BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN...

25
9 BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan Dalam bab ini penulis akan membahas dua hal penting yaitu “teori identitas” dan “konflik sosial”, penulis merasa perlu mengkaji konflik Ambon dari prespektif yang berbeda dengan menggunakan prespektif teori identitas, karena menurut penulis teori identitas sangat potensial dalam menjelaskan fenomena konflik di Ambon. Terutama dengan menggunakan teori identitas Manuel Castells. Khususnya dalam melihat hubungan relasi kekuasaan dalam perebutan jabatan-jabatan publik sehingga terjadi saling mendominasi antar dua komunitas Islam dan Kristen di kota Ambon. Dalam hubungan dengan itu Castells menyimpulkan bahwa pemaknaan identitas sosial selalu mengambil tempat dalam sebuah konteks yang ditandai dengan relasi-relasi kekuasaan. Untuk itu Castells menjelaskan identitas kelompk yang selalu mendominasi mencoba meperluas kekuasaannya melalui identitas pembenaran “Legitimizing Identity”, identitas seperti ini dibutuhkan pada institusi yang mendominasi dalam suatau komunitas masyarakat dalam mempertegas dan menunjukan dominasinya dalam hubungan dengan komunitas sosial. Dalam hal ini, kelompok identitas dapat menginterpretasikan kelompok identitas lain dan membedakan kelompok yang didominasi dan yang mendominasi sehingga struktur inipun merupakan hasil dari konstruksi dan interaksi identitas tersebut. Dalam konstruksi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok identitas etnik maupun agama di kota Ambon, dapat juga memicu konflik jika terdapat prasangka yang bertentangan. Akhirnya muncul identitas perlawanan “Resistance identitydimunculkan oleh aktor yang berada dengan kondisi yang sangat tertindas dan rendah oleh aktor yang mendominasi, dalam mengembangkan sikap penolakan dengan dasar prinsip yang tentu saja berbeda dan bertolak belakang dengan yang dimaksudkan oleh masyarakat. Dalam hubungan dengan itu Castells menawarkan identitas

Transcript of BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN...

Page 1: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

9

BAB II

IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK

2.1 Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan membahas dua hal penting yaitu “teori identitas” dan

“konflik sosial”, penulis merasa perlu mengkaji konflik Ambon dari prespektif yang berbeda

dengan menggunakan prespektif teori identitas, karena menurut penulis teori identitas sangat

potensial dalam menjelaskan fenomena konflik di Ambon. Terutama dengan menggunakan

teori identitas Manuel Castells. Khususnya dalam melihat hubungan relasi kekuasaan dalam

perebutan jabatan-jabatan publik sehingga terjadi saling mendominasi antar dua komunitas

Islam dan Kristen di kota Ambon. Dalam hubungan dengan itu Castells menyimpulkan

bahwa pemaknaan identitas sosial selalu mengambil tempat dalam sebuah konteks yang

ditandai dengan relasi-relasi kekuasaan.

Untuk itu Castells menjelaskan identitas kelompk yang selalu mendominasi mencoba

meperluas kekuasaannya melalui identitas pembenaran “Legitimizing Identity”, identitas

seperti ini dibutuhkan pada institusi yang mendominasi dalam suatau komunitas masyarakat

dalam mempertegas dan menunjukan dominasinya dalam hubungan dengan komunitas sosial.

Dalam hal ini, kelompok identitas dapat menginterpretasikan kelompok identitas lain dan

membedakan kelompok yang didominasi dan yang mendominasi sehingga struktur inipun

merupakan hasil dari konstruksi dan interaksi identitas tersebut. Dalam konstruksi yang

dilakukan oleh kelompok-kelompok identitas etnik maupun agama di kota Ambon, dapat juga

memicu konflik jika terdapat prasangka yang bertentangan. Akhirnya muncul identitas

perlawanan “Resistance identity” dimunculkan oleh aktor yang berada dengan kondisi yang

sangat tertindas dan rendah oleh aktor yang mendominasi, dalam mengembangkan sikap

penolakan dengan dasar prinsip yang tentu saja berbeda dan bertolak belakang dengan yang

dimaksudkan oleh masyarakat. Dalam hubungan dengan itu Castells menawarkan identitas

Page 2: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

10

“Project Identity”. Identitas ini sebagai alternatif bila aktor-aktor sosial atas dasar materi

budaya yang berada bagi suatu komunitas untuk membangun identitas baru yang meredefinisi

posisi mereka dalam masyarakat, dan dengan cara itu berusaha mentransformasi seluruh

stuktur masyarakat/sosial. Identitas proyek dipakai pasca konflik sebagai identitas kultural,

seperti pela gandong direvitalisasi kembali sebagai perekat dalam mendamaikan kedua

kelompok identitas agama yang berkonflik di Ambon. Tinjauan teoritik ini juga diperkuat

dengan teori identitas lainya seperti Richard Jenkins, Henry Tajfel, Jan E. Stets & Peter J.

Burke yang di rasa sangat potensial dalam menganalisa penyebab konflik ketika terjadi

kategorisasi dan identifikasi dalam konteks masyarakat yang segregatif dan berada dalam

konteks persaingan sehingga mangakibatkan konflik terjadi.

2.2 Apa itu Identitas

a. Identitas Sosial

Dalam sub-bab “The Construction of Identity” pada bab pertama buku “The Power of

Identity”,1 Castells mengemukakan bahwa identitas menjadi awal dari sumber pemaknaan

dalam hubungan dengan realitas pengalamn suatu komunitas masyarakat. Identitas menjadi

sesuatu yang mengarah pada aktor-aktor sosial, dapat dilihat sebagai bagian dari proses

pemaknaan dengan dasar simbol atau atribut budaya, atau semacam kumpulan pemaknaan

dalam suatu kelompok sosial yang selalu berkaitan dan dapat didahulukan untuk melampaui

sumber pemaknaan yang lain. Pemaknaan yang bersifat simbolik dalam hubungan dengan

aktor atau pelaku sosial sesuai dengan tujuan dan tindakannya. Akibatnya, kejamakan

identitas menjadi sumber tekanan dan kontradiksi baik dalam self-representation maupun

social action.

1 Manuel Castells, The Information Age : Ekonomy, Society and Kultur Volume I : The Rise of The Network

Society, Oxford London : Blackwell Publishing, hlm 12-14

Page 3: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

11

Dalam masyarakat jaringan (network society): pemakanaan diri dan suatu identitas

pada umumnya aktor sosial dibentuk berhubungan dengan identitas primer, yakni identitas

yang selalu mengatur dan memberi makna kepada identitas kelompok lain, yang selalu

bersifat mempertahankan identitas dari kelompok mereka. Dapat dikatakan bahwa identitas

merupakan hasil dari konstruksi yang diciptakan dan dibangun. Identitas ini mempunyai

jenis-jenis bentuk sejarah, biologi, geografi, dari institusi produktif dan reproduksi, dari

memori kolektif, dari bentuk-bentuk kekuasaan dan dalam pemaknaan dengan agama.

