BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam...

26
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan Setiap orang menjadi cemas dalam waktu ke waktu saat ujian, pertandingan olahraga, pertemuan dengan orang penting, dan kekawatiran akan hubungan baru dapat menciptakan perasaan yang tidak menentu. Orang yang mengalami gangguan kecemasan dilanda ketidak mampuan menghadapi perasaan cemas yang kronis dan intens, perasaan tersebut sangat kuat sehingga tidak mampu berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang dialami oleh seseorang. Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu, yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuaanya menghadapi objek tertentu. Hal tersebut berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadian. Nietzal (dalam Bellack dan M.Hersen, 1988) berpendapat bahwa kecemasan berasal dari bahasa latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi. Muchlas (dalam Ghufron, 2010) mendefinisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan

Setiap orang menjadi cemas dalam waktu ke waktu saat ujian, pertandingan

olahraga, pertemuan dengan orang penting, dan kekawatiran akan hubungan baru

dapat menciptakan perasaan yang tidak menentu. Orang yang mengalami gangguan

kecemasan dilanda ketidak mampuan menghadapi perasaan cemas yang kronis dan

intens, perasaan tersebut sangat kuat sehingga tidak mampu berfungsi dalam

kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak

menyenangkan mengenai kekawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas,

tegang, dan emosi yang dialami oleh seseorang. Kecemasan adalah suatu keadaan

tertentu, yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap

kemampuaanya menghadapi objek tertentu. Hal tersebut berupa emosi yang kurang

menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan kecemasan sebagai sifat yang

melekat pada kepribadian.

Nietzal (dalam Bellack dan M.Hersen, 1988) berpendapat bahwa kecemasan

berasal dari bahasa latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata

yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi.

Muchlas (dalam Ghufron, 2010) mendefinisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

��

pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang

menyertai konflik atau ancaman.

Sementara Lazarus (dalam Ghufron, 2010) membedakan perasaan cemas

menurut penyebabnya ada 2 yaitu :

(1) State anxiety

Adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan

seperti ancaman, misalnya mengikuti tes, menjalani operasi, atau lainnya.

Keadaan ini ditentukan oleh perasaan tegang yang subjektif.

(2) Trait anxiety

Adalah disposisi untuk menjadi cemas dalam menghadapi berbagai ancaman

situasi(gambaran kepribadian). Ini merupakan ciri atau sifat yang cukup stabil

yang mengarahkan seseorang atau menginterpretasikan suatau keadaan menetap

pada individu (bersifat bawaan) dan berhubungan dengan kepribadian yang

demikian.

Menurut Nurhanurawati, (2009), kecemasan sering kali digambarkan sebagai

perpaduan empat komponen, yaitu kognitif, somatik, emosi, dan perilaku. Komponen

kognitif, kecemasan menyebabkan seseorang mengalami kehilangan kontrol

konsentrasinya, yang ditandai dengan keinginan untuk menghilangkan perasaan tidak

menentu atau perasaan yang membahayakan bagi dirinya.

Secara somatik, kecemasan membuat orang mengalami kehilangan kontrol

fisiknya, yang ditandai tekanan darah dan kecepatan detak jantung meningkat,

keringat bertambah, aliran darah pada ototutama meningkat, dan fungsi sistem

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

kekebalan dan pencernaan tersumbat, kulit pucat, keringat, gemetar dan biji mata

yang nampak membesar. Secara emosi, kecemasan menyebabkan perasaan seseorang

takut atau panik yang ditandai dengan perasaan muak atau sikap dingin. Secara

perilaku, kecemasan menyebabkan sikap keterpaksaan seseorang melakukan sesuatu

dan ingin melepaskan diri dari sumber kecemasan, yang ditandai dengan sikap yang

tidak terkendalikan dalam melakukan sesuatu.

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan khawatir yang timbul

karena dirasakan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumber

sebagaian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990 dalam Pri’e

2009).

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan

yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktiftas sistem

syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan

dan sering merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma 1997, dalam Pri’e, 2009).

Beberapa teori memberi kontribusi terhadap kemungkinan faktor etiologi

dalam pengembangan kecemasan. Teori tersebut (Pri’e, 2009) adalah sebagai berikut:

1) Teori Psikodinamika

Freud (1993) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan hasil dari konflik

psikis yang tidak disadari. Kecemasan menjadi tanda terhadap ego untuk mengambil

aksi penurunan cemas. Ketika mekanisme diri berhasil, kecemasan menurunkan dan

rasa aman datang lagi. Namun bila konflik terus berkepanjangan, maka kecemasan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

ada pada tingkat tinggi. Mekanisme pertahanan diri dialami sebagai simptom, seperti

phobia, regresi dan perilaku ritualistik.

