BAB II & III LANDASAN TEORI & METODE PENELITIAN

download BAB II & III LANDASAN TEORI & METODE PENELITIAN

If you can't read please download the document

description

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa kejadian yang dapat mengakibatkan kernatian. luka berat dan ringan serta mengakibatkan kerugian materi, peristiwa yang tidak di sengaja dan terjadi di jalan atau di tempat-tempat yang terbuka untuk umum yang di gunakan lalu lintas darat, laut maupun udara.

Transcript of BAB II & III LANDASAN TEORI & METODE PENELITIAN

BAB II

KEJIAN TEORI

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Pengetahuan tentang karakteristik perkembangan seorang anak sangat diperlukan sebagai upaya untuk memberikan program stimulasi yang sesuai dengan perkembangan (developmentally appropriate practice). Berikut ini dipaparkan karakteristik perkembangan anak pada rentang usia 3-6 tahun berdasarkan aspek perkembangan fisik (motorik kasar dan halus), kognitif, bahasa dan sosial emosional.

Ciri-ciri umum anak usia dini menurut Susanti (1997,12,16) yaitu:

Perkembangan jiwanya belum stabil artinya anak belum mampu mengendalikan emosi sehingga anak melakukan kegiatan menurut dorongan yang timbul dari diri sendiri.Keras kepala karena anak mulai menyadari keberadaan dirinya dalam lingkungannya.Meniru artinya anak mulai meniru apa yang di dengar dan yang di lihatnya.Bertanya pada usia ini anak sangat peka dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.Keinginan untuk bersosialisasi artinya anak mulai berkeinginan untuk mempunyai teman dalam bermain dengan teman sebayanya.

Perkembangan Fisik -Motorik

Menurut Hurlock (1986 : 92) menjelaskan secara umum bahwa ditinjau dari aspek perkembangan fisik (Physical Development) perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek yaitu:

Sistem syaraf yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosiOtot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorikKelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baruStruktur fisik/tubuh yang meliputi, tinggi, berat dan proporsi tubuh.

Perkembangan Kognitif

Aspek yang tidak kalah penting dalam keseluruhan perkembangan anak usia dini adalah perkembangan koknitif yang menyangkut perkembangan berfikir dan bagaimana kegiatan berfikir itu dapat bekerja.

Sedangkan Beaty (1998 :123) berasumsi bahwa anak mengembangkan kemampuan kognitifhya melalui kegiatan bermain dengan tiga cara yaitu :

Memanipulasi (meniru) apa yang terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa atau objek yang ada sekitar anak.Mastery yaitu menguasai sesuatu aktivitas dengan mengulangi sesuatu kegiatan yang tentunya menjadi kesenangan dan memberikan kebermaknaan pada diri anak.Meaning yaitu memberikan kebennaknaan pada diri anak sehingga menimbulkan motifasi bagi anak dalam melakukannya.

Sedangkan tingkat pencapaian perkembangan kognitif yang ingin di capai sesuai dengan indicator yang ada antara lain:

Membilang banyak benda dari 1 sampai 10Menyebutkan urutan bilangan dari 1 sampai 10Mengenal konsep bilangan banyak-sedikit, sama dan tidak sama dan Iain-lainMenunjukkan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya yang tidak sama jumlahnya.

Perkembangan Bahasa

Karakteristik perkembangannya antara lain dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata, mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan secara benar, senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan unit dan mudah dipahami, menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya, penyebut nama panggilan orang lain (teman, kakak, adik atau saudara yang telah dikenalnya), mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa dan bagaimana dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kanapa apa, siapa dan mengapa, dapat menggunakan kata depan (di dalam, di luar, di atas, di bawah, di samping), dapat mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana dapat menjawab telepon dan menyampaikan pesan sederhana, dapat berperan serta dalam suatu percakapan, serta tidak mendominasi untuk selalu didengar.

Perkembangan Sosial Emosional

Karakteristik perkembangannya antara lain dapat mengerti keinginan orang lain dan dimengerti oleh lingkungannya, dapat berinteraksi dengan teman dalam suasana bermain dan bergembira, dapat meminta persetujuan orang dewasa yang disayanginya, dapat menunjukkan rasa kepedulian terhadap orang yang mengalami kesulitan, dapat mengekspresikan emosi secara wajar balk melalui tindakan kata-kata ataupu ekspresi wajah, dapat menunjukkan rasa sayang pada orang lain, dapat meniru dan berminat pada kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa, dapat menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran, dapat menggunakan barang orang lain secara berhati-hati dan dapat menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilan.

Keterampilan Untuk Kemandirian

Karakteristik perkembangannya antara lain dapat mempergunakan serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat menuangkan air dan minum sendiri, dapat makan sendiri, dapat memakai dan melepas pakaian sendiri, dapat membuka kancing baju depan yang besar, dapat memakai sepatu tanpa tali (jenis sepatu boot), dapat mencuci tangan sendiri, dapat kekamar kecil dan membersihkan dirinya saat buang air, membukakan dan menutup keran air, menyikat gigi dengan diawasi dan menyeka hidung saat diperlukan.

