BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur....

363
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021 BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Provinsi Sulawesi Utara terletak di wilayah paling utara pulau Sulawesi, dan dikenal sebagai provinsi kepulauan. Ahli geologi Indonesia yang merumuskan geomorfologi Pulau Sulawesi sebagaimana dikutip oleh Tazrief Landoala (2013) menjelaskan bahwa secara geologi, pulau Sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen yaitu Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan sunda. Geomorfologi Pulau Sulawesi terjadi akibat tabrakan dua pulau (Sulawesi bagian Timur dan Sulawesi bagian Barat) antara 19 sampai 13 juta tahun yang lalu, terdorong oleh tabrakan antara lempeng benua yang merupakan fundasi Sulawesi Timur bersama Pulau-Pulau Banggai dan Sula, yang pada gilirannya merupakan bagian dari lempeng Australia, dengan Sulawesi Barat yang selempeng dengan pulau-pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra, Sulawesi menjadi salah satu wilayah geologis paling rumit di dunia. Sederhananya boleh dikata bahwa busur Sulawesi Barat lebih vulkanis, dengan banyak gunung berapi aktif di Sulawesi Utara dan vulkan mati di Sulawesi Selatan. Sedangkan busur Sulawesi Timur, tidak ada sisa-sisa vulkanisme, tapi lebih kaya mineral. Sumber- sumber minyak dan gas bumi dari zaman Tertiary tersebar di kedua busur itu, terutama di Teluk Tomini, Teluk Tolo, Teluk Bone, serta di Selat Makassar. Perbedaan geomorfologi kedua pulau yang bertabrakan secara dahsyat itu menciptakan topografi yang bergunung-gunung, di mana satu barisan gunung segera diikuti barisan gunung lain, yang tiba-tiba dipotong secara hampir tegak lurus oleh barisan gunung lain. Hal ini kurang lebih seperti kalau taplak meja disorong dari beberapa sudut dan arah sekaligus. Makanya jarang dijumpai pemandangan seperti di Jawa, Sumatera, atau Kalimantan, di mana gunung-gunung seperti kerucut dikelilingi areal persawahan atau hutan sejauh mata memandang. Kecuali di Sulawesi Selatan (itupun di selatan Kabupaten Enrekang), tidak ditemukan hamparan tanah pertanian yang rata sebagaimana yang ada di wilayah ini. Sederhananya, Sulawesi adalah pulau gunung, lembah, dan danau, sementara dataran yang subur, umumnya terdapat di sekeliling danau-danau yang bertaburan di keempat lengan pulau Sulawesi. Ekologi yang demikian ikut menimbulkan begitu banyak kelompok etno-linguistik. Setiap kali satu kelompok menyempal dari kelompok induknya dan berpindah menempati sebuah lembah atau dataran tinggi di seputar danau, kelompok itu terpisah oleh suatu

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur....

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara terletak di wilayah paling utara pulauSulawesi, dan dikenal sebagai provinsi kepulauan. Ahli geologiIndonesia yang merumuskan geomorfologi Pulau Sulawesisebagaimana dikutip oleh Tazrief Landoala (2013) menjelaskanbahwa secara geologi, pulau Sulawesi merupakan wilayah yanggeologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara duarangkaian orogen yaitu Busur kepulauan Asia timur dan sistempegunungan sunda. Geomorfologi Pulau Sulawesi terjadi akibattabrakan dua pulau (Sulawesi bagian Timur dan Sulawesi bagianBarat) antara 19 sampai 13 juta tahun yang lalu, terdorong olehtabrakan antara lempeng benua yang merupakan fundasi SulawesiTimur bersama Pulau-Pulau Banggai dan Sula, yang pada gilirannyamerupakan bagian dari lempeng Australia, dengan Sulawesi Baratyang selempeng dengan pulau-pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra,Sulawesi menjadi salah satu wilayah geologis paling rumit di dunia.

Sederhananya boleh dikata bahwa busur Sulawesi Barat lebihvulkanis, dengan banyak gunung berapi aktif di Sulawesi Utara danvulkan mati di Sulawesi Selatan. Sedangkan busur Sulawesi Timur,tidak ada sisa-sisa vulkanisme, tapi lebih kaya mineral. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dari zaman Tertiary tersebar di keduabusur itu, terutama di Teluk Tomini, Teluk Tolo, Teluk Bone, serta diSelat Makassar. Perbedaan geomorfologi kedua pulau yangbertabrakan secara dahsyat itu menciptakan topografi yangbergunung-gunung, di mana satu barisan gunung segera diikutibarisan gunung lain, yang tiba-tiba dipotong secara hampir tegaklurus oleh barisan gunung lain. Hal ini kurang lebih seperti kalautaplak meja disorong dari beberapa sudut dan arah sekaligus.Makanya jarang dijumpai pemandangan seperti di Jawa, Sumatera,atau Kalimantan, di mana gunung-gunung seperti kerucut dikelilingiareal persawahan atau hutan sejauh mata memandang. Kecuali diSulawesi Selatan (itupun di selatan Kabupaten Enrekang), tidakditemukan hamparan tanah pertanian yang rata sebagaimana yangada di wilayah ini.

Sederhananya, Sulawesi adalah pulau gunung, lembah, dandanau, sementara dataran yang subur, umumnya terdapat disekeliling danau-danau yang bertaburan di keempat lengan pulauSulawesi. Ekologi yang demikian ikut menimbulkan begitu banyakkelompok etno-linguistik. Setiap kali satu kelompok menyempal darikelompok induknya dan berpindah menempati sebuah lembah ataudataran tinggi di seputar danau, kelompok itu terpisah oleh suatu

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2

benteng alam dari kelompok induknya, dan lewat waktu puluhanatau ratusan tahun, mengembangkan bahasa sendiri.

Provinsi Sulawesi Utara dengan Ibukota Manado terletak pada 0°15’–5°34’ Lintang Utara dan 123°07-27°10’ Bujur Timur. Selanjutnya petaProvinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Peta Provinsi Sulawesi Utara, 2015

Sumber: Bappeda Provinsi Sulawesi Utara, 2016

Geomorfologi yang khas ini menyebabkan pinggang SulawesiTana Luwu dan Tana Toraja di provinsi Sulawesi Selatan, bagianselatan Kabupaten Morowali, Poso, dan Donggala di provinsi SulawesiTengah, dan bagian pegunungan provinsi Sulawesi Barat sangat kayadengan berbagai jenis bahan galian.Batubara terdapat di sekitarEnrekang, Makale, dan Sungai Karama. Juga di Sulawesi Baratsebelah utara, dimana terdapat tambang batubara dan banyak jenislogam tersebar di berbagai pelosok Sulawesi. Tembaga dan nikelterdapat di sekitar Danau-Danau Matano, Mahalona dan Towuti.

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 3

Provinsi Sulawesi Utara memiliki tiga kabupaten kepulauanyang letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Negara RepublikFilipina, yaitu Kabupaten Kepualuan Talaud, Kabupaten kepulauanSangihe dan Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang Biaro.

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah AdministrasiProvinsi Sulawesi Utara mempunyai batas-batas:Utara : Laut Sulawesi, Republik Filipina, dan Lautan PasifikTimur : Laut MalukuSelatan : Teluk TominiBarat : Provinsi Gorontalo

Wilayah Sulawesi Utara seluas 15.376,99 Km2, dengan luas laut(ZEE) 190.000 Km2. Luas Perairan territorial 161.540 Km2, .

Panjang garis pantai 2.395,99 Km2 dengan Luas Hutan Mangrove12036,29 HA. Terdapat 287 Pulau (59 berpenghuni, 228 kosong).Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai kabupaten terluas, yaitu3.547,49 km2 atau 23,22%. Luas wilayah hanya sebesar 0,72% dariluas wilayah Indonesia. Jumlah pulau sebanyak 286 pulau. Jumlahdesa yang terletak di daerah pesisir sebanyak 627 desa dan bukanwilayah pesisir jumlahnya sebanyak 867 desa.

2.1.1.2. Letak dan Kondisi GeografisSulawesi Utara memiliki posisi strategis karena berhadapan langsungdengan kawasan Asia Timur (Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan,ASEAN) dan Pasifik yang menjadi pusat perdagangan danpertumbuhan ekonomi regional. Kondisi ini menciptakan iklim yangmenarik bagi para wisatawan, pelaku bisnis, dan para investordomestik dan internasional untuk berkunjung di Sulawesi Utara.

Gambar 2.2.Peta Posisi Provinsi Sulawesi Utara Sebagai Gerbang Utara Indonesia

Sumber: Bappeda Prov. Sulut 2015.

Posisi semenanjung wilayah Sulawesi Utara yang terletak di tepianSamudra Pasifik, diapit oleh 2 (dua) Alur Laut Kepulauan Indonesia

ALKI IIIALKI II

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 4

(ALKI II) yang melewati Selat Makassar antara Pulau Kalimantan danPulau Sulawesi, dan ALKI III yang melewati Laut Maluku antaraPulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan Maluku. Posisistrategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagiSulawesi Utara karena sangat dekat dengan pasar Asia Timur danPasifik.

Tabel 2.1. Perbandingan Jarak Antara Pelabuhan Bitung TerhadapPelabuhan Negara Tujuan, 2015

PELABUHANBITUNG

PELABUHAN NEGARA TUJUANKAOHSIUNG (TAIWAN)

HONGKONG(CINA)

SHANGHAI(CINA)

BUSAN(KOREA)

TOKYO(JEPANG)

LOSANGELES

(AMERIKA)Via TanjungPriok &Singapura(Mil Laut)

3.526 3.365 4.142 4.408 3.429 9.574

Bitung Direct(Mil Laut)

1.346 1.423 1.901 2.113 2.220 6.651

Beda Jarak(Mil Laut)

2.180 1.942 2.241 2.295 1.209 2.923

Beda Jam (Jam) 346,46 336,11 349,11 351,46 364,24 378,76Beda Hari (Hari) 14,44 14,00 14,55 14,64 15,18 15,78Sumber: Badan Pengelola (BP KAPET) Manado-Bitung, 2015.Catatan: Asumsi kecepatan Kapal Ocean going 23 knot. Asumsi kecepatan kapal

feeder domestik 10 knot. Waktu transit tiga hari pada setiap pelabuhan(Priok dan Singapura).

Posisi strategis dan keunggulan pelabuhan Bitung di kawasan Pasifik(pada Tabel 2.1) memperlihatkan ada perbedaan dari aspek jarak,jam, hari, dan biaya antara pelabuhan Bitung dibandingkan denganPelabuhan Tanjung Priok dan Singapura untuk pelabuhan tujuanKaohsiung (Taiwan), Hongkong, Shanghai, Busan (Korsel), Tokyo, danLos Angeles. Dilihat dari aspek jarak dan waktu, pelabuhan Bitungjauh lebih dekat dan lebih pendek waktunya untuk akses ke beberapapelabuhan utama di Asia Timur dan Pasifik. Demikian juga dilihatdari aspek biaya kapal, jauh lebih murah dari pelabuhan Bitungdibandingkan dari pelabuhan Tanjung Priok dan Singapura. Jadipelabuhan Bitung jauh lebih efisien untuk menjangkau beberapapelabuhan utama di Asia Timur dan Pasifik. Sulawesi Utara memilikijaringan logistik laut dari pelabuhan Bitung yang efisien untukmenjangkau pasar dikawasan Pasifik dan Asia Timur, dapatmeningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global denganpelayaran langsung dari pelabuhan Bitung ke pelabuhan luar wilayahIndonesia. Walaupun sampai saat ini, pelayaran dari pelabuhanBitung ke negara tujuan ekspor masih dalam bentuk tidak terjadwal.

Gambar 2.3 memperlihatkan pelayaran reguler kontainer danpenumpang dari pelabuhan Bitung yang tersedia saat ini, untukpelabuhan tujuan Jakarta, Surabaya, Makasar, Ternate, Sorong,Jayapura, Luwuk, Kendari, Pantoloan, dan Balikpapan. Belumberkembangnya pelayaran langsung internasional dari pelabuhan

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 5

Bitung, disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan Ocean GoingContainer, Main Line Operator (MLO), dan kemampuan PT. Pelindo IVuntuk membangun pelayaran langsung internasional dari Bitung.Umumnya yang menggunakan jasa pelayaran langsung ke Singapuraadalah exportir kelas menengah dan kecil. Biaya pengiriman perkontainer bisa lebih murah antara US$250-US$300, dibandingkandengan pengiriman melalui Jakarta atau Surabaya. Untukmemudahkan perusahaan pelayaran Swire beroperasi di pelabuhanBitung, PT. Pelindo memberikan keringanan untuk pembayaran sewacontainer yard. Hanya saja insentif ini tidak berlangsung lama, hanyasekitar sekitar 3 bulan. Insentif yang diberikan tidak sebandingdengan biaya untuk mereposisi ocean going container dari Singapurake Bitung. Pelayaran langsung ini akhirnya hanya berlangsungkurang dari 3 tahun, disebabkan pelayanan dan insentif yangdiberikan pelabuhan Bitung kalah bersaing dengan pelabuhanMadang (PNG), dimana jalur pelayaran ini berawal dari Madang-Bitung-Singapura. Selain diberikan insentif yang memadai, jumlahkontainer berkembang semakin pesat dan ruang kosong yang tersediadalam kapal semakin berkurang untuk menampung kontainer yangdimuat dari pelabuhan Bitung.

Gambar 2.3.Peta Jaringan Pelayaran dan Rencana Kedepan Dari dan Ke Bitung

Sumber: Bappeda Prov. Sulut, 2016

Indonesia melakukan pembangunan ekonomi dengan pendekatangrowth centre di mulai dari Jakarta dan berkembang di pulau Jawa,sebagian besar komoditas ekspor tradisional dari Indonesia Timurharus melalui pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Priok yangsudah terbatas daya dukungnya, sehingga terjadi penumpukan dankemacetan (congested). Jadi komoditas ekspor dari luar Jawa sepertiharus melewati jaringan pipa kecil yang sudah mengecil dan kadang-kadang tersumbat (bottleneck).

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 6

Di Era Pasifik, Sulawesi Utara dan beberapa provinsi di KawasanTimur bagian utara bukan lagi berada di wilayah pinggiran (periphery)tetapi kawasan timur bagian utara Indonesia berada di centrumperedaran perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi dunia,ketika peta Indonesia diperluas pada peta dunia. Peluang inimembuktikan bahwa “Sulawesi Utara Sebagai Pintu GerbangIndonesia ke Asia Timur dan Pasifik” bukan sebuah impian,melainkan sebuah solusi bagi Pemerintah Daerah dan masyarakatSulawesi Utara pada khususnya dan Indonesia pada umumnyaseperti yang telah diprediksi Dr. Sam Ratulangi (1936). Peningkatanperan aktif dalam perdagangan dunia, oleh Pemerintah DaerahSulawesi Utara secara langsung maupun tidak langsung melaluikerjasama regional yang terintegrasi dan terpadu seperti BIMP-EAGA,ASEAN, EAST ASIA, dan APEC perlu dioptimalkan, terlebih padatahun 2015 era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah dimulai.Singkatnya, Sulawesi Utara berada pada posisi sangat strategis untukmengoptimalkan perdagangan bebas di kawasan Asia Timur danPasifik.

2.1.1.3. Topografia. Gunung-gunungSebagian besar wilayah dataran Sulawesi Utara terdiri daripegunungan dan bukit-bukit diselingi oleh lembah yang membentukdataran. Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas1000m dari permukaan laut. Beberapa gunung di Sulawesi Utarayaitu, Gunung Klabat (1895m), Gunung Lokon (1579m), GunungMahawu (1331m), Gunung Soputan (1789m), Gunung Dua Saudara(1468m) (wilayah Bitung), Gunung Awu (1784m), Gunung Ruang(1245m), Gunung Karangetan (1320m), Gunung Dalage (1165m),Gunung Ambang (1689m), Gunung Gambula (1954m), dan GunungBatu-Balawan (1970m).

b. Dataran Rendah dan Dataran TinggiDataran rendah dan dataran tinggi secara potensial mempunyai nilaiekonomi bagi daerah. Beberapa dataran yang terdapat di daerah iniantara lain: Tondano (2.850Ha), Langowan (2.381Ha), Modoinding(2.350Ha), Tompaso Baru (2.587Ha) di Kabupaten Minahasa sertabeberapa wilayah di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan KabupatenKepulauan Talaud.

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 7

2.1.1.4. Geologi

Kekayaan geologi yang sangat unik di miliki Provinsi SulawesiUtara terjadi akibat keberadaan tumbukan antara 2 (dua) island arc(Sangihe dan Halmahera) yang menumpang diatas lempeng lautMaluku, sementara di tempat-tempat lain dibagian dunia ini: lempengbenua bertumbukan dengan lempeng samudera. Hal ini menjadikanSulawesi Utara memiliki keunggulan geologi yang unik untukdijadikan dayatarik wisata tetapi juga sebagai pusat studi keilmu-bumian dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan PetaGeologi Bersistem Indonesia (1:250.000) yang diterbitkan olehPuslitbang Geologi (1994) sebagaimana dikutip dalam Rencana Tata RuangWilayah Provinsi Sulawesi Utara, struktur geologi di wilayah PropinsiSulawesi Utara terdiri dari formasi-formasi sebagai berikut :1) Qal (Aluvium) : zona derajat kekuatan geologi teknik sangat rendah

dibentuk oleh endapan alluvium (Qal) berupa lanau pasiran danendapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuanini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi,Boyongpante, Sidate dan Tawaang. Di daerah sepanjang pantai utaraBolaang Mongondow seperti Boroko, Bolangitang, Biontong,Batulintik, Lolak dan Lolan umumnya berupa alluvium dan endapanpantai. Di Kota Manado zona ini terdapat di Pantai Tumumpa dan dipantai bagian utara Manado yang berhubungan dengan pantai diKecamatan Wori (Kabupaten Minahasa Utara).

2) Qs (Endapan Danau dan Sungai) : Pada zona derajat kekuatangeologi teknik rendah dibentuk dari endapan sungai (Qs) terdapat didaerah sepanjang sungai (DAS) Tondano dari Kairagi sampai kemuara, daerah pesisir Likupang dan pesisir Tanawangko-Tumpaan.

3) Ql (Batu gamping Terumbu Koral) : Batu gamping terumbu koral,kebanyakan terdapat di antara daerah pasang naik dan pasangsurut. Di barat Amurang dan di Pulau Siladen, batuan ini telahsedikit terangkat.

4) Qv (Batuan Gunungapi Muda): Lava, Bom, Lapili dan Abu;membentuk gunung api strato muda, antara lain, G. Soputan, G.Mahawu, G. Lokon, G. Klabat, G. Tangkoko; Lava yang dikeluarkanoleh G. Soputan dan G. Lokon terutama berkomposisi basal,sedangkan G. Mahawu dan G. Tangkoko berkomposisi andesit.Satuan ini paling banyak terdapat di daerah Minahasa dan Bitung.

5) Qtv (Tufa Tondano): Klastika kasar gunung api, yang terutamaberkomposisi andesit, tersusun dari komponen menyudut hinggamenyudut tanggung, tercirikan oleh banyak pecahan batu apung;batu apung lapili, breksi, ignimbrite sangat padat, berstruktur aliran.Satuan ini membentuk punggungan yang menggelombang rendah,tersebar paling banyak di daerah Manado, sekitar jalur jalanTanahwangko – Amurang, daerah sekitar G. Lolombulan diKecamatan Tenga dan Sinonsayang.

6) Qtvl (Aliran lava berkomposisi andesit trakhit) : Terdapat didaerah G. Tanuwatik, Tuf bersifat trakhit yang sangat lapuk,berwarna putih hingga kelabu kekuningan, terdapat di dekatPopontolen dan di S. Sinengkeian. Di daerah pantai antara Sondaken

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 8

dan Paslaten, satuan ini juga membentuk punggunganmenggelombang rendah. Endapan piroklastika ini diperkirakanberasal dari dan terjadi sebagai hasil letusan hebat pada waktupembentukan Kaldera Tondano.

7) Tps (Breksi dan Batupasir): Terutama breksi-konglomerat kasar,berselingan dengan batu pasir halus hingga kasar (grewak),batalanau dan lempung berwarna kelabu kecoklatan. Breksiberkomposisi andesit piroksen terdapat di P. Nain Besar dan P. NainKecil, dan P. Talise. Di P. Bangka terdapat batuan klastika yangsangat lapuk, yang oleh Koperbeg (1928) disebut “batu pasir berbesi”.Satuan ini juga banyak terdapat di daerah Likupang Barat danLikupang Timur (sekitar G. Tamba).

8) Tmv/Tmvl (Batuan Gunungapi): Terutama terdiri dari breksi, lavadan tuf. Aliran lava pada umumnya berkomposisi andesit sampaibasal. Mineralisasi termasuk emas dan perak terdapat dalam uratkuarsa di sungai dekat Paslaten. Di Pulau Lembeh satuan initersusun dari aliran lava dan breksi yang berkomposisi andesit; diPapusungan telah termineralisasikan dan mengandung mineral pirit.Pulau Lembeh dengan bentuknya hampir setengah lingkaran,diperkirakan oleh Verbeek (1908) sebagai bagian dari kawah tua. Didaerah Bolaang Mongondow terletak di daerah G. Ulutalogon – G.Bumbungan.

9) Tms (Batuan Sedimen): Batu pasir kasar, grewak, batu gampingnapalan, dan batu gamping. Batu pasirnya tersusun terutama daributiran andesit dan setempat bersifat gampingan. Singkapan lapisanbatu pasir napalan dan batu pasir kelabu di Tanjung Flesko miringke arah utara sekitar 15o-20o. Satuan ini dikolerasikan dengan batupasir tufaan yang berumur Miosen awal hingga Miosen Akhir didalam lembar Kotamobagu (Apandi 1977).

10) Ttv (batuan Gunungapi): Lava, aglomerat dan breksi. Lava, kelabudan hijau, bersifat andesit, basal dan diabas; kebanyakanterpecahkan amigdaloid. Aglomerat dan breksi, tersusun daripadapecahan andesit, sebagian terkersikkan dan mengandung pirit.Breksinya mengandung sisipan batu pasir hijau tua, rijang, batupasirkwarsa dan batu gamping. Satuan ini mempunyai hubungan jari-jemari dengan batuan sedimen Formasi Tinombo (Tts). Di daerahBolaang Mongondow, satuan ini menyusun Pegunungan Buludawadan juga terdapat di daerah Bintauna.

11) Gr, tr (Batuan Terobosan): Terutama terdiri dari granit (gr) dansetempat-setempat terjadi pula trakit (tr); mungkin terjadi dalambeberapa kala. Di beberapa tempat sekitar kontak batuan terobosanmineralisasi terjadi dan terlihat mineral-mineral pirit dan kalkopirit.Batuan terobosan ini menerobos batuan yang lebih tua Tts dan Tms.

12) Tts (Formasi Tinombo Ahlburg 1913): Serpih dan batu pasir dengansisipan batu gamping dan rijang. Serpih kelabu dan merah, getassebagian gampingan; rijangnya mengandung radiolarian. Batu pasir,grawake dan kwarsa, kelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampaisedang, sebagian mengandung pirit. Satuan batuan ini diterobos olehgranit, dan trakit, seperti yang terdapat di Bolangitang danKaidipang. Dengan batuan gunung api (Ttv) satuan ini mempunyaihubungan jari- jemari.

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 9

13) Qa ( Aluvium) : Kerakal, kerikil, pasir dan lanau asal gunung api,lempung, lumpur dan kepingan koral. Aluvium merupakan endapansungai, rawa dan pantai. Dataran alluvium yang luas terdapat diTabukan Utara.

14) Qhav (Batuan Gunung Api Awu) : Aglomerat, lava, tuf, timbunanawan panas, endapan jatuhan dan lahar. Batuan dihasilkan olehgunung api Awu di P. Sangihe yang letusannya berjenis St. Vincentdan Vulkano. Lava bersusun andesit. Endapan awan panas meliputidaerah sekitar kawah, lembah dan beberapa pantai seperti Mitungdan Bahu. Daerah laharan meliputi lembah-lembah Laine, Kalekuba,Muade, Beha, Patung , Tonggenaha, Apendakile, Biwai, Bunahe, Pato,Sura, Maselihe, Sarukadel, Melebuhi-Akembala dan Kolongan.Formasi geologi lainnya yang terdapat di Kabupaten KepulauanSangihe-Sitaro dan Talaud adalah Qhkv batuan gunug apiKarangetang, Qhrv batuan gunung api ruang, Qpp formasi Pintareng,Qtsv batuan gunung api Sahendaruman, Qtkv batuan gunung apiKalama, QTtv batuan gunung api Tamata, QTmv batuan gunung apiMalingge, Qti batuan terobosan, Tpbv batuan gunung api Bukide,dan Tnbv batuan gunung api Biaro.

Dengan mengetahui sifat sifat dan ciri tanah pada masing-masingkelompok tanah (kelas tanah) sehingga memudahkan pengguna tanahuntuk mengelola tanah tersebut agar dapat berproduksi secara optimal.Dalam hal ini peruntukan sumber daya tanah dapat dievaluasi.

2.1.1.5. Hidrologi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004,Sumber Daya Air adalah air, sumber air dan daya air yangterkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada,di atas ataupun di bawah permukaan tanah, air tanah, air hujan danair laut yang berada di darat. Sedangkan air permukaan adalahsemua air yang terdapat pada permukaan tanah, dan air tanahadalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau butiran di bawahpermukaan tanah.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan ekosistemyang dibatasi oleh topografi pemisah air (punggung-punggung bukit)dan berfungsi sebagai penampung, penyimpan dan penyalur airdalam sistem sungai yang keluar melalui sungai utama lalu menujuke danau atau laut. Dalam sistem suatu DAS tersebut terjadi suatuproses interaksi antara faktor-faktor abiotik, biotik danculture/manusia sehingga merupakan suatu ekosistem (Asdak,2006).

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 10

Berpedoman pada ekosistem DAS, maka Daerah Aliran Sungai (DAS)dapat dibagi menjadi:(1). Sub sistem DAS bagian hulu (Upland watershed),(2). Sub sistem DAS bagian tengah (Midland watershed) dan(3). Sub sistem DAS bagian hilir / pantai (Lowland watershed).

Tabel 2.2. Luas SWP DAS Provinsi Sulawesi Utara

No. SWP DAS Ha %1 Buyat 87909 6.182 Dumoga Mongondow 204736 14.393 Essang 79737 5.604 Kep.Nanusa 3954 0.285 Kep.Nusa Tabukan 1205 0.086 Kep.Tatoareng 2200 0.157 Likupang 97951 6.888 Mahena 50852 3.579 Molibagu 116167 8.16

10 P.Biaro Ds 2726 0.1911 P.Bunakan Ds 4891 0.3412 P.Kabaruan 10940 0.7713 P.Lembeh 5767 0.4114 P.Lirung 11272 0.7915 P.Siau Ds 13905 0.9816 P.Tagulandang Ds 7897 0.5517 P.Talise Ds 7476 0.5318 Poigar 81520 5.7319 Ranoyapo 87154 6.1220 Ratahan Pantai 98754 6.9421 Sangkub Langi 287019 20.1722 Tondano 54124 3.8023 Tumpaan 104891 7.37

J u m l a h 1423047 100.00

Sumber: RTRW Prov. Sulut, 2014

Masing-masing sub sistem DAS tersebut di atas memilikikarakteristik dan sumber daya alam yaitu sumber daya tanah,sumber daya air, vegetasi dan aktivitas masyarakat yang berbeda-beda. Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut di atasmengalami perubahan, maka hal tersebut akan mempengaruhiekosistem DAS atau sub DAS, dan selanjutnya perubahan ekosistemakan menyebabkan gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS atausub DAS sebagaimana mestinya. Peristiwa banjir dan kekeringandapat terjadi karena DAS atau sub DAS telah gagal memenuhifungsinya sebagai penampung air hujan, penyimpanan dan penyalurair ke sungai-sungai. Kejadian tersebut akan menyebabkan

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 11

melimpahnya air pada musim hujan, dan sebaliknya sangatminimumnya air pada musim kemarau.

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari 23 Satuan WilayahPengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS) yang terbagi dalam 66SWP SUBDAS- dengan luas 1.423.047 ha. SWP DAS berperan dalamtata hidroorologis wilayah, yaitu dalam hal pasokan air pengaturansecara alamiah yang mampu mengendalikan aliran air danpenyediaan air dalam bentuk reservoir alami. Bencana alam dalambentuk banjir dan tanah longsor di musim hujan dan kekeringansungai, anak sungai serta pendangkalan danau yang melandaSulawesi Utara adalah indikasi sangat diperlukannya penangananyang terencana, sistematis dan berkelanjutan di wilayah SWP DAS.SWP DAS terluas di Sulawesi Utara adalah Sangkub Langi yangdiikuti Dumoga Mongondow, Molibagu, Tumpaan, Ratahan Pantai,Likupang, Ranoyapo, Poigar, Esang, Tondano, Mahena danseterusnya. Perhatian terhadap lingkungan SWP DAS sangatberperan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan yangberwawasan lingkungan. Harmonisasi pembangunan danlingkungan harus dijamin kelangsungannya secara berkelanjutan.Perencanaan tata ruang wilayah, dengan demikian perlu menganalisispenataan ruang yang optimal antara kawasan lindung dan kawasanbudidaya secara jangka panjang.

Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub DAS dapat diukurdari dua parameter yaitu tingkat erosi dan fluktuasi debit sungai yangmengalir dalam beberapa kondisi curah hujan yang berbeda.Kandungan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai berasal daridaerah aliran sungai yang mengalami proses erosi. Dengan demikian,kualitas lahan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas sumberdaya air.

Provinsi Sulawesi Utara memiliki enam belas Daerah AliranSungai (DAS), yaitu DAS Tondano, DAS Kosibidan, DAS Sangkup,DAS Ranoyapo, DAS Pororosen, DAS Poigar, DAS OngkakMongondow, DAS Nuangan, DAS Ranowangko/Nimangan, DASLikupang, DAS Buyat, DAS Bolangitang, DAS Ayong, DAS Andegile,DAS Dumoga dan DAS Bone (berdasarkan Peta Pembagian DASSulawesi Utara). Berdasarkan Keputusan Presiden No.12 Tahun2012 tentang Pembagian Wilayah Sungai, Provinsi Sulawesi Utaraterbagi atas 3 (tiga) Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan BalaiWilayah Sungai Sulawesi 1 adalah:

1) Wilayah Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas(Wilayah Sungai Strategis Nasional);

2) Wilayah Sungai Dumoga Sangkub (Wilayah Sungai LintasPropinsi); dan

3) Wilayah Sungai Poigar-Ranoyapo (Wilayah Sungai LintasKabupaten).

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 12

Keadaan sumber daya air di Provinsi Sulawesi Utaradipengaruhi oleh air permukaan atau sungai-sungai yang mengalir.Terdapat sungai-sungai besar diwilayah ini yaitu antara lain SungaiTalawaan, Sungai Tondano, Sungai Ranowangko, Sungai Ranoyapo,Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, dan Sungai Sangkup. Sungai–sungaii tersebut sampai saat ini belum ditetapkan kawasansempadannya. Bersamaan dengan pemanfaatan sumberdaya airpermukaan/sungai, maka di Provinsi Sulawesi Utara telah dilakukanpengembangan wilayah sungai (PWS) seiring dengan pengembangandaerah irigasi pada 12 (dua belas) lokasi yang tersebar di empatkabupaten yang ada dengan luas total 66.902 ha (BAPPEDA ProvinsiSULUT, 2014).

Di antara kedua belas lokasi tersebut, PWS Dumoga-Mongondow di Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salahsatu PWS terbesar yang telah dikembangkan. Sebagai prasaranapenunjang bagi kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahanbasah atau persawahan, maka pengembangan sistem irigasi padadasarnya mengikuti potensi pengembangan/perluasan daerahpersawahan. Proyek-proyek irigasi yang relatif besar ada di daerahirigasi Kasinggolan-Toraut, daerah irigasi Dumoga, daerah irigasiSangkup, daerah irigasi Ayong-Bolangat dan daerah Irigasi Lolak.Danau-danau di Sulawesi Utara secara potensial mempunyai nilaiekonomi bagi pengembangan bidang-bidang kepariwisataan,pengairan, dan energi. Danau-danau tersebut adalah Danau Tondanoluas 4.278Ha di Kabupaten Minahasa, Danau Moat seluas 617ha diKabupaten Bolaang Mongondow Timur. Pada umumnya sungai-sungai dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain irigasi,sumber tenaga listrik, dan sumber air minum. Sungai-sungaitersebut terletak di Kabupaten Minahasa yaitu: Sungai Tondano(40Km), Sungai Poigar (54,2Km), Sungai Ranoyapo (51,9Km), SungaiTalawaan (34,8Km). Sungai besar lainnya terdapat di daerahKabupaten Bolaang Mongondow yaitu Sungai Dumoga (87,2Km),Sungai Sangkup (53,6Km), Sungai Ongkaw (42,1Km), dan lainnya.

2.1.1.6. Klimatologi

Data yang diperoleh di stasiun Klimatologi Kayuwatu tahun2015 ini menngunakan metode yang digunakan Badan MeteorologiKlimatologi dan Geofisika dalam memprediksi cuaca jangka pendekmaupun cuaca jangka panjang. Analisis yang digunakan adalahanalisis radar, analisis satelit, analisis perbedaan tekanan, analisispola angin (streamline) dan masih banyak lagi. Metode-metodetersebut umumnya masih terpusat pada data di permukaan,sementara analisis distribusi lapisan atas masih jarang digunakan.

Pola distribusi cuaca ialah gambaran keadaan atau kondisiunsur-unsur cuaca dari beberapa titik baik secara horizontal maupun

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 13

vertikal. Pola distribusi terbentuk berdasarkan garis yangmenghubungkan nilai-nilai yang sama pada setiap parameter cuaca.Analisis udara atas sangat penting dalam memprediksi cuaca harianatau prediksi jangka pendek. Manfaat mengetahui pola distribusiunsur-unsur cuaca adalah untuk mempelajari pola penyebaranunsur-unsur cuaca di lapisan atas atmosfer pada saat terjadinyahujan dan juga pada saat tidak hujan.

Tabel 2.3 Keadaan Curah Hujan di Kota Manado Provinsi SulawesiUtara 2011-2015.

Curah Hujan 2011 2012 2013 2014 2015Januari/January 387 332,2 312 527 721

Pebruari/Pebruary 213 398,5 267 490 262

Maret/March 105 485,7 540 107 176

April/April 430 340,3 302 362 101

Mei/May 587 308,0 246 318 302

Juni/June 259 214,9 163 116 254

Juli/July 194 31,3 204 350 48

Agustus/August 424 86,0 63 327 133

September/September 243 113,0 68 161 89

Oktober/October 251 136,0 119 201 59

Nopember/November 281 412,9 412 309 249

Desember/December 589 476,1 442 452 961

RATA-RATA/AVERAGE

330,3 277,9 262 310 279,6

Sumber : Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado, 2015.

Keadaan cuaca atau suhu di Sulawesi Utara sangat vital fungsidan perannya dalam aktifitas kehidupan masyarakat danpembangunan daerah. Cuaca berkaitan dengan aktivitas manusiasehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya,penerbangan pesawat yang tertunda karena adanya hujan deras atauadanya badai guntur dan lain-lain. Hal ini menjadi menarik kerenamanusia tidak mempunyai kontrol atas cuaca. Diperlukan informasicuaca yang akurat agar dapat meminimalisir efek negatif cuacaseperti kecelakaan pesawat terbang, korban jiwa dan materi karenabanjir dan sebagainya.

Selama 24 jam, suhu udara selalu mengalami perubahan –perubahan. Di atas lautan perubahan suhu berlangsung lebih banyakperlahan – lahan daripada di atas daratan. Variasi suhu padapermukaan laut kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang variasisuhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerahpedalaman continental dan padang pasir perubahan suhu udarapermukaan antara siang dan malam mencapai 20°C. Sedangkan padadaerah pantai variasinya tergantung dari arah angin yang bertiup.Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan dan sebaliknya.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 14

Tabel dibawah ini menggambarkan keadaan suhu di Manado yangdatanya diambil dari Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado.

Tabel 2.4. Keadaan Suhu per bulan Provinsi Sulawesi Utara2011-2015.

BULAN 2011 2012 2013 2014 2015Januari/January 25,6 25,3 25,6 25,6 25,9

Pebruari/Pebruary 25,9 25,7 25,8 25,7 25,4

Maret/March 26,4 25,5 25,8 26,6 26,0

April/April 26,5 26,2 25,9 26,3 26,8

Mei/May 26,6 26,7 26,9 26,8 26,3

Juni/June 26,6 26,8 27,1 27,3 26,9

Juli/July 26,4 27,3 26,6 26,2 27,7

Agustus/August 26,3 27,6 27,6 26,7 27,0

September/September 26,5 26,6 27,6 26,9 27,1

Oktober/October 26,6 26,6 27,1 26,7 27,6

Nopember/November 25,9 25,9 26,0 25,9 26,4

Desember/December 25,7 25,7 25,8 26,0 26,1

Rata-Rata/Average 26,3 26,1 26,5 26,4 26,6

Keadaan suhu di provinsi Sulawesi Utara menunjukkan tipeiklim tropis yang sangat khas dimana wilayah ini memiliki iklimkhatulistiwa panas-lembab dengan sub iklim angin musim. Iklimpanas-lembab menjadi ciri khas daerah yang berada di gariskhatulistiwa atau pada tempat yang berada pada koordinat 15 LU dan15 LS. Pada tipe iklim ini terdapat sedikit hujan sepanjang tahundengan variasi musim hanya ditunjukkan oleh sedikit ataubanyaknya hujan. Suhu udara di Provinsi Sulawesi Utara (SuhuUdara Kering) pada bayangan maksimum rata-rata di siang hari 26derajat sampai 32 derajat. Pada malam hari, suhu minimum rata-ratabervariasi dari 21-27 derajat Celsius. Rentang suhu udara sehari-haridan tahunan sangat kecil.

Keadaan suhu di Manado yang datanya diambil dari StasiunKlimatologi Kayuwatu Manado tahun 2015 ini menunjukkan bahwarata-rata suhu di Provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2011 sampaidengan tahun 2015 berkisar pada suhu 26 derajat Celsiussebagaimana terlihat pada grafik. Hal ini berarti selama selang waktudelapan tahun, Sulawesi Utara relatif tidak mengalami cuaca ekstrim.Cuaca ekstrim adalah keadaan atau fenomena fisik atmosfer padawaktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ekstrim.BMKG mengkategorikan kriteria cuaca ekstrim apabila suhu udarapermukaan ≥ 35˚ C, Kecepatan angin ≥ 25 knot, dan Curah hujansehari ≥ 50 mm3).

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 15

Apabila ditinjau dari keadaan geografi Provinsi Sulawesi Utaradari aspek jumlah curah hujan, wilayah ini dikategorikan memilikiiklim hutan hujan tropis. Curah hujan merupakan ketinggian airhujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeterartinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datartertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyaksatu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuanjangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berartihujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampakdapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadaptanaman. Tabel dibawah ini menggambarkan curah hujan satudasawarsa sejak tahun 2003 sampai tahun 2013 di Provinsi SulawesiUtara.

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujudcairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju danhujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentukapabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semuaair hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguapketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagaivirga. Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yangdinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu,yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi.

Jika diperhatikan grafik curah hujan selama 5 tahun terakhiryaitu pada tahun 2011 sampai tahun 2015, terlihat bahwa padabulan Februari tahun 2006 terjadi anomali cuaca dimana rata-ratahujan yang biasanya hanya mencapai 300 mm. Besarnya intensitascurah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan danfrekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan yang tinggi padaumumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerahyang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekalidengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasicukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengandurasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlahbesar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG),diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21 mm per hari, hujansedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas50 mm per hari.

Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi olehangin muzon. Pada bulan November sampai dengan April bertiupangin barat yang membawa hujan di pantai utara, pada bulan Meisampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering. Curahhujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara 2000-3000mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139 hari. Suhu udaraberbeda pada setiap tingkat ketinggian, makin ke atas makin sejuk

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 16

seperti daerah Kota Tomohon, Langowan di Kabupaten Minahasa,Modoinding di Kabupaten Minahasa Selatan, Modayag di KotaKotamobagu, dan Pasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerahyang paling banyak menerima curah hujan adalah KabupatenMinahasa. Suhu udara rata-rata 25°C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30°C dan suhu udara minimum rata-rata 22,1°C dankelembaban udara tercatat 73,4%.

2.1.1.7. Penggunaan Lahana. Kawasan Lindung

Kawasan lindung wilayah provinsi Sulawesi Utara dalam RencanaTata Ruang Wilayah seluas 701.855 Ha, meliputi:

a. Kawasan hutan lindung;b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya, berupa kawasan resapan air;c. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai,

sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dankawasan sekitar mata air;

d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budayameliputi: kawasan suaka alam laut, suaka margasatwa, cagaralam, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dantaman nasional laut, taman wisata alam darat dan tamanwisata alam laut, serta kawasan cagar budaya dan ilmupengetahuan;

e. Kawasan rawan bencana alam, meliputi: rawan gempa,rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang dan rawanbanjir;

f. Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi,kawasan rawan gerakan tanah dan kawasan rawan bencanaalam geologi.

g. Kawasan perubahan peruntukan yang berdampak penting ataucakupan yang luas (DPCLS).

Kawasan hutan lindung seluas 162.099 Ha meliputi:a. Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang

Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, danKotamobagu;

b. Minahasa; c. Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara;Minahasa Utara;

e. Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro;f. Kepulauan Talaud;g. Bitung;

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 17

h. Manado, meliputi bakau dan darat;i. Tomohon.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasanbawahannya meliputi:

a. Kawasan Bulude Sahengbalira dan Kalumelahana,Bentihu Langinang, Bialangsoa, Palenti, Wulo,Batukakiraeng, Sahendarumang, Pananembaen,Bongkonsio dan Batungbakara di Kepulauan Sangihedan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro;

b. Puncak tertinggi Pulau Karakelang di Kepulauan Talaud,sekitar Gunung Soputan di Minahasa Selatan danMinahasa, Gunung Lokon, Gunung Tatawiran di Tomohon,Gunung Tumpa di Manado dan Gunung Klabat, GunungDua Saudara di Minahasa Utara dan Bitung;

c. Pegunungan Buludaweketan dengan puncak-puncaknyaadalah Gunung Poniki, Gunung Matabulewa, GunungBumbungon di Bolaang Mongondow;

d. Daerah yang memiliki kemiringan lahan diatas 30ºditetapkan sebagai kawasan resapan air yang tersebar diseluruh wilayah provinsi.

Kawasan perlindungan setempat meliputi :a. Kawasan Sempadan Pantai, dengan lebar 100 meter dari

pasang muka air laut tertinggi, mencakup seluruh garispantai terutama yang berpotensi abrasi di seluruh wilayahprovinsi;

b. Kawasan Sempadan Sungai, dengan lebar 100 meter darimuka air sungai, mencakup wilayah sungai-sungai besaryang terdapat di wilayah Provinsi, yaitu Sungai Ranoyapo,Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, Sungai Sangkup,Sungai Tondano, Sungai Malalayang, SungaiRanowangko dan Sungai Talawaan;

c. Kawasan Sempadan Danau, dengan lebar 100 meter darimuka air danau, yaitu Danau Tondano (Minahasa) danDanau Moat (terdapat di Minahasa Selatan dan BolaangMongondow), Danau Iloloi (Bolaang Mongondow), DanauTampusu (Minahasa), Danau Mokobang, Danau Bulilin(Minahasa Selatan), Danau Pangolombian dan Danau Linow(Kota Tomohon); serta Danau Makalehi dan Danau Kapeta(Kepulauan Siau Tagulandang Biaro);

d. Kawasan sekitar mata air, dengan lebar 200 meter dari pusatmata air, meliputi semua wilayah yang ada di wilayah Provinsi.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiridari :

a. Suaka Alam (SA) Laut, meliputi:1. SA Laut Selat Lembeh di Bitung;2. SA Laut Sidat di Minahasa dan Minahasa Selatan.

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 18

b. Suaka Margasatwa (SM) dan Suaka Marga Satwa Laut,meliputi:

1. SM Gunung Manembo-nembo, di Minahasa dan MinahasaSelatan;2. SM Karakelang Utara - Selatan di Kepulauan Talaud.

Cagar Alam (CA) dan Cagar Alam Laut, meliputi:1. CA Dua Saudara, di Bitung;2. CA Tangkoko-Batuangus, di Bitung;3. CA Gunung Ambang, terbagi antara Minahasa Selatan

dan Bolaang Mongondow.4. CA Gunung Lokon di Tomohon.

Kawasan Pantai Berhutan Bakau (HB), meliputi :Rencana Pengembangan kawasan pantai HB Esang, HB Beo, HBRainis, HB Karakelang Selatan di Kepulauan Talaud, HB PulauBangka, HB Likupang, HB Tg.Pisok di Minahasa Utara, HB Kuma,HB Manalu, HB Tamako di Kepulauan Sangihe, HB Siau, HBTagulandang, HB Pasighe, HB Pulau Biaro di Kepulauan Siau BiaroTagulandang, HB Tg. Kelapa, HB Tg.Walintau, HB Bentenan diMinahasa Selatan, HB Salimburung, HB Dumisil, HB Dumi, HBKaidipang, HB Bohabak, HB Duminanga, HB Tg. Dodepo di BolaangMongondow Utara, Bolaang Mongodow Timur dan BolaangMongondow Selatan, HB Tg. Pulisan di Minahasa Utara.

Kawasan Taman Nasional (TN) dan Taman Nasional Laut,yang meliputi:1. TN Bogani Nani Wartabone, berada di Provinsi Sulawesi

Utara dan Provinsi Gorontalo, dengan rincian di BolaangMongondow, di Bolaang Mongondow Selatan dan di BolaangMongondow Utara;

2. TN Laut Bunaken, dengan rincian di Manado, diMinahasa, di Minahasa Selatan dan di Minahasa Utara.

Kawasan Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut,meliputi: rencana pengembangan Taman Wisata Alam (TWA) BatuPutih, di Bitung dan TWA Batu Angus, di Bitung;

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, meliputi:rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya dan IlmuPengetahuan (CBP) Bukit Kasih Kanonang dan Batu Pinabetengan diMinahasa; Kawasan Taman Hutan Rakyat meliputi kawasan hutanGunung Tumpa di Kota Manado.

Kawasan rawan bencana alam meliputi:a. Kawasan rawan gempa, meliputi seluruh wilayah Provinsi

yaitu kawasan berada disekitar wilayah patahan lempeng kulitbumi terluar.

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 19

b. Kawasan rawan tanah longsor, meliputi:1. Kepulauan Sangihe dan Siau Tagulandang Biaro:

Manganitu, Tamako dan Siau Timur;2. Manado : Kec. Wanea, Kec. Singkil, Kec. Tuminting,

Kec. Tikala, Kec. Mapanget, Kec. Bunaken, Kec.Malalayang, dan Kec. Wenang;

3. Jalur jalan Manado-Amurang;4. Jalur jalan Manado-Tomohon;5. Jalur jalan Noongan-Ratahan-Belang (Minahasa

Tenggara); dan6. Torosik (Bolaang Mongondow Selatan).

c. Kawasan rawan gelombang pasang yang meliputi pesisirpantai utara dan selatan Provinsi yang memiliki elevasirendah;

d. Kawasan rawan gerakan tanah di Gunung Lokon KotaTomohon, Gunung Api Klabat di Kabupaten Minahasa Utara,dan Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan sertakawasan sekitar danau Tondano diKabupaten Minahasa Selatan;

e. Kawasan rawan banjir yang meliputi daerah muarasungai, dataran banjir dan dataran aluvial terutama disepanjang sungai di Manado, Bolaang Mongondow Utara,Bolaang Mongondow, Minahasa Tenggara, dan BolaangMongondow Timur.

Kawasan lindung geologi meliputi :a. Kawasan Cagar Alam Geologi yang terletak di Lahendong dan

sekitarnya di Tomohon sebagai kawasan yang memilikikeunikan geologi, Leilem dan sekitarnya di Minahasa danBukit Kasih Kanonang Kawangkoan di Minahasa, KawasanCagar Alam Geologi yang memiliki keunikan proses geologiberupa kemunculan solfatara dan fumarol yang terletak diGunung Awu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung BanuaWuhu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Ruang diKabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Karangetang diKabupaten Kepulauan Sitaro, Gunung Tangkoko di KotaBitung, Gunung Mahawu di Kota Tomohon, Gunung LokonEmpung di Kota Tomohon dan Gunung Soputan diKabupaten Minahasa Selatan.

b. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi, yang meliputi 9(sembilan) gunung berapi aktif, yaitu:

1. Gunung Awu, dengan ketinggian kurang lebih 1.320 mdpl, berada di bagian utara Kepulauan Sangihe danGunung Mahangetang (dibawah laut) di Kec. Tatoareng,serta Gunung Api Bawah Laut P. Lipang, Kec. Marore,Kepulauan Sangihe;

2. Gunung Karangetang, dengan ketinggian kurang lebih1.827 m dpl, berada di bagian utara Pulau Siau

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 20

(Kepulauan Siau Tagulandang Biaro);3. Gunung Ruang, dengan ketinggian kurang lebih 714 m

dpl dan Gunung Submarine Banua Wuhu di KecamatanTamako Kabupaten Kepulauan Sangihe;

4. Gunung Soputan di Minahasa Selatan;5. Gunung Lokon, dengan ketinggian kurang lebih 1.580 m

dpl dan Gunung Mahawu, dengan ketinggian kuranglebih 1.311 m dpl di Tomohon;

6. Gunung Ambang, dengan ketinggian kurang lebih1.689 m dpl di Bolaang Mongondow;

7. Gunung Tangkoko di Bitung;8. Gunung Sub Marine 1922 di Kabupaten KepulauanSangihe;9. Gunung Karakelang, di Kabupaten Kepulauan Talaud.

c. Kawasan Rawan Gempa Bumi meliputi kawasan yangterletak di zona patahan aktif, yaitu: Sesar Amurang -Belang, Sesar Ratatotok, Sesar Likupang, Selat Lembeh, Sesaryang termasuk dalam sistem sesar Bolaang Mongondow, dansesar Manado – Kema..

d. Kawasan Rawan Gelombang Tsunami meliputi daerahpesisir pantai dengan elevasi rendah dan/atau berpotensiatau pernah mengalami tsunami yang tersebar diseluruhwilayah provinsi.

Kawasan perubahan peruntukan yang berdampak penting dancakupan yang luas serta bernilai strategis (DPCLS), meliputi :

a. Kabupaten Bolaang Mongondow dengan luasan kuranglebih 222.98 Ha;

b. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan luasankurang lebih10.17 Ha;

c. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luasankurang lebih 59.40 Ha;

d. Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan luasan kurang lebih4.96 Ha;

e. Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro denganluasan kurang lebih 65.21 Ha;

f. Kabupaten Minahasa Selatan dengan luasan kuranglebih 92.90 Ha;

g. Kabupaten Minahasa Utara dengan luasan kuranglebih 103.62 Ha;

h. Kota Bitung dengan luasan kurang lebih 52.46 Ha;i. Kota Manado dengan luasan kurang lebih 91.46 Ha.

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 21

b. Kawasan BudidayaPenetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untukmemberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidayasesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikanoptimasi pemanfaatannya.

2.1.2. Potensi Pengembangan WilayahPotensi pengembangan wilayah sebagaimana yang sudah dikaji dalamRencana Tata Ruang Wilayah provinsi Sulawesi Utara Berdasarkandeskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yangmemiliki potensi untuk dikembangkan. Kawasan Budidaya denganluasan 745.291 Ha meliputi :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;b. kawasan peruntukan hutan rakyat;c. kawasan peruntukan pertanian;d. kawasan peruntukan perikanan;e. kawasan peruntukan pertambangan;f. kawasan peruntukan industri;g. kawasan peruntukan pariwisata;h. kawasan peruntukan permukiman;i. kawasan peruntukan lainnya;j. Kawasan pesisir dan pulau - pulau kecil;k. Kawasan pulau-pulau kecil terluar.

2.1.2.1. Kawasan Hutan Yang Dapat Dikonversi

Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi :a. Kawasan hutan produksi terbatas, yaitu Kawasan

Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di ProvinsiSulawesi Utara dengan luas kurang lebih 213.836 Ha dari luasProvinsi, meliputi: HPT Salibabu I & II, HPT Kabaruan di PulauSalibabu, Kepulauan Talaud; HPT Pulau Bangka, HPT PulauTalise, HPT Gunung Wiau, HPT Saoan di Minahasa Utara;HPT Gunung Tatawiran dan HPT Gunung Insarang di Minahasadan Tomohon; HPT Kayuwatu di Minahasa; HPT Sungai Togop,HPT Gunung Surat , HPT Gunung Sinonsayang, HPT GunungSimbalang, dan HPT Gunung Mintu di Minahasa Selatan; HPTSungai Ayong-Lobong, HPT Sungai Andagile – Sungai Gambuta– Sungai Biau, HPT Molibagu-Pinolosian-Kombot, HPT SungaiTanganga – Sungai Salongo – Sungai Molibagu, HPT SungaiDumoga, HPT Mintu, dan HPT Gunung Bumbungon diBolaang Mongondow.

b. Kawasan hutan produksi tetap, yaitu Kawasan PeruntukanHutan Produksi Tetap (HP) di wilayah Provinsi dengan luaskurang lebih 65.415 Ha dari luas provinsi, yang meliputi : HPTetap Sungai Ranoyapo I di Minahasa Selatan; dan HP SungaiIlangan I & II, Sungai Pililahunga – Sungai Milangodaa,Mataindo, Matabulu, Inobonto-Poigar, Ongkak Mongondow di

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 22

Bolaang Mongondow.c. Kawasan hutan yang dapat dikonversi, yaitu Kawasan

Peruntukan Hutan Produksi dapat dikonversi (HPK) Bintauna diBolaang Mongondow luas kurang lebih 14.867 Ha dari luaswilayah Provinsi.

Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat direncanakan pada lahan-lahanyang tidak dimanfaatkan dan menanaminya dengan tanaman-tanaman yang dapat berfungsi ganda, seperti sebagai penghasilbuah, penghasil kayu dan lain-lain yang sekaligus juga berfungsiekologis. Rencana pengembangan kawasan hutan rakyatdilaksanakan pada kebun Raya Minahasa di Minahasa dan TamanHutan Rakyat Gunung Tumpa di Manado dan Minahasa Utara.

2.1.2.2. Kawasan Peruntukan PertanianKawasan Peruntukan Pertanian, terdiri dari Kawasan peruntukantanaman pangan, Kawasan peruntukan hortikultura, Kawasanperuntukan perkebunan; d. Kawasan peternakan dan KawasanLahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). PengembanganKawasan Peruntukan Pertanian, berupa Kawasan Agropolitandi Klabat Minahasa Utara, Kawasan Agropolitan Rurukan diTomohon, Kawasan Agropolitan Pakakaan di Minahasa, KawasanAgropolitan Modoinding di Minahasa Selatan, Kawasan AgropolitanDumoga di Bolaang Mongondow, Kawasan Agropolitan Dagho diKepulauan Sangihe, Kawasan Agropolitan Siau di Kepulauan SiauTagulandang Biaro, dan kawasan peternakan di seluruh provinsidengan pengembangan infrastruktur penunjang jaringantransportasi darat, laut, udara, jaringan sumber daya air, jaringanenergi, jaringan telekomunikasi, pasar komoditas, sentraproduksi, rumah potong hewan, pasar ternak, dan jaringanpemasaran;

Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan, tersebar di seluruhwilayah provinsi, terdapat di :

a. Dumoga, Lolayan dan Lolak di Kab. Bolaang Mongondow;b. Bintauna - Bolangitang di Kab. Bolaang Mongondow Utara;c. Dimembe di Minahasa Utara;d. Tondano di Minahasa;e. Tumpaan di Manahasa Selatan;f. Seluruh Kabupaten dan kota yang memiliki lahan

berpotensi untuk pengembangan budidaya tanamanpangan.

Kawasan Peruntukan Hortikultura, terdiri dari :a. Budidaya tanaman sayur-sayuran jenis dataran tinggi

(kubis, wortel, kentang, buncis, bawang daun) di Minahasa,Minahasa Selatan, Tomohon dan di dataran tinggiBolaang Mongondow, Modoinding, Modayag dan Passi

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 23

Kabupaten Bolaang Mongondow (MODASI);b. Budidaya tanaman rambutan dikembangkan di Minahasa

Selatan dan Minahasa Utara;c. Budidaya tanaman buah salak dikembangkan di Siau

Tagulandang Biaro dan Minahasa Tenggara;d. Budidaya tanaman mangga, duku/langsat, durian

dan pisang dikembangkan di Minahasa Utara, MinahasaSelatan, Minahasa Tenggara, dan Bolaang Mongondow;

e. Budidaya tanaman semangka dikembangkan di MinahasaSelatan dan Minahasa Tenggara;

f. Budidaya tanaman nanas dikembangkan di BolaangMongondow dan Minahasa Selatan;

g. Budidaya tanaman matoa dikembangkan di BolaangMongondow, Bolaang Mongondow Selatan, BolaangMongondow Timur dan Bolaang Mongondow Utara.

Kawasan Peruntukan Pertanian, berupa kawasan Agropolitan :a. Klabat Minahasa Utara;b. Pakakaan di Minahasa;c. Agropolitan Modoinding;d. Dumoga di Bolaang Mongondow;e. Dagho di Kepulauan Sangihe;f. Siau di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro;g. Tombatu di Minahasa Tenggara.

Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) denganluas kurang lebih 405.000 Ha, terdiri dari :a. Lahan sawah eksisting dengan luas kurang lebih

52.236,24 Ha, meliputi:1. Minahasa, luas kurang lebih 7.576,91 Ha;2. Minahasa Selatan, luas kurang lebih 5.390,88 Ha;3. Minahasa Utara, luas kurang lebih 3.146,09 Ha;4. Minahasa Tenggara, luas kurang lebih 2.977,78 Ha;5. Bolaang Mongondow, luas kurang lebih 22.099,19 Ha;6. Bolaang Mongondow Utara, luas kurang lebih 5.730,64

Ha;7. Bolaang Mongondow Timur, luas kurang lebih 1.655,75

Ha;8. Bolaang Mongondow Selatan, luas kurang lebih 1.331,63

Ha;9. Kepulauan Sangihe, luas kurang lebih 9,10 Ha;10. Kepulauan Talaud, luas kurang lebih 212,14 Ha;11. Kota Manado, luas kurang lebih 79,96 Ha;12. Kota Bitung, luas kurang lebih 79,39 Ha;13. Kota Tomohon, luas kurang lebih 675,68 Ha;14. Kota Kotamobagu, luas kurang lebih 1.271,14 Ha.

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 24

b. Lahan sawah cadangan dengan luas kurang lebih55.124,73 Ha, meliputi:1. Bolaang Mongondow, luas kurang lebih 18.818,25 Ha;2. Bolaang Mongondow Selatan, luas kurang lebih 8.594,23

Ha;3. Bolaang Mongondow Timur, luas kurang lebih 400,69 Ha;4. Bolaang Mongondow Utara, luas kurang lebih 5.090,31

Ha;5. Minahasa, luas kurang lebih 2.569,55 Ha;6. Minahasa Selatan, luas kurang lebih 8.409,32 Ha;7. Minahasa Tenggara, luas kurang lebih 6.884,42 Ha;8. Minahasa Utara, luas kurang lebih 4.357,96 Ha.

c. Lahan kering (holtikultura, tanaman pangan,agropolitan dan peternakan), tersebar diseluruh Kabupaten /Kota di Provinsi Sulawesi Utara.

2.1.2.3. Kawasan Peruntukan Perkebunan

Kawasan Peruntukan Perkebunan, tersebar di seluruh wilayahprovinsi, dengan komoditas perkebunan yang dikembangkan adalahkelapa, cengkeh, pala, cacao/coklat 13 komoditi, vanili dan kopi,jambu mente, casievera, lada, kemiri, aren, jarak pagar, pisangabaka, kelapa sawit (Bolaang Mongondow dan Bolaang MongondowUtara), sedangkan Kawasan Peruntukan Peternakan meliputikawasan peruntukan peternakan unggas, kawasan peruntukanpeternakan sapi, kawasan peruntukan peternakan kuda, dankawasan peruntukan peternakan babi.

Kawasan peruntukan peternakan unggas berupa ayam kampung,ayam potong, bebek, dan angsa tersebar di seluruhKabupaten/Kota di wilayah Provinsi. Kawasan peruntukanpeternakan sapi dan kuda berada di Minahasa, Minahasa Utara,Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Tomohon, BolaangMongondow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang MongondowSelatan dan Bolaang Mongondow Timur. Kawasan peruntukanpeternakan babi berada di Minahasa, Minahasa Utara, MinahasaTenggara, Minahasa Selatan, Tomohon, Manado, Bitung,Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan SiauTagulandang Biaro.

Kawasan perkebunan komoditi unggulan mencakup :

a. Cengkeh : Kabupaten Minahasa, Kabupaten MinahasaUtara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten MinahasaTenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, danKabupaten Bolaang Mongondow Selatan;

b. Kelapa : Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa,

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 25

Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara,Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan KabupatenBolaang Mongondow;

c. Kakao : Bolaang Mongondow, Kabupaten BolaangMongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatandan Bolaang Mongondow Timur;

d. Pala : Kabupaten Minahasa Utara, KabupatenKepulauan Siau Tagulandang Biaro, KabupatenKepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

2.1.2.4. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan Peruntukan Perikanan terdiri dari :kawasanperuntukan perikanan tangkap; kawasan peruntukan budidayaperikanan; kawasan pengolahan ikan; Kawasan industrialisasiperikanan; Kawasan minapolitan; Kawasan konservasi.

Kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi sepanjang pesisirlaut yang terdapat di Kepulauan Talaud, Kepulauan Sangihe,Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Manado, Bitung, MinahasaUtara, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow,Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Selatan,BolaangMongondow Timur, dan Minahasa. Pengelolaan ruang wilayah lautdilakukan melalui penetapan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil.

Kawasan peruntukan budidaya perikanan (perikanan budidayaikan dan rumput laut) meliputi sepanjang pesisir laut di Manado,Bitung, Minahasa Utara, Tomohon (Budidaya Air Tawar) MinahasaTenggara, Minahasa Selatan, Minahasa, Bolaang Mongondow,Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Selatan,Mongondow Timur, Kotamobagu (Budidaya Air Tawar) danDanau Tondano (Budidaya Air Tawar) di Minahasa, Sangihe,Sitaro, Talaud.

Kawasan pengolahan ikan berupa pelabuhan perikanan meliputiPelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, PelabuhanPerikanan Pantai (PPP) Dagho di Kepulauan Sangihe dan PPPTumumpa di Manado, Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Amurang diMinahasa Selatan, PPI Belang di Minahasa Tenggara, PPI Boroko diBolaang Mongondow Utara, PPI Dodepo di Bolaang MongondowSelatan, PPI Kema, PPI Likupang, PPI Wori di Minahasa Utara, PPIKali Jengki di Manado, dan PPI di Kepulauan Talaud.

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 26

Kawasan industrialisasi perikanan terdapat di : Kepulauan Talaud,Kepulauan Sangihe, Minahasa Utara, Sitaro, Mando, Tomohon,Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow,Bitung, Minahasa, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Timur,Kotamobagu, Bolaang Mongondow Selatan.Pengelolaan dan pengembangan Kawasan Minapolitanmeliputi:

a. Existing : Kepulauan Sangihe, Manado, Minahasa Utara,Bolaang Mongodow Utara, Minahasa Selatan,Bitung, Minahasa, Minahasa tenggara, BolaangMongondow;

b. Proyeksi : Kepulauan Talaud, Kepulauan Sitaro, BolaangMongondow Selatan, Bolaang MongondowTimur.

Pengembangan Kawasan Konservasi meliputi : Konservasi LautMane’e di Pulau Intata Kepulauan Talaud, Kawasan KonservasiLaut Daerah di Kepulauan Sangihe, Kawasan Konservasi LautDaerah di Sitaro, Konservasi Terumbu Karang di Malayang- –Kalasey, Konservasi Terumbu Karang Minahasa Utara (Desa Bahoi),Bolaang Mongondow Utara (Proyeksi), Kawasan Konservasi LautDaerah di Minahasa Selatan (Desa Blongko, Kecamatan TatapaanDesa Wawontulap sampai Arakan), Bolaang Mongondow, Bitung,Konservasi Penyu di (Kecamatan Kombi desa Toloun sampaiParentek) Minahasa (Proyeksi), Minahasa Tenggara (DesaTumbak dan Desa Bentenan), Bolaang Mongondow Timur,Bolaang Mongondow Selatan.

2.1.2.5. Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan Peruntukan Pertambangan terdiri dari :a. kawasan peruntukan pertambangan meliputi mineral

logam, mineral bukan logam dan batuan;b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi;c. kawasan peruntukan pertambangan panas

bumi;d. Kawasan strategis pertambangan provinsi.Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam terdiri

dari :a. Nikel Kromit terdapat di Kabupaten Kepulauan Talaud – Pulau

Rainis;b. Timah Hitam terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe - Pulau

Lipang;c. Emas terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow

(Lolayan dan Dumoga); Kabupaten Bolaang MongondowSelatan (Bolaang Uki); Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 27

(Modayag dan Kotabunan); Kabupaten Minahasa Selatan(Motoling Timur, Tompaso Baru, Tatapaan, Ranoyapo,Amurang Barat dan Tenga); Kabupaten Minahasa Tenggara(Ratotok); Kabupaten Minahasa (Pineleng); KabupatenMinahasa Utara (Likupang Timur dan Likupang Barat,Kecamatan Talawaan dan Kecamatan Dimembe); KabupatenKepulauan Sangihe (Tabukan Selatan Tenggara, TabukanSelatan Tengah, Tabukan Selatan, Manganitu Selatan danTamako);

d. Bijih Besi terdapat di Kabupaten Bolaang MongondowUtara (Bolangitang); Kabupaten Minahasa Utara (LikupangTimur); dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro(Siau Barat Selatan); Manganitu Selatan;

e. Pasir Besi / Pasir Besi Titan terdapat di Kabupaten BolaangMongondow (Lolak, Inobonto/Lolan, Poigar); KabupatenBolaang Mongondow Utara (Sangkup/Busingo, Bintauna);Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Kotabunan);Kabupaten Minahasa Selatan (Kecamatan Tenga desaMoinit, Sapa, Molinou, Sidate, Kecamatan Sinonsayang desaPoigar); Kabupaten Minahasa Tenggara (Belang); KabupatenMinahasa (Kecamatan Tombariri – Pantai, Poopoh dan Teling);Kabupaten Kepulauan Talaud (Kecamatan Karakelang, PulauSalibabu, Melonguane, Beo, Essang, Tampanama); KabupatenKepulauan Sangihe (Tabukan Utara, Kendahe, TabukanSelatan, Tabukan Selatan Tengah, Manganitu, TabukanTengah); Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro(Tagulandang); bagian utara Pulau Sangihe Besar dan PulauTagulandang;

f. Mangan terdapat di Kabupaten Bolaang MongondowUtara dan Kabupaten Minahasa Utara (Likupang Barat);

g. Barit terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe (TabukanSelatan); dan Belerang terdapat di Kabupaten BolaangMongondow (Modayag); Kabupaten Minahasa Selatan (KotaMenara) dan Kota Tomohon (Rurukan).

Kawasan Strategis Pertambangan Provinsi, meliputi :a. Minahasa Utara - Bitung (Mineral Logam, Mineral Bukan

logam, Batuan dan Panas Bumi);b. Manado – Minahasa Utara (Mineral Logam, Mineral Bukan

logam dan Batuan)c. Minahasa Selatan – Minahasa Tenggara (Mineral Logam,

Mineral Bukan logam dan Batuan);d. Minahasa – Minahasa Utara (Mineral Logam, Mineral

Bukan logam, Batuan dan Panas Bumi);e. Bolaang Mongondow Timur – Minahasa Tenggara (Mineral

Logam, Mineral Bukan logam dan Batuan);f. Bolaang Mongondow – Bolaang Mongondow Timur –

Bolaang Mongondow Selatan – Kota Kotamobagu (Mineral

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 28

Logam, Mineral Bukan logam, Batuan dan Panas Bumi); dang. Minahasa Selatan – Bolaang Mongondow (Mineral Logam,

Mineral Bukan logam dan Batuan).

2.1.2.6. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan Peruntukan Industri Wilayah Provinsi, terdiri dari :a. kawasan peruntukan industri besar meliputi Kauditan -

Bitung - Kema (KABIMA) di Minahasa Utara dan Bitung sertakawasan industri terpadu Bitung di Bitung;

b. kawasan peruntukan industri sedang berupa Kawasan Kapitu-Amurang di Minahasa Selatan;

c. kawasan peruntukan industri kecil dan menengah (IKM)tersebar di seluruh Kabupaten/Kota wilayah Provinsi; dan

d. kawasan pendukung kawasan ekonomi khusus Tanjung MerahBitung, di Likupang, Minahasa Utara, Tahuna – PettaKepulauan Sangihe, Melonguane - Lirung Kepulauan Talaud,Ratatotok – Lakban Minahasa Tenggara, Amurang MinahasaSelatan, Inobonto Labuan Uki BolaangMongondow, Tomohon.

2.1.2.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari kawasan pariwisatabudaya, kawasan pariwisata alam, kawasan pariwisata buatan; danKawasan pariwisata yang bernilai strategis nasional. Kawasanpariwisata budaya berupa pengembangan kawasan wisata budayaBukit Tengkorak Pulau Makalehi di Kepulauan Siau, Tagulandang,Biaro.Kawasan pariwisata alam, terdiri dari :

a. Kawasan wisata, yaitu :1. Kawasan wisata Malalayang – Kalasey (Malasey)

Manado dan Minahasa;2. Kawasan wisata Danau Tondano dan sekitarnya di

Minahasa;3. Kawasan wisata Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano di

Minahasa, Minahasa Utara dan Manado;4. Kawasan wisata/koridor wisata Manado – Wori – Likupang

– Lembeh di Manado, Minahasa Utara dan Bitung.b. Pengembangan kawasan wisata, yaitu :

1. pengembangan kawasan wisata pantai Manado-Minahasa-Bitung Pantai Utara (MAHABINTURA),meliputi: Wawontulap-Tanawangko- Tasik-Ria-Boulevard-Manado-Tanjung-Pisok-Likupang-TanjungPulisan Karondoran-Selat Lembeh-Bitung-TanjungMerah-Tasikoki- Batu Nona-Kema;

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 29

2. pengembangan kawasan wisata bahari di dalamkawasan Taman Nasional Laut Bunaken;

3. pengembangan kawasan ekowisata di kawasanTaman Nasional Dumoga Nani Warta Bone;

4. pengembangan kawasan wisata Kota Pantai danekowisata Manado;

5. pengembangan kawasan wisata Kota Bahari dan wisatalaut : Pulau Ruang, Pulau Para, Pulau Mahoro, PulauTagulandang dan Gunung Api Bawah Laut Mahangetang;

6. pengembangan kawasan wisata Pulau di Perbatasanantar negara, yaitu : Pulau Miangas, Marore danGugusan Pulau Nanusa, Intata - Kakorotan dan PulauBongkil, Pulau Makalehi, Pulau Mantehage.

Kawasan pariwisata buatan, terdiri dari :a. Pengembangan kawasan wisata Kota Bunga di Tomohon;b. pengembangan kawasan wisata Pulau Khusus

Ketangkasan, yaitu di Pulau Siladen Manado dan PulauGangga Minahasa Utara.

Kawasan pariwisata yang bernilai strategis nasional, yaituterdapat di Kawasan Pinabetengan dan Bukit Kasih Kanonang diKabupaten Minahasa.

2.1.2.8. Kawasan Peruntukan PemukimanKawasan Peruntukan Permukiman terdiri dari kawasanpermukiman perkotaan dan perdesaan; dan kawasan permukimanperkotaan dan perdesaan di kepulauan. Kawasan permukimanperkotaan dan perdesaan, terdiri dari :

a. klaster Manado - Airmadidi - Bitung;b. klaster Manado - Wori;c. klaster Manado - Tumpaan - Amurang;d. klaster Tondano - Eris - Kombi;e. klaster Tomohon - Kawangkoan - Tompaso;f. klaster Tomohon - Tondano - Airmadidi;g. klaster Manado - Pineleng - Tomohon;h. klaster Airmadidi - Tatelu - Likupang;i. klaster Amurang - Poigar - Inobonto;j. klaster Amurang - Motoling - Tompaso Baru;k. klaster Amurang - Kawangkoan;l. klaster Kotamobagu - Dumoga;m. klaster Kotamobagu - Tompaso Baru;n. klaster Kotamobagu - Inobonto;o. klaster Lolak - Bolang Itang - Boroko;p. klaster Lolak - Kotamobagu - Dumoga;q. klaster Dumoga - Molibagu - Pinolosian;r. klaster Pinolosian - Kotabunan - Belang;s. klaster Tompaso - Ratahan - Belang; dan

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 30

t. klaster Belang - Atepoko - Kema.

Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan dikepulauan, terdiri dari :

a. klaster P. Bunaken - P. Manado Tua - P. Nain - Manado;b. klaster P. Talisei - P. Bangka - Likupang;c. klaster P. Siau - P. Tagulandang - P. Biaro;d. klaster Tahuna – Tatoareng – Dagho - Manalu;e. klaster P. Marore - P. Kawaluso (perbatasan);f. klaster Kepulauan Nanusa;g. klaster Kabupatenaruan - Salibabu -Karakelang; danh. klaster Miangas.

2.1.2.9. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya meliputi:a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; danb. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Kawasan peruntukan pertahaan dan keamanan meliputi:a. Kawasan Pertahanan :

1. Komando Daerah Militer (KODAM) di Manado;2. Komando Resor Militer (KOREM 131 Santiago);3. Komando Distrik Militer (KODIM) yang tersebar di

Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi;4. Batalyon Artileri Medan (YON ARMED) Lalow

di Bolaang Mongondow;5. Kompi Kavaleri Serbu (KI KAVSER) Ilo-ilo Wori di

Minahasa Utara;6. Kompi Senapan B Batalyon Infantri (Yonif) 712

Wiratama Airmadidi di Minahasa Utara;7. Gudang Amunisi TNI Angkatan Darat, di Tomohon;8. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (LANTAMAL) di

Manado;9. Pangkalan TNI Angkatan Laut (LANAL) di Bitung; dan10. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (LANTAMAL) Wori

di MinahasaUtara;11. Pangkalan TNI Angkatan Laut (LANAL) Melonguane di

Kepulauan Talaud;12. Pos TNI Angkatan Laut (POSAL) di Kabupaten Bolaang

Mangondow Timur;13. Pos TNI Angkatan Laut (POSAL) di Kabupaten Bolaang

Mangondow;14. Pangkalan TNI Angkatan Udara (LANUD) Bandar

Udara Sam Ratulangi di Manado;15. Pangkalan TNI Angkatan Udara (LANUD) di Talawaan

Kabupaten Minahasa Utara;16. Batalion Paskhas TNI Angkatan Udara di Talawaan

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 31

Kabupaten minahasa Utara;17. Detasemen TNI Angkatan Udara Melonguane di

Kabupaten Kepulauan Talaud;18. Detasemen TNI Angkatan Udara Miangas di Kabupaten.

Kepulauan Talaud;19. Detasemen PASKHAS TNI Angkatan Udara di desa

Kalawiran Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa;20. Daerah Latihan Tempur TNI Angkatan Udara di desa

Kalawiran Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa;21. Pusat Latihan Olahraga Dirgantara / Federasi

Aerosport seluruh Indonesia di desa KalawiranKecamatan Kakas Kabupaten Minahasa;

22. Daerah Latihan SAR dan Survival di desa ToulimembetKecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.

b. Kawasan Keamanan :1. Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada dalam

tingkatan Kecamatan/Kota/Polsek KP3/Polsek Bandara;2. Kepolisian Resorth yang berada di tingkat

kabupaten/kota dalam wilayah provinsi.3. Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (POLDA) Manado.4. Markas Komando Sat Brimob di Desa Kalasey II

Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa;5. Detasemen A Brimob di Kelurahan Paniki BAwah

Kecamatan Mapanget Kota Manado;6. Subden A Brimob di Talaud;7. Subden B Brimob (akan ditentukan kemudian lokasinya)8. Subden C Brimob di Ratatotok;9. Detasemen B Brimob di Kabupaten Bolmong;10. Subden A Brimob di Bolmong;11. Subden B Brimob di Dumoga;12. Subden C Brimob (akan ditentukan kemudian lokasinya)13. Detasemen C Brimob di Bolmut;14. Detasemen Gegana Brimob (akan ditentukan kemudian

lokasinya);15. Detasemen Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) (akan

ditentukan kemudian lokasinya);16. Sekolah Polisi Negara di Daerah Mapanget Kota Manado;17. Puslabfor di desa Maumbi Kabupaten Minahasa Utara;18. Direktorat Polisi Perairan di Bitung;19. Sat Polair di Sindulang Manado;20. Sat Polair di Tahuna; dan21. Sat Polair di Talaud.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berada di Kecamatan Matuaridi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Tanjung Merah, KelurahanManembo-nembo dan Kelurahan Sagerat, luas kurang lebih 534 Ha.

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 32

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Wilayah rawan bencana sebagaimana sudah diidentifikasidalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara 2014-2034 dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kawasan Rawan Gempa yang meliputi seluruh wilayah provinsiyaitu kawasan yang berada di sekitar wilayah patahan lempengkulit bumi terluar

2. Kawasan rawan tanah longsor meliputi:- Kepulauan Sangihe, Kepualuan Siau Tagulandang Biaro

Manganitu, Siau Timur dan Tamako.- Manado; Kecamatan Wanea, kecamatan Singkil,

Kecamatan Tuminting, kecamatan Tikala, KecamatanMapanget, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Malalayangdan Kecamatan Wenang.

- Jalur jalan Manado-Amurang- Jalur Jalan Manado-Tomohon- Jalur Jalan Noongan-Ratahn-Belang (Minahasa Tenggara)- Torosik (Bolaang Mongondow Selatan

3. Kawasan rawan gelombang pasang meliputi pesisir pantai utaradan selatan Provinsi yang memiliki elevasi rendah.

4. Kawasan rawan gerakan tanah meliputi Gunung Lokon KotaTomohon, Gunung Api Klabat Minahasa utara dan GunungSoputan di Kabupaten Minahasa Selatan serta Kawasan sekitardanau Tondano di Kabupaten Minahasa.

5. Kawasan Rawan banjir, yang meliputi daerah muara sungai,dataran banjir dan dataran alluvial terutama di sepanjangsungai di Manado, Bolaang mongondow Utara, BolaangMongondow, Minahasa Tenggara dan Bolaang mongondowTimur.

6. Kawasan cagar alam geologi yang terletak di Lahendong dansekitarnya di Tomohon sebagai kawasan yang memilikikeunikan geologi, Leilem dan sekitarnya di Minahasa dan BukitKasih Kanonang Kawangkoan di Minahasa, Kawasan CagarAlam Geologi yang memiliki keunikan proses geologi berupakemunculan solfatara dan fumarol yang terletak di GunungAwu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Banua Wuhu diKabupaten Kepulauan Sangihe, Gunung Ruang di KabupatenKepulauan Sangihe, Gunung Karakelang di KabupatenKepulauan Talaud, Gunung Tangkoko di Kota Bitung, GunungMahawu di Kota Tomohon, Gunung Lokon Empung di Kota

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 33

Tomohon dan Gunung Soputan di Kabupaten MinahasaSelatan.

7. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi, yang meliputi 9(sembilan) gunung berapi aktif, yaitu: Gunung Awu, denganketinggian kurang lebih 1.320 m dpl, berada di bagian utaraKepulauan Sangihe dan Gunung Mahangetang (dibawah laut) diKec. Tatoareng, serta Gunung Api Bawah Laut P. Lipang, Kec.Marore, Kepulauan Sangihe; Gunung Karangetang, denganketinggian kurang lebih 1.827 m dpl, berada di bagian utaraPulau Siau (Kepulauan Siau Tagulandang Biaro); GunungRuang, dengan ketinggian kurang lebih 714 m dpl dan GunungSubmarine Banua Wuhu di Kecamatan Tamako KabupatenKepulauan Sangihe; Gunung Soputan di Minahasa Selatan;Gunung Lokon, dengan ketinggian kurang lebih 1.580 m dpldan Gunung Mahawu, dengan ketinggian kurang lebih 1.311 mdpl di Tomohon; Gunung Ambang, dengan ketinggian kuranglebih 1.689 m dpl di Bolaang Mongondow; Gunung Tangkoko diBitung; Gunung Sub Marine 1922 di Kabupaten KepulauanSangihe; dan Gunung Karakelang, di Kabupaten KepulauanTalaud.

8. Kawasan Rawan Gempa Bumi meliputi kawasan yang terletakdi zona patahan aktif, yaitu: Sesar Amurang - Belang, SesarRatatotok, Sesar Likupang, Selat Lembeh, Sesar yang termasukdalam sistem sesar Bolaang Mongondow, dan sesar Manado -Kema.

9. Kawasan Rawan Gelombang Tsunami meliputi daerah pesisirpantai dengan elevasi rendah dan/atau berpotensi atau pernahmengalami tsunami yang tersebar diseluruh wilayah provinsi.

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi berfungsiuntuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tataruang wilayah provinsi, menghindari penggunaan lahan yang tidaksesuai dengan rencana tata ruang, menjaga keseimbangan dankeserasian peruntukan ruang, sebagai alat pengendali pengembangankawasan, mencegah dampak pembangunan yang merugikan; danuntuk melindungi kepentingan umum.

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 34

2.1.4. DEMOGRAFI

2.1.4.1. Jumlah Penduduk

Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2015 berjumlah 2.412.118jiwa. Jika dibandingkan pada periode awal RPJMD sebelumnya, padatahun 2010 terdapat 2.270.596 jiwa. Dikaitkan dengan luas wilayahyang ada, terlihat adanya ketimpangan penyebaran penduduk dimana Kota Manado sekitar 19,5% dari jumlah penduduk SulawesiUtara hanya memiliki 1,04% luas wilayah Sulawesi Utara. Di sisi lain,Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang memiliki penduduksebesar 2,3%, mendiami 11,68% wilayah Sulawesi Utara.

Kota Manado merupakan wilayah yang terbanyak penduduknyadibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Utaradengan jumlah penduduk sebanyak 425 634 orang, disusul olehKabupaten Minahasa sebanyak 329 003 orang, dan KabupatenBolaang Mongondow sebanyak 233 189 orang.

