BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji masalah-masalah terkait dengan peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada umumnya sudah banyak dilakukan.Hasil-hasil penelitian tersebut memiliki ciri dan objek kajian yang berbeda.Beberapa penelitian dalam bentuk skripsi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Muharam(2011) skripsi dengan judul: Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Menetapkan Peraturan Desa di Desa Ubanga Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian bahwa peran BPD Desa Ubanga tersebut belum berjalan secara maksimal dalam menetapkan peraturan desa. Ada beberapa kendala yang mengakibatkan BPD desa ubanga tidak dapat mampu melaksanakan perannya dalam menetapkan peraturan desa diantaranya, 1) pendapat warga Desa Ubanga, kendala atau hambatan yang dihadapi biasanya dari masyarakat ada yang kurang setuji dengan penetapan peraturan desa dengan alasan bahwa peraturan yang ditetapkan oleh BPD beserta kepala desa tidak mensejahterakan masyarakat ubanga secara keseluruhan, ketentuan peraturan yang dibuat untuk masyarakat secara otomatis semata-mata demi kesejahteraan masyarakat keseluruhan tanpa adanya diskriminasi sehingga tidak timbul kecurigaan ataupun kecemburuan social sesame masyarakat. 2) kendala yang dihadapi dalam menetapkan peraturan desa yang berasal dari pemerintah desa dan BPD itu sendiri, dalam menetapkan peraturan desa berbeda pendapat tentang sepakat dan tidak sepakat aturan tersebut akan ditetapkan merupakan hal yang biasa dalam setiap rapat paripurna BPD bersama pemerintah desa tentang akan ditetapkannya peraturan tentang telah dirumuskan bersama,

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji masalah-masalah terkait dengan peran

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada umumnya sudah banyak dilakukan.Hasil-hasil

penelitian tersebut memiliki ciri dan objek kajian yang berbeda.Beberapa penelitian dalam

bentuk skripsi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

Muharam(2011) skripsi dengan judul: Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam

Menetapkan Peraturan Desa di Desa Ubanga Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil

penelitian bahwa peran BPD Desa Ubanga tersebut belum berjalan secara maksimal dalam

menetapkan peraturan desa. Ada beberapa kendala yang mengakibatkan BPD desa ubanga tidak

dapat mampu melaksanakan perannya dalam menetapkan peraturan desa diantaranya, 1)

pendapat warga Desa Ubanga, kendala atau hambatan yang dihadapi biasanya dari masyarakat

ada yang kurang setuji dengan penetapan peraturan desa dengan alasan bahwa peraturan yang

ditetapkan oleh BPD beserta kepala desa tidak mensejahterakan masyarakat ubanga secara

keseluruhan, ketentuan peraturan yang dibuat untuk masyarakat secara otomatis semata-mata

demi kesejahteraan masyarakat keseluruhan tanpa adanya diskriminasi sehingga tidak timbul

kecurigaan ataupun kecemburuan social sesame masyarakat. 2) kendala yang dihadapi dalam

menetapkan peraturan desa yang berasal dari pemerintah desa dan BPD itu sendiri, dalam

menetapkan peraturan desa berbeda pendapat tentang sepakat dan tidak sepakat aturan tersebut

akan ditetapkan merupakan hal yang biasa dalam setiap rapat paripurna BPD bersama

pemerintah desa tentang akan ditetapkannya peraturan tentang telah dirumuskan bersama,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

adanya perbedaan pendapat antara BPD dengan pemerintah desa terkadang sulit untuk

mendapatkan kesepakatan karena masing-masing mempertahankan pendapatnya. 3) faktor

pendidikan, minimnya tingkat pendidikan aparatur desa akan berdampak pada pelaksanaan

ataupun pada penetapan peraturan desa, karena keterbatasan tingkat pendidikan para aparat

pemerintah desa, bahkan lebih memperhatinkan lagi kadang-kadang bawahan (aparat) kurang

memahami rancangan atau perumusan penetapan peraturan yang telah dibuat bahkan aparat desa

yang ikut menyusun program tersebut tetapi hal-hal tertentu mereka nasih memerlukan intruksi

yang jelas dari atasan, ini menandakan ketidak siapan mental intelektual aparat desa dalam

pelaksanaan roda pemerintahan didesa.