Kesemua karakteristik dalam dimensi perkembangan diatas dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelompok bermain tidak dilakukan secara personal melainkan berintegrasi satu dengan lainnya sesuai dengan tema yang telah dikembangkan. Hal yang inilah yang dikenal dengan model pembelajaran terpadu pada pendidikan anak usia dini.

Kemampuan membilang anak di taman kanak-kanak

Makna membilang

Membilang adalah mengerjakan seperti menjumlahkan, mengurangi, dsb. membilang juga dapat di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pendidik / guru untuk mengenalkan angka dan bilangan kepada anak didik. Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan membilang di Taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:

Tingkat Perkembangan Mental Anak

Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifrtas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus kelar dari anak itu sendiri.Anak usia Tk berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada iterprestasi dan pengalamannya (persepsinya sendiri).

Masa Peka Membilang Pada Anak

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi/rangsangan/motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam pennainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.

Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan oleh Orbom (1981:62) perkembangan intelektual pada anak berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai dangan pra-sekolah (4-6 tahun). Oleh sebab itu, usia pra-sekolah sering kali disebut sebagai "masa peka belajar". Pernyataan didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.

Perkembangan Awal Menetukan Perkembangan Selanjutnya

Hurlock (1993:46) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dapatmelaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, permainan berhitung di Taman Kanak-kanak seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu:

Penguasaan Konsep

Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkret, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.

Masa Transisi

Proses berfikir yang merupakan masa peralihan konkret menuju pengenalan lambang yang abstrak, di mana benda konkret itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu.

Lambang

Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambar konsep bilangan tujuh, merah untuk menggunakan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk.

Pengenalan Dini Kemampuan Membilang

Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan membilang antara lain:

Secara spontan telah meninjukan ketertarikan pada aktivitas permainan membilang.Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitamya secara spontan.Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitamya.Anak mulai menjumlah jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitamya tanpa disengaja.

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melakukan permainan membilang yaitu:

Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan berbitung dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.Apabila anak menunjukkan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi masalah pada anak. Itu berarti, anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.Pelaksanaan Permainan membilang

Kemampuan yang diharapkan dalam permainan membilang di TK dapat elalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur matematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statistika.

Bermain Pola

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitamya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan bermain pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.

Bermain Klasifikasi

Benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru.

Bermain Bilangan

Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokkan sesuai dengan lambang bilangan.

Bermain Ukuran

Anak Diharapkan dapat mengenal konsep ukuran Standard yang bersifat informal atau alamiah, seperti panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, lidi, dan Iain-lain.

e) Bermain Geometri

Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-benda yang ada disekitar anak misalnya lingkaran, segitiga, bujur sangkar, segi empat(balok), segi lima, segi enam, setengah lingkaran, bulat telur (oval).

Pembahasan bermain dengan balok

Permainan susun balok merupakan salah satu permainan wajib bagi anak TK,karena balok adalah jenis permainan yang kaya manfaat, terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak hanya itu bermain dengan balok sangat menyenangkan bagi anak karena balok merupakan salah satu alat bermain konstruksi yang sangat bermanfaat bagi anak. Jadi tidak heran kalau banyak sekali anak yang menyukai jenis permainan ini.

Berbagai macam cara yang dapat dimainkan melalui permainan dengan menggunakan balok ini salah satunya,seorang anak tidak hanya sekedar bermain tetapi secara tidak langsung ia bisa belajar membilang sehingga dapat mengembangkan kemampuan dalam bidang aspek kognitif.

1. Jenis balok

Ada bermacam jenis balok yang sering di gunakan di taman kanak-kank yaitu:

Balok bangunan yang biasa terbuat dan bahan baku kayu.Balok bongkar pasang(lego) yang biasa terbuan dari bahan plastic.Balok huruf atau balok abjad yang bahan bakunya dari kayu/bahan baku dari gabus.

BAB III

METODE PEMBAHASAN

Hal-hal yang perlu dipersiapkan

Berikut ini adalah beberapa persiapan yang harus diperhatikan dalam permainan balok antara lain:

Persiapkan balok-balok yang akan dimainkan dengan berbagai macam bentuk dan warna.Berikan pemahaman kepada anak tentang bentuk dan konsep yang akan di buat dalam permainan ini.Pastikan bentuk dan ukuran balok yang akan dipergunakan untuk anak-anak sesuai dengan usia anak.

