BAB II GAMBARAN UMUM MTs MUHAMMADIYAH...
Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM MTs MUHAMMADIYAH...
41
BAB II
GAMBARAN UMUM MTs MUHAMMADIYAH GEDONGTENGEN
A. Letak dan Keadaan Geografis
Secara geografis, MTs Muhammadiyah Gedongtengen berada di
jantung kota, tepatnya di jalan Dagen 82 kecamatan Gedongtengen Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
MTs Muhammadiyah Gedongtengen dibangun di atas tanah wakaf
seluas 386 m dengan luas bangunan 300 m2. Tanah tersebut diwakafkan oleh
Bapak Kahar Muzakir, salah seorang tokoh Muhammadiyah. Lokasi ini
merupakan tempat baru setelah pindah dari Jalan Jogonegaran 50 Yogyakarta.
Secara geografis, keberadaan MTs Muhammadiyah Gedongtengen ini cukup
strategis karena dapat dijangkau dari manapun dengan menggunakan
angkutan umum. Adapun batas wilayahnya adalah sebagai berikut:1
1. Sebelah selatan : Jl. Dagen No. 82
2. Sebelah utara : Rumah penduduk
3. Sebelah timur : Toko mebel agung
4. Sebelah barat : Gang kampung Sosrodipuran
Secara keseluruhan, MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Yogyakarta berdiri di atas tanah seluas 386 m2. Ruang yang ada yaitu ruang
1 Dokumentasi Letak Geografis MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dari Kepala TU MTs
Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 20 September 2016.
42
kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang laboratorium, ruang tata usaha,
perpustakaan, mushola, ruang tamu, toilet dan tempat parkir.
Dengan melihat letak dan keadaan geografis MTs Muhammadiyah
Gedongtengen, menunjukkan bahwa sekolah tersebut sangat mudah diakses
oleh kendaraan umum sehingga memudahkan transportasi siswa. Namun, di
sisi lain hal tersebut juga memberikan dampak negatif yaitu terganggunya
kenyamanan belajar siswa karena lalu lalang kendaraan yang masih terdengar
hingga ke ruang-ruang kelas.
B. Sejarah dan Proses Perkembangan
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Gedongtengen berdiri pada
tanggal 01 Agustus 1955, awalnya bernama Pendidikan Guru Agama Pertama
(PGAP) atau Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun Muhammadiyah
Gedongtengen. Tahun 1960 Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) atau
Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun berganti nama menjadi PGAL/PGA
6 tahun, kemudian dengan adanya SKB 3 Menteri pada tahun 1973 yang
meliputi Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri
Dalam Negeri, semua sekolah termasuk Pendidikan Guru Agama (PGA),
Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Persiapan Institut Agama Islam
(SPIAIN) dialihfungsikan. Khusus untuk Pendidikan Guru Agama Pertama
(PGAP) atau Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun menjadi Madrasah
Tsanawiyah dan Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) atau Pendidikan
43
Hakim Islam Negeri (PHIN) atau Sekolah Persiapan Institut Agama Islam
Negeri (SPIAIN) menjadi Madrasah Aliyah.
Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah secara
resmi dialihfungsikan atau baru disahkan pada tanggal 21 April 1978 oleh
Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam atas nama Kepala Kantor wilayah
Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
ditandatangani oleh Muhammad Shaleh Harun dengan No. 78/010/A/T. Alih
fungsi kejuruan dari sekolah umum atau Madrasah Tsanawiyah untuk
setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah
untuk setingkat dengan Sekolah Menengah Umum/ Kejuruan (SMU/K).
Semula lokasi Pendidikan Guru Agama yang pada awal berdirinya
bertempat di Jl. Jogonegaran No.50 tersebut pada akhirnya dijual oleh
yayasan, kemudian dibelikan tanah lain yang lebih luas. Tahun 1992
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Gedongtengen pindah di lokasi lain,
yaitu di jalan Dagen No. 82 Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan
Gedongtengen Kota Yogyakarta.
Tanah yang dibangun gedung sebagai tempat belajar mengajar di
kelas tersebut merupakan tanah wakaf dari keluarga Almarhum Prof. Drs.
Kahar Muzakir. Beliau merupakan salah seorang pendiri Universitas Islam
Indonesia dan tokoh Perintis Pendiri Kemerdekaan Indonesia (PPKI).2
2 Dokumentasi Sejarah dan Perkembangan MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dari
Kepala TU MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 20 September 2016.
44
C. Visi dan Misi
1. Visi MTs Muhamadiyah Gedongtengen
Menjadi lembaga pendidikan yang unggul, islami, dan mandiri
Indikator Visi:
a. Madrasah besifat kompetitif dalam event kompetisi madrasah
b. Madrasah memiliki kultur dan pembiasaan keislaman
c. Madrasah mengelola life skill yang sesuai tantangan zaman
2. Misi MTs Muhamadiyah Gedongtengen
a. Meningkatkan kinerja guru dan karyawan
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Melatih dan mengikutisertakan siswa dalam berbagai perlombaan
d. Membudayakan prinsip-prinsip hidup islami
Indikator dalam mewujudkan misi Islami, dengan membudayakan 5 S
dalam bekerja:
1) Syukur
2) Senyum
3) Salam
4) Sopan
5) Santun
Di samping itu, membudayakan 5 S dalam menata lingkungan madrasah;
1) Sort—Eliminate whatever is not needed (Ringkas)
2) Straighten—Organize whatever remains (Rapi)
45
3) Shine—Clean the work area (Resik)
4) Standardize—Schedule regular cleaning and maintenance (Rawat)
5) Sustain—Make 5S a way of life (Rajin)3
MTs Muhammadiyah Gedongtengen adalah madrasah yang
mendeklarasikan konsep humanism school. Bakat dan minat peserta didik
sangat diperhatikan agar potensinya dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu,
penerimaan peserta didik baru di MTs Muhammadiyah Gedongtengen
dibedakan ke dalam dua jalur yaitu jalur reguler sesuai dengan SOP yang
ditetapkan dan jalur prestasi baik akademik maupun non akademik. Konsep
humanism school sudah sesuai dengan visi dan misi MTs Muhammadiyah
Gedongtengen.
“Untuk seleksi kami tidak menyebutkan diterima atau tidak diterima.
Tetapi sesuai dengan jargon kami humanism school (sekolah
humanisme). Kami melihat lebih kepada tes bakat dan minat. Sebab
kalau hanya sebatas seleksi orientasinya hanya sebatas nilai. Jadi kita
ingin mengakomdasi siswa ada kelemahan di satu bidang tetapi
bidang lain kuat”.4
MTs Muhammadiyah Gedongtengen juga menyediakan beberapa
kegiatan ekstrakurikuler untuk mewujudkan visi dan misinya sebagai
humanism school yaitu bidang tahfidz, hisbul waton, drum band, tari, dan
iqra. “Kita imbang antara seni dan agama (tahfidz). Seni tari senyum
nusantra, dan tari jaipong”.
3 Dokumentasi Visi dan Misi MTs Muahmmadiyah Gedongtengen, dari Kepala TU MTs
Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 20 September 2016. 4 Hasil wawancara dengan Waka Kurikulum MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Anang
Sumarna, pada tanggal 30 Juni 2016.
46
Berkaitan dengan sistem rekruitmen, MTs Muhammadiyah
Gedongtengen mengharuskan semua guru berasal dari lulusan SI dan
memiliki kompetensi yang sesuai dengan program bidang studi. Selain itu,
untuk meningkatkan kompetensi guru, sekolah sering mengikutsertakan
program diklat untuk guru-guru bidang studi.5
D. Struktur Organisasi
MTs Muhammadiyah Gedongtengen memiliki struktur organisasi
yang terdiri dari kepala madrasah, komite madrasah, waka kurikulum, waka
kesiswaan, waka sarpas, waka humas, dan kepala tata usaha. Struktur
organisasi sekolah MTs Muhammadiyah Gedongtengen tahun pelajaran
2015/2016 antara lain:
1. Kepala Madrasah : M. Taufik, S.Pd
2. Komite Madrasah : M. Dien Syir
3. Waka Kurikulum : Anang Sumarna, S.Ag
4. Waka Kesiswaan : Sirajudin, S.Pd
5. Waka Sarpas : Tri Pujiati, S.Pd
6. Waka Humas : Yuni Astuti, S.Pd
7. Ka. Tata Usaha : Siti Khusniatul F
5 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Gedongtengen, M.
Taufik, pada tanggal 30 Juni 2016.
47
Sementara itu, fungsi dan tugas unsur-unsur utama struktur organisasi
tersebut adalah:
1. Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah Selaku pimpinan, mempunyai tugas :
1) Menyusun perencanaan
2) Mengorganisir kegiatan
3) Mengarahkan kegiatan
4) Mengkoordinir kegiatan
5) Melaksanakan pengawasan
6) Melakukan evaluasi setiap kegiatan
7) Menentukan kebijaksanaan
8) Mengadakan rapat
9) Mengambil keputusan
10) Mengatur proses belajar mengajar
11) Mengatur administrasi :
a) Kantor
b) Siswa
c) Pegawai
d) Perlengkapan
e) Keuangan
12) Mengatur organisasi siswa intra sekolah ( OSIS )
13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat
48
b. Kepala Sekolah selaku administrator, mempunyai tugas :
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengkoordinasian
5) Pengawasan
6) Kurikulum
7) Kesiswaan
8) Perkantoran
9) Kepegawaian
10) Perlengkapan
11) Keuangan
12) Perpustakaan
c. Kepala Sekolah sebagai Suvervisor, mempunyai tugas supervisi
terhadap :
1) Kegiatan belajar mengajar
2) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
3) Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler
4) Kegiatan ketatausahaan
5) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Bidang Kurikulum
1) Menyusun program pengajaran (Program Tahunan dan Semester)
49
2) Menyusun Kalender Pendidikan
3) Menyusun SK pembagian tugas mengajar guru dan tugas tambahan
lainnya
4) Menyusun jadwal pelajaran
5) Menyusun Program dan jadwal Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah
/Nasional
6) Menyusun kriteria dan persyaratan siswa untuk naik kelas/tidak
Serta lulus/tidak siswa yang mengikuti ujian
7) Menyusun jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (Raport)
dan penerimaan STTB/Ijasah dan STK
8) Menyediakan silabus seluruh mata pelajaran dan contoh format
RPP
9) Menyediakan agenda kelas, agenda piket, surat izin masuk/keluar,
agenda guru (yang berisi: jadwal pelajaran, kontrak belajar dengan
siswa, absensi siswa, form catatan pertemuan dan materi guru,
daftar nilai, dan form home visit)
10) Penyusunan program KBM dan analisis mata pelajaran
11) Menyediakan dan memeriksa daftar hadir guru
12) Memeriksa program satuan pembelajaran guru
13) Mengatasi hambatan terhadap KBM
14) Mengatur penyediaan kelengkapan sarana guru dalam KBM (kapur
tulis, spidol dan isi tintanya, penghapus papan tulis, daftar absensi
siswa, daftar nilai siswa, dsb.)