Konsep psikodinamik menurut Freud ini juga menerangkan bahwa kecemasan

timbul pertama dalam hidup manusia saat lahir dan merasakan lapar yang

pertamakali. Saat itu masih dalam kondisi sangat lemah. Sehingga belum mampu

memberikan respon terhadap kedinginan dan kelaparan, maka lahirlah kecemasan

pertama. Kecemasan berikutnya muncul apabila ada suatu keinginan dari id untuk

menuntut pelepasan dari ego, tetapi tidak mendapat restu dari super ego, maka

terjadilah konflik dalam ego, antara keinginan id yang ingin pelepasan dan sangsi dari

super egolahirlah kecemasan yang kedua. Konflik-konflik tersebut ditekan dalam

alam bawah sadar, dengan potensi yang tetap berpengaruh oleh waktu, seiring tidak

realistik dan dibesar-besarkan. Tekanan ini akan muncul ke permukaan melalui tiga

peristiwa, yaitu: sensor super ego menurun, desakan Id meningkat dan adanya stress

psikososial, maka lahirlah kecemasan-kecemasan berikutnya.

2) Teori Perilaku

Menurut teori perilaku, kecemasan berasal dari suatu respon terhadap stimulus

khusus (fakta), waktu cukup lama, seseorang mengembangkan respon kondisi untuk

stimulus yang penting. Kecemasan tersebut merupakan hasil frustasi, sehingga akan

mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

3) Teori Interpersonal

Menjelaskan bahwa kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan antar

individu, sehingga menyebabkan individu yang bersangkutan merasa tidak berharga.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

Deffenbacher dan Hazaleus (dalam Ghufron, 2010) mengemukakan bahwa

sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal di bawah ini:

(1) Kekhawatiran, merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri, seperti

perasaan negatif bahwa lebih jelek dibandingkan dengan teman-temanya.

(2) Emosionalitas, sebagai rekasi diri terhadap rangsanga saraf otonomik, seperti

jantung berdebar debar, keringat dingin dan tegang.

(3) Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas merupakan

kecenderungan yang dialami seseorang yang selalu tertekan karena pemikiran

rasional terhadap tugas.

Morris, dkk (dalam Ghufron, 2010) telah mengadakan percobaan konseptual

untuk mengukur kecemasan yang dialami individu dan kecemasan tersebut

didefinisikan sebagai konsep yang terdiri dari 2 dimensi utama, yaitu kekhawatiran

dan emosionalitas. Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dan sistem saraf

otonomik yang timbul akibat situasi atau obyek tertentu. Juga merupakan perasaan

yang tidak menyenangkan dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang tidak

menyenangkan. Dan reaksi emosi terhadap hal buruk yang dirasakan yang mungkin

terjadi terhadap sesuatu yang akan terjadi, seperti ketegangan bertambah, jantung

berdebar keras, tubuh berkeringat, dan badan gemetar saat mengerjakan sesuatu.

Khawatir merupakan aspek kognitif dari kecemasan yang dialami berupa pikiran

negatif terhadap kemungkinan kegagalan serta konsekuensinya seperti tidak adanya

harapan mendapat sesuatu sesuai yang diharapkan, kritis terhadap diri sendiri,

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

menyerah terhadap situasi yang ada, dan merasa khawatir yang berlebihan tentang

kemungkinan apa yang dilakukan.

Kecemasan dibagi menjadi 3 komponen:

1. Komponen fisik, seperti pusing, sakit perut, tangan berkerigat, perut mual,

perut kering, grogi, dan lain-lain.

2. Emosional seperti panik dan takut

3. kognitif seperti gangguan perhatian dan memori, kekhawatiran,

ketidakteraturan dalam berfikir, dan bingung.

Dinamika kecemasan pada individu yang mengalami kecemasan dipengaruhi

oleh beberapa hal, diantaranya karena adanya pengalaman negatif perilaku yang telah

dilakukan, seperti kekhawatirann akan adanya kegagalan. Merasa frustasi dalam

situasi tertentu dan ketidakpastian melakukan sesuatu. Dinamika kecemasan, ditinjau

dari teori psikoanalisis dapat disebabkan oleh adanya tekanan perilaku masa lalu serta

adanya gangguan mental. Ditinjau dari teori kognitif kecemasan terjadi karena adanya

evaluasi diri yang negatif. Perasaan negatif tentang kemampuan yang dimilikinya dan

orientasi diri yang negatif. Berdasarkan pandangan teori humanistik maka kecemasan

merupakan kekhawatiran tentang masa depan, yaitu kekhawatiran pada apa yang akan

dilakukan.

Adler dan Rodman (dalam Ghufron, 2010) menyatakan faktor yang

menyebabkan adanya kecemasan, pikiran yang tidak rasional. Para psikolog

memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

��

kepercayan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab

kecemasan.

Ellis (dalam Ghufron, 2010) memberi daftar kepercayaan atau keyakinan

kecemasan sebagai contoh dari pikiran yang tidak rasional yang disebut sebuah

pikiran yang keliru, yaitu kegagalan katastropik, kesempurnaan, persetujuan, dan

generalisasi yang tidak tepat.

Faktor penyebab timbulnya kecemasan menurut Collins (dalam Wangmuba,

2009) menyatakan bahwa kecemasan timbul karena adanya:

1) Threat (ancaman) baik ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti

kehilangan kemerdekaan, kehilangan arti hidup) maupun terhadap

eksistensinya (seperti kehilangan hak).

