BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI...

34
51 BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap benar. Berikut ini pengertian implentasi menurut para pakar, Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Nurdin Usman mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut: Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 1 Guntur Setiawan menyatakan bahwa Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. 2 Hanifah Harsono juga mengartikan Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada 2004), hlm. 70. 2 Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset 2004), hlm. 39.

Transcript of BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI...

Page 1: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

51

BAB II

IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN

A. Pengertian Implementasi

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap benar.

Berikut ini pengertian implentasi menurut para pakar, Secara

sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Nurdin Usman mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi

atau pelaksanaan sebagai berikut: Implementasi adalah bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

mencapai tujuan kegiatan.1

Guntur Setiawan menyatakan bahwa Implementasi adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan

untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang

efektif.2

Hanifah Harsono juga mengartikan Implementasi adalah suatu proses

untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke

1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta:PT. Raja GrafindoPersada 2004), hlm. 70.

2 Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan (Bandung:RemajaRosdakarya Offset 2004), hlm. 39.

Page 2: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

52

dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan

suatu program.3

Majone dan Wildavsky mengemukakan implementasi sebagai

evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasi

sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin

Adapun Schubert mengemukakan bahwa implementasi adalah sistem

rekayasa.4

Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan

merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas

baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan.

Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah

dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya

implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk

mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan

dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan

desain tersebut. Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat

pelaksanaan yang berbeda. Dalam kaitannya dengan pendekatan yang

dimaksud, Nurdin dan Usman menjelaskan bahwa :

Pendekatan pertama, menggambarkan implementasi itu dilakukan

sebelum penyebaran (desiminasi) kurikulum desain. Kata proses dalam

pendekatan ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan penjelasan tujuan

3 Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Bandung:PT. Mutiara SumberWidya.2002), .hlm. 67.

4 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: Grasundo 2004),hlm. 7.

Page 3: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

53

program, mendeskripsikan sumber-sumber baru dan mendemosntrasikan

metode pengajaran yang di gunakan.5

Pendekatan kedua, menurut Nurdin dan Usman menekankan pada fase

penyempurnaan. Kata proses dalam pendekatan ini lebih menekankan pada

interaksi antara pengembang dan guru (praktisi pendidikan). Pengembang

melakukan pemeriksaan pada program baru yang direncanakan, sumber-

sumber baru, dan memasukan isi/materi baru ke program yang sudah ada

berdasarkan hasil uji coba di lapangan dan pengalaman-pengalaman guru.

Interaksi antara pengembang dan guru terjadi dalam rangka penyempurnaan

program, pengembang mengadakan lokakarya atau diskusi-diskusi dengan

guru-guru untuk memperoleh masukan. Implementasi dianggap selesai

manakala proses penyempurnaan program baru dipandang sudah lengkap.

Pendekatan ketiga, Nurdin dan Usman. memandang implementasi

sebagai bagian dari program kurikulum. Proses implementasi dilakukan dengan

mengikuti perkembangan dan mengadopsi program-program yang sudah

direncanakan dan sudah diorganisasikan dalam bentuk kurikulum desain

(dokumentasi).

Mengimplementasikan kurikulum Artinya melaksanakan kurikulum

yang telah dirancang didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Kalau

di ibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan yang dibuat oleh seorang

Insinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada kertas kalkirnya

maka impelemntasi yang dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang

telah dibuat dan sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak

5 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada 2004), hlm. 70.

Page 4: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

54

sesuai dengan rancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama

dengan hasil rancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang telah

di buat karena rancangan adalah sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan

telah sempurna dari sisi perancang dan rancangan itu. Maka implementasi

kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang telah

direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan dengan segenap hati dan

keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan

bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah di rancang maka terjadilah

kesia-sian antara rancangan dengan implementasi.

Rancangan kurikulum dan impelemntasi kurikulum adalah sebuah

sistem dan membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep

linieritas) dalam arti impementasi mencerminkan rancangan, maka sangat

penting sekali pemahaman guru serta aktor lapangan lain yang terlibat dalam

proses belajar mengajar sebagai inti kurikulum untuk memahami perancangan

kuirkulum dengan baik dan benar.6

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme

suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi

bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai

tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi

dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.

