BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di...

202
-16- BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Posisi geografis Kabupaten Tangerang yang berdekatan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat sangat strategis bagi perkembangan wilayah, dimana Kabupaten Tangerang manjadi alternatif bagi DKI Jakarta yang sudah padat. Ditinjau dari segi transportasi, Kabupaten Tangerang dilalui oleh Jalan Raya Serang-Jakarta dan Jalan Tol Merak-Jakarta, Double Track Kereta Api Jakarta-Rangkas Bitung, serta akses alternatif ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kebutuhan akses yang sangat cepat bagi industri dan perdagangan membutuhan kawasan pergudangan dan industri untuk menditribusikan produk industri dan perdagangan, sehingga kemudahan akses terhadap pelabuhan dan Bandara menjadi kebutuhan utama, selain itu, perkembangan sektor properti semakin meningkat terutama disekitar Bandara Soekarno-Hatta, Cisauk, dan Pagedangan membutuhkan lahan yang sangat luas bagi warga commuter Jakarta-Tangerang. Ditinjau dari sumber daya manusia Kabupaten Tangerang rata-rata pertumbuhan penduduknya mencapai 3,17% dengan jumlah penduduk 3.584.770 jiwa. Dampak melimpahnya SDM adalah melimpahnya tenaga kerja untuk kebutuhan sektor Industri dan perdagangan, dengan dominannya investasi industri pengolahan akan membutuhkan tenaga kerja dari Kabupaten Tangerang maupun dari luar. Kondisi geografis dan demografi Kabupaten Tangerang menjadi tantangan bagi Kabupaten Tangerang untuk mengatasi dampak dari beban wilayah yang sangat besar kedepannya. Perluasan Run Way Bandara Soekarno-Hatta, pembangunan Tol Serpong-Balaraja, Tol Bandara-Balaraja, penataan Stasiun Kereta Api Cisauk dan Tigaraksa, serta pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan action plan untuk meminimalisir dampak negatif baik kemacetan, banjir, kawasan kumuh, serta pengangguran. 2.2.2.Karakteristik...

Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di...

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-16-

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Posisi geografis Kabupaten Tangerang yang berdekatan dengan DKI

Jakarta dan Jawa Barat sangat strategis bagi perkembangan wilayah,

dimana Kabupaten Tangerang manjadi alternatif bagi DKI Jakarta yang

sudah padat. Ditinjau dari segi transportasi, Kabupaten Tangerang

dilalui oleh Jalan Raya Serang-Jakarta dan Jalan Tol Merak-Jakarta,

Double Track Kereta Api Jakarta-Rangkas Bitung, serta akses alternatif

ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kebutuhan akses yang sangat

cepat bagi industri dan perdagangan membutuhan kawasan

pergudangan dan industri untuk menditribusikan produk industri dan

perdagangan, sehingga kemudahan akses terhadap pelabuhan dan

Bandara menjadi kebutuhan utama, selain itu, perkembangan sektor

properti semakin meningkat terutama disekitar Bandara Soekarno-Hatta,

Cisauk, dan Pagedangan membutuhkan lahan yang sangat luas bagi

warga commuter Jakarta-Tangerang.

Ditinjau dari sumber daya manusia Kabupaten Tangerang rata-rata

pertumbuhan penduduknya mencapai 3,17% dengan jumlah penduduk

3.584.770 jiwa. Dampak melimpahnya SDM adalah melimpahnya tenaga

kerja untuk kebutuhan sektor Industri dan perdagangan, dengan

dominannya investasi industri pengolahan akan membutuhkan tenaga

kerja dari Kabupaten Tangerang maupun dari luar.

Kondisi geografis dan demografi Kabupaten Tangerang menjadi

tantangan bagi Kabupaten Tangerang untuk mengatasi dampak dari

beban wilayah yang sangat besar kedepannya. Perluasan Run Way

Bandara Soekarno-Hatta, pembangunan Tol Serpong-Balaraja, Tol

Bandara-Balaraja, penataan Stasiun Kereta Api Cisauk dan Tigaraksa,

serta pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan action plan

untuk meminimalisir dampak negatif baik kemacetan, banjir, kawasan

kumuh, serta pengangguran.

2.2.2.Karakteristik...

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-17-

4.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

4.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Tangerang sebesar 959,61 Km2

berada di bagian Timur Provinsi Banten pada koordinat 106°20’-

106°43’ Bujur Timur dan 6°00’-6°20’ Lintang Selatan. Kabupaten

Tangerang termasuk salah satu daerah yang menjadi bagian dari

wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis cukup

strategis dengan batas-batas.

Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah timur berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kota

Tangerang dan DKI Jakarta

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Lebak

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak

Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan pusat

pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km,

keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas

hambatan Jakarta-Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas

perekonomian antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Tangerang mempunyai garis pantai sepanjang 51 Km, terdiri

dari 29 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 246 desa dan 28 kelurahan.

Tabel 2 .1 Luas Wilayah dan Persentase menurut Kecamatan

di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

No. Kecamatan Luas Km2 Persentase

(%)

1 Cisoka 29.98 3.12

2 Solear 29.01 3.02

3 Tigaraksa 48.74 5.08

4 Jambe 26.02 2.71

5 Cikupa 42.68 4.45

6 Panongan 34.93 3.64

7 Curug 27.41 2.86

8 Kelapa Dua 24.38 2.54

9 Legok 35.13 3.66

10 Pagedangan 45.69 4.76

11 Cisauk 27.77 2.89

12 Pasar Kemis 25.92 2.70

13 Sindang Jaya 37.15 3.87

14 Balaraja 33.56 3.50

15 Jayanti 23.89 2.49

16 Sukamulya 26.94 2.81

17 Kresek 25.97 2.71

18

Gunung

Kaler 29.63 3.09

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-18-

No. Kecamatan Luas Km2 Persentase

(%)

19 Kronjo 44.23 4.61

20 Mekar Baru 23.82 2.48

21 Mauk 51.42 5.36

22 Kemiri 32.7 3.41

23 Sukadiri 24.14 2.52

24 Rajeg 53.7 5.60

25 Sepatan 17.32 1.80

26 Sepatan Timur 18.27 1.90

27 Pakuhaji 51.87 5.41

28 Teluknaga 40.58 4.23

29 Kosambi 29.76 3.10

TOTAL 959.61 100 Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2018

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Tangerang

Kedudukan...

Kedudukan geografis yang berbatasan dengan Provinsi DKI

Jakarta menjadi salah satu potensi Kabupaten Tangerang untuk

berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Jakarta. Secara geografis

menjadi pintu gerbang untuk hubungan Provinsi Banten dengan Provinsi

DKI Jakarta. Kedekatan dengan Ibukota dan sebagai pintu gerbang

antara Banten dan DKI Jakarta maka akan menimbulkan interaksi yang

menumbuhkan fenomena interdepedensi yang kemudian berdampak

pada timbulnya pertumbuhan pada suatu wilayah. Sebagai bentuk efek

pertumbuhan wilayah, trickling down dan backwash effect, sehingga

terjadi bentuk hubungan yang sinergis.

Kabupaten Tangerang merupakan daerah dengan wilayah terluas

di Provinsi Banten yang perkembangan pembangunannya tergolong cepat

dengan tersedianya infrastruktur, pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar,

serta pembangunan perumahan di kawasan baru dan prasarana lainya

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-19-

sebagai pendukung. Dalam era otonomi daerah, pembangunan diarahkan

kepada tercapainya tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

2.1.1.3. TOPOGRAFIS

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran

rendah, yang memiliki topografi relatif datar dengan kemiringan tanah

rata-rata 0 - 3%. Ketinggian wilayah antara 0 - 85 m di atas permukaan

laut. Secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Dataran rendah dibagian utara dengan ketinggian berkisar antara 0-

25 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk,

Kemiri, Sukadiri, Kresek, Gunung Kaler, Kronjo, Mekarbaru,

Pakuhaji, Sepatan dan Sepatan Timur.

2. Dataran tinggi di bagian tengah ke arah selatan dengan ketinggian

antara 25 - 85 meter di atas permukaan laut. Kemiringan tanah rata-

rata 0-8 % menurun ke Utara.

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-20-

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-21-

2.1.1.4. GEOLOGI / JENIS TANAH

Struktur batuan yang terbentuk di Kabupaten Tangerang adalah:

a. Alluvium, terdiri dari lempung, kerikil, kerakal.

b. Tuf Banten (Banten Tuff), terdiri dari batu apung dan batu pasir

tuffan.

Kabupaten Tangerang bagian Utara merupakan daerah yang

sedikit bergelombang lemah. Daerah ini termasuk dalam ketegori

bentuk lahan bentukan asal pengendapan (alluvial).

Jenis tanah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan terdiri

dari aluvial kelabu, aluvial kelabu tua, asosiasi aluvial kelabu tua

dan glei humus rendah, asosiasi glei humus, dan planosol, regosol

coklat, asosiasi latosol merah dan latosol merah kecoklatan,

padsolic kuning, asosiasi padsolic kuning, asosiasi padsolic kuning

dan hidromorf kelabu. Dengan jenis tanah demikian

memungkinkan untuk pengembangan pertanian dan budidaya.

Proses terjadinya tanah aluvial ini berlangsung karena adanya

endapan sungai dan danau di daerah dataran dan daerah

cekungan. Di wilayah dataran rendah dijumpai pula jenis tanah glei

regosol dan sedikit padsolic yaitu asosiasinya.

Tekstur tanah adalah komposisi fraksi pasir, debu dan tanah

liat pada agregat (massa) tanah, sehingga dapat dikelompokkan ke

dalam kelas tekstur tanah yaitu : halus, sedang, dan kasar. Luas

wilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan pengelompokan

tersebut terdiri dari :

- Tekstur halus : 60.549 Ha (54,53 %)

- Tekstur sedang : 46.936 Ha (42,27 %)

- Tekstur kasar : 3.553 Ha (3,20 %)

Tekstur tanah seperti ini sangat cocok untuk pengembangan

budidaya pertanian dan tanaman keras.

2.1.1.5. Klimatologi ...

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-22-

2.1.1.6. Klimatologi

Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan suhu yang

relatif panas dengan kelembaban yang tinggi. Temperatur udara

berdasarkan penelitian di Stasiun Meteorologi Kabupaten Tangerang

rata-rata berkisar antara 24,7-32,50C, suhu maksimum tertinggi pada

bulan Oktober yaitu 33,50C dan suhu minimum terendah pada bulan

Juli-Agustus yaitu 24,20C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas

matahari sekitar 80,2 % dan 53,4 %. Keadaan curah hujan tertingi

terjadi pada bulan Februari sedangkan rata-rata curah hujan dalam

setahun adalah 390,4 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Februari

dengan hari hujan sebanyak 24 hari.

Efektif tanah adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan

tanah atau suatu lapisan di mana perakaran tanaman dapat

menerobosnya. Kedalarnan efektif tanah berpengaruh terhadap erosi

dan pemilihan jenis tanaman yang cocok di suatu wilayah. Kabupaten

Tangerang terbagi atas 3 kelas kedalaman efektif tanah, meliputi :

1. Kedalaman 30 60 cm seluas 33 Ha (0,03 %)

2. Kedalaman > 60 90 cm seluas 2.598 Ha (2,34 %)

3. Kedalaman > 90 cm seluas 101.777 Ha (91,66 %)

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-23-

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-24-

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-25-

Tabel 2.2 Data Geografis dan Iklim Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Uraian Data Nilai Satuan

DATA GEOGRAFIS

a. Luas Wilayah 959,6 km2

b. Ketinggian 85 mdpl

c. Sungai Terpanjang (S. Cisadane) 414,3 Ha

d. Wilayah Terluas (Rajeg) 53,7 Ha

e. Wilayah Terkecil (Sepatan) 17,32 Ha

IKLIM

a. Rata-rata Temperatur Udara 24,7 – 32,5 0C

b. Rata-rata Kelembaban Udara 80,2 %

c. Rata-rata Intensitas Matahari 53,4 %

d. Rata-rata Curah Hujan 170,5 mm

e. Rata-rata Kecepatan Angin 12,6 Km/Jam Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, 2018

2.1.1.7. Hidrologi

Potensi sumberdaya air di wilayah Kabupaten Tangerang

digambarkan melalui kondisi sumber air permukaan dan air tanah.

Kuantitas air sungai relatif cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi debit

aliran yang cukup besar antara musim hujan dan musim kemarau,

sedangkan kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran di

beberapa sungai. Kebutuhan air akan meningkat seiring pertumbuhan

kegiatan dan jumlah penduduk Kabupaten Tangerang. Kebutuhan air ini

harus tetap bisa dipenuhi dari sumber-sumber air yang ada, sehingga

diperlukan tindakan pelestarian sumberdaya air, baik air permukaan

maupun air tanah.

Air tanah secara umum memiliki potensi yang cukup tinggi,

meskipun di beberapa Kecamatan (Kecamatan Mauk, Sukadiri, Kemiri,

Kronjo, Pakuhaji, Teluk Naga dan Kecamatan Kosambi) terindikasi intrusi

air laut dan terjadinya eksploitasi air tanah yang cukup tinggi untuk

kebutuhan industri karena terbatasnya sumber air permukaan.

Berdasarkan hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Tangerang dengan Puskom dan IT FMIPA UI (2003) diketahui bahwa di

sebagian wilayah Kabupaten Tangerang (meliputi enam kecamatan yaitu :

Mauk, Rajeg, Pasar Kemis, Cikupa, Curug dan Legok) terdapat tiga lapisan

akifer meliputi:

1. Akifer dangkal dengan kedalaman < 20 m yang didominasi oleh

lapisan pasir;

2.Akifer menengah...

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-26-

2. Akifer menengah dengan kedalaman 20 – 70 m yang merupakan

lapisan lempung formasi Bantam Atas;

3. Akifer dalam dengan kedalaman > 70 m yang merupakan bagian dari

formasi Genteng dan formasi Bojongmanik.

Recharge akifer dangkal dan menengah berasal dari air hujan dan

sungai/danau, sedang recharge akifer dalam melalui batuan formasi

Bojongmanik di sebelah selatan yang tersingkap (outcroped) dengan

elevasi yang lebih tinggi dibanding lokasi penelitian.

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-27-

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-28-

2.1.1.8. Penggunaan Lahan

Perkembangan penduduk yang cepat serta melimpahnya kegiatan

industri dan permukiman di Wilayah Kabupaten Tangerang mengakibatkan

banyak terjadi pergeseran lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah

beralihnya fungsi lahan, untuk itu perlu mendapatkan perhatian mengenai

keseimbangan antara fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya serta

aspek kesesuaian lahan.

Penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang saat ini meliputi

penggunaan untuk kawasan lindung dan penggunaan lahan untuk kawasan

budidaya. Penggunaan lahan untuk kegiatan lindung meliputi sempadan

pantai, danau/situ, dan sempadan sungai. Sedangkan penggunaan lahan

untuk kegiatan budidaya meliputi perumahan perkotaan, perumahan

perdesaan, perdagangan dan jasa, zona industri, kawasan industri, pertanian

irigasi teknis, pertanian tadah hujan, kebun campuran, tegalan, perikanan

(tambak), hutan, dan lain-lain.

Karakter perkembangan kawasan terbangun Kabupaten Tangerang tidak

lepas dari keberadaan Kabupaten Tangerang yang berada pada perlintasan

pergerakan antarwilayah serta jaringan jalan regional yang menghubungkan

kota-kota utama di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Sebagai

konsekuensinya kawasan terbangun yang mencakup permukiman perkotaan,

permukiman perdesaan, perdagangan dan jasa, zona industri, kawasan

industri industri dan fasilitas umum cenderung berkembang mengikuti pola

jaringan jalan utama (linier).

Sejalan kondisi tersebut maka perkembangan Kabupaten Tangerang

terjadi secara linier dengan titik orientasi perkembangan pada simpul poros

jalur Lintas Tengah (poros Serang – Grogol) (terkonsentrasi pada pusat kota),

sehingga distribusi kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan tidak

merata. Hal ini menyebabkan tidak optimalnya pelayanan kota (kesenjangan

perkembangan kegiatan di bagian Tengah (pusat kabupaten) dan selatan

dengan bagian utara, terjadi konflik pemanfaatan ruang terbangun dan

sebagainya.

Pola..

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-29-

Pola pengembangan fisik/tata guna lahan saat ini berupa pola

ekstensifikasi dan intensifikasi. Pola intensifikasi lebih banyak dijumpai pada

daerah terbangun di pusat-pusat kegiatan/pusat kota, sedangkan pola

ekstensifikasi dijumpai pada daerah-daerah pinggiran kota atau daerah

transisi.

Melihat progresifitas pembangunan Kabupaten Tangerang serta fungsi

yang berkembang saat ini yang menekankan kepada kegiatan industri akan

menimbulkan konsekuensi meningkatnya aktivitas penduduk di Kabupaten

Tangerang. Peningkatan kegiatan tanpa diimbangi dengan pelayanan sarana

dan prasarana yang memadai akan menimbulkan berbagai permasalahan

yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, seperti misalnya

permasalahan transportasi. Hal ini perlu diantisipasi dalam proses revisi

RTRW Kabupaten Tangerang.

Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Penggunaan Lahan Eksisting Tahun 2017 (Ha)

No Kecamatan

Jalan, Pemukiman, Perkantoran,

Sungai, dll

Tambak, Kolam,

Empang, Hutan

Negara

Hutan Rakyat

Rumput/ Tanah Kosong

Sawah Tegalan/ Kebun

Perkebunan Total

1 Cisoka 968 129 59

1228 314 - 2.698

2 Solear 955 319 144

1182 301 - 2.901

3 Tigaraksa 1393 374 125 526 1213 1243 - 4.874

4 Jambe 887 103 155

750 707 - 2.602

5 Cikupa 3458 148 39 149 251 223 - 4.268

6 Panorangan 2225 172 9

850 237 - 3.493

7 Curug 1984 157 10 2 270 318 - 2.741

8 Kelapa Dua 1801 110

10 517 - 2.438

9 Legok 1500 52 18 49 841 1053 - 3.513

10 Pagedangan 2613

587 239 424 706 - 4.569

11 Cisauk 1615 154 329 86 310 283 - 2.777

12 Pasar Kemis 1595 268

5 484 240 - 2.592

13 Sindang Jaya 1753 1 19 66 1314 562 - 3.715

14 Balaraja 1683 12

1142 519 - 3.356

15 Jayanti 780 39 98 16 1299 157 - 2.389

16 Sukamulya 1011 7

77 1451 148 - 2.694

17 Kresek 392 104

7 1857 237 - 2.597

18 Gunung Kaler 194 216 1 2 2510 40 - 2.963

19 Kronjo 1329 496

2417 181 - 4.423

20 Mekar Baru 90 91

2183 18 - 2.382

21 Mauk 978 872

16 2805 439 32 5.110

22 Kemiri 873 666

1589 142

3.270

23 Sukadiri 626 65

1666 57

2.414

24 Rajeg 1658 357 33

2453 869

5.370

25 Sepatan 1054

3 9 650 16

1.732

26 Sepatan Timur 752 50

4 849 172

1.827

27 Pakuhaji 1325 822 1 22 2559 399

5.128

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-30-

Penggunaan Lahan Eksisting Tahun 2017 (Ha)

No Kecamatan

Jalan, Pemukiman, Perkantoran, Sungai, dll

Tambak, Kolam,

Empang, Hutan

Negara

Hutan Rakyat

Rumput/ Tanah Kosong

Sawah Tegalan/ Kebun

Perkebunan Total

28 Teluknaga 983 1525 24 98 1315 50

3.995

29 Kosambi 2256 371

321 28

2.976

Total 38.731 7.680 1.654 1.373 36.193 10.176 32 95.807

Sumber: Kabupaten Tangerang dalam Angka, 2018

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

RTRW Nasional, kawasan lindung dan kawasan budidaya dipantai barat-

selatan khususnya Kabupaten Tangerang. dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten Tangerang

No. Kawasan Luas Lokasi Arah Pengembangan

1 Kawasan Lindung 3.841 Ha Melindungi sumberdaya alam atau

buatan yang ada di dalamnya,

2 Kawasan Lindung

Setempat 2.321 Ha

kawasan sempadan pantai, sungai,

dan sekitar danau/rawa/situ.

3 Kawasan Sempadan

Pantai 510,00Ha pantai berhutan bakau.

4 KawasanSempadan

Sungai 572,33 Ha

dilindungi meliputi Sungai

Cisadane, Cidurian, Cipasilian,

Cilontar, Cimanceuri, Cileles,

Cilarangan, Cirarab, Pecah, Kali

Cigung

Sumber : RTRW Kabupaten Tangerang, 2011-2031.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Wilayah Kabupaten Tangerang memiliki potensi kebencanaan yang

cukup tinggi. Potensi bencana geologi berupa gempa bumi merupakan potensi

kebencanaan yang relatif sama tingginya dengan daerah lain di sepanjang

pantai utara yang membentang di seluruh wilayah Pantura.

Potensi kebencanaan ini dapat menimbulkan kerusakan yang parah

karena sebagian besar wilayah perkotaan berkembang di pesisir pantai barat.

Potensi kebencanaan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang meliputi:

a) Potensi bencana geologi; berupa bencana gempa bumi yang tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.

b)Potensi...

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-31-

b) Potensi bencana tsunami; umumnya tersebar di sepanjang pesisir pantai

utara yang berjarak 1 km dari bibir pantai. Daerah yang memiliki resiko

dampak parah yaitu pada kecamatan kronjo, Kemeri dan Mauk.

c) Potensi bencana banjir; berupa banjir rob (pasang surut)

d) Potensi kekeringan; terjadi akibat curah hujan di suatu kawasan jauh

dibawah curah hujan normal dalam waktu lama. Bencana ini dipicu

oleh perubahan siklus iklim global yang ditandai dengan meningkatnya

temperatur rata-rata atmosfir, laut, dan daratan.

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-32-

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-33-

2.1.4. Demografi

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik penduduk

Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 berjumlah 3.584.770 orang terdiri

dari 1.833.470 orang laki-laki dan 1.751.300 orang perempuan. Laju

pertumbuhan penduduk pertahun dalam kurun waktu satu tahun terakhir

sebesar 3,17%.

Tabel. 2.5 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan

di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis

Kelamin

1 Cisoka 49,923 46,593 96,516 107.15

2 Solear 47,799 45,942 93,741 104.04

3 Tigaraksa 82,316 78,817 161,133 104.44

4 Jambe 23,393 22,195 45,588 105.40

5 Cikupa 149,218 139,847 289,065 106.70

6 Panongan 73,544 71,017 144,561 103.56

7 Curug 110,835 104,198 215,033 106.37

8 Kelapa Dua 117,326 119,053 236,379 98.55

9 Legok 65,010 60,453 125,463 107.54

10 Pagedangan 61,852 59,115 120,967 104.63

11 Cisauk 43,912 42,293 86,205 103.83

12 Pasar Kemis 175,422 169,648 345,070 103.40

13 Sindang Jaya 49,319 47,403 96,722 104.04

14 Balaraja 69,424 65,272 134,696 106.36

15 Jayanti 37,621 36,430 74,051 103.27

16 Sukamulya 34,004 32,817 66,821 103.62

17 Kresek 33,588 32,619 66,207 102.97

18 Gunung Kaler 26,668 26,344 53,012 101.23

19 Kronjo 31,850 30,467 62,317 104.54

20 Mekar Baru 19,739 18,698 38,437 105.57

21 Mauk 42,386 40,907 83,293 103.62

22 Kemiri 23,078 21,251 44,329 108.60

23 Sukadiri 29,230 27,225 56,455 107.36

24 Rajeg 90,982 87,269 178,251 104.25

25 Sepatan 63,614 59,433 123,047 107.03

26 Sepatan Timur 49,729 47,195 96,924 105.37

27 Pakuhaji 59,465 56,517 115,982 105.22

28 Teluknaga 85,518 81,540 167,058 104.88

29 Kosambi 86,705 80,742 167,447 107.39

Jumlah/Total 1,833,470 1,751,300 3,584,770 104.69

Sumber : Tangerang Dalam Angka/BPS Tahun 2018

Sex Ratio...

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-34-

Sex Ratio penduduk Kabupaten Tangerang 104,69 yang artinya

jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk

perempuan. atau setiap 100 perempuan terdapat 104 laki-laki. Sex Ratio

terbesar terdapat di Kecamatan Kemiri yakni sebesar 108.60 dan yang

terkecil terdapat di Kecamatan Kelapa Dua yakni sebesar 98.55 dan

merupakan satu-satunya kecamatan yang mempunyai angka sex ratio

dibawah 100 ,yang artinya setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 laki-

laki atau jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah penduduk laki-laki. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun

2013-2017 dapat dilihat sebagaimana tabel dan dan grafik pertumbuhan

penduduk dari tahun 2012-2017.

Tabel 2.6 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Per Kecamatan

Kabupaten Tangerang Tahun 2013 – 2017

No. Kecamatan Perkembangan Penduduk Pertahun (Jiwa) LPP

2013 2014 2015 2016 2017 (%)

1 Cisoka 86,754 89,291 91,753 94,116 96,516 2.67

2 Solear 82,566 85,414 88,213 90,946 93,741 3.17

3 Tigaraksa 137,259 143,389 149,564 154,897 161,13

3 4.01

4 J a m b e 42,868 43,657 44,375 44,973 45,588 1.54

5 Cikupa 252,318 261,508 270,630 279,785 289,06

5 3.40

6 Panongan 116,084 123,067 130,273 136,925 144,56

1 5.48

7 C u r u g 186,889 193,916 200,904 207,906 215,03

3 3.51

8 Kelapa Dua 203,619 212,280 220,982 227,782 236,379 3.73

9 L e g o k 110,005 113,910 117,770 121,577 125,46

3 3.29

10 Pagedangan 106,411 110,100 113,738 117,317 120,96

7 3.21

11 Cisauk 73,458 76,622 79,792 82,941 86,205 4.00

12 Pasar Kemis 282,591 298,067 313,945 328,455 345,07

0 4.99

13 Sindang

Jaya 85,686 88,511 91,278 93,973 96,722 3.03

14 Balaraja 121,900 125,232 128,451 131,566 134,69

6 2.50

15 Jayanti 68,447 69,972 71,407 72,724 74,051 1.97

16 Sukamulya 62,643 63,710 64,679 65,911 66,821 1.61

17 K r e s e k 63,415 64,153 64,782 65,659 66,207 1.08

18 Gunung

Kaler 50,255 50,980 51,618 52,443 53,012 1.34

19 K r o n j o 56,913 57,350 57,681 61,489 62,317 2.27

20 Mekar Baru 36,529 36,788 36,968 38,174 38,437 1.27

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-35-

No. Kecamatan Perkembangan Penduduk Pertahun (Jiwa) LPP

2013 2014 2015 2016 2017 (%)

21 M a u k 80,679 81,517 82,220 82,768 83,293 0.80

22 K e m i r i 41,964 42,294 42,540 43,977 44,329 1.37

23 Sukadiri 55,039 55,543 55,943 56,199 56,455 0.64

24 R a j e g 152,262 158,678 165,112 171,597 178,25

1 3.94

25 Sepatan 105,373 109,758 114,145 118,532 123,04

7 3.88

26 Sepatan

Timur 88,655 90,852 92,949 94,929 96,924 2.23

27 Pakuhaji 109,236 110,928 112,459 114,517 115,982 1.50

28 Teluknaga 151,199 155,317 159,300 163,176 167,05

8 2.49

29 Kosambi 146,763 151,972 157,123 162,241 167,44

7 3.30

Jumlah 3,157,780 3,264,776 3,370,594 3,477,495 3,584,770 3.17

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2018, diolah.

Gambar 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang

Tahun 2012-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2018

Jumlah penduduk Kabupaten pada tahun 2017 berjumlah 3.584.770

Orang. Berdasarkan kelompok umur. proporsi kelompok umur 15-64 tahun

menyumbang hampir 68,90%. usia 0-14 tahun sebanyak 28,17% dan

kelompok umur diatas 65 tahun sebesar 2.9%.

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2017

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-36-

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 183,461 176,294 359,755

5 – 9 177,124 168,973 346,097

10 – 14 154,968 149,093 304,061

15 – 19 161,991 156,944 318,935

20 – 24 170,600 160,833 331,433

25 – 29 170,757 165,613 336,370

30 – 34 169,053 170,598 339,651

35 – 39 160,834 159,736 320,570

40 – 44 141,779 128,731 270,510

45 – 49 111,203 96,495 207,698

50 – 54 83,167 73,056 156,223

55 – 59 58,535 52,361 110,896

60 – 64 40,224 37,477 77,701

65 – 69 24,200 23,284 47,484

70 – 74 13,891 15,980 29,871

75+ 11,683 15,832 27,515

Jumlah 1,833,470 1,751,300 3,584,770

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018

Gambar 2.8. Piramida Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2017

Piramida penduduk Kabupaten Tangerang berbentuk ekspansif. Hal

ini tampak dari sebagian besar penduduk terdapat pada kelompok usia

muda atau bagian bawah piramida melebar dan semakin meruncing pada

bagian atas. Bagian bawah melebar menunjukkan terjadinya kelahiran

yang cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Piramida ekspansif

umumnya terdapat pada negara-negara dengan tingkat pertumbuhan

penduduk yang cepat akibat dari masih tingginya angka kelahiran dan

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-37-

menurunnya tingkat kematian. Angka TFR Kabupaten Tangerang sebesar

2,35 berarti bahwa wanita (usia 15-49 tahun) secara rata-rata mempunyai

2-3 anak selama masa usia suburnya. TFR yang tinggi merupakan

cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan rendah

terutama wanitanya dan tingkat sosial ekonomi rendah (tingkat

kemiskinan tinggi).

2.1.5 Potensi Sumber Daya

Potensi sumber daya Kabupaten Tangerang sesuai arahan

pemanfaatan ruang diarahkan untuk:

1. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

Kawasan pertanian tanaman pangan dan holtikultura dengan luas

kurang lebih 13.720,06 (tiga belas ribu tujuh ratus dua puluh koma

nol enam) hektar meliputi: Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mekar

Baru, Kecamatan Sukamulya, Kecamatan Gunung Kaler, Kecamatan

Kresek, Kecamatan Mauk, Kecamatan Rajeg, Kecamatan Kemiri,

Kecamatan Sukadiri.Kawasan tanaman pangan dan holtikultura yang

ditetapkan sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B)

dengan luas kurang lebih 13.720,06 (tiga belas ribu tujuh ratus dua

puluh koma nol enam) Hektar, yang terdiri dari Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan (LP2B) dengan luas kurang lebih 10.996,77

(sepuluh ribu sembilan ratus sembilan puluh enam koma tujuh

tujuh) Hektar dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LCP2B) dengan luas kurang lebih 2.723,29 (dua ribu tujuh ratus

dua puluh tiga koma dua sembilan) Hektar.

Kawasan agropolitan terletak di Kecamatan Sepatan Timur Desa

Gempolsari, Desa Sangiang dan Desa Pondok Kelor.

Kawasan Tanaman Pangan dan Holtikultura

Kawasan tanaman pangan dan holtikultura termasuk lahan

penangkaran benih yang dikelola oleh kelompok tani, meliputi:

a. Kecamatan Sukadiri di Desa Sukadiri.

b. Kecamatan Rajeg di Desa Tanjakan Mekar.

c. Kecamatan Kemiri di Desa Rancalabuh.

d. Kecamatan Jayanti di Desa Pabuaran.

e. Kecamatan Kresek di Desa Kresek.

f. Kecamatan Sukamulya di Desa Bunar.

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-38-

g. Kecamatan Balaraja di Desa Gembong.

h. Kecamatan Mekar Baru di Desa Klutuk.

Kawasan Peternakan...

Kawasan Peternakan

Kawasan peternakan terdiri atas:

a. Perusahaan peternakan

Perusahaan peternakan meliputi: Kecamatan Curug, Kecamatan

Cikupa, Kecamatan Cisauk, Kecamatan Cisoka, Kecamatan

Jambe, Kecamatan Jayanti, Kecamatan Kemiri, Kecamatan

Kresek, Kecamatan Legok, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan

Pagedangan, Kecamatan Panongan, Kecamatan Pasar Kemis,

Kecamatan Rajeg, Kecamatan Sepatan Timur, Kecamatan Solear,

Kecamatan Sukamulya, Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan Mauk,

Kecamatan Gunung Kaler.

Perusahaan peternakan yang berada di kawasan peruntukan

pertanian memiliki luas kurang lebih 37,15 (tiga puluh tujuh

koma satu lima) hektar.

b. Peternakan rakyat

Peternakan rakyat tersebar di seluruh wilayah kabupaten.

2. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan meliputi:

a. Kawasan perikanan tangkap

Kawasan perikanan tangkap meliputi prasarana dan sarana

perikanan tangkap yang terdiri atas lokasi Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) meliputi :

PPI Kronjo di Desa Kronjo Kecamatan Kronjo.

PPI Cituis di Desa Suryabahari Kecamatan Pakuhaji.

PPI Tanjung Pasir di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga.

b. Kawasan perikanan budi daya.

Kawasan perikanan budi daya meliputi:

Perikanan budi daya air payau berupa tambak, meliputi:

1. Kecamatan Mekar Baru terletak di desa Jenggot.

2. Kecamatan Kronjo terletak di Desa Kronjo dan Desa

Muncung.

3. Kecamatan Kemeri terletak di Desa Lontar dan Desa

Karanganyar.

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-39-

4. Kecamatan Mauk terletak di Desa Mauk Barat dan Desa

Ketapang.

5.Kecamatan...

5. Kecamatan Teluknaga terletak di Desa Tanjung Pasir dan

Desa Muara.

Perikanan budi daya air tawar berupa kolam yang tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten.

Balai benih Ikan Air Tawar di Desa Kaliasin Kecamatan

Sukamulya.

3. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri dengan luas kurang lebih 15.390.07

(lima belas ribu tiga ratus sembilan puluh koma nol tujuh) Hektar,

meliputi :

a. Kawasan industri

Kawasan industri, meliputi : Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan

Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Balaraja, Kecamatan

Jayanti, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Legok, Kecamatan

Curug, Kecamatan Cikupa, Kecamatan Kosambi, Kecamatan

Sepatan Timur, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Mekar Baru

Kawasan industri di Kecamatan Pakuhaji merupakan industri

maritim yang berada di Desa Kohod, sedangkan Kawasan industri

di Kecamatan Mekar Baru merupakan industri pengolahan hasil

laut yang berada di Desa Jenggot.

b. Sentra industri kecil dan menengah

Sentra industri kecil dan menengah, meliputi : Kecamatan

Tigaraksa, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Sepatan, Kecamatan

Balaraja, Kecamatan Jayanti, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan

Legok, Kecamatan Curug, Kecamatan Cikupa, Kecamatan

Kosambi, Kecamatan Sepatan Timur, Kecamatan Jambe,

Kecamatan Panongan, Kecamatan Pagedangan, Kecamatan Kelapa

Dua, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan

Sukadiri.

Kawasan...

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-40-

4. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata meliputi:

a. Pariwisata alam

Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:

Kawasan pariwisata Bahari Pantai Tanjung Pasir di Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga.

Kawasana pariwisata Bahari Pantai Mutiara di Kecamatan

Teluknaga.

Kawasan pariwisata Bahari Pantai Tanjung Kait di Kecamatan

Mauk.

Kawasan pariwisata Bahari Pantai Dadap di Kecamatan

Kosambi.

Kawasan pariwisata Bahari Pulau Cangkir di Kecamatan Kronjo.

Kawasan pariwisata Bahari Pantai Karang Serang di Kecamatan

Sukadiri.

Kawasan pariwisata situ/danau di Situ Kelapa Dua di

Kecamatan Kelapa Dua.

Kawasan pariwisata Situ Cihuni di Kecamatan Pagedangan.

Kawasan pariwisata Situ Pondok di Kecamatan Pasar Kemis.

Kawasan pariwisata Situ Garukgak di Kecamatan Kresek.

Kawasan pariwisata Situ Patrasana di Kecamatan Kresek.

Kawasan pariwisata tangerang mangrove center di Kecamatan

Teluknaga

b. Pariwisata budaya

Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi:

Rumah asli peninggalan Raden Aria Wangsakara, situs makam

Raden Aria Wangsakara, situs makam Buyut Onang, situs

makam Ki Muttaqin, situs makam Ki Yunus, dan situs makam

Ki Musa di Kecamatan Pagedangan.

Rumah kebaya tempo dulu, situs makam Nyi Mas Melati, dan

situs makam Pangeran Jayakarta di Kecamatan Sukamulya.

Situs makam Gajah Barong, situs makam Nyi Mas Gamparan,

situs makam Buyut Siyam, situs makam Syech Mubarak, situs

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-41-

makam Buyut Sandi, situs makam Buyut Mali, situs makam

Nyi Saritinem, situs makam Ki Mas Laeng, situs makam Raden

Mas Kuncung, dan situs makam Wali Ahmad di Kecamatan

Tigaraksa.

Sisa fosil-fosil...

Sisa fosil-fosil Elephant Maximus, situs bangunan Pekong

Soekong, dan situs makam Dewi Neng di Kecamatan Mauk.

Situs Sumur Tujuh dan situs makam Nyi Mas Aulia di

Kecamatan Cikupa

Situs Sumur Tua dan situs Rawa Kidang di Kecamatan

Sukadiri.

Situs makam Panjang Syech Daud dan situs makam Wali

Riman di Kecamatan Pakuhaji

Situs Penggilingan Tebu di Kecamatan Teluknaga.

Situs makam Jaga Laut di Kecamatan Kronjo.

Situs makam Solear di Kecamatan Solear.

Situs makam Panjang Dadap di Kecamatan Kosambi.

Situs makam Buyut Mijah, situs makam Buyut Akhir (Kyai

Jebeng), situs makam Kepuh, dan situs makam Buyut Resem di

Kecamatan Sepatan.

Situs makam Mede, situs makam Tubagus Taram, situs makam

Ki Buyut Golokgog dan situs makam Ki Buyut Demang di Desa

Sampora Kecamatan Cisauk.

c. Pariwisata buatan

Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi:

Wisata Edukasi terletak di Kecamatan Teluknaga, Kecamatan

Pakuhaji, Kecamatan Kelapa Dua dan Kecamatan Cisoka.

Wisata penangkaran buaya di Kecamatan Teluknaga.

Wisata Bumi Perkemahan Kitri Bhakti di Desa Sukabakti

Kecamatan Curug.

Wisata olahraga berada di Kecamatan Cisauk, Kecamatan

Kelapa Dua, Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Pasar Kemis.

Wisata Danau Biru Cigaru di Kecamatan Cisoka.

Wisata Rekreasi World of Wonders (WOW) di Citra Raya

Kecamatan Cikupa.

Wisata Teluknaga Mas di Kecamatan Teluknaga.

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-42-

Wisata Mancing Muara Ujung di Kecamatan Teluknaga.

Wisata Religi berada di Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan

Jayanti.

Wisata Rekreasi...

Wisata Rekreasi Alun-alun Tigaraksa.

Wisata Belanja dan Kuliner berada di Kecamatan Kelapa Dua,

Kecamatan Pagedangan, Kecamatan Panongan, Kecamatan

Cisauk, Kecamatan Cikupa dan Kecamatan Balaraja.

Wisata Akomodasi berada di Kecamatan Pagedangan,

Kecamatan Cikupa, Kecamatan Curug, Kecamatan Panongan,

Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Kosambi dan Kecamatan

Mauk.

5. Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman terbagi menjadi kawasan

permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan meliputi:

a. Permukiman perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi dan

kepadatan penduduk sedang dengan luas kurang lebih

67.677,23 (enam puluh tujuh ribu enam ratus tujuh puluh

tujuh koma dua tiga) hektar meliputi:

Kecamatan Pagedangan, Kecamatan Cisauk, Kecamatan Legok,

Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Curug, Kecamatan Cikupa,

Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Balaraja, Kecamatan

Sukamulya, Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan Panongan,

Kecamatan Jambe, Kecamatan Cisoka, Kecamatan Solear,

Kecamatan Jayanti, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Sepatan,

Kecamatan Sepatan Timur, Kecamatan Kosambi, Kecamatan

Sindang Jaya, Kecamatan Rajeg, Kecamatan Pakuhaji,

Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mekar Baru, Kecamatan Gunung

Kaler, Kecamatan Kresek, Kecamatan Mauk, Kecamatan Kemiri,

Kecamatan Sukadiri

b. Permukiman perdesaan dengan kepadatan penduduk rendah luas

kurang lebih 3.040,26 (tiga ribu empat puluh koma dua enam)

hektar, meliputi : Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mauk,

Kecamatan Kemiri, Kecamatan Sukadiri.

6. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan Negara

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-43-

Kawasan pertahanan dan keamanan negara meliputi:

a. Komplek Datasemen Arhanud Rudal 003 Falatehan berada di

Kecamatan Cikupa;

b. Makorem 052 Jayakarta berada di Kecamatan Kelapa Dua;

c. Radar TNI AU berada di Kecamatan Mauk;

d.Polres...

d. Polres Metropolitan Tigaraksa berada di Kecamatan Tigaraksa;

e. Pos Angkatan Laut tipe C di Kecamatan Kronjo;

f. Polsek tersebar di seluruh kecamatan; dan

g. Koramil tersebar di seluruh wilayah kecamatan.

7. Kawasan Reklamasi

Kawasan reklamasi diperuntukan sebagai kawasan permukiman

perkotaan, kawasan bandara soekarno-hatta II dan kawasan industri di

bagian perairan laut wilayah Utara, dengan luas kurang lebih 9.000

(sembilan ribu) hektar, berjarak kurang lebih 200 (dua ratus) meter

dari garis pantai ke arah laut, meliputi: Kecamatan Kosambi,

Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Sukadiri,

Kecamatan Mauk, Kecamatan Kemiri, Kecamatan Kronjo

8. Kawasan Pusat Rehabilitasi/ Lembaga Pemasyarakatan

Pusat rehabilitasi/lembaga pemasyarakatan berada di Kecamatan

Jambe dan Kecamatan Legok.

9. Kawasan Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan

Rencana pengembangan sarana pendidikan berada di seluruh wilayah

kabupaten.

10. Kawasan Komples Sekolah Pelayaran

Kompleks sekolah pelayaran berada di Desa Karang Serang Kecamatan

Sukadiri.

11. Kawasan Rencana Pengembangan Tempat Pemakaman Umum

(TPU)

Rencana pengembangan Tempat Pemakaman Umum (TPU) terdiri atas:

a. Zona TPU tersebar di seluruh wilayah kabupaten;

b. TPU zona swasta berada di : Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan

Teluknaga, Kecamatan Jambe, Kecamatan Kosambi

12. Kawasan Rencana Pembangunan Stadion Olahraga

Rencana pembangunan stadion olahraga berada di :

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-44-

a. Sport center di Kecamatan Kelapa Dua

b. Stadion mini di seluruh Kecamatan

13. Kawasan Rencana Pengembangan Rumah Sakit

Rencana pengembangan rumah sakit meliputi:

a. Pembangunan rumah sakit Tipe A di Kecamatan Tigaraksa;

b. Optimalisasi rumah sakit tipe B di Kecamatan Balaraja;

c.Pembangunan...

c. Pembangunan rumah sakit tipe B di Kecamatan Teluknaga; dan

d. Peningkatan rumah sakit tipe C menjadi tipe B di Kecamatan

Pakuhaji.

14. Kawasan Pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan

Pengembangan kawasan pusat pemerintahan dengan luas kurang lebih

126,57 (seratus dua puluh enam koma lima tujuh) Hektar yang berada

di Kecamatan Tigaraksa.

15. Kawasan Pengembangan Kawasan Bandaar Udara Soekarno Hatta

dan Pengembangannya Pengembangan kawasan bandar udara

Soekarno Hatta dan pengembangannya dengan luas kurang lebih

481,57 (empat ratus delapan puluh satu koma lima tujuh) Hektar yang

berada di Kecamatan Kosambi.

16. Kawasan Bandar Udara Budiarto Curug

Kawasan bandar udara Budiarto Curug dengan luas kurang lebih

384,79 (tiga ratus delapan puluh empat koma tujuh sembilan) Hektar

yang berada di Kecamatan Legok.

17. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Lontar

Kawasan pembangkit listrik tenaga uap Lontar dengan luas kurang

lebih 92,57 (sembilan puluh dua koma lima tujuh) Hektar yang berada

di Kecamatan Kemeri.

18. Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Jatiwaringin dengan luas

kurang lebih 57,46 (lima puluh tujuh koma empat enam) Hektar yang

berada di Kecamatan Mauk.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

A. Pertumbuhan PDRB

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-45-

Selama periode 2013-2017, struktur ekonomi masyarakat Kabupaten

Tangerang di dominasi dari kelompok lapangan usaha sekunder yang

terlihat dari besarnya kenaikan/penurunan peranan masing-masing

kelompok lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

Tangerang.

Pada...

Pada tahun 2017, kelompok usaha sekunder memberikan

sumbangan sebesar 54,54% yang mengalami penurunan dibandigkan

dengan tahun 2013 sebesar 57,14%. Kelompok lapangan usaha primer

dan tersier memberikan sumbangan masing-masing sebesar 6,86% dan

38,61%. Kelompok lapangan usaha primer dan tersier ini mengalami

kenaikan dibandingkan pada tahun 2013 yang masing-masing sebesar

6,71% dan 36,16%.

Apabila dilihat menurut lapangan usahanya, pada tahun 2017,

lapangan usaha industri pengolahan memberikan sumbangan tertinggi

sebesar 36,87%, kemudian disusul lapangan usaha Konstruksi sebesar

13,61%, lapangan perdagangan besar dan eceran;reparasi mobil dan

sepeda motor sebesar 10,92%. Selanjutnya lapangan usaha Real Estate

menyumbang 7,22% dan lapangan usaha pertanian, Kehutanan, dan

perikanan memberikan sumbangan sebesar 6,81%.

Perekonomian Kabupaten Tangerang tahun 2017 mengalami

percepatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun

sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang tahun 2017

mencapai 5,84%, sedangkan tahun 2015 dan 2016 sebesar 5,60% dan

5,36%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Real

Estate sebesar 10,03%. Seluruh lapangan usaha ekonomi yang lain pada

tahun 2017 mencatat pertumbuhan yang positif, kecuali lapangan usaha

Pengadaan Listrik dan Migas.

Adapun lapangan usaha lainnya yang mencatat pertumbuhan

positif, berturut-turut adalah Konstruksi sebesar 9,92%, Jasa Pendidikan

sebesar 9,68%, jasa lainnya sebsar 9,67%, jasa kesehatan dan kegiatan

sosial sebesar 9,51%. Penyediaan akomodasi dan makan minuman

sebesar 9,01%, transportasi dan pergudangan sebesar 8,86%, pengadaan

air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 8,13%, informasi

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-46-

dan komunikasi sebesar 8,11%, JAsa Administrasi Pemerintahan,

pertanahan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,13%, Perdagangan Besar

dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Motor sebesar 5,41%, pertanian,

kehutanan dan perikanan sebesar 5,33%. Jasa keuangan dan asuransi

sebesar 5,21%, industri pengolahan sebesar 3,63%, dan pertambangan

dan penggalian sebesar 2,28%. Sedangkan lapangan usaha Pengadaan

Listrik dan Gas mengalami penyusutan sebesar 7,25%.

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang

Menurut Kategori Lapangan Usaha (persen) 2013 – 2017

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017**

A

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan

6.41 4.46 4.5 5.39 5.33

B Pertambangan dan

Penggalian -5.4 3.44 2.3 2.27 2.28

C Industri Pengolahan 7.24 0.82 3.16 2.92 3.63

D Pengadaan Listrik

dan Gas -4.88 8.61 -2.22 -11.14 -7.25

E

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah. Limbah

dan Daur Ulang

4.75 8.33 5.05 7.38 8.13

F Konstruksi 9.88 12.42 9.59 7.58 9.92

G

Perdagangan Besar

dan Eceran;

Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

4.01 6.39 5.71 3.48 5.41

H Transportasi dan

Pergudangan 6.16 9.27 8.62 9.46 8.86

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

4.26 11.24 7.24 7.75 9.01

J Informasi dan

Komunikasi 5.19 18.78 10.07 8.62 8.11

K Jasa Keuangan dan

Asuransi 8.06 4.09 7.86 16.97 5.21

L Real Estat 6.6 9.16 8.88 9.08 10.03

M.N Jasa Perusahaan 7.01 7.5 6.51 6.93 7.72

O

Administrasi

Pemerintahan.

Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

1.74 7.87 9.13 9.1 6.13

P Jasa Pendidikan 3.41 8.86 9.25 9.19 9.68

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

2.08 7.95 7.65 8.58 9.51

R.S.T.U Jasa lainnya 6.36 7.27 7.12 8.45 9.67

Produk Domestik Regional Bruto

6.41 5.37 5.6 5.36 5.84

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-47-

Kategori dengan laju pertumbuhan tertinggi dalam PDRB Kabupaten

Tangerang 2017 adalah kategori real estate yang mencapai 10,03 persen.

Sedangkan kategori dengan laju pertumbuhan terendah adalah kategori

Pengadaan Listrik dan Gas dimana satu-satunya kategori dengan laju

pertumbuhan negatif yaitu sebesar -7,25 persen. Secara umum laju

pertumbuhan ekonomi 2017 untuk sebagian besar kategori meningkat

dibanding tahun sebelumnya, kecuali beberapa kategori yang menurun,

seperti kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Transportasi dan

Pergudangan, Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi, dan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.

Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2017 (Juta Rupiah)

KATE GORI

URAIAN 2013 2014 2015 2016* 2017**

A

Pertanian.

Kehutanan. dan Perikanan

5.363.428.89 5.989.836.10 6,752,916.02 7,519,060.42 8,127,375.97

B Pertambangan dan Penggalian

39.059.79 44.400.04 47,823.20 50,219.54 51,556.88

C Industri Pengolahan

34.248.067.72 35.927.533.40 38,796,274.54 40,991,524.65 43,988,517.82

D Pengadaan Listrik dan Gas

2.432.214.90 5.209.264.86 6,159,387.38 5,385,879.56 4,763,253.04

E

Pengadaan Air. Pengelolaan

Sampah. Limbah dan Daur Ulang

50.041.76 54.574.55 60,673.93 66,283.02 74,495.39

F Konstruksi 9.306.825.71 11.362.034.62 12,947,763.92 14,312,257.55 16,232,044.51

G

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8.989.484.26 10.003.287.53 10,966,623.39 11,707,838.73 13,027,256.20

H Transportasi dan Pergudangan

2.025.683.35 2.414.984.25 2,811,684.95 3,134,260.41 3,527,917.05

I

Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum

1.105.969.42 1.301.192.60 1,472,588.26 1,630,086.49 1,816,466.02

J Informasi dan

Komunikasi 2.596.905.30 2.984.500.69 3,193,726.12 3,497,818.22 3,945,354.48

K Jasa Keuangan dan Asuransi

3.930.736.60 4.275.621.19 4,790,870.08 5,763,597.78 6,364,925.45

L Real Estate 5.265.382.22 5.853.331.96 6,795,715.71 7,584,001.61 8,607,425.59

M.N Jasa Perusahaan

755.067.50 859.747.28 995,613.94 1,107,726.69 1,244,837.52

O

Administrasi Pemerintahan. Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.203.232.40 1.383.847.31 1,621,473.04 1,839,993.52 2,021,748.41

P Jasa Pendidikan

1.849.418.30 2.118.719.82 2,413,119.47 2,736,789.32 3,215,657.44

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

311.786.09 354.784.80 396,067.84 439,210.53 497,573.24

R.S.T.U

Jasa lainnya 1.097.247.68 1.272.810.61 1,437,098.52 1,577,245.10 1,786,874.62

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO

72.303.651.4

0

80.570.551.8

7

101,659,420.3

1

109,343,793.1

4

119,293,279.6

3

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-48-

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

Pada tahun 2017...

Pada tahun 2017 PDRB Kabupaten Tangerang atas dasar harga berlaku

sebesar 119.293.279,63 juta rupiah atau tumbuh sebesar 9,10 persen dari

tahun sebelumnya yang nilainya 109.343.793,14 juta rupiah. Sedangkan atas

harga konstan 2010 sebesar 86,937,312.90 juta rupiah atau tumbuh sebesar

5,84 persen dari tahun sebelumnya yang nilainya 82,139,044.21 juta rupiah.

Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Tangerang Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2017 (Juta Rupiah)

KAT-EGOR

I URAIAN 2013 2014 2015 2016* 2017**

A

Pertanian. Kehutanan. dan Perikanan

4,383,527.18 4,578,933.08 4,784,900.83 5,042,833.79 5,311,802.56

B Pertambangan dan Penggalian

32,405.59 33,521.01 34,291.40 35,069.81 35,868.78

C Industri Pengolahan

30,586,738.98 30,836,158.49 31,809,340.84 32,739,478.87 33,927,003.68

D Pengadaan Listrik dan Gas

1,620,271.11 1,759,703.63 1,720,663.85 1,528,964.95 1,418,091.47

E

Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah. Limbah dan Daur Ulang

53,373.79 57,821.46 60,743.20 65,225.95 70,530.82

F Konstruksi

7,501,833.06 8,433,393.43 9,242,362.20 9,942,933.26 10,929,515.52

G

Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,110,604.99 8,629,025.19 9,121,795.75 9,439,636.98 9,949,894.84

H

Transportasi dan Pergudangan

1,757,150.03 1,920,099.90 2,085,520.07 2,282,779.10 2,485,124.20

I Penyediaan Akomodasi

935,696.91 1,040,875.69 1,116,259.48 1,202,815.97 1,311,136.71

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-49-

KAT-EGOR

I URAIAN 2013 2014 2015 2016* 2017**

dan Makan Minum

J

Informasi

dan Komunikasi

2,889,537.67 3,432,313.02 3,777,946.94 4,103,605.97 4,436,548.55

K

Jasa Keuangan dan Asuransi

3,134,515.05 3,262,769.73 3,519,070.98 4,116,294.40 4,330,801.41

L Real Estate

4,933,439.75 5,385,274.28 5,863,712.39 6,396,137.47 7,037,581.18

M.N Jasa Perusahaan

624,475.19 671,314.00 715,000.77 764,550.33 823,604.19

O

Administrasi Pemerinta

han. Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

915,297.74 987,376.54 1,077,540.49 1,175,561.18 1,247,584.35

P Jasa Pendidikan

1,433,574.15 1,560,574.35 1,704,856.03 1,861,532.30 2,041,728.63

Q

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

263,965.07 284,944.38 306,746.47 333,065.32 364,739.83

R.S.T.U

Jasa lainnya

889,576.98 954,286.53 1,022,194.12 1,108,558.56 1,215,756.18

PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO

70,065,983.24 73,828,384.71 77,962,945.81 82,139,044.21 86,937,312.90

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

B. LAJU INFLASI

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat

menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok

barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli

masyarakat. Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik

terhadap 417 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup

(SBH) tahun 2012 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara

mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan

Desember 2017 sebanyak 216 komoditas mengalami perubahan

harga. Rincian lengkapnya adalah 141 komoditas mengalami

kenaikan harga dan sisanya sebanyak 75 komoditas mengalami

penurunan harga. Angka inflasi disajikan dalam table 2.11.

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-50-

Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi di Kabupaten Tangerang

Tahun 2012-2017

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kabupaten Tangerang

6,08 10,02 10.03 3.94 2,65 3,50

Provinsi 6,10 9,65 10.20 4,29 2,94 3,98

Nasional 6,96 8,38 8,36 3,35 3,02 3,61

Sumber : Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Provinsi Banten, 2012 - 2017

Inflasi Kabupaten Kabupaten Tangerang sampai saat ini masih

mengacu pada Inflasi Kota Tangerang, hal tersebut karena Kabupaten

Tangerang belum dipilih oleh BPS RI sebagai acuan penghitungan

inflasi pada kota-kota di Indonesia. Pada periode tahun 2012-2017,

laju inflasi di Kabupaten Tangerang menunjukkan fluktuasi dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 24,28% per tahun dan

kecenderungannya menurun. Nilai inflasi tertinggi Kabupaten

Tangerang adalah pada tahun 2014, yaitu sebesar 10,03% dan nilai

inflasi pada tahun 2016 adalah yang terendah, yaitu 2,65%.

C. PDRB PER KAPITA

Pada tahun 2017, secara agregat PDRB per kapita Kabupaten

Tangerang mencapai 33,28 juta rupiah atau senilai US$ 2.487,38

meningkat 5,83% bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang

sebesar 31,44 juta rupiah (US$ 2.363,10). Peningkatan tersebut lebih

tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan pada tahun 2016 lalu,

tetapi masih lebih rendah bila dibandingkan peningkatan pada

tahun-tahun 2014-2015, yaitu berturut-turut sebesar 7,72% dan

9,74%.

Tabel 2.12 PDRB perkapita Kabupaten Tangerang Tahun 2013 - 2017

Lapangan

Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017**

PDRB per

Kapita (Juta

rupiah)

25,51 28,00 30,16 31,44 33,28

PDRB per

Kapita (US $) 2.439,83 2.358,87 2.251,92 2.363,10 2.487,38

Indeks Perkembangan

PDRB per

kapita

(2010=100)

124,47 136,59 147,14 153,40 162,35

Pertumbuhan

PDRB per 7,66 9,74 7,72 4,25 5,83

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-51-

Lapangan

Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017**

Kapita (persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018 * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

D. PDRB...

D. PDRB Per Sektor

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB pada

tahun 2017 sekitar 6,81%, mengalami penurunan dari tahun 2016

sekitar 6,88%, pada tahun 2013-2014 mengalami penurunan dari

6,66% menjadi 6,55%. Sektor pertambangan dan penggalian

berkontribusi sebesar 0,05% pertahun terhadap PDRB Kabupaten

Tangerang, sedangkan sektor Industri mempunyai kontribusi sebesar

36,87% pada tahun 2017, sedangkan pada tahun 2016 sebesar

37,49%, kontribusi sector industri cenderung fluktuatif. Sedangkan

sector Perdagangan mengalami hal yang sama dengan sector industry

yang cenderung fluktuatif dengan kontribusi pada tahun 2017 sebesar

10,92%.

Tabel 2.13 Peranan PDRB Per Sektor terhadap PDRB (persen), 2013 - 2017

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017**

1

Pertanian,

Kehutanan, dan

Perikanan

6,66 6,55 6,64 6,88 6,81

2 Pertambangan dan

Penggalian 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04

3 Industri Pengolahan 42,51 39,30 38,16 37,49 36,87

4 Pengadaan Listrik dan

Gas 3,02 5,70 6,06 4,93 3,99

5

Pengadaan Air,

Pengolahan Sampah,

Limbah, dan Daur

Ulang

0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

5 Konstruksi 11,55 12,43 12,74 13,09 13,61

6 Perdagangan Besar 11,16 10,94 10,79 10,71 10,92

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-52-

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017**

dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

7 Transportasi dan

Pergudangan 2,51 2,64 2,77 2,87 2,96

8

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

1,37 1,42 1,45 1,49 1,52

9 Informasi dan

Komunikasi 3,22 3,26 3,14 3,20 3,31

10 Jasa Keuangan dan

Asuransi 4,88 4,68 4,71 5,27 5,34

11 Real Estate 6,54 6,40 6,68 6,94 7,22

12 Jasa Perusahaan 0,94 0,94 0,98 1,01 1,04

13

Administrasi Pemerintahan.

Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

1,49 1,51 1,60 1,68 1,69

14 Jasa Pendidikan 2,30 2,32 2,37 2,50 2,70

15 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 0,39 0,39 0,39 0,40 0,42

16 Jasa lainnya 1,36 1,36 1,41 1,44 1,50

PDRB 100 100 100 100 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten TangerangTahun 2018

* Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara

E. Gini Ratio

Ada berbagai tolok ukur yang dapat digunakan untuk

menghitung tingkat pemerataan pendapatan, antara lain Kurva

Conrad Lorenz, Corrado Gini Coeffisient, Kuznets Index, Oshima Index

dan Theil Decomposition Index. Namun yang paling banyak dan juga

digunakan di Indonesia adalah Gini Coeffisient atau lebih dikenal

dengan nama Gini Ratio (GR).

Tabel 2.14 Pendapatan Penduduk 40% terendah dan Gini Rasio di

Kabupaten Tangerang, Tahun 2010-2017

Tahun Gini Ratio

Distribusi Pendapatan Penduduk 40% terrendah

2010 0.33 20.87

2011 0.37 19.05

2012 0.32 22.42

2013 0.34 20.93

2014 0.37 19.60

2015 0.34 19.49

2016 0.30 21.14

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-53-

Tahun Gini Ratio

Distribusi Pendapatan Penduduk 40% terrendah

2017 0.32 21.43

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, 2017

F. INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON (INDEKS

KETIMPANGAN REGIONAL)

Indeks ketimpangan Williamson yang diperoleh terletak

antara 0 (nol) sampai 1 (satu).

Jika ketimpangan Williamson mendekati 0 maka ketimpangan

distribusi pendapatan antar kecamatan di Kabupaten

Tangerang adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi antara

kecamatan merata.

Jika ketimpangan Williamson mendekati 1 maka ketimpangan

distribusi pendapatan antar kecamatan di Kabupaten

Tangerang adalah tinggi atau pertumbuhan ekonomi antara

kecamatan tidak merata.

Tabel 2.15 Indeks Ketimpangan Williamson Kabupaten Tangerang

Tahun 2016

No. Kecamatan PDRB

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kecamatan

PDRB per Kapita Kecamatan (Rp.)

fi Yi

1 Cisoka 708,376 94,116 7,526,625

2 Solear 579,605 90,946 6,373,072

3 Tigaraksa 3,215,544 154,897 20,759,238

4 Jambe 336,199 44,973 7,475,576

5 Cikupa 18,529,287 279,785 66,226,877

6 Panongan 1,680,367 136,925 12,272,168

7 Curug 11,283,137 207,906 54,270,376

8 Kelapa Dua 8,423,128 227,782 36,978,901

9 Legok 1,818,214 121,577 14,955,243

10 Pagedangan 2,993,990 117,317 25,520,517

11 Cisauk 698,764 82,941 8,424,827

12 Pasarkemis 7,407,811 328,455 22,553,503

13 Sindang Jaya

1,032,011 93,973 10,981,994

14 Balaraja 8,057,519 131,566 61,243,168

15 Jayanti 888,787 72,724 12,221,370

16 Sukamulya 513,901 65,911 7,796,887

17 Kresek 615,778 65,659 9,378,428

18 Gunung Kaler

385,415 52,443 7,349,214

Page 39: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-54-

No. Kecamatan PDRB

Jumlah Penduduk

(jiwa) Kecamatan

PDRB per Kapita Kecamatan (Rp.)

19 Kronjo 557,996 61,489 9,074,726

20 Mekar Baru 227,756 38,174 5,966,253

21 Mauk 688,973 83,768 8,224,771

22 Kemiri 518,133 43,977 11,781,917

23 Sukadiri 494,882 56,199 8,805,889

24 Rajeg 1,202,987 171,597 7,010,537

25 Sepatan 1,969,989 118,532 16,619,890

26 Sepatan Timur

755,143 94,929 7,954,823

27 Pakuhaji 809,695 114,517 7,070,518

28 Teluknaga 1,601,285 163,176 9,813,238

29 Kosambi 3,929,323 162,241 24,219,049

T O T A L 81,923,992 3,478,495 17,546,538

Dengan...

Dengan PDRB Perkapita rata-rata sebesar 17.546.537,69 dan jumlah

penduduk tahun 2016 sebesar 3.478.495 jiwa, maka indeks ketimpangan

Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) mendekati 1 IW > 0.50 atau

1.15 > 0.50, maka ketimpangan distribusi pendapatan antar kecamatan

di Kabupaten Tangerang adalah tinggi atau pertumbuhan ekonomi antara

kecamatan tidak merata.

G. PENDUDUK DI ATAS GARIS KEMISKINAN

Kemiskinan didasarkan pada ketidakmampuan individu untuk

mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

dasar minimal untuk hidup layak. Badan Pusat Statistik (BPS)

menggunakan konsep kemiskinan absolute yang pengukuran tingkat

kemiskinan didasarkan pada satu garis yang disebut sebagai Garis

Kemiskinan (GK). Garis kemiskinan ini terdiri dari 2 komponen yaitu

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non

Makanan (GKNM).

Masalah kemiskinan merupakan salah satu permasalahan

mendasar yang menjadi pusat perhatian Pemerintah Daerah.

Perkembangan Prosentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan

Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017 dapat di lihat pada gambar

2.9 dan 2.10.

Page 40: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-55-

Gambar 2.9. Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan (GK)

Tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang 2017

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Tangerang tahun

2017 sekitar 0,68 dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

mencapai 0,13. Sedangkan pada tahun 2016 P1 mencapai 0,79

dengan P2 sekitar 0,18.

Berdasarkan data yang telah dirilis oleh BPS prosentase

penduduk miskin Kabupaten Tangerang tahun 2017 sekitar 5,39%

atau sebanyak 191,62 ribu orang, kenaikan dari tahun 2016 yang

hanya 182,5 ribu orang dengan kenaikan sebanyak 9,1 ribu orang.

Prosentase penduduk miskin berada dibawah garis kemiskinan

yang pada tahun 2017 senilai Rp.423.486 /kapita/bulan.

Gambar 2.10. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin 2013-2017

Page 41: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-56-

Perkembangan Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten dan Nasional pada Tahun 2013-2017

dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.11. Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Tangerang, Banten,

dan Nasional Tahun 2013-2017

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

Berdasarkan...

Berdasarkan data yang telah dirilis BPS, prosentase penduduk

miskin Kabupaten Tangerang, Banten dan Nasional berfluktuasi nilainya

pada tahun 2014 menurun kemudian prosentase penduduk miskin tahun

2015 mengalami kenaikan dan tahun 2016 kembali menurun. Sedangkan

tahun 2017 prosentase penduduk miskin ditingkat nasional dan banten

mengalami peningkatan. Fenomena ini kemungkinan juga terjadi di

Kabupaten Tangerang.

2.2.2 FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL

A. Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Harapan Lama Sekolah

Salah satu kebutuhan dasar penduduk untuk berkomunikasi

adalah kemampuan membaca dan menulis. Dimana hal ini

merupakan ketrampilan minimum yang dibutuhkan penduduk dalam

proses bermasyarakat, sehingga penduduk dapat berperan lebih aktif

dalam pembangunan ekonomi yang berkesinambungan di Kabupaten

Tangerang. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari

indikator angka melek huruf. Angka Melek Huruf (AMH) merupakan

salah satu indikator pencapaian program pendidikan di Indonesia.

Secara matematis, angka ini memperlihatkan rasio antara jumlah

penduduk yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah

Page 42: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-57-

penduduk usia lima belas tahun keatas dalam satuan ratusan.

Indikator tersebut penting mengingat melek huruf merupakan pintu

dari segala ilmu pengetahuan. Pada tahun 2016 terdapat 96,07

persen penduduk berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Tangerang

yang sudah mampu membaca dan menulis huruf latin, sedangkan

sisanya sebanyak 3,93 persen masih belum/tidak dapat membaca

dan menulis (buta huruf). Bila dibandingkan antara penduduk laki-

laki dan perempuan, persentase penduduk laki-laki yang melek huruf

lebih tinggi dibanding perempuan, yaitu 97,81 persen berbanding

94,25 persen.

Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur

pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas

pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar

daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat

pendidikan antardaerah dengan baik.

Tabel 2.16...

Tabel 2.16 Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2018

No. Tahun Angka Melek

Huruf

1 2013 96,37

2 2014 97,25

3 2015 96,90

4 2016 96,07

5 2017 95,92

6 2018 96,76

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2017, BPS Kab. Tangerang, 2018

Pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas penduduk.

Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat

kemajuan pendidikan disuatu daerah antara lain adalah dengan

melihat persentase harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan

pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Kualitas sumber daya manusia

sangatlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan.

Tercatat tahun 2017 dengan penghitungan metode baru IPM tercatat

Page 43: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-58-

Harapan Lama Sekolah (HLS) selama 12,51 tahun, rata-rata

bersekolah selama 8,24 tahun atau kebanyakan memutuskan

berhenti saat menduduki kelas 3 SLTP, tidak banyak peningkatan

dengan keadaan tahun sebelumnya.

Tabel 2.17 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah

penduduk

usia diatas 15

tahun

yang bisa

membaca

dan

menulis

2,164,120.38 2,263,941.10 2,334,565.19 2,393,917.41 2,469,802.83

2

Jumlah penduduk

usia 15

tahun

keatas

2,245,637 2,327,960 2,409,252 2,491,847 2,574,857

3

Angka

Melek Huruf

96,37 97,25 96,90 96,07 95,92

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2017, BPS Kab. Tangerang, 2018

Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur

pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas

pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar

daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat

pendidikan antardaerah dengan baik. Angka Melek Huruf dari tahun

2013-2017 nilainya berfluktuatif antara 95-97 persen, akan tetapi

jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis

tiap tahun mengalami peningkatan.

B. RATA-RATA LAMA SEKOLAH

Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai rata-rata jumlah

tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas

untuk menempuh seluruh jenjang pendidikan formal yang dijalani dari

masuk sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan terakhir.

Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 mencapai 8,24 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa

rata-rata penduduk Tangerang baru dapat bersekolah hingga jenjang

SMP kelas tiga. sebagai mana Tabel 2.19. Angka usia harapan hidup

Page 44: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-59-

Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,

untuk usia harapan hidup pada tahun 2017 sebesar 69,47 tahun.

Tabel 2.18 Angka HLS, RLS, UHH Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No. Tahun Angka Harapan Lama Sekolah

Angka rata-rata lama sekolah

(RLS)

Angka usia harapan hidup

1 2013 11,44 8,18 68,96

2 2014 11,65 8,20 68,98

3 2015 11,89 8,22 69,28

4 2016 12,11 8,23 69,37

5 2017 12,51 8,24 69,47

Sumber : BPS Kab. Tangerang, 2018

Rata-rata lama sekolah peningkatan yang dicapai oleh Kabupaten

Tangerang juga jauh lebih rendah. Pada tahun yang sama Banten dapat

mencapai peningkatan sebesar 3 sementara Tangerang hanya mencapai

0,02 atau 1,98%. Rendahnya capaian kinerja pendidikan diduga terkait

dengan relatif tingginya penduduk usia kerja yang telah memiliki

pendidikan yang relatif rendah. Sementara itu kinerja pendidikan

penduduk muda belum mampu mengimbangi kondisi pendidikan yang

telah berada pada level rendah itu.

Tabel 2.19 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2016-2017

No. Tahun Laki-Laki Perempuan

1 2016 8,59 7,52

2 2017 8,60 7,53

Sumber : Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Banten Tahun 2017

Kualitas pendidikan perempuan menjadi lebih rendah daripada

laki-laki. Kondisi ini terlihat dari rata-rata lama sekolah penduduk

perempuan Kabupaten Tangerang usia 25 tahun ke atas yang lebih

singkat dibandingkan laki-laki, seperti yang ditunjukkan oleh besaran

RLS nya.

C. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Pada tahun 2017 APS Kabupaten Tangerang, untuk anak usia 7-

12 tahun sebesar 99,56 persen. Angka ini menunjukkan bahwa

persentase anak usia 7-12 tahun yang bersekolah hanya 99,56

Page 45: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-60-

persen, sisanya sebesar 0,43% tidak bersekolah. Anak yang tidak

bersekolah terdiri dari anak yang sudah memasuki usia sekolah tetapi

belum bersekolah dan anak yang putus sekolah. Jika dilihat

berdasarkan jenis kelamin, untuk usia 7-12 tahun anak laki-laki lebih

rendah dibanding anak perempuan, tetapi untuk anak usia 13-15

tahun partisipasi sekolah anak laki-laki lebih tinggi dibanding

partisipasi anak perempuan. Demikian juga untuk usia 16-18 tahun

partisipasi sekolah anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak

perempuan.

Sementara itu, APS anak usia 13-15 tahun lebih rendah

dibanding APS anak usia 7-12 tahun. Demikian juga APS anak usia

16-18 tahun jauh lebih rendah dibanding APS anak usia 7-12 tahun.

APS anak usia 13-15 tahun sebesar 93,41 persen dan APS anak usia

16-18 tahun sebesar 66,9 persen. Angka ini menunjukkan bahwa ada

sekitar 94 anak usia 13-15 tahun yang sedang bersekolah dari 100

anak usia 13-15 tahun. Sedangkan untuk anak usia 16-18 tahun

keadaanya lebih rendah, yaitu dari 100 anak usia 16-18 tahun hanya

sekitar 69 anak yang sedang bersekolah. Semakin tinggi usia anak,

partisipasi sekolahnya semakin menurun. Hal ini dikarenakan

semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula biaya

yang harus dikeluarkan, lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Tahun 2013-2017 Kabupaten Tangerang

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

SD/MI

jumlah murid usia 7-12

thn 300.653 321.014 297.026 315.607 320.479 324.186

jumlah penduduk kelompok usia 7-12

tahun

321.705 341.312 314.992 335.337 331.762 336.625

Usia SD (7 - 12) 98.62 98.75 99.47 98.84 99.26 99.66

SMP/MTs

jumlah murid usia 13-

15 thn 124.696 124.508 132.359 134.217 124.567 126.252

jumlah penduduk

kelompok usia 13-15

tahun

171.779 165.205 157.325 159.193 158.887 159.922

Usia SMP ( 13 -15) 91.53 91.27 94.32 94.56 93.41 95.69

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, 2017

E. ANGKA KELULUSAN (AL)

Angka Kelulusan (AL) tahun 2017 di Kabupaten Tangerang untuk tingkat

Page 46: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-61-

SD/MI sebesar 100,70%, angka kelulusan SMP/MTS sebesar 102%, dan

angka kelulusan tingkat SMA/sederajat sebesar 110%.

Tabel 2.21 Angka Kelulusan (AL) Kabupaten Tangerang

Tahun 2015-2017

No. Lulusan Sekolah

2015 2016 2017

1 SD/MI 100 100 100.70

2 SMP/MTS 100 100 102.61

3 SMA/SMK/MA 100 100 110.24

Sumber : Dinas Pendidikan, 2017

F. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata lama hidup

penduduk suatu daerah yang mencerminkan gambaran umur yang

mungkin dicapai oleh seorang bayi yang baru lahir. Angka harapan

hidup cenderung meningkat dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2017, tercatat pada tahun 2013 sebesar 68,96 tahun, tahun 2014

sebesar 68,98 tahun 2015 mencapai 69,28 dan tahun 2016

mencapai 69,37. Peningkatan angka harapan hidup ini

menunjukkan peningkatan derajat hidup masyarakat. Angka

Harapan Hidup Kabupaten Tangerang tahun 2017 sebesar 69,47

merupakan angka tertinggi di Banten dibandingkan dengan

Kabupaten lain dan dengan Kota Cilegon, tapi masih dibawah jika

dibandingkan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang,

serta Provinsi Banten yang sebesar 69,49. Gambar berikut ini

memberikan gambaran kondisi angka harapan hidup tingkat

Kabupaten Tangerang.

Gambar 2.12 Diagram Perkembangan Angka Harapan Hidup

Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, tahun 2017, diolah.

Page 47: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-62-

Dari diagram diatas, bahwa angka harapan hidup peningkatannya

juga rendah, hanya mencapai angka 0,65% dalam waktu lima tahun

tersebut. Rendahnya capaian kinerja angka harapan hidup terkait

dengan kinerja kesehatan secara keseluruhan.

G. Indeks Pembangunan Manusia

Dari tahun 2012 sampai 2017, tercatat capaian IPM

Kabupaten Tangerang selalu lebih rendah dari pada capaian Provinsi

Banten, walaupun masih sedikit lebih tinggi dari pada angka

nasional (lihat grafik 2.13).

Capaian angka IPM yang relatif lambat dibandingkan Banten

itu tampaknya bersumber dari kontribusi daya beli yang

peningkatnya sangat kecil hanya 0,001 atau 0,14% dari tahun 2012

ke tahun 2016 (lihat tabel 2.6). Pertumbuhan daya beli yang rendah

itu terkait dengan perkembangan sektor yang terjadi. Sebagaimana

diuraikan di atas sektor sektor penyerap tenaga terbanyak memiliki

nilai produktivitas yang relatif rendah, dengan demikian penduduk

yang bekerja pada sektor bersangkutan (pertanian dan akomodasi,

konsumsi) juga memiliki pendapatan per kapita yang relatif rendah.

Inilah alasan mengapa pertumbuhan daya beli yang dicapai

Tangerang juga rendah.

Grafik 2. 13 Angka IPM Kabupaten Tangerang, Banten dan Nasional Tahun

2012-2017

Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2012-2017

68,83

68,9

2

70,97 71,42

70,81

Page 48: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-63-

Tabel 2. 22 Komponen Pembentuk IPM Kabupaten Tangerang, Banten dan

Nasional

Tahu

n

Rata-Rata Lama Sekolah

(%)

Angka Harapan Hidup

(UHH) Paritas Daya Beli

Kab.

Tangera

ng

Bante

n

Nasion

al

Kab.

Tangera

ng

Bante

n

Nasion

al

Kab.

Tangera

ng

Bante

n

Nasion

al

2012 8,07 8,06 7,59 68,92 68,86 72,22 11.640 11.00

8 -

2013 8,18 8,17 7,61 68.96 69,04 72,41 11.648 11.06

1 -

2014 8,20 8,19 7,73 68,98 69,13 72,59 11.666 11.15

0 -

2015 8,22 8,27 7,84 69,28 69,43 70,78 11.727 11.26

1 10.150

2016 8,23 8,37 7,95 69,37 69,46 70,9 11.863 11.46

9 10.420

2017 8,24 8

8,53 8,10 69,47 69,49 71,06 11.914

11.65

9 10.664

Sumber: Diolah dari IPM Metode Baru BPS 2010-2014, BPS tahun 2012-2016, RKPD Kabupaten

Tangerang 2017

Tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat, secara makro dapat

dilihat dari tingkat pemekerjaan, IPM dan penduduk miskin. Tingkat

pemekerjaan di Tangerang dibandingkan dengan Banten maupun Nasional

ternyata tidak cukup baik. Grafik 2.14 menyajikan angka pengangguran

terbuka Kabupaten Tangerang dibandingkan Banten dan Nasional. Dari

diagram dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran terbuka Kabupaten

Tangerang selalu dalam keadaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Banten maupun angka Nasional. Salah satu hal yang dapat menjelaskan

kondisi ini adalah sifat dan karakter investasi yang terjadi. Karakter investasi

yang padat modal mampu menciptakan nilai tambah dengan cepat sehingga

menciptakan pertumbuhan yang tinggi, namun demikian sifat investasi yang

demikian kurang memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kerja. Faktor

lain yang mungkin menyebabkan tingginya angka pengangguran terbuka

adalah ketidakmampuan penduduk Kabupaten Tangerang untuk mengakses

pekerjaan yang ada. Kabupaten Tangerang sebagai kota industri menjadi daya

tarik luar biasa bagi penduduk luar Kabupaten Tangerang untuk bermigrasi

dalam rangka mencari pekerjaan. Para migran adalah pekerja yang telah

berbekal ketrampilan dan tekat yang tinggi, untuk itu maka jiwa perjuangan

Page 49: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-64-

para migran diasumsikan lebih tinggi. Berbeda dengan penduduk lokal yang

mungkin merasa lebih aman dengan keadaannya. Hal ini berdampak pada

kemampuan untuk bersaing, dengan daya saing yang relatif tinggi, maka

persaingan akan dimenangkan oleh penduduk pendatang.