2) Conflict (pertentangan) yaitu karena ada dua keinginan yang keadaannya

bertolak belakang, hampir tiap dua konflik, dua alternatif atau lebih yang

masing-masing mempunyai sifat approach dan avoidance conflicts.

3) Fear (ketakutan), kecemasan timbul karena takut akan sesuatu, takut akan

kegagalan menimbulkan kecemasan, misalnya takut akan kegagalan dalam

menghadapi ujian atau takut akan penolakan menimbulkan kecemasan tiap

kali perlu berhadapan dengan orang yang baru.

Berdasarkan berbagai pendapat mengenai definisi kecemasan dan beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka dapat dinyatakan bahwa kecemasan

adalah adanya rasa ketakutan dan ketegangan yang timbul pada keadaan tertentu

terhadap ketidak kemampuan individu dalam menghadapi ancaman dan konflik yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

��

ada, seperti kecemasan para atlet taekwondo yang merasa cemas dengan

ketidakpastian terhadap kemampuaannya dalam menghadapi kejuaraan. Ada dua

aspek yang mendasari terjadinya kecemasan pada individu yaitu aspek psikologis dan

aspek fisiologis. Aspek psikologis ini berupa suasana hati atau emosi yang kurang

menyenangkan seperti rasa takut dan panik, kemudian mental atau kognitif yang

merupakan gangguan perhatian, ketidak teraturan dalam berfikir,dan bingung.

Sedangkan aspek fisiologis yang nampak seperti terasa pusing, jantung yang

berdebar-debar, gangguan pencernaan, tidak bisa tidur dengan nyenyak, dan selera

makan hilang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecemasan diantaranya

kekhawatiran akan kegagalan, frustasi pada hasil tindakan yang lalu, evaluasi diri

yang negatif, perasaan diri yang negatif tentang kemampuan yang dimilikinya, dan

orientasi diri yang negatif.

Penyebab kecemasan adalah pikiran tidak rasional yang dapat menimbulkan

pikiran-pikiran yang tidak yakin akan kemampuanya seseorang untuk melakukan

sesuatu. Kecemasan sebagaian besar adalah berupa ancaman yang membuat

seseorang merasa terbatas atau ragu-ragu dalam melakukan sesuatu dan sama halnya

dengan ketakutan yang merupakan penyebab kecemasan yang dimana ketakutan ini

membuat seseorang tidak mampu melakukan sesuatu dengan optimal seperti dalam

ujian kenaikan tingkat, bila seseorang taekwondo-in mengalami ketakutan sebagai

penyebab kecemasan, maka taekwondo-in tersebut belum siap melakukan ujian

kenaikan tingkat dengan optimal. Kemudian dalam hal target atau sesuatu yang ingin

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

dicapai, bila keinginan ini tidak terpenuhi maka seseorang akan merasa cemas karena

terbayang-banyangi dengan keinginan yang ingin diraihnya.

2.2. Pendekatan Behavioral

2.2.1. Tujuan Pendekatan Behavioral

Konselor yang mengambil pendekatan behavioral membantu klien untuk

belajar cara bertindak yang baru dan pantas, atau membantu klien untuk

memodifikasi atau mengeliminasi perilaku yang berlebih. Dengan perkataan lain,

membantu klien agar perilakunya menjadi adaptif dan menghilangkan yang

maladatif. Pendekatan ini merupakan satu jenis konseling yang berorientasi perilaku,

tujuannya untuk menghilangkan perilaku yang tidak betul dan membantu konseli

menguasai keterampilan-keterampilan/perilaku baru (Loekmono, 2003)

Loekmono (2003) menjelaskan tujuan yang utama adalah menyediakan

keadaan-keadaan dan lingkungan-lingkungan agar perilaku yang tidak sesuai dapat

dihapuskan sesudah itu konseli akan diajar untuk menguasai perilaku baru yang

sesuai untuk menggantikan perilaku yang tidak sesuai itu. Menurut konselor,

konseling perilaku masa kini, tujuan yang hendak dituju sebenarnya ditentukan oleh

konseli sendiri di dalam suasana hubungan yang hangat. Peran konselor adalah

membantu konseli memilih tujuan yang hendak dituju, agar sesuai untuk dirinya dan

diterima oleh masyarakat.

Proses penentuan tujuan ini biasanya dilakukan bersama antara konselor

dengan konseli menurut urutan berikut :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

1) Konselor menjelaskan sifat dan maksud tujuan kepada konseli.

2) Konseli menentukan perubahan atau tujuan khusus yang diinginkan.

3) Konseli dan konselor mengkaji dan meilai kesesuaian tujuan yang

dinyatakan oleh konseli.

4) Secara bersama mengidentifikasi resiko-resiko yang berhubungan

dengan tujuan itu dan menilai resiko-resiko itu.

5) Secara bersama juga mendiskusikan kebaikan yang diperoleh dari

tujuan itu.

6) Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai tujuan yang

dinyatakan oleh konseli, konselor dan konseli akan membuat

keputusan sebagai berikut: (1) Untuk meneruskan konseling atau. (2)

Untuk mempertimbangkan kembali tujuan yang dinyatakan oleh

konseli atau. (3) Untuk merujuk konseli pada konselor lain agar

keinginan dan hasrat konseli tidak kosong dan konselor sendiri tidak

merasa hampa dan kecewa.