50
15) Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM dan laporan pelaksanaan
KBM
16) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran
17) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran secara berkala
b. Bidang Kesiswaan
1) Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS
2) Menegakkan Tata Tertib Sekolah
3) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib
sekolah
4) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,
ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan(6K)
5) Memberi pengarahan dan penilaian dalam pemilihan pengurus
OSIS
6) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi
7) Bekerjasama dengan para pembina kegiatan kesiswaan didalam
menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insidentil.
8) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa
penerimaan siswa baru.
9) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam
kegiatan di luar sekolah.
10) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
51
11) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang
tua murid
12) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan siswa penerima
beasiswa
c. Bidang Sarana Dan Prasarana
1) Menginventarisasi barang
2) Pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan penunjang KBM
3) Pendayagunaan sarana prasarana ( termasuk kartu-kartu
pelaksanaan pendidikan )
4) Pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan ( pengamanan,
penghapusan, pengembangan )
5) Pengelolaan alat-alat penunjang pembelajaran
d. Bidang Humas
1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan
orangtua/Wali siswa
2) Membina hubungan antar sekolah dengan komite sekolah
3) Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga
pemerintah, dunia usaha dan lembaga-lembaga sosial lainnya
4) Memberi/berkonsultasi dengan usaha.
5) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara
berkala.
6) Melaksanakan tugas-tugas ke luar lembaga
7) Menjalin hubungan ke luar lembaga sesuai fungsi dan kebutuhan
52
e. Koordinator BP / BK
1) Menyusun program dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2) Membantu guru dan wali kelas dalam menghadapi kasus anak
3) Membuat program bimbingan psikologi
4) Menyusun dan mengarsip data kasus murid (konseling)
5) Memberikan penjelasan bersama dengan Kepala Sekolah tentang
program dan tujuan bimbingan kepada Wali Murid
6) Membantu Wali Murid dalam memberikan layanan psikolog
tentang perkembangan putra-putrinya
7) Kordinasi dengan Wali Kelas dalam rangka mengatasi masalah
yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.
8) Melaksanakan koordinasi dengan wali kelas dan guru dalam
menilai siswa bila terjadi pelanggaran yang dilakukan siswa dan
dengan dinas terkait
9) Memberikan layanan bimbingan penyuluhan, karir kepada siswa
agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar
10) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
11) Penyusunan dan pemberian saran serta pertimbangan pemilihan
jurusan
12) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan
13) Mengadakan penilaian pelaksanaan BP/BK
53
14) Melaksanakan home visit kepada siswa/orang tua siswa yang
bermasalah setelah ditangani oleh wali kelas melalui home visit
sebelumnya dan tidak ada perubahan
15) Menyusun statistik hasil penilaian BP/BK
16) Menyusun laporan pelaksanaan BK secara berkala
f. Pembina Kesiswaan
1) Berkoordinasi dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan dalam
menyusun program kerja kegiatan
2) Memberikan salinan program kerja yang sudah dibuat kepada :
a) Waka. Bidang Kesiswaan
b) Tata Usaha Urusan kesiswaan sebagai arsip
3) Membina siswa dalam proses berfikir menuju ke arah kedewasaan
yang sesuai dengan program dan bidang masing-masing
4) Membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler
yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik
g. Tata Usaha
Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah
dan mempunyai tugas pelaksanaan ketatausahaan sekolah meliputi :
1) Menyusun program tata usaha sekolah
2) Pengelolaan keuangan sekolah
3) Mengatur segala sesuatu yang terkait dengan penyediaan keperluan
sekolah
54
4) Melaksanakan penyelesaian kegiatan penggajian guru/pegawai,
laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor/sekolah
dan rencana belanja bulanan
5) Menyusun administrasi pegawai, guru dan siswa
6) Meng-inventaris seluruh data.
7) Membukukan surat keluar dan masuk
8) Mengajukan usulan kenaikan pangkat guru
9) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah
10) Menyusun administrasi perlengkapan sekolah
11) Menyusun dan menyajikan data / statistik sekolah
12) Meningkatkan dan melaksanakan koordinasi keamanan,
kebersihan, ketertiban, Kerindangan, keindahan, dan kekeluargaan
13) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan
14) Ketatausahaan secara berkala
15) Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas operasional sekolah6
MTs Muhammadiyah Gedongtengen sudah memiliki struktur
organisasi yang jelas dan terarah. Masing-masing unsur organisasi memiliki
job description masing-masing yang sangat detail dan sesuai dengan
kompetensi yang mereka miliki. Job Description yang sudah ditetapkan
tersebut merupakan salah satu upaya MTs Muhammadiyah Gedongtengen
mewujudkan misinya yaitu meningkatkan kinerja guru dan karyawan.
6 Dokumentasi Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dari Kepala TU
MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 20 September 2016.
55
TABEL I
Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Keterangan:
Kepala Sekolah Komite sekolah
Siswa
Pengurus
kurikulum
Bendahara Kepala
perpustakaan
Kepala Tata
Usaha
Kesiswaan kurikulum Humas Sarpas
Wali Kelas Dewan Guru Bimbingan
Konseling
Garis komando:
Garis koordinasi:-------------
56
E. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
1. Keadaan Guru
Guru adalah orang yang mengemban tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.7 MTs Muhammadiyah Gedongtengen
memiliki sedikit guru mata pelajaran. Masing-masing bidang studi
mayoritas hanya diampu oleh satu orang guru, termasuk SKI. Namun hal
ini tidak mempengaruhi kelancaran proses belajar-mengajar siswa. secara
keseluruhan tugas Guru di MTs Muhammadiyah Gedongtengen adalah
sebagai berikut:
a. Membuat program pengajaran
1) Analisa materi pelajaran (AMP)
2) Program Tahunan (Prota)
3) Program Satuan Pelajaran (SP)
4) Program Rencana Pengajaran (RP)
5) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Meningkatkan Penguasaan materi pelajaran yang menjadi
tanggungjawabnya
d. Memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi
e. Melaksanakan KBM
7 Agustina Soebachman, Saatnya Anda Menjadi Guru terHebat, (Yogyakarta: IN AzNa
Books, 2014), hal. 15.
57
f. Menganalisa hasil evaluasi KBM
g. Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan, dan pengawasan ketertiban,
keamanan, kebersihan, keindahan, dan kekeluargaan
h. Melaksanakan kegiatan penilaian (semester/tahun)
i. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
j. Membuat dan menyusun lembar kerja (Job Sheet)
k. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
l. Mengikuti perkembangan kurikulum.
m. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya.8
TABEL II
Daftar Nama Guru MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Tahun pelajaran 2015/2016
No Nama Lengkap NIP Mata Pelajaran
1 Arief Ramadhan Budi
Aji 121234710003070022
Bahasa Indonesia
2 H.Sudarwan,S.Pd.I,Msi 195810121992031002 Aqidah/ Akhlak
3 Sri Sulastini,S.Ag 196110161985032001 Bahasa Indonesia
4 Dra.Hj.Susilo Asih
Murwani 196405191998032001
Matematika
5
Anang Sumarna,S.Ag 197807142005011006
Sejarah
Kebudayaan
Islam
6 Tri Pujiati,S.Pd 197904192005012003 Bahasa Indonesia
7 Aristi Yusti
Trihatmi,S.Pdi 197907062005012005
Matematika
8 Wartinah,S.Pd 121234710003250001 Keterampilan
9 Dwi Rahayu,S.Pd 121234710003120006 IPA
10 Hartinah,S.Pd 121234710003060008
Pendidikan
Kewarganegaraan
11 Istyawati,Se 121234710003160007 IPS
8 Dokumentasi Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dari Kepala TU
MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 21 September 2016.
58
12 Vitra Arumiyati,S.Pd 121234710003090010
Bahasa Inggris
13 Sirajudin,S.Pd 197301152007101001 Penjas/Orkes
14 Desi Kumalasari,S.Pd 121234710003310015
Bimbingan
Konseling
15 R.Budi Sulaksana,S.Pd 196601162007011004 IPA
16 Masruroh,S.Pd.I 121234710003030020 Al- Quran/ Hadits
17 Qurota'ayun,S.Hum 121234710003080021 Bahasa Arab
Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa MTs Muhammadiyah
Gedongtengen hanya memiliki satu orang guru SKI yang mengampu delapan
kelas yang berbeda. Meskipun diampu oleh satu orang guru, pembelajaran
SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen tetap berjalan dengan lancar.
Dalam kegiatan belajar-mengajarnya, guru SKI mengadakan beberapa bentuk
pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran yaitu melalui penilaian afektif,
kognitif dan psikomotorik. Penilaian afektif dilakukan dengan melihat sikap
siswa ketika pembelajaran di kelas berlangsung, penilaian kognitif dilakukan
dengan mengadakan tes formatif berbentuk pilihan ganda dan esai serta
penilaian psikomotorik dilakukan dengan penugasan serta portofolio.
2. Keadaan siswa
Siswa atau peserta didik merupakan anak atau remaja yang sedang
berada dalam pembinaan dan asuhan seseorang atau beberapa guru.9
Siswa di MTs Muhammadiyah Gedongtengen mayoritas berasal dari
Yogyakarta. Mereka mendaftar ke MTs Muhammadiyah Gedongtengen
9 Ibid., hal.15.
59
dengan alasan ingin belajar agama sekaligus ilmu umum. “sekolah di sini
biar tambah sholeha mbak”.10
TABEL III
Daftar Peserta Didik MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Kelas Siswa
L P Jumlah
1 VII A 14 8 22
2 VII B 10 8 18
3 VII C 10 9 19
7 VIII A 10 10 20
8 VIII B 10 8 18
9 VIII C 9 11 20
13 IX A 6 13 19
14 IX B 10 8 18
Jumlah 79 75 154
Jumlah total
Jumlah siswa di MTs Muhammadiyah Gedongtengen yang tidak
terlalu banyak menjadikan pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup
kondusif. Masing- masing kelas terdiri dari kurang lebih dua puluh siswa
yang meliputi siswa laki-laki dan perempuan. Mayoritas siswa kelas VIII
menyukai pembelajaran SKI karena mereka menilai guru SKI merupakan
sosok yang tegas dan menyenangkan ketika mengajar di kelas.
3. Keadaan Karyawan
Dalam menjalankan berbagai kegiatan operasionalnya, MTs
Muhammadiyah Gedongtengen dibantu oleh beberapa orang karyawan.
10
Hasil wawancara dengan Siswa MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Tutik Awaliyah,
pada tanggal 02 September 2016.