Belya (2008) skripsi dengan judul: Optimalisasi Fungsi Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) Dalam Peningkatan Partisipasi Masyarakat Desa (Studi pada BPD di Desa Wonosari

Kecamatan Tutur-Nongkojajar Kabupaten Pasuruan). Berdasarkan hasil penelitian bahwa BPD

Wonosari kecematan Tututur-Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan melakukan kegiatan-kegiatan

yang menggambarkan optimalisasi fungsi Badan Permusyarawatan Desa (BPD)dalam

peningkatan partisipasi masyarakat desa.Kegiatan-kegiatan tersebut di mulai dari tahap

optimalisasi fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa. Ini dilakukan

melalui pembinaan organisasi kemasyarakatan kemasyarakatan antara lain,ikut serta dalam

kegiatan keagamaan,pendampingan kegiatan kepemudaan serta kunjungan persuasif ke wilayah

dusun,hasil dari kegiatan tersebut dijadikan sarana menampung aspirasi yang kemudian dikelola

dalam suatu draft yang di sebut dengan pengolahan proyek Aspirasi Masyarakat (Pro aspira)

Desa Wonosari Tahun 2008. Sarana sarana penyalur aspirasi yang efektif dilakukan oleh BPD

Wonosari adalah melalui pembuatan peraturan desa yang didasarkan pada aspirasi yang masuk

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

dalam Pro Aspira Desa Wonosari Tahun 2008.Peraturan desa tersebut ditetapkan bersama

Kepala Desa.

Guna peningkatan partisipasi masyarakat desa dalam setiap program pembangunan,BPD

Wonosari membuat suatu peraturan desa yang dapat menjamin partisipasi masyarakat dalam

program pembangunan yang ada di Desa Wonosari.Program pembangunan yang dicanangkan

oleh Desa Wonosari adalah program pembentukan kawasan Desa wisata. Dalam hal ini BPD

Wonosari membuat suatu perencanaan strategi Blok dan plot Desa Wisata, sebagai perwujudan

program pembangunan Desa wisata yang sedang dicanangkan oleh Desa Wonosari. Dalam

pelaksanaankegiatan tersebut,BPD Wonosari berkerjasama dan melakukan koordinasi dengan

Pemerintah desa.

Hasil yang dapat dilihat sebagai gambaran peningkatan partisipasi masyarakat di deasa

Wonosari adalah terwujudnya lembaga Desa wisata yang keanggotaanya terdiri dari masyarakat

desa,serta adanya panitia pelaksana pembangunan proyek pembangunan kios pertokoan sebagai

pengembangan pusat kegiatan perekonomian masyarakat desa Wonosari dan salah satu langkah

perwujudan pembentukan kawasan desa wisata diDesa Wonosari.kepanitiaan ini juga

beranggotakan masyarat desa Wonosari sendiri sesuai dengan peraturan desa yang telah

disahkan.sehingga dapat disimpulan optimalisasi Fungsi Wonosari telah menunjukan hasil yang

bermanfaat terhadap peningkatan partisipasi masyarakat desa,terbukti bahwa masyarat desa telah

ditempatkan sebagai subjek dalam pembanguan desa.

Temuan yang telah didapatkan penulis selama penelitian berlangsung,sebagai factor

kendala yang dihadapi oleh BPD Wonosari dalam meningkatan partisipasi masyarakat desa

adalah masih kurangnya pembinaan teknis dari pemerintahan diatasnya yaitu kecamatan maupun

kabupaten.berdasarkan alasan tersebut penulis memberikan satu rekomendasi terhadap BPD

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

Wonosari guna menunjang perbaikan kinerja atau optimalisasi fungsi BPD Wonosari.ini dapat

dilakukan dengan cara pengembangan jaringan kerjasama antara desa untuk memperkuat

jaringan komunikasi antar badan permusyarawatan Desa (BPD), serta dapat dijadikan

perbandingan dan bahan masukan terhadap optimalisasi BPD Wonosari.

Selanjutnya Prayitno (2006) skripsi dengan judul: Optimalisasi Peran Badan

Permusyawaratan Desa (Studi Kasus di Desa Jamasih, Kecamatan Ketanggungan Kabupaten

Brebes Tahun 2004-2005). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa badan permusyarawatan

desa (BPD) desa jamasih dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 telah

menjalankan perannya dengan optimal.dari hasil jawaban kuesioner yang dipadukan denagn

wawancara serta dari dokumen-dokumen yang ada diperoleh keterangan bahwa optimalisasi

BPD dalam penetapan peraturan desa (perdes) bersama kepala desa telah berjalan dengan

baik,serta kurun waktu ini BPD telah menetapkan 2 perdes No. 154/01 tahun 2004 dan perdes

no.154/02 tahun 2005, begitu juga dengan penampungan dan penyerapan ispirasi dari

masyarakat berjalan dengan baik pula dimana BPD pernah mengadakan forum diskusi dan Tanya

jawab antara warga dan anggota BPD yang diadakan oleh BPD pada bulan maret 2004,

sedangkan dalam menjalankan peranya dalam perumusan dan dan penetapan APBDes bersama

kepalaa desa BPD telah bias merubah kebijakan dari pemerintah desa dengan adanya perubahan

dalam APBDes tahun 2005 dimana pengeluaran pembangunan yang biasanya lebih kecil dari

pengeluaran rutin,dalam APBDes tahun pengeluaran pembangunan lebih besar dari pengeluaran

rutin.