Dari nerbagai uraian mengenai pendekatan behavior, dalam konseling

perilaku yang dipentingkan adalah perubahan perilaku, karena bagi pendukung

konseling perilaku, perubahan akan dengan sendirinya menghasilkan perubahan

bagian lain seperti emosi. Dalam konseling perilaku hal yang ingin diubah adalah

perilaku yang dapat diarahkan menjadi lebih baik, dan perubahan itu sesuai dengan

tujuan yang telah disetujui oleh konseli itu sendiri.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

� �

2.2.2 Teknik Pendekatan Behavioral

Salah satu sumbangan terapi perilaku adalah pengembangan prosedur-

prosedur terapeutik yang spesifik yang memiliki kemungkinan untuk diperbaiki

melalui metode ilmiah. Dalam terapi perilaku, teknik-teknik spesifik yang beragam

bisa digunakan secara sistematis dan hasil-hasilnya bisa dievaluasi. Teknik-teknik ini

bisa digunakan jika saatnya tepat untuk menggunakannya, dan banyak diantaranya

yang bisa dimasukkan ke dalam praktek psikoterapi yang berlandaskan model-model

lain.

Menurut Loekmono (2003), ada tiga hal yang menarik mengenai teknik dan

prosedur yang terdapat di dalam konseling perilaku: (1) Konseling perilaku

mempunyai banyak teknik dan strategi yang telah diusahakan dan diketahui efektif.

(2) Konseling perilaku mengutamakan perilaku yang nyata atau overt, maka dengan

mudah dapat diketahui keberhasilannya atau kegagalan suatu teknik atau strategi

tertentu. (3) Konselor perilaku tidak membelenggu seorang konselor. Konselor dapat

mengkombinasikan teknik-teknik dan strategi-strategi untuk menjadikan pendekatan

efektif.

Beberapa teknik dan strategi yang dipakai dalam konseling perilaku sebagai

berikut: (1) Latihan Relaksasi. (2) Desentisasi Sistematik. (3) Konseling Impulsif. (4)

Aversif. (5) Latihan Asertif. (6) Teknik-teknik kognitif. Dalam penelitian yang akan

dilakukan, peneliti memfokuskan kepada teknik latihan relaksasi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

2.2.3. Konseling Kelompok

Konseling kelompok diartikan sebagai suatu proses interpersonal yang

dinamis yang memusatkan pada kesadaran berpikir dan perilaku, serta melibatkan

fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenya-

taan, membersihkan jiwa, saling percaya dan mempercayai pemeliharaan, pengertian,

penerimaan dan bantuan. Fungsi-fungsi terapi itu diciptakan dan dipelihara dalam

wadah kelompok kecil melalui sumbangan (saling berbagi) dari tiap anggota

kelompok dan konselor. Konseling kelompok adalah suatu proses interpersonal yang

dinamis yang melibatkan penggunaan teknik-teknik konseling untuk individu-

individu yang normal (Nursalim, 2007).

Konseling kelompok merupakan upaya untuk membantu individu agar dapat

menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan

perbaikan. Dengan kata lain konseling kelompok merupakan upaya pemberian

bantuan yang diberikan pada individu dalam suasana kelompok yang bersifat

pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalankan

perkembangannya dengan lebih mudah (Bariyyah, 2009).

Natawidjaja (2009) berpendapat, dalam melakukan konseling kelompok ada

tiga tahapan yang harus dilakukan oleh konselor yaitu Tahap awal merupakan tahap

memperkenalkan, melibatkan, dan memasukkan para anggota kedalam kehidupan

suatu kelompok. Kemudian Tahap pertengahan meliputi diskusi saling berbagi

pendapat dan pengalaman, dan memecahkan masalah atau mengerjakan tugas-tugas.

Tahap akhir merupakan tahap penutupan konseling kelompok, ini merupakan sat

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

perlunya konselor merangkumkan semua yang telah dilakukan pada fase terdahulu

(tahap awal dan tahap pertengahan). Pada tahap nilah dilakukan reviu terhadap

berbagai pembahasan yang dilakukan sebelumnya.

5 tahapan yang perlu dilakukan dalam konseling yaitu yang pertama adalah

pembukaan. Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi yang baik,

yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah pada penyelesaian masalah.

Tahap kedua adalah penjelasan masalah, mengutarakan masalah yang dihadapi

berkaitan dengan materi diskusi. Kemudian tahap ketiga yaitu penggalian latar

belakang masalah, para konseli pada tahap sebelumnya biasanya belum menyajikan

gambaran lengkap mengenai kedudukan masalah dalam keseluruhan situasi hidup

masing-masing, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan mendalam. Tahap

keempat yaitu penyelesaian masalah, berdasarkan apa yang sudah digali dalam fase

analisis kasus, konselor dan para konseli membahas bagaimana persoalan dapat

diatasi. Lalu tahap yang kelima yaitu penutup, proses konseling dapat diakhiri dan

kelompok dibubarkan pada pertemuan terakhir (Winkel & Hastuti ,2007).