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 35

Tabel 2.5.Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara, 2005-2015Kabupaten/Kota

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 *)Regency/City

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

01. BolaangMongondow

431 725 437 089 442415

458008

463145

474908

485222

298271

302393

196263

213484

215904

220093

224400

229604

233 189

02. Minahasa 787 952 795 351 801776

827877

834640

288539

293081

296142

298179

300226

310384

313892

316884

319945

325680

329 003

03. KepulauanSangihe

261 948 262 090 262060

269644

193110

191102

191631

130129

130290

130449

126100

127520

128732

129008

129103

129 584

04. KepulauanTalaud

- - - - 78944

74512

74660

74786

74892

74997

83434

84 378 85171

85984

87922

88 803

05. MinahasaSelatan

- - - - - 275997

276928

182017

182292

182818

195553

197755

198901

200072

203317

204 983

06. Minahasa Utara - - - - - 165758

170340

172690

174455

176480

188904

191036

193906

196842

196419

198 084

07. BolaangMongondow Utara

- - - - - - - 79042

80134

80508

70693

71 564 71530

71570

75290

76 331

08. Kepulauan Sitaro - - - - - - - 61576

61652

61781

63801

64 516 64575

64744

65284

65 582

09. MinahasaTenggara

- - - - - - - 95002

95145

95525

100443

101575

101761

102226

103818

104 536

10. BolaangMongondow Selatan

- - - - - - - - - 52122

57001

57 648 58762

59908

61177

62 222

11. BolaangMongondow Timur

- - - - - - - - - 59401

63654

64 370 65511

66677

67824

68 692

71. Manado 377 949 382 834 388435

410870

416771

405715

417654

424111

429149

434845

410481

415114

417483

419596

423257

425 634

72. Bitung 141 297 144 885 149385

161421

167625

163837

169243

174003

178266

180618

187652

189920

193956

198257

202204

205 675

73. Tomohon - - - - - 80649

81882

82684

83200

83718

91553

92 583 93857

95157

98686

100 373

74. Kotamobagu - - - - - - - 116357

117965

119105

107459

108891

108794

109141

117019

119 427

Sulawesi Utara 2 000871

2 022249

2 044071

2 127820

2 154234

2 121017

2 160641

2 186810

2 208012

2 228856

2 270596

2 296666

2 319916

2 343527

2386604

2 412118

Sumber : BPS sulut 2015

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 36

Tabel 2.3 memperlihatkan Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalahwilayah yang paling sedikit jumlah penduduknya dibandingkan dengankabupaten/kota se-Sulawesi Utara yaitu sebanyak 61.177 orang. Sex Ratio PendudukSulawesi Utara sebesar 104,18 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 4% lebihbanyak dibanding jumlah penduduk perempuan. Jika dilihat per kabupaten/kota, sexratio terbesar berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yang 109,8. Hal iniberarti penduduk laki-laki lebih banyak 10% daripada penduduk perempuan.

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Sex Ratio,2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut olehmasyarakat Sulawesi Utara, pada tahun 2015 penduduk yang menaganutagama Islam sebanyak 797234 orang, yang beragama Kristen sebanyak1734783, penduduk beragama katolik sebanyak 167334, penduduk beragama

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 37

hindu sebanyak 26252 dan yang beragama budha sebanyak 24717 orang.Selengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Agama, 2015

Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang Dianut di Provinsi SulawesiUtara, 2015

Population by Regency/City and Religion in Sulawesi Utara Province, 2015

Kabupaten/KotaRegency/City

IslamIslam

ProtestanChristian

KatolikCatholic

HinduHindu

BudhaBuddha

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten/Regency1. BOLAANG

MONGONDOW176668 49783 3597 21144 513

2. MINAHASA 23163 413434 53245 623 298

3. KEPULAUAN SANGIHE 31648 95987 1721 28 253

4. KEPULAUAN TALAUD 2774 75725 4483 9 194

5. MINAHASA SELATAN 23111 168531 7191 42 1462

6. MINAHASA UTARA 35827 193846 20157 52 347

7. BOLAANGMONGONDOW UTARA

62045 15427 164 25 0

8. SIAU TAGULANDANGBIARO

2290 67755 1020 5 10

9. MINAHASATENGGARA

19056 89177 1426 6 3

10. BOLAANGMONGONDOWSELATAN

59090 2573 120 36 3

11. BOLAANGMONGONDOW TIMUR

47605 18949 3597 19 5

Kota/City1. MANADO 130517 289530 36816 2309 14327

2. BITUNG 87076 169575 8275 703 3739

3. TOMOHON 4040 65542 23482 119 1828

4. KOTAMOBAGU 92324 18949 2040 1132 1735

SULAWESI UTARA 797234 1734783 167334 26252 24717

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 38

Tabel. 2.8. Sebaran Jumlah Aparatur Sipil Negara (Asn) Berdasarkan Jenis Kelamin DiProvinsi/Kabupaten/Kota

NO. PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

A. Provinsi:

1 Sulawesi Utara 2.788 2.645 5.433

B. Kabupaten:

1 Kepulauan Talaud 1.746 2.905 4.651

2 Kepulauan Sangihe 1.928 2.845 4.773

3 Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro 865 1.703 2.568

4 Bolaang Mongondow 2.238 4.628 6.866

5 Bolaang Mongondow Utara 1.050 1.590 2.640

6 Bolaang Mongondow Selatan 818 1.095 1.913

7 Bolaang Mongondow Timur 902 1.110 2.012

8 Minahasa 2.193 3.000 5.193

9 Minahasa Tenggara 1.079 1.821 2.900

10 Minahasa Selatan 1.852 2.416 4.268

11 Minahasa Utara 1.358 2.625 3.983

C. Kota:

1 Kotamobagu 1.004 1.679 2.683

2 Tomohon 1.133 2.076 3.209

3 Bitung 1.403 2.516 3.919

4 Manado 2.729 5.152 7.881

JUMLAH 25.086 39.806 64.892

Tabel diatas menjelaskan sebaran Aparatur Sipil Negara di ProvinsiSulawesi Utara pada tahun 2015 dimana jumlah ASN mencapai 64.892 orang,terdiri dari 25080 ASN pria dan 39806 ASN perempuan. Dari angka ini dapatdisimpulkan bahwa tingkat pelayanan public di Sulawesi Utara yang diukurdari cakupan ketersediaan aparatur sipil Negara per jumlah pendudukdiperoleh angka 38. Hal ini berarti 1 ASN melayani 38 penduduk.

2.1.4.2. Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan penduduk Sulawesi Utara Tahun 2015 sebesar 46,6%,dimana 100 penduduk berusia kerja (produktif) menanggung 46 orang

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 39

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif. Menurut kabupaten/kotarasio ketergantungan yang paling tinggi adalah Kabupaten Bolaang MongondowSelatan sebesar 58,56%. Kemudian menyusul Kabupaten Minahasa Selatansebesar 58,15 dan yang terendah Kota Manado sebesar 43,99%. Periode 2015-2020 merupakan puncak bonus demografi Sulut (lihat grafis). Penduduk usiaproduktif 15 sampai 65 tahun, lebih banyak dari kelompok 0-15 tahun dan 65tahun ke atas. Bonus demografi ini bila dimanfaatkan optimal, bisa menjadikekuatan dahsyat Sulut untuk maju. Bonus demografi ini harus dimanfaatkandengan optimal. Karena penduduk usia produktif melebihi kelompok usia takproduktif. Periode 2015-2020 adalah puncak demografi Sulut. Namunsebaliknya, tanpa manajemen cerdas, maka bonus demografi ini malah bisamenimbulkan bencana. Karena jika penduduk usia produktif menganggur,maka memicu kemiskinan dan kriminalitas. Bonus penduduk ini bisa jadianugerah tetapi juga bisa jadi bencana jika tak dikelola dengan baik. Berdasardata Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Sulut telah masuk masa bonusdemografi sekira tahun 2003 (lihat grafis). Dan puncaknya pada 2015-2020. Dimasa ini, penduduk usia produktif Sulut melimpah jumlahnya. Banyakberkesempatan menghasilkan uang secara mandiri. Tak perlu bergantung padakeluarga atau orang lain. Sedangkan anak-anak, balita, remaja, dan oma opayang ditanggung hidupnya, jumlahnya tinggal sedikit. Misalnya, dari limaanggota keluarga, tiga orang bisa bekerja lalu menghasilkan uang. Dan duaanggota keluarga ditanggung hidupnya oleh tiga orang itu. Sebaliknya, periodesebelum atau sesudah masa bonus demografi, dari lima anggota keluarga, tigakeluarga tak bisa kerja. Sehingga dua yang kerja menanggung beban tigaanggota keluarga mereka. Rasio ketergantungan penduduk Sulut era ini dibawah 50 persen. Sedangkan penduduk produktif atau yang bisa bekerja lebihdari 50 persen. Saat angka ketergantungan di bawah 50 persen, maka saatitulah masa bonus demografi.

Bonus demografi Provinsi Sulawesi Utara akan dinikmati sekira 25sampai 30 tahun. Puncaknya pada 2015-2020 ini. Setelahnya, 2020 ke atas,rasio ketergantungan semakin besar. Sampai pada sekira tahun 2040, bonusdemografi Sulut berakhir. Puncak demografi saat ini, harus dimanfaatkandengan baik oleh pemerintah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan agarbonus demografi ini bisa bermanfaat. Pertama, suplai tenaga kerja yang besardan berkualitas. Sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraanmasyarakat. Kedua, perempuan harus semakin terdidik memasuki pasar kerja.Agar lebih banyak membantu peningkatan pendapatan keluarga. Ketigatabungan masyarakat yang meningkat harus diinvestasikan secara produktif.Dan keempat, kebijakan investasi pemerintah dan swasta yang membukalapangan kerja.

2.1.4.3. Laju Pertumbuhan PendudukLaju pertumbuhan penduduk Tahun 2000-2010 menurut data BPS provinsiSulawesi Utara dalam buku Sulut dalam Angka tahun 2015 sebesar 1,41%.Kota Bitung adalah daerah yang laju pertumbuhan penduduknua paling tinggi

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 40

dibandingkan kabupaten/kota lain di Sulawesi Utara yakni sebesar 2,99%,sedangkan yang terendah Kabupaten Sangihe dengan pertumbuhan minus0,09%. Kota Bitung memiliki karakteristik ekonomi industri serta merupakansasaran migrasi masuk, terlebih dengan ketersediaan lahan yang masihmemungkinkan untuk permukiman. Hal ini menyebabkan pengembangan areapermukiman di Kota Bitung maju dengan sangat pesat. Sebaliknya KotaManado yang merupakan pusat pertumbuhan penduduk di Sulawesi Utaramengalami kejenuhan pertumbuhan penduduk yakni hanya 0,92% yangdisebabkan oleh keterbatasan lahan. Pertumbuhan penduduk ke arahsuburban menyebabkan daerah Kabupaten Minahasa Utara sebagai daerahpertumbuhan tertinggi kedua setelah Kota Bitung yakni sebesar 2,49%.

2.1.4.4. Struktur KetenagakerjaanTahun 2015 menunjukkan fakta bahwa penduduk yang termasuk angkatankerja masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja. Demikian juga untukpenduduk yang termasuk angkatan kerja yaitu penduduk yang bekerja masihlebih banyak dari yang menganggur. Sedangkan struktur penduduk yangtermasuk bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang mengurus rumah tanggamasih menduduki tempat teratas, kemudian bersekolah dan lainnya (kegiatanselain mengurus rumah tangga maupun bersekolah). Struktur ketenagakerjaandi Sulawesi Utara pada Agustus 2015 menunjukkan adanya kenaikanjumlah angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan tingkat pengangguran.Jumlah angkatan kerja di banding Agustus2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Hal serupa terjadi pada pendudukyang bekerja, pada Agustus 2015 jika dibanding keadaan Agustus 2014mengalami kenaikan sebanyak 19,3 ribu orang . Sementara jumlah penganggurpada Agustus 2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jikadibanding keadaan Agustus 2014. Keadaan ketenagakerjaan di Sulawesi Utarapada semester satu tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan jumlahangkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, dan kenaikan tingkatpengangguran. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 bertambahsebanyak 124 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambahsebanyak 40,0 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yangbekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 109,7 ribu orang dibandingkeadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 38,9 ribu orang dibandingkeadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggurpada Februari 2014 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 14,0 ribu orang jikadibanding keadaan Agustus 2013, dan bertambah sebanyak 1,0 ribu orangdibanding keadaan Februari 2013. Dalam setahun terakhir, besaran TingkatPartisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tidak mengalami perubahan yang berarti.

Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 99,2 ribu orang, denganTingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahun terakhir mengalamikenaikan, dimana TPT Agustus 2014 sebesar 7,54 persen naik menjadi

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 41

sebesar 9,03 persen Agustus 2015. Hal ini disebabkan salah satunya karenaterjadinya penurunan penduduk yang bekerja di sektor industri terutama diindustri pertanian karena dampak kekeringan yang terjadi di hampir semuawilayah di Sulawesi Utara mengakibatkan hasil produksi pun menurun danberimbas pada dirumahkan (PHK) buruh/karyawan pada industri-industritersebut. Pada Agustus 2015, TPT untuk pendidikan Sekolah MenengahKejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 19,18 persen, disusul olehTPT Sekolah Menengah Atas sebesar 13,92 persen, sedangkan TPT terendahterdapat pada tingkat pendidikan SD kebawah yaitu sebesar 3,74 persen. Jikadibandingkan keadaan Agustus 2014 dan 2015, TPT hanya pada tingkatpendidikan universitas yang mengalami penurunan.

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi olehpenduduk bekerja berpendidikan SD kebawah sebanyak 347,0 ribu orang(34,70 persen) dan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 229,29 ribu orang(22,93 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 127,1ribu orang mencakup 24,08 ribu orang (2,41 persen) berpendidikan Diplomadan sebanyak 103,6 ribu orang (10,31 persen) berpendidikan Universitas.Kualitas penduduk yang bekerja tergolong baik ditunjukkan olehkecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SDkebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi(Diploma I/II/III dan Universitas). Penduduk bekerja berpendidikan rendahmenurun dari 353,2 ribu orang (36,02 persen) menjadi 347, 0 ribu orang(34,70 persen) dan penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari108,8 ribu orang (11,09 persen) pada Agustus 2014 menjadi 127,7 ribu orang(12,77 persen) pada Agustus 2015.

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 42

Tabel 2.9. Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2010 –Februari 2014 (000 jiwa)

STATUS Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Februari

Agustus Februari

Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

Agustus

Angkatan

Kerja

1.074,3

1.036,6

1.068,4

1.084.203

1.114,45

1.060,97 1.119,47 1.035,80 1.159,40

1.060.8

1.180.3

1.099.2

Bukan

Angkatan

Kerja

636,7 600,8 582,6- 575.611 553,4 638,103 596.000 593,6

Bekerja

(ribu jiwa)

961,6 936,9 970,2 990,7 1.048,12

977,0 1.036.270 965,50 1.075,20

980,8 1.077,7

1.000.0

Penganggur 112,6 99,6 98,2 93,5 92,7 80,8 83,20 70,30 84,20 80,0 102.6 99.2

Tingkat

Pengangguran

Terbuka (TPT)

10,48 9,61 9,19- 8,62 8,42 7,91 7,43 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03

Tingkat

Partisipasi

Angkatan

Kerja (TPAK)

62,79 63,31 64,71 65,32 66,79 61,56 64,58 59,41 66,14 59,99 66,24 61,28

Pekerja Tak

Penuh/Seteng

ah

Pengangguran

269,1 240,1 253,4 266 271,3 280 295,3 296,6 303,3 272,8 320 261,8

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 43

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurutjam kerja seluruhnya selama seminggu yang lalu di bulan Agustus 2015tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pendudukyang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitupenduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, padaAgustus 2015 jumlahnya mencapai 738,2 ribu orang (73, 82 persen).Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jamkerja kurang dari 35 jam per minggu) menurun sebanyak 11,06 ribuorang (5,50 persen). Penduduk yang bekerja kurang dari 15 jamperminggu pada Agustus 2015 mencapai 40,5 ribu orang (4,05 persen).

Apabila dibandingkan dengan kondisi makro ketenagakerjaanSulawesi Utara pada semester awal tahun 2012 yang menunjukanbelum adanya geliat yang signifikan. Digambarkan dengan adanyapenurunan jumlah penduduk yang bekerja walaupun tingkatpenggangguran juga menurun. Hal ini dapat terjadi karena jumlahangkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orang menjadi 1,038 jutaorang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yang berubah status menjadibukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan kegiatanlainnya) Akibatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) padaperiode tersebut terkoreksi menjadi 61,93 persen dari 66,82 persen.Penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 76,5 ribu orang selamaperiode Februari 2012 Agustus 2012 terjadi karena adanya drop outpenduduk bekerja secara relatif sebesar 64,7 ribu orang sertaberkurangnya pencari kerja sebesar 11,9 ribu.

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidakmengalami perubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, JasaKemasyarakatan, dan Sektor Transportasi secara berurutan masihmenjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di SulawesiUtara. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013, jumlahpenduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua sektorterutama di Sektor Perdagangan sebanyak 15,3 ribu orang (7,31 persen),Sektor Pertanian sebanyak 14,2 ribu orang (4,32 persen), serta SektorJasa Kemasyarakatan sebanyak 7,2 ribu orang (3,57 persen), sedangkanyang mengalami penurunan paling besar yaitu Sektor LembagaKeuangan sebanyak 5,2 ribu orang (18,63 persen).

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 44

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribuorang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahunterakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dariTPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untukpendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitusebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen,sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawahyaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013,TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalamipenurunan.

Tabel 2.10. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut SektorLapangan Pekerjaan Utama, Februari 2010 – Februari 2014 (000 Jiwa)

Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Feb Agts Feb Ags Feb Agts Feb

Pertanian, Perkebunan,Kehutanan, Peternakan,dan Perikanan.

338,9 321,1 359,1

2

321,81 328,4

9

333,10 342,69

Industri Pengolahan 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111

Konstruksi 61,3 * 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98

Perdagangan, Hotel danRestoran

186,7 196,2 218,0

3

193,43 209,0

2

190,92 224,30

Transportasi,Pergudangan, danKomunikasi

69,6 * 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27

Keuangan, LembagaKeuangan, Real Estate,Usaha Persewaan dan JasaPerusahaan

19,7 * 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50

Jasa Kemasyarakatan 182,1 199,6 173,1

6

185,90 201,6

9

184,70 208,90

Lainnya 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43

T o t a l 970,2 990,7 1.048,

12

9770,0 1.036,

27

965,46 1.075,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2014

Ket : *) Tergabung pada Lapangan Pekerjaan Utama “Lainnya”.

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 45

Komposisi penduduk Sulawesi Utara yang bekerja menurut sektorlapangan pekerjaan utama sedikit mengalami perubahan dibandingkeadaan Februari 2012. Sektor pertanian (pertanian, perkebunan,kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan lapanganpekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 312.2persen. Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominanyakni berturut-turut perdagangan/rumah makan/jasa akomodasi(189,5%) serta jasa kemasyarakatan/sosial/perorangan (183,3%). Ketigalapangan lebih dari usaha utama tersebut menyerap lebih dari setengahlapangan pekerjaan di Sulawesi Utara. Lapangan usaha lain memilikikontribusi penyerapan tenaga kerja dari 10 persen. Selengkapnya dapatdilihat pada tabel di bawah ini..

Pada tahun 2014, Sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan,perburuan, dan perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaanutama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 342.69 persen.Disusul dua lapangan pekerjaan lain yang juga cukup dominan yakniberturut-turut perdagangan, hotel dan restoran (224,30%) serta jasakemasyarakatan/sosial/perorangan (208,90%).

Jika dibandingkan dengan perkembangan di tahun 2013, sektorpertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, danperikanan) masih menunjukkan fakta bahwasanya penduduk SulawesiUtara lebih cenderung bekerja di sektor ini karena data memperlihatkanbahwa lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk bekerja disektor pertanian sebanyak 333,10 persen. Disusul oleh sektorperdagangan, hotel dan restoran (190,92%) serta jasakemasyarakatan/sosial/perorangan (184,70%). Sektor yang pelingsedikit distribusi tenaga kerja penduduk Sulawesi Utara adalah sectorKeuangan, lembaga Keuangan, real Estate, Usaha Persewaan dan jasaperusahaan.

Secara kasar, kegiatan formal dan informal dari pendudukbekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuhkategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakupkategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategoriburuh/karyawan, sisanya sebagian besar termasuk pekerja informal.Berdasarkan pendekatan identifikasi ini, maka pada Agusutus 2012

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 46

sekitar 374,0 ribu pekerja (44,4 %) bekerja pada kegiatan formal dan545,2 ribu pekerja (55,6) bekerja pada kegiatan informal.

Pada tahun 2013 penduduk yang berusaha sendiri pada periodeAgustus 2013 sebanyak 270.190 ribu orang sementara penduduk yangberusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar berjumlah69,83 ribu orang. Pekerja bebas di pertanian pada tahun 2013 sebanyak74,160 ribu jiwa sementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak46.340 ribu jiwa. Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerjakeluarga pada tahun 2013 sebanyak 87.150 ribu jiwa, dan tahun 2014sebanyak 122.210 jiwa.

Table 2.11. Status Pekerjaan Penduduk yang Bekerja di Provinsi Sulawesi UtaraFebruari 2010 – Agustus 2014 (000 Jiwa)

Status Pekerjaan Tahun

2010

Tahun

2011

Tahun 2012 Tahun 2013 2014

Feb Agts

Feb Agts

Feb Agts Feb Agts Feb

Berusaha Sendiri 259,6 242,9 250,2 270,8 280,1 255,3 278,66 270,19 280,11

Berusaha dibantuBuruh Tidak Tetap/Buruh tdk Dibayar

128,0 102,4 131,9 114,5 127,3 89,5 115,11 69,83 116,87

Berusaha DibantuBuruh Tetap

41,0 45,9 47,0 42,4 39,1 38,2 51,89 34,99 43,08

Buruh/ Karyawan 322,

3

332,

7

335,

9

347,

7

349,3 374,0 370,37 382,81 381,93

Pekerja Bebas diPertanian

52,0 74,3 43,3 55,1 47,5 51,0 43,28 74,16 43,14

Pekerja Bebas di NonPertanian

58,5 40,4 52,3 60,3 57,2 53,0 59,49 46,34 87,84

Pekerja Tidak Dibayar/ Pekerja Keluarga

100,

3

98,6 109,

6

99,9 121,4 96,3 117,47 87,15 122,21

T O T A L 961,6 936,9 970,2 990,7 1,022,0 957,3 1.036,27 965,46 1.075,18

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 47

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari pendudukyang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Daritujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakupkategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategoriburuh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Dilihat menurutstatus pekerjaan penduduk, pada Februari 2014 sebanyak 425,0 ribuorang (39,53 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 650,2 ribu orang(60,47 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Pada tahun 2013-2014 (Februari 2013―Februari 2014),penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetapberkurang 8,8 ribu orang dan penduduk bekerja berstatusburuh/karyawan bertambah sebanyak 11,6 ribu orang. Keadaan inimenyebabkan jumlah pekerja formal secara absolut bertambah sekitar2,8 ribu orang namun secara persentase pekerja formal turun dari 40,75persen pada Februari 2013 menjadi 39,53 persen pada Februari 2014.

Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja denganstatus berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerjabebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerjakeluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2013―Februari2014), pekerja informal bertambah sebanyak 36,2 ribu orang, danpersentase pekerja informal bertambah dari 59,25 persen pada Februari2013 menjadi 60,47 persen pada Februari 2014.

Pada awal tahun 2014, perkembangan status pekerjaan pendudukyang bekerja di Provinsi Sulawesi Utara dapat diuraikan sebagai berikut.Penduduk yang berusaha sendiri pada periode Februari 2014 sebanyak280.110 ribu orang sementara penduduk yang berusaha dibantu buruhtidak tetap/buruh tidak dibayar berjumlah 116,870 ribu orang. Pekerjabebas di pertanian pada tahun 2014 sebanyak 43.140 ribu jiwasementara pekerja bebas di non pertanian sebanyak 87.840 ribu jiwa.Penduduk yang bekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga pada tahun2014 sebanyak 122,210 ribu jiwa.

Tingkat Partisiasi Angkatan Kerja Sulawesi Utara sampai denganbulan Agustus 2012 sebesar 61,93%. Angka ini mengalami penurunandibanding keadaan Tahun 2011 sebesar 65,32%. TPAK Tahun 2010 didaerah perkotaan dan perdesaan masing-masing sebanyak 62,95% dan

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 48

63,52%. Sedangkan untuk year on year, TPAK untuk daerah perkotaanmengalami penurunan 0,99% dan perdesaan mengalami kenaikansebesar 2,7%. Jumlah pengangguran Tahun 2012 sebesar 7,79% orang,mengalami penurunan sebanyak 8,62 % orang dari Tahun 2011.Digambarkan dengan adanya penurunan jumlah penduduk yangbekerja walaupun tingkat pengangguran juga menurun. Hal ini dapatterjadi karena jumlah angkatan kerja berkurang dari 1,115 juta orangmenjadi 1,038 juta orang atau ada 76,5 ribu angkatan kerja yangberubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurusrumah tangga dan kegiatan lainnya). Akibat Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (TPAK) pada periode tersebut terkoreksi menjadi 61,93%dari 66,82%. Penurunan TPAK merupakan indikasi adanya penurunanpotensiekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Pada tahun 2013, tingkatpartisipasi angkatan kerja mencapai 64,63 % dan pada tahun 2014meningkat lagi hingga mencapai 66,14%. Tingkat pengangguran terbukatahun 2013 sebesar 6,79% dan meningkat menjadi 7,27.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utaraselama tiga tahun terakhir terus mengalami perubahan, yaitu 9,61%pada tahun 2010, berubah menjadi 8,62% Tahun 2011, dan turun lagimenjadi 7,79% pada tahun 2012. Walaupun ada perbaikan angkapengangguran di provinsi Sulawesi Utara masih diatas angkapengganguran nasional. Perkotaan masih menjadi kantongpengangguran ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka yangmencapai 10,38% dibanding pedesaan yang 5,50%.Atau secara absolut50,5 ribu orang pengangguran perkotaan disbanding 30,4 ribudipedesaan. Berbeda dengan semester sebelumnya, untuk semesterFebruari 2012-Agustus 2012 penurunan pengangguran lebih cepatterjadi di perkotaan dimana sebagian besar penyerapan tenaga kerjaadalah kegiatan ekonomi formal dan informal sektor konstruksi.

Jumlah pengangguran pada Februari 2014 mencapai 84,2 ribuorang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) selama setahunterakhir mengalami fluktuasi, dimana TPT Februari 2014 sebesar 7,27persen naik dari TPT Agustus 2013 sebesar 6,79 persen dan turun dariTPT Februari 2013 sebesar 7,43 persen. Pada Februari 2014, TPT untukpendidikan Sekolah Menengah Atas menempati posisi tertinggi yaitusebesar 10,72 persen, disusul oleh TPT Diploma sebesar 10,56 persen,

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 49

sedangkan TPT terendah terdapat pada tingkat pendidikan SD kebawahyaitu sebesar 4,75 persen. Jika dibandingkan keadaan Februari 2013,TPT hanya pada sebagian tingkat pendidikan yang mengalamipenurunan

Data dari BPS Sulawesi utara tahun 2014 menyebutkan bahwasecara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jamkerja seluruhnya selama seminggu yang lalu tidak mengalamiperubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggapsebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yangbekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Februari 2014jumlahnya mencapai 771,9 ribu orang (71,79 persen). Sementara itu,dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurangdari 35 jam per minggu) meningkat sebanyak 8,0 ribu orang (2,70persen). Di samping itu, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jamperminggu pada Februari 2014 mencapai 60,7 ribu orang (5,65 persen).

Badan Pusat Statistik menempatkan Provinsi Sulawesi Utarasebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggikeenam, yakni di angka 7,27%. Angka pengangguran terbuka dipedesaan tidak naik tajam,karena sambil mencari dan menunggupanggilan kerja mereka memanfaatkan peluang yang ada di desa danbekerja serabutan. Pengangguran terbuka secara total tidak meningkat,namun angkatan kerja baru terus meningkat. Karena tidak ada jaminansosial pengangguran terbuka maka hanya angkatan kerja yang berasaldari keluarga mampu yang berani menganggur. Kebijakanpengangguran diarahkan pada peningkatan daya serap sektor formaldengan mendorong dunia usaha yang bersifat padat karya sepertinyabelum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Setengah penganggurdisektor pertanian terjadi karena kepemilikan tanah pertanian diSulawesi Utara sudah semakin terbatas. Sebagian besar keluargapetani memiliki 0,5 ha lahan serta umumnya dikelola secara tradisional.

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 50

Tabel 2.12. Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Pekerjaan Utama,Provinsi Sulawesi Utara, Februari 2006-Februari 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

SektorEkonomi

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Feb Agust

Feb Agust

Feb Feb Agts

Feb Ags Feb Agts

Feb Agust Feb Agust

Feb

Pertanian, Perkebunan,Kehutanan, Peternakan,

dan Perikanan

403,179 341,347 378,631 373,329 363,771 338,9 321,1 359,12 321,81 328,49 333,10 342,69 362,615 386,873 345,595 332,981

Pertambangan danPenggalian

4,756 10,402 18,229 8,703 14,806 69,2 66,0 74,42 58,85 68,11 52,06 73,111 12,804 19,048 18,301 31,052

Industri Pengolahan 49,813 42,273 65,290 44,497 61,270 61,3 * 63,90 77,70 81,01 74,32 81,98 43,846 57,094 57,520 57,452

Listrik, Gas, dan AirMinum

3,123 3,888 2,872 1,338 3,223 186,7 196,2 218,03 193,43 209,02 190,92 224,30 3,915 4,312 4,048 4,747

Konstruksi 40,168 65,268 54,819 61,209 56,406 69,6 * 86,86 80,38 82,36 72,46 87,27 67,121 53,091 68,843 57,296

Perdagangan, Hotel danRestoran

154,952 131,614 174,127 164,718 144,155 19,7 * 31,32 25,11 27,65 31,04 22,50 163,693 175,012 173,432 178,341

Transportasi,Pergudangan, dan

Komunikasi

73,350 111,385 89,220 86,287 136,047 182,1 199,6 173,16 185,90 201,69 184,70 208,90 90,561 102,115 93,012 97,458

Lembaga Keuangan, RealEstate, Usaha Persewaan

dan Jasa Perusahaan

12,254 12,021 12,900 15,627 10,127 42,7 207,8 41,31 33,82 37,94 26,86 34,43 13,850 14,496 16,546 19,300

Jasa Kemasyarakatan,Sosial dan Perorangan

113,705 110,352 148,547 152,795 127,558 970,2 990,7 1.048,1

2

9770,0 1.036,2

7

965,46 1.075,1

8

153,757 150,586 162,876 183,021

Total 855,300

828,550 944,635

908,503 917,363

912,198 962,627 940,173 961,648

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 51

Tabel 2.13. Pengangguran Terbuka menurut daerah kota desaProvinsi Sulawesi Utara 2014-2015

Daerah Agustus 2014 Agustus 2015 Perubahan

Jumlah(000jiwa)

% Jumlah(000jiwa)

% Jumlah(000jiwa)

%

Perkotaan 49,1 10,11

62,7 11,54

13,6 1,43Perdesaan 30,9 5,37 36,5 6,57 5,6 1,2SulawesiUtara

80,0

7,54

99,2

9,03

19,2

1,49

Dilihat perbandingan desa-kota, tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi diwilayah perkotaan. Sebanyak 11,54 persen angkatan kerja di perkotaanberstatus sebagai penganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 62,7 ribuorang. Sedangkan di perdesaan (rural area) tingkat pengangguran 5,6 persenatau 36,5 ribu orang. Dibandingkan Agustus 2014 jumlah penganggur didaerah perkotaan dan perdesaan terjadi peningkatan.

Tabel 2.14. Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin diSulawesi Utara Agustus 2014 - Agustus 2015

Agustus 2014 Agustus 2015Jenis Kelamin

Jumlah(000 jiwa)

% Jumlah (000jiwa)

%

Pengangguran Terbuka (TPT) :Laki-LakiPerempuan

80,043,336,7

7,54

6,03

10,71

99,253,146,1

9,03

7,13

13,02

Angkatan Kerja (TPAK) :Laki-LakiPerempuan

1060,7718,2342,5

59,9979,7639,47

1099,2

745,0

354,2

61,2881,5440,26Disparitas gender pada pengangguran dan partisipasi angkatan

kerja terjadi ketimpangan. Tingkat pengangguran perempuan sebesar13,02 persen hampir dua kali lipat tingkat pengangguran laki-laki yanghanya 7,13 persen. Pada satu sisi tingkat pengangguran perempuan yangtinggi bermakna positif karena berarti ada potensi yang tinggi pada partisipasikerja perempuan. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, tingkatpartisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan.

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 52

2.1.5. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah sumber daya yang terkandung dalam bumi, air, dandirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan dankepentingan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumberdaya dicirikan dengan :

1. Diketahui keberadaannya.

2. Berguna, mempunyai manfaat atau mempunyai nilai guna.

3. Bukan “artificial” bukan merupakan buatan manusia, bukan barangsebagai hasil buatan manusia menkombinasikan alam, tenaga, modaldan teknologi.

Secara umum Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan (berdasarkanskala waktu pembentukannya) :

a. Kelompok stock yaitu : Sumber daya alam ini dianggap memilikicadangan terbatas sehingga eksploitasi dapat menghabiskan SDA,dengan kata lain tidak dapat diperbaharui (non renewable).

b. Kelompok flows yaitu : Jumlah fisik dari SDA berubah sepanjang waktuartinya berapa jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa mempengaruhiketerbatasan SDA masa datang. Dengan kata lain SDA ini dapatdiperbaharui (renewable) dan untuk regenerasinya ada yang tergantungpada proses biologi dan ada yang tidak.

Sumber daya alam juga dapat diklasifikasikan menurut jenis penggunaanakhir:

a. Sumberdaya material : Sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagaibagian dari komoditas.

b. Sumberdaya energi : Sumber daya alam yang digunakan untukmenggerakkan energi melalui proses transformasi panas/energi.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentangperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa yangdimaksud dengan sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yangterdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhanmembentuk kesatuan ekosistem

2.1.5.1. SUMBERDAYA TANAH

Struktur tanah di Provinsi Suawesi Utara sebagian besar adalah berupaLatosol seluas 531.000 ha tersebar di beberapa wilayah antara lain:Tagulandang, Tamako, Manganitu, Kendahe, Tabukan Utara, Esang, Pineleng,Tomohon, Tombariri, Airmadidi, Kakas, Eris, Kombi, Tareran, Passi, Modayag,

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 53

Pinolosian dan Bolaang. Struktur tanah aluvial seluas 75.000 ha tersebar dibeberapa wilayah antara lain: Tabukan Tengah, Lirung, Likupang, Wori,Tombasian, Tenga, Tompaso Baru, Belang dan Tondano.

Struktur tanah regosol seluas 81.000 ha tersebar di beberapa wilayahantara lain, Gunung Klabat, Dua Saudara, Soputan serta Bitung Utara,Dimembe, AIrmadidi, Langowan, Tombasian, Tombatu dan Tumpaan. Strukturtanah andosol seluas 15.000 ha, tersebar di beberapa wilayah antara: diTomohon, Kawangkoan, Tompaso, Langowan, dan Modoinding. Selain daristruktur tanah yang disebutkan, ada pula yang termasuk jenis tanah kompleksyang meliputi luas kurang lebih 76,5 persen dari luas seluruh Provinsi SulawesiUtara sehingga daerah ini merupakan wilayah yang subur untuk pertanian.

Kawasan cagar alam geologi di Provinsi Sulawesi Utara terletak di KotaTomohon(Lahendong dan sekitarnya); Kabupaten Minahasa (Leilem, BukitKasih Kanonang dan sekitarnya). Kawasan cagar alam geologi di wilayahSulawesi Utara berupa kawasan yang memiliki keunikan proses geologi, yaknidengan kemunculan solfatara dan fumarola,air atau uap panas (fluida). Paraahli keilmu-bumian menyatakan bahwa kekayaan geologi yang sangat unik dimiliki Indonesia utamanya di daerah Sulawesi Utara yaitu keberadaantumbukan antara 2(dua) island arc (Sangihe dan Halmahera) yang menumpangdiatas lempeng laut Maluku, sementara di tempat-tempat lain dibagian duniaini: lempeng benua bertumbukan dengan lempeng samudera. Halinimenjadikan Sulawesi Utara memiliki keunggulan geologi yang unik untukdijadikan dayatarik wisata tetapi juga sebagai pusat studi keilmu-bumiandibandingkan dengan daerah lainnya.

Sulawesi Utara sangat kaya dengan Potensi pertambangan batuan, diantaranyaada pada sebaran di semua Kabupaten/kota, yaitu

1) Andesit terdapat di Kabupaten Minahasa Tenggara (Kecamatan Belang);Kabupaten Minahasa (Kecamatan Sonder, Pineleng dan Langowan);Kabupaten Kepulauan Talaud (Pulau Karakelang); Kabupaten KepulauanSiau Tagulandang Biaro (Kecamatan Siau Tengah); KabupatenKepulauan Sangihe (Manganitu); Kabupaten Minahasa Utara(Kecamatan Kauditan); Kota Bitung (Bitung Utara);

2) Batu apung di Woloan dan Tara-tara, perkiraan luas sebaran kuranglebih 373,88 Ha dengan cadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih44.478.125 m3;

3) Perlit di Kasuang, perkiraan luas sebaran kurang lebih 100 Ha dengancadangan diperkirakan sebanyak kurang lebih 1.000.000 m3;

4) Tras di Tomohon dan Enemawira (Kabupaten Kepulauan Sangihe);5) Batu Belah, terdapat di lereng Gunung Tumpaan; Lempung, terdapat di

daerah Radey, Tokin, Karimbow, Mangkit, Basaan, dan Ratatotok;6) Pasir, terdapat di sebagian endapan sungai, pantai dan hasil endapan

gunung api, terutama di sekitar kaki Gunung Soputan dengan ketebalansekitar kurang lebih 30 meter;

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 54

7) Batu Gamping dan kapur, terdapat di Bolaang Mongondow (Lolak, Passi,Dumoga, Domisili – Pangi); Kabupaten Minahasa Tenggara; KabupatenTalaud (Kecamaan Rainis); Basaan, Mangkit, Ratatotok, dan Blongko;

8) Basalt terdapat di Bebali (Siau), Pangulu – Manganitu, dengan cadangandiperkirakan sebanyak kurang lebih 10.250.600 m3;

9) Pasir Volkanis terdapat di Tabukan Utara dan Tagulandang (PulauRuang);

10) Zeolit terdapat di Lamango (Pulau Biaro);11) Batu apung terdapat di Pulau Mahangetang, dengan cadangan

diperkirakan sebanyak kurang lebih 240.000 m3;12) Batu setengah permata terdapat di Tagulandang;13) Lempung terdapat di Mengawa (Tamako), dengan cadangan diperkirakan

sebanyak kurang lebih 2.200.000 m3;14) Sirtu terdapat di Minahasa Selatan (Sinonsayang, Ranoyapo, Tenga,

Amurang, Tumpaan, Tatapaan, Amurang Timur, Amurang Barat); dansekitar Gunung Awu, Gunung Karangetang;

15) Barit, terdapat di Tabukan Selatan, dengan cadangan diperkirakansebanyak kurang lebih 6.240 ton.

16) Semen, terdapat di Kabupaten Minahasa Tenggara dan KabupatenBolaang Mongondow Timur.

2.1.5.2. SUMBERDAYA AIR

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, Sumber DayaAir adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Airadalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaantanah, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sedangkan airpermukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, dan airtanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau butiran di bawahpermukaan tanah.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan ekosistem yangdibatasi oleh topografi pemisah air (punggung-punggung bukit) dan berfungsisebagai penampung, penyimpan dan penyalur air dalam sistem sungai yangkeluar melalui sungai utama lalu menuju ke danau atau laut. Dalam sistemsuatu DAS tersebut terjadi suatu proses interaksi antara faktor-faktor abiotik,biotik dan culture/manusia sehingga merupakan suatu ekosistem (Asdak,2006).

Berpedoman pada ekosistem DAS, maka Daerah Aliran Sungai (DAS) dapatdibagi menjadi:

1. Sub sistem DAS bagian hulu (Upland watershed),2. Sub sistem DAS bagian tengah (Midland watershed) dan3. Sub sistem DAS bagian hilir / pantai (Lowland watershed).

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 55

Masing-masing sub sistem DAS tersebut di atas memiliki karakteristikdan sumber daya alam yaitu sumber daya tanah, sumber daya air, vegetasidan aktivitas masyarakat yang berbeda-beda. Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut di atas mengalami perubahan, maka hal tersebut akanmempengaruhi ekosistem DAS atau sub DAS, dan selanjutnya perubahanekosistem akan menyebabkan gangguan terhadap bekerjanya fungsi DAS atausub DAS sebagaimana mestinya. Peristiwa banjir dan kekeringan dapatterjadi karena DAS atau sub DAS telah gagal memenuhi fungsinya sebagaipenampung air hujan, penyimpanan dan penyalur air ke sungai-sungai.Kejadian tersebut akan menyebabkan melimpahnya air pada musim hujan, dansebaliknya sangat minimumnya air pada musim kemarau.

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari 23 Satuan WilayahPengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS) yang terbagi dalam 66 SWPSUBDAS- dengan luas 1.423.047 ha. SWP DAS berperan dalam tatahidroorologis wilayah, yaitu dalam hal pasokan air pengaturan secara alamiahyang mampu mengendalikan aliran air dan penyediaan air dalam bentukreservoir alami. Bencana alam dalam bentuk banjir dan tanah longsor dimusim hujan dan kekeringan sungai, anak sungai serta pendangkalan danauyang melanda Sulawesi Utara adalah indikasi sangat diperlukannyapenanganan yang terencana, sistematis dan berkelanjutan di wilayah SWPDAS. SWP DAS terluas di Sulawesi Utara adalah Sangkub Langi yang diikutiDumoga Mongondow, Molibagu, Tumpaan, Ratahan Pantai, Likupang,Ranoyapo, Poigar, Esang, Tondano, Mahena dan seterusnya. Perhatianterhadap lingkungan SWP DAS sangat berperan dalam menunjangpembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Harmonisasipembangunan dan lingkungan harus dijamin kelangsungannya secaraberkelanjutan. Perencanaan tata ruang wilayah, dengan demikian perlumenganalisis penataan ruang yang optimal antara kawasan lindung dankawasan budidaya secara jangka panjang.

Nilai tingkat kualitas suatu DAS atau sub DAS dapat diukur dari duaparameter yaitu tingkat erosi dan fluktuasi debit sungai yang mengalir dalambeberapa kondisi curah hujan yang berbeda. Kandungan lumpur yang terbawaoleh aliran sungai berasal dari daerah aliran sungai yang mengalami proseserosi. Dengan demikian, kualitas lahan akan mempengaruhi kuantitas dankualitas sumber daya air.

Provinsi Sulawesi Utara memiliki enam belas Daerah Aliran Sungai (DAS),yaitu DAS Tondano, DAS Kosibidan, DAS Sangkup, DAS Ranoyapo, DASPororosen, DAS Poigar, DAS Ongkak Mongondow, DAS Nuangan, DASRanowangko/Nimangan, DAS Likupang, DAS Buyat, DAS Bolangitang, DASAyong, DAS Andegile, DAS Dumoga dan DAS Bone (berdasarkan PetaPembagian DAS Sulawesi Utara). Berdasarkan Keputusan Presiden No.12Tahun 2012 tentang Pembagian Wilayah Sungai, Provinsi Sulawesi Utaraterbagi atas 3 (tiga) Wilayah Sungai yang menjadi kewenangan Balai WilayahSungai Sulawesi 1 adalah:

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 56

4) Wilayah Sungai Tondano-Sangihe-Talaud-Miangas (Wilayah SungaiStrategis Nasional);

5) Wilayah Sungai Dumoga Sangkub (Wilayah Sungai Lintas Propinsi);dan

6) Wilayah Sungai Poigar-Ranoyapo (Wilayah Sungai LintasKabupaten).

Keadaan sumber daya air di Provinsi Sulawesi Utara dipengaruhi oleh airpermukaan atau sungai-sungai yang mengalir. Terdapat sungai-sungai besardiwilayah ini yaitu antara lain Sungai Talawaan, Sungai Tondano, SungaiRanowangko, Sungai Ranoyapo, Sungai Poigar, Ongkak Mongondow, danSungai Sangkup. Sungai–sungaii tersebut sampai saat ini belum ditetapkankawasan sempadannya. Bersamaan dengan pemanfaatan sumberdaya airpermukaan/sungai, maka di Provinsi Sulawesi Utara telah dilakukanpengembangan wilayah sungai (PWS) seiring dengan pengembangan daerahirigasi pada 12 (dua belas) lokasi yang tersebar di empat kabupaten yang adadengan luas total 66.902 ha (BAPPEDA Provinsi SULUT, 2014).

Di antara kedua belas lokasi tersebut, PWS Dumoga-Mongondow diKabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu PWS terbesar yangtelah dikembangkan. Sebagai prasarana penunjang bagi kegiatan budidayapertanian tanaman pangan lahan basah atau persawahan, makapengembangan sistem irigasi pada dasarnya mengikuti potensipengembangan/perluasan daerah persawahan. Proyek-proyek irigasi yangrelatif besar ada di daerah irigasi Kasinggolan-Toraut, daerah irigasi Dumoga,daerah irigasi Sangkup, daerah irigasi Ayong-Bolangat dan daerah Irigasi Lolak.

Danau-danau di Sulawesi Utara secara potensial mempunyai nilaiekonomi bagi pengembangan bidang-bidang kepariwisataan, pengairan, danenergi. Danau-danau tersebut adalah Danau Tondano luas 4.278Ha diKabupaten Minahasa, Danau Moat seluas 617ha di Kabupaten BolaangMongondow Timur. Pada umumnya sungai-sungai dimanfaatkan untukberbagai keperluan antara lain irigasi, sumber tenaga listrik, dan sumber airminum. Sungai-sungai tersebut terletak di Kabupaten Minahasa yaitu: SungaiTondano (40Km), Sungai Poigar (54,2Km), Sungai Ranoyapo (51,9Km), SungaiTalawaan (34,8Km). Sungai besar lainnya terdapat di daerah KabupatenBolaang Mongondow yaitu Sungai Dumoga (87,2Km), Sungai Sangkup(53,6Km), Sungai Ongkaw (42,1Km), dan lainnya.

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 57

2.1.5.3. SUMBERDAYA UDARA

Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh anginmuzon. Pada bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yangmembawa hujan di pantai utara, pada bulan Mei sampai Oktober terjadiperubahan angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata dengan angkatahunan berkisar antara 2000-3000mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139hari.Suhu udara berbeda pada setiap tingkat ketinggian, makin ke atas makinsejuk seperti daerah Kota Tomohon, Langowan di Kabupaten Minahasa,Modoinding di Kabupaten Minahasa Selatan, Modayag di Kota Kotamobagu,dan Pasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerah yang paling banyakmenerima curah hujan adalah Kabupaten Minahasa. Suhu udara rata-rata25°C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30°C dan suhu udaraminimum rata-rata 22,1°C dan kelembaban udara tercatat 73,4%. Kendatidemikian suhu atau temperatur dipengaruhi pula oleh ketinggian tempat diatas permukaan laut. Semakin tinggi letaknya, maka semakin rendah pulasuhunya, dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkansuhu sekitar 0,6 °C.

Kondisi sumber daya udara (kualitas udara) di Provinsi Sulawesi Utarapada umumnya masih cukup baik. Kawasan yang rawan polusi udara adalahdi pusat kota dan kawasan perdagangan Kota Manado karena pada waktutertentu terjadi kemacetan lalu lintas sehingga menyebabkan terjadinyapenurunan kualitas udara. Sektor transportasi merupakan sektor terbesaryang memberikan kontribusi terhadap penurunan kualitas udara/pencemaranudara. Kemacetan lalu lintas menyebabkan turunnya efisiensi penggunaanbahan bakar yang mengakibatkan peningkatan kadar CO (Carbon monoksida)di udara bebas (ambient). Besarnya kontribusi emisi sektor ini tidak sajaditentukan oleh volume lalu lintas dan jumlah kendaraan, tetapi juga oleh polalalu lintas dan sirkulasinya di dalam kota, khususnya di daerah-daerah pusatkota dan perdagangan.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Sulawesi Utara disebutkan jugabahwa kawasan industri di wilayah Kauditan, Bitung, Minahasa dan wilayahAmurang juga rawan terhadap polusi udara apabila kawasan tersebut tidakmelakukan pengelolaan lingkungan hidup. Di samping itu, pada lokasitertentu seperti di Kecamatan Bolaang (Inobonto), Labuhan Uki dan di bagianutara dari wilayah Kabupaten Minahasa Utara, di musim kemarau kualitasudaranya sangat dipengaruhi oleh asap (opasitas) karena daerah ini rawanterhadap kebakaran.

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 58

2.1.5.4. SUMBERDAYA ENERGI BARU TERBARUKAN

Provinsi Sulawesi Utara dikarunia sumberdaya energi terbarukan yangberasal dari panas bumi/geothermal. Energi geothermal berasal daripenguraian radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam,dan dari matahari, yang membuat panas permukaan bumi.Sistim geothermal diSulawesi Utara umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyaitemperatur tinggi (>225C). Pada dasarnya sistim panas bumi jenishidrothermalterbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas kesekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahanpanas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panassecara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumberpanas. Perpindahan panas secara konveksi padadasarnya terjadi karena gayaapung (bouyancy). Air karena gayagravitasi selalu mempunyai kecenderunganuntuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatusumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur airmenjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan airyang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun kebawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kaliditunjukkan oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermalsurface manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mudpools), geyser dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana beberapadiantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas sering dimanfaatkan olehmasyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak dll. Manifestasipanasbumi di permukaan diperkirakan terjadi karena adanya perambatanpanas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan rekahan yangmemungkinkan fluida panasbumi uap dan air panas) mengalir ke permukaan.

Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluidautamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasaatau sistim dua fasa. Sistim dua fasa dapat merupakansistem dominasi airatau sistem dominasi uap. Sistim dominasi uap merupakan sistim yang sangatjarang dijumpai dimana reservoir panas buminya mempunyai kandungan fasauap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa airnya. Rekahan umumnyaterisi oleh uap dan pori‐pori batuan masih menyimpan air. Reservoir airpanasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasiuapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang umumterdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangatdominan walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoirmembentuk lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanantinggi.

Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karenafluida panas bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluidadikembalikan ke bawah permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi.

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 59

Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suatu keharusan untukmenjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan tekananreservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluidapanas bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,serta adanya recharge (rembesan) air permukaan, menjadikan energi panasbumi sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable energy). Emisi daripembangkit listrik panasbumi sangat rendah bila dibandingkan dengan minyakdan batubara. Karena emisinya yang rendah, energi panasbumi memilikikesempatan untuk memanfaatkan Clean Development Mechanism (CDM)produk Kyoto Protocol. Mekanisme ini menetapkan bahwa negara maju harusmengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 5.2% terhadap emisi tahun1990, dapat melalui pembelian energi bersih dari negara berkembang yangproyeknya dibangun diatas tahun 2000. Energi bersih tersebut termasuk panasbumi.

Provinsi Sulawesi Utara memiliki sumberdaya energi geothermal di KotaTomohon dan di Kabupaten Minahasa, serta potensi panas bumi di gunungAmbang, sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Cadangan panasbumi Lahendong yang ada diperkirakan (possible) sebesar 250 MW, sedangkanyang mungkin (probable) 150 MW dan yang terbukti (proven) sebesar 78 MW.Sejak tahun 2001, pertamina sudah memanfaatkan energi panas bumi sebesar20 MW dan akan mengembangkan lagi 60 MW sampai dengan tahun 2015.Tenaga Panas Bumi sudah menyumbang 40% kebutuhan listrik SulawesiUtara, dan potensinya masih jauh lebih besar lagi. Dari kebutuhan listriksebesar 150 MW untuk Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, tiga unitPembangkist Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong telah menyumbang 60 MW.Jumlah ini masih jauh dari potensi listrik panas bumi atau geothermal diSulawesi Utara. Salah satu potensi yang dimiliki Sulawesi Utara dandikategorikan sebagai green energy adalah panas bumi yang cukup banyaktersedia, sekitar 1.030 MW.

Tabel 2.15. .Lokasi Potensi Sumberdaya Panas Bumi di Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2014

SPEKULASI HIPOTETIS TERDUGA MUNGKIN TERBUKTI1 AIR MADIDI Kab. MINAHASA 25,00 - - - - -2 LAHENDONG Kab. MINAHASA - - - 150,00 78,00 60,003 TOMPASO Kab. MINAHASA - - 130,00 - - -4 G. AMBANG Kab. MONGONDOWS - - 225,00 - - -5 KOTAMOBAGU Kab. BOLAANGMANGONDOW - - 185,00 - - -

Total… 25,00 0,00 540,00 150,00 78,00 60,00

TERPASANGNO. KABUPATENSUMBER DAYA (Mwe) CADANGAN (Mwe)

LOKASI

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 60

Pemerintah mengakui selama ini bergerak lambat dalam merangsanginvestor untuk masuk ke bisnis listrik geotermal. Hingga sekarang pemerintahbelum menetapkan berapa harga yang akan dibeli dari perusahaan listrik yangmenjual listrik dari tenaga panas bumi. Sejauh ini di Indonesia terdapat 15PLTP yang membangkitkan daya listrik sebesar 1.155 MW, jauh lebih kecil daripotensi keseluruhannya sebesar 27.000 MW. Oleh karena itu penetapan hargayang tepat sangat penting untuk memperbesar kontribusi panas bumi dalambauran listrik nasional.

Dengan semakin dinamisnya perkembangan industri panas bumi diIndonesia, pemerintah kemudian menerbitkan feed-in-tariff nasional padatahun 2012. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan PeraturanMenteri (Permen) No.22 tahun 2012 tentang Penugasan kepada PT PerusahaanListrik Negara (PLN persero) untuk melakukan pembelian tenaga listrik dariPLTP dan harga patokan pembelian tenaga listrik oleh PLN dari PLTP. DalamPeraturan Menteri tersebut, diatur untuk wilayah Sumatera harga listrik panasbumi untuk wilayah Sumatera harga dipatok US$ 10 sen per kilowatt hours(kwh), sedangkan pada tegangan menengah dipatok harga US$ 11,5 sen per

kwh. Sementara untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali harga pada tegangantinggi dipatok US$ 11 sen per kwh sedangkan pada tegangan menengah US$12,5 sen per kwh. Untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat danSulawesi Tenggara tegangan tinggi tarif dikenakan biaya US$12 sen per kwhsementara untuk tegangan menengah harga dipatok pada US$ 13,5 sen perkwh. Untuk wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo hargalistrik di tegangan tinggi dipatok US$13 sen per kwh sementara pada teganganmenengah dipatok pada harga US$14,5 sen per kwh. Lalu untuk wilayah NusaTenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur harga listrik dipatok US$15 sen perkwh pada tegangan tinggi sedangkan pada tegangan menengah harga dipatokUS$ 16,5 sen per kwh. Terakhir,wilayah Maluku dan Papua untuk tegangantinggi dipatok harga US$17 sen per kwh sedangkan pada tegangan menengahUS$18,5 sen per kwh.

2.1.5.5. SUMBERDAYA MINERAL

Dalam Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 dijelaskan mineralbukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar,kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit,yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit,gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batukuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen, dan batuanmeliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanahserap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt,trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristalkuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas,batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali,

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 61

kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami(sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah(laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandungunsur mineral logam atau unsure mineral bukan logam dalam jumlah yangberarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Di wilayah penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempatditemukan adanya batuan vulkanik jenis andesitik termineralisasi, dibagianatas singkapan batuan tersebut berupa ubahan lempung – kuarsa ± khlorit,sedangkan pada kedalaman 10 meter berubah ke arah kuarsa±adularia-serisit-pirit, sebagian silisifikasi dengan kalsedonit mengandung pirit dan urat-uratkuarsa mengandung pirit, sedikit sfalerit dan galena. Kalsedonikmemperlihatkan struktur koloform dan indikasi bentuk krustifikasi dari kuarsaberbutir kasar ke arah yang halus, dengan indikasi adularia, lempung danbentuk lembaran/bladded karbonat. Menurut Leach T. et al, 1997, lingkunganubahan seperti di atas berkaitan erat dengan adanya pencampuran air meteorikdengan fluida hidrotermal yang kaya akan mineral-mineral vanadium dan kayaakan illit, roscoclite yang menggantikan mineral potasium serta kaya akan ilit-smektit

Di kabupaten Bolaang Mongondow Timur, munculnya markasit berwarnakehijauan, berbutir sangat halus mencerminkan adanya indikasi oksidamenengah yang miskin akan pirit, sebagai indikasi pembentukan mineralisasidi permukaan dimana akan terbentuk asosiasi perak dengan emas telurideatau emas sebagai elektrum, di lapangan terlihat dari beberapa conto batuan didalam lobang tambang dengan kedalaman 12 m. Ditemukannya cebakan emasbonanza di atas 50 gr/ton telah memicu para penambang melakukankegiatannya secara maksimal, disini telah terjadi pembentukan formasi bijihketika terjadi up welling cairan fluida yang membawa mineralisasi terutamaemas dan perak.

Masyarakat Kotabunan selama ini mengetahui bahwa ada dua buahbukit yang dianggap sebagai wilayah prospek untuk logam emas dan sedikitperak, dimana sebelumnya mereka telah melakukan penambangan denganposisi urat kuarsa yang diambil berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Hasil pengamatan lapangan di wilayah ini setelah melakukanpengecekan terhadap singkapan batuan dan beberapa fragmen batuan sisapara penambang, bahwa di daerah ini telah terjadi adanya proses mineralisasitipe epitermal sulfida rendah, seperti yang ditemukannya indikasi akanpembentukan tipe mineralisasi tersebut.

Breksi hidrotermal dengan dicirikan oleh adanya urat-urat kuarsamengandung pirit halus, bersama kalsedon, adularia terlihat jarang dan serisityang memperlihatkan adanya over printing mineralisasi di wilayah ini telahmemberikan suatu gambaran bahwa mineralisasi logam di Molobog dapatdianggap signifikan. Ubahan khlorit-lempung-pirit-kuarsa di bagian atas lokasiprospek telah memberikan indikasi adanya aktifitas hidrotermal berulang,

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 62

sehingga kearah kedalaman ditemukan adanya ubahan serisit-adularia, dengankandungan pirit yang sangat halus sekali, kemudian kristal kuarsa halusterdapat di dalam lobang/vughy. Kearah makin dalam dari lobang vertikalsedalam 15 m ditemukan ubahan kuarsa/kalsedon-pirit dan urat-urat kuarsahalus beberapa puluhan sentimeter, berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Singkapan di permukaan sangat jarang sekali ditemukan adanyabatuan terubah kuat, sehingga temuan ini hanya terdapat di dalam lobangyang dibuat oleh penduduk setempat.

Keberadaan mineral non logam di Provinsi Sulawesi Utara menurut dataKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2014cukup potensial. Potensi mineral Andesit sebagai bahan bangunan secarahipotetik sebanyak 280.434.000 ton. Batuapung terdapat dalam jumlahhipotetik sebanyak 960.000 ton. Batugamping sebanyak 18.815.000 ton.Endapan belerang dijumpai di wilayah Kawah Gunung Ambang dengancadangan 121.456 metrik ton. Kemudian potensi panas bumi di daerahLombongo (50º C), Binggele (81º C), Hunggayono (40º C) dan Tulabado (80º C).Pada saat ini Pertamina sedang melakukan tahap penyelidikan awal untukpanas bumi di wilayah Kecamatan Mondayag dan Kotabunan. Selengkapnyadapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.16. Potensi Mineral Non Logam di Provinsi Sulawesi Utara.

Sumber : Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam-RI, 2014.

HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR TERKIRA TERBUKTI

1 Andesit An Bahan Bangunan 280.434.000 - - - - -

2 Batuapung Pu Mineral Industri 960.000 - - - - -

3 Batugamping Ls Mineral Industri 18.815.000 - - - - -

4 Belerang S Mineral Industri 118.000 - - - - -

5 Bentonit Btn Mineral Industri 52.000 - - - - -

6 Kaolin Ka Bahan Keramik 7.828.000 - - - - -

7 Lempung Cly Bahan Keramik - 6.262.000 - - - -

8 Obsidian Ob Bahan Keramik 4.005.000 - - - - -

9 Sirtu Gra Bahan Bangunan 1.250.000 - - - - -

10 Tras Tra Bahan Bangunan 74.620.000 - - - - -

SUMBER DAYA (Ton) CADANGAN (Ton)NO. KOMODITI KODE KELOMPOK

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 63

Sirtu terdapat pada aliran sungai yang besar mereka ambil pasir danbatuan andesit yang cukup prospek. Punggungan Doup prospek ditempati olehbreksi vulkanik dengan fragmen andesit berukuran bongkah hingga kerakal,yang diperlukan untuk bahan bangunan dan perbaikan jalan yang masihdalam keadaan persiapan pembangunan pemukiman kabupaten baru.Kotabunan dengan perbatasan wilayah Buyat banyak tersingkap batugampingyang lokasinya tidak jauh dari jalan raya, menurut camat setempat telahdilakukan inventarisasi batugamping oleh salah satu perusahaan swastanasional, untuk kepentingan pabrik semen. Akan tetapi di wilayah pantaitenggara untuk batugamping ada kemungkinan terbentuknya mineralisasilogam seperti yang ditemukan di Ratatotok.

Mineralisasi emas-perak diperoleh dari urat-urat kuarsa, sedangkan daribatuannya mereka tidak pernah mengambilnya, dikarenakan menurut merekakurang mengandung emas. Galena dan sfalerit terlihat mengisi lobang-lobangbersama kristal kuarsa yang dianggap mereka banyak mengandung emas.Mangan berwarna hitam dan hematit berwarna merah mengisi retakan-retakan,kemungkinan mangan tersebut yaitu jenis pirolusit. Keadaan struktur padasistim epitermal sulfida rendah untuk kuarsa-emas-perak, pada umumnyaterbentuk di busur magmatik, biasanya mencirikan zonasi penekukan secaraoblique dan jelas mencerminkan tipe keadaan back arc/busur luar dari tipeadularia-serisit epitermal emas-perak, bentuk struktur tersebut berupa jogs,dilihat dari struktur yang saling berpotongan dengan ciri-ciri adanya rekahandilasi dan fissure veins, splitting/pemisahan dari pada hanging wall. Kejadiandi atas akan berlanjut secara luas berupa strike slip fault/sesar mendatarsejajar arah/jurus batuannya (Sibson, 1987). Keadaan tersebut terlihat padalokasi tambang Molobog pada kedalaman 8 m, dimana ciri mineralnya telahmemperlihatkan serisit dan sedikit adularia.

Proses penambangan bahan galian emas di wilayah ini sama seperti yangdilakukan di wilayah Panang dan Tungau, yaitu dengan cara tambang dalamdengan membuat lobang-lobang tambang mengikuti arah urat-urat emas yangberarah utara-selatan. Sedangkan pengolahannya masih menggunakan metodaamalgamasi dan pembuangan tailing sebagian ke sungai kecil didekatnya,apabila pada musim penghujan semua sisa-sisa penambangan ini terbawabanjir hingga ke laut.

2.1.5.6. SUMBERDAYA HUTAN

Provinsi Sulawesi Utara memiliki luas lahan sebesar 1.591.786 Ha yang terdiridari kawasan hutan seluas 788.691,88 Ha (49,5%) dan areal penggunaan lainseluas 803.093 Ha (50,5%). Dari luas lahan sebesar 788.691,88 Ha (49,5%)tersebut kawasan hutan terbagi dalam tiga fungsi yaitu:

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 64

a) Hutan konservasi yang berfungsi sebagai taman nasional. Suakamargasatwa dan cagar alam dgn luas seluruhnya sebesar 310.759,74hektar.

b) Hutan Lindung yaitu berupa hutan lindung seluas 175.958,33 ha.

c) Hutan Produksi seluas 301.974,81 Ha.

Hutan sangat berpengaruh terhadap karakteristik pengaturan Daerah AliranSungai (watershed). Pengaruh ini sangat kompleks dan saling bergantungkarena watershed hutan dapat dipandang sebagai satu kesatuan sistem(ekosistem) sehingga saling bergantung antara daerah atas atau daerah hulu(upland watershed) dan daerah hilir (lowland watershed). Dengan demikiangangguan hutan pada daerah hulu akan memberikan pengaruh terhadapdaerah hilir. Beberapa kawasan konservasi yang terdapat di Provinsi SulawesiUtara antara lain Cagar Alam (CA) Gunung Lokon, CA Gunung Ambang, CATangkoko, Suaka Margasatwa (SM) Karakelang, SM Manembo-nembo, TamanNasional Boganinani Wartabone, Taman Nasional Laut Bunaken, Taman WisataAlam Batu Putih dan TWA Batu Angus. Taman Nasional Boganinani Wartaboneterletak dalam wilayah Provinsi Sulawesi Utara (177.115 Ha) dan ProvinsiGorontalo (110.000 Ha).

Tabel dibawah ini menunjukkan luas lahan Provinsi Sulawesi Utara menurutkabupaten/kota sesuai dengan fungsi kawasan.

Tabel 2.17. Luas Lahan Provinsi Sulawesi Utara Sesuai Dengan Fungsi Kawasan (Ha)No KABUPATEN HSA&

KPA

HL HPT HP HPK KawasanHutan

APL TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BolaangMongondow

193.647 95.089 159.610 50.827 14.643 513.816 321.988 835.804

2 Kep. Sangihe - 13.820 13.820 87.483 101.303

3 Kep. Talaud 29.804 10.199 2.348 42.351 82.741 125.092

4 Kota Bitung 9.615 6.027 15.643 14.757 30.400

5 Kota Manado 15.106 1.086 16.192 12.492 28.684

6 Kota Tomohon 694 585 1.615 2.895 11.765 14.660

7 Minahasa 8.417 9.173 5.758 23.348 79.778 103.126

8 Minahasa Selatan 18.773 22.551 30.432 16.597 88.353 128.661 217.014

9 Minahasa Utara 44.486 17.428 10.361 72.276 63.428 135.704

Total 320.543 175.959 210.124 67.424 14.643 788.693 803.093 1.591.786

Sumber : BPKH 2006; Sk Menhutbun No.452/Kpts-II/99 tanggal 17 Juni 1999

Secara umum kegiatan budidaya dan pemanfaatan ruang yang akandikembangkan di Sulawesi Utara dapat dibedakan menurut karakteristiknya.Dalam hal ini, kawasan hutan produksi merupakan penyangga dari kawasan

Page 65: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 65

lindung, sedangkan kawasan pertanian, pertambangan, perindustrian danpermukiman merupakan kegiatan budidaya ”intensif“. Pariwisata yangberorientasi pada obyek wisata alam dapat dipandang sebagai kegiatan yangfleksibel di dalam memanfaatkan ruang sehingga kawasannya dapat sajabertumpang tindih pada kawasan lindung yang telah ditetapkan dengan tetapmenjaga fungsi lindungnya.

Tabel 2.18. Kekritisan Lahan per Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara, 2014

No Kabupaten/Kota Besar

an

Tidak

Kritis

Kritis

Potensial Kritis

Kritis

Agak Kritis

Kritis

Kritis Sangat

Kritis

Kritis

Total

1 Bitung ha 7,511.00 16,596.39 6,096.05 602.79 30,806.23

% 0.00 24.38 53.87 19.79 1.96 100

2 Bolaang Mongondow ha 4,420.96 150,764.25 109,532.59 60,256.24 7,874.50 332,848.54

% 1.33 45.30 32.91 18.10 2.37 100

3 Bolaang Mongondow

Selatan

ha 5,416.36 94,514.23 49,600.02 18,421.02 11,344.35 179,295.98

% 3.02 52.71 27.66 10.27 6.33 100

4 Bolaang Mongondow

Timur

ha 41.86 32,240.85 33,239.70

20,250.75

2,692.01 88,465.17

% 0.05 36.44 37.57 22.89 3.04 100

5 Bolaang Mongondow

Utara

ha 2,414.99 68,275.45 69,333.51

16,855.72

2,981.76

159,861.43% 1.51 42.71 43.37 10.54 1.87 100

6 Kepulauan Sangihe ha 147.71 1,749.79 29,788.92 25,182.81 1,330.76 58,199.99

% 0.25 3.01 51.18 43.27 2.29 100

7 Kepulauan Talaud ha

316.25

27,223.62 61,519.37 8,618.40 252.08 97,929.72

% 0.32 27.80 62.82 8.80 0.26 100

8 Kotamobagu ha 3,647.62 1,288.51 90.02 30.73 5,056.88

% 0.00 72.13 25.48 1.78 0.61 100

9 Manado ha 231.08 2,469.82 12,154.19 1,390.06 144.14 16,389.29

% 1.41 15.07 74.16 8.48 0.88 100

10 Minahasa ha 527.72 37,575.54 49,339.40 21,414.14 2,271.68 111,128.48

% 0.47 33.81 44.40 19.27 2.04 100

11 Minahasa Selatan ha 1,315.08 30,601.90 73,848.30 40,580.87 1,862.34 148,208.49

% 0.89 20.65 49.83 27.38 1.26 100

12 Minahasa Tenggara ha 458.27 19,452.71 33,965.69 16,241.36 583.88 70,701.91

% 0.65 27.51 48.04 22.97 0.83 100

13 Minahasa Utara ha 4,155.77 27,207.18 53,048.65 15,117.94 776.42 100,305.96

% 4.14 27.12 52.89 15.07 0.77 100

14 Siau Tagulandang

Biaro

ha 288.42 2,387.40 6,335.74 10,731.39 1,214.01 20,956.96

% 1.38 11.39 30.23 51.21 5.79 100

15 Tomohon ha 5,357.02 6,134.56 3,098.32 74.84 14,664.74

% 0.00 36.53 41.83 21.13 0.51 100

Total ha 19,734.4

7

510,978.38 605,725.54 264,345.0

9

34,036.29 1,434,819.7

7% 1.38 35.61 42.22 18.42 2.37 100

Sumber: BPDAS Tondano, 2015

Page 66: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 66

Masyarakat Sulawesi Utara masih banyak yang menggantungkankehidupannya pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.Keberlangsungan ketiga sektor tersebut sangat bergantung pada kondisihutan sebagai penyedia air dan penyangga kehidupan dalam mencegahbencana di masa depan. Isu kehutanan yang masih dihadapi saat iniadalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan maupun di luarkawasan, pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan nonkehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan danpencurian kayu (illegal logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tataruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis (agakkritis sampai dengan sangat kritis) Sulawesi Utara saat ini adalah832.626,56 Ha yang terdiri dari kawasan hutan seluas 289.977,27 Ha(36,48%), Areal Penggunaan Lain seluas 542.646,29 Ha (83%) dan luasareal yang terbakar tahun 2015 seluas 11.402 Ha.

Tabel 2.19. Tingkat Kekritisan Lahan Sulawesi Utara Tahun 2015Fungsi

KawasanTingkat kekritisan lahan (ha) Total

TidakKritis

PotensialKritis

Agak Kritis Kritis SangatKritis

Kawasan Hutan Lindung

HK 10802.88 163228.54 49823.09 15549.19 6110.96 245514.66

HL 6477.23 82672.86 48167.29 17354.34 6077.99 160749.71

17280.11 245901.4 97990.38 32903.53 12188.95 406264.37Kawasan Lindung di luar kawasan hutan

HPT 563.37 54242.14 124422.22 23750.4 5883.16 208861.29

HP 0 13493.95 33331.47 12933.72 4755.59 64514.73

HPK 0 1377.76 11245.44 1888.71 166.94 14678.85

563.37 69113.85 168999.13 38572.83 10805.69 288054.87Kawasan Budidaya

APL 1891.01 195960.48 338736.2 192868.66 11041.43 740497.78

Total 19734.49 510975.73 605725.71 264345.02 34036.07 1434817.02

Luas kawasan hutan adalah 788.693Ha yang sesuai dengan fungsinyaterbagi atas Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (HSA/KPA)seluas 320.543Ha (40,64%), Hutan Lindung (HL) seluas 175.959Ha (22,31%),Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 210.124Ha (26,46%), Hutan Produksi(HP) seluas 67.424Ha (8,55%) dan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas14.643Ha (1,86%). Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah harus terusmelakukan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan secara lestaridiantaranya melalui penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan

Page 67: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 67

untuk terus menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dankehidupan mereka serta generasi dimasa yang akan datang. Seiring itu pulaPemerintah melakukan upaya penegakan hukum bagi para perusak ataupelaku pelanggaran kehutanan, memberikan akses masyarakat untukmengelola hutan secara lestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahandengan melibatkan masyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasiperubahan iklim global dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional,dan internasional.

2.1.5.7. Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan

Pengelolaan sumberdaya ikan berkenajutan adalah pengelolaan yangmengarah pada bagaimana sumberdaya ikan yang ada saat ini mampumemenuhi kebutuhan sekarang dan kebutuhan generasi yang akan datang,dimana aspek berkelanjutan harus meliputi aspek ekologi, sosial-ekonomi,masyarakat dan institusi. Pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan tidakmelarang aktifitas penangkapan yang bersifat ekonomi/komersial, ettapimenganjurkan dengan persyaratan bahwa tingkat pemanfaatan tidakmelampaui daya dukung (carryng capacity) lingkungan perairan ataukemampuan pulih sumberdaya ikan, sehingga generasi mendatang tetapmemiliki asset sumberdaya alam yang sama atau bahkan lebih banyak darigenrasi saat ini.

Pengelolaan sumberdaya ikan dapat dikatakan berkelanjutan apabilakegiatan tersebut dapat mencapai tiga tujuan pembangunan berkelanjutanyaitu berkelanjutan secara ekologi, sosial dan ekonomi. Berkelanjutan secaraekologi mengandung arti bahwa kegiatan pengelolaan sumberdaya ikandimaksud harus dapat mempertahankan integritas ekosistim, memelihara dayadukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya ikan termasukkeanekaragaman hayati (biodiversity), sehingga pemanfaatan sumberdaya ikandapat berkesinambungan. Berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwakegiatan pengelolaan ikan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil,mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaanmasyarakat, identitas sosial dan pengembangan kelembagaan. Berkelanjutansecara ekonomi berarti bahwa kegiata pengelolaan sumberdaya ikan harusdapat membuahkan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital, danpenggunaan sumberdaya ikan serta investasi secara efisien.

Page 68: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 68

Tabel 2.20. Komoditas Perikanan tahun 2010-2015 Provinsi Sulawesi Utara (ton)

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulut., 2015

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahandaerah disebutkan bahwa penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidangkehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral dibagi antaraPemerintah Pusat dan Daerah provinsi. Dalam Undang-Undang inipundijelaskan bahwa penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untukpenghitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalambatas wilayah 4 (empat) mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepasdan/atau ke arah perairan kepulauan. Dalam hal batas wilayahkabupaten/kota kurang dari 4 (empat) mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak

No. Usaha Perikanan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kenaikan(%)

2014-2015

1 PerikananTangkap:

-Penangkapan di

PU

-Penangkapan di

Laut

222.220,5

1.460

220.760,3

230.879,7

976,9

229.902,8

281.633,0

2.304,3

279.328,7

350.534,50

1.213,5

349.321,0

296.362,00

1.163,50

295.203,40

285.270,5

905,5

284.365

-3,74

-22,13

-3,67

2 PerikananBudidaya:

-Budidaya Laut

-Budidaya

Tambak

-Budidaya Tawar

:

*Kolam

*sawah

*Karamba

*Jaring apung

98.502,8

72.051,0

606,0

26.451,8

6.915,4

7.582,2

3.371,7

7.976,6

184.444,9

136.547,3

427,5

47.897,6

33.016,1

8.474,5

3.036,9

2.942,6

210.703,8

159.642,7

260,8

50.800,3

34.681,6

12.951,0

298,8

2.868,8

322.862,46

174.052,00

10.451,00

138.359,46

81.761,72

16.353,33

342,93

39.901,87

429.292,45

301.866,52

688,90

126.737,03

72.379,26

17.304,75

344,99

36.708,03

473.646,91

339.573,00

703,00

133.370,91

89.284,07

9.361,15

409,89

34.315,80

10,33

12,49

2,05

5,23

23,35

-45,90

18,81

-6,51

Jumlah (ton) 320.723,3 415.324,6 492.336,8 673,396,96 725.634,45 758.917,41 4,58

Page 69: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 69

atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari daerah yang berbatasan.Hal ini berarti daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumberdaya alam di laut yang ada di wilayahnya.

Grafik 2.1. Volume Perikanan Tangkap Prov. Sulut 2005-2015

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Sulut, 2015

Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di lautmeliputi:

a) eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luarminyak dan gas bumi;

b) pengaturan administratif;c) pengaturan tata ruang;d) ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dane) ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut palingjauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepasdan/atau ke arah perairan kepulauan. Apabila wilayah laut antardua Daerahprovinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, kewenangan untuk mengelolasumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsipgaris tengah dari wilayah antardua daerah provinsi tersebut.

Potensi Kelautan dan Perikanan diperuntukan bagi kesejahteraan rakyat, yangdiarahkan untuk dapat mengentaskan kemiskinan (Pro-poor), menyerap tenagakerja (Pro-job) dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (por-growth) serta pro-

192,911.10190,789.60192,415.70207,527.00215,531.70220,760.30229,902.80281,633.00

350,534.50296,362.00285,270.50

0.0050,000.00

100,000.00150,000.00200,000.00250,000.00300,000.00350,000.00400,000.00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Perikanan Tangkap (Data DKP Prov. Sulut)Perikanan Tangkap (Data DKP Prov. Sulut)

Page 70: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 70

business. Potensi Perikanan dan kelautan Sulawesi Utara sangat strategis,dimana Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu dari tujuh ProvinsiKepulauan di Indonesia yang memiliki 286 buah pulau dan 11 diantaranyamerupakan pulau terluar.

Grafik 2.2. Volume Perikanan Budidaya Prov. Sulut 2005-2015.

Wilayah ini memiliki biota- biota laut langka antara lain ikan Coelacanth,dan juga sebagai World Heritage Marine Site terletak di Wallace Line danKawasan Sulu Sulawesi Marine Eco-region, memiliki gunung bawah laut yaituGunung Mahangetang yang terletak di perairan kabupaten kepulauan SiauTagulandang Biaro, tempat pemijahan mamalia laut, dan sebagai lintasan ikanberuaya antar negara.

Sumberdaya kelautan dan perikanan Sulawesi Utara sangat besar dengan luaswilayah laut 351.540 km2, Luas perairan Teritorial 161.540,00 km2, luas ZoneEkonomi Eksklusif (ZEE) 190.000,00 km2, panjang garis pantai 2.395,99 km.Potensi Lestari Sumberdaya ikan 1.884.900 ton/tahun dengan jumlahtangkapan yang diperbolehkan 1.491.000 ton/tahun.

Potensi sumber daya alam di Sulawesi Utara relatif besar namunpengelolaannya belum sepenuhnya memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaansumber daya alam yang berkelanjutan, baik sumber daya hutan, sumber dayakelautan dan perikanan, sumber daya air, dan sebagainya. Dilain pihak sumberdaya panas bumi/geothermal relatif besar namun belum dimanfaatkan secaraoptimal, hanya pada beberapa lokasi saja.

Fenomena perubahan iklim memberikan dampak baik secara langsungmaupun tidak langsung terhadap berbagai sektor kehidupan, seperti

0.00

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014

20,299.00

212,417.40213,537.00232,035.80246,704.90

320,723.30

408,784.80

492,459.20473,646.91

Perikanan Budidaya (Data DKP Prov.Sulut)

Page 71: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 71

lingkungan hidup, kelautan perikanan, pertanian, kehutanan, infrastruktur,dan kesehatan. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain mitigasi dan adaptasiterhadap dampak dari perubahan iklim tersebut, termasuk pengembangankerjasama, penguatan kelembagaan dan penetapan peraturan perundang-undangan. Dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, sektor kehutananmelakukan upaya-upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta pengamanankawasan hutan.

Upaya-upaya tersebut dilakukan secara terpadu melibatkan instansi terkait,seperti Dinas Kehutanan, Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan,Kepolisian, Kejaksaan, Pemerintah, dan masyarakat setempat. Namun upaya-upaya tersebut masih perlu ditingkatkan dengan langkah strategispembentukan tim terpadu pengamanan hutan Sulawesi Utara, tim PembinaRehabilitasi Hutan dan Lahan Sulawesi Utara, penyediaan sarana-prasaranapengamanan hutan dan penambahan personil polisi kehutanan.

2.1.6. Kerjasama Antar Daerah2.1.6.1. Kerjasama Teluk TominiKawasan Teluk Tomini merupakan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi,sosial, dan ekologis/lingkungan yang sangat berarti bagi kelangsunganpenghidupan masyarakat. Teluk Tomini merupakan kawasan andalan nasional,tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional karena tipe ekosistem khasyang beranekaragaman, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut,estuaria, delta, dan rawa pantai non bakau. Ekosistem-ekosistem tersebutsebagai penyangga kehidupan yang perlu dilindungi. Selain itu, ekosistemterumbu karang yang ada di Teluk Tomini merupakan bagian dari “SegitigaTerumbu Karang” (Coral Triangle) yang memiliki keragaman karang tertinggi didunia. Secara wilayah administrasi, Teluk Tomini merupakan teluk terbesar didaerah Khatulistiwa, dimana perairan Teluk Tomini meliputi tiga provinsi yaituSulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Kesepakatan bersama 3Gubernur (Gubernur Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo) Nomor660/05/blhd-g-st/2009, Nomor 100/1186/sekr-blh, dan Nomor 06/hkm-nk/v/2009 Tanggal 13 Mei 2009, menjadi acuan dalam pengelolaan kawasanTeluk Tomini yang memuat empat kesepakatan yaitu:1. Rencana strategis pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan

berkelanjutan sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah.2. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan strategipengelolaan secara konsisten dan konsekuen.

3. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutanuntuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinergitas program/kegiatan,dan evaluasi bersama.

4. Peningkatan alokasi anggaran untuk pengelolaan Teluk Tomini secaraterpadu dan berkelanjutan melalui APBD ketiga provinsi, APBD

Page 72: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 72

kabupaten/kota, dukungan APBN, penganggaran dunia usaha, masyarakatserta kerjasama internasional.

5. Hal-hal yang lebih teknis akan disusun kesepakatan bersama olehbadan/dinas terkait dan perguruan tinggi di ketiga provinsi.

2.1.6.2. Kerjasama Provinsi-Provinsi se-SulawesiBadan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) didirikan oleh 4(empat) Gubernur se-Sulawesi Tahun 2000, dimana isu keamanan menjadifokus utama program pembangunan ekonomi di wilayah Sulawesi. Salah satuprogram utama BKPRS adalah memfasilitasi kerjasama regional, nasional,internasional dalam menopang pembangunan ekonomi wilayah Sulawesisebagai bagian dari pengembangan ekonomi nasional. Kedepan diharapkanBKPRS menjadi one stop agency untuk mengurangi terjadinya tumpang tindihsejumlah regulasi yang dibuat baik ditingkat kabupaten/kota sampai ke tingkatprovinsi dalam rangka meningkatkan investasi.

