayu, udara dan karet.

5. Rangkaian Listrik

Rangkain listrik terjadi ketika bola kutib positif dihubungkan dengan

sepotong kabel yang akan menimbulkan arus listrik. Arus listrik mengalir

dari kutub positif menuju kutub negatif. Rangkaian listrik dapat kita

temukan pada baterai yang disusun sedemikian rupa. Berikut adalah

susunan baterai yang akan menghasilkan rangkaian listrik :

a. Rangkaian seri => bila baterai dan sumber listrik yang lain disusun

berderet.

b. Rangkaian paralel => bila baterai atau sumber listrik yang lain

disusun sejajar.

c. Rangkain campuran => gabungan dari susunan seri dan paralel.

Berikut pula rangkain listrik yang memengaruhi nyala lampu :

a. Rangkaian paralel menghasilkan nyala lampu yang terang, tetapi

rangkaian ini menyebabkan baterai lebih cepat habis.

b. Rangkaian seri menghasilkan nyala lampu kurang terang, tetapi

dengan begitu baterai akan lebih tahan lama.

21

Rangkaian yang biasa digunakan di rumah-rumah adalah rangkaian

paralel karena tidak akan menyebabkan lampu padam, meskipun salah

satu lampu putus. Berbeda dengan rangkaian seri, maka jika ada salah

satu saja lampu yang mati, maka semua lampu akan ikut mati.

Secara umum, benda-benda di sekitar kita dapat dibagi menjadi

dua kelompok yaitu isolator dan konduktor. Konduktor adalah benda

yang bisa menghantarkan panas sedangkan isolator tidak dapat. Jika

dikaitkan dengan listrik, maka dapat disebut dengan konduktor listrik dan

isolator listrik.

6. Pembangkit listrik

a. PLTA

Pembangkit listrik tenaga air atau yang disebut dengan PLTA adalah

pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinestetik dari

air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibagikan

ini biasanya sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit

listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang

digerakan oleh kinestetik dari air. Namun secara luas tidak hanya

terbatas pada air dari waduk atau air terjun. Melainkan juga meliputi

pembangkit listrik yang menggunakan tenaga listrik dalam bentuk

lain seperti tenaga ombak.

b. PLTN

PLTN atau yang disebut dengan pembangkit listrik tenaga nuklir

adalah stasiun pembangkit listrik termal dimana panas yang

dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembagkit

22

listrik. Dari reaktor tersebut uap panas yang dihasilkan akan

menggerakan turbin, turbin-turbin tersebut akan menggerakn

generator dimana generator akan menghasilkan listrik yang

disalurkan kerumah-rumah sebagai alat penerangan untuk kegiatan

sehari-hari dan lain-lain.

c. PLTS

Pembangkit listrik tenaga surya atau yang disebut dengan PLTS

banyak digunakan untuk memenehui kebutuhan listrik didaerah

pedesaan dan daerah terpencil yang belum terjangkau listrik dari

PLN. PLTS ini dapat digunakan untuk segala kebutuhan lsitrik.

Misalnya untuk kebutuhan rumah tangga yaitu penerangan, pompa air

dan telekomunikasi.

d. PLTU

Pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU adalah pembangkit yang

mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi

listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini energi listrik ini

adalah generator. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan

berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan bahan bakar.

2.3 Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Sadiman (2005:6) berpendapat media berasal dari bahasa latin dan

merupakan jamak dari kata medoe yang berarti perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan sarana komunikasi tidak

23

langsung yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, maupun informasi

dari seseorang kepada orang lain. Dalam pembelajaran media merupakan sarana

yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada

seluruh siswa.

Sementara itu menurut Arsyad (2002:3) media berasal dari bahasa latin

Medius yang secara harfiah berarti tengah, pertengahan atau pengantar.

Sedangkan dalam bahasa arab sendiri media berasal dari kata wasaail yang berarti

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun

sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks serta lingkungan sekolah merupakan

media belajar.

Secara khusus Arsyad (2002:3) menambahkan bahwa media dalam proses

belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Media pembelajaran merupakan pengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama dalam proses belajar yaitu siswa dan isi pelajaran.