6 Ibid....., 2004, hlm. 70.

Page 5: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

55

B. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan

dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat

berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus

ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish.7

Kemudian istilah Kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang

dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum

sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu

dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari

pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni

Curriculae artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada

waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus

ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan

menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal

ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu buktibahwa siswa telah

menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya

seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat

lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum

dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir

dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.8

7 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993), hlm. 1.

8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara , 2013), hlm.16.

Page 6: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

56

Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan

menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh

seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk

memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.9

Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi

populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang

memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal

orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah

“rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan

rencana pelajaran.10

Pengertian kurikulum seperti disebutkan di atas dianggap

memiliki pengertian yang sempit atau sederhana. Jika kita mempelajari

literatur tentang kurikulum, maka akan ditemukan banyak pengertian

kurikulum yang luas dan beragam. Kurikulum tidak terbatas hanya pada

sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar

(learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi

perkembangan pribadinya.

Menurut Doll Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

mengemukakan kurikulum adalah Seluruh pengalaman yang di tawarkan

peserta didik di bawah arahan dan bimbingan sekolah.11 Kurikulum

sebagaimana yang di kemukakan oleh Sukmadinata memiliki beberapa

karaktreristik :

9 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Prenada Media Grup. 2008), hlm. 4.

10 S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara 2006),hlm 2.11 Dede Rosyada, MA. Paradikma Pendidikan Demokratis (Jakarta: Kencana 2004),

hln.47.

Page 7: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

57

1. Kurikulum sebagai suatu subtensi yaitu sebuah rencana kegiatan

belajar para siswa di sekolah, yang mencakup rumusan rumusan

tujuan, bahan ajar, proses kegiatan pembelajaran, jadwal dan evaluasi.

2. Kurikulum sebagai sebuah sistem yaitu kurikulum merupakan

rangkaian konsep tentang berbagai pembelajaran yang masing

masiang unit kegiatan memiliki keterkaitan.

3. Kurikulum merupakan sebuah konsep yang dinamis yakni kurikulum

merupakan konsep yang terbuka dengan berbagai gagasan

perubahan.12

Menurut Saylor, Alexander dan Lewis, kurikulum merupakan

segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik

dalam ruangan kelas maupun di luar kelas. Sedangkan menurut Harold B.

Alberty memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan

kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that

are provided for the students by the school).13

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.14

Kurikulum adalah suatu sistem yang mimiliki komponen

komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain mengenai

12 Dede Rosyada, MA. Paradikma Pendidikan Demokratis (Jakarta: Kencana, 2004) hlm.26.

13 Rusman, Manajemen…., hlm. 3.14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 8: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

58

komponen, tujuan, isi atau bahan ajar, setrategi atau metode,organisasi

dan evaluasi.15

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai organisme yang

mempunyai bagian-bagian tertentu. Bagian tersebut dinamakan

komponen-komponen kurikulum terdiri dari empat komponen yaitu

tujuan, isi atau materi, proses atau penyampaian, media atau penilaian.16

Pengertian kurikulum dalam undang-undang Republik indonesia Nomor

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengandung unsur

komponen kurikulum yang meliputi tujuan, isi, bahan pelajaran dan cara

penyampaian.

Kurikulum adalah progam pendidikan yang di sediakan oleh

lembaga pendidikan ( sekolah ) bagi siswa17

Kurikulum merupakan bagian dari proses pendidikan. Untuk

menunjang proses pendidikan yang lebih baik, diperlukan adanya

Implementasi kurikulum yang baik pula. Menurut mulyasa, beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam Implementasi kurikulum adalah

perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum dan penilaian terhadap

pelaksanaan kurikulum.18

Nana Sudjana mengartikan kurikulum sebagai program dan

pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang

diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara

15 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 51

16 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2002), hlm. 103.

17 Qemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara 2013), hln. 65.18 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),

hlm.40

Page 9: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

59

sistematis, diberikan kepada peserta didik di bawah tanggung jawab

sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan

kompetensi sosial peserta didik.19

Ada dua hal yang tersirat dalam pengertian kurikulum di atas:

pertama adalah program atau rencana,

kedua adalah pengalaman belajar atau kegiatan nyata.

Aspek yang pertama, yakni rencana atau program belajar yang

dikenal dengan kurikulum petensial. Wujud nyata dari kurikulum

potensial ini adalah buku kurikulum yang berisi tentang garis-garis besar

program pembelajaran (silabus).