2.1.6.3. Kerjasama Regionala. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN GrowthArea (BIMP-EAGA)Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEANGrowth Area (BIMP-EAGA) dibentuk secara resmi pada Pertemuan TingkatMenteri (PTM) ke-1 di Davao City, Filipina pada Tanggal 26 Maret 1994. BIMP-EAGA adalah kerjasama sub-regional yang bertujuan untuk meningkatkanTrade Tourism and Investment (TTI). Pertemuan tertinggi BIMP-EAGA adalahKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) kemudian Pertemuan Tingkat Menteri,Pertemuan Tingkat Pejabat Senior, dan pertemuan teknis di bawah SOM.Pertemuan teknis di bawah SOM terdiri atas cluster dan task force, yaitu: (a)Cluster on Natural Resources Development, diketuai oleh Indonesia (b) Cluster onTransport, Infrastructure, and Information, Communication, and TechnologyDevelopment (TIICTD), diketuai oleh Brunei Darussalam (c) Cluster on JointTourism Development (JTD), diketuai Malaysia (d) Cluster on Small and MediumEnterprises Development (SMED), diketuai oleh Filipina. (e) Task Force onCustoms, Immigration, Quarantine, and Security, diketuai oleh Filipina.

b. Coral Triangle Initiative (CTI)CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden Susilo BambangYudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological Diversity(CBD) ke-8 di Brazil Tahun 2006 didasari kenyataan bahwa perairan Indonesiadan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coraldiversity (setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), sehingga dengansendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. CTIdikembangkan untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negarayang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaanlingkungan hidup dan mempertahankan kesinambungan sumberdaya alamlaut di kawasan Coral Triangle yang mencakup 6 negara: Indonesia, Filipina,Malaysia, Timor Laste, PNG, dan Kepulauan Solomon.

Page 73: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 73

2.1.6.4. Kerjasama Provinsi-Provinsi KepulauanProvinsi-provinsi kepulauan memiliki lembaga kerjasama yaitu BadanKerjasama Provinsi Kepulauan dimana terdiri dari Provinsi: Nusa TenggaraTimur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, KepulauanBangka Belitung, Maluku Utara, dan Maluku. Sebagai tindak lanjut dariKesepakatan Ternate Tahun 2008 tentang masalah yang berkaitan denganKerjasama Antar Daerah, maka disepakati hal-hal yang meliputi peningkatandan pengembangan komoditas rumput laut, percepatan pembentukan Dewan,dan Badan Pengelola Pelabuhan di masing-masing pelabuhan di daerah untukefisiensi pengelolaan pelabuhan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pengembangan industri pariwisata(wisata bahari, community based ecotourism, keunggulan lokal), dan penyiapanpaket wisata bersama, pengembangan, dan pengelolaan kawasan konservasilaut daerah (KKLD) dan ekosistem laut lainnya, penyusunan rencana zonasidan aksi masing-masing daerah, serta komitmen melaksanakan program danpembiayaan yang telah disepakati bersama.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiSalah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakatdalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat ditunjukkan denganIndikator Pendapatan Perkapita.

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB

Gambaran tentang nilai dan kontribusi masing-masing sektor terhadapProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Utara pada periode 2010-2013 Atas Dasar Harga Konstan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.21.. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2013 Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2010-2013 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)

S e k t o rTahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

(Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%)Pertanian 3.683.944,77 11,28 3.600.037,43 -2,28 3.767.610,71 6,10 3.922.775,03 4,12Pertambangan &Penggalian

907.166,47 0,90 932.584 2,80 1.054.108,06 6,29 1.107.464,48 5,06

IndustriPengolahan

1.415.109,94 6,48 1.467.593,08 3,71 1.626.095,37 5,14 1.693.277,00 4,13

Listrik, Gas, &Air Bersih

144.245,88 14,88 152.794,59 5,02 166.146,93 8,85 190.708,17 14,78

Konstruksi 2.824.275,70 2,11 3.152.097,36 11,61

3.459.736,67 10,11

3.635.570,64 5,08

Perdagangan,Hotel &Restoran

2.990.068,94 8,59 3.618.975,52 21,03

3.755.892,71 8,78 4.210.879,72 12,11

Pengangkutan &Komunikasi

2.411.285,72 8,17 2.510.203,42 4,10 2.753.011,69 6,69 2.941.410,34 6,84

Page 74: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 74

Keuangan, Sewa& JasaPerusahaan

1.237.775,16 9,73 1.319.391,96 6,59 1.462.301,07 10,07

1.688.708,90 15,48

Jasa-Jasa 2.757.142,95 6,17 2.980.591,99 8,10 3.241.675,16 8,42 3.481.368,44 7,39PDRB 18.376.750,93 7,16 19.734.270,17 7,39 21.286.578,38 7,86 22.872.162,72 7,45

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2014.

PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 menunjukkanpeningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, capaian PDRB tercatatsebesar Rp.15.902 triliun dan meningkat menjadi Rp.21,286 triliun pada tahun2012. Ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2011 tumbuh 7,39 persen,memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan tahun 2010 yang tumbuhsebesar 7,16 persen. Nilai PDRB Sulut tahun 2011 secara riil (atas dasar hargakonstan 2000) tercatat senilai Rp 19,73 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahunsebelumnya yang senilai Rp 18,38 triliun. Sejak tahun 2009 sampai tahun2012, sektor yang memberi kontribusi terbesar adalah sektor pertanian dansampai pada tahun 2012 pun tidak terjadi pergeseran dimana sektor pertanianmasih merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar.

Tabel 2.22. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2013 Atas Dasar HargaBerlaku Tahun 2010-2013 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)

S e k t o r 2010 2011 2012 2013Pertanian 7.167.600,32 7.298.876,04 7.876.348,11 8.476.083,72Pertambangan &Penggalian

1.482.379,20 1.671.343.48 1.775.858,87 1.977.566,55

Industri Pengolahan 2.972.700,68 3.285.811,40 3.564.218,31 3.825.069,03Listrik, Gas, & Air Bersih 287.980,74 316.006,94 360.309,41 425.800,02Konstruksi 6.089.577,42 7.253.791,76 8.128.595,42 8.793.601,94Perdagangan, Hotel &Restoran

6.258.207,94 7.552.896,07 8.306.426,90 9.629.781,66

Pengangkutan &Komunikasi

4.238.017,22 4.739.331,89 5.679.001,63 6.734.710,85

Keuangan, Sewa & JasaPerusahaan

2.320.203,339 2.607.687,33 3.020.887,99 3.630.883,33

Jasa-Jasa 6.095.147,608 7.105.708,81 8.516.656,88 9.907.604,33PDRB 36.911.814,52 41.831.453,71 47.198.303,51 53.401.101,43

Sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2015.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2013 tumbuhsebesar 7,45 %, dimana pertumbuhan ini sedikit lebih lambat dibandingkanpad atahun 2012 yang bertumbuh sebesar 7,86%. Nilai PDRB Provinsi Sulawesiutara tahun 2013 secara riil atas dasar harga konstan tercatat senilai Rp. 22,87trilyun, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp.21,29trilyun. Pada tahun 2013 semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhanpositif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor keuangan, real estate dan jasaperusahaan yang tumbuh sebesar 15,48% diikuti oleh sektor listrik, gas danair bersih tumbuh 14,78 persen dan disusul oleh sektor perdagangan, hotel danrestaurant sebesar 12,11 persen.

Struktur perekonomian Sulawesi Utara tahun 2013 memperlihatkanpergeseran peranan untuk beberapa sektor. Peranan kelompok sektor primer

Page 75: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 75

mengalami penurunan dari 21,46 persen pada tahun 2011 menjadi 19,58persen pada tahun 2013. Penurunan ini berasal dari sektor pertanian yaitumenurun dari 17,45 persen pada tahun 2011 menjadi 15,87% pada tahun 2013serta pertambangan dan penggalian yang menurun dari 4,00 persen menjadi3,70%. Kondisi yang sama terjadi pada kelompok sektor sekunder denganperanan yang menurun. Pada tahun 2013 peranan kelompok sektor inimenurun sebesar 1,52 point menjadi 24,43 persen dari 25,95 persen di tahun2011. Sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi mengalami penurunansebesar 0,69 dan 0,87 poin dari tahun 2011 ke tahun 2013.

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 53,40trilyun, meningkat dibandingkan tahun 2012 yang senilai Rp. 47,20 trilyun.Jika dibandingkan dengan tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku hanyamencapai Rp. 36 trilyun. Jadi selang tiga tahun, terjadi pertumbuhan nilaiproduk dometik regional bruto sebesar 16,5 trilyun.

Jika ditilik dari peran sektor tersier dalam mendorong pertumbuhanekonomi daerah, sektor ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,dimana pada tahun 2013 peranannya bertambah 3,40 poin menjadi sebesar 56persen. Peningkatan peranan pada kelompok sektor tersier disumbang daripeningkatan seluruh sektor yang tergabung dalam kelompok tersier. Peranansektor jasa-jasa sebagai penyumbang terbesar meningkat dari 16,99 persen ditahun 2011 menjadi 18,55 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2014penghitungan PDRB telah menggunakan metode baru dengan pendekatan yangdiubah. Tabel dibawah ini menunjukkan perkembangan PDRB berdasarkanperubahan tahun dasar dan perubahan variable/parameter dalam PDRB.

Page 76: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 76

Tabel 2.23. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2013-2015 Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2013-2015 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)

Kategori Uraian

TAHUN

2013 2014 2015(1) (2) (32) (37) (42)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13.765.299,1

14.243.121,1

14.663.345,9

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan JasaPertanian 8.996.523,4 9.234.173,7 9.816.769,7

a. Tanaman Pangan 2.360.489,4 2.349.898,2 2.303.089,3

b. Tanaman Hortikultura Semusim 614.742,0 628.129,9 651.098,2

c. Perkebunan Semusim 670,7 668,2 698,4

d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 750.602,6 771.064,9 804.026,0

e. Perkebunan Tahunan 3.887.231,2 4.031.945,7 4.496.453,6

f. Peternakan 1.235.731,5 1.304.630,7 1.402.512,6

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 147.056,0 147.836,1 158.891,6

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 381.864,1 361.371,1 353.116,7

3 Perikanan 4.386.911,6 4.647.576,2 4.493.459,4

B Pertambangan dan Penggalian 3.022.999,1 3.234.153,9 3.498.376,31 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 159.660,5 172.887,9 198.070,3

2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,0 0,0 0,0

3 Pertambangan Bijih Logam 648.268,0 728.385,1 800.446,4

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2.215.070,5 2.332.880,9 2.499.859,5

C Industri Pengolahan 6.902.306,6 7.138.172,0 7.327.345,01 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0

a. Industri Batu Bara 0,0 0,0 0,0

b. Industri Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0

2 Industri Makanan dan Minuman 5.717.147,1 5.923.260,1 6.154.437,1

3 Pengolahan Tembakau 0,0 0,0 0,0

4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 18.614,2 19.656,2 19.137,1

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1.458,9 1.455,5 1.367,6

6Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus danBarang Anyaman dari Bambu, Rotan danSejenisnya

69.305,6 71.996,7 70.398,0

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas,Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 153.583,0 155.526,2 157.068,2

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 86.701,8 90.953,4 86.269,1

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.718,5 1.816,0 1.925,410 Industri Barang Galian bukan Logam 236.608,9 236.806,2 250.649,6

11 Industri Logam Dasar 122.683,4 133.870,7 130.640,0

12

Industri Barang dari Logam, Komputer, BarangElektronik, Optik dan Peralatan Listrik 348.462,8 355.193,2 309.762,5

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,0 0,0 0,0

14 Industri Alat Angkutan 43.780,1 43.333,6 39.320,2

15 Industri Furnitur 69.741,8 70.594,4 70.728,3

16

Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi danpemasangan mesin dan peralatan 32.500,6 33.709,7 35.642,1

Page 77: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 77

D Pengadaan Listrik dan Gas 62.214,7 69.478,8 74.178,41 Ketenagalistrikan 59.693,7 66.762,3 71.268,6

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 2.521,0 2.716,4 2.909,8

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah danDaur Ulang 91.760,7 94.748,9 97.045,9

F Konstruksi 7.933.964,0 8.396.755,7 9.193.449,7

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil danSepeda Motor 7.811.064,2 8.532.451,0 9.038.776,7

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor danReparasinya 2.924.986,1 3.143.225,1 3.220.626,1

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobildan Sepeda Motor 4.886.078,2 5.389.225,9 5.818.150,5

H Transportasi dan Pergudangan 5.059.981,3 5.585.990,2 5.990.818,61 Angkutan Rel 0,0 0,0 0,0

2 Angkutan Darat 3.194.391,5 3.500.767,5 3.749.249,8

3 Angkutan Laut 862.401,1 975.122,1 1.054.203,2

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 17.632,8 19.174,0 20.482,7

5 Angkutan Udara 770.833,3 858.391,8 917.872,7

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Posdan Kurir 214.722,7 232.534,8 249.010,3

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.285.410,6 1.425.029,5 1.546.469,31 Penyediaan Akomodasi 806.464,2 899.481,8 977.330,2

2 Penyediaan Makan Minum 478.946,4 525.547,7 569.139,2

J Informasi dan Komunikasi 2.698.252,7 2.948.474,5 3.212.446,2K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.346.430,0 2.411.506,1 2.505.714,3

1 Jasa Perantara Keuangan 1.627.575,5 1.630.244,3 1.658.785,4

2 Asuransi dan Dana Pensiun 99.468,0 106.923,9 114.605,2

3 Jasa Keuangan Lainnya 618.511,2 673.383,8 731.291,2

4 Jasa Penunjang Keuangan 875,4 954,0 1.032,5

L Real Estate 2.225.737,0 2.421.971,9 2.601.699,4M,N Jasa Perusahaan 49.534,0 53.568,9 57.711,8

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 4.258.466,4 4.639.202,3 5.056.199,6

P Jasa Pendidikan 1.586.533,2 1.650.377,0 1.767.208,4Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.338.158,3 2.485.135,3 2.680.958,8

R,S,T,U Jasa lainnya 984.386,7 1.029.285,5 1.107.067,1

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 62.422.498,5

66.359.422,4

70.418.811,2

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPAMIGAS

62.262.838,0

66.186.534,5

70.220.740,9

Page 78: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 78

Tabel. 2.24. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2013-2015 Atas Dasar HargaBerlaku Tahun 2013-2015 Provinsi Sulawesi Utara (dalam jutaan)

UraianTAHUN

2013 2014 2015(2) (32) (37) (42)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15.791.585,7

17.797.649,9

19.858.896,4

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 9.832.298,5 10.743.463,4 12.303.087,0

a. Tanaman Pangan 2.723.854,8 2.862.380,4 3.162.493,8

b. Tanaman Hortikultura Semusim 673.880,3 710.818,2 959.360,9

c. Perkebunan Semusim 732,6 736,3 825,7

d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 907.610,5 1.048.760,9 1.207.274,9

e. Perkebunan Tahunan 3.925.925,4 4.301.789,2 4.801.616,8

f. Peternakan 1.419.492,7 1.636.184,6 1.947.959,3

g. Jasa Pertanian dan Perburuan 180.802,4 182.793,7 223.555,6

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 452.646,5 435.063,8 460.570,1

3 Perikanan 5.506.640,7 6.619.122,6 7.095.239,3

Pertambangan dan Penggalian 3.511.840,3 3.838.563,8 4.325.926,01 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 186.801,2 187.112,0 214.522,4

2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,0 0,0 0,0

3 Pertambangan Bijih Logam 717.258,4 794.134,3 917.893,2

4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 2.607.780,8 2.857.317,5 3.193.510,4

Industri Pengolahan 7.267.615,1 7.911.388,0 8.623.109,91 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0

a. Industri Batu Bara 0,0 0,0 0,0

b. Industri Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0

2 Industri Makanan dan Minuman 5.975.882,6 6.542.283,1 7.234.916,3

3 Pengolahan Tembakau 0,0 0,0 0,0

4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 20.426,6 21.719,1 22.342,1

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1.564,2 1.782,7 1.743,9

6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan BarangAnyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 80.354,1 82.287,5 84.893,1

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan danReproduksi Media Rekaman 164.389,4 176.411,0 186.062,8

8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 88.315,7 100.664,6 100.501,2

9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.759,9 2.022,1 2.160,710 Industri Barang Galian bukan Logam 283.098,8 301.086,6 333.259,0

11 Industri Logam Dasar 127.244,2 129.604,5 127.460,8

12

Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik,Optik dan Peralatan Listrik 369.414,8 386.592,5 353.003,0

13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,0 0,0 0,0

14 Industri Alat Angkutan 45.191,5 44.722,4 42.646,7

15 Industri Furnitur 74.963,5 83.824,2 90.816,9

16

Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasanganmesin dan peralatan 35.010,0 38.387,5 43.303,3

Pengadaan Listrik dan Gas 53.060,9 58.158,4 70.907,0

Page 79: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 79

1 Ketenagalistrikan 50.038,8 54.721,3 66.904,3

2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 3.022,2 3.437,1 4.002,7

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 101.634,1 111.858,8 120.715,2

Konstruksi 8.449.421,9 9.247.018,6 10.522.916,9

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.851.845,3 9.906.925,4 11.276.313,6

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 3.594.889,6 3.940.758,7 4.371.330,6

2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan SepedaMotor 5.256.955,7 5.966.166,6 6.904.983,0

Transportasi dan Pergudangan 6.148.888,2 7.928.501,1 9.687.878,11 Angkutan Rel 0,0 0,0 0,0

2 Angkutan Darat 3.776.963,9 4.712.427,3 5.728.992,9

3 Angkutan Laut 978.397,0 1.288.453,1 1.530.406,3

4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 20.372,5 24.492,7 28.054,9

5 Angkutan Udara 1.147.419,9 1.636.357,2 2.091.021,8

6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir 225.735,0 266.770,8 309.402,2

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.458.840,1 1.683.148,4 1.961.576,51 Penyediaan Akomodasi 934.904,0 1.072.890,5 1.242.714,2

2 Penyediaan Makan Minum 523.936,0 610.258,0 718.862,3

Informasi dan Komunikasi 2.755.362,9 3.044.601,5 3.489.926,5Jasa Keuangan dan Asuransi 2.772.589,9 2.990.355,6 3.250.817,11 Jasa Perantara Keuangan 2.009.183,5 2.110.912,3 2.230.783,9

2 Asuransi dan Dana Pensiun 99.998,1 112.033,2 126.546,8

3 Jasa Keuangan Lainnya 662.474,0 766.269,6 892.156,8

4 Jasa Penunjang Keuangan 934,3 1.140,6 1.329,6

Real Estate 2.489.009,9 2.867.733,9 3.195.702,4Jasa Perusahaan 57.998,6 67.798,9 78.194,9Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan SosialWajib 5.690.047,5 6.790.703,3 7.664.846,2

Jasa Pendidikan 1.983.496,7 2.309.084,0 2.613.018,7Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.588.543,4 2.857.014,6 3.165.465,4Jasa lainnya 1.125.680,2 1.200.073,3 1.369.051,8

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 71.097.460,7

80.610.577,4

91.275.262,4

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS 70.910.659,5

80.423.465,4

91.060.740,1

Page 80: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 80

Tabel 2.25. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 (Persen)

KOMPONEN Triw III-2014

TerhadapTriw II-2014

Triw IV-2014

terhadapTriw III-

2014

Triw IV-2014

terhadapTriw IV-

2013

LajuPertumbuha

n 2014

SumberPertumbuhan

2014

1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 3,83 5,11 6,47 6,66 3,20

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT (3,13) 4,30 2,50 4,23 0,09

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,79 14,00 14,16 7,44 1,03

4Pembentukan Modal Tetap DomestikBruto

3,69 11,02 6,50 1,69 0,63

5 Perubahan Inventori 2,92 5,98 3,10 (3,86) (0,00)

6 Ekspor Luar Negeri Barang dan Jasa (14,82) (33,32) (18,65) 27,74 4,13

7 Dikurangi Impor Luar Negeri Barangdan Jasa

(26,45) 573,34 459,86 114,74 4,08

8 Net Ekspor Antar Pulau (18,08) (141,89) (159,55) (10,04) 1,30

PRODUK DOMESTIK REGIONALBRUTO

4,77 7,57 6,12 6,31 6,31

Page 81: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 81

2013 2014 2013 2014(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 22,22 22,08 6,47 3,46

B Pertambangan dan Penggalian 4,94 4,76 5,39 6,98

C Industri Pengolahan 10,23 9,81 5,22 3,42

D Pengadaan Listrik, Gas & Produksi Es 0,07 0,07 16,01 10,47

E Pengadaan Air 0,14 0,14 7,22 3,26

F Konstruksi 11,88 11,46 8,32 5,88

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

12,43 12,29 7,74 9,18

H Transportasi dan Pergudangan 8,65 9,85 6,53 10,40

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

2,05 2,09 7,77 10,86

J Informasi dan Komunikasi 3,88 3,78 8,52 9,27

K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,90 3,73 6,61 2,83

L Real Estate 3,50 3,56 6,60 8,82

M,N Jasa Perusahaan 0,08 0,08 8,18 8,15

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib

8,01 8,42 1,13 8,94

P Jasa Pendidikan 2,79 2,86 5,16 4,02

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,64 3,54 6,35 6,29

R,S,T,U Jasa Lainnya 1,58 1,49 6,32 4,56

Tabel 2.26 . Struktur Ekonomi dan Laju Pertumbuhan PDRB MenurutLapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2013-2014 (Persen)

LapanganUsaha

Struktur Ekonomi Laju Pertumbuhan

Page 82: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 82

Tabel 2.27. PDRB Perkapita Sulawesi Utara Tahnu Dasar 2010 Tahun 2013-2014

Uraian 2013 2014

(1) (3) (4)

PDRB Per kapita Atas Dasar HargaBerlaku

- Nilai (Juta rupiah) 30,07 33,74

- Nilai (US$) 2.874,02 2.842,64

Tabel 2.28. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun2013-2014 (Persen)

Komponen 2013 2014

(1) (2) (3)1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 6,2

56,662 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,8

14,233 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,8

77,444 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4,3

31,695 Perubahan Inventori (41,56) (3,86).6 Ekspor Luar Negeri Barang dan Jasa (21,39) 27,747 Dikurangi Impor Luar Negeri Barang dan

Jasa3,73

114,748 Net Ekspor Antar Pulau (29,42) (10,04)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 6,38

6,31

Page 83: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 83

2013 2014 2013 2014(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pertanian 8.483.083,72 9.499.057,50 3.930.775,03 4.032.592,38

2 Pertambangan dan Penggalian 1.977.566,55 2.146.979,61 1.111.464,48 1.180.321,73

3 Industri Pengolahan 3.826.069,03 4.312.978,99 1.701.377,00 1.759.409,12

4 Listrik, Gas & Air Bersih 425.800,02 470.291,30 190.708,17 199.207,69

5 Konstruksi 8.861.901,94 9.831.953,50 3.662.670,64 3.905.751,65

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 9.584.781,66 11.418.471,85 4.145.779,72 4.612.877,98

7Pengangkutan & Komunikasi

6.695.310,85 8.404.737,01 2.952.510,34 3.249.371,18

8

Keuangan, Real Estat, & Jasa

Perusahaan 3.630.883,33 3.999.166,87 1.688.808,90 1.799.536,89

9Jasa-Jasa

9.907.604,33 11.745.431,06 3.488.468,44 3.780.134,81

Tabel 2.29 . PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan HargaKonstan 2000 Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)

LapanganUsaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 = 100

PRODUK DOMESTIK REGIONALBRUTO

53.393.001,43 61.829.067,68 22.872.562,72 24.519.203,43

Page 84: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 84

2.2.1.2. Laju Inflasi

Salah satu indikator utama keberhasilan pemerintah dalam mengaturperekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalammengendalikan kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya. Tabel2.22 memperlihatkan perkembangan laju Inflasi di Sulawesi Utaramenunjukkan pola yang dinamis dan fluktuatif dari Tahun 2005-2015, dengan angka inflasi tertinggi terjadi Tahun 2005 sebesar18,73%, diikuti pada tahun 2007 sebesar 10,13 dan pada tahun 2014hampir menyentuh dua digit lagi, yaitu 9,67%. Hal ini terjadi karenaadanya kenaikan harga bahan bakar minyak cukup signifikan yangmemicu kenaikan harga-harga barang dan jasa di pasar. Selanjutnya,Tahun 2006 angka inflasi turun menjadi 5,09% dan Tahun 2007mengalami peningkatan menjadi 10,13% kemudian turun kembalimenjadi 9,71% Tahun 2008. Tahun 2009 angka inflasi menyentuhlevel terendahnya pada angka 2,31%. Namun, Tahun 2010 mengalamipeningkatan menjadi 6,28%. Tahun 2015, inflasi di Sulawesi Utarasebesar 5,56%.

Tabel 2.30. Inflasi Provinsi Sulawesi Utara, 2010-2015Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Inflasi 6.28 0.96 5.23 8.12 9,67 5,56

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2015secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Kota Manadomengalami inflasi sebesar 1,74 persen atau terjadi kenaikan IndeksHarga Konsumen (IHK) dari 123,06 pada bulanNovember 2015menjadi 125,20 pada bulan Desember 2015. Inflasi tahun kalender

(Desember 2015 terhadap Desember 2014) nilainya sama denganinflasi “year on year” (Desember 2015 terhadap Desember 2014) yaitusebesar 5,56 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indekspada semua kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanansebesar 5,93 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dantembakau sebesar 0,79 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gasdan bahan bakar sebesar 0,40 persen, kelompok sandang sebesar0,38 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,30 persen; kelompokpendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,35 persen; dan kelompoktransportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain cabai rawit,bawang merah, beras, tomat sayur, minuman ringan, pisang, tarip

Page 85: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 85

listrik, telur ayam ras, semen, lemon dan lain-lain. Sedangkankomoditas yang mengalami penurunan harga antara lain tindarung,cakalang/sisik, ekor kuning, daun bawang, anggur, apel, minyakgoreng, sawi hijau, selada/daun selada, ketimun dan lain-lain.

Sumbangan/andil inflasi masing-masing kelompok pengeluaran padabulan Desember 2015 yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,3981persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakausebesar 0,1268 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas danbahan bakar sebesar 0,1143 persen, kelompok sandang sebesar0,0201 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,0119 persen; kelompokpendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0225 persen; dankelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar0,0457 persen. Tantangan yang akan dihadapi oleh Sulawesi Utara dimasa depan adalah bagaimana menekan harga barang dan jasa diwilayah kepulauan terkait, serta masih adanya masalah infrastrukturperhubungan di daerah-daerah terpencil.

2.2.1.3. Perkembangan InvestasiPerkembangan investasi di Sulawesi Utara dapat dilihat dariPembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada Tahun 2014 sebesar27,535 triliun meningkat dari 20,141 triliun pada Tahun 2010.

Tabel 2.31. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku MenurutPengeluaran, Provinsi Sulawesi Utara 2010 – 2014.

No Komponen Pengeluaran 2010* 2011* 2012* 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pengeluaran Kons. RT 25 425 28 032 30 909 32 859 37 585

1.a. Makanan, Minuman, &Rokok

11 707 12 649 13 718 14 127 15 569

1.b. Pakaian & Alas Kaki 81,00 97,00 76,00 80,00 114,00

1.c.Perumahan, Perkakas,Perlengkapan &Penyelenggaraan RT

1 910 2 184 2 576 2 704 3 251

1.d. Kesehatan & Pendidikan 1 773 2 155 2 563 2 647 2 905

1.e. Transportasi, Komunikasi,Rekreasi, & Budaya

8 207 8 878 9 653 10 812 12 854

1.f. Hotel & Restoran 1 190 1 354 1 514 1 652 1 938

1.g. Lainnya 557,00 714,00 808,00 838,00 954,00

2 Pengeluaran Kons. LNPRT 1 153 1 258 1 419 1 470 1 643

3 PengeluaranKons.Pemerintah

8 423 10 078 11 110 12 252 13 994

Page 86: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 86

3.a. Konsumsi Kolektif 4 868 5 826 6 561 7 428 8 649

3.b. Konsumsi Individu 3 554 4 252 4 549 4 824 5 345

4 PMTB 20 141 23053

23054

25118

27 535

4.a. Bangunan 17 958 21 142 21 143 22 517 24 720

4.b. Non-Bangunan 2 183 1 911 1 911 2 601 2 815

5 Perubahan Inventori (160,00) 62,00 135,00 67,00 63,00

6 Ekspor Luar Negeri 5 412 9 406 12 427 10 542 15 588

6.a. Barang 5 027 8 975 11 911 10 009 15 063

6.b. Jasa 385,00 431,00 516,00 533,00 525,00

7 Impor Luar Negeri 1 625 2 268 2 270 2 588 3 038

7.a. Barang 671,001 347 1 213 1 257 1 568

7.b. Jasa 955,00 921,001 057 1 331 1 470

8 Net Ekspor Antar Daerah (7 048) (12275)

(12908)

(8 641) (12747)

PDRB 51 721 57 344 63 875 71 079 80 623

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015

2.2.1.4 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara dari Tahun 2005-2015menunjukkan trend peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun2009, dimana Tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utaraberada pada kisaran angka 4,9%, yang kemudian naik menjadi 6,18%Tahun 2006. Selanjutnya Tahun 2007 kembali terjadi kenaikkanmencapai angka 6,47% dan kenaikkan yang cukup tinggi terjadiTahun 2008 dan 2009 yang menyentuh angka masing-masing 7,56%dan 7,85%, jauh melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi nasionalyaitu 5%. Kemudian Tahun 2010 sedikit mengalami penurunanmenjadi 7,12% dan terus meningkat sampai tahun 2012 dapatmencapai 7,86%. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi sedikitmelambat mencapai angka 7,45%. Dengan penggunaan tahun dasar2010, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada tahun 2014mencapai 6,31% dan tahun 2015 kembali melambat mencapai 6,12 %.

Page 87: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 87

Tabel 2.32. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara, 2005-2015

TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PERTUMBUHANEKONOMI

4.90 6.18 6.47 7.56 7.85 7.12 7,39 7,86 7,45 6,31 6,12

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini adalahpertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas karena di tahun 2014,berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara diketahuibahwa penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar bukanlahberasal dari sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar dalamPDRB (pertanian), tetapi berada pada sektor ekonomi yang justrumemiliki kontribusi relatif kecil, karena penyumbang pertumbuhanekonomi terbesar secara triwulanan (q-to-q) adalah pada sektorbangunan 12,94 Persen , pengangkutan dan komunikasi tumbuh 7,92persen dan sektor industri pengolahan tumbuh 7,78 persen , namunbila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (y-on-y)perekonomian Sulawesi Utara tumbuh 7,63 persen. Pertumbuhantertinggi justru pada sector pengangkutan dan komunikasi 21,94persen sektor listrik, gas dan air bersih 13,98 persen sectorperdagangan/perhotelan dan restoran 8,61 persen sementara sektorekonomi yang memiliki potensi besar di Sulawesi Utara(pertanian/perikanan) justru belum memberikan kontribusipertumbuhan yang memadai.

Pertumbuhan ekonomi pada tingkat provinsi tidakmenggambarkan serentaknya seluruh daerah di provinsi SulawesiUtara untuk berspesialisasi pada sektor yang sama sebagaipenyumbang pertumbuhan ekonomi. Tertapi pertumbuhan ekonomiyang terjadi pada sektor yang berbeda walaupun ada beberapa daerahtingkat dua yang memiliki kesamaan atas sektor unggulan. Hal inilahyang mendorong disparitas ekonomi terjadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang relatif tinggipada tahun 2009-2013 terutama dipicu oleh bertambahnyainfrastruktur dasar dari pemerintah dan infrastruktur perdagangandari kalangan swasta. Pertumbuhan infrastruktur dasar danperdagangan yang cukup signifikan menjadi modal utama untukpembangunan ekonomi Sulawesi Utara lebih lanjut karena menjadidaya tarik investasi Sulawesi Utara di masa mendatang. Namundemikian, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastrukturadalah penyediaan listrik secara memadai untuk mengantisipasipeningkatan investasi di masa mendatang. Tantangan lainnya munculsebagai konsekuensi Sulawesi Utara sebagai provinsi kepulauan, yaitupembangunan infrastruktur di pulau terpencil sulit untuk mencapaiskala ekonomi yang diharapkan.

Page 88: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 88

2.2.1.5. Ketimpangan Kemakmuran dan Pemerataan PendapatanProses distribusi perlu dicermati mengingat kegagalan proses ini akanberdampak pada gejolak sosial karena ketimpangan tersebut akandirespon sebagai ketidakadilan pada masyarakat golongan bawah.Untuk melihat ketimpangan/pemerataan pendapatan penduduk,salah satu indikator yang sering dipakai adalah koefisien gini. Nilaikoefisien ini berkisar antara 0(nol) hingga 1(satu). Semakin mendekatiangka nol maka dikatakan tingkat ketimpangan pendapatanpenduduk makin merata atau sebaliknya. Koefisien gini pendudukSulawesi Utara Tahun 2005-2010 terlihat pada Tabel 2.25.

Tabel 2.33. Koefisien Gini Provinsi Sulawesi Utara, 2011-2015Koefisien Gini 2011 2012 2013 2014 2015

Perkotaan 0,320 0, 470 0,475 0,452 0,295Perdesaan 0,285 0,375 0,385 0,366 0,281

Perkotaan + Perdesaan 0,39 0,43 0,446 0,436 0,296Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, 2015.

Berdasarkan Tabel 2.25 koefisien gini Sulawesi Utara dari Tahun2011-2015 berada pada kisaran angka 0,39–0,43. Hal inimemperlihatkan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan pendudukberfluktuatif di rentang angka indeks yang tidak jauh. Tahun 2013sedikit mengalami peningkatan ketimpangan pendapatan yang beradapada angka 0,446. Selanjutnya Tahun 2014 angka indeks inimengalami sedikit perbaikan kembali pada angka 0,436 danselanjutnya menurun menjadi 0,296 pada tahun 2015..

2.2.1.6. Ketimpangan RegionalTingkat pemerataan/ketimpangan antara kabupaten/kotamenggunakan nilai Indeks Wiliamson (IW). Nilai Indeks Wiliamsonberkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu). Semakin mendekati angka satuartinya distribusi antar kabupaten/kota semakin tidakmerata/semakin timpang atau sebaliknya.

Tabel 2.34. Indeks Williamson Provinsi Sulawesi Utara, 2011-2015Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Indeks Williamson 0.52 0.53 0.55 0.57 0.59Sumber: Bappeda Sulawesi Utara, 2015.

Berdasarkan Tabel 2.13 tampak bahwa nilai indeks Williamsonberkisar pada angka indeks sebesar 0,59. Hal ini memperlihatkanbahwa ketimpangan antar daerah di Sulawesi Utara cukup tinggi.Tahun 2011 angka indeks menunjukkan 0,52 dan Tahun 2012 naikmenjadi 0,53, di Tahun 2013 meningkat menjadi 0,55. Selanjutnyapada Tahun 2014 juga meningkat menjadi 0,57 dan Tahun 2015terus mengalami peningkatan menjadi 0,59. Secara keseluruhan

Page 89: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 89

selama periode Tahun 2011-2015 terlihat indeks Williamsonmeningkat secara perlahan sehingga dapat dikatakan bahwaketimpangan antar daerah juga cenderung semakin membesar tiaptahunnya. Hal ini perlu diperhatikan agar pembangunan antar daerahperlu disinergikan, sehingga dapat menekan dan mengurangiketimpangan antar daerah di masa yang akan datang.

2.2.1.7. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah yang terjadi pada seluruh negarayang tidak pernah dapat diselesaikan secara tuntas, khususnya padanegara-negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negaraberkembang senantiasa dihadapkan dengan peliknya masalahkemiskinan. Permasalahan kemiskinan menjadi prioritas utamapemerintah dalam menjalankan program-programnya. Meskipunpemerintah telah banyak menggulirkan berbagai program yangmenitik-beratkan pada pengentasan kemiskinan, masih ada program-program pemerintah yang dianggap masih belum tepat sasaran danbahkan belum berhasil dalam menuntaskan kemiskinan. Hal inidisebabkan program tersebut belum menyentuh masalah mendasaryang terjadi pada masyarakat sehingga hasilnya belum efektif,berjangka pendek dan parsial.

Tingkat Kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada September 2014ini secara year to year (September 2013 ke September 2014)mengalami penurunan, demikian juga jika dibandingkan denganMaret 2014 tingkat Kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara jugamengalami penurunan. Berdasarkan hasil Survei Sosial EkonomiNasional (Susenas) September 2014 diketahui bahwa tingkatkemiskinan Sulawesi Utara pada September 2014 sebesar 8,26 persenatau sebanyak 197,56 ribu jiwa. Sementara data September 2013menunjukan tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 8,50persen atau 201,09 ribu jiwa, sedangkan data Maret 2014menunjukan tingkat Kemiskinan Sulawesi Utara sebesar 8,75 persenatau 208,23 ribu jiwa. Dengan kata lain jika dibandingkan denganSeptember 2013 persentase penduduk miskin berkurang 0,24 persenatau secara absolut telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskinsekitar 3,53 ribu jiwa dan jika dibandingkan dengan Maret 2014presentase penduduk miskin berkurang 0,49 persen atau secaraabsolut telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sekitar 10,7ribu jiwa.

Page 90: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 90

Sumber : Sulut Dalam Angka 2014

Pada Periode September 2011 – September 2014 tingkatkemiskinan Provinsi Sulawesi Utara selalu di bawah angkanasional. Secara tren pada periode September 2012 – Maret 2014menunjukkan kenaikan angka kemiskinan di Provinsi SulawesiUtara tetapi dengan angka kenaikan yang relatif kecil. DataSeptember 2014 menunjukkan tingkat kemiskinan secara nasionalsebesar 10,96 persen atau setara dengan 27.727,78 ribu jiwa.

Tingkat kemiskinan dihitung berdasarkan proporsi jumlahpenduduk yang pengeluaran perkapitanya dibawah gariskemiskinan terhadap total populasi di suatu wilayah. Secaraumum dari tahun ke tahun tingkat kemiskinan Sulawesi Utaraselalu berada dibawah angka nasional. Namun demikian angkatersebut menunjukan kecenderungan untuk meningkat terutamapada periode 2012-2013 yang meningkat dari 7,64 persen menjadi8,50 persen. Jumlah penduduk miskin Sulawesi Utara pada tahun2011 berkisar 194,9 ribu jiwa, sempat menurun pada tahun 2012namun kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 200,16ribu jiwa.

Grafi 2.3. Presentase Penduduk Miskin Sulawesi Utara dan Indonesia Tahun2011-2014

8.46 8.18 7.63 7.888.5 8.75

8.26

12.36 11.9611.66 11.36 11.46 11.25

10.95

0

2

4

6

8

10

12

14

Sept'11 Maret'12 Sept'12 Maret'13 Sept'13 Maret'14 Sept'14

Sulut

Indonesia

Page 91: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 91

Daerah / Tahun Jumlah Penduduk Miskin (000) Persentase

PerkotaanSeptember 2013 65,36 6,12Maret 2014 59,18 5,51September 2014 60,08 5,57PerdesaanSeptember 2013 135,73 10,45Maret 2014 149,05 11,41September 2014 137,48 10,47

Sulawesi UtaraSeptember 2013 201,09 8,5Maret 2014 208,23 8,75September 2014 197,56 8,26

Sumber : Berita Resmi Statitik 2014

Penduduk miskin di Sulawesi Utara masih didominasipenduduk di daerah pedesaan. Dari 197,56 ribu jiwa pendudukmiskin pada September 2014, sebanyak 137,48 ribu jiwa tinggaldi daerah perdesaan, dan di perkotaan hanya 60,08 ribu jiwa.Jumlah itu juga memberi arti bahwa di perkotaan tingkatkemiskinan sebesar 5,57 persen sedangkan di perdesaan 10,47persen. Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada PeriodeMaret – September 2014, terjadi kenaikan di daerah urban(perkotaan) sebesar 0,06 persen atau absolut jumlah pendudukmiskin naik sebanyak 0,9 ribu jiwa, sedangkan di daerah rural(perdesaan) mengalami penurunan sebesar 0,94 persen atausecara absolut jumlah penduduk miskin turun sebanyak 11,6ribu jiwa.

Di tahun 2014 daerah pedesaan masih menjadi kantongkemiskinan Sulawesi Utara. Dari 197,56 ribu penduduk miskinSulawesi Utara, 137.48 ribu jiwa diantaranya berada diperdesaan. Tingkat perdesaan semakin menegaskan bahwakemiskinan masih merupakan masalah yang serius di daerahperdesaan Sulawesi Utara.

Tabel.2.35 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin Provinsi SulawesiUtara Tahun (000)

Page 92: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 92

Grafik 2.4. Jumlah Penduduk Miskin menurut daerah (000 jiwa), 2011-2014

Sumber : Sulut Dalam Angka 2014

Kabupaten/Kota2012 2013 2014

Jlh % Jlh % Jlh %

Bolaang Mongondow 18,6 8,60 16,9 7,68 20,2 8,91

Minahasa 24,9 7,93 22,8 7,16 28,5 8,81

Kepulauan Sangihe 14,9 11,69 13,6 10,66 15,7 12,19

Kepulauan Talaud 8,9 10,05 7,7 9,06 9 10,27

Minahasa Selatan 18,8 9,48 17,1 8,61 20,4 10,08

Minahasa Utara 14,1 7,38 12,8 6,69 15,7 8,02

Bolaang Mongondow Utara 6,4 8,98 5,8 8,81 7,2 9,61

Kepulauan Sitaro 6,7 10,38 6,1 9,48 7,4 11,36

Minahasa Tenggara 15,8 15,35 14,6 14,24 16,6 16,1

Bolaang Mongondow Selatan 9,6 16,57 8,7 15,07 9,2 15,28

Bolaang Mongondow Timur 4,5 6,93 4,1 6,2 4,6 6,92

Manado 22,4 5,40 20,4 4,91 20,5 4,88

Bitung 16,1 8,46 14,7 7,45 12,9 6,45

Tomohon 6,1 6,56 5,6 5,82 6,4 6,57

Kotamobagu 7,2 6,64 6,6 5,85 6,9 5,98Sumber : BPS Sulut, 2015.

Terdapat 9 kabupaten/kota di Sulawesi Utara yang mempunyaitingkat kemiskinan provinsi Sulawesi Utara (8,50 persen) denganangka tertinggi adalah Minahasa Tenggara sebesar 16,10 persen.Enam kabupaten/kota lainnya tingkat kemiskinannya lebih rendahdaripada tingkat kemiskinan provinsi dengan angka terendah KotaManado sebesar 4,88 persen. Untuk tahun-tahun sebelumnya

Tabel. 2.36. Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin menurutKabupaten/Kota di Sulawesi Utara 2011-2014 (000)

2011 2012 2013 2014

117.65110.7

135.1 137.48

77.2566.8 65.36 60.08

PerdesaanPerkotaan

Page 93: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 93

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan Daerah denganpenduduk miskin terbanyak di Sulawesi Utara.

Sumber : Sulut Dalam Angka 2014

Tingkat Kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada September2014 secara nasional berada di peringkat kedua puluh satuterendah, namun di wilayah Pulau Sulawesi, Provinsi SulawesiUtara berada di urutan terendah.

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhioleh Garis Kemiskinan. Sulawesi Utara, Garis Kemiskinan naiksebesar Rp.5.412 atau 2,07 persen yaitu dari Rp. 261.117 perkapita per bulan pada maret 2014 menjadi Rp. 266.538 per kapitaper bulan September 2014.

Sulawesi Utara

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) JumlahPenduduk

Miskin(000)

PersentasePenduduk

MiskinMakanan NonMakanan Total

September 2013 194.294 55.954 250.249 201,09 8,5

Maret 2014 202.569 58.547 261.117 208,23 8,75

September 2014 206.820 59.708 266.528 197,56 8,26

Sumber : Berita Resmi Statitik 2014

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK),yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan GarisKemiskinan Non Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranankomoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranankomoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dankesehatan). Pada bulan Maret 2014, sumbangan GKM terhadap

Grafik 2.5. . Perbandingan Persentase Penduduk Miskin di WilayahPulau Sulawesi, September 2014

Tabel.2. 37. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Presentase PendudukMiskin Menurut Daerah di Sulawesi Utara, Maret –September 2014

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Gorontalo

Sulawesi Tengah

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Utara

17.41

13.61

12.77

12.05

9.54

8.26

Page 94: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 94

GK sebesar 77,58 persen, sedangkan pada bulan September 2014,peranannya mengalami sedikit kenaikan 77,60 persen.

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlahdan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perludiperhatikan adalah Tingkat Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap)dan Keparahan Kemiskinan (Poverty Severty). Selain harus mampumemperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangankemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkatkedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P') Sulawesi Utara

September 2013 1,155

Maret 2014 1,205

September 2014 1,279

Indeks Keparahan Kemiskinan (P") Sulawesi Utara

September 2013 0,281

Maret 2014 0,257

September 2014 0,299

Sumber : Berita Resmi Statitik 2014

Pada Periode Maret – September 2014, Indeks KedalamanKemiskinan (P’) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P”) mengalamisedikit kenaikan dengan angka yang tidak signifikan. Nilai Indeks(P’) menunjukan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaranmasing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.Semakin tinggi nilai Indeks, semakin besar rata-rata kesenjanganterhadap garis kemiskinan.

Indeks ini digunakan sebagai dasar perhitungan beberapasubsidi yang diperlukan untuk mengentaskan penduduk miskin.Sementara itu nilai Indeks (P”) menunjukkan ketimpanganpengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi NilaiIndeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantarapenduduk miskin. Dengan naiknya indeks (P’) yang tidak begitusignifikan selama periode Maret –September 2014mengindikasikan bahwa rata-rata jarak kedalaman kemampuankonsumsi penduduk miskin terhadap garis kemiskinan relatiftetap dibandingkan periode yang lalu. Sedangkan kenaikan (P”)menunjukkan bahwa besarnya variasi pengeluaran konsumsipenduduk miskin semakin membesar.

Perkembangan kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara dariMaret 2015 ke September 2015 mengalami kenaikan. Hal yang

Tabel.2.38. Kondisi Indek Kedalaman Kemiskinan (P’) dan kondisiIndeks Keparahan Kemiskinan (P”) tahun 2013-2014

Page 95: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 95

sama juga terlihat ketika membandingkan secara year to year(September 2014 ke September 2015) bahwa tingkat kemiskinanProvinsi Sulawesi Utara juga mengalami kenaikan. Berdasarkanhasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2015diketahui bahwa tingkat kemiskinan Sulawesi Utara padaSeptember 2015 sebesar 8,98 persen atau sebanyak 217,15 ribujiwa (lihat Tabel 1). Sementara data Maret 2015 tingkatkemiskinan Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 8,65 persenatau 208,54 ribu jiwa, sedangkan data September 2014 tingkatkemiskinan Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 8,26persen atau 197,56 ribu jiwa. Dengan kata lain tingkatkemiskinan September 2015 dibandingkan dengan Maret 2015naik 0,33 persen dan secara absolut jumlah penduduk miskinnaik sekitar 8,61 ribu jiwa dan jika dibandingkan denganSeptember 2014 persentase penduduk miskin naik 0,72 persensedangkan secara absolut jumlah penduduk miskin naik sekitar19,59 ribu jiwa.

Tabel 2.39. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Perkotaan danPerdesaan Provinsi Sulawesi Utara, September 2014 - September 2015

Daerah / Tahun Jumlah Penduduk Miskin(000)

PersentasePerkotaanSeptember 2014 60,0

85,57

Maret 2015 60,71

5,52September 2015 58,0

05,26

PerdesaanSeptember 2014 137,4

810,47

Maret 2015 147,83

11,27September 2015 159,1

412,10

Perkotaan + PerdesaanSeptember 2014 197,5

68,26

Maret 2015 208,54

8,65September 2015 217,1

58,98

Kenaikan tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utarapada September 2015 diakibatkan oleh adanya musim kemarauyang berkepanjangan yang terjadi sejak triwulan II tahun 2015.Musim kemarau ini juga dirasakan tidak hanya di Sulawesi Utaratetapi juga dibanyak provinsi di Indonesia. Penyimpangan perubahaniklim yang dinamakan “Elnino” menyebabkan suhu di lautmenjadi dingin sehingga sangat sulit untuk membentuk awan-awanhujan dan akhirnya banyak wilayah di Indonesia tidak mengalamiturun hujan. Hal ini mengakibatkan banyak tanaman pangan danperkebunan mengalami kekeringan, mati bahkan gagal panen. Disamping itu cuaca ekstrim juga terjadi di Sulawesi Utara pada periode

Page 96: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 96

Juli-September 2015. Peringatan dilarang melaut kepada nelayanpernah dikeluarkan oleh BMKG yang juga berimbas kepada pelayaranyang menuju ke wilayah kepulauan. Terhambatnya pelayaran barangdan penumpang menuju kepulauan mengakibatkan terganggunyapergerakan ekonomi di wilayah kepulauan.

Penduduk miskin di Sulawesi Utara masih didominasipenduduk di daerah perdesaan. Dari 217,15 ribu jiwa pendudukmiskin pada September 2015, sebanyak 159,14 ribu jiwa tinggal didaerah perdesaan, sementara di perkotaan hanya 58,00 ribu jiwa.Jumlah itu juga memberi arti bahwa di perkotaan tingkatkemiskinan sebesar 5,26 persen sedangkan di perdesaan 12,10persen. Terjadi penurunan tingkat kemiskinan pada periode Maret2015 - September 2015 di daerah urban (perkotaan) yaitu sebesar0,26 persen dan secara absolut jumlah penduduk miskin turunsebanyak 2,71 ribu jiwa. Sementara daerah rural (perdesaan) terjadikenaikan tingkat kemiskinan sebesar 0,83 persen atau secaraabsolut jumlah penduduk miskin naik sebanyak 11,31 ribu jiwa.

Kenaikan tingkat kemiskinan di daerah perdesaandimungkinkan disebabkan oleh musim panas yang berkepanjanganyang menyebabkan banyak petani tanaman pangan dan perkebunanmengalami kerugian akibat ribuan tanaman muda (baru ditanam)mati padahal petani telah mengeluarkan banyak biaya untukmengadakan bibit dan pemeliharaan tanaman tersebut. Bahkan jugaada tanaman yang gagal panen karena mati kekeringan dankebakaran sehingga berimplikasi pada kerugian petani secaramaterial (Berita Kawanua, Okt 2015). Para pekerja/buruh tani jugamungkin dirugikan dengan kejadian ini karena banyak yang tidakbekerja selama periode panen. Ini terjadi di beberapa wilayah diSulawesi Utara, beberapa daerah yang cukup parah yaitu wilayahKabupaten Minahasa dan Minahasa Selatan. Sementara diperkotaan sebaliknya mengalami penurunan tingkat kemiskinankarena tidak terlalu merasakan pengaruh dari kekeringantanaman. Walaupun terjadi inflasi atau kenaikan harga barang-barang akan tetapi penduduk perkotaan masih bisamempertahankan daya belinya karena terjadi perbaikan ataupeningkatan pendapatan.

Begitu pula dengan ketimpangan pengeluaran diantarapenduduk miskinnya. Hal ini menunjukkan programpenanggulangan kemiskinan daerah yang ada belum mampu secarasignifikan menurunkan angka indeks ini sehingga perlu adanyaperbaikan kebijakan. Disadari bahwa kebijakan berkelanjutansangat diperlukan untuk mengurangi angka kemiskinan, melaluipendekatan dari sisi keluarga miskin dengan pemetaan sosial (socialmapping). Pemetaan dilakukan di wilayah pemerintahan yang palingrendah minimal di tingkat kecamatan, sehingga akan mendapatkandata riil keadaan keluarga miskin. Informasi yang diperoleh menjadidasar penentuan program-program penanggulangan kemiskinan.

Page 97: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 97

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial2.2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaianpembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitashidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melaluipendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umurpanjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketigadimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkaitbanyak faktor.

Tabel 2.40. IPM Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan dengan provinsilainnya di Indonesia, 2015

Provinsi IPM2010 2011 2012 2013 2014

ACEH 67,09 67,45 67,81 68,30 68,81SUMATERA UTARA 67,09 67,34 67,74 68,36 68,87SUMATERA BARAT 67,25 67,81 68,36 68,91 69,36

RIAU 68,65 68,90 69,15 69,91 70,33JAMBI 65,39 66,14 66,94 67,76 68,24

SUMATERA SELATAN 64,44 65,12 65,79 66,16 66,75BENGKULU 65,35 65,96 66,61 67,50 68,06LAMPUNG 63,71 64,20 64,87 65,73 66,42

KEP. BANGKA BELITUNG 66,02 66,59 67,21 67,92 68,27KEPULAUAN RIAU 71,13 71,61 72,36 73,02 73,40

DKI JAKARTA 76,31 76,98 77,53 78,08 78,39JAWA BARAT 66,15 66,67 67,32 68,25 68,80

JAWA TENGAH 66,08 66,64 67,21 68,02 68,78D I YOGYAKARTA 75,37 75,93 76,15 76,44 76,81

JAWA TIMUR 65,36 66,06 66,74 67,55 68,14BANTEN 67,54 68,22 68,92 69,47 69,89

BALI 70,10 70,87 71,62 72,09 72,48NTB 61,16 62,14 62,98 63,76 64,31NTT 59,21 60,24 60,81 61,68 62,26

KALIMANTAN BARAT 61,97 62,35 63,41 64,30 64,89KALIMANTAN TENGAH 65,96 66,38 66,66 67,41 67,77KALIMANTAN SELATAN 65,20 65,89 66,68 67,17 67,63KALIMANTAN TIMUR 71,31 72,02 72,62 73,21 73,82KALIMANTAN UTARA 67,99 68,64SULAWESI UTARA 67,83 68,31 69,04 69,49 69,96SULAWESI TENGAH 63,29 64,27 65,00 65,79 66,43SULAWESI SELATAN 66,00 66,65 67,26 67,92 68,49

SULAWESI TENGGARA 65,99 66,52 67,07 67,55 68,07GORONTALO 62,65 63,48 64,16 64,70 65,17

SULAWESI BARAT 59,74 60,63 61,01 61,53 62,24MALUKU 64,27 64,75 65,43 66,09 66,74

MALUKU UTARA 62,79 63,19 63,93 64,78 65,18PAPUA BARAT 59,60 59,90 60,30 60,91 61,28

PAPUA 54,45 55,01 55,55 56,25 56,75INDONESIA 66,53 67,09 67,70 68,31 68,90

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Page 98: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 98

Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapanhidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensipengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf danrata-rata lama sekolah.

Tabel 2.41. Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar PenghitunganDaya Beli (PPP)

Komoditi Unit Komoditi Unit

1. Beras Lokal Kg 15. Pepaya Kg2. Tepung terigu Kg 16. Kelapa Butir3. Singkong Kg 17. Gula Ons4. Tuna/Cakalang Kg 18. Kopi Ons5. Teri Ons 19. Garam Ons6. Daging sapi Kg 20. Merica Ons7. Ayam Kg 21. Mie instan 80 Gram8. Telur Butir 22. Rokok Kretek 10 batang9. Susu kental manis 397 Gram 23. Listrik Kwh10. Bayam Kg 24. Air minum M311. Kacang panjang Kg 25. Bensin Liter12. Kacang tanah Kg 26. Minyak tanah Liter13. Tempe Kg 27. Sewa rumah Unit14. Jeruk Kg

Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikatorkemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhanpokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapitasebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunanuntuk hidup layak. Komponen Indeks Pembangunan Manusia

a. Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup (AHH) padawaktu lahir merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yangdapat ditempuh oleh seseorang selama hidup.

b. Angka Melek Huruf. Angka melek huruf adalah persentasependuduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca danmenulis huruf latin dan atau huruf lainnya.

c. Rata-Rata Lama Sekolah. Rata-rata lama sekolahmenggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh pendudukusia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal.

d. Pengeluaran Riil per Kapita yang disesuaikan. UNDP mengukurstandar hidup layak menggunakan Produk Domestik Bruto(PDB) riil yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam menghitungstandar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan dengan formula Atkinson.Keterangan:C(i) = PPP dari nilai riil pengeluaran per kapita.

Page 99: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 99

Z = Batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbitersebesar Rp549.500 per kapita per tahun atau Rp 1.500 perkapita per hari

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga2.2.3.1. Seni BudayaBudaya masyarakat Sulawesi Utara sangat dipengaruhi oleh karaktermasyarakat yang terdiri dari: Suku Minahasa, Suku Sangihe, SukuTalaud, Suku Bolaang, dan Suku Mongondow. Masing-masingkelompok etnis tersebut masih terbagi pula dalam sub etnis yangmemiliki bahasa daerah, tradisi, dan norma-norma kemasyarakatanyang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse, danMoposad.

Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Sulawesi Utara memiliki tigajenis bahasa daerah yaitu:a. Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan,

Tonsawang, Pasan, Ponosakan, dan Bantik).b. Bahasa Sangihe dan Talaud (Sangir Besar, Siau, dan Talaud).c. Bahasa Bolaang dan Mongondow (Boroko, Bolangitang, Bolaang,

Mongondow, Bintauna, Kaidipang, Bolango, dan BantikMongondow).

Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yangdigunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar pendudukSulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di ProvinsiSulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu, Budha, danKonghucu. Seni Budaya di Sulawesi Utara cukup berkembang yangtersebar di masyarakat luas. Hal ini dikembangkan melalui programmenggali, menginventarisasi keunggulan, dan keragaman seni budayayang dikemas dalam pelaksanaan festival seni budaya berskalanasional dan internasional. Dikembangkan dengan kerjasama sektorterkait dan organisasi masyarakat. Indikator dari perkembangan senibudaya diperlihatkan pada Tabel 2.16.

Tabel 2.42. Indikator Perkembangan Seni dan Budaya Provinsi SulawesiUtara, 2011-2014

Indikator 2011 2012 2013 2014Benda CagarBudaya 52 52 52 52

Juru Pelihara 57 57 56 52Museum 1 1 1 1OrganisasiKesenian 105 120 120 120

Seniman 232 310 310 310Jenis Kesenian 14 16 20 20

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara, 2014.

Page 100: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 100

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI telah menetapkanSulawesi Utara sebagai salah satu dari lima destinasi wisata unggulandi Indonesia. Salah satu yang menjadi unggulan Sulawesi Utaraadalah keunikan seni dan budaya daerah yang dimiliki, seperti MusikKolintang, Musik Bambu, Tari Maengket, Tari Kabasaran, Tari Tuitan,Tari Wella, Tulude, Masamper, dsb. Dalam rangka melestarikan senibudaya daerah dan mengembangkannya sebagai daya tarik wisata,maka pemerintah membuat paket-paket wisata ataupun pergelaran-pergelaran seni budaya, seperti Festival Bunaken, pemilihan Nyong-Noni Sulawesi Utara, dll. Pelestarian seni budaya danpengembangannya dilakukan bekerjasama dengan pihak-pihakswasta atau organisasi masyarakat yang bergerak di bidangkepariwisataan. Selain itu, dilakukan perencanaan dan pembangunanmuseum atau pusat seni budaya daerah. Demikian pula perantenaga-tenaga ahli dan kaum profesional di bidang kebudayaan danpariwisata sangat diperlukan dimana mereka membutuhkanpeningkatan kemampuan SDM dan penguasaan IPTEK. Hal ini akanmenjadi sangat penting untuk pelestarian, pengembangan, danpromosi seni budaya daerah.

Adapun beberapa upaya pemerintah dalam mempromosikanpariwisata daerah Sulawesi Utara meliputi pembentukan BadanPromosi Pariwisata Daerah pada 2009, berdasarkan Undang-UndangRI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, kerjasama berupaMemorandum of Understanding dengan Provinsi Bali (paket wisata,promosi pariwisata), pembuatan paket-paket wisata lokal, promosiseni budaya ke mancanegara berupa pergelaran-pergelaran lokaldaerah yang dibawa ke pentas internasional, dan pembuatan BrandingSulawesi Utara yang representatif untuk diusung ke duniaInternasional.

2.2.3.2. Olah RagaSalah satu bagian dari Pembinaan Pemuda yaitu melalui olahraga.Prestasi olahraga dalam berbagai even sudah cukup baik, namunmasih perlu peningkatan kesadaran berolahraga dikalanganmasyarakat luas, pembibitan olahraga, dan peningkatan jumlah ruangpublik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembagapendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatanruang publik untuk olahraga, pembibitan, dan penemuan bibit ungguldaerah di bidang olahraga bisa membudayakan olah raga dimasyarakat. Adapun permasalahan yang masih dihadapi di bidangolahraga adalah masih rendahnya budaya berolahraga di kalanganmasyarakat, serta kurangnya pembibitan olahraga dan penyediaanruang publik untuk berolahraga.

Page 101: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 101

Penyelenggaraan keolahragaan di Indonesia diatur dalamUndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem KeolahragaanNasional (SKN). Setiap warga negara diberi hak yang sama untukmelakukan kegiatan olahraga, memperoleh pelayanan dalam kegiatanolahraga, memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yangsesuai dengan bakat dan minatnya. Selanjutnya, semua unsur yaituorang tua, masyarakat, dan pemerintah berkewajiban untuk berperanserta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, danpengawasan kegiatan keolahragaan. Berdasarkan data dari BPSsampai dengan saat ini, apresiasi masyarakat dalam berolahragamasih rendah. Berdasarkan hasil Susenas MSBP Tahun 2014,penduduk berumur 10 tahun ke atas yangmelakukan olahraga hanyasekitar 25 persen saja. Hal ini berarti dari 100penduduk Indonesiaberumur 10 tahun ke atas, ada 25 orang yang aktifberpartisipasidalam kegiatan olahraga, sedangkan 75 orang lainnyatidakmelakukan olahraga. Dibedakan menurut tempat tinggal,tingkatpartisipasi olahraga penduduk perkotaan lebih tinggidibandingkandengan penduduk perdesaan. Sementara itu, partisipasipenduduk lakilaki lebih tinggi 9,29 persen dari partisipasi perempuandalam melakukan olah raga.

Ditinjau dari motivasi penduduk melakukan olah raga, mayoritaspenduduk (66,63 persen) melakukan olahraga dengan tujuan menjagakesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja dari mereka yangmelakukannya dengan tujuan prestasi dan rekreasi yaitu masing-masing sebesar 8,06 persen dan 3,27 persen. Selanjutnya dari sisifrekuensi berolah raga, sebesar 66,68 persen penduduk berumur 10Tahun ke atas berolah raga setidaknya satu hari dalam seminggu.Sementara itu, penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga selama2-4 hari dalam seminggu sebesar 24,92 persen. Hanya sekitar 5persen penduduk 10 Tahun ke atas yang berolahraga hampir setiaphari. Adapun intensitas berolahraga yaitu berapa menit dalam sehariseseorang melakukan olahraga. Hasil Susenas MSBP 2012menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk melakukan olahragadengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Persentasependuduk yang melakukan olahraga rata-rata 31-60 menit dalamsehari sebesar 50,14 persen dan 10-30 menit sebesar 34,02 persen.Jalur sekolah merupakan wadah olah raga yang paling banyakdiakses penduduk untuk berolah raga, persentase penduduk 10tahun ke atas yang melakukan olah raga melalui jalur sekolah adalahsebesar 56,06 persen. Selain sekolah, cukup banyak pendudukberolah raga dengan jalur sendiri, yaitu sebesar 26,75 persen.Sementara yang melakukan olah raga dengan memanfaatkan jalurperkumpulan olahraga sebesar 12,92 persen dan yang tempat bekerjasebesar 7,14 persen. Sisanya adalah dengan memanfaatkan jalurlainnya (7,57 persen).

Page 102: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 102

Berdasarkan data dari BPS, senam, jogging, dan sepak bola adalahtiga jenis olah raga yang paling banyak diminati penduduk. Dibedakandari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih menyukai jenis olahraga yang dapat dilakukan sendiri seperti jogging yang manapersentase penduduk perkotaan yang melakukan jogging/gerak jalanadalah sebesar 24,05 persen. Sebaliknya, penduduk di daerahperdesaan, umumnya lebih menyukai jenis olahraga berbentukpermainan dan dilakukan bersama-sama atau berkelompok, sepertisenam, sepak bola, dan bola voli. Misal untuk permainan bola voli,persentase penduduk perdesaan yang melakukan bola voli adalahsebesar 12,93 persen atau hampir tiga kali dari persentase pendudukperkotaan yang melakukan bola voli.

Ketersediaan fasilitas olahraga baik fisik dan non fisik dapatmendukung peningkatan partisipasi penduduk dalam berolah raga.Berdasarkan data Podes 2014, persentase desa/kelurahan yangmemiliki fasilitas olah raga fisik berupa lapangan bola voli adalahsebesar 66,89 persen. Selanjutnya persentase desa yang memilikilapangan sepak bola sebesar 54,38 persen, dan lapangan bulu tangkissebesar 42,34 persen. Untuk fasilitas olah raga non fisik sepertiperkumpulan olah raga, tiga kelompok kegiatan olahraga yang palingbanyak tersedia di desa/kelurahan adalah kelompok olah raga sepakbola, bola voli, dan bulu tangkis.

2.3. Aspek Pelayanan Umum2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar2.3.1.1. PendidikanPendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak meski secarakhusus pemerintah mendapatkan mandat untuk menyelenggarakanpendidikan. Oleh karena itu, peran institusi swasta baik BUMN, pihakswasta, maupun organisasi sosial sangat dibutuhkan untukmemajukan pendidikan di Sulawesi Utara. Dengan peran sertalembaga-lembaga terkait, diharapkan dapat membantu meringankanbeban pemerintah guna memajukan pendidikan di wilayah ini. Saatini, tidak sedikit institusi yang berperan aktif memajukan pendidikanmelalui kegiatan corporate social resposibilitiy (CSR). Sebagai contoh:pihak Pertamina telah membangun satu unit gedung di UniversitasSam Ratulangi untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, pihakpengembangan properti PT.Citraland yang membangun Sekolah CitraKasih Citraland, dan Pengusaha Sulawesi Utara yang mendirikanSekolah Internasional Lokon di Tomohon dan Manado InternasionalSchool.Kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar,menengah, dan tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masihperlu dikembangkan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal

Page 103: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 103

diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang memadai untukmemenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang punyakemampuan tinggi dalam berbahasa dan punya sarana belajar yanglebih canggih dari pada gurunya sendiri. Sistim belajar mengajarsering bersifat monoton, kurang variasi, dan kurang menarik sehinggasiswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Di kelas, siswaseringkali hanya diberi teori-teori, kaidah-kaidah dan hukum-hukumbahasa, bukannya aplikasi kaidah-kaidah dan hukum-hukum itudalam penggunaan praktisnya sehingga siswa tidak merasakanmanfaatnya belajar bahasa Inggris. Beberapa sekolah bertarafinternasional seperti Sekolah Citra Kasih Citraland-Manado, SMALokon Tomohon dan Manado International School sudah menunjukkanstandar internasional dalam hal kemampuan berbahasa Inggris.Sebagian guru pengajar di sekolah ini adalah native speaker yangdidatangkan dari Inggris, Amerika, dan Australia.

Selanjutnya, pola perilaku anak yang mencerminkan karaktermasyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari dalamkeluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatanmembentuk karakter anak. Dalam hal ini diantaranya melaluiperhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dariorang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai saranapengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkatperkembangan budi pekerti seorang anak. Namun pengajaran budipekerti di hampir semua sekolah di Sulawesi Utara belum diberikansecara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaranlain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agamaataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidikjarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya,karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering diajarkanpada materi yang sifatnya kontekstual saja. Tahun 2011, kurikulumdi tingkat sekolah dasar seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Utaramengadopsi program membangun tanpa korupsi sebagai bagian dariupaya membangun budi pekerti yang jujur, disiplin dan transparan.Program ini sudah mulai dilaksanakan di beberapa sekolah dalambentuk kantin kejujuran.

Tenaga pendidik dan kependidikan seperti guru merupakan ujungtombak untuk hal tersebut, ironisnya nasib para guru kurangmendapat perhatian dari penyelenggara negara secara signifikankhususnya tenaga guru yang ditempatkan di daerah terpencil, daerahkepulauan, dan daerah perbatasan. Hal tersebut dapat diamati darirendahnya kesejahteraan guru dan keluarganya. Di lain pihak, untukmeningkatkan profesionalisme guru melalui pendidikan formal saatini relatif sulit karena biaya pendidikan yang kian mahal.

Page 104: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 104

a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi MurniKualitas pendidikan suatu daerah dapat dilihat salah satunya daritingkat buta huruf atau melek huruf penduduk daerah tersebut. Datamenunjukkan, di Sulawesi Utara terdapat beberapa kabupaten dankota yang memiliki tingkat buta huruf di atas angka provinsidiantaranya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan KabupatenKepulauan Sangihe.

Tahun 2015 Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikanSD/MI mencapai 109,20%, jenjang pendidikan SMP/MTs mencapai80,50%, jenjang pendidikan MA/MA/sederajat mencapai 83,90%.Sedangkan untuk Angka partisipasi Murni (APM) Tahun 2015 bagijenjang pendidikan SD/MI/sederajat mencapai 94,20%, jenjangpendidikan SMP/MTs mencapai 73,45%, jenjang pendidikanSMA/MA/sederajat mencapai 62,30%.

Tabel. 2.43. Angka Partisipasi Kasar Penduduk SulawesiUtara 2003-2015 Gross Enrollment Ratio ( G E R ) inSulawesi Utara, 2003-2015Tahun/Year SD/MI SMP/Mts SMA/MA

1 2 3 4

2003 105,8 93,75 59,962004 105,87 90,79 69,032005 106,93 86,16 69,742006 112,7 83,71 67,532007 114,53 87,89 71,582008 115,43 90,09 70,762009 116,83 82,21 71,672010 115,61 82,92 71,312011 102,31 92,46 75,712012 104,69 94,02 74,582013 107,39 84,68 80,882014 108,86 87,7 83,482015 109,20 80,50 83,90

Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2014,

Note:

** Mulai tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya APK mencakup pendidikannon formal (paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setaraSM/SMK/MA)

Page 105: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 105

Tabel 2.44. Indikator Pembangunan Pendidikan ProvinsiSulawesi Utara, 2003-2015 Angka Partisipasi Murni (APM)

Provinsi Sulawesi Utara 2003-2015 Net Enrollment Ratio ( N E R) in Sulawesi Utara 2003 - 2015

Tahun/Year SD/MI SMP/Mts SM/MA2003 89,18 68,33 44,422004 88,26 67,87 50,712005 90,64 65,86 50,022006 90,4 66,03 48,782007 90,75 66,25 50,452008 91,17 66,58 50,452009 91,9 66,69 50,462010 92,25 67,07 50,72011 85,88 60,94 50,152012 87,78 62,39 51,152013 91,61 64,55 57,262014 93,42 72,32 61,692015 94,20 73,45 62,30Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2014, Dinas Pendidikan NAsional Prov.Sulut

** Mulai tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya APMmencakup pendidikan non formal (paket A setara SD/MI,paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA)

Meskipun demikian, pemerintah melakukan berbagai terobosan untukmeningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikanberkualitas, antara lain adanya rintisan sekolah standar nasional(SSN) dengan jumlah 245 sekolah dan Sekolah Bertaraf Internasional(SBI) dengan jumlah 22 sekolah. Saat ini Sulawesi Utara telahmemiliki 4 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bersertifikasi ISO(9001:2000) dan 1 SMK bersertifikasi ISO (9001:2008). Demikian jugadengan Politeknik Negeri Manado yang telah bersertifikasi ISO(9001:200I), Politeknik Kesehatan di Manado, dan Politeknik NusaUtara yang bertempat di Kabupaten Sangihe.

Page 106: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 106

b. Rasio Siswa, Guru, dan Sekolah

Dalam Standar Pelayanan Minimum pendidikan, rasio siswa,guru dan sekolah telah ditetapkan sebagai berikut :

Rasio Siswa SD/MI per Rombongan Belajar. Perbandingan antarajumlah peserta didik dengan jumlah rombongan belajar pada masing-masing SD/MI. "Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajaruntuk SD/MI tidak melebihi 32 orang dan untuk SMP/MTs tidakmelebihi 36 orang ", (Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013, Pasal 2poin 2).

Rasio siswa per guru SD/MI. Perbandingan antara jumlah siswadengan jumlah guru pada jenjang pendidikan SD/MI. "Setiap SD/MItersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6(enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerahkhusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan".(Permendikbud No.23 Tahun 2013 pasal 2, ayat (2) poin 5).

Rasio Siswa SD/MI per Ruang Kelas. Perbandingan antara jumlahsiswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang pendidikan SD/MItidak melebihi 32 orang siswa. "Jumlah peserta didik dalam setiaprombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang. Untuksetiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapidengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru,serta papan tulis". (Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2 POIN 2).

Rasio Siswa SD/MI per Ruang Kelas. Perbandingan antara jumlahsiswa dengan jumlah ruang kelas pada jenjang pendidikan SD/MI."Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombonganbelajar. Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik. Rasiominimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombonganbelajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimumruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m". (PermendiknasNo. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana ).

Rasio Siswa SD/MI per Guru Kualifikasi. Perbandingan antarajumlah siswa dengan jumlah guru yang berkualifikasi S1/D-IV padajenjang pendidikan SD/MI. "Setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guruuntuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiapsatuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang gurusetiap satuan pendidikan" (Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2,ayat (2) poin 5). "Setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang

Page 107: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 107

memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guruyang telah memiliki sertifikat pendidik". (Permendikbud No. 23 Tahun2013 pasal 2 poin 7).

Tabel 2.45. Ratio Jumlah Guru terhadap siswa tahun 2010-2015

Tahun SD SMP SMA2009-2010 19,17 15,20 16,302010-2011 19,24 15,75 15.122011-2012 18,22 14,50 14,962012-2013 16,36 14,80 14,322013-2014 18,87 15,14 13,462014-2015 20,22 15,41 15,14

Tabel diatas menunjukkan bahwa rasio guru dan jumlah sekolah baikuntuk SD, SMP dan SMA selang Tahun 2009-2014 masih di bawah1:20 untuk semua tingkatan, kecuali pada tahun 201-2015 ratio gurudan murid di tingkat SD mulai melampaui 1:20. Untuk kualifikasiguru berdasarkan latar pendidikan sampai tahun 2015 terdiri ataspendidikan SMA, Diploma, dan Sarjana, sementara untuk latarpendidikan Magister dan Doktor masih kurang.

Page 108: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 108

Tabel 2.46. Kualifikasi Pendidikan Guru Provinsi Sulawesi Utara, 2015

NO KABUPATEN/KOTA

TK SD SD SMPSATAP SLB SMP SMA SMK

GrandTotal

D4/S1

S2

S3

JUMLAH

D4/S1 S2 S

3JUML

AHD4/S1

JUMLAH

D4/S1

S2

JUMLAH

D4/S1 S2 S

3JUMLAH

D4/S1 S2 S

3JUMLAH

D4/S1 S2 S

3JUMLAH

1 Kab. BolaangMongondaw 23 1 24 494 16 510 - - 332 29 361 114 14 128 67 6 73 1.096

2Kab. BolaangMongondawSelatan 5 5 182 182 - - 135 5 140 42 4 46 40 40 413

3 Kab. BolaangMongondaw Timur 7 7 244 4 248 - - 111 2 113 37 2 39 31 3 34 441

4 Kab. BolaangMongondow Utara 10 10 260 1 261 - - 168 8 176 69 4 73 35 2 37 557

5 Kab. Kep. Sangihe26 26 558 558 - 10 10 271 9 280 133 10 143 112 8 120 1.137

6 Kab. KepulauanSitaro 10 10 297 4 301 - - 194 9 203 108 6 114 73 10 83 711

7 Kab. KepulauanTalaud 43 43 460 13 473 38 38 - 254 21 275 143 10 153 58 2 60 1.004

8 Kab. Minahasa79 79 734 35 769 - 5 5 585 58 643 342 19 361 189 8 197 2.054

9 Kab. MinahasaSelatan 76 76 687 6 1 694 - 6 6 509 36 545 212 16 228 140 7 147 1.696

10

Kab. MinahasaTenggara 19 19 318 9 327 - 1 1 270 18 288 141 8 149 96 3 99 883

11

Kab. MinahasaUtara 18 18 566 17 583 - 5 1 6 354 36 2 392 153 18 171 45 4 49 1.219

12 Kota Bitung

31 2 33 332 33 365 - 6 6 245 40 285 155 20 175 137 27 164 1.02813 Kota Kotamobagu

29 2 31 214 10 224 - 9 9 167 25 192 108 17 125 128 7 135 716

Page 109: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 109

14 Kota Manado

93 1 94 741 46 1 788 - 25 3 28 593 77 1 671 474 78 3 555 363 41 404 2.54015 Kota Tomohon

71 71 286 6 292 - 20 1 21 156 31 187 132 22 154 114 6 120 845

Grand Total 540 5 1 546 6.373 200 2 6.575 38 38 87 5 92 4.34

4 404 3 4.751 2.363

248 3 2.614 1.62

8 134 - 1.762 16.340

Tabel. 2.47. Rekpitulasi Kualifikasi Guru se-Sulawesi Utara, 2015

REKAPITULASI

SATUAN D4/S1 S2 S3 JMLAH

TK 540 5 1 546

SD 6.373 200 2 6.575

SD SMP SATAP 38 - - 38

SLB 87 5 92

SMP 4.344 404 3 4.751

SMA 2.363 248 3 2.614

SMK 1.628 134 - 1.762

JUMLAH 15.373 996 9 16.378

Sumber: Diknas Sulut, 2015.

Page 110: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 110

Dari data diatas, daerah Kabupaten Kepulauan Talaud memilikiKualifikasi Guru bergelar S2 sebanyak 3 guru, dibandingkanKabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Bolaang MongondowUtara yang tidak ada, hal ini disebabkan karena kurangnya minat dankesejahteraan untuk mengabdi didaerah kepulauan.

Adapun jumlah sekolah di provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015berjumlah 4329 sekolah yang tersebar untuk negeri berjumlah 1890sekolah dan 2439 sekolah swasta. Adapun sekolah swasta terbanyakadalah pada jenjang pendidikan TK dimana TK negeri hanyaberjumlah 21 saja sedangkan sekolah swasta untuk TK berjumlah1169. Selengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.48. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta provinsi Sulawesi Utaratahun 2015

NO JENJANG JLH SEKOLAH JUMLAHNEGERI SWASTA

1 SLB 3 9 122 TK 21 1,169 1.1903 SD 1,357 835 2.1924 SMP 376 245 6195 SMA 86 111 1976 SMK 47 70 117

JUMLAH 1,890 2,439 4,329

2.3.1.2. Kesehatan

Perbaikan derajat kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara padalima tahun terakhir menunjukkan kinerja yang semakin membanik.Hal ini ditunjukkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan AngkaKematian Bayi (AKB). Angka Kematian Ibu berdasarkan pencapaiankinerja tahun 2013 dikategorikan berhasil , walaupun angka inibelum dapat menekan angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara,dimana AKI Sulawesi Utara tahun 2011 ditargetkan 153 per 100.000Kelahiran Hidup (64 kasus) ternyata terjadi peningkatan kasuskematian ibu sebanyak 71 kasus (186/100000KH). Pada tahun 2012terjadi penurunan kasus kematian ibu melahirkan, dimanaditargetkan sebesar 59 kasus turun menjadi 48 kasus. Pada tahun2013 ditargetkan 57 kasus meningkat menjadi 77 kasus dan padatahun 2014 ditargetkan 47 kasus meningkat menjadi 58 kasuskematian ibu melahirkan.

Penurunan angka kematian ibu melahirkan berjalan lamban,hal ini dapat dilihat pada beberapa Kabupaten/Kota yang belum dapat

Page 111: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 111

menekan Angka Kematian Ibu seperti Kota Manado 11 kasus,Kabupaten Minahasa Selatan 6 kasus, diikuti oleh Kabupaten BolaangMongondow, Kota Bitung dan Kota Kotamobagu masing-masing 4kasus. Walaupun demikian kondisi ini tetap berada dibawah rata-ratanasional, 228/100.000 KH. Jika dilihat dari target MDGs yangditetapkan sebesar 102/100.000KH maka terlihat jelas diperlukanupaya maksimal dari seluruh jajaran kesehatan yang ada di ProvinsiSulawesi Utara untuk menurunkan angka kematian ibu.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari program kesehatananak, didapatkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 242 kasuskematian bayi, tahun 2011 meningkat menjadi 333 kematian bayi danpada tahun 2012 menurun menjadi 189 kasus kematian bayi. Padatahun 2013 meningkat menjadi 380 kasus kematian bayi, dan padatahun 2014 menurun menjadi 289 kasus, namun demikian Datatersebut menunjukkan capaian hasil program masih dibawah targetMDG’s.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tetap berkomitmenuntuk terus melakukan upaya percepatan penurunan AKB, karena bayisangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan kesejahteraan yangburuk, dimana AKB mereflesikan derajat kesehatan masyarakat yangsekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir.Penurunan menunjukkan adanya peningkatan dalam kualitas hidupdan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus mencerminkanUmur Harapan Hidup pada saat lahir.

Tabel 2.49. Perkembangan Kinerja pembangunan Sektor Kesehatan diProvinsi Sulawesi Utara 2011-2014

N0 INDIKATOR TARGET CAPAI

AN

TARGET CAPAI

AN

TARGET CAPA

IAN

REALISASI

NASIONAL 2013

TARGET CAPAIA

N

TAHUN

2011

TAHUN

2011

TAHUN

2012

TAHUN

2012

TAHUN

2013

TAHUN

2013

TAHUN2014

TAHUN2014

1. LifeExpectancy

Rate

72,25

72,33 72,28

72,33 72,35 72,35 69,65 72,70 72,35

2. Cakupankematian

Neo Natal /1000

KelahiranHidup

20/1000

7/1000

19/1000

5/1000

18/1000

8/1000

19/1000

17/1000

7/1000(251

Kasus)

3. AngkaKematian

Balita/ 1000Kelahiran

Hidup

40/1000

10/1000

38/1000

7/1000

36/1000

10/1000

40/1000

34/1000

9/1000(323

Kasus)

4. AngkaKematian

Bayi/ 1000Kelahiran

Hidup

27/1000

9/1000

26/1000

6/1000

25/1000

9/1000

32/1000

24/1000

9/1000(304

Kasus)

Page 112: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 112

5 Presentasebalita gizi

buruk

3,40%

0,048%

3,08%

0,01% 3,06% 0,04%

4,9% 3,02% 3,01%

6. JumlahRumah Sakit

3535

36 39 37 39 1540 38 39

7 JumlahPuskesmas

173 173 176 180 179 185 9.510 182 187

8 JumlahPosyandu

2.130

2361 2.343

2138 2.577 2570 276.392 2.834 2094

9 JumlahPoskesdes

503 501 513 507 521 515 54.142 528 607

10 RatioPuskesmas/

12.000penduduk

1 :1330

7

1 :1330

7

1 :1322

9

1:12759

1 :13144

1:12052

1 :25.378

1:13067

1:12560

11 Prevalensibalita

dengan beratbadan

rendah/kekurangan gizi

8,00 7,72 7,00 5,81 6,00 2,46 17,9 5,00 2,4

12 AngkaKematian

Ibu /100000 KH

153/100000(64)

Kasus

186/100000(71

Kasus)

141/100.000(59

Kasus)

125/100.0

00(49)Ka

sus

136/100.0

00(57)

Kasus

191/100.0

00(77

Kasus)

228/100.000

117/100.00

0(47

Kasus)

136/100.000(56

Kasus)

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, 2015

Seiring dengan, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tahun 2004tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengamanatkanbahwa Jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk di antaranya adalaJaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan PenyelenggaraJaminan Sosial (BPJS). Sistem Jaminan Sosial Nasional BidangKesehatan kemudian disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1januari 2014, yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No,101tahun 2012 tentang Penerima bantuan Iuran (PBI) dan PeraturanPresiden No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. DinasKesehatan provinsi Sulawesi Utara selaku wakil pemerintah di daerahbertanggung jawab dalam kesehatan berkewajiban menyiapkan saranadan prasarana termasuk SDM kesehatan yang akan bertugas.