60
Adapun tugas karyawan di MTs Muhamadiyah Gedontengen adalah
sebagai berikut:
a. Bendahara
1) Menerima RAPBS setiap awal awal tahun ajaran baru
2) Membuat perencanaan anggaran bulanan dan tahunan
3) Mengelola sumber dana dan pengeluarannya
4) Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan
5) Membuat usulan gaji karyawan
6) Membayarkan gaji guru dan karyawan
b. Petugas Perpustakaan
1) Perencanaan program kerja perpustakaan
2) Pengurusan pelaksanaan perpustakaan
3) Perencanaan pengembangan perpustakaan
4) Pemeliharaan dan perbaikan buku perpustakaan
5) Penyimpanan buku-buku perpustakaan
6) Melaksanakan inventarisai perpustakaan
7) Melayani pemakai perpustakaan
8) Mengatur dan menata perpustakaan
9) Menyeleksi pembelian buku
10) Mengusahakan pengadaan buku baru
11) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan
12) Menjaga dan melaksanakan kegiatan keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
61
c. Petugas Laboran
1) Sebagai penanggung jawab atas Laboratorium
2) Membantu mempersiapkan ruang laboratorium
3) Mempersiapkan ruang laboratorium
4) Melakukan pemeliharaan dan penyimpanan alat-alat praktik
5) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan praktik
6) Mengadakan penyusunan laporan keadaan alat praktik
7) Menerima, memeriksa dan meneliti alat-alat yang telah
dikembalikan oleh guru
8) Mengetahui kegunaan dan cara kerja setiap peralatan yang menjadi
wewenangnya
9) Melaporkan alat rusak, hilang kepada Kepala Sekolah
10) Menjaga dan melaksanakan kegiatan keamanan, kebersihan,
ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
11) Membuka daftar skala prioritas kebutuhan untuk kelancaran
praktikum.11
MTs Muhammadiyah Gedongtengen memiliki tiga karyawan pokok
yang membantu melaksanakan kegiatan sehari-hari. Ketiganya yaitu
bendahara, petugas perpustakaan, dan petugas laboran. Semua karyawan
sudah memiliki job description yang sesuai dengan bidang keahliannya.
11
Dokumentasi Job Description Guru dan Karyawan di MTs Muhammadiyah
Gedongtengen, dari Kepala TU MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 20
September 2016.
62
F. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah. Sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan
fungsi sekolah atau madrasah. Secara umum sarana dan prasarana di MTs
Muhammadiyah Gedongtengen cukup mewadai, namun beberapa masih
membutuhkan perbaikan. Adapun sarana dan prasarana yang dimaksud
adalah sebagai berikut:12
TABEL IV
Data sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Tahun Pelajaran 2015/2016
Jenis Bangunan
Jumlah Ruang Menurut Kondisi (Unit)
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Ruang Kelas 5 1 0
Ruang Kepala Madrasah 1 0 0
Ruang Guru 1 0 0
Ruang Tata Usaha 1 0 0
Laboratorium Komputer 1 0 0
Ruang Perpustakaan 1 0 0
Ruang Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) 1 0 0
Toilet Guru 2 0 0
Toilet Siswa 2 0 0
Ruang Bimbingan Konseling
(BK) 1 0 0
Ruang OSIS 1 0 0
Masjid/Musholla 0 0 1
12
Dokumentasi Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dari Kepala
TU MTs Muhammadiyah Gedongtengen, dikutip pada tanggal 23 September 2016.
63
Berdasarkan data yang ada, penulis dapat menyimpulkan bahwa
MTs Muhammadiyah Gedongtengen memiliki sarana dan prasarana yang
cukup menunjang aktivitas belajar dan mengajar siswa di sekolah. Sarana
pokok seperti perpustakaan, ruang kelas, ruang guru dan ruang TU sudah
tersedia. Namun, setelah melihat fakta di lapangan sarana dan prasarana
yang tersedia memerlukan renovasi karena kondisinya yang sudah tidak
layak.
Kantin sekolah dan mushola terletak berdampingan dan belum
memiliki ruang yang mewadai. Kantin dibiarkan terbuka tanpa penutup
ruangan. Selepas jam istirahat, murid-murid biasanya berkunjung untuk
membeli makanan ringan dan duduk-duduk di sekitar kantin. Sementara
itu, Mushola yang letaknya tidak jauh dari kantin akan padat ketika siswa
pulang sekolah. Siswa diwajibkan untuk shalat dzuhur berjamaah di
sekolah. Kegiatan ini sesuai dengan visi MTs Muhammadiyah
Gedongtengen yang ingin memiliki kultur dan pembiasaan keislaman.
Di ruang-ruang kelas juga masih perlu adanya penambahan meja
dan kursi untuk memberikan kenyamanan belajar bagi siswa. Berdasarkan
hasil observasi, kelas VIII A memiliki kondisi kelas yang rusak parah.
Banyak meja yang berlubang dan kursi yang sudah lapuk. Bahkan ada
beberapa siswa yang terpaksa harus satu kursi berdua ketika pembelajaran
berlangsung13
.
13
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, pada tanggal
02 September 2016.
64
BAB III
EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A. Proses Pembelajaran Dengan Metode Mnemonik
1. Landasan pemikiran pembelajaran dengan metode mnemonik
Muatan materi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
cenderung bersifat biografis, geografis dan kronologis. Bersifat biografis
karena di dalam SKI banyak mengungkap biografi dan nama tokoh sejarah.
Bersifat geografis karena SKI tidak bisa dipisahkan dengan tempat
terjadinya sebuah peristiwa. Adapun sifatnya yang kronologis karena SKI
menguraikan fakta sejarah sesuai dengan urutan waktu secara bertahap. Hal
tersebut dapat diketahui dari deretan tanggal dan tahun yang muncul dari
setiap peristiwa sejarah.1
Tiga sifat SKI di atas memiliki pengaruh signifikan terhadap asumsi
siswa. Mereka memahami SKI sebagai mata pelajaran yang penuh dengan
rentetan fakta, namun sulit diingat dan diidentifikasi. Akibat dari asumsi itu
pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen menjadi lesu dan
prestasi siswa rendah. Siswa sulit mengidentifikasi fakta sejarah. Masalah
inilah yang berusaha dicarikan soluasi oleh Bapak Anang Sumarna selaku
guru yang mengampu mata pelajaran SKI dengan merancang treatment dan
1 Anang Sumarna, Laporan Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Balitbang, 2011), hal.
1.
65
desain pembelajaran yang proporsional.2 Seperti dikutip dalam wawancara
berikut ini:
“Prestasi belajar siswa masih rendah, siswa tidak siap untuk
menjawab pertanyaan, tidak mampu mengidentifikasi tokoh dan
karya sejarah, dan belum mampu menyelesaikan jawaban
sebagaimana yang diharapkan. Nilai hasil ulangan juga masih
banyak yang di bawah KKM. Karenanya metode mnemonik ini
bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran SKI”.3
Di satu sisi, sebagai langkah antisipatif, model pembelajaran datang
dengan alternatif solusi. Tidak terkecuali untuk mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Pembelajaran Quantum model mnemonik adalah salah
satu solusi alternatif yang sesuai dalam hal ini. Model pembelajaran ini
dipakai karena memudahkan memori dalam mengidentifikasi dan
mengingat fakta sejarah, merangsang pendayagunaannya, sekaligus
memperkuat daya ingat siswa yang akan berguna dalam mengidentifikasi
berbagai fakta sejarah dengan cepat, mudah dan menyenangkan. Oleh
karena itu urgen kiranya model pembelajaran ini diterapkan dalam
pembelajaran SKI.4
Berdasarkan penjelasan di atas, pembelajaran SKI di MTs
Muhammadiyah Gedongtengen mendapatkan perhatian yang cukup besar
dari guru SKI. Rendahnya prestasi siswa yang ditunjukkan dari
ketidaksiapan mereka menjawab pertanyaan, tidak mampu
mengidentifikasi tokoh dan karya sejarah, dan belum mampu
2 Ibid., hal. 1.
3 Hasil wawancara dengan Guru SKI MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Anang
Sumarna, pada tanggal 23 Mei 2016. 4Anang Sumarna, Laporan Penelitian Tindakan Kelas..., hal. 2.
66
menyelesaikan jawaban sebagaimana yang diharapkan, serta nilai hasil
ulangan masih banyak yang kurang dari KKM mendorong guru mata
pelajaran SKI menciptakan inovasi dan pengembangan dalam
pembelajaran dengan menggunankan metode mnemonik demi tercapainya
tujuan pembelajaran sejarah yang optimal.
Dalam konteks ini, guru memfasilitasi proses pembelajaran SKI
dengan teknik yang mendayagunakan memori, memudahkan siswa
mengingat, menghafal dan mengidentifikasi fakta sejarah, terutama dalam
hal tokoh dan karyanya.
2. Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Muhammadiyah Gedongtengen
Pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen memiliki
dua tujuan utama yang ingin diwujudkan. Pertama, dengan mempelajari
sejarah, siswa diharapkan dapat mengenal sejarah. Kedua, setelah belajar
sejarah siswa dapat mengambil pelajaran terbaik dari kisah sejarah yang
sedang dipelajari.5
Meskipun demikian, pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah
Gedongtengen memiliki beberapa kendala diantaranya yaitu jumlah buku
SKI yang belum sesuai dengan jumlah siswa, kurangnya media sehingga
membuat guru harus berkreasi sendiri, serta keterbatasan LCD yang
menyulitkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Guru
harus membawa LCD masuk ke kelas-kelas yang mana hal tersebut sangat
5 Hasil wawancara saat penelitian dengan guru SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen,
Anang Sumarna, pada tanggal 30 Juni 2016.
67
mengurangi jam pembelajaran di kelas. Hal ini bisa diketahui dari kutipan
wawancara berikut ini:
“Pembelajaran di sini kurang efektif karena belum tersedianya LCD
dan buku paket sesuai jumlah siswa. menurut saya sendiri
pembelajaran efektif itu mencakup materi yang disampaikan sesuai
dengan RPP, materi yang disampaikan tidak terlalu banyak
pengulanga, dan terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan
guru”.6
Di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Bapak Anang mengampu
mata pelajaran SKI di delapan kelas yaitu kelas VII terdiri dari tiga kelas,
kelas VIII tiga kelas, dan kelas IX terdiri dua kelas. Untuk instrumen
penilaian yang digunakan meliputi penilaian afektif yang dimaksudkan
sebagai pengiring dalam pembelajaran dan penilaian kognitif untuk
menguji tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Penilaian kognitif dijabarkan menjadi dua yang meliputi kegiatan tes dan
non- tes. Untuk kegiatan tes biasanya guru SKI MTs Muhammadiyah
Gedongtengen menggunkan bentuk pilihan ganda dan esai. Sedangkan
untuk non-tes biasanya terdapat penugasan dan portofolio.
Pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen dirancang
agar memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan kepada siswa.
Oleh karena itu untuk merealisasikan tujuan ini, guru SKI menggunakan
berbagai pendekatan dan metode yang bervariasi. Pendekatan yang
digunakan sebagai contohnya adalah pendekatan tauhid. Pendekatan ini
digunakan untuk mengaitkan kekaguman siswa terhadap sejarah islam
6 Hasil wawancara saat penelitian dengan guru SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen,
Anang Sumarna, pada tanggal 30 Juni 2016.
68
dengan rasa cinta mereka terhadap agama Allah. Sementara untuk metode
yang digunakan dalam pembelajaran sehari- hari selain mnemonik, Guru
SKI juga menggunakan metode bercerita, bersuara (bernyanyi), media
visual, kinestetik dan collaborative learning.
Pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen menjadi
semakin menarik karena guru menggunakan metode mnemonik. Dalam
kegiatan pembelajaran, metode ini masih jarang digunakan meski
menjanjikan ketercapaian hasil belajar siswa. Hal ini bisa diketahui dari
kutipan wawancara dengan siswa berikut ini: “Kalau sama pak anang pada
diem mb. Pake metode mnemonik jadi mudah hafal soalnya kalau
misalkan lupa kan bisa inget lagu-lagunya. Dulu belum tahu Dinasti
Abasiyah itu gimana, sejarahnya gimana. Sekarang setelah belajar SKI
jadi tau”.7
Metode mnemonik sudah diterapakan di MTs Muhammadiyah
Gedongtengan sejak tahun 2012. Keputusan ini berawal dari penelitian
tindakan kelas yang dilakukan guru SKI kepada siswa MA. Hal ini seperti
diungkapkan dalam wawancara dengan waka kurikulum berikut ini:
“Kebijakan metode mnemonik sudah diterapkan di MTs
Muhammadiyah Gedongtengen sejak tahun 2012, berawal dari
penelitian tindakan kelas yang saya ujicobakan kepada siswa MA. Dari
penelitian tersebut ternyata dengan diterapkannya metode mnemonik
nilai siswa meningkat dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran
7 Hasil wawancara saat penelitian dengan siswa MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Vova
Firdaus, pada tanggal 02 September 2016.
69
SKI cukup tinggi. Sehingga metode ini dilanjutkan untuk digunakan
pada pembelajaran sejarah di jenjang MTs”.8
Dari eksperimen kecil tersebut ternyata metode mnemonik
mendapatkan respon yang cukup baik dari siswa sehingga metode ini
dilanjutkan untuk digunakan pada pembelajaran sejarah di jenjang
madrasah. Menurut Guru SKI, metode mnemonik sangat sesuai jika
diterapkan dalam mata pelajaran SKI dengan beberapa alasan berikut:
a Memudahkan siswa dalam menghafal fakta sejarah
b Metode mnemonik memiliki sisi keanehan sehingga otak tidak
bosan.
c Metode mnemonik masih jarang digunakan.
Lebih lanjut lagi, beliau menerangkan bahwa materi yang sesuai untuk
diaplikasikan dengan metode mnemonik adalah materi- materi yang
memiliki kronologis waktu, kumpulan angka, tokoh dan karya. Meskipun
demikian materi-materi lain yang sifatnya deskriptif juga masih bisa
diterapkan dengan metode mnemonik, yaitu melalui mnemonik lagu.
Sedangkan materi-materi yang meliputi hafalan singkat bisa melalui teknik
pancang lokasi.
Dengan metode mnemonik, pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan prestasi kognitif siswa menjadi lebih bagus. Namun,
kesuksesan metode ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung
sebagai berikut:
8 Hasil wawancara saat penelitian dengan Waka Kurikulum MTs Muhammadiyah
Gedongtengen, Anang Sumarna, pada tanggal 30 Juni 2016.
70
a. Faktor intern yaitu guru. Guru harus mengubah mindset anak bahwa
belajar sejarah tidak hanya mendengarkan cerita masa lalu namun juga
belajar dari cerita masa lalu tersebut.
b. Faktor ekstern yaitu siswa. Jumlah siswa yang sedikit akan lebih bisa
dikontrol daripada jumlah siswa yang banyak.9
3. Pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan metode
mnemonik
a. Pembelajaran SKI dengan Metode Mnemonik
Di bawah ini adalah gambaran pembelajaran SKI dengan metode
mnemonik di MTs Muhammadiyah Gedongtengen Yogyakarta. Ada
beberapa metode mnemonik yang diterapkan yaitu mnemonik lagu,
akronim, puisi, dan loci.10
1) Mnemonik Lagu
Lirik: Tepuk anak sholeh
3344 Jumlahnya 14
Abu Bakar Ada 3
Prestasinya? MKP
M nya? Memerangi
Siapa? Kaum murtad
Begitu OK
K nya? Kodifikasi
Apanya ? Al-Quran
Begitu OK
P nya Perluasan
Apanya? Wilayah Islam
Begitu OK
9 Hasil wawancara saat penelitian dengan Guru SKI MTs Muhammadiyah Gedongtengen,
Anang Sumarna, pada tanggal 30 Juni 2016. 10
Dokumentasi Metode Pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Anang
Sumarna, dikutip pada tanggal 20 Februari 2017.
71
3344 Jumlahnya 14
Umar Ada 3
Prestasinya PMM
P nya Perluasan
Apa Wilayah islam
Begitu Ok
M nya Mengatur
Apa Administrasi
Apa lagi Keuangan
Apa Negara
Begitu OK
M nya apa
lagi?
Menetapkan
Apa Kalender
Apa Hijriyah
Begitu OK
Kelasnya VIIC
Sekolahnya? Muhammadiyah Gedongtengen
Di kota? Yogyakarta
Belajarnya? SKI
Begitu? OK
Lirik: Lihat Kebunku
Lihat kawanku baca buku sejarah
Ditemukannya dinasti ayubiyah
Ada Salahuddin, Al-Adil, Malik
Tiga khalifah dikenang bersejarah
Al- Adidnya wafat Salahudi sultannya
Dinasti Ayubiyah di mesir pusatnya
75 tahun masa berkuasanya
9 khalifah jadi penguasanya
Madzhab islamya sunni bukan syiah
Sultan Salahuddin nama penguasanya
Di benteng tirkist tempat kelahirannya
72
Najmuddin Ayub itulah ayahnya
Asaduddin Syirkuh dialah pamannya
Peradaban Dinasti Ayubbiyah
Lirik: Hallo- hallo Bandung
Ayo- ayo kawan baca peradabannya
Kotanya Damaskus, kota pendidikan
Nasruddin- Salahuddin yang mengembangkannya
Madrasah dibangun dengan madzhab Syafii
Dan Suni bukan Syiah
Nasrudin Zanki membangun rumah sakit
Rumah sakit al- Nuri itulah namanya
Tetap istimewa, rumah sakit nuriyah
Sekolah kedokteran, itulah fungsinya
Ibnu Majnun ahlinya
Bidang ekonomi dan juga perdagangan
Pada mata uang ada tiga jenisnya
Mata uang dinar terbuat dari emas
Adapun dirham terbuat dari perak
Dan fulus dari tembaga.11
Lirik-lirik di atas adalah materi SKI yang dibawakan oleh siswa
melalui lagu. Adapun lagu yang digunakan merupakan lagu-lagu yang
mengandung edukasi seperti Tepuk Anak Sholeh, dan Halo-Halo Bandung.
Melalui mnemonik lagu siswa menjadi lebih bersemangat dan menghayati
pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa lebih mudah menghafal
11
Dokumentasi Metode Pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Anang
Sumarna, dikutip pada tanggal 20 Februari 2017.
73
fakta-fakta sejarah dengan mengingatnya d bernyanyi. “Kalau misalkan
lupa kan bisa inget lagu-lagunya”.12
2) Mnemonik Loci
G
12
Hasil wawancara dengan siswa, Tutik Awaliyah pada tanggal 02 September 2016.
Gambar I. Kegiatan Apresepsi dengan Metode Mnemonik.
Gambar II. Praktik Pembelajaran dengan Metode Mnemonik
74
Gambar di atas adalah proses pembelajaran SKI dengan metode
mnemonik loci. Siswa menggunakan bagian anggota tubuh untuk
mengingat materi SKI. Anggota tangan untuk mengingat nama tokoh,
sedangkan anggota wajah untuk mengingat karyanya. Menghafal
dilakukan dengan cara menghubungkan jari-jari tangan dengan aggota
tubuh yang terdapat di bagian wajah.
b. Tahapan pembelajaran dengan menggunakan metode mnemonik
Pada bagian ini penulis akan membahas pelaksanaan pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode mnemonik
karena fokus dalam penelitian ini adalah efektivitas metode mnemonik
pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk materi Khalifah-
Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah di kelas VIII.
Adapun proses pembelajaran dengan metode mnemonik dilakukan
melalui tahapan-tahapan berikut:
1) Mengolah informasi untuk dipelajari.
Guru membagikan copy-an materi tentang Khalifah-Khalifah
Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah. Lembar copy-an tersebut
untuk selanjutnya harus dibaca dan dipahami oleh masing-masing
siswa .
2) Menata informasi untuk dipelajari.
Siswa meringkas materi khalifah- khalifah pada masa Dinasti
Abbasiyah dengan cara menggarisbawahi (underlining), mendaftar
(listing), dan mengutarakan kembali (rephrasing) gagasan dengan
75
menggunakan kata-kata sendiri. Guru memantau kerja siswa,
sambil sesekali mengarahkan siswa yang bertanya.
3) Menghubungkan informasi dengan materi yang familiar.
Siswa menjadikan materi khalifah- khalifah besar pada masa
Dinasti Abbasiyah ke dalam bentuk puisi, simbol-simbol umum
dan akronim.
4) Menghubungkan informasi dengan representasi sosial.
Siswa menjadikan materi khalifah- khalifah besar pada masa
Dinasti Abbasiyah ke dalam simbol-simbol yang mudah diingat.
Misalnya ada yang menulis tahun lahir dengan gambar kue tart,
tahun wafat dengan simbol batu nisan, dan sifat baik hati dengan
simbol hati.
5) Menghubungkan informasi dengan informasi lain yang telah
diasosiasikan.
Siswa menghubungkan materi khalifah- khalifah besar pada masa
Dinasti Abbasiyah dengan akronim-akronim yang sudah familiar di
telinga umum.
6) Memanfaatkan perangkat-perangkat yang membuat informasi
menjadi lebih hidup.
Guru menyediakan kertas manila yang bisa digunakan oleh
siswa untuk menuangkan gagasan-gagasannya. Selain itu guru juga
menyediakan pensil warna untuk membuat gagasan siswa menjadi
lebih hidup dan menarik.
76
7) Praktik atau latihan.
Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
karya-karyanya di depan kelas. Di antara karya siswa ada yang
berbentuk mnemonik loci, akronim dan puisi. Siswa yang tidak
tampil memberikan tanggapan dan komentar13
c. Persiapan pembelajaran dengan metode mnemonik
Salah satu kewajiban guru sebelum melaksanakan praktik
mengajar adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di
dalam RPP memuat metode dan strategi yang akan digunakan untuk
pembelajaran. Dengan membuat RPP, maka pelaksanaan pembelajaran
akan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran SKI dengan metode mnemonik
untuk materi Khalifah-Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah,
guru melakukan beberapa rangkaian berikut ini:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
penjelasan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa
dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. RPP disusun secara
sistematis agar proses pembelajaran yang berlangsung menjadi
13
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016.
77
komunikatif, interaktif dan menyenangkan14
. Adapun intisari RPP yang
disusun oleh guru SKI adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian
2. Menentukan tujuan pembelajaran:
a. Melalui diskusi kelompok, siswa menyebutkan khalifah besar
pada masa Dinasti Abbasiyah.
b. Melalui model pembelajaran mnemonik, siswa menyebutkan
karya-karya pada masa khalifah Dinasti Abbasiyah.
c. Melalui diskusi kelompok siswa menjelaskan jasa-jasa khalifah
pada masa Dinasti Abassiyah
3. Materi Pembelajaran
a. Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abassiyah
b. Karya Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abassiyah
c. Jasa-jasa Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abassiyah
4. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Mnemonik
5. Media, Alat/Bahan, Sumber Pembelajaran
a. Media: kertas manila, spidol warna
b. Alat/Bahan: kertas, hand out, LKS
14
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi
Kedua, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 5.