Beberapa hal penting kaitannya antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini dapat

dikemukakan sebagai berikut: 1) para peneliti sebelumnya mengungkapkan peran penting dari

Badan Permusyawaratan Desa, 2) subjek penelitian sebelumnya tertuju pada optimalisasi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

pengurus BPD sedangkan pada penelitian ini subjek penelitian adalah bukan hanya pengurus

BPD, namun juga Pemerintah Desa dan masyarakat, 3) penelitian terdahulu mengungkapkan

bahwa anggota BPD perlu diberdayakan seperti bantuan studi demi memperdalam keilmuan

mengenai BPD, sementara dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan konsep baru

berkenaan dengan teori peranan BPD yang merupakan rangkain dari tujuan penelitian dalam

bentuk skripsi ini.

Perbedaan antara peneliti terdahulu dan penulis dalam penelitian ini menunjukkan

spesifikasi tersendiri, sehingga hal inilah yang menunjukan organilitas penelitian ini dengan

penelitian-penelitian terdahulu.

1.2 Pengertian Organisasi

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang di maksud dengan organisasi.

Schein (dalam Muhammad : 23)mengatakan bahwa:“organisasi adalah suatu koordinasi rasional

kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan

dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab”. Selanjutnya Kochkler (dalam

Muhammad : 23-24) mengatakan bahwa:“organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur

yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu”. Lain lagi

dengan pendapat Wright (dalam Muhammad : 24) dia mengatakan bahwa:“organisasi adalah

suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang di koordinasi oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai suatu tujuan bersama”.

Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatannya berbeda-beda

perumusannya tapi ada tiga hal yang sama-sama dikemukakan yaitu: “organisasi merupakan

suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum”

(Muhammad : 2009).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

Selain itu menurut Drs. Ig. Wursanto bahwa pengertian organisasi tebagi atas dua yaitu

organisasi dalam arti statis yang berarti melihat organisasi sebagai suatu yang tidak

bergerak/diam, melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak/diam berarti melihat

organisasi itu yang seperti tergambar dalam bagan (organogram) yang beraneka ragam. Dan

organisasi dalam arti dinamis yang berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang

hidup, suatu organisme yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis

berarti memanndang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat

organisasi itu dari segi isinya.Isi dari pada organisasi ialah sekolompok orang-orang yang

melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti

dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada didalam organisasi, serta segala

macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapain tujuan yang hendak di capai (Wursanto

: 2003,2005).

2.2.1. Macam-Macam Organisasi

a. Organisasidari Segi Jumlah Pucuk Pimpinan.

Dari segi jumlah pucuk pimpinan, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu

organisasi tunggal dan organisasi jamak.Organisasi tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi

itu ada ditangan satu orang.Dalam bidang pemerintahan misalnya Presiden, Menteri, Direktur,

Kepala, Ketua, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat dan Lurah.Sedangkan organisasi dalam

bentuk jamak apabila pucuk pimpinan organisasi tersebut ada ditangan beberapa orang.Beberapa

orang pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan pimpinan itu ada bermacam-macam,

trgantung dari jenis kegiatan atau fungsi organisasi atau lembaga tersebu, misalnya presidium

(presidium kabinet ampera), Dewan pimpinan pusat, Dewan pimpinan daerah, Direksi,

Direktorium.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

• Organisasi dari segi keresmian.

Menurut keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua macam yaitu organisasi formal

dan organisasi informal.Dikatakan organisasi formal apabila kegiatan yang dilakukan oleh

beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasikan guna

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang tergabung dalam kelompok

itu mempunyai struktur yang jelas.Struktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang

menggambarkan hubungan wewenang, kekuasaan dan tanggung jawab.Sedangkan organisasi

informal adalah organisasi yang disusun secara bebas dan spontan, dan keanggotaannya

diperoleh secara sadar atau secara tidak sadar, dimana kapan seseorang menjadi anggota sulit

ditentukan.Dalam organisasi informal tidak ada perincian secara tegas tentang tujuan organisasi.

Biasanya organisasi informal bersifat sementara karena pembentukkannya tidak didasarkan atas

rencana yang matang dan jelas (Wursanto : 2003,2005).

1.2.2 Fungsi Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok

organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi dan

mempengaruhi orang.

• Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka

kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua organisasi cenderung memerlukan

gedung sebagai tempat beroperasinya organisasi, uang atau modal untuk biaya pekerjaan dan

penyediaan bahan mentah atau fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan, format-format dan

tempat penyimpanannya, petunjuk-petunjuk dan materi tertulis yang berkenaan dengan aturan-

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

aturan dan Undang-Undang dari organisasi. Lebih-lebih lagi kalau organisasi tersebut lebih

kompleks dan banyak kebutuhan organisasi yang perlu dipenuhinya.

• Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab

Keanyakan organisasi berkerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu.Ini berarti

bahwa organisasi hidup harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi

maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan organisasi

satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi, baik itu dalam

hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak.