Aspek yang kedua, yakni progam pengalaman belajar peserta

didik yang dikenal dengan kurikulum actual.

Namun pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai

dalam pengertian kurikulum di dunia pendidikan Indonesia, yakni

sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturanmengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yangdigunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatanpembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.20

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus menerus

sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan. Dengan

beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara

19 Nana Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di Sekolah. Cet. III,(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996), hlm. 5.

20 Undang-Undang Republik Indonesia …, hlm. 5.

Page 10: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

60

teoritis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat

merangkum semua pendapat. Pada saat sekarang istilah kurikulum

memiliki tujuh dimensi pengertian, satu dimensi dengan dimensi lainnya

saling berhubungan. Ketujuh dimensi kurikulum tersebut yaitu:

1. Kurikulum sebagai program studi,

2. Kurikulum sebagai konten,

3. Kurikulum sebagai kegiatan berencana,

4. Kurikulum sabagai hasil belajar,

5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural

6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar dan

7. Kurikulum sebagai produksi.21

Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut :

1.Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran.

Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan

dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata

Pelajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau

orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis

dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang

disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu

pengetahuan yang berguna baginya.

2.Kurikulum sebagai rencana pembelajaran.

Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan

untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan

21 Muhaimin dan Abd. Majid, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis danKerangka Dasar Operasionalnya (Bandung : Trigenda Karya, 1993), hlm. 113.

Page 11: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

61

berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan

tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang

memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus

disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum

tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi

segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti:

bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-

gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya

menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan

kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam

suatu kurikulum.

3.Kurikulum sebagai pengalaman belajar.

Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang agak berbeda

dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa

kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu

pendukung dari pengalaman ini menyatakan sebagai berikut: Curriculum

is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and

experiences which pupils have under direction of the school, whether in

the classroom or not (Romine, 1945, hlm. 14).22

Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum

tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga

kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada pemisahan yang tegas antara

22 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara 2013), hlm 17.

Page 12: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

62

intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan

pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah

kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. (Undang-Undang No. 20 TH. 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional).

Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas dapat di tarik

kesimpulan bahwa kurikulum adalah: Seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta evaluasi yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau

relevansi.Kesesuaian yang meliputi dua hal, Pertama kesesuaian antara

kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan

masyarakat. Kedua kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum

yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan,

demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.23

2.Komponen-Komponen Kurikulum

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia

yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen

23 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 102.

Page 13: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

63

komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi

atau materi, metode organisasi kurikulum serta evaluasi.

Komponen kurikulum terdiri dari empat komponen

pengembangan kurikulum yaitu :

a) . Tujuan komponen kurikulum

Tujuan pendidikan nasional digali dari falsafah Pancasila dan

dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 Pasal 3:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuandanmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikanbertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertatanggung jawab”.24

Tujuan kurikulum pada tiap satuan pendidikan harus mengacu

kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana di tetapkan

dalam Undang Undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional.25

Kurikulum pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan,

maka tujuan kurikulum sebenarnya adalah tujuan dari setiap program

pendidikan yang akan ditanamkan pada diri peserta didik.

Penjenjangan tujuan pendidikan dirumuskan dengan hierarki

sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan nasional;

2. Kompetensi lintas kurikulum;

24 Undang-Undang Republik Indonesia …, hlm. 7.25 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara 2013), hlm 26.

Page 14: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

64

3. Kompetensi lulusan;

4. Kompetensi rumpun mata pelajaran;

5. Kompetensi mata pelajaran;

6. Kompetensi dasar mata pelajaran dan

7. Indikator hasil belajar.26

b) .Komponen Isi atau bahan Ajar

Komponen isi atau bahan ajar berkenaan dengan pengetahuan

ilmiah dan jenis pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa

agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan

tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam

masyarakat, tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam merancang isi

kurikulum, yaitu:

1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan

siswa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak

2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai

dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat

3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya

mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara

integral

26 Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual dalam Penerapan KBK (Malang: UM, 2004),hlm. 113.

Page 15: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

65

4) Isi kurikulum harus berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori,

prinsip, bukan hanya sekedar informasi yang teorinya masih samar-

samar

5) Isi kurikulum harus dapat menunjang tujuan pendidikan.