Gambar 2.14 Perkembangan Angka Penganguran Terbuka Kabupaten Tangerang, Banten dan Nasional Tahun 2012 -2017

Sumber: Diolah dari BPS Banten dalam Angka 2012-2016 dan BPS Tangerang tahun 2012-2017

Sebagaimana diuraikan di atas, sektor penting di Kabupaten

Tangerang adalah sektor industri dengan nilai tambah yang luar bisa

tinggi dengan jumlah pekerja yang relatif rendah dibandingkan nilai

tambah yang dihasilkan. Artinya sektor terpenting di Tangerang justru

bersifat padat modal. Kondisi ini menjelaskan mengapa pertumbuhan

yang tinggi masih menyisakan demikian banyak pengangguran

terbuka.

Angka pengangguran terbuka memiliki pengaruh yang signifikan

pada indikator sosial lainnya. Seseorang yang menganggur tentu

memiliki daya beli yang rendah. Rendahnya daya beli itu kemudian

kemudian berpengaruh pada capaian angka IPM.

H. Gini Rasio

Satu lagi indikator kesejahteraan sosial yang dapat didiskusikan

di sini adalah Gini Indeks yang mengukur tingkat ketimpangan

pendapatan. Grafik 2.5 menyajikan data ketimpangan pendapatan di

Tangerang dibandingkan Banten dan angka nasional. Dari diagram

terlihat bahwa dalam beberapa tahun belakangan ketimpangan

11,46

10,13

6,25

11,94

9,90

6,02

8,45 9,07

5,82

9,07 9,55

6

8,43

5,56

10,57

9,28

5,5

Page 50: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-65-

Tangerang bergerak sangat cepat melebihi angka Banten maupun

angka nasional. Jika dibiarkan angka ini akan melebihi angka

nasional. Sebagaimana diuraikan di atas ketimpangan terjadi antara

sektor industri dan jasa dengan sektor lainnya. Dari tabel 2.5 dapat

diketahui bahwa pendapatan per kapita penduduk yang bekerja di

industri pengolahan dan jasa mampu menghasilkan pendapatan per

kapita lebih dari Rp 70 juta rupiah per tahun, sementara mereka yang

bekerja di sektor akomodasi dan makan minum hanya mencapai

angka Rp 4 juta per tahun, atau hampir 20 kali lebih rendah dari

yang dicapai penduduk sektor industri.

Gambar 2.15 Gini Indeks Kab. Tangerang, Banten dan Nasional Tahun

2012-2016

Sumber: Diolah dari website BPS

Ketimpangan...

Ketimpangan yang tinggi bersumber dari dua aspek, pertama tidak

berkembangnya sektor pertanian. Dilihat dari jumlah penduduk yang

bekerja di sektor pertanian memang tidak banyak, tetapi nilai tambah

sektor ini kecil. Nilai tambah yang kecil bersumber dari tidak

berkembangnya sektor yang bersangkutan. Sebagai daerah yang

berkembang ke arah industri, permintaan lahan untuk industri cukup

tinggi, akibatnya lahan lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan

industri, sedangkan lahan pertanian bergeser ke tanah yang lebih

marginal. Sementara kebijakan yang diambil daerah lebih banyak

mendukung sektor industri yang menciptakan pertumbuhan dengan

cepat.

Page 51: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-66-

Penyebab lain dari ketimpangan adalah produkstivitas tenaga kerja

yang rendah dari sektor rumah makan, hotel dan restoran. Sektor ini

adalah sektor yang memiliki pendapatan per kapita paling rendah. Sektor

ini adalah sektor yang sangat padat tenaga kerja. Sektor ini melayani

hotel, rumah makan dan restoran dari segala segmen. Sebagai daerah

industri yang berkembang maka, dapat diduga segmen rendah adalah

yang terbanyak dari sektor ini. Kebutuhan pekerja pabrik atas akomodasi

dan konsumsi mendominasi sektor ini. Maka tidak mengherankan jika

produktivitas sektor ini jauh lebih rendah dari rata-rata kabupaten.

Pada sisi lain, sektor industri pengolahan yang menjadi penopang

utama pertumbuhan bersifat padat modal. Industri padat modal hanya

membutuhkan sedikit tenaga kerja tetapi menghasilkan nilai tambah

yang sangat tinggi. Dengan demikian maka terjadilah ketimpangan antar

antar sektor yang sangat mencolok. Dari konsisi ini sangat mudah diduga

bahwa mereka yang masih terkategorikan penduduk miskin adalah

mereka yang bekerja di sektor pertanian dan akomodasi konsumsi itu.

Ketimpangan yang tinggi akan bermuara pada penduduk yang tidak

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya alias miskin. Dilihat dari

jumlahnya penduduk miskin Kabupaten Tangerang memang hanya

sekitar 2% sampai 3% penduduk, jauh lebih rendah dari angka nasional

yang masih mencapai angka diatas 10%.

Persentase penduduk miskin Kabupaten Tangerang jauh lebih

rendah dari angka nasional, namun demikian jika dilihat dari tingkat

keparahannya, penduduk miskin yang berada di Kabupaten Tangerang

kondisinya jauh lebih buruk dibandingkan Banten dan Nasional

umumnya. Indeks kedalam kemiskinan yang mengukur gap antara data

observasi dan rata-rata penduduk miskin menunjukan angka yang

dicapai Kabupaten Tangerang jauh lebih tinggi dari Banten maupun

angka nasional (lihat tabel 2.8). Tahun 2016 ketika Banten mencapai

angka jauh dibawah 0,1, Kabupaten Tangerang mencapai angka 0,79 dan

tahun 2015 kondisinya lebih buruk lagi.

Tabel 2.23 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan tahun 2013-2017

Tahun Kedalaman Kemiskinan Keparahan Kemiskinan

Tangerang Banten Nasional Tangerang Banten Nasional

2013 0,78 0,95 1,88 0,21 0,28 0,48

Page 52: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-67-

2014 0,63 0,79 1,75 0,12 0,18 0,44

2015 0,82 0,94 1,84 0,18 0,23 0,51

2016 0,79 080 1,74 0,18 0,17 0,44

2017 0,68 0,86 1,79 0,13 0,19 0,46

Sumber: diolah dari Website BPS Pusat, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten_kota

2.2.3 FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA

Pembangunan bidang seni budaya sangat terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat, yaitu untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya dan beradab.

Tabel 2.24 Jumlah Sanggar Seni dan Budaya di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Uraian 2013 2015 2016 2017

Sanggar Seni

255 264 264 264

Seni

Tradisional 26 26 8 8

Seni Tradisi 33 33 33 33

Seni Modern

8 6 72 72

Seniman 12 12 33 33

Lembaga Seni

1 1 2 1

Galeri 1 1 1 1

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata, 2017

2.3. Aspek...

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib

2.3.1.1. PENDIDIKAN

Pendidikan Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Tangerang tahun

ajaran 2016/2017 untuk siswa TK sebanyak 21.262 siswa, tingkat

RA sebanyak 12.950, penitipan anak sebanyak 101 anak, dan PAUD

sebanyak 3.946 siswa, sehingga jumlah usia siswa PAUD se-

Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 38.259 siswa, dengan

jumlah usia penduduk 4-6 tahun sebanyak 193.969 siswa.

Persentase partisipasi siswa PAUD yang ikut pendidikan

dibandingkan dengan jumlah anak usia 4-6 tahun adalah sekitar

Page 53: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-68-

2,03%.

Tabel 2.25 Jumlah Usia Siswa TK/RA/PAUD Tahun Ajaran 2016/2017

di Kabupaten Tangerang

URAIAN Jumlah Siswa

Siswa TK 21.262

Siswa RA 12.950

Penitipan Anak 101

PAUD 3.946

JUMLAH 38.259

Usia

PAUD/RA/TK 193.969

Sumber : Profil Disdik Kabupaten Tangerang, 2017

A. ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat

pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk

berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa. berapapun

usianya. yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu

terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan

jenjang pendidikan tertentu. Pada tahun 2017 APK di Kabupaten

Tangerang untuk tingkat SD/MI sebesar 111.02. SMP/MTs

sebesar 105.29 hal ini mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya. secara lebih lengkap dapat

dilihat pada tabel 2.44.

Tabel 2.26...

Tabel 2.26 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Tahun 2013 – 2018 Kabupaten Tangerang

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

A. SD/MI

1. jumlah

murid usia

7-12 thn

321.014 297.026 315.607 320.479 324.186

330.067

2. jumlah

penduduk

kelompok

usia 7-12 tahun

394.967 363.330 367.679 367.979 373.720

372.398

3. APK SD/MI 115.72 115.35 109.64 110.92 111.02 107,87

Page 54: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-69-

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018

B. SMP/MTs

1. jumlah

murid usia

13-15 thn

124.508 132.359 134.217 124.567 126.252

166.493

2. jumlah

penduduk

kelompok

usia 13-15

tahun

153.138 166.139 166.520

166.981 168.382

123.565

3. SMP/MTs 92.7 105.6 104.6 105.09 105.29 103,14

Sumber : http://apkapm.data.kemdikbud.go.id

Gambar 2.16 Perkembangan APK Kabupaten Tangerang

Tahun 2010-2018

B.ANGKA...

B. ANGKA PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN

Berdasarkan data BPS Kabupaten Tangerang pada Tahun

2016 jumlah penduduk Kabupaten Tangerang sebanyak 3.477.495

jiwa, sedangkan pada tahun 2017 berjumlah 3.584.770 jiwa. Angka

pendidikan yang ditamatkan siswa SD/MI, SMP/Mts, dan

SMA/SMK/MA tertera pada tabel berikut:

Page 55: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-70-

Tabel 2.27 Angka Pendidikan yang ditamatkan, tahun 2016/2017

No. Tahun Lulusan Jumlah

Penduduk Penduduk

Usia Sekolah APT

1 2016 SD/MI 3.477.495 348.364 10,02

2

SMP/MTS 3.477.495 173.326 4,98

3

SMA/SMK/MA 3.477.495 186.131 5,35

1 2017 SD/MI 3.584.770 362.205 10,10

2

SMP/MTS 3.584.770 177.273 4,95

3

SMA/SMK/MA 3.584.770 185.621 5,18

Sumber : Profil Disdik, 2017

C. ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs

dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan.

APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang

dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk

penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun,

dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Angka Partisipasi Murni

(APM) Kabupaten Tangerang untuk tingkat SD/MI mencapai 96,3%,

tingkat SMP/MTS mencapai angka 78,95%, dan SMA/MA/SMK

mencapai sekitar angka 55,62%.

Tabel 2.28 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2018

Jenjang

Pendidikan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

SD/Sederajat 94.05 94.3 94.12 96.6 96.3 95,61

SMP/Sederajat 75.37 84.13 84.31 78.4 78.95 76,54

SMA/Sederajat 47.87 47.9 53.17 52.6 55.62 57,34

Sumber : http://apkapm.data.kemdikbud.go.id

Gambar 2.17 Perkembangan APM Kabupaten Tangerang Tahun 2010-2018

Page 56: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-71-

D. ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS)

Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah

yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu

jenjang pendidikan tertentu, hal ini sering digunakan sebagai salah

satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan di bidang

pendidikan.

Angka Putus Sekolah (APTS) SD/MI di Kabupaten Tangerang tahun

2017/2018 sekitar 0,02%, APTS SMP/MTS sekitar 0,07%, dan Angka

Putus Sekolah tingkat SMA/MA mencapai 0,64%.

Tabel 2.29 Angka Putus Sekolah APTS Tahun 2015-2017

No. Putus

Sekolah 2015 2016 2017

1 SD/MI 0,04 0,33 0,02

2 SMP/MTS 0,13 0,07 0,07

3 SMA/SMK/MA 0,21 0,04 0,95

Sumber : Dinas Pendidikan, 2017

E. Angka Melanjutkan (AM)

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs di Kabupaten

Tangerang sebesar 98,05% dengan jumlah siswa baru tingkat I pada

jenjang SMP/MTs sebanyak 54.535 siswa, dengan jumlah lulusan

pada jenjang SD/MI Tahun ajaran sebelumnya sebanyak 55.621

siswa. Sedangkan, angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA sebesar 83,94%, dan jumlah siswa baru tingkat I pada

jenjang SMA/SMK/MA 43.764 siswa, dengan Jumlah lulusan pada

jenjang SMP/MTs Tahun ajaran sebelumnya 52.140 siswa.

Tabel 2.30 Angka Melanjutkan (AM) Kabupaten Tangerang

Tahun 2016-2017

No. Melanjutkan Sekolah 2016 2017

1 SD/MI ke SMP/MTS 67,59 98,05

2 SMP/MTS ke SMA/MA 90,09 83,93

Sumber : Dinas Pendidikan, 2017

Page 57: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-72-

F. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat

pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan

dasar. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung

semua penduduk usia pendidikan dasar.

Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Tangerang berupaya

untuk menyediakan sarana prasarana sekolah diantaranya

pembangunan gedung sekolah. Akan tetapi pertumbuhan jumlah

siswa tidak dapat mengimbangi ketersediaan gedung sekolah

sehingga rasio gedung sekolah dibandingkan dengan jumlah

penduduk usia sekolah mengalami penurunan. Secara lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.31 Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah

Tahun 2013-2017

NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 SD/MI

1.1 Jumlah Gedung sekolah

1.198 1.235 1.251 1.274 1,282

1.2

Jumlah Penduduk Kelompok usia 7-12 tahun

307.281 313.475 348.364 348,364 362,205

1.3 Rasio 1 : 39 1 : 39 1 : 36 1 : 37 1 : 35

2 SMP/MTs

2.1 Jumlah Gedung sekolah

515 520 540 542 590

2.2 jumlah siswa kelompok usia 13- 15 tahun

151.431 171.243 173.326 173,326 177,273

2.3 Rasio 1 : 34 1 : 30 1 : 31 1 : 31 1 : 33

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang 2013-2017

G. Rasio Guru/Murid...

G. RASIO GURU/MURID

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat

pendidikan dasar per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar. Rasio

ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu

juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar

Page 58: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-73-

tercapai mutu pengajaran.

Ketersediaan guru terhadap murid untuk jenjang SD/MI di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2015 sebesar 17.360 lebih

besar dari tahun 2014 yaitu sebesar 16.895. Sedangkan untuk

jenjang SMP/MTs tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi

11.284 dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 11.057 secara lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.32 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2013-2017 Kabupaten Tangerang

NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 SD/MI

1,1 Jumlah Guru 15.121 16.895 17.360 17.580 15.803

1,2 Jumlah Murid 321.014 365.557 353.264 296.593 371.497

1,3 Rasio

1:462 1: 491.42 1:592 1:425

2 SMP/MTs

2,1 Jumlah Guru 7.705 11.057 11.284 11.065 8.265

2,2 Jumlah Murid 173.880 158.402 164.262 142.819 167.201

2,3 Rasio 1:4.431 1:698 1:686 1:774 1:494

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang 2013-2017

H.PROPORSI...

H. PROPORSI MURID KELAS 1 YANG BERHASIL MENAMATKAN

SEKOLAH DASAR

Pada tahun 2017, lulusan SD yang ada di Kabupaten Tangerang

sebanyak 55.621 siswa atau 15,36% dari usia/umur Sekolah Dasar

yang berjumlah 362.205 jiwa.

Page 59: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-74-

Tabel 2.33 Banyaknya Lulusan Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2015-2017 Kabupaten Tangerang

Uraian 2015 2016 2017

Lulusan SD 58,306 51305

55,621

Penduduk Usia 12 th

348,364

348,364

362,205

Proporsi (%) 16.74 14.73 15.36

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang 2015-2017

I. GURU YANG MEMENUHI KUALIFIKASI S1/D-IV

Jumlah guru yang ada di Kabupaten Tangerang berjumlah

sebanyak 29.503 jiwa pada tahun 2017 dengan kualifikasi S1

sebanyak 26.815 jiwa, sedangkan pada tahun 2016 guru yang ada di

Kabupaten Tangerang sebanyak 34.731 jiwa dengan kualifikasi guru

luluan S1 sebanyak 28.783, berkurangnya jumlah guru di

Kabupaten Tangerang, dikarenakan guru tingkat SMA/SMK menjadi

kewenangan Provinsi Banten.

Tabel 2.34 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV

Di Kabupaten Tangerang Tahun 2016-2017

Guru Lulusan 2016 2017

Guru berijasah S1 28.783 26.815

Jumlah guru SD/SMP/SMA 34.731 29.503

Persentase (%) 81 90

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang 2016-2017

2.3.1.2. Kesehatan...

2.3.1.2. KESEHATAN

A. Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 32/1000

kelahiran hidup (SDKI 2012). Grafik di bawah ini menunjukkan

jumlah kematian bayi tahun 2013 s/d tahun 2017.

Gambar 2.18 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2013-2017

Page 60: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-75-

Sumber Data:Kesga –Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Pada grafik III.1 terlihat jumlah kematian bayi menurun

pada tahun 2016 dan 2017 oleh karena meningkatnya jumlah

puskesmas mampu PONED yaitu 27 ditahun 2015, 36 di tahun

2016 dan 40 di tahun 2017, dan juga karena meningkatnya

keterampilan tenaga kesehatan terutama petugas puskesmas

dalam tatalaksana kasus kegawatdaruratan pada bayi. Penyebab

kematian bayi pada tahun 2017, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Gambar 2.19 Penyebab Kematian Bayi Tahun 2017

Tabel 2.35 Penyebab Kematian Bayi Tahun 2013-2017

No Penyebab Kematian

Bayi

Jumlah

2013 2014 2015 2016 2017

1 BBLR 118 127 195 138 120

2 ASFIKSIA 120 81 68 65 70

3 TETANUS 4 2 3 2 3

4 SEPSIS 11 13 22 23 22

5 KELAINAN

KONGINETAL 11 22 21 26 49

6 IKTERUS 3 1

1

Page 61: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-76-

No Penyebab Kematian

Bayi

Jumlah

2013 2014 2015 2016 2017

7 PERDARAHAN

INTRAKRANIAL 1

8 PNEUMONIA 1 4

2

9 DIARE

1

4

10 LAIN-LAIN 14 17 25 35 13

Jumlah 282 268 334 289 285

Sumber :Kesga –Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Penyebab terbanyak kematian Bayi pada tahun 2017 adalah Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan urutan kedua adalah asfiksia, kondisi ini

sama dengan di tahun 2016, hal ini disebabkan karena banyaknya

kasus ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kalori (KEK), ibu hamil

dengan anemia serta komplikasi Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dan

Pre Eklampsi Berat (PEB) pada ibu hamil.

B. JUMLAH KEMATIAN IBU

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini berguna untuk menggambarkan

tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan

ibu, tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu

melahirkan dan ibu pada masa nifas.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup (Hasil SDKI Tahun 2012). Upaya

menurunkan angka kematian ibu adalah salah satu prioritas dalam

target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu pada tahun 2030

mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000

kelahiran hidup Jumlah kematian ibu di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 adalah sebanyak 43 kasus dan terjadi penurunan

dibandingkan pada tahun 2016 hal ini dikarenakan meningkatnya

jumlah puskesmas mampu PONED yaitu 27 ditahun 2015, 36 di

tahun 2016 dan 40 di tahun 2017, dan juga karena meningkatnya

keterampilan tenaga kesehatan terutama petugas puskesmas dalam

tatalaksana kasus kegawatdaruratan pada ibu hamil, ibu bersalin

dan ibu nifas. Grafik di bawah ini menunjukkan jumlah kematian

ibu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

Gambar 2.20 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2013-2017

Page 62: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-77-

Sumber Data:Kesga –Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Penyebab kematian ibu di Kabupaten Tangerang pada tahun

2013-2017 dapat dilihat pada tabel 2.36.

Tabel 2.36 Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No. Penyebab Kematian

Ibu

Jumlah

2013 2014 2015 2016 2017

1 Perdarahan - - - - 14

2

Hipertensi dalam

kehamilan,

PEB/Eklamsia

- - - - 13

3

Gangguan Sistem

peredaran darah

(Jantung, Stroke dll)

- - - - 2

4 Penyebab lain 5 14 17 14 14

5 PEB/Eklampsi/HDK 20 18 24 14 -

6 Hemorrhagie Post

Partum (HPP) 12 10 9 16 -

7 Ruptur Uteri 2 5 2

-

8 Solustio plasenta - - - 1 -

Jumlah 39 47 52 45 43

Sumber Data:Kesga –Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Pada tahun 2017 penyebab kematian ibu terbanyak adalah

perdarahan, hal ini bergeser dari tahun 2016 dimana penyebab kematian

ibu terbanyak adalah karena PEB/Eklamsia, hal ini menunjukkan

petugas mampu PONED sudah lebih terampil dan kompeten dalam

tatalaksana kasus PEB/Eklamsia. Seluruh kasus kematian ibu sudah

dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat kabupaten oleh tim

AMP Kabupaten Tangerang sebagai pembelajaran untuk mencegah

kematian serupa di masa yang akan datang dalam rangka menurunkan

jumlah kematian ibu

Page 63: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-78-

C. RASIO POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) PER SATUAN

BALITA

Posyandu adalah kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan

kesehatan dan keluarga berencana atau suatu wadah pemeliharaan

kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibimbing oleh petugas kesehatan. maka diharapkan pula strategi

operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan

anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu. Tujuan

penyelenggaraan Posyandu:

Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (

ibu Hamil, melahirkan dan nifas).

Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan

lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat

sejahtera.

Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga

Sejahtera,Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

Keluarga Sejahtera.

Terkait dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan analisis

rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan

fasilitasi pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak

sejak dalam kandungan, agar status gizi maupun derajat kesehatan

ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan.

Jumlah posyandu dan balita yang tercatat di Dinas Kesehatan

Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 mengalami peningkatan,

untuk jumlah posyandu meningkat menjadi 351 dibandingkan tahun

2012 sebesar 320 dan untuk jumlah balita sebesar 20060

dibandingkan tahun 2012 sebesar 11647, pada tahun 2016 rasio

posyandu per 100 balita adalah sebesar 0,61 per 100 balita,

secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 2.37.

Tabel 2.37...

Tabel 2.37 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2016

Page 64: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-79-

Kabupaten Tangerang

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2016

D. RASIO PUSKESMAS, POLIKLINIK DAN PUSKESMAS PEMBANTU

(PUSTU)

Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten

Tangerang saat ini sudah semakin meningkat terutama fasilitas

pelayanan kesehatan dasar (puskesmas, polindes dan puskesmas

pembantu/pustu). Seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang sudah

memiliki puskesmas, bahkan di beberapa kecamatan memiliki 2

puskesmas dengan total sebanyak 44 unit. Jumlah ini terdiri dari

puskesmas rawat inap 7 unit dan non rawat inap 37 unit sedangkan

jumlah Kecamatan sebanyak 29 Kecamatan. Berdasarkan Instruksi

Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 1976, kapasitas layanan satu

puskesmas di satu kecamatan dengan jumlah penduduk antara

30.000 jiwa sampai 50.000 jiwa. Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Page 65: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-80-

jumlah puskesmas sebanyak 44 unit yang tersebar diseluruh

kecamatan, Jumlah Puskesmas yang dibutuhkan didasarkan pada

rata-rata penduduk 30.000 jiwa adalah sebanyak 71 unit untuk

jumlah penduduk 3.476.431 jiwa, artinya Puskesmas yang tersedia

masih kurang kebutuhan sebanyak 27 unit, jadi rasio Puskesmas

terhadap jumlah penduduk Kabupaten Tangerang tahun 2017 adalah

0,62. Selain itu tingkat pelayanan dan fasilitasnya perlu ditingkatkan.

Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2016, secara lebih lengkap dapat

dilihat pada tabel 2.38.

Tabel 2.38 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Tahun 2016

NO KECAMATAN NO PKM JUMLAH

PNDDK KLINIK

KLINI

K SP

KLINIK

KECANTIKAN

TOTAL KLINIK

-KLINIK

RASIO JML

PENDUD

UK DNG KLINIK

(1:25000)

RASIO JML PENDUDUK

DNG KLINIK (1:25000)

PEMBULATAN

1 CISOKA 1 CISOKA 89291 7 -

-

7 4 4

2 SOLEAR 2 CIKUYA 85414 1 -

-

1 3 3

3 TIGARAKSA 3 TIGARAKSA 62660 13

-

- 13 3 3

4 PASIR NANGKA 80729 10 -

-

10 3 3

4 CIKUPA 5 CIKUPA 171411 38 2 2 42 7 7

6 PASIR JAYA 90097 8 -

-

8 4 4

5 PANONGAN 7 PANONGAN 123067 10 1 1 12 5 5

6 CURUG 8 CURUG 126823 20 1 -

21 5 5

9 BINONG 67093 8 -

2 10 3 3

7 KELAPA DUA 10 JL. KUTAI 17204 1 -

-

1 1 1

11 JL. EMAS 52301 7

-

- 7 2 2

12 KELAPA DUA 74061 17 6 14 37 3 3

13 BJ NANGKA 68714 7 1 1 9 3 3

8 LEGOK 14 LEGOK 72712 10 -

-

10 3 3

15 BJ KAMAL 19383 -

-

-

- 1 1

16 CARINGIN 21815 2 -

-

2 1 1

9 PAGEDANGAN

17 PAGEDANGAN 110100 13 1 -

14 4 4

10 SINDANG

JAYA 18 SINDANG JAYA 88511 11 1

- 12 4 4

11 PASAR KEMIS 19 PASAR KEMIS 157108 - -

-

-

6 6

20 KUTABUMI 140959 35 1 2 38 6 6

12 BALARAJA 21 BALARAJA 73632 17

-

- 17 3 3

22 GEMBONG 51600 2 -

-

2 2 2

13 KRESEK 23 KRESEK 64153 8 -

-

8 3 3

Page 66: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-81-

NO KECAMATAN NO PKM JUMLAH

PNDDK KLINIK

KLINI

K SP

KLINIK

KECANTIKAN

TOTAL KLINIK

-KLINIK

RASIO JML

PENDUD

UK DNG KLINIK

(1:25000)

RASIO JML PENDUDUK

DNG KLINIK (1:25000)

PEMBULATAN

14 GUNUNG KALER

24 GUNUNG KALER

50980 - -

-

-

2 2

15 KRONJO 25 KRONJO 57350 4 -

-

4 2 2

16 MEKAR BARU 26 MEKAR BARU 36788 - -

-

-

1 1

17 MAUK 27 MAUK 81517 6

-

- 6 3 3

18 RAJEG 28 RAJEG 95067 10 1 -

11 4 4

29 SUKATANI 63611 - -

-

-

3 3

19 SEPATAN 30 SEPATAN 109758 18

-

- 18 4 4

20 SEPATAN TIMUR

31 KEDAUNG BARAT

90852 3 -

-

3 4 4

21 PAKUHAJI 32 PAKU HAJI 67509 3 -

-

3 3 3

33 SUKAWALI 43419 1 -

-

1 2 2

22 TELUKNAGA 34 TELUKNAGA 100606 7

- 2 9 4 4

35 TEGAL ANGUS 54711 3 -

-

3 2 2

23 KOSAMBI 36 KOSAMBI 85326 7 -

-

7 3 3

37 SALEMBARAN JAYA

66646 3 -

-

3 3 3

24 JAMBE 38 JAMBE 43657 3

-

- 3 2 2

25 KEMERI 39 KEMERI 42294 1 -

-

1 2 2

26 JAYANTI 40 JAYANTI 69972 5 -

-

5 3 3

27 CISAUK 41 CISAUK 31673 2 1

- 3 1 1

42 SURADITA 44949 3 -

-

3 2 2

28 SUKADIRI 43 SUKADIRI 55543 4 -

-

4 2 2

29 SUKAMULYA 44 SUKAMULYA 63710 8

-

- 8 3 3

JUMLAH 3.477.49

5 336 16 24 376 131 131

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2016

E. RASIO RUMAH SAKIT PER SATUAN PENDUDUK

Rasio Rumah sakit per satuan penduduk adalah perbandingan

antara jumlah rumah sakit dengan jumlah penduduk untuk 100.000

penduduk, penduduk Kabupaten Tangerang tahun 2017 sebanyak

3.584.770 jiwa jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Tangerang

sebanyak 24 unit yang terdiri dari Rumah sakit Umum pemerintah (3

unit), rumah sakit swasta dan rumah sakit ibu dan anak (21 unit),

sehingg rasio rumah sakit terhadap penduduk di Kabupaten

Page 67: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-82-

Tangerang tahun 2017 sebesar 0,7 artinya jumlah rumah sakit di

Kabupaten Tangerang belum memenuhi dari sisi jumlah serta kualitas

pelayanan dan fasilitas kesehatan masih perlu ditingkatkan, terutama

untuk RSU Tangerang dan RSUD Balaraja yang menjadi rumah sakit

rujukan regional provinsi.

Tabel 2.39 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk

Tahun 2013-2016 Kabupaten Tangerang

NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah RSU

(Pemerintah) 2 2 2 2 3

2

Jumlah Rumah Sakit Jiwa/Paru

dan Penyakit

Khusus Lainnya

Milik Pemerintah

- - - -

3

Rumah Sakit

AD/AU/AL/POLRI - - -

4 Jumlah Seluruh Rumah Sakit

19 19 20 23 24

5 Jumlah Penduduk 3.157.780 3.264.776 3.362.720 3.477.495 3.584.770

6 Rasio 1 : 150370 1 : 155466 1 : 152851 1:149.365

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2017

Perkembangan ketersediaan tempat tidur RS di kabupaten

Tangerang dapat dijelaskan ada tabel 2.40.

Tabel 2.40 BOR Tahun 2013-2016 Kabupaten Tangerang

NO KECAMATAN NAMA RUMAH SAKIT BOR

1 Tangerang RSU Tangerang -

2 Balaraja RSUD Balaraja -

3 Balaraja RS. Paramita 5,8

4 Cikupa RS. Mulia Insani 65,2

5 Cisauk RS. Selaras 50

6 Kelapa Dua Siloam Hospitals 68,8

7 Kelapa Dua RS. Qadr 71,7

8 Kelapa Dua Bethsaida Hospital 47,3

9 Panongan Ciputra Hospital 47

10 Teluknaga RS. Mitra Husada 33,8

11 Pagedangan RS. St. Carolus 45

Page 68: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-83-

NO KECAMATAN NAMA RUMAH SAKIT BOR

12 Cikupa RSIA. Selaras 74,6

13 Cikupa RSIA Tiara 38,4

14 Curug RSIA Keluarga Kita 69,1

15 Pagedangan RSIA Murni Asih 59,9

16 Pasar kemis RSIA Bunda Sejahtera 24

17 Tigaraksa RSIA Harapan Mulya 68

18 Kosambi RSIA BUN 23,7

19 Cikupa RSB. Permata Hati 79,5

20 Kosambi RSB Bunda Lestari -

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2016

F. RASIO DOKTER PER SATUAN PENDUDUK

Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan

tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan

jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem

pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani

2.500 penduduk. Rasio Dokter dibandingkan penduduk di Kabupaten

Tangerang masih dibawah standar tersebut, Rasio yang terbesar

adalah rasio dokter spesialis yaitu 13 orang per 100.000 penduduk,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.41 Jumlah Dokter Tahun 2016 Kabupaten Tangerang

No. Dokter Jumlah Rasio per 100.000

penduduk

1 Dokter Sp. 465 13,372

2 Dokter Umum 277 7,9665

3 Dokter Gigi 90 2,5881

4 Dokter Gigi Sp 28 0,8052

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2016

G.CAKUPAN...

Page 69: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-84-

G. CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

Pada grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pada tahun

2015-2017, cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Kabupaten

Tangerang telah mencapai target SPM yang telah ditentukan yaitu 80

% (Depkes 2008). Cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada

tahun 2015 sebesar 74,8%, meningkat pada tahun 2016 menjadi

81,3% dan tahun 2017 menjadi 89,1%, hal ini dikarenakan

meningkatnya jumlah puskesmas mampu PONED dan meningkatnya

kemampuan petugas puskesmas dalam penanganan

kegawatdaruratan maternal. Cakupan Kunjungan penanganan

komplikasi kebidanan di wilayah Kabupaten Tangerang pada tahun

2015-2017 digambarkan pada grafik dibawah ini:

Gambar 2.21 Trend Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan

Tahun 2013-2017

Sumber Data : Bid.Kesmas- Kesga Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

H. PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DENGAN KOMPETENSI

KEBIDANAN

Meningkatnya pertolongan ibu bersalin dengan bantuan

tenaga kesehatan yang kompeten merupakan salah satu upaya

untuk menurunkan AKI dan AKB.

Gambar 2.22 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

KesehatanTahun 2013-2017

Sumber Data : Bid . Kesmas – Kesga Dinas Kesehatan Kab .Tangerang 201 7

Page 70: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-85-

Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017 sebesar 94,3%

meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 93,5% dan mencapai

target SPM sebesar 90%. Peningkatan ini dikarenakan meningkatnya

jumlah puskesmas mampu PONED dan meningkatnya kemitraan

bidan dengan dukun. Dari data laporan puskesmas juga didapatkan

penurunan jumlah dukun paraji pada tahun 2016 sejumlah 663

orang menjadi 646 orang pada tahun 2017.

I. UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)

Keberhasilan pemberian imunisasi diukur dengan pencapaian

Universal Child Immunization (UCI). Bila cakupan UCI dikaitkan

dengan batasan suatu wilayah, berarti dalamwilayah tersebut

tergambarkan besarnya tingkat kekebalan pada bayi (herd immunity)

terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD3I). Upaya imunisasi perlu terus di tingkatkan untuk mencapai

tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga PD3I dapat

dibasmi, dieliminisasi atau dikendalikan, dengan kemajuan teknologi

dan ilmu pengetahuan upaya imunisasi dapat semakin efektif

bermutu dan efisien. Pada tahun ini program imunisasi meluncurkan

program IRI (Immunization RoutineIntensification), yang pada kegiatan

ini adalah melengkapi imunisasi dasar bagi bayi dan anak usia 0 – 3

th .

Tabel 2.42 Universal Child Immunization (UCI)

Tahun 2013-2017

No. Tahun Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah Desa/Kelurahan

UCI

% Desa/Kelurahan

Uci

1 2013 274 274 90.1

2 2014 274 215 78,5

3 2015 274 262 95,6

4 2016 274 262 95,6

5 2017 274 269 98,2 Sumber Data: Seksi SIPK Dinas Kesehatan Kab. Tangerang, 2017

Cakupan Jumlah Desa UCI pada tahun 2017 meningkat, jika

dibandingkan dengan cakupan tahun 2016, masih terdapat 5 Desa /

Kelurahan yang belum mencapai UCI di Kabupaten Tangerang tahun

2017. Berbagai Upaya yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan

cakupan Desa/ Kelurahan UCI antara lain meliputi kegiatan : Workshop

Page 71: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-86-

imunisasi pada Petugas Imunisasi Rumah Sakit dan sarana pelayanan

kesehatan swasta (SPKS); Supervisi Supportive dan OJT (On the Job

Training) bagi Puskesmas, Klinik swasta dan rumah sakit; Kampanye

Measles Rubella; bedah kasus (KIPI); Mengaktifkan Pertemuan koordinasi

Lintas program dan sektoral dalam penanganan kelompok masyarakat

yang menolak imunisasi; Peningkatan cakupan imunisasi di Sarana

pelayanan kesehatan swasta, termasuk pencatatan dan pelaporan.

J. PERAWATAN GIZI BURUK

Kegiatan pemantauan status gizi secara aktif dilaksanakan

oleh petugas gizi puskesmas melalui bulan penimbangan balita yang

dilakukan setahun 2(dua) kali. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk

tahun 2016 mengalami penurunan dibanding tahun 2017. Keadaan

ini menunjukkan adanya komitmen menyeluruh dari lintas sektor

dalam menanggulangi masalah gizi di Kabupaten Tangerang melalui

advokasi dan kegiatan gizi bersumberdaya masyarakat melalui Pos

Gizi, KP ASI dan KERAMAS, karena sektor kesehatan saja tidak akan

dapat secara maksimal menurunkan angka gizi buruk. Agar terus

dapat mmeningkatkan kinerja daerah dalam penanggulangan

masalah gizi, perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM

kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal

bagi masyarakat. Gambaran status gizi dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.43 Gambaran Status Gizi Pada Balita Di Kabupaten Tangerang

Tahun 2015-2017

Tahun

Jumlah Balita

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

N % N % N % N %

2013 1154 0.45 9198 3.61 241952 94.97 2224 0.87

2014 1172 0.45 8583 3.28 249877 95.55 1892 0.72

2015 1.091 0,39 8.099 2,86 271.407 95,89 2.227 0,79

2016 1.164 0,41 8.935 3,17 268.339 95,32 2.880 1,03

2017 1.161 0,38 9.644 3,14 294.027 95,69 2.479 0,81

K. IMUNISASI...

Page 72: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-87-

K. IMUNISASI DASAR PADA BAYI

Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk

melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Beberapa penyakit

menular yang termasuk ke dalam penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B,

Meningitis, Rubella, TBC, Campak, pertusis dan polio. Proses

pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah

disebut imunisasi alamiah.

Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin

adalah upaya stimulasi terhadap sistim kekebalan tubuh untuk

menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan

melumpuhkan “antigen” dilemahkan yang berasal dari vaksin.

Program imunisasi diberikan kepada populasi rentan terjangkit

penyakit menular, yaitu : bayi, Balita, anak usia sekolah, wanita usia

subur, dan ibu hamil. Cakupan Imunisasi Campak Bayi 70.995 bayi,

imunisasi campak 69.921, 101,9%.

Tabel 2.44 Cakupan Imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan

Di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 – 2017

No. Jenis

Imunisasi

Cakupan (%)

2013 2014 2015 2016 2017

1 BCG 97.7 91,3 97,2 104,7 101,8

2 Hepatitis

B O 93.6 92,1 94,9 97,0 99,7

3 DPT-HB

III 96.7 98,8 96,4 102,6 99,8

4 Polio IV 96.6 92,4 96,1 103,3 101,1

5 Campak 95.5 86,1 95,5 101,9 89,9 Sumber Data: Seksi SIPK Dinas Kesehatan Kab. Tangerang, 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa cakupan dari

semua antigen, cukup tinggi dan beberapa mengalami kenaikan,

meskipun ternyata hal tersebut belum mampu membentuk kekebalan

populasi yang tinggi, sehingga terjadi kejadian luar biasa (KLB)

penyakit difteri.

Keberhasilan...

Page 73: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-88-

Keberhasilan program imunisasi dapat dilihat melalui indikator

imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi dasar lengkap di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sebesar 93,4 %, cakupan ini

lebih besar dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 92,2 %.