• Memproduksi Barang atau Orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis

organisasinya.Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing.Misalnya organisasi

pendidikan guru produksinya adalah calon-calon guru.Tekstil hasil produksinya mungkin

bermacam-macam jenis dan coraknya.efektifitas proses produksi banyak tergantung kepada

ketepatan informasi. Orang-orang dalam organisasi harus mendapatkan dan mengirimkan

informasi kepada bagian-bagian yang memerlukannyasehingga aktivitas organisasi berjalan

lancar. Penyampain dan pemeliharaan informasi memerlukan proses komunikasi. Oleh karena itu

informasi juga tergantung kepada keterampilan berkomunikasi.

• Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang, orang yang membimbing, mengelola,

mengarahkan dan menyebabkan pertumbuhan organisasi.Orang-orang yang memberikan ide-ide

baru, program baru dan arah yang baru.

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi dipengaruhi

oleh oraganisasi.Kebanyakan dari orang dewasa menghabiskan waktu kerjanya kira-kira 50-60%

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

dalam organisasi sebagai anggota organisasi (Hunt, 1979). Dalam kondisi yang normal orang

akan cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana dia berkerja. Sebaliknya

organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya suatu organisasi tergantung kepada

kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktivitas organisasi (Muhammad : 2009).

2.3 Otonomi Desa

Otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh srta bukan merupakan

pemberian dari pemerintah. Sebaliknya pemerinyah berkewajiban menghormati otonomi asli

yang dimiliki oleh desa tersebut. Sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan

asli yang berdasarkan hak istimewa, desa dapat melakukan perbuatan hukum baik hukum publik

maupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta dapat dituntut dan menuntut

dimuka pengadilan.

Sebagai wujud demokrasi, didesa dibentuk Badan Permusyawaratn Desa yang berfungsi

sebagai lembaga legislatif dan pengawas terhadap pelaksanaan peraturan desa, anggaran

pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa. Untuk itu, kepala desa dengan

persetujuan Badan Permusyawaratan Desa mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan

hukum dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan dengan pihak lain, menetapkan

sumber-sumber pendapatan desa, menerima sumbangan dari pihak ketiga dan melakukan

pinjaman desa. Kemudian berdasarkan hak atas asal usul desa bersangkutan, kepala desa dapat

mendamaikan prakara atau sengketa yang terjadi diantara warganya (Widjaja : 2010).

2.4 Pemerintahan

Pemerintahan berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan “pe” dan

menjadi pemerintah, dan ketika ditambah akhiran “an” menjadi pemerintahan, dalam hal ini

beda antara “pemerintah” dengan “pemerintahan” adalah karena pemerintah merupakan badan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

atau organisasi yang bersangkutan, sedangkan pemeritahan berarti perihal ataupun hal ikhwal

pemerintahan itu sendiri. Kata perintah itu sendiri, paling sedikit ada empat unsur yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

• Ada dua pihak yang terlibat

• Yang pertama pihak yang memerintah disebut penguasa atau pemerintah

• Yang kedua adalah pihak yang diperintah yaitu rakyat

• Antara kedua pihak tersebut terdapat hubungan

Hubungan ini dapat dilihat dari gejalah pemerintahan yang terjadi dan atau peristiwa

pemerintahan. Kalau peristiwa pemerintahan hanya berlaku sekali lalu contohnya adalah

proklamasi (karena pengulangan kembali proklamasi berarti terbentuknya negara baru)

sedangkan kalau berulang kali (banyak kali) contohnya adalah pemilihan umum, walaupun

pemerintah berganti ganti dalam berbagai revolusi tetapi negara dapat tetap sama.

Menurut Robert Mac Iver (1960 : 5) “Government is the organization of men under

authority how man can be govern”.Yang maksudnya pemerintah adalah sebagai suatu organisasi

dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan bagaimana manusia itu bisa di perintah. Jadi bagi

Mac Iver pemerintahan adalah sebuah ilmu tantang bagaimana manusia-manusia dapat di

perintah (a science of how man are governed).

Pakar pemerintahan lainnya yaitu strong (dalam Suradinata 2002 : 13), mengatakan

bahwa pemerintah dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memelihara kedamain dan

keamanan negara baik kedalam maupun keluar, yang pertama harus mempunyai kekuatan tentara

atau kemampuan untuk mengendalikan angkata perang, kedua harus mempunyai kekuatan

legislatif dalam arti membuat Undang-Undang, dan yang ketiga harus mempunyai kekuatan

finansial. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pemerintah adalah organisasi yang mempunyai

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

kekuatan besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial dan urusan

kekuasaan dalam rangka pencapain tujuan Negara.

Dari pengertian pemerintahan yang telah dikemukakan diatas, pemerintahan dalam

konteks BPD adalah merupakan pemerintahan yang memerintah serta diperintah dalam hal

penyaluran aspirasi dari masyarakat.