Isi kurikulum berupa program pembelajaran yang akan dilaksanakan

oleh guru dalam menghantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.

Jadi kurikulum tidak hanya berisikan pengetahuan ilmiah berupa daftar mata

pelajaran semata tanpa memperhatikan pengalaman belajar yang bermakna,

justru sebaliknya mata pelajaran itu hanyalah merupakan kemasan

pengalaman belajar yang bermakna yang sangat dibutuhkan oleh anak didik

dalam hidupnya.

c) .Metode kurikulum

Metode adalah cara yang di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran

dalam upaya mencapai tujuan kurikulim.27

Strategi pembelajaran dalam melaksanaan suatu kurikulum adalah

cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran mengandung

pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran.28

Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk

1. Mata pelajaran terpisah pisah ( isolalated subjects )

2. Mata ajaran – mata ajaran berkorelasi (correlated)

3. Bidang studi

27 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2013. hlm 2628 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2003),hlm. 24.

Page 16: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

66

4. Progam yang berpusat pada anak

5. Core program

6. Eclectic program.29

d) .Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum ini yang dimaksud adalah menilai suatu

kurikulum sebagai program pendidikan untuk mengetahui efisiensi,

efektivitas, relevansi, dan produktivitas program dalam mencapai tujuan

pendidikan. Sekolah ada karena dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu

sekolah harus selalu mengacu pada kebutuhan masyarakat maka kurikulum

harus ditinjau ulang dan dievaluasi dalam waktu tertentu.

Di samping itu, evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai feedback

terhadap tujuan, materi, metode dan sarana, dalam rangka mengembangkan

kurikulum lebih lanjut. Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak

didik dapat dinilai dari sudut sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat

diidentifikasi:

1) masukan (input) program,

2) proses pelaksana program,

3) hasil/output/outcome program, dan

4) dampak dari program.30 Ringkasnya evaluasi kurikulum bertujuan

untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan dan strategi

bagaimana program itu dilaksanakan.

29 Ibid. hlm 2730 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Bahan Ajar Dalam Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 10-12.

Page 17: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

67

MASUKANPROGRAM

(INPUT)

PELAKSANAANPROGRAM

HASILPROGRAM(OUTPUT)

BALIKAN

Gambar 1.1

Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi sumber daya

yang dapat menunjang program pendidikan, seperti; dana, sarana, tenaga,

konteks sosial,dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh program

(pre tes).

Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanaan

kurikulum, yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, bimbingan

dan penyuluhan,administrasi supervisi, sarana pengajaran, dan penilaian

hasil belajar.31

Dalam melakukan penilaian, yang harus diperhatikan adalah:

1. Sasaran penilaian

Sasaran atau objek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah laku

yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor seimbang.

Masing-masing bidang berdiri sejumlah aspek dan aspek tersebut

hendaknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut.Dengan

demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya dan

mana yang belum sebagai bahan perbaikan dan penyusunan program

pengajaran selanjutnya.

31 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan ImplementasiKurikulum, hlm. 59.

Page 18: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

68

2. Alat penilaian

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif, yang

meliputi tes dan non tes,sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang

objektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya tes objektif tetapi juga tes

essay, sedangkan jenis nontes digunakan untuk menilai aspek tingkah

laku,seperti aspek minat dan sikap. Alat evaluasi non tes,antara lain:

observasi, wawancara, study kasus dan rating scale (skala penilaian).

Penilaian hasil belajar dalam KurikulumTingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dapat dilakukan antara lain:

a) Penilaian kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum

dan ujian akhir.32

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan

dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan

belajar,memberikan umpan balik untuk perbaikan proses

pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas.

b) Tes kemampuan dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka

memperbaiki program pembelajaran (programremedial).Tes

kemampuan dasar dilakukan padasetiap tahun akhir kelas tiga.

32 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung :Remaja Rosdakarya,2006), hlm. 258.

Page 19: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

69

c) Penilaian akhir satuan pendidikan

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan

kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan

menyeluruh mengenai ketuntasan belajar pesertadidik dalam satuan

waktu tertentu.

d) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja

yang sedang berjalan,proses dan hasil untuk mencapai suatu

keunggulan yang memuaskan.Ukuran keunggulan dapat di

tentukan di tingkat sekolah,daerah, atau nasional.Penilaian

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik

dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan usaha keuletannya.

e) Penilaian program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan

berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan

nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan

masyarakat, dan kemajuan zaman.33

Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling

berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang

membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan

33Ibid.,hlm. 261.