Manuel Castells memahami proses pembangunan makna pada landasan dari sebuah

atribut budaya, atau yang berhubungan dengan menetapkan atribut-budaya, yang diberikan

prioritas terhadap sumber makna lain. Untuk diberikan individu, atau untuk aktor kolektif,

mungkin ada suatu kelompok dari identitas. Namun seperti sebuah bentuk jamaknya adalah

sumber dari kontradiksi di dalam kedua perwakilan sosial dan tindakan sosial. Hal ini karena

identitas harus dibedakan dari apa yang secara tradisional. Peran (misalnya, untuk menjadi

seorang pekerja, seorang ibu, seorang tetangga, seorang sosialis militan, seorang anggota

pemain bola basket.2

Hubungan primodial sesungguhnya bertumpu dengan identitas dasar yang dipunyai

dengan para anggota sesama komunitas etnis, seperti tubuh, nama, bahasa dan agama atau

keyakinan, dalam hubungan dengan latar belakang historis dan asalnya3 Bentuk identitas

dasar juga berasal dari sumber dan acuan bagi para individu suatu komunitas etnis dalam

melaksanakan hubungan sosialnya. Untuk itu, identitas dasar pada umumnya menjadi satu

acuan yang sangat prinsipil dan bersifat umum, juga merupakan kerangka bagi perwujudan

suatu komunitas etnis

2 Manuel Castells, The Information Age : Economy, Society and Cultur Volume II : The Power Of

Identity, London : Blackwell Publishing 2010 hlm 6 3 Harold R. Issacs, Pemujaan Terhadap Kelompok Etnik (terjemahan), Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1993,

hal 48-58.

Page 4: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

12

Bentuk Identitas dasar dilihat secara askriptif sehingga tidak mudah untuk

mengabaikannya, identitas tersebut muncul dalam perjumpaan sosial antara kelompok etnis.

Dalam perjumpaan itu para aktor dari barmacam-macam komunitas etnis akan mengetahui

bahwa akan terdapat begitu banyak perbedaan antara kelompok mereka dengan kelompok

lain. Identitas tersebut akan menjadi semacam pembeda dari bermacam-macam komunitas

etnis yang sedang melakukan interaksi. Identitas tersebut menjadi sumber ikatan primodial,

dan suatu ikatan yang lahir dari berbagai interaksi keluarga-keluarga dan hubungan garis

keturunan, hubungan ras, hubungan kepercayaan atau religius.4

Individualisme yang berbeda-beda dari identitas juga merupakan suatu bentuk

identitas yang kolektif, sebagai analisanya kultur narsisme akan memuja diri sendiri. Untuk

setuju dengan fakta dari makna sosiologis, semua identitas ini dibangun. Persoalan

sebetulnya adalah dari apa dan melalui siapa, dan untuk kepentingan apa. Pembentukan

identitas memakai sumber-sumber dari latar belakang historois dan biologi, geografi, dari

kerangka kerja lembaga yang berwewenang dan dari makna kolektifitas dan dari tujuan

pribadi, dalam hubungan kekuasaan. Akan tetapi bentuk individu, komunitas sosial, dengan

kelompok dalam hubungan dengan proses semua materi dalam membentuk ulang maksud

mereka menurut konteks sosial-budaya. Manuel Castells menekankan sebagai bentuk dugaan

yang dalam hubungan untuk membentuk identitas kolektif untuk menentukan simbolik

konten dari berbagai identitas dan maknanya bagi kelompok untuk memahami dalam

menempatkan diri mereka dengan kelompok identitas lain di luar.5

Dalam pandangan Manuel Castells suatu identitas adalah bentuk dari suatu

kerangka, yang berawal dari bentuk histori, biologi, geografi, lembaga yang aktif dalam

hubungan dengan reproduksi, ingataan kolektif, elit kekuasaan dan respons agama-agama.

terbentuknya indentitas, individu, komunitas sosial, dan kelompok masyarakat juga harus

4 Clifford Greetz, Politik Kebudayaan (terjemahan), Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1992, hal.3. 5 Ibid Manuell Castells Volume II hlm 7

Page 5: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

13

membentuk seluruh bentuk materi ini, meninjau kembali maknanya, supaya sesuai dengan

nilai-nilai dan ketetapan dalam komunitas sosial dalam pembentukan budaya yang berasal

dari konstruksi sosial dalam suatu masyarakat. Pembentukan sosial dari suatu identitas akan

berlangsung dalam hubungan dengan persoalan yang dimulai dengan hubungannya dengan

kekuasaan.6

Berhubungan dengan konsep-konsep identitas di atas, Manuel Castells menjelaskan

beberapa hal penting secara tegas tentang apa itu identitas dalam kelompok masyarakat di

bawah ini:7

Identitas dapat berbentuk makna konstruksi makna yang bersumber dari sebuah

atribut budaya dan struktur-struktur budaya, yang selalu diutamakan di atas

berbagai bentuk pemaknaan lain.

Dalam pandanagan Castells Identitas sangat berbentuk beragam. Tapi pada

prinsipnya identitas juga diklasifikasi dalam bentuk identitas individual dan juga

identitas kolektif.

Menurut Castells Identitas merupakan sumber dari konstruksi makna dengan

aktor sosial dalam hubungan dengan suatu komunitas masyarakat itu sendiri dan

dimaknai lewat proses kolektif dalam hubungan dengan masyarakat lain.

Menurut Manuel Castells Identitas sangat berkaitan dalam proses pemaknaan

nilai-nilai, dan simbol-simbol religius dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Manuel Castells ada tiga jenis identitas yaitu identitas yang menguasai

dan identitas yang melakuan perlawanan dan identitas proyek untuk

meredefenisi posisis mereka dalam masyarakat.

6 Ibid Manuel Castells Volume II hlm 8 7 Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Hermeneutik Pascakolonial – Soal Identitas,Yogyakarta : Kanisius,

2004, hal 86-87.

Page 6: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

14

Richard Jenkins8 dalam bukunya Social Identity menjelaskan Pertama, identitas dalam

pencapaian yang praktis adalah sebuah proses. Kedua, individu dan kolektif identitas dapat

dipahami dengan menggunakan satu model dari proses dialektik dalam definisi internal dan

eksternal. Untuk kembali kepada pemahaman tentang model tiga 'urutan', ada lebih

dipertaruhkan di sini, namun, dari pemahaman yang lebih baik tentang identifikasi. Mungkin

yang paling gigih masalah dalam teori sosial adalah struktur-tindakan masalah paling baru

diterjemahkan sebagai perdebatan tentang 'structuration' (Parker tahun 2000).