2.4.1 Pemerintahan Dalam Arti Luas dan Sempit

2.4.1.1 Pemerintahan Dalam Arti luas

Pemerintahan dalam arti luas pemerintah ang mencakup aparatur Negara yang meliputi

semua organ-organ, badan-badan, atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan Negara yang

melaksanakan berbagai kegiatan demi tujuan Negara. Ada beberapa pendapat dari para sarjana

mengenai pemerintahan daam arti yang luas, yaitu terdiri:

Montesquieu bahwa pemerintahan dalam “arti luas adalah menurut ajaran trias politica

yang meliputi tiga kekuasaan yakni pembentukan Undang-Undang, pelaksanaan, peradilan”.

Van vollenhoven mengatakan bahwa pemerintahan dalam “arti luas yang dalam bahasa

belanda disebut bewindvoering atau regeren yang meliputi membuat peraturan (regel-geven),

pemerintah/pelaksana (bestuur), peradilan (rechtspraak), polisi (politie)”.

(widyawatiboediningsih.dosen.narotama.ac.id)

Menurut A.M.Doner mengadakan pembagian berdasarkan ilmu administrasi ,

pemerintahan dalam arti luas itu meiputi badan-badan pemerintahan dipusat, yang menentukkan

haluan negara dan instansi-instansi yang melaksanakan keputusa badan tersebut diatas.

2.4.1.2 Pemerintahan Dalam Arti Sempit

Pemerintahan dalam arti sempit adalah suatu badan persekumpulan yang memiliki

kebijaka tersendiri untuk mengeloloh, mamanage, serta mengatur jalannya suatu system

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

pemerintahan.Kalau kita melihat hubungannya dengan trias politica, maka yang dimaksud

dengan pemerintahan dalam “arti sempit ialah hanya badan pelaksana (eksekutif bestuur) saja,

tidak termasuk badan perundang-undangan, badan peradilan dan badan kepolisian”. Sedangkan

menurut van poelje, yang dimaksud dengan pemerintahan dalam arti sempit adalah: “ sebagai

organ/ badan/ alat perlengkapan Negara/ yan diserahi pemerintahan (government/ bestuur)

(muslimpoliticians.blogspot.com).

2.5 Pemerintahan Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang No.32 Tahun 2004).

Desa adalah wilayah yang penduduknya saling mengenal, hidup bergotong royong,

memiliki adat istiadat yang sama, dan mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan

masyarakatnya.

Desa merupakan garda depan dari sistem pemerintahan Republik Indonesia yang

keberadaannya merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah.

Peranan masyarakat desa sesungguhnya merupakan cermin atas sejauh mana aturan demokrasi

diterapkan dalam Pemerintah Desa sekaligus merupakan ujung tombak implementasi kehidupan

demokrasi bagi setiap warganya. Menurut kamus Wikipedia bahasa Indonesia Pemerintah

menurut etimologi berasal dari kata “Perintah”, yang berarti suatu individu yang memiliki tugas

sebagai pemberi perintah. Definisi dari Pemerintahan adalah suatu lembaga yang terdiri dari

sekumpulan orang-orang yang mengatur suatu masyarakat yang meliliki cara dan strategi yang

berbeda-beda dengan tujuan agar masyarakat tersebut dapat tertata dengan baik.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

Selain itu juga banyak ahli yang mengemukakan pengertian tentang desa diantaranya

menurut Roucek dan Warren (dalam Arifin, 2010:78) yang mengemukakan mengenai pengertian

desa yaitu desa sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduk dengan lembaga mereka di

wilayah tempat dimana mereka tinggal yakni di ladang-ladang yang berserak dan di kampung-

kampung yang biasanya menjadi pusat segala aktifitas bersama masyarakat berhubungan satu

sama lain, bertukar jasa, tolong-menolong atau ikut serta dalam aktifitas-aktifitas sosial”.

Menurut Widjaja (2005:3), mengemukakan mengenai pengertian dari desa adalah suatu

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang

bersifat istimewa dimana landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat dkk (2005:271) mengemukakan bahwa desa sekarang merupakan

kesatuan-kesatuan administratif, gabungan-gabungan sejumlah kampung-kampung lama yang

disebut desa-desa gaya baru.

Selain itu tinjauan tentang desa juga banyak ditemukan dalam undang-undang maupun

peraturan-peraturan pemerintah sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang memberikan penjelasan mengenai

pengertian desa yang dikemukakan bahwa:

Pasal 1 angka 5 disebutkan bahwa :

“Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia”.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

Pasal 1 angka 6 disebutkan bahwa :

“Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 1 angka 7 disebutkan bahwa :

“Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan

Perangkat Desa sebagai administrasi penyelenggara pemerintahan desa”.

Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat

desa sebagai unsur peneyelenggara pemerintahanan desa. Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 (hasil revisi dari Undang-undang No. 22 Tahun 1999) pasal 202 menjelaskan pemerintah

desa secara lebih rinci dan tegas yaitu bahwa pemerintah terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat

Desa, adapun yang disebut perangkat desa disini adalah Sekretaris Desa, pelaksana teknis

lapangan, seperti Kepala Urusan, dan unsur kewilayahan seperti Kepala Dusun atau dengan

sebutan lain.