Pada tahun 2014 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utaramenargetkan cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan (UHC) sebesar75 %, terealisasi sebesar 68 %, dengan indikator kinerja 90%, kategoriberhasil.

Dalam perjalanan pelaksanaan pembangunan kesehatansampai dengan akhir tahun 2014, berbagai masalah dan tantangandalam pembangunan kesehatan telah berkembang semakin berat danKompleks, kadang kadang tidak terduga. Dalam upaya menanggulangimasalah kesehatan dan menghadapi tantangan dimaksud DinasKesehatan tetap berupaya mewujudkan masyarakat Sulawesi Utarasehat, mandiri dan berkeadilan dimana kebijakan pembangunan

Page 113: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 113

kesehatan diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar danterjangkau terutama pada kelompok menengah kebawah gunamendukung pencapaian MDGs pada tahun 2015, dengan sasaranpembangunan adalah peningkatan akses masyarakat terhadappelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh meningkatnya angkaumur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dankematian ibu melahirkan.

Dalam melaksanakan program program kesehatan secara menyeluruhpemerintah Sulawesi Utara mendorong keterlibatan swasta danmasyarakat untuk berpartisipasi aktif. Hal ini dapat diwujudkandengan meningkatnya sarana dan prasarana seperti adanya Rumahsakit Swasta, Klinik Bersalin yang berkembang pesat.

2.3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruanga. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun2006 tentang Jalan, maka perlu ditetapkan ruas-ruas jalan Provinsidi wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Dan untuk maksud tersebut diatas maka ditetapkanlah Keputusan Gubernur Sulawesi Utaranomor 286 tahun 2014 tanggal 3 November 2014 tentang PenetapanRuas-Ruas Jalan Povinsi Di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara,dimana terdapat 37 ruas jalan dengan total panjang 940,883 km.Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, maka infrastruktur dalamkondisi mantap pada akhir tahun 2015 berada pada posisi 75,02%(705,89 km).

Pada tanggal 2 September 2015, disesuaikan dengan tingkatperkembangan wilayah Sulawesi Utara, maka ditetapkan KeputusanGubernur Sulawesi Utara No. 202 Tahun 2015 tentang PenetapanRuas-Ruas Jalan Provinsi Di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara, yangberisi 58 ruas jalan dengan total panjang 981,397 km.

Pada tahun 2014, Sulawesi Utara ketambahan panjang jalan provinsiuntuk jaringan jalan kolektor primer wilayah provinsi yangmenghubungkan ibukota provinsi ke ibukota Kabupaten/kota (K-2) dari 41 ruas dengan panjang 933,93 km menjadi 58 ruas dengan981,40 km. Jadi, ada ketambahan jalan provinsi sebanyak 49 km.

Page 114: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 114

Tabel 2.50. Ruas Jalan Provinsi Sulawesi Utara

Nomor NamaRuas

Panjang

(Km)

Kab/Kota

Asal

Fungsi

JalanTitik Pengenal

Urut Ruas

Awal Akhir

1 001 Airmadidi -Kauditan

8,000 Minut JKP-2 Simpang TigaAirmadidi(bersinggungandengan ruas jalanNasional AirmadidiKauditan(Bypass))

Simpang EmpatAirmadidi(bersinggungandengan ruasjalan NasionalAirmadidiKauditan(Bypass))

2 002 Kauditan -Kema

4,150 Minut JKP-2 Simpang EmpatJalan BypassManado-Bitung (diKauditan)

Simpang TigaDesa Kema(Bersinggungandengan RuasJalan NasionalGirian - Kema)

3 003 Ulu -Ondong -Talawid

21,800 Sitaro JKP-2 Simpang TigaPelabuhan danPertokoan DesaTatahadeng

Desa Ondong,Jembatan

4 004 Sukur -Likupang

29,850 Minut JKP-2 Simpang Tiga DesaSukur

Pasar Likupang

5 005 Ratahan -Amurang

43,450 Mitra JKP-2 Simpang TigaTosuraya (Pasar)

Simpang TigaAmurang(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalWorotican-Poopoh)

6 006 Modayag -Molobog

29,000 Boltim JKP-2 Simpang TigaModayag

Simpang EmpatMolobog(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalMolobog-Onggunoi)

7 007 Makalisung- Kombi -Toliang Oki

24,150 Minahasa JKP-2 Simpang TigaMakalisung

'Simpang TigaToliang Oki(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalTondano-Kawangkoan)

8 008 Silian -Tombatu

3,600 Mitra JKP-2 Simpang Tiga Lobu Simpang TigaTombatu

9 009 Manado -Tongkaina -Wori

16,500 Manado JKP-2 Jembatan Bailang Simpang TigaWori(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalWori-Likupang)

10 010 Tondano -Remboken -Kakas

21,100 Minahasa JKP-2 Simpang TigaTondano (PatungKorengkeng)

Simpang TigaKakas

11 011 Tondano -Kembes -Manado

28,400 Minahasa JKP-2 Jembatan Tikela Simpang TigaSasaran

12 012 Sonder -Tincep -Maruasey

18,850 Sonder JKP-2 Simpang TigaSonder (PatungTani)

Simpang TigaMaruasey(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalTumpaan-Bts.Kota Manado)

13 013 Tomohon - 26,000 Tomohon JKP-2 Simpang Tiga Pertigaan

Page 115: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 115

Tanawangko Barat danTombariri

Tomohon (PusatKota Tomohon)

Tanawangko(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalTumpaan-Bts.Kota Manado)

14 014 Tanawangko- Kumu -Popontolen

49,450 Tatapaan,TombariridanTumpaan

JKP-2 JembatanTanawangko

Ruas JalanManado-Worotican (RuasJalan Nasional)

15 015 Pinogaluman - Doloduo

49,000 DumogaBarat danLolak

JKP-2 Simpang EmpatPinogaluman

Simpang TigaDoloduo(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalBts. KotaKotamobagu-Doloduo)

16 016 Pinogaluman - LabuanUki

8,400 Lolak JKP-2 Simpang EmpatPinogaluman

Labuan Uki(Pelabuhan)

17 017 Wasian -Simbel -Wailang

18,700 KakasBarat

JKP-2 Simpang TigaWasian

Desa Wailang(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalKema-Rumbia)

18 018 Mapanget -Molas(Manado)

15,250 Mapangetdan Molas

JKP-2 Simpang TigaMapanget (TuguAdipura KotaManado)

Simpang TigaMolas

19 019 Tatelu -Klabat -Danowudu

19,300 TateluDanDanowudu

JKP-2 Simpang TigaTatelu

Simpang TigaDanowudu

20 020 LingkarPulauLembeh

51,600 Papusungan

JKP-2 Simpang EmpatPapusungan

Simpang EmpatPapusungan

21 021 Pontak -Kalait -Lobu

37,850 TombatudanMotoling

JKP-2 Simpang TigaPontak

Simpang TigaLobu (TuguDesa)

22 022 Pontodon -Insil -Palelon

21,000 Pinasungkulan

JKP-2 Simpang TigaPontodon

Simpang TigaPalelon

23 023 Manado -Kombos -SP.3 Kairagi

4,400 MapangetdanSingkil

JKP-2 Simpang TigaSindulang

Simpang TigaKairagi

24 024 Jln. S.H.Sarundajang

9,000 MatuaridanMadidir

JKP-2 Simpang TigaManembo-nembo

Simpang TigaRumah DinasWalikota Bitung

25 025 Akses KEKBitung

2,050 Matuari JKP-2 Simpang TigaSagerat

Simpang TigaKEK Bitung

26 026 RumoongBawah -Elusan -Tewasen

15,200 AmurangdanMotoling

JKP-2 Simpang TigaRumoong Bawah(JembatanRanoyapo)

Simpang TigaTewasen(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalWorotican-Poopoh)

27 027 Togid -Kokapoy -Kakenturan

26,300 Tutuyan JKP-2 Simpang Tiga Togid Simpang TigaKakenturan

Page 116: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 116

28 028 Jln. Toar -Lumimuut -Daan Mogot(Mdo)

6,000 Wenangdan Tikala

JKP-2 Simpang Tiga Jl.Sam Ratulangi(Gereja Paulus)

Jembatan Tikela

29 029 Ponompiaan-Serasi-Totabuan

24,083 Dumoga JKP-2 Simpang TigaPonompiaan

Simpang TigaTotabuan

30 030 Inomunga -Komus -Tuntung

16,000 KaidipangdanPinogaluaman

JKP-2 Simpang TigaInomunga

Simpang TigaTuntung

31 031 Bakan -Motandoi

21,375 Pinolosiantimur danLolavan

JKP-2 Simpang TigaMatali-Torosik

Simpang TigaMotandoi

32 032 Laine -Ngalipaeng -Pintareng

37,200 ManganituSelatan

JKP-2 Simpang Tiga Laine(SD Negeri)

Simpang EmpatPintareng

33 033 Manganitu -Manumpitaeng - Miulu

8,000 Manganitu JKP-2 Simpang TigaManganitu (Pasar)

Simpang TigaMiulu

34 034 Manumpitaeng - Petta

12,500 Manganitu JKP-2 Simpang EmpatEmbungaha

Simpang TigaManumpitaeng

35 035 Pintareng -Manalu

14,000 TabukanSelatan

JKP-2 Simpang TigaManalu (Gereja)

Simpang EmpatPintareng

36 036 Lenganeng -Raku - Naha

7,080 TabukanUtara

JKP-2 Simpang TigaLenganeng

Simpang TigaNaha (PatungProf.Makagiansar)

37 037 Langowan -Atep -Temboan

18,100 Langowan JKP-2 Simpang TigaLangowan

Simpang TigaTemboan(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalKema-Rumbia)

38 038 Remboken -Kawangkoan

10,900 RembokendanKawangkoan

JKP-2 Simpang TigaRemboken

Simpang TigaKawangkoan(Pasar)

39 039 Mongkonai -Lalow

34,507 Lolak danKotamobagu Barat

JKP-2 Simpang TigaMongkonai

Simpang EmpatLalow(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalKaiya-Maelang)

40 040 Tandengan -Tulap -Kora-Kora

19,010 Eris JKP-2 Simpang TigaTandengan

Simpang TigaKora-Kora(Bersinggungandengan ruasjalan NasionalKema-Rumbia)

41 041 LingkarTimurTomohon

8,250 TomohonTimur

JKP-2 Jembatan Kinilow Simpang TigaKasuang

42 042 Lirung -Kolongan -Balang

36,800 Lirung JKP-2 Simpang TigaLirung (Gereja)

Simpang TigaBalang(Poskesdes)

43 043 Lirung -Balang

5,130 Lirung JKP-2 Simpang TigaLirung (Gereja)

Simpang TigaBalang(Poskesdes)

Page 117: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 117

44 044 Lirung -Bitunuris

18,000 Lirung JKP-2 Simpang TigaLirung (Gereja)

Tempat WisataPantai Bitunuris

45 046 Tarohan -Pulutan

6,120 Pulutan JKP-2 Simpang TigaTarohan (Tugu)

Simpang TigaPulutan (Pasar)

46 047 Jln.Samratulangi (Manado)

3,320 Wanea JKP-2 Simpang EmpatZero Point Manado

Simpang EmpatRanotana(Patung SamRatulangi)

47 048 Jln. AhmadYani(Manado)

1,425 Sario JKP-2 Simpang Tiga Sario(Gereja)

Simpang TigaJln. Bethesda

48 049 Warembungan-Sea-Malalayang

8,829 Pineleng JKP-2 Simpang TigaWarembungan

Simpang TigaMalalayang

49 050 Jln. BabePalar

1,321 Wanea JKP-2 Simpang TigaTeling (RS. Advent)

Simpang TigaSamratulangi(PJR Wanea)

50 051 Jln. 14Februari -17 Agustus(pertigaan)

2,419 Wenang JKP-2 Simpang EmpatTeling (Toar-Lumimuut)

Simpang Tiga17 Agustus

51 052 Dimembe-Paniki

8,396 Dimembe JKP-2 Ruas Jln. SukurLikupang(Dimembe)

Ruas Jln.Nasional AA.Maramis(KawasanBrimob)

52 053 Matungkas-Paniki

8,752 Mapanget JKP-2 Ruas Jln. SukurLikupang(Matungkas)

Ruas Jln.Nasional AA.Maramis

53 054 Kalasey-Sea 6,548 Pineleng JKP-2 Ruas Jln. NasionalTumpaan-BatasKota Manado

SP3 Desa Sea(Tugu)

54 055 Jl. LingkarTomohon-Rurukan-Sasaran

10,661 TomohonTimur,TondanoUtara

JKP-2 SP3 TerminalTomohon

Ruas Jln.NasionalAirmadidi-BatasKota Tondano

55 056 SP3Tataaran-Unima-Tondano

4,113 Remboken,TondanoSelatan

JKP-2 SP3 Tataaran Ruas Jln.Tondano-Remboken-Kakas

56 057 Kasuang-PatarTataaran-Remboken

9,950 Remboken,TondanoSelatan

JKP-2 Ruas Jln. NasionalBatas KotaTondano-Tomohon

Ruas Jln.Tondano-Remboken-Kakas

57 058 Liwutung-Tababo

9,894 Pasan JKP-2 Ruas Jln. RatahanAmurang (DesaLiwutung)

Ruas Jln.NasionalRumbia-Buyat

58 059 Jln.Hasanuddin18

0,364 Tuminting JKP-2 Jembatan Soekarno SMP 5 Manado

TOTAL 981,397

Page 118: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 118

Terdapat 9 (Sembilan) ruas jalan Provinsi yang berubah statusmenjadi ruas jalan Nasional dengan total panjang 295,53 km,yaitu ruas jalan Kotamobagu-Kaiya (33,300 km), Jln. AKD(Kotamobagu) (2,150 km), Tondano-Kawangkoan (44,000 km),Tamako-Enemawira (78,680 km), Esang-Rainis (62,500 km),Langowan-Ratahan-Belang (Tababo) (27,300), Jln. PierreTendean (Manado) (4,600 km), Karondoran-Apela-Danowudu(10,500), dan Matali-Torosik (32,500 km).

Dan terdapat 30 (tiga puluh) ruas jalan Kabupaten yang berubahstatus menjadi ruas jalan Provinsi dengan total panjang 373,047km, yaitu ruas-ruas jalan pada kabupaten Bolaang Mongondowsepanjang 45,458 km (ruas jalan Ponompiaan-Serasi-Totabuan24,083 km, Bakan – Motandoi 21,375), kota Kotamobagusepanjang 34,507 km (ruas jalan Mongkonai – Lalow 34,507),kabupaten Bolaang Mongondow Timur sepanjang 16,000 km(ruas jalan Inomunga - Komus – Tuntung 16,000 km),kabupaten kepulauan Sangihe sepanjang 78,780 km (ruas jalanLaine - Ngalipaeng – Pintareng 37,200 km, Manganitu -Manumpitaeng – Miulu 8,000 km, Manumpitaeng – Petta 12,500km, Pintareng – Manalu 14,000 km, Lenganeng - Raku – Naha7,080 km), kabupaten Minahasa sepanjang 77,450 km (ruasjalan Langowan - Atep – Temboan 18,100 km, Remboken –Kawangkoan 10,900 km, Tandengan - Tulap - Kora-Kora 19,010km, Warembungan-Sea-Malalayang 8,829 km, Kalasey-Sea6,548 km, SP3 Tataaran-Unima-Tondano 4,113 km, Kasuang-Patar Tataaran-Remboken 9,950 km), kabupaten kepulauanTalaud sepanjang 66,050 km (ruas jalan Lirung - Kolongan –Balang 36,800 km, Lirung – Balang 5,130 km, Lirung – Bitunuris18,000 km, Tarohan – Pulutan 6,120 km), kota Tomohonsepanjang 18,910 km (ruas jalan Lingkar Timur Tomohon 8,250km, Jl. Lingkar Tomohon-Rurukan-Sasaran 10,661 km), kotaManado sepanjang 17,600 km (ruas jalan Jln. Samratulangi(Manado) 3,320 km, Jln. Ahmad Yani (Manado) 1,425 km, Jln.Babe Palar 1,321 km, Jln. 14 Februari - 17 Agustus (pertigaan)2,419 km, Matungkas-Paniki 8,752 km, Jln. Hasanuddin 180,364 km), kabupaten Minahasa Tenggara sepanjang 9,894 km(ruas jalan Liwutung-Tababo 9,894 km), dan kabupatenMinahasa Utara sepanjang 8,396 km (ruas jalan Dimembe-Paniki).

Diperkirakan, dengan adanya perubahan status dari ruas jalanProvinsi menjadi ruas jalan Nasional yaitu sepanjang 295,53 km,dimana ruas-ruas jalan tersebut berada pada posisi kondisimantap (selain ruas jalan Esang-Rainis), dan adanyapenambahan 30 ruas baru atau sepanjang 373.047 km dengan16 ruas jalan dalam kondisi tidak mantap (ruas jalanPonompiaan-Serasi-Totabuan, Inomunga - Komus – Tuntung,Bakan – Motandoi, Laine - Ngalipaeng – Pintareng, Langowan -Atep – Temboan, Remboken – Kawangkoan, Mongkonai – Lalow,Lirung - Kolongan – Balang, Lirung – Balang, Lirung – Bitunuris,Tarohan – Pulutan, Warembungan-Sea-Malalayang, Kalasey-Sea,Kasuang-Patar Tataaran-Remboken, Liwutung-Tababo, Jln.Hasanuddin 18), maka diperkirakan ruas jalan Provinsi padaawal tahun 2016 mengalami penurunan kondisi.

Page 119: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 119

b. Jaringan Irigasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaa Umum DanPerumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015tentang Kriteria Dan Penetapan Status Daerah Irigasi, maka diProvinsi Sulawesi Utara terdapat 12 kewenangan Daerah Irigasidengan luas 18.302 ha. Tabel Daerah Irigasi KewenanganProvinsi Sulawesi Utara Status Bulan Januari 2016

Tabel 2.51. Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Sulawesi Utara,2016

No Nama Kab/Kota/DaerahIrigasi

Luas ArealPotensial

(Ha)Fungsional

(Ha)A Kab. Bolaang

Mongondow5,504 3,467

1 Daerah Irigasi Pusian-Molong

1,171 566

2 Daerah Irigasi Ayong,Bolangat, Maelang

2,293 2,201

3 Daerah Irigasi Lolak,Pinogaluman, Monanow

2,040 700

B Kab. BolaangMongondow Utara

1,166 878

4 Daerah Irigasi BukoTuntung

1,166 878

C Kab. BolaangMongondow Timur

1,845 710

5 Daerah Irigasi Tombolikat,Sita

1,076 450

6 Daerah Irigasi Buyat 769 260D Kab. Minahasa 1,286 1,286

7 Daerah Irigasi Noongan 1,286 1,286E Kab. Minahasa Selatan 2,059 2,059

8 Daerah Irigasi Ranoyapo 2,059 2,059F Kab. Minahasa Tenggara 2,216 2,037

9 Daerah Irigasi Ranombolay(Ranombolay Atas, Bawah,Tatayan, Pinamangkulan)

1,157 1,157

10 Daerah Irigasi Lahendong 1,059 880G Kab. Minahasa Utara 1,705 1,239

11 Daerah Irigasi TalawaanMeras Atas

1,705 1,239

H Kota Kotamobagu 2,521 2,12912 Daerah Irigasi Moayat

Pawak2,521 2,129

TOTAL 18,302 13,805Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Prov. Sulut, 2016

Menurut data terakhir dengan status bulan Januari tahun2016, maka luas Daerah Irigasi adalah Luas Potensial 18,302 Hadan Luas Fungsional 13,805 Ha.Dengan target Luas Daerah Irigasiuntuk tahun 2017-2021 adalah Luas Fungsional 16.690 ha.

Page 120: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 120

Jumlah produksi padi dari Lahan Fungsional tahun 2016 adalah165,66 Ton/Ha (gabah kering giling) dan target Jumlah produksipadi dari Lahan Fungsional tahun 2017-2021 adalah 207,075Ton/Ha (gabah kering giling). Luas persawahan yang terairi padatahun 2016 adalah 13,805 Ha sedangkan target luas persawahanyang terairi untuk tahun 2017-2021 adalah 16.690 ha persawahanfungsional.

c. Aksesibilitas Daerahc.1. Air bersih

Krisis air ini sering dianggap bukan permasalahan yang krusial,padahal permasalahan krisis air ini memiliki potensi konflik yang luarbiasa di masa depan, khususnya bagi masyarakat di Sulawesi Utara.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2012 mencatat,Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam pelayananketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara. Hinggasaat ini, baru 29 persen masyarakat Indonesia yang dapat mengaksesair bersih melalui perpipaan, jauh di bawah target pemerintah hingga2019, yaitu sebesar 60 persen.

Program dan kegiatan pengendalian kerusakan sumber mata airsebagai salah satu sumber air permukaan/non perpipaan merupakansalah satu instrument untuk pendukung Program MilleniumDevelopment Goal’s (MDG’s) (tahun 2012-2015) dan selanjutnyamenjadi Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2016-2019

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara melakukanlangkah antisipasi terhadap kecenderungan kerusakan yang terjadi disekitar sumber mata air. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs adalahMemastikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, sudah saatnyadikembangkan kebijakan tentang pengelolaan mata air sesuai denganprogram SDG’s yang diprioritaskan di wilayah atau pulau yangpenduduknya relatif padat serta tingkat ancaman kerusakan yangtinggi terhadap sumber mata air.

Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut ditujukan bagikepentingan ekologis/ keseimbangan lingkungan, antara lainmenurunkan luasan lahan kritis, meningkatkan debit air, sekaligusmenjaga kualitas air . disamping itu pula aspek sosial masyarakatmelalui pemahaman tentang pentingnya sumber mata air bagipenunjang kehidupan, kebijakan mengenai konservasi tanah dan air,dan pengendalian kerusakan lingkungan.

Page 121: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 121

c.2. SanitasiPercepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah sebuahroadmap pembangunan sanitasi di Indonesia. Program PPSP padasaat ini telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya dari limatahun yang direncanakan, sampai saat ini sudah 34 Provinsi dan 413Kab/Kota yang telah turut melaksankan program dimaksud. Programsanitasi mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi tujuanMillenium Development Goals (MDGs) yakni mengurangi hinggasetengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutanpada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak.

Pengelolaan persampahan merupakan salah satu wujud implementasidalam menciptakan sanitasi lingkungan yang baik. Dengan terjadinyasebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industri yangkemudian berdampak pada permasalahan lingkungan secara umumseperti hilanya keindahan suatu daerah, masalah kesehaqtab danlebih jauh lagi terjadi bencana. Sistematika pengelolaan sampah saatini hanya terfokus pada pengumpulan dan pengangkutan sampah ketempat pemrosesan akhir (TPA) tanpa dilakukan pengolahan lanjutanditambah lagi kesadaran masyarakat yang masih memandang sampahsebagai sisa yang tidak berguna bukan sebagai sumber daya yangperlu dimanfaatkan.

c.3. PersampahanSalah satu permasalahan dalam pengelolaan lingkungan adalah

sampah, tumpukan sampah masih terdapat dimana-mana termasukdi sungai yang menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas airsungai. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandangsampah sebagai limbah bukan sebagai sumber daya yang perludiperlu dimanfaatkan. Permasalahan sampah masih menjadipermasalahan nasional padahal sudah memiliki payung hukum yakniUU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Proyeksi Timbulan sampah secara nasional dengan asumsiproduksi sampah/Kg/orang/hari adalah 0,4 Kg untuk kota kecil, 0,5kg untuk kota sedang dan 0,6 untuk kota besar dengan lajupertumbuhan penduduk/tahun 1,4% (Kajian Departemen PekerjaanUmum) Pada tahun 2016 adalah 65.999493,32 ton diperkirakan padatahun 2019 mencapai 68.810.460,84 ton. Untuk kota Manadokategori kota besar data timbulan sampah pada tahun 2016 sebesar971 Gg urutan ke-4 setelah Kota Balikpapan, Kota Malang dan KotaPadang. Tabel dibawah ini menggambarkan prediksi timbulan/volume

Page 122: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 122

sampah di 15 Kab/Kota Provinsi Sulawesi Utara dari Tahun 2010 s/d2020 :

Tabel 2.52. Estimasi Volume Timbulan Sampah Prov. Sulut tahun2010-2020.

No. Kota /Timbula

n Volume Sampah (Gg)

Kabupaten(kg/jiwa

/hr) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1BolaangMongondow

0,4 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 37

2 Minahasa 0,4 45 46 47 48 48 49 50 51 51 52 53

3 Kep. Sangihe 0,4 18 18 18 18 19 19 19 19 19 19 19

4 Kep. Talaud 0,4 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

5MinahasaSelatan

0,4 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29

6Minahasautara

0,4 28 28 28 28 29 29 29 30 30 30 31

7BolaangMongondowUtara

0,4 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11

8 Kep. Sitaro 0,4 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10

9MinahasaTenggara

0,4 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 18

10BolaangMongondowSelatan

0,4 8 8 9 9 9 9 9 9 9 10 10

11BolaangMongondowTimur

0,4 9 9 10 10 10 10 10 10 11 11 11

12 Manado 0,6 90 91 92 93 95 96 97 98 99 101 102

13 Bitung 0,5 34 35 36 36 37 38 38 39 40 41 41

14 Tomohon 0,4 13 13 14 14 14 14 14 14 14 14 14

15 Kotamobagu 0,4 16 16 16 16 16 17 17 17 17 17 18

∑ SampahTotal

0,44442067 368 373 377 382 387 391 396 401 406 411 416

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Page 123: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 123

Dari hasil perhitungan estimasi volume sampah 15 Kab/Kotadidapatkan total estimasi volume ssampah pada tahun 2020 yaitu 416Gg.

d. Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan dokumanperencanaan pembangunan daerah yang berkekuatan hukum sertaberfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah, swasta, danmasyarakat. Kenyataan selama ini yang terjadi, penggunaan RTRWterbatas digunakan sebagai media dan acuan koordinasi dansinkronisasi pembangunan antara sektor dan wilayah. Mengantisipasipembangunan Sulawesi Utara kedepan, perumusan Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) menjadi syarat mutlak dalam penyusunansetiap kegiatan perencanaan pembangunan dengan memperhatikanaspek sosial, budaya, lingkungan, fisik, dan RTRW seluruh kabupatendan kota, serta RTRW pulau Sulawesi dan nasional. Pengembanganwilayah provinsi perbatasan Sulawesi Utara menjadi perhatian khususdalam strategi pembangunan daerah Sulawesi Utara di era globalisasi.Sebagian wilayah Sulawesi Utara dikategorikan sebagai wilayahtertinggal atau terkebelakang khususnya pada daerah-daerahterpencil dan pulau-pulau kecil yang terbatas aksesibilitas prasaranadan sarana transportasi. Walaupun sebagian wilayah-wilayah tersebutmenyimpan sumberdaya alam sangat potensial untuk dikembangkan.Pada sisi yang lain, terdapat juga wilayah-wilayah strategi dan cepattumbuh yang didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yangbelum dikembangkan secara optimal.

Ketidakseimbangan pembangunan daerah direfleksikan juga olehberkembangnya pembangunan wilayah perkotaan, secara fisik danperluasan wilayah perkotaan tanpa terkendali. Semangatdesentralisasi mendorong juga wilayah perkotaan berkembang secaramandiri dengan memiliki pemerintahan kota sendiri. Kota tidak dapatberkembang tanpa didukung dengan wilayah hinterland (kabupaten)sebagai pemasok utama bahan baku untuk industri manufaktur diperkotaan dan bahan makanan untuk penduduk kota. Sebaliknya,wilayah perkotaan menjadi target utama untuk memasarkan produk-produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari wilayahkabupaten. Masing-masing wilayah antar kabupaten dan kota tidakdapat berkembang sendiri-sendiri, sebab masing-masing wilayahmemiliki sumberdaya yang berbeda dan harus saling melengkapi.Namun dalam kenyataan, keterkaitan desa kota dan sebaliknya belumterjalin dengan baik.

Tersedianya rencana tata ruang wilayah provinsi sebagai acuanpengembangan wilayah, harus diikuti dengan tersedianya informasi

Page 124: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 124

dan pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan yangbaik dan peraturan-peraturan yang berlaku. Kenyataan, masalahpertanahan sebagai pemicu utama sulit terlaksananya program-program pemerintah dan kegiatan investasi swasta. Selanjutnya polaruang Sulawesi Utara dapat dilihat pada Gambar 2.41.

Gambar 2.14. Pola Ruang Provinsi Sulawesi Utara, 2014

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara, 2014.

Untuk merealisasikan wilayah Sulawesi Utara sebagai salah satutujuan investasi nasional dan internasional, komitmen dan perhatiankhusus pada pengaturan penguasaan dan pemilikan lahan, sertaperuntukan dan pemanfaatan lahan oleh masyarakat, swasta, danpemerintah tidak dapat diabaikan lagi.

Kedepan, posisi strategis provinsi perbatasan Sulawesi Utara menjadisyarat mutlak untuk dioptimalkan meraih peluang geo-posisi SulawesiUtara di kawasan Asia Pacific. Pengembangan wilayah kabupaten dankota saatnya diarahkan dengan pendekatan bio-regionalism menujupembangunan provinsi perbatasan Sulawesi Utara incorporated danberkelanjutan.

Page 125: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 125

2.3.1.4. Sosial

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan wujud komitmenpemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagianwarga masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Dalamhal ini, pembangunan kesejahteraan sosial dapat menjadisalah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan sosialekonomi. Permasalahan kesejahteraan sosial tidak terlepasdari kondisi dan perubahan lingkungan baik fisik maupunnon-fisik; dalam kawasan lokal, nasional dan global. Makaperencanaan yang lebih cermat perlu dilakukan denganmemperhatikan aspek manusia, lingkungan fisik, sosial danlingkungan strategisnya. Hal-hal ini akan mengkaitkanpembangunan kesejahteraan sosial dengan bidang pembangunanyang lain; ekonomi, politik, sosial-budaya, pertahanan dankeamanan. Dalam konteks inilah sesungguhnya posisipembangunan kesejahteraan sosial dapat diperhitungkansebagai bagian integral dan bagian strategis dalampembangunan nasional.

Permasalahan umum kesejahteraan sosial dilihat dariperkembangan saat ini adalah masih adanya sebagian masyarakatyang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri danhidup dalam kondisi kemiskinan dan ketidakberdayaan. Merekaumumnya mengalami hambatan fungsi sosial dalam hidupbermasyarakat, kesulitan dalam mengakses sistem pelayanansosial dasar dan tidak dapat menikmati kehidupan yang layak bagikemanusiaan. Inilah yang dihadapi oleh Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial (PMKS) adalah belum terpenuhinya pelayanansosial dasar seperti kesehatan pendidikan, sandang, pangan,papan, dan kebutuhan sosial dasar lainnya. Tabel dibawah inimenjelaskan perkembangan data penyandang masalahkesejahteraan social (PMKS) di Provisi Siulawesi Utara tahun 2010-2015.

Page 126: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 126

Tabel. Perkembangan data penyandang masalah kesejahteraan social(PMKS) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2010-2015.

No Jenis PMKS TAHUN2011 2012 2013 2014 2015

1 Balita Terlantar 498 527 560 736 14812 Anak Terlantar 6042 6872 6342 3270 101933 Anak Berhadapan

dengan hukum355 452 746 936 513

4 Anak Jalanan 112 60 53 76 845 Anak dengan

kedisabilitas (ADK)2320 2320 2351 1755 3450

6 Anak yang memerlukanperlindungan khusus

289 301 321 459 260

7 Lanjut Usia Terlantar 16775 16775 18203 15754 236638 Penyandang Disabilitas 7201 7201 7201 7232 51569 Gelandangan 256 323 359 343 3810 Pengemis 68 98 121 59 6211 Tuna Susila 1354 1711 1706 1418 25112 Bekas Warga Binaan

Lapas1344 1432 1566 1438 1290

13 Korban PenyalahgunaanNAPZA

2114 2026 1987 1257 2578

14 Orang dengan HIV-AIDS 728 768 899 681 82015 Pemulung 99 87 93 36 17316 Kelompok Minoritas

(Kelompok)17 17 17 13 54

17 Korban Traficking 672 569 311 272 2118 Korban Tindak

Kekerasan671 433 393 499 278

19 Pekerja MigranBermasalah Sosial

92 92 125 125 295

20 Korban Bencana Alam 4563 7868 9879 22200 2251721 Korban Bencana Sosial 72 221 542 943 65822 Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi8917 7659 6003 3398 14608

23 Fakir Miskin 123749 123749 125134 115738 13129324 Keluarga Bermasalah

Sosial Psikologi (KK)899 899 837 733 1450

25 Komunitas AdatTerpencil (KK)

1711 1711 1711 1711 188

26 Rumah Tidak LayakHuni (unit)

175231 175231 161089 221.276 220772

Permasalahan sosial saat ini cenderung meningkat dilihat darijumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial maupunkompleksitasnya. Untuk menghadapi berbagai permasalahansosial PMKS masih menghadapi kendala dalam mendapatkanakses ke pelayanan sosial dasar, penyandang cacat masihmenghadapi kendala dalam hal kemandirian, produktivitas danhak untuk hidup normal yang meliputi antara lain pelayananumum untuk mempermudah kehidupan mereka, dan keterbatasanjumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial untuk berbagai jeniskecacatan. Masalah ketunaan sosial yang terdiri dari gelandangan,pengemis dan tuna susila, selain disebabkan oleh kemiskinan jugadiakibatkan oleh ketidakmampuan individu untuk hidup dan

Page 127: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 127

bekerja sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Masalah lainnyaadalah rendahnya kualitas manajemen dan profesionalismepelayanan kesejahteraan sosial.

Tabel. Perkembangan pencapaian kinerja SPM urusan Sosial ProvinsiSulawesi Utara 2011-2015.

Indikator SPM TAHUN2011 2012 2013 2014 2015

Persentase (%) PMKS skala provinsi yang memperoleh bantuan

social untuk pemenuhan kebutuhan dasar

12,8 12,8 15,6 18 20

Persentase (%) Panti Sosial skala provinsi yang melaksanakan

standar operasional pelayanan kesejahteraan social

50 50 50 100 100

Persentase (%) panti sosial skala provinsi yang menyediakan

sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.

50 50 50 100 100

Persentase (%) Organisasi Sosial/Yayasan/ LSM yang

menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial

luar panti.

60 60 65 65 65

Persentase (%) kabupaten/kota yang mengalami bencana

memberikan bantuan sosial bagi korban bencana skala provinsi.

66

(10

kab/kota)

66

(10

kab/kota)

66

(10

kab/kota)

80

12

kab/kota

80

12

kab/kota

Persentase (%) kabupaten/kota yang menggunakan sarana

prasarana tanggap darurat lengkap untuk evakuasi korban

bencana skala provinsi.

66

(10

kab/kota)

66

(10

kab/kota)

66

(10

kab/kota)

80

12

kab/kota

80

12

kab/kota

Persentase (%) kabupaten/kota yang menyelenggarakan jaminan

social bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia

tidak potensial.

53,3

(8

kab/kota)

53,3

(8

kab/kota)

53,3

(8

kab/kota)

53,3

(8

kab/kota

53,3

(8

kab/kota

Kemampuan pemerintah dan peran masyarakat belum dapatmenjangkau semua penyandang masalah kesejahteraan sosial.Disamping permasalahan sosial yang cenderung semakin komplekssulit diprediksi waktu dan lokasinya. Melihat adanya keterbatasankemampuan pemerintah dalam penanganan masalah kesejahteraansosial (baik sarana prasarana maupun angaran) telah mendorongbergesernya paradigma pembangunan kesejahteraan sosial denganlebih mengefektifkan sistem perlindungan sosial melalui pelayananrehabilitasi sosial, jaminan sosial dan pemberdayaan sosial.Permasalahan kesejahteraan sosial ke depan masih didominasi olehkemiskinan dan keterlantaran, kecacatan, keterpencilan danketertinggalan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku sertaakibat bencana. Namun demikian, permasalahan yang terkait dengankelangsungan kehidupan kenegaraan seperti disintegrasi sosial,kesenjangan sosial, perlu memperoleh perhatian yang serius danberkelanjutan. Demikian pula permasalahan kesejahteraan sosialakibat dampak pelaksanaan berbagai bidang pembangunan lain,secara intensif perlu ditangani melalui berbagai cara. Jika hal inikurang diperhatian, maka yang timbul adanya resiko-resiko yangpotensial terjadi akan menjadi beban yang sangat berat dalam upayameningkatkan kesejahteraan sosial maupun permasalahan yangbersifat kompleks dengan masalah pembangunan lainnya.

Page 128: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 128

2.3.1.5. Perencanaan Pembangunan

Dengan ditetapkannya Undang-Undang 23 tahun 2014 tentangpemerintahan daerah maka koordinasi perencanaan dilakukan secaraholistic, tematik dan spasial. Melalui Undang-Undang ini dilakukanpengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai dari pemetaan UrusanPemerintahan yang akan menjadi prioritas Daerah dalam pelaksanaanotonomi yang seluas-luasnya. Melalui pemetaan tersebut akan terciptasinergi kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yangUrusan Pemerintahannya di desentralisasaikan ke Daerah. SinergiUrusan Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antaraPemerintah Pusat dan Daerah karena setiap kementerian/lembagapemerintah nonkementerian akan tahu siapa pemangku kepentingan(stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementeriantersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota secara nasional.Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akanmenciptakan sinergi dalam perencanaan pembangunan antarakementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dengan Daerahuntuk mencapai target nasional. Manfaat lanjutannya adalah akantercipta penyaluran bantuan yang terarah dari kementerian/lembagapemerintah nonkementerian terhadap Daerah-Daerah yang menjadistakeholder utamanya untuk akselerasi realisasi target nasionaltersebut. Undang-Undang ini juga menegaskan peran gubernursebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas dan wewenangmenyelaraskan pedalam rencanaan pembangunan antar daerahkabupaten/kota dan antara Daerah provinsi dan daerahkabupaten/kota di wilayahnya. Daerah sesuai dengan kewenangannyamenyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuandalam system perencanaan pembangunan nasional. Rencanapembangunan Daerah disinergikan, dan diharmonisasikan olehPerangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunanDaerah. Perencanaan pembangunan Daerah dilakukan denganpendekatan teknokratik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atasserta menggunakan pendekatan politis. Pada tahun 2015 PemerintahProvinsi Sulawesi Utara menerima Anugerah Pangripta Nusantara,yang diserahkan oleh Menteri Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas sebagai Provinsi Terbaik dalamPenyelenggaraan Perencanaan Pembangunan. Selain itu, pada tahun2015 pemerintah Provinsi Sulawesi Utara juga meraih PenghargaanTerbaik I se-Indonesia Timur Pelaksanaan Monitoring dan EvaluasiRencana Aksi Daerah Millenium Development Goals, dan Terbaik Ipelaporan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi.

Perencanaan Pembangunan dalam rangka ketersediaan infrastrukturdasar seperti sumber daya air, prasarana jalan, jembatan,transportasi darat, angkutan sungai danau, dan penyeberangan,transportasi udara, ketenagalistrikan, telekomunikasi, perumahan

Page 129: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 129

dan permukiman, air bersih, air limbah, drainase, persampahan, danfasilitas-fasilitas sarana penunjang lainnya di wilayah ProvinsiSulawesi Utara menjadi syarat utama untuk memacu pembangunandaerah dalam menarik investor melakukan bisnis di daerah. Selamaini sebagian besar penyediaan infrastruktur dasar, infrastrukturutama, dan sarana pendukungnya dibiayai oleh pemerintah pusat,provinsi, kabupaten/kota, dan pelaksanaan pembangunannyadilakukan oleh pihak swasta.

Pengembangan infrastruktur seperti: pengembangan pelabuhanBitung menjadi Pelabuhan Internasional Hub Bitung; pengembanganBandara Internasional Sam Ratulangi; pembangunan Jalan TolManado-Bitung; pembangunan Jalan Lingkar Manado Tahap II DanIII; pembangunan Boulevard II; pembangunan Jembatan Lembeh;pembangunan Jalan Lingkar Lembeh; pembangunan WadukMultifungsi Sawangan/Kuwil dan pembangunan PLTP Lahendong Vdan VI. Ketersediaan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang akanmenjadi penggerak utama berkembangnya sektor ril dan sekitarlainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kemudahan untukmemproduksi barang dan melakukan ekspor langsung ke negaratujuan dari Bitung, akan dapat mengurangi biaya produksi dantransportasi sehingga pelaku sektor rill akan memiliki kemampuanuntuk bersaing dengan produk yang sama dari provinsi lainnya diKawasan Barat Indonesia (KBI). Kondisi seperti ini akan mempercepatsektor rill di KTI dapat meningkatkan daya saing, dan secara makroakan dapat bersama-sama meningkatkan daya saing ekonominasional.

2.3.1.6. Perhubungana. Perhubungan DaratJalan Nasional di Sulawesi Utara menempati posisi strategis sebagaiurat nadi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya karenafungsinya menghubungkan wilayah daratan Sulawesi Utara denganwilayah daratan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.Sebagai upaya memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutandarat yang lancar, tertib, dan aman di Sulawesi Utara tersedia 17terminal yang terdiri dari 3 terminal tipe A, 12 terminal tipe B dan 2terminal tipe C. Pengujian kendaraan bermotor secara mekanikterdapat di lokasi Balai Pengujian Kendaraan Bermotor KairagiManado untuk menguji kelaikan kendaraan bermotor yang berdomisilidi Kota Manado, Bitung dan Kab. Minahasa. Pengujian kendaraanbermotor yang ditempatkan di Tahuna untuk menguji kelaikankendaraan bermotor yang berdomisili di Kabupaten Sangihe danTalaud. Untuk daerah lainnya, pengujian kendaraan bermotordilakukan secara manual yang kurang terjamin kehandalannya. UnitPelaksana Penimbangan (Jembatan Timbang) yang terdapat di

Page 130: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 130

Sulawesi Utara sebanyak 4 unit. Jembatan timbang tersebut terletakdi Wangurer (Bitung), Pineleng (Minahasa), Amurang (MinahasaSelatan) dan Inobonto (Bolaang Mongondow).

Perusahaan angkutan penumpang (bus) yang ada di Sulawesi Utarasampai akhir tahun 2014 sebanyak 31 perusahaan. Untuk armadaangkutan pada akhir tahun 2014 armada taksi yang beroperasi diProvinsi Sulawesi Utara sejumlah 294 unit terdiri dari Celebrity 23unit, Kokapura 50 unit, Blue Bird 200 unit dan Dian Taxi 21 Unit.Jumlah kendaraan yang terdaftar pada trayek AKDP sebanyak 1.330unit dan trayek AKAP sebanyak 166 unit.

Angkutan Penyeberangan di Provinsi Sulawesi Utara sampai saat initelah memiliki dua belas Pelabuhan Penyeberangan yaitu di Bitung(Kota Bitung), Likupang (Kab. Minahasa Utara), Amurang (Kab.Minahasa Selatan), Pananaru (Kab. Sangihe), Siau (Kab. Sitaro),Melonguane (Kab. Talaud), Manado (Kota Manado), Bunaken (KotaManado), Kabaruan (Kab. Talaud), Musi (Kab. Talaud), danTagulandang (Kab. Sitaro), dan Pulau Lembeh (Kota Bitung).

Tabel 2.53. nama Lintas Penyeberangan, Nama Pelabuhan YangDihubungkan, Jarak lintas dan kapal yang melayani tahun 2014

NAMA LINTAS PENYEBERANGAN, NAMA PELABUHAN YANG DIHUBUNGKAN, JARAK LINTAS DAN KAPAL YANGMELAYANI PADA TAHUN 2014

NAMA LINTASAN KAPAL YANGBEROPERASI

UKURANKAPAL(GRT)

JARAK

(Km)

OPERATOR KAPAL KAPASITASANGKUT

REALISASI

TRIP/PELABUHANPNP KEND.

Manado-Bunaken KMP.Coleacanth

85 12 Pemkot Manado Carteran

Bitung-Lembeh KMP. Tude 200 1,1 PD. BangunBitung

105 Truk 4,Minibus4

572

Bitung-Pananaru KMP. PulauSagori

300 136 PT. ASDP 125 Truk 12 44

Pananaru-Maroreh KMP. PulauSagori

92 PT. ASDP 11

Bitung-Tagulandang*

KMP.Lokongbanua

500 60 PD. Pelay. Sitaro 214 Truk 12,Minibus5

94

Tagulandang-Siau KMP. Lohoraung 300 30 PD. Pelay. Sitaro 94Tagulandang-Biaro KMP. Lohoraung 25 PD. Pelay. SitaroBitung-Melonguane KMP. Porodisa 750 212 PD. Angkutan

PenyeberanganTalaud

479 Truk 12,Minibus5

44

Bitung-Ternate KMP. Bawal 500 156 PT. ASDP 150 Truk 15 94Melonguane-Mangaran(Kabaruan)

KMP. BerkatPorodisa

300 27 PD. AngkutanPenyeberanganTalaud

140 Truk 6,Minibus9

Page 131: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 131

Melonguane-Musi* KMP. BerkatPorodisa

11 PD. AngkutanPenyeberanganTalaud

Amurang-Toli-Toli* KMP. Julung-Julung

750 260 PT. ASDP

Catatan : * (Lintasan yang beroperasi tahun 2012)

Adapun volume produksi angkutan penyeberangan di ProvinsiSulawesi Utara pada tahun 2014 untuk kunjungan kapal dipelabuhan penyeberangan Bitung sebanyak 195 unit, biladibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunansebesar 32,5 %, penumpang yang diangkut sebanyak 19.537 orangjika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatansebesar 31 %. Angkutan barang sebanyak 19.567 ton biladibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatansebesar 70 %.

b. Perhubungan Laut

Dalam tatanan kepelabuhan nasioanal di Provinsi Sulawesi Utaraterdapat 1 pelabuhan internasional, 8 pelabuhan nasional dan 18pelabuhan lokal. Pada tahun 2010, jumlah kunjungan kapal luarnegeri pada Pelabuhan Bitung, sebanyak 162 unit. Kunjungan kapaldalam negeri pada 7 pelabuhan (Manado, Likupang, Kotabunan,Labuan Uki, Ulu Siau, Tahuna, dan Lirung) di Provinsi Sulawesi Utarasebanyak 8.077 unit, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnyamengalami peningkatan sebesar 9.45 %.

Angkutan penumpang pada Tahun 2010 jumlah yang diangkut pada 7pelabuhan di Provinsi Sulawesi Utara 569.891 orang yang terdiri dari;penumpang turun sebanyak 284.801 orang dan penumpang naiksebanyak 285.090 orang bila dibandingkan dengan tahun sebelumnyamengalami penurunan sebesar 0.86 %. Bongkar muat pada Tahun2010 volume bongkar muat barang pada 7 pelabuhan di ProvinsiSulawesi Utara sebanyak 4.408.438.11 ton yang terdiri dari volumebongkar sebanyak 3.331.606.51 ton dan volume muat sebanyak1.076.831.06 ton. Pada tahun 2010 volume impor dan ekspor barangsebanyak 391.108 ton, yang terdiri dari volume impor sebanyak24.818 ton dan volume ekspor sebanyak 366.290 ton.

Page 132: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 132

Grafik. 2.6. Arus Petikemas Tahun 2010-2014

Angkutan peti kemas Pada tahun 2010 volume bongkar muat barangsebanyak 153.601 box yang terdiri dari volume bongkar sebanyak77.901 box dan volume muat sebanyak 75.700 box bila dibandingkandengan tahun yang lalu mengalami peningkatan sebesar 2.45%. Padatahun 2011, angkutan peti kemas bertambah menjadi 167.752 boxdan terus meningkat sampai tahun 2013 sebanyak 187.592 box, atausama dengan 213,883 teus. Pada tahun 2014 bulan September sudahterdapat 148.739 box.

2010 2011 2012 2013 S.D SPT 2014BOX 153,601 167,752 191,349 187,592 148,739TEUS 166,298 187,402 222,240 213,883 168,832

0

50

100

150

200

250

Thou

sand

sARUS PETIKEMAS TAHUN 2010 S.D MEI 2014

Page 133: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 133

Grafik 2.7. Arus Kapal Tahun 2010 - 2014

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Utara

Sejak tahun 2011, pelayaran kapal perintis di Provinsi Sulawesi Utaramengoperasikan 4 unit kapal yaitu 2 unit berpangkalan di PelabuhanBitung dan 2 unit lainnya berpangkalan di Pelabuhan Tahuna. Kapal-kapal perintis tersebut melayani angkutan di wilayah KabupatenKepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud yang selama inibelum ada angkutan yang melayani secara komersial. Dengandemikian kapal perintis merupakan satu-satunya alat transportasiyang melayani Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud.

2010 2011 2012 2013 S.D MEI2014

PELAYARAN LUAR NEGER 162 158 193 183 94PELAYARAN DALAM NEGERI 4,536 3,021 3,583 3,074 1,252TOTAL 4,698 3,179 3,776 3,257 1,346

- 500

1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000

Thou

sand

s

ARUS KAPAL TAHUN 2010 S.D BULAN MEI 2014

2010 2011 2012 2013 S.D MEI2014

PELAYARAN LUAR NEGER 4,309,559 3,539,771 3,532,081 3,324,604 1,366,051PELAYARAN DALAM NEGERI 6,302,667 7,306,576 7,621,081 7,226,161 2,599,915TOTAL 10,612,226 10,846,347 11,153,162 10,550,765 3,965,966

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

Thou

sand

s

ARUS KAPAL TAHUN 2010 S.D BULAN MEI 2014

Page 134: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 134

Grafik 2.8. Arus Penumpang Tahun 2010-2014

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Utara

Adapun kinerja pelayanan kapal di pelabuhan Samudera Bitung dapatdilihat selengkapnya pada table dibawah ini.

Tabel. 2.54. Kinerja Pelayanan Kapal di Pelabuhan SamuderaBitung Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2010 - 2014

NO

URAIAN SATUAN

REALISASITAHUN2005

REALISASI

TAHUN2006

REALISASI

TAHUN

2007

REALISASITAHU

N2008

REALISASI

TAHUN

2009

REALISASI

TAHUN2010

REALISASITAHU

N2011

REALISASITAHU

N2012

I PELAYANANKAPALa. Kapal LuarNegeri1. Turn RoundTime (TRT)

Jam 53,2 54.50 52,40 56,85 54,63 53,69 53,66 53,66

2. Waiting Time

a. Waiting TimeNet (WTN)

Jam 0.00 0.00 0,00 1,00 0,41 0,43 0,41 0,40

b. Postpone Time(PT)

Jam 0,56 0.50 0,40 0,40 0,37 0,38 0,40 0,41

c. Approach TimeNet (AT)

Jam 0,94 1.00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

d. Waiting TimeGros (WTG)

Jam 1.50 1.50 0,40 1,40 1,78 1,81 1,81 1,78

2010 2011 2012 2013 S.D MEI2014

EMBARKASI 297,104 94,634 104,574 71,926 37,843DEBARKASI 327,461 73,930 132,947 124,625 22,029TOTAL 624,565 168,564 237,521 196,551 59,872

0

100

200

300

400

500

600

700Th

ousa

nds

ARUS PENUMPANG TAHUN 2010 S.D MEI 2014 (SATUANORANG)

Page 135: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 135

3. Berthing Time(BT)

Jam 51.70

53.00 51,00 54,45 52,44 51,88 51,85 51,80

4. Efektif Time(ET)

Jam 32.90

35.00 33,00 36,00 33,79 33,82 33,90 33,4

5. Not OperatingTime (NOT)

Jam 18.80

18.00 17,00 17,00 17,00 16,56 16,50 16,45

6. Idle Time (IT) Jam 0.00 0.00 1,00 1,45 1,65 1,50 1,45 1,50

b. Kapal DalamNegeri1. Turn RoundTime (TRT)

Jam 60,54

64.45 59,06 59,51 55,5 55,16 54,37 54,45

2. Waiting Time :

Waiting Time Net(WTN)

Jam 0.00 0.00 0,00 1,00 0,46 0,45 0,39 0,40

Postpone Time(PT)

Jam 0.55 0.45 0,46 0,60 0,50 0,47 0,41 0,41

Approach TimeNet (AT)

Jam 0.41 1.00 0,41 1,00 0,43 1,00 1,00 1,00

Waiting Time Gros(WTG)

Jam 0,96 0.45 0,46 1,60 0,96 1,92 1,80 1,79

Berthing Time(BT)

Jam 59,57

64.00 58,19 56,91 54,11 53,24 52,57 52,85

Efektif Time (ET) Jam 31,56

34.00 33,25 35,46 33,25 33,48 33,87 33,85

Not OperatingTime (NOT)

Jam 28,01

30.00 23,32 20,00 19,66 18,56 17,62 17,45

Idle Time (IT) Jam 0.00 0.00 1,62 1,45 1,20 1,20 1,08 1,09

II PELAYANANBARANGa. PelayananLuar Negeri1. Kapal GeneralCargo

T/G/J

22,00

22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00

2. Kapal BagCargo

T/G/J 23,0

023,00

22,00 23,00 23,00 23,00 23,00 23,00

3.Curah Kering T/J40,0

040,00

40,00 40,00 40,00 40,00 40,00 40,00

4. Curah Cair T/J60,0

060,00

58,00 60,00 150,00

150,00 250,00

250,00

5. KapalPetikemasa. TerminalPetikemas

B/G/J 0.00

0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 0,00 0.00

b. TerminalKonvensional

B/G/J 0.00

0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 0,00 0.00

b. PelayananDalam Negeri1. Kapal GeneralCargo

T/G/J 21,0

021,00

20,00 22,00 21,0021,00 21,00 21,00

2. Kapal BagCargo

T/G/J

20,00

20,00 19,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00

3.Curah Kering T/J 40,00

40,00 41,00 60,00 40,00 40,00 40,00 40,00

4. Curah Cair T/J 60,00

60,00 61,00 60,00 100,00

100,00 250,00

250,00

5. KapalPetikemasa. TerminalPetikemas

B/G/J

20,00

20,00 20,00 22,00 22,00 22,00 22,00 22,00

Page 136: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 136

b. TerminalKonvensional

B/G/J

9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00

c. Menurut JenisPelayaran1. KapalSamudera

T/K/h

956,00

1.500.00

450,00

438,00

110,00

110,00 110,00

110,00

2. KapalNusantara

T/K/h

835,00

1.200.00

400,00

359,00

100,00

100,00 100,00

100,00

III

FASILITAS DANPERALATANa. Fasilitas

1. Dermaga

a. BOR % 70.20

58,25 58,41 30,59 67,47 64,15 60,72 65,77

b. BTP Ton /M

958,84

1.146.30

1.184,92

834,25

1.667,90

1.265,00

646,00

723,00

2. Gudang

a. SOR % 4,43 11,82 30,66 13,85 14,36 60,18 60,33 62,33

b. STP Ton /M²

18,16

7,85 20,38 4,69 4,76 4,10 4,18 4,50

3. Lapangan

a. YOR % 26,67

36.60 65,35 40,68 38,21 61,12 60,57 61,10

b. YTP Ton /M²

44,52

21.61 33,00 15,09 7,75 6,95 4,62 6,90

b. Fasilitas Alat

Kran Darat % 2,32 2,51 2,50 3,13 3,14 8,35 10,25 9,30

Reach Stacker % 83.60

90.00 52,36 90,00 92,00 65,83 16,92 54,12

Forklift % 13,35

13.50 8,71 13,87 16,63 16,23 0,33 1,17

Top Loader % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 - - -

Head Truck /chasis

% 65,75 63,88 90,00 70,00 - 50,00

Tronton % 44.00

0.00 33,23 50,00 60,00 60,00 1,08 8,30

Bottom Lift % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 - -

Mobil PMK % 0.00 0.00 45,88 50,94 42,23 41,20 5,40 40,10

Kapal Tunda % 28.20

37.00 35,54 43,35 43,40 42,51 29,05 52,34

Kapal Pandu % 46.06

57.00 55,20 52,32 50,95 49,12 16,00 55,33

Kapal Kepil % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 - -

Lain-Lain % 0.00 0.00 0,00 0,00 0,00 0.00 - -

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi SulawesiUtara

c. Perhubungan Udara

Page 137: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 137

Prasarana Bandar Udara yang terdapat di wilayah Provinsi SulawesiUtara sebanyak 3 buah yang terdiri dari Bandar Udara SamRatulangi Manado yang merupakan pusat penyebaran denganpanjang landasan 2.650 m x 45 m, Bandar udara Naha yang beradadiwilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan panjang landasan1.600 m x 30 m, dan Bandar Udara Melonguane yang berada diKabupaten Kepulauan Talaud dengan panjang landasan 1.480 m x 30m, dan kedua bandar udara tersebut bukan merupakan pusatpenyebaran. Bandar Udara Sam Ratulangi Manado merupakanBandar Udara yang pengelolaannya dikelola oleh PT (Persero) AngkasaPura I Cabang Manado. Sedangkan Bandar Udara Naha danMelonguane merupakan unit Pelaksana Teknis Ditjen PerhubunganUdara Kementerian Perhubungan.

Sarana Fasilitas sisi darat bandar udara, fasilitas landasan, fasilitasbangunan operasional, fasilitas navigasi udara, fasilitas listrik,fasilitas komunikasi dan fasilitas security equipment dan audio visualtelah tersedia dalam kondisi cukup memadai untuk menunjangoperasional penerbangan pada masing-masing bandar udara, namunperlu penambahan dan peningkatan sesuai dengan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi yang ada. Adapun perusahaan angkutanudara yang beroperasi di Sulawesi Utara untuk melayani penerbangandalam negeri adalah PT. Garuda Indonesia Airlines, PT. MerpatiNusantara Airlines, PT. Batavia Air, PT. Lion Air, PT. Wings, Ekspres,Kartika dan Sriwijaya. Sedangkan untuk penerbangan Luar Negeriberjadwal dilayani oleh Silk Air ke Singapura.

Jumlah pergerakan pesawat pada 3 bandar udara di provinsi SulawesiUtara pada tahun 2014 sebanyak 16.359 unit pada penerbangandalam negeri dan jika dibandingkan dengan tahun yang lalumengalami penurunan sebesar 0,93 % dikarenakan adanya 1maskapai penerbangan yang tidak beroperasi (Penerbangan Perintis),sedangkan pergerakan pesawat luar negeri sebanyak 541 unit,dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar0,97% dikarenakan adanya 1 maskapai penerbangan yang tidakberoperasi (Air Asia). Angkutan penumpang dalam negeri pada tahun2014 sebanyak 1.793.638 orang yang terdiri dari penumpang tibasejumlah 877.568 orang, penumpang berangkat sejumlah 881.531orang, dan penumpang transit 34.539 orang, dibandingkan dengantahun lalu mengalami peningkatan sebesar 8,43 %. Sedangkan

angkutan penerbangan luar negeri sebanyak 48.145 orang yang terdiridari penumpang tiba sejumlah 24.521 orang dan penumpang

Page 138: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 138

berangkat sejumlah 23.624 orang, dibandingkan tahun lalumengalami penurunan sebesar 0,76%. Angkutan cargo/barang padapenerbangan dalam negeri tahun 2014 sebanyak 11.252.598 kg yangterdiri dari bongkar barang sebanyak 7.089.041 kg dan muat barangsebanyak 4.163.557 kg, bila dibandingkan dengan tahun lalumengalami peningkatan sebesar 0.99 % sedangkan angkutan barangpenerbangan luar negeri sebanyak 361.378 kg yang terdiri daribongkar barang sebanyak 117.053 kg dan muat barang sebanyak244.325 kg, jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalamipenurunan sebesar 4,63 %. Angkutan bagasi pada penerbangandalam negeri tahun 2011 sebanyak 17.976.501 kg yang terdiri daribongkar sebanyak 9.297.676 kg dan muat sebayak 8.678.825 kg, jikadibandingkan dengan tahun lalu mengalami peningkatan sebesar 3,88%, sedangkan angkutan bagasi penerbangan luar negeri sebanyak946.671 kg yang terdiri dari bongkar sebanyak 495.440 kg dan muat

sebanyak 451.231 kg, bila dibandingkan dengan tahun lalumengalami peningkatan sebesar 3,81%. Angkutan Pos pada tahun2014 hanya melalui Bandara Sam Ratulangi Manado untukpenerbangan dalam negeri sebanyak 297.488 kg yang terdiri daribongkar sejumlah 201.634 kg dan muat sebanyak 95.854 kg,dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 3,63%.

Dalam rangka memudahkan transportasi, meningkatkan pariwisatadan kesejahteraan masyarakat di pulau Miangas yang merupakanpulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara maka sedang dilaksanakanpembangunan bandar udara, yang selanjutnya akan menjadi bandarudara transit Manado – Filipina.

2.3.1.7. Lingkungan HidupDalam konteks pembangunan negara dan pemberdayaan masyarakat,segala aktivitas dan kegiatan tidak dapat mengenyampingkaneksistensi lingkungan pada titik dan batas tertentu. Karenanya,pembangunan dan pemberdayaan yang tidak memberikan perhatianserius terhadap lingkungan, sebaliknya justru akan menghasilkananti-pembangunan dan anti-pemberdayaan, bahkan dapat berakibatpada kemerosotan kesejahteraan masyarakat sehingga meningkatkanangka kemiskinan.

Permasalahan lingkungan hidup pada Tahun 2016-2021, masih akandiperhadapkan pada pencemaran air, udara, tanah, persampahan,dan limbah B3 serta kerusakan lingkungan baik darat, pesisir, danlaut. Sebagian besar masalah lingkungan ini bersumber dari kegiatandomestik, industri agro, industri manufaktur, industri pertambangan,

Page 139: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 139

industri jasa, dari sektor tranportasi serta lemahnya law enforcementyang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Pengendalianpencemaran air dan kerusakan lingkungan serta penurunan emisiGas Rumah Kaca (GRK) adalah salah satu upaya dalammeminimalisasi permasalahan lingkungan tersebut.

Target Indonesia untuk secara sukarela menurunkan emisi GRKsebesar 26% pada tahun 2020 merupakan komitmen yang harusditindaklanjuti dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatanTahun 2016-2021, diantaranya melalui pengendalian sumber-sumberpencemaran dan perusakan SDA, peningkatan kualitas lingkunganDAS, pengendalian kemerosotan KEHATI, peningkatan peran sertamasyarakat serta menahan laju deforestasi.

Posisi geografis Sulawesi Utara yang terletak di daerah tropis dankepulauan rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dampakperubahan iklim yang terjadi seperti kenaikan temperatur, perubahanintensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dankenaikan muka air laut sehingga perlunya antisipasi dalammelestarikan lingkungan hidup.Sumberdaya air mempunyai peranpenting sebagai sumber vital kehidupan manusia. Pasokan air jugadigunakan untuk berbagai sektor pembangunan diantaranya airminum perkotaan, air industri dan air irigasi. Pada kenyataannyapemanfaatan air untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan jasamasih mengandalkan air tanah secara berlebih sehingga dapatmenimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya air tanahmaupun lingkungan antara lain penurunan muka air tanah, intrusiair laut, serta amblesan tanah. Potensi air tanah di pulau Sulawesidigambarkan dengan jumlah cekungan airtanah makro yang telahdikenali dimana distribusi cekungan air tanah tersebut pada ProvinsiSulawesi Utara sebanyak 6 cekungan.

Tabel 2.55.Cekungan Air Tanah di Prov. Sulawesi Utara, 2014.

Air Tanah PeringkatPenyelidikan

Kuantitas Air Tanah(juta m3/tahun)

No Nama Luas (KM) Bebas Tertekan1 Manado 1.042 Pendahuluan 525 672 Kotamobagu 3.386 Pendahuluan 1.110 1003 Dumoga 2.578 Diketahui 1.166 934 Kotabunan 1.168 Diketahui 620 245 Maelang 1.023 Diketahui 460 236 Ponigu 2.605 Diketahui 909 45

Sumber : Kementerian PU, RI 2014

Menurut data Badan Pertanahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun2014, Provinsi Sulawesi Utara memiliki 30 sungai dengan sungaiterpanjang yaitu Sungai Dumoga dengan panjang 87,2 kilometer diKabupaten Bolaang Mongondow diikuti oleh Sungai Poigar denganpanjang 54,2 kilometer dan Sungai Sangkub di Kabupaten Bolaang

Page 140: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 140

Mongondow Utara dengan panjang 53,6 kilometer. Sungai terpendekadalah sungai Salongo di Bolaang Mongondow Selatan denganpanjang 9,1 kilometer.

Sulawesi Utara memiliki ketersediaan air yang melimpah diwilayah daratan namun di wilayah kepulauan kuantitas terbataskarena sebagian besar topografinyaberbukit-bukit dengan Kualitasnyarata-rata cukup baik. Isu global lingkungan hidup terkait denganpermasalahan sumber air di Sulawesi Utara dapat dirumuskansebagai berikut :a. Permasalahan kuantitas air, yaitu perbedaan debit air sungai yang

signifikan antara musim kemarau dan musim hujan, yangmenunjukkan telah terjadi degradasi pada sempadan, DaerahAliran Sungai (DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA).Permasalahan ini terjadi pada sungai-sungai maupun danau-danaudi Sulawesi Utara, permasalahan lainnya yakni khususnya DanauTondano mengalami penurunan dari tahun 1934 kedalaman danaumasih mencapai 40 m, 28 m tahun 1974, 27 meter tahun 1983, 23m Tahun 1999 dan tahun 2001 menjadi 20 m, telah terjadipendangkalan Danau Tondano rata-rata per tahun 1,5 m (Unima-JICA, 2000), selain faktor alamiah, pendangkalan Danau Tondanodi pengaruhi oleh banyaknya enjeng gondok.

b. Permasalahan kualitas air, yaitu penurunan kualitas air akibatberbagai aktifitas seperti pertanian, pembukaan lahan baru,perikanan, peternakan, dan penambangan Galian C atau mineralnon logam, penambangan mineral logam (emas, pasir besi, mangan)dan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Khusus untuk daerahperkotaan cenderung disebabkan akibat aktifitas domestik danindustri, baik dari pabrik maupun dari usaha mikro, kecil danmenengah (UMKM).

Dalam penyajian analisisnya dilakukan beberapa pendekatan-pendekatan, hal ini dilakukan agar analisis lebih fokus serta untukmengatasi keterbatasan data yang ada.Dengan pendekatan ini,diharapkan informasi yang disajikan dapat mewakili kondisi sumberair di Sulawesi Utara. Berikut ini adalah pendekatan yang dimaksud:

Kondisi Umum Sumber Air di Sulawesi UtaraSulawesi Utara memiliki 40 sungai yang tersebar di 15

Kabupaten/Kota, dari 40 sungai tersebut terdapat 2 sungai skalaprioritas Nasional yakni Sungai Tondano dan Sungai Talawaan serta 1sungai lintas Provinsi yakni Sungai Sangkub. Untuk jelasnyapembagian kewenangan sumber air sungai di Sulawesi Utara dapatdilihat pada Tabel II. 4.

Tabel 2.56. Jumlah Sungai/Danau/Embung Di Sulawesi Utara

Page 141: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 141

No Sumber Air Keterangan

A. Air Sungai

I Sungai Lintas Provinsi 1 (satu) Sungai

1. Sungai Sangkub Provinsi Sulawesi Utara & ProvinsiGorontalo

II Sungai Lintas Kabupaten/Kota 9 (Sembilan) sungai

1. Sungai Tondano Kab. Minahasa, Kota Tomohon, Kab.Minahasa Utara & Kota Manado

2. Sungai Dumoga Kab. Bolaang Mongondow & KotaKotamobagu

3. Sungai Ranoyapo Kab. Minahasa Selatan & Kab. Minahasa

4. Sungai Ranowangko Kab. Tomohon & Kab. Minahasa

5. Sungai Maruasey Kota Tomohon, Kab. Minahasa & Kab.Minahasa Selatan

6. Sungai Malalayang/Minangga Kota Tomohon, Kab. Minahasa & KotaManado

7. Sungai Sario Kab. Minahasa & Kota Manado

8. Sungai Sawangan/Tikala Kab. Minahasa & Kota Manado

9. Sungai Poigar Kab. Minahasa Selatan & Kab. BolaangMongondow

III Total Sungai 40 (empat puluh) sungai

B Air Danau & Embung

I Danau Lintas Kab/Kota

1. Danau Moat Kab. Minahasa Selatan & Kab. BolaangMongondow Timur

II Total Danau 20 (dua puluh) Danau

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

a. SungaiStatus Kuantitas Air dan Kecenderungannya

Sungai di Sulawesi Utara umumnya tidak memiliki panjanghingga diatas 100 km, ini dikarenakan topografi wilayah SulawesiUtara yang berbukit-bukit dan dekat dengan laut. Sungai terpanjangdi Sulawesi Utara adalah Sungai Dumoga dengan panjang 87,2 kmmelintasi 2 Kabupaten/Kota yakni wilayah Bolaang Mongondow danKota Kotamobagu.

Page 142: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 142

Sungai yang menjadi prioritas Nasional di Provinsi SulawesiUtara adalah Sungai Tondano dan Sungai Talawaan, sedangkansungai lintas Provinsi adalah Sungai Sangkub yang bagian hulunyaberada di Provinsi Gorontalo dan hilirnya berada di KabupatenBolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Lebar dan kedalaman sungai di Sulawesi Utara bervariasi darihulu sampai ke hilir, bagian hulu umumnya lebih sempit, mencapaikisaran 1,5 meter sampai dengan 20 meter.Bagian rentang dan hillirmelebar seiring bersatunya beberapa anak sungai ke sungaiutama.Kedalaman sungai juga bervariasi, terdapat perbedaankedalaman (tinggi muka air) sungai yang signifikan antara musimkemarau dengan musim hujan.

Sungai terlebar di Sulawesi Utara adalah Sungai Dumoga danSungai Ranoyapo (lebar permukaan mencapai 85 m).Sungai terdalamadalah Sungai Dumoga (mencapai 6 m). Sungai dengan debit terbesaradalah Batang Dumoga (mencapai 99,6 m3/dt). Gambaran mengenaiprofil sungai-sungai di Sulawesi Utara dapat dilihat pada tabel berikutini :

Tabel 2.57. Profil Sungai - Sungai di Sulawesi Utara

No. Nama Sungai Panjang(km)

Lebar (m)Kedalaman

(m)

Debit (m3/dtk)

Permukaan Dasar Maks Min

1 Dumoga 87.2 13 - 85 10 - 80 0.5 - 6 99.6 8.73

2 Poigar 54.2 15 - 75 10 - 65 0.5 - 4 82.5 12.07

3 Sangkub 53.6 20 - 80 17 - 40 0.75 - 2 93.79 15.1

4 Ranoyapo 51.9 10 - 85 5 - 75 0.5 - 5 99.6 12.86

5 Hanga 43.3 0 0 0 0 0

6 OngkauMongondow

42.1 5 - 35 4 - 30 0.5 - 2 35.35 3.77

7 Tondano 39.9 20 - 75 10 - 40 0.5 - 2.5 83.6 18.5

8 Tuodan 37.5 0 0 0 0 0

9 Talawaan 34.8 10 - 40 5 - 30 0.5 - 4 49.4 7.1

10 Ayong 30.2 0 0 0 0 0

11 Minanga 26.8 10 - 15 5 - 10 0.5 - 2 20.03 5.6

12 Kalekak 25 0 0 0 0 0

13 Nuangan 22.7 0 0 0 0 0

14 Tikala 23.6 15 - 25 10 - 20 0.5 - 2 31.8 9.6

15 Kuma 22.3 0 0 0 0 0

16 Sukuyon 21.8 0 0 0 0 0

Page 143: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 143

17 Paniki 21.2 0 0 0 0 0

18 Likupang 21.2 0 0 0 0 0

19 Lobong 20.8 0 0 0 0 0

20 Ranowangko 20 4 - 45 2 - 25 0.5 - 2.5 52.2 3.22

21 Milangodaa 19 0 0 0 0 0

22 Moayat 17.2 0 0 0 0 0

23 Pusian 16.3 0 0 0 0 0

24 Tobayangan 16.1 0 0 0 0 0

25 Kotolidaan 13.2 0 0 0 0 0

26 Potule 12.1 0 0 0 0 0

27 Moyosiboi 11.2 0 0 0 0 0

28 Sonduk 11.2 0 0 0 0 0

29 Ampadoab 10 7.56 7 7 15 13

30 Matabulu 9.6 0 0 0 0 0

31 Alongo 9.1 0 0 0 0 0

32 Buwun 8 8 7.42 6 6.00 4.50

33 Bolang 7 7.95 7.60 4 3.00 2.00

34 Tarun 5.85 4.46 4.01 2 16.02 14

35 Tadunan 5 7 6.3 3.20 2.00 1.75

36 Malabut 4 5.45 5 2 2.00 1.00

37 Arelo 3.15 2.05 2 2.5 20.33 19

38 Binanga 3 6.20 5.43 2.41 1.75 1.25

39 Masili 2 6.75 5.30 4.5 2.00 1.50

40 Tattas 2 6 5.75 2 1.50 1.00

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Kualitas Air SungaiKualitas sumber air di Sulawesi Utara, umumnya cukup baik,

kecuali beberapa sungai tertentu yang mendapat tekanan cukuptinggi baik oleh kegiatan 143ector143c, 143ector143c, pertambanganbaik mineral logam maupun mineral non logam, perikanan, pertanianserta aktifitas lainnya. Aktifitas manusia (buangan 143ector143c)sangat dominan mempengaruhi kualitas sumber air di SulawesiUtara, jika dibandingkan dengan pengaruh alami ataupun kegiatan143ector lainnya. Untuk menentukan kualitas sumber air perludilakukan uji laboratorium terhadap parameter pencemar, baik yangbersifat umum maupun parameter pencemar spesifik.

Page 144: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 144

1. Sungai SangkubSungai Sangkub adalah sungai lintas Provinsi, bagian hulu sungaiberada di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang terletak di2 Provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi dan Provinsi Gorontalo yangbermuara di Pantai Bintauna Kabupaten Bolaang MongondowUtara Provinsi Sulawesi Utara. Sungai sangkub merupakangabungan dari 3 anak sugai besar yakni pada bagian hulu sungaiterdapat sungai Ilangge dan Ipomanta sedangkan bagian tengahnyaterdapat sungai Gambuta, sungai Sangkub merupakan sumber airuntuk mengairi area persawahan di Kabupaten BolaangMongondow Utara sebagai salah satu lumbung beras di ProvinsiSulawesi Utara melalui irigasi Sangkub yang saat ini sedangdikembangkan.

Pemantauan sungai Sangkub sudah dilaksanakan selama 7 (tujuh)tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Untukpemantauan tahun 2015 hasil analisis laboratorium menunjukkanbeberapa parameter yang telah melebihi baku mutu PP No. 82Tahun 2001 yaitu: TSS, TDS, Fosfat, Sulfida, Klorin Bebas, Fenol,E-Coli, T-Coli

Berikut analisis parameter yang melampaui baku mutu PP No. 82Tahun 2001.

Grafik 2.9. Parameter TDS di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 2.9. di atas adalah konsentrasi TDS (Total Dissolved Solid)di Sungai Sangkub pada semua titik sampling selama 5 (lima)tahap selang bulan Juni s/d November 2015. Hasil Analisaparameter TDS dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

05000

10000150002000025000300003500040000

TDS

Baku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 145: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 145

Tabel 2.58. Hasil Analisis parameter TDS di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 1000 93 96 121 131 98

2 Sungai Ilanga 1000 75 80 103 112 84

3 sesudah bendunganBintauna 1000 77 90 113 117 95

4 Sesudah desa Pangkusa 1000 82 94 115 125 95

5 Sungai Gambuta 1000 58 100 128 142 72

6 Desa kopi 1000 58 99 124 129 97

7 Jembatan sangkub 1000 78 5970 35000 34000 256

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa konsentrasi TDS di JembatanSangkub pada tahap II s/d IV melebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun2001 untuk badan air kelas II. Rata-rata konsentrasi parameter TDSdapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 2.10. Rata-Rata Konsentrasi TDS di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 1 diatas menunjukan rata-rata konsentrasi TDS (Total DisolvedSolid) di semua titik sampling pada pemantuan tahap I s/d V. Rata-ratakonsentrasi TDS di bagian hulu sampai di Desa Kopi masih memenuhikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II tetapi diJembatan Sangkub nilai rata-rata konsentrasi TDS jauh melebihi kriteria

02000400060008000

100001200014000160001800020000

TDS

Bakumutu

Rata-rata

Page 146: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 146

mutu air yang ditetapkan. Secara terinci rata-rata konsentrasi TDS dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.59.. Nilai rata-rata Parameter TDS di Sungai Sangkub Tahun 2015

No LOKASI/TITIKSAMPLING

KRITERIAMUTU

Rata-rataPP No. 82TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 1000 107.8

2 Sungai Ilanga 1000 90.8

3 sesudah bendunganBintauna 1000 98.4

4 Sesudah desa Pangkusa 1000 102.25 Sungai Gambuta 1000 100

6 Desa kopi 1000 101.4

7 Jembatan sangkub 1000 15056.8Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 2.12. Konsentrasi Parameter TSS di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 2.12 diatas menunjukan lokasi dimana parameter TDSmencapai konsentrasi tertinggi, yakni di Jembatan Sangkub padapemantauan tahap II, III dan IV. Tingginya konsentrasi TDS didugamerupakan akibat dari aktivitas masyarakat di bantaran sungai terutamatransportasi perahu, penambangan pasir dan pembuangan limbahdomestik tetapi dapat juga diakibatkan oleh percampuran dengan air lautyang mengakibatkan tingginya konsentrasi garam-garam terlarutmengingat lokasi ini dekat dengan muara. Pemantauan tahap II s/d IVdilakukan pada bulan Juli s/d Oktober 2015 yang didominasi olehmusim panas. Penurunan debit air juga kemungkinan memberi pengaruhterhadap kenaikan konsentrasi zat terlarut.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

TDS

JembatanSangkub

Page 147: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 147

Parameter TSS di Sungai SangkubGrafik 2.12. Konsentrasi Parameter TSS di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 3 di atas menunjukkan konsentrasi parameter TSS (TotalSuspended Solid) di semua titik sampling di Sungai Sangkubselama 5 (lima) tahap pemantauan, bulan Juni s/d bulanNovember 2015. Hasil Analisa parameter TSS dapat dilihat padatabel dibawah ini :

Tabel 2.60. Hasil Analisis parameter TSS di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Sungai BeyouIpomanta 50 8 6 3 2 10

2 Sungai Ilanga 50 15 2 1 3 8

3 sesudah bendunganBintauna 50 14 3 7 5 20

4 Sesudah desaPangkusa 50 25 2 3 11 15

5 Sungai Gambuta 50 50 4 1 5 24

6 Desa kopi 50 84 1 3 3 16

7 Jembatan sangkub 50 105 2 2 10 22

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter TSS di DesaKopi dan Jembatan Sangkub pada pemantauan tahap I telahmelebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air

020406080

100120

TSSBaku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 148: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 148

kelas II. Rata-rata hasil analisis parameter TSS dapat dilihat padagrafik dibawah ini:

Grafik 2.12. Rata-Rata Konsentrasi TSS di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik di atas menunjukan rata-rata konsentrasi TSS pada 5 (lima)tahap pemantauan selang bulan Juni s/d November 2015, dimanadata yang dihasilkan masih memenuhi kriteria mutu air PP No. 82Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Grafik naik dari hulu ke hilirseiring padatnya aktivitas masyarakat di sekitar sungai. Nilai ratadapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.61. Nilai rata-rata Parameter TSS di Sungai Sangkub Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 50 5.8

2 Sungai Ilanga 50 5.8

3 sesudah bendungan Bintauna 50 9.8

4 Sesudah desa Pangkusa 50 11.2

5 Sungai Gambuta 50 16.8

6 Desa kopi 50 21.4

7 Jembatan Sangkub 50 17.2

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

0102030405060708090

100

TSS

Bakumutu

Rata-rata

Page 149: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 149

Grafik. 2.14. Konsentrasi TSS di Semua Titik Sampling di SungaiSangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 4 di atas menunjukan konsentrasi TSS di Desa Kopi danJembatan Sangkub per tahap pemantauan. Pada pemantauantahap I konsentrasi TSS di 2 (dua) titik tersebut telah melebihikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II.Tingginya konsentrasi TSS ini diduga merupakan akibat dariadanya aktivitas masyarakat di sekitar lokasi, terutama kegiatanpenambangan pasir. Selain itu, cuaca hujan di sekitar waktupemantauan juga dapat mempengaruhi tingginya konsentrasi TSS,karena bertambahnya debit sungai sehingga banyak suspensi yangdihasilkan dari material dasar sungai serta limbah yang tidak larutdalam air.