Peneknan relasi antara identitas individual dan identitas sosial semakin jelas ketika

memperhatikan pendapat Jenkins bahwa seluruh identitas manusia ditentukan oleh definisi

identitas sosoial. Mengidentifikasi diri sendiri atau mengidentifikasi orang lain adalah

persoalan makna, dan pemakanaan ini selalu melibatkan interaksi yang akan meliputi

persetujuan atau ketidaksetujuan, inovasi, komunikasi, dan negosiasi.9

Membicarakan seputar identitas seolah-olah tidak terlalu penting karena identitas

seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat saja megklaim

bahwa dirinya telah mengetahui tentang identitas dirinya maupun identitas orang lain. Ada

banyak kategori identitas yang diperkenalkan dalam keseharian misalnya ayah, ibu, anak,

guru, pegawai, direktur dll. Bahkan kadang-kadang dianggap bahwa identitas itu merupakan

sesuatu yang ada begitu saja pada diri seseorang (sui generis) atau juga merupakan

pemberian dari orang lain yang berada di lingkungan sekitar sebagai sebuah proses yang

begitu saja terjadi.

Meskipun identitas terkadang dianggap sebagai sesuatu yang terjadi begitu saja secara

ilmiah namun pernakah terpikirkan persoalan identitas pada dasarnya tidak sederhana parktek

seperti yang terjadi yang dilakukan oleh manusia sehari-hari. Pergumulan pemahaman

tentang identitas merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Sebagai contoh misalnya 8 Richard Jenkins, Social Identity First published in the USA and Canada: Routledge 2004 Hlm 23-24 9 Richard Jenikins, Social Identity, Second Edition (New York Routledge Taylor & Francis e-Liberary, 2004),

hlm 4

Page 7: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

15

seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai guru, apakah dengan penyebutan seperti itu maka

orang tersebut telah memberikan identitas pada dirinya? Atau hanya memperkenalkan kepada

orang lain tentang pekerjaannya yang ia lakukan sehari-hari. Dari situ dapat dilihat bahwa

pada level tertentu ternyata identitas itu berkenaan dengan tindakan. Menurut Richard

Jenkins, apapun identitas itu, menurut dirinya sendiri, dapat dipastikan menyebabkan

tindakan.10 Dalam korelasi yang ditemukan oleh Jenkins ini tampaknya mengandaikan

identitas sebagai sebuah kategori, entah individual atau sosial yang menuntut seseorang

berperilaku sesuai dengan identitas yang ia emban. Pada sisi lain mungkin juga korelasi ini

memahami identitas adalah peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-

hari.

Untuk memahami identitas lebih mendalam lagi, maka perlu terlebih dahulu

menjelaskan apa yang dimaksud dengan identitas secara paling sederhana dan mendasar.

Menurut Jenkins, intinya bahwa identitas adalah kemampuan manusia untuk mengetahui

siapa adalah siapa atau apa adalah apa. Hal ini melibatkan kemampuan untuk mengetahui

atau mengenal siapa diri kita, mengetahui siapa orang lain, orang lain mengenal siapa diri

kita, kita mengetahui siapa diri kita menurut orang lain, dan seterusnya; sebuah klasifikasi

atau sebuah pemetaan multi-dimensional terhadap dunia manusia dan tempat diri kita di

dalamnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.11 Berdasarkan

penjelasan ini maka koponen penting dalam sebuah upaya untuk mengerti sebuah identitas itu

adalah sebuah proses identifikasi.

b. Identitas Individual

Identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri individu yang bersumber dari

pengetahuan mereka tentang keanggotaan mereka dalam suatu kelompok sosial dengan

10 Richard Jenkins, Social Identity (Londin and New York:Routledge Taylor & Group 2008), hlm 5 11 Ibid hlm 6

Page 8: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

16

berbagai jenis nilai, norma, dan ikatan emosional yang berkembang dalam kelompok

tersebut. Identitas tersebut merupakan identitas kolektif yang tidak mensyaratkan masing-

masing angota kelompok sosial tersebut untuk saling mengenal dan memiliki hubungan

personal yang dekat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa identitas sosial adalah

bagian dari konsep diri individu yang berasal dari pengetahuannya selama berada dalam

kelompok sosial tertentu dengan disertai internalisasi nilai-nilai, emosi partisipasi, rasa peduli

dan bangga sebagai anggota kelompok tersebut.12

Verhaar memandang bahwa persoalan identitas pertama-tama berangkat dari

pertanyaan siapa itu manusia, pertanyaan itu menurutnya dapat dijawab dengan dua

pendekatan yaitu pendekatan “keakuan” dan pendekatan “kedirian”. Pendekatan pertama

memandang bahwa identitas manusia itu berada.13 Kedirian itu mencakup juga fungsi

interaksi individu dengan lingkungan yang tidak pernah statis.

Tidak jarang dalam interaksi tersebut ditemukan seperangkat nilai, bentuk, dan

ideologi yang sama atau berbeda antar individu. Semua hal “yang sama” tersebut dalam

kumpulan individu, kemudian menjadi identitas sosial yaitu sebuah kumpulan individu

dengan identitas yang sama. Dengan kata lain identitas sering dipahami sebagai sebuah nilai

atau gambaran tertentu yang membedakan atau menyamakan membatasi sekaligus

menyatukan individu dengan individu lain atau kelompok lain.14 Identitas sosial kemudian

berkembang menjadi sebuah “pengetahuan” individu tentang keanggotaanya dalam kelompok

yang disertai internalisasi nilai dan keterlibatan emosi sebagai anggota kelompok.15

12 John C. Turner. 1982. ”Toward Kognitive Redefenition Of The Social Group”. In Henri Taifel (ed.). Social

Identity and Group Relations. Cambridge: Cabridge University Press. Hlm 17-18 13 Jhon W.M. Verhaar, SJ, Identitas Manusia menurut Psikologi dan Psikiatri Abad-20 (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius & BPK Gunung Mulia 14 Harold R. Isaacs, Pemujaan Kelompok Etnis : Identitas Kelompokdan Perubahan Politik. (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 1993), p. 40-43. 15 Pemahaman Henry Tajfel yang dikutip oleh M.J. Nasrul Huda dalam M.J. Nasrul Huda, Imajinasi

IdentitasSosial Komunitas Reog Ponorogo. (Ponorogo : Penerbit TIPS, 2009), hlm 26

Page 9: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

17

Dalam teori identitas sosial, sebuah identitas sosial adalah seseorang yang

mengetahui bahwa ia memiliki sebuah kategori atau kelompok sosial mengatakan suatu

kelompok sosial dan individu yang memegang peranan sosial yang sama yaitu identifikasi

dalam melihat diri mereka sebagai anggota dari kategori sosial yang sama. Melalui sebuah

proses perbandingan Sosial, orang yang mirip dengan diri sendiri adalah dikategorikan

dengan diri sendiri dan diberi label yang di kelompok; orang yang berbeda dari diri sendiri

yang dikategorikan dari kelompoknya. Di awal, identitas sosial termasuk emosional, evaluatif

dan psikologis lain berkorelasi dari dalam klasifikasi dalam kelompok.