2.2.4. Tahapan Konseling Kelompok Behavioral

Rose, Holander dan Kazaoka (dalam Supriatna, 2003) mengungkapkan

tahapan prinsip-prinsip yang secara universal digunakan untuk kelompok behavioral,

yaitu:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

Tahap 1: Dapat diberi label pembentukan kelompok (forming the group).

Pembentukan kelompok terdiri dari perincian organisasional yang harus

ditunjukan sebelum kelompok dimulai.

Tahap 2: Meliputi membangun atraksi dan identitas kelompok awal. Pemimpin

berperan utama dalam proses ini melalui pemanduan wawancara individu

pada pra-kelompok, dalam proses ini melalui pemanduan wawancara

mengeksplorasi tujuan mereka lebih mendalam.

Tahap 3: Dapat digambarkan sebagai membangun keterbukaan dan pertukaran di

dalam kelompok. Pemimpin mendorong perilaku dengan membiarkan

anggota kelompok mengetahui apa yang diharapkan, melalui perkenalan

sub-group kepada yang lain, dan melalui modeling yang ditanyakan

anggota kelompok untuk dilakukan.

Tahap 4: Membangun suatu kerangka kerja behavioral untuk seluruh peserta yang

sebenarnya merupakan permulaan tahapan kerja di dalam kelompok.

Tahap 5: Membangun dan mengimplementasikan suatu model untuk

perubahan.

Tahap 6: Adalah generalisasi dan transferensi perlakuan kepada lingkungan alamiah,

sebagai ciri-ciri mulai mengakhiri kelompok.

Tahap 7: Dalam kelompok perilaku adalah memelihara perubahan perilaku dan

menghilangkan kebutuhan atas dukungan kelompok. Pemeliharaan didefi-

nisikan sebagai kehidupan yang lebih konsisten dalam melakukan suatu

tindakan yang diinginkan, tanpa mengandalkan kelompok atau pemimpin

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

untuk mendukung. Dalam tahap ini, ditekankan self-control (pengawasan

diri) dan self-management (mengelola diri sendiri) anggota kelompok.

Dari pendapat mengenai tahapan konseling kelompok, penulis menyatakan

bahwa tahapan konseling kelompok behavior dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu

awal, inti, dan akhir. Tahapannya sebagai berikut:

1. Dari tahap awal, dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok, lalu setelah

kelompok terbentuk dilakukannya interaksi antar anggota kelompok agar

terciptanya suatu tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok.

2. Kemudian tahapan inti yang dimana kegiatanya berupa membangun kerangka

kerja bagi semua anggota kelompok sehingga kelompok dapat memulai apa

yang akan dilakuakan dalam konseling kelompok. Setelah kerangka kerja

tersusun dan mulai dilakukan dalam kelompok kemudian kelompok diharap

mampu mengimplementasikan tujuan yang akan dicapai. Tujuan itu adalah

perubahan tingkah laku yang lebih baik. Anggota kelompok

mengimplementasikan suatu model (latihan relaksasi) yang akan dipakai dalam

konseling kelompok behavior.

3. Tahap akhir, generalisasi dan transfersi yang nyata di dalam sebuah lingkungan

yang kelompok hadapi. Konselor melakaukan evaluasi kepada kelompok

dengan menanyakan perubahan-perubahan apa saja yang sudah dialami anggota

kelompok, kemudian konselor menyimpulkan kegiatan yang sudah dilakukan

lalu konselor dan anggota kelompok menutup kegiatan tersebut.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

2.3 Relaksasi

2.3.1 Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah suatu teknik konseling yang lahir dari tradisi konseling

perilaku. Penggunaan relaksasi mempunyai sejarah yang luas dalam bidang

kedokteran, konseling psikologis, dan psikiatri. Menurut Hansen (dalam Abimanyu,

1996) latihan relaksasi diutamakan untuk beberapa kecemasan tetapi lebih mudah

diaplikasikan pada stimulus yang menyebabkan kecemasan. Model yanng paling awal

dikembangkan oleh Jacobson (dalam Abimanyu, 1996) yang merupakan teknik dalam

mengintruksikan konseli untuk merelaksasikan otot. Ini sejalan dengan Chaplin

(dalam Abimanyu, 1996) yang mengatakan relaksasi adalah kembalinya otot ke

keadaan semula (istirahat) setelah kontraksi.atau suatu keadaan tegang yang rendah

dengan tanpa emosi yang kuat. Benson (dalam Abimanyu, 1996) melaporkan hasil

penelitian Porter dan Peters terhadap 120 subjek yang dibagi ke dalam tiga kelompok,

yakni kelompok yang melakukan relaksasi dengan prosedur biasa, kelompok yang

hanya diminta relaks sejenak, serta kelompok yang sama sekali tidak melakukan

relaksasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang melakukan

relaksasi mengalami penurunan tekanan darah dan bebas dari simptom-simptom

kecemasan.

Dari berbagai pendapat di atas dapat didefinisikan berkaitan dengan atlet

taekwondo yang akan menghadapi kejuaraan, bahwa relaksasi adalah suatu teknik

untuk mengurangi kecemasan dengan menstimulasi yang menjadi penyebab-

penyebab kecemasan itu sendiri, sehingga kecemasan yang berupa ketegangan-

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

��

ketegangan dapat dilakukan relaksasi berupa mengembalikan otot-otot ke dalam

bentuk semula (istirahat) sehingga ketegangan dapat dikurangi tanpa emosi yang

berlebihan.