Tabel 2.45 Cakupan Imunisasi dasar pada Bayi

Tahun 2015 – 2017

No. Imunisasi Dasar

Lengkap (IDL)

Cakupan

2015 2016 2017

1 5 Antigen 93,5 92,2 93,4

Sumber Data: Seksi Surveilans, Imunisasi dan Penanggulangan Krisis ,2017

L. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT INFEKSI

SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Kegiatan pokok pengelolaan program P2 ISPA di Kabupaten

Tangerang adalah penjaringan dan penatalaksanaan kasus

Pneumonia Balita. Berdasarkan ketentuan WHO, perkiraan kasus

pneumonia balita di negara berkembang termasuk Indonesia adalah

10% - 20% dari jumlah total balita, sedangkan kebijakan Kemenkes

menetapkan angka 10% jumlah balita sebagai angka perkiraan

kasus pneumonia balita di Indonesia.

Angka ini ditetapkan tidak berdasarkan survey epidemiologis

sehingga belum secara spesifik menggambarkan kondisi pneumonia

balita di wilayah tertentu. Untuk menilai efektifitas penemuan kasus

maka ditetapkan sasaran Pneumonia Balita sebesar 4,12% dari

jumlah total balita.

Gambar 2.23 Cakupan Kasus ISPA Pada Balita di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber Data: Bid P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Page 74: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-89-

Dari grafik di atas terlihat adanya kecenderungan peningkatan kasus

ISPA yang ditemukan di tahun 2015. Berdasarkan hasil audit mutu

pelayanan ISPA yang telah dilaksanakan, maka ditemukan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Penerapan tatalaksana kasus pneumonia balita yang sesuai

standar baku belum konsisten dilaksanakan

2. Pencatatan dan pelaporan kasus pneumonia belum melibatkan

fasilitas pelayanan kesehatan swasta

3. Tingginya angka perkiraan kasus pneumonia balita yang

ditetapkan WHO karena belum adanya data hasil survey insidensi

baik secara nasional maupun regional yang dapat dijadikan acuan

yang lebih valid.

M. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TUBERKULOSI

Kabupaten Tangerang adalah salah satu wilayah di Provinsi

Banten yang memiliki beban kasus tertinggi di bandingkan dengan

kabupaten/kota lain di Provinsi Banten. Hal ini disebabkan

Kabupaten Tangerang memiliki jumlah penduduk tertinggi

dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Berikut Epidemiologi

kasus TBC di Kabupaten Tangernag tahun 2017.

a. Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR)

Dalam pelaksanaan notifikasi, digunakan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) sebagai identitas pasien TBC. Notifikasi wajib

pasien TBC untuk FKTP (klinik dan dokter praktik mandiri)

disampaikan kepada Puskesmas setempat. Puskesmas akan

mengkompilasi laporan kasus TBC dari semua FKTP di wilayah

kerjanya dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan. Berikut adalah

hasil kegiatan notifikasi wajib (Mandatory Notification) di

Kabupaten Tangerang.

Gambar 2.24 Prosentase Distribusi Asal Kasus TBC di Kabupaten

Tangerang Tahun 2017

Sumber: Bid.P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Page 75: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-90-

Dari gambar di atas terlihat bahwa baru 66,67% rumah sakit dan

32,63% klinik/dokter praktek mandiri di wilayah Kabupaten Tangerang

yang memberikan laporan kasus TBC. Total kasus yang berhasil dicatat

dan dilaporkan pada tahun 2017 sebanyak 7.978 kasus TBC atau

sekitar 65,84%.

Angka notifikasi kasus atau Case Notification Rate (CNR) Adalah

angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan

tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini

apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan

penemuan kasus dari tahun ketahun di wilayah tersebut. Angka ini

berguna untuk menunjukkan kecenderungan (tren) meningkat atau

menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Berikut tren dari

jumlah kasus yang ditemukan dari tahun ke tahun per 100.000

penduduk.

Gambar 2.25 Tren Cakupan Penderita Tuberkulosis di catat dan diobati

per 100.000 penduduk di Kabupaten Tangerang Tahun 2008-2017

Dari 44 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang maka

Puskesmas Cisoka, Mauk, Bojong Nangka, Tigaraksa, Sukadiri, Jambe, Mekar

Baru, Cisauk dan Bojong Kamal yang telah berhasil mencatat dan melaporkan

kasus TBC sesuai target yang telah ditetapkan.

Page 76: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-91-

b. Angka Keberhasilan Pengobatan atau Success Rate dan Angka

Kesembuhan/Cure Rate

Angka Keberhasilan Pengobatan adalah angka yang menunjukkan

persentase pasien baru TBC Paru Terkonfirmasi Bakteriologis yang

menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan

lengkap) diantara pasien baru TBC paru Terkonfirmasi Bakteriologis

yang tercatat. Dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari

angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.

Gambar 2.26 Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan Penderita

Tuberkulosis di Kab. Tangerang Tahun 2008-2017

Sumber: Bid.P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Berdasarkan grafik di atas, sejak tahun 2008-2014 angka

keberhasilan pengobatan di Kabupaten Tangerang sudah di atas target

nasional >85%. Tahun 2015 angka keberhasilan pengobatan berada di

bawah target nasional (68.80%), dan sejak tahun 2016 sampai dengan

tahun 2017 mulai terjadi peningkatan menjadi 90.83% dan sudah di

atas target nasional >85%.

Selain angka keberhasilan pengobatan, indikator lain yang dapat

menilai kemajuan P2TBC adalah indikator angka kesembuhan (Cure

rate), yaitu angka yang menunjukkan angka persentase pasien baru TBC

Paru BTA Positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, di

antara pasien baru TBC paru BTA Positif yang tercatat. Angka minimal

yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan digunakan untuk

mengetahui hasil pengobatan.

Dari grafik...

Page 77: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-92-

Dari grafik tersebut di atas, angka kesembuhan di Kabupaten

Tangerang sejak tahun 2008-2014 berada di atas target nasional >85%.

Pada tahun 2015, angka kesembuhan menurun menjadi 63%, dan sejak

tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 kembali meningkat menjadi

85,41%.

Meningkatnya penyakit TBC atau disease burden akibat masalah:

TBC HIV, TBC dengan Diabetes Melitus, dan TBC pada perokok, yaitu

meningkatnya risiko tertular TBC pada perokok . Adanya kesenjangan

akses layanan DOTS berkualitas terutama pada kelompok unreach

population yaitu masyarakat dengan TBC yang berobat ke layanan

swasta (masyarakat yang mempunyai perilaku pencarian pelayanan

kesehatan ke swasta/dokter praktek mandiri), penderita TBC di daerah

terpencil, rutan/Lapas terutama mikroskopis belum berjalan optimal.

Selain itu, pengendalian TBC mendapat tantangan baru seperti

ko-infeksi TBC/HIV, TBC yang resisten obat dan tantangan lainnya

dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi. Di bawah ini

merupakan peta sebaran kasus TBC Resisten Obat di Kabupaten

Tangerang.

Gambar 2.27 Peta Kasus TBC Resisten Obat di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013- Maret 2018

Sumber: Bid.P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari peta di atas terlihat, distribusi kasus TBC Resisten Obat

hampir terdistribusi merata di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang.

Jika tidak mendapatkan perhatian serius akan berdampak buruk

terhadap upaya pengendalian TBC di Kabupaten Tangerang. Sebagian

besar kasus TBC Resisten obat pernah menderita TBC sebelumnya dan

mendapatkan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan non DOTs.

Meningkatnya resistensi ganda kuman TBC terhadap OAT karena A Man

Made Problem, antara lain disebabkan karena pengobatan yang tidak

sesuai standar, pasien kurang patuh dan tidak tuntas berobat.

Pengawasan...

Page 78: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-93-

Pengawasan terhadap peredaran obat rasional terutama obat TBC

di pasaran masih lemah, tanpa pengawasan terhadap penggunaan obat

rasional (standard rejimen, kualitas, pengawasan kepatuhan dan

ketuntasan berobat yang menjadi kunci kesembuhan), dikhawatirkan

akan terjadi peningkatan kasus TBC Resisten Obat di masa yang akan

datang yang tentunya akan semakin membebani permasalahan

kesehatan akibat TBC.

N. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD)

Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi

masalah kesehatan masyarakat dan endemis hampir di seluruh

kota/kabupaten di Indonesia. Sejak ditemukan pertama kali pada

tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, hingga saat ini jumlah kasus

DBD dilaporkan meningkat dan penyebarannya semakin meluas

mencapai seluruh provinsi di Indonesia (33 provinsi). Penyakit ini

seringkali menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa

daerah endemis tinggi DBD.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus

Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui

gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue

penyebab Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan

Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B

Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus

Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu:

Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Kegitan pokok P2DBD adalah

Survailans kasus Vektor, Penemunan dan Tatalaksana Kasus,

Pengendalian Vector, Peningkatan Peran Serta Masyarakat, Sistim

Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan KLB, Penyuluahan

,Kemitraan dan Jejaring Kerja, Monitoring dan Evaluasi (Monev).

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dititik

beratkan pada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

disemua wilayah, dan pemantauan jentik berkala untuk mencapai

angka bebas jentik sesuai target (>95%), kegiatannya dilakukan

dengan melakukan Sosialisasi dan Pembinaan Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik khususnya di wilayah –wilayah endemis DBD, melakukan

Penyelidikan Epidemologi(PE) dan melaksanakan Fogging Fokus

Page 79: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-94-

sesuai kriteria dari hasil penyelidikan Epidemologi sebagai upaya

untuk memutus rantai penularan DBD yang di dahului dengan

kegiatan penyuuhan kepada masyarakat ,Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN), Larvasidasi (pemberian abate untuk membunuh

jentik nyamuk) dan dilanjutkan fogging fokus dengan radius 200 m.

Gambar 2.28 Grafik Insidance Rate,CFR,dan ABJ DBD di Kabupaten

Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber Data:P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari gambar tersebut di atas tampak siklus epidemik terjadi

setiap tiga-lima tahunan, hal ini terjadi kemungkinan karena

adanya perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kehidupan

vektor, di luar faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut

Mc Michael (2006), perubahan iklim menyebabkan perubahan

curah hujan, suhu, kelembaban, arah udara sehingga berefek

terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap

kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan vektor penyakit

seperti nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Selain itu, faktor

perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam

kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta faktor

pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas

penduduk yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana

transportasi menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah

dan semakin luas. Untuk insidance rate (angka kesakitan akibat

DBD pada tahun 2017 masih dalam batas noramal yaitu 1,9

/100.000 pddk dengan target pada tahun 2017 <48/100.00

penduduk. Angka Kematian (AK)/Case Fatality Rate (CFR) kasus

DBD pada tahun-tahun awal merebak di Kabupaten Tangerang

cukup tinggi. Kemudian dari tahun ke tahun mulai menurun dari

Page 80: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-95-

2,95% pada tahun 2000 terus menurun sampai menjadi 1,61%

pada tahun 2015 dan mengalami peningkatan kembali sebesar 0.07

poin pada tahun 2017 menjadi 1.9%. Angka kematian kasus DBD

di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 di atas target nasional

>1%. Meskipun angka kematian kasus DBD cenderung menurun

tetapi bila dilihat dalam waktu tiga tahun terakhir cenderung

mengalami peningkatan. Upaya yang dapat dilakukan dalam

menurunkan angka kematian kasus DBD dapat dilakukan

pelatihan manajemen kasus terhadap petugas, penyediaan sarana

dan prasarana untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat dan

cepat, upaya promosi kesehatan yang berkualitas dan peningkatan

akses dan pelayanan medis perlu lebih difokuskan serta kerjasama

dengan lintas sektoral (SKPD terkait), kader, RT, RW, tokoh

masyarakat dan tokoh agama dalam peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam deteksi dini kasus agar segera dapat di

tatalaksana sesuai standar pelayanan medis.

Untuk Angka Bebas Jentik (ABJ) tahun 2017 menaglami

peningkatan yaitu 80,4 % walaupun belum mencapai angka > 95 %

sesuai target nasional karena Kabupaten Tangerang temasuk

wilayah yang mengalami endemis DBD sehingga perlu intensif

melakukan upaya-upaya pemberantasan Sarang Nyamauk dan

pengendalian vector untk memutus perkembangbiakan nyamuk.

Gambar 2. 29 Rata-Rata Jumlah Penderita DBD Di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber Data:P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari grafik epidemik di atas terlihat, Bulan sebelum musim

penularan(SMP) adalah bulan November , yaitu bulan dimana jumlah

penderita DBD paling rendah,berdasarkan jumlah penderita rata-rata

perbulan selama 5 tahun.

O. ANGKA...

Page 81: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-96-

O. ANGKA KEJADIAN MALARIA

Angka kejadian Malaria di Kabupaten Tangerang dalam

rentang tahun 2014-2016 telah terjadi 7 kasus di tahun 2014,

2 kasus pada tahun 2015, dan 0 kasus pada tahun 2016.

Tabel 2.46 Distribusi Penyakit Menular lain Potensial Wabah

dan KLB Tahun 2012 – 2016

No. Jenis KLB

2012 2013 2014 2015 2016

Jml

Kec Kasus

Jml

Kec Kasus

Jml

Kec Kasus

Jml

Kec Kasus

Jml

Kec Kasus

1 Chikungunya 5 209 10 529 1 67 0 0 0 0

2 Leptospirosis 1 1 8 9 4 9 10 12 14 27

3 Keracunan

Makanan 4 316 4 145 2 153 2 15 2 10

4 HFMD 7 22 1 1 1 3 1 1 0 0

5 Malaria 4 4 3 3 6 7 1 2 0 0

6 DBD 3 25 3 3 0 0 5 6 29 22

7 Diare 0 0 1 1 0 0 0 0 29 0

8 Susp MERS-

Cov 0 0 0 0 2 2 3 4 0 0

9 Susp Rabies 0 0 0 0 3 19 0 0 0 0

10 Hepatitis 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4

11 H1N1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

Sumber : Profil Dinkes Kab. Tangerang, Tahun 2012-2016

P. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit HIV / AIDS

Pada tahun 2017 kasus HIV/AIDS ditemukan sebanyak 445

kasus angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun

sebelumnya yang berjumlah 448 orang. Berbeda dengan angka HIV

positif, total pasien yang dilakukan tes sebanyak justru meningkat

hampir dua kali lipat dari total 7.125 orang, hal ini mengindikasikan

bahwa kemampuan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terutama

layanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) mengalami

peningkatan kemampuan dalam melakukan screening kasus

HIV/AIDS seiring dengan fluktuatif dana APBD yang diberikan kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang khususnya Program

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular HIV/AIDS.

Meningkatnya angka tes tersebut juga menunjukkan bahwa adanya

peningkatan keinginan masyarakat terutama populasi kunci untuk

melakukan tes HIV/AIDS yang berarti ada kemungkinan pemahaman

masyarakat terhadap penyakit HIV/AIDS juga meningkat. Adanya

peningkatan angka tes tersebut juga dapat diasumsikan

Page 82: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-97-

meningkatnya jumlah populasi kunci, yang dalam hal ini program-

program yang mengarah terhadap pencegahan dan kemitraan

penyakit menular HIV/AIDS harus lebih diperkuat. Jika kita

bandingkan kedua data tersebut maka kemampuan Dinas Kesehatan

dalam melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan

sudah sangat kuat, dimana dengan meningkatnya jumlah orang yang

dites tidak berbanding lurus dengan angka HIV+ yang justru

menurun. Berikut data kasus akumulatif HIV-IDS di Kabupaten

Tangerang tahun 2017.

Gambar 2.30 Jumlah Penemuan Kasus HIV+ di Wilayah Kabupaten

Tangerang pada Tahun 2017

Sumber: Bid.P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Meningkatnya jumlah penjaringan dan kasus yang ditemukan

juga ditunjukkan dalam pelaksaan program tb-reach di 2017,

program tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan, hal

ini dibuktikan dengan angka penjaringan yang meningkat sekitar

50% dibandingkan tahun sebelumnya.

Gambar 2.31 Jumlah Penemuan Kasus TB-HIV di Wilayah Kabupaten

Tangerang pada Tahun 2017

Sumber: Bid.P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari...

Page 83: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-98-

Dari total 445 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang, total

jumlah penderita HIV/AIDS yang berdomisili di Kabupaten Tangerang

berkisar 313 atau sekitar 80% dari total kasus. Berikut grafik data

penderita berdasarkan wilayah Kecamatan :

Gambar 2.32 Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber Data: Bid P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Berdasarkan pekerjaan, dari total 313 kasus HIV/AIDS di

Kabupaten Tangerang, jumlah kasus tertinggi adalah pada pekerja

Karyawan baik itu karyawan swasta ataupun aparatur sipil negara,

sekitar 50% kasus sebanyak 164 kasus.

Gambar 2.33 Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Pekerjaan Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber Data: Bid P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dilihat dari segi umur penderita, dari total 313 kasus HIV/AIDS

di Kabupaten Tangerang, jumlah kasus tertinggi adalah pada umur

25-49 tahun sebanyak 223 kasus. Berikut grafik data penderita

berdasarkan umur penderita .

Gambar 2.34 Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Umur di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber Data: Bid P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Page 84: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-99-

Jenis Kelamin Laki-laki masih merupakan jenis kelamin dengan

angka kasus HIV/AIDS lebih tinggi dibanding jenis kelamin Perempuan,

dari total 313 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang, jumlah kasus

pada laki-laki sebanyak 236 kasus dan pada perempuan sebanyak 79

kasus. Berikut grafik data penderita berdasarkan jenis kelamin

penderita.

Gambar 2.35 Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber Data: Bid P2P Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Q. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi pada 2017 meningkat jika

dibandingkan dengan cakupan di tahun 2016 dan sudah mencapai

target SPM 90%.

Gambar 2.36 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2013-2017

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Tangerang Tahun 2013-2017

R.Cakupan...

Page 85: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-100-

R. Cakupan puskesmas

Jumlah puskesmas di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 sekitar 44 puskesmas yang tersebar di 29

kecamatan, Kecamatan Kelapa Dua mempunyai unit

puskesmas yang paling banyak sekitar 4 unit puskesmas,

dan Kecamatan Legok dengan sebanyak 3 unit puskesmas.

Cakupan Puskesmas di Kabupaten Tangerang pada tahun

2017 sekitar 151,72%.

Tabel 2.47 Jumlah Puskesmas Per Keamatan di Kabupaten Tangerang

Tahun 2017

No. KECAMATAN

Puskesmas

1 CISOKA 1 CISOKA

2 SOLEAR 2 CIKUYA

3 TIGARAKSA 3 TIGA RAKSA

4 PASIR NANGKA

4 JAMBE 5 JAMBE

5 CIKUPA 6 CIKUPA

7 PASIR JAYA

6 PANONGAN 8 PANONGAN

7 CURUG 9 CURUG

10 BINONG

8 KELAPA DUA 11 KELAPA DUA

12 JALAN EMAS

13 BOJONG NANGKA

14 JALAN KUTAI

9 LEGOK 15 LEGOK

16 BOJONG KAMAL

17 CARINGIN

10 PAGEDANGAN 18 PAGEDANGAN

11 CISAUK 19 CISAUK

20 SURADITA

12 SINDANG JAYA 21 SINDANG JAYA

13 PASAR KEMIS 22 KUTA BUMI

23 PASAR KEMIS

14 BALARAJA 24 BALARAJA

25 GEMBONG

15 JAYANTI 26 JAYANTI

16 SUKAMULYA 27 SUKA MULYA

17 KRESEK 28 KRESEK

Page 86: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-101-

No. KECAMATAN

Puskesmas

18 GUNUNG KALER 29 GUNUNG KALER

19 KRONJO 30 KRONJO

20 MEKAR BARU 31 MEKAR BARU

21 MAUK 32 MAUK

22 KEMIRI 33 KEMERI

23 SUKADIRI 34 SUKADIRI

24 RAJEG 35 RAJEG

36 SUKATANI

25 SEPATAN 37 SEPATAN

26 SEPATAN TIMUR 38 KEDAUNG BARAT

27 PAKU HAJI 39 PAKU HAJI

40 SUKAWALI

28 TELUKNAGA 41 TELUK NAGA

42 TEGAL ANGUS

29 KOSAMBI 43 KOSAMBI

44 SALEMBARAN JAYA

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2016

Jumlah Puskesmas Pembantu sampai dengan tahun 2017

mencapai 46 unit Pustu, dengan jumlah desa sebanyak 28 kelurahan dan

246 desa, total 274 desa/kelurahan. Cakupan Puskesmas Pembantu per

desa adalah 16,78%.

S. Pemeriksaan Ibu Hamil

Indikator pelayanan ibu hamil antara lain cakupan K1 dan K4,

K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat

pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk

mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan

program dalam menggerakkan masyarakat. K4 adalah cakupan ibu

hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, paling

sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada triwulan ke-1,

1 kali pada triwulan ke-2 dan 2 kali pada triwulan ke-3 di suatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator K4 ini,

dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap

(memenuhi standar pelayanan dan menempati waktu yang

ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di

suatu wilayah, disamping menggambarkan manajemen program KIA.

Gambar...

Page 87: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-102-

Gambar 2.37 Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil (K1) Tahun 2013-2017

Sumber Data : Bid.Kesmas- Kesga Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari grafik diatas diperoleh cakupan K1 pada tahun 2017 adalah

100,1 % meningkat dibandingkan cakupan K1 tahun 2016 dan hasil

cakupan K1 pada tahun 2017 menunjukkan telah mencapai target

SPM sebesar 100%.

Gambar 2.38 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tahun 2013-2017

Sumber Data : Bid.Kesmas- Kesga Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Dari grafik diatas diperoleh prosentase kunjungan ibu hamil

K4 mengalami peningkatan dari 93,8 % pada tahun 2016 menjadi

94,9 % pada tahun 2017 walaupun masih belum sesuai target SPM

sebesar 95 %, hal ini antara lain disebabkan masih tingginya migrasi

ibu hamil ke daerah asal untuk proses persalinannya serta adanya

ibu hamil yang tidak mematuhi jadwal kunjungan antenatal yang

disarankan atau terlambat untuk mengakses ANC sebanyak empat

kali dan dapat juga karena faktor penyebab lain diantaranya ibu

Page 88: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-103-

hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan pertama kali pada

umur kehamilan > 12 minggu, sehingga K4 belum mencapai target.

Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan K1

dan K4 antara lain pendataan ibu hamil, kunjungan rumah bagi ibu

hamil yang tidak mematuhi jadwal ANC, optimalisasi Kelas ibu

hamil, Penyuluhan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi) dan peningkatan kualitas pelayanan ANC.

T. Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas lengkap adalah pelayanan

kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari

pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi

pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu

nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan

ketentuan waktu :

1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3

hari setelah persalinan.

2. 2. Kunjungan nifas ke-2 dalam waktu 2 minggu setelah

persalinan (8 –14 hari).

3. Kunjungan nifas ke-3 dalam waktu 6 minggu setelah persalinan

(36-42 hari).

Cakupan pelayanan ibu nifas dari Tahun 2014 sampai 2017 dapat

dilihat

pada grafik.

Gambar 2.39 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2013-2016

Sumber Data : Bid.Kesmas- Kesga Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017

Page 89: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-104-

Dari grafik tersebut diatas terlihat bahwa cakupan

pelayanan ibu nifas di tahun 2017 sebesar 92,3% meningkat

dibanding cakupan tahun 2016 sebesar 91,7% dan sudah

mencapai target SPM (90%) hal ini karena hampir seluruh desa

memiliki bidan desa (dari 274 desa hanya terdapat 4 desa yang

tidak memiliki bidan desa) sehingga jangkauan pelayanan

kunjungan nifas meningkat

U. Pelayanan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten

kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan

28 hari setelah lahir.

Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam

pertama kehidupan, sehingga untuk bayi lahir di fasilitas kesehatan

sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama

24 jam pertama.

Cakupan Pelayanan kesehatan neonatus Kabupaten Tangerang

pada tahun 2015 untuk KN1 (98,9%), dan KN Lengkapnya (91,5%),

pada tahun 2016 KN1 (98,3%) dan KN lengkap (96,4%) sedangkan

pada tahun 2017 KN1 (99,1%) dan KN lengkap (97,5%).

Meningkatnya KN1 dan KN lengkap ini oleh karena adanya

penerimaan bidan PTT pada tahun 2016 yang ditempatkan di awal

tahun 2017 sehingga hampir seluruh desa memiliki bidan desa (dari

274 desa hanya terdapat 4 desa yang tidak memiliki bidan desa).

Gambar 2.40 Cakupan Kunjungan Neonatus KN1 dan KN Lengkap

Tahun 2013-2017

Page 90: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-105-

Sumber : Profil Dinas Kesehatan, Kab. Tangerang Tahun 2013-2017, diolah.

Hasil Cakupan Pelayanan Kunjungan Neonatus dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2017 sudah mencapai target SPM 90%.

V. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus

Cakupan penanganan komplikasi neonatus adalah cakupan

neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh

tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Untuk

meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan komplikasi neonatus

maka diperlukan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu

memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara

berjenjang mulai dari puskesmas mampu PONED sampai rumah

sakit mampu PONEK 24 jam. Cakupan Penanganan Komplikasi

Neonatus pada tahun 2017 sebesar 76 % menurun dibandingkan

cakupan tahun 2016 sebesar 79,6 %, cakupan tersebut belum

mencapai target SPM sebesar 80%. Hal ini menjadikan evaluasi

tersendiri bagi Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kompetensi

petugas puskesmas dalam tatalaksana kasus neonatus ditengah

keterbatasan jumlah dokter umum dan program-program yang

berjalan di puskesmas.

Gambar 2.41 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus

Tahun 2013-2016

Sumber Data : Bid.Kesmas- Kesga Dinas Kesehatan Kab.Tangerang 2017, diolah.

X.Cakupan...

Page 91: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-106-

X. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Cakupan pelayanan anak balita adalah cakupan anak Balita

(12 – 59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar meliput

pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun,

pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin

A sebanyak 2 x dalam setahun. Cakupan pelayanan anak Balita

mengalami peningkatan dari 90 % pada tahun 2016 menjadi 90,3 %

pada tahun 2017 dan telah mencapai target SPM sebesar 90 %.

Gambar 2.42 Cakupan Pelayanan Anak Balita Tahun 2013 – 2017

Sumber : Profil Dinas Kesehatan, Kab. Tangerang Tahun 2013-2017, diolah.

2.3.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2. Pekerjaan Umum

A. Jaringan Jalan

Jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tangerang terdiri dari Jalan

Nasional sepanjang 27,93 Km sebanyak 1 ruas, Jalan Propinsi

sepanjang 105,44 Km sebanyak 9 ruas, dan 992,61 Km merupakan

jalan kabupaten yang terbagi menjadi 301 ruas dengan jalan strategis

sebanyak 50 ruas sepanjang 279,55 Km, dan jalan Lintas Umum

sebanyak 251 ruas sepanjang 713,06 Km. Sebagian besar jalan-jalan

yang ada sudah di beton, bahkan sampai ke jalan lingkungan dengan

kondisi konblok.

Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang

mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density) pada tahun 2017,

kerapatan jalan di Kabupaten Tangerang sebesar 1,18 Km/Km²,

sementara itu, dilihat dari sisi ketersediaan panjang jalan per jumlah

Page 92: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-107-

penduduk yang ditunjukkan melalui indikator panjang jalan per 1000

penduduk (Km/1000 orang), sebesar 0,000294491Km/1000 Orang.

Sedangkan, kualitas jalan Kabupaten, dengan kondisi jalan Mantap

pada tahun 2017 sebesar 91,66 %, kondisi Jalan tidak mantap di

Kabupaten Tangerang sebesar 3,38% dalam kondisi rusak ringan,

sementara rusak berat sebesar 4,96%. Sementara kondisi jalan

Kabupaten Mantap sebesar 82,55% persen kondisi baik, 9,12% dengan

kondisi sedang.

Tabel 2.48 Jenis Perkerasan Jaringan Jalan di Kabupaten Tangerang

Tahun 2017

Panjang

Panjang

Ruas

(KM)

Beton Aspal Dll

(KM) (KM) (KM)

Panjang existing 992.61 837.95 103.56 51.10

Panjang ( % ) 100% 88.50% 7.88% 3.62%

Sumber : Dinas Bina Marga dan SDA kab. Tangerang, 2017

Gambar 2.43 Kondisi Jalan di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber : Dinas Bina Marga dan SDA Kab. Tangerang, 2017

Gambar 2.44...

Page 93: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-108-

Gambar 2.44 Kondisi Jalan Mantap dan Tidak mantap di Kabupaten

Tangerang Tahun 2013-2017

B. Jaringan Irigasi

Kondisi saluran irigasi dibawah kewenangan pemerintah

kabupaten kondisinya masih memprihatinkan dimana kondisi tahun

2013 -2016 rata-rata dalam kondisi rusak sekitar 74,25% dan

sisanya rata-rata kondisi baik hampir sekitar 25,74%.

Page 94: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-109-

Tabel 2.49 Kondisi Jaringan Irigasi (M) menurut Daerah Irigasi di

Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2016

No. Daerah Irigasi

Saluran irigasi dalam kondisi baik Saluran irigasi dalam kondisi rusak

2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016

Meter % Meter % Meter % Meter % Meter % Meter % Meter % Meter %

1 Cituis 200 19.23 150 17.86 200 28.99 810 77.88 840 80.77 690 82.14 490 71.01 230 22.12

2 Jengkol 500 10.00 700 15.56 300 7.89 1,500 30.00 4,500 90.00 3,800 84.44 3,500 92.11 3,500 70.00

3 Kwaron 300 10.00 300 11.11 300 12.50 1,320 44.00 2,700 90.00 2,400 88.89 2,100 87.50 1,680 56.00

4 Kelapa Dua 50 10.00 100 22.22 100 28.57 250 50.00 450 90.00 350 77.78 250 71.43 250 50.00

5 Citanjakan 200 8.70 300 14.29 500 27.78 1,000 43.48 2,100 91.30 1,800 85.71 1,300 72.22 1,300 56.52

6 Ranca Buaya 150 6.00 350 14.89 500 25.00 1,000 40.00 2,350 94.00 2,000 85.11 1,500 75.00 1,500 60.00

7 Cikolear I 300 6.00 500 10.64 700 16.67 1,500 30.00 4,700 94.00 4,200 89.36 3,500 83.33 3,500 70.00

8 Cikolear II 200 10.00 300 16.67 400 26.67 900 45.00 1,800 90.00 1,500 83.33 1,100 73.33 1,100 55.00

9 Pete 300 10.00 350 12.96 400 17.02 1,050 35.00 2,700 90.00 2,350 87.04 1,950 82.98 1,950 65.00

10 Rawa Pondok I 600 20.00 700 29.17 1,000 58.82 2,500 83.33 2,400 80.00 1,700 70.83 700 41.18 500 16.67

11 Rawa Pondok

II 500 16.67 600 24.00 1,000 52.63 2,300 76.67 2,500 83.33 1,900 76.00 900 47.37 700 23.33

12 Pasir Gadung 150 15.00 175 20.59 150 22.22 475 47.50 850 85.00 675 79.41 525 77.78 525 52.50

13 Warung Rebo 300 7.50 300 8.11 300 8.82 900 22.50 3,700 92.50 3,400 91.89 3,100 91.18 3,100 77.50

14 Babakan Asem 75 25.00 75 33.33 100 66.67 250 100.00 225 75.00 150 66.67 50 33.33

-

15 Salembaran 300 12.00 300 13.64 400 21.05 1,000 40.00 2,200 88.00 1,900 86.36 1,500 78.95 1,500 60.00

16 Cipangarengan 100 20.00 150 37.50 100 40.00 350 70.00 400 80.00 250 62.50 150 60.00 150 30.00

17 Cipasilian 500 10.00 800 17.78 2,000 54.05 3,680 73.60 4,500 90.00 3,700 82.22 1,700 45.95 1,320 26.40

18 Kali Baru I Kn 100 20.00 100 25.00 150 50.00 350 70.00 400 80.00 300 75.00 150 50.00 150 30.00

19 Kali Baru II Kr 100 18.87 100 23.26 150 45.45 350 66.04 430 81.13 330 76.74 180 54.55 180 33.96

20 Jatimulya 200 25.00 200 33.33 250 62.50 720 90.00 600 75.00 400 66.67 150 37.50 80 10.00

21 Pasir I kr 300 31.58 300 46.15 200 57.14 870 91.58 650 68.42 350 53.85 150 42.86 80 8.42

22 Pasir II Kn 200 29.81 200 42.46 100 36.90 500 74.52 471 70.19 271 57.54 171 63.10 171 25.48

23 Ciketapang 300 7.18 400 10.31 700 20.11 1,400 33.49 3,880 92.82 3,480 89.69 2,780 79.89 2,780 66.51

Page 95: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-110-

Gambar 2.45 Kondisi Jaringan Irigasi Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2016

Sumber : Dinas Bina Marga dan SDA, Tahun 2013-2016, diolah.

24 Banyuku 100 20.00 100 25.00 75 25.00 275 55.00 400 80.00 300 75.00 225 75.00 225 45.00

25 Gelam 50 7.14 100 15.38 100 18.18 250 35.71 650 92.86 550 84.62 450 81.82 450 64.29

TOTAL 6,075 11.58 7,650 16.49 10,175 26.26

25,500

48.64 46,396 88.42 38,746 83.51 28,571 73.74 26,921 51.36

Page 96: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-111-

Selain infrastruktur irigasi yang banyak mengalami kerusakan,

Kabupaten Tangerang masih banyak potensi air baku yang belum

dimanfaatkan secara optimal. Selain Sungai Cisadane, Sungai Cidurian, dan

Sungai Cimanceuri tercatat sebanyak 24 danau/Rawa/Waduk yang ada di

Kabupaten Tangerang yang dimanfaatkan untuk irigasi dan konservasi.

Potensi Embung Cigarukgak di Desa Kemuning, Kecamatan Kresek dengan

luas 177 Ha atau 1.770.000 m2 memiliki debit total sekitar 180 lps, dan ini

merupaka potensi air baku bagi PDAM.

Tabel 2.50 Danau/Waduk/Rawa di Kabupaten Tangerang

No. Danau/Waduk/Rawa Kecamatan Luas Area

(Ha) Fungsi

1 Rawa Ranca Ilat

67.98 Reservoir dan resapan

2 Rawa Waluh Kronjo 70 Reservoir dan resapan

3 Rawa Cigarugak Kresek 177 Reservoir dan resapan

4 Rawa Patrasana Kresek 245 Reservoir dan resapan

5 Rawa Gabus Kresek 9.72 Reservoir dan resapan

6 Rawa Genggong Kresek 8.4 Reservoir dan resapan

7 Rawa Setingin Kemiri 26.4 Reservoir dan resapan

8 Rawa Gede Sukadiri 2.8 Reservoir dan resapan

9 Rawa sulang

8 Reservoir dan resapan

10 Rawa Koja

- Reservoir dan resapan

11 Rawa Kepuh Pakuhaji 45 Reservoir dan resapan

12 Rawa

Gelam/Panggang Pasar Kemis 11.7 Reservoir dan resapan

13 Rawa Panggodokan

- Reservoir dan resapan

14 Rawa Dadap

- Reservoir dan resapan

15 Rawa Warung Rebo Sindang Jaya 7.9 Reservoir dan resapan

16 Situ Pondok Sindang Jaya 22.7 Reservoir dan resapan

17 Situ Cilongok Pasar Kemis 23 Reservoir dan resapan

18 Situ Pasir gadung Cikupa 7.3 Reservoir dan resapan

19 Rawa Bojong

7.6 Reservoir dan resapan

20 Rawa Jambu Rajeg - Reservoir dan resapan

21 Situ Kelapa Dua Kelapa Dua 37.5 Reservoir dan resapan

22 Situ Cihuni Pagedangan 32.34 Reservoir dan resapan

23 Situ Jengkol Solear 4.1 Reservoir dan resapan

24 Waduk Kronjo Kronjo 5.7 Reservoir dan resapan

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

C. Sarana Air Bersih

Pengelolaan air bersih di Kabupaten Tangerang dikelola oleh Badan

Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja,

sampai dengan tahun 2017 telah terpasang sebanyak 140.280 sl, masing-

masing melayani tiga wilayah administrasi berbeda selain Kabupaten

Tangerang sekitar 51.313 SL (37%) juga melayani Kota Tangerang sebanyak

Page 97: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-112-

51.313 SL (37%) dan Kota Tangerang Selatan sebanyak 77.452 SL (55%) .

Tabel 2.51 Eksisting Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Kerta Raharja

Tahun 2017

No IPA

Kapasitas

Terpasang (I/d)

Lokasi Sumber Air

Air Daerah Pelayanan

1 Cikokol 1.275 Kota

Tangerang S. Cisadane Wil. Pel. I, II, III

2 Serpong 3

Kota

Tangerang

Selatan

S. Cisadane Jakarta Barat,

Serpong

3 Babakan 80 Kota

Tangerang S. Cisadane Wil. Pel. I

4 Perumnas 120 Kota

Tangerang S. Cisadane

Perumahan Lippo

Karawaci

5 Bojong Renged 100 Kab.

Tangerang S. Cisadane

Kec. Teluknaga,

Kosambi, Pakuhaji

6 Solear 100 Kab.

Tangerang S. Cidurian

Kec. Solear,

Tigaraksa, Balaraja,

Cisoka

7 Cisauk 50,00 Kab.

Tangerang S. Cisadane Kec. Cisauk

8 IKK Rajeg 25,00 Kab.

Tangerang Irigasi Rajeg Kec. Rajeg,

9 IKK Kresek 15,00 Kab.

Tangerang S. Cidurian Kec. Kresek

10 IKK Mauk 15,00 Kab.

Tangerang Irigasi Mauk Kec. Mauk

11 IKK Kronjo 7,50 Kab.

Tangerang

S.

Cipasilihan Kec. Kronojo

TOTAL 4787,50

Sumber : PDAM Tirta Kerta Raharja, 2018

Penduduk yang terlayani air bersih di Kabupaten Tangerang sekitar

401.898 jiwa, dengan banyaknya sambungan langsung sekitar 67.532 SL.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah.