Pendekatan Interaksionisme simbolis struktural diatas mengindikasikan pendapat

Richard Jenkins yang menyatakan bahwa identitas manusia selalu merupakan identitas sosial

karena selalu berkaitan dengan keberadaan orang lain yang ada disekitar. Mengidentifikasi

diri sendiri, atau mengidentifikasi orang lain, adalah persoalan pemaknaan selanjutnya,

pemaknaan selalu melibatkan interaksi dan persetujuan atau ketidaksetujuan, perjanjian,

inovasi, komunikasi dan negosiasi.16 Dari situ secara implisit memberikan pemahaman bahwa

seorang individu mempengaruhi masyarakat melalui tindakan individual misalnya membuat

kelompok, organisasi, jaringan keja dan lembaga. Demikian juga sebaliknya masyarakat

mempengaruhi seorang individu melalui berbagai bahasa, makna, dan struktur yang telah

tersedia, sehingga memampukan seseorang untuk memainkan peran ketika bertemu dengan

orang lain, ikut serta dalam interaksi sosial dan merefleksikan diri oraang lain sebagai objek.

Hal ini sejalan dengan pemaknaan bahwa identitas sosial itu pada dasarnya pemahaman

seseorang bahwa dirinya menjadi bagian dari sebuah kategori sosial atau kelompok. Suatu

kelompok sosial adalah sejumlah individu yang berpegang pada identifikasi sosial yang sama

atau memandang diri mereka sebagai anggota dari sebuah kategori sosial.17 Dari situ

16 Jan E.Stecets And Peter J.Burje, A Sosiological Aparoch to self And Identity (Depatement Of Sosiology:

Washington State University, tanpa tahun), 10, http//.www.people. fas.harvard.edu 17 Jen E.Stets And Peter J. Burke, Identity Theory and Social Identity Theory, Washington State University,

Social Psychology Quarterly, Vol.63, No. 3, 2000 hlm 224-225

Page 10: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

18

tampaklah bahwa suatu tema penting lainnya dalam memahami identitas adalah kategorisasi,

atau dengan kata lai bagaimana seseorang mengkategorikan dirinya dalam masyarakat atau

komunitas. Kategori ini juga akan berdampak pada klasifikasi tentang in-group dan out-

group.

Ketika seseorang menjadi anggota kelompok tertentu atau mengidentifikasi dirinya

dalam sebuah kelompok maka dapat dikatakan dia memiliki identitas sosial. Menurut Tajfel,

identitas sosial merupakan pengetahuan individu di mana dia merasa sebagai bagian dari

komunitas suatu anggota masyarakat yang mempunyai emosi dan norma yang sama.18 Karena

itu menurut Abraham dan Hogg bahwa identitas, khususnya identitas sosial, memiliki

keterhubungan dengan persaan menjadi bagian dari satu kelompok. Keterhubungan ini dalam

pengertian bahwa konsep diri seseorang atau identitas seseorang itu merupakan gambaran diri

yang adalah pendefinisian karakteristik kelompok sosial yang ada di dalamnya seseorang itu

mersa menjadi bagiannya.19 Karakterristik kelompok sosial dapat juga merupakan kategori

sosial yang berbentuk bangsa, ras, etnis, golongan, pekerja, umur, agama, suku, gender.20

Keberedaan seorang individu dalam sebuah kelompok tentunya akan membawanya pada

perilaku dan cara pandang yang sama dengan anggota kelopok lainya. Menurut Jan E. Stets

dan Peter J.Burke, ketika sesorang telah memiliki identitas sosial dan menjadi bagian dari

sebuah kelompok, maka ia akan melihat segala sesuatunya berdasarkan prespektif dari

kelompok tersebut.21

Selain merujuk pada kategori sosial sebagaimana yang dijelaskan di atas, ternyata

identitas sosial juga dihubungkan dengan kategori-kategori peran yang dimainkan oleh

seseorang dalam masyarakat. Menurut David Snow, peran-peran tersebut misalnya sebagai

18 H. Tajfel, Sosial Categorization, dalam S Moscovici (ed.) Introduction a la Psycology Social, Vol I, Paris:

Larausse 19 72), 31, dalam Michael A. Hogg dan Dominic Abraham, Social Identification – Sosial

Pyshcology of Intergroup Relation And Group Processes (Routledge : New York 1998), hlm 7 19 Michael A. Hogg dan Dominic Abrahams, Social Identification-A Social Psychology of Intergroup Relation

and Group Processes, (Routledge: New York, 1998), hlm 7 20 Ibid hlm 13. 21 Jan E. Stets dan Peter J. Buruke, ”Identty Theory and Social Identity Theory”, hlm 226

Page 11: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

19

ibu, guru, dll. Bahkan dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat juga bekenan dengan peran-

peran sosial berdasarkan kategori gender atau etnik. Namun apapun kategori sosial yang

dihubungkan dengan identitas seseorang, tetap saja identitas tersebut sangat signifikan dalam

interaksi sosial sebgai titik orientasi untuk menentukan orang lain sebagai objek sosial.22

Dalam pandangan Hogg23 proses identitas sosial melalui terjadi melalui tiga tahapan

yaitu Social Categorization, Prototype, dan Depersonalization. Untuk memahami apa yang

dimaksud oleh Hogg diatas penulis akan membahasnya satu persatu. Kategorisasi sosial

berdampak pada definisi diri, perilaku, persepsi pada prototype yang menjelaskan dan

menentukan perilaku. Ketika ketidakmenentuan identitas ini terjadi, maka konsepsi tentang

diri dan sosialnya juga tidak jelas. Prototype juga bisa menjadi sebuah momok bagi kelompok

sosial. Dengan memberikan prototype yang berlebihan pada kelompoknya, maka penilaian

yang dilakukan kepada kelompok lain adalah jelek. Sterotype akan muncul pada kondisi

seperti ini. Pada dasarnya stereotype muncul dari kognisi individu dalam sebuah kelompok.

Stereotype juga bisa muncul dari kelomopok satu terhadap kelompok lain yang berada diluar

dirinya.

Secara kognitif, orang akan merepresentasikan kelompok-kelompoknya dalam bentuk

prototype- prototype. Selain itu atribut-atribut yang menggambarkan kesamaan dan hubungan

struktur dalam kelompok. Hal ini dilakukan untuk membedakan dan menentukan

keanggotaan kelompok.24

Sampai pada tahap ini penulis tidak berupaya untuk mengeliminasi atau juga

menerima teori-teori tertentu, namun minimal terdapat beberapa konsep penting yang

dibutuhkan dalam eksplorasi tentang identitas yaitu:

22 David Snow, ”Collective Identity and Expressive Forms”, (University of California, 2001), hlm 23 23 Hogg, Michael A. the social identity Prespective: intergroup relation. Self-Conception, and small Group,

small Group research, Vol 35 No. 3 June 2004. (sage publication,2004). Hlm 254. 24 Ibid hlm 248

Page 12: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

20

Identifikasi, yaitu upaya untuk memilah dan memilih berbagai kategori yang ada

dalam dunia manusia untuk dijadikan identitas diri atau kelompok.

Kualifikasi, yaitu upaya untuk menentukan rentang antara suatu kategori dengan

kategori laiannya. Kualifikasi tertentu juga berhubungan dengan “kualitas” yang

dapat dimengerti sebagai apa-apa saja yang dapat disebutkan pada diri seseorang

atau kelompok. Dalam konteks pembahasan tentang identitas maka kualitas lebih

mengarah pada aspek dari seseorang atau kelompok yang dianggap baik dan

bermanfaat.