Page 20: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

70

dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan

terganggu pula. Komponen-komponen kurikulum dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini:

3.Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas,

Menurut Sukmadinata, pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan

kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga

menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement).

Selanjutnya beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum

berarti menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar

kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program

pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (macro

curriculum).

Pada sisi lainnya berkenaan dengan penjabaran kurikulum (GBPP)

yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana dan persiapan-persiapan

mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru-guru di sekolah, seperti

Tujuan

IsiEvaluasi

Metode

Page 21: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

71

penyusunan rencana tahunan, caturwulan, satuan pelajaran, dan lain-lain

(micro curriculum).34

Sedangkan Seller dan Miller, mengatakan bahwa proses

pengembangan kurikulum merupakan bagian kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus, rangkaian kegiatan itu digambarkan sebagai berikut:

Orientasi

Evaluasi P Pengembangan

Implementasi

Gambar 2

Siklus Pengembangan Kurikulum

Dari gambar siklus pengembangan kurikulum di atas, bahwa

pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum,

yakni kebijakan-kebijakan umum, misalnya arah tujuan dan pandangan

pendidikan tentang hakekat belajar, anak didik, keberhasilan implementasi

kurikulum dan lain sebagainya. Berdasarkan orientasi tersebut, selanjutnya

dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, kemudian

diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi. Hasil evaluasi

itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu

seterusnya.

34 Wina Sanjaya, Kurikulum…, hlm.77.

Page 22: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

72

Mengacu pada siklus pengembangan kurikulum di atas, maka tampak

bahwa pengembangan kurikulum itu pada hakikatnya adalah pengembangan

komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri serta

pengembangan komponen pembelajaran sebagai implementasi kurikulum.

Dengan demikian, maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang

sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman yang kemudian

membentuk kurikulum tertulis (written curriculum atau document curriculum)

dan sisi kurikulum sebagai implementasi (curriculum implementation) yang

tidak lain adalah sistem pembelajaran.

Proses pengembangan berbeda dengan dengan perubahan dan

pembinaan kurikulum. Perubahan kurikulum adalah kegiatan atau proses yang

disengaja manakala berdasarkan hasil evaluasi ada salah satu atau beberapa

komponen yang harus diperbaiki atau diubah, sedangkan pembinaan adalah

proses untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sedang

dilaksanakan. Dengan demikian, pengembangan menunjuk pada proses

merancang dan pembinaan adalah implementasi dari hasil pengembangan.

Oleh sebab itu, pengembangan dan pembinaan kurikulum merupakan dua

kegiatan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Justru makna suatu

kurikulum akan dapat dirasakan manakala diimplementasikan, dan hasil

implementasi itu selanjutnya akan memberikan masukan untuk

menyempurnaan rancangan. Inilah hakikat pengembangan kurikulum yang

membentuk siklus. 35

35 Ibid., hlm. 32-34.

Page 23: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

73

1. Landasan Pengembangan Kurikulum

Beragam pendapat para ahli tentang asas-asas atau landasan

pengembangan kurikulum, menurut Nana Sudjana menyebutkan ada tiga

landasan, yaitu landasan filosofis, landasan sosial budaya dan landasan

psikologis.36

S. Nasution menyebutkan ada empat landasan, yaitu landasan

filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan

organisatoris.37 Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan ada empat

landasan, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial

budaya dan landasan perkembangan ilmu teknologi38. Sedangkan Omar

Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany menyebutkan empat landasan yaitu

landasan agama, landasan falsafah, landasan psikologis, dan landasan

sosiologis.39

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa

landasan pengembangan kurikulum ada empat, yaitu:

a. Landasan Agama

Landasan agama ini muncul terutama dari pemikir pendidikan

Islam, yang umumnya mempunyai pendirian bahwa segala sistem yang

ada dalam masyarakat, termasuk sistem pendidikan Islam, harus

36 Nana Sudjana, Pembinaan …, hlm. 3.

37 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Edisi Kedua, Cet. Kelima (Jakarta: Bumi Aksara,2003), hlm. 14.