78
c. Sumber Pembelajaran: buku SKI untuk siswa kelas VIII
Kurikulum 2103.
6. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa
memimpin doa
2) Guru melakukan absensi kehadiran siswa
3) Guru mempersiapkan fisik dan psikis siswa.
4) Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi serta kompetensi
yang akan dicapai
5) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan
b. Kegiatan Inti (60 menit) kata kerja pada saintifik
1) Mengamati
a) Siswa membaca materi tentang khalifah-khalifah besar pada
masa Dinasti Abasiyyah
b) Siswa meringkas dan membuat catatan kecil tentang
khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abassiyah
c) Siswa meringkas materi jasa- jasa khalifah-khalifah besar
pada masa Dinasti Abassiyah
2) Menanya
a) Siswa memberikan tanggapan / respon terhadap materi yang
sudah dibaca
79
b) Siswa bertanya jawab tentang khalifah-khalifah besar pada
masa Dinasti Abassiyah
c) Guru memberi apresiasi terhadap pertanyaan yang muncul
dari siswa
3) Eksplorasi/mengumpulkan informasi
Siswa dibagi dalam 3 kelompok diskusi yaitu:
a) Kelompok pertama mendiskusikan tentang Khalifah Abu
Ja’far Al-Mansur
b) Kelompok kedua mendiskusikan tentang Khalifah Harun
Ar-Rasyid
c) Kelompok ketiga mendiskusikan tentang Khalifah Abdullah
Al-Makmun
4) Mengasosiasi
a) Siswa melalui kelompoknya merumuskan hasil diskusi dan
penggaliannya berkaitan dengan khalifah-khalifah besar
pada masa dinasti abassiyah
b) Siswa melalui kelompoknya membuat ringkasan terkait
dengan tema yang didiskusikan oleh kelompoknya masing-
masing.
c) Siswa membuat beberapa kesimpulan berkaitan dengan tema
yang digali dan didiskusikan.
5) Mengkomunikasikan
80
a) Masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sesuai
dengan tema masing-masing
b) Selanjutnya kelompok pertama mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas tentang Khalifah Abu Ja’far Al-
Mansur
c) Kemudian kelompok 2,3 dan memberi tanggapan terhadap
apa yang dipresentasikan oleh kelompok 1
d) Selanjutnya kelompok kedua mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas tentang Khalifah Harun Ar-
Rasyid
e) Kemudian kelompok 1 dan 3 memberi tanggapan terhadap
apa yang dipresentasikan oleh kelompok 2
f) Selanjutnya kelompok ketiga mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas tentang Khalifah Abdullah Al-
Makmun
g) Kemudian kelompok 1 dan 2 memberi tanggapan terhadap
apa yang dipresentasikan oleh kelompok 3
c. Penutup (10 menit):
1) Guru melakukan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil
diskusi siswa
2) Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran
81
3) Guru mengajak siswa menyimpulkan bersama materi
pembelajaran
4) Guru mengadakan tes baik tulis maupun lisan
5) Guru memberikan pesan-pesan moral terkait dengan sikap
keimanan dan sosial
6) Guru memberikan tugas mandiri secara individu
7) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
8) Guru mengajak berdoa akhir majlis dilanjutkan dengan salam
dan berjabat tangan
7. Penilaian
a. Penilaian Sikap
1) Pedoman observasi Sikap Spritual
2) Lembar Penilain Diri Sikap Jujur
3) Lembar Penilaian Antar Siswa Sikap Disiplin (Penilaian Teman
Sejawat)
b. Penilaian Pengetahuan
1) Tes Tulis bentuk PG
2) Uraian15
15
Dokumentasi RPP SKI Kelas VIII MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Khalifah-
Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah, dikutip pada tanggal 20 September 2016.
82
Dari intisari RPP di atas, dapat disimpulkan bahwa guru sudah
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan sangat detail.
Beberapa komponen seperti tujuan, kegiatan, metode dan media
pembelajaran telah disebutkan dengan jelas. Selain itu, kegiatan
pembelajaran dalam K13 yang meliputi mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menalar dan mengkomunikasikan telah diperinci dengan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.
Selain metode mnemonik, guru juga mengkombinasikan
metode lain untuk mempelajari khalifah- khalifah besar pada masa Dinasti
Abbasiyah. Hal ini tentu akan memberikan pengalaman lain sehingga
siswa tidak merasa jenuh.
2) Menyiapkan materi
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru sudah menyiapkan
copy-an materi Khalifah-Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah
untuk dibagikan kepada siswa. Hal ini dikarenakan jumlah buku paket
di MTs Muhammadiyah Gedongtengen sangat terbatas, sehingga tidak
cukup jika dibagikan persiswa. Adapun materi yang dipelajari adalah
sebagai berikut:
a) Biografi singkat tokoh
b) Jasa-jasa tokoh
c) Sifat yang bisa diteladani dari tokoh
83
3) Menyiapkan media pembelajaran
Media pembelajaran dapat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran agar menarik minat dan perhatian siswa. Dalam proses
pembelajaran Khalifah-Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah
ini, guru menggunakan media berupa kertas manila dan spidol. Kertas
manila dimaksudkan sebagai ruang siswa untuk menuangkan gagasan-
gagasannya. Sedangkan spidol digunakan sebagai pendukung untuk
lebih menghidupkan gagasan.
4) Menyiapkan penilaian pembelajaran
Evaluasi hasil belajar sangat diperlukan untuk mengetahui
tingkat efektivitas dari program pembelajaran yang disusun oleh guru
dari proses pembelajaran yang telah diselenggarakan.16
Demikian
halnya dengan guru SKI di MTs Muhammdiyah Gedontengen.
Beberapa instrumen penilaian telah disiapkan untuk mengetahui
perkembangan afektif, kognitif dan psikomotorik siswa. Penilaian
afektif dilakukan guru dengan cara melihat sikap siswa ketika proses
belajar- mengajar berlangsung. Penilaian kognitif dilakukan dengan
melaksanakan tes formatif berupa pilihan ganda dan esai. Sedangkan
penilaian psikomotorik dilakukan dengan cara melihat ketrampilan
siswa ketika melakukan presentasi.
16
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani), hal. 12.
84
d. Proses pembelajaran dengan metode mnemonik
Pembelajaran terbagi ke dalam 3 kegiatan yakni pendahuluan, inti
dan penutup. Pertama, kegiatan pendahuluan guru membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, presensi kelas,
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kedua, kegiatan inti
guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing
kelompok diberikan satu tokoh untuk dipelajari dengan metode
mnemonik. Ketiga, kegiatan penutup diisi dengan presentasi karya setiap
kelompok dan refleksi terhadap hasil pembelajaran.
Pada penelitian kali ini penulis mengambil subyek penelitian di
kelas VIII A, VIII B, dan VIII C. Penulis sengaja masuk di tiga kelas
tersebut untuk mengetahui seberapa efektif pembelajaran SKI dengan
metode mnemonik.
Observasi pertama dilakukan penulis di kelas VIII B yaitu pada
hari Jumat tangal 01 September 2016 pukul 08.20- 09.40 dengan jumlah
siswa 18 orang. Kemudian dilanjutkan di kelas VIII C pukul 09.55-11.15
dengan jumlah siswa 20 orang. Sedangkan untuk kelas VIII A penulis
masuk ke kelas pada hari Sabtu tanggal 02 September 2016 pukul 10.35-
11.55 dengan jumlah siswa 20 orang.
Materi yang dipelajari adalah Khalifah-Khalifah Besar pada Masa
Dinasti Abbasiyah yang meliputi biografi tokoh, hasil karya dan sifat
yang dapat diteladani.
85
1) Pembelajaran di kelas VIII A
a) Pendahuluan
Guru memasuki kelas kemudian mengucapkan salam.
Guru meminta siswa untuk bersama-sama membaca
basmallah. Selanjutnya, guru mengkondisikan siswa sambil
memberikan apresepsi berkaitan dengan materi di pertemuan
sebelumnya. Hal ini bisa diketahui dari hasil observasi
berikut ini:
“Anak-anak, kemarin kita belajar khalifah masa
Dinasti Abbasiyah ya? Siapa yang mendirikan
Dinasti Abbasiyah? Kenapa Dinasti Abbasiyah
lebih maju daripada dinasti yang sebelumnya? Ayo
angkat tangan”17
Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh siswa pada materi tersebut. Guru
juga mengadakan pembagian kelompok. Kelompok
terbentuk menjadi tiga dengan masing-masing angota
terdiri dari 6-7 siswa. Pembagian kelompok dilakukan
dengan cara berhitung.
Tahapan selanjutnya guru memberikan copyan materi
khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abbasiyah.
Masing-masing mendapatkan satu tokoh yang harus
17
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, kelas VIII A,
pada tanggal 30 Juni 2016.
86
dipelajari dengan metode mnemonik. Ada tiga metode
mnemonik yang digunakan yakni loci, akronim dan puisi.
b) Inti
Gambar III
Kegiatan Inti Pembelajaran di Kelas VIII A
Siswa membaca materi khalifah- khalifah pada masa
Dinasti Abbasiyah, dilanjutkan dengan aktivitas meringkas
materi melalui menggarisbawahi (underlining), mendaftar
(listing), dan mengutarakan kembali (rephrasing) gagasan
tersebut dengan kata-kata sendiri. Siswa juga
memanfaatkan perangkat-perangkat yang membuat
informasi menjadi lebih hidup, seperti spidol warna dan
kertas manila.
Kelompok satu mempelajari materi tokoh Al- Mansur
dengan menggunakan mnemonik simbol, kelompok dua
mempelajari materi tokoh Harun Ar-Rasyid melalui
87
mnemonik puisi dan kelompok tiga mempelajari Al-
Makmun melalui akronim. Kelompok mnemonik simbol
kesulitan dalam memilih simbol-simbol yang akan
digunakan untuk menjelaskan materi.
c) Kegiatan Penutup
Gambar IV
Kegiatan Presentasi Hasil Pembelajaran di Kelas VIII A
Masing- masing kelompok mempresentasikan hasil
karyanya di depan kelas. Salah satu siswa membacakan
karyanya sebagaimana berikut: “Abu Jafar Abdullah bin
Muhammad Al- Mansur, kuat tegas, pemberani. Otak
cemerlang, cinta ilmu pengetahuan...”.18
Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang
sudah tampil. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
18
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, kelas VIII A,
pada tanggal 30 Juni 2016.
88
melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran. Guru
mengingatkan tentang materi yang harus dipelajari untuk
pertemuan selanjutnya. Pembelajaran diakhiri dengan
hamdalah dan salam.
2) Pembelajaran di kelas VIII B
a) Pendahuluan
Guru memasuki ruang kelas dengan membawa bahan-
bahan pembelajaran yang diperlukan. Suasana kelas sedikit
gaduh dikarenakan beberapa siswa sedang melihat temannya
yang berdiri di pinggir jalan. Guru meminta siswa agar duduk di
tempat duduknya masing-masing. Setelah itu, guru membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru menanyakan
kepada siswa tokoh pendiri Dinasti Abbasiyah dan hal yang
melatar beterlakangi berdirinya. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan pembelajaran diikuti dengan
pembentukan kelompok.