Tabel 2.52 Cakupan Pelayanan PDAM Tirta Kerta Raharja Tahun 2017

AREA PELAYANAN REALISASI S/D 30 NOVEMBER 2017

Jumlah Penduduk Jumlah

SL

Jumlah

Penduduk

Terlayani

Persentase Pelayanan

WIL/CAB/IKK KECAMATAN Administratif Wilayah

Pelayanan Administratif Teknis

WILAYAH

PELAYANAN 2 1

PASAR

KEMIS 338,309 338,309 9,466 56,796 - 16.79

2 RAJEG 176,745 176,745 729 4,374 - 2.47

3 SEPATAN 122,088 122,088 8 48 - 0.04

4

SINDANG

JAYA 96,792 96,792 3 18 - 0.02

WILAYAH 5 CURUG 214,143 214,143 305 183 - 0.85

Page 98: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-113-

AREA PELAYANAN REALISASI S/D 30 NOVEMBER 2017

Jumlah Penduduk Jumlah

SL

Jumlah

Penduduk

Terlayani

Persentase Pelayanan

WIL/CAB/IKK KECAMATAN Administratif Wilayah

Pelayanan Administratif Teknis

PELAYANAN 3

6

KELAPA

DUA 234,615 234,615 9,143 54,858 - 23.38

CABANG

SERPONG 7 CISAUK 85,429 85,429 3,421 20,526 - 24.03

CABANG

TELUKNAGA 8 KOSAMBI 167,108 167,108 5,347 32,082 - 19.2

9 PAKUHAJI 117,953 117,953 258 1,548 - 1.31

10 TELUKNAGA 168,071 168,071 3,021 18,126 - 10.78

IKK KRESEK 11 GUNUNG

KALER 54,016 54,016 30 180 - 0.33

12 KRESEK 67,629 67,629 1,372 8,232 - 12.17

IKK KRONJO 13 KRONJO 63,334 63,334 663 3,978 - 6.28

WILAYAH

PELAYANAN 2 1

PASAR

KEMIS 338,309 338,309 9,466 56,796 - 16.79

2 RAJEG 176,745 176,745 729 4,374 - 2.47

3 SEPATAN 122,088 122,088 8 48 - 0.04

4

SINDANG

JAYA 96,792 96,792 3 18 - 0.02

WILAYAH

PELAYANAN 3 5 CURUG 214,143 214,143 305 183 - 0.85

6

KELAPA

DUA 234,615 234,615 9,143 54,858 - 23.38

CABANG

SERPONG 7 CISAUK 85,429 85,429 3,421 20,526 - 24.03

CABANG

TELUKNAGA 8 KOSAMBI 167,108 167,108 5,347 32,082 - 19.2

9 PAKUHAJI 117,953 117,953 258 1,548 - 1.31

10 TELUKNAGA 168,071 168,071 3,021 18,126 - 10.78

IKK KRESEK 11 GUNUNG

KALER 54,016 54,016 30 180 - 0.33

12 KRESEK 67,629 67,629 1,372 8,232 - 12.17

IKK KRONJO 13 KRONJO 63,334 63,334 663 3,978 - 6.28

Total 3,812,464 3,812,464 67,532 401,898

Sumber : PDAM Tirta Kerta Raharja, 2018

Page 99: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-114-

Gambar 2.46 Peta Pelayanan PDAM TKR

D. Fasilitas Pendidikan

Kondisi ruang kelas sekolah di Kabupaten Tangerang tahun 2017

dalam kondis baik sekitar 5.755 ruang kelas SD/Sederajat, SMP/Sederajat

dengan ruang kelas yang baik mencapai 3.554 ruang, sedangkan

SMA/Sederajat dalam kondisi baik sebanyak 1.604 ruangan kelas. Sementara

kondisi ruang kelas yang rusak berat untuk SD sekitar 860 ruang kelas,

SMP/Sederajat sekitar 200 ruang kelas dalam kondisi rusak berat. Secara

umum kondisi ruang kelas yang baik di Kabupaten Tangerang mencapai

72,76% dengan kondisi rusak berat sekitar 7,38 persen.

Tabel 2.53 Kondisi Ruang Kelas di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

No Kondisi Sekolah Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 SD/Sederajat 5,755 2,126 860

2 SMP/Sederajat 3,554 695 200

3 SMA/Sederajat 1,604 158 47

Jumlah 10,913 2,979 1,107

Sumber : Profil Dinas Pendidikan, Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Gambar 2.47...

Page 100: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-115-

Gambar 2.47 Kondisi Kelas di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Gambar 2.48 Persentase Kondisi Ruang Kelas di Kabupaten Tangerang

Tahun 2017

F. Peribadatan

Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Tangerang meliputi Masjid,

Mushola, Gereja Protestan, Gereja Khatolik, Pura, Vihara dan Kelenteng. Pada

tahun 2017 jumlah masjid yang ada di Kabupaten Tangerang sekitar 1.377

unit, dengan didukung oleh musholla sebanyak 3.482 unit, sedangkan Gereja

Protestan sebanyak 272 unit, gereja Khatolik sebanyak 3 unit, Pura yang ada

di Kabupaten Tangerang baru 1 unit, Vihara sebanyak 48 unit serta Klenteng

sebanyak 4 unit. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah.

Tabel 2.54 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No. Fasilitas Tempat Ibadah

2013 2014 2015 2016 2017

1 Masjid 1,347 1,347 1,536 1,347 1,377

2 Mushola

2,048 3,482 3,482

3 Gereja Protestan

266 266 272 256 272

Page 101: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-116-

No. Fasilitas Tempat Ibadah

2013 2014 2015 2016 2017

4 Gereja Khatolik

3 3 3 3 3

5 Pura 1 1 1 1 1

6 Vihara 46 1 48 49 48

7 Klenteng 3 4 4 4 4

TOTAL 1,666 1,622 3,912 5,142 5,187

Sumber : BPS Provinsi Banten, tahun 2014-2018

G. Persentase Rumah Tangga Bersanitasi

Rumah tangga dikatakan menggunakan/mempunyai akses

sanitasi (sanitasi layak) apabila rumah tangga menggunakan fasilitas

buang air besar (BAB) sendiri dan bersama, kloset leher angsa, dan

tangki septik sebagai tempat pembuangan akhir kotoran/tinja

(TPAT). Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut

mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang

secara tidak langsung juga turut berkontribusi terhadap kondisi

kesejahteraan masyarakat. Sanitasi yang layak merupakan syarat

mutlak dalam kehidupan sehari-hari untuk tercapainya

kesejahteraan, terutama sanitasi yang layak di lingkungan rumah.

Sanitasi termasuk sektor yang sulit sekali merangkak mencapai

target. Indonesia sendiri termasuk yang masih bekerja keras untuk

memastikan target sanitasi bisa tercapai.

Tabel 2.55 Persentase Rumah Tangga menurut Fasilitas Tempat Buang Air

Besar Tahun 2013-2017

No. Fasilitas

Tempat Buang Air Besar

2013 2014 2015 2016 2017

1 Sendiri 69.84 71.27 72.28 81.97 85.35

2 Bersama 11.83 10.18 9.76 4.78 5.37

3 MCK Komunal/Umum

2.49 2.61 3.33 2.06 9.27

4 Ada, ART tidak menggunakan

0 0 0 0.42 0

5 Tidak Ada 15.83 15.94 14.62 10.76 0

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2017

Tabel 2.56...

Page 102: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-117-

Tabel 2.56 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang

digunakan Rumah tangga, Tahun 2013-2017

No. Jenis Kloset 2013 2014 2015 2016 2017

1 Leher Angsa 91.29 94.07 91.58 96.52 96.82

2 Plengsengan Tertutup/Tanpa

Tutup 2.44 1.2 2.78 0.96 0.81

3 Cemplung/Cubluk 5.27 3.91 4.64 2.52 2.37

4 Tidak Pakai 1 0.82 1 0 0

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2017

Tabel 2.57 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir

Tinja Tahun 2017

No. Tempat Pembuangan Akhir Tinja 2013 2014 2015 2016 2017

1 Tanki Septik 71.28 71.9 60.13 75.16 87.38

2 SPAL 1.78 1.01 7.82 2.48 8.35

3 Kolam/Sawah/Sungai/Danau/Laut 20.35 20.24 18.6 14.68 4.15

4 Lubang Tanah 3.75 2.98 7.66 2.02 0

5 Pantai/Tanah

Lapang/Kebun/Lainnya 2.83 3.88 5.8 5.65 0.12

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2017

H. Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Rumah tangga dikatakan menggunakan/mempunyai akses air

layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga

berasal dari :

air leding.

sumur bor/pompa dengan jarak ke tempat

penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

sumur terlindung dengan jarak ke tempat penampungan

limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan

limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

air hujan.

Serta dikombinasikan dengan penggunaan air mandi/cuci yang

bersumber dari air terlindung (leding meteran, leding eceran,

sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, dan air

hujan) bila sumber air minum utama menggunakan air

kemasan/isi ulang dan air tidak terlindungi ( air terlindung dengan

Page 103: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-118-

jarak <10 m dan air tidak terlindung).

Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk

terhadap sumber air berkualitas berdasarkan asumsi bahwa sumber

air berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi

masyarakat. Air yang tidak berkualitas adalah penyebab langsung

berbagai sumber penyakit.

Tabel 2.58 Persentase Akses Rumah Tangga terhadap Sumber Air Minum

Tahun 2013-2017

Tahun

Air

Kemasan

Bermerk

Air

Isi

Ulang

Ledeng

Meteran

Ledeng

Eceran

Sumur

Bor/Pompa

Sumur

terlindung

2013 22.8 35.85 1.33 1.76 28.26 7.94

2014 20.57 39.91 2.63 4.14 26.24 3.15

2015 16.68 36.13 3.03 4.78 27.97 9.44

2016 16.4 35.07 1.83 2.72 32.65 8.32

2017 16.59 46.25 4.18 28.66 3.33 0.59

2013 1,92 0.13 0 0 0 0

2014 3.37 0 0 0 0 0

2015 1.73 0.11 0 0.12 0 0

2016 2.4 0.32 0 0.23 0.06 0

2017 0 0 0 0 0 0.39

Sumber : BPS Provinsi Banten, Tahun 2017

I. Kawasan Kumuh

Kondisi wilayah Kabupaten Tangerang dengan berbagai

karakteristik yang berbeda antara perdesaan dan perkotaan, antara

Pantai Utara dengan wilayah lainnya menyebabkan perbedaan dalam

tingkat sanitasi sehingga menimbulkan kawasan kumuh di

Kabupaten Tangerang. Data tahun 2015 dari 29 kecamatan hanya 26

kecamatan yang masih ada kawasan kumuhnya. Sekitar 378,40 Ha

kawasan kumuh yang ada di Kabupaten Tangerang dengan luas

wilayah Kabupaten Tangerang 95,960 Ha, maka persentase areal

kawasan kumuh di Kabupaten sekitar 0.394 persen.

Penanganan...

Page 104: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-119-

Penanganan masalah kawasan kumuh dilaksanakan sejak

tahun 2013-2018 dengan Program Gebrak Pakumis (Gerakan

Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat Kumuh dan Miskin) sampai

dengan tahun 2017 telah ditangani sebanyak 30 kawasan kumuh.

Tabel 2.59 Penetapan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Kumuh

di Kabupaten Tangerang Tahun 2015

No. Kecamatan Kumuh

Berat

Kumuh

Ringan

Kumuh

Sedang

Sangat

Kumuh Jumlah

1 Kecamatan Balaraja

625 143

768

2 Kecamatan Cisauk

457

457

3 Kecamatan Cisoka

741

741

4 Kecamatan Gunung Kaler 188 742 291 241 1,462

5 Kecamatan Jambe

481

481

6 Kecamatan Jayanti

826 371

1,197

7 Kecamatan Kemiri 545 1,162 598 287 2,592

8 Kecamatan Kosambi 1,542 2,054 439

4,035

9 Kecamatan Kresek 213 1,734 1,036

2,983

10 Kecamatan Kronjo

1,660 286

1,946

11 Kecamatan Legok

387

387

12 Kecamatan Mauk 644 1,254 871 281 3,050

13 Kecamatan Mekar Baru

594 285

879

14 Kecamatan Pagedangan

74

74

15 Kecamatan Pakuhaji 1,489 2,647 2,203 520 6,859

16 Kecamatan Panongan

835

835

17 Kecamatan Pasarkemis

236 138

374

18 Kecamatan Rajeg 999 1,889 2,314 249 5,451

19 Kecamatan Sepatan

628 134

762

20 Kecamatan Sepatan Timur 1,410 816 1,769 290 4,285

21 Kecamatan Sindang Jaya 175 1,321 388

1,884

22 Kecamatan Solear

1,073 403

1,476

23 Kecamatan Sukadiri 220 716 119

1,055

24 Kecamatan Sukamulya 199 1,210 674 484 2,567

25 Kecamatan Teluknaga

3,002 979

3,981

26 Kecamatan Tigaraksa

1,212 237

1,449

Total 7,624 28,376 13,678 2,352 52,030

Sumber : Perbup No. 050/Kep.47 - Huk/2015

Tabel 2.60...

Page 105: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-120-

Tabel 2.60 Luas Areal Kawasan Kumuh Per Kecamatan di Kabupaten

Tangerang Tahun 2015

No. Kecamatan Luas (Ha)

1 Kecamatan Balaraja 5.58

2 Kecamatan Cisauk 3.32

3 Kecamatan Cisoka 5.39

4 Kecamatan Gunung Kaler 10.63

5 Kecamatan Jambe 3.50

6 Kecamatan Jayanti 8.70

7 Kecamatan Kemiri 18.85

8 Kecamatan Kosambi 29.38

9 Kecamatan Kresek 21.69

10 Kecamatan Kronjo 14.15

11 Kecamatan Legok 2.81

12 Kecamatan Mauk 22.18

13 Kecamatan Mekar Baru 6.39

14 Kecamatan Pagedangan 0.54

15 Kecamatan Pakuhaji 49.88

16 Kecamatan Panongan 6.07

17 Kecamatan Pasarkemis 2.72

18 Kecamatan Rajeg 39.64

19 Kecamatan Sepatan 5.54

20 Kecamatan Sepatan Timur 31.16

21 Kecamatan Sindang Jaya 13.70

22 Kecamatan Solear 10.73

23 Kecamatan Sukadiri 7.67

24 Kecamatan Sukamulya 18.67

25 Kecamatan Teluknaga 28.95

26 Kecamatan Tigaraksa 10.54

Total 378.40

Sumber : Perbup No. 050/Kep.47 - Huk/2015, diolah.

3.2.1.Rasio...

Page 106: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-121-

3.2.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

a. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang

sengaja ditanam.

Ruang terbuka hijau kota merupakan kawasan perlindungan, yang

ditetapkan dengan kriteria:

1. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter

persegi;

2. berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau

kombinasi dari bentuk satuhamparan dan jalur;

3. Didominasi komunitas tumbuhan.

Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya

tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas

kawasan perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Tabel 2.61 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah

Di Kabupaten Tangerang Tahun 2013 s.d 2014, 2016

No Uraian 2013 2014 2016

1. Luas Ruang Terbuka Hijau 1.795,79 1.795,79 3.344

2. Luas wilayah 2.927,95 2.927,95 2.927,95

3. Rasio Ruang Terbuka Hijau

(1:2)

61% 61%

Sumber : Dinas Tata ruang dan Bangunan Kab. Tangerang, 2016

3.2.2. Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan

Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang

diberikan oleh Pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik

bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah,

memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung

sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang

berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan

konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian

atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau

Page 107: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-122-

air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,

baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,

kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Di

Kabupaten Tangerang, Jumlah bangunan ber IMB pada Tahun 2015

sebanyak 13. 069 unit, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.62.

Tabel 2.62 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan

Di Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2016

Sumber : DPMPTSP, 2016

2.3.1.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman

1. Rumah layak huni

Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kelayakan

Bangunan, Tempat Tinggal di Kabupaten Tangerang pada Tahun

2017 dapat dilihat pada grafik 2.49.

Gambar 2.49 Persentase Rumah Layak Huni dan Tidak Layak Huni Tahun

2017

Sumber : BPS Provinsi Banten

NO Uraian 2015 2016

1 Jumlah Bangunan ber-

IMB

13 .069

unit. 850

2 Jumlah Bangunan 460.536

Unit. 20.636

3 Rasio Bangunan ber-IMB

(1:2) 2.9% 4,12%

Page 108: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-123-

2.3.1.5 Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat

Dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di

Kabupaten Tangerang pada saat ini Perangkat Daerah Satuan Polisi

Pamong Praja didukung oleh jumlah pegawai sebanyak 67 orang PNS,

yang terdiri dari kualifikasi pendidikan SD sebanyak 1 orang, SLTP

sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 39 orang dan Sarjana sebanyak 25

orang. Sedangkan Berdasarkan Pangkat dan Golongan adalah

Golongan I sebanyak 2 orang, Golongan II sebanyak 36 orang,

Golongan III sebanyak 24 orang dan Golongan IV sebanyak 5 orang.

Cakupan pelayanan bencana kebakaran dengan tingkat waktu

tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen

Kebakaran (WMK) selama 20 menit.

Penegakan Perda dan Perbup dilaksanakan dalam rangka

menciptakan kesadaran masyarakat untuk mentaati undang-undang

serta untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah operasi yang bersifat pembinaan

(non yustisi) dan Operasi Yustisi (diselesaikan secara hukum).

Penegakan Perda dan Perbub untuk menciptakan kondisi yang aman,

tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga hal ini akan

mendukung pelaksanaan pembangunan. Adapun kondisi pelanggaran

Perda dapat dilihat di bawah ini Tabel tersebut diatas menunjukkan

bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2013 pelanggaran yang

ditegakkan terhadap terjadinya pelanggaran lebih banyak daripada

jumlah pelanggarannya. Dimulai 2017 jumlah pelanggaran yang

ditegakkan masih jauh dari jumlah pelanggaran yang dilaporkan atau

yang dipantau yaitu sebanyak 146 pelanggaran.

Keberadaan Organisasi Sosial, Organisasi Masyarakat, LSM

dan Partai Politik diperlukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan politik masyarakat dan keterlibatan lembaga swadaya

masyarakat/organisasi masyarakat dalam rangka percepatan

pembangunan.

Page 109: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-124-

Tabel 2.63 Capaian Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

Tahun 2012-2017

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah pelanggaran

Perda dan/atau Perkada yang diselesaikan

160 176 124 136

127 132

2 Jumlah pelanggaran Perda dan/atau

Perkada yang dilaporkan dan/atau dipantau

150 170 121 135

137

146

Sumber : Satpol PP Kab. Tangerang, Tahun 2012-2017

2.3.1.6 Sosial

Berdasarkan hasil updating data PMKS dan PSKS di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2017, dapat disimpulkan

bahwa jumlah PMKS di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017

masih tinggi, terutama fakir miskin/kemiskinan.

Tabel 2.64 Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Kabupaten Tangerang Tahun 2017

NO JENIS PMKS L P JUMLAH

1 Fakir Miskin 224,850 202,521 427,371

2 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi

- 27,078 27,078

3 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi

- - 756

4 Anak Balita Terlantar 5,901 5,343 11,244

5 Anak Terlantar 33,921 31,129 65,050

6 Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus

97 45 142

7 Anak Berhadapan Dengan Hukum

88 4 92

8 Anak Jalanan 75 17 92

9 Anak Dengan Kedisabilitasan 394 301 695

10 Anak Yang Menjadi KTK/ Diperlakukan Salah

- 2 2

11 Lanjut Usia Terlantar 9,700 7,733 17,433

12 Gelandangan 69 17 86

13 Pengemis 62 104 166

14 Pemulung 2,345 439 2,784

15 Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan

223 61 284

Page 110: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-125-

NO JENIS PMKS L P JUMLAH

16 Korban Penyalahgunaan Napza 179 26 205

17 Tuna Susila - 166 166

18 Orang Dengan Penyandang HIV/AIDS (ODHA)

- - 330

19 Kelompok Minoritas - - 350

20 Penyandang Disabilitas 3,974 3,300 7,274

21 Komunikasi Adat Terpencil (KAT)

- - -

22 Korban Tindak Kekerasan (KTK) 17 75 92

23 Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS)

29 39 68

24 Korban Traficking 2 11 13

25 Korban Bencana Alam 2,495 517 3,012

26 Korban Bencana Sosial 56 42 98

JUMLAH 284,477 278,970 564,883

Sumber : Dinas Sosial Kab. Tangerang, 2017

2.3.2. Fokus Layanan Wajib Non Dasar

2.3.2.1 Tenaga Kerja

1.1. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan

Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 sebanyak 50.734 orang, dari jumlah tersebut yang sudah

ditempatkan sebanyak 6.086 orang, jumlah pencari kerja yang

terdaftar di Kabupaten Tangerang tiap tahun meningkat kecuali pada

tahun 2015 mengalami penurunan jumlah pencari kerja di Kabupaten

tangerang.

Tabel 2.65 Jumlah Pencari Kerja dan Pencari Kerja yang ditempatkan

di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No. Tahun pencari kerja yang

ditempatkan pencari kerja yang terdaftar

1 2013 6.620 33.817

2 2014 6.260 43.401

3 2015 7.742 27.658

4 2016 6.269 47.500

5 2017 6.086 50.734

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Tangerang, 2017

Page 111: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-126-

Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2016 sebesar 13,20%, sedangkan pada

tahun 2017 sebesar 12,00%.

1.2. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek

Jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

pada tahun 2016 sebanyak 180.851 orang dengan total tenaga kerja

yang ada sebanyak 518.876 orang.

Tabel 2.66 Jumlah Tenaga Kerja Peserta BPJS Ketenagakerjaan

No. Uraian 2016

1 Peserta BPJS Ketenagakerjaan 180.851

2 Jumlah Tenaga Kerja 518.876

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Tangerang, 2017

1.3. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

kewirausahaan

Jumlah tenaga kerja yang dilatih pada tahun 2017 sebanyak

140 orang dengan pendaftar pelatihan kewirausahaan sebanyak 140

orang, jumlah ini cenderung menurun dibandingkan tahun

sebelumnya yang berjumlah 240 orang.

Tabel 2.67 Pendaftar Tenaga Kerja yang Dilatih Tahun 2013-2017

No. Tahun Tenaga kerja yang dilatih

Pendaftar pelatihan

kewirausahaan

1 2013 380 380

2 2014 360 360

3 2015 620 620

4 2016 240 240

5 2017 140 140

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Tangerang, 2017

Page 112: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-127-

2.3.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) digunakan untuk mengukur

pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi

mengungkapkan ketidakadilan pencapaian laki-laki dan

perempuan. Capaian IPG Kabupaten Tangerang berada pada angka

91,20 berada diatas angka IPG Provinsi Banten yang hanya 91,14.

Tabel 2.68 Komponen Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten

Tangerang Tahun 2017

No. Komponen Laki-Laki Perempuan

IPG

Kabupaten Tangerang

IPG

Provinsi Banten

1 Angka Harapan Hidup

67,44 71,39

91,20 91,14

2 Harapan Lama Sekolah

12,46 12,52

3 Rata-Rata Lama Sekolah

8,60 7,53

4 Pengeluaran Per Kapita

17.235 10.308

5 Indeks Pembangunan Manusia

75,00 68,40

Sumber : Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2018

2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), indikator ini

menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif

dalam kehidupan ekonomi dan politik. Angka IDG Kabupaten

Tangerang sekitar 62,43 lebih rendah dibandingkan dengan angka

IDG Provinsi Banten yang mencapai 70.

Tabel 2.69 Komponen Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten

Tangerang Tahun 2017

No. Komponen Nilai (%) IDG Kab.

Tangerang

IDG

Provinsi

Banten

1 Keterlibatan Perempuan di

Parlemen 71,39

62,43 70

2 Perempuan sebagai Tenaga

Profesional 12,52

Page 113: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-128-

3 Sumbangan Pendapatan

Perempuan 7,53

Sumber : Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2018

3. Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

Berdasarkan data dari BKPSDM, dan Sekretariat DPRD

jumlah pekerja perempuan dilembaga pemerintah pada tahun 2017

sebanyak 6.232 orang. Sedangkan jumlah angkatan kerja

perempuan sejumlah sebanyak 548.311 jiwa (sumber : Sakernas,

2017). Sehingga Tingkat partisipasi perempun dilembaga

pemerintah sekitar 1,14%.

4. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR

Berdasarkan data dari Sekretariat DPRD Jumlah kursi DPRD

yang diduduki oleh perempuan di DPRD Kabupaten Tangerang dari

tahun 2013-2017 sebanyak 7 orang perempuan, dengan jumlah

kursi di DPRD sebanyak 50 kursi, proporsi kursi yang diduduki

oleh perempuan di DPRD sekitar 14%.

5. Partisipasi angkatan kerja perempuan

Jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun

2016 di Kabupaten Tangerang sebanyak 4.408 orang dengan

angkatan kerja perempuan sebanyak 20.530 orang. Partisipasi

angkatan kerja perempuan sekitar 21,47% pada tahun 2016.

6. Rasio APM perempuan/laki‐ laki di SD

Indikator kesempatan memperoleh pendidikan antara

perempuan dan laki-laki diukur dari rasio APM yang menunjukkan

kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan. APM SD

perempuan lebih besar dibandingkan dengan APM SD laki-laki

sehingga rasio 1,01 menunjukan bahwa kesempatan memperoleh

pendidikan perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki.

Tabel 2.70 Rasio Perempuan/Laki-laki di SD

No. Uraian APM 2016 APM 2017

1 Laki-Laki 97,76 98,75

2 Perempuan 98,42 99,40

Rasio 1,01 1,01

Page 114: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-129-

Sumber : DPPA Kab. Tangerang, 2017

7. Rasio APM perempuan/laki‐ laki di SMP

Pada tahun 2016 APM SMP perempuan lebih besar

dibandingkan dengan APM SMP laki-laki sehingga rasio 1,03

menunjukan bahwa kesempatan memperoleh pendidikan

perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki, sedangkan pada

tahun 2017 APM SMP laki-laki lebih besar dibandingkan APM

SMP perempuan, sehingga rasionya sebesar 0,99, artinya

kesempatan memperoleh pendidikan perempuan lebih kecil

dibandingkan laki-laki.

Tabel 2.71 Rasio Perempuan/Laki-laki di SMP

No. Uraian APM 2016 APM 2017

1 Laki-Laki 81,13 82,10

2 Perempuan 83,29 81,67

Rasio 1,03 0,99

Sumber : DPPA Kab. Tangerang, 2017

8. Rasio APM perempuan/laki‐ laki di SMA

Pada tahun 2016 APM SMA perempuan lebih besar

dibandingkan dengan APM SMA laki-laki sehingga rasio 1,09

menunjukan bahwa kesempatan memperoleh pendidikan perempuan

lebih besar dibandingkan laki-laki, sedangkan pada tahun 2017 APM

SMA laki-laki lebih besar dibandingkan APM SMA perempuan,

sehingga rasionya sebesar 0,95, artinya kesempatan memperoleh

pendidikan perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki.

Tabel 2.72 Rasio Perempuan/Laki-laki di SMA

No. Uraian APM 2016 APM 2017

1 Laki-Laki 52,63 58,36

2 Perempuan 57,41 55,31

Rasio 1,09 0,95

Sumber : DPPA Kab. Tangerang, 2017

Page 115: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-130-

9. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐ laki pada

kelompok usia 15‐ 24 Tahun

Rasio melek huruf perempuan terhadap lelaki pada usia 15-

24 tahun pada 2017 sebesar 0,98, sedangkan pada tahun 2016

sebesar 0,96 artinya perempuan lebih sedikit yang telah melek huruf

dibandingkan laki-laki.

Tabel 2.73 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐ laki pada

kelompok usia 15‐ 24 tahun

No. Melek Huruf 2016 2017

1 Laki-Laki 97,81 97,05

2 Perempuan 94,25 94,73

Rasio 0,96 0,98

Sumber : DPPA Kab. Tangerang, 2017

2.3.2.3 Pangan

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya

dijamin oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Tidak hanya sekedar memenuhi kuantitas pangan tetapi juga

kualitasnya. Pangan sangat berkaitan dengan keberlangsungan hidup

manusia. Kurangnya ketersediaan pangan yang mencukupi kebutuhan

masyarakat dalam suatu negara akan mengakibatkan menurunnya

kesejahteraan hidup, penyakit, kelaparan, bahkan bencana. Selain itu,

peringatan akan perubahan kondisi iklim global telah mengganggu

pertumbuhan harga pangan sehingga terjadi potensi kenaikan harga

pada beberapa komoditas. Bahkan beberapa lembaga internasional

telah memberikan peringatan dini tentang adanya fluktuasi harga

pangan, sehingga, ketahanan pangan (food security), kemandirian

pangan (food self-help), dan kedaulatan pangan (food souverenity)

nasional penting untuk digalakan.

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi

negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,

bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,

Page 116: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-131-

aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Ketahanan pangan

merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri atas berbagai

subsistem. Subsistem utamanya adalah ketersediaan pangan,

distribusi pangan dan konsumsi pangan. Terwujudnya ketahanan

pangan merupakan sinergi dari interaksi ketiga subsistem tersebut.

1. PENGUATAN CADANGAN PANGAN

Cadangan pangan utama di Kabupaten Tangerang pada tahun

2017 sekitar 476.074 ton, cadangan pangan ini cenderung mengalami

peningkatan dari tahun 2016 yang sebesar 355.743 ton.

Tabel 2.74 Penguatan Cadangan Pangan, Tahun 2013-2017

Tahun Ketersediaan Pangan Utama

2013 416.653

2014 422.650

2015 353.451

2016 355.743

2017 476.047

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

2. Subsistem ketersediaan pangan.

Subsistem ketersediaan pangan yaitu ketersediaan pangan

dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang

dalam suatu negara yang mencakup aspek produksi, cadangan serta

keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Ketersediaan pangan

harus dikelola sedemikian rupa sehingga walaupun produksi pangan

bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume

pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan

jenisnya serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu.

Ketersediaan pangan per kapita yaitu ketersediaan jenis

pangan yang tersedia untuk di konsumsi oleh rumah tangga,

pedagang eceran, perusahaan/industri makanan jadi, rumah makan

dan sejenisnya pada periode tertentu. Ketersediaan pangan

mengisyaratkan adanya rata-rata pasokan pangan yang cukup

tersedia setiap saat. faktor-faktor yang mempengaruhi ketersedian

pangan antara lain:

Page 117: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-132-

a. Produksi: peningkatan produksi pangan dan kualitas pangan

dapat dilakukan dengan program intensifikasi budidaya dan

diversifikasi pangan antara lain dengan usaha pengolahan bahan

pangan menjadi produk pangan yang mempunyai nilai tambah.

b. Pasokan pangan dari luar (impor).

c. Cadangan pangan merupakan salah satu sumber penyediaan

pangan penting bagi pemantapan ketahan pangan. Pengelolaan

cadangan yang baik akan dapat menanggulangi masalah pangan

seperti adanya gejolak harga yang tidak wajar, atau keadaan

darurat karena adanya bencana atau paceklik yang

berkepanjangan, sehingga membatasi aksesibilitas pangan

masyarakat.

Untuk mengukur ketersediaan pangan di suatu daerah,

ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan energi dan protein yang

merupakan indikator dari standar pelayanan minimal untuk

ketersediaan pangan. Berikut grafik perkembangan ketersediaan

energi dan protein di Kabuaten Tangerang tahun 2014-2017.

Gambar 2.50 Ketersediaan Energi dan Protein Perhari (%)

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

Catatan: Ketersediaan Energi/kap/hari ideal = 2200 kkal/kap/hari

Ketersediaan Protein/kap/hari ideal = 57 g/kap/hari

Berdasarkan grafik di atas, terlihat tingkat ketersediaan energi

dan protein perkapita perhari di Kabupaten Tangerang sudah melebihi

angka ideal yang ditetapkan pemerintah. Hal tersebut menunjukkkan

di Kabupaten Tangerang sudah cukup terpenuhi dalam dalam hal

aspek ketersediaan baik energi maupun protein.

Undang – undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan

menjelaskan bahwa: “Cadangan Pangan Nasional terdiri atas

Page 118: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-133-

Cadangan Pangan Pemerintah Pusat, Cadangan Pangan Pemerintah

Daerah dan Cadangan Pangan Masyarakat”. Selanjutnya dalam Pasal

23 dijelaskan bahwa Cadangan Pangan Pemerintah Daerah terdiri

atas Cadangan Pemerintah Daerah Provinsi, Cadangan Pangan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Cadangan Pangan

Pemerintah Desa. Pasal 33 menjelaskan bahwa : “ masyarakat

mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya

mewujudkan Cadangan Pangan Masyarakat “. Karena itu maka

pemerintah Pusat dan Daerah memfasilitasi pengembangan cadangan

pangan masyarakat sesuai kearifan lokal. Kegiatan Pengembangan

Cadangan Pangan Daerah Tahun 2017 pada Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang adalah untuk penyediaan

Cadangan Pangan Pemerintah (CBP) berupa beras atau Cadangan

Beras Pemerintah (CBP). Berikut grafik perkembangan cadangan

pangan sejak tahun 2014 – 2017 di Kabupaten Tangerang.

Gambar 2.51 Penguatan Cadangan Pangan (%)

3. Subsistem distribusi pangan

Subsistem distribusi pangan mencakup aspek aksesibilitas

secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata. Sistem distribusi

bukan semata-mata menyangkut aspek fisik dalam arti pangan

tersedia di semua lokasi yang membutuhkan, tetapi juga masyarakat.

Surplus pangan di tingkat wilayah belum menjamin kecukupan

pangan bagi individu masyarakatnya. Sistem distribusi ini perlu

dikelola secara optimal dan tidak bertentangan dengan mekanisme

pasar terbuka agar tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses

pangan bagi seluruh penduduk.

Page 119: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-134-

Aspek Akses Pangan (Food Acces): yaitu kemampuan semua

rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimiliki untuk

memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat

diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian atupun melalui

bantuan pangan. Akses rumah tangga dari individu terdiri dari akses

ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada,

pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut

tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan

akses sosial menyangkut tentang referensi pangan. Atau dapat

dikatakan keterjangkauan dalam pengukuran ketahanan pangan

pada tingkat rumah tangga dilihat dari kemudahan rumah tangga

memperoleh pangan yang dapat diukur dari pemilikan lahan. Cara

memperoleh pangan juga dapat dengan produksi sendiri dan membeli.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Akses pangan dapat

dikategorikan dalam faktor-faktor yang bersifat fisik antara lain

kelancaran sistem distribusi, terpenuhinya sarana dan prasana

transportasi sehingga tidak menimbulkan terjadinya isolasi daerah.

Faktor yang bersifat ekonomi antara lain kemampuan atau

peningkatan daya beli masyarakat atau individu dikarenakan adanya

kesempatan kerja menyebabkan pendapatan tinggi sehingga harga

pangan terjangkau. Faktor yang bersifat sosial antara lain tidak

adanya konflik sosial yang disebabkan oleh buruknya adat atau

kebiasaan, tinggi-rendahnya pengetahuan sehingga berpengaruh pada

preferensi atau pemilihan jenis pangan. Suatu contoh adanya

pengetahuan tentang asupan gizi pada komoditas pangan yang

seharusnya dikonsumsi maka rumah tangga atau individu dengan

pendapatan yang tinggi maka tidak mustahil rumah tangga/individu

akan memilih komoditas pangan yang memiliki mutu dan kualitas.

Standar Pelayanan Minimal untuk subsistem distribusi pangan

adalah mengukur aspek ketersediaan informasi Pasokan, Harga dan

Akses Pangan. Berikut gambaran yang menunjukkan ketersediaan

informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Kabupaten

Tangerang dari tahun 2014 – 2017.

Page 120: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-135-

Gambar 2.52 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan

(%)

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

Ketersediaan informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di

Kabupaten Tangerang diperoleh dengan cara mengambil data langsung

dari pedagang di beberapa pasar besar yang mewakili setiap daerah di

Kabupaten Tangerang. Data tersebut berupa informasi pasokan dan

harga beberapa bahan makanan utama yang banyak dibutuhkan

masyarakat. Data tersebut yang kemudian seharusnya disebarluaskan

kepada masyarakat terutama yang berlokasi cukup jauh dari pasar,

sehingga akses masyarakat terhadap kebutuhan informasi tersebut dapat

terpenuhi.

Selain itu, data yang diperoleh juga diolah sehingga didapati

informasi kestabilan harga dan pasokan barang kebutuhan pangan

pokok. Dengan kestabilan tersebut, diharapkan tidak ada gejolak yang

membuat masyarakat harus membayar lebih untuk mencukupi

kebutuhan pangan pokok mereka. Berikut data yang menunjukkan

kestabilan harga dan pasokan barang kebutuhan pangan pokok selama

kurun waktu tahun 2014 – 2017.

Page 121: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-136-

Gambar 2.53 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

Dari grafik diatas terlihat bahwa harga dan pasokan barang

kebutuhan pangan pokok di Kabupaten Tangerang selama empat tahun

terakhir sudah sangat stabil. Meskipun ada fluktuasi harga maupun

pasokan yang terjadi di lapangan, hal tersebut tidak terlalu signifikan dan

tidak mempengaruhi kestabilan pasokan dan harga kebutuhan pangan

pokok tersebut.

4. Subsistem konsumsi pangan

Subsistem konumsi pangan menyangkut upaya peningkatan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mempunyai

pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik, sehingga

dapat mengelola konsumsinya secara optimal. Konsumsi pangan

hendaknya memperhatikan asupan pangan dan gizi yang cukup dan

berimbang, sesuai dengan kebutuhan bagi pembentukan manusia

yang sehat, kuat, cerdas dan produktif. Dalam subsistem konsumsi

terdapat aspek penting lain yaitu aspek diversifikasi. Diversifikasi

pangan merupakan suatu cara untuk memperoleh keragaman

konsumsi zat gizi sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat

atas satu jenis pangan pokok tertentu, yaitu beras. Ketergantungan

yang tinggi dapat memicu instabilitas apabila pasokan pangan

tersebut terganggu. Sebaliknya agar masyarakat menyukai pangan

alternatif perlu peningkatan cita rasa, penampilan dan kepraktisan

Page 122: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-137-

pengolahan pangan agar dapat bersaing dengan produk-produk yang

telah ada.

Dalam kaitan ini peranan teknologi pengolahan pangan sangat

penting. Efektifitas dari konsumsi pangan tergantung pada

pengetahuan rumah tangga/individu sanitasi dan ketersediaan air,

fasilitas kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.

Konsumsi pangan terkait dengan kualitas dan keamanan jenis

pangan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi. Ukuran

kualitas pangan seperti ini sulit dilakukan karena melibatkan

berbagai jenis makanan dengan kandungan gizi yang berbeda-beda,

sehingga ukuran keamanan hanya dilihat dari ada atau tidaknya

bahan makanan yang mengandung protein hewani dan/atau nabati

yang dikonsumsi dalam rumah tangga. Oleh karena itu, ukuran

kualitas pangan dilihat dari data pengeluaran untuk konsumsi

makanan (lauk-pauk) sehari-hari yang mengandung protein hewani

dan/atau nabati.

Adalah Pola pangan harapan (PPH) yang dijadikan model

pendekatan untuk mencerminkan susunan konsumsi pangan

anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan

PPH dapat dinilai mutu pangan berdasarkan skor pangan dari 9

bahan pangan. Pola Pangan Harapan berguna sebagai instrumen

sederhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi pangan

berupa jumlah dan komposisi menurut jenis pangan secara agregat.

Disamping itu juga berguna sebagai basis untuk penghitungan skor

Pola Pangan Harapan yang digunakan sebagai indikator mutu gizi

pangan dan keragaman konsumsi pangan baik pada tingkat

ketersediaan maupun tingkat konsumsi. Selain itu digunalan untuk

perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan. Dengan

pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan

penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tnggi

skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin

beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya. Berikut

data skor pola pangan harapan di Kabupaten Tangerang selama

kurun waktu empat tahun ke belakang.

Page 123: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-138-

Gambar 2.54...

Gambar 2.54 Skor Pola Pangan Harapan (%)

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

Keragaman konsumsi pangan masyarakat di Kabupaten

Tangerang dengan indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH)

menunjukkan bahwa skor mutu konsumsi pangan penduduk

Indonesia periode 2014 – 2017 terjadi kenaikan. Peningkatan mutu

konsumsi pangan penduduk menunjukkan sudah baiknya kesadaran

masyarakat akan pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman.

Baiknya kesadaran masyarakat tersebut kemungkinan lebih

disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Tangerang

yang semakin tinggi serta banyaknya akses pangan selain beras yang

semakin mudah di peroleh, sehingga konsumsi pangan yang lain selain

beras sudah hampir memenuhi komposisi ideal yang dianjurkan.