Pengertian desa menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah desa yang semula merupakan unit pemerintahan terendah di bawah camat

“self governing society” yang mempunyai kebebasan untuk mengurus kepentingan masyarakat

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

setempat dan mempertanggungjawabkannya pada masyarakat setempat pula.Bahwa dalam upaya

mewujudkan palaksanaan demokratis dan penyelenggaraan pemerintahan Desa agar mampu

menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelenggaraan

administrasi desa, maka setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan atas musyawarah

untuk mencapai mufakat.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Kepala Desa bertanggung jawab kepada

rakyat melalui surat keterangan persetujuan dari BPD dan menyampaikan laporan pelaksanaan

tugasnya kepada Bupati dengan tembusan camat. Adapun Perangkat Desa dalam melaksanakan

tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa

dan Perangkat Desa berkewajiban melaksanakan koordinasi atas segala pemerintahan desa,

mengadakan pengawasan, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas masing-masing

secara berjenjang. Apabila terjadi kekosongan perangkat desa, maka Kepala Desa atas

persetujuan BPD mengangkat pejabat perangkat desa.

2.6 Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwujudan demokrasi di desa. Demokrasi

yang dimaksud adalah bahwa agar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

harus memperhatikan aspirasi dari masyarakat yang diartikulasikan dan diagresiasikan oleh BPD

dan lembaga masyarakat lainnya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, pasal

29 bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

pemerintahan desa.Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan

wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat, anggota BPD terdiri dari ketua

rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka

masyarakat lainnya , masa jabatan anggota BPD adalah 5 (lima) tahun dan dapat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatn berikutnya, jumlah anggota BPD

berjumlah ganjil, minimal 5 (lima) orang maksimal 11 (sebelas) orang, berdasarkan luas wilayah,

jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa, peresmian anggota BPD ditetapkan dengan

keputusa bupati/walikota, sebelum memangku jabatannya anggota BPD mengucapkan

sumpah/janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh bupati/walikota,

pimpinan BPD terdiri dari ketua 1 (satu) orang, wakil ketua 1 (satu) orang, sekertari 1 (satu)

orang.yang dipilih oleh anggota BPD secara langsung.

Badan Permusyawaratan Desa merupakan perubahan nama dari Badan Perwakilan Desa

yang ada selama ini. Perubahan ini didasarkan pada kondisi faktual bahwa budaya politik lokal

yang berbasis pada filosofi “musyawarah untuk mufakat”. Musyawarah berbicara tentang proses,

sedangkan mufakat berbicara tentang hasil. Hasil yang diharapkan diperoleh dari proses yang

baik. Melalui musyawarah untuk mufakat, berbagai konflik antara para elit politik dapat segera

diselesaikan secara arif, sehingga tidak sampai menimbulkan goncangan-goncangan yang

merugikan masyarakat luas.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi menetapkan peraturan desa bersama

Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat (UU No. 32 Tahun 2004 pasal

209). Oleh karenanya BPD sebagai badan permusyawaratan yang berasal dari masyarakat desa,

disamping mejalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala Desa dengan

masyarakat desa, juga dapat menjadi lembaga yang berperan sebagai lembaga representasi dari

masyarakat.

Sehubungan dengan fungsinya menetapkan peraturan desa maka BPD bersama-sama

dengan Kepala Desa menetapkan Peraturan desa sesuai dengan aspirasi yang datang dari

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

masyarakat, namun tidak semua aspirasi dari masyarakat dapat ditetapkan dalam bentuk

peraturan desa tapi harus melalui berbagai proses sebagai berikut :

1. Artikulasi adalah penyerapan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh BPD.

2. Agresi adalah proses megumpulkan, mengkaji dan membuat prioritas aspirasi yang akan

dirumuskan menjadi Peraturan Desa.

3. Formulasi adalah proses perumusan Rancangan Peraturan Desa yang dilakukan oleh BPD

dan/atau oleh Pemerintah Desa.

4. Konsultasi adalah proses dialog bersama antara Pemerintah Desa dan BPD dengan

masyarakat.

Dari berbagai proses tersebut kemudian barulah suatu peraturan desa dapat ditetapkan,

hal ini dilakukan agar peraturan yang ditetapkan tidak bertentangan dengan kepentingan umum,

peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.

Adapun materi yang diatur dalam peraturan desa harus memperhatikan dasar-dasar dan

kaidah-kaidah yang ada seperti :

1. Landasan hukum materi yang diatur, agar Peraturan Desa yang diterbitkan oleh

Pemerintah Desa mempunyai landasan hukum;

2. Landasan filosofis materi yang diatur, agar peraturan desa yang diterbitkan oleh

Pemerintah Desa jangan sampai bertentangan dengan nilai-nilai hakiki yang dianut

ditengah-tengah masyarakat.