Manfaat dari permainan dengan balok

Ada beberapa manfaat dari permainan ini terhadap anak diantara lain sebagai berikut;

Mengenalkan konsep dasar matematika, Dalam bermain susun balok akan ditemukan berbagai macam konsep, seperti mengenal angkajumlah balok, membedakan lebih banyak/lebih sedikit jumlah suatu benda, dan bahkan mengenalkan warna dan ukuran balok itu sendiri.Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus pada anak.Mengembangkan keterampilan bahasa anak, karena ia memberikan label pada benda yang dilihatnya serupa.Merangsang kreativitas dan imajinasi anak. Untuk membangun sesuatu, tentunya diperlukan kemampuan dalam berimajinasi., Imajinasi itu dituangkan dalam hasil karya anak itu sendiri.Secara social anak belajar berbagi ketika bermain bersama teman akan di latih untuk berbagi.Melatih kesabaran. Dalam menyusun balok satu demi satu agar terbentuk satu bangunan seperti yang diharapkan tentu ia akan memerlukan kesabaran. berarti ia melatih sendiri untuk melakukan proses dari awal hingga akhir demi mencapai sesuatu.Logika yaitu kemampuan berpikir secara tepat dan teratur saat anak memikirkan sesuatu.

Diharapkan dari kegiatan bermain balok dapat menambah kemampuan kognitif anak dengan konsep belajar sambil bermain sesuai dengan pendapatan para ahli antara lain.

Docket dan Fleer (2000:41-43) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.

Penelitian tindakan kelas ini merupakan sebuah proses pembelajaran untuk pengenalan membilang dengan kegiatan bermain balok yang diberikan guru yang juga sebagai peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK

juga sebagai peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Santo Fransiskus Assisi Samarinda.

Adapun penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (genap) tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah anak 20 anak. Terdiri 8 anak perempuan dan 12 anak laki-laki.

Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diteliti adalah faktor siswa, faktor guru, dan media/bahan pembelajaran.

Faktor siswa adalah keaktifan dan partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan bermain balok.Faktor guru adalah kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam melibatkan anak baik secara individual maupun berkelompok.Media merupakan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan aktivitas anak, aktivitas guru dan interaksi keduanya.

Menurut Suharsimi Arikunto, (2007:16),Penelitian Tindakan ini berbentuk siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu:

Perencanaan kegiatanMembuat Rencana Kegiatan HarianPeneliti menentukan dan menerapkan metode yang berorientasi pada keterlibatan anak dalam kegiatan bermain balok.

Vygotsky dalam Naughton (2003:46) percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan piaget.

Peneliti menyiapkan sarana pendukung seperti berbagai macam bentuk balok.Peneliti merancang alat untuk penilaian.Pelaksanaan Tindakan

Proses pada tahap ini dengan menekankan aspek kegiatan dengan balok yang telah disiapkan oleh peneliti dan peralatan, bahan untuk membilang.

Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan

Refleksi

Data yang telah didapat melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan instrumen atau alat yang dapat membantu peneliti pedoman observasi atau pengamat secara langsung di lapangan, dimana anak diberikan oleh guru dari hasil penelitian perkembangan seperti unjuk kerja, hasil karya, dan penugasan terhadap anak.

Setiap penelitian ilmiah membutuhkan data, dimana data yang objektif dan dapat di pertanggungjawabkan dapat diperoleh dengan menggunakan metode yang mampu mengungkapkan data sesuai dengan permasalahannya. Tiap-tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya,sehingga dalam pengumpulan data perlu dipilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan adalah suatu catatan yang dilakukan peneliti tentang aktivitas anak.

Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari sebanyak-banyaknya. Bahasa haurs jelas, terarah dan suasana juga harus tetap rileks. Adapun wawancara yang digunakan penulis adalah untuk memperoleh data anak didik dalam peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui metode penugasan.

Observasi

Observasi untuk mengumpulkan data peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Cara pencatatan hasil penelitian harian dilaksanakan.

Hasil penelitian perkembangan anak pada kolom penelitian rencana kegiatan harian (RKH)Anak yang belum mampu mencapai indikator seperti diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka kolom penilaian di beri tanda kosong (0)Anak yang sudah mampu melebihi yang tertuang dalam RKH atau melaksanakan tugas tampa bantuan khusus secara benar, maka pada kolom penilaian di beri tanda bulat (.)Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang tertuang dalam RKH maka pada kolom di beri tanda check list (V)

Hasil penilaian yang ada dalam RKH, dirangkum dan dipindahkan kedalam format rangkuman penilaian perkembangan anak PAUD. (Depdiknas, 2006:6) Kreteria Penilaian

No

Rentang Angka

Kreteria

Kategori

1

75-100

3

Baik

2

50-75

2

Cukup

3

0-49

1

Kurang

Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman bahwa meningkatnya kemampuan membilang pada anak diindikasikan dengan tercapainya indikator sebagai berikut:

Anak dapat menyebutkan urutan bilangan angka 1-10Anak dapat menjumlahkan benda dari 1-10Anak dapat membedakan jumlah benda lebih banyak dan lebih sedikit Adapun kreteria penilaian anak sebagai berikut:Anak mampu menunjukkan peningkatan membilang bila mencapai penilaian () dan (V)Anak belum mampu menunjukkan peningkatan bila memperoleh penilaian ()

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu sebagai berikut:

Penilaian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai yang diperoleh anak kemudian dibagi dengan jumlah anak, sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata. Penilaian rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut:

100%

Nilai anak

Keterangan : nilai rata-rata

: jumlah nilain semua

: jumlah anak