Konsumsi pangan juga erat kaitannya dengan mutu dan

keamanan pangan. Mutu dan keamanan pangan tidak hanya

berpengaruh terhadap kesehatan manusia, tetapi juga terhadap

produktivitas ekonomi dan perkembangan sosial baik individu,

masyarakat maupun negara. Selain itu mutu dan keamanan pangan

terkait erat juga dengan kualitas pangan yang dikonsumsi, yang secara

langsung berpengaruh terhadap kualitas kesehatan serta pertumbuhan

fisik dan intelgensi manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan antara lain

fasilitas dan layanan kesehatan dengan cara peningkatan fasilitas

Page 124: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-139-

kesehatan yang memadai dan mempermudah layanan kesehatan,

sanitasi dan ketersediaan air dengan kecukupan air bersih hal ini

dikarenakan air yang kurang bersih rentan penyakit.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan yaitu

pengetahuan ibu rumah tangga tentang pola makan dan pola asuh

kesehatan berdampak pada seberapa besar jumlah asupan gizi yang

dikonsumsi. Apabila faktor-faktor tersebut terpenuhi tidaklah mustahil

bahwasannya hasil yang diharapkan seperti peluang harapan hidup

dari terpenuhinya gizi balita akan meminimalkan angka kematian bayi

sebagi penerus generasi.

Berkaitan dengan keamanan pangan, dari instansi atau badan

pengawasan pangan telah melakukan beberapa kegiatan antara lain:

a. penyuluhan kepada produsen makanan jajanan dan pedagang;

b. pengawasan bahan pangan melalui pengujian bahan pangan segar;

c. penyebaran dan publikasi informasi keamanan dan mutu pangan

melalui media cetak maupun elektronik;

d. penetapan dan pengusulan peraturan daerah tentang pengendalian

Keamanan, mutu dan gizi pangan;

e. inventarisasi institusi yang memiliki kompetensi dalam menangani

keamanan, mutu, dan gizi pangan segar, olahan, siap saji dan

pangan jajanan.

Bentuk dari ketahanan pangan menitikberatkan pada pola

konsumsi yang diharapkan mampu memenuhi gizi maupun energi,

diversifikasi pangan dan adanya jaminan keamanan pangan. Kebijakan

penanganan keamanan pangan diarahkan untuk menjamin tersedianya

pangan segar yang aman untuk dikonsumsi agar masyarakat terhindar

dari bahaya, baik karena cemaran kimia maupun mikroba yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat

sehingga aman untuk dikonsumsi dan mendukung terjaminnya

pertumbuhan/perkembangan kesehatan dan kecerdasan manusia.

Berikut data pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di

Kabupaten Tangerang dari tahun 2014 – 2017.

Page 125: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-140-

Gambar 2.55 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%)

Sumber : DPKP Kabupaten TangerangTahun 2017

Dari grafik terlihat bahwa pengawasan dan pembinaan keamanan

pangan di Kabupaten Tangerang sudah berjalan baik sebagaimana

mestinya. Hal tersebut tercermin dari sample yang diuji seluruhnya

terbebas dari cemaran residu pestisida, logam berat, dan mikroba.

Pembangunan ketahanan pangan memerlukan keharmonisan dari

ketiga subsistem tersebut. Pembangunan sub sistem ketersediaan pangan

diarahkan untuk mengatur kestabilan dan kesinambungan ketersediaan

pangan, yang berasal dari produksi, cadangan dan impor. Pembangunan

sub sistem distribusi pangan bertujuan menjamin aksesibilitas pangan

dan stabilitas harga pangan. Pembangunan sub sistem konsumsi

bertujuan menjamin setiap rumah tangga mengkonsumsi pangan dalam

jumlah yang cukup, bergizi dan aman. Keberhasilan pembangunan

masing-masing sub-sistem tersebut perlu didukung oleh faktor ekonomi,

teknologi dan sosial budaya yang pada akhirnya akan berdampak pada

status gizi.ngerang, 2017

2.3.2.4 Pertanahan

Produksi sertipikat tanah yang diterbitkan oleh BPN Kabupaten

Tangerang pada tahun 2016 seluas 185.895.539 Ha dengan rincian

sertipikat berupa Hak Milik, HGU, HGB, Hak Pakai, Hak Pengelolaan,

dan Hak Sarusun. Sertipikat yang paling banyak diterbitkan adalah

sertipikat Hak Milik dengan sebanyak 334.211 bidang.

Page 126: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-141-

Tabel 2.75 Rekapitulasi Produksi Sertifikat Tanah di Kabupaten

Tangerang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), 2016

No. Sertipikat Bidang Luas

1 Hak Milik 334.211 136.472.018

2 Hak Guna Usaha

3 Hak Guna Bangunan 219.106 5.591.926

4 Hak Pakai 441 4.392.154

5 Hak Pengelolaan 37 39.427.328

6 Hak Sarusun 14 12.113

7 Tanah Wakaf - -

Total 553.809 185.895.539

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2017

2.3.2.5 LINGKUNGAN HIDUP

1. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk

Untuk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) di Kabupaten

Tangerang pada tahun 2016 sebesar 1,381 % dibandingkan

jumlah penduduk yang ada. secara lebih lengkap dapat dilihat

pada tabel 2.76 berikut :

Tabel 2.76 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah

Penduduk di Kabupaten Tangerang Tahun 2016 No Uraian Jumlah

1. Jumlah TPS 16

2. Jumlah Daya Tampung TPS 48.000

3. Jumlah Penduduk 3.476.431

4. Rasio Daya Tampung TPS thd Jumlah penduduk 1.381%

Sumber : DLHK Kab. Tangerang. 2017

2. Persentase jumlah sampah yang tertangani

Untuk menghitung persentase penanganan sampah dapat disusun

tabel 2.77 sebagai berikut:

Tabel 2.77 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2016

NO Uraian 2015 2016

1. Jumlah sampah yang ditangani (Ton) 945 1.136

2. Jumlah volume produksi sampah 3.500 4.807

3. Persentase 27% 23.63

Sumber : DLHK Kab. Tangerang. 2017

Page 127: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-142-

Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang sampai dengan

tahun 2016 ini sudah mencapai 3.477.495 jiwa (sumber BPS Kab.

Tangerang 2017) tentu saja mempengaruhi timbulan sampah yang ada.

Dengan metode pendekatan diasumsikan bahwa volume timbulan

sampah di Kab. Tangerang sebesar 5.216 m3/hari (asumsi : sampah

yang dihasilkan = 1.5 liter/org/hari). Satu-satunya tempat pembuangan

akhir yang dimiliki adalah TPA Jatiwaringin dengan luas lahan 18 Ha

dan yang sudah terpakai sekitar 7 Ha. Kondisi ini tidak serta merta

mampu menyelesaikan masalah atau menampung volume sampah yang

ada karena disebabkan oleh beberapa factor. Diantaranya adalah

infrastruktur yang kurang memadai seperti akses masuk ke TPA,

teknologi pengelolaan sampah yang masih open dumping (yang

menyebabkan rendahnya penilaian TPA pada P1 adipura yaitu 36.27).

Berikutnya disebabkan oleh kurangnya armada sampah. Adapun data

armada pengangkut sampah vs volume sampah dapat dilihat dari tabel

2.79.

Tabel 2.78 Sampah yang terangkut Tahun 2017

Armada Jumlah (unit)

Sampah yang terangkut (m3/hari)

Dinas 190 2.280

Kecamatan 46 552

Total 236 2.832 Catatan :

Volume bak : 6 m3

Ritase : 2

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa timbulan sampah

yang terangkut adalah 2.832 m3 atau sekitar 54,29% dari total sampah

yang ada. Hal inilah yang menyebabkan masih banyaknya kawasan

kumuh dan titik-titik sampah liar.

Hal lain yang juga menyumbang permasalahan sampah adalah

masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku budaya 3R.

Kabupaten Tangerang telah membangun dan memfasilitasi masyarakat

dengan pembangunan TPST. dalam kurun waktu tahun 2013 s/d 2017

telah dibangun 14 TPST di beberapa kecamatan. Namun dari sekian

jumlah yang ada. hanya sebagian kecil yang berjalan diantaranya TPST

3R Gemah Ripah yang berlokasi di Kecamatan Tigaraksa. Adapun Bank

Page 128: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-143-

Sampah juga sudah mulai dikembangkan dan terdapat 2 (dua) Bank

sampah yang sudah berjalan dengan baik. yaitu Bank Sampah

Kemuning (Binong) dan bank Sampah Puri Permai (Tigaraksa). TPST dan

Bank Sampah inilah yang masih perlu mendapatkan perhatian serius

dari Pemerintah Daerah.

3. Kondisi Lingkungan Hidup

Kabupaten Tangerang dialiri 4 (empat) sungai besar yaitu :

Sungai Cisadane, Sungai Cimanceuri, Sungai Cirarab, dan Sungai

Cidurian. Selain itu dikenal juga sebagai daerah seribu industri, hal

ini didukung dengan adanya data jumlah industri yang beroperasi

di Kabupaten Tangerang. Dari data yang dihimpun tercatat terdapat

4.965 industri yang tersebar baik di kawasan maupun zona

industri. Mayoritas industri sekitar ± 53,5% merupakan industri

pengolahan dengan jumlah 2.657 industri, dan 613 industri ini

berada di sepanjang DAS.

Sayangnya. peningkatan penanaman modal/investasi dari

sektor industri juga berimbas pada penurunan kualitas lingkungan

dalam hal ini kualitas air permukaan/sungai. Masih rendahnya

ketaatan industri dalam pengelolaan lingkungan menyebabkan

terjadinya pencemaran. Menurut data yang diperoleh dikatakan

bahwa dari 613 industri di sepanjang DAS, terdapat 276 industri

penghasil air limbah dan mirisnya hanya terdapat 138 industri

yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Tabel 2.79 Data Indeks Pencemaran/Status Mutu Air Sungai

No. Nama Sungai

Status Mutu Titik Pantau Keterangan

1. Cisadane Tercemar ringan

- Jembatan Cisauk Ringan

(29 industri) - Jembatan PT Indorama

Ringan

- Jembatan Gading Ringan

- Jembatan Cikokol Ringan

- Jembatan Robinson Ringan

- Bendungan Pintu air

Ringan

2. Cirarab Tercemar ringan s/d

berat

- Jembatan Bitung Berat

(420 industri) - Jembatan Pasarkemis

Sedang

- Jembatan Permata Tangerang

Berat

Page 129: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-144-

No. Nama Sungai

Status Mutu Titik Pantau Keterangan

- Jembatan Kutabumi

Berat

- Cadas Kukun Berat

- Cirarab Hilir Berat

- Jembatan Sarakan Ringan

- Jembatan Cirarab Ringan

3. Cimanceuri Tercemar ringan s/d

sedang

- Jembatan Kutruk Ringan

(162 industri) - Jembatan Ruko Millenium

Ringan

- Jembatan Surya Toto

Ringan

- Jembatan Balaraja Ringan

- Jembatan Baduk Anom

Sedang

- Jembatan Barong Sedang

4. Cidurian Tercemar ringan s/d

sedang

- Jembatan Kopo Maja

Ringan

(2 industri) - Ranca Sumur Ringan

- Cikande Asem Ringan

- Jembatan Koper Sedang

- Jembatan Kresek Ringan

- Kronjo Ringan

Sumber data : Bidang PPKLH DLHK 2017

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa keempat sungai di

Kabupaten Tangerang sudah tercemar mulai dari ringan sampai berat.

Dan kondisi terparah adalah sungai Cirarab.

Kondisi air sungai ini juga mempengaruhi kuantitas air baku bagi

penyediaan air minum untuk masyarakat. dimana saat ini baru 32%

masyarakat yang dapat mengakses air minum dari target minimum 40%.

Meskipun begitu. pemerintah daerah tidak hanya berpangku tangan.

pembinaan bahkan pelaksanaan penegakan hukum sudah dilakukan

terhadap 1203 industri dan 753 industri sudah ditindaklanjuti mulai dari

pemberian sanksi administrasi s/d paksaan pemerintah. Masih

rendahnya capaian pengawasan industri ini dikarenakan terbatasnya

SDM yang ada dimana jumlah Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Daerah (PPLHD) yang dimiliki di DLHK hanya 2 (dua) orang.

Gambar 2.56 Kasus Pengaduan Masalah Lingkungan Hidup

Page 130: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-145-

Dari grafik tersebut menyatakan bahwa seluruh pengaduan

terkait masalah lingkungan hidup tertangani oleh DLHK, baik yang

masih dalam tahap pembinaan maupun sudah selesai kasusnya.

2.3.2.7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

1. Persentase Posyandu Aktif

Jumlah posyandu pada tahun 2017 mencapai 2.276 dengan

jumlah posyandu aktif sebanyak 1.167 atau sekitar 51,21%.

Tabel 2.80 Persentase Posyandu aktif di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No. Tahun Posyandu Posyandu

Aktif

Persentase Posyandu Aktif

(%)

1 2013 2.181 677 31.04

2 2014 2.207 1.191 53.96

3 2015 2.241 969 43.23

4 2016 2.173 1.084 49.88

5 2017 2.279 1.167 51,21

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Tangerang, 2017

2.3.2.8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1. Laju pertumbuhan penduduk (LPP)

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) di Kabupaten Tangerang

selama tahun 2013-2016 cenderung mengalami kenaikan sebesar

3,17%, jumlah penduduk sampai tahun 2016 sebanyak 3.477.495

jiwa.

Tabel 2.81 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2016

No. Tahun Jumlah

Penduduk

Laju Pertumbuhan

(%)

1 2013 3.157.780 3.34

2 2014 3.264.776 3.39

3 2015 3.370.594 3.24

4 2016 3.477.495 3.17

Page 131: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-146-

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

2.Total Fertility...

2. Total Fertility Rate (TFR)/Angka Fertilitas Total

TFR merupakan jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan

oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila

perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas. Angka Fertilitas Total

(TFR) membantu para perencana program pembangunan untuk

meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program

pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan Ibu hamil

dan perawatan anak, serta untuk mengembangkan program

penurunan tingkat kelahiran. TFR merupakan indikator untuk

membandingkan keberhasilan antar wilayah dalam melaksanakan

pembangunan sosial ekonomi, menunjukkan tingkat keberhasilan

program KB, membantu para perencana program pembangunan

untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program

pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil

dan perawatan anak, serta mengembangkan program penurunan

tingkat kelahiran.

Tabel 2.82 Angka Fertilitas Total Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 TFR 2,2 2,2 2,32 2,32 2,32

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

TFR sebesar 2,32 berarti bahwa wanita (usia 15-49 tahun)

secara rata-rata mempunyai 2-3 anak selama masa usia suburnya.

TFR yang tinggi merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang

rendah, tingkat pendidikan rendah terutama wanitanya dan tingkat

sosial ekonomi rendah (tingkat kemiskinan tinggi).

Page 132: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-147-

3. Persentase sektor yang tersosialisasi konsep

Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan alat

ukurnya (IPBK/indeks Pembangunan Berwawasan

Kependudukan)

Organisasi Perangkat Daerah yang terpapar pada tahun

2017 sebanyak 13 perangkat daerah dengan total perangkat daerah

yang ada sebanyak 33 perangkat daerah, persentase sebanyak

39,39%. Jumlah perangkat daerah yang terpapar sebelumnya

sebanyak 10 perangkat daerah.

Tabel 2.83 Persentase sektor yang tersosialisasi konsep

Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan alat ukurnya

(IPBK/indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan)

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah Organisasi

Perangkat Daerah yang terpapar

0 0 3 10 13

2 Jumlah Organisasi Perangkat Daerah yang ada

0 0 33 33 33

Persentase 0 0 9,09 30,30 39,39

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

4. Persentase Perangkat Daerah (Dinas/Badan) yang berperan aktif

dalam pembangunan Daerah melalui Kampung KB

Kampung KB merupakan salah satu “senjata pamungkas”

baru pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan,

terutama di wilayah-wilayah yang jarang “terlihat” oleh pandangan

pemerintah. Kampung KB, kedepannya akan menjadi ikon program

kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

Kehadiran Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program

KKBPK serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan

keluarga kecil berkualitas. Kabupaten Tangerang pada tahun 2017

memiliki 29 kampung KB, pada tahun 2016 sebanyak 26 kampung

KB yang tersebar dibeberapa kecamatan.

Page 133: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-148-

Tabel 2.84 Persentase Perangkat Daerah yang berperan aktif dalam

pembangunan Daerah melalui Kampung KB

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah perangkat daerah yang berperan aktif di kampung KB

0 0 0 15 15

2 Jumlah semua perangkat daerah

0 0 0 33 33

Persentase 0 0 0 45 45

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

5. Rata-rata jumlah anak per keluarga

Jumlah anak di Kabupaten Tangerang pada tahun 2016 sebanyak

1.301.443 dengan jumlah keluarga sebanyak 853.246 keluarga persentase

sekitar 1,53%.

Tabel 2.85 Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga

No. Uraian 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Anak 1.419.250 1.273.659 1.301.443 1.301.443

2 Jumlah

Keluarga 771737 827.015 853.246 853.246

Persentase 1,84 1,54 1,53 1,53

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

6. Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15 –

49

Peserta KB aktif di Kabupaten Tangerang tahun 2017 mencapai

468.341 peserta dengan banyaknya pasangan usia subur (PUS) sebanyak

676.723. Persentase antara PUS dengan peserta KB aktif sekitar 69,21%.

Tabel 2.86 Angka Pemakaian Kontrasepsi Bagi Perempuan Menikah

Usia 15-49 Tahun

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah peserta KB aktif

407.565 418.025 452.811 464.204 468.341

2 Jumlah pasangan usia subur

620.188 627.163 661.295 674.810 676.723

Page 134: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-149-

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase 65,72 66,65 68,47 68,79 69,21

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

7. Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15–19) per 1.000 perempuan

usia 15–19 tahun (ASFR 15–19)

ASFR 15-19 diperoleh dari jumlah remaja perempuan melahirkan

di usia 15-19 tahun dibandingkan dengan 1.000 perempuan yang berusia

15-19 tahun di Kabupaten Tangerang.Angka kelahiran remaja dengan usia

perempuan antara 15-19 tahun di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017

mencapai 39,6 orang per 1000 perempuan berusia 15-19 tahun. Secara

lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.87 Angka Kelahiran Remaja di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-

2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 ASFR 15-19

tahun 23 23 39,6 39,6

39,6

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

8. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun

Pasangan usia subur dengan istri diumur kurang 20 tahun di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 mencapai 46.814 jiwa dengan

jumlah pasangan usia subur ditahun yang sama sebanyak 676.723

pasangan atau sekitar 6,92%.

Tabel 2.88 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah pasangan usia subur dengan istri di umur kurang 20

th

47.025 47.462 471.38 47.138 46.814

2 Jumlah pasangan usia subur

590.392 627.163 661.295 661.295 676.723

Persentase 7,97 7,57 7,13 7,13 6,92

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

Page 135: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-150-

9. Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)

Pasangan usia subur yang ingin ber KB tetapi tidak terlayani di

Kabupaten Tangerang tahun 2017 sebanyak 102.432 pasangan, dengan

jumlah PUS sebanyak 676.723 pasangan atau sekitar 15,44%.

Tabel 2.89 Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi

Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah PUS yang ingin ber-KB tetapi tidak terlayani

98.928 99.802 99.802 104.194 102.432

2 Jumlah pasangan usia subur

620.188 627.163 661.295 661.295 676.723

Persentase 15,95 15,91 15,45 15,44 15,44

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

10. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Akseptor KB yang menggunakan pola metode kontrasepsi jangka

panjang atau MKJP diKabupaten Tangerang tahun 2017 sebanyak

116.322 akseptor dengan jumlah akseptor KB yang ada sebanyak

468.341 dengan persentase 24,84%.

Tabel 2.90 Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah akseptor KB

yang

menggunakan

MKJP

111.938 108.398 111.187 115.747 116.322

2 Jumlah

akseptor KB 407.565 418.025 452.811 464.204 468.341

Persentase 27,47 25,93 24,55 24,93 24,84

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

Page 136: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-151-

11. Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah akseptor KB 468.341 pasangan, jumlah

pasangan usia subur yang tidak lagi menggunakan kontrasepsi 22.721

pasangan artinya 4,85% pasangan yang tidak menggunakan alat

kontrasepsi.

12. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB 5.996

kelompok, dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 7.080 atau sekitar

84.69%.

13. Cakupan anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) ber-KB

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah anggota kelompok BKR yang ber-KB sebanyak

4.491 kelompok dengan jumlah anggota kelompok BKR sebanyak 4.987

kelompok, cakupan anggota Bina Keluarga Remaja mencapai 90.05%.

14. Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) ber-KB

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah anggota kelompok BKL yang ber-KB sebanyak

5.569 anggota dengan jumlah anggota kelompok BKL mencapai 6.565

anggota dengan cakupan anggota Bina Keluarga lansia adalah 84.83%.

15. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di setiap Kecamatan

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)

sebanyak 2 unit dengan jumlah kecamatan 29 kecamatan dengan rasio

sekitar 6,90%.

Page 137: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-152-

16. Cakupan Remaja dalam Pusat Informasi dan Konseling

Remaja/Mahasiswa

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah PIK R/M sebanyak 8 PIK, dengan jumlah

kecamatan yang ada sebanyak 29 kecamatan, sehingga cakupannya

mencapai 27,59%.

17. Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB untuk

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang

pengendalian penduduk

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah petugas KB dan Penyuluh KB yang

didayagunakan pada tahun 2017 sebanyak 7 orang, dengan jumlah

PLKB/PKB sebanyak 7 dengan cakupan 100%.

Tabel 2.91 Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB

untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang

pengendalian penduduk

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah PKB

dan PLKB yang

didayagunakan

12 10 9 8 7

2 Jumlah

PKB/PLKB 12 10 9 8 7

Persentase 100 100 100 100 100 Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

18. Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah anggota kelompok UPPKS yang ber-KB mandiri

sebanyak 1.476 anggota, dengan jumlah anggota kelompok UPPKS

sebanyak 1.594, cakupan pasangan usia subur peserta KB anggota

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB

mandiri sekitar 92.60%.

Page 138: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-153-

19. Rasio petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap

desa/kelurahan

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah petugas pembantu Pembina KB desa di

Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sebanyak 274 petugas, dengan

jumlah desa/kelurahan sebanyak 274 desa/kelurahan, dengan rasio 1:1

artinya 1 desa/kelurahan ada 1 orang petugas Pembina KB di desa

tersebut.

Tabel 2.92 Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah petugas Pembantu

Pembina KB Desa

274 274 274 274 274

2 Jumlah

Desa/Kelurahan 274 274 274 274 274

3 Rasio 1:1 1:1 1:1 1:1 1:1

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

20. Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi di

gudang Kabupaten/Kota

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB persediaan alat dan obat Kontrasepsi sebanyak

362.838 dengan Rata Rata Pemakaian alat dan obat Kontrasepsi per

bulan sekitar 167.797 cakupan ketersediaan sekitar 216.24%.

21. Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi di

Faskes

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB persediaan alat dan obat Kontrasepsi sebanyak

16.681 dengan Rata Pemakaian alat dan obat Kontrasepsi per bulan

11.097 cakupan ketersediaan sekitar 150.32%.

22. Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah)

yang bekerjasama dengan BPJS dan memberikan pelayanan KBKR

Page 139: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-154-

sesuai dengan standarisasi pelayanan

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah Faskes dan jejaring yang bekerjasama dengan

BPJS sebanyak 68 dengan jumlah Faskes dan jejaring 93, persentase

Faskes dan jejaringnya sekitar 73.12%.

23. Cakupan penyediaan Informasi Data Mikro Keluarga di setiap desa

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah informasi data mikro keluarga yang tersedia

sebanyak 274 dengan jumlah seluruh informasi data mikro keluarga 274,

cakupan sekitar 100.00%

24. Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan keluarga

melalui 8 fungsi keluarga

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB jumlah kelompok kegiatan yang melakukan

pembinaan sebanyak 626 kelompok kegiatan dengan keluarga melalui 8

fungsi keluarga 658 dengan cakupan sekitar 93.62%.

25. Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami

dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang

anak

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB, jumlah keluarga yang mempunyai balita dan anak

yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh

kembang sebanyak 7.992 keluarga dengan jumlah keluarga mempunyai

balita dan anak sebanyak 24.706, cakupan keluarga yang mempunyai

balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan

pembinaan tumbuh kembang anak sekitar 32.35%.

26. Rata-rata usia kawin pertama wanita

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB rata-rata usia kawin pertama wanita di Kabupaten

Tangerang tahun 2015-2017 rata-rata pada usia 18 tahun.

Tabel 2.93 Rata-rata Usia Kawin pertama Wanita

Page 140: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-155-

No. Uraian 2015 2016 2017

1 Rata-rata Usia Kawin

Pertama Wanita 18 18 18

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

27. Persentase Pembiayaan Program Kependudukan, Keluarga

Bencana dan Pembangunan Keluarga melalui APBD dan

APBDes

Pada tahun 2017 data yang bersumber dari Dinas Pengendalian

Penduduk dan KB pengganggaran untuk program kependudukan, KB

dan Pembangunan Keluarga di APBD Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 sebesar Rp. 15.421.805.584, dengan APBD sebesar Rp.

5.590.682.471.500, dengan persentase sekitar 0,28%.

Tabel 2.94 Persentase Pembiayaan Program Kependudukan, KB

dan Pembangunan Keluarga

Uraian 2014 2015 2016 2017

Jumlah

anggaran

untuk

urusan

PPKB

8.401.125.600 11.862.519.981 15.665.642.137 15.421.805.584

Jumlah APBD dan

APBDes

4.181.100.523.20

2

4.867.750.687.55

7

4.957.841.202.27

4

5.590.682.471.50

0

Persentas

e 0,20 0,24 0,32 0,28

Sumber : DPPKB Kab. Tangerang, 2017

2.3.2.9 PERHUBUNGAN

a. Izin Trayek di Kabupaten Tangerang

Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang

digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang

yang mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk

memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan

kenyamanan.

Namun dibalik kebaikannya, kepemilikan kendaraan pribadi

terlalu banyak juga menimbulkan masalah diantaranya masalah

kemacetan. Oleh karena itu semakin banyak masyarakat yang

menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan

Page 141: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-156-

jalan raya. Dengan kata lain, kendaraan umum merupakan salah satu

pemecahan masalah kemacetan di jalan raya.

Berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang No.551.2/Kep.230-

Huk/2012, tentang Penetapan Jaringan Trayek dan Jumlah Mobil

Penumpang Umum Angkutan Perdesaan Kabupaten Tangerang.

Menurut data yang ada, di Kabupaten Tangerang setidaknya ada 42

trayek angkutan umum dari berbagai jurusan. Seperti trayek

angkutan umum jurusan Curug-Bitung-Balaraja PP, Legok-

Pagedangan-Kelapadua PP, Serpong-Cisauk-Cicangkal PP, dan

seterusnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan trayek dan

jumlah kendaraan sebagaimana terlihat pada tabel 2.95.

Tabel 2.95 Rekapitulasi Data Angkutan Umum Kabupaten Tangerang

Tahun 2018

No. Jenis Kendaraan Jumlah

A. Mobil Barang :

1 Truck 6.732

2 Pick Up 27.112

3 Light Truck 17.661

B. Mobil Bis :

4 Bis 266

5 Micro 554

6 Mini 2.379

C. Mobil Penumpang:

7 Taxi 147

8 Tempelan 202

Total 55.053

Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang 2019

Tabel 2.96 Trayek Angkutan Perdesaan di Kabupaten Tangerang

Tahun 2017

NO KODE

TRAYEK TRAYEK / RUTE

WARNA

KENDARAAN

JUMLAH KENDARAAN SESUAI KEP.

BUPATI Nomor 551.2/Kep/230-

Huk/2012

JUMLAH KENDARAAN YANG DAPAT

IZIN DARI DINAS

PERHUBUNGAN

KET.

1 A.07 CURUG - BITUNG - BALARAJA. PP

KUNING UNGU 100 100

2 A.08 LEGOK -

PAGEDANGAN - HIJAU 50 28

Page 142: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-157-

NO KODE

TRAYEK TRAYEK / RUTE

WARNA KENDARAAN

JUMLAH KENDARAAN SESUAI KEP.

BUPATI Nomor

551.2/Kep/230-Huk/2012

JUMLAH KENDARAAN YANG DAPAT IZIN DARI

DINAS PERHUBUNGAN

KET.

KELAPA DUA . PP

3 A.09

BALARAJA - CIBADAK

- TIGARAKSA - DARU. PP

BIRU HIJAU 50 50

4 A.10

PERUM DASANA

INDAH - LEGOK - CURUG. PP

KUNING BIRU

TUA 50 4

TDK

AKTIF

5 A.11

LEGOK - RANCA IYUH

- PS.KORELET - SOLONG - DARU. PP

40 40

TDK

AKTIF

6 D.20 SERPONG - CISAUK - CICANGKAL. PP

PUTIH ORANGE

140 130

7 D.20A LEGOK - PERT.ASEM - PERT.CISAUK - SERPONG. PP

UNGU HITAM 100 61

8 E.01 BALARAJA - CIKANDE - GINTUNG.PP

PUTIH STRIP KUNING

150 150

9 E.02 BALARAJA - KRONJO.

PP

PUTIH STRIP

KUNING 115 24

TDK

AKTIF

10 E.03 BALARAJA - KRESEK. PP

HIJAU MUDA HIJAU TUA

150 150

11 E.04 BALARAJA - CISOKA. PP

PUTIH STRIP KUNING

50 4 TDK

AKTIF

12 E.05 BALARAJA - CIKUPA - PASAR KEMIS. PP

PUTIH STRIP KUNING

65 52

13 E.06

BALARAJA - PERT.CANGKUDU -

PS.CISOKA - TMN. ADYASA.PP

PUTIH HIJAU 200 195

14 E.07

CIKUPA - CIBADAK -

PS.TIGARAKSA - TENJO. PP

65

TDK

AKTIF

15 E.09 KRONJO - RAJEG -

PASAR KEMIS. PP

BIRU MUDA

BIRU TUA 45 26

16 E.10

CURUG-SERDANG ASRI-MEKAR ASRI-CITRA RAYA-

TIGARAKSA.PP

KUNING HIJAU 100 87

17 E.12

CIKUPA-CITRA RAYA-PANONGAN-SERDANG

ASRI-MEKAR ASRI- PS.KORELET-BUGEL-KATOMAS-PS.GUDANG-

TIGARAKSA.PP

HIJAU ORANGE

75 42

18 E.15

BALARAJA - CISOKA - TIGARAKSA -

KOMP.PEMDA - JEUNJING.PP

HIJAU HINO 50 21

19 E.16

TERM.SENTIONG-

RSUD BALARAJA-KAWASAN OLEK- PUSPEM TIGARAKSA.PP

HIJAU HINO 70 21 TDK

AKTIF

20 F.03 TANJUNG PASIR - KP. MELAYU - DADAP. PP

PUTIH STRIP KUNING

115 106

21 F.04 KP.MELAYU - CITUIS -

SANGRILA. PP BIRU KUNING 70 40

22 F.05 KP.MELAYU - KALIBARU - KEDAUNG

- SEPATAN. PP

UNGU KUNING 50 50

23 F.06 KP.MELAYU - KP.BESAR - DS.LEMO -

KP.MUARA.PP

PUTIH HIJAU 50 10

24 F.07

SEPATAN - PASAR PAKUHAJI - JL.H.UNUB -

KP.MELAYU.PP

HIJAU STRIP KUNING

150 1 TDK

AKTIF

25 G.05 TANJUNG KAIT - MAUK - PASAR KEMIS. PP

BIRU MUDA BIRU TUA

42 42

26 G.07 KOTABUMI - BITUNG - CIKUPA - BALARAJA. PP

BIRU MUDA BIRU TUA

155 155

27 G.08 DAON - CADAS - SEPATAN. PP

BIRU MUDA BIRU TUA

25 10 TDK

AKTIF

Page 143: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-158-

NO KODE

TRAYEK TRAYEK / RUTE

WARNA KENDARAAN

JUMLAH KENDARAAN SESUAI KEP.

BUPATI Nomor

551.2/Kep/230-Huk/2012

JUMLAH KENDARAAN YANG DAPAT IZIN DARI

DINAS PERHUBUNGAN

KET.

28 G.09

KOTABUMI-JL.PAJAJARAN-

DS.DUMPIT-PRM.HARKIT-LIPPO KARAWACI. PP

BIRU KUNING 60 17

29 G.15

PS.KEMIS-TMN.SUKAMANTRI-RAJEG-PS.SEPATAN. PP

BIRU MUDA BIRU TUA

50 11

30 G.16

PS.SEPATAN-KP.PISANGAN-JATIMULYA-LEBAK

WANGI-CADAS-NAGRAK.PP

PUTIH HIJAU 50 5

31 G.17

CURUG-SK.BAKTI-

BOJONG NANGKA-SUMARECON MALL SERPONG. PP

PUTIH HIJAU 150 25

32 R.07 CIMONE-PALASARI-

BINONG-CURUG.PP

PUTIH STRIP

BIRU 150 150

33 R.07A CIMONE-KAV.PEMDA-CURUG.PP

PUTIH STRIP BIRU

110 110

JUMLAH 2892 1917

Sumber: Dinas Perhubungan, Kab. Tangerang Tahun 2019

b. Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB/KIR)

Unit pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) atau uji KIR di

Kabupaten Tangerang hanya 1 unit yang dimiliki oleh Dinas Perhubungn yaitu

yang berlokasi di Kecamatan Balaraja. Selama tahun 2013 sampai dengan

2017 telah dilaksanakan Pengujian Kendaraan Bermotor di UPT PKB

sebanyak 244.447 unit kendaraan dengan rincian mobil barang sebanyak

217.890 unit, mobil bis sekitar 22.646 unit, mobil penumpang sebanyak 3.574

unit kendaraan, dan tempelan sebanyak 337 unit.

Selama tahun 2013 telah di uji berbagai kendaraan di UPT PKB sebanyak

45.244 unit kendaraan, pada tahun 2014 sebanyak 44.815, sedangkan tahun

2015 telah di uji sebanyak 51.735, dan tahun 2016 telah dilakukan uji KIR

sebanyak 51.192 unit kendaraan, dan pada tahun 2017 telah dilakukan

pengujian terhadap kendaraan sebanyak 51.461 unit.

Tabel 2.97 Perkembangan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) di UPT

PKB Dinas Perhubungan, Kab. Tangerang Tahun 2013-2017

Jenis Kendaraan 2013 2014 2015 2016 2017

MOBIL BARANG 38,859 40,078 45,832 45,639 47,482

MOBIL BIS 5,276 4,188 4,850 4,812 3,520

MOBIL PENUMPANG 1,057 482 1,053 741 241

TEMPELAN 52 67 - - 218

Jumlah 45,244 44,815 51,735 51,192 51,461

Page 144: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-159-

Sumber : UPT PKB Dinas Perhubungan, tahun 2017

Gambar 2.57 Perkembangan Pengujian Kendaraan Bermotor

Tahun 2013-2017

Sumber : Dinas Perhubungan,Kab. Tangerang 2017, diolah.

2.3.2.10 Komunikasi dan Informatika

a. Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Telepon

Selular (HP)

Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang menggunakan

Telepon Seluler di Kabupaten Tangerang tahun 2017 sekitar 61,67

persen, sedangkan yang tidak memiliki telepon seluler sekitar 38,33

persen, kecenderungan penggunaan HP di Kabupaten Tangerang per

tahun cenderung fluktuatif.

Tabel 2.98 Persentase penduduk yang menggunakan HP Tahun

2015-2017 di Kabupaten Tangerang

Penguasaaan Telepon

Seluler 2015 2016

2017

Memiliki 59.68 60.59 61,67

Tidak Memiliki 40.32 39.41 38,33

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten Tahun 2015-2017

Page 145: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-160-

Gambar 2.58 Persentase Penggunaan HP di Kabupaten Tangerang

Tahun 2012-2016

b. Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Komputer

dan Akses terhadap Internet

Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang memiliki komputer di

Kabupaten Tangerang cenderung naik-turun, pada tahun 2016

penduduk yang memiliki komputer sekitar 14,27 persen, sedangkan

pada tahun 2017 persentase penduduk yang memiliki/menggunakan

komputer sekitar 18,08 persen.

Aktivitas penduduk yang mengakses internet pada tahun 2016

sekitar 25,53 persen dan pada tahun 2017 naik menjadi 35,53 persen.

Kebutuhan akan akses internet lebih tinggi dibandingkan kepemilikan

terhadap komputer atau telepon pintar.

Tabel 2.99 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Menggunakan

Komputer (PC/Desktop, Laptop/Note Book, Tablet), Tahun 2012-2017

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Memiliki Komputer

(Desktop/Laptop/Notebook) 18.99 22.97 18.33 19,79 14,27 18,08

Akses Internet 16.03 16.64 18.93 26,47 25,53 35,53

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten Tahun 2012-2017

Page 146: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-161-

Gambar 2.59 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas yang memiliki

Kompter dan Akses Internet Tahun 2012-2017

2.3.2.11 Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah

Terdapat 1.227 koperasi di Kabupaten Tangerang pada tahun 2016.

Dari jumlah tersebut 942 koperasi merupakan koperasi aktif dan mampu

menyerap 2.240 karyawan. Jumlah anggota yang terdaftar pada

keseluruhan koperasi tersebut adalah 614.261 orang. Berdasarkan

modalnya, koperasi di Kabupaten Tangerang lebih banyak menggunakan

modal dari luar dibandingkan modal sendiri. Jumlah asset yang dimiliki

perusahaan koperasi mencapai 527 miliar rupiah dengan volume

usaha728 miliar rupiah.

Tabel 2.100 Jumlah Koperasi di Kabupaten Tangerang

Tahun 2016

No. Jenis

Koperasi

Tahun 2016

Koperasi Aktif Anggota Karyawan

1 Angkutan 11 9 1,564 21

2 Distribusi 29 3 1,071 6

3 Inkra 19 9 3,106 20

4 Kopkar 244 224 194,325 748

Page 147: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-162-

No. Jenis

Koperasi

Tahun 2016

Koperasi Aktif Anggota Karyawan

5 Koppas 23 23 9,397 56

6 KPRI 58 56 24,926 59

7 KSU 376 296 135,246 308

8 KUD 24 10 19,422 48

9 Masjid 7 7 3,026 32

10 Pedagang

K-5 6 3 12,458 2

11 Pembiayaan 23 14 1,226 19

12 Pemuda 2 1 349 2

13 Pensiunan 21 16 1,621 32

14 Perikanan 7 5 2,875 3

15 Pertanian 37 28 20,154 12

16 Perumahan 28 20 3,254 52

17 Peternakan 5 3 297 16

18 Polisi/TNI 10 7 2,293 17

19 Pontren 79 9 21,546 100

20 Profesi 5 4 185 5

21 Pusat 7 6 371 26

22 Simpan

Pinjam 88 86 138,864 714

23 Wanita 18 18 4,595 39

24 Wisata 2 2 224 4

25 Lain-Lain 98 83 11,866 99

TOTAL

1,227 942 614,261 2,440

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, tahun 2018

2.3.2.12 PENANAMAN MODAL

6.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

Jumlah investor Penanaman Modal Asing/PMA dan Investor dalam

negeri yang berinvestasi di Kabupaten Tangerang sebanyak 313

investor, dengan 181 investor dalam negeri, 132 investor asing.

Tabel 2.101 Jumlah Investor PMDN/PMA di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 PMDN 33 37 53 115 181

2 PMA 52 55 62 110 132

Jumlah 85 92 115 225 313

Sumber : DPMPTSP Kab. Tangerang, 2017

Page 148: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-163-

6.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

Nilai investasi PMA di Kabupaten Tangerang pada tahun 2016

senilai Rp. 421.420,7 (ribu US$), sedangkan Penanaman Modal Dalam

Negeri tahun 2016 mencapai 6,153,530.8 (juta Rp.) Untuk PMDN

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp.