Selain pendapat tersebut, Djamarah (2010:120) berpendapat media adalah

sumber belajar sehingga secara luas media pembelajaran dapat diartikan dengan

manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh

pengetahuan serta keterampilan. Media merupakan alat bantu yang dapat berupa

apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan

pembelajaran. Secara lebih spesifik Sadiman (2010:19) menjelaskan sebagai

berikut:

24

Media pelajaran adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi

pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan.

Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat

mengumpulkan pesan yang terkandung dalam media tersebut.

Berdasarkan penjelasan tentang pengertian media pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi yang mengandung tujuan

instruksional kepada penerima pesan dalam pembelajaran.

2.3.2 Klasifikasi Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

Media pembelajaran merupakan komponen instruksional meliputi pesan,

orang, maupun peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia

pendidikan misalnya teori atau konsep baru serta teknologi, media pembelajaran

terus mengalami perkembangan, tampil dalam berbagai jenis, dengan masing-

masing ciri serta kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-

usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, mengarah kepada

pembuatan taksonomi media pendidikan atau pembelajaran di sekolah.

Rudy Bretz (dalam Sumiati, 2008:128), mengklasifikasikan media

berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual berupa gambar, garis, simbol,

maupun gerak. Media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8

kategori yaitu Media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio

semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media semi gerak, media

audio, dan media cetak.

Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya

media audio-visual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyusun suatu hirarki.

Dari hirarki Duncan, Sumiati (2008:131) berpendapat semakin tinggi tingkat

25

hirarki suatu media, semakin rendah satuan biaya serta semakin khusus sifat

penggunaannya. Namun demikian, kemudahan serta keluwesan penggunaannya

semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki

paling rendah.

Schramm (dalam Sadiman, 2005:62) berpendapat ada dua kelompok

media yaitu big media atau media rumit dan little media yaitu media sederhana

serta murah. Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media

kelompok, media individu, didasarkan atas daya liput media.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun

mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan

perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2011:19) mengklasifikasikan media

atas empat kelompok yaitu media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi

audio-visual, media hasil teknologi berbasis computer, dan media hasil gabungan

teknologi cetak serta komputer.

Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2011:19) membagi media ke dalam

dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi mutakhir.

Lebih lanjut Arsyad, (2011:21) menjelaskan sebagai berikut:

Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak diproyeksikan dan

yang diproyeksikan, audio, penyajian media, visual dinamis yang

diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan

media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti

teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer

dan hypermedia.

Beberapa pengelompokkan media dikemukakan tersebut, hingga saat ini

belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi atau sistem taksonomi media

26

baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media berlaku umum serta

mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional.

2.3.3 Ciri Media Pembelajaran

Kata Menurut Arsyad Azhar (2005: 6–7) ciri-ciri umum yang terkandung

dalam media yaitu :

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat,

didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4. Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik

di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru

dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video,

OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio tape/kaset,

video recorder).

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu. Lebih lanjut Gerlach & Ely yang dikutip

Arsyad Azhar (2005: 12), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan

27

petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat

dilakukan oleh oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang

efisien) melakukannya.

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu

peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media

seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film.

Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian

atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan

tanpa mengenal waktu.

b. Ciri manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari

dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan

teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

c. Ciri distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali

informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat diproduksi

seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai

tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.

28

Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau

hampir sama dengan aslinya.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sesuatu

dikatakan media pembelajaran apabila mempunyai ciri-ciri : (1) ciri

fikasatif, (2) ciri manipulatif, (3) ciri distributif, (4) berbentuk

hardware maupun software dan (5) mampu digunakan baik itu secara

masal, kelompok besar/kecil maupun perorangan.

2.3.4 Fungsi & Manfaat Media

Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang

ditata dan diciptakan oleh guru. Arsyad Azhar (2005: 15–16) menjelaskan bahwa

penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian dan isi pelajaran

pada saat itu, disamping itu juga membangkitkan motivasi, minat siswa dan juga

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik

dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Menurut Levie dan Lentz dalam Arsyad Azhar (2005: 16), mengemukakan

empat fungsi media pengajaran khususnya media visual yaitu:

a. Fungsi atensi.