Parameter Klorin Bebas di Sungai SangkubKonsentrasi Klorin Bebas di semua titik sampling di SungaiSangkub selama 5 (lima) tahap pemantauan bulan Juni s/dNovember 2015 ditunjukkan oleh diagram dan tabel dibawah ini:

Grafik 2.15. Konsentrasi Parameter Klorin Bebas di SungaiSangkub

0

50

100

150

Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

TSS

Desa Kopi

JembatanSangkub

Page 150: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 150

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Tabel 2.62. Hasil Analisis parameter Klorin Bebas di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Sungai Beyou Ipomanta 0.03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02

2 Sungai Ilanga 0.03 0,02 0,03 0,03 0,04 0,02

3 sesudah bendunganBintauna

0.03 0,02 0,03 0,05 0,08 0,02

4 Sesudah desa Pangkusa 0.03 0,02 0,06 0,05 0,2 0,02

5 Sungai Gambuta 0.03 0,02 0,04 0,04 0,07 0,02

6 Desa kopi 0.03 0,02 0,04 0,08 0,11 0,02

7 Jembatan sangkub 0.03 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter Klorin Bebas dibeberapa titik sampling pada pemantauan tahap II, III dan IV telahmelebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan airkelas II. Rata-rata hasil analisis parameter Klorin Bebas dapatdilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik. Rata-Rata Konsentrasi Klorin Bebas di Sungai Sangkub

00.05

0.10.15

0.20.25

KLORIN BEBASBaku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 151: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 151

00.010.020.030.040.050.060.070.08

KLORIN BEBAS

Bakumutu

Rata-rata

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik diatas menunjukan rata-rata konsentrasi Klorin Bebaspada bulan Juni s/d November 2015. Konsentrasi klorin padalokasi sesudah bendungan Bintauna, sesudah desa Pangkusa,sungai Gambuta dan Desa Kopi melebihi kriteria mutu air PP No.82 Tahun 2001. Nilai rata-rata parameter Klorin Bebas dapatdilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 2.63. Nilai rata-rata Parameter Klorin Bebas di Sungai Sangkub Tahun

2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 0.03 0.02

2 Sungai Ilanga 0.03 0.03

3 sesudah bendungan Bintauna 0.03 0.04

4 Sesudah desa Pangkusa 0.03 0.07

5 Sungai Gambuta 0.03 0.04

6 Desa kopi 0.03 0.05

7 Jembatan sangkub 0.03 0.02

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 2.17. Konsentrasi Klorin Bebas di semua titik samplingdi Sungai Sangkub

Page 152: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 152

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram di atas menunjukan bahwa konsentrasi Klorin Bebas dihampir semua lokasi pada pemantauan tahap II, III dan IV telahmelebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan airkelas II. Secara alami pelapukan batuan dan tanah melepaskanklorida ke perairan dan sebagian klorida mudah larut, hal ini bisamenjadi salah satu penyebab tingginya kadar klorin di dalam air.Selain itu, penggunaan pestisida mengandung klor yang kemudianmasuk ke dalam aliran sungai atau kegiatan pencucian denganbahan yang mengandung klor bisa menjadi penyebab tingginyakonsentrasi klorin.

Parameter Total Fosfat di Sungai SangkubKonsentrasi parameter Total Fosfat di semua titik sampling diSungai Sangkub selama 5 (lima) tahap pemantauan dapat dilihatpada diagram dan tabel dibawah ini :

Grafik 2.18. Konsentrasi Parameter Total Fosfat di Sungai Sangkub

0

0.05

0.1

0.15

0.2

Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

KLORIN BEBAS

Sungai Ilanga

SesudahBendunganBintaunaSesudah DesaPangkusa

Sungai Gambuta

Page 153: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 153

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Tabel 2.64. Hasil Analisis parameter Total Fosfat di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKUMUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Sungai BeyouIpomanta 0,2 0,417 0,114 0,405 0,115 0,049

2 Sungai Ilanga 0,2 0,145 0,288 0,334 0,099 0,189

3 sesudah bendunganBintauna 0,2 0,084 0,149 0,053 0,418 0,23

4 Sesudah desaPangkusa 0,2 0,148 0,049 0,084 0,054 0,321

5 Sungai Gambuta 0,2 0,546 0,113 0,23 0,072 0,15

6 Desa kopi 0,2 0,429 0,201 0,366 0,093 0,569

7 Jembatan sangkub 0,2 0,045 0,066 0,005 0,018 0,556

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter Total Fosfatsecara bervariasi berdasarkan lokasi dan waktu pemantauan telahmelebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan airkelas II. Rata-rata hasil analisis parameter Total Fosfat dapatdilihat pada grafik dibawah ini :

00.10.20.30.40.50.6

FOSFATBaku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 154: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 154

Grafik 2.19. Rata-rata Konsentrasi Total Fosfat di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi TotalFosfat di Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, Sungai Gambutadan Desa Kopi telah melampaui baku mutu air PP No. 82 Tahun2001 untuk badan air kelas II. Konsentrasi tertinggi berada padalokasi desa Kopi. Nilai rata-rata parameter Total Fosfat dapatdilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.65. Nilai rata-rata Parameter Total Fosfat di Sungai SangkubTahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 0.2 0.22

2 Sungai Ilanga 0.2 0.21

3 sesudah bendungan Bintauna 0.2 0.19

4 Sesudah desa Pangkusa 0.2 0.13

5 Sungai Gambuta 0.2 0.22

6 Desa kopi 0.2 0.33

7 Jembatan Sangkub 0.2 0.14

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

-0.16E-16

0.10.20.30.40.50.6

FOSFAT

Bakumutu

Rata-rata

Page 155: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 155

Grafik 2.20.Konsentrasi Total Fosfat di Semua Titik Pemantauandi Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 8 di atas menunjukan bahwa di setiap tahap pemantauankonsentrasi fosfat pada lokasi tertentu melebihi kriteria mutu airPP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Fosfat dalam airbisa bersumber dari limbah organik rumah tangga yangmengalami pembusukan, dari deterjen yang digunakan untukkegiatan pencucian atau dari penggunaan pupuk tanaman.

Parameter E-Coli di Sungai SangkubGrafik 2.21. Konsentrasi Parameter E-Coli di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

FOSFATSungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah BendunganBintaunaSesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

05000

1000015000200002500030000

E-COLIBaku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 156: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 156

Diagram 9 diatas menunjukkan konsentrasi parameter E-Coli disemua titik sampling di Sungai Sangkub selama 5 (lima) tahapselang bulan Juni s/d November 2015, mewakili musim penghujandan musim kemarau. Hasil analisa parameter E-Coli dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

Tabel 2.66. Hasil Analisis parameter E-Coli di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82 TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPVTAHUN 2001

1 Sungai BeyouIpomanta 1000 960 1100 40 40 700

2 Sungai Ilanga 1000 1500 640 370 640 600

3 sesudah bendunganBintauna 1000 14100 960 330 24200 320

4 Sesudah desaPangkusa 1000 1700 270 110 1300 390

5 Sungai Gambuta 1000 1400 1200 60 70 1100

6 Desa kopi 1000 1500 660 24200 24200 640

7 Jembatan sangkub 1000 1500 660 24200 24200 640

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa disetiap tahappemantauan ditemukan data konsentrasi E-Coli yang melebihikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II.Rata-rata hasil analisis parameter E-Coli dapat dilihat pada grafikdibawah ini :

Grafik 2.22. Rata-rata Konsentrasi E-Coli di Sungai Sangkub

02000400060008000

1000012000

E-COLI

Bakumutu

Rata-rata

Page 157: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 157

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 5 diatas menunjukan rata-rata konsentrasi E-Coli di SungaiSangkub pada 5 (lima) tahap pemantauan selang bulan Juni s/dNovember 2015. Rata-rata konsentrasi E-Coli di lokasi sesudahbendungan Bintauna, Desa Kopi dan Jembatan Sangkub telahmelampaui kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badanair kelas II. Dari semua titik sampling rata-rata konsentrasi E-Colidi Jembatan Sangkub menunjukkan nilai tertinggi. Nilai rata-ratakonsentrasi parameter E-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.67. Nilai rata-rata Parameter E-Coli di Sungai Sangkub Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 1000 568

2 Sungai Ilanga 1000 750

3 sesudah bendunganBintauna 1000 7982

4 Sesudah desa Pangkusa 1000 754

5 Sungai Gambuta 1000 766

6 Desa kopi 1000 1550

7 Jembatan sangkub 1000 10220

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 2.23. Konsentrasi E-Coli di semua titik sampling di SungaiSangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

0

5000

10000

15000

20000

25000

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

E-COLI

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah BendunganBintaunaSesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Page 158: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 158

Diagram di atas menunjukan bahwa di setiap tahap pemantauanterdapat lokasi dimana konsentrasi E-Coli melebihi kriteria mutuair. Ada 2 (dua) lokasi dimana konsentrasi E-Coli sangat tinggiyakni sesudah Bendungan Bintauna dan Jembatan Sangkub.Kotoran manusia maupun hewan yang masuk ke sungai menjadisalah satu pemicu tingginya bakteri tersebut. Selain itu,pencemaran sungai yang berasal dari sampah/limbah rumahtangga juga berkontribusi terhadap tingginya konsentrasi E-Coli diSungai Sangkub.

Parameter T-Coli di Sungai SangkubGrafik 2.24. Konsentrasi Parameter T-Coli di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 11 diatas menunjukkan konsentrasi parameter T-Coli diSungai Sangkub di semua titik sampling selama 5 (lima) tahappemantauan selang bulan Juni s/d November 2015. Hasil Analisaparameter T-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.68. Hasil Analisis parameter T-Coli di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 5000 24200 24200 3900 24200 24200

2 Sungai Ilanga 5000 24200 24200 3600 24200 24200

3 sesudah bendungan 5000 24200 24200 5500 24200 24200

05000

1000015000200002500030000

TOTAL COLIBaku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 159: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 159

Bintauna

4 Sesudah desa Pangkusa 5000 24200 24200 12000 24200 24200

5 Sungai Gambuta 5000 24200 24200 6100 13000 24200

6 Desa kopi 5000 24200 19900 13000 24200 24200

7 Jembatan sangkub 5000 24200 24200 24200 24200 24200

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter T-coli pada 5(lima) tahap pemantauan telah melebihi kriteria mutu air untukbadan air kelas II berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, kecuali diSungai Beyou Ipomanta dan Sungai Ilanga pada pemantauan tahapIII. Rata-rata hasil analisis parameter T-coli dapat dilihat padagrafik dibawah ini :

Grafik 2.25. Rata-rata Konsentrasi T-Coli di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 6 di atas menunjukan rata-rata konsentrasi T-coli di semuatitik sampling di Sungai Sangkub telah melebihi kriteria mutu airPP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Konsentrasi T-Colidi Jembatan Sangkub menunjukkan rata-rata tertinggi. Nilai rata-rata hasil parameter T-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 2.69. Nilai rata-rata Parameter T-Coli di Sungai Sangkub Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 5000 20140

2 Sungai Ilanga 5000 20080

05000

1000015000200002500030000

TOTAL COLI

Bakumutu

Rata-rata

Page 160: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 160

3 sesudah bendunganBintauna 5000 20460

4 Sesudah desa Pangkusa 5000 21760

5 Sungai Gambuta 5000 18340

6 Desa kopi 5000 21100

7 Jembatan sangkub 5000 24200

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Grafik 2.26. Konsentrasi T-Coli di semua titik sampling di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Diagram 12 diatas menunjukan bahwa hampir pada semua tahappemantauan konsentrasi T-Coli jauh melebihi kriteria mutu air PPNo. 82 Tahun 2001. Di tahap 3 terjadi sedikit penurunan sekalipunhanya beberapa titik yang nilainya di bawah baku mutu. TotalColiform merupakan indikator bakteri pertama yang digunakanuntuk menentukan aman tidaknya air untuk dikonsumsi karena T-Coli banyak ditemukan di lingkungan tanah dan air yang telahterpengaruh oleh air permukaan serta limbah pembuangan kotoranhewan dan manusia. Tingginya konsentrasi T-Coli didugamerupakan akibat dari kurangnya fasilitas sanitasi masyarakatdan aktivitas peternakan di sekitar sungai Sangkub.

Parameter Fenol di Sungai SangkubKonsentrasi parameter Fenol di semua titik sampling selama 5(lima) tahap pemantauan, bulan Juni s/d November 2015ditunjukkan oleh diagram dan tabel di bawah ini:

0

5000

10000

15000

20000

25000

Baku Mutu Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

TOTAL COLI

Sungai BeyouIpomantaSungai Ilanga

Sesudah BendunganBintaunaSesudah DesaPangkusaSungai Gambuta

Page 161: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 161

Grafik 2.27. Konsentrasi Parameter Fenol di Sungai Sangkub

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Tabel 2.70. Hasil Analisis parameter Fenol di Sungai Sangkub

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Sungai BeyouIpomanta 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

2 Sungai Ilanga 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

3 sesudah bendunganBintauna 0,002 0,001 0,001 0,012 0,001 0,001

4 Sesudah desaPangkusa 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

5 Sungai Gambuta 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

6 Desa kopi 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

7 Jembatan sangkub 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Prov. Sulut

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter Fenol di lokasisesudah bendungan Bintauna pada pemantauan tahap III telahmelebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan airkelas II. Rata-rata konsentrasi parameter Fenol dapat dilihat padagrafik dibawah ini :

0

0.005

0.01

0.015

FENOLBaku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 162: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 162

Grafik 2.28. Rata-rata konsentrasi fenol di Sungai Sangkub

Grafik di atas menunjukkan rata-rata konsentrasi Fenol di semuatitik sampling. Dari semua data, hanya rata-rata konsentrasi Fenoldi lokasi sesudah bendungan Bintauna yang melampaui kriteriamutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Nilairata-rata parameter Fenol dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.71. Nilai rata-rata Parameter Fenol di Sungai Sangkub Tahun2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Sungai Beyou Ipomanta 0,002 0,001

2 Sungai Ilanga 0,002 0,001

3 sesudah bendungan Bintauna 0,002 0,0032

4 Sesudah desa Pangkusa 0,002 0,001

5 Sungai Gambuta 0,002 0,001

6 Desa kopi 0,002 0,001

7 Jembatan Sangkub 0,002 0,001

-0.0011.1E-17

0.0010.0020.0030.0040.005

FENOL

Bakumutu

Rata-rata

Page 163: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 163

Grafik 2.29. Konsentrasi Fenol di Sesudah Bendungan Bintauna

Diagram 14 di atas menunjukan titik dimana konsentrasi Fenoltelah melebihi kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untukbadan air kelas II. Tingginya nilai Fenol di titik ini didugabersumber dari pembusukan bahan organik, timbunan sampahatau sisa-sisa tumbuhan serta penggunaan herbisida, insektisidaatau fungisida sekitar sungai.

Perbandingan Rata-rata Konsentrasi Parameter Yang MelampauiKriteria Mutu Air di Sungai Sangkub Tahun 2009 s/d 2015

Rata-rata konsentrasi parameter yang melampaui kriteria mutu airdari tahun 2009 s/d 2015 ditunjukkan oleh diagram-diagram dibawah ini:

Grafik 2.30 Rata-rata Konsentrasi TDS di Sungai Sangkub tahun 2009-2015

0

0.002

0.004

0.006

0.008

0.01

0.012

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

0.001 0.001 0.001

0.012

0.001 0.001

FENOL

Sesudah BendunganBintauna

10002817

125.8

32761764 1081

3140

15057

02000400060008000

10000120001400016000

TDS

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

Page 164: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 164

Dari diagram di atas terlihat bahwa dari tahun 2009 s/d 2015konsentrasi TDS di Sungai Sangkub cenderung fluktuatif.Sekalipun demikian, peningkatan konsentrasi yang cukup nyataterlihat di 2 (dua) lokasi, yakni Desa Kopi dan Jembatan Sangkub.Lokasi ini terletak di bagian hilir sungai, dimana ada cukup banyakpemukiman dan sering dilakukan kegiatan penambangan pasir.Jarak yang dekat dengan laut juga bisa mempengaruhi konsentrasiTDS, karena keberadaan garam-garam terlarut dalam air.

Diagram 16 di bawah merupakan trend konsentrasi TSS dari tahun2009 s/d 2015. Dari diagram tersebut terlihat bahwa konsentrasiTSS yang cukup mencolok terjadi pada tahun 2010 dan 2014. Ditahun 2010 5 dari 7 titik sampling menunjukkan angka konsentrasiTSS yang cukup tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan olehadanya kegiatan pembukaan lahan perkebunan, pembangunanjalan dan irigasi. Pada tahun 2014 ada 2 lokasi yang menunjukkankonsentrasi TSS yang cukup tinggi, yakni Desa Kopi dan JembatanSangkub. Aktivitas yang cukup padat di sekitar kedua titiktersebut, terutama yang melibatkan pembongkaran lahan,transportasi perahu dan galian C diduga merupakan penyebabtingginya konsentrasi TSS.

Grafik 2.31. Rata-rata konsentrasi TSS di Sungai Sangkub Tahun 2009 s/d2015

Rata-rata konsentrasi Klorin dari tahun 2009 s/d 2015 ditunjukkanoleh diagram 17 di bawah. Data tahun 2009 menunjukkan rata-ratatertinggi di semua titik pemantauan (pada tahun 2009 hanya ada 6titik sampling, Sungai Gambuta belum dimasukkan sebagai titiksampling). Pada tahun 2010 terjadi penurunan, hanya 2 dari 7 titiksampling yang menunjukkan data konsentrasi klorin di atas kriteria

50

127.4

11.8 10.6

39.9625.2 16.8

020406080

100120140

TSS

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

Page 165: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 165

mutu air PP No. 82 Tahun 2001. Tahun 2011 data konsentrasi disemua titik sampling memenuhi kriteria mutu air. Data tahun 2012s/d 2015 menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi klorinsekalipun tidak setinggi data tahun 2009. Kandungan klorin didugasudah ada dalam konsentrasi kecil sebagai hasil pelarutan kloridayang dilepaskan oleh proses alami seperti pelapukan. Peningkatankonsentrasi diakibatkan oleh aktivitas masyarakat yangmenggunakan bahan mengandung klorin, seperti pestisida dalamkegiatan pertanian/perkebunan dan deterjen/pemutih padakegiatan pencucian.

Grafik 2.32. Rata-rata konsentrasi Klorin Bebas di Sungai Sangkub Tahun2009 s/d 2015

Grafik 2.33. Rata-rata konsentrasi Total Fosfat di Sungai Sangkub

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

Klorin Bebas

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

0.2

0

0.1040.043

0.0750.0654

0.286

0.22

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

T-Fosfat

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

Page 166: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 166

Grafik 2.34. Rata-rata konsentrasi E-Coli di Sungai Sangkub Tahun 2009s/d 2015

Rata-rata konsentrasi E-Coli Sungai Sangkub ditunjukkan olehdiagram 19 di atas. Trend tahun 2009 s/d 2015 menunjukkantrend serupa, dimana konsentrasi E-Coli di Jembatan Sangkubselalu menjadi yang tertinggi, kecuali tahun 2012 dimanakonsentrasi E-Coli di Desa Kopi sedikit lebih tinggi dari JembatanSangkub. Hal ini dapat terjadi karena limbah kotoran manusia atauhewan yang masuk ke sungai (bagian hilir merupakan lokasi yangdekat dengan pemukiman masyarakat dan banyak diantara merekamemiliki hewan ternak).

Grafik 2.35.Rata-rata konsentrasi T-Coli di Sungai Sangkub Tahun 2009s/d 2015

`

1000 1768

1506212960

78406396

812010220

02000400060008000

10000120001400016000

E-Coli

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

50002420

15488

2066024200

216002218021760

50002420

15488

2420019740211002060021100

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

T-Coli

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

Page 167: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 167

Diagram diatas menunjukkan rata-rata konsentrasi T-Coli diSungai Sangkub sejak tahun 2009 s/d 2015. Dari diagram diatasterlihat bahwa konsentrasi Total Coli tahun 2009 adalah satu-satunya data yang nilainya memenuhi kriteria mutu air PP No. 82Tahun 2001. Sejak tahun 2010 s/d 2015 konsentrasi T-Coli disemua titik sampling melampaui kriteria mutu air. Selain kotoranmanusia dan hewan, tingginya angka E-Coli bisa juga disebabkanoleh limbah domestik yang dibuang/masuk ke sungai.

Grafik 2.36. Rata-rata konsentrasi Fenol di Sungai Sangkub Tahun 2009s/d 2015

Diagram diatas adalah diagram rata-rata konsentrasi Fenol sejaktahun 2009 s/d 2015. Data tahun 2009 menunjukkan angkatertinggi di semua lokasi pemantauan, tahun 2010 konsentrasifenol di beberapa titik sedikit lebih tinggi dari kriteria mutu air,tahun 2015 konsentrasi fenol di lokasi sesudah bendunganBintauna dan sesudah Desa Pangkusa mengalami peningkatanjauh di atas kriteria mutu air PP No. 82 tahun 2001, sedangkantahun 2011 s/d 2014 semua data memenuhi kriteria mutu air.

Tingginya konsentrasi fenol tersebut kemungkinan disebabkan olehpenggunaan insektisida, pestisida dan herbisida atau bahan lainnyayang mengandung fenol. Pembakaran saat pembukaan lahan jugaberpotensi menghasilkan fenol, jika terhanyut oleh hujan ke aliransungai maka dapat meningkatkan konsentrasi fenol dalam airsungai.

Secara ringkas, perbandingan jumlah dan jenis parameter yangmelewati baku mutu serta jumlah dan jenis lokasi dimanakonsentrasi parameter pencemar melebihi kriteria mutu air terlihatpada tabel berikut.

00.0020.0040.0060.008

0.010.0120.0140.0160.018

0.02

Fenol

Sungai Beyou Ipomanta

Sungai Ilanga

Sesudah Bendungan Bintauna

Sesudah Desa Pangkusa

Sungai Gambuta

Desa Kopi

Jembatan Sangkub

Page 168: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 168

Tabel 2.72. Perbandingan jumlah parameter pencemar dan lokasi dimanaparameter pencemar melampaui kriteria mutu air di Sungai Sangkub tahun

2009 s/d 2015

Tahun

JumlahParameter

MelampauiKriteria Mutu

Air

JenisParameter Lokasi

2009 7 TDS Jembatan Sangkub

TSS Desa Kopi, Jembatan Sangkub

BODSungai Ilanga, Sesudah Bendungan Bintauna,Sesudah Desa Pangkusa, Desa Kopi, JembatanSangkub

COD Sungai Ilanga, Jembatan Sangkub

E-ColiSungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Desa Kopi, Jembatan Sangkub

FenolSungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Desa Kopi, Jembatan Sangkub

2010 4 TSS Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

E-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sesudah Desa Pangkusa, Sungai Gambuta, DesaKopi

Fenol Sungai Beyou Ipomanta, Sesudah BendunganBintauna, Sesudah Desa Pangkusa

2011 5 TDS Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

E-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

T-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Ilanga, Sesudah Bendungan Bintauna,Sungai Gambuta, Desa Kopi

COD Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

2012 5 TDS Desa Kopi, Jembatan Sangkub

E-Coli Sungai Ilanga, Sesudah Bendungan Bintauna,Sesudah Desa Pangkusa, Sungai Gambuta, DesaKopi, Jembatan Sangkub

Page 169: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 169

T-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

COD Sungai Gambuta

2013 7 TDS Desa Kopi, Jembatan Sangkub

E-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

T-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

COD Sungai Gambuta

T Fosfat Sungai Ilanga, Jembatan Sangkub

TSS Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

2014 TDS Jembatan Sangkub

TSS Sungai Ilanga, Sesudah Bendungan Bintauna,Sesudah Desa Pangkusa, Sungai Gambuta, DesaKopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

T Fosfat Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sungai Gambuta, JembatanSangkub

E-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

T-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

Hg Sungai Beyou Ipomanta

2015 7 TSS Desa Kopi, Jembatan Sangkub

TDS Jembatan Sangkub

T Fosfat Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

KlorinBebas

Sungai Ilanga, Sesudah Bendungan Bintauna,Sesudah Desa Pangkusa, Sungai Gambuta, DesaKopi

Page 170: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 170

Fenol Sesudah Bendungan Bintauna

E-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

T-Coli Sungai Beyou Ipomanta, Sungai Ilanga, SesudahBendungan Bintauna, Sesudah Desa Pangkusa,Sungai Gambuta, Desa Kopi, Jembatan Sangkub

2. Sungai Talawaan

Sungai Talawaan terletak di wilayah administratif KabupatenMinahasa Utara, hulunya terletak di Desa Tatelu, tidak jauh darikaki Gunung Klabat dan bermuara di Desa Talawaan Bajo ke TelukManado, dengan panjang sungai ±40.807,90 meter. Wilayah sungaiini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan bagi kegiatanperkebunan, pertanian, dan perikanan.

Desa-desa yang berada di sepanjang aliran Sungai Talawaan adalahsebagai berikut: Desa Tatelu, Desa Warukapas, Desa Kolongan,Desa Talawaan, Desa Winetin, Desa Wusa, Desa Tumbohon, DesaPatokaan, Desa Talawaan Bantik, Desa Kimabajo dan DesaTalawaan Bajo. Pemantauan Sungai Talawaan sudah dilaksanakanselama 4 (empat) tahun sejak tahun 2012 sampai dengan tahun2015.

Untuk pemantauan tahun 2015 hasil analisis laboratoriummenunjukkan beberapa parameter yang telah melebihi baku mutuPP No. 82 Tahun 2001 yaitu TSS, Fosfat, Sulfida, Klorin Bebas,Fenol, E-Coli, T-Coli, Minyak dan Lemak Berikut analisis parameteryang melampaui baku mutu PP No. 82 Tahun 2001.

Garfik 2.37. Parameter Klorin Bebas di Sungai Talawaan

0

0.2

0.4

0.6

KLORIN BEBASBaku mutu

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Page 171: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 171

Diagram di atas menunjukkan konsentrasi Klorin Bebas di SungaiTalawaan di semua titik sampling selama selang bulan Juni s/dNovember 2015, mewakili musim penghujan dan musim kemarau.Hasil analisa parameter Klorin Bebas dapat dilihat pada tabeldibawah ini :

Tabel 2.73. Hasil Analisis parameter Klorin Bebas di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKUMUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 0.03 0,02 0,07 0,06 0,09 0,05

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 0.03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 0.03 0,02 0,41 0,07 0,12 0,15

4 Jembatan Talawaan 0.03 0,02 0,19 0,06 0,1 0,12

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0.03 0,02 0,07 0,02 0,02 0,06

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 0.03 0,02 0,06 0,03 0,02 0,06

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa sejak pemantauan tahap IIselalu ada lokasi yang memiliki konsentrasi klorin bebas melampauikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001, bahkan pada pemantauantahap V nilai konsentrasi klorin bebas di semua lokasi melampauikriteria mutu air. Rata-rata hasil analisis parameter Klorin Bebasdapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 2.38. Rata-rata Konsentrasi Klorin Bebas di Sungai Talawaan

00.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

KLORIN BEBAS

Bakumutu

Rata-rata

Page 172: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 172

Grafik di atas menunjukan bahwa rata-rata konsentrasi KlorinBebas di hampir semua titik sampling telah melewati kriteria mutuair PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II, kecuali dipertemuan Sungai Walinow dan Sungai Malupu. Nilai rata-ratahasil parameter Klorin Bebas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.74. Nilai rata-rata Parameter Klorin Bebas di Sungai Talawaan Tahun2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 0.03 0.058

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 0.03 0.024

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 0.03 0.154

4 Jembatan Talawaan 0.03 0.098

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0.03 0.038

6 Jembatan Gantung Desa TalawaanAtas 0.03 0.038

Grafik 2.39. Konsentrasi Klorin Bebas di semua titik sampling di SungaiTalawaan

Diagram di atas menunjukan bahwa kecuali pada pemantauantahap I, di setiap tahap pemantauan selalu ditemukan lokasidengan konsentrasi klorin bebas di atas kriteria mutu air yangditetapkan. Data konsentrasi tertinggi pada hampir setiap tahappemantauan adalah di Jembatan Tatelu dan Jembatan Talawaan.

Senyawa klorin kemungkinan bersumber dari kegiatan pencucian,mengingat lokasi tersebut cukup dekat dengan pemukiman. Selain

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

KLORIN BEBAS

Samping BalaiBudidaya Air TawarPertemuan S.Walinowdan S. MalupuJembatan Tatelu,Dekat Lokasi PasarJembatan Talawaan

Jembatan Wusa-PatokaanJembatan GantungDesa Talawaan Atas

Page 173: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 173

itu penggunaan pestisida pada kegiatan perkebunan/pertanian disekitar sungai juga dapat dianggap memberi kontribusi padatingginya kandungan klorin di Sungai Talawaan.

Parameter Fosfat di Sungai Talawaan

Konsentrasi parameter Fosfat di semua titik sampling SungaiTalawaan selama 5 (lima) tahap pemantauan, bulan Juni s/dNovember 2015 ditunjukkan oleh diagram dan tabel berikut ini:

Grafik 2.40. Konsentrasi Parameter Fosfat di Sungai Talawaan

Tabel 2.75. Hasil Analisis parameter Fosfat di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKUMUTU

PP No. 82

TAHUN2001

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHAPI

TAHAPII

TAHAPIII

TAHAPIV

TAHAPV

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 0.2 0,288 0,115 0,225 0,287 0,15

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 0.2 0,458 0,102 0,112 0,557 0,109

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 0.2 0,223 0,309 0,114 0,558 0,164

4 Jembatan Talawaan 0.2 0,206 0,166 0,214 0,196 0,1

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0.2 0,16 0,136 0,14 0,173 0,245

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 0.2 0,139 0,169 0,222 0,176 0,157

0

0.2

0.4

0.6

FOSFATBaku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 174: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 174

Dari diagram dan tabel dapat dilihat bahwa hampir dalam setiaptahap pemantauan ada data konsentrasi fosfat yang melebihikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001. Konsentrasi fosfat yangbervariasi ini diduga merupakan hasil dari aktivitas masyarakatyang menggunakan bahan mengandung fosfat, misalnya deterjen.Selain itu, di dekat sungai banyak ditemukan tumpukan sampah,sampah organik yang mengalami pembusukan berpotensimenghasilkan senyawa fosfat.

Grafik 2.41. Konsentrasi Parameter Fosfat di Sungai Talawaan

Grafik di atas menunjukan rata-rata konsentrasi Fosfat pada 5(lima) tahap pemantauan selang bulan Juni s/d November 2015.Dari semua lokasi konsentrasi fosfat di lokasi pertemuan SungaiWalinow dan Sungai Malupu dan di Jembatan Tatelu menunjukkanrata-rata tertinggi. Nilai rata-rata parameter Fosfat dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

Tabel 2.76. Nilai rata-rata Parameter Fosfat di Sungai Talawaan Tahun2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 0.2 0.213

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 0.2 0.268

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 0.2 0.274

4 Jembatan Talawaan 0.2 0.176

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0.2 0.171

6 Jembatan Gantung Desa TalawaanAtas

0.2 0.173

00.05

0.10.15

0.20.25

0.3FOSFAT

Bakumutu

Rata-rata

Page 175: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 175

Lokasi pertemuan Sungai Walinow dan Sungai Malupu terletakagak jauh dari pemukiman. Masyarakat sering melewati titik iniketika akan berkebun/bertani sehingga air sungai di lokasi inisering dimanfaatkan untuk mandi atau memandikan ternak.Jembatan Tatelu merupakan lokasi yang sangat dekat denganpemukiman. Titik sampling terletak di belakang rumah wargasehingga sangat mungkin air hasil pencucian mengalir masuk ataumerembes ke sungai. Selain itu, di sekitar titik sampling banyakditemukan tumpukan sampah yang kemungkinan berasal daripasar atau dari masyarakat sekitar. Kondisi-kondisi tersebutmerupakan penyebab utama tingginya konsentrasi fosfat di keduatitik ini. Diagram berikut merepresentasikan konsentrasi fosfat disetiap tahap pemantauan pada masing-masing titik sampling.

Grafik 2.42.. Konsentrasi Fosfat di semua titik sampling di Sungai Talawaan

Grafik 2.43. Parameter E-Coli di Sungai Talawaan

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

FOSFATSamping Balai BudidayaAir Tawar

Pertemuan S.Walinowdan S. Malupu

Jembatan Tatelu, DekatLokasi Pasar

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

05000

1000015000200002500030000

E-COLIBaku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 176: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 176

Diagram di atas menunjukkan konsentrasi parameter E-Coli di semuatitik sampling di Sungai Talawaan selang bulan Juni s/d November 2015.Hasil analisa parameter E-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.77. Hasil Analisis parameter E-Coli di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 1000 1100 860 2900 1400 1900

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 1000 24200 6300 3100 2600 1300

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 1000 11200 24200 17300 19900 24200

4 Jembatan Talawaan 1000 13000 7300 3400 5200 4100

5 Jembatan Wusa-Patokaan 1000 6500 1600 400 2900 3100

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 1000 1600 3200 640 180 1300

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa hampir di setiap tahappemantauan di sebagian besar lokasi sampling, konsentrasi E-Colimelampaui kriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelasII. Rata-rata hasil analisis parameter E-Coli dapat dilihat pada grafikdibawah ini :

Grafik 2.44. Rata-rata Konsentrasi E-Coli di Sungai Talawaan

Grafik di atas menunjukan rata-rata konsentrasi E-Coli di setiaptitik pemantauan Sungai Talawaan. Grafik menunjukkan bahwa disemua titik sampling konsentrasi E-Coli melampaui kriteria mutu

05000

10000150002000025000

E-COLI

Bakumutu

Rata-rata

Page 177: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 177

air PP No. 82 Tahun 2001. Konsentrasi E-Coli di Jembatan Tatelumenunjukkan rata-rata tertinggi. Nilai rata-rata konsentrasiparameter E-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.78. Nilai rata-rata Parameter E-Coli di Sungai Talawaan Tahun 2015

NO. LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 1000 1632

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 1000 7500

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 1000 19360

4 Jembatan Talawaan 1000 6600

5 Jembatan Wusa-Patokaan 1000 2900

6 Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas 1000 1384

Diagram 27. Konsentrasi E-Coli di semua titik sampling di Sungai Talawaan

Diagram 27 di atas menunjukkan bahwa ada beberapa lokasi yangmemiliki konsentrasi E-Coli sangat tinggi. Lokasi yang paling seringmenunjukkan konsentrasi tertinggi adalah di Jembatan Tatelu. Disekitar titik sampling ini terdapat pemukiman, peternakan skalakecil dan pasar yang berpotensi meningkatkan konsentrasi E-Coli.

0

5000

10000

15000

20000

25000

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

E-COLI

Samping BalaiBudidaya Air Tawar

PertemuanS.Walinow dan S.MalupuJembatan Tatelu,Dekat Lokasi Pasar

JembatanTalawaan

Page 178: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 178

Diagram 28 di bawah menunjukkan konsentrasi parameter T-Coli disemua titik sampling pada 5 tahap pemantauan. Hasil Analisaparameter T-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Grafik 2.45. Konsentrasi Parameter E-Coli di semua titik sampling di SungaiTalawaan

Tabel 2.79. Hasil Analisis parameter T-Coli di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 5000 24200 24200 24200 24200 24200

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 5000 24200 10100 24200 24200 24200

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 5000 24200 24200 24200 24200 24200

4 Jembatan Talawaan 5000 24200 24200 24200 24200 24200

5 Jembatan Wusa-Patokaan 5000 24200 24200 19900 24200 24200

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 5000 24200 24200 24200 19900 17300

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa di semua tahap danlokasi pemantauan nilai E-Coli telah melebihi kriteria mutu air PPNo. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Rata-rata hasilanalisis parameter T-coli dapat dilihat pada grafik dibawah ini.Rata-rata konsentrasi T-coli di semua titik sampling telah melebihikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II

05000

1000015000200002500030000

TOTAL COLIBaku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 179: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 179

dan rata-rata antar lokasi tidak jauh berbeda. Nilai rata-rata hasilparameter T-Coli dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Grafik 2.46. Rata-rata Konsentrasi T-Coli di Sungai Talawaan

Tabel 2.80.. Nilai rata-rata Parameter T-Coli di Sungai Talawaan Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 5000 24200

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 5000 21380

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 5000 24200

4 Jembatan Talawaan 5000 24200

5 Jembatan Wusa-Patokaan 5000 23340

6 Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas 5000 21960

Tingginya konsentrasi T-Coli di semua titik sampling terlihatjuga dalam diagram 29 di bawah. Aktivitas peternakan dansampah organik diduga memberi kontribusi terbesar padatingginya konsentrasi T-Coli di Sungai Talawaan.

05000

1000015000200002500030000

TOTAL COLI

Bakumutu

Rata-rata

Page 180: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 180

Grafik 2.47. Konsentrasi T-Coli di semua titik sampling di Sungai Talawaan

Grafik 2.48. Konsentrasi Parameter Fenol di Sungai Talawaan

Diagram di atas menunjukkan konsentrasi parameter Fenol di SungaiTalawaan di semua titik sampling selama 5 (lima) tahap pemantauanselang bulan Juni s/d November 2015. Hasil analisa parameter Fenoldapat dilihat pada tabel dibawah ini :

0

5000

10000

15000

20000

25000

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

TOTAL COLI

Samping BalaiBudidaya Air Tawar

PertemuanS.Walinow dan S.MalupuJembatan Tatelu,Dekat Lokasi Pasar

Jembatan Talawaan

00.0005

0.0010.0015

0.0020.0025

0.0030.0035

0.0040.0045

FENOL

Baku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 181: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 181

Tabel 2.81. Hasil Analisis parameter Fenol di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001

4 Jembatan Talawaan 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0,001 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 0,001 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa nilai parameter Fenol padapemantauan tahap III di semua titik sampling melampaui kriteriamutu air PP No. 82 Tahun 2001. Rata-rata hasil analisis parameterFenol dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 2.49 Rata-rata Konsentrasi Fenol di Sungai Talawaan

Grafik di atas menunjukan bahwa rata-rata konsentrasi Fenol disemua titik sampling. Semua data telah melebihi kriteria mutu airPP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Nilai rata-ratahasil parameter Fenol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

00.00020.00040.00060.0008

0.0010.00120.00140.00160.0018

FENOL

Bakumutu

Rata-rata

Page 182: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 182

Tabel 2.82. Nilai rata-rata Parameter Fenol di Sungai Talawaan Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 0.001 0.0016

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 0.001 0.0016

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 0.001 0.0016

4 Jembatan Talawaan 0.001 0.0016

5 Jembatan Wusa-Patokaan 0.001 0.0016

6 Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas 0.001 0.0014

Grafik 2.50. Konsentrasi Fenol di semua titik sampling di Sungai Talawaan

Diagram 31 di atas menunjukan bahwa hanya pada pemantauantahap III nilai Fenol melampaui kriteria mutu air PP No. 82 Tahun2001. Peningkatan konsentrasi fenol di lingkungan termasuk diperairan kemungkinan disebabkan oleh adanyapepohonan/tumbuhan yang terbakar pada saat kemarau selain daripembusukan bahan organik, atau penggunaan herbisida,insektisida atau fungisida.

Parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan

Diagram 32 di bawah menunjukkan konsentrasi parameter minyakdan lemak di Sungai Talawaan di semua titik sampling selama 5(lima) tahap pemantauan selang bulan Juni s/d November 2015,

0

0.001

0.002

0.003

0.004

0.005

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

FENOLSamping Balai BudidayaAir TawarPertemuan S.Walinowdan S. MalupuJembatan Tatelu, DekatLokasi PasarJembatan Talawaan

Jembatan Wusa-PatokaanJembatan GantungDesa Talawaan Atas

Page 183: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 183

mewakili musim penghujan dan musim kemarau. Hasil analisadapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Diagram 2.51. Konsentrasi Parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan

Tabel 2.83. Hasil Analisis parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 1 1 1 1 1 1

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 1 1 1 1 1 1

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 1 1 1 1 1 1

4 Jembatan Talawaan 1 1 2 1 1 1

5 Jembatan Wusa-Patokaan 1 1 1 1 1 1

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 1 1 2 1 1 1

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter minyak danlemak di Jembatan Talawaan dan Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas pada pemantauan tahap II telah melebihi kriteriamutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Rata-ratahasil analisis parameter minyak dan lemak dapat dilihat pada grafikdibawah ini :

0

1

2

MINYAK DAN LEMAK

Baku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 184: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 184

Grafik 2.52. Rata-rata Konsentrasi Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan

Grafik 13 di atas menunjukan bahwa ada 2 titik dimana nilai rata-rata parameter minyak dan lemak melampaui kriteria mutu air PPNo. 82 Tahun 2011, yakni di Jembatan Talawaan dan JembatanGantung Desa Talawaan Atas. Nilai rata-rata hasil parameterminyak dan lemak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.84. Nilai rata-rata Parameter Minyak dan Lemak di Sungai Talawaan

Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 1 1

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 1 1

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 1 1

4 Jembatan Talawaan 1 1.2

5 Jembatan Wusa-Patokaan 1 1

6 Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas 1 1.2

0.90.95

11.05

1.11.15

1.21.25

MINYAK DAN LEMAK

Bakumutu

Rata-rata

Page 185: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 185

Grafik 2.53. Konsentrasi Minyak dan Lemak di Jembatan Talawaan DanJembatan Gantung Desa Talawaan Atas

Diagram 33 diatas menunjukkan secara khusus konsentrasiminyak dan lemak per tahap pemantauan di 2 lokasi yaitu diJembatan Talawaan dan Jembatan Gantung Desa Talawaan atas.Tingginya konsentrasi minyak dan lemak kemungkinan diakibatkanadanya limbah rumah tangga mengandung minyak dari pemukimandi sekitar titik sampling pada saat pemantauan.

Parameter TSS di Sungai Talawaan

Grafik 2.54. Konsentrasi Parameter TSS di Sungai Talawaan

Grafik 2.54 di atas menunjukkan konsentrasi parameter TSS disemua titik sampling selama 5 (lima) tahap pemantauan selang

0

0.5

1

1.5

2

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

MINYAK DAN LEMAK

JembatanTalawaan

JembatanGantung DesaTalawaan Atas

0

20

40

60

TSS

Baku mutuTahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap V

Page 186: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 186

bulan Juni s/d November 2015. Hasil analisa parameter minyakdan lemak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.85. Hasil Analisis parameter TSS di Sungai Talawaan

No LOKASI/TITIKSAMPLING

BAKU MUTU TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PP No. 82TAHAP

ITAHAP

IITAHAP

IIITAHAP

IVTAHAP

VTAHUN2001

1 Samping BalaiBudidaya Air Tawar 50 9 19 15 13 55

2 Pertemuan S. Walinouwdan S.Malupu 50 7 2 1 1 2

3 Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar 50 19 16 6 13 10

4 Jembatan Talawaan 50 31 32 10 9 8

5 Jembatan Wusa-Patokaan 50 7 1 1 3 9

6 Jembatan GantungDesa Talawaan Atas 50 9 4 5 4 3

Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa parameter TSS di SampingBalai Budidaya Air Tawar pada pemantauan tahap V telah melebihikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001 untuk badan air kelas II.Rata-rata hasil analisis parameter TSS dapat dilihat pada grafikdibawah ini :

Grafik 2.54. Rata-rata Konsentrasi TSS di Sungai Talawaan

0102030405060

TSS

Bakumutu

Rata-rata

Page 187: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 187

Grafik di atas menunjukan bahwa rata-rata konsentrasi TSS disemua titik sampling masih memenuhi kriteria mutu air PP No. 82Tahun 2001 untuk badan air kelas II. Nilai rata-rata analisisparameter TSS dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.86. Nilai rata-rata Parameter TSS di Sungai Talawaan Tahun 2015

No LOKASI/TITIK SAMPLING

BAKU MUTU

Rata-rataPP No. 82

TAHUN 2001

1 Samping Balai Budidaya Air Tawar 50 22.2

2 Pertemuan S. Walinouw dan S.Malupu 50 2.6

3 Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar 50 12.8

4 Jembatan Talawaan 50 18

5 Jembatan Wusa-Patokaan 50 4.2

6 Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas 50 5

Diagram 2.55. Konsentrasi TSS di Samping Balai Budidaya Air Tawar

Grafik 2.55 di atas menunjukan konsentrasi TSS di samping BalaiBudidaya Air Tawar. Peningkatan konsentrasi TSS padapemantauan tahap V kemungkinan terjadi karena sampel airdiambil pada kondisi hujan deras, sehingga banyak partikel tanahyang tergerus dan terbawa oleh air sungai.

0

10

20

30

40

50

60

BakuMutu

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

TSS

Samping BalaiBudidaya AirTawar

Page 188: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 188

Perbandingan Rata-rata Konsentrasi Parameter Yang MelampauiKriteria Mutu Air di Sungai Talawaan Tahun 2009 s/d 2015

Rata-rata konsentrasi parameter yang melampaui kriteria mutu airdari tahun 2012 s/d 2015 ditunjukkan oleh diagram-diagram dibawah ini:

Grafik 2.56. Rata-rata konsentrasi Klorin Bebas di Sungai Talawaan

Tahun 2012 s/d 2015

Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan konsentrasi klorindari tahun 2012 s/d 2015 sekalipun lokasinya bervariasi. Data 3tahun terakhir menunjukkan bahwa hampir di semua titiksampling rata-rata klorin melampaui kriteria mutu air PP No. 82Tahun 2001, kecuali di Pertemuan Sungai Walinow dan SungaiMalupu tahun 2015.

Meningkatnya konsentrasi klorin dalam air merupakan akibat darimasuknya senyawa mengandung klor ke sungai, baik yang terdapatdalam deterjen maupun dalam pembasmi hamapertanian/perkebunan.

00.020.040.060.08

0.10.120.140.16

KlorinSamping Balai Budidaya AirTawarPertemuan S.Walinow danS.MalupuJembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

Page 189: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 189

Diagram 2.57. Rata-rata konsentrasi Total Fosfat di Sungai TalawaanTahun 2012 s/d 2015

Grafik di atas merupakan representasi dari rata-rata konsentrasiparameter fosfat di Sungai Talawaan. Dari diagram tersebut dapat dilihatbahwa di tahun 2014 konsentrasi fosfat sangat tinggi di semua titik.Tingginya kandungan fosfat dalam air sebagian besar diakibatkan olehpenggunaan deterjen mengandung fosfat dan pembusukan sampahorganik dari kegiatan masyarakat.

Diagram 38 di bawah menunjukkan trend yang hampir sama dari tahunke tahun. Hampir di setiap titik sampling konsentrasi E-Coli melampauikriteria air PP No. 82 Tahun 2001, dengan konsentrasi tertinggi diJembatan Tatelu. Penyebab tingginya konsentrasi E-Coli adalah limbahtinja dari pemukiman masyarakat yang masuk ke sungai baik secaralangsung maupun tidak langsung melalui rembesan air tanah.

Grafik 2.58. Rata-rata konsentrasi E-Coli di Sungai TalawaanTahun 2012 s/d 2015

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

BakuMutu

Rata-rata2012

Rata-rata2013

Rata-rata2014

Rata-rata2015

Fosfat

Samping Balai BudidayaAir TawarPertemuan S.Walinow danS.MalupuJembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

0100002000030000

E-ColiSamping Balai Budidaya AirTawarPertemuan S.Walinow danS.MalupuJembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Page 190: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 190

Grafik di bawah menunjukkan bahwa sejak pemantauan Sungai Talawaanuntuk pertama kalinya tahun 2012, konsentrasi T-Coli sudah melampauikriteria mutu air. Tetapi trend 3 tahun terakhir meningkat hingga diatas20.000 jml/100 mL.

Grafik 2.59. Rata-rata konsentrasi T-Coli di Sungai TalawaanTahun 2012 s/d 2015

Grafik di bawah adalah diagram rata-rata konsentrasi TSS di SungaiTalawaan tahun 2012 s/d 2016. Hanya ada 1 data yang melampauikriteria mutu air PP No. 82 Tahun 2001, yakni data tahun 2013 diJembatan Gantung Sungai Talawaan. Tingginya rata-rata TSS disebabkanoleh banyaknya aktivitas di titik sampling tersebut. Lokasi ini seringdilewati oleh masyarakat ketika mengangkut bahan dari kebun denganmenggunakan gerobak, anak-anak di sekitar sering mandi di lokasi ini,kadang-kadang ada juga aktivitas pengambilan pasir dan memandikanternak.

Grafik 2.60. Rata-rata konsentrasi TSS di Sungai Talawaan Tahun 2012s/d 2015

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

T-Coli

Samping Balai Budidaya AirTawar

Pertemuan S.Walinow danS.Malupu

Jembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

0102030405060

BakuMutu

Rata-rata2012

Rata-rata2013

Rata-rata2014

Rata-rata2015

TSS

Samping Balai Budidaya AirTawar

Pertemuan S.Walinow danS.Malupu

Jembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Page 191: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 191

Grafik di bawah ini menunjukkan rata-rata konsentrasi fenol tahun 2012 s/d2015. Konsentrasi fenol tahun 2015 menunjukkan rata-rata tertinggi, kecuali diJembatan Gantung Desa Talawaan Atas. Hal ini kemungkinan disebabkan olehadanya pepohonan/tumbuhan yang terbakar pada saat kemarau, pembusukanbahan organik, atau penggunaan herbisida, insektisida dan fungisida.

Grafik 2.61. Rata-rata konsentrasi Fenol di Sungai Talawaan

Tahun 2012 s/d 2015

Grafik 2.62. Rata-rata konsentrasi Minyak dan Lemak di SungaiTalawaan Tahun 2012 s/d 2015

Grafik diatas menunjukkan rata-rata konsentrasi minyak dan lemak. Data tahun2015 di Jembatan Talawaan dan Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

0

0.0005

0.001

0.0015

0.002

0.0025

FENOLSamping Balai BudidayaAir TawarPertemuan S.Walinowdan S.MalupuJembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

0.9

0.95

1

1.05

1.1

1.15

1.2

1.25

BakuMutu

Rata-rata2012

Rata-rata2013

Rata-rata2014

Rata-rata2015

MINYAK DAN LEMAKSamping Balai Budidaya AirTawar

Pertemuan S.Walinow danS.Malupu

Jembatan Tatelu

Jembatan Talawaan

Jembatan Wusa-Patokaan

Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

Page 192: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 192

menunjukkan rata-rata tertinggi. Tingginya konsentrasi minyak dan lemakdisebabkan oleh limbah mengandung minyak dari aktivitas masyarakat di sekitarsungai.

Tabel 2.87. Perbandingan jumlah parameter pencemar dan lokasi dimanaparameter pencemar melampaui kriteria mutu air

di Sungai Talawaan tahun 2009 s/d 2015

Tahun

JumlahParameter

MelampauiKriteria Mutu

Air

JenisParameter Lokasi

2012 8 KlorinBebas

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T Fosfat

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

Nitrit Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar, JembatanTalawaan

Sianida Jembatan Talawaan

BOD Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar, JembatanTalawaan

COD Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

E-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

2013 8 KlorinBebas

Pertemuan S.Walinow dan S. Malupu, JembatanTatelu Dekat Lokasi Pasar, Jembatan Talawaan,Jembatan Wusa Patokaan, Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

T Fosfat

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan

Nitrit Jembatan Tatelu Dekat Lokasi Pasar

TSS

Pertemuan S.Walinow dan S. Malupu, JembatanTatelu Dekat Lokasi Pasar, Jembatan Talawaan,Jembatan Wusa Patokaan, Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

BOD Samping Balai Budidaya Air Tawar, Jembatan Wusa

Page 193: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 193

Patokaan

COD Samping Balai Budidaya Air Tawar

E-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

2014 4 KlorinBebas

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T Fosfat

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

Tahun

JumlahParameter

MelampauiKriteria Mutu

Air

JenisParameter Lokasi

E-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

2015 7 KlorinBebas

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T Fosfat

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

Fenol

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

TSS Samping Balai Budidaya Air Tawar

E-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

T-Coli

Samping Balai Budidaya Air Tawar, PertemuanS.Walinow dan S. Malupu, Jembatan Tatelu DekatLokasi Pasar, Jembatan Talawaan, Jembatan WusaPatokaan, Jembatan Gantung Desa Talawaan Atas

Page 194: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 194

Minyak &Lemak

Jembatan Talawaan dan Jembatan Gantung DesaTalawaan Atas

4.2.14. Analisis Status Mutu Kualitas Air Sungai dengan Metode Storet (PPNo. 115 Tahun 2003)

Sungai Sangkub

Tabel 2.88. Analisis Titik I Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 133 138 172 187 140 187 133 154 0

TDS 1000 mg/l 93 96 121 131 98 131 93 107,8 0

TSS 50 mg/l 8 6 3 2 10 10 2 5,8 0

Ph 6 – 9 8,3 7,89 7,91 7,69 7,62 8,3 7,62 7,882 0

Ammonia(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,02 0,026 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02 0,03 0,02 0,024 0

N-NO3 10 mg/l 0,025 0,028 0,005 0,005 0,344 0,344 0,005 0,0814 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,004 0,004 0,001 0,0016 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,417 0,114 0,405 0,115 0,049 0,417 0,049 0,22 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,87 8 7,68 6,75 7,59 8 6,75 7,578 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 960 1100 40 40 700 1100 40 568 -6

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 3900 24200 24200 24200 3900 20140 -24

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,05 0,01 0,05 0,01 0,018 0

JUMLAH SKOR -46

Page 195: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 195

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling I: Sungai Beyou Ipomanta mempunyai status mutu air kelas D,termasuk kategori Cemar Berat dengan skor -46

Tabel 2.89. Analisis Titik II Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 107 115 147 159 120 159 107 129,6 0

TDS 1000 mg/l 75 80 103 112 84 112 75 90,8 0

TSS 50 mg/l 15 2 1 3 8 15 1 5,8 0

Ph 6 – 9 7,62 7,67 7,87 7,59 7,28 7,87 7,28 7,606 0

Ammonia(total) - 0,14 0,02 0,02 0,05 0,02 0,14 0,02 0,05 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,03 0,04 0,02 0,04 0,02 0,028 -4

N-NO3 10 mg/l 0,068 0,023 0,005 0,137 0,687 0,687 0,005 0,184 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,007 0,004 0,007 0,001 0,0028 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,145 0,288 0,334 0,099 0,189 0,334 0,099 0,211 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,03 8 7,64 5,41 7,44 8,03 5,41 7,304 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 14 10 10 14 10 10,8 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1500 640 370 640 600 1500 370 750 -6

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 3600 24200 24200 24200 3600 20080 -24

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,04 0,01 0,04 0,01 0,016 0

JUMLAH SKOR -50

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling II: Sungai Ilanga sebelum Bendungan Bintauna Desa Pangkusamempunyai status mutu air kelas D, termasuk kategori Cemar Berat denganskor -50.

Page 196: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 196

Tabel 2.90. Analisis Titik III Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 111 129 161 167 135 167 111 140,6 0

TDS 1000 mg/l 77 90 113 117 95 117 77 98,4 0

TSS 50 mg/l 14 3 7 5 20 20 3 9,8 0

pH 6 – 9 7,73 7,68 7,77 7,2 7,31 7,77 7,2 7,538 0

Ammonia(total) - 0,1 0,02 0,02 0,16 0,02 0,16 0,02 0,064 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,05 0,08 0,02 0,08 0,02 0,04 -16

N-NO3 10 mg/l 0,043 0,035 0,005 0,131 0,51 0,51 0,005 0,1448 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,018 0,004 0,018 0,001 0,005 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,084 0,149 0,053 0,418 0,23 0,418 0,053 0,1868 -4

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,1 8 7,68 4,2 7,46 8,1 4,2 7,088 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 14100 960 330 24200 320 24200 320 7982 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 5500 24200 24200 24200 5500 20460 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,012 0,001 0,001 0,012 0,001 0,0032 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,04 0,01 0,04 0,01 0,016 0

JUMLAH SKOR -90

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling III: sesudah bendungan Bintauna mempunyai status mutu kelasD, kategori Cemar Berat dengan skor -90.

Page 197: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 197

Tabel 2.91. Analisis Titik IV Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 117 134 164 179 136 179 117 146 0

TDS 1000 mg/l 82 94 115 125 95 125 82 102,2 0

TSS 50 mg/l 25 2 3 11 15 25 2 11,2 0

pH 6 – 9 7,63 7,82 8,12 7,38 7,28 8,12 7,28 7,646 0

Ammonia(total) - 0,07 0,02 0,02 0,02 0,02 0,07 0,02 0,03 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,06 0,05 0,2 0,02 0,2 0,02 0,07 -16

N-NO3 10 mg/l 0,054 0,029 0,005 0,072 0,511 0,511 0,005 0,1342 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,005 0,004 0,005 0,001 0,0024 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,148 0,049 0,084 0,054 0,321 0,321 0,049 0,1312 -4

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,08 8 7,86 6,06 7,65 8,08 6,06 7,53 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 15 15 10 11 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1700 270 110 1300 390 1700 110 754 -6

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 12000 24200 24200 24200 12000 21760 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,01 0,012 0

JUMLAH SKOR -56

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling IV: sesudah Desa Pangkusa mempunyai status mutu air kelas Dkategori Cemar Berat dengan skor -56.

Page 198: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 198

Tabel 2.92. Analisis Titik V Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 83 143 182 203 103 203 83 142,8 0

TDS 1000 mg/l 58 100 128 142 72 142 58 100 0

TSS 50 mg/l 50 4 1 5 24 50 1 16,8 0

pH 6 – 9 7,54 7,86 8,3 7,73 7,3 8,3 7,3 7,746 0

Ammonia(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,04 0,04 0,07 0,02 0,07 0,02 0,038 -16

N-NO3 10 mg/l 0,027 0,031 0,005 0,005 0,011 0,031 0,005 0,0158 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,002 0,002 0,002 0,001 0,0014 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,546 0,113 0,23 0,072 0,15 0,546 0,072 0,2222 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,08 8 7,98 6,55 7,44 8,08 6,55 7,61 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1400 1200 60 70 1100 1400 60 766 -6

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 6100 13000 24200 24200 6100 18340 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,05 0,01 0,05 0,01 0,018 0

JUMLAH SKOR -68

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling V: Sungai Gambuta mempunyai status mutu air kelas D kategoriCemar Berat dengan skor -68.

Page 199: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 199

Tabel 2.93. Analisis Titik VI Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 83 141 177 184 139 184 83 144,8 0

TDS 1000 mg/l 58 99 124 129 97 129 58 101,4 0

TSS 50 mg/l 84 1 3 3 16 84 1 21,4 -2

pH 6 – 9 7,43 7,76 8,52 8,05 7,33 8,52 7,33 7,818 0

Ammonia(total) - 0,05 0,02 0,02 0,02 0,02 0,05 0,02 0,026 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,04 0,08 0,11 0,02 0,11 0,02 0,054 -16

N-NO3 10 mg/l 0,06 0,03 0,005 0,072 0,542 0,542 0,005 0,1418 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,00 0,00 0,00 0,006 0,004 0,006 0,001 0,0026 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,429 0,201 0,366 0,093 0,569 0,569 0,093 0,3316 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,01 8 8,05 6,71 7,46 8,05 6,71 7,646 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1200 1800 3400 660 690 3400 660 1550 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 19900 13000 24200 24200 24200 13000 21100 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00050 0,0005 0,00005 0,00014 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,11 0,01 0,11 0,01 0,03 0

JUMLAH SKOR -88

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik VI: Desa Kopi mempunyai status mutu air kelas D kategori Cemar Beratdengan skor -88.

Page 200: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 200

Tabel 2.94. Analisis Titik VII Sungai Sangkub dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 112 9230 48500 51600 366 51600 112 21961,6 0

TDS 1000 mg/l 78 5970 35000 34000 256 35000 78 15060,8 -8

TSS 50 mg/l 105 2 2 10 22 105 2 28,2 0

pH 6 – 9 7,41 7,39 7,98 7,98 7,28 7,98 7,28 7,608 0

Ammonia(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0

N-NO3 10 mg/l 0,085 0,027 0,005 0,034 0,592 0,592 0,005 0,1486 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,00 0,00 0,001 0,005 0,005 0,001 0,0018 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,045 0,066 0,005 0,018 0,556 0,556 0,005 0,138 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,005 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,06 7 7,88 7,2 7,43 8,06 7 7,514 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 - - 10 10 10 6 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1500 660 24200 24200 640 24200 640 10240 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00006 0,00050 0,0005 0,00005 0,000142 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,08 0,01 0,08 0,01 0,024 0

JUMLAH SKOR -78

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling VII: sebelum Jembatan Sangkub Bintauna mempunyai statusmutu air kelas D kategori Cemar Berat dengan skor -78.

Page 201: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 201

Tabel 2.95. Klasifikasi Golongan Air Sungai Sangkub

No. Lokasi Pantau

Klasifikasi

Gol. A Gol. B Gol. C Gol. D

MemenuhiBaku Mutu

CemarRingan

CemarSedang

CemarBerat

1. Sungai BeyouIpomanta - - -

2. Sungai Ilanga - - -

3.sesudahbendunganBintauna

- - -

4. Sesudah desaPangkusa - - -

5. Sungai Gambuta - - -

6. Desa kopi - - -

7. Jembatan sangkub - - -

Setelah dianalisis dengan menggunakan Metode Storet sesuai KeputusanMenteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 didapati bahwasemua titik sampling di Sungai Sangkub yang dipantau dengan frekuensi 5 (lima)kali setahun selang bulan Juni sampai dengan November 2015, berada dalamkategori Golongan D dengan status cemar berat. Dari 21 parameter yangdianalisis parameter TDS, TSS, Klorin Bebas, Total Fosfat, Fenol, E-Coli dan T-Coli (7 parameter) melebihi kriteria mutu air yang dipersyaratkan dan lokasidimana parameter-parameter tersebut mencapai rata-rata tertinggi adalahsebagai berikut :

1. Untuk parameter TDS lokasi Jembatan Sangkub memiliki konsentrasi rata-rata tertinggi 15061 mg/L, melebihi kriteria mutu air yang dipersyaratkan1000 mg/L.

2. Untuk parameter TSS Jembatan Sangkub memiliki konsentrasi rata-ratatertinggi yakni 28.2 mg/L, tetapi belum melebihi kriteria mutu air yangdipersyaratkan yaitu 50 mg/L.

3. Untuk parameter Klorin Bebas Lokasi Sesudah Desa Pangkusa memilikikonsentrasi rata-rata tertinggi yaitu 0.07 mg/L, melebihi kriteria mutu airyang dipersyaratkan yaitu 0.03 mg/L.

4. Untuk parameter Total Fosfat Desa Kopi memiliki konsentrasi rata-ratatertinggi yakni 0.3316 mg/L melebihi kriteria mutu air yang dipersyaratkanyaitu 0,2 mg/L.

5. Untuk parameter E-Coli Jembatan Sangkub memiliki konsentrasi rata-ratatertinggi yaitu 10220 Jml/100mL, melebihi kriteria mutu air yangdipersyaratkan yaitu 1000 JmL/100mL.

6. Untuk parameter T-Coli lokasi Jembatan Sangkub memiliki konsentrasi rata-rata tertinggi yaitu 24200 Jml/100mL, melebihi kriteria mutu air yangdipersyaratkan yaitu 5000 Jml/100mL

Untuk parameter Fenol Lokasi Sesudah Bendungan Bintauna memilikikonsentrasi rata-rata tertinggi yaitu 0.0032 mg/L melebihi kriteria mutu air yangdipersyaratkan yaitu 0.001 mg/L.

Page 202: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 202

Sungai Talawaan

Tabel 2.96. Analisis Titik I SungaiTalawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 126 129 141 175 147 175 126 143,6 0

TDS 1000 mg/l 88 90 99 100 103 103 88 96 0

TSS 50 mg/l 9 19 15 13 55 55 9 22,2 -2

pH 6 – 9 7,4 7,48 7,7 7,42 7,43 7,7 7,4 7,486 0

Ammonia(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,07 0,06 0,09 0,05 0,09 0,02 0,058 -16

N-NO3 10 mg/l 0,18 0,15 0,03 0,01 0,05 0,18 0,006 0,0836 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,007 0,0084 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,288 0,115 0,225 0,287 0,15 0,288 0,115 0,213 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,98 8 6,5 7,73 8,23 8,23 6,5 7,688 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 12 12 10 10,4 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1100 860 2900 1400 1900 2900 860 1632 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -104

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling I: Samping Balai Budidaya Air Tawar Tatelu mempunyai statusmutu air kelas D kategori Cemar Berat dengan skor -104.

Page 203: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 203

Tabel 2.97. Analisis Titik II SungaiTalawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 132 151 184 197 174 197 132 167,6 0

TDS 1000 mg/l 92 105 129 137 122 137 92 117 0

TSS 50 mg/l 7 2 1 1 2 7 1 2,6 0

Ph 6 – 9 7,52 7,53 7,75 7,63 7,61 7,75 7,52 7,608 0

Ammonia(total) - 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04 0,02 0,024 -4

N-NO3 10 mg/l 0,35 0,45 0,28 0,03 0,04 0,453 0,032 0,2302 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,014 0,002 0,0066 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,458 0,102 0,112 0,557 0,109 0,557 0,102 0,2676 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,99 8 7,17 7,73 8,39 8,39 7,17 7,856 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 24200 6300 3100 2600 1300 24200 1300 7500 -30

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 10100 24200 24200 24200 24200 10100 21380 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -4

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -84

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling II: Pertemuan antara Sungai Walinouw dan Sungai Malupumempunyai status mutu air kelas D kategori Cemar Berat dengan skor -84.

Page 204: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 204

Tabel 2.98. Analisis Titik III SungaiTalawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 135 148 170 174 172 174 135 159,8 0

TDS 1000 mg/l 94 104 119 122 121 122 94 112 0

TSS 50 mg/l 19 16 6 13 10 19 6 12,8 0

pH 6 – 9 7,41 7,5 7,82 7,56 7,65 7,82 7,41 7,588 0

Ammonia(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,41 0,07 0,12 0,15 0,41 0,02 0,154 -16

N-NO3 10 mg/l 0,271 0,133 0,126 0,005 0,006 0,271 0,005 0,1082 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,015 0,007 0,007 0,004 0,01 0,015 0,004 0,0086 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,223 0,309 0,114 0,558 0,164 0,558 0,114 0,2736 -16

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,84 8 7,67 7,64 8,19 8,19 7,64 7,868 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 11200 24200 17300 19900 24200 24200 11200 19360 -30

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -108

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling III: Jembatan Tatelu, Dekat Lokasi Pasar mempunyai status mutuair kelas D kategori Cemar Berat dengan skor -108.

Page 205: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 205

Tabel 2.99. Analisis Titik IV Sungai Talawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 147 134 152 156 158 158 134 149,4 0

TDS 1000 mg/l 103 94 107 111 111 111 94 105,2 0

TSS 50 mg/l 31 32 10 9 8 32 8 18 0

pH 6 – 9 7,72 8,22 8,3 8,09 7,82 8,3 7,72 8,03 0

Ammonia(total) - 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,02 0,024 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,19 0,06 0,1 0,12 0,19 0,02 0,098 -16

N-NO3 10 mg/l 0,365 0,133 0,09 0,006 0,005 0,365 0,005 0,1198 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,01 0,003 0,004 0,003 0,005 0,01 0,003 0,005 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,206 0,166 0,214 0,196 0,1 0,214 0,1 0,1764 -4

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,95 8 7,67 7,81 8,54 8,54 7,67 7,994 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 13000 7300 3400 5200 4100 13000 3400 6600 -30

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 24200 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 2 1 1 1 2 1 1,2 -16

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -112

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling IV: Jembatan Talawaan mempunyai status mutu air kelas Dkategori Cemar Berat dengan skor -112.

Page 206: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 206

Tabel 2.100. Analisis Titik V Sungai Talawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 134 142 164 171 163 171 134 154,8 0

TDS 1000 mg/l 93 99 115 120 114 120 93 108,2 0

TSS 50 mg/l 7 1 1 3 9 9 1 4,2 0

pH 6 – 9 7,63 8,1 8,42 8,07 7,82 8,42 7,63 8,008 0

Ammonia(total) - 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,07 0,02 0,02 0,06 0,07 0,02 0,038 -16

N-NO3 10 mg/l 0,491 0,321 0,107 0,007 0,094 0,491 0,007 0,204 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,015 0,002 0,003 0,003 0,007 0,015 0,002 0,006 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,16 0,136 0,14 0,173 0,245 0,245 0,136 0,1708 -4

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 7,96 8 7,9 7,81 7,63 8 7,63 7,86 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 6500 1600 400 2900 3100 6500 400 2900 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 19900 24200 24200 24200 19900 23340 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,004 0,001 0,001 0,004 0,001 0,0016 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -90

Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode storet menunjukan bahwatitik sampling V: Jembatan Wusa-Patokaan mempunyai status mutu air kelas Dkategori Cemar Berat dengan skor -90.

Page 207: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 207

Tabel 2.101. Analisis Titik VI Sungai Talawaan dengan menggunakan MetodeStoret

PARAMETER

BAKU MUTU HASIL

Max MinRata-rata Skor

PP No. 82 tahun2001 Tahap I

TahapII

TahapIII

TahapIV

TahapV

Conductivity - 122 151 169 176 182 182 122 160 0

TDS 1000 mg/l 86 105 119 123 128 128 86 112,2 0

TSS 50 mg/l 9 4 5 4 3 9 3 5 0

pH 6 – 9 7,69 7,81 8,43 7,96 7,88 8,43 7,69 7,954 0

Ammonia(total) - 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,022 0

ResidualChlorine 0,03 mg/l 0,02 0,06 0,03 0,02 0,06 0,06 0,02 0,038 -16

N-NO3 10 mg/l 0,283 0,15 0,005 0,005 0,11 0,283 0,005 0,1106 0

N-NO2 0,06 mg/l 0,001 0,002 0,001 0,001 0,004 0,004 0,001 0,0018 0

T-Phosphate 0,2 mg/l 0,139 0,169 0,222 0,176 0,157 0,222 0,139 0,1726 -4

Sulfida 0,002 mg/l 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 0,01 0,01 0,01

Cyanide(total) 0,02 mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,005 0,005 0,005 0

DO 4 mg/l 8,01 8 8,07 7,82 7,41 8,07 7,41 7,862 0

BOD 3 mg/l 2 2 2 2 2 2 2 2 0

COD 25 mg/l 10 10 10 10 10 10 10 10 0

e-Coli 1000 Jml/100ml 1600 3200 640 180 1300 3200 180 1384 -24

TotalColiform 5000 Jml/100ml 24200 24200 24200 19900 17300 24200 17300 21960 -30

Hg 0,002 mg/l 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0,00005 0

Oil & Grease 1 mg/l 1 2 1 1 1 2 1 1,2 -16

Phenols 0,001 mg/l 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001 0,003 0,001 0,0014 -16

MBAS 0,2 mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0

JUMLAH SKOR -106

Dalam mengevaluasi program sektor Lingkungan Hidup, indikatoryang digunakan adalah Persentase Penanganan Sampah, Pendudukyang berakses Air Minum serta Luas Permukiman yang tertata.Sampai dengan Tahun 2015, persentase penanganan sampah barumencapai + 30%. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena masihkurangnya infrastruktur penanganan sampah mulai dari tingkatDesa/Kelurahan sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Untuk penduduk yang berakses Air Minum melalui Pelayanan airminum dengan sistem perpipaan di daerah perkotaan Tahun 2015

Page 208: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 208

mencapai 64% dan perdesaan 48%, sampai dengan Tahun 2021tingkat pelayanan pada daerah perkotaan dapat mencapai 80% danpada daerah perdesaan 70%.

Pentingnya untuk meningkatkan jumlah masyarakat untuk mendapatakses layanan air minum, kesehatan dan sanitasi, mengurangi jumlahkejadian penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melaluiair dan lingkungan, menjaga cakupan pelayanan air minum sanitasiyang rendah yang berdampak pada kesehatan masyarakat sehinggaperlu penambahan jaringan infrastruktur air minum dan sanitasiberbasis masyarakat dalam rangka program percepatan sanitasipermukiman. Upaya untuk pencegahan terjangkitnya dan penularanpenyakit melalui penyediaan dan pemeliharaan sumber-sumber airbersih serta dalam pengelolaannya sampai dengan cakupan pelayananair minum dan sanitasi yang masih rendah karena itu penyediaansarana dan prasarana air bersih/limbah difokuskan bagi masyarakatberpenghasilan rendah, kawasan Rusuna, kawasan strategis nasional,pengembangan prasarana kawasan perbatasan, pengembangan SPAMdi desa rawan air dan pesisir serta kawasan yang belum memilikiSPAM tersebar di kabupaten/kota Pemekaran.

2.3.1.8. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Sulawesi Utara,Tahun 2015 telah terjadi penyesuaian data wilayah administrasisehubungan dengan adanya pemekaran wilayah baik kabupaten/kota,kecamatan, dan desa/kelurahan. Dengan demikian tuntutan kinerjapemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan pemerintah desamenjadi lebih kompleks. Pada tahun 2015 telah dilaksanakanPerlombaan desa/kelurahan tingkat Provinsi tahun 2015 dengan hasilpenilaian masing-masing :

- Juara Perlombaan Desa :Juara I : Desa Molompar 2 Kecamatan

Tombatu Timur Kabupaten MinahasaTenggara

Juara II : Desa Para Kecamatan TatoarengKabupaten Kepulauan Sangihe

Juara III : Desa Milangodaa Utara KecamatanPosigadan Kabupaten BolaangMongondow Selatan

Juara Harapan I : Desa Watutumou dua Kec. KalawatKab. Minahasa Utara

Juara Harapan II : Desa Pontak Kecamatan RanoyapoKabupaten Minahasa Selatan

Juara Harapan III : Desa Kumu Kecamatan TombaririKabupaten Minahasa

Page 209: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 209

- Juara Perlombaan Kelurahan :Juara I : Kelurahan Mogolaing Kecamatan

Kotamobagu Barat Kota KotamobaguJuara II : Kelurahan Rumoong bawah

Kecamatan Amurang BaratKabupaten Minahasa Selatan

Juara III : Kelurahan Woloan 1 KecamatanTomohon Barat Kabupaten Tomohon

Juara Harapan I : Kelurahan Tataaran II KecamatanTondano Selatan KabupatenMinahasa.

Juara Harapan II : Kelurahan Tona 1 Kecamatan TahunaTimur Kabupaten Kepulauan Sangihe

Juara Harapan III : Kelurahan Pandu KecamatanBunaken Kabupaten Sario

Untuk memperkuat pemerintah desa dan usaha pemberdayaanmasyarakat, pada tahun 2015 telah diikutsertakan 10 (sepuluh)Kabuputen dan 4 (empat) Kota dari Provinsi Sulawesi Utara dalamacara Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Nasional di NanggroAceh Darussalam. Forum ini rutin dilaksanakan untukmempromosikan produk produk teknologi tepat guna yangdipamerkan sebagai produk unggulan daerah, hasil TTG ProvinsiSulawesi Utara antara lain : Alat Pengolah Serat Abacca dari PisangAbacca diproduksi menjadi Kain dan dapat dijadikan bahan pembuatuang kertas dolar dari daerah Kabupaten Kepulauan Talaud.

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat desa terutama yang masihtergolong pada keluarga miskin, pemerintah Sulawesi Utara telahmelaksanakan Koordinasi Penguatan Kelembagaan Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan (TKPK) dan Kelompok ProgramPemberdayaan Masyarakat dan kelompok kerja pengaduanmasyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah memunculkan peranpemerintah dalam Percepatan penanggulangan kemiskinan (TKPK)Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)Kabapaten/Kota. Disamping itu, upaya Fasilitasi PengembanganUsaha Ekonomi Produktif Masyarakat Tertinggal dilaksanakan di 3Kabupaten yakni : Pokmas Sukamaju Desa Nonapan 1 kecamatanPoigar Kabupaten Bolaang Mongondow; Pokmas Sumpang DesaPondos Kecamtan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan;Pokmas Dudukaran Desa Kaweruan Kecamatan Likupang SelatanKabupaten Minahasa Utara.

Upaya penguatan kapasitas pemerintah desa dilakukan denganberbagai kegiatan seperti Pelatihan Keterampilan Manajemen BadanUsaha Milik Desa. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini yakni untukmelatih kelompok masyarakat di 15 kabupaten/Kota terkaitpembentukan BumDesa sebagai upaya menampung seluruh kegiatan

Page 210: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 210

perekonomian di perdesaan yang ditujukan untuk peningkatankesejahtraan masyarakat baik kegiatan perekonomian yangberkembang menurut keafifan lokal maupun kegiatan perekonomianpemerintah yang diserahkan pada masyarakat desa dalam bentukprogram maupun proyek. Untuk masyarakat desa, diselenggarakanberbagai pelatihan keterampilan usaha seperti industri kerajinanyang mewakili 6 (enam) Pokmas, Pokmas Desa Esandom KecamatanTombatu Timur Kab. Minahasa Tenggara, Pokmas Desa TatengesanKecamatan Posumaen Kabupaten Minahasa Tenggara, Pokmas DesaKema Satu Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara, PokmasDesa Pinenek Kecamatan Likupang Timur Kab. Minahasa Utara,Pokmas Desa Teep Kecamatan Amurang Barat Kabupaten MinahasaSelatan dan Pokmas Desa Pondos Kecamatan Amurang Barat Kab.Minahasa Selatan. Kelompok-kelompok usaha masyarakat difasilitasidalam rangka peningkatan ketrampilan, pengetahuan sehinggamenghasilkan produk yang lebih berkualitas. Selain itu, pembinaanbagi kelompok masyarakat pantai pesisir dalam rangka pemanfaatanpotensi sumberdaya alam lokal melalui pelatihan keterampilanpengelolaan dengan Teknologi Tepat Guna di 3 Kabupaten yakniKabupaten Minahasa Selatan, Kota Bitung, Kabupaten MinahasaTenggara. Selain itu sudah dilaksanakan juga Pelatihan Perempuandi Perdesaan dalam bidang Usaha Ekonomi Produktif yangdilaksanakan di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) PinelengKabupaen Minahasa Utara tanggal 1 sampai dengan 3 Oktober 2015.

Sepanjang tahun 2015 juga telah dilaksanakan PelatihanPengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Biogas BerbasisPemberdayaan Masyarakat dan Sosialisasi Pengelolaan HutanMangrove. Pada tahun 2015 juga dilaksanakan Pelatihan PenguatanKapasitas Aparatur Desa Percontohan pada 4 (empat) lokasi Desa,yakni Desa Pinasungkulan Kecamatan Modoinding KabupatenMinahasa Selatan sebagai Desa Pertanian, Desa Kema II Kec.Kauditan Kab. Minahasa Utara sebagai Desa pariwisata, Desa PeheKec. Siau Barat Kab. Kepl. SITARO sebagai Desa Perikanan dan DesaSolog Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondouw sebagaiDesa Adat.

Untuk memberdayakan masyarakat desa sudah dilaksanakanPemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah PMT-AS. Kegiatan inidilaksanakan untuk penambahan gizi anak sekolah bagi desa-Desa terpencil dan tertinggal sehingga meningkatkan ketahananfisik bagi anak-anak sekolah. PMT-AS dilaksanakan SD. GMIM 361Tatengesan Kecamatan Posumaen Kabupaten Minahasa Tenggarapada tanggal 31 Juli 2015, dan di SDK Efrata Desa SawangKecamatan Melonguane Kabupaten Talaud.

Untuk mengembangkan kapasitas pemerintah dan masyarakat desadalam hal perencanaan pembanguna telah dilakukan berbagai

Page 211: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 211

pelatihan seperti Pelatihan Musyawarah PembangunanDesa/Kelurahan (MUSRENBANG Desa/Kelurahan), PelatihanAparatur Pemerintah Desa Bidang Pembangunan Kawasan Perdesaan/ Penyusunan Profil Desa, Bimbingan Teknis Lurah, BimtekSekretaris Desa serta Bimtek Kepala Desa yang merupakan wahanapengembangan wawasan dan motivasi dan ketrampilan para

kepala desa dalam rangka sinergitas dan sinkronisasipelaksanaan program penyelenggaraan pemerintahan, pembangunandan kemasyarakatan

Pada tahun 2015 telah diselenggarakan Gelar Bulan Bakti GotongRoyong Masyarakat XII dan yang dirangkaikan dengan PeringatanHari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-43 Tingkat Nasional yangdilaksanakan di Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 28Mei 2015 di desa Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten MinahasaUtara, diawali dengan Kegiatan Pameran bulan Bahkti Gotong RoyongMasyarakat dan HKG PKK Tkt.Nasional tahun 2015 yang dibuka olehKetua TP-PKK Pusat Ibu. Dr.Erni Guntarti Kumolo. Dengan pesertaberasal dari 34 Provinsi di Indonesia. Terdiri dari Gubernur dan WakilGubenur, Ketua DPR Provinsi dan Kabupaten/Kota, paraBupati/Walikota dan Kepala BPM-PD Provinsi di seluruh wilayahRepublik Indonesia.

Terselenggaranya penilaian kelompok pelaksana P2WKSS Desa dankelurahan se-Provinsi Sulawesi Utara dengan menetapkan 3 (tiga)pelaksana terbaik sesuai SK Gubernur Nomor 325 tahun 2015tentang penetapan desa dan kelurahan terbaik Program terpadu P2W-KSS tahun 2015 tanggal 18 Desember 2015 masing-masing :

Terbaik I : Desa Sangkub IV Kecamatan Sangkub,Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,

Terbaik II : Kelurahan Motto kecamatan Lembeh Utar, KotaBitung;

Terbaik III : Desa Pulutan Kecamatan Remboken KabupatenMinahasa.

Terlaksananya Kegiatan Peran Dewan Penyantun bagi Perempuan diPerdesaan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 8 Desembertahun 2015.

Tabel 2.102. Data Jumlah Kecamatan Kelurahan dan DesaProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2015

N0 NAMA KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KEC KEL DESA

1 KAB. BOLAANG MONGONDOW LOLAK 15 2 200

2 KAB. MINAHASA TONDANO 25 43 227

3 KAB. KEPULAUAN SANGIHE TAHUNA 15 22 145

4 KAB. KEPULAUAN TALAUD MELONGUANE 19 11 142

Page 212: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 212

5 KAB. MINAHASA SELATAN AMURANG 17 10 167

6 KAB. MINAHASA UTARA AIRMADIDI 10 6 125

7 KAB. MINAHASA TENGGARA RATAHAN 12 9 135

8KAB. BOLAANG MONGONDOWUTARA BOROKO 6 1 106

9KAB. KEPULAUAN SIAUTAGULANDANG BIARO ONDONG SIAU 10 10 83

10KAB. BOLAANG MONGONDOWTIMUR TUTUYAN 5 - 81

11KAB. BOLAANG MONGONDOWSELATAN BOLAANG UKI 5 - 81

12 KOTA MANADO KOTA MANADO 11 87 -

13 KOTA BITUNG KOTA BITUNG 8 69 -

14 KOTA TOMOHONKOTATOMOHON 5 44 -

15 KOTA KOTAMOBAGUKOTAKOTAMOBAGU 4 18 15

167 332 1507

2.3.1.9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang PelaksanaanPengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyatakanbahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah nondepartemen di pemerintahan nasional, provinsi, kabupaten/kotaharus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan,pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada kebijakan programdalam pembangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salahsatu tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mendorongkesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan peran antaralaki-laki dan perempuan dalam pembangunan baik secara nasionalmaupun daerah. Penyebabnya antara lain pembangunan belummempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara laki-laki dan perempuan. Hal ini memberi kontribusi timbulnyaketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang termanifestasi dalampersoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotype,kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Selain itu dampak dariberbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program,dan kegiatan bias gender turut memberi andil terpuruknya kualitashidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuanberimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauhdari harapan.

Partisipasi perempuan Sulawesi Utara di lembaga politik Tahun 2015sebesar 30,25 % dan Tahun 2010 sebesar 22,92 %. Dari 45 anggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Utara sebanyak 11

Page 213: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 213

perempuan duduk sebagai anggota dewan, dan keterwakilan ditingkat nasional sebesar 50% karena dari 6 orang utusan SulawesiUtara di DPR RI, sebanyak 3 orang perempuan. Hal itu menunjukkancukup signifikannya partisipasi perempuan di lembaga politik.