2,064,418. Sedangkan PMA mengalami penurunan dari tahun 2015

yang sekitar 508.607 (Ribu US$).

Tabel 2.102 Nilai Investasi PMA/PMDN di Kabupaten Tangerang

Tahun 2012-2016

URAIAN 2012 2013 2014 2015 2016

PMA

Nilai Investasi (ribu US$)

673,331.0 726,460.0 460,144.0 508,607.0 421,420.7

Perluasan (Ribu US$) 10,000.0 1,232,507.5

Jumlah Proyek 7.0 247 403 822 815

Perluasan Proyek 26.0 178

Tenaga Kerja (Orang) 14,259 20,392 220 24,476 18,870

Perluasan (Orang) 4,358 19,610

PMDN

Nilai Investasi (juta Rp) 592,159.7 572,5840 4,845,967.0 2,064,418.0 6,153,530.8

Perluasan (Juta Rp.) 661,250.0 4,591,972.9

Jumlah Proyek 10 39 46.0 143 212

Perluasan Proyek 7 73

Tenaga Kerja (Orang) 1,595 19,982 220.0 16,551 23

Perluasan (Orang) 1,870 15,158

Sumber : Indikator Ekonomi Banten, tahun 2012-2017, BPS Provinsi Banten, diolah.

6.3. Rasio daya serap tenaga kerja

Jumlah proyek PMA di Kabupaten Tangerang tahun 2016

mencapai 815 proyek dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 18.870

orang, dengan investasi PMDN sebanyak 212 proyek, dengan menyerap

tenaga kerja sebanyak 23 orang. Rasio pennyerapan tenaga kerja

terhadap jumlah proyek pada tahun 2016 sekitar 23,15 untuk PMA,

sedangkan untuk PMDN sekitar 0,11.

Tabel 2.103 Rasio Daya Serap Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten

Tangerang Tahun 2012-2016

PMA 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio daya serap tenaga kerja

2,037.00 82.56 0.55 29.78 23.15

Page 149: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-164-

PMDN 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio daya serap tenaga kerja

159.50 512.36 4.78 115.74 0.11

Sumber : Indikator Ekonomi Banten, tahun 2012-2017, BPS Provinsi Banten, diolah.

6.4. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

Perkembangan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri di

Kabupaten Tangerang selama kurun waktu lima tahun antara 2013-

2017 cenderung fluktuatif kenaikan investasi PMDN terjadi pada tahun

2015 dan tahun 2016, terjadi penurunan investasi di tahun 2013-

2014, dan tahun 2016-2017.

Tabel 2.104 Perkembangan Investasi PMDN di Kabupaten

Tangerang Tahun 2013-2017

No. Tahun Investasi PMDN (RP.

Juta) Kenaikan/Penurunan

1 2013 2.405.714,2 -

2 2014 1.551.782,7 -36,28%

3 2015 3.401.518,4 119,61%

4 2016 3.986.356,3 159,97%

5 2017 6.413.641,5 -26,71%

Sumber : DPMPTSP Kabupaten Tangerang, 2017

Penanaman Modal menjadi aktivitas investasi yang sangat penting

bagi pertumbungan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas penanaman modal

ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Dampak/efek

pengganda (mulitiplier effect) yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut

memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan ekonomi dalam suatu

sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada berbagai sektor

memungkinan perekonomian menghasilkan output yang banyak,

pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya dinamika

dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor.

Jika dilihat dari daya saing daerah, Kabupaten Tangerang

memiliki daya tarik tersendiri bagi penanam modal baik luar maupun

dalam negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah pertumbuhan

investor yang penanamkan modal di Kabupaten Tangerang ini dari

tahun ke tahun terus meningkat. Penanaman modal di Kabupaten

Tangerang dalam kurun waktu 2013 hingga 2017 terus menunjukkan

perkembangan, jika dilihat dari jumlah unit usahanya. Sedangkan jika

dilihat dari nilai investasinya cenderung fluktuatif setiap tahunya. Hal

ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Tangerang

cenderung kondusif. Pertumbuhan penanaman modal di Kabupaten

Page 150: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-165-

Tangerang sampai dengan tahun 2017 meliputi investasi PMA 411 unit

dengan nilai investasi US$ 2.975.900,2, investasi PMDN 399 unit

dengan nilai investasi Rp 17.759.022,1 juta lebih jelasnya terlihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.105 Perkembangan Penanaman Modal Tahun 2013-2017

Kabupaten Tangerang

URAIAN

SATUAN

REALISASI

TAHUN

2013

REALISASI

TAHUN

2014

REALISASI

TAHUN

2015

REALISA

SI TAHUN

2016

REALISASI

TAHUN

2017

Realisasi Investasi PMDN dan PMA

Juta Rupiah (PMDN)

2.405.714,2 1.551.782,7 3.401.518,4 3.986.356,3 6.413.641,5

Ribu Dollar (PMA)

1.261.165,6 269.259,3 472.486,6 560.327,5 412.661,5

Jumlah

Investor

Perusahaa

n PMDN

33 37 53 115 181

Perusahaan PMA

52 55 62 110 132

Sumber : DPMPTSP Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang Nomor : 800/59.2-

DPMPTSP/2017 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non

Perizinan Bidang Pada Lingkup Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang.

Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Bidang pada

Lingkup Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

sebagai berikut:

A. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A

meliputi perizinan :

1. Izin Prinsip

2. Izin Lokasi

3. Izin Pemanfaatan Penatagunaan Tanah (IPPT)

4. Izin Trayek Dalam Wilayah Daerah

5. Izin Jalan Masuk

6. Izin Usaha Angkutan

7. Izin Penyelenggaraan Parkir

8. Izin Usaha Pertanian yang Kegiatan Usahanya Dalam Daerah

9. Izin Usaha Pengecer (Toko, Retail, Sub Distributor) Obat Hewan

10. Izin Usaha Peternakan

Page 151: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-166-

B. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B meliputi

Pelayanan perizinan :

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

2. Izin Pembangunan dan Pengembangan Perumahan

3. Izin Pemasangan Tiang Pancang

4. Izin Usaha JasaKontruksi (IUJK)

5. Izin Reklame

6. Izin Usaha Toko Modern

7. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan

8. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional

9. Perpanjangan IMTA

10. Izin Lembaga Pelatihan Kerja Skala Daerah

11. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta Dalam Satu Daerah

Kabupaten

12. Izin Penyelenggaraan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan

I3. Izin Usaha Perikanan (Pembudidayaan Ikan dan Penangkapan Ikan)

14. Surat Izin Penangkap Ikan 5-10 GT

15. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan

Sedangkan pelayanan non perizinan :

1. Surat Tanda daftar Kapal 0-5 GT

2. Tanda Daftar Gudang

3. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba

4. Tanda Daftar Usaha Pariwisata

5. Sertifikat Laik Fungsi

C. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan C meliputi

pelayanan perizinan :

1. Izin Pembuangan Limbah Cair

2. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

3. Izin Gangguan

4. Izin Sarana Kesehatan (RumahSakit, Klinik, Apotik, Optik, Pengobatan

Tradisional, Laboratorium, Toko Obat, Pedagang Obat Eceran, Radiologi)

5. Izin Usaha Mikro Obat Tradisional

6. Izin Usaha Simpan Pinjam Untuk Koperasi dengan Wilayah Keanggotaan

Dalam Daerah Kabupaten

Page 152: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-167-

7. Izin Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor

Kas Simpan Pinjam Wilayah Keanggotaan Dalam Daerah Kabupaten;

8. Izin Pendaurulangan Sampah/Pengolahan sampah, pengangkutan

Sampah dan Pemprosesan Akhir Sampah yang diselenggarakan Oleh

Swasta

Sedangkan Pelayanan Non Perizinan :

1. Rekomendasi Usaha Kecil Obat Tradisional;

2. Rekomendasi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

3. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan/Restaurant/Jasa Boga

4. Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

5. Rekomendasi Penyalur Alat Kesehatan

6. Rekomendasi Pengusaha Besar Farmasi

7. Sertifikat Produk Pangan Industri Rumah Tangga

8. Rekomendasi Pest Control

D. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Informasi

Penanaman Modal meliputi perizinan :

1. Izin Prinsip Penanaman Modal

2. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal

3. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal

4. Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal Perusahaan

5. Izin Usaha Tetap

6. Izin Usaha Industri

7. Izin Perluasan Industri

8. Izin Usaha Industri Kecil

9. Izin Usaha Kawasan Industri

Page 153: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-168-

E. Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim dan Promosi Penanaman Modal,

meliputi perizinan Izin Usaha Perdagangan, sedangkan non perizinan

meliputi Tanda Daftar Perusahaan.

Tabel 2.106 Rekapitulasi Penerbitan Izin Januari s.d Desember 2017

No Jenis Izin Izin Masuk Izin Terbit Dalam Proses

1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 333 282 51

2 Perpanjangan IMTA 582 470 112

3 Izin Reklame 482 268 214

4 Izin Usaha Toko Modern 49 27 22

5 Tanda Daftar Usaha Pariwisata 90 89 1

6 Sertifikat Laik Fungsi 17 11 6

7 Izin Usaha Jasa konstruksi 148 124 24

8 Tanda Daftar Gudang 21 13 8

9 Izin Lembaga Pelatihan Kerja 3 2 1

10 Izin Usaha Perdagangan 1.367 1.298 69

11 Tanda Daftar Perusahaan 1.660 1.571 89

12 Izin Prinsip Penanaman Modal 382 362 20

13 Izin Usaha Industri 90 46 44

14 Izin Apotek 38 36 2

15 Izin Lingkungan 143 139 4

16 Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) 35 31 4

17 Izin Klinik dan Kecantikan 36 31 5

18 Izin Laboratorium 1 1 -

19 Sertifikat Laik Higiene 16 14 2

20 Izin Mendirikan Klinik dan Kecantikan 21 17 4

Sumber : DPMPTSP Kabupaten Tangerang Tahun 2017

2.3.2.13 Kepemudaan dan Olah raga

Pada tahun 2014, Peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara

(PPAN) dari Kabupaten Tangerang yang mengikuti seleksi sebanyak 1

orang dengan tujuan Negara Malaysia, di tahun 2016 peserta yang

mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) sebanyak 1

orang dengan tujuan Negara Tiongkok. Seleksi Peserta yang mengikuti

Bhakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP) pada tahun 2014 sebanyak 1 orang

dengan tujuan DIY, sedangkan pada tahun 2015 yang mengikuti seleksi

sebanyak 3 orang dengan tujuan Tanjung Pinang, Kepri, tahun 2016 yang

mengikuti seleksi sebanyak 1 orang dengan tujuan Palangkaraya,

Kalimantan Tengah. Peserta yang mengikuti Seleksi Peserta Kapal

Pemuda Nusantara (KPN) pada tahun 2014 sebanyak 1 orang dengan

tujuan SAIL RAJA AMPAT (Jakarta - Raja Ampat Papua Barat-Jakarta ),

Page 154: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-169-

sedangkan pada tahun 2015 di ikuti peserta sebanyak 1 orang dengan

tujuan SAIL TOMINI ( Jakarta – Kota Baru – Pulau Siau – Pulau Tahuma –

Marampit – Ternate – Parigi Moutong – Pulau Muria - Jakarta), sedangkan

pada tahun 2016 telah dikuti sebanyak 1 orang dengan tujuan SAIL

KARIMATA Jakarta –Belinyu – Dabo Singkep –Pulau Bintan –Tarempa –

Pulau Laut – Pontianak -Karimata – Jakarta. Jumlah organisasi pemuda

di Kabupaten Tangerang tahun 2016 -2017 sebanyak 68 kelompok

organisasi pemuda.

Tabel 2.107 Data Kepemudaan Kabupaten Tangerang Tahun 2014-2017

No. Uraian Satuan Tahun

2014

Tahun

2015

Tahun

2016

Tahun

2017

1

Peserta

Pertukaran

Pemuda

Antar Negara

(PPAN)

Orang 1 - 1 -

2

Peserta

Bhakti

Pemuda

Antar Provinsi

(BPAP)

Orang 1 3 1 -

3

Peserta

Kapal

Pemuda

Nusantara

(KPN)

Orang 1 1 1 -

4 Jumlah organisasi

pemuda

Kelompok

68 68

Sumber : Disporabudpar, 2014-2017

2.3.2.14 KEBUDAYAAN

1. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

maupun yang di miliki, yang ada di kabupaten Tangerang sampai

dengan tahun 2017 sebanyak 49 situs, rata-rata situs budaya

berupa makam keramat yang tersebar dibeberapa kecamatan di

Kabupaten Tangerang.

Tabel 2.108 Jumlah Sanggar Seni dan Budaya Tahun 2013-2017

di Kabupaten Tangerang

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Sanggar Seni 255 264 264 264

Page 155: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-170-

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

2 Seni Tradisional 26 26 8 8

3 Seni Tradisi 33 33 33 33

4 Seni Modern 8 6 72 72

5 Seniman 12 12 33 33

6 Lembaga Seni 1 1 2 1

7 Galeri 1 1 1 1

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2018

2.3.2.15 PERPUSTAKAAN

1. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

Pada tahun 2017 berdasarkan Dinas Perpustakaan dan Arsip

jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun sebanyak

249,793 orang, dengan jumlah orang dalam populasi yang harus

dilayani sebanyak 3.476.431 atau sekitar 5,77%.

2. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

Pada tahun 2017 berdasarkan Dinas Perpustakaan dan Arsip

jumlah koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah

pada tahun 2017 sekitar 7.775 buah, dengan jumlah koleksi buku

sebanyak 128.777 , dengan pertumbuhan koleksi buku dari 2013-

2017 sekitar 181,27 persen dan 36,60 persen rata-rata pertumbuhan

judul buku yang tersedia di perpustakaan Kabupaten Tangerang,

sementara kunjungan ke perpustakaan sebanyak 249.793 orang

dengan rata-rata kunjungan per tahun sekitar 55,41 persen.

Kapasitas perpustakaan yang baru dimiliki oleh Kabupaten

Tangerang baru 6 unit, sedangkan populasi yang harus dilayani

sekitar 651.760 jiwa/tahun dengan didukung oleh 1 orang

Pustakawan.

Tabel 1.109 Kondisi Perpustakaan di Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Pengunjung

Perpustakaan 39,750 59,033 84,344 161,221 249,793

Populasi yang harus dilayani

651,760 651,760 651,760 651,760 651,760

Rasio 0.06 0.09 0.13 0.25 0.38

Koleksi Judul Buku 4,305 2,448 5,629 3,336 7,775

Koleksi Buku 8,605 8,037 16,888 18,000 128,777

Page 156: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-171-

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Rasio 0.50 0.30 0.33 0.19 0.06

Jumlah

Perpustakaan 6 6 6 6 6

Jumlah Penduduk 3,050,929 3,157,780 3,264,776 3,264,776 3.476.431

Rasio 0.00020 0.00019 0.00018 0.00018 0.00240

Rata-Rata jumlah

pengunjung 39,750 59,033 84,344 161,221 249,793

Sumber : Dinas Perpustakaan dan Arsip Kab. Tangerang Tahun 2013-2017

2.3.2.16 KEARSIPAN

Indikator Urusan ke-arsipan meliputi indicator Persentase Perangkat

Daerah yang mengelola arsip secara baku dengan data tahun 2016

jumlah Perangkat Daerah yang menerapkan arsip secara baku sebanyak

23 Perangkat Daerah, dari 64 perangkat daerah atau sekitar 35,94%.

Tabel 2.110 Penerapan Arsip Secara Baku Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Penerapan Arsip Baku

10 15 25 35 45

2 Perangkat Daerah

66 66 66 66 66

Persentase 15,15 22,72 37,87 53,03 68,18 Sumber : Dinas Perpustakaan dan Arsip Kab. Tangerang Tahun 2018

2.3.3 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN

2.3.3.1 PERTANIAN

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesejahteraan

masyarakat, maka kebutuhan terhadap jenis dan kualitas produk juga

semakin meningkat dan beragam. Oleh karena itu, selain upaya untuk

mencapai peningkatan produksi berkelanjutan dan peningkatan

diversifikasi pangan menjadi sangat penting, terutama untuk

meningkatkan kebutuhan pangan yang semakin tinggi.

Potensi usaha di Bidang Pertanian di Kabupaten Tangerang sangat

ditentukan oleh penggunaan lahan sawah dan lahan kering, dimana

jumlah lahan pertanian terus menyusut seiring dengan kebutuhan

masyarakat akan perumahan dan pertumbuhan industri. Rinciannya

sebagaimana pada grafik.

Terlihat dari grafik, luas lahan sawah terus menyusut dari tahun

ke tahun. Mayoritas lahan yang telah berkurang beralih fungsi

menjadi pergudangan dan perumahan. Lahan produktif dijual

warga kepada pengembang. Penjualan lahan produktif oleh warga

Page 157: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-172-

ke pengembang tidak dapat dibendung karena sudah merupakan

hak warga. Pemerintah hanya dapat menyarankan kepada pemilik

tanah supaya tidak menjual bila memang tidak untuk memenuhi

kebutuhan yang mendesak.

Gambar 2.60 Luas Lahan Sawah (Ha)

Disamping itu pemerintah juga sudah memberi sosialisasi bagi

petani untuk meningkatkan hasil panen dan bantuan berbagai alat.

Termasuk memberikan benih dan pelatihan. Di mana sebagian besar alat

juga didapat dari Kementerian Pertanian.

Sementara itu penggunaan lahan menurut status penggunaan lahan

di Kabupaten Tangerang selama tahun 2014-2017 sebagaimana pada grafik

berikut :

Gambar 2.61 Status Penggunaan Lahan (Ha)

25.657

13.520

0 0

24857

12163

55 52

24805

12161

55 52

24217

11869

55 52

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

Irigasi Tadah Hujan Pasang Surut Lebak

2014 2015 2016 2017

Page 158: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-173-

Seperti terlihat di grafik, rata-rata penggunaan lahan juga berkurang

disebabkan oleh lahannya sendiri yang berkurang akibat alih fungsi lahan

yang tidak terbendung ditambah generasi muda yang ambil bagian dalam

bidang pertanian juga semakin sedikit sehingga lahan yang ada juga banyak

yang dibiarkan menganggur tidak diusahakan, atau hanya sekedar dijadikan

kebun tanaman keras yang tumbuh apa adanya. Berkurangnya lahan

pertanian akibat alih fungsi dan jumlah petani yang menggarap lahan mereka

sangat terlihat pada lahan ladang/huma yang turun sangat tajam.

Tabel 2.111 Penggunaan Lahan Sawah dan Non Sawah (Ha)

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012-2017

No. Penggunaan Lahan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2017

I LAHAN BUKAN

PERTANIAN

1 Bangunan, Pekarangan, dan

halaman sekitar

22,075 27,873 27,657 37,935 37,917 38,731

II LAHAN PERTANIAN

2 Lahan Sawah

39,177 39,177 37,127 37,073 36,193

3 Lahan Bukan Sawah

4 Tegal, kebon 13,725 13,725 13,275 10,319 10,319 10,176

5 Ladang, Huma 3,217 3,217 3,878 18 18 -

6 Penggembalaan,padang

rumput 15 15 126 136 136 136

7 Rawa (tidak ditanam) 249 249 249 - - -

8 Tanah Sementara tidak

diusahakan 870 870 1,210 1,066 122 1,237

9 Tanaman kayu-kayuan

dan hutan rakyat 120 120 324 1,547 1,654 1,654

10 Hutan Negara - - - -

11 Perkebunan - - 54 154 154 154

12 Tambak 2,489 2,489 1,721 7,740 1,078 7,680

13 Kolam 131 131 163

14 Lainnya 13,840 8,042 8,042

TOTAL 56,731 95,908 95,876 96,042 88,471 95,961

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2018

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesejahteraan

masyarakat, maka kebutuhan terhadap jenis dan kualitas produk juga

semakin meningkat dan beragam. Oleh karena itu, selain upaya untuk

mencapai peningkatan produksi berkelanjutan dan peningkatan

diversifikasi pangan menjadi sangat penting, terutama untuk

meningkatkan kebutuhan pangan yang semakin tinggi. Produksi hasil

pertanian untuk tahun 2014-2017 terlihat pada grafik dibawah ini:

Page 159: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-174-

Gambar 2.62 Produksi Hasil Pertanian (ton) Tahun 2014-2017

Produksi padi mengambil porsi 95,44 persen dari total keseluruhan

produksi hasil pertanian, dimana komoditi yang berkontribusi langsung

yakni dari padi sawah dan padi lahan kering (gogo). Penurunan produksi

pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya tidak hanya terjadi pada padi,

namun juga pada palawija serta sayuran, yang masing-masing terjadi

penurunan 53,72 % dan 28,44 %. Komoditi palawija yang berkontribusi

yaitu jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sedangkan komoditi

sayuran yang berkontribusi yakni bawang merah, petsai, kacang panjang,

cabe besar, cabe rawit, terung, ketimun, kangkung, serta bayam.

Satu-satunya peningkatan produksi yang terjadi pada tahun 2015

ada pada komoditi buah-buahan sebesar 5,61 %, dan komoditi yang

berkontribusi yaitu alpukat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk siam,

jeruk besar, mangga, nenas, pepaya, pisang, rambutan, sawo, sirsak,

sukun, melinjo, petai, serta jengkol. Kondisi penurunan total produksi

hasil pertanian pada tahun 2015 secara signfikan terjadi akibat fenomena

alam El Nino dimana terjadi kenaikan suhu permukaan laut melebihi

rata-rata dan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Berdasarkan

apa yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

bahwa musim kemarau di Tahun 2015 lebih panjang dibandingkan

dengan yang terjadi di Tahun 2014 dan menyebabkan awal musim hujan

2015/2016 akan mengalami kemunduran. Patut diketahui bahwa periode

Page 160: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-175-

penanaman padi dan palawija yang biasa dilaksanakan oleh para petani

yakni pada Musim Kemarau (Bulan April – September) dan Musim

Penghujan (Oktober – Maret). Dampak perubahan iklim ini juga

menyebabkan banyak pula lahan pertanian yang puso akibat kekeringan

yang panjang. Meski program dan kegiatan yang mendukung produksi

pertanian ini terus digalakkan, terutama penggunaan alat dan mesin

pertanian, baik traktor maupun pompa air, namun dikarenakan banyak

sumber air irigasi yang mengering, maka tidak bisa dilakukan

pompanisasi ke areal sawah yang membutuhkan. Periode musim tanam

yang harusnya dilaksanakan pada bulan Oktober harus mundur

beberapa bulan dikarenakan ketidaktersediaan air di lahan sawah petani.

Faktor kekeringan sebagai dampak fenomena alam El Nino juga

dirasakan oleh petani palawija dan yang mengusahakan komoditi

hortikultura seperti sayur-sayuran, dikarenakan lahan yang digunakan

merupakan lahan darat/kering dan lebih sulit dalam mengairi, apalagi

sebagian besar mengandalkan hujan sebagai sumber air tanaman

mereka. Dengan demikian kedepannya program dan kegiatan seyogyanya

tidak saja mendukung dalam meningkatkan produksi hasil pertanian,

namun pula harus dilakukan persiapan kegiatan dalam mengurangi

dampak perubahan iklim yang kian dirasakan oleh para petani dalam

mengusahakan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.

Pada tahun 2016 terjadi Kenaikan produksi padi dan sayuran

yang mencapai 124,35 persen, sedangkan produksi komoditi palawija

turun cukup signifikan sebesar 71,52 persen dikarenakan lahan yang

digunakan lebih banyak lahan bekas sawah, sehingga apabila hujan

atau ketersediaan air cukup maka yang didahulukan adalah budidaya

padi sawah. Komoditi palawija yang berkontribusi yaitu jagung, kacang

tanah, ubi kayu dan ubi jalar, sedangkan komoditi sayuran yang

berkontribusi yakni bawang merah, petsai, kacang panjang, cabe besar,

cabe rawit, terung, ketimun, kangkung, serta bayam. Penurunan

produksi terjadi pula pada buah-buahan sebesar 21,22 %, dan komoditi

yang berkontribusi yaitu alpukat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk

siam, jeruk besar, mangga, nenas, pepaya, pisang, rambutan, sawo,

sirsak, sukun, melinjo, petai, serta jengkol.

Page 161: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-176-

Kenaikan produksi padi pada tahun 2017 dibandingkan tahun

2016 disebabkan oleh ketersediaan air yang cukup meski sempat terjadi

gejolak iklim dimana adanya curah hujan yang tiba-tiba tinggi yang

menyebabkan beberapa area persawahan tergenang dan ada pula

kekeringan di akhir tahun, namun sudah masuk masa panen. Ada pula

peningkatan produktivitas perhektarnya sehingga apabila dikali dengan

luasan panen yang ada maka jumlah produksi padi pun meningkat.

Pendampingan kegiatan-kegiatan yang mendukung intensifikasi padi

yakni penggunaan benih unggul, pemupukan yang berimbang,

penerapan sarana dan prasarana teknologi, pengelolaan lahan dan air

serta pengolahan hasil panen yang semakin meminimalkan kehilangan

hasil panen padi turut serta dalam kenaikan produksi padi. Kenaikan

produksi tidak hanya terjadi pada padi, namun juga pada palawija

mencapai 234,77 persen. Kenaikan yang signifikan ini dikarenakan

adanya penambahan penanaman palawija yakni jagung, kacang tanah,

ubi kayu dan ubi jalar di lahan kering pada musim kemarau. Produksi

komoditi sayuran turun cukup signifikan sebesar 35,39 persen

dikarenakan adanya cuaca yang berubah-ubah, seringnya hujan,

adanya hujan besar yang tiba-tiba, dan ada pula panas terik yang agak

panjang di beberapa tempat terutama di sentra-sentra sayuran.

Komoditi sayuran yang berkontribusi yakni bawang merah, petsai,

kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, terung, ketimun, kangkung,

serta bayam. Kenaikan produksi terjadi pula pada buah-buahan sebesar

19,31 % dikarenakan dengan adanya musim kemarau yang cukup,

buah-buahan berproduksi cukup baik dan banyak.

Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB pada

tahun 2016 sekitar 6,88%, mengalami kenaikan dari tahun 2015 sekitar

6,64%, pada tahun 2013-2014 mengalami penurunan dari 6,66%

menjadi 6,55%. Sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi

sebesar 0,05% pertahun terhadap PDRB Kabupaten Tangerang,

sedangkan sector Industri mempunyai kontribusi sebesar 37,25% pada

tahun 2016, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 37,95%, kontribusi

sector industri cenderung fluktuatif. Sedangkan sector Perdagangan

mengalami hal yang sama dengan sector industry yang cenderung

fluktuatif dengan kontribusi pada tahun 2016 sebesar 10,76%.

Page 162: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-177-

Tabel 2.112 Peranan PDRB Per Sektor terhadap PDRB (persen),

Tahun 2012 - 2016

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015* 2016**

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

6,40 6,66 6,55 6,64 6,88

2 Pertambangan dan Penggalian

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

3 Industri Pengolahan 42,54 42,51 39,30 37,95 37,25

4 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

11,61 11,16 10,94 10,82 10,76

Sumber : BPS Kabupaten TangerangTahun 2017

Produktivitas sector pertanian yang terdiri dari padi dan non padi

pada tahun 2016 mencapai 387.768 ton, sedangkan pada tahun 2015

produksi sektor pertanian mencapai 294.676,31 ton. Produksi sector

pertanian rentang tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami

penurunan produksi, tetapi mengalami kenaikan kembali pada rentang

tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.

Tabel 2.113 Produksi Sektor Pertanian Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2016

No. Tahun Produksi (Ton Gkg)

1 2013 371.503,00

2 2014 387.393,00

3 2015 294.676,31

4 2016 387.768,00

Sumber : BPS Kabupaten TangerangTahun 2017

Produksi hasil peternakan berperan penting dalam penyediaan

pangan protein hewani, terutama daging, telur, dan susu. Protein hewani

bermanfaat sebagai sumber energi dalam beraktifitas, pertumbuhan sel

dan jaringan serta cadangan energi tubuh. Hingga kini pemenuhan protein

hewani tidak dapat digantikan dengan zat yang lain. Peternakan

merupakan bagian dari sektor pertanian, yaitu mencakup perunggasan

(misalnya ayam dan itik), ruminansia kecil (misalnya kambing dan domba)

dan ruminansia besar (misalnya sapi dan kerbau). Disamping itu, juga

termasuk produk turunannya seperti susu dan telur. Berikut data

produksi hasil peternakan yang berupa daging dan telur.

Page 163: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-178-

Gambar 2.63 Produksi Hasil Peternakan Tahun 2014-2017 (ton)

Kenaikan produksi telur pada tahun 2015 meskipun tidak terlalu

tinggi dikarenakan para pelaku usaha giat mengusahakan bisnisnya dan

didukung dengan musim kemarau yang panjang, menjadikan produksi

telur lebih stabil apabila dibandingkan produksi telur di musim hujan.

Kenaikan produksi daging yang sangat tipis dibandingkan tahun lalu

dikarenakan selama ini ketersediaan daging di Kabupaten Tangerang

lebih banyak dan sebagian besar berasal dari bakalan sapi impor yang

digemukkan, sedangkan populasi ternak ruminansia yang dimiliki

peternak tidak kontinu dalam menyediakan daging. Sehingga apabila

menilik pada Tahun 2015, permintaan daging yang sangat tinggi untuk

wilayah Jabodetabek, namun terjadi kebijakan penghentian impor daging

atau impor sapi bakalan, yang menyebabkan persediaan daging tidak

meningkat secara signifikan.

Kenaikan produksi telur pada tahun 2016 dan 2017 tidak terlalu

tinggi dikarenakan para pelaku usaha giat mengusahakan bisnisnya

dengan memperbaiki manajemen usaha, menjadikan produksi telur lebih

stabil apabila dibandingkan produksi telur di musim hujan, dan juga

dikarenakan adanya serangan penyakit pada ayam petelur yang meski

tidak menyebabkkan kematian namun cukup membuat produksi telur

menjadi terganggu. Kenaikan produksi daging yang cukup baik

dibandingkan tahun lalu dikarenakan selama ini ketersediaan daging di

Kabupaten Tangerang lebih banyak dan sebagian besar berasal dari

bakalan sapi impor yang digemukkan, sedangkan populasi ternak

ruminansia yang dimiliki peternak tidak kontinu dalam menyediakan

daging. Fluktuasi dalam produksi peternakan biasanya hanya bersifat

sementara, namun apabila terjadi musim yang berubah-ubah drastis dan

adanya serangan hama penyakit yang mewabah bisa mengancam

Page 164: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-179-

keberlangsungan produksi sehingga produksi akan turun. Manajemen

dan sistem budidaya ternak yang baik, dan adanya konsumsi daging dan

telur yang terus meningkat diperkirakan akan menuntut produksi daging

dan telur mengalami kenaikan pula di tahun-tahun mendatang.

2.3.3.2 PERDAGANGAN

Pengelolaan pasar di Kabupaten Tangerang di kelola oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Desa, dan Perusahaan

Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja.

Tabel 2.114 Pengelola Pasar di Kabupaten Tangerang

No. Pasar Pengelola

1 PASAR CEPLAK Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2 PASAR JAMBE Dinas Perindustrian dan Perdagangan

3 PASAR CISAUK Dinas Perindustrian dan Perdagangan

4 Pasar Kelapa Dua PD. Pasar Niaga KR

5 Pasar Bojong Nangka

PD. Pasar Niaga KR

6 Pasar Curug PD. Pasar Niaga KR

7 Pasar Korelet PD. Pasar Niaga KR

8 Pasar Ps. Kemis PD. Pasar Niaga KR

9 Pasar Tigaraksa/Gudang

PD. Pasar Niaga KR

10 Pasar Cisoka PD. Pasar Niaga KR

11 Pasar Balaraja PD. Pasar Niaga KR

12 Pasar Kronjo PD. Pasar Niaga KR

13 Pasar Kemiri PD. Pasar Niaga KR

14 Pasar Mauk PD. Pasar Niaga KR

15 Pasar Sepatan PD. Pasar Niaga KR

16 Pasar Cituis PD. Pasar Niaga KR

17 Pasar Kp. Melayu PD. Pasar Niaga KR

18 Pasar Kutabumi PD. Pasar Niaga KR

19 Pasar Segitiga Balaraja

PD. Pasar Niaga KR

20 Pasar Karawaci PD. Pasar Niaga KR

21 Pasar Bayam PD. Pasar Niaga KR

22 Pasar Sipansa Swasta

23 Pasar Paramount Swasta

24 City Market Swasta

25 Pasar Mutiara Swasta

26 Pasar Cikupa Desa

27 Pasar Legok Desa

28 Pasar Jayanti Desa

29 Pasar Gembong Desa

30 Pasar Daru Desa

Page 165: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-180-

No. Pasar Pengelola

31 Pasar Panongan Desa

32 Pasar Adiyasa Desa

33 Pasar Ciung Desa

34 Pasar Jati Desa

35 Pasar Daon Desa

36 Pasar Kresek Desa

37 Pasar Kosambi Desa

38 Pasar Ranca Buaya Desa

39 Pasar Tapos Desa

40 Pasar Cayur Desa

41 Pasar Bedeng Desa

42 Pasar Pakuhaji Desa

43 Pasar Dadap Desa

44 Pasar Kukun Desa

45 Pasar Cisauk Desa

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2016

2.3.3.3 PERINDUSTRIAN

Perindustrian dan perdagangan merupakan sektor sektor riil yang

sangat besar perannya terhadap perekonomian Kabupaten Tangerang . Pada

sisi industri, Kabupaten Tangerang memiliki semua basis baik industri besar,

menengah maupun kecil. Sektor perindustrian merupakan sector penyumbang

PDRB terbesar pertama di Kabupaten Tangerang. Kontribusi sector

perindustrian sendiri dalam periode tahun 2013 hingga 2017 selalu bernilai

di atas 35%. Nilai tambah dari sector industry pengolahan jumlahnya terus

meningkat dari Rp. 34,24 Triliun menjadi Rp, 43,98 Triliun pada tahun 2017.

Walaupun demikian persentase kenaikan nilai tambah dari sektor

perindustrian terus mengalami penurunan dalam jangka waktu 2013 – 2017,

persentase kenaikan nilai tambah turun dari 42,51% menjadi 36,87%. .

Gambar 2.11 berikut menyajikan informasi perkembangan sektor industri

Kabupaten Tangerang.

Page 166: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-181-

Gambar 2.64 Perkembangan Sektor Industri di Kabupaten Tangerang

Sumber: BPS, Kabupaten Tangerang dalam angka

Dalam sebuah perekonomian yang sehat, kontribusi sektor pertanian

akan terus mengalami kemunduran digantikan oleh sektor industri, dengan

demikian maka sektor rindustri haruslah sektor yang terus tumbuh dan

membesar pangsanya pada perekonomian. Tabel 2.3 berikut menyajikan detail

kinerja sektor industri.

Tabel 2.115 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Golongan

Pokok Industri di Kabupaten Tangerang Tahun 2017

No Sektoral Jumlah

Perusahaan

Jumlah Tenaga

Kerja

1 Industri Makanan 74 10.021

2 Industri Minuman 5 4.126

3 Industri Tekstil 57 11.101

4 Industri Pakaian Jadi 34 15.132

5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki 52 39.172

6

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan

Gabus, Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan

dan Sejenisnya

33 7.151

7 181ndustry Kertasdan Barang dari

Kertas 34 4.672

8 Industri Pencetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 10 659

9 181ndustry Produk dari Batu Bara dan

Penggilingan Minyak Bumi 4 481

10 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia

66 8.613

11 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia

dan Obat Tradisional 7 862

12

Industri Barang Karet, Barang dari

Karet

dan Plastik

109 21.556

13 Industri Barang Galian Bukan Logam 44 15.646

14 Logam Dasar 15 3.430

15 Industri Barang Logam, Bukan Mesin

dan Peralatanya 66 9.759

Page 167: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-182-

No Sektoral Jumlah

Perusahaan Jumlah Tenaga

Kerja

16 Industri Komputer, Barang Elektronik,

dan Optik 8 1.103

17 Industri Peralatan Listrik 20 7.779

18 Industri Mesin dan perlengkapannya

ytdl 25 4.696

16 Industri Kendaraan bermotor, Trailer,

dan semi trailer 16 3.084

17 Industri Alat Angkutan Lainnya 21 4.706

18 Industri Furniture 36 4.784

19 Industri Pengolahan Lainnya 21 3.775

Jumlah 757 182.308 Sumber: BPS, Kabupaten Tangerang dalam Angka 2018

Dari sisi pemodal, berdasarkan hasil Survei Perusahaan Industri besar

dan Sedang Tahun 2014, terdapat 800 perusahaan industry besar dan sedang

di Kabupaten Tangerang pada tahun 2014. Jumlah sebenarnya adalah 740

perusahaan. Jumlah ini berbeda karena suatu perusahaan bisa memiliki

modal dua atau lebih sumber modal.

Lebih dari 80 persen merupakan perusahaan dengan modal yang

berasal dari swasta nasional. Hanya 2 perusahaan dengan modal berasal

daerah pemerintah daerah dan sisanya dimodali oleh perusahaan asing.

Perusahaan terbanyak adalah perusahaan pada sektor barang galian

bukan logam (kode 22) yaitu 104 perusahaan dan paling sedikit adalah

perusahaan pada sektor daur ulang (kode 33) yaitu 1 perusahaan.

Perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Tangerang

sebagian besar yaitu 326 perusahaan (44,05 persen) berada di Kecamatan

Cikupa. Kemudian di Kecamatan Curug sebesar 119 perusahaan (16,08

persen) dan Kecamatan Pasar Kemis 67 perusahaan (9,05 persen). Sektor

perdagangan merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar ketiga setelah

sektor Industri dan konstruksi di Kabupaten Tangerang, Kontribusi sektor

perdagangan sendiri dalam kurun waktu 2014 – 2017 terhadap PDRB

Kabupaten Tangerang selalu bernilai di atas 10%. Nilai tambah dari sektor

perdagangan jumlahnya terus meningkat dari Rp. 8,98 Triliun menjadi 13,02

Triliun pada tahun 2017. Walaupun demikian persentase proporsi nilai

tambah dari sektor perdagangan mengalami peningkatan yang kurang begitu

besar sejak tahun 2014 sampai dengan 2017.

Page 168: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-183-

Tabel 2.116 Kinerja Sektor Perdagangan, Tahun 2011-2017

Kabupaten Tangerang

No Indikator

2013 2014 2015 2016 2017

A Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (Juta Rp)

1 Atas harga berlaku 8.989.484,26 10.003.287,53 10.966.623,39 11.707.838,73 13.027.256,20

2 Atas Harga Konstan 8.110.604,99 8.629.025,19 9.121.795,75 9.439.636,98 9.949.894,84

B Nilai Ekspor Bersih

(milyar) 10,728,114.31 12,345,538.37 12,974,748.15 13,733,408.93 14,492,069.71

Sumber: BPS, Kabupaten Tangerang dalam Angka, beberapa penerbitan, diolah

2.3.3.4 PERIKANAN

Tren produksi perikanan (tangkap dan Budidaya) Kabupaten Tangerang

selama periode 2013 -2017 terus mengalami peningkatan secara signifikan di

tahun 2017. Pada tahun 2013 tercatat 43.773,05 ton meningkat menjadi

49.654,74 ton. Selain itu julah konsumsi ikan masyarakat Kabupaten

Tangerang perkapita sudah menunjukkan capaian yang baik pada tahun

2013-2017 dengan jumlah konsumsi ikan yang terus meningkat tiap

tahunnya.