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran.

29

b. Fungsi afektif.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

c. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi

siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran

yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Senada dengan hal tersebut Sudjana dan Rivai (2005:2) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan dapat lebih

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik.

30

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap

jam pelajaran.

2.3.5 Cara Pemilahan Media Pembelajaran

Dengan adanya berbagai macam media yang semuanya dapat dipakai

dalam kegiatan belajar mengajar, maka pada saat guru akan menggunakannya

harus memilih media yang paling tepat dipakai untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Sebagai pedoman pemilihan media, antara lain dapat

dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebelum memilih media instruksional guru harus menyadari bahwa

tidak ada satu mediapun yang paling baik untuk semua tujuan. Tiap

media tentu memiliki kelebihan dan kelemahan, serta keserasian

tertentu untuk mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.

2. Pemilihan media harus dilakukan secara objektif, artinya benar-

benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektifitas belajar siswa

bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan.

3. Pemilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai

berikut :

a. Sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai.

b. Sesuai dengan siswa yang sedanng mengikuti proses

pembelajaran.

c. Ketersediaan bahan media.

31

d. Biaya untuk menyediakan media.

e. Kualitas / mutu dari media

Dengan menggunakan pedoman tersebut, guru akan terhindar dari

kecerobohan dalam pemilihan media. Berdasarkan pedoman pemilihan media

tersebut juga memperjelas pengertian bahwa efektifitas tercapainya tujuan

instruksional tidak tergantung pada modern atau mahalnya harga media yang

digunakan. Ketepatan pemilihan media yang akan berpengaruh terhadap

efektifitas pencapaian suatu tujuan.

2.3.6 Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

Media pembelajaran merupakan media yang digunakan dalam

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan rangsangan

kepada siswa dalam proses belajar, sehingga dapat mempertinggi kualitas belajar

mengajar dan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. Hal ini sebagaimana

Sudjana dan Rivai (2007:2) berpendapat bahwa media pengajaran dapat

menjadikan pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

Menurut Riyana (2008:10) media pembelajaran memiliki nilai dan

manfaat sebagai berikut: 1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. 2)

Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam

lingkungan belajar. 3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. 4)

Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

32

Konsep-konsep yang sulit dijelaskan secara langsung seperti materi Energi

Listrik dapat dikongkritkan dengan menggunakan video dan animasi. Objek yang

terlalu besar, dapat digantikan oleh gambar, foto, dan model, sedangkan peristiwa

yang terjadi pada masa lalu dapat ditampilkan melalui rekapan video, sedangkan

peristiwa alam seperti letusan gunung berapi dapat disajikan dalam bentuk

simulasi komputer.

Lain halnya dengan pendapat Thobroni (2011:213) yang mengatakan

bahwa media pembelajaran dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu

media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,

meningkatkan hasil belajar, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu serta

memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran

dapat membangkitkan motivasi, minat belajar, pemahaman siswa, menyajikan

data dengan menarik, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.

Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran

menjadi dua yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar.

1. Media sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah

untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari

bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. guru sadar bahwa

tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan

dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit

dan cukup kompleks seperti dalam pembelajaran IPA Terpadu.

Berkaitan dengan manfaat media sebagai alat bantu, Djamarah

(2010:121) menjelaskan sebagai berikut:

33

Setiap materi pelajaran memiiki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada

satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di

lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa

media pembelajaran seperti globe, grafik, gambar, slide presentasi dan

lain sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi

tentu sukar diproses oleh siswa apalagi bagi siswa yang kurang menyukai

bahan pelajaran yang disampaikan tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran digunakan untuk memudahkan jalan menuju tercapainya

tujuan pengajaran. Hal tersebut dilandasi dengan keyakinan bahwa

proses belajar mengajar dengan bantuan media meningkatkan

motivasi dan minat anak untuk mempelajari materi yang diberikan

oleh guru. Oleh karenanya media disebut sebagai alat bantu dalam

proses belajar mengajar, sedangkan guru yang mempergunakannya

untuk membelajarkan siswa demi tercapainya tujuan pengajaran.