Tabel 2.103. Perbandingan jumlah anggota DPRD perkabupaten/kota berdasarkan jenis kelamin tahun 2016

Provinsi/ Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah

Bolaang Mongondow 24 6 30

Minahasa 24 11 35

Kepulauan Sangihe 19 6 25

Kepulauan Talaud 19 1 20

Minahasa Selatan 22 8 30

Minahasa Utara 24 6 30

Bolaang Mongondow Utara 17 3 20

Minahasa Tenggara 17 8 25

Kepulauan Sitaro 14 6 20

Bolaang Mongondow Selatan 16 4 20

Bolaang Mongondow Timur 17 3 20

Manado 27 13 40

Bitung 24 6 30

Tomohon 13 7 20

Kotamobagu 22 3 25

Jumlah 289 101 390

Peran partai politik berkaitan dengan pemihakan terhadappeningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanismepencalonan anggota legislatif. Ketentuan kuota seperti termuat dalamundang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30% bagi perempuantidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluangbagi partai politik menempatkan calon perempuan sekadarpengumpul suara (vote getter) atau alat legitimasi.

Page 214: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 214

Selain itu, partai politik juga mungkin secara sepihak menempatkanwakil-wakil perempuan yang tidak memiliki perspektif dankeberpihakan terhadap nilai, prinsip, dan aspirasi masyarakat.Perempuan Sulawesi Utara pada kenyataannya menjadi penentukebijakan dan kini saatnya perempuan diperhitungkan di politik, 15anggota dewan perempuan dari total 45 anggota DPRD Sulawesi Utaramempengaruhi kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuandan perlindungan anak yang responsive gender, yang holistik, terpadudan terintegrasi. Di lembaga pemerintah sekitar 20% perempuanmenduduki posisi strategis sebagai pemimpin daerah dikabupaten/kota dimana saat ini terdapat 3 Bupati dan 1 walikotaperempuan, 1 Wakil Bupati perempuan dan 1 Wakil Walikotaperempuan.

Diantara berbagai keberhasilan Program Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak harus diakui bahwa Pemerintah SulawesiUtara masih perlu memberikan perlindungan terhadap anggotamasyarakat yang berusia 60 tahun keatas, karena adalah tanggungjawab dan kewajiban bagi pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Dibidang pendidikan perempuan masih tertinggal, dapat dilihat darirata-rata lamanya sekolah dimana laki-laki adalah 9,16 tahunsedangkan perempuan adalah 9,09 tahun. Di bidang ekonomi, usahamikro dan kecil 45% dikelola oleh perempuan dan lebih dari 60%pelaku usaha mikro adalah perempuan yang jika dikembangkan lebihjauh akan dapat membuka lapangan kerja, terutama di tingkatperdesaan. Sementara dukungan untuk mereka masih terbatas,program pembangunan dapat mendorong perkembangan lebih jauhuntuk membentuk wiraswasta-wiraswasta baru yang mendukungperekonomian di Sulawesi Utara.

Page 215: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 215

Tabel 2.104. Indeks Pembangunan Gender Provinsi dan KabupatenKota se-Sulawesi Utara Tahun 2014

Indeks Pembangunan Gender Provinsi Sulawesi Utara merupakanparameter untuk mengukur tingkat pencapaian kemampuan dasaryakni Harapan Hidup, Tingkat Pendidikan dan Pendapatan denganmemperhitungkan ketimpangan gender, Angka Harapan HidupPerempuan baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota lebih tinggi dariAngka Harapan Hidup Laki-laki.

Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah cenderung lebih tinggi,laki-laki daripada perempuan, Sumbangan pendapatan laki-laki lebihtinggi daripada perempuan.

Page 216: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 216

Tabel 2.105. Indeks Pemberdayaan Gender Provinsi danKabupaten Kota se-Sulawesi Utara Tahun 2014

Di bidang pendidikan perempuan masih tertinggal, dapat dilihat darirata-rata lamanya sekolah dimana laki-laki adalah 9,07 tahunsedangkan perempuan adalah 8,72 tahun. Di bidang ekonomi, usahamikro dan kecil 45% dikelola oleh perempuan dan lebih dari 60%pelaku usaha mikro adalah perempuan yang jika dikembangkan lebihjauh akan dapat membuka lapangan kerja, terutama di tingkatperdesaan. Sementara dukungan untuk mereka masih terbatas,program pembangunan dapat mendorong perkembangan lebih jauhuntuk membentuk wiraswasta-wiraswasta baru yang mendukungperekonomian di Sulawesi Utara.

2.3.1.10. KetenagakerjaanStruktur ketenagakerjaan di Sulawesi Utara pada tahun 2015menunjukkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja, jumlahpenduduk bekerja, dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerjadi banding tahun 2014 bertambah sebanyak 39 ribu orang. Halserupa terjadi pada penduduk yang bekerja, dimana pada tahun 2015jika dibanding keadaan pada tahun 2014 mengalami kenaikansebanyak 19,3 ribu orang. Sementara jumlah penganggur pada tahun2015 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 19,2 ribu orang jikadibandingkan dengan tahun 2014. Secara relatif angkapengangguran Sulawesi Utara menunjukkan kenaikan dari 7,54

Page 217: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 217

persen pada tahun 2014 menjadi 9,03 persen pada tahun 2015.Angka pengangguran Sulawesi Utara tersebut berada di atas angkapengangguran nasional. Pada tahun 2015 Tingkat PengangguranTerbuka nasional sebesar 6,18 persen.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) memperlihatkan sejauh manaperan aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik yangmencakup partisipasi politik, partisipasi ekonomi dan pengambilankeputusan.

SPM (Standard Pelayanan Minimum)

1. Penanganan Pelayanan Pengaduan kekerasan terhadapperempuan dan anak

2. Pelayanan kesehatan3. Penegakan/Bantuan hukum4. Rehabilitasi sosial5. Reintegrasi sosial

Peran partai politik berkaitan dengan pemihakan terhadappeningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanismepencalonan anggota legislatif. Ketentuan kuota seperti termuat dalamundang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30% bagi perempuantidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluangbagi partai politik menempatkan calon perempuan sekadarpengumpul suara (vote getter) atau alat legitimasi. Selain itu, partaipolitik juga mungkin secara sepihak menempatkan wakil-wakilperempuan yang tidak memiliki perspektif dan keberpihakan terhadapnilai, prinsip, dan aspirasi masyarakat.

Perempuan Sulawesi Utara pada kenyataannya menjadi penentukebijakan dan kini saatnya perempuan diperhitungkan di politik.DPRD Sulawesi Utara yang dipimpin perempuan termasuk 12anggota dewan perempuan dari total 45 anggota DPRD SulawesiUtara. Dewan provinsi yang dihuni banyak legislator perempuanmenjadi bukti kapasitas perempuan di dunia politik. Di lembagapemerintah sekitar 20% perempuan menduduki posisi strategissebagai pemimpin daerah di kabupaten/kota dimana saat ini terdapat3 Bupati perempuan, 1 Wakil Bupati perempuan dan 1 Wakil Walikotaperempuan.

Page 218: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 218

Tabel 2.106.Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu,

2002-2014

Kegiatan Utama 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Angkatan Kerja

Bekerja 797923

803574

873436

854646

828550

908503

912198

940173

936939

990720

957292

946852

980756

1 000000

Pengangguran Terbuka1

PernahBekerja

39 391 9 975 32 074 32 624 39 990 27 872 35 396 25 631 26 802 29 683 26 740 14 475 27 234

TidakPernahBekerja

62 791 39 999 74 934 111128

101876

100124

73 358 85 326 72 833 63 800 54 096 53 273 52 762

Jumlah 102182

49 974 107008

143752

141866

127996

108754

110957

99 635 93 483 80 836 67 748 79 996 99 200

Jumlah Angkatan Kerja 900105

853548

980444

998398

970416

1 036499

1 020952

1 051130

1 036574

1 084203

1 038128

1 014600

1 060752

1 099200

Persentase Bekerja TerhadapAngkatan Kerja

88,65 94,15 89,09 85,60 85,38 87,65 89,35 89,44 90,39 91,38 92,21 93,32 92,46 90,98

BukanAngkatan Kerja

Sekolah 118136

135744

125402

125499

135456

135611

135318

141920

138793

135968

157741

154636

173111

168500

Mengurus Rumah Tangga 375647

441192

401680

392100

443542

398195

406882

416048

368047

365182

375735

420038

420168

427400

Lainnya 84 612 141519

91 288 85 689 89 868 102350

106161

85 027 93 952 74 461 104627

108645

114131

98 600

Jumlah Bukan AngkatanKerja

578395

718455

618370

603288

668866

636156

648361

642995

600792

575611

638103

683319

707410

694400

Jumlah 1 478500

1 572003

1 598814

1 601686

1 639282

1 672655

1 669313

1 694125

1 637366

1 659814

1 676231

1 697919

1 768162

1 793600

Persentase Angkatan Kerja TerhadapPenduduk usia Kerja

60,88 54,30 61,32 62,33 59,20 61,97 61,16 62,05 63,31 65,32 61,93 59,76 59,99 61,28

Page 219: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 219

Jumlah pengangguran keadaan tahun 2015 sebesar 99,2 ribuorang, mengalami kenaikan sebanyak 19,2 ribu orang dari tahun2014. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) provinsi Sulawesi Utaraselama tiga tahun terakhir terus mengalami kenaikan, yaitu 6,79persen (tahun 2013), menjadi 7,54 persen (tahun 2014) dan naikmenjadi 9,03 persen (tahun 2015). Dilihat perbandingan desa-kota,tingkat pengangguran lebih tinggi terjadi di wilayah perkotaan.Sebanyak 11,54 persen angkatan kerja di perkotaan berstatus sebagaipenganggur terbuka (pencari kerja), setara dengan 62,7 ribu orang.Sedangkan di perdesaan (rural area) tingkat pengangguran 5,6 persenatau 36,5 ribu orang. Dibandingkan tahun 2014 jumlah penganggurdi daerah perkotaan dan perdesaan terjadi peningkatan.

Disparitas gender pada pengangguran dan partisipasi angkatankerja terjadi ketimpangan. Tingkat pengangguran perempuansebesar 13,02 persen hampir dua kali lipat tingkat pengangguran laki-laki yang hanya 7,13 persen. Pada satu sisi tingkat pengangguranperempuan yang tinggi bermakna positif karena berarti ada potensiyang tinggi pada partisipasi kerja perempuan. Jika dibandingkandengan keadaan tahun 2014, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mengalami kenaikan.

Struktur lapangan pekerjaan hingga tahun 2015 tidak mengalamiperubahan, dimana Sektor Pertanian, Perdagangan, dan JasaKemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbangterbesar penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Jikadibandingkan dengan keadaan tahun 2014, jumlah pendudukyang bekerja mengalami penurunan pada beberapa sektor antara laindi Sektor keuangan sebanyak 3,4 ribu orang (11,42 persen), Sektorlainnya sebanyak 2,2 ribu orang (9,15 persen), sektor industrisebanyak 3,6 ribu orang (5,08 persen), dan sektor pertanian 1,6 ribuorang (0,51 persen) sedangkan yang mengalami kenaikan paling besaryaitu Sektor konstruksi sebanyak 5,3 ribu orang (6,69 persen).

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari pendudukyang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Daritujuh kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakupkategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategoriburuh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Dilihat menurutstatus pekerjaan penduduk, pada tahun 2015 sebanyak 404,5 ribuorang (40,45 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 595,5 ribuorang (59,55 persen) bekerja pada kegiatan informal. Dalam setahun

Page 220: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 220

terakhir (tahun 2014 ― tahun 2015), penduduk bekerja dengan statusburuh/karyawan berkurang 16,2 ribu orang . Keadaan inimenyebabkan jumlah pekerja formal berkurang sekitar 9,4 ribu orangatau 42,21 persen pada tahun 2014 menjadi 40,45 persen pada tahun2015. Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerjadengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidaktetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalamsetahun terakhir (tahun 2014―tahun 2015), pekerja informalbertambah sebanyak 28,7 ribu orang, dan persentase pekerja informalbertambah dari 57,79 persen pada tahun 2014 menjadi 59,55 persenpada tahun 2015.

2.3.1.11. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil MenengahJumlah koperasi di Sulawesi Utara terus meningkat periode Tahun2010-2015. Tahun 2010, jumlah koperasi tercatat sebanyak 51.218unit dan meningkat menjadi 58.807 unit Tahun 2015. Namundemikian, sebagian besar koperasi tersebut tidak lagi melakukanaktivitas, hal ini menunjukkan bahwa kinerja koperasi di SulawesiUtara belum optimal.Lemahnya kelembagaan Koperasi, ditandai dengan tingginya jumlahKoperasi tidak aktif Tahun 2014 sebanyak 2.594 koperasi, rendahnyajumlah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) oleh Koperasi aktifyang tercatat hanya 849 dari 2.594 koperasi aktif. Secarakelembagaan, persoalan yang dihadapi oleh UMKM terutamaberkaitan dengan legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yangtidak memadai.

Otonomisasi daerah sebagai amanah Undang-Undang disatu sisiberdampak sangat baik bagi pengembangan daerah tetapi di sisi lainmemunculkan beberapa persoalan baru antara lain 1). pergantianaparatur (rolling) di Kabupaten/kota yang putarannya terjadi dalamjangka waktu yang cepat, sangat berakibat pada ketiadaan tenagayang memiliki kompetensi yang memadai dibidang perkoperasian. 2).Anggaran APBD pada Dinas yang membidangi pembinaan Koperasidan UMKM di Kabupaten/Kota pada umumnya masih relatif kecil.

Akumulasi dari pemasalahan ini mengakibatkan tugas-tugaspembinaan koperasi dan UMKM menjadi tidak maksimal, selain itudiakupula bahwa masih adanya budaya membentuk koperasi yangsemata-mata bertujuan hanya untuk mengejar bantuan fasilitas daripemerintah. Pada dasarnya, perkembangan kuantitas UMKM belumdibarengi dengan perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai

Page 221: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 221

tambah yang besar bagi Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan UMKMSulawesi Utara belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yangmemadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaranyang efektif serta belum adanya kemitraan dalam bentuk inti-plasma,subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan,perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, sepertiusaha patungan (joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran(outsourcing), pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Disampingitu masih kurangnya minat wiraswasta muda lokal (local and youngentrepreneur). Adapun fungsi kelembagaan koperasi masih belumoptimal karena banyak permasalahan internal. Salah satu upayauntuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatiflokal yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya.

Dalam membantu pelaku-pelaku ekonomi didaerah (termasuk UMKM)mempromosikan produk-produk mereka kepada pihak-pihak investorbaik di dalam maupun di luar negeri maka perusahaan daerahmemegang peran yang sangat penting. Untuk itu pemerintah provinsiharus mendorong adanya peningkatan peran dan fungsi perusahaandaerah yang telah ada. Perkembangan perusahaan daerah tidakmengalami peningkatan baik pengelolaan organisasi maupun usaha-usaha yang dijalankan selama ini di sektor jasa dan perdagangan.Selain itu untuk menarik minat investor menanamkan modalnya diberbagai bidang, maka perlu adanya data base dan pusat informasibisnis yang memadai dan up to date, karena sampai saat ini belumtersedia.

2.3.1.12. KebudayaanMasyarakat Sulawesi Utara dikenal oleh orang luar denganmasyarakat yang terbuka (open minded), mudah menerima danmenyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di Sulawesi Utara tidakmengenal perbedaan warna kulit, ras, suku, etnik, dan agama, semuadiperlakukan sama. Perbedaan yang beragam dari segala aspek yangdimiliki Sulawesi Utara dijadikan kekayaan dan pemersatu yang takternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yanglebih cemerlang dan sejahtera.

Semua agama (Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghuchu, dan alirankepercayaan lainnya) yang ada di Indonesia berkembang dengan baiksesuai dengan ajaran agama masing-masing. Semua masyarakathidup berdampingan tanpa memperdulikan agama yang dianut. Hidupbersama dalam falsafah hidup orang Sulawesi Utara adalah “TorangSamua Basudara” atau “Semua Bersaudara”. Jadi kehidupan semuaumat beragama di Sulawesi Utara, hidup dan berkembang dalamsuatu suasana yang harmonis dan tidak mengenal perbedaan.

Page 222: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 222

Kondisi itulah yang banyak dibicarakan orang dari luar SulawesiUtara bahwa bagaimana dapat tercipta kehidupan yang damai danaman walaupun dengan banyak perbedaan. Kehidupan harmonisseperti ini telah berkembang ratusan tahun di Sulawesi Utara sejakmasuknya Kyai Modjo dan pengikutnya tinggal dan menetap diTondano Minahasa bersama dengan masyarakat setempat. Kemudianketurunan mereka berkembang dan menyebar ke seluruh wilayahSulawesi Utara yang dikenal dengan “Orang Kampung Jawa Tondano”.Inilah suatu contoh yang berkembang di Sulawesi Utara bahwamasyarakat hidup berdampingan dalam suasana harmoni walaupunberbeda agama.

Kehidupan harmonis, aman, dan damai inilah yang dijadikan modaldasar lain untuk membangun daerah. Bagi pelaku bisnis, investor,dan wisatawan, keamanan, dan kenyamanan menjadi syarat mutlakyang harus disiapkan daerah bagi mereka. Hal ini menjadi pendorongbagi pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang amandan damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemda dan petugaskeamanan untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasamadan komunikasi yang dibangun institusi terkait bidang keamanan dantokoh agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi PimpinanDaerah (Forkopimda) dan Badan Kerjasama Antar Umat Beragamamenjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialogterbuka antar institusi. Penduduk Sulawesi Utara terdiri dari 3 (tiga)kelompok etnis utama, yaitu Suku Minahasa, Suku Sangihe danTalaud, dan Suku Bolaang Mongondow.

Masing-masing kelompok etnis tersebut terbagi pula dalam sub etnisyang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yangkhas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse dan Moposad.Dengan demikian, bahasa yang ada di Sulawesi Utara dibagi kedalam:

- Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea,Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik).

- Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau, Talaud).

- Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang,Bintauna, Kaidipang).

Selain bahasa yang beragam di sulawesi utara juga mempunyai adatistiadat, tarian yang beragam pula karena di setiap suku mempunyaciri khas masing masing yang tidak sama antara satu sama lainnya.

a) Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisibudaya suku Minahasa dimana dalam mengerjakan

Page 223: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 223

segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama ataugotong royong. Budaya mapalus mengandung arti yangsangat mendasar. Mapalus juga dikenal sebagai localSpirit and local wisdom masyarakat di Minahasa.

b) Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong(kunci tahun) dilaksanakan pada setiap akhir bulanjanuari dan diisi dengan upacara adat yang bersifatkeagamaan dimana ungkapan puji dan syukur terhadapsang pencipta oleh karena berkat dan rahmat yang telahditerima pada tahun yang telah berlalu sambil memohonberkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup padatahun yang baru. Upacara adat 'Tulude' sangat terkenaldari daerah ini, yang diadakan di akhir bulan Januari tiaptahun. Upacara ini merupakan wujud ungkapan syukurmasyarakat daerah ini karena telah diberkati oleh SangPencipta tuk memasuki tahun yang baru. Upacara adatTulude yang pertama dilaksanakan di Manuwo (Salurang)kecamatan Tabukan Selatan. Diadakan dalam masapemerintahan "Kulano Manentonau" pada permulaanabad ke-16.

c) Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yangdiadopsi dari kesenian yunani klasik. Seni ini lebih dekatdengan seni pantomim atau seni menirukan laku atauwatak dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan.Figura merupakan kesenian yang dapat menghadirkandramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baikburuknya sosok dan watak seorang manusia. Olehpemerintah kota Manado festival figura diselenggarakandalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaanTulude yang dilaksanakan oleh masyarakat Sangihe.

d) Festival Mane’e. Manee merupakan upacara tradisionalmenangkap ikan yang dilakukan masyarakat kepulauanTalaud. Tradisi ini menjadi tradisi sejak abad 16, dan kinibiasa diadakan pada bulan Mei. Sebutan Mane’ebermakna “mengambil ikan di laut secara bersama setelahada musyawarah”. Tradisi yang menjadi salah satu ikonSulawesi Utara ini dilakukan pada akhir masa eha. MasaEha adalah waktu terlarang untuk mengambil hasil lautmaupun hasil bumi selama tiga sampai enam bulandalam setahun. Tentu saja, bila melanggar akan dikenaisanksi dari adat.

Perayaan berakhirnya masa Eha disampaikan tetua adatkepada warga. Inilah saatnya mengadakan pesta Mane’ebaik di darat maupun di laut. Mereka mempersiapkan

Page 224: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 224

upacara terlebih dahulu, yakni pengambilan janur dantali di dalam hutan, dilanjut doa selamatan, danmusyawarah untuk menentukan waktu dan tempat pestayang disesuaikan peredaran bulan mengelilingi bumi.Setelah rajutan jaring dari bahan janur kelapa dan talihutan siap, warga bergotong-royong membawa jaring kelaut. Sebelumnya telah dibuat kubangan untukperangkap ikan setelah air laut surut. Beberapa aturanyang harus ditaati selama upacara berlangsung adalahlarangan memakai pakaian warna merah, tidak bolehbercanda, membuat onar, merusak tumbuhan, maupunmengeluarkan kata kotor dan makian. Setelah jaring yangberukuran hingga 3 kilometer ditebar, warga akanmengarahkan ikan-ikan untuk digiring dalam kubangan,kira-kira memakan waktu hingga lima jam. Setelah ikanterjebak dalam kubangan, warga segera menangkapnyadengan tangan kosong. Suka cita warga pun diungkapkandengan ritual doa bersama sebagai wujud rasa syukurkepada Tuhan.

Keunikan tradisi tersebut sudah dikenal di kalangan parapetualang di dalam maupun luar negeri. Misalnya,Festival Mane’e di Pulau Intata, Kabupaten Talaud, diikutioleh pelancong Jepang. Upacara ini dilakukan di sembilanlokasi penangkapan ikan. Sembilan lokasi disterilisasiselama enam bulan, dan satu lokasi dijadikan tempatupacara Mane’e.

Nilai budaya yang diusung adalah kebersamaan,kekeluargaan, gotong royong, dan religius. Nilai gotong-royong dan kebersamaan bisa kita lihat dari pembuatanjaring yang memakan waktu tidak sedikit. Begitupulaketika para warga menebar jarring ke laut membutuhkankerjasama, bahu membahu antar warga. Kita pun dapatmencermati kearifan lokal didalamnya, yakni upaya wargamelestarikan alam dan tidak serakah mengambil hasillaut dan bumi yang dikaruniakan Tuhan.

e) Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya,perayaan/upacara ini juga rutin dilaksanakan di SulawesiUtara apa terlebih di Kota Manado. Upacara inidimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorangyang memotong-motong badan dan mengiris lidah denganpedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarumbesar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terlukaketika

Page 225: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 225

f) Pengucapan syukur. Pengucapan syukur merupakantradisi masyarakat Minahasa yang mengucap syukur atassegala berkat yang telah Tuhan berikan. Biasanyapengucapan syukur dilaksanakan setelah panen dandikaitkan dengan acara keagamaan untuk mensyukuriberkat Tuhan yang dirasakan terlebih panen yangdinikmati. Acara pengucapan syukur ini dilaksanakansetiap tahun oleh masyarakat suku Minahasa pada hariMinggu umumnya antara bulan Juni hingga Agustus.Saat pengucapan syukur hampir setiap keluargamenyediakan makanan untuk para tamu yang akandatang berkunjung apa terlebih makanan khas sepertinasi jaha dan dodol.

g) Festival Pinawetengan. Festival yang dilaksanakansetiap tahun pada tanggal 7 Juli, diawali denganmelakukan upacara adat di batu pinawetengan kemudiandilanjutkan dengan menggelar pertunjukan seni danbudaya Sulawesi Utara di Institut Seni dan BudayaSulawesi Utara.

h) Festival Bunaken dan Danau Tondano. Dua Festival inidiadakan sebagai Program penunjang pariwisata yangunik, kreatif dan mendidik generasi muda. Nama acaraFestival Bunaken dan Danau Tondano tersebut telahdiselenggarakan secara rutin sejak tahun 1996.Dalamfestival bunaken, budaya terkait dengan kemaritiman,dan seni kuliner yang dihasilkand ari sumberdayakelautan dan perikanan.

i) Festifavl Bunga Tomohon (Tomohon Flower Festival).Festival ini dilaksanakan untuk mendorong budayapenggunaan bunga potong sebagai wujud pernyataansukacita maupun dukacita. Di sisi lain, festival inidilakukan agar petani bunga yang banyak terdapatdiwilayah ini tetap bergairah dan bersemangat dalammengambangkan seni budaya. Festival ini diharapkandapat mengembangkan budaya bunga potong sebagaisalahatu sumber pendapatan petani hortikultura diTomohon.Pada awalnya, festival ini digelar 2 tahun sekaliyaitu 2008, 2010, 2012, dan 2014. Namun mulai tahunini, pemerintah mencanangkan TIFF sebagai agendatahunan yang bisa dinikmati wisatawan.Ada tiga agenda utama dalam festival ini yaituTournament of Flowers, Kontes Ratu Bunga, dan PameranBunga/Holtikultura.

Agenda lainnya adalah Kontes Ratu Bunga. Kontesbertaraf nasional ini diikuti putri dari berbagai provinsi di

Page 226: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 226

Indonesia, yang memiliki bakat dan kemampuan sertarasa cinta akan bunga. Finalis Kontes Ratu Bunga 2015lalu berasal dari berbagai daerah

j) Alat Musik Bambu. Alat musik bambu ini terusberkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Setelahberkembang menjadi suling bamboo, alat musik bambusekarang sudah berkembang menjadi Musik Bambu SengKlarinet (MBSK). Dahulu, alat music ini terbuat dari BuluTui (Bambu Kecil) dan sekarang telah menggunakanbahan steinless (vernekel).

k) Alat Musik Kolintang. Alat musik pengiring tari Katrili initerbuat dari kayu yang cara memainkannya dengandipukul. Alat musik ini dapat mengeluarkan nada rendahmaupun tinggi dan bunyinya cukup panjang. Dan karenaitu, suara Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi), danTang (nada tengah) menginspirasi suku Minahasamemberi nama Kolintang untuk alat music tersebut.

l) Upacara Perkawinan Adat Suku Minahasa. Sebagianbesar suku Minahasa menganut agama Kristen Protestan.Mereka cenderung mengganti pesta malam perkawinandengan acara kebaktian dan makan malam. Adatperkawinan suku Minahasa yaitu upacara Toki Pintu,Buka/Putus Suara, Antar harta, Prosesi Upacara Adat diPelaminan. Keempat acara tersebut dilaksanakan dalamsatu hari.

m) Tari Maengket. Maengket adalah tari tradisionalMinahasa dari zaman dahulu kala dan sampai saat inimasih berkembang. Tarian ini sudah ada dan dikenal ditanah Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenalpertanian, tarian ini dilakukan leluhur kita pada saatpanen padi di ladang dengan menggunakan gerakan-gerakan yang sederhana.

n) Tari Lenso. Tari Lenso adalah tarian pergaulan muda-mudi rayat Minahasa. Tarian ini menceritakan bagaimanaseorang pemuda Minahasa mencari jodohnya atau calonistri. Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalahlenso atau selendang. Pada saat si pemuda melamar sanggadis dengan memberikan lenso pada sang gadis, apabilalenso atau selendang dibuang berarti lamarannya di tolak,dan sebaliknya jika lenso diterima oleh sang gadis berarticintanya diterima.

o) Tari Katrili. Tari Katrili adalah salah satu tari yangdibawa oleh Bangsa Spanyol pada waktu mereka datingdengan maksud untuk membeli hasil bumi yang ada ditanah Minahasa. Karena mendapatkan hasil yang banyak,

Page 227: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 227

mereka menari-nari tarian Katrili. Lama kelamaan merekamengundang seluruh rakyat Minahasa yang menjual hasilbumi mereka dengan menari bersama-sama sambilmengikuti irama music dan aba-aba. Tari Katrili termasuktari modern yang sifatnya kerakyatan, setiap wisatawannusantara maupun mancanegara yang berkunjung keSulawesi Utara seringkali disuguhi dengan tarian ini.

p) Tari Kabasaran. Tari Kabasaran adalah tariankeprajuritan tradisional Minahasa, yang diangkat darikata wasal, yang berarti ayam jantan yang dipotongjenggernya agar supaya sang ayam menjadi lebih garangdalam bertarung. Tarian ini diiringi oleh suara tambur(gong kecil). Menari dengan pakaian serba merah, matamelotot, wajah garang, sambil membawa pedang dantombak tajam, membuat tarian kabasaran amat berbedadengan tarian pada umumnya yang mengumbar senyumdan gerakan yang lemah gemulai.

Selain itu, Sulawesi Utara memiliki banyak kesenian dan destinasibudaya yang terus dilestarikan hingga saat ini seperti :

1). Destinasi Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan

- Batu Pinabetengan adalah tempat musyawarah adat (perangdan pembagian wilayah adat), terletak di Kec.Tombaso/Kab.Minduk. Jarang diadakan acara adat secarakelembagaan, namun secara individu atau perorangan seringdijadikan tempat pemujaan roh leluhur (Opo) demimendapatkan sesuatu secara mistik (jodoh, jabatan dankekayaan).

- Kuburan Kuno Waruga adalah peti mati tempo doeloe orangMinahasa (batu besar yang dilobangi untuk meletakkan mayatdalam posisi duduk, artinya direbus).

- Minawanua & Benteng Moraya adalah tepat pemukikan tempodoeloe orang Tondano; dan benteng pertahanan orang Minahasaketika melawan kompani Belanda. Kedua tempat bersejarah initerletak di Kota Tondano/Kab.Minduk. Belum direkonstruksialias ‘tabiar.

- Jalan Gunung Potong Ratahan terkenal sebagai kawasanpertempuran antara pasukan Permesta dan TNI pusat, bisadikembangkan menjadi wisata ‘perang-perangan’.

- Goa-Goa Peninggalan Tentara Jepang, terletak di TonsealamaTondano dan Kawangkoan/Kab.Minduk. Kondisinya tidakdirawat.

Page 228: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 228

- Fosil Manusia dan makanan Purba orang Minahasa, terletak didesa Paso Kab. Minduk. Tidak dilestarikan (fosilnya entah dimana).

- Pangkalan udara tentara Jepang, terletak di desa Kalawiren danTasuka kec. Kakas di kawasan danau Tondano.

- Pegunungan Wulurmahatus adalah tempat pemukiman pertamaleluhur Minahasa. Terletak di kawasan Minahasa Tenggara.Belum diolah.

- Tempat pemakaman/Kubur Penginjil asal Jerman bernamaEv. Riedel (Tondano) dan Ev. Schwartz (Langowan) di Kab.Minduk.

- Monumen Patung Pahlawan Nasional dan TempatPemakaman/kubur Pahlawan Nasional Dr.G.S.S.J. Ratulangi terletak di Tondano.

- Tempat Pemakaman/Kubur Imam Bondjol terletak di LotaPinelen; dan panasehat spiritual P. Diponegoro Kyai Modjo diKampung Jawa Tondano.

- Klenteng di Pusat Kota Manado dan Vihara Umat Budha terletakdi Tomohon.

2. Wisata Buatan

- Bukit Kasih adalah ’simbol perdamaian antar umat beragana’ (dipuncak bukit dibangun sejumlah rumah ibadah: gereja, mesjid,pura dan vihara), terletak di desa Kanonang /Kab. Minduk.Belum terolah secara professional (perlu pihak ketiga).

- Taman Koleksi Satwa khas Sulawesi Naenmundung, terletak diKota Bitung.

- Taman Rekreasi Sumaru Endo, terletak di desa Rembokan(pesisir D. Tondano)/Kab. Minduk.

- Lokasi Festival Danau Tondano, terletak di desa PaleloanTondano/Kab.Minduk. Kondisinya terlantar.

- Tempat Mandi Air Panas, terletak di kelurahan TataaranTondano/Kab.Minduk dan di desa Paso danRemboken/Kab.Minduk.

- Tempat Pancing Ikan, terletak di desa BajoTumpaan/Kab.Minsel; dan di pantai timur Minahasa (Kora2wdan Belang). Belum diolah.

- Arena Pacuan Kuda, terletak di Tompaso Kab.Minahasa.- Kawasan Kuliner Seafood Kalasey, terletak di kab. Minahasa

3. Wisata Budaya Kuliner dan Lainnya

- Kuliner, meliputi aneka makanan khas Minahasa (tinoransak,pangi, saut, posana,dsb); Sea-Food, termasuk aneka makanan

Page 229: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 229

ringan alias kue-kue/kukis (pala manis, kacang goyang, kacangtore, dodol, bobengka, klaper tart, cucur,apang, dsb).

- Candramata, seperti kain bentenan, kerajinan keramik tanahliat di desa Pulutan Remboken, kerajinan anyaman bambu diKinilow Tomohon, kerajinan tempurung kelapa diberbagaipelosok Minahasa, dsb.

- Kawasan rumah adat di Woloan Tomohon.- Ragam Kesenian Tradisional (maengket, kolintang, cakalele, tari

katrili, tari tumatenden, tari pisok, musik bambu dan clarinet,dan musik bia), terdapat di hampir seluruh wilayah Minahasa,manado dan Bitung.

- Wisata hiburan (pub, café, karaoke) tersebar di Kota Manadodan Kota Bitung.

Kebudayaan Sangihe-Talaud:

- Kue adat atau "Tamo" mengandung arti yang khusus yakni:Kue Tamo adalah lambang penghormatan tuan pesta kepadatamu. Kue Tamo adalah perlambang bahwa pesta yangdiadakan mengandung norma-norma kebangsaan (di puncakkue ada panji atau bendera yang dipancang). Kue Tamomerupakan raja seluruh santapan yang dihindangkan dalampesta tsb

- Tari-Tarian dari daerah ini antara lain: Tari Alabadiridibawakan oleh para pria yang berjumlah 13 orang dimana 1orang menjadi pemimpinnya, Tari Gunde dibawakan olehpara wanita juga berjumlah 13 orang dan Tari Upase

- Jenis budaya yang lainnya adalah "Mekalumpang"merupakan suatu jenis kesenian yang berbalasan-balasanatau berpantun-pantunan dengan lagu-lagu.

- Selain itu terdapat budaya seni urai yaitu "Kawila Sahuma"atau "Kawila Ino", merupakan seni membuat atau merangkaitempat makan sirih. Ada juga seni urai yang lain yangdisebut dengan "Mekahiurang", merupakan seni menenunkain Kofo. Pakaian Kofo adalah tenunan asli Satal.

- Tanaman pisang Abacca atau Manila-henep merupakantanaman langkah dari daerah ini, padahal di kolong bumi inicuma di Satal (Sangihe-talaud) dan Filipina terdapattumbuhan ini, yang merupakan bahan kertas uang dollar AS

- Pohon kelapa bisa didapati sepanjang mata memandang,makanya banyak terdapat kopra.

- Keindahan taman laut di Satal tak ada tandingannya didunia, hanya di Satal terdapat gunung berapi di bawah lautyang dikasi nama G.Karangetang

Page 230: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 230

Itulah beberapa hal yang merupakan bagian dari kebudayaanSangihe-Talaud. Setelah suku Minahasa dan suku Sangihe-Talaud,selanjutnya adalah kebudayaan dari suku Bolaang Mongondow.

Kebudayaan Bolaang Mongondow:

1. Objek Wisata:

Pantai Lolan Tanjung Ompu Pulau Tiga Air Panas Bakan Kolam Desa Tudu Aog

2. Makanan khas:Makanan khas dari suku Bolaang Mongondow yang paling popularadalah Da’un Bagu bo yondog binango’an. Makanan lainnya adalah:

Sinorang Pogioton Sinabedak Dinangoi Binarundak Allingkoge Gogodu Lalampa Sangkara

3. Tarian dari suku Bolaang Mongondow:· Tari Tayo· Tari Joke'· Tari Mosau· Tari Rongko atau Tari Raga

Suku Bolaang Mongondow memiliki moto tesendiri, yaitu: Mototabian,Mototanoban, Mototompiaan, Motobatu molintak kon Totabuan(Bahasan Bolaang Mongondow), yang artinya: Saling Menyayangi,Saling Ingat Mengingatkan, Saling Memperbaiki, Bersatu Membangundan memajukan Kampung Halaman.

Provinsi Sulawesi Utara terkenal dengan semboyannya, yaitu “TorangSamua Basudara”, yang artinya “Kita Semua Bersaudara”. Semboyantersebut merupakan cerminan sikap dari masyarakat Sulawesi Utarayang hidup berdampingan dengan rasa saling mengasihi tanpamemperdulikan adanya perbedaan agama, ras, dan sebagainya.

Page 231: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 231

2.3.1.13. Kepemudaan dan Olah RagaKondisi yang ada sekarang lapangan Olah Raga Sparta Tikala,lapangan Koni Sario, Stadion Maesa Tondano serta beberapa stadionkecil belum memadai untuk menunjang rencana penyiapan SulawesiUtara sebagai tempat penyelenggaraan kejuaaraan nasional maupuninternasional sehingga perlu peningkatan fasilitas dan kualitasberstandar nasional dan internasional. Sejak tahun 2014 sudahdibangun berbagai sarana dan prasarana pelengkap keolahragaanseperti pembangunan stadion atletik dan sepakbola KawangkoanKabupaten Minahasa, yang meliputi: pembangunan lanjuta tribunstadion, infrastruktur pendukung stadion (menara lampu, instalasilistrik, drainase, talud, jalan masuk) serta penataan area sekitarstadion (pagar, paving blok, gerbang); pembangunan lintasan berkudaTompaso, meliputi: pembangunan track lintasan, rehabilitasi stadion(pengecatan, instalasi listrik dan air, toilet) sertapembangunan/penataan fasilitas pendukung pacuan (pagar, drainase,paving blok, gerbang, railing), pembangunan Stadion SepakbolaPoyowa Kotamobagu, meliputi: pembangunan tempat duduk penontondan drainase lapangan sepakbola Poyowa I dan Poyowa II sertaterselenggaranya perencanaan lintasan sirkuit balap: perencanaanpembangunan lintasan sirkuit balap di kawasan Balitpalma desaPaniki Bawah.

2.3.1.14. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeriPemantapan sinkronisasi aparat penegak hukum dan jajarannyaberkaitan dengan posisi berbatasan langsung dengan Filipina yangrawan terhadap infiltrasi/penyusupan teroris, masih adanyakriminalitas. Dalam rangka memantapkan kerukunan umatberagama, maka dibentuk Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama(BKSAUA) ditingkat provinsi maupun di kabupaten/kota, selain itupemerintah juga membentuk Forum Kerja Sama Umat Beragama(FKUB).

2.3.1.15. Ketahanan PanganUpaya untuk menjamin ketersediaan pangan di Sulawesi Utara, tahun2015 telah dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan lumbungpangan/cadangan pangan antara lain berupa : pengisian berassebagai cadangan pangan masyarakat di 5 kelompok lumbung pangansebesar + 7,5 ton dan cadangan pangan pemerintah Provinsi SulawesiUtara yang dikerjasamakan dengan Bulog Divre Suluttenggo sebanyak32,534 ton. Sampai dengan tahun 2015 total stok cadangan panganpemerintah sebanyak 52,5 ton yang dititipkan di BULOG.Berdasarkan Neraca Bahan Makanan (NBM), ketersediaan energipenduduk Sulawesi Utara Tahun 2015 (angka sementara) sebesar

Page 232: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 232

4.076 kkal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 113,26gram/kapita/hari. Angka ketersediaan Energi dan Protein ini sudahmelebihi anjuran Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 2004 yaituEnergi 2.200 kkal/kapita/hr dan Protein 57 gr/kapita/hr.Pengembangan distribusi dan harga pangan dalam rangka stabilisasiharga pangan didukung melalui : 1) Pemantauan dan Analisis AksesPangan Masyarakat; 2) Pemantauan dan Analisis Harga PanganPokok; 3) Pengembangan Model Distribusi Pangan; 4) PemantauanPasokan Harga Pangan; 5) Apresiasi Pemantauan Harga, Pasokan danAkses Pangan; 6) Pemantauan Harga dan Ketersediaan Panganmenjelang Hari-Hari Besar Keagamaan/Nasional.

Tahun 2015, informasi data harga dilaksanakan di 15 kab/kota pada52 komoditi selama 52 minggu, dan informasi pasokan pangan di 15kabupaten/kota pada 11 komoditi selama 40 minggu serta informasiakses pangan dilaksanakan di 15 kabupaten/kota untuk 5 komoditisebanyak 1 kali pemantauan. Secara umum kondisi distribusi pangandi Sulawesi Utara khusus bahan pangan pokok dipasok dari duasumber utama yaitu produksi lokal (Kabupaten Minahasa, MinahasaTenggara, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow dan BolaangMongondow Utara) dan produksi dari luar yaitu dari ProvinsiGorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Untuk rantai pemasaran bahan pangan pokok dan strategis terdiridari : 1) distribusi bahan pangan pokok di Sulawesi Utaradidistribusikan dari Manado ke wilayah kabupaten/kota di ProvinsiSulawesi Utara; 2) Kabupaten Bolaang Mongondow Raya danMinahasa Raya umumnya distribusi bahan pangan melibatkanpedagang besar/distributor di Kota Manado, Tomohon danKotamobagu, serta pedagang pengecer; 3) khusus untuk kabupatendan Kepulauan (Sangihe, Talaud dan Sitaro) distribusi bahan panganmelibatkan pedagang pengumpul desa, pedagang besar di KotaManado dan pedagang pengecer di Tahuna, Melonguane dan Ulu.Untuk kondisi harga beberapa bahan pangan relatif stabil, namundisadari pada kondisi-kondisi tertentu aksesibilitas masyarakatterhadap pangan cukup rendah dibanding kondisi normal misalnyamenjelang hari-hari besar keagamaan, musim paceklik serta musimgelombang air laut yang besar mengakibatkan terganggunya distribusipangan khususnya didaerah kepulauan. Adapun pangan yang seringmengalami fluktuasi harga yaitu beras, cabe, bawang merah dantomat.

Pelaksanaan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan gunapeningkatan mutu konsumsi pangan di Sulawesi Utara telahdilakukan melalui berbagai kegiatan: (1) Fasilitasi bibit, benih sayurandan buah-buahan, pupuk untuk peningkatan konsumsi pangan

Page 233: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 233

melalui pemanfaatan pekarangan bagi 8 organisasi wanita/dasawismadi 7 kabupaten/kota, (2) Pengembangan unit usaha pengolahanpangan lokal berupa alat penggilingan jagung bagi 2 kelompok unitusaha di Kab. Minahasa dan Kab.Minahasa Tenggara; (3) Promosiketahanan pangan melalui ―Festifal Pangan Non Beras Non Teriguyang diikuti TP-PPK Kabupaten/Kota se Sulut; sosialisasi panganberagam, bergizi seimbang dan aman; (4) lomba cipta menú beragambergizi seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal yangdilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Pangan SeduniaTingkat Provinsi tahun 2015 yang dilaksanakan di Kota Manado(Gedung Graha Bumi Beringin).

Dampak kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan(P2KP) salah satunya untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat danperempuan khususnya agar mampu mengembangkan usahapengelolaan sumberdaya pangan berbasis sumberdaya lokal/wilayahsebagai upaya penambahan pendapatan dan kecukupan pangankeluarga dalam rangka peningkatan kualitas konsumsi pangan.Berdasarkan data hasil olahan Susenas 2014, konsumsi energimasyarakat Sulawesi Utara mencapai 2.095 kilokalori/ kapita/hariatau 104,7% dari total kecukupan energi/gizi ideal yaitu sebesar2.000 kilokalori/kapita/hari. Sedangkan konsumsi protein mencapai60,1 gram/kapita/hari dan konsumsi protein ideal yaitu 52gram/kapita/hari, sedangkan skor PPH mencapai skor 88,7(Berdasarkan PERPRES Nomor 22 Tahun 2009 pada tahun 2015minimal mencapai skor 95). Capaian skor PPH ini dipengaruhi olehbeberapa kelompok pangan masih berada dibawah skor ideal sepertiumbi-umbian skor 1,1 (skor ideal 2,5) dan kacang-kacangan skor 3,3(skor ideal 10). Rendahnya skor PPH beberapa kelompok pangantersebut memberikan indikasi bahwa kualitas keberagaman konsumsipangan masyarakat Sulawesi Utara masih perlu ditingkatkan.Penanganan daerah rawan pangan dalam rangka pemberdayaanmasyarakat, tahun 2015 dilaksanakan di daerah beresiko rawanpangan kronis dalam bentuk pemberian bantuan saprodi (benih/bibitdan pupuk) di 4 desa yaitu Desa Rasi Kec.Ratahan Kab.Mitra, DesaTule Kec. Melonguane Timur Kab. Kep.Talaud, Desa MatabuluKec.Nuangan Kab.Bolmong, dan Desa Lahupu Kec.Tabukan selatanKab.Kep.Sangihe.

Berdasarkan hasil analisa situasi pangan dan gizi tahunan denganmenggunakan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) tahun2015, yang hasilnya digunakan untuk deteksi dini penanganandaerah rawan pangan jangka pendek terhadap daerah beresiko rawanpangan dan gizi di Sulawesi Utara. Hasil SKPG tahun 2015 sebagaiberikut :

Page 234: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 234

1. Resiko Ringan/Aman : 124 Kec. (74,25%).2. Resiko Sedang/Waspada : 17 Kec. (10,18%)3. Resiko Tinggi/Rawan : 26 kec. (15,57%)

Terdapat 26 Kecamatan Resiko Tinggi, sebagian besar terdapat diKabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Sangihe.

Berdasarkan hasil analisa penyusunan Peta Ketahanan danKerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA)dimana perhitungannya dilakukan 3 tahun sekali sebagai deteksi diniuntuk penanganan jangka panjang, menunjukkan daerah-daerahdengan tingkatan prioritas penanganan sebagai berikut :a. Perioritas 1 (sangat rentan) : 0 kecamatanb. Perioritas 2 (rentan) : 0 kecamatanc. Perioritas 3 (agak rentan) : 0 kecamatand. Perioritas 4 (cukup tahan) : 1 kecamatan (1%)e. Perioritas 5 (tahan) : 25 kecamatan (19%)f. Perioritas 6 (sangat tahan) : 107 kecamatan (80%)

Pengembangan Desa Mandiri Pangan, melalui pemberdayaanmasyarakat miskin di daerah beresiko rawan pangan dilakukandengan pemberian fasilitasi / bantuan berupa bibit ternakitik/manila, tahun 2015 sebanyak 3 desa yang diberdayakan yaituKelurahan Manawas Kecamatan Tondano Utara Kabupaten Minahasa,Desa Maulit Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara, DesaBlongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan.Pada tahun 2015, pengawasan pangan segar dilaksanakan melalui 1)Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar; 2) SosialisasiKeamanan Pangan Segar.

Tahun 2015, pengawasan dilaksanakan di pasar tradisional dan pasarswalayan yang ada di ibukota provinsi selama 10 bulan. Pengawasanyang dilakukan meliputi asal produk, jenis komoditi buah dan sayurserta kondisi produk dan tempat pemajangan, selain itu jugadilakukan pemantauan pada produk industri rumah tangga. Hasilpemantauan dengan antara lain bahwa produk-produk pangan segaryang dipasarkan dalam keadaan layak konsumsi. Namun ditemui pulaterdapat produk industri RT yang kode registrasi tidak diperbaharuitetapi telah disarankan kepada para produsen untuk melakukanregistrasi kembali di Dinas Kesehatan, dan pada saat pengawasanselanjutnya sudah berjalan sesuai aturan yang dianjurkan. Kegiatanselanjutnya yaitu sosialisasi keamanan pangan segar yang diikuti olehpetugas dan produsen pelaku pangan dari 15 kabupaten/kota dengantujuan yaitu produk-produk yang dihasilkan oleh peserta sosialisasiakan menghasilkan produk yang terregistrasi.

Page 235: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 235

2.3.1.16. Komunikasi dan InformatikaDatabase perekonomian dan pusat informasi bisnis merupakanprasyarat pengembangan ekonomi di Sulawesi Utara namunkebanyakan database tersebut masih bersifat parsial dan tersebarpada satuan kerja pemerintah daerah dan instansi-instansi lainnya.Sampai saat ini Sulawesi Utara belum memiliki pusat informasi bisnisyang representatif untuk menyediakan data secara lengkap, akuratdan terbaru.

Pada saat ini sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)telah membangun situs web internet, namun belum menunjukkanarah pengembangan situs web sebagai aplikasi E-Government.Pembangunan situs web masih bersifat statis, dimana belumtersedianya fasilitas transaksi pelayanan publik, belum adanyajaringan interaktif dengan dunia usaha, serta masih terbatasnyafasilitas dialog publik.

2.3.1.17. PerpustakaanPerpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upayamencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadianmelalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruhlapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaantelah terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun2010-2015, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.26.

Tabel 2.107. Jumlah Buku dan Judul Buku di Provinsi Sulawesi Utara,2011-2015

Nomor Tahun Jumlah Buku(Eksemplar)

Judul Buku

1. 2011 162.723 52.5882. 2012 165.374 53.2563. 2013 166.211 53.8894. 2014 80.655 28.0005. 2015 90.200 28.355

Sumber: Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi SulawesiUtara, 2015.

Tabel 2.108. Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Provinsi SulawesiUtara, 2005-2010

Nomor Tahun Jumlah Pengunjung1 2011 5872 2012 6123 2013 7984 2014 3215 2015 366

Sumber: Badan Perpustakaan, Arsip, Dan Dokumentasi Provinsi SulawesiUtara, 2015.

Page 236: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 236

Jumlah pengunjung rata-rata per bulan selang Tahun 2011-2015dapat dilihat pada Tabel 2.108 diatas. Jumlah pengunjungperpustakaan selama lima tahun terakhir terus mengalami kenaikan.Tahun 2014, ketersediaan buku baik jududl dan jumlah eksemplarmenurun drastic dikarenakan terjadinya bencana banjir yangmengakibatkan koleksi buku rusak terendam air. Hal ini secaraotomatis juga berpengaruh pada jumlah pengunjung perpustakaanyang menurun drastic.

2.3.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN2.3.2.1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)Sejak Tahun 2007 telah dibentuk Kantor Pelayanan Satu Pintu diprovinsi maupun kabupaten/kota. Tahun 2012, semuakabupaten/kota telah membentuk kantor/badan pelayanan satupintu Namun sampai saat ini tugas dan fungsi kantor/badan belumoptimal karena peran dan kewenangannya belum sepenuhnyadiberikan, seperti pelimpahan ijin-ijin serta masih diberlakukannyabeberapa peraturan daerah yang menghambat investasi di daerahserta masih terbatasnya peraturan daerah yang mendorong akselerasiperekonomian di daerah.

Ada beberapa peraturan daerah yang telah dihapus dibidang retribusidaerah yaitu: Perda Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi PasarGrosir dan Pertokoan; Perda Nomor 2 Tahun 2002 tentang RetribusiPengawasan Mutu dan Pengembangan Produksi Cengkeh, dan Paladalam Provinsi Sulawesi Utara; Perda Nomor 2 Tahun 2003 tentangIjin Pengoperasian Mobil Barang Lintas Kabupaten/Kota di ProvinsiSulawesi Utara; Perda Nomor 6 Tahun 2004 tentang PerubahanPertama Perda Provinsi Sulawesi Utara Nomor 15 Tahun 2000 tentangRetribusi Penimbangan.

Kebijakan umum dibidang Penanaman Modal Asing pada dasarnyaterdiri dari kebijakan ekspor dan kebijakan impor. Kebijakan tersebutmerupakan implementasi dari fungsi pemerintah di sektorPenanaman Modal Asing seperti fungsi trade advocacy, marketpenetration, akses ke pasar dan lain-lain. Tujuan utama darikebijakan ekspor adalah meningkatkan ekspor dengan prasyaratbahwa kebutuhan pasar domestik telah terpenuhi. Sedangkan tujuanutama dari kebijakan impor ada dua, yakni :

1. Mengurangi impor dengan prasyarat bahwa produksi dalamnegeri bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dengantingkat efisiensi yang paling tidak sama dengan produk impor.

Page 237: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 237

2. Menambah impor jika produksi dalam negeri tidak bisamemenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam kata lain, kebijakanPenanaman Modal Asing harus tetap berlandaskan pemikiranbahwa sebuah negara akan melakukan ekspor jika negara itumemiliki keunggulan komparatif dan kompetitif atas negaralain.

Perkembangan Penanaman Modal di Sulawesi Utara saat ini cukuppesat. Hal ini dapat dilihat dari masuknya investasi dalam rangkaPMA maupun PMDN yang tersebar di berbagai Kabupaten / Kota diSulawesi Utara, dengan bidang usaha yang bervariasi / diberbagaisektor. Bidang-bidang usaha yang banyak diminati oleh perusahaanPMA antara lain : Perikanan dan Kelautan, Pariwisata, IndustriPengolahan Ikan, Perkebunan Kelapa Sawit, Pertambangan dan Jasa.Penanaman modal asing di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkanperkembangan yang cukup positif.

Sebagai wujud dari Pengembangan Potensi dan Peluang Investasi diSulawesi Utara, maka pada tahun 2010 s/d bulan Mei 2015telah diterbitkan Surat Persetujuan / Izin Prinsip dalam rangkaPMA / PMDN di Sulawesi Utara, sebanyak 187 buah Proyek (aktif)yang terdiri dari PMA sebanyak 94 Proyek dengan nilai InvestasiUS$ 2.090 juta lebih dan PMDN sebanyak 93 Proyek dengan NilaiInvestasi Rp 2.279 Milyar lebih. Banyaknya investasi yang masuk keSulawesi Utara tidak terlepas dari gencarnya berbagai promosi yangdilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Pusat, Provinsimaupun Kabupaten/Kota yang dilaksanakan di dalam negerimaupun luar negeri dan ditunjang dengan perencanaan yang matangberdasarkan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM).

Tabel 2.108. Jumlah Penanaman Modal Asing Provinsi SulawesiUtara,Tahun 2010-2014

NO SP TAHUN

INVESTASI INVESTASI

PMA(US$) PROYEK PMDN

(RP) PROYEK

1 2010 227,473,300 15 113,751,615,000 3

2 2011 514,220,770 19 606,716,974,000 12

3 2012 18 6

Page 238: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 238

352,095,592 143,171,631,460

4 2013 147,666,170 15 347,900,000,000 12

5 2014 649,306,131 25 823,763,600,000 32

6 2015 200,000,000 2 244,269,100,000 28

JUMLAH 2,090,761,963 94 2,279,572,920,460 93

Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah penanaman modal asingselang tahun 2014 menurut nama perusahaan, bidang usaha,rencana dan realisasi investasi, jumlah tenaga kerja dan asal negara.

Page 239: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 239

Tabel 2.109. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2014

NO NAMAPERUSAHAAN/NO.BP

BIDANG USAHA RENCANAINVESTASIUS$

REALISASI/TAHUN(US$)2014

TENAGA KERJA ASALNEGARA

ALAMATKANTOR/LOKASIPROYEKWNI WNA

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 PT.MYLAN HOLDINGSINDONESIANO.208/1/IP/PMA/2014 TGL. 28 JANUARI2014

JASA PERTAMBANGAN $2.500.000,00

12 CINA DESA MANADOKECAMATANLOLAYANKAB.BOLMONG

2 PT ANUGRAINDOKARYANO.250/1/IP/PMA/2014 TGL. 28 JANUARI2014

REAL ESTATE YANGDIMILIKI SENDIRI ATAUDISEWAKAN

$3.000.000,00

BRITISVIRGINISLANDS

DESA LEMBEYANKAB.MINU

3 PT.BAHASATEKNOLOGISULUCTIONNO.447/1/IP/PMA/2014 TGL 14 FERBUARI2014

PENERBITAN PIRANTILUNAK(SOFTWARE)

$1.095.000,00

6 AMERIKASERIKAT

KOMPLEKSCITRALANDMIRACLE WORKCMW 06/27KEL.NYIUR,KEC.WANEA

4 PT.MYLANRESOURCESNO.447/1/IP/PMA/2014 TGL. 19 FERBUARI2014

JASA PERTAMBANGANDAN PENGGALIANLAINNYA

$2.500.000,00

6 RR CINA DESA MANADOKEC.LOLAYANKAB.BOLMONG

5 PT.AGROMAKMURRAYANO.738/1/IP/PMA/2014 TGL. 12 MARET2014

INDUSTRI MINYAKKELAPA, MINYAKMAKAN KELAPASAWIT(CRUDE PAL MOIL), MINYAK GORENGKELAPA SAWITMINBYAK MAKAN DANLEMAK NABATI DANHEWAN LAINNYA SERTAKIMIA DASAR ORGANIK

$102.054.228,00

SINGAPURA

JLN. SOEKARNO,BITUNG TIMUR,KOTA BITUNG

Page 240: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 240

YANG BERSUMBERDARI HASIL PERTANIAN

6 PT. MING YUANINDONESIA NO.1161/1/IP/PMA/ 2014TGL. 16 MEI 2014

INDUSTRI TEPUNGDAN PELET KELAPASERTA INDUSTRI DARISABUT KELAPA

$4.000.000,00

25 RRTIONGKOK

LINGKUNGAN I, KEL.PONDANG, KEC.AMURANG TIMUSKAB. MINSEL

7 PT. ETMIECO SARANALAUT NO.1492/1/IP/PMA/2014TGL. 16 MEI 2014

INDUTRI PENGASAPANIKAN

$2.935.060,00

95 JEPANG JLN. SEMUELLANGUYU BO. 8A,KEL . AERTEMBAGA1, KEC.AERTEMBAGA KOTABITUNG

8 PT. EFINDO JAYAABADI NO.1601/1/IP/PMA/2014TGL. 23 MEI 2014

INDUSTRI BARANGPLASTIK LAINYA

$2.000.000,00

50 RRTIONGKOK

DESA KOKA KEC.TOMBULU KAB.MINAHASA

9 PT. ALLINDOINDONESIA NO.109/1/IP-PL/PMA /2014 TGL. 18 APRIL2014

JASA PERTAMBANGANDAN PENGGALIAN

$26.500.000,00

300 RRTIONGKOK

JLN.PRAMUKA/SISWANO. 82 KOTAMANADO

10 PT. CARGILLINDONESIA NO.129/1/IP-PL/PMA/2014 TGL/25APRIL 2014

INDUSTRI MINYAKMAKAN KELAPA,MINYAK MAKAN DANLEMAK NABATI DANHEWANI LAI NYA

$2.515.575,00

251 AMERIKASERIKAT

JLN. RAYA TRANSSULAWESI,KAWANGKOANBAWA LINGK. 10KEC. AMURANGBARAT KAB. MINSEL

Page 241: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 241

11 PT. JACARBONSULAWESI NO.254/1/IP/PB/PMA/2014

INDUSTRI KIMIA DASARORGANIK YGBERSUMBER DARIHASIL PERTANIAN,INDUSTRI BARANGKIMIA LAINYA

KOREA JLN. RAYA MANADOBITUNG KM. 33.DESA TOTALETE,KEC. KEMA KAB.MINUT

12 PT. PACIFIKRESOURCENO.454/1/IP-PB/PMA/2014 TGL.26FEBRUARI 2014

PERTAMBANGAN BIJIMANGAN

$6.000.000,00

KOREASELATAN

DESA KIAMA KEC.MELONGUANETIMUR KAB. KEP.TALAUT

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 242: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 242

Tabel 2.110. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2013

No. Nama Perusahan Bidang Usaha RencanaInfestasi

RealisasiInvestas Tenaga Kerja Asal Negara Ket

(US$) (US$) WNI WNA1 PT PUTRI POM-POM WISATA TIRTA 1.200.000 $

1.200.000,0012 _ MALAYSIA MANADO

2 PT AIR MANADO NO.474/1/IU/I/PMA/PU/2013

PEMB.INSTALASI,PERPIPAANDAN PENGUSAHAANAIR BERSIH

10.545.770 10.545.770

3 PT. PUNCAK MUSTIKABERSAMA. NO.127/1/IP/I/PMA/2013

JASA AKOMODASI(HOTEL).

23.820.000 23.820.000 _ _ SINGAPORE MANADO

4 PT ANAK INDONESIAMINING NO.1803/I/IP/PMA/2013

PERDAGANGANBESAR

1.120.000 SINGAPORE MANADO.

5 PT FOR EI SHADIA NO.1802/I/IP/PMA/2013

PERDAGANGANBESAR

1.120.000 SINGAPORE MANADO.

6 PT FOREL MEGAMINERAL. NO.1809/I/IP/PMA/2013

PERDAGANGANBESAR

1.120.000 SINGAPORE MANADO.

7 PT RAJA DUNIA NO.419/I/IP-PB/PMA/2013

PERDAGANGANBESAR

$300.000,00

$300,00

KOREA MANADO.

8 PT SARI MELATI KENCANANO.

RESTORAN 1.050.000 _ 147 INGGRIS MANADO.

9 PT. TOZY SENTOSA. NO.204/I/IP/PMA/2013

DEPARTEMEN STORE 3.081.000 _ 130 _ SINGAPORE MANADO.

10 PT. GLOBAL COCONUTNO. 291/I/IP/PMA/2013

INDUSTRIPENGOLAHANKELAPA

3.500.000 _ 200 _ SINGAPORE MINSEL

Page 243: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 243

11 PT. COELACANTH SUISAN.NO. 1772/I/IP/PMA/2013

INDUSTI PEMBEKUANIKAN

2.500.000 JEPANG TOMOHON

12 PT. EAST INDO STEEL NO.1223/I/IP/PMA/2013

INDUSTRIPENGGILINGAN BAJA(STEEL ROLING)

80.000.000 _ 40 5 RR. CHINA MINUT

13 PT. ICELAND DRILLINGINDONESIA. NO.317/I/IP/PMA/2013

JASA PENGEBORANPANAS BUMI.

1.200.000 _ 40 12 BELANDA MINAHASA.

14 PT. KEMINDO CAORESOURCES. NO.239/I/IP/PMA/2013

INDUSTRI KIMIADASAR ANORGANIKKHLOR DAN ALKALIKIMIA DASARANORGANIK LAINYASERTA KAPAUR.

2.800.000 _ 15 10 GABUNGANNEGARA

BOLMONG.

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 244: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 244

Tabel 2.111. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2012

NO. NAMAPERUSAHAAN

BIDANG USAHA RENCANAINVESTASI

( US$ )

REALISASIINVESTASI

( US$ )

TENAGAKERJA

ASALNEGARA

KET.

WNI WNA

1. PT. STARCKYINDONESIA

PENANGKAPAN IKAN BERSIRIP DILAUT DAN INDUSTRIPEMBEKUAN IKAN.

1.130.000 1.130.000 108 - PHILIPINA BITUNGPRODUKSI

2. PT. BOL INDAHUTAMA

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASILPENGOLAHAN KELAPA SAWITLAINNYA

18.122.871 - 1.575 - SINGAPURA BOLMONGSELATAN

KONSTRUKSI

3. PT. SINO GLOBALPERKASA

PERKEBUNAN KELAPASAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASILPENGOLAHAN KELAPA SAWITLAINNYA.

15.554.191 - 1.625 - SINGAPURA BOLMONGKONSTRUKSI

4. PT. GLOBALINTERNATIONALINDAH

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASILPENGOLAHAN KELAPA SAWITLAINNYA.

11.106.482 - 1.120 - SINGAPURA BOLMONGKONSTRUKSI

6. PT. ANUGERAHSULAWESI INDAH

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASILPENGOLAHAN KELAPA SAWITLAINNYA

21.074.654 - 1.450 - SINGAPURA BOLMONGKONSTRUKSI

7. PT. BOLMONGINDAH PERKASA

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASIL

20.738.921 - 1.710 - SINGAPURA BOLMONGKONSTRUKSI

Page 245: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 245

PENGOLAHAN KELAPA SAWITLAINNYA

8. PT. IZZI ASIAPLANTATION

PERKEBUNAN KELAPA SAWITDAN INDUSTRI MINYAK KASAR(MINYAK MAKAN ) DARI NABATI

19.897.453 - 1.562 - SINGAPURA MINAHASAKONSTRUKSI

9. PT. IZZI GLOBALPLANTATION

PERKEBUNAN KELAPA SAWITDAN INDUSTRI MINYAK KASAR(MINYAK MAKAN) DARI NABATI

17.834.223 - 1.405 - SINGAPURA MINAHASATENGGARA

KONSTRUKSI

10. PT. CAVRONGLOBAL

INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIKYANG BERSUMBER DARI HASILPERTANIAN

613.000 - 12 - SINGAPURA MINAHASAUTARA

KONSTRUKSI

11. PT. MATAHARIDEPARTMENTSTORE, TBK

PERDAGANGAN ECERAN SKALABESAR(DEPARTMENT STORE)

17.272.950 17.272.950 149 - ? MANADOPRODUKSI

JUMLAH 148.344.745 23.402.950 11.116 -

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 246: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 246

Tabel 2.112. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2011

NO. NAMAPERUSAHAAN

BIDANG USAHA RENCANAINVESTASI

( US$ )

REALISASIINVESTASI

( US$ )

TENAGAKERJA

ASAL NEGARA KET.

WNI WNA

1. PT. BIJI SESAWIPERKASA

PERKEBUNAN KELAPASAWIT DAN INDUSTRIMINYAK KASAR( MINYAK MAKAN ) DARINABATI

42.000.000 - 2050 - SINGAPURA BOLMONGSELATAN

KONSTRUKSI

2. PT. KAHAYANBENTANG SAWIT

PERKEBUNAN KELAPASAWIT DAN INDUSTRIMINYAK KASAR(MINYAK MAKAN) DARINABATI

58.800.000 - 1803 - SINGAPURA BOLMONGSELATAN

KONSTRUKSI

3. PT. ANUGERAHTIMPAH INDAH

PERKEBUNAN KELAPASAWIT DAN INDUSTRIMINYAK KASAR( MINYAK MAKAN ) DARINABATI

46.200.000 - 2295 - SINGAPURA BOLMONGSELATAN

KONSTRUKSI

4. PT. BUMISULAWESIPERSADAMINING

PERTAMBANGAN NIKEL DANEMAS

2.000.000 - 50 - HONGKONG/ RRC BOLMONGKONSTRUKSI

5. PT. SAMUDERAMEGAHINDONESIA

PENANGKAPAN IKAN DANINDUSTRI PENGOLAHANIKAN

1.335.000 - 206 - PHILIPINA BITUNGKONSTRUKSI

6. PT.PERTAMBANGANBUMIINDONESIA

PERTAMBANGAN EMAS DANPERAK SERTA NIKEL

1.995.349 - 100 - HONGKONG/RRC BOLMONGKONSTRUKSI

7. PT. INDUSTRI KIMIA DASAR 400.000 400.000 20 - KOREA SELATAN MINAHASA

Page 247: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 247

CARBONTECHINDONESIA

ORGANIC YANGBERSUMBER DARI HASILPERTANIAN DAN MESINUNTUK KEPERLUAN UMUM

SELATANPRODUKSI

8. PT. ZUGINDUSTRIINDONESIA

JASA PELAKSANAKONSTRUKSI,PEMBANGKITAN TENAGALISTRIK, INDUSTRI BARANGTANGKI, TENDON AIR DANWADAH DARI LOGAM SERTAPERDAGANGAN BESAR

1.900.000 - 55 - TAIPEI BITUNGKONSTRUKSI

9.

1

PT. TENAGALISTRIK KEMA

2

PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA UAP

3

80.280.000

4

-

5

140

6

-

7

RRC

8

MINAHASAKONSTRUKSI

9

10. PT. ARAFURAMANDIRISEMANGAT

PERTAMBANGAN EMAS 610.000 - 100 - AUSTRALIA BOLMONGKONSTRUKSI

11. PT. TAMBANGTONDANONUSAJAYA

PERTAMBANGAN EMAS 120.100.000 97.988.176 - - SINGAPURA MINAHASAPRODUKSI

12 PT. MEARESSOPUTANMINING

PERTAMBANGAN EMAS 182.000.000 203.548.991(REALISASIMELEBIHIRENCANA)

- - SINGAPURA MINAHASAPRODUKSI

13 PT.AQUASPORTSINDONESIA

JASA AKOMODASI( COTTAGE ) DAN WISATATIRTA

750.000 750.000 32 THAILAND/SINGAPURA

BITUNGPRODUKSI

14 PT. MULTINABATISULAWESI

PEMBANGKITAN TENAGALISTRIK

11.250.000 11.250.000 42 - INGGRIS BITUNGPRODUKSI

Page 248: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 248

15 PT. BAKRI CONO JASA AKOMODASI (COTTAGE ) DAN JASAPERSEWAAN DAN SEWAGUNA USAHA TANPA HAKOPSI ALAT REKREASI DANOLAHRAGA

850.000 850.000 38 - ARAB SAUDI/INGGRIS

BITUNGPRODUKSI

16 PT. SINAR JAYABASAAN

INDUSTRI PEMBEKUAN IKANDAN BIOTA AIR LAINNYA

400.000 400.000 40 - MALAYSIA MINAHASATENGGARAPRODUKSI

17 PT. MULTINABATISULAWESI

INDUSTRI MINYAK MAKANDAN LEMAK NABATI DANHEWANI LAINNYA

33.442.675 33.442.675 45 - INGGRIS/SINGAPURA BITUNGPRODUKSI

18 PT. AVOCETMININGSERVICES

JASA PERTAMBANGAN 600.000 600.000 50 - INGGRIS MANADOPRODUKSI

19 PT. KALASEY RESTORAN, JASAAKOMODASI( HOTEL ) DAN WISATAAGRO

2.000.000 180.300 80 - SINGAPURA MINAHASAUTARA

KONSTRUKSI

20 PT. SILADENISLAND RESORTAND SPA

JASA AKOMODASI ( HOTEL ) 2.000.000 - 21 - ITALIA MANADOKONSTRUKSI

21 PT. J.RESOURCESMININGSERVICES

JASA PERTAMBANGAN 600.000 600.000 50 - INGGRIS MANADOPRODUKSI

22 PT. BOLMONGTIMURPRIMANUSARESOURCES

PERTAMBANGAN LOGAMEMAS DAN MINERALPENGIKUTNYA

1.000.000 - 30 - SINGAPURA BOLTIMKONSTRUKSI

Page 249: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 249

23 PT. ENJEKEFERRONUSA

PERTAMBANGAN EMAS 3.950.000 1.389.247 120 - CHINA MINAHASATENGGARA

KONSTRUKSI

24 PT. INOBONTOINDAH PERKASA

PERKEBUNAN BUAHKELAPA SAWIT DANINDUSTRI MINYAK MAKANKELAPA SAWIT SERTA HASILPENGOLAHAN KELAPASAWIT LAINNYA.

33.330.495 495.203 1.803 - SINGAPURA BOLMONGKONSTRUKSI

25 PT. DIONPUTERABINTANG

PEMBANGUNAN SERTAPENGELOLAAN APARTEMENDAN GEDUNGPERKANTORAN

18.600.000 - 20 - SINGAPURA MANADOKONSTRUKSI

26 PT. MIKGROMETAL PERDANA

PERTAMBANGAN BIJIH BESI 2.800.000 280.000 300 - CHINA MINAHASAUTARA

KONSTRUKSI27 PT. SMARTFREN

TELECOM TBK.PENYELENGGARAANJARINGAN LOCAL TANPAKABEL DENGAN MOBILITASTERBATAS DAN JASATELEPONI DASAR

4.909.000 - 11 - UNI EMIRAT ARAB MANADOKONSTRUKSI

JUMLAH 654.102.519 318.131.917 9501 -

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 250: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 250

Tabel 2.113. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2010

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANGUSAHA

RENCANAINVESTASI US$

REALISASI/TAHUN (US$)

2010

LOKASI ASALNEGARA KET

1. PT. LEIGHTONCONTRACTORS INDONESIA

JASA PERTAMBANGAN 19.150.000 19.150.000 MINUT SINGAPURA PRODUKSI

2. PT. NUSANTARA SKIP JACKINTERNATIONAL INDONESIA

INDUSTRI PEMBEKUANDAN BIOTA PERAIRANLAINNYA.

1.000.000 MANADO PHILLIPINA KONSTRUKSI

3. PT. TRIKARYA INVESTAMASEDAYA

PENANGKAPAN IKAN,INDUSTRI PENGOLAHANIKAN DA BIOTA PERAIRANLAINNYA

20.000.000 BITUNG GABUNGANNEGARA

KONSTRUKSI

4. PT. SAMUDERA RAYAPASIFIK INDAH

PENANGKAPAN IKAN 18.600.000 BITUNG GABUNGANNEGARA

KONSTRUKSI

5. PT. SITARO MITRA ABADI JASA AKOMODASI( HOTEL )

10.000.000 MINAHASA GABUNGANNEGARA

KONSTRUKSI

6. PT.KASIVER WISATA TIRTA 250.000 MINAHASA GABUNGANNEGARA

KONSTRUKSI

7. PT. PENTA VALENT PERDAGANGAN BESAR (DISTRIBUTOR UTAMA DANIMPOR )

252.700 252.700 MANADO - PRODUKSI

JUMLAH 69.252.700 19.402.700Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 251: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 251

Tabel 2.114. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2009

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANGUSAHA

RENCANAINVESTASI US$

LOKASI ASALNEGARA KET

1.PT ALAMNUSA POWER PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGA

AIR DAN MINIHYDRO.28.200.000,- MINAHASA INGGRIS KONSTRUKSI

2. PT. BUNAKEN ISLAND RESORT. JASA AKOMODASI (COTTAGE). 300.000,- MANADO. BELANDA PRODUKSI

3PT MITRA ALIGA LISKON PERKEBUNAN PISANG ABACA,

SHORGUM MANIS SERTAPERDAGANGAN IMPOR.

2.250.000,- MINAHASATENGGARA

AMERIKASERIKAT

PRODUKSI

4PT RD PACIFIC INTERNATIONAL PENANGKAPAN IKAN TERPADU

DENGAN INDUSTRY PENGOLAHANDAN PENGAWETAN IKAN SERTABIOTA PERAIRAN LAINNYA.

12.700.000,- BITUNG PHILIPINA KONSTRUKSI

5PT SINAR PURE FOODSINTERNATIONAL

INDUSTRI PENGALENGAN IKAN,PEMBEKUAN IKAN DANPENGOLAHAN IKAN LAINNYA.

3.170.867,- BITUNG PHILIPINA PRODUKSI

6PT SAUDI FARM BUDI DAYA PALAWIJA DAN

PERDAGANGAN3.000.000,- BOLMONG ARAB

SAUDIKONTRUKSI

7 PT RASA RAJA JASA AKOMODASI (COTTAGE) 1.500.000,- MINAHASA BELANDA KONTRUKSI

8 PT NUSANTARA COCO PRIMA INDUSTRY KIMIA DASAR ORGANICYG BERSUMBER DARI HASILPERTANIAN DAN PENGOLAHANSABUT KELAPA.

700.000,- MINAHASA CHINA KONTRUKSI

9 PT NEW PLACE TOUR & TRAVEL BIRO PERJALANAN WISATA 400.000,- MANADO TAIWAN KONSTRUKSI

10 PT TITAN PRIMECOREINTERGROUP INTERNATIONAL.

PENANGKAPAN IKAN TERPADUDENGAN INDUSTRY PENGOLAHANIKAN.

1.335.000,- BITUNG PHILIPINA/CHINA

KONSTRUKSI

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 252: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 252

Tabel 2.115. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2008

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANGUSAHA

RENCANAINVESTASI

US$

LOKASI ASALNEGARA KET

1. PT. TONG CHANG MININGINDONESIA.

JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN UMUM.

8.650.000 MINUT &BOLMONG

CHINA KONSTRUKSI

2 PT CELEBES SEA INDUSTRI PEMBEKUANIKAN/BIOTA PERAIRAN LAINNYASERTA BUAH2AN DAN SAYURAN.

500.000 MINUT BELANDA KONSTRUKSI

3 PT CONOKAINTERNATIONAL

PERDAGANGAN EKSPORT DANIMPORT

250.000 MANADO DENMARK KONSTRUKSI

4 PT MULTI NABATISULAWESI

PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGABIOMASSA

7.850.000. BITUNG INGGRIS KONSTRUKSI

5. PT. LKY SEA FOODINDONESIA

INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN DANBIOTA PERAIRAN LAINNYA.

800.000 BITUNG KOREA KONSTRUKSI

6 PT MULTI NABATISULAWESI

INDUSTRI MINYAK MAKAN(MINYAK KASAR) DARI NABATI

5.050.000 BITUNG INGGRIS KONSTRUKSI

7. PT OCEAN ROVERCRUISES

PENYEDIAAN SARANA WISATATIRTA.

500.000 MANADO AUSTRALIA KONSTRUKSI

8 PT TITAN PRIMECOREINTERGROUP

INTERNATIONAL

PERDAGANGAN EKSPOR DANIMPOR.

250.000 BITUNG PHILIPINA& RR CHINA

KONSTRUKSI

9 PT CARGIL INDONESIA INDUSTRI MINYAK KASAR DARINABATI.

16.000.000 MINSEL PHILIPINA PRODUKSISEBAGAI

REALISASI DARITHN SBLMNYA

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 253: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 253

Tabel 2.116. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2007

NO NAMA PERUSAHAANBIDANG USAHA

RENCANAINVESTASI

US$

REALISASITAHUN (US$)

2007

KET

1 PT. EURO DIVERS INDONESIA Perdgan bsar import danjasa rekreasi

200.000 200.000 ItaliaMinahasaProduksi

2 PT ANALISA ASAP DAPUR WAKTURINTEK

Jasa konsultanmanajemen bisnis

250.000 50.000 BelandaMINUT

konstruksi

3 PT CHIAPPINI Jasa akomodasi (cottage)rekreasi (wisata tirta)

2.400.000 ItaliaMinut

4 PT MANADO KORIN PARADISE Jasa akomodasi (hotel)dan lap. golf

4.500.000 200.000 KORSELMINUT

konstruksi5 PT SULAWESI BAHARI Jasa akomodasi dan jasa

rekreasi500.000 Belanda

Manado

6 PT LATIVI MEDYA KARYA Penyiaran TV swasta 510.718 InggrisManado

7 PT PETRO ANDALAN NUSANTARA Perdagangan besar dabpergudangan

10.252.600 205.052 SingapureBitung

konstruksi8 PT TANAH WANGKO PARADISE

RESORT*)Jasa akomodasi(cottage)

880.000 17.600 PerancisMinahasakonstruksi

9 PT AVOCET BOLMONG **) Pertambangan Umum 40.846.133 20.423.100 AustraliaBolmongProduksi

10 PT PUNCAK MUSTIKA BERSAMA ***) Hotel 15.000.000 InggrisManado

Konstruksi

Page 254: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 254

11 PT CHAROEN POKPHAND JAYAFARM Industri Ayan Ras 9.327.088 9.327.088 …………

JUMLAH 84.666.539 30.422.840

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 255: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 255

Tabel 2.117. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2006

NO NAMA PERUSAHAANBIDANG USAHA

RENCANAINVESTASI

US$

REALISASI /TAHUN (US$)

2006

KET

1 PT. AIR MANADO Pemb. Instalasi perpipaandan air bersih

8.825.060 - BelandaManadoProduksi

2. PT MIMPI INDAH Jasa akomodasi(cottage)

114.707 - BelandaManado

3. PT TAMAN BAMBU Jasa akomodasi(cottage)

250.000 - BelandaManado

4 PT DIPA PRATAMA PRIMA Jasa akomodasi(Hotel)

380.000 - InggrisMinahasakonstruksi

5 PT SELI Industri pengelolaan ikan 650.000 - ASManado

6 PT LONDON SUMATRA Perkeb kelapa sawit, bijicacao dan industriminyak kelp & nabati

1.937.045 - IngggrisMinahasaProduksi

7 PT AIR MINAHASA SELATAN Pemb. Dan pengusahaanair bersih

650.000 - BelandaMinsel

Produksi8 PT AIR TOMOHON Pemb. Dan pengusahaan

air bersih650.000 - Belanda

TomohonProduksi

9 PT CARREFOUR Pemb.& pusat pertokaan&Shopping centre danrestoran

25.100.000 - BelandaManadoProduksi

10 PT NUSA TONGKAINA WISATATIRTA

Jasa rekreasi (wisataTirta)

175.000 - BelandaManadoProduksi

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 256: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 256

Tabel 2.118. Investasi Penanaman Modal Asing di Sulawesi Utara tahun 2005

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANGUSAHA

RENCANAINVESTASI

US$

REALISASI/ TAHUN

(US$)2005

KET

1. PT. ANDREW FOOD MACHINERY INDUSTRI ROTIDANSEJENISNYA

220.000 - PHILIPINAMANADO

TIDAK AKTIF2. PT. BUNAKEN BAHARI

INDONESIAJASA WISATATIRTA

225.000 - FIRLANDIAMANADO

PRODUKSI3. PT. ODYSSEA UTAMA JASA REKREASI 100.000 - SINGAPURA

MINUTKONSTRUKSI

4. PT. HINDOLI TIMBUNAN/JASAPERDAGANGAN.

23.000.000 - SINGAPUREMINSELMACET

5. PT. CORAL JUNGLE JASA WISATATIRTA

303.000 - CANADAMINAHASA

MACET6. PT. NORTH SULAWESI WATER

SPORTSJASA REKREASI(WISATA TIRTA)

900.000-

USAMINHASA

KONSTRUKSI7. PT. AGROMARINE PENAGKAPAN/

IKANPENGELOLAHANIKAN DAN ESBALOK

2.520.000-

PHILIPINABITUNG

TIDAK AKTIF

8. PT. SINAR PURE FOODINTERNASIONAL

INDUSTRIPENGELOLAHANDANPENGAWETAN

11.550.000-

PHILIPINABITUNG

PRODUKSI

Page 257: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 257

IKAN.9. PT. AQUA SPORT INDONESIA WISATA TIRTA

(COTTAGE)750.000

-THAILAND

BITUNGKONSTRUKSI

10. PT. KUNAMING GOLD FORTUNE JASAPERTAMBANGANUMUM

500.000-

SINGAPURABOLMONGPINDAH

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Jika dilihat dari asal negara investor di wilayah Sulawesi Utara, penanaman modal asing yang telah melakukankegiatan investasi dan terdaftar secara resmi pada pemerintah Provinsi Sulawesi Utara diuraikan dalam table berikut.