Kategorisasi, yaitu upaya untuk mengelompokkan dan memeberi pemaknaan

terhadap sesuatu. Dalam konteks pembahasan tentang identias, maka kategorisasi

merupakan upaya manusia untuk mengelompokkan dan memberi pemaknaan

terhadap kelompok-kelompok sosial dan peran sosial yang menjadi bagian dari

dirinya.

Transaksi atau dialktika sosial, yaitu proses saling mempengaruhi antara

kenyataan subjektif dengan masyarakat sebagai struktur sosial sehingga dapat

membentuk, memelihara, dan mengembangkan identitas tersebut.

Ketika sebuah kelompok atau komunitas tertentu menjadi wadah bagi individu

untuk mengkategorikan identitas sehingga menjadi identitas sosial, maka pada

dasarnya individu-individu itu mempunyai pemahaman dan permasalahan yang juga

sama sehingga dapat saja menghasilkan representasi sosial. Dalam hal ini representasi

sosial ini para ahli memiliki beberapa pandangan yang bervariasi. Menurut Doise,

representasi hubungan sosial juga diartikan sebagai persoalan prinsipal antara

hubungan simbolik yang juga terorganisasi.25

25 W. Doise, Les representations sociales: un label de qualite, 1988, 106, dalam Annamaria Silvina de Rose,

“Social Representations and Attitudes” (Papers on Social Representations – Textes sur les representations

Sociales Italy . Vol. 2, 1993), hlm 4

Page 13: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

21

2.3 Proses Pembentukan Identitas26

Karya berikutnya yang akan dikaji adalah karya sosiolog strukturalis bernama Peter J.

Burke yang ditulis bersama istrinya, Jan E. Stets27 berjudulkan “Identity Theory”. Agar tidak

terpesona dengan grand title buku tersebut, terlebih dahulu diuraikan sekilas konteks atau

latar belakang buku tersebut. Buku ini Identity Theory (tampaknya) dapat dikatakan seperti

buku teks tentang teori identitas. Metode penelitian yang dikembangkan untuk buku ini

adalah kuantitatif dengan survei ke banyak responden. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

sangat terukur untuk membuktikan hipotesa-hipotesa yang diajukan oleh kedua penulis ini

tentang identitas. Respondennya jelas adalah masyarakat Barat. Displin ilmu yang digunakan

untuk Identity Theory ini adalah sosiologi, sesuai dengan latar belakang keilmuan kedua

penulis, terutama Burke.

Letak perbedaan antara karya Burke dan Stets dengan Castells sebenarnya terletak

pada fokus kajiannya. Jika Castells merampatkan kajiannya pada identitas kolektif, maka

Burke dan Stets menempatkannya pada identitas personal. Alasan yang dikemukakan oleh

Burke dan Stets sangat jelas, bahwa esensi atau dasar dari identitas terletak pada identitas

personal sebuah kenyataan yang diakui oleh Castells, tetapi Castells memiliki fokus di

identitas kolektif karena konteks yang dipilih adalah masyarakat jaringan. Basis teori yang

digunakan oleh Burke dan Stets untuk membangun Identity Theory adalah interaksionisme

simbolik (symbolic interactionism), agen dan struktur sosial sebagai penyangganya terkait

bahwa pemfokusannya pada level personal (identitas individu) tidak bisa dilepaskan dari

peran agen (aktor) dan struktur yang mendominasi si individu. Melalui interaksionisme

simbolik, Burke dan Stets dalam menyentuh kedalaman Identitas yang berasal dari individu,

26 Jan E. Stets & Peter J. Burke, Identity Theory And Social Identity Theory, (Washington State University

1998) hlm 2-4 27 Burke, Peter. and Stets, Jan E. (2009), Identity Theory New York: Oxford University Press.

Page 14: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

22

yaitu dengan menggunakan instrumen utama the self, language, sign, and symbols, dan

interaction yang menjadi fondasi interaksionisme simbolik.

Kemudian, oleh Burke dan Stets interaksionisme simbolik ini ditopang dengan teori

control system, namun basis utamanya tetap interaksionisme simbolik. Terkait dengan agen

atau aktor yang menjadi fokus kajian Burke dan Stets berpendapat bahwa perbedaan antara

person dan agent pusat teori identitas, di mana dalam teori identitas, sebuah identitas adalah

seorang agen, dan setiap orang memiliki banyak identitas (lebih dari satu identitas).28

Ini yang mempertegas keduanya untuk tetap kukuh pada perspektif interaksi simbolik

struktural untuk membidani dan mengkonstruksikan teori identitas, dan berpandangan bahwa

sebuah identitas juga merupakan sebuah kontruksi teoritis.29 Perbedaan yang mencolok antara

Castells dengan Burke dan Stets adalah pada basis identitasnya. Castells lebih menyeluruh

dalam menyusun dan menguraikan basis identitas. Burke dan Stets membasiskan identitas

pada peran (role), grup / kelompok (group), dan perorangan / individu (person). Meskipun

terlihat sangat sempit dan kaku, namun basis identitas yang digunakan Burke dan Stets tidak

dapat dilepaskan dari fondasi teori yang digunakannya, serta metode kuantitatif yang

digunakan untuk mendapatkan validitas data untuk teori identitasnya.

Dengan kata lain, dalam teori identitasnya, Burke dan Stets menjadikan identitas itu

benar-benar terstruktur dengan rapi terhadap identitas individu melalui interasi simbolik

struktural-nya, dan dengannya teori identitas dikontruksikan. Keunggulan dari pendekatan

yang digunakan oleh Burke dan Stets adalah pada ketegasan dan kejelasan tentang Identitas

yang dikonstruksikan melalui pendekatan interaksionisme simboliknya. Sasarannya tepat

untuk membidik identitas itu sendiri yang berhulu pada individu. Ini yang menyebabkan

pengkonstruksian teori identitas yang dilakukan keduanya menjadi tegas dan jelas. Tepat

digunakan sebagai buku teks, tetapi dengan catatan, bahwa teori ini dibangun pada satu

28 Ibid Burke dan Stets (2009) hlm 8 29 Ibid Burke dan Stets (2009) hlm 8-9

Page 15: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

23

perspektif dan satu konteks yang sangat terbatas pada masyarakat modern yang menurut

mereka sudah secara rapi terstruktural.

Dari pandangan psikologi sosial, kita perlu membangun teori umum. Karena itu, Stets

dan Burke mengulas mengenai teori identitas dan teori identitas sosial. Meskipun ada

perbedaan dalam kedua teori ini pada penekanannya tetapi kedua teori ini dapat dihubungkan

guna membangun pandangan integritas diri. Sebelumnya kita lihat konsep mengenai diri.