2. Media sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah

nilai untuk dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang

dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Djamarah

(2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima kategori yaitu

manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan.

Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau

asal untuk belajar seseorang.

Berdasarkan penjelasan tersebut, media pembelajaran sebagai salah

satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa.

34

Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan

oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru dalam

menerangkan suatu benda dapat membawa bendanya secara langsung

ke hadapan siswa di depan kelas, apabila hal tersebut tidak

dimungkinkan, guru dapat membuat sketsa dari benda tersebut sebagai

sumber belajar.

2.4 Pengertian Macromedia Flash 8

Macromedia Flash 8 8 adalah sebuah program animasi interaktif berbasis

vector yang memiliki fasilitas action script. Action script adalah bahasa

pemrograman sederhana (serupa Javascript) yang dibuat untuk memudahkan para

flash developer dalam mengontrol timeline, suara, gambar, warna dan elemen-

elemen lainnya. Action script memungkinkan animasi menjadi lebih interaktif

karena file output dari flash dapat berjalan sesuai dengan script yang dimasukkan.

Dalam proses pembelajaran Macromedia Flash 8 8 digunakan sebagai

media dalam bentuk presentasi media yang interaktif. Selain dapat dimanfaatkan

sebagai perangkat ajar, Macromedia Flash 8 8 sejak dirilisnya pada tahun 1996

merupakan software yang populer digunakan untuk membuat animasi yang

biasanya digunakan untuk berbagai keperluan di Internet. Misalnya, untuk

membuat situs, banner iklan, logo yang beranimasi, serta animasi pelengkap

lainnya. Selain itu flash juga digunakan untuk mengintegrasi video ke dalam

halaman web, dan mengembangkan berbagai aplikasi internet. Flash juga dapat

digunakan sebagai tool untuk membuat game dan berbagai aplikasi media lainnya.

Pada Gambar 2.1 dibawah ini adalah tampilan dari aplikasi Macromedia Flash 8.

35

Gambar 2.1 Tampilan Awal Aplikasi Macromedia Flash 8

2.5 Media Pembelajaran Macromedia Flash 8 untuk Memfasilitasi

Pembelajaran Materi Energi Listrik

Kemampuan Macromedia Flash 8 dalam menghasilkan produk animasi

yang berkualitas, diharapkan dapat menghasilkan produk pembelajaran materi

Energi Listrik yang berkualitas sehingga menjadikan pembelajaran lebih

bermakna dengan tercapainya indikator yang diharapkan. Contoh materi Energi

Listrik yang perlu untuk dibuat animasi adalah proses kerja dinamo, PLTA, PLTU

dan lain sebagainya.

2.5.1 Tahap Persiapan

Untuk mendapatkan hasil produk media pembelajaran berbasis

Macromedia Flash 8 8 Materi Energi Listrik yang berkualitas, diperlukan

persiapan yang cukup matang untuk mempersiapkan rancangan produk,

serta alat dan bahan yang dibutuhkan. Adapun rincian persiapannya yaitu;

1. Membuat Story Board atau Rancangan Pembuatan Media (Lampiran

7 dan Lampiran 8).

36

2. Menyiapkan dan memastikan aplikasi Macromedia Flash 8 siap

dioperasikan tanpa ada bagian yang terinfeksi virus.

3. Melakukan Desain Template, tombol navigasi, serta ornamen media

lain.