Page 258: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 258

Tabel 2.119. Investasi Penanaman Modal Asing dari Republic Rakyat Tiongkok sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. PERTAMBANGAN BUMI

INDONESIA1.995.349 - PERTAMBANGAN EMAS DAN

PERAK SERTA NIKELKONSTRUKSI(PATUNGAN DENGANHONGKONG)BOLMONG

2. PT. TENAGA LISTRIK KEMA 80.280.000 - PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA UAP

KONSTRUKSIMINAHASA

3. PT. ENJEKE FERRONUSA 3.950.000 1.389.247 PERTAMBANGAN EMAS PRODUKSIMINAHASA TENGGARA

4. PT. MIKGRO METALPERDANA

2.800.000 280.000 PERTAMBANGAN BIJIH BESI PRODUKSIMINAHASA UTARA

5. PT. NUSANTARA COCOPRIMA

700.000 - INDUSTRI KIMIA DASARORGANIK YANGBERSUMBER DARI HASILPERTANIAN DANPENGOLAHAN SABUTKELAPA

KONSTRUKSIMINAHASA

6. PT. TITAN PRIMECOREINTERGROUPINTERNATIONAL

1.335.000 - PENANGKAPAN IKANTERPADU DENGANINDUSTRI PENGOLAHANIKAN

KONSTRUKSI(PATUNGAN DENGANPHILIPINA)MANADO

7. PT. INDONESIAHUAHANBANG PETROLEUM

1.250.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN MINYAK

KONSTRUKSI(PATUNGAN DENGAN

Page 259: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 259

EQUIPMENT DAN GAS BUMI SERTAPERDAGANGAN EKSPORDAN IMPOR

TAIPEI)SANGIHE

8. PT. INDO CHINA WORLD 1.000.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN MINYAKDAN GAS BUMI

KONSTRUKSI/PERLUASAN(PATUNGAN DENGANTAIPEI)BITUNG

9. PT. TONG CHANG MININGINDONESIA

8.650.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN UMUM

KONSTRUKSIMINUT & BOLMONG

10 PT. FUTENG RESOURCESDEVELOPMENT

1.500.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN UMUMSERTA PERDAGANGANEKSPOR DAN IMPOR

KONSTRUKSIBOLMONG

JUMLAHSumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 260: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 260

Tabel 2.120. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Korea Selatan sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. CARBONTECH INDONESIA 400.000 400.000 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK

YANG BERSUMBER DARI HASILPERTANIAN DAN MESIN UNTUKKEPERLUAN UMUM

PRODUKSIMINAHASASELATAN

2. PT. TENAGA LISTRIK AMURANG 145.419.000 - PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PRODUKSIMINSEL

3. PT. MANADO KORIN PARADISE 4.500.000 800.000 JASA AKOMODASI (HOTEL) DANLAPANGAN GOLF

KONSTRUKSIMINUT

1. PT.LKY SEA FOOD INDONESIA 800.000 - INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN DANBIOTA PERAIRAN LAINNYA

KONSTRUKSIBITUNG

2. PT. SEVEN STAR INDONESIA 3.750.000 - PEMBANGUNAN SERTAPENGUSAHAAN PERUMAHAN DANGEDUNG PERKANTORAN

KONSTRUKSIMANADO

3. PT. SEVEN MINING 1.700.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN UMUM

KONSTRUKSIMANADO

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 261: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 261

Tabel 2.121. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Australia sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. ARAFURA MANDIRI SEMANGAT 610.000 200.000 PERTAMBANGAN EMAS KONSTRUKSI

BOLMONG

2. PT. OCEAN ROVER CRUISES 500.000 100.000 PENYEDIAAN SARANA WISATATIRTA

KONSTRUKSIMANADO

3. PT. MG KAILIS INDONESIA 500.000 20000 INDUSTRI PEMBEKUANIKAN/HASIL LAUT

KONSTRUKSIMANADO

4. PT. AVOCET BOLMONG 40.846.133 40.846.133 PERTAMBANGAN UMUM PRODUKSIBOLMONG

JUMLAH 42.456.133 40.846.133

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 262: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 262

Tabel 2.122. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Inggris sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. MULTI NABATI SULAWESI 11.250.000 11.250.000 PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK PRODUKSI

(PATUNGANDENGAN ARABSAUDI)BITUNG

2. PT. BAKRIE CONO 850.000 850.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) &JASA PERSEWAAN & SEWA GUNAUSAHA TANPA HAK OPSI ALATREKREASI & OLAHRAGA

PRODUKSIBITUNG

3. PT. MULTI NABATI SULAWESI 33.442.675 - INDUSTRI MINYAK MAKAN DANLEMAK NABATI & HEWANI LAINNYA

KONSTRUKSIBITUNG

4. PT. J. RESOURCES MININGSERVICES

600.000 600.000 JASA PERTAMBANGAN PRODUKSIMANADO

5. PT. MG KAILIS INDONESIA 500.000 - INDUSTRI PEMBEKUANIKAN/HASIL LAUT

KONSTRUKSIMANADO

6. PT. AVOCET BOLMONG 40.846.133 40.846.133 PERTAMBANGAN UMUM PRODUKSIBOLMONG

7. PT. ALAMNUSA POWER 28.200.000 - PEMBANGKITAN LISTRIK TENAGAAIR DAN MINIHYDRO

KONSTRUKSIMINAHASA

8. PT. LATIVI MEDIA KARYA 510.718 - PENYIARAN TV SWASTA PRODUKSIMANADO

1 2 3 4 5 69. PT. PUNCAK MUSTIKA BERSAMA 15.000.000 13.500.000 HOTEL PRODUKSI

MANADO

Page 263: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 263

10. PT. DIPA PRATAMA PRIMA 380.000 153.000 JASA AKOMODASI( HOTEL )

KONSTRUKSIMINAHASA

11. PT. LONDON SUMATERA 1.937.045 1.937.045 PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BIJICACAO DAN INDUSTRI

PRODUKSIMINAHASA

12. PT. ADVOCET MINING SERVICES 250.000 250.000 JASA PERTAMBANGAN UMUM KONSTRUKSIBOLMONG

JUMLAH 145.819.000 400.000

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 264: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 264

Tabel 2.123. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Philipines sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. STARCKY INDONESIA 1.130.000 1.130.000 PENANGKAPAN IKAN BERSIRIP DI

LAUT DAN INDUSTRI PEMBEKUANIKAN

PRODUKSIBITUNG

2. PT. INTERNATIONAL ALLIANCEFOOD INDONESIA

5.000.000 5.000.000 INDUSTRI PENGOLAHAN DANPENGAWETAN IKAN DAN BIOTA AIR(BUKAN UDANG) DALAM KALENGSERTA BIOTA AIR LAINNYA

PRODUKSIBITUNG

3. PT. SAMUDERA MEGAH INDONESIA 1.335.000 - PENANGKAPAN IKAN DANINDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

KONSTRUKSIBITUNG

4. PT. NUSANTARA SKIP JACKINTERNATIONAL INDONESIA

1.000.000 - INDUSTRI PEMBEKUAN DAN BIOTAPERAIRAN LAINNYA

KONSTRUKSIBITUNG

5. PT. R.D PACIFIC INTERNATIONAL 12.700.000 - PENANGKAPAN IKAN TERPADUDENGAN INDUSTRI PENGOLAHANDAN PENGAWETAN IKAN SERTABIOTA PERAIRAN LAINNYA

KONSTRUKSIBITUNG

6. PT. SINAR PURE FOODSINTERNATIONAL

3.170.867 - INDUSTRI PENGALENGAN IKAN,PEMBEKUAN IKAN DANPENGOLAHAN IKAN LAINNYA

PRODUKSIBITUNG

7. PT. TITAN PRIMECOREINTERGROUP INTERNATIONAL

1.335.000 - PENANGKAPAN IKAN TERPADUDENGAN INDUSTRI PENGOLAHANIKAN

KONSTRUKSIPATUNGANDENGAN CHINABITUNG

Page 265: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 265

8. PT. MITRA JAYA SAMUDERA 1.330.000 - INDUSTRI PENGASAPAN DANPEMBEKUAN IKAN SERTAINDUSTRI KAPAL

KONSTRUKSIBITUNG

9. PT. CARGILL INDONESIA 16.000.000 19.038.274 INDUSTRI MINYAK KASAR DARINABATI

PRODUKSIMINAHASASELATAN

JUMLAH 43.000.867 25.168.274Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Tabel 2.124. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Malaysia sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. SINAR JAYA BASAAN 400.000 400.000 INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN DAN

BIOTA AIR LAINNYAPRODUKSIBITUNG

2. PT. TENAGA LISTRIK AMURANG 145.419.000 - PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PRODUKSIMINSEL

JUMLAH 145.819.000 400.000Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 266: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 266

Tabel 2.125. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Singapore sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. BOL INDAH UTAMA 18.122.871 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,

INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPASAWIT SERTA HASIL PENGOLAHANKELAPA SAWIT LAINNYA

KONSTRUKSIBOLMONGSELATAN

2. PT. SINO GLOBAL PERKASA 15.554.191 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPASAWIT SERTA HASIL PENGOLAHANKELAPA SAWIT LAINNYA

KONSTRUKSIBOLMONG

3. PT. GLOBAL INTERNATIONALINDAH

11.106.482 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPASAWIT SERTA HASIL PENGOLAHANKELAPA SAWIT LAINNYA.

KONSTRUKSIBOLMONG

4. PT. ANUGERAH SULAWESI INDAH 21.074.654 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPASAWIT SERTA HASIL PENGOLAHANKELAPA SAWIT LAINNYA

KONSTRUKSIBOLMONG

5. PT. BIJI SESAWI PERKASA 42.000.000 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DANINDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAKMAKAN) DARI NABATI

KONSTRUKSIBOLMONG

6. PT. KAHAYAN BENTANG SAWIT 58.800.000 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DANINDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAKMAKAN) DARI NABATI

KONSTRUKSIBOLMONGSELATAN

7. PT. ANUGERAH TIMPAH INDAH 46.200.000 - PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DANINDUSTRI MINYAK KASAR (MINYAK

KONSTRUKSIBOLMONG

Page 267: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 267

MAKAN) DARI NABATI SELATAN

8. PT. TAMBANG TONDANOPNUSAJAYA

120.100.000 97.988.176 PERTAMBANGAN EMAS PRODUKSIMINAHASA

9. PT. MEARES SOPUTAN MINING 182.000.000 203.548.991 PERTAMBANGAN EMAS PRODUKSI(REALISASIMELEBIHIRENCANA)MINAHASA

10. PT. AQUASPORTS INDONESIA 750.000 750.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) DANWISATA TIRTA

PRODUKSIBITUNG

11. PT. MULTI NABATI SULAWESI 33.442.675 - INDUSTRI MINYAK MAKAN DANLEMAK NABATI DAN HEWANILAINNYA

KONSTRUKSIBITUNG

12. PT. KALASEY 2.000.000 180.300 RESTORAN, JASA AKOMODASI(HOTEL) DAN WISATA AGRO

PRODUKSIMINAHASAUTARA

13. PT. BOLMONG TIMUR PRIMANUSARESOURCES

1.000.000 - PERTAMBANGAN LOGAM EMAS DANMINERAL PENGIKUTNYA

KONSTRUKSIBOLTIM

14. PT. INOBONTO INDAH PERKASA 33.330.495 495.203 PERKEBUNAN KELAPA SAWIT,INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPASAWIT SERTA HASIL PENGOLAHANKELAPA SAWIT LAINNYA

PRODUKSIBOLMONG

15. PT. DION PUTERA BINTANG 18.600.000 - PEMBANGUNAN SERTAPENGELOLAAN APARTEMEN DANGEDUNG PERKANTORAN

KONSTRUKSIMANADO

Page 268: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 268

16. PT. LEIGHTON CONTRACTORSINDONESIA

19.150.000 19.150.000 JASA PERTAMBANGAN PRODUKSIMINUT

17. PT. SALIM IVOMAS PRATAMA 39.761.000 - INDUSTRI MINYAK KASAR DANLEMAK DARI NABATI, INDUSTRIKIMIA DASAR ORGANIK YANGBERSUMBER DARI HASILPERTANIAN SERTA PERDAGANGANBESAR (DISTRIBUTOR UTAMA),EKSPOR DAN IMPOR

PRODUKSIBITUNG

18. PT. SIG ASIA 500.000 - INDUSTRI PEMBEKUAN IKAN KONSTRUKSIBITUNG

19. PT. PETRO ANDALAN NUSANTARA 10.252.600 205.052 PERDAGANGAN BESAR DANPERGUDANGAN

KONSTRUKSIBITUNG

20. PT. ODYSSEA UTAMA 100.000 - INDUSTRI ROTI DAN SEJENISNYA KONSTRUKSIMINUT

JUMLAH 673.844.968 322.317.722

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 269: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 269

Tabel 2.126. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Itali sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT.SILADEN ISLAND RESORT AND

SPA2.000.000 - JASA AKOMODASI ( HOTEL ) KONSTRUKSI

MANADO

2. PT. TENAGA LISTRIK AMURANG 145.419.000 - PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PRODUKSIMINSEL

JUMLAH 147.419.000 -

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 270: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 270

Tabel 2.127. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Uni Emirat Arab sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. SMARTFREN TELECOM TBK. 4.909.000 - PENYELENGGARAAN JARINGAN

LOKAL TANPA KABEL DENGANMOBILITAS TERBATAS & JASATELEPONI DASAR

KONSTRUKSIMANADO

2. PT. BAKRI CONO 850.000 850.000 JASA AKOMODASI (COTTAGE) &JASA PERSEWAAN & SEWA GUNAUSAHA TANPA HAK OPSI ALATREKREASI & OLAHRAGA

PRODUKSIBITUNG

3. PT. SAUDI FARM 3.000.000 - BUDIDAYA PALAWIJA &PERDAGANGAN

KONSTRUKSIBOLMONG

JUMLAH 8.759.000 850.000

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 271: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 271

Tabel 2.128. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Amerika Serikat sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. MITRA ALIGA LISKON 2.250.000 - PERKEBUNAN PISANG ABACA,

SHORGUM MANIS SERTAPERDAGANGAN IMPOR

PRODUKSIMITRA

2. PT. MOBILE—8 TELECOM TBK 5.800.000 - PENYELENGGARAAN JARINGANTETAP LOKAL TANPA KABELDENGAN MOBILITAS TERBATAS &JASA TELEPONI DASAR.

KONSTRUKSIMANADO

3. PT. SELI 650.000 - INDUSTRI PENGELOLAAN IKAN KONSTRUKSIMANADO

4. PT. NORTH SULAWESI WATERSPORT

900.000 240.000 JASA REKREASI (WISATA TIRTA) KONSTRUKSIMINAHASA

5 PT. BARAMULIA WAHANA BAHARI 400.000 400.000 JASA AKOMODASI PRODUKSIMINUT

JUMLAH 10.000.000 640.000

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 272: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 272

Tabel 2.129. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Belanda sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT.BUNAKEN ISLAND RESORT 300.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE) PRODUKSI

MANADO

2. PT. RASA RAJA 1.500.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE) KONSTRUKSIMINAHASA

3. PT. CELEBES SEA 500.000 - INDUSTRI PEMBEKUANIKAN/BIOTA PERAIRAN LAINNYASERTA BUAH-BUAHAN & SAYURAN

KONSTRUKSIMINUT

4. PT. ANALISA ASAP DAPUR WAKTURINTEK

250.000 80.000 JASA KONSULTAN MANAJEMENBISNIS

KONSTRUKSIMINUT

5. PT. SULAWESI BAHARI 500.000 - JASA AKOMODASI DAN JASAREKREASI

KONSTRUKSIMANADO

6. PT. AIR MANADO 8.825.060 8.825.060 PEMBANGUNAN INSTALASI & AIRBERSIH

PRODUKSIMANADO

7. PT. TAMAN BAMBU 250.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE) KONSTRUKSIMANADO

8. PT. AIR MINAHASA SELATAN 650.000 650.000 PEMBANGUNAN DANPENGUSAHAAN AIR BERSIH

PRODUKSIMINSEL

9. PT. CARREFOUR 25.100.000 25.100.000 PEMBANGUNAN DAN PUSATPERTOKOAN & SHOPPING CENTRE& RESTORAN

PRODUKSOMANADO

10. PT. NUSA TONGKAINA WISATATIRTA

175.000 175.000 JASA REKREASI (WISATA TIRTA) PRODUKSIMANADO

Page 273: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 273

11. PT. EMPAT IKAN 400.000 400.000 JASA AKOMODASI PRODUKSIMANADO

JUMLAH 38.450.060 35.230.060

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 274: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 274

Tabel 2.130. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Perancis sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. TANAHWANGKO PARADISE

RESORT *)880.000 - JASA AKOMODASI (COTTAGE KONSTRUKSI

MINAHASAJUMLAH 800.000 -

*) Perubahan dari SP Tahun 2007

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 275: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 275

Tabel 2.131. Investasi Penanaman Modal Asing dari Negara Taipei sd. 2014

NO. NAMA PERUSAHAAN INVESTASI (US$) SEKTOR/ BIDANG USAHA KETERANGAN

RENCANA REALISASI1. PT. ZUG INDUSTRI INDONESIA 1.900.000 - JASA PELAKSANA KONSTRUKSI,

PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK,INDUSTRI BARANG TANGKI,TENDON AIR DAN WADAH DARILOGAM SERTA PERDAGANGANBESAR

KONSTRUKSIBITUNG

2. PT. INDONESIA HUAHANBANGPETROLEUM EQUIPMENT

1.250.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGAN MINYAK DAN GASBUMI SERTA PERDAGANGANEKSPOR DAN IMPOR

KONSTRUKSI(PATUNGANDENGAN CHINA)SANGIHE

3. PT. INDO CHINA WORLD 1.000.000 - JASA PENUNJANGPERTAMBANGANMINYAK DAN GASBUMI

KONSTRUKSI(PATUNGANDENGAN CHINA)SANGIHE

JUMLAH 4.150.000 -Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , diolah 2014

Page 276: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 276

2.3.2.2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai sumberdomestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional.Disatu pihak, ia mencerminkan permintaan efektif, dilain pihak iamenciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Prosespenanaman modal ini menghasilkan output nasional dalam berbagaicara. Investasi dibidang barang modal tidak hanya meningkatkanproduksi tetapi juga meningkatkan tenaga kerja. Pembentukan ataupenanaman modal ini akan membawa menuju kearah kemajuanteknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearahspesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Jadi, PMDNmenghasilakn kenaikan besarnya output nasional, pendapatan danpekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neracapembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utangluar negeri. Sumber yang dapat diarahkan untuk pembentukan modalialah kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi,penggalakan tabungan, pendirian lembaga keuangan, menggerakkansimpanan emas, meningkatkan keuntungan, langkah-langkah fiskaldan moneter dan sebagainya. Sumber domestik yang paling efektifyaitu tabungan. Tabungan pemerintah dan masyaarakat sangatpenting dalam pembentukan modal.

Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No.25 Tahun 1997 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanammodal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesiayang dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri adalahperseorangan warga negara indonesia, badan usaha indonesia, negaraRepublik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modaldi wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan modal dalam negeriadalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia,perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yangberbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Penanamanmodal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yangberbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usahaperseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan penanaman modal telah menjadi bagian daripenyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagaiupaya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional danperekonomian daerah. Kegiatan penanaman modal di daerah selamaini sangat berperan penting antara lain dalam meningkatkanpendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja lokal,memberdayakan sumberdaya lokal, meningkatkan pelayanan publik,meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto, sertamengembangkan usaha mikro, kecil, dan koperasi. Upaya daerahuntuk meningkatkan penanaman modal melalui pemberian insentif

Page 277: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 277

dan/atau kemudahan bagi penanam modal tergolong masih rendahbahkan cenderung kontra produktif. Hal tersebut antara lain ditandaidengan banyaknya peraturan daerah tentang pajak dan retribusidaerah serta pungutan-pungutan lainnya yang justru makinmembebani kalangan pelaku usaha termasuk penanam modal yangmengakibatkan daya saing daerah dan nasional di bidang investasimakin menurun

Pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untukpenanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, denganberdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkunganhidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingannasional lainnya. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbukadengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaituperlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usahamikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dandistribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalamnegeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjukpemerintah.

Tabel dibawah ini menggambarkan sejumlah penanaman modaldalam negeri di provinsi Sulawesi Utara selang tahun 2014.

Page 278: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 278

Tabel 2.132. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2014

DATA PERUSAHAN IP PMDN PROPINSI SULAWESI UTARA (JAN - MEI 2014 )NO. NAMA

PERUSAHAANNO.IP ALAMAT

PERUSAHAANNO.

TELEPON

BIDANG USAHA LOKASI PROYEK INVESTASI (RP.JUTA)

TKI

1 PERUSAHAANPERORANGAN LDMART

1/7102/IP/PMDN/2014

KELURAHANTATAARAN DUAKECAMATANTONDANO SELATAN

081287837885

PERDAGANGANECERAN BERBAGAIMACAM BARANGUTAMANYAMAKANAN, MINUMANATAU TEMBAKAU DISUPERMARKET/MINIMARKET

KELURAHANTATAARAN DUAKECAMATANTONDANOSELATAN,KABUPATENMINAHASASULAWESI UTARA

1.770,00 18

2 PT. TRI ANGKASAJAYA

1/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN IRT.04

082199993764

JASA AGENPERJALANAN

LINGKUNGAN IRT.04 KELURAHANPACEDA,KECAMATANMADIDIR, KOTABITUNG, SULAWESIUTARA

1.000,00 2

3 PT. BERKATABADI KORINDO

10/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN I RT.005 RW.002KELURAHANMADIDIRWERU,KECAMATANMADIDIR, KOTABITUNG

(0438) PERDAGANGANUMUM

LINGKUNGAN I RT.005 RW.002KELURAHANMADIDIRWERU,KECAMATANMADIDIR, KOTABITUNG SULAWESIUTARA

1.500,00 4

4 CV BANGUNANPERSADA

11/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN IIRT.011/RW.002KELURAHANWANGURER TIMUR,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG

(0438) JASA KONTRAKTORDAN PERENCANAAN

LINGKUNGAN IIRT.011/RW.002KELURAHANWANGURER TIMUR,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESI

556,4 15

Page 279: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 279

UTARA

5 PT. MAGADAYATANGGUH

119/1/IP/PMDN/2014

JL. DAMAR BLOKF1 NO.3 KAWASANINDUSTRI-DELTASILICON 2, LIPPOCIKARANG, KEL.CIBATU-KEC.CIKARANGSELATAN

(021)89117857

PEMBANGKITTENAGA LISTRIK

PLTU AMURANG,KABUPATENMINAHASASELATAN,SULAWESI UTARA

764.500 50

6 CV ANUGERAHBARU

12/71/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN II RT.011/RW.002,KELURAHANWANGURER TIMUR,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG

(0433) PERDAGANGANUMUM

LINGKUNGAN II RT.011/RW.002,KELURAHANWANGURER TIMUR,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

558.0 4

7 CV. POKOKANGGUR

13/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN III,KELURAHANSAGERAT,KECAMATANMATUARI KOTABITUNG

(0438) PERDAGANGANUMUM

LINGKUNGAN III,KELURAHANSAGERAT,KECAMATANMATUARI KOTABITUNG SULAWESIUTARA

1.000,00 5

8 CV. PUTRAFABIAN

14/7172/IP/PMDN/2014

LNGKUNGAN VRT.23/RT.005,KELURAHANWANGURER BARATKECAMATANMADIDIR KOTABITUNG

(0438) PERDAGANGANUMUM

LNGKUNGAN VRT.23/RT.005,KELURAHANWANGURER BARATKECAMATANMADIDIR KOTABITUNG, SULAWESIUTARA

500.0 2

9 PT. PELAYARANEKANURI INDRAPRATAMA

15/7172/IP/PMDN/2014

JALAN TIMOR RAYANO.1 TANJUNGPRIOK

(021)43904903

ANGKUTAN LAUTINTERNATIONALUMUM TRANPERUNTUK BARANG

RT.01 LINGKUNGAN1, KELURAHANMADIDIR WERU,KECAMATAN

500.0 4

Page 280: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 280

MADIDIR, KOTABITUNG, SULAWESIUTARA

10 PT. LINGSADAKARYA PRATAMA

16/7172/IP/PMDN/2014

JALAN R. BTICALLULINGKUNGAN IIKELURAHANBITUNG TIMURKECAMATANMAESA

(0438)33262

HOTEL BINTANG 2 JALAN R. BTICALLULINGKUNGAN IIKELURAHANBITUNG TIMURKECAMATANMAESA, SULAWESIUTARA

3.764,00 18

11 PT. MADURANUSANTARAMAKMURMANDIRI

17/7172/IP/PMDN/2014

JALAN WALANDAMARAMIS NO.17LINGKUNGAN III,KELURAHANMADIDIR WERU,KECAMATANMADIDIR

(0438)21179

PERDAGANGANBESAR BARANGBEKAS DAN SISA-SISA TAK TERPAKAI(SCRAP)

JALAN WALANDAMARAMIS NO.17LINGKUNGAN III,KELURAHANMADIDIR WERU,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

3.450.5 14

12 CV. ANUGERAHBITUNG BERKAHABADI

18/7172/IP/PMDN/2014

RT.008/RW.002KELURAHANKAKENTURAN I,KECAMATANMAESA

081343190288

PERDAGANGANBARANG DANKONTRAKTORGEDUNG

RT.008/RW.002KELURAHANKAKENTURAN I,KECAMATANMAESA, KOTABITUNG SULAWESIUTARA

620.6 60

13 PT. PUTRA TASIKBANGKA

19/7172/IP/.PMDN/2014

JAGA 6RT.01/RW.06KELURAHANMANEMBO-NEMBOATAS KECAMATANMATUARI

081244837091

KONSTRUKSIGEDUNG TEMPATTINGGAL

JAGA 6RT.01/RW.06KELURAHANMANEMBO-NEMBOATAS KECAMATANMATUARI, KOTABITUNG SULAWESIUTARA

1.000.0 4

14 UD. TWINSCOLLECTION

2/7172/IP/PMDN/2014

KELURAHANWINENET II

085341619596

PERDAGANGANECERAN KHUSUSPAKAIAN, ALAS KAKI

KELURAHANWINENET II, KOTABITUNG SULAWESI

1.000.0 4

Page 281: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 281

DAN BARANG DARIKULIT DI TOKO

UTARA

15 CV. HIKMALSAMUDERA JAYA

20/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGANRT.005,KELURAHANWANGURER UTARA,KECAMATANMADIDIR

081245453994

PERDAGANGANECARAN PAKAIAN,ALAS KAKI DANPELENGKAP PAKAIANBEKAS

LINGKUNGANRT.005,KELURAHANWANGURER UTARA,KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

1.000.0 4

16 CV. SUMBERBERKAT

21/7172/IP/PMDN/2014

PERUM BUMI DIANINDAH BLOK ENO.17 KELURAHANGIRIAN WERU IIKECAMATANGIRIAN

081361601610

KONSTRUKSIGEDUNG TEMPATTINGGAL

PERUM BUMI DIANINDAH BLOK ENO.17 KELURAHANGIRIAN WERU IIKECAMATANGIRIAN KOTABITUNG SULAWESIUTARA

500.0 3

17 CV. SUMBERBERKAT

22/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN IIKELURAHANMADIDIR URE.KECAMATANMADIDIR

(0438)33530

KONSTRUKSIGEDUNG TEMPATTINGGAL

LINGKUNGAN IIKELURAHANMADIDIR URE.KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

960 5

18 PT COMETA CAN 23/7172/IP/PMDN/2014

JL. TELESONICNO.5 KM 8 KEL.PASIR JAYA KEC.JATIUWUNGTANGERANG

021-5908080

INDUSTRI EMBER,KALENG, DRUM DANWADAH SEJENISLOGAM

JALAN VETERAN 54RT 002LINGKUNGAN 003,KLEURAHANGIRIAN BAWAH,KECAMATANGIRIAN, KOTABITUNG SULAWESIUTARA

13.154,00 35

19 UD. CAHAYASAMUDRA

24/7172/IP/PMDN/2014

RT.009LINGKUNGAN IIIKELURAHANPACEDA,

081248520373

PERDAGANGANECERAN PADI DANPALAWIJA

RT.009LINGKUNGAN IIIKELURAHANPACEDA,

1.000.0 6

Page 282: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 282

KECAMATANMADIDIR

KECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

20 PT. MITRAINTERTRANSFORWARDING

25/7172/IP/PMDN/2014

JALAN ALUN-ALUNPRIOK NO.27

(031)3285352

JASA PENGURUSANTRANSPORTASI

JALAN ARNILDMONONUTU NO.7KELURAHANKODOODANKECAMATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

650.0 5

21 PT. COMBULOCINDONESIASURYA

26/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN V,KELURAHANMANEMBO-NEMBO,KECAMATANMATUARI

(0438) INDUSTRI BAHANBANGUNAN DARITANAHLIAT/KERAMIKBUKAN BATU BATADAN GENTENG

LINGKUNGAN V,KELURAHANMANEMBO-NEMBO,KECAMATANMATUARI KOTABITUNG SULAWESIUTARA

500.0 33

22 PT SULUT NAGAMAS JAYA

27/7172/IP/IPDMDN/2014

LIMGKUNGAN 4 RT015 RW 004KELURAHANPACEDAKECANATANMADIDIR

081340170365

PERDAGANGNECERAN ALATTRANSPOTASI AIRDANPERLENGKAPANNYA

LIMGKUNGAN 4 RT015 RW 004KELURAHANPACEDAKECANATANMADIDIR KOTABITUNG SULAWESIUTARA

2.000.0 6

23 CV. BINTANGTIMUR

28/7172/IP/PMDN/2014

JALAN H.WALUKOW RT 003RW 001KELURAHANTANDEKIKECAMATANMATUARI

043837566

PERDAGANGANECERAN ALAT TULIS-MENULIS DANGAMBAR DAN JASAUNTUKL SUATUEVENT TERTENTU

JALAN H.WALUKOW RT 003RW 001KELURAHANTANDEKIKECAMATANMATUARI KOTABITYUNGSULAWESI UTARA

1.000.0 5

Page 283: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 283

24 CV. NEGERO 29/7172/IP/PMDN/2014

JALAN WOLTERMONGINSIDI NO. 1KELURAHANGIRIAN ATASKECAMATANBITUNG

0811435016

KONSTRUKSIGEDUNGPERKANTORAN

JALAN WOLTERMONGINSIDI NO. 1KELURAHANGIRIAN ATASKECAMATANBITUNG KOTABITUNG SULAWESIUTARA

500.0 4

25 PT. PELAYARANALHAM BAHARI

3/7172/IP/PMDN/2014

JALAN H.VWORANG 61LINGKUNGAN IV RT015, KELURAHANKADOODANKECAMTANMADIDIR

043832047

ANGKUTAN LAUTDOMESTIKPELAYARAN RAKYAT

JALAN H.VWORANG 61LINGKUNGAN IV RT015, KELURAHANKADOODANKECAMTANMADIDIR KOTABITUNG

5.000.0 6

26 CV. GABRIELA 30/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN IKELURAHANBITUNG TIMUR,KECAMATANMAESA

085256558255

KONSTRUKSIGEDUNGPERKANTORAN

LINGKUNGAN IKELURAHANBITUNG TIMUR,KECAMATANMAESA KOTABITUNG

500.0 2

27 PT PASIFIK SAKTIBERSAMA

4/7172/IP/PMDN/2014

JALAN RAYAMADIDIR,KELURAHANPACEDAKECAMATANMADIDIR

0438213381

PERDAGANGANBARANG DAN JASA

JALAN RAYAMADIDIR,KELURAHANPACEDAKECAMATANMADIDIR, KOTABITUNG

1.000.0 20

28 PT. ANUGERAHLAUT BIRUCABANG BITUNG

5/7172/IP/PMDN/2014

JALAN BABE PALARNO. 157KELURAHANPACEDA,KECAMATANMADIDIR.

043830277

ANGKUTAN LAUTDOMESTIK UNTUKBARANG

JALAN BABE PALARNO. 157KELURAHANPACEDA,KECAMATANMADIDIR. KOTABITUNG

7.105.0 30

29 PT. ANUGERAHBAHAR JAYA

6/7172/IP/PMDN/2014

RUKO PATETEN NO.B/25 KELURAHAN

0438 PERDAGANGANBESAR HASIL

RUKO PATETEN NO.B/25 KELURAHAN

500.0 3

Page 284: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 284

PATETEN II,KECAMATANAERTEMBAGA

PERIKANAN PATETEN II,KECAMATANAERTEMBAGAKOTA BITUNG

30 PT. TAP TAKE 650/PU/93/2006

JL. KEL LIHULUKEC. LIKUPANGTIMUR KAB/KOTAMINAHASA UTARAPROV. SULAWESIUTARA

PERHOTELAN DANPENUNJANGAKOMODASI

JL. KEL LIHULUKEC. LIKUPANGTIMUR KAB/KOTAMINAHASA UTARAPROV. SULAWESIUTARA

0.0 0

31 CV. PELANGIKASIH

7/7172/IP/PMDN/2014

LINGKUNGAN IKELURAHANTANDURUSAKECAMATANAERTEMBAGA,KOTA BITUNG

043832493

KONSTRUKSIGEDUNG BARANGDAN JASA

LINGKUNGAN IKELURAHANTANDURUSAKECAMATANAERTEMBAGA,KOTA BITUNGSULAWESI UTARA

1.000.0 3

32 PT. PRIMA INTICITRA RASA

8/7172/IP/PMDN/2014

JALAN PIERETENDEAN 89KELURAHAN SARIOUTARAKECAMATAN SARIOKOTA MANADO

0431853071

INDUSTRI PRODUKROTI DAN KUE

JALAN RAYABITUNG - MANADOKELURAHANGIRIAN WERUKECAMATANGIRIAN KOTABITUNG, SULAWESIUTARA

4.500.0 5

33 PT. BENHILMITRA BERSAMA

9/7172/IP/PMDN/2014

PERUM BATASKOTA INDAH A1,KELURAHANSAGERATKECAMATANMATUARI KOTABITUNG

0438 JASA KONTRAKTORDAN PERENCANAAN

PERUM BATASKOTA INDAH A1,KELURAHANSAGERATKECAMATANMATUARI KOTABITUNG SULAWESIUTARA

1.076.0 15

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 285: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 285

Tabel 2.133. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2012

NO. NAMA PERUSAHAAN BIDANG USAHA RENCANAINVESTASI

(RP)

REALISASIINVESTASI

TENAGA KERJA KET

WNI WNA1. PT. ANEKA GAS INDUSTRI

18/1/IP/II/PMDN/2012INDUSTRI KIMIA

DASARANORGANIK GAS

INDUSTRI

110.096.353.000 110.096.353.000 - - MANADOPRODUKSI

2. PT. TRI MUSTIKA COCOMINAESA01/71/IU/II/PMDN/INDUSTRI/201213-03-2012

INDUSTRITEPUNG KELAPA

25.500.000.000 25.500.000.000 - - MINAHASASELATANPRODUKSI

3. PT. BUDI SENTOSA ABADI1/7172/PPM/I/PMDN/201212-01-2012

HASILPERIKANAN

28.000.000.000 - 400 - BITUNGKONSTRUKSI

4. PT. KARYA J2R2/7172/PPM/I/PMDN/201207-03-2012

PENYALUR BBM 3.600.000.000 - 5 - BITUNGKONSTRUKSI

5. PT.JOBROINDO MAKMUR3/7172/PPM/I/PMDN/201214-03-2012

PENYALUR BBM 3.400.000.000 - 20 - BITUNGKONSTRUKSI

6. CV. MEGA PRATAMA4/7172/PPM/I/PMDN/201223-04-2012

JASAKONSTRUKSI

1.000.000.000 - 6 - BITUNGKONSTRUKSI

7. UD. RORONA5/7172/PPM/I/PMDN/201202-04-2012

PEMBIBITANDAN BUDIDAYA

BABI

1.070.000.000 - 4 - BITUNGKONSTRUKSI

Page 286: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 286

8. SERVICE MULIA STAR(PERSEROAN)6/7172/PPM/I/PMDN/201223-04-2012

PERDAGANGANSUKU CADANG

DAN AKSESORISKENDARAAN

2.600.000.000 - 6 - BITUNGKONSTRUKSI

9. PT. METRO REGINA7/7172/PPM/I/PMDN/201223-04-2012

AGENPERJALANAN

WISATA

1.090.000.000 - 9 - BITUNGKONSTRUKSI

10. UD. SUMBER BANGUNAN8/7172/PPM/I/PMDN/201223-04-2012

PERDAGANGANECERANKHUSUS

BARANG DANBAHAN

BANGUNAN, CATDAN KACA DI

TOKO

2.290.000.000 - 10 - BITUNGKONSTRUKSI

11. CV. R.R CAHAYA BERKAT9/7172/PPM/I/PMDN/2012

JASAKONSTRUKSI

1.200.000.000 - 2 - BITUNGKONSTRUKSI

12. CV. JASUMA12/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

1.500.000.000 - 10 - BITUNGKONSTRUKSI

13. PT. HARAPAN JAYA RARON10/7172/PPM/I/PMDN/2012

JASAKONSTRUKSI

1.150.000.000 - 4 - BITUNGKONSTRUKSI

14. PT. RARON SINAR CEMERLANG11/7172/PPM/I/PMDN/2012

JASAPENGURUSAN

TRANSPORTASI

1.250.000.000 - 3 - BITUNGKONSTRUKSI

15. PT. GETRA MITRA USAHA13/7172/PPM/I/PMDN/2012

PERDAGANGANBESAR BAHANBAKAR MINYAK

4.250.000.000 - 10 - BITUNGKONSTRUKSI

Page 287: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 287

16. PT. PATHEMANG RAYA14/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

2.500.000.000 - 35 - BITUNGKONSTRUKSI

17. PT. UNGGUL SEJATI ABADI15/7172/PPM/I/PMDN/2012

INDUSTRI KAPAL 3.000.000.000 - 25 - BITUNGKONSTRUKSI

18. UD. GRACIA16/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

1.100.000.000 - 3 - BITUNGKONSTRUKSI

19. PT. SARI TUNA MAKMUR17/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

1.000.000.000 - 8 - BITUNGKONSTRUKSI

20. PT. DOK KELAPA DUA PERMAI18/7172/PPM/I/PMDN/2012

INDUSTRI KAPAL 20.000.000.000 - 60 - BITUNGKONSTRUKSI

21. PT. GOLDEN BRIDGEINTERNASIONAL19/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

1.200.000.000 - 15 - BITUNGKONSTRUKSI

22. PT. ARTA SAMUDERA PASIFIK20/7172/PPM/I/PMDN/2012

HASILPERIKANAN

59.000.000.000 - 100 - BITUNGKONSTRUKSI

23. CV. TICOALU ENGINERING GROUP21/7172/PPM/I/PMDN/2012

INDUSTRIKAPAL/PERAHUDAN BANGUNAN

TERAPUNG

15.000.000.000 - 60 - BITUNGKONSTRUKSI

24. PT. MACINDO MITRA JAYA22/7172/PPM/I/PMDN/2012

JASATRANSPORTASI

8.000.000.000 - 15 - BITUNGKONSTRUKSI

JUMLAH 297.796.353.000 135.596.353.000 810

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 288: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 288

Tabel 2.134. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2011

NO NAMA PERUSAHAAN/ NO.SP BIDANG USAHA RENCANAINVESTASI

( RP )

REALISASIINVESTASI

TENAGA KERJA KET

WNI WNA1. PT. SULENCO BOHUSAMI

CEMENT151/I/PMDN/1998 JO44/III/PMDN/2008TGL 21 APRIL 2008134/1/IP/III/PMDN/2010TGL 27 DESEMBER 20111

INDUSTRI SEMEN 1.115.000.000.000 50.000.000 504 BOLMONGPRODUKSI

2. PT. BANGUN WENANGBEVERAGES COY1/71/IP/II/PMDN/2011

INDUSTRIMINUMAN ( AIRMINERAL ) DALAMKEMASAN

23.000.000.000 23.000.000.000 56 MINUTPRODUKSI

3. PT. TRIMUSTIKA COCOMINAESA02/71/IP/II/PMDN/2011

INDUSTRITEPUNG KELAPA

23.500.000.000 23.500.000.000 40 MINSELPRODUKSI

4. PT. MANADO PLAZA3/71/IP/PMDN/201115 DESEMBER 2011

JASA AKOMODASI( HOTEL )

14.050.000.000 14.050.000.000 40 MANADOPRODUKSI

5. PT. AGRO MAKMUR RAYA36/I/PMDN/200229 APRIL 200243/III/PMDN/200318 MARET 200363/III/PMDN/200402 JUNI 2004103/III/PMDN/200419 AGUSTUS 20041/7172/IP/II/PMDN/201127 OKTOBER 2011

INDUSTRI MINYAKMAKAN & LEMAKDARI NABATISERTA KIMIADASAR ORGANIKYANGBERSUMBERDARIHASIL PERTANIAN

57.542.000.000 57.542.000.000 230 7 BITUNGPRODUKSI

Page 289: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 289

6. PT. DIKSA BINTANG MAKAWIDEY07/7172/PPM/I/PMDN/201125 NOVEMBER 2011

RESORT 17.484.080.726 - 74 - BITUNG

7. PT. JANUR KAWANUA INDONESIA05/7172/PPM/I/PMDN/201118 NOVEMBER 2011

INDUSTRITEPUNG KELAPADAN PATI

9.241.300.000 9.241.300.000 317 - BITUNGPRODUKSI

8. PT. MANADOMINA CITRATARUNA01/7172/PPM/I/PMDN/2011

INDUSTRI IKANKAYU

12.250.000.000 12.250.000.000 300 - BITUNGPRODUKSI

9. PT. SALIM IVOMAS PRATAMA13/A/SP-01/BKPM/VII/197505 JUNI 19751633/III/PMA/200903 DESEMBER 200914/1/IP/I/PMDN/201110 MARET 2011

INDUSTRI MINYAKMAKAN DANLEMAK DARINABATI

397.613.016.000 349.555.482.040 1.187 - BITUNGPRODUKSI

10. PT. SARI CAKALANG02/7172/PPM/PPM/I/PMDN/201112 SEPTEMBER 2011

INDUSTRI IKANKAYU

25.600.000.000 - 205 - BITUNGPRODUKSI

11. PT. SARI MALALUGIS03/7172/PPM/I/PMDN/201125 SEPTEMBER 2011

INDUSTRI IKANKAYU & IKANBEKU

27.136.558.000 - 139 - BITUNGPRODUKSI

12. PT. WAHANA BARU INDONESIA04/7172/PPM/I/PMDN/201110 NOVEMBER 2011

INDUSTRIPENGOLAHAN,PENGAWETAN,DAN PRODUK

8.300.000.000 - 18 - BITUNGPRODUKSI

Page 290: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 290

IKAN13. PT. GORONTALO SEJAHTERA

MINING60/1/IP/III/PMDN/201129-09-2011

PERTAMBANGANEMAS

5.526.100.000 - 40 - BOLMONGPRODUKSI

14. PT. DAYAMITRATELEKOMUNIKASI33/1/IP/II/PMDN/201122-08-2011

TELEKOMUNIKASIDENGAN KABELDAN TANPAKABEL BERIKUTPENUNJANGNYA

83.500.000.000 - 4 - KAB.BOLMONG,MINAHASA,MINSEL. MINUT,MITRA, KEP.SANGIHE,TALAUD,KOTAMANADO,BITUNG,TOMOHON

15. PT. SARANA SAMUDERA PACIFIC6/7172/PPM/I/PMDN/2011

INDUSTRI KAPAL 30.000.000.000 - 80 - BITUNGKONSTRUKSI

JUMLAH 1.849.743.054.726 489.138.782.040

3234 7

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 291: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 291

Tabel 2.135 Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2010

NO NAMA PERUSAHAAN BIDANG USAHA RENCANAINVESTASI

( RP )

REALISASIINVESTASI

KETERANGAN

1 PT. CARVINNA TRIJAYA MAKMUR128/1/IP/III/PMDN/201021 DESEMBER 2010

INDUSTRI PENGOLAHANDAN PENGAWETAN IKAN

DAN BIOTA AIR( BUKAN UDANG )

DALAM KALENG SERTAINDUSTRI PENGOLAHAN

IKAN LAINNYA

12.252.000.000 12.252.000.000 BITUNG

2 PT. DELTA PASIFIC INDOTUNA656/T/INDUSTRI/200802 JULI 200839/1/IU/II/PMDN/INDUSTRI/201030 JULI 2010

INDUSTRI PENGOLAHAN& PENGAWETAN IKAN

SERTA MACAM-MACAMWADAH DARI LOGAM

78.499.615.000 78.499.615.000 BITUNG

JUMLAH 90.751.615.000 90.751.615.000

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 292: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 292

Tabel 2.136. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2009

NO NAMA PERUSAHAAN /NO. SP

BIDANGUSAHA

RENCANAINVESTASI

(RP)

REALISASI /TAHUN

(RP)

LOKASI KET

1 PT SATWA UTAMA RAYANO. 19/V/PMDN/2009TGL. 01-06-2009

PEMBIBITAN DAN BUDIDAYAAYAM RAS.

3.536.000.000,- 3.536.000.000,- MINAHASA PRODUKSI

2. PT TRITIS INTERNATIONALNO. 90/I/PMDN/2009TGL.02-07-2009

INDUSTRI TEPUNG KELAPA DANPERDANGAN BESAR(DISTRIBUTOR UTAMA).

12.500.000.000,- - BITUNG KONSTRUKSI

3. PT CAKRAWALA ANDALASNO. 38/V/PMDN/2009TGL.10-08-2009

KEGIATAN TELEVISI OLEHSWASTA.

990.165.045. 990.165.045 MANADO PRODUKSI

4. PT BITUNG INTERNUSA 10.000.000.000,- 10.000.000.000,- BITUNG PRODUKSI

JUMLAH 27.026.165.045 14.526.165.045

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 293: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 293

Tabel 2.137. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2008

NO NAMA PERUSAHAAN /NO. SP

BIDANGUSAHA

RENCANA INVESTASI(RP)

REALISASI /TAHUN (RP)

2008

LOKASIKET

1. PT. BANGUN WENANGBEVERAGES COY.1/I/PMDN/200809-01-2008

INDUSTRI MINUMANRINGAN.

28.460.000.000 7.115.000.000 MINUT KONSTRUKSI

2. PT DELTA PASIFICINDOTUNANO. 89/II/PMDN/200825-7-2008

INDUSTRI PENGOLAHANDAN PENGAWETAN IKANSERTA MACAM-MACAMWADAH DARI LOGAM

9.500.000.000 - BITUNG KONSTRUKSI

3 PT BHAKTI ELITAMANUSANTARANO.211/I/PMDN**)

JASA AKOMODASI(HOTEL)

30.000.000.000 22.000.000.000 MANADO PRODUKSISBG

REALISASIDARI TAHUNSEBLUMNYA

4 PT CONAKA INDONESIANO. 114/I/PMDN/20081 -7- 2008

INDUSTRI MINYAKGORING DARI MINYAKKELAPA DANMAKANAN/PAKANTERNAK.

31.212.000.000 - MINAHASA KONSTRUKSI

5 PT CHAROEN POKPHANDJAYA FARM.NO. 47/V/PMDN/2008TGL 20 NOV 2008

PEMBIBITAN DANBUDIDAYA AYAM BIBITNENEK UNTUKMENGHASILKAN BIBITAYAM INDUK DAN BIBITAYAM INDUK U/MENGHASILKAN BIBITAYAM NIAGA SERTAPENANGKAPAN BUAYA.

9.327.088.542 9.327.088.542 MINUT PRODUKSI

JUMLAH 108.499.088.542 38.442.088.542

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 294: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 294

Tabel 2.138. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2007

NO NAMA PERUSAHAAN /NO. SP

BIDANG USAHA RENCANA INVESTASI(RP)

JUMLAH REALISASI KET

RP %1. PT ANUGERAH JAYA

MULIANO 103/I/PMDN/2007TGL 19-4-2007

PERTAMBANGANPASIR BESI

50.500.000.000 5.060.000.000 11 TALAUDKONSTRUKSI

2. PT. JAMETRO MANDALABUANA44/III/PMDN/20072-05-2007

INDUSTRIPENGOLAHAN DANPENGAWETAN IKANDAN BIOTAPERAIRAN LAINNYA.

9.300.000.000 930.000.000 10 MINUTKONSTRUKSI

3 PT BHAKTI ELITAMANUSANTARANO. 211/I/PMDN/2007

JASA AKOMODASI(HOTEL)

30.000.000.000 24.000.000.000 80 MANADOKONSTRUKSI

4 PT JECONIAH JAYANO. 46/I/PMDN/2007TGL. 13 – 03-2007

PERTAMBANGANEKSPLOITASI BATUMANGAN DANMINERAL.

20.000.000.000 - - TALAUDKONSTRUKSI

5 PT AGRO MAKMURRAYANO. 47/II/PMDN/2007TGL. 7-05-2007

INDUSTRI MINYAKKASAR (MINYAKMAKAN) DARINABATI.

107.000.000.000 107.000.000.000 100 BITUNGKONSTRUKSI

JUMLAH 216.800.000.000 136.990.000.000 30

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 295: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 295

Tabel 2.139. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2006

NO NAMA PERUSAHAAN /NO. SP BIDANG USAHA

RENCANAINVESTASI

(RP)

JUMLAH REALISASI KET

RP %1. PT.BARAMULIA BAHARI

NO. 5/V/PMDN/2006TGL 20-2-2006

JASAAKOMODASI(COTTAGE)

4.126.100.000 4.126.100.000 100 MINUTPRODUKSI

2. PT. PRIMA INDOBAHARISENTOSA 45/I/PMDN/200613-04-2006

INDUSTRIPEMBEKUANIKAN

4.000.000.000 900.000.000 22 TALAUDKONSTRUKSI

3. PT. UDAH MAKATARAYAPERSADA JAYA47/I/PMDN/200620-5-2006

INDUSTRIPEMBEKUANIKAN DAN BIOTALAINNYA.

1.257.767.000 325.767.000 25 TALAUDKONSTRUKSI

4 PT CELEBES INDONESIANO. 77/I/PMDN/200616-6-2006

HOTEL 50.000.000.000 50.000.000.000 100 MANADOPRODUKSI

5 PT SALIM IVOMAS PRATAMANO. 91/III/PMDN/200618-7-2006

INDUSTRIMINYAK KELAPAPENGELOAANMINYAK SAWIT

274.802.025.260 274.802.025.260 100 BITUNGPRODUKSI

PMA

JUMLAH 334.185.892.260 330.153.892.260 98

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 296: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 296

Tabel 2.140. Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di Sulawesi Utara tahun 2005

NO NAMA PERUSAHAAN /NO. SP BIDANG USAHA

RENCANAINVESTASI

(RP)

JUMLAH REALISASI KET

RP %1. PT. ROYAL COCONUT

NO.TGL

INDUSTRITEPUNG DANPATI

10.000.000.000 10.000.000.000 100 MANADOPRODUKSI

2. PT. SULENCO BOILEVARDINDAH 445/I/PMDN/20057-04-2005

JASAAKOMODASI DANPUSATPERBELANJAAN.

430.000.000.000 430.000.000.000 100 MANADOKONSTRUKSI

3. PT. DELTA PASIFIC INDO TUNA178/I/PMA/20055-12-2005N0. 76/III/PMDN/200523-6-2005

INDUSTRIPENGOLAHANDANPENGAWETANIKAN

25.000.000.000 42.229.933.582 - BITUNGPRODUKSI

4 PT CIPTA DAYA NUSANTARANO.190/I/PMDN/200529-12-2005

PEMBANGKITLISTRIK TENAGAAIR

5.000.000.000 - - BONGMONGKONSTRUKSI

JUMLAH 470.000.000.000 482.229.933.582.

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Sulawesi Utara , 2014

Page 297: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 297

2.3.2.3. Pengembangan Kawasan Strategis.Pengembangan Kawasan strategis Provinsi (KSP) terdiri atas :

A. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentinganpertumbuhan ekonomi, terdiri atas :

1. Kawasan koridor pantai pesisir utara (PANTURA) dari Manadosampai dengan Bolaang Mongondow Utara, yang dikembangkansebagai kawasan untuk titik-titik lokasi kegiatan rekreasi,pariwisata, perdagangan dan jasa;

2. Kawasan koridor Bitung – Kema – Airmadidi, yang dikembangkanuntuk kelompok lokasi Idustri di Kota Bitung dan Minahasa Utara;

3. Kawasan koridor pantai pesisir selatan (PANSELA) dari Minahasasampai dengan Bolaang Mongondow Selatan yang dibangun dalambentuk pengembangan infrastruktur kelautan dan perikanan,pariwisata, dan transmigrasi profesi terbatas;

4. Kawasan Global Hub Port / Pelabuhan Internasional Bitung(International Hub Port) dan di Pulau Lembeh Bitung, yang dibangununtuk menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah KAPETManado-Bitung;

5. KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Merah Bitung;6. Kawasan Strategis Perhubungan yaitu Pengembangan Bandar Udara

Samratulangi (Kota Manado - Kabupaten Minahasa Utara) danPembangunan Bandar Udara di Tatapaan (Kabupaten Minahasa –Kabupaten Minahasa Selatan).

B. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosialdan budaya, yang terdiri atas Kawasan Waruga yang berada diSawangan Minahasa Utara dan Tonsewer Tompaso Lama KabupatenMinahasa; Kawasan Benteng Amurang yang berada di MinahasaSelatan; Kawasan Pecinaan yang berada di Manado; KawasanKampung Arab yang berada di Manado; Kawasan Kampung Jawa diTondano yang berada di Minahasa.

2.3.2.4. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

Salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan investasi adalah denganpengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai Kawasan StrategisNasional (KSN) dari segi kepentingan pertumbuhan ekonomi. Lokasi KEK diSulawesi Utara terletak di Kota Bitung, dipilihnya Bitung sebagai lokasipengembangan KEK dikarenakan posisinya yang dekat dengan jalurperdagangan internasional di Indonesia (Alur Laut Kepulauan Indonesia atauALKI II dan III), dan terletak pada wilayah dengan potensi sumberdaya unggulan.Salah satu keunggulan Bitung adalah memiliki pelabuhan alam dengankedalaman s/d 70m sehingga mudah untuk dilabuhi oleh kapal-kapalberukuran besar, dan saat ini untuk hubungan kapal penumpang antar negeratetangga telah ada pelayanan kapal RO-RO (rol in-rol out) dari Bitung ke GeneralZantos Davao pp. Untuk menunjang KEK Bitung, maka pemerintah telahmengembangkan beberapa kawasan pendukung KEK yaitu Kawasan Lirung-

Page 298: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 298

Melonguane (Perikanan dan Wisata Bahari), Kawasan Tahuna-Petta (Perikanandan Wisata Bahari), Kawasan Lolak-Labuhan Uki (Perikanan); KawasanRatatotok-Lakban (Perikanan dan Wisata Bahari); Kawasan Amurang (Perikanandan Kelapa); Kawasan Tomohon (Florikultur dan Agrowisata) dan KawasanLikupang (Perikanan dan Wisata Bahari).

2.3.2.5. PertanianSulawesi Utara memiliki potensi lahan sawah yang ditanami padi seluas ±61.134Ha yang terdiri dari sawah irigasi ± 50.130Ha dan sawah non irigasiseluas 11.004Ha. Selain itu terdapat lahan bukan sawah seluas 205.543Ha,ladang/huma 114.04Ha, lahan yang sementara tidak digunakan 48.195Ha,lainnya perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/ltebat/empang, dan lain-lainseluas 541.152Ha.

Indeks pertanaman padi sawah belum mencapai 200, sehingga masih memilikipotensi untuk meningkatkan produksi padi sawah bilamana dalam satu tahunlahan sawah dapat ditanami lebih dari dua kali (IP>200). Demikian halnyadengan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 48.195 Ha dapatdimanfaatkan untuk pengembangan padi ladang maupun komoditi pertanianlainnya. Disamping itu pada lahan perkebunan kelapa dapat dimanfaatkanuntuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Produksi padi di Sulawesi Utara tahun 2015 sebesar 674.169 ton Gabah KeringGiling (GKG), atau meningkat sebesar 36.242 ton (5,68 persen) dibandingkanpada tahun 2014. Peningkatan produksi di tahun 2015 disebabkan olehtercapainya luas panen seluas 137.438 hektar dengan produktivitas sebesar49,05 ku/ha, dibandingkan dengan tahun 2014, luas panen dan produktivitasmeningkat masing-masing sebesar 5,37 persen dan 0,29 persen. Realisasisubround Mei-Agustus sebesar 242.104 ton (2014) dan 245.035 ton (2015), naiksebesar 1,21 persen dan realisasi subround September–Desember sebesar187.159 ton (2014) dan 240.409 ton (2015), naik sebesar 28,45 persen.Sedangkan realisasi subround Januari-April sebesar 208.664 ton (2014) dan188.725 ton (2015), turun sebesar 9,56 persen, Pola panen padi tahun 2015berbeda dengan pola panen tahun 2014. Pada periode Januari –Desember tahun2015 puncak panen padi terjadi pada bulan April dan Juni, sementara padatahun 2014 puncak panen justru terjadi pada bulan Februari dan Juli.

Produksi jagung tahun 2015 mencapai 300.490 ton biji kering. Dibandingkantahun 2014, terjadi penurunan produksi sebesar 187.872 ton (-38,47 persen).Penurunan produksi terjadi karena penurunan luas panen dari 127.475 hektar(2014) menjadi 80.872 hektar (2015), turun sebesar 36,56 persen. Demikian jugadengan produktivitas mengalami penurunan dari 38,31 kuintal/hektar (2014)menjadi 37,16 kuintal/hektar (2015), turun sebesar 3,00 persen. Realisasisubround Januari-April sebesar 164.802 ton (2014) dan 127.381 ton (2015),

Page 299: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 299

turun sebesar 17,21 persen, kemudian realisasi subround Mei-Agustus sebesar214.531 ton (2014) dan 122.886 ton (2015), turun sebesar 42,72 persen danrealisasi subround September–Desember sebesar 109.029 ton (2014) dan 50.223ton (2015), turun sebesar 53,94 persen.

Tabel 2.141. Produksi, Hasil Per Hektar dan Luas Panen Tanaman Padi danPalawija Provinsi Sulawesi Utara, 2013-2015

Jenis Tanaman 2013 2014 2015Pertumbuhan (%)

(ATAP) (ATAP) (ASEM) 2013-2014 2014-2015Produksi (Ton)Padi Sawah 604

148587009

634890

-2,84

8,16Padi Ladang 34

22550918

39279

48,77

-22,86Padi (Sawah+Ladang) 638

373637927

674169

-0,07

5,68Jagung 448

002488362

300490

9,01

-38,47Kedelai 5

7807529

6685

30,26

-11,21Kacang Tanah 8

8057069

3964

-19,72

-43,92Kacang Hijau 1

5411498

969 -2,79

-35,31Ubi Kayu 55

20746553

43582

-15,68

-6,38Ubi Jalar 39

80039429

25403

-0,93

-35,57

Produktivitas (Ku/Ha)Padi Sawah 53,0

652,92

51,98

-0,26

-1,78Padi Ladang 25,2

426,11

25,67

3,45

-1,68Padi (Sawah+Ladang) 50,1

048,91

49,05

-2,38

0,29Jagung 36,6

538,31

37,16

4,53

-3,00Kedelai 13,3

613,35

13,07

-0,07

-2,07Kacang Tanah 13,1

213,35

11,55

1,75

-13,49Kacang Hijau 12,6

512,80

11,47

1,19

-10,41Ubi Kayu 130,2

4126,33

122,77

-3,00

-2,82Ubi Jalar 98,0

599,95

96,74

1,94

-3,21

Luas Panen (Ha)Padi Sawah 113

853110925

122139

-2,57

10,11Padi Ladang 13

56019503

15299

43,83

-21,56Padi (Sawah+Ladang) 127

413130428

137438

2,37

5,37Jagung 122

237127475

80872

4,29

-36,56Kedelai 4

3255641

5113

30,43

-9,36Kacang Tanah 6

7125295

3432

-21,11

-35,18Kacang Hijau 1

2181170

845 -3,94

-27,78Ubi Kayu 4

2393685

3550

-13,07

-3,66Ubi Jalar 4

0593945

2626

-2,81

-33,43

Page 300: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 300

Pola panen jagung tahun 2015 berbeda dengan pola panen tahun 2014. Padaperiode Januari– Desember tahun 2015 puncak panen jagung terjadi pada bulanApril dan turun pada bulan-bulan berikutnya, sementara pada tahun 2014,terjadi dua kali puncak panen yaitu pada bulan April dan Agustus.

Tabel 2.142. Produksi Daging Sapi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2011 - 2015

PRODUKSI 2011 2012 2013 2014 2015

Daging ProduksiDaging Sapi

4.822.616 Kg,Babi

16.703.731 Kg,Ayam

2.337.111 Kg,Itik 61.990 Kg

ProduksiDaging Sapi

5.013.109 Kg,Babi

17.371.880 Kg,Ayam

2.383.853 Kg,Itik 64.289 Kg

ProduksiDaging Sapi

5.211.127 Kg,Babi

18.066.756 Kg,Ayam

2.407.691 Kg,Itik 66.674 Kg

ProduksiDaging Sapi

5.315.350 Kg,Babi

18.789.426 Kg,Ayam

2.431.768 Kg,Itik 69.148 Kg

ProduksiDaging Sapi

5.421.657 Kg,Babi

19.541.003 Kg,Ayam

2.456.086 Kg,Itik 71.714 Kg

TanamanPangan danHortikultura

Produksi Padi595.712,

Jagung 448.375Ton, Kedelai7.665 Ton,

Kacang Hijau2.295 Ton,

Kacang Tanah9.018 Ton, UbiKayu 84.503

Ton, Ubi Jalar52.097 Ton,

Buah-Buahan160.982 Ton,

Sayuran396.333 Ton,Bunga Potong

6.076.043Tangkai, BungaPot dan Taman

695.497Pohon/Rumpun, Bunga Tabur

24.841 Kg,Tanaman Obat3.368.181 Kg

Produksi Padi613.583 Ton,

Jagung 450.617Ton, Kedelai7.703 Ton,

Kacang Hijau2.206 Ton,

Kacang Tanah9.063 Ton, UbiKayu 84.926

Ton, Ubi Jalar52.358 Ton,

Buah-Buahan170.165 Ton,

Sayuran409.026 Ton,Bunga Potong

6.635.647Tangkai, BungaPot dan Taman

732.915Pohon/Rumpun, Bunga Tabur

27.300 Kg,Tanaman Obat3.501.735 Kg

Produksi Padi631.990 Ton,

Jagung 452.870Ton, Kedelai7.742 Ton,

Kacang Hijau2.217 Ton,

Kacang Tanah9.108 Ton, UbiKayu 85.351

Ton, Ubi Jalar52.619 Ton,

Buah-Buahan179.875 Ton,

Sayuran422.131 Ton,Bunga Potong

7.246.790Tangkai, BungaPot dan Taman

772.346Pohon/Rumpun, Bunga Tabur

30.003 Kg,Tanaman Obat3.640.584 Kg

Produksi Padi644.630 Ton,

Jagung 455.134Ton, Kedelai7.781 Ton,

Kacang Hijau2.228 Ton,

Kacang Tanah9.154 Ton, UbiKayu 85.777

Ton, Ubi Jalar52.883 Ton,

Buah-Buahan190.142 Ton,

Sayuran435.662 Ton,Bunga Potong

7.914.219Tangkai, BungaPot dan Taman

813.898Pohon/Rumpun, Bunga Tabur

32.973 Kg,Tanaman Obat3.784.939 Kg

Produksi Padi651.077 Ton,

Jagung 457.410Ton, Kedelai7.820 Ton,

Kacang Hijau2.239 Ton,

Kacang Tanah9.200 Ton, UbiKayu 86.206

Ton, Ubi Jalar53.147 Ton,

Buah-Buahan200.998 Ton,

Sayuran449.633Ton,

Bunga Potong8.643.119

Tangkai, BungaPot dan Taman

857.686Pohon/Rumpun, Bunga Tabur

36.237 Kg,Tanaman Obat3.935.018 Kg

Produksi kedelai tahun 2015 sebesar 6.685 ton biji kering. Dibandingkan tahun2014, terjadi penurunan produksi sebesar 844 ton (-11,21 persen). Penurunanproduksi terjadi karena penurunan luas panen dari 5.641 hektar (2014) menjadi5.113 hektar (2015) atau turun sebesar 9,36 persen. Demikian juga denganproduktivitas mengalami penurunan dari 13,35 kuintal/hektar (2014) menjadi13,07 kuintal/hektar (2015), turun sebesar 2,10 persen. Realisasi subroundJanuari-April sebesar 3.913 ton (2014) dan 2.308 ton (2015), turun sebesar41,02 persen, kemudian realisasi subround Mei-Agustus sebesar 1.621 ton(2014) dan 2.995 ton (2015), naik sebesar 84,76 persen dan realisasi subround

Page 301: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 301

September–Desember sebesar 1.995 ton (2014) dan 1.382 ton (2015) kembaliturun sebesar 30,73 persen.Pola panen kedelai tahun 2015 berbeda dengan polapanen tahun 2014. Pada periode Januari - Desember tahun 2015 puncak panenkedelai terjadi pada bulan Januari dan Mei. Sedangkan pada tahun 2014,puncak panen terjadi pada bulan April dan Desember.

Komoditi tanaman perkebunan yang potensial adalah kelapa, cengkeh, pala,kopi, coklat, vanili, dan aren. Tanaman kelapa yang dulunya merupakankomoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun tidak mengalamipeningkatan yang signifikan, baik dari segi luas tanam maupun produksi.Penyebab terjadinya penurunan produksi tanaman kelapa adalah sebagian besartanaman kelapa yang ada sudah tidak produktif lagi (sudah tua) sehingga perluperemajaan, selain itu sejak Tahun 2009 tanaman kelapa terkena penyakitbusuk pucuk. Produksi cengkeh juga mengalami penurunan yang cukupsignifikan. Khusus untuk tanaman ini sangat dipengaruhi oleh fluktuasi hargajual, baik ditingkat petani maupun pedagang. Banyak petani menebang tanamanini dan mengantinya dengan tanaman lain dikarenakan hasil panen hanyacukup untuk menutupi biaya produksi dan panen.

Keberhasilan sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan tidaklepas dari peran penyuluh sebagai fasilitator bagi petani, peternak, dan nelayan.Dalam melaksanakan tugas penyuluhan tersebut, Sekretariat Badan KoordinasiPenyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Utaramelayani :

1. Kelompok tani sebanyak 8.796 kelompok tani (Poktan), gabungankelompok tani 856 kelompok (Gapoktan), kelompok perikanan 856kelompok (Gapokkan) dan 146 kelompok tani hutan (KTH);

2. Penyuluh pertanian sebanyak 908 Orang, penyuluh perikanan 127 Orangdan penyuluh kehutanan 50 Orang.

Dilihat dari jumlah desa yang ada di Sulawesi Utara maka jumlah penyuluhmasih kurang, karena sesuai dengan kebutuhan setiap desa seharusnya dilayanioleh satu orang penyuluh. Selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas,mutu, dan nilai tambah produk-produk pertanian, peternakan, perkebunan, danperikanan maka perlu adanya pembangunan pusat-pusat riset danpengembangan di daerah bekerjasama dengan perguruan tinggi.

2.3.2.6. PerikananTingkat kesejahteraan petani dan nelayan sampai saat ini masih rendah, hal inidisebabkan rendahnya tingkat pendapatan petani dan nelayan. Di era globalisasiseperti sekarang ini, petani dituntut untuk menguasai teknologi inovatif dalambercocok tanam sampai pemasaran hasil-hasil pertanian. Salah satu strategiuntuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan adalah denganpengembangan klaster komoditas unggulan, namun sampai saat ini belumoptimal karena adanya kendala permodalan, teknologi, fasilitas, infrastruktur,dan informasi pasar yang belum memadai.

Page 302: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 302

Tabel 2.143. Produksi Perikanan di Provinsi Sulawesi Utara, 2011-2015

ProduksiPerikanan

(ton)

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlahproduksibudidaya

230.879,70 281.633,0 350.534,50 296.362,0 285.270,5

Jumlahproduksitangkap

184,444,98 210.703,8 322.862,46 429,272,45 473.646,91

Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Tingkat konsumsi masyarakat Sulawesi Utara terhadap bahan pangan perikanancukup tinggi yaitu mencapai 54,5 kg/kapita/tahun Tahun 2014. Ditinjau dariangka kebutuhan konsumsi minimum yang dianjurkan yaitu 26kg/kapita/tahun, maka konsumsi masyarakat secara rata-rata cukup tinggi.Sejalan dengan tingginya kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Sulawesi Utaramaka produksi perikanan perlu ditingkatkan.Kenaikan harga bahan bakar minyak sangat berdampak bagi nelayan danpembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan hargaikan di pasar tetap. Terlihat pada Tabel 2.32 bahwa sampai saat ini nelayan diSulawesi Utara masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM terutamadi daerah-daerah perbatasan dan harganya sudah naik beberapa kali lipat.

Tabel 2.144. Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya yang MendapatkanBantuan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, 2011-2015.Tahun Jumlah Kelompok2011 1122012 1152013 1242014 1302015 192Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Untuk meningkatkan keterampilan nelayan maka telah dilakukan pelatihan-pelatihan agar nelayan menguasai teknologi penangkapan ikan, teknologibudidaya termasuk teknologi pengolahan hasil-hasil laut sehingga memilikikualitas yang lebih baik bahkan memenuhi kualitas ekspor serta dapatdipasarkan sampai ke luar negeri, dapat dilihat pada Tabel 2.33.

Page 303: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 303

Tabel 2.145. Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan PembudidayaProvinsi Sulawesi Utara, 2010-2015

No Uraian 2012 2013 2014 2015 Ket

A. FUNGSI EKONOMI

1. KontribusiPDRB

Perikananthdp PDRB

Provinsitanpa migas

(%)

7,55 7,75 8,21 7,59

2. ProduksiPerikanan(ton)

492.366,8 673.397,4 725.634,45 758.917,41

PerikananTangkap

281.633,0 30.534,5 296.382 285.270,5

PerikananBudidaya

210.703,8 322.862,9 429.272,45 472.646,91

3. Ekspor Hasper (s/d Sept 2015)

Nilai (USD) 143.818.605,00 152.241.620,02 137.194.175,06 103.605.578,24

Volume (kg) 31.557.814,50 30.733.182,25 33.414.144,00 19.076.657,26

4. KonsumsiIkan(kg/kap/thn)

43 45,50 54,5 54,81

5. Nilai TukarNelayan (NTN%)

94,74 104,55 103,24 103,27

B. FUNGSI LINGKUNGAN

1. KawasanKonservasi(KKLD,lokasi)

3 3 3 4

KawasanKonservasi(KKLP,lokasi)

2 3 3 3

2. Pulau KeciltermasukPulau KecilTerluar yangdikelola (jlhpulau)

4 1 5 6

3. Wilayahperairanbebas IUUFishing &

65% 65% 75% 80%

Page 304: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 304

keg ygmerusakSDKP

Sumber: Dinas Perikanan, 2016.

2.3.2.7. Energi Dan Sumberdaya MineralBeberapa tahun terakhir masyarakat mengalami krisis listrik yang disebabkankebutuhan listrik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untukmengatasi masalah kekurangan energi listrik tersebut maka sesuai dengan arahkebijakan energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi danSumberdaya Mineral yaitu meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan(diversifikasi energi) yang sesuai visi 25/25 yaitu Tahun 2025 penggunaan energibaru terbarukan menjadi 25% dengan memaksimalkan penyediaan danpemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari biaya penggunaanbahan bakar fosil (avoided fosil energy cost).

Potensi sumberdaya energi baru terbarukan Sulawesi Utara cukup besardiantaranya panas bumi, air, matahari, angin, dan arus laut, yang jikadimanfaatkan secara optimal dapat memenuhi kebutuhan energi seluruhmasyarakat. Sumberdaya energi panas bumi tersebar di 6 (enam)kabupaten/kota dengan total sumberdaya 150 (MWe), cadangan terduga 540(MWe), cadangan mungkin 150 (MWe), dan cadangan terbukti 78 (MWe). Daricadangan tersebut telah terpasang 3x20 (MWe). Potensi sumberdaya air diSulawesi Utara adalah sebesar 140,34 MW yang tersebar di 31 lokasi. Darijumlah potensi tersebut telah dimanfaatkan sebesar 59.80 MW atau hanyasekitar 42.61% dari potensi sumberdaya air yang ada.

Selain Panas Bumi, air, masyarakat Sulawesi utara juga telah memanfaatkanenergi matahari (solar home system) baik yang dilaksanakan secara terpadumaupun partial, terutama di pulau-pulau. Untuk pemanfaatan energi anginsudah dicoba di Kabupaten Sangihe namun hasilnya belum maksimal,sementara biomassa dan arus laut belum dikembangkan (masih dalam tarafpercobaan).

Sumberdaya energi baru terbarukan yang telah dimanfaatkan adalah panasbumi yang tersebar di 6 (enam) lokasi yaitu: Airmadidi (Kabupaten MinahasaUtara) sebesar 25 megawatt ekivalen; Gunung dua sudara (Kabupaten MinahasaUtara) sebesar 125 megawatt ekivalen; Lahendong (Kota Tomohon) sebesar 130megawatt ekivalen; Tompaso sebesar 125 megawatt ekivalen; Gunung Ambang(Kabupaten Bolaang Mongondow Timur) sebesar 225 megawatt ekivalen danKotamobagu (Kota Kotamobagu) sebesar 185 megawatt ekivalen, sehingga totalpotensi geothermal Sulawesi Utara adalah 815 (delapan ratus lima belas)megawatt ekivalen. Pengembang panas bumi di lokasi Lahendong, Tompaso danKotamobagu adalah PT. Pertamina Geothermal Energi.

Page 305: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 305

Disamping itu, Sulawesi Utara juga memiliki beberapa sumberdaya mineral yangdapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu logam, non logam danbatuan. Bahan mineral logam terdiri dari emas, pasir besi, biji besi dan mangandan bahan mineral non logam terdiri dari bahan-bahan untuk industri semenseperti batu gamping, clay dan pasir kuarsa.

Tabel 2.146. Profil Kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara, 2014 -2015

2 JUMLAH KEPALA KELUARGA : 587.655 KK

3 JUMLAH PELANGGAN : 477.336 PLG

4 JUMLAH RUMAH TANGGABERLISTRIK PLN : 447.660 PLG

5 JUMLAH RUMAH TANGGABERLISTRIK NON PLN : 9.141 PLG

6 RATIO ELEKTRIFIKASI : 85,55 %

7 KAPASITAS TERPASANG : 392 MW

8 DAYA MAMPU : 283 MW

9 BEBAN PUNCAK : 277 MW

Jumlah PLTS tersebar (SOLAR HOME SYSTEM) DI Sulawesi Utara sampaidengan tahun 2015 sebanyak 2.287 UNIT, sedangkan PLTS terpusat dapatdilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.147. PLTS Terpusat Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2015

PLTS TERPUSATKAPASITAS

(kWp)LOKASI PROGRES

Bunaken Extension 400 P. Bunaken Pembebasan Lahan

Mantehage 400 P. Mantehage Pembebasan Lahan

Manado Tua 600 P. Manado Tua Pembebasan Lahan

Nain 600 P. Nain Pembebasan Lahan

Page 306: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 306

Gangga 600 P. Gangga Pembebasan Lahan

Talise 550 P. Talise Pembebasan Lahan

Dapalan 120 P. Dapalan Pembebasan Lahan

Karatung 600 P. Karatung Pembebasan Lahan

Nanedakele 500 P. Nanedakele Pembebasan Lahan

Biaro 700 P. Biaro Pembebasan Lahan

Total 5.070

Pengendalian pemanfaatan sumberdaya mineral lebih dititikberatkan pada tertibadministrasi perijinan serta pengelolaan mineral secara sustainable danberwawasan lingkungan. Saat ini jumlah ijin usaha pertambangan di SulawesiUtara adalah sebanyak 74 buah, terdiri dari Kontrak Karya 7 buah, KP/IUP 62buah dan WPR 5 buah. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya mineral lebihdititikberatkan pada tertib administrasi perijinan serta pengelolaan.

2.3.2.8. KehutananMasyarakat Sulawesi Utara masih banyak yang menggantungkan kehidupannyapada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Keberlangsungan ketigasektor tersebut sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air danpenyangga kehidupan dalam mencegah bencana di masa depan. Isu kehutananyang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan,pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secaraillegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal logging),alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkaithutan. Luas lahan kritis Sulawesi Utara saat ini adalah 245.206Ha (sudah 31%kawasan hutan yang dalam kondisi kritis) .

Page 307: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 307

Tabel 2.148. Luas Kawasan Hutan menurut Kabupaten/KotaProvinsi Sulawesi Utara, 2015

No Kabupaten/Kota Luas Kawasan Hutan (Ha)1 Manado 16.1922 Bitung 15.6433 Tomohon 2.8954 Minahasa 23.3485 Minahasa Utara 72.2766 Minahasa Selatan (termasuk Minahasa

Tenggara)88.353

7 Talaud 42.3518 Sangihe (termasuk Sitaro) 13.8209 Bolaang Mongondow (termasuk Bolmut, Bolsel

dan Boltim)513.816

Luas Keseluruhan 788.692,88Sumber: RTRW Provinsi Sulawesi Utara, 2015.

Tabel 2.149. Luas Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara

NO LOKASI LUAS LOKASI(HA)

PERSENTASETUTUPAN (%)

KERAPATAN(POHON/HA)

1 KOTA MANADO 135 0% 0

2 KOTA BITUNG 11 0% 0

3 KAB. MINAHASA 25 0% 0

4 KAB. MINAHASA SELATAN 939,590 0% 0

5 KAB. MINAHASA UTARA 2,470,95 100% 0

6 KAB. MINAHASA TENGGARA 482 70% 1500

7 KEPL. SANGIHE 256,4 85% 0

8 KEPL. TALAUD 24,40 17,10% 0

9 KEPL. SITARO 456 0% 0

10 KAB. BOLAANG MONGONDOW 2470 0% 0

11 KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA 1290 80% 0

12 KAB. BOLAANG MONGONDOW TIMUR 825,5 0% 0

13 KAB. BOLAANG MONGONDOW SELATAN 1525 0% 0

TOTAL 949,536,85 352% 1500

Luas kawasan hutan adalah 788.693Ha yang sesuai dengan fungsinya terbagi atasHutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (HSA/KPA) seluas 320.543Ha(40,64%), Hutan Lindung (HL) seluas 175.959Ha (22,31%), Hutan Produksi Terbatas(HPT) seluas 210.124Ha (26,46%), Hutan Produksi (HP) seluas 67.424Ha (8,55%) dan

Page 308: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 308

Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 14.643Ha (1,86%). Luas kawasan hutanmenurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel2.149.

Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah harus terus melakukan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan secara lestari diantaranya melaluipenyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan untuk terus menjagakelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dan kehidupan mereka sertagenerasi dimasa yang akan datang. Seiring itu pula Pemerintah melakukanupaya penegakan hukum bagi para perusak atau pelaku pelanggarankehutanan, memberikan akses masyarakat untuk mengelola hutan secaralestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan melibatkanmasyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasi perubahan iklimglobal dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

2.3.2.9. PariwisataPembangunan kepariwisataan ditujukan pada peningkatan kemampuan untukmenggalakkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Sulawesi Utara sebagaidestinasi wisata dunia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, sertamemberikan perluasan kesempatan kerja utamanya disektor community basedecotourism. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman wisatabahari sebagai potensi ekowisata berbasis marine tourism, edutainment, sertamendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan kesenian danbudaya daerah yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkanmampu membuka lapangan kerja, peningkatan pendapatan bagi pemerintah danmasyarakat di daerah wisata serta penerimaan devisa bagi Negara. Datawisatawan mancanegara yang masuk lewat kantor imigrasi di Airport SamRatulangi Manado tercatat sebanyak 20.573 orang.

Tabel 2.150 . Jumlah Wisatawan Mancanegara Masuk Melalui Bandara SamRatulangi menurut Bulan 2008 – 2015

Bulan Tahun2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Januari 9043 10665 1841 1050 1827 1108 1694 2248

Februari 10403 9916 2308 1264 1171 1552 1079 3374

Maret 11485 13061 1602 1778 1579 1695 1340 1171

April 10597 11582 1445 1764 1669 1763 1079 1044

Mei 12646 13448 1602 1436 1442 1693 1365 1011

Juni 12416 14879 1590 1513 1636 1740 1487 1007

Juli 14006 14810 1776 2011 1763 1803 1652 2089

Agustus 18171 15661 1689 2199 1503 1622 1854 2247

September 17363 10381 1561 1927 1679 1891 1652 1410

Oktober 11011 12630 1847 2100 1867 1923 1642 1297

November 13858 16413 1477 1425 1364 1627 943 1428

Page 309: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 309

Desember 15727 14630 1482 1607 1611 1500 1492 2247Tahunan 156726 158076 20220 20074 19111 19917 17279 20573

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2015

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan saranapenunjang ke objek wisata perlu adanya koordinasi dan dukungan anggaran dariSKPD terkait bersama Pemerintah Kabupaten Kota serta kerja sama denganberbagai stakeholder kepariwisataan termasuk investor untuk pembangunaninfrastruktur kepariwisataan. Akses pariwisata internasional dan nasional keSulawesi Utara saat ini melalui 2 jalur utama yaitu Bandara Internasional SamRatulangi Manado dan Pelabuhan Internasional Bitung. Untuk BandaraInternasional Sam Ratulangi direncanakan akan ditingkatkan fasilitas danpelayanannya. Selain itu sedang dirintis pembukaan dan pembukaan kembalijalur-jalur penerbangan internasional yang baru, seperti Manado-Goanzhou,Manado-Kuala Lumpur, Manado-Davao dan Manado-General Santos. Demikianpula, peningkatan frekuensi penerbangan baik penerbangan domestik maupunpenerbangan internasional. Penting untuk dikaji dalam rangka pengembangandestinasi pariwisata di Sulawesi Utara, di perlukan pengembangan paketpariwisata kewilayahan dengan memperhatikan potensi objek wisaya yang adamisalkan Bunaken Marine Park, Bunaken-Lembeh-Likupang-Makelehi.

Pelabuhan Internasional Bitung, meningkat statusnya sebagai International HubPort. Demikian pula, akan ditingkatkan fasilitas dan infrastruktur pelabuhan,seperti pembangunan terminal kapal pesiar internasional untuk memperluasakses/jalur kapal pesiar internasional, pengembangan dermaga kapal, danpeningkatan jumlah fasilitas-fasilitas lainnya seperti crane.

Dilihat dari segi keamanan, pengawasan, dan kewaspadaan di BandaraInternasional Sam Ratulangi dan Pelabuhan Intenasional Bitung, telah terciptasituasi yang kondusif atas dukungan aparat keamanan. Hal ini ditunjukkandengan pemberdayaan Polisi Pariwisata dalam bentuk kerjasama antaraKepolisian Daerah dengan manajemen Bandara Internasional Sam Ratulangi danPelabuhan Internasional Bitung yang berlangsung dengan baik.

Tabel 2.151. Data Perkembangan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Utara,2011-2014

No Data Tahun2011 2012 2013 2014

1 WisatawanMancanegara

19111 19917 17279 20573

2 Wisatawan Nusantara 456.480 470.012 472.776 480.2003 Objek Wisata 580 620 625 688

Page 310: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 310

4 Travel Biro Perjalanan 80 91 92 1025 Restoran/ Rumah

Makan557 580 602 632

6 Diving Centre 58 60 62 717 Hotel Bintang 48 52 57 698 Kamar Hotel Bintang 2272 2360 2400 27109 Tingkat Hunian Kamar

Hotel Bintang48,9% 49,23% 55,0% 65,0%

10 Hotel Melati 237 252 258 26511 Kamar Hotel Melati 2980 3112 3153 323012 Rata-Rata Lama

Menginap Tamu3 hari 3 hari 3 hari 4 hari

13 Benda Cagar BudayaBenda Bergerak 2.810 2.810 2.810 2.810Benda Tidak Bergerak 57 57 57 57

14 Juru Pelihara 57 57 57 5715 Museum 1 1 1 116 Organisasi Kesenian 105 121 123 12617 Seniman 287 290 296 30218 Jenis Kesenian 152 158 166 170Sumber: BPS Sulawesi Utara, 2015, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prof Sulut 2015

a. Objek wisataSulawesi utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dansatu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan Meeting, Incentive,Convention, and Exhibition (MICE). Objek-objek wisata yang cukup menarikdiantaranya:1. Wisata Bahari antara lain Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Mantehage,

dan Hamparan Taman Laut Di Sangihe Talaud, dan Bolaang Mongondow.2. Wisata alam antara lain Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang

Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok,Gunung Ambang di Bolaang Mongondow, dan Sumaru Endo di DanauTondano.