3. Landasan kultural materi yang diatur, agar Peraturan Desa yang diterbitkan oleh

Pemerintah Desatidak bertentang dan nilai-nilai yang hidup ditengah-tengah masyarakat;

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

4. Landasan politis materi yang diatur, agar Peraturan Desa yang diterbitkan oleh

Pemerintah Desa dapat berjalan sesuai dengan tujuan tanpa menimbulkan gejolak di

tengah-tengah masyarakat.

Materi muatan peraturan perundang-undangan harus mengandung azas pengayoman,

kemanusiaan, kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, bhineka tunggal ika, keadilan,

kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, ketertiban dan kepastian hukum, dan/atau

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan

cara musyawarah dan mufakat. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD. Masa jabatan

anggota BPD adalah 6(enam) tahun dan dapat dipilh lagi untuk 1(satu) kali masa jabatan

berikutnya. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam Peraturan

Daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Adapun jumlah anggota Badan

Permusyawaratan Desa ditentukan berdasarkan jumlah penduduk desa yang bersangkutan

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk desa sampai dengan 1.500 jiwa, jumlah anggota BPD sebanyak 5

(lima) orang.

2. Jumlah penduduk desa antara 1.501 sampai dengan 2.000 jiwa, jumlah anggota BPD

sebanyak 7 (tujuh) orang.

3. Jumlah penduduk desa antara 2.001 sampai dengan 2.500 jiwa, jumlah anggota BPD

sebanyak 9 (Sembilan) orang.

4. Jumlah penduduk desa antara 2.501 sampai dengan 3.000 jiwa, jumlah anggota BPD

sebanyak 11 (sebelas) orang.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

5. Jumlah penduduk lebih dari 3.000 jiwa, jumlah anggota BPD sebanyak 13 (tiga belas)

orang.

BPD sebagai wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila

berkedudukan sejajar dan menjadi mitra Pemerintah Desa. Menurut Soemartono (2006:45)

terdapat beberapa jenis hubungan antara pemerintah desa dan Badan Perwakilan Desa. Pertama,

hubungan dominasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut pihak pertama menguasai

pihak kedua. Kedua, hubungan subordinasi artinya dalam melaksanakan hubungan tersebut

pihak kedua menguasai pihak pertama, atau pihak kedua dengan sengaja menempatkan diri

tunduk pada kemauan pihak pertama. Ketiga, hubungan kemitraan artinya pihak pertama dan

kedua selevel dimana mereka bertumpu pada kepercayaan, kerjasama dan saling menghargai.

Dalam pencapaian tujuan mensejahterakan masayarakat desa, masing-masing unsur

Pemerintah Desa dan BPD dapat menjalankan fungsinya dengan mendapat dukungan dari

masyarakat setempat. Oleh karena itu hubungan yang bersifat kemitraan anatara BPD dengan

Pemerintah Desa harus didasari pada filosofi antara lain (Wasistiono 2006:36) :

1. Adanya kedudukan yang sejajar diantara yang bermitra;

2. Adanya kepentingan bersama yang ingin dicapai;

3. Adanya prinsip saling menghormati;

4. Adanya niat baik untuk membantu dan saling mengingatkan.

Dalam rangka melaksanakan fungsinya, BPD mempunyai wewenang yaitu membahas

rancangan peraturan desa, melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan

peraturan kepala desa, mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa, membentuk

panitia pemilihan kepala desa, menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat, dan menyusun tata tertib BPD.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

• Hak dan kewajiban Badan Permusyawaratan Desa

Disamping menjalankan tugas dan fungsinya Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

mempunyai hak dan kewajiban yang meliputi: 1)Meminta keterangan kepada kepala desa,

2)Menyatakan pendapat. Kemudian berdasarkan pada fungsinya Anggta BPD mempunyai hak

antara lain:a) Mengajukan rancangan peraturan desa, b)Mengajukan pertanyaan, c)

Menyampaikan usul dan pendapat, d) Memilih dan dipilih, dan e) Memperoleh tunjangan. Disisi

lain Anggota BPD mempunyai kewajiban diantaraya: a) Mengamalkan pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segalah perundang-

undangan, b) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaran pemerintahan desa, c)

Mempertahankan dan memelihara hokum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, d) Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat,

e) Memproses pemilihan kepala desa (membentuk panitia pemilihan kepala desa yang berhak

dipilih, menetapkan calon kepala desa terpilih dan mengusulkan calon kepala desa terpilih

kepada bupati/walikota untuk disahkan menjadi kepala desa terpilih), f) Mendahulukan

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan, g) Menghormati nilai-

nilai social budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, dan h) Menjaga norma dan etika

dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakat (Soemantri : 2011)

• Rapat Badan Permusyawaratan Desa

Rapat BPD dipimpin oleh pimpinan BPD, rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh

sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan

berdasarkan suara terbanyak.Dalam hal tertentu (rapat BPD yang akan membahas dan

memutuskan kebijakan yang bersifat prinsip dan strategis bagi kepentingan masyarakat desa,

seperti usul pemberhentian kepala desa dan melakukan pinjaman), Rapat BPD dinyatakan sah

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD dan keputusan

ditetapkan dengan persetujuan dengan sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu)

dari jumlah anggota BPD yang hadir.