2.3.2 Tujuan Relaksasi

Pada umumnya relaksasi digunakan untuk mengajarkan konseli bagaimana:

1) Merelaksasikan otot

2) Merileksasikan mental

3) Mengurangi kecemasan

4) Selain itu juga mengontrol stres

5) Menjaga pikiran saat cemas

Tujuan jangka panjang dari rilaksasi otot adalah agar tubuh dapat memonitor

sesegera mungkin sinyal kontrolnya dan secara otomatis membebaskan tegangan

yang tidak diinginkan.

2.3.3 Manfaat Relaksasi

Ada sejumlah manfaat relaksasi yang telah diteliti, antara lain:

(1) Relaksasi yang disajikan sebagai Active Coping Skill secara signifikan

menunjukkan pengurangan kekecewaan yang lebih besar dari pada subyek

yang hanya diberi latihan relaksasi yang disajikan sebagai prosedur

otomatis untuk mengurangai kecemasan. Trien, (dalam Abimanyu, 1996).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

��

(2) Latihan relaksasi dapat sangat menolong tekanan daerah tinggi dan

masalah Cardiovascula, migran, asma, dan insomnia. Corey (dalam

Abimanyu, 1996).

(3) Relaksasi digunakan oleh konseli yang mengalami ganguan tidur, sakit

kepala tekanan darah tinggi, kecemasan umum, asma, peminum berat,

hiperaktif, kesulitan mengontrol amarah. Collins (dalam Abimanyu,

1996).

(4) Relaksasi juga dapat dipergunakan untuk membantu melahirkan bayi, agar

dapat lebih rileks dan mengurangi rasa sakit saat melahirkan, Lamaze

(dalam Abimanyu, 1996).

(5) Menurut Joseph Wolpe (dalam Abimanyu, 1996) relaksasi dapat meredam

kecemasan.

(6) Setelah melakukan relaksasi beberapa minggu 1atau dua kali sehari akan

merasakan perubahan mental dan operasional. Pada kelompok yang

melakukan relaksasi mengalami penurunan tekanan darah dan bebas dari

symptom kecemasan, Benson (dalam Abimanyu, 1996).

2.3.4 Langkah Relaksasi

Cormmier dan Cormier (dalam Abimanyu, 1996) mengemukakan tujuh

langkah relaksasi sebagai berikut:

1) Rasional

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

Dalam tahap ini konselor mengemukakan tujuan dan prosedur

singkat pelaksanaan relaksasi, serta konfirmasi tentang

kesediaan/kesungguhan konseli menggunakan strategi ini.

2) Instruksi tentang pakaian

Sebelum session latihan sebenarnya, konseli hendaknya diberi

petunjuk baju yang layak untuk relaksasi. Konseli hendaknya

menggunakan baju yang enak seperti slack, blouse, atau baju longgar,

atau pakaian apa saja yang tidak mengganggu selama relaksasi. Konseli

yang memakai kontak-lens hendaknya melepaskannya dan

menggunakan kacamata biasa agar merasa enak jika memejamkan mata.

3) Menciptakan lingkungan yang nyaman

Lingkungan yang enak diperlukan agar latihan relaksasi menjadi

efektif. Lingkungan latihan hendaknya tenang dan bebas dari suara yang

mengganggu seperti suara telepon, suara TV, radio maupun lalu-lalang

orang lewat. Jika ada hendaknya menggunakan kursi yang berlapis

empuk. Jika latihan relaksasi dilakukan secara kelompok, karpet atau

tikar hendaknya digelar di lantai dan disiapkan bantal kepala. Konseli

dapat telentang di lantai dan tangannya kian ke samping dengan telapak

tangan ke bawah.

4) Konselor memberi contoh latihan relaksasi itu

Sebelum latihan dimulai konselor hendaknya memberi contoh

secara singkat beberapa latihan otot yang akan dipakai dalam relaksasi.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

Konselor mulai dengan tangan kiri atau kanan: mengepalkan tangan,

lalu mengendurkannya dan membuka jari-jari, kepalkan dan kendurkan

lagi jari-jari lainnya, lalu bengkokan kedua pergelangan dan kendurkan,

angkat bahu dan kendurkan lagi. Demonstrasi dapat dilanjutkan dengan

latihan otot lainnya. Konselor hendaknya mengatakan kepada konseli

bahwa demonstrasi ini dilakukan lebih cepat daripada yang akan

dilakukan oleh konseli.

Konselor hendaknya juga memberi komentar pada demons-

trasinya. Misalnya: “Jika saya memegang otot bisep saya seperti ini,

saya merasakan tegangan pada otot bisep saya dan sekarang, jika saya

relaks dan saya turunkan tangan saya, saya merasakan adanya

perbedaan antara tegangan yang tadi dengan setelah dikendurkan.

Demonstrasi ini digunakan untuk memberi contoh perbedaan antara

tegangan dan relaksasi.