Dalam kedua teori ini, diri itu refleksif yang bisa menjadikan dirinya sendiri sebagai objek

dan bisa dikategorikan, diklasifikasi atau menamakan dirinya sendiri dalam cara tertentu

dalam kaitannya dengan klasifikasi atau kategori sosial lainnya. Proses ini disebut self-

categorization dalam teori identitas sosial sedangkan dalam teori identitas disebut

identifikasi. Melalui kedua proses inilah terbentuknya identitas. Identitas seseorang terdiri

dari pandangan diri yang muncul dari aktivitas refleksi self-categorization atau identifikasi

dari keanggotaan dalam kelompok atau peran tertentu.

Dalam teori sosial dan identitas teori, diri sendiri adalah refleksi yang dapat

mengambil sendiri sebagai obyek dan dapat mengkategorikan, menggolongkan, atau nama itu

sendiri dalam cara tertentu dalam kaitannya dengan hubungan sosial dengan yang lainnya

atau klasifikasi kategori. Proses ini disebut sebagai konsep diri dalam pengkategorian

identitas teori sosial (Turner, Hogg, Oakes, Reicher, dan Wetherell 1987); dalam identitas

teori ini disebut identifikasi (McCall dan Simmons 1978). Melalui proses pengkategorian

atau identifikasi, sebuah identitas ini terbentuk.

Terhadap dua prespektif yang berbeda dan sangat berpengaruh dalam pembahasan

tentang identitas, yaitu konsep Barth yang berlatar belakang antropologi sosial, dan konsep

Tajfel yang berlatar belakang psikologi sosial. Menurut Barth, bahwa identifikasi dan

kolektifitas itu dihasilkan atau muncul dari proses transaksi dan negosiasi individu dalam

memenuhi kepentingan atau interesnya. Orang-orang melakukan sesuatu berdasarkan

Page 16: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

24

identitas mereka, khusus keanggotaan mereka dalam kelompok atau budaya tertentu,

misalnya kelompok sepermainan, klan, dan suku.30

Pada pihak lain Tajfel berpendapat bahwa keanggotaan kelompok adalah cukup dalam

dirinya sendiri untuk menghasilkan identifikasi dengan kelompok tersebut dan meneruskan

perilaku terhadap anggota kelompoknya untuk melawan yang bukan anggota kelompok hal

ini menekankan psikologi sosial yang menekankan kompetisi realistis dan konflik

kepentingan sebagai basis bagi kerjasama dan formasi kelompok.31

Dua prespektif di atas setidaknya dapat memberi gambaran umum tentang persoalan

identitas. meskipun demikian tidaklah mudah untuk memberikan kesimpulan yang

komperhensif tentang identitas. Setidaknya identitas tidak dapat dibatasi hanya pada manusia

semata. Identitas merupakan sesuatu yang dapat diaplikasikan terhadap seluruh ciptaan di

alam semesta, entah yang menyangkut manusia, benda, atau bahkan substansi. Karena itu hal

yang membatasinya adalah sebuah spesifikasi terhadap identitas yang dikenakan kepada

manusia dalam ruang lingkup dan cara pandang tertentu apabila identitas tersebut

diselaraskan dengan ide pokok tesis ini yang mengetengakan identitas sosial, maka pendapat

Barth lebih cenderung cocok dipergunakan. Pandangan atau teori barth masi dinamis untuk di

bawah persinggungan dengan bidang sosial (sosiologis). Sebelum lebih jauh mengeksplorasi

lebih jauh tentang identitas dari sudut pandang sosiologis, tampaknya perlu untuk

mempertanyakan apakah sesungguhnya identitas dalam bingkai sosial, apakah merupakan

kenyataan objektif atau merupaakan kenyataan subjektif.

Dari gambara Berger dan Luckman ini diperoleh gambaran bahwa dialektika antara

identitas dan struktur sosial. Kalau demikian maka hal pokok yang penting untuk

diperhatikan adalah pengaruh struktur sosial. Pertanyaannya apa yang dimaksud dengan

struktur sosial dalam konteks identitas ini? apakah kemudian identitas secara otomatis

30 Ibid hlm 7 31 Ibid hlm 8

Page 17: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

25

merupakan identitas sosial. Dengan referensi pada pendapat Berger dan Luckman di atas

maka pembahasan telah masuk pada ranah sosiologi karena pendekatan yang digunakan oleh

mereka telah masuk dalam ranah sosiologi dalam menjelaskan identitas, yaitu salah satu

pandngan yang muncul dari iteraksionisme simbol struktural (structural simbolic

Interactionism).

2.4 Identitas Dalam Masyarakat Jaringan

Dalam bagian pengantar bukunya The Rise of the Network Society,32 Manuel Castells

membeberkan transformasi sosial yang sedang terjadi dalam kecepatan tinggi, di dunia ini

kita hidup menjelang akhir millenium kedua. Revolusi teknologi yang berpusat pada

teknologi informasi mulai kembali membentuk basis material dari masyarakat kita.

Perubahan-perubahan terjadi tidak hanya terjadi di bidang teknologi informasi, namun juga di

bidang politik, kultural, ekonomi, dan hubungan sosial. Sekedar deskripsi dari Era Informasi

ini: paradigma patriakalisme banyak diserang oleh kaum feminis, relasi antara laki-laki,

perempuan dan anak-anak dalam keluarga berarti juga seksualitas dan personalitas, telah

didefenisikan ulang. Kesadaran lingkungan juga semakin menrobos masuk lembaga-lembaga

masyarakat yang tadinya tidak peduli. Sistem-sistem politik dilanda krisis legitimasi,

terkoyak di antara skandal dan intrik, survivalitasnya amat tergantung pada bagaimana media

(yang tidak selalu massa) mengeksposnya. Gerakan-gerakan sosial cenderung semakin

terfragmentasi, lokalitas, dan berorientasi pada satu isu tunggal saja. Dalam dunia yang

dengan kadar perubahan yang membingungkan semacam ini orang cenderung membentuk

kelompok-kelompok yang berbasis pada identitas primer mereka seperti religius, etnis,

teritorial, nasional. Fundamentalisme religius entah itu datang dari Kristen, Islam, Yahudi,

32 Manuel Castells, The Information Age : Ekonomy, Society and Kultur Volume I : The Rise of The Network

Society, Oxford London : Blackwell Publishing, hlm 1-3

Page 18: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

26

Hindu dan bahkan Buddha mungkin menjdi kekuatan yang paling mengerikan yang

mengancam rasa aman kita yang berada di dunia ini.

Dalam dunia dengan pusaran arus kekayaan, kekuasaan dan imaji berskala global,

pencarian identitas, baik itu kolektif maupun individual menjadi sumber paling dasar dari

makna (pemaknaan), the fundamental source of meaning. Pencarian identitas dan makna,

diakui bukanlah sesuatu yang sama sekali baru sebab identitas, khusunya identitas berbasis

agama dan etnis, memang sudah menjadi akar makna hidup manusia sejak peradaban hadir di

atas muka bumi ini. Namun dewasa ini, dalam sebuah periode destrukturasi, organisasi,

delegitimasi institusi, melenyapnya gerakan-gerakan sosial yang berdampak besar, dan

ekspresi kultural yang bersifat sementara (ephemereal), identitas semakin menjadi sumber

makna yang utama untuk tidak mengatakan satu-satunya. Orang semakin mengatur, menata

makna hidup mereka bukan diseputar apa yang mereka lakukan, tapi lebih berbasis pada apa-

nya mereka, atau apa yang mereka percaya.