89
b) Inti
Gambar V
Kegiatan Inti Pembelajaran di Kelas VIII B
Guru membagikan copyan materi yang berisi materi
khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti Abbasiyah kepada
masing-masing kelompok. Guru menjelaskan tugas yang harus
dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Kelompok satu
menyajikan tokoh Al-Mansur dengan menggunakan simbol-
simbol, kelompok dua menyajikan tokoh Harun Ar-Rasyid dengan
puisi dan kelompok ketiga menyajikan tokoh Al-Makmun dengan
menggunakan teknik akronim. Di kelas VIII B ini pembelajaran
kurang kondusif dikarenakan sisi ruang kelas yang menghadap ke
jalan sehingga siswa tidak mengikuti diskusi tetapi sibuk
memperhatikan aktivitas jalan. Hal tersebut bisa dibuktikan dari
90
hasil observasi berikut: “He itu siapa dipinggir jalan?, kayak Roni.
Roni nggak masuk sekolah to? Woii Roni!!”19
Siswa memulai aktivitas dengan membaca materi yang
sudah dibagikan. Beberapa siswa kemudian ada yang
menggarisbawahi dan mengelompokkan materi berdasarkan
kategori-kategori. Selanjutnya siswa berdiskusi tentang ide
mnemonik yang sesuai dengan materi. “Zubaidah binti Jafar, buih
yang jernih artimu. Ibu Al Amin, Istri khalifah Harun Ar-Rasyid.
Simbol paling semangat. Wanita cerdas, selalu dihormati. Cantik
rupawan, pandai menyair. Engkau kesayangan kakekmu”20
c) Penutup
Gambar VI
Kegiatan Presentasi Hasil Pembelajaran di Kelas VIII B
19
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII B
pada tanggal 01 September 2016. 20
Sepenggal puisi gubahan siswa diambil dari materi Khalifah Besar pada Masa Dinasti
Abbasiyah, dikutip pada tanggal 30 September 2016.
91
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
karyanya di depan kelas. Namun, perintah tersebut tidak terlalu
diperhatikan oleh siswa dikarenakan masih sibuk mengerjakan
tugas mereka masing-masing. Guru meminta semua siswa agar
memperhatikan. Kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk
melakukan refleksi dan pembelajaran diakhiri dengan
mengucapkan salam.
3) Pembelajaran di kelas VIII C
a) Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan diiringi dengan membaca basmallah. Pada bagian
pendahuluan guru menanyakan kehadiran siswa, memberikan
apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Inti
Gambar VII
Kegiatan Inti Pembelajaran di Kelas VIII C
92
Pada bagian inti guru membagi siswa ke dalam tiga
kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu tokoh
untuk dipelajari dengan metode mnemonik. Metode mnemonik
yang digunakan adalah mnemonik loci, puisi dan akronim. Di kelas
VIII C pembelajaran lebih kondusif daripada di kelas VIII A dan
kelas VIII B. Guru memeriksa pekerjaan tiap kelompok secara
bergantian. Beberapa siswa beradu argumentasi. “Kene-kene, aku
bae sik gambar. Ki lho ora lurus, wah jan payah. Selak ditumpuk
malah”21
Masing-masing mengutarakan ide dan kreasinya. Meskipun
demikian, ada juga siswa yang terlihat acuh dan tidak membantu
menyelesaikan pekerjaan.
c) Penutup
Gambar VIII Kegiatan Presentasi Hasil Akhir Pembelajaran di Kelas VIII C
21
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016.
93
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan presentasi
masing-masing kelompok. Guru menanyakan siswa tentang nilai
yang bisa diambil dari Khalifah-khalifah besar pada masa Dinasti
Abassiyah. “menjadi orang yang pemberani, baik hati, suka
menolong, pintar, dan berguna bagi orang lain”.22
Selain itu, guru juga mengingatkan materi yang harus
dipelajari siswa pada pertemuan selanjutnya. Pembelajaran diakhiri
dengan membaca hamdallah bersama.
e. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran SKI dengan metode mnemonik
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran SKI dengan menggunakan metode
mnemonik ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Membuat siswa menjadi lebih aktif
Dengan diterapkannya metode menmonik, siswa menjadi
lebih antusias mengikuti pembelajaran SKI. Masing-masing
kelompok berlomba-lomba untuk membuat hasil karyanya
menjadi lebih menarik.
b) Memudahkan siswa mengingat tokoh dan karyanya
Aktivitas menggarisbawahi (underlining), mendaftar
(listing), dan mengutarakan kembali (rephrasing) yang
22
Jawaban salah seorang siswa saat ditanya refleksi pembelajaran, dikutip pada tanggal 30
September 2016.
94
dilakukan siswa dapat mempermudah siswa dalam
mengidentifikasi tokoh dan karyanya.
c) Membuat pembelajaran lebih berkesan
Aktivitas hafalan yang pada awalnya membosankan,
dengan memakai metode mnemonik dapat berubah menjadi
aktivitas yang menyenangkan. Siswa menjadikan materi ke
dalam bentuk puisi, akronim dan simbol-simbol yang sudah
familiar.
d) Meningkatkan kreatifitas dan imajinasi siswa
Metode mnemonik menuntut kreatifitas dan imjinasi siswa
untuk dapat menuangkan materi ke dalam bentuk narasi, puisi,
akronim maupun simbol-simbol.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan peran aktif guru untuk mengontrol aktivitas
siswa.
Kerja kelompok yang diterapkan membuat pembelajaran
kurang kondusif karena ada siswa yang rajin mengerjakan tetapi
ada pula siswa yang terlihat berbicara sendiri dengan temannya.
b) Membutuhkan waktu lebih lama untuk siswa berkreasi.
Beberapa siswa ingin terlihat hasil karyanya sempurna
sehingga memakan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas.
Ketika kelompok lain sudah selesai, mereka masih disibukkan
95
dengan tugasnya. Akibatnya mereka tidak mendengarkan
presentasi dari kelompok lain.
c) Media yang digunakan belum mendukung
Metode mnemonik ini akan lebih menarik jika
menggunakan bantuan media power point untuk menampilkan
gambar tokoh dan karyanya. Sehingga akan memancing
imajinasi siswa. Namun, guru tidak menggunakan dikarenakan
LCD yang tersedia di sekolah tersebut sangat terbatas.
3) Saran untuk pembelajaran dengan metode mnemonik
a) Menggunakan media power point untuk menampilakan gambar
tokoh. Gambar atau tokoh yang ditampilkan melalui slide power
point akan menarik minat siswa untuk belajar SKI. Selain itu
media power point juga dapat digunakan untuk menampilkan
video tentang SKI, sehingga membuat pembelajaran sejarah
menjadi lebih hidup.
b) Menggunakan metode yang bervariasi selama pembelajaran
berlangsung. Metode mnemonik meskipun memberikan
ketercapaian hasil belajar yang menjanjikan, namun perlu
didukung dengan metode lain sehingga siswa tidak merasa
jenuh.
c) Guru hendaknya melakukan penilaian sikap afektif siswa ketika
pembelajaran berlangsung. Di samping mengikuti jalannya
diskusi siswa di dalam kelompok, ada baiknya jika guru juga
96
memberikan penilaian sikap siswa ketika berdiskusi,
memberikan pendapat atapun menyanggah.
f. Analisis proses pembelajaran SKI dengan metode mnemonik
Dalam kegiatan analisis ini, penulis menggunakan pedoman yang
diambil dari landasan teori, dan telah disusun menjadi butir-butir
indikator yang terususun secara sistematis. Dalam pelaksanaannya
kegiatan pembelajaran SKI dengan menggunakan metode mnemonik ini
sudah berjalan dengan cukup lancar, namun masih ada kekurangan-
kekurangan dalam prosesnya. Adapun analisis pembelajaran SKI dengan
metode mnemonik adalah sebagai berikut:
1) Mengolah informasi untuk dipelajari.
Guru membagikan copy-an materi yang berisi Khalifah-
Khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah kepada kelompok.
Masing-masing kelompok teridiri dari enam hingga tujuh siswa yang
dibentuk dengan cara berhitung. Lembar copy-an yang sudah
dibagikan tersebut untuk selanjutnya harus dibaca dan dipahami
siswa secara berulang-ulang.
2) Menata informasi untuk dipelajari.
Aktivitas menata informasi dilakukan siswa dengan cara
meringkas materi khalifah- khalifah pada masa Dinasti Abbasiyah.
Adapun kagiatannya meliputi menggarisbawahi (underlining),
mendaftar (listing), dan mengutarakan kembali (rephrasing) gagasan
dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dalam tahap ini, guru
97
memantau kerja siswa sambil sesekali mengarahkan siswa yang
bertanya.
3) Menghubungkan informasi dengan materi yang familiar.
Siswa menjadikan materi khalifah- khalifah besar pada
masa Dinasti Abbasiyah ke dalam bentuk puisi, simbol-simbol umum
dan akronim. Pada tahap ini siswa saling beradu argumentasi
menentukan karya yang pas untuk mempresentasikan tokoh yang
mereka dapatkan. Banyak waktu pembelajaran yang tersita di proses
ini karena sulitnya mencapai titik temu untuk ide dan gagasan
masing-masing siswa. Argumentasi tersebut dapat dilihat dari
ungkapan salah satu siswa berikut ini: “Kene-kene, aku bae sik
gambar. Ki lho ora lurus, wah jan payah. Selak ditumpuk malah”.23
4) Menghubungkan informasi dengan representasi sosial.
Siswa menjadikan materi khalifah- khalifah besar pada masa
Dinasti Abbasiyah ke dalam simbol-simbol yang mudah diingat.
Misalnya ada yang menulis tahun lahir dengan gambar kue tart, tahun
wafat dengan simbol batu nisan, dan sifat baik hati dengan simbol
hati.
5) Menghubungkan informasi dengan informasi lain yang telah
diasosiasikan.
Dalam tahapan ini, siswa menghubungkan materi khalifah-
23
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016.
98
khalifah besar pada masa Dinasti Abbasiyah dengan akronim-
akronim yang sudah familiar di telinga umum. Akronim seperti PDI
dan PAN digunakan untuk menyingkat karya Khalifah Abdullah Al
Makmun yang berupa Perluasan Daerah Islam dan Penertiban
Administrasi Negara.
6) Memanfaatkan perangkat-perangkat yang membuat informasi
menjadi lebih hidup.
Siswa memanfaatkan kertas manila yang dibagikan oleh guru
untuk menuangkan gagasan-gagasannya. Selain itu siswa juga
memanfaatkan pensil warna untuk membuat gagasan menjadi lebih
hidup dan menarik. Beberapa siswa ada yang membuat gambar, dan
tulisan-tulisan artistik sebaga hiasan.
7) Praktik atau latihan.
Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan karya-
karyanya di depan kelas. Di antara karya siswa ada yang berbentuk
mnemonik loci, akronim dan puisi. Siswa yang tidak tampil
memberikan tanggapan dan komentar kepada kelompok yang sudah
tampil. Setelah itu guru meminta seluruh siswa untuk mempraktikkan
karya yang sudah dipresentasikan. Praktik atau latihan tersebut dapat
dilihat dari pembacaan puisi yang dilakukan oleh perwakilan siswa
berikut ini: “Zubaidah binti Jafar, buih yang jernih artimu. Ibu Al
Amin, Istri khalifah Harun Ar-Rasyid. Simbol paling semangat.