5) Instruksi-instruksi untuk relaksasi otot

Dalam memberikan instruksi latihan relaksasi, suara konselor

hendaknya berbentuk percakapan, bukan dramatisasi. Golfreid dan

Davison (dalam Abimanyu, 1996) menyarankan agar konselor melak-

sanakan bersama-sama konseli selama permulaan latihan, agar konseli

tidak merasa janggal kok seperti latihan olahraga saja. Dalam memberi

instruksi konseli agar menegangkan dan mengendurkan otot, konselor

tidak boleh menginstruksikan konseli untuk menegangkan sekeras-

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

� �

kerasnya. Tetapi konselor diperbolehkan memberi tambahan dari

instruksinya dengan komentar tentang pernapasan konseli atau

pengalaman tentang kehangatan atau perasaan berat. Komentar

semacam itu dapat membantu konseli relaks. Konselor

menginstruksikan konseli untuk memperoleh rasa enak, menutup mata,

dan mendengarrkan instruksi.

Konselor menginstruksikan konseli untuk menegangkan dan

merelaksasi (mengendorkan) secara bergantian tiap 17 kelompok otot

(dua kali bagi tiap kelompok otot dalam latihan awal). Ketujuhbelas

kelompok otot itu yaitu: kepalan tangan kanan, kepalan tangan kiri,

pergelangan tangan, otot bisep, bahu, dahi, mata, lidah atau rahang

bibir, kepala belakang, leher punggung, dada, perut, pantat, kaki, dan

jari kaki. Setelah itu konselor menginstruksikan konseli untuk

memeriksa kembali dan merelakskan semua kelompok otot. Untuk

melihat keberhasilan konseli membuat ototnya relaks, konselor

menyuruh konseli untuk menilai tingkat kerelaksan otot tersebut,

dengan skala 0 sampai 5. 0 berarti sama sekali relaks dan 5 sangat

tegang.

6) Penilaian setelah Relaksasi

Konselor menanyakan konseli tentang session pertama latihan

relaksasi, mendiskusikan masalah-masalah jika selama latihan konseli

mengalaminya.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

7) Pekerjaan rumah dan tindak lanjut

Konselor menugaskan pekerjaan rumah dan meminta konseli

mengisi buku penilaian terhadap latihan relaksasi di rumah itu. Di

samping itu konselor juga mengatur session tindak lanjut.

2.4 Langkah-langkah Konseling Kelompok Behavioral Menggunakan Teknik

Relaksasi

Penulis mendefinisikan tahapan konseling kelompok menjadi tiga tahapan

yaitu tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir. Dalam tahap awal terdapat

aspek seperti pembukaan yang perlu dilakukan untuk memulai sebuah kegiatan

konseling kelompok, lalu penjelasan masalah yang akan dibahas dalam konseling

kelompok. Tahap pertengahan atau tahap inti terdapat aspek pembahasan masalah

yang sudah diutarakan dalam tahap sebelumnya, dan aspek penyelesaian masalah

merupakan penyelasaian masalah yang sudah dibahas besama kelompok. Tahap akhir

yaitu penutup, dilakukan pada pertemuan yang terahkir.

Tahapan konseling kelompok behavior dibagi menjadi tiga yaitu awal, inti,

dan akhir. Tahap awal, dapat dilakukan dengan pembentukan kelompok, setelah

kelompok terbentuk dilakukan interaksi antar anggota kelompok agar tercipta tujuan

yang ingin dicapai oleh kelompok. Kemudian tahapan inti dimana kegiatanya berupa

membangun kerangka kerja bagi semua anggota kelompok, sehingga kelompok dapat

memulai apa yang akan dilakukan dalam konseling kelompok. Setelah kerangka kerja

tersusun dan mulai dilakukan dalam kelompok, diharap kelompok mampu

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

mengimplementasikan tujuan yang akan dicapai, yaitu perubahan tingkah laku yang

lebih baik.

Anggota kelompok mengimplementasikan suatu model (latihan relaksasi)

yang akan dipakai dalam konseling kelompok behavior. Tahap akhir, generalisasi dan

transfersi yang nyata di dalam lingkungan yang kelompok hadapi. Konselor

melakukan evaluasi dengan menanyakan perubahan-perubahan apa saja yang sudah

dialami anggota kelompok, kemudian konselor menyimpulkan kegiatan yang sudah

dilakukan dan bersama-sama menutup kegiatan tersebut.

Langkah-langkah relaksasi definisikan kembali bagaimana langkah-langkah

latihan relaksasi dapat dilakukan kepada atlet taekwodo. Latihan relaksasi tersebut

memberi gambaran bagaimana para atlet dapat membuat dirinya nyaman dan dapat

mengurangi ketegangan-ketegangan yang dialami sebelum menghadapi kejuaraaan.