3. Wisata Peninggalan Sejarah Budaya Berupa Kuburan Tua/Waruga DiSawangan, dan Gua Peninggalan Jepang Di Kawangkoan.

4. Wisata religi antara lain Bukit Kasih Kanonang, Jalan Salib Tomohon, danBukit Doa Pinaling.

5. Wisata Pantai antara lain Pantai Tasik Ria, Pantai Kalasei, Pantai Hais, PantaiKora-Kora, Pantai Tanjung Merah Di Minahasa, Pantai Molas Di Manado,Pantai Molosing dan Labuan Uki Di Bolaang Mongondow.

6. Wisata pemandian air panas banyak tersebar di Kabupaten Minahasa bagiantengah seperti di Tondano, Remboken, Passo, dan Langowan.

7. Wisata Tirta, untuk jenis wisata Ini dapat dinikmati pada hampir semuaSungai dan Danau yang ada di daerah Ini, seperti Danau Tondano dan DasTondano serta Danau Moat di Kabupaten Minahasa.

Page 311: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 311

Sampai saat ini promosi pariwisata masih dilakukan secara parsial olehkabupaten/kota se-Sulawesi Utara, sehingga peran dan fungsi DinasKebudayaan dan Pariwisata harus dimantapkan untuk bisa melaksanakanpromosi pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Promosipariwisata akan berhasil jika ditunjang dengan peningkatan dan pelaksanaankualitas pelayanan industri pariwisata melalui penambahan akses penerbanganinternasional, pembangunan terminal kapal pesiar internasional, pusat seni dankebudayaan, pusat souvenir khas, pembenahan museum-museum dan pusatinformasi pariwisata. Kerjasama promosi pariwisata dengan provinsi-provinsisekitar serta ke manca Negara sangat berguna untuk pengembangan ProvinsiSulawesi Utara sebagai pintu gerbang pariwisata Indonesia bagian Timur.Menjaga kenyamanan pengunjung objek-objek wisata perlu dilakukan melaluipembenahan sarana dan prasarana seperti tempat peristirahatan, wc umum,jalan menuju lokasi wisata, sarana dan prasarana. Ruang terbuka umum untukpublik perlu adanya peningkatan pemeliharaan demi kenyamanan bagimasyarakat dalam memanfaatkan fasilitas ruang terbuka untuk umum.

b. Taman rekreasiPelayanan untuk kepentingan umum yang representative sangat dibutuhkansaat ini, untuk itu perlu peningkatan taman-taman rekreasi yang ada danpenambahan tempat-tempat rekreasi yang baru. Taman rekreasi yang ada saatini (antara lain Bukit Kasih Kanonang, Golden Lake di Pomorow, dan TamanKesatuan Bangsa), belum memadai dan belum memenuhi kebutuhanmasyarakat akan tempat-tempat rekreasi.

Upaya pemerintah Sulawesi Utara melakukan pembinaan kebudayaan aslidiarahkan untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan asli warisanleluhur dengan berbagai cara diantaranya dengan melakukan berbagai kegiatanseperti pesta budaya, festival seni, festival seni, lomba-lomba, karnaval, pameran,dan pergelaran budaya, penyuluhan kebudayaan, pelatihan kebudayaan,temukarya kebudayaan, penampilan nuansa budaya Kabupaten Minahasa,Kabupaten Sangihe, dan Kabupaten Bolaang Mongondow pada fasilitas umummilik pemerintah, swasta dan masyarakat, pemuatan materi kebudayaan lokaldalam kurikulum muatan lokal pada semua jenjang pendidikan dan kegiatanupaya pembinaan lainnya. Pada saat ini Pemerintah Daerah Sulawesi Utaramelakukan pengembangan kebudayaan asli secara selektif melalui peningkatankapasitas pusat-pusat kebudayaan, sanggar-sanggar kebudayaan.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daeraha. Nilai Tukar Petani (NTP)Kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif petanimeningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang.

Page 312: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 312

Kondisi demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadaplaju peningkatan konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada panganterutama beras yang telah tercapai selama ini bisa terancam kelestariannya.

Page 313: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 313

Tabel 2. 152. Indeks yang Diterima, Indeks yang Dibayarkan dan Nilai Tukar Petani menurut Bulandi Provinsi Sulawesi Utara 2008 - 2015

Bulan/Month2011 2012 2013 2014 2015

It Ib NTP It Ib NTP It Ib NTP It Ib NTP It Ib NTPJanuari 131.12 128.94 101.69 135.7 131.42 103.26 139.26 138.11 100.83 108.36 110.13 98.39 114.66 116.94 98.04

Februari 131.77 129.85 101.48 135.76 132.18 102.71 139.5 138.33 100.84 109.12 110 99.2 115.17 116.91 98.51

Maret 132.22 129.98 101.73 135.65 132.73 102.21 140.22 138.68 101.11 109.88 110.46 99.48 114.64 117.6 97.49

April 133.23 129.35 103 135.84 133.57 101.7 140.82 139.37 101.05 110.76 111.2 99.6 113.2 117.24 96.55

Mei 133.47 129 103.46 135.62 133.96 101.24 141.74 139.57 101.56 111.23 111.29 99.95 112.68 117.63 95.79

Juni 133.79 128.82 103.86 135.96 134.66 100.97 141.85 139.3 101.84 111.5 111.51 99.99 112.34 118.64 94.7

Juli 134.18 130.13 103.11 135.91 135.42 100.36 145.09 142.89 101.53 111.92 112.22 99.73 113.68 119.14 95.42

Agustus 134.69 129.92 103.67 136.55 136.03 100.38 145.03 145.13 99.93 111.56 111.84 99.75 114.36 120.25 95.11

September 135.2 129.94 104.05 137.3 135.76 101.14 144.06 145.57 98.96 112.01 112.16 99.87 116.33 121.32 95.89

Oktober 135.06 129.95 103.94 138.29 136.54 101.28 143.97 145.13 99.2 112.46 113.02 99.51 114.55 117.66 97.35

November 135.82 130.17 104.35 138.54 136.74 101.31 145.16 145.94 99.46 114.01 114.45 99.62 114.01 114.45 99.62

Desember 136.28 130.7 104.27 138.81 137.38 101.04 107.24 109.2 98.21 114.55 117.66 97.35 119.35 123.24 96.85

Page 314: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 314

Tabel 2.153 Nilai Tukar Petani Nelayan dan Pembudidaya IkanFarmer Terms of Trade of Fishermen and Fish Farmer 2008 - 2015

Bulan / MonthNilai Tukar / Terms of Trade

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 20151 2 3 4 5 6 7 8 9

Januari 106,5 100,59 96,84 97,18 96,43 95,59 109,15 110,15Februari 109,3 99,52 96,81 96,63 95,7 95,37 109,52 111,88Maret 108 99,1 96,88 96,08 95,68 95,88 109,42 107,28April 103,8 99 97,22 97,24 95 96,35 108,37 105,99Mei 103,3 94,98 96,83 96,53 95,3 96,93 108,03 105,47Juni 102,2 95,09 97,23 96,64 94,38 96,78 108,36 105,77Juli 101,8 94,56 95,57 96,51 93,96 97,88 110,46 106,55Agustus 100,9 94,14 96,41 96,9 94,25 95,94 110,81 106,04September 100,9 95,25 95,78 96,44 94,96 94,76 111 105,34Oktober 101 95,54 96,74 96,51 94,24 95,92 111,91 105,21November 98,5 95,29 97,89 97,38 94,66 96,46 109,07 105,07Desember 98,5 96,3 96,97 97,37 94,74 104,55 106,66 103,27

Sumber : BPS

Page 315: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 315

Tabel 2. 154.Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat di Sulawesi Utara 2008 - 2015Farmer Terms of Trade of smallholders in Sulawesi Utara 2008 - 2015

Bulan /Month

Nilai Tukar / Terms of Trade2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Januari 111,3 112,2 112,38 107,95 110,33 107,27 96,1 91,47Februari 114,7 112,13 110,25 107,71 109,58 108,12 96,86 93,25Maret 117,4 113,57 111,06 107,57 108,84 108,93 97,84 90,29April 112,2 114,68 110,32 109,98 108,44 108,86 98,15 89,55Mei 107,2 114,17 110,46 110,98 106,64 109,01 98,85 88,65Juni 112,9 112,08 111,25 112,27 107,12 109,84 98,38 86,09Juli 121,7 109,81 109,58 111,26 106,28 108,27 97,57 87,58Agustus 121,1 109,38 106,93 112,75 106,45 105,97 97,2 85,85September 116,9 110,71 106,61 114,31 107,84 104,3 96,73 86,73Oktober 115,9 112,83 106 113,66 109,28 104,24 94,68 87,13November 111,7 113,26 106,98 113,6 108,33 104,88 96,21 87,09Desember 109,7 113,15 106,39 112,98 107,3 95,46 92,19 86,69

Sumber : BPS

Page 316: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 316

Tabel 2.155. Nilai Tukar Petani Peternakan di Sulawesi Utara 2008 - 2015Farmer Terms of Trade of Livestock Farmer in Sulawesi Utara 2008 - 2015

Bulan /Month

Nilai Tukar / Terms of Trade2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Januari 100,4 98,39 99,15 102,24 102,47 98,67 98,67 100,22Februari 99,3 97,72 99,48 101,6 101,97 98,64 99,16 100,27Maret 101,4 97,49 99,31 101,41 101,45 98,51 99,67 99,88April 100,7 97,68 99,62 101,92 100,86 97,81 99,67 100,56Mei 99,7 98,31 99,28 101,95 100,81 97,57 100,53 100,43Juni 97,8 98,94 99,56 102,38 100,31 97,9 100,64 101,14Juli 96,3 98,67 99,47 101,26 100,36 99,07 101,67 101,59Agustus 95,5 98,68 99,56 101,81 100,04 97,96 102,21 101,27September 95,7 98,7 100,04 102,02 100,26 97,69 102,15 101,14Oktober 95,9 98,76 100,45 102,29 99,59 98,07 102,33 100,38November 96,6 98,71 101,31 102,21 99,2 97,58 101,23 100,19Desember 98,2 98,79 101,12 102,23 98,69 98,65 98,83 100,65

Sumber : BPS

Page 317: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 317

Tabel 2.156. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Utara 2008 - 2015Farmer Terms of Trade of Food Crop Farmer in Sulawesi Utara 2008 - 2015

Bulan /Month

Nilai Tukar / Terms of Trade2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Januari 102,1 92,46 97,04 99,87 103,27 102,01 96,86 97,76Februari 99 95,67 96,2 99,66 102,41 100,95 97,28 98,17Maret 97,4 94,83 96,16 101,23 102,13 100,62 96,42 98,92April 96,7 94,63 95,34 102,69 101,61 100,5 95,87 96,66Mei 95,5 95,73 97,43 103,58 101,38 101,81 95,36 94,6Juni 93,5 95,8 97,68 103,89 101,34 101,82 95,25 92,81Juli 92,2 95,29 97,98 103,44 100,59 100,7 94,17 93,22Agustus 91,4 95,1 98,12 103,9 100,88 99,2 95,1 94,64September 90,4 96,14 98,1 103,91 101,48 98,81 95,75 95,95Oktober 90 96,92 98,96 103,77 102,1 99,15 96,56 97,15November 90,5 95,85 98,94 103,92 102,83 99,01 96,62 97,7Desember 88,4 96,38 98,86 103,92 102,73 97,41 95,46 97,81

Sumber : BPS

Page 318: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 318

b. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita.

Pengeluaran konsumsi rumahtangga per kapita provinsi SulawesiUtara tahun 2012 sebesar Rp.12.178,86 meningkat menjadi Rp. 12.771 padatahun 2013. Tahun 2014 pengeluaran konsumsi rumahtangga per kapitamenjadi 13256,85 dan meningkat menjadi Rp.13.961 atau hampir mencapaiRp.14.000

Tabel 2.157. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita ProvinsiSulawesi Utara Tahun 2012-2015 (dalam rupiah)

DATA 2012 2013 2014 2015

Pengeluaran Konsumsirumahtangga 28.253.940.000 29.929.890.000 31.638.840.000 33.676.770.000

Pengeluaran KonsumsiLNPRT 1.332.380.000 1.369.770.000 1.427.680.000 1.431.270.000

Jumlah Penduduk 2.319.916 2.343.527 2.386.604 2.412.118Pengeluaran KonsumsiRT per kapita 12.178,86 12.771,30 13.256,85 13.961,49

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur2.4.2.1. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)a. Ketaatan terhadap RTRWLuas wilayah Provinsi Sulawesi Utara sebesar 1.547.877Ha, dengan luasmasing-masing kawasan sebagai berikut: Luas Rencana Ruang Kawasan Lindung 883.426Ha, dan Luas Rencana Ruang Kawasan Budidaya 664.451Ha.Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utamamelindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alamdan sumber daya buatan, Lokasinya tersebar di Bintauna, Kaidipang, sekitarTeluk Boroko (termasuk Pulau Lampu) dan sebagian Pulau Damar(Kabupaten Bolmong Utara), Desa Tanamon, Boyongpante, dan Blongko(Kabupaten Minahasa Selatan).Ketaatan terhadap RTRW Provinsi Sulawesi Utara sampai dengan tahun2015 menunjukkan kinerja yang positif, dimana arahan pembangunansesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2014tentang RTRW Provinsi Sulawesi Utara.

b. Luas Kawasan LindungKawasan Lindung di Sulawesi Utara meliputi: hutan lindung, kawasanresapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau,kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka hijau kota, suaka alam laut,suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau, tamannasional, taman wisata alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan,kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasanrawan banjir, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa

Page 319: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 319

bumi, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami,dan abrasi.

c. Luas Wilayah ProduktifPertambahan dan perkembangan tata ruang wilayah mengalami perubahanyang pesat dalam dasawarsa terakhir ini. Perkembangan kota,perkembangan desa, dan hubungan kota desa berlangsung secara interaktifdan saling menguntungkan. Kota-kota yang cepat perkembangannya, antaralain Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kota Kotamobagu, danKabupaten Kepulauan Sangihe. Selain itu, ibukota kabupaten yang baru,antara lain seperti Amurang, Airmadidi, dan Melonguane juga semakin cepatditata karena merupakan pusat-pusat pemerintahan. Lengkapnyainfrastruktur yang tersedia merupakan pendorong utama perkembangandaerah.

Perkembangan situasi dan kondisi selama 15 tahun sejak disusunnyaRencana Struktur Tata Ruang Provinsi (RSTRP) Daerah Tingkat I SulawesiUtara sesuai dengan Perda Nomor 3 Tahun 1991 Tanggal 5 Desember Tahun1991, telah memberikan perubahan yang signifikan terhadap kondisipemanfaatan ruang saat ini. Perubahan tersebut terutama disebabkan olehterbitnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang PemekaranProvinsi Sulawesi Utara sebagai provinsi induk, dan Provinsi Gorontalosebagai provinsi hasil pemekaran. Adanya perubahan struktur tata ruangsecara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadapstruktur fungsi jaringan jalan pendukungnya. Perubahan ini selanjutnyaberpengaruh terhadap pengelolaan/pembinaan jalan. Pasca pemekaran,jaringan jalan yang sebelumnya berperan sebagai jalan kolektor primerberubah menjadi jalan arteri primer. Begitu juga halnya jaringan jalan yangberfungsi sebagai jalan lokal primer menjadi jalan kolektor primer.Perubahan wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Utara sebagai hasilpemekaran secara langsung akan mengubah luasan dari pola pemanfaatanruang bagi setiap unsur pemanfaatan ruang. Salah satu perubahanpemanfaatan ruang yang paling mencolok adalah luasan pemanfaatan ruanguntuk hutan lindung. Perubahan luasan ini terjadi sangat signifikan,mengingat rona daratan yang masuk ke wilayah Gorontalo pasca pemekarandidominasi oleh peruntukan hutan lindung.

Berkurangnya lahan peruntukan hutan lindung ini selain akibat pemekaran,juga disebabkan oleh belum efektifnya RSTRP sebagai pengendalipemanfaatan ruang di mana beberapa lokasi telah mengalami alih fungsilahan dari hutan lindung menjadi hutan produksi atau hutan konversi, danbahkan berubah menjadi kegiatan bermukim atau permukiman. Dengandemikian, RSTRP Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1991 telahditinjau kembali dengan mengacu kepada Surat Edaran Menteri PU Nomor19/SE/M/2008 dan Surat Edaran Dirjen PR Nomor 47/SE/Dr/2008tentang Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Perda tentangRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan sekaligus sebagai upayapelaksanaan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang PenataanRuang.

Page 320: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 320

2.4.2.2. Pengelolaan Bencana dan Mitigasi Iklim

Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor tahun 2014 di Kota Manado,Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Selatan, Kota Tomohon dan Kab. MinahasaUtara menimbulkan kerugian yang sangat besar dimana ekonomi mengalamilumpuh total selama 6 bulan dan merusak semua fasilitas-fasilitas sosialdan rumah penduduk. Hal ini menjadi pelajaran serta acuan untukmenempatkan pengurangan resiko bencana dalam kegiatan pembangunanuntuk mengurangi indeks resiko bencana.

Paradigma penanggulangan bencana saat ini tidak lagi diarahkan padaproses penanggulangan bencana melainkan bagaimana upaya penguranganresiko bencana yang merupakan nilai investasi terhadap pengembanganekonomi domestik. Pentingnya berbagai kegiatan ini dilakukan dikarenakanProvinsi Sulawesi Utara menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaanbencana (disaster management). Dari data Badan Penangulangan BencanaDaerah Provinsi Sulawesi Utara diketahui bahwa selang tahan 2010-2015terdapat banyak kejadian bencana alam di Provinsi Sulawesi Utarasebagaimana diuraikan dibawah ini.

Page 321: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 321

A. Bencana yang terjadi dan PenanggulangannyaTabel 2.158. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana Di

Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2010NO JENIS KEJADIAN BENCANA FREKUENSI PROSENTASE

1 Angin Badai dan Gelombang Pasang 1 5,88%

2 Banjir dan Tanah Longsor 2 11,76%

3 Tanah Longsor 3 17,65%

4Banjir, Tanah longsor, Gelombangpasang 1 5,88%

5 Erupsi Gunung Api 2 11,76%

6 Banjir 5 29,41%

7 Gempa Bumi 3 17,65%

JUMLAH 17 1,00

Grafik 2.63. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2010

Angin Badai danGelombang

Pasang 5.88% ; 1Banjir dan TanahLongsor, 11.76% ;

2

Tanah longsor,17,65% ; 3

Banjir, TanahLongsor,

Gelombangpasang, 5.88% ;1

Erupsi GunungApi, 11.76%;2

Banjir, 29.41%;5

Gempa Bumi,17.65%; 3

Page 322: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 322

Tabel 2.159. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2011

NO JENIS KEJADIAN BENCANA FREKUENSI PROSENTASE

1 Banjir 7 24,14%

2 Banjir dan Tanah Longsor 1 3,45%

3 Angin Puting Beliung 4 13,79%

4 Angin Kencang 1 3,45%

5 Kebakaran 1 3,45%

6 Erupsi Gunung Api 5 17,24%

7 Tanah Longsor 7 24,14%

8 Gempa Bumi 1 3,45%

9 Gelombang Pasang 1 3,45%

10 Kecelakaan Transportasi 1 3,45%

29 100,00

Grafik 2.64. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2011

Banjir , 24,14% ; 7

Banjir dan TanahLongsor, 3,45% ; 1

Angin PutingBeliung, 13,79% ; 4

Angin Kencang,3,45% ;1

Kebakaran ,3,45%;1

Erupsi Gunung Api,17,24%;5

Tanah Longsor,24,14%; 7

Gempa Bumi,3,45%;1

GelombangPasang, 3,45%;1

KecelakaanTransportasi 3,45

%;1

Page 323: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 323

Tabel 2.160. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012

NO JENIS KEJADIAN BENCANA FREKUENSI PROSENTASE

1 Banjir 10 19,23%

2 Banjir dan Tanah Longsor 2 3,85%

3 Tanah Longsor 8 15,38%

4 Gelombang Pasang dan Angin Kencang 3 5,77%

5 Gelombang Pasang 2 3,85%

6 Angin Kencang 1 1,92%

7 Angin Putting Beliung 7 13,46%

8 Erupsi Gunung Api 13 25,00%

9 Patahan 1 1,92%

10 Kebakaran Rumah 1 1,92%

11 Gempa Bumi 4 7,69%

Jumlah 52 100,00

Grafik 2.65. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2012

Banjir , 19,23% ;10Banjir dan

Tanah Longsor,3,85%;2

Tanah Longsor,15,38% ; 8

Gelombang Pasangdan Angin Kencang

, 5,77% ;3Gelombang Pasang

, 3,85%;2

AnginKencang,1,92%;1

Angin PuttingBeliung, 13,46%;7

Erupsi Gunung Api,25,00%;13

Patahan, 1,92%;1

Kebakaran Rumah,1,92;1%

Gempa Bumi,7,69%;4

Page 324: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 324

Tabel 2.161. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2013

NO JENIS KEJADIAN BENCANA FREKUENSI PROSENTASE

1 Erupsi Gunung Api 13 86,67%

2 Banjir dan Tanah Longsor 2 13,33%

Jumlah 15 100,00

Grafik 2.66. Jenis Bencana dan Frekuensi Terjadi Bencana DiProvinsi Sulawesi Utara, Tahun 2013

Erupsi Gunung Api ,86.67% ;13

Banjir dan TanahLongsor, 13,33%;2

Page 325: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 325

Tabel 2.162. Jenis Bencana /Kejadian Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2014

NO TANGGALJENISBECANA/KEJADIAN

LOKASIJENISKERUSAKAN

KORBAN

KAB./KOTADESA / KEL /KEC

LukaRingan

LukaBerat

Meninggal

Hilang

1 02 Januari Angin PutingBeliung

Kabupaten Minahasa Desa KawengKecamatan Kakas

4 Rumah RB - - - -

2 15 Januari Banjir danTanahLongsor

Kota Manado Tersebar di 11Kecamatan

4.496 RumahRB

1.971 RumahRS

4.799 RumahRR

- - 7 -

Kabupaten Minahasa Tersebar diKecamatanTombulu,Tombariri danMandolang

143 Rumah RB

181 Rumah RS

615 Rumah RR

- - 7 -

Kabupaten MinahasaUtara Tersebar di

Kecamatan Kema,Wori dan Airmadidi

36 Rumah RB

2 Rumah RS

5 Rumah RR

- - 1 -

Page 326: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 326

NO TANGGALJENISBECANA/KEJADIAN

LOKASIJENISKERUSAKAN

KORBAN

KAB./KOTADESA / KEL /KEC

LukaRingan

LukaBerat

Meninggal

Hilang

Kota Tomohon Kelurahan TinoorKecamatanTomohon Utara

9 Rumah RB - - 6 -

Kabupaten MinahasaSelatan

Tersebar diKecamatan :Amurang,Amurang Baratdan Tumpaan

102 Rumah RB

152 Rumah RR

- - - -

Kabupaten Kep.Sitaro Kampung NamengKecamatan SiauBarat Utara

-- - 3 29

KabupatenKep.Sangihe

-- - 1 -

3 16 Maret Banjir Kabupaten BolaangMongondow

Desa Lolanan DesaBolangatKecamatanSangtombolang

9 Rumah RB

30 Rumah RS

130 Rumah RR

- - - -

4 23 AprilAngin PutingBeliung

Kabupaten Minahasa Desa Toliang OkiKecamatan Eris

7 Rumah RB

14 Rumah RS

25 Rumah RR

- - - -

Page 327: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 327

NO TANGGALJENISBECANA/KEJADIAN

LOKASIJENISKERUSAKAN

KORBAN

KAB./KOTADESA / KEL /KEC

LukaRingan

LukaBerat

Meninggal

Hilang

5 12-Agu Banjir Kabupaten BolaangMongondow

1. Kec. PinolosianTengah

Mataindo, Mataindo Utara Torosik, Tobayagan, Tobayagan

Selatan2. Kec. Pinolosian

Timur Dumagin A Dumagin B Posilagon, Perjuangan, Pidung Dayow, Onggunoi, Onggunoi

Selatan

1 Rumah RS

6 16 Agustus Angin PutingBeliung

KabupatenKepulauan Talaud

Desa TabangKecamatan Rainis

25 Rumah RB

2 FasilitasUmum Rb

7 16-Nov Gempa Bumi Manado Kec Sario dinding lantai 7hotel lionambruk

Page 328: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 328

NO TANGGALJENISBECANA/KEJADIAN

LOKASIJENISKERUSAKAN

KORBAN

KAB./KOTADESA / KEL /KEC

LukaRingan

LukaBerat

Meninggal

Hilang

Sitaro Kel Bohay KecTagulandang

4 Rumah rusakringan

8 20-Des BanjirBandang danTanahLongsor

Sangihe Desa Lasabe KecTabukan Selatan,KecamatanManganitu danNaha, KelurahanSoataloara,Apengsimbeka danSawang Bendar

Beberapa jalantertutupmaterialLongsor danbeberapa rumahtertimbunlongsor

4

Page 329: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 329

B. Status Bencana dan Potensi Bencana Yang diperkirakan terjadiPenentuan status bencana selang tahun 2010 – 2015 terjadi pada tahun2014 dimana terjadi bencana alam banjir bandang di Kota Manado dansekitarnya. Status bencana tersebut dikeluarkan oleh Gubernur SulawesiUtara Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Keadaan DaruratPenanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Utara.Status ini dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Utara karena bencanatersebut terjadi bersamaan di beberapa wilayah Provinsi Sulawesi Utara yaitu: Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten MinahasaSelatan dan Kabupaten Minahasa Utara. Indeks Resioko Bencana diSulawesi Utara termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 151 dimanaterdapat 10 Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara termasuk dalam 136 Daerahdi Indonesia yang memiliki Indeks Resiko Bencana tinggi berdasarkananalisis Indeks Resiko Bencana Indonesia Tahun 2013 (IRBI) yaitu :

Tabel 2.163. Indeks Resiko Bencana Indonesia Menurut Kabupaten KotaDi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

No. Kabupaten / Kota Skor Kategori1 Minahasa 212 Tinggi2 Minahasa Tenggara 195 Tinggi3 Siau Tagulandang Biaro 179 Tinggi4 Minahasa Selatan 174 Tinggi5 Kota Bitung 163 Tinggi6 Minahasa Utara 158 Tinggi7 Bolaang Mongondow Timur 158 Tinggi8 Kepulauan Sangihe 154 Tinggi9 Bolaang Mongondow 150 Tinggi10 Bolaang Mongondow

Selatan150 Tinggi

11 Bolaang Mongondow Utara 144 Sedang12 Kota Manado 130 Sedang13 Kota Tomohon 119 Sedang

14 Kepulauan Talaud 103 Sedang15 Kota Kotamobagu 76 Sedang

Sumber IRBI 2013

Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki 12 potensi bencana memilikikerentanan beragam untuk setiap jenis potensi bencana. Kerentananbencana ditinjau dari komponen sosial budaya, fisik, ekonomi danlingkungan. Penghitungan kerentanan suatu kawasan bila terpapar olehsuatu ancaman bencana terdiri dari 3 indeks kerentanan. Indeks tersebutadalah Indeks Penduduk Terpapar (dalam satuan jiwa), Indeks Kerugian

Page 330: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 330

(dalam satuan Rupiah) dan Indeks Kerusakan Lingkungan (dalam satuanhektar). Berdasarkan hasil kajian diperoleh data bahwa indeks kerugian fisikdan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara pada kategori skala tinggi, dantingkat ancaman multibencana pada kategori skala sedang, maka dapatditentukan tingkat kerugian dengan matriks penentuan tingkat kerugiansebagai berikut:

A.Cuaca Extrim

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana cuaca ekstrim di ProvinsiSulawesi Utara akan berdampak pada 1.887.513 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Untuk Indeks kerusakanlingkungan dari ancaman bencana cuaca ekstrim di Provinsi SulawesiUtara dari hasil pengkajian risiko bencana terlihat bahwa kerusakanlingkungan sebesar 1.329.657 Ha. Sedangkan kerugian daerah yangditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 12,8 TriliunRupiah.

B.Kegagalan Teknologi

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana kegagalan teknologi diProvinsi Sulawesi Utara akan berdampak pada 1.998.852 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Ancaman bencana kegagalanteknologi juga berpotensi untuk merusak lingkungan. Indeks KerusakanLingkungan akibat bencana banjir dari pengkajian risiko bencanaterhitung sebesar 1.466.170 Ha lahan yang akan rusak.

C.Banjir

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana banjir di Provinsi SulawesiUtara akan berdampak pada 17.569 jiwa yang tinggal dan/atauberaktivitas di kawasan terancam. Ancaman bencana banjir jugaberpotensi untuk merusak lingkungan. Indeks Kerusakan Lingkunganakibat bencana banjir dari pengkajian risiko bencana terhitung sebesar6.742 Ha lahan yang akan rusak. Sedangkan kerugian daerah yangditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 348,5 MiliarRupiah.

D.Tsunami

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana tsunami di ProvinsiSulawesi Utara akan berdampak pada 17.358 jiwa yang tinggal dan/atauberaktivitas di kawasan terancam. Berdasarkan indeks kerusakanlingkungan maka total lingkungan hidup yang terkena risiko bencanatsunami adalah sebesar 12.656 Ha. Sedangkan kerugian daerah yang

Page 331: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 331

ditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 2,57 TriliunRupiah.

E.Gelombang ekstrim dan abrasi

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana gelombang ekstrim danabrasi di Provinsi Sulawesi Utara akan berdampak pada 147.705 jiwa yangtinggal dan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Ancaman bencanagelombang ekstrim dan abrasi juga berpotensi untuk merusak lingkungan.Indeks Kerusakan Lingkungan akibat bencana gelombang ekstrim danabrasi dari pengkajian risiko bencana terhitung sebesar 89.564 Ha lahanyang akan rusak. Sedangkan kerugian daerah yang ditimbulkanberdasarkan kajian risiko bencana sebesar 3,1 Triliun Rupiah.

F. Gempa Bumi

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana gempa bumi di ProvinsiSulawesi Utara akan berdampak pada 1.961.215 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Berdasarkan indekskerusakan lingkungan maka total lingkungan hidup yang terkena risikobencana gempa bumi adalah sebesar 1.434.329 Ha. Sedangkan kerugiandaerah yang ditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 24,6Triliun Rupiah.

G.Gunung api

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana Letusan Gunung Api diProvinsi Sulawesi Utara akan berdampak pada 83.948 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Indeks KerusakanLingkungan akibat bencana gunung api dari pengkajian risiko bencanaterhitung sebesar 30.571 Ha lahan yang akan rusak. Sedangkan kerugiandaerah yang ditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 2,6Triliun Rupiah.

H.Kekeringan

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana kekeringan di ProvinsiSulawesi Utara akan berdampak pada 1.801.049 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Indeks KerusakanLingkungan akibat bencana kekeringan dari pengkajian risiko bencanaterhitung sebesar 1.352.894 Ha lahan yang akan rusak. Sedangkankerugian daerah yang ditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencanasebesar 24 Triliun Rupiah.

I. Tanah Longsor

Page 332: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 332

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana longsor di Provinsi SulawesiUtara akan berdampak pada 1.980.073 jiwa yang tinggal dan/atauberaktivitas di kawasan terancam. Indeks Kerusakan Lingkungan akibatbencana longsor dari pengkajian risiko bencana terhitung sebesar1.450.312 Ha lahan yang akan rusak. Sedangkan kerugian daerah yangditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 24,6 TriliunRupiah.

J. Kebakaran Hutan Dan Lahan

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana kebakaran hutan dan lahandi Provinsi Sulawesi Utara akan berdampak pada 505.619 jiwa yangtinggal dan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Ancaman bencanakebakaran hutan dan lahan juga berpotensi untuk merusak lingkungan.Indeks Kerusakan Lingkungan akibat bencana kebakaran hutan dan lahandari pengkajian risiko bencana terhitung sebesar 654.050 Ha lahan yangakan rusak. Sedangkan kerugian daerah yang ditimbulkan berdasarkankajian risiko bencana sebesar 31,4 Triliun Rupiah.

K.Epidemi Dan Wabah Penyakit

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana epidemi dan wabahpenyakit di Provinsi Sulawesi Utara akan berdampak pada 1.997.908 jiwayang tinggal dan/atau beraktivitas di kawasan terancam. IndeksKerusakan Lingkungan akibat bencana kebakaran hutan dan lahan daripengkajian risiko bencana terhitung sebesar 1.466.205 Ha lahan yangakan rusak. Sedangkan kerugian daerah yang ditimbulkan berdasarkankajian risiko bencana sebesar 24,6 Triliun Rupiah.

L. Konflik sosial

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana konflik sosisal di ProvinsiSulawesi Utara akan berdampak pada 2.000.759 jiwa yang tinggaldan/atau beraktivitas di kawasan terancam. Indeks KerusakanLingkungan akibat konflik sosial dari pengkajian risiko bencana terhitungsebesar 1.465.761 Ha lahan yang akan rusak. Sedangkan kerugian daerahyang ditimbulkan berdasarkan kajian risiko bencana sebesar 24,6 TriliunRupiah.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi2.4.3.1. Angka KriminalitasJika dilihat dari faktor keamanan dan ketentraman masyarakat Sulawesi Utarapada dasarnya daerah ini merupakan daerah yang aman dan nyaman dengankondisi masyarakat yang beragam baik dari faktor suku, agama dan ras.Organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat yang terdaftar diProvinsi Sulawesi Utara berdasarkan Undang-Undang Ormas Nomor 8 Tahun

Page 333: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 333

1985, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1986, sampai Tahun 2010tercatat sebanyak 62 (enampuluh dua) organisasi masyarakat, 36 LembagaSwadaya Masyarakat, 6 organisasi keagamaan meskipun yang aktif tercatathanya 28 organisasi masyarakat yang aktif, 16 lembaga swadaya masyarakatdan 6 organisasi keagamaan. Untuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan SK Gubernur Sulawesi UtaraNomor 317 Tahun 2007, sebagai penjabaran dari Peraturan Bersama MenteriDalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.

Beberapa daerah rawan konflik, yaitu:1. Kota Manado; Kecamatan Tikala, dan Kecamatan Taas.2. Kota Bitung; Desa Manembo-Nembo Tengah, Desa Pinasungkulan, dan

Kelurahan Tendeki.3. Kota Kotamobagu; Kecamatan Kotamobagu Selatan, dan Desa Kopandakan.4. Kabupaten Bolang Mongondow; Kecamatan. Dumoga Barat, dan Kecamatan

Dumoga Timur.5. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara; Kecamatan Pinogaluman (Pulau

Bongkil).6. Kabupaten Minahasa; Desa Tikela Kecamatan Tombuluan, dan Desa

Pineleng, Kecamatan Pineleng.7. Kabupaten Minahasa Utara; Kecamatan Likupang, dan Kecamatan Dimembe.8. Kabupaten Minahasa Tenggara; Kecamatan Ratahan, dan Kecamatan

Ratatotok.9. Kabupaten Minahasa Selatan; Kecamatan Tompaso Baru10. Kabupaten Kepulauan Sangihe; Kecamatan Nusa Tabukan.

Dalam upaya membangun kerjasama antara masyarakat, aparat keamanan danpemerintah maka dibentuk Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 dan SuratKeputusan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 34 Tahun 2008. KomunitasIntelejen Daerah (Kominda) Sulawesi Utara dibentuk berdasarkan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 dan Surat Keputusan GubernurNomor 283 Tahun 2008, sementara Komunitas Intelijen Daerah (Kominda)Daerah Kabupaten/Kota dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 11 Tahun 2006 dan Surat Keputusan Bupati/Walikota setempat, untukmewujudkan kedaulatan wilayah nasional yang ditandai dengan kejelasan danketegasan batas-batas wilayah negara, menurunnya kegiatan ilegal danterpeliharanya lingkungan hidup di kawasan perbatasan, serta memperkecilketerisolasian daerah perbatasan dengan meningkatkan aspek sarana danprasarana terutama transportasi darat, laut, udara, dan infrastrukturtelekomunikasi dan energi.

Menurut data Polda, secara umum kriminalitas di Sulawesi Utara mengalamipeningkatan dari tahun 2014 sebanyak 11.105 kasus, menjadi 11.266 kasuspada tahun 2015. Sementara tingkat penyelesaian perkara turun dari 8497

Page 334: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 334

tahun 2014 menjadi 7434 di tahun 2015. Untuk lakalantas terjadi peningkatan,tahun 2014 dari 1.093 kasus menjadi 1324 kasus di tahun 2015. Khusus untuklakalantas tahun 2015, korban meninggal dunia sebanyak 266 orang, luka berat433 dan luka ringan sebanyak 1310 orang, sedangkan jumlah pelanggaranlalulintas menurun tajam dari 50.488 kasus di tahun 2014 menjadi 14.389 ditahun 2015. Polda Sulut telah membentuk tim Barracuda sebagai langkahpencegahan semakin berkembangnya aksi kriminalitas. Tak hanya itu, berbagaioperasi/razia menyangkut gangguan Kamtibmas pun ikut digelar. Terungkappula, kalau aksi kriminalitas yang paling dominan tahun ini adalahpenganiayaan berat, dengan jumlah kasus 368. Disusul, Narkoba/Mirassebanyak 338 kasus. Sementara, pada posisi ketiga, ada KDRT dengan 84 kasus.Dikuti kasus Curat (20), Curas (17), pemerkosaan (15), pembunuhan (14),Tarkam (10) dan lain-lain. Aksi kriminalitas bermodus Minuman Beralkohol(Minol) menempati urutan kedua, dengan jumlah kasus 664 kasus. Sementaramodus pukul menempati posisi teratas, yakni 2033 kasus. Sedangkan untukwaktu kejadian kebanyakan terjadi di pukul 18:00-24:00 Wita

Masalah yang cukup signifikan menjadi pemicu berbagai kasus kriminalitasadalah persoalan dan kekisruhan menyangkut ganti rugi tanah; pencuriandengan kekerasan; aksi trafficking; belum seimbangnya antara lapangan kerjadengan tenaga kerja; pengangguran dan kemiskinan; miss interpretasi kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi; berbagai penyakit masyarakat (minuman keras,narkoba, perkosaan, pencurian, dll) disamping adanya peningkatan suhu politikmasyarakat yang terpengaruh terhadap kegiatan LSM tertentu mengekspresikanmelalui aksi unjuk rasa/demonstrasi, dengan dalih memperjuangkan Hak AsasiManusia (HAM), demokrasi, ketentraman, dan supremasi hukum.

Tabel 2.164. Jumlah demonstrasi di Sulawesi Utara yang mendapatkan ijin demodari Kepolisian Daerah dan Kesbangpol Prov. Sulut

Tahun Jumlah Demonstrasi2011 62012 62013 72014 92015 7

Sumber data: Kesbangpol Sulut, 2015

Sepanjang Tahun 2015 terjadi 27 kasus unjuk rasa. Perkelahian antar kampungterjadi 4 kali di Kabupaten Bolaang Mongondow (Lokasi Pertambangan TorautDumoga Barat; Perbatasan Desa Toruakat dan Desa Pusian (2 Kali); perbatasanDesa Pontodon dan Desa Pongian) serta di Bolaang MOngondow Timur di Basaansebanyak 2 kali.

Page 335: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 335

Tabel 2.165. Opini BPK atas Pengelolaan Keuangan Daerah

No DAERAHOPINI BPK

SKOR

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. PROVINSI WDP WDP WDP WTP WTP WDP WTP WDP WTP 86.11

2. KOTA BITUNG WDP WDP WDP WDP WDP WTP WTP WTP WTP 86,11

3. KAB. KEP. SITARO - - WDP WDP TW WDP WDP WTP WTP 78,57

4. KOTAKOTAMOBAGU - - WDP WDP TW TW WDP WTP WTP 75,00

5. KAB. MINAHASA WDP WDP WDP WDP WDP WDP TW WDP WTP 75,00

6. KAB. BOLTIM - - - WDP TMP TMP WDP WTP WTP 66,67

7. KAB. BOLSEL - - - WDP TMP TMP WDP WDP WTP 62.50

8. KOTA TOMOHON TMP WDP TW TW TMP TMP WDP WTP WTP 58,33

9. KAB. BOLMUT - - WDP WDP TW TMP TMP WDP WDP 57,14

10. KOTA MANADO TW TMP WDP TW TMP TMP WDP WDP WTP 55,56

11. KAB. KEP.SANGIHE WDP TMP WDP TW TW TMP TMP WDP WTP 55,56

12. KAB. MINUT TMP TMP WDP WDP TMP TMP WDP WDP WDP 52,78

13. KAB. BOLMONG TMP WDP WDP WDP TW TMP TMP TW WDP 52,78

14. KAB. KEP.TALAUD TMP TMP TMP TMP TW TMP TW TW WDP 38,89

15. KAB. MINSEL TMP TMP TW TW TMP TMP TMP TW WDP 38,89

16. KAB. MITRA - - TMP TMP TMP TMP TMP TW WDP 35,71

Page 336: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 336

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia2.4.4.1. Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia (human development) menjadi fokus bagipembangunan pada umumnya setelah paradigma-paradigmapembangunan sebelumnya dianggap gagal mengatasi masalahkemanusiaan. Kesadaran bahwa fokus pembangunan tidak lain adalahperbaikan terhadap kualitas manusia itu sendiri mulai disadaripertengahan 1980an. Paradigma-paradigma pembangunan yang dikenalsebeumnya adalah (a) modernisasi, (b) pertumbuhan ekonomi, (c) humancapital, (d) dependensi, (e) basic needs, (f) liberalisasi/structuraladjustment, (g) growth with equity, (h) social capital, dan (i) sustainabledevelopment.Menyadari bahwa paradigma pembangunan adalah suatu proses yangdinamis, maka bukan tidak mungkin paradigma human development jugasuatu saat akan berubah. Dinamika perubahan lingkungan stratejikseperti ini memerlukan strateginya tersendiri dalam menuangkannyadalam kebijakan, dalam level dan jenis kebijakan apapun.Permasalahan umum IPM adalah masalah demografi, baik dilihat dari lajupertumbuhan penduduk yang kurang terkendali, maupun sebaranpenduduk, termasuk di dalamnya adalah kantong penduduk miskin dipedesaan.

Selain itu identifikasi masalah kesehatan dalam kaitannya denganIPM tentu bervariasi antar wilayah, namun masalah umumnya adalahangka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibumelahirkan per 100.000 kelahiran hidup, angka penyakit menular,layanan kesehatan berdasarkan usia, jumlah layanan kesehatan(puskesmas, RS, Bidan, dll), rumah sehat, budaya sehat, perilaku sehat,dan lain-lain. Berbagai indikator pembangunan kesehatan memang tidakmenjadikannya sebagai indikator IPM kecuali angka kematian bayi,namun memiliki keterkaitan erat satu sama lain berkaitan denganindikator dimaksud. Demikian juga dengan masalah pendidikan.

Masalah pendidikan sebagaimana nanti akan dikemukakan padabagian II, diidentifikasi sebagai masalah yang berkaitan dengan budaya,pertanian, lapangan kerja, dan kemiskinan. Rata-rata jumlah tahun yangdihabiskan untuk sekolah (mean years of schooling) dan tahun yangseharusnya/diharapkan dihabiskan untuk sekolah (expected years ofschooling) keduanya tidak dapat dipenuhi untuk sebagian anak usiasekolah yang tinggal di pedesaan atau daerah miskin di perkotaan karenamereka harus membantu orang tuanya mencari nafkah untuk keluarga.Sementara dimensi ketiga adalah standar hidup, dengan indikatoryaadalah gross national income per capita.

Page 337: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 337

Tabel 2.167. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 2010 -2014

KabupatenIndeks Pembangunan Manusia

2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA 67,83 68,31 69,04 69,49 69,96

BOLAANG MONGONDOW 62,75 63,16 63,78 64,16 64,53

MINAHASA 70,38 70,82 71,43 71,94 72,76

KEPULAUAN SANGIHE 64,69 65,34 65,87 66,15 66,82

KEPULAUAN TALAUD 64,37 64,86 65,51 66,14 66,56

MINAHASA SELATAN 66,11 66,61 67,26 67,68 68,36

MINAHASA UTARA 68,74 69,62 70,00 70,19 70,54

BOLAANG MONGONDOW UTARA 61,34 62,11 62,88 63,67 64,24

SIAU TAGULANDANG BIARO 61,83 62,45 63,35 63,91 64,35

MINAHASA TENGGARA 65,66 66,07 67,10 67,34 67,86

BOLAANG MONGONDOW SELATAN 59,77 60,47 61,48 62,84 63,57

BOLAANG MONGONDOW TIMUR 60,04 60,93 61,93 62,64 63,12

KOTA MANADO 74,47 75,47 76,15 76,56 77,27

KOTA BITUNG 68,86 69,31 69,89 70,35 70,88

KOTA TOMOHON 71,27 71,85 72,50 72,99 73,56

KOTA KOTAMOBAGU 67,89 68,57 69,31 69,86 70,46

sumber : BPS Sulut 2015

Jika dilihat dari pencapaian angka IPM setiap kabupaten-kota se-Sulawesi-Utara, maka Kota Manado adalah wilayah pang paling tinggi angka IPMnyasementara yang paling rendah adalah Bolaang Mongondow Timur.

Page 338: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 338

Grafik 2.67. Perbandingan angka IPM kab-kota se-Sulut tahun 2014.

Tabel 2.167. Angka harapan hidup kabupaten-kota se-Sulawesi Utara.

Kabupaten Angka Harapan Hidup2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA 70,4 70,55 70,7 70,86 70,94BOLAANG MONGONDOW 67,94 67,97 67,99 68,01 68,02MINAHASA 70,07 70,12 70,17 70,22 70,25KEPULAUAN SANGIHE 68,73 68,84 68,94 69,03 69,07KEPULAUAN TALAUD 68,96 69,01 69,07 69,11 69,13MINAHASA SELATAN 68,73 68,81 68,89 68,96 69,00MINAHASA UTARA 70,62 70,66 70,71 70,76 70,79BOLAANG MONGONDOW UTARA 66,49 66,53 66,58 66,62 66,64SIAU TAGULANDANG BIARO 68,95 69,05 69,14 69,24 69,29MINAHASA TENGGARA 69,22 69,30 69,37 69,44 69,48BOLAANG MONGONDOW SELATAN 63,80 63,84 63,87 63,87 63,87BOLAANG MONGONDOW TIMUR 66,95 67,00 67,04 67,09 67,11KOTA MANADO 71,12 71,17 71,22 71,26 71,28KOTA BITUNG 70,23 70,24 70,25 70,25 70,25KOTA TOMOHON 70,38 70,41 70,42 70,44 70,45KOTA KOTAMOBAGU 69,64 69,64 69,64 69,64 69,64

- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 69.96

64.5372.76

66.8266.5668.3670.5464.2464.3567.8663.5763.12

77.2770.8873.5670.46

Page 339: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 339

Grafik 2.68.Perbandingan Angka Harapan Hidup Kab. Bolaang Mongondow Selatan

Tabel 2.168. Rata-rata Lama Sekolah Menurut kabupaten Kota Di Provinsi SulawesiUtara Tahun 2010 - 2014

Kabupaten/KotaRegency/City

Rata-Rata Lama Sekolah / Mean Years School2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA 8,66 8,68 8,71 8,79 8,86BOLAANG MONGONDOW 6,74 6,84 6,99 7,03 7,13

MINAHASA 8,89 8,95 9,06 9,16 9,53

KEPULAUAN SANGIHE 7,02 7,08 7,13 7,14 7,34

KEPULAUAN TALAUD 8,48 8,48 8,50 8,71 8,73

MINAHASA SELATAN 7,93 8,03 8,14 8,25 8,47

MINAHASA UTARA 8,76 8,97 8,99 8,99 9,07BOLAANG MONGONDOWUTARA 6,85 7,01 7,17 7,34 7,51

SIAU TAGULANDANG BIARO 7,83 7,92 8,01 8,09 8,18

MINAHASA TENGGARA 8,07 8,12 8,18 8,24 8,37BOLAANG MONGONDOWSELATAN 6,79 6,87 6,96 7,45 7,68BOLAANG MONGONDOW

60626466687072 70.94

68.02

70.2569.0769.1369.00

70.79

66.64

69.2969.48

63.87

67.11

71.2870.2570.4569.64

Page 340: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 340

TIMUR 6,66 6,86 7,02 7,17 7,28

KOTA MANADO 10,19 10,68 10,74 10,80 11,01

KOTA BITUNG 8,84 8,93 9,03 9,15 9,26

KOTA TOMOHON 9,44 9,66 9,83 10,00 10,20

KOTA KOTAMOBAGU 8,90 9,11 9,32 9,56 9,75

Grafik 2.69. Rata-Rata Lama Sekolah Sulawesi Utara Tahun 2014

Tabel 2.169. Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Utara 2010 - 2014

KABUPATEN HARAPAN LAMA SEKOLAH/ EXPECTED YEARSSCHOOL

2010 2011 2012 2013 2014SULAWESI UTARA 11.34 11.50 11.77 11.88 12.16

BOLAANG MONGONDOW 10.41 10.50 10.59 10.75 10.90

MINAHASA 12.03 12.18 12.34 12.55 12.83

KEPULAUAN SANGIHE 10.57 10.76 10.79 10.81 11.09

KEPULAUAN TALAUD 11.14 11.33 11.46 11.58 11.83

MINAHASA SELATAN 10.76 10.80 10.83 10.85 11.10

MINAHASA UTARA 11.21 11.63 11.65 11.68 11.85

BOLAANG MONGONDOWUTARA

10.88 11.11 11.25 11.60 11.84

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.008.86

7.13

9.53

7.348.73 8.47 9.07

7.51 8.18 8.37 7.68 7.28

11.019.26

10.209.75

Page 341: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 341

SIAU TAGULANDANG BIARO 10.23 10.38 10.59 10.72 10.89

MINAHASA TENGGARA 10.47 10.62 11.21 11.22 11.48

BOLAANG MONGONDOWSELATAN

10.33 10.70 11.21 11.81 12.19

BOLAANG MONGONDOWTIMUR

9.74 10.12 10.49 10.80 11.04

KOTA MANADO 12.52 12.87 13.22 13.44 13.81

KOTA BITUNG 10.45 10.64 10.83 11.02 11.30

KOTA TOMOHON 13.05 13.18 13.30 13.43 13.68

KOTA KOTAMOBAGU 11.60 11.84 11.96 12.09 12.30

Sumber : BPS

Grafik 2.70. Harapan Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Utara Tahun 2014

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.0012.16

10.90

12.83

11.0911.83

11.1011.8511.84

10.8911.48

12.1911.04

13.81

11.30

13.68

12.30

Page 342: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 342

Tabel 2.170. Pengeluaran Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Utara 2010 - 2014

KABUPATEN PENGELUARAN PERKAPITA DISESUAIKAN(RIBU RUPIAH)

2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA 8,934.98 9,113.00 9,430.04 9,582.67 9,627.82

BOLAANG MONGONDOW 8,509.95 8,646.51 8,928.45 9,047.24 9,107.23

MINAHASA 10,552.50 10,736.70 11,067.02 11,234.93 11,319.84

KEPULAUAN SANGIHE 9,460.06 9,772.33 10,163.29 10,385.04 10,460.03

KEPULAUAN TALAUD 7,130.11 7,312.21 7,641.05 7,808.14 7,907.22

MINAHASA SELATAN 9,467.81 9,740.32 10,182.96 10,425.43 10,548.82

MINAHASA UTARA 9,679.32 9,827.08 10,129.42 10,268.88 10,339.32

BOLAANG MONGONDOW UTARA 7,375.95 7,591.64 7,895.56 8,052.04 8,131.45

SIAU TAGULANDANG BIARO 6,624.50 6,821.30 7,165.62 7,349.00 7,442.44

MINAHASA TENGGARA 8,960.05 9,088.31 9,361.82 9,472.03 9,527.63

BOLAANG MONGONDOW SELATAN 7,597.56 7,730.81 8,009.46 8,124.98 8,183.35

BOLAANG MONGONDOW TIMUR 7,368.42 7,505.29 7,786.70 7,905.04 7,964.88

KOTA MANADO 12,282.36 12,331.51 12,630.56 12,766.51 12,903.93

KOTA BITUNG 10,710.94 10,842.70 11,119.69 11,233.37 11,348.21

KOTA TOMOHON 9,620.06 9,792.00 10,109.89 10,265.23 10,366.76

KOTA KOTAMOBAGU 8,797.60 8,956.21 9,260.58 9,402.20 9,545.9

Grafik 2.71. Pengeluaran Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiSulawesi Utara tahun 2014

Page 343: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 343

- 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00

10,000.00 12,000.00 14,000.00

9,627.829,107.23

11,319.8410,460.03

7,907.22

10,548.8210,339.328,131.457,442.44

9,527.638,183.357,964.88

12,903.9311,348.21

10,366.769,545.99

Page 344: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 344

2.4.4.2. Pembangunan dan Pemberdayaan Gender.

Pemerintah telah berupaya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan genderdalam kehidupan bermasyarakat melalui beberapa kebijakan dan program-program. Namun pada praktiknya masih banyak menemui kendala dantantangan. Kesetaraan gender (gender equity) lebih dimaknai sebagai kesamaankondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi di segala bidang.Sementara keadilan gender (gender equality) merupakan proses dan perlakuanadil terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga dalam menjalankan kehidupanbermasyarakat, tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,marginalisasi, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.

Tabel 2.171. Indeks AHH, HLS, RLS, Pengeluaran Per Kapita MenurutKabupaten Kota Tahun 2010

Prov/Kab/Kota AHH HLS RLS PENGELUARAN PERKAPITA

IPG

L P L P L P L PSULAWESI UTARA 69,03 72,93 11,86 12,51 8,89 8,83 13.382 8.914 94,58Bolaang Mongondow 66,06 69,87 10,62 11,37 7,18 6,8 13.691 5.800 87,26Minahasa 68,25 72,14 12,57 13,55 9,39 9,67 14.233 10.58

297,14

Kep.Sangihe Talaud 67,09 70,95 10,61 12,63 7,12 7,79 13.668 8.610 97,35Kepulauan Talaud 67,15 71 11,55 12,25 8,93 8,59 8.518 7.482 97,6Minahasa Selatan 67,02 70,87 10,68 11,59 9,18 8,1 15.291 6.693 87,42Minahasa Utara 68,78 72,69 11,24 12,71 9,25 8,91 12.944 9.926 97,22Bolaang Mongondow Utara 64,7 68,46 11,18 12,45 7,03 7,58 13.784 4.749 85,9Kep. Siau Tagulandang Biaro 67,31 71,18 10,71 11 8,05 8,22 11.622 5.094 87,22Minahasa Tenggara 67,49 71,36 11,14 11,8 8,58 8,35 13.608 7.451 91,45Bolaang Mongondow Selatan 61,99 65,65 11,95 12,24 7,9 7,44 13.167 3.565 77,81Bolaang Mongondow Timur 65,16 68,94 10,7 12,28 7,44 7,09 11.458 5.791 90,55Kota Manado 69,26 73,19 13,61 13,92 11,38 10,61 14.786 12.15

596,09

Kota Bitung 68,26 72,14 10,76 12,14 9,36 9,16 16.010 9.710 94,46Kota Tomohon 68,43 72,34 13,37 14,3 9,81 10,29 11.307 9.791 99,17Kota Kotamobagu 67,65 71,52 12,04 13,1 9,88 8,99 12.905 8.992 94,29

Untuk melihat apakah pembangunan yang dilaksanakan sudah memperhatikankesetaraan gender maka digunakanlahpengukuran dnegan menggunakan Indeks

Page 345: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 345

Pembangunan Gender. IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasarpembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhatikanketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalamdimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namunlebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki danperempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunanmanusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilaiIPM sama dengan IPG. Nilai IPG berkisar antara 0-100 persen. Bila nilai IPGsemakin tinggi maka semakin tinggi kesenjangan pembangunan antara laki-lakidan perempuan Indeks Pembangunan Gender (IPG) diperkenalkan pertama kalioleh UNDP pada tahun 1995, lima tahun setelah UNDP memperkenalkan IndeksPembangunan Manusia (IPM). UNDP menggunakan metode yang sama hinggatahun 2009.

Tabel 2.172. Trend IPG menurut Kab/kota se –Sulawesi Utara 2010-2014

PROV/KAB/KOTA 2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA 93,1 93,29 93,38 93,75 94,58

Bolaang Mongondow 85,79 86,31 86,8 87,11 87,26

Minahasa 94,04 95,17 96,21 97,11 97,14Kep.Sangihe Talaud 97,15 97,22 97,23 97,33 97,35Kepulauan Talaud 96,48 97,11 97,35 97,37 97,6Minahasa Selatan 87,11 87,13 87,18 87,35 87,42Minahasa Utara 95,11 95,39 95,66 95,87 97,22Bolaang Mongondow

Utara74,66 78,42 81,84 84,27 85,9

Kep. Siau TagulandangBiaro

86,23 86,8 87,1 87,15 87,22

Minahasa Tenggara 4,72 86,92 88,79 89,84 91,45Bolaang Mongondow

Selatan53,49 62,63 69,23 73,91 77,81

Bolaang MongondowTimur

87,66 88,96 89,82 89,87 90,55

Kota Manado 95,83 95,85 95,98 96,04 96,09Kota Bitung 93,03 93,44 93,67 93,85 94,46Kota Tomohon 98,21 98,43 98,54 98,61 99,17Kota Kotamobagu 92,3 92,91 93,76 94,13 94,29

Pada metode perhitungan IPM yang lama, IPG tidak mengukur langsungketimpangan antargender yang terjadi, namun hanya disparitas darimasingmasing komponen IPM untuk setiap jenis kelamin. Selain itu, angka IPGmetode ini tidak bisa diinterpretasikan terpisah dari IPM. Pada tahun 2014,UNDP kembali melakukan penghitungan IPG dengan menggunakan metode

Page 346: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 346

baru. Perubahan metode ini merupakan penyesuaian dengan perubahan yangterjadi pada IPM. Selain sebagai penyempurnaan dari metode sebelumnya, IPGmetode baru ini merupakan pengukuran langsung terhadap ketimpanganantargender dalam pencapaian IPM. Pada metode baru ini digunakan rasio IPMperempuan dengan IPM laki-laki, sehingga bisa terlihat pencapaianpembangunan manusia antara perempuan dengan laki-laki.

Grafik 2.72. Trend IPG Provinsi Sulawesi Utara 2010-2014

Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan strategi mengintegrasikan perspektifgender dalam pembangunan. Pengintegrasian perspektif gender tersebut dimulaidari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan danevaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. PUG ditujukanuntuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan, yaitupembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia baiklaki-laki maupun perempuan. Kesetaraan gender dapat dicapai denganmengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalammengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilankeputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakandan program pembangunan.

Sulawesi Utara pada tahun 2015 menempati rangking pertama dalamketerwakilan jumlah anggota DPRD perempuan yang duduk di lembaga legislatiftingkat Provinsi Sulut yaitu sebanyak 14 orang dari 45 anggota atau sebesar31,11 %. Untuk indikator gender di Provinsi Sulut Tahun 2013 IPM/HDI beradapada angka 77,36 % atau berada pada peringkat tiga nasional, demikian pulaindeks pembangunan gender IPG/GDI69,72% berada pada peringkat 7 Nasional.Indeks pembangunan gender IDG/GEM peringkat 4 Nasional.

92

92.5

93

93.5

94

94.5

95

2010 2011 2012 2013 2014

SULAWESI UTARA

Page 347: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 347

Tabel 2.173. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja PenyelenggaraanUrusan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara, 2010-2015

No ASPEK/FOKUS/BIDANGURUSAN/INDIKATOR

KINERJAPEMBANGUNAN

DAERAH

CAPAIN KINERJA STANDAR INTERPRETASI BELUMTERCAPAI

(<);SESUAI (=);

MELAMPAUI(>)

2011 2012 2013 2014 2015

1 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.1 KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN

PDRB( HK-JUTA RUPIAH) 54.910.897 58.677.587 62.422.498 66.359.422 70.418.811 bertumbuh Tercapai

PDRB (HB-JUTA RUPIAH) 57.343.601 63.875.307 71.097.461 80.610.577 91.275.262 Bertumbuh Tercapai

PDRB PER KAPITA (HK- JUTARUPIAH)

23,91 25,29 26,64 27,80 29,19 Bertumbuh Tercapai

PDRB PER KAPITA (HB- JUTARUPIAH)

24,97 27,53 30,34 33,78 37,84 Bertumbuh Tercapai

PERTUMBUHAN EKONOMI(%)

TAHUN DASAR 2010

6,17 6,86 6,38 6,31 6,12 Meningkat Melampaui

LAJU INFLASI (%) 0,96 5,23 8,12 9,67 5,56 5% Tercapai

INDEKS WILLIAMSON 0,52 0,53 0,55 0,57 0,59 Menurun Tercapai

INDEKS GINI 0,39 0,43 0,446 0,436 0,296 Menurun Belum Tercapai

JUMLAH PENDUDUK MISKIN 194.700 177.400 201.090 197.560 217.150 Menurun Belum Tercapai

TINGKAT KEMISKINAN (%) 8,46 7,63 8,50 8,28 8,98 Menurun Belum Tercapai

TINGKAT PENGGANGGURANTERBUKA (%)

8,62 7,91 6,79 7,54 9,03 Menurun Belum Tercapai

TINGKAT PARTISIPASIANGKATAN KERJA (TPAK) (%)

65,32 61,56 59,41 59,99 61,28 Meningkat Belum Tercapai

Page 348: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 348

PERCENTAGE ANGKATANKERJA TERHADAP

PENDUDUK USIA KERJA (%)

65.32 61.93 59.76 59.99 61,28 Belum Tercapai

PENDAPATAN DAERAH(APBD)

1.339.429.086.105 1.717.270.351.250 2.063.748.741.750 2.329.335.727.000 1.028.490.800.000

Meningkat Tercapai

PMTB (JUTA RUPIAH) 20 141 23 053 23 054 25 118 27 535 Meningkat Tercapai

ANGKA MELEK HURUF 99,5 99,6 99,7 99,8 99,8 Tercapai

ANGKA RATA-RATA LAMASEKOLAH

8,6 8,7 8,78 8,86 8,9 Belum Tercapai

ANGKA HARAPAN LAMASEKOLAH

11.34 11.50 11.77 11.88 12.16

IPM 67,83 68,31 69,04 69,49 69,96 Tercapai

93,1 93,29 93,38 93,75 94,58

2 PELAYANAN UMUMPELAYANAN URUSAN WAJIB

PENDIDIKANPENDIDIKAN DASAR

(SD,SMP)ANGKA PARTISIPASI

SEKOLAH SD98,02 98,16 98,92 98,95 98,96 100 Tercapai

ANGKA PARTISIPASISEKOLAH SMP

87,59 88,34 90,48 94,34 94,78 100 Sesuai

ANGKA PARTISIPASI MURNISD

85,88 87,78 91,61 93,42 94,20 100 Sesuai

ANGKA PARTISIPASI MURNISMP

60,94 62,39 64,55 72,32 73,45 100 Belum Tercapai

ANGKA PARTISIPASI KASARSD

102,31 104,69 107,39 108,86 109,20 100

ANGKA PARTISIPASI KASARSMP

92,46 94,02 84,68 87,7 80,50 100

ANGKA PUTUS SEKOLAH SD 2,11 1,92 1,7 1,8 1,8 0

ANGKA PUTUS SEKOLAHSMP

2,26 1,92 1,88 1.72 1.65 0

RASIO SISWA/KELAS SD 32 30 27 23 22 28

Page 349: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 349

RASIO SISWA/KELAS SMP 30 30 28 27 26 32

RASIO SISWA/GURU SD 19,24 18,22 16,36 18,87 20,22

RASIO SISWA/GURU SMP 18 16,8 16 15,41 15,14

PENDIDIKAN MENENGAH

ANGKA PARTISIPASISEKOLAH

60,77 65,28 66,88 71,96 72,08 Belum Tercapai

ANGKA PARTISIPASI MURNISMA

50,15 51,15 57,26 61,69 62,30 100 Belum Tercapai

ANGKA PARTISIPASI KASARSMA

75,71 74,58 80,88 83,48 83,90 >100

ANGKA PUTUS SEKOLAHSMA

7,32 6,93 6,11 6,08 6,35 0

RASIO SISWA/GURU SMA 17 16 14 13,46 15,14

%TASE GURUTERSERTIFIKASI SMA

>70

KESEHATAN

RASIO BALITA TERHADAPPOSYANDU

1/64 1/68 1/72 1/77 1/87 1/70 Sesuai

RASIO PUSKESMAS,POLIKLINIK,PUSTU

PERSATUAN PENDUDUK

5,7 6,0 6,4 6,7 7,1 7 Sesuai

USIA HARAPAN HIDUP 70,9 70,0 71,0 72,0 74,4 > 70 Sesuai

ANGKA KEMATIAN IBU 232 232 182 174 150 <102 Belum Tercapai

ANGKA KEMATIAN BAYI 25 25 35 35 28 23 Belum Tercapai

PERSENTASE PUSKESMASYANG MENERAPKAN

STANDAR PELAYANANMEDIK DASAR SEBESAR 90

%JUMLAH PUSKESMAS YANG

MELAYANI KESEHATANJIWA & NAPZA

173 180 185 187 190

JUMLAH RS PONEK

RS AKREDITASI

Page 350: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 350

PERSENTASE RUMAHTANGGA BERPERILAKU

HIDUP BERSIH DAN SEHATPERSENTASE BALITA GIZIBURUK YANG MENDAPAT

PERAWATAN

3.40 3.08 3.06 3.02 3.01

PERSENTASE BALITADITIMBANG BERAT

BADANNYA (D/S)

7.72 5.81 2.46 2.4 2.37

PERSENTASE BALITA NAIKBERAT BADAN (N/S)% PENDUDUK YANG

MEMILIKI AKSES TERHADAPAIR MINUM BERKUALITAS

% PERSENTASE PENDUDUKYANG MENGGUNAKAN

JAMBAN SEHATANGKA KESAKITAN

PENDERITA DBD PER100.000 PENDUDUK

(IR)CASE FATALITY RATE (CFR)

ANGKA KASUS KEMATIANRABIES

% KAB/KOTA YANGMELAKSANAKAN

PENCEGAHAN PENULARANHIV SESUAI PEDOMAN

% PENDUDUK >15MENURUT PENGETAHUAN

TENTANG HIV DAN AIDSJUMLAH PENGGUNAAN

KONDOM PADA KELOMPOKHUBUNGAN SEKS BERISIKO

TINGGI (BERDASARPENGAKUAN PEMAKAI)

JUMLAH KASUS BARU TBPER 100.000 PENDUDUKPROPORSI KASUS TBC

PARU YANG TERDETEKSIDALAM PROGRAM DOTSPROPORSI KASUS TBC

PARU YANG DIOBATI DAN

Page 351: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 351

SEMBUH DALAM PROGRAMDOTS

ANGKA PENEMUAN KASUSMALARIA PER 1000

PENDUDUK (API)PERSENTASE PENDUDUK

MEMPUNYAI JAMINAN(UNIVERSAL COVERAGE)KUNJUNGAN NEONATAL

LENGKAPPERSENTASE IBU HAMIL

YANG MENDAPATKANPELAYANAN ANTENATAL K4

PRESENTASE IBU BERSALINYG DITOLONG OLEH

TENAGA KESEHATANTERLATIH

% STUNTING

%HIPERTENSI

PREVALENSI MEROKOKPADA PENDUDUK USIA 15

TAHUN KEATAS% OBESITAS

SOSIAL

PERSENTASE (%) PMKSSKALA PROVINSI

YANG MEMPEROLEHBANTUAN SOSIAL.

UNTUK PEMENUHANKEBUTUHAN DASAR.

12,8 12,8 15,6 18 20

PERSENTASE (%) PANTISOSIAL SKALA

PROVINSI YANGMELAKSANAKAN STANDAROPERASIONAL PELAYANAN

KESEJAHTERAANSOSIAL.

50 50 50 100 100

Page 352: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 352

PERSENTASE (%) PANTISOSIAL SKALA

PROVINSI YANGMENYEDIAKAN SARANA

PRASARANA PELAYANANKESEJAHTERAAN

SOSIAL.

50 50 50 100 100

PERSENTASE (%)ORGANISASI SOSIAL/YAYASAN/ LSM YANG

MENYEDIAKANSARANA PRASARANA

PELAYANANKESEJAHTERAAN SOSIAL

LUAR PANTI.

60 60 65 65 65

PERSENTASE (%)KABUPATEN/KOTA YANG

MENGALAMI BENCANAMEMBERIKAN

BANTUAN SOSIAL BAGIKORBAN BENCANA

SKALA PROVINSI.

66

(10 kab/kota)

66

(10 kab/kota)

66

(10 kab/kota)

80

12 kab/kota

80

12 kab/kota

PERSENTASE (%)KABUPATEN/KOTA YANGMENGGUNAKAN SARANA

PRASARANATANGGAP DARURAT

LENGKAP UNTUKEVAKUASI KORBAN

BENCANA SKALAPROVINSI.

66

(10 kab/kota)

66

(10 kab/kota)

66

(10 kab/kota)

80

12 kab/kota

80

12 kab/kota

PERSENTASE (%)KABUPATEN/KOTA YANG

MENYELENGGARAKANJAMINAN SOSIAL

BAGI PENYANDANG CACATFISIK DAN

MENTAL, SERTA LANJUT

53,3

(8 kab/kota)

53,3

(8 kab/kota)

53,3

(8 kab/kota)

53,3

(8 kab/kota

53,3

(8 kab/kota

Page 353: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 353

USIA TIDAKPOTENSIAL.

Balita Terlantar 498 527 560 736 1481Anak Terlantar 6042 6872 6342 3270 10193

Anak Berhadapan denganhukum

355 452 746 936 513

Anak Jalanan 112 60 53 76 84Anak dengan kedisabilitas

(ADK)2320 2320 2351 1755 3450

Anak yang memerlukanperlindungan khusus

289 301 321 459 260

Lanjut Usia Terlantar 16775 16775 18203 15754 23663Penyandang Disabilitas 7201 7201 7201 7232 5156

Gelandangan 256 323 359 343 38Pengemis 68 98 121 59 62

Tuna Susila 1354 1711 1706 1418 251Bekas Warga Binaan

Lapas1344 1432 1566 1438 1290

Korban PenyalahgunaanNAPZA

2114 2026 1987 1257 2578

Orang dengan HIV-AIDS 728 768 899 681 820Pemulung 99 87 93 36 173

Kelompok Minoritas(Kelompok)

17 17 17 13 54

Korban Traficking 672 569 311 272 21Korban Tindak Kekerasan 671 433 393 499 278

Pekerja MigranBermasalah Sosial

92 92 125 125 295

Korban Bencana Alam 4563 7868 9879 22200 22517Korban Bencana Sosial 72 221 542 943 658

Perempuan Rawan SosialEkonomi

8917 7659 6003 3398 14608

Fakir Miskin 123749 123749 125134 115738 131293Keluarga Bermasalah

Sosial Psikologi (KK)899 899 837 733 1450

Page 354: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 354

Komunitas Adat Terpencil(KK)

1711 1711 1711 1711 188

Rumah Tidak Layak Huni(unit)

175231 175231 161089 221.276 220772

2.2 PELAYANAN URUSANPILIHAN

PERTANIAN

PRODUKSI PADI ATAUBAHAN PANGAN UTAMA

LOKAL LAINNYA PERHEKTAR

Padi 595.712,Jagung 448.375

Ton, Kedelai 7.665Ton, Kacang Hijau2.295 Ton, KacangTanah 9.018 Ton,Ubi Kayu 84.503

Ton, Ubi Jalar52.097 Ton, Buah-Buahan 160.982

Ton, Sayuran396.333 Ton,Bunga Potong

6.076.043Tangkai, BungaPot dan Taman

695.497Pohon/Rumpun,

Bunga Tabur24.841 Kg,

Tanaman Obat3.368.181 Kg

Padi 613.583 Ton,Jagung 450.617

Ton, Kedelai 7.703Ton, Kacang Hijau2.206 Ton, KacangTanah 9.063 Ton,Ubi Kayu 84.926

Ton, Ubi Jalar52.358 Ton, Buah-Buahan 170.165

Ton, Sayuran409.026 Ton,Bunga Potong

6.635.647Tangkai, BungaPot dan Taman

732.915Pohon/Rumpun,

Bunga Tabur27.300 Kg,

Tanaman Obat3.501.735 Kg

Padi 631.990 Ton,Jagung 452.870

Ton, Kedelai 7.742Ton, Kacang Hijau2.217 Ton, KacangTanah 9.108 Ton,Ubi Kayu 85.351

Ton, Ubi Jalar52.619 Ton, Buah-Buahan 179.875

Ton, Sayuran422.131 Ton,Bunga Potong

7.246.790Tangkai, BungaPot dan Taman

772.346Pohon/Rumpun,

Bunga Tabur30.003 Kg,

Tanaman Obat3.640.584 Kg

Padi 644.630 Ton,Jagung 455.134

Ton, Kedelai 7.781Ton, Kacang Hijau2.228 Ton, KacangTanah 9.154 Ton,Ubi Kayu 85.777

Ton, Ubi Jalar52.883 Ton, Buah-Buahan 190.142

Ton, Sayuran435.662 Ton,Bunga Potong

7.914.219Tangkai, BungaPot dan Taman

813.898Pohon/Rumpun,

Bunga Tabur32.973 Kg,

Tanaman Obat3.784.939 Kg

Padi 640..077 Ton,Jagung 457.410

Ton, Kedelai 7.820Ton, Kacang Hijau2.239 Ton, KacangTanah 9.200 Ton,Ubi Kayu 86.206

Ton, Ubi Jalar53.147 Ton, Buah-Buahan 200.998

Ton, Sayuran449.633Ton,Bunga Potong

8.643.119Tangkai, BungaPot dan Taman

857.686Pohon/Rumpun,

Bunga Tabur36.237 Kg,

Tanaman Obat3.935.018 Kg

Meningkat Tercapai

PRODUKSI PERIKANANTANGKAP (TON)

229902,8 281633,0 350534,5 296362,0 285270,5

PRODUKSI PERIKANANBUDIDAYA (TON)

184444,9 210703,8 322862,5 429292,4 478707,2

Page 355: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 355

PRODUKSI KELAPA

PRODUKSI CENGKIH

PRODUKSI PALA

KONTRIBUSI SEKTORPERTANIAN TERHADAP

PDRB (ADHB) %

20,53 20,40 19,83 19,77 18,87 Menurun Tercapai

KERUSAKAN KAWASANHUTAN. (HA)

275.963 258.294 Menurun Sesuai

KUNJUNGAN WISATAWANMANCANEGARA(ORG)

22.328 25.141 32.760 51.977 Meningkat Tercapai

KUNJUNGAN WISATAWANNUSANTARA(ORG)

316.542 324.587 409.605 1.529.973 Meningkat Tercapai

3 DAYA SAING DAERAH

KEMAMPUAN EKONOMI

PERTANIAN

NILAI TUKAR PETANI 104.27 101.04 98.21 97.35 96.85 > 100 Tidak tercapai

NILAI TUKAR PETANIPERKEBUNAN

112.98 107.3 95.46 92.19 86.69 > 100 Tidak tercapai

NILAI TUKAR NELAYAN 97.37 94.74 104.55 106.66 103.27 > 100 Tidak tercapai

NILAI TUKAR PETANIPETERNAKAN

102.23 98.69 98.65 98.83 100.65 > 100 Tidak tercapai

NILAI TUKAR PETANITANAMAN PANGAN

103.92 102.73 97.41 95.46 97.81 > 100 Tidak tercapai

FASILITASWILAYAH/INFRASTRUKTUR

PERHUBUNGAN

KONDISI JALAN MANTAP (%) 65 Meningkat Tercapai

KONDISI JALAN KURANGMANTAP (%)

35 Menurun Tercapai

RASIO PANJANG JALAN PERJUMLAH KENDARAAN

Meningkat Tercapai

JUMLAH KENDARAANBERMOTOR RODA 2

Belum Tercapai

Page 356: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 356

JUMLAH KENDARAANBERMOTOR RODA 4

PRODUKSI ANGKUTANANGKUTAN PELABUHAN

LAUT:

ANGKUTAN PENUMPANG(ORG)

979.560 1.077.516 1.185.268 1.303.794 1.303.794 Meningkat Tercapai

ANGKUTAN BARANG (TON) 7.649.295,31 8.414.224,84 9.255.647,32 10.181.212,06 10.181.212,06 Meningkat Tercapai

ANGKUTAN PETI KEMAS(BOX)

981.992 1.080.192 1.188.211 1.307.032 1.307.032 Meningkat Tercapai

BANDAR UDARA :

ANGKUTAN PENUMPANG :

PENERBANGANINTERNASIONAL

90.717 99.789 109.769 164.652 164.652 Meningkat Tercapai

PENERBANGAN DOMESTIC 1.498.793 1.648.672 1.813.539 1.994.893 1.994.893 Meningkat Tercapai

ANGKUTAN BARANG :

PENERBANGANINTERNASIONAL

2.063.573,93 2.269.931,32 2.496.924,46 2.746.616,90 2.746.616,90 Meningkat Tercapai

PENERBANGAN DOMESTIC 28.688.614,78 31.557.476,27 34.713.223,90 38.184.546,29 38.184.546,29 Meningkat Tercapai

PENATAAN RUANG

PENGADAAN TANAH BAGIKEPENTINGAN UMUM

UNTUK JALUR KERETA API

Page 357: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 357

PROPORSI PANJANG TALUDYANG TERBANGUN

PROPORSI PANJANG ,PENGAMAN PANTAI DAN

SUNGAI YANG TERBNGUNPROSENTASE LINGKUNGAN

PEMUKIMAN KUMUH

SEMPADAN JALAN YANGDIPAKAI PEDAGANG KAKI

LIMA ATAU BANGUNANRUMAH LIAR

DRAINASE DALAM KONDISIBAIK/ PEMBUANGAN ALIRAN

AIR TIDAK TERSUMBAT

PANJANG JALAN YANGMEMILIKI TROTOAR DAN

DRAINASE/SALURANPEMBUANGAN AIR (

MINIMAL 1,5 M)

RASIO RUANG TERBUKAHIJAU PER SATUAN LUASWILAYAH BER HPL/HGB

RASIO BANGUNAN BER- IMBPER SATUAN BANGUNAN

RUANG PUBLIK YANGBERUBAH PERUNTUKANNYA

RASIO PERMUKIMAN LAYAKHUNI

PERSENTASE LUASPEMUKIMAN YANG TERTATA

RASIO KETERSEDIAAN DAYALISTRIK

Page 358: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 358

PERSENTASE RUMAHTANGGA YANG

MENGGUNAKAN LISTRIK

KETAATAN TERHADAP RTRW

LUAS WILAYAH PRODUKTIF 894.941 897.625 978.100 960.361 987.566 Meningkat Tercapai

PEKERJAAN UMUMPROPORSI PANJANG

JARINGAN JALAN DALAMKONDISI BAIK

PANJANG JALAN YANGMEMILIKI TROTOAR DAN

DRAINASE/SALURANPEMBUANGAN AIR (

MINIMAL 1,5 M)

RASIO JALAN YANG DILALUIRODA 4

PANJANG JEMBATAN YANGTERBANGUN

PANJANG JARINGAN JALANKABUPATEN DALAM

KONDISI MANTAPPROPORSI PANJANG

JARINGAN JALAN DESADALAM KONDISI MANTAP

CAKUPAN PROSENTASERUMAHTANGGA MEMILIKI

AKSES AIR BERSIH

PERSENTASE RUMAHTINGGAL BERSANITASI

CAKUPAN PROSENTASERUMAHTANGGA MEMILIKI

AKSES PERSAMPAAHAN

Page 359: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 359

RASIO TEMPATPEMBUANGAN SAMPAH

(TPS) PER SATUANPENDUDUK

RASIO PERMUKIMAN LAYAKHUNI

RUMAH TANGGA PENGGUNAAIR BERSIH

RUMAH TANGGA PENGGUNALISTRIK

RUMAH TANGGA BER-SANITASI

PERSENTASE PENDUDUKBERAKSES AIRMINUM

TEMPAT PEMBUANGANSAMPAH (TPS) PER SATUAN

PENDUDUK

LUAS IRIGASI KABUPATENDALAM KONDISI BAIK

RASIO JARINGAN IRIGASI

PERSENTASE SAWAH YANGMEMILIKI JARINGAN IRIGASI

TERSIER DAN IRIGASIPEDESAAN.

PANJANG JALANKABUPATEN DALAMKONDISI BAIK ( > 40

KM/JAM )

Page 360: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 360

PENINGKATAN PAD DARISEKTOR PEKERJAAN UMUM

LUAS WILAYAH INDUSTRI

LUAS WILAYAH KEBANJIRAN

PARIWISATA

JUMLAH KUNJUNGANWISATAWAN

KONTRIBUSI SEKTORPARIWISATA TERHADAP

PDRBKONTRIBUSI SEKTOR

PERDAGANGAN TERHADAPPDRB

EKSPOR BERSIHPERDAGANGAN

CAKUPAN BINA KELOMPOKPEDAGANG/USAHA

INFORMAL

KONTRIBUSI SEKTORINDUSTRI TERHADAP PDRB

PERTUMBUHAN INDUSTRI.

CAKUPAN BINA KELOMPOKPENGRAJIN

KONTRIBUSI INDUSTRIRUMAH TANGGA TERHADAP

PDRB SEKTOR INDUSTRI

JUMLAH NILAI INVESTASIBERSKALA NASIONAL

PMA

Page 361: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 361

JUMLAH NILAI INVESTASIBERSKALA NASIONAL

PMDNJUMLAH INVESTOR

BERSKALA NASIONAL

PMA

JUMLAH INVESTORBERSKALA NASIONAL

PMDN

JUMLAH PAMERAN/EXPO

RASIO DAYA SERAP TENAGAKERJA

JENIS, KELAS, DAN JUMLAHRESTORAN

PENGELUARAN KONSUMSIRUMAH TANGGA PER KAPITA

KOPERASI AKTIF

UMKM AKTF/PRODUKTIF

Page 362: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 362

Page 363: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH · endapan pantai, bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur. Satuan ini pada umumnya menempati pesisir pantai seperti di Nanasi, Boyongpante,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAHPROVINSI SULAWESI UTARA 2016-2021

BAB II |GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 363