Wanita cerdas, selalu dihormati. Cantik rupawan, pandai menyair.
99
Engkau kesayangan kakekmu”.24
Tabel V
Hasil Analisis Pembelajaran SKI dengan Metode Mnemonik
No Fase Indikator Ya/
Tidak
Bentuk
pelaksanaan
1. Mengolah
informasi untuk
dipelajari
Siswa membaca
materi tentang
khalifah-khlaifah
besar pada masa
Dinasti Abbasiyah
Ya Siswa membaca
copyan materi
yang diberikan
oleh guru secara
berkelompok
2. Menata
informasi untuk
dipelajari
Menggarisbawahi
(underlining),
mendaftar (listing),
dan mengutarakan
kembali (rephrasing)
materi
Ya Siswa meringkas
materi dengan
cara
menggarisbawahi,
mendaftar dan
mengutarakan
kembali
menggunakan
bahasanya sendiri
3. Menghubungkan
informasi
dengan sesuatu
yang familiar
Siswa menjadikan
materi khalifah-
khalifah besar pada
masa Dinasti
Abbasiyah dengan
menggunakan puisi,
akronim dan simbol-
simbol.
Ya Siswa membuat
puisi, akronim-
akronim dan
simbol-simbol
untuk menyajikan
materi khalifah-
khalifah besar
pada masa
Dinasti
Abbasiyah
4. Menghubungkan
materi dengan
representasi
social
Siswa Memanfaatkan
simbol-simbol yang
sudah umum
digunakan
Ya Siswa
menggunakan
simbol batu nisan
untuk
menggambarkan
tahun wafatnya,
kue tart untuk
menuliskan tahun
lahirnya dan
gambar hati untuk
menggambarkan
sifat-sifatnya.
24
Sepenggal puisi gubahan siswa diambil dari materi Khalifah Besar pada Masa Dinasti
Abbasiyah, dikutip pada tanggal 30 September 2016.
100
5. Menghubungkan
informasi
dengan
informasi lain
yang telah
diasosiasikan
Siswa menggunakan
akronim-akronim
yang sudah umum
Ya Siswa
menyajikan
materi khalifah-
khalifah besar
pada masa
Dinasti
Abbasiyah
dengan akronim
yang sudah
familiar.
6. Memanfaatkan
perangkat-
perangkat lain
Siswa menggunakan
kertas manila dan
spidol
Ya Siswa
memanfaatkan
kertas manila dan
spidol yang
diberikan oleh
guru untuk
menyajikan
materi
7. Praktik atau
latihan
Siswa membacakan
hasil karyanya di
depan kelas
Ya Siswa
membacakan
materi khalifah-
khalifah besar
pada masa
Dinasti
Abbasiyah
dengan bentuk
puisi, akronim
dan simbo-simbol
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tahapan-tahapan
metode mnemonik sudah diaplikasikan dalam pembelajaran, namun dalam
beberapa tahapan masih memerlukan pengembangan.
B. Efektivitas metode mnemonik pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
1. Efektivitas proses pembelajaran SKI dengan metode mnemonik
Efektivitas proses pembelajaran dapat dilihat dari berjalannya
tahapan-tahapan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan tersebut,
terdapat indikator keefektifan yang dapat diamati dalam proses
101
pembelajaran. Adapun efektivitas pembelajaran SKI dengan metode
mnemonik adalah sebagai berikut:
a. Guru membuat suasana belajar yang interaktif dan inovatif.
Metode mnemonik melalui lagu, puisi, loci dan akronim
menjadikan pembelajaran SKI lebih menarik. Siswa terlibat lansung
dalam proses pembelajaran sehingga jauh dari kesan teacher center.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru membangun komunikasi dengan
siswa melalui kutipan lagu berikut ini: “Kelasnya VIIC. Sekolahnya?
Muhammadiyah Gedongtengen. Di kota? Yogyakarta. Belajarnya? SKI.
Begitu? OK”.25
b. Guru mengorganisasi materi dengan baik.
Dari Rencana Praktik Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan
oleh guru, terbukti bahwa guru sangat piawai dalam mengorganisasi
materi. Tahapan-tahapan pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum
2013 disebutkan dengan cukup detail dalam RPP. Sehingga
pembelajaran tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai.
c. Guru membangun komunikasi yang efektif.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Guru juga datang kepada siswa yang masih belum jelas dengan instruksi
yang ada. Komunikasi yang efektif tersebut terlihat dalam kutipan
berikut ini: “Sampai di sini ada yang mau ditanyakan?, yang masih
25
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016.
102
bingung angkat tangan ya. Diselesaikan bareng-bareng. Nanti
dipresentasikan di depan kelas.”26
d. Guru menggunakan media pembelajaran.
Selain copy-an materi, guru juga menggunakan kertas manila
dan spidol yang dibagikan kepada masing-masing kelompok untuk
memudahkan mereka menuangkan gagasan-gagasannya. Selain itu,
dengan adanya spidol juga menjadikan gagasan siswa lebih hidup dan
menarik.
e. Guru menguasai materi dengan baik.
Kemampuan guru dalam menjawab setiap pertanyaan siswa
membuktikan jika guru sudah menguasai materi dengan baik. Guru juga
tidak bergantung terhadap adanya buku paket. Materi yang disampaikan
terlihat sangat natural, bukan terlihat seperti hafalan.
f. Guru memberikan dorongan moitivasi belajar siswa.
Guru memberikan peringatan kepada siswa yang gaduh agar
membantu temannya mengerjakan tugas kelompok. Guru juga
memberikan apresiasi berupa pujian kepada siswa yang tekun berdiskusi
dalam kelompok. Dorongan motivasi tersebut terlihat dari ungkapan
berikut ini: “Ayo tugasnya segera dikerjakan. Waktunya tinggal 15
menit lagi. Kelompok dua sudah selesai, kelompok tiga hampir selesai.
26
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016.
103
Kelompok satu segera ya. Cepet-cepetan, nanti yang selesai duluan
dapat hadiah”.27
g. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Setiap ada siswa yang merasa bingung dengan tugas yang harus
dikerjakan, guru menghampiri murid tersebut dan kemudian
memberikan penjelasan ulang. Penjelasan ulang yang diberikan oleh
guru tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
“Jangan bingung ya. Ada yang perlu ditanyakan? Kelompok dua
sudah jelas? Jadi tugasnya pertama kalian membaca materi,
setelah itu menggarisbawahi materi yang penting-penting
dengan memakai pensil atau bisa juga pena. Setelah itu materi
yang sudah digarisbawahi disatukan dalam satu ringkasan. Lalu
kalian membuatnya dalam bentuk puisi, boleh juga lagu. Mana
yang memudahkan kalian”.28
h. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Siswa cukup antusias, namun masih ada yang belum konsentrasi
terhadap pembelajaran yang berlangsung. Beberapa siswa putra masih
banyak yang memperhatikan aktivitas jalan daripada aktif berdiskusi.
Hal ini dapat dilihat dari salah satu ekspresi siswa berikut ini: “He itu
siapa dipinggir jalan?, kayak Roni. Roni nggak masuk sekolah to? Woii
Roni!!”29
27
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
pada tanggal 01 September 2016. 28
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII C
A pada tanggal 02 September 2016. 29
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII B
pada tanggal 01 September 2016.
104
i. Guru memberikan penilaian dalam proses pembelajaran.
Dalam RPP sudah sangat jelas guru mempersiapkan beberapa
komponen penilaian yang meliputi penilaian afektif, kognitif dan
psikomotorik. Setelah selesai pembelajaran, guru memberikan post test
kepada siswa untuk mengukur kognitif siswa.
j. Guru menggunakan pendekatan yang bervariatif.
Guru SKI menggunakan berbagai pendekatan dan metode yang
bervariasi. Pendekatan yang digunakan sebagai contohnya adalah
pendekatan tauhid. Pendekatan ini digunakan untuk mengaitkan
kekaguman siswa terhadap sejarah islam dengan rasa cinta mereka
terhadap agama Allah. Seperti halnya dalam cuplikan kegiatan
pembelajaran berikut ini:
“Makanya kalian harus jadi muslim yang berilmu agar bisa
meneruskan perjuangan Nabi SAW. Al-Quran bisa dipelajari
hanya dengan ilmu. Bagaimana kita bisa berilmu? Dengan cara
banyak membaca, terutama membaca sejarah umat terdahulu
agar bisa mengambil pelajaran. Ingat surat pertama yang turun
iqra’, memerintahkan kita untuk membaca”.30
k. Guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Guru SKI juga menggunakan metode bercerita, bersuara
(bernyanyi), media visual, kinestetik dan collaborative learning untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Salah satunya
terdapat dalam cuplikan lagu yang dinyanyikan oleh siswa berikut ini:
30
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII B
pada tanggal 01 September 2016.
105
“Lihat kawanku baca buku sejarah. Ditemukannya dinasti ayubiyah.
Ada Salahuddin, Al-Adil, Malik. Tiga khalifah dikenang bersejarah”.31
l. Guru memiliki indikator dalam penilaian siswa.
Penilaian afektif dilakukan dengan melihat sikap siswa ketika
pembelajaran di kelas berlangsung, penilaian kognitif dilakukan dengan
mengadakan tes formatif berbentuk pilihan ganda dan esai, serta
penilaian psikomotorik dilakukan dengan penugasan ataupun portofolio.
m. Guru melakukan refleksi dan evaluasi belajar siswa.
Setelah selesai pembelajaran, guru meminta siswa untuk
menyebutkan salah satu nilai positif yang dapat diteladani dari tokoh
yang dipelajari. Hal ini dapat diketahui dari kutipan hasil observasi
berikut ini: “Tepuk tangan dulu untuk kelompok dua. Coba sebutkan
salah satu sifat yang bisa diteladani dari tokoh yang sudah kalian pelajari
tadi? Apa yang akan kalian lakukan dengan sifat tersebut dalam
kehidupan sehari-hari?”.32
n. Siswa dapat menguasai materi dengan baik.
Melalui akronim, siswa dapat mengingat kembali materi yang
terlupa. Dengan kata lain, dengan adanya akronim membantu siswa
mendapatkan kembali materi yang sudah dipelajarinya. Seperti yang
31
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII B
pada tanggal 01 September 2016. 32
Hasil observasi pembelajaran SKI di MTs Muhammadiyah Gedongtengen, Kelas VIII A
pada tanggal 02 September 2016
106
diungkapkan oleh salah satu siswa berikut ini: “Kalau misalkan lupa kan
bisa inget lagu-lagunya”.33
Tabel VI
Hasil Efektivitas Proses Pembelajaran dengan Metode Mnemonik
No. Indikator Ya/ Tidak Bentuk pelaksanaan
1. Guru membuat suasana
belajar yang interaktif dan
inovatif.
Ya Guru menggunakan
metode mnemonik untuk
menyampaikan materi
khalifah-khalifah besar
pada masa Dinasti
Abbasiyah
2. Guru mengorganisasi materi
dengan baik.