Berdasarkan tahapan yang ada, langkah relaksasi di bagi menjadi tiga yaitu langkah

awal, langkah inti, kemudian langkah akhir. Dalam langkah awal dapat disimpulkan

bahwa membuat kondisi terasa nyaman perlu dilakukan untuk mawal kegiatan

relaksasi. Kemudian memasuki tahap inti, para peserta relaksasi mulai memasuki

latihan relaksasi dengan bimbingan sesuai prosedur yang ada. Lalu tahap selanjutnya

adalah tahap akhir, di tahap ini peserta diharapkan mampu mengutarakan perasaan

dan keadaan tubuhnya setelah melakukan latihan relaksasi ini. Dalam tahap akhir

juga perlu di tekankan agar latihan relaksasi tidak hanya dilakukan di tempat latihan

saja, melainkan dianjurkan melakukannya di luar jam latihan relaksasi tersebut,

contoh: melakukannya di rumah.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

Dari definisi diatas, penulis menyatakan ada tiga tahap utama dalam

melakukan konseling behavior melalui teknik relaksasi yaitu tahap awal, tahap

pertengahan atau inti, dan tahap akhir.

a. Tahap awal

Tahap ini dimulai dengan membentuk kelompok yang mempunyai

masalah yang sama yaitu tentang kecemasan dalam menghadapi ujian

kenaikan tingkat. Kelompok melakukan perkenalan dengan sesama

anggotanya. Selanjutnya penulis menyampaikan tujuan dari kegiatan

konseling kelompok. Setelah itu, terlebih dahulu penulis menjelaskan tentang

pengertian konseling kelompok dan cara-cara pelaksanaan konseling

kelompok sebelum menjelaskan pengertian kecemasan dan gejala-gejala

orang yang mengalami kecemasan, dilanjutkan dengan permainan. Ketika

suasana mulai hangat, kegiatan selanjutnya yaitu setiap anggota kelompok

diminta untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan

kecemasan sebelum menghadapi ujian kenaikan tingkat. Penulis bersama

anggota kelompok menentukan tujuan anggota kelompok dalam mengikut

konseling kelompok. Kemudian penulis menetapkan teknik relaksasi untuk

mengatasi permasalahan.

b. Tahap pertengahan

Tahap ini memasuki inti dari konseling kelompok, dimulai dengan

membahas masalah yang ada. Dari permasalahan yang dimiliki anggota

kelompok mengenai kecemasan sebelum menghadapi ujian kenaikan tingkat,

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

penulis menggunakan teknik latihan relaksasi untuk mengurangi kecemasan

anggota kelompok. Kelompok melakukan relaksasi sesuai dengan instruksi

penulis. Diharapkan latihan relaksasi ini dapat mengurangi kecemasan pada

anggota kelompok. Setelah melakukan latihan relaksasi anggota kelompok

memberikan kesan-kesan yang dirasakan. Kemudian penulis dan kelompok

memutuskan untuk mengadakan tindak lanjut.

c. Tahap akhir

Pada tahap ini penulis mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan

layanan konseling kelompok menggunakan teknik relaksasi yang sudah

diberikan kepada anggota kelompok seperti, penulis menanyakan kembali

perasaan dan perkembangan anggota kelompok setelah melakukan konseling

kelompok dengan teknik relaksasi. Penulis memberi post test kepada anggota

untuk mengetahui hasil setelah melakukan konseling kelompok menggunakan

teknik relaksasi. Kemudian penulis menghakhiri pertemuan.

2.5 Temuan Penelitian Yang Relevan

Sulistiyana (2010) dalam penelitian “Efektivitas Teknik Relaksasi Fisik (Otot)

untuk Menurunkan Kecemasan Siswa dalam Menghadapi UAS di SMAN 3 Malang.

Dari hasil analisis tersebut nilai hitung uji wilcoxon Z=-2,371a dan mempunyai

signifikansi hitung kurang dari 0,018< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat

efektifitas yang signifikan terhadap penurunan kecemasan antara kelompok kontrol

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1800/3/T1_132007704_BAB II.pdf · alam bawah sadar, dengan potensi yang ... sumber penyebab kecemasan meliputi hal-hal

���

dengan kelompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan relaksasi

efektif untuk menurunkan kecemasan Siswa dalam Menghadapi UAS.

Ghazalba (2009) dalam penelitian “Pengaruh Pelatihan Relaksasi Terhadap

Kecemasan Pada Atlet Karate”. Dari hasil U-test diperoleh nilai U sebelum pelatihan

(pre-test) sebesar 135,500 dengan p>0,05, sedangkan nilai U setelah pelatihan (post-

test) sebesar 59,500 dengan p<0,05, hal ini dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang

signifikan tingkat kecemasan kelompok eksperimen sebelum pelatihan dengan setelah

pelatihan, dimana rerata kelompok eksperimen sebelum pelatihan sebesar 19,97 dan

sesudah pelatihan sebesar 12,81. Dengan demikian kecemasan setelah pelatihan pada

kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan sebelum pelatihan. Sedangkan pada

kelompok kontrol diperoleh rerata pretest 17,03 dan posttest 24,19 sehingga ada

perbedaan kecemasan pada kelompok kontrol pada awal pengetesan dan akhir

pengetesan, hal ini dapat diartikan bahwa pada kelompok kontrol tingkat

kecemasanya lebih tinggi.

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah relaksasi dalam

pendekatan behavior efektif untuk mengurangi kecemasan Taekwondo-in sebelum

menghadapi ujian kenaikan tingkat.