Hasil rapat BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan dilengkapi denga notulen rapat

yang dibuat oleh sekertaris BPD.

• Kedudukan keuangan Badan Permusyawaratan Desa

Pimpinan dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan

desa, yang ditetapkan dalam APBDesa.Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai

kemampuan keuangan desa, yang dikelolah oleh sekertaris BPD, dan ditetapkan setiap tahun

dalam APBDesa.

• Larangan Badan Permusyawaratan Desa

Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai kepala desa

dan perangkat desa. Pimpinan dan anggota BPD dilarang: a) Sebagai pelaksana proyek desa, b)

Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan

warga atau golongan masyarakat lain, c) Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima

uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan

yang akan dilakukannya, d) Menyalahgunakan wewenang, dan e) Melanggar sumpah/janji

jabatan.

BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat dan disamping itu BPD mempunyai fungsi mengawasi

pelaksanaan peraturan desa dalam rangka pemantapan pelaksanaan kinerja pemerinta desa

(Soemantri,2011:45).

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

2.6.1 Peran Badan Permusyawaratan Desa

Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran

dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang

dimainkan” oleh seorang aktor dalam suatu drama. Mungkin tak banyak orang tau, bahwa kata

“peran”, atau role dalam bahasa inggrisnya, memang di ambil dari dramaturgy atau seni teater.

Dalam seni teater seorang aktor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot-nya,

dengan alur ceritanya, lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary

diartikan : actor’s part; one’s task or function. Yang berarti; tugas seseorang istilah peran dalam

“Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada

pemain makyong,perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dimasyarakat.

Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi

(atau mendapatkan) suatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Karena itulah ada yang disebut dengan role expection.

Harapan mengenai peran The New Oxford Illustrated Dictionari, (Oxford University Press,

1982). Departemen Pendidikan Nasional, kamus besar bahasa indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,

seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari

orang yang menerima manfaat dari pekerjaan /posisi tersebut.

Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto, (2002;243) adalah :“Peranan merupakan

aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.” Selain itu, Konsep tentang

peran (role) menurut Komaruddin (1994;768) dalam buku “Ensiklopedia Manajemen”

mengungkapkan sebagai berikut :

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.

c. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

d. Fungsi yang diharapkan atau menjadi karakteristik yang ada padanya.

e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan

penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan

yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 (dua) variabel yang mempunyai hubungan

sebab akibat.

Menurut Biddle dan Thomas, peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi

perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga,

perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi

sanksi dan lain-lain.

Menurut Beck, William dan Rawlin (dalam Soekanto, 1986:293) pegertian peran adalah

cara individu memandang dirinya secara utuh meliputi fisik, emosional, intelektual, sosial, dan

spiritual.

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa peran dalah suatu pola sikap, nilai

dan tujuan yang diharapkan dari seseorang yang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Sementara

posisis tersebut merupakan identifikasi dari status atau tempat seseorang dalam suatu sistem

sosial dan merupakan perwujudan dan aktualisasi diri. Peran juga diartikan sebagai serangkaian

perilaku yang diharapakan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam

kelompok sosial.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menurut Undang-Undang No. 32 Tahun

2004 terhadap tingkat penyelenggaraan pemerintah desa yang demokratis. Dengan berlakunya

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang didalamnya mengatur

tentang Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa serta dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa maka peraturan daerah yang mengatur

tentang pedoman pembentukan Badan Permusyawaratan Desa disesuaikan pula dengan peraturan

pemerintah tersebut.

Hal diatas sesuai dengan penjelasan pada pasal 200, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004,

yang menjelaskan bahwa : “Dalam pemerintahan daerah kabupaten/kota dibentuk Pemerintahan

Desa yang terdiri dari pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)”.

Sedangkan dalam pasal 209 lebih lanjut dinyatakan bahwa Badan Permusyawaratan Desa

berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat.Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan

pemerintah desa yang demokratis dan mencerminkan kedaulatan rakyat.

Oleh karena itulah, Badan Permusyawaratan Desa mempunya fungsi mengayomi adat

istiadat, menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi

masyarakat, serta mengawasi pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa,

mengusulkan pengankatan dan pemberhentian Kepala Desa.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya ...eprints.ung.ac.id/4219/6/2012-1-87205-221408075-bab2...1.1 Kajian Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... memahami rancangan

2.6.2 Visi dan Misi BPD Desa Matabulu

1. Visi

Meningkatkan pengawasan disegala bidang dalam pelaksanaan pemeritahan desa

2. Misi

Meningkatkan mitra kerja bersama pemerintah desa dalam rangka pelaksanaan

pembangunan disegala bidang.