4. Mencari gambar dan video di internet.

5. Mencari literatur yang valid sebagai konten materi Energi Listrik

Apabila tahap persiapan telah dilakukan, ke lima poin persiapan telah

dipenuhi maka tahap selanjutnyan adalah tahap pembuatan media Energi

Listrik menggunakan Macromedia Flash 8. Adapun langkah ringkasnya

sebagai berikut:

1. Buka aplikasi Macromedia Flash 8 8 yang telah diinstal di

komputer/laptop

2. Masukkan Template/Backround media sesuai hasil

rancangan/storyboard

3. Masukkan gambar yang telah dipersiapkan

4. Membuat tombol lalu atur semua layer dan frame sesuai dengan yang

diinginkan

5. Membuat Animasi sesuai yang diinginkan

6. Melanjutkan pembuatan media dengan mengikuti Storyboard.

Setelah menggunakan aplikasi macromedia media flash, langkah yang

harus dilakukan adalah

1. Menyimpan projek sementara yang telah dibuat dengan mengklik file

pilih save as

37

2. Apabila projek telah selesai dan siap digunakan maka perlu dilakukan

Publish media, caranya dengan mengklik menu file yang ada di pojok

kiri tampilan Macromedia Flash 8 8 lalu pilih Export, lalu pilih

animation. Atau pilih file pilih Publish.

3. Kemudian tutup aplikasi dengan mengklik tombol exit yang ada di

sebelah kanan atas aplikasi.

2.5.2 Tahap Penggunaan

Setelah media pembelajaran selesai dibuat bacalah buku panduan

yang telah dibuat agar pemakai tidak mengalami kesulitan ketika sedang

menggunakan media. Sehingga media yang dibuat bisa digunakan untuk

semua kalangan. Tidak hanya guru melainkan siswa juga bisa.

1. Memperkenalkan media pembelajaran Energi Listrik berbasis

Macromedia Flash 8 dan menjelaskan bagian – bagiannya kepada

siswa.

2. Menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran Energi Listrik

berbasis Macromedia Flash 8 yang ada dibuku panduan maupun

didalam media.

3. Ikuti pentunjuk yang ada di dalam buku agar pengguna tidak

mengalami kesulitan dalam mengoprasikan medai pembelajaran.

4. Setelah itu proses pembelajaran yang sesuai dengan RPP.

2.5.3 Tahap Setelah Penggunaan

1. Setelah menggunakan media tutup media dengan menggunakan

tanda silang di atas (pojok sebelah kanan). Maka secara otomatis

38

media akan menutup dengan sendirinya. Matikan leptop yang

digunakan untuk memutarkan media pembelajaran.

2. Kemudian matikan proyektor yang digunakan untuk menampilkan

media yang ada didepan kelas dan simpan proyektor ditempat yang

aman.

2.6 Kerangka Pikir

Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola

kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterbatasan media

pembelajaran, yaitu penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai sumber

belajar, sarana pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah siswa

sehingga pembelajaran berpusat pada guru, berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa. Hal ini manjadi pertimbangan untuk mengembangkan

pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan

memperhatikan karakteristik siswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi,

media dan kesesuaian konteks pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa.

Pengelolaan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode mengajar tertentu

dalam mencapai tujuan pembelajaran akan mempengaruhi media yang

digunakan. Perencanaan pembelajaran IPA bagi siswa SDN Babat 7 Kec. Babat

Kab. Lamongan dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu

meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

39

Konsep pengembangan media pembelajaran Energi Listrik berbasis

Macromedia Flash 8 8 untuk kelas VI Sekolah Dasar mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) ditunjukkan oleh gambar 2.2 kerangka pikir berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Pengembangan Media Berbasis Macromedia Flash 8

Ilmu Pengetahuan Alam

(Materi energi listrik)

Penggunaan media yang dapat

memudahkan siswa dalam

mempelajari materi energi listrik

Pembelajaran IPA kelas VI SD

Sarana prasarana yang memadahi

Belum adanya mediayang efisien

serta memudahkan guru dan siswa

dalampembelajaran

Perlu adanya media yang dapat

menghemat biaya dalam proses

pembelajarannya

Pengembangan media berbasis

Macromedia Flash 8

Media pembelajaran IPA

Validasi

Evaluasi

Ahli media, ahli materi, ahli pembelajaran

Keefektifan produk media pembelajaran

materi energi listrik berbasis Macromedia

Flash 8