38 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 58.

39 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. HasanLanggulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 523

Page 24: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

74

meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumya pada ajaran agama

Islam. dalam Islam, sumber ajaran agama yang pokok adalah al-Qur’an

dan as-Sunnah, dan sumber lainnya adalah ijtihad. Dari sumber-sumber

inilah aspek-aspek atau unsure-unsur pendidikan dikembangkan, seperti

rumusan tujuan pendidikan, materi dan strategi pelaksanaannya.40

b. Landasan Filosofis

Istilah filsafat berasal dari kata philein yang berarti cinta atau

suka sekali sesuatu. Kata shopia berarti kebajikan atau kebijaksanaan.

Dengan demikian jelas bahwa orang yang mempelajari filsafat

diharapkan akan menjadi orang bijaksana dalam tingkah lakunya.41

Dasar falsafah, dasar ini memberi arah dan kompas tujuan

pendidikan. Dengan dasar filosofis sehingga susunan kurikulum

mengandung satu kebenaran terutama kebenaran dibidang nilai nilai

sebagai pandangan hidup yang diyakini dari suatu kebenaran. Hal

tersebut karena satu kajian filsafat adalah sistem nilai, baik yang

berkaitan dengan cara hidup dan kehidupan, norma norma yang muncul

dari individu sekelompok masyarakat ataupun bangsa yang

dilatarbelakangi pengaruh agama, adat istiadat dan konsep individu

tentang pendidikan.42

40 Ibid., hlm. 524.

41 Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2002), hlm.12.42 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru, 1989),

hlm. 12-13.

Page 25: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

75

c. Landasan Psikologis

Dasar Psikologis, dasar ini mempertimbangkan tahapan psikis

anak didik yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan,

bakat bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan

keinginan individu, minat dan kecakapan. Dasar psikologis terbagi

kepada dua macam, yaitu: pertama psikologi belajar, hakikat anak itu

dapat dididik, dibelajarkan dan diberikan sejumlah materi dan

pengetahuan. Disamping itu hakikat anak dapat merubah sikapnya serta

dapat menerima norma norma, dapat mempelajari keterampilan

keterampilan berpijak dari kemampuan anak tersebut. Oleh karena itu

bagaimana kurikulum memberikan peluang belajar bagi anak tersebut

dan bagaimana proses belajar berlangsung, serta dalam keadaan

bagaimana anak itu memberi hasil yang sebaik baiknya.

Kedua psikologi anak, setiap anak mempunyai kepentingan

yakni untuk mendapatkan situasi situasi belajar kepada anak anak untuk

mengembangkan bakatnya. Oleh karena itu wajarlah bila anak

merupakan faktor penentu dalam pembinaan kurikulum yang

berlangsung selama proses belajar mengajar.43

d. Landasan Sosial Budaya

Yang dimaksud dengan landasan sosial budaya adalah

pentingnya aspek-aspek sosial dan budaya yang berkembang di

masyarakat dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum. Hal ini

berangkat dari satu premis bahwa pendidikan lahir dari, oleh, dan untuk

43 S. Nasution, Asas-Asas …, hlm. 22-23.

Page 26: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

76

masyarakat dan budaya. Di sini ada hubungan timbal balik yang

harmonis antara pendidikan, masyarakat dan budaya.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, ada tiga sifat penting

pendidikan dalam hubungannya dengan masyarakat. Pertama, pendidikan

mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal itu

disebabkan karena pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi

anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan masyarakat.

Karena tujuan pendidikan mengandung nilai, maka isi pendidikan harus

memuat nilai. Kedua, pendidikan diarhkan pada kehidupan dalam

masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi

menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Generasi muda

perlu mengenal dan memahami apa yang ada dalam masyarakat,

memiliki kecakapan-kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam

masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung

oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.

Kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena

pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Proses

pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan masyarakat.

Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan

masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya,

politik, keamanan dan lain-lainnya.44

44 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan…, hlm. 58-59.

Page 27: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

77

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan

pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau

hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan

kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang

dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip

baru.

Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga

pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda

dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga

akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu

pengembangan kurikulum.