Ya Guru menyampaikan
materi sesuai dengan RPP
yang sudah disusun.
3. Guru membangun
komunikasi yang efektif.
Ya Guru meminta pendapat
dan tanggapan siswa
mengenai tokoh dan
karyanya
4. Guru menggunakan media
pembelajaran.
Ya Guru menggunakan kertas
manila dan spidol warna-
warna
5. Guru menguasai materi
dengan baik.
Ya Guru sangat lancar ketika
memberikan instruksi
kepada siswa
6. Guru memberikan dorongan
moitivasi belajar siswa.
Ya Guru mengingatkan siswa
yang ramai agar
membantu temannya
menyelesaikan tugas
kelompok
7. Guru membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
Ya Guru mendekati meja
siswa dan menanyakan
instruksi mana yang
belum jelas
8. Siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
Ya Siswa mengikuti semua
instruksi yang diberikan
oleh guru
9. Guru memberikan penilaian
dalam proses pembelajaran.
Ya Guru menilai sikap siswa
ketika pembelajaran
berlangsung
10. Guru menggunakan
Ya Guru mengaitkan
pelajaran SKI dengan
33
Hasil wawancara dengan siswa, Tutik Awaliyah pada tanggal 02 September 2016.
107
pendekatan yang bervariatif. religiusitas
11. Guru menciptakan
pembelajaran yang
menyenangkan.
Ya Metode mnemonik
membangkitkan
antusiasme siswa untuk
saling berdiskusi
12. Guru memiliki indikator
dalam penilaian siswa.
Ya Guru memiliki RPP yang
dilengkapi dengan
indikator penilaian
13. Guru melakukan refleksi dan
evaluasi belajar siswa.
Ya Guru memberikan
motivasi kepada siswa
untuk mencontoh sifat
para khalifah Dinasti
Abbasiyah
14. Siswa dapat menguasai
materi dengan baik.
Ya Siswa mengingat materi
dengan bantuan akronim
dan lagu-lagu
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa, proses
pembelajaran SKI dengan metode mnemonik berjalan dengan cukup efektif.
Hal ini dibuktikan dengan terlampuinya semua tahapan mnemonik dalam
pembelajaran. Meskipun demikian, indikator di atas bukan merupakan satu-
satunya alat untuk mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Karena sejatinya tujuan dari sebuah pembelajaran adalah bahwa siswa dapat
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif (daya pikir), afektif
(tingkah laku), dan psikomotorik (keterampilan siswa). Kemampuan-
kemampuan tersebut akan bertambah seiring dengan pengalaman-
pengalaman belajar yang diperoleh siswa. Melalui metode mnemonik siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang lain dari biasanya karena metode ini
memasukkan unsur seni dan gerak tubuh sehingga siswa tidak merasa jenuh.
108
2. Efektivitas hasil belajar siswa
a. Tes Kognitif
Salah satu objek atau sasaran evaluasi hasil belajar adalah aspek
atau ranah kognitif. Ranah ini biasanya dicapai dengan cara guru
mengadakan tes formatif dan tes sumatif yang diikuti oleh semua peserta
didik. Dengan mengadakan tes kognitif ini guru bisa mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswa sekaligus mengetahui efektivitas suatu metode
pembelajaran. Berikut ini adalah hasil ulangan SKI siswa dengan
menggunakan metode mnemonik:34
Tabel VII
Data Hasil Ulangan SKI kelas VIII A dengan Metode Mnemonik
34
Dokumentasi nilai psikomotorik SKI siswa kelas VIII MTs Muhageta, dikutip pada
tanggal 22 Februari 2017.
NO NAMA SISWA NILAI
1 Alga Cahya 75
2 Arif Setiawan 75
3 Bagus Adi P 75
4 Bram Khrisna 75
5 Davis Prayuda 79
6 Dimas Satrio 79
7 Gea Gurda Adya 75
8 Kharisma veronica 75
9 Lia Anggita 78
10 M. Narans Ilyas 75
11 Vova Firdaus 75
109
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua siswa di kelas
VIII A lulus dari KKM yang sudah ditentukan, yakni 75. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan metode mnemonik pada pembelajaran
tersebut sudah berjalan efektif.
Tabel VIII
Data Hasil Ulangan SKI kelas VIII B dengan Metode Mnemonik
12 Rama Maulana 81
13 Retno Puspita 76
14 Rovina Handayani 75
15 Roy Hanafi 84
16 Siti Nurkhalisah 75
17 Tutik Awaliyah 76
18 Zuldan Ma'ruf 83
19 Muh Aditya Aldi 76
20 Syafiq Avicena 79
Total 1540
Rata-rata 77
No. Nama Siswa Nilai
1 Aji Setiawan 76
2 Ari Muhammad Irfan 76
3 Aliya Latifa 75
4 Andika Putra 75
5 Anjas Tri A 75
6 Auliya Anggita 75
7 Dea Nurfadila 83
110
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua siswa di kelas
VIII B lulus dari KKM yang sudah ditetapkan, yakni 75. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan metode mnemonik pada pembelajaran
tersebut berjalan efektif.
TABEL IX
Data Hasil Ulangan SKI kelas VIII C dengan Metode Mnemonik
8 Devi Hasanah 80
9 Fara Putrisna 75
10 Isnanda 75
11 Kelvin Angga 75
12 Putri Ramadani 75
13 RM Eko Saputro 83
14 Saiful Ramadan 75
15 Tegar Rino 77
16 Yudhistira Ibnu K 80
17 Zahra Salsabila 75
18 Vendi Alif Putera 78
Total 1383
Rata-rata 76,83
No. Nama Siswa Nilai
1 Aldi Sugiarto 78
2 Aldi Tri Pamungkas 75
3 Alifah Nurul D 77
4 Alma Faradina 83
5 Andre Pamungkas 81
6 Ani Oktaviana 75
111
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua siswa di kelas
VIII C lulus dari KKM yang sudah ditetapkan, yakni 75. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan metode mnemonik pada pembelajaran
tersebut berjalan efektif. Namun, masing-masing kelas memiliki tingkat
efektivitas yang berbeda-beda. Kelas VIII C merupakan kelas yang
paling efektif jika dibandingkan dengan dua kelas yang lainnya.
b. Tes Psikomotorik
Tes psikomotorik dilakukan oleh guru SKI untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya di depan
7 Chandra Dewi 75
8 Dinda Ayu K 75
9 Fauzan Fadhilah 86
10 Joko Prabowo 82
11 Jovanda Ade P 75
12 Nayaka Lutfiana 85
13 Rafi Muhammad 84
14 Riska Amalia 75
15 Roni Setiawan 81
16 Rozatun Nufus 75
17 Tania Aurya Handary 78
18 Trityan Anggun 87
19 Yuda Kartiko 75
20 Ahmad Dzaki H 80
Total 1583
Rata-rata 79,15
112
kelas. Adapun hasil dari penilaian psikomotorik siswa masing-masing
kelas adalah sebagai berikut:35
Tabel X
Hasil Penilaian Unjuk Kerja Mempresentasikan Materi di Kelas VIII A
No Kelompok
Aspek yang dinilai
Skor Kebenaran
konsep
keberanian Bahasa Kelancaran
1. I 20 25 20 20 85
2. II 25 25 15 15 80
3. III 20 20 15 20 75
Rata-rata 80
Tabel XI
Hasil Penilaian Unjuk Kerja Mempresentasikan Materi di Kelas VIII B
No Kelompok
Aspek yang dinilai
Skor Kebenaran
konsep
keberanian Bahasa Kelancaran
1. I 20 20 15 15 70
2. II 25 20 20 20 85
3. III 20 15 15 15 65
Rata-rata 73,33
Tabel XII
Hasil Penilaian Unjuk Kerja Mempresentasikan Materi di Kelas VIII C
No Kelompok
Aspek yang dinilai
Skor Kebenaran
konsep
keberanian Bahasa Kelancaran
1. I 25 25 20 20 90
2. II 20 25 25 20 90
3. III 20 20 20 20 80
Rata-rata 86,67
Dari hasil penilaian psikomotorik dapat disimpulkan bahwa siswa
cukup mampu mempresentasikan hasil karyanya dengan baik. Hal ini
35
Dokumentasi nilai psikomotorik SKI siswa kelas VIII MTs Muhageta, dikutip pada
tanggal 22 Februari 2017.
113
terbukti dari nilai rata-rata tiap kelompok yang diperoleh sudah
memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 75. Akan tetapi untuk kelas
VIII B masih ada dua kelompok yang belum mendapatkan nilai yang
memenuhi dikarenakan pembelajaran di kelas tersebut memang belum
kondusif. Letak kelas yang menghadap sisi jalan menjadikan diskusi di
kelas tersebut tidak berjalan dengan baik.
c. Tes Afektif
Tes afektif digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama
pembelajaran berlangsung. Guru sudah menyiapkan instrumen penilaian
untuk sikap afektif siswa, namun dalam pembelajaran SKI dengan materi
Khalifah-khalifah Besar pada Masa Dinasti Abbasiyah tersebut, guru
belum mengambil penilaian untuk ranah afektif. Sehingga penulis dalam
hal ini belum bisa mengetahui tingkat efektivitas metode mnemonik
tersebut dalam pembentukan sikap siswa.36
Dari RPP yang sudah disusun oleh guru SKI seperti tersebut di
dalam lampiran, ada tiga sikap yang ingin dinilai yaitu meliputi sikap
spiritual, sikap jujur, dan sikap disipliln.
3. Mind map hasil penelitian efektivitas metode mnemonik dalam SKI
Berikut ini penulis sertakan mind map hasil penelitian untuk memudahkan
pembaca dalam memahami isi penelitian secara umum. Dalam mind map
ini, seluruh tahapan memang belum tersebut dengan jelas akan tetapi dapat
memberikan sedikit gambaran mengenai hasil penelitian secara umum,
36
Dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI siswa kelas VIII MTs Muhageta,
dikutip pada tanggal 22 Februari 2017.
114
terkhusus efektivitas metode mnemonik pada pembelajaran SKI. Mind
map meliputi pelaksanaan pembelajaran, efektivitas, dan kelebihan serta
kekurangan metode mnemonik.
114
MIND MAP HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS METODE MNEMONIK
PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI MTs MUHAMMADIYAH GEDONGTENGEN YOGYAKARTA
Metode
Mnemonik
di MTs
Muhageta
Pelaksanaan
pembelajaran
n
Kelebihan Kekurangan
Tahapan Persiapan Proses Efektivitas
proses
Efektivitas
hasil belajar
Efektivitas
pembelajara
n
Siswa aktif
Mudah ingat.
Lebih
berkesan.
Kreatif dan
imajinatif.
Peran aktif
guru.
Memakan
waktu JPL.
Media belum
mendukung.
Kognitif:
lulus KKM
Psikomotorik:
lulus KKM
Afektif:
belum ada
penilaian
Proses
pembelajaran
dengan
metode
mnemonik
terlampui
semua
Menyiapkan:
-RPP
-Materi
-Media
Mengolah
Menata
Menghubungkan
Memanfaatkan
perangkat
Praktik/ latihan
Pendahuluan:
presensi,
apresepsi
Inti:
underlining,
listing,
rephrasing