2.5 Bagaimana Masyarakat Mengkonstruksi Identitas

Menurut pandangan Manuell Castells terbentuknya indentitas dan individu, komunitas

sosial, dan hubungan dengan masyarakat sosoial dalam membentuk seluruh berkas-berkas ini

dan mengatur juga maknanya suapaya sesuai determinasi dalam konteks sosial dan proyek-

proyek kultural yang bertumbuh dalam masyarakat sosial mereka, dengan kerangka waktu

dan tempat dalam komunitas masyarakat. Konstruksi sosial dalam hubungan dengan identitas

akan berlangsung dengan konteks yang diikuti dalam hubungan relasi-relasi kekuasaan,

dalam hubungan dengan itu maka ada 3 macam proses pembentukan identitas:

a. Identitas Pembenaran

Menurut pandngan Castells identitas ini diperkenalkan oleh lembaga atau institusi

yang mendominasi dari suatu kelompok masyarakat untuk memperluas serta terus

memakasakan dominasi mereka atas komunitas sosial tertentu dalam masyarakat.

Page 19: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

27

Dalam proses pebentukan identitas mempunyai dampak yang sangat berbeda dalam

suatu kelompok masyarakat. Identitas pembenaran pada umumnya mempunyai makna

sama dengan kelompok masyarakat sipil, macam-macam organisasi dan lembaga

intitusi, beberapa segi dari pembentukan dengan aktor organisasi sosial yang

produktif dan terkadang berlangsung dalam keadaan kolektifitas, identitas yang

dimaknai menjadi sumber dominasi struktural terhadap kelompok identitas lain.

b. Identitas Perlawanan

Identitas Perlawanan diperlihatkan oleh kelompok sosial yang berada dalam kondisi

posisi tertindas dan dicap sangat rendah oleh aktor yang mendominasi, oleh sebab

itu untuk membangun tindakan menolak atas dasar struktur yang tidak adil karena

bertentangan dengan kondisi kelompok yang didominasi. Identitas tersebut

dilakuakan atas alasan dan bentuk penolakan secara kolektif akan suatu proses yang

mendominasi dalam memberikan suatu bentuk tekanan yang sudah tidak dapat di

tahan dan menjadi dasar dari pembentukan identitas ini di bentuk juga oleh latar

belakang historis dan geografi juga biologi. Contohnya: salah satu komunitas di

Ambon yang merasa didominasi sekian lama dalam birokrasi pemerintahan

melakukan perlawanan balik sehingga mengakibatkan konflik terjadi atas suatu

bentuk perlawanan karena kebijakan-kebijakan yang tidak adil atas satu kelompok di

Ambon.

c. Identitas Proyek

Menurt Castells Identitas proyek dapat terjadi bila kelompok-kelompok sosial atas

dasar proses budaya yang ada bagi kelompok suatu masyarakat dalam

mengembangkan suatu identitas baru dalam melihat peran suatu kelompok dalam

masyarakat, dan cara itu berusaha untuk membaharui suatu stuktur masyarakat.

Contohnya: Pasca berkonflik sekian lama identitas kultural seperti pela gandong

Page 20: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

28

direvitalisasi kembali sebagai perekat dalam mendamaikan kedua komunitas agama

yang berkonflik di Ambon.

Dari penjelasan tadi, dapat dilihat bahwa identitas adalah hasil pemaknaan oleh aktor-

aktor kelompok sosial yang terjadi dalam suatu komunitas masyarakat. Dari pemaknaan

tersebut (dalam hubungan dengan identitas), dan didasarkan pada suatu persamaan dalam

usaha untuk memetakan sutu komunitas sosial yang bermacam-macam “identitas dalam

hubungan dengan identitas yang positif”. Identitas tersebut dipahami dalam hubungan dengan

hubungan kekuasaan, oleh karena itu identitas ini menjadi penyebab persoalan seperti yang

dijelaskan oleh Manuel Castells dalam hubungan dengan tiga bentuk dan asal dari pemaknaan

identitas. Castells menjelaskan tentang identitas yang bersifat kolektif. Identitas yang bersifat

kolektif akan selalu mempunyai hubungan antar kelompok masyarakat. Menurut Castells

ketika suatu kelompok yang nampak mendominasi identitas yang didominasi pasti muncul

pertentangan dalam hubungan dengan identitas baru. Oleh sebab itu teori ini sangat potensial

sebagai tools dalam melihat persoalan-peroalan konstruksi identitas Islam-Kristen dalam

relasi-relasi kekuasaan sehingga menyebabkan konflik berkepanjangan.

2.6 Konflik Sosial

Konflik adalah suatu benturan seperti “benturan” seperti perbedaan pendapat,

persaingan, dan pertentangan antara individu dan individu, kelompok dan kelompok, individu

dan kelompok, dan antara individu atau kelompok dengan pemerintah. Konflik terjadi antara

kelompok yang memperebutkan hal yang sama.33

Digirolamo menuliskan konflik adalah suatu proses yang dimulai ketika seorang

individu atau kelompok tertentu merasa berbeda dan berlawanan antara dirinya sendiri dan

33 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), hlm 149

Page 21: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

29

individu atau kelompok lainnya tentang kepentingan dan sumberdaya, kepercayaan-

kepercayaan, nilai-nilai, atau praktek-praktek yang menyangkut hal tersebut bagi mereka.34

Konflik adalah suatu situasi yang dipenuhi oleh tingkat kompleksitas yang tinggi.

Tingkat kompleksitas tersebut menandai perjalanan konflik pada posisi pihak-pihak atau

kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Interaksi sosial masyarakat yang dipenuhi dengan

berbagai dinamika merupakan fakor utama pemicu suatu situasi konflik.

Karena itu suatu konflik terutama menyangkut bidang-bidang kehidupan aktual

manusia, sangat bersifat kompleks. Dalam berbagai bidang kehidupan manusia, konflik

dihasilkan oleh hubungan antara berbagai faktor dari segi-segi kompleksitas struktur suatu

masyarakat.35 Ada beberapa contoh konflik di bawah ini.

a. Konflik Ekonomi

Manusia seringkali menghadapi keterbatasan sumber-sumber penghidupan.