Dalam buku-buku yang membahas tentang pengembangan

kurikulum disebutkan adanya sejumlah prinsip umum: yaitu prinsip

berorientasi pada tujuan, relevansi, efektivitas, praktis atau efisiensi,

fleksibilitas, dan kontinuitas, belajar seumur hidup, dan sinkronisasi.45

3. Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk

pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses

45 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum …, hlm. 150-152; HendyatSoetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: BinaAksara, 1986), hlm. 48-53; Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum:Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan (Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm. 148-159.

Page 28: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

78

pengembangan kurikulum. Dilihat dari cakupan pengembangannya, ada

empat pendekatan yang diterapkan dalam pengembangan kurikulum.

a. Pendekatan Subyek Akademik

Pendekatan ini merupakan pendekatan kurikulum yang berpusat

pada pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu.

Penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa.

Kurikulum ini dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan

disiplin ilmu masing-masing. Mereka menyusun materi pembelajaran

yang harus dikuasai oleh siswa baik menyangkut data dan fakta, konsep

maupun teori yang ada dalam setiap disiplin ilmu mereka masing-

masing. Materi pembelajaran tentu saja disusun sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa.46

b. Pendekatan Humanistik

Pendekatan humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak

dari ide “mamanusiakan manusia”. Penciptaan konteks yang akan

member peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk

mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar

evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan humanistik.47

Konsep kurikulum yang humanistik ini memindahkan titik berat

pendidikan dari bahan pelajaran kepada anak sebagai individu

keseluruhan. Untuk itu diusahakan integrasi antara aspek afektif

(perasaan, sikap, nilai-nilai) dengan aspek kognitif (pengetahuan dan

46 Rusman, Manajemen …, hlm. 51

47 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan PelakuSosial Kreatif, Edisi V. Cet. Kedua (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003), hlm. 78

Page 29: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

79

kemampuan intelektual), sehingga apa yang dipelajari mempunyai makna

pribadi bagi anak. Maka karena itu, lebih banyak diberi kesempatan

kepada anak untuk memilih dari berbagai alternatif sesuai dengan

maknanya bagi kehidupannya dengan bertanggung jawab atas pilihannya

itu.48

c. Pendekatan Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.

Aliran pendidikan tersebut berpijak pada asumsi bahwa pendidikan

bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja

sama. Kerja sama atau inetraksi bukan hanya terjadi antara peserta didik

dengan pendidik, tetapi juga antara peserta didik dengan peserta didik,

peserta didik dengan orang-orang di lingkungannya, dan dengan sumber

belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerja sama ini peserta didik

berusaha memecahkan problem-problem yang dihadapi dalam

masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.49

4. Model-Model Pengembangan Kurikulum

Model-model pengembangan kurikulum merupakan bagian integral

dalam studi pengembangan kurikulum, bahkan sering dianggap bagian yang

lebih penting dibandingkan dengan dimensi lain, karena hasil akhir dari

proses pengembangan kurikulum adalah kurikulum yang siap dan layak

pakai.

48 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum. Cet. Keenam (Bandung: Citra Aditya Bakti,2003), hlm. 21.

49 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum …, hlm. 91.

Page 30: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

80

Kegiatan pengembangan kurikulum perlu ditempuh melalui langkah-

langkah tertentu secara sistematis sehingga dapat dihasilkan kurikulum yang

baik. Oleh karenanya kegiatan pengembangan kurikulum memerlukan suatu

model yang dapat dijadikan landasan teoritis untuk melaksanakan kegiatan

tersebut. Dalam pengembangan kurikulum, model merupakan ulasan teoritis

tentang proses pengembangan kurikulum.50 Dengan perkataan lain, model

pengembangan kurikulum merupakan teori-teori tentang langkah-langkah

pengembangan kurikulum.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, menjelaskan bahwa

“Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan

atas kelebihan dan kebaikannya serta pencapaian hasil yang optimal, tetapi

juga perlu disesuaikan dengan system pendidikan dan sistem pengelolaan

pendidikan yang dianut, serta model konsep pendidikan mana yang

digunakan”.

Ada banyak model pengembangan kurikulum yang telah

dikemukakan oleh para ahli pendidikan khususnya bidang kurikulum.

Dalam uraian berikut akan dikemukakan di antara model-model tersebut

yang dianggap cukup berpengaruh pada praktek penyusunan kurikulum

dewasa ini.

Banyak model dalam pengembangan kurikulum yang dapat

diterapkan dalam pelaksanaannya. Namun ada hal yang dapat digunakan

sebagai pedoman dalam menerapkan model pengembangan kurikulum yang

mungkin dapat diterapkan. Hal tersebut adalah penerapan model model

50 Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar …, hlm. 163.

Page 31: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

81

tersebut sebaiknya didasarkan pada faktor faktor yang konstan sehingga

ulasan ulasan tentang model model yang dibahas dapat terungkapkan secara

konsisten. Model model pengembangan kurikulum antara lain model

pengembangan kurikulum menurut Robet S. Zails, yaitu:

1) Model Administrative (line-staff) Model

Model ini dikenal dengan adanya garis staf atau model dari atas ke

bawah. Kerjanya model ini adalah pejabat pendidikan membentuk panitia

pengarah yang biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, kepala sekolah

dan staf pengajar inti. Panitia pengarah ini bertugas merencanakan

memberikan pengarahan tentang garis besar kebijakan, menyiapkan

rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan. Selesai pekerjaan

tersebut mereka menunjuk kelompok kelompok kerja sesuai dengan

keperluan anggota. Kelompok kerja umumnya terdiri atas staf pengajar

dan spesialis kurikulum. Tugasnya adalah menyusun tujuan khusus, isi

dan kegiatan belajar. Hasil pekerjaan direvisi oleh panitia pengarah. Bila

dipandang perlu dan meskipun hal ini jarang terjadi, akan diadakan uji

coba untuk meneliti kelayakan pelaksanaannya.51

2) The Grass Roots Model.

Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama.

Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum bukan datang dari atas

tetapi dari bawah, yaitu guru atau sekolah. Model ini akan berkembang

dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model

pengembangan yang bersifat grass roots ini seorang guru, sekelompok

51 Rusman, Manajemen …, hlm. 78-79.

Page 32: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

82

guru, atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya

pengembangan kurikulum.

Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan

sutu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi atau seluruh

bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila kondisinya telah

memungkinkan baik dilihat dari kemampuan guru, fasilitas, biaya

maupun bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass roots

akan lebih baik. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah

perencana, pelaksana dan penyempurna dari pengajaran kelas.

Pengembangan kurikulum yang bersifat grass roots mungkin hanya

berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi mungkin

pula dapat digunakan untuk bidang studi sejenis pada sekolah lain, atau

keseluruhan bidang studi pada sekolah atau daerah lain52.

4.Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam

penelitian kebijaksanaan pendidikan pada umumnya maupun pada

pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil hasil evalusai kurikulum

dapat dipergunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan

para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan

kebijaksanaan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan

model kurikulum yang digunakan.

52 Ibid…, hlm. 80.

Page 33: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

83

Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor:53

a.Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena

yang terus berubah.

b.Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah ubah

sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan.

c.Evaluasi kurikulum merupakan sautu usaha yang dilakukan oleh

manusia yang sifatnya juga berubah.

Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus

menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan sitem

pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga

meliputi rintangan yang cukup luas, mulai dari yang bersifat informal

sampai yang bersifat formal. 54

Komponen komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat

luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya mengevaluasi hasil

belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan

implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemajuan

dan kemampuan siswa, sarana fasilitas dan sumber sumber belajar.

Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan

menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum

apakah direvisi atau diganti. Evaluasi kurikulum sangat penting

dilakukan karena evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi

53 Malcolm Skillback, Evaluating the Curriculum in the Eighties (London: Houder andStoughton, 19830, hlm. 50.

54 Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung, RemajaRosdakarya, 2000), hlm. 173

Page 34: BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTRENeprints.unisnu.ac.id/1410/2/BAB II.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM PONDOK PESANTREN A. Pengertian Implementasi ... 1 Nurdin Usman, Konteks Implementasi

84

mengenai kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi kurikulum tersebut

terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang

mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan

apakah kurikulum tersebut masih dijalankan, perlu direvisi atau

kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.

Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai

kelemahan-kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat

dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal

dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu proses

berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum

apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang

dikenal dengan evaluasi sumatif.55

Arah kajian dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

sejauh mana implementasi kurikulum di pondok pesantren salafiyah

Al-Hikmah setelah adanya Realisasi dari Dirjen Pendidikan Islam

Departemen Agama dan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional.

55 Ibid., hlm. 119.