Jumlah manusia berkembang lebih cepat dari pada sumber daya yang mereka

butuhkan. Walaupun manusia mengembangkan berbagai teknologi yang dapat

melipatgandakan produksi, sebagian manusia masih hidup dalam situasi kelaparan

dan kemiskinan karena keterbatasan produksi makanan dan sumber penghidupan

lainnya. Konflik ekonomi sering disebabkan karena perebutan sumber ekonomi

yang sangat terbatas.36

b. Konflik Politik

Setiap negara yang ada di dunia ini seringkali mengalami persoalan yang

dikatakan sebagai persoalan konflik politik, bahkan secara terus menerus. Politik

adalah pengumpulan kekuasaan untuk memperoleh kekuasaan dan penggunaan

kekuasan untuk mencapai tujuan atau merealisasikan ideologi. Jadi, persoalan

34 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi dan Penelitian (Jakarta Salemba Humanika

2010), hlm 5 35 Ibid Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, hlm 62 36 Ibid hlm 63

Page 22: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

30

konflik politik juga adalah konflik yang terus terjadi karena oknum-oknum yang

terlibat konflik berupaya mendapatkan dan mengumpulkan kekuasaan dan

menggunakan kekuasaan itu untuk mencapai tujuan ideologinya.37

c. Konflik Agama

Sepanjang sejarah perjalanan masyarakat sosial, juga terjadi terjadi bermacam-

macam konflik yang berhubungan dengan agama. Persoalan konflik agama juga

bisa sering terjadi karen kedua pemeluk agama yang sanagat berbeda dan antara

pemeluk satu agama yang sama. Konflik yang menyangkut dengan agama

merupakan konflik diantara pemeluk, bukan konflik diantara ajaran atau kitab suci

ajaran agama. Dari segi ajaran dan kitab suci agama, memang ada perbedaan

mengenai ajaran agama. Ajaran agama Islam berbeda dengan agama Katolik,

Protestan, Hindu atau Budha. Perbedaan diantara ajaran agama merupakan objek

dari ilmu perbandingan agama. Akan tetapi, pihak yang terlibat konflik bukan

kitab suci, doktrin, atau ajaran agamanya, melainkan para penganut agamanya

atau umatnya. Kitab suci tidak bisa berpikir atau berbicara. Pihak yang bisa

berpikir merupakan para pemeluk agama yang melaksanakan pemaknaan terhadap

kitab suci dalam kehidupan. Konflik antara penganut suatu agama, konflik antara

agama dan ilmu pengetahuan, konflik diantara para penganut agama yang

berbeda, konflik karena pemanfaatan agama untuk mencapai tujuan tertentu

seperti tujuan ekonomi, politik, sosial dari seseorang individu atau suatu

kelompok tertentu.38

37 Ibid hlm 67 38 Ibid hlm 71

Page 23: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

31

d. Konflik Sosial

Fenomena konflik sosial dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Pertama,

konflik sosial timbul karena masyrakat terdiri atas sejumlah kelompok sosial yang

mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masyarakat tersusun dalam

kelompok dan strata sosial yang berbeda-beda. Dalam masyarakat feodal,

masyarakat dikelompokan dalam golongan bangsawan, golongan priyai, dan

golongan rakyat biasa. Marx mengklasifikasi beberapa kelompok masyarakat

dalam kategori golongan kapitalis (borjuis) dan golongan proletar. Konflik sosial

dapat terjadi antara kelompok masyarakat yang berstrata sosial yang berbeda atau

berstrata sosial yang sama. Kedua, kemiskinan bisa memicu terjadinya konflik

sosial. Sosiolog mengelompokan masyrakat menjadi golongan atas (golongan

kaya raya), golongan menengah (golongan kaya), dan golongan bawah (golongan

miskin). Perbandingan ketiga golongan ini adalah seperti piramida. Golongan

kaya berdiri di puncak piramida dengan jumlah yang sedikit disusul golongan

menengah, lalu golongan miskin di bawah piramida dengan jumah yang makin

besar atau banyak. Ketiga, konflik sosial bisa terjadi karena terjadinya migrasi

manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Konflik biasanya terjadi antara

penduduk asli dengan kelompok migran. Keempat, konflik sosial bisa terjadi

antara kelompok sosial yang mempunyai karakteristik dan perilaku yang inklusif.

Kelompok-kelompok sosial tersebut saling terpisah dan ingin mendominasi

kehidupan politik, ekonomi, dan kemasyrakatan. Pemisahan antara kelompok

sering menimbulkan prototype, prasangka, stigma dan curiga atau kecemburuan

suatu kelompok sosial terhadap kelompok sosial lainnya. Keadaan ini dapat

memicu terjadinya konflik sosial.39

39 Dean G. Pruitt dan Jeffey Z. Rubin, Teori Konflik Sosial..., hlm 156-157

Page 24: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

32

2.7 Penyebab Konflik

Winardi40 menjelaskan ada beberapa penyebab yang menimbulkan konflik terjadi:

a. Adanya kelebihan peran, menerima terlampau banyak tanggung jawab dan terjadi

karena berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, hal inilah yang sering

menyebabkan terjadinya konflik di dalam diri individu. Salah satu prespektif

tentang konflik di dalam individu mencakup empat macam situasi sebagai berikut:

melakukan pendekatan positif terhadap persoalan (approach-approach connflic),

melakukan pendekatan sekaligus melakukan penghindaran terhadap persoalan

(approach aviodance-aviodance conflict).

b. Adanya kesalahan dan perbedaan antar individu, atau antara kelompok, kesalahan

atau perbedaan itu adalah dalam prespsi, pendapat, komunikasi, tujuan, nilai-nilai,

latar belakang budaya, sosial-ekonomi, sifat-sifat pribadi, dan masih banayak lagi

penyebab lainya.

c. Konflik terjadi karena adanya perbedaan pendapat antar kelompok.

d. Konflik ini disebabkan karena adanya situasi-situasi yang tidak sesuai dalam

mencapai tujuan, maksud-maksud atau alokasi yang tidak sesuai untuk mencapai

tujuan.

e. Perebutan sumber daya.

f. Sumber daya yang terbatas.

g. Prasangka atau diskriminasi.

h. Ketidakjelasan aturan (ketidakadilan).

Widiarto,41 menyebutkan beberapa penyebab konflik, Seperti:

40 Winardi. Manajemen Konflik. Konflik Perubahan dan Pengembangan. (Bandung : Mandar Maju 1994

41 Widiarto, T. Pengantar Sosiologi. (Salatiga: Widya Sari 2003), hlm 24

Page 25: BAB II IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK 2.1 Pendahuluan · 2017. 10. 5. · IDENTITAS SOSIAL DAN KONFLIK . 2.1 Pendahuluan ... Sebagai contoh misalnya . 8. Richard Jenkins, Social Identity.

33

a. Perbedaan antara orang per orang. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin

menyebabkan bentrokan orang per orang.

b. Bentrokan anatara kepentingan. Kepentingan dapat bermacam-macam

perwujudannya, misalnya kepentingan bidang ekonomi, sosial, politik, dan

sebagainya yang adapat menimbulkan pertentangan atau konflik antara satu

manusia dengan manusia yang lain.

c. Perubahan sosial. Perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat, untuk

sementara waktu merubah sistem nilai dalam masyarakat, untuk sementara waktu

mengubah sistem nilai dalam masyarakat dan menyebabkan terjadinya berbagai

golongan yang berbeda pendiriannya mengenai reorganisasi dan sistem nilai.

Perubahan sosial dapat menyebabkan suatu disorganisasi dalam masyarakat.