Untuk indicator cakupan bina kelompok nelayan masih perlu

ditingkatkan cakupannya, pada tahun 2013 terdapat 20,93% nelayan yang

dibina, kemudian cakupan mengalami penurunan tahun 2014 sampai dengan

0 % artinya tidak ada nelayan yang dibina, namun kemudian pada tahun

2015 sampai dengan 2017 mengalami peningkatan.

Tabel 2.117 Indikator Kinerja urusan Perikanan Tahun 2013-2017

No Indikator 2013 2014 2015 2016 2017

A Produksi Perikanan

1 Produksi Perikanan Tangkap (ton)

22.866,85 20.186,78 21.703,91 22.543,50 22.606,10

2 Produksi Perikanan Budidaya (ton)

20.906,20 21.243,50 20.666,42 22.841,54 26.918,64

Jumlah Produksi Ikan (ton)

43.773,05 41.430,28 42.370,33 45.385,04 49.654,74

B Konsumsi Ikan (%) 125.44 152.35 100.81 101.26 100.8

C Cakupan Bina Kelompok (%)

20.93 0 53.66 30.95 34.47

Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Tahun 2018

Pembinaan kelompok nelayan di Kabupaten Tangerang pada

tahun 2017 dilakukan dengan pemberian bantuan kepada 14 kelompok

nelayan dengan jumlah nelayan 41 atau sekitar 34,47%.

Tabel 2.118 Cakupan Bina Kelompok

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah Kelompok Nelayan yang

mendapatkan bantuan pemda Tahun n

9 0 22 13 14

2 Jumlah Nelayan 43 0 41 42 41

Page 169: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-184-

Persentase 20,93 0 53,66 30,95 34,47

Sumber : Dinas Perikanan Kab. Tangerang, 2017

Produksi ikan hasil kontribusi kelompok nelayan pada tahun 2017

sebanyak 10.200 ton dengan jumlah produksi ikan 47.506,74 ton sehingga

persentase produksi ikan mencapai 21,47%.

Tabel 2.119 Produksi Perikanan Kelompok Nelayan

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1

Jumlah produksi

ikan (ton) kontribusi hasil

kelompok

nelayan

10.000 13.000 13.000 10.000 10.200

2 Jumlah produksi

ikan di daerah 41.760,05 41.430,28 40.355,33 43.369,04 47.506,74

Persentase 23,95 31,38 32,21 23,06 21,47

Sumber : Dinas Perikanan Kab. Tangerang, 2017

Tangkapan ikan pada tahun 2017 sebanyak 20.506,74 ton dengan

tangkapan yang berada dalam batasan biologis yang aman mencapai 26.250

ton sehingga proporsi tangkapan ikan mencapai 97,65%.

Tabel 2.120 Proporsi Tangkapan Ikan Maksimum Lestari

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Jumlah tangkapan ikan

20.780,50 20.070,26 19.596,70 20.449,19 20.506,74

2

80% dari tangkapan maksimum lestari

24.375 24.375 25.000 25.625 26.250

Persentase 106,56 102,92 97,98 99,75 97,65 Sumber : Dinas Perikanan Kab. Tangerang, 2017

Nilai tukar nelayan merupakan nilai yang diperoleh dari indeks

yang diterima nelayan dan indeks yang dibayar nelayan, nilai tukar

nelayan pada tahun 2017 sebesar 119,68%.

Tabel 2.121 Nilai Tukar Nelayan Kabupaten Tangerang

Tahun 2014-2017

No. Uraian 2014 2015 2016 2017

1 Indeks yang diterima

nelayan

132,86 152,65 144,52 152,51

2 Indeks yang dibayar nelayan

115,61 119,04 122,03 127,43

Persentase 115 119,9 118,5 119,68

Page 170: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-185-

Sumber : Dinas Perikanan Kab. Tangerang, 2017

2.3.3.5 Pariwisata

Pada aspek industri pendukung pengembangan pariwisata, Kabupaten

Tangerang didukung oleh keberadaan rumah makan dan restoran, hotel juga

biro biro perjananan dan jasa pendukung lainnya seperti bank. Tahun 2017

tercatat ada 22 usaha perjalanan wisata dengan 23 hotel yang beroperasi di

Kabupaten Tangerang dengan 5 hotel berbintang (BPS, 2017). Untuk rumah

makan belum memiliki data terbaru. Berdasarkan catatan Dinas Pemuda

Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata setidaknya Kabupaten Tangerang tahun

2016 tercatat 132 rumah makan.

Berdasarkan data BPS Provinsi Banten tahun 2017 setidaknya

Kabupaten Tangerang memiliki 72 obyek wisata yang meliputi 8 situ/danau,

dan kolam renang sebanyak 9, 7 wisata marina pantai beach, 14 wisata

sejarah, 34 obyek wisata lainnya. Segala potensi yang ada telah menghasilkan

peningkatan kunjungan wisata. Data kunjungan wisata di Kabupaten

Tangerang terus meningkat jumlah kunjungan wisata. Dalam kurun waktu

2013 sampai dengan 2017 jumlah kunjungan wisata mengalami peningkatan

tercatat tahun 2013 jumlah kunjungan wisata sebesar 4.135.997 dan pada

tahun 2017 sebanyak 5.105.545 wisatawan.

Gambar 2.65 Kunjungan Wisata Kabupaten Tangerang

2.3.

4

Foku

s Layanan Fungsi Penunjang dan Administrasi Pemerintahan

2.3.4.1 Administrasi Pemerintahan

Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dapat dilihat dari nilai

akuntabilitas kinerja pemerintah yang diberikan oleh kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas laporan kinerja

yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Laporan kinerja

Page 171: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-186-

merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah

pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Komponen nilai

akuntabilitas kinerja pemerintah itu sendiri terdiri dari unsur perencanaan,

pengukuran pelaporan, evaluasi dan capaian kinerja.

Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2017

oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia menunjukkan bahwa nilai akuntabilitas kinerja

pemerintah Kabupaten Tangerang tahun 2017 telah mencapai predikat B,

sebagaimana yang tersaji pada tabel 2.122.

Tabel 2.122 Hasil evaluasi dan penilaian AKIP Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1. Nilai LAKIP 55,23 57,99 58,20 61,97 62,11

2. Predikat CC C C B B

Sumber: Bagian Ortala Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa, nilai kinerja Pemerintah

Kabupaten Tangerang dari tahun 2013-2017 ada peningkatan. Tata

pemerintahan yang baik dapat dinilai dari penyelenggaraan pemerintahan

daerah yang baik. Secara rinci hasil penilaian terhadap AKIP Kabupaten

Tangerang adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Kinerja dikategorikan “Cukup/Memadai”, dengan nilai

10,16 atau 67,72% dari nilai maksimal 30,00.

2. Pengukuran Kinerja dikategorikan “Sangat Baik”, dengan nilai 7,37 atau

58,96% dari nilai maksimal 25,00.

3. Pelaporan Kinerja dikategorikan “Baik”, dengan nilai 5,33 atau 71,13%

dari nilai maksimal 15,00.

4. Evaluasi Internal dikategorikan “kurang” dengan nilai 4,24 atau 42,42

dari nilai masimal 10,00.

5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi dikategorikan “Sangat Baik”,

dengan nilai 9,99 atau 49,96% dari nilai maksimal 20,00.

Page 172: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-187-

Terwujudnya pemerintahan yang efektif dan efisien, dicapai dengan

peningkatan efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi yang ditandai dengan

diperolehnya nilai IRB (IndeksReformasi Birokrasi) yang “Baik”, yaitu dalam

kategori nilai B ke atas. Selain itu, didukung pula dengan tingginya tingkat

persepsi masyarakat terhadap program Reformasi Birokrasi yang sedang

dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Pemerintahan yang efisien

juga harus dapat diwujudkan dalam struktur kelembagaan dan tata laksana

yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan tepat proses. Kualitas ketatalaksanaan

lembaga pemerintahan perlu ditingkatkan dengan diterapkannya teknologi

informasi dan komunikasi, yang akan mengefisienkan operasionalisasi

pemerintahan. Capaian IRB Kabupaten Tangerang Tahun 2017 berada pada

nilai 81,9. Nilai ini terdiri dari penilaian Proses dengan nilai 50,19 dan Hasil

dengan nilai 31,75.

Tabel 2.123 Indeks Reformasi Birokrasi (IRB) Kabupaten Tangerang Tahun

2017

Penilaian Nilai Prosentase

(Bobot/Nilai)

A A. PROSES (60). 50,19 83,65

I Manajemen Perubahan 4,07 81,31

II PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN 5 100

III PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI 6 100

IV PENATAAN TATALAKSANA 4,51 90,1

V PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM (15) 14,15 94,34

VI PENGUATAN AKUNTABILITAS 5,54 92,27

VII PENGUATAN PENGAWASAN 6,41 53,38

VIII PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

PUBLIK 4,53 75,47

B HASIL 31,71 79,27

I KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA

ORGANISASI 14,21 71,05

II PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS

KKN 10 100

III KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 7,5 75

INDEKS RB (Total) 81,9

Sumber : Bagian Ortala Kab. Tangerang Tahun 2018

Tabel 2.124 Nilai EKPPD Kabupaten Tangerang tahun 2013-2017

No Uraian EKPPD 2013

EKPPD 2014

EKPPD 2015

EKPPD 2016

EKPPD 2017

1 Nilai EKPPD 2.8562 2.5141 3.0140 3.0339 3.1191

2 Status Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

Sangat Tinggi

3 Peringkat 93 252 137 130 123

Sumber : Dirjen Otda Tahun 2017

Page 173: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-188-

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai penyelenggaraan

pemerintah daerah Kabupaten Tangerang meningkat dibandingkan pada

tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah

mengalami peningkatan rentang tahun 2015-2017. Kabupaten

Tangerang berada pada posisi ketiga (3) diantara kabupaten/kota di

Provinsi Banten dengan nilai 3.1191 dan diurutan 123 kabupaten

secara nasional.

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Kabupaten

Tangerang memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) baru mencapai

56 OPD atau sekitar 90,32%. Di samping itu belum terintegrasinya

aplikasi e-government di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang menambah lambatnya kinerja pemerintahan daerah. Bahkan

sampai dengan tahun 2017 baru ada 35 aplikasi sistem informasi

daerah yang dikelola oleh OPD, itu pun masih secara parsial. (Tabel 29).

Tabel 2.125 Jumlah Aplikasi yang dimiliki OPD

No Uraian Tahun

2016 2017

1 Jumlah Aplikasi

yang dimiliki OPD

37 35

Sumber: Diskominfo Kabupaten Tangerang, 2018

Tabel 2.126 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik

Kabupaten Tangerang Tahun 2014-2017

No. Tahun IKM

1 2014 74,2

2 2015 71,25

3 2016 76,39

4 2017 75,05 Sumber : Bagian Ortala Kab. Tangerang Tahun 2017

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik

Pemerintah Kabupaten Tangerang cenderung fluktuatif, pada tahun

2014 indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

mencapai 74,2 sedangan pada tahun 2015 menurun menjadi 71,25.

Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan

publik di Kabupaten Tangerang tahun 2014-2017 mencapai 74,22.

Page 174: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-189-

2.3.4.2 Kepegawaian

Sumber daya manusia aparatur merupakan faktor pendukung

yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pembangunan dan pengembangan aparatur di Kabupaten Tangerang

dilakukan dengan berlandaskan pada strategi Meningkatakan

kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah dengan kebijakan

Peningkatan pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah

daerah. Adapun perkembangan aparatur yang mengikuti

penjenjangan karir dan mengikuti izin belajar dan tugas belajar di

Kabupaten Tangerang dari Tahun 2013 s.d. 2017 adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.127 Jumlah Pegawai yang Mengikuti Penjejanggan Karir, Izin

Belajar dan Tugas Belajar di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah

1. Jumlah Pegawai Yang

Mengikuti Penjejangan

Karir

- DIKLATPIM II

- DIKLATPIN III

- DIKLATPIM

5

23

23

2

15

117

3

41

3

65

-

10

25

7

54

568

2. Jumlah Pegawai Yang

Mengikuti Izin Belajar

Dan Tugas Belajar (D3,

S1, S2)

- D1

- D III

- S.1

- S.2

6

2

6

2

1

1

12

8

Sumber Data: BKPSDM Kabupaten Tangerang.

Dari sisi kualifikasi pendidikan pegawai khususnya ASN pada tahun 2017

telah cukup memadai yaitu pegawai berpendidikan D4/S1 sebanyak 5.303

pegawai, Pendidikan D1/D3 sebanyak 2053 pegawai, SLTA sebanyak

2.946 pegawai dan SMP sebanyak 203 pegawai yang berpendidikan SD

151 pegawai. Dari komposisi kualifikasi pendidikan dapat terlihat secara

Page 175: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-190-

kualitas sudah cukup memadai untuk mengatasi beban kerja yang ada di

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Hanya penempatan pegawai belum

sesuai dengan kompetensi dan belum berdasarkan hasil analisis jabatan,

analisis beban kerja, standar kompetensi jabatan dan evaluasi jabatan

sebagaimana yang diamanahkan oleh Peraturan Pemerintah nomor 11

tahun 2017 tentang manajemen PNS. Sehingga banyak pekerjaan yang

belum dapat diselesaikan dengan baik. Dari sisi komposisi golongan sudah

cukup baik, sebanyak 6.036 diduduki oleh pegawai golongan III, 3.012

pegawai golongan IV, 2.175 pegawai golongan II dan hanya 98 pegawai

dengan golongan I (Diagram 8).

Gambar 2.66 Kualifikasi ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang Tahun 2017

Sumber : BKPSDM Kabupaten Tangerang, 2018

Gambar 2.67 komposisi golongan ASN di lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Sumber : BKPSDM Kabupaten Tangerang, 2018

Page 176: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-191-

2.3.4.3 Keuangan dan Aset Daerah

Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungajawaban dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006). Berdasarkan Laporan

No. 20a/LHP/XVIII.SRG/05/2018; Nomor

20b/LHP/XVIII.SRG/05/2018; 20c/LHP/XVIII.SRG/05/2018 masing-

masing tertanggal 23 Mei 2018, telah dilakukan pemeriksaan terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun

2017. Realisasi kinerja pengelolaan keuangan daerah Kabupaten

Tangerang dapat dilihat dari opini BPK RI atas laporan keuangan

pemerintah daerah. Tahun 2017 pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP).

Walaupun opini yang diraih dari BPK tahun 2017 masih sama dengan

tahun 2016, namun mendapatkan empat catatan atas laporan

keuangan pemerintah daerah tahun 2017. Catatan tersebut terkait

dengan penatausahaan dan pelaporan penerimaan Lain-Lain PAD

yang Sah yang bersumber dari pengembalian belanja sesuai SAP,

kedua terkait pengawasan, pengendalian atas pengelolaan aset milik

Pemerintah Kabupaten Tangerang, ketiga terkait joint opname atas

seluruh aset yang akan diserahterimakan kepada Pemerintah Kota

Tangerang, dan yang keempat, terkait pembinaan dan pengawasan

pengelolaan Keuangan Desa.

Tabel 2.128 Opini BPK Atas Laporan Keuangan Daerah Kabupaten

Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Opini BPK atas Laporan

Keuangan Daerag WTP WTP WTP WTP WTP

Sumber data:BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Page 177: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-192-

Laporan Hasil Pemeriksaan No. 12/LHP/XVIII.SRG/05/2014, telah

dilakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang tahun 2013. Dalam pemeriksaan tersebut, BPK

memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf

Penjelas(WTP-DPP), Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan No.

16/LHP/XVIII.SRG/05/2015, telah dilakukan pemeriksaan terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun

2014. Dalam pemeriksaan tersebut, BPK memberikan opini Wajar Tanpa

Pengecualian dengan Paragraf Penjelas(WTP-DPP), Berdasarkan Laporan

Hasil Pemeriksaan No. 14/LHP/XVIII.SRG/05/2016, telah dilakukan

pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang tahun 2015. Dalam pemeriksaan tersebut, BPK memberikan

opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Berdasarkan Laporan Hasil

Pemeriksaan No. 24/LHP/XVIII.SRG/05/2017, telah dilakukan

pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang tahun 2016. Dalam pemeriksaan tersebut, BPK memberikan

opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Berdasarkan laporan No.

20a/LHP/XVIII.SRG/05/2018; Nomor 20b/LHP/XVIII.SRG/05/2018;

20c/LHP/XVIII.SRG/05/2018, Pemerintah Kabupaten Tangerang

mendapatkan Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tahun Anggaran 2017 adalah Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP). Terkait dengan kinerja pendapatan daerah tahun 2017, tingkat

kemandirian fiskal daerah Kabupaten Tangerang cukup tinggi. Hal ini

terlihat dari kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah sekitar 53,05%.

Sekitar 34,56% pendapatan masih didominasi dari pajak daerah,

kemudian disusul Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar

15,63%, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 22,12% dan Dana Bagi Hasil

Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 9,43%.

Pada sisi belanja, secara keseluruhan realisasi belanja masih berada di

bawah pagu dana yang ditetapkan dengan prosentase penyerapan

anggaran belanja sebesar 89,17% dengan realisasi sebesar Rp. 4,9 triliun

dari anggaran sebesar Rp. 5,5 triliun. Apabila dibandingkan dengan

Page 178: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-193-

tahun sebelumnya, maka terdapat penurunan realisasi belanja sebesar

2,31%, hal ini dikarenakan anggaran belanja daerah Kabupaten

Tangerang Tahun 2017 mengalami kenaikan sekitar 12,76%.

Berdasarkan akumulasi realisasi pendapatan dikurangi dengan realisasi

belanja, kemudian ditambah dengan realisasi penerimaan pembiayaan

serta dikurangi dengan realisasi pengeluaran pembiayaan, maka SILPA

TA 2017 sesuai hasil pemeriksaan BPK RI perwakilan provinsi Banten

sebesar Rp. 881.734.602.258.

2.3.4.4 PENGAWASAN

a. Tingkat Maturitas SPIP Kabupaten Tangerang

Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur

dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan dalam

rangka pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP).

Kebijakan yang ditempuh adalah “Meningkatkan Fungsi

Pengawasan“ dengan program pembinaan aparatur pemerintah

yang bersih, berwibawa dan bebas KKN. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan

adalah:

1. Pemeriksaan reguler secara komprehensip;

2. Pembangunan sarana dan prasarana Badan Pengawas;

3. Monitoring tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan; dan

4. Peningkatan kualitas SDM.

Tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah adalah tingkat kematangan/kesempurnaan

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalam

mencapai tujuan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah.

Kerangka maturitas SPIP terpola dalam enam tingkatan

yaitu: “Belum Ada”, “Rintisan”, “Berkembang”, “Terdefinisi”,

“Terkelola dan Terukur”, “Optimum”. Tingkatan dimaksud setara

masing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap tingkat

maturitas mempunyai karakteristik dasar yang menunjukkan

peran atau kapabilitas penyelenggaraan SPIP dalam mendukung

pencapaian tujuan instansi pemerintah.

Page 179: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-194-

Tabel 2.129 Interval Skor Tingkat Maturitas SPIP

No. Tingkat Maturitas Interval Skor

0 Belum Ada Kurang dari 1,0 (0 < skor <1,0)

1 Rintisan 1,0 s/d kurang dari 2,0 (1,0 ≤ skor < 2,0)

2 Berkembang 2,0 s/d kurang dari 3,0 (2,0 ≤ skor < 3,0)

3 Terdefinisi 3,0 s/d kurang dari 4,0 (3,0 ≤ skor < 4,0)

4 Terkelola dan Terukur 4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 ≤ skor < 4,5)

5 Optimum Antara 4,5 s/d 5,0 (4,5 ≤ skor ≤ 5)

Sumber : Perka BPKP No. 4 Tahun 2016

Hasil kinerja pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat belum

cukup memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai maturitas sistim

pengendalian intern pemerintah (SPIP) Kabupaten Tangerang yang masih

pada posisi 1,3148 dengan peringkat maturitas rintisan pada tahun 2016,

begitu pula pada tahun 2017 masih pada posisi yang sama, sebagaimana

yang tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 2.130 Nilai Maturias Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Nilai Maturitas SPIP

2013 2014 2015 2016 2017

Skor Tingkat

Maturitas

Skor Tingkat Maturita

s

Skor Tingkat

Maturitas

Skor Tingkat Maturita

s

Skor Tingkat Maturitas

1 N/A N/A N/A N/A N/A N/A 1,3148 Rintisan 1,3148 Rintisan

Sumber: Inspekorat Kabupaten Tangerang, 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat pengawasan di

Kabupaten Tangerang masih rendah. Hal ini disebabkan masih adanya

temuan berbagai kasus bahkan jumlah kasus setiap tahunnya

meningkat, masih ditemukannya OPD yang berindikasi korupsi dan

belum semua hasil rekomendasi pemeriksaan terselesaikan. (tabel 33).

b. Peningkatan Kapabilitas APIP Kabupaten Tangerang

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi

pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan

intern (internal audit) di lingkungan pemerintah daerah, terdiri atas

Inspektorat. APIP pada setiap instansi pemerintah memiliki kondisi yang

berbeda-beda, baik dari sisi tata kelola, sumber daya yang dimiliki, serta

lingkungan yang melingkupi.

Hal ini mengakibatkan APIP di Indonesia memiliki kapabilitas yang

beragam. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pola umum pengembangan

kapabilitas APIP yang dapat digunakan sebagai langkah yang logis dalam

mewujudkan APIP yang efektif, sebagaimana yang diamanahkan di dalam

PP 60 Tahun 2008. Institute of Internal Auditors (IIA) telah

Page 180: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-195-

mengembangkan Model Kapabilitas Pengawasan Intern atau Internal

Audit Capability Model (IA-CM), yaitu suatu kerangka kerja yang

mengindentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk

pengawasan intern yang efektif di sektor publik.

IA-CM menggambarkan jalur evolusi untuk organisasi sektor

publik dalam mengembangkan pengawasan intern yang efektif untuk

memenuhi persyaratan tata kelola organisasi dan harapan profesional.

IA-CM menunjukkan langkahlangkah untuk maju dari tingkat

pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat,

efektif, kapabilitas pengawasan intern umumnya, terkait dengan

organisasi yang lebih matang dan kompleks. Di dalam model IA-CM,

APIP dibagi menjadi lima level kapabilitas, yaitu Level 1 (Initial), Level 2

(Infrastructure), Level 3 (Integrated), Level 4 (Managed), dan Level 5

(Optimizing).

Pada tahun 2010, BPKP telah melaksanakan pemetaan

kapabilitas APIP dengan menggunakan pendekatan IA-CM. Dari hasil

pemetaan diketahui bahwa 93% APIP masih berada pada Level 1

(Initial), sedangkan sisanya 7% berada pada Level 2 (Infrastructure).

Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang memiliki

kewajiban untuk menciptakan dan memelihara lingkungan

pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk

penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya.

Salah satu subunsur yang harus dibangun dalam rangka menciptakan

lingkungan pengendalian yang baik adalah perwujudan peran aparat

pengawasan intern pemerintah yang efektif.

Kondisi APIP saat ini yang mayoritas masih berada pada level 2,

seluruh APIP diharapkan berada pada level 2 (Infrastructure),

selanjutnya dapat ditingkatkan pada level 3 (Integrated). Dengan

capaian kapabilitas APIP pada level 3, APIP diharapkan mempunyai

karakteristik:

1. APIP mampu memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,

kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (assurance

activities);

Page 181: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-196-

2. APIP mampu memberikan peringatan dini dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsi Instansi Pemerintah (anti corruption activities); dan

3. APIP mampu memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (consulting

activities).

Kapabilitas APIP Kabupaen Tangerang masih sangat rendah

terbukti tingkat kapabilitas APIP masih pada level 2. (tabel 34)

Tabel 2.131 Nilai Kapabilitas APIP Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

No Uraian

Nilai Kapabilitas APIP

2013 2014 2015 2016 2017

Level Level Level Level Level

1 Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang

- 2 2 2 2

Sumber: Inspektorat Kabupaten Tangerang, 2017

Nilai Kapabilitas APIP Kabupaten Tangerang berada pada posisi level

2 yang berarti masih belum optimalnya praktik pengendalian intern, tapi

tidak terdokumentasi dengan baik dan belum melibatkan semua unit

organisasi serta efektivitas pengendalian belum dievaluasi. APIP

Kabupaten Tangerang yang berada pada level 2, mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

APIP membangun dan memelihara proses secara berulang-ulang

dengan demikian kemampuan akan meningkat;

APIP telah memiliki aturan tertulis mengenai pelaporan kegiatan

pengawasan intern, infrastruktur manajemen dan administrasi, serta

praktik profesional dan proses yang sedang dibangun;

Perencanaan audit ditentukan berdasarkan prioritas manajemen;

Masih ketergantungan pada keterampilan dan kompetensi dari

orangorang

tertentu; serta

Penerapan standar masih parsial.

Secara umum rendahnya kapabilitas APIP ini disebabkan:

1. Independensi dan objektivitas APIP belum dapat diterapkan

sepenuhnya.

Page 182: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-197-

2. Lemahnya manajemen/tata laksana/bisnis proses APIP.

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan formasi Auditor.

4. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan dengan

total belanja dalam APBD.

5. Struktur organisasi dan pola hubungan kerja belum sepenuhnya

sesuai dengan strategi dalam mencapai tujuan APIP yang efektif.

6. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya

manajemen SDM APIP terutama rekrutmen dan pola karier.

7. Organisasi profesi auditor belum terbentuk sehingga standar audit,

kode etik, dan peer review belum sepenuhnya tersedia dan belum

dapat dilaksanakan dengan efektif.

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah

dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga

per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita,

produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Secara empiris, kemampuan konsumsi rumah tangga

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masih terbatas karena

sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau daya beli masyarakat.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di wilayah Tangerang

dalam empat tahun terakhir cukup berfluktuasi. Tahun 2013

mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 4,12 persen dan di

tahun 2014 tumbuh menjadi 4,77 persen. Pada tahun 2015

mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 5,71 persen, dan di

tahun terakhir 2016 tumbuh melambat menjadi 5,32 persen.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat

perkembangan daya beli masyarakat Kabupaten Tangerang

diantaranya kenaikan harga tidak diimbangi kenaikan tingkat

pendapatan, fluktuasi kenaikan suku bunga kredit yang dapat

berimbas kepada kehilangan kesempatan masyarakat untuk

Page 183: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-198-

mendapatkan kredit konsumsi yang murah, dan masih banyak

penduduk Tangerang berpenghasilan menengah bahkan rendah.

Tabel 2.132 Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah tangga

Kabupaten Tangerang, Tahun 2013 – 2017

U r a i a n 2013 2014 2015 2016* 2017**

Total Konsumsi Rumah Tangga a. ADHB (Miliar Rp) b. ADHK 2010 (Miliar

Rp)

46.299,17 40.607,43

49.211,18 42.544,31

53.042,19 44.727,80

56.938,17 47.094,64

61.120,07 49.248,58

Proporsi terhadap PDRB

( % ADHB)

57,46 53,84 52,18 52,07 51,24

Rata-rata Konsumsi perkapita :

a. ADHB (miliar Rp) 14.661,94 15.073,37 15.736,75 16.373,33 17.049,93

b. ADHK 2010 (miliar Rp.)

12.859,49 13.031,31 13.270,00 13.542,69 13.738,28

Pertumbuhan :

a. Total konsumsi RT 4,12 4,77 5,13 5,29 4,57

b. Perkapita 0,76 1,34 1,83 2,05 1,44

Jumlah Penduduk 3.157.780 3.264.776 3.370.594 3.477.495 3.584.770

Sumber : BPS Kabupaten TangerangTahun 2018

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Data diatas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2013 – 2017

konsumsi akhir rumahtangga mengalami peningkatan signifikan baik

dalam nominal (adh Berlaku) maupun riil (adh Konstan), sejalan dengan

kenaikan jumlah penduduk. Kenaikan jumlah penduduk mendorong

terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, yang pada gilirannya

akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Porsi

pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB periode 2013-2017

cukup berfluktuatif. Titik tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu 57,46%

dan titik terendah terjadi pada tahun 2017 yaitu 51,24%.

Tabel 2.133 Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Tahun 2013-2017

No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Page 184: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-199-

1

Total

Pengeluaran

RT

46,313,617 49,211,183.03 53,042,186 56,938,168.95 61,120,071.51

2 Jumlah RT 737,566 794,813 827,015 853,246 879,566

3 Rasio 62.79 61.92 64.14 66.73 69.49

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang, Tahun 2018

Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang

menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.

Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi

peningkatan kemampuan ekonomi daerah.

Rasio konsumsi rumah tangga per kapita per tahun meningkat dari

tahun ke tahun, ini menunjukan kemampuan ekonomi daerah semakin

atraktif.

Sementara itu rata-rata konsumsi perkapita juga menunjukkan

kecenderungan yang searah dengan kenaikkan jumlah penduduk, dan

selalu diikuti pula oleh kenaikkan nilai konsumsinya. Pertumbuhan

ratarata konsumsi perkapita menunjukkan peningkatan, baik adh

berlaku maupun adh konstan 2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa

rata-rata konsumsi setiap penduduk di kabupaten Tangerang

meningkat, baik secara kuantitas (volume) maupun secara nilai

(termasuk juga peningkatan kualitas). Peningkatan rata-rata konsumsi

perkapita secara riil berkisar antara 1 s.d 2 persen. Peningkatan ini

secara otomatis akan berpengaruh terhadap perubahan struktur pada

konsumsi rumahtangga.

Secara total, pertumbuhan konsumsi rumah tangga adh konstan

sebesar 4,12 persen pada tahun 2013. Kemudian, terus meningkat

padatiga tahun berikutnya yaitu berturut-turut sebesar 4,77 persen

(2014); 5,13 persen (2015); 5,29 persen (2016) dan pada tahun 2017

mengalami penurunan yaitu 4,57 persen. Sementara itu, pertumbuhan

konsumsi perkapita cenderung meningkat dari tahun 2013 sampai

dengan 2017 dengan kisaran laju pertumbuhan antara 0,76 – 2,05

persen.

2. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDB (indikator keterbukaan

ekonomi)

Page 185: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-200-

Perekonomian Tangerang setiap tahunnya selalu didominasi oleh

Sektor Industri Pengolahan yang kebanyakan berorientasi ekspor dan

juga mendominasi ekspor Tangerang pada setiap tahunnya. Oleh

karena itu, perekonomian Tangerang sangat rentan terhadap gangguan

yang berasal dari luar provinsi/luar negeri.

Sementara itu, impor dilakukan karena adanya dua motivasi atau

alasan. Pertama, dalam rangka memenuhi permintaan dari dalam

maupun luar terhadap barang dan jasa hasil produksi Kabupaten

Tangerang yang dibutuhkan oleh sektor-sektor ekonomi terutama

Sektor Industri Pengolahan. Sektor ini membutuhkan bahan baku

(intermediate demand) maupun barang modal yang didatangkan dari

luar Kabupaten Tangerang, mungkin karena ketiadaan pasokan dari

dalam atau untuk memenuhi suatu standar tertentu yang ditentukan

oleh pihak importir untuk jenis produk yang akan diekspor. Kedua,

impor dilakukan atas barang-barang konsumsi (final demand), yang

didorong oleh meningkatnya permintaan domestik sebagai akibat

meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.134 Perkembangan Ekspor dan Impor Barang dan Jasa Kabupaten

Tangerang Tahun 2013 - 2016

U r a i a n 2013 2014 2015 2016* 2017**

Total Nilai Ekspor a. ADHB (Miliar Rp)

b. ADHK 2010 (Miliar Rp)

68.754,96 60.097,26

79.291,20 64.464,83

81.403,81 65.837,91

82.128,34 69.385,29

89.189,41 74.415,11

Total Nilai Impor a. ADHB (Miliar Rp)

b. ADHK 2010 (Miliar Rp)

60.097,26 49.506,11

64.464,83 52.119,29

65.837,91 52.504,33

69.385,29 55.299,92

74.415,11 59.802,53

Proporsi Ekspor terhadap

PDRB (% ADHB) 85,34 86,74 80,08 75,11 74,76

Proporsi Impor terhadap PDRB (% ADHB)

68,54 65,72 57,73 53,08 52,82

LPE Ekspor (% ADHK 2010)

3,08 7,27 2,13 5,39 7,25

LPE Impor (% ADHK 2010)

-1,68 5,28 0,74 5,32 8,14

Sumber : BPS Kabupaten TangerangTahun 2018

*) Angka Sementara

Page 186: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-201-

**) Angka Sangat Sementara

Nilai total ekspor barang dan jasa Kabupaten Tangerang untuk

harga berlaku dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini lebih besar

dibandingkan dengan nilai impornya. Tahun 2017 menurut harga dasar

berlaku nilai ekspor mencapai 89,19 triliun rupiah, lebih besar

dibanding nilai impornya yang mencapai 74,41 triliun rupiah.

Sedangkan menurut harga konstan 2010, total ekspor tahun 2017

mencapai 74,42 triliun rupiah, lebih besar dibanding nilai impornya

yang mencapai 59,80 triliun rupiah. Sedangkan untuk laju

pertumbuhannya, ekspor pada tahun 2017 mencapai 7,25 persen,

mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya yang hanya

mencapai level 5,39 persen. Berbanding lurus dengan laju pertumbuhan

impor yang mengalami pertumbuhan tidak jauh dari ekspornya dalam

lima tahun terakhir. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2013

yang mengalami perlambatan sampai pada level -1,68 persen.

Pada tahun 2017 kontribusi total komponen ekspor terhadap total

PDRB menurut tahun dasar baru 2010 sebesar 74,76 persen, lebih

tinggi dibandingkan kontribusi total komponen impornya sebesar 52,82

persen. Hal ini diakibatkan karena net ekspor luar negeri maupun antar

daerah positif karena total nilai ekspor lebih besar dibandingkan total

nilai impornya. Data ekspor impor diatas sesungguhnya belum

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari kegiatan ekspor impor

yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Tangerang. Salah satu

kendalanya adalah tidak lengkapnya ketersediaan data data ekspor

maupun impor baik antar negara, antar daerah maupun antar propinsi.

3. PINJAMAN DAN DANA SIMPANAN DI BANK UMUM

Posisi pinjaman rupiah dan valutas asing yang diberikan Bank

Umum dan BPR di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017

diperuntukan untuk Modal Kerja sebesar Rp. 117.522.663 juta,

investasi Rp. 45.187.413 juta dan konsumsi Rp. 24.524.628 juta.

Tabel 2.135 Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing Yang Diberikan

dari Bank Umum dan BPR di Kabupaten Tangerang dan Jenis Penggunaan (juta rupiah)

Uraian 2014 2015 2016 2017

Modal 38.702.643 42.373.521 44.201.333 117.522.663

Page 187: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-202-

Kerja

Investasi 23.451.567 24.371.260 24.891.300 45.187.413

Konsumsi 36.203.267 39.641.795 43.715.134 24.524.628

98.357.477 106.386.576 112.807.767 47.810.622

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Posisi dana simpanan Rupiah dan valuta asing dari bank umum dan

BPR di Kabupaten Tangerang pada tahun untuk Giro sebesar 9.011.005

juta dengan jumlah rekening 23.524, simpan berjangka sebesar

19.242.795 juta, dengan jumlah rekening 61.936, tabungan sebesar

16.161.421 juta dengan jumlah rekening sebanyak 2.142.347, kondisi

posisi dana simpanan Rupiah dan valuta asing dari bank umum dan

BPR tahun 2016-2017 relatif meningkat.

Tabel 2.136 Posisi Dana Simpanan Rupiah dan Valuta Asing dari Bank Umum dan BPR di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Lokasi Kantor

Penghimpun Dana (juta rupiah)

Uraian 2014 2015 2016 2017

Giro Jumlah Nominal

5.306.137 6.211.917 7.677.207 9.011.005

Jumlah Rekening

21.111 16.884 19.403 23.524

Simpan

Berjangka

Jumlah

Nominal 14.154.611 16.441.844 17.532.908 19.242.795

Jumlah Rekening

34.859 46.218 54.628 61.936

Tabungan Jumlah Nominal

10.640.520 11.888.795 14.358.159 16.161.421

Jumlah Rekening

1.391.758 1.535.890 1.779.786 2.142.347

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Posisi pinjaman rupiah dan valuta asing yang diberikan dari bank

umum dan BPR menurut sektor ekonomi pada tahun 2017 di Kabupaten

Tangerang diberikan kepada sektor bukan lapangan usaha sebesar Rp.

47.810.622 juta, kedua diberikan kepada sektor industry pengolahan

sebesar Rp. 31.758.643 juta, pinjaman menurut sector ekonomi dalam

kurun waktu mengalami kenaikan.

Tabel 2.137 Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing Yang Diberikan dari Bank Umum dan BPR Menurut Sektor Ekonomi (juta rupiah)

Sektor 2014 2015 2016 2017

Pertanian, dll 873.352 1.326.099 1.138.696 1.184.925

Pertambangan,

Penggalian 235.988 147.806 157.541 195.772

Industri Pengolahan 29.987.212 32.250.454 31.942.164 31.758.643

Page 188: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-203-

Sektor 2014 2015 2016 2017

Listrik, Gas, Air

Bersih 5.723.698 5.186.131 5.756.271 4.958.563

Konstruksi 2.951.268 3.974.748 4.461.518 4.281.652

Perdagangan, Hotel, Restoran

12.993.643 13.321.668 12.559.088 14.256.078

Pengangkutan,

Komunikasi 1.972.822 1.761.536 2.084.805 2.057.254

Keuangan, Real

Estate, Jasa

Perusahaan

5.364.157 6.180.726 8.236.117 8.458.511

Jasa-Jasa 2.052.071 2.595.612 2.756.434 2.560.642

Bukan Lapangan

Usaha 36.203.267 39.641.795 43.715.134 47.810.622

Total 98.357.478 106.386.575 112.807.768 22.463.372

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Pemberian kredit yang diberikan Bank Umum dan BPR kepada usaha

UMKM di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 untuk usaha mikro

sebesar 1.472.629 juta, kredit paling besar diberikan kepada usaha

menengah sebesar 11.700.130 juta.

Tabel 2.138 Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Yang Diberikan

Bank Umum dan BPR (juta rupiah)

Uraian 2014 2015 2016 2017

Mikro 983.719 1.157.499 1.034.435 1.472.629

Kecil 2.072.330 2.229.284 2.666.222 3.155.701

Menengah 9.528.221 10.657.942 10.634.197 11.700.130

TOTAL 12.584.270 14.044.725 14.334.854 16.328.459

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Tabel 2.139 Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Yang Diberikan

Bank Umum dan BPR Menurut Jenis Penggunaan (juta rupiah)

Uraian 2014 2015 2016 2017

Modal Kerja 9.151.722 10.425.525 10.807.027 11.656.773

Investasi 3.432.547 3.619.199 3.527.827 3.959.325

Tidak Teridentifikasi

- - - -

TOTAL 12.584.269 14.044.724 14.334.854 15.616.098

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Posisi kredit Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum

dan BPR menurut sektor ekonomi pada tahun 2017 paling besar diberikan

kepada sector perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 6.112.769 juta,

kedua industry pengolahan sebesar Rp. 4.970.467 juta.

Tabel 2.140 Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Yang Diberikan

Bank Umum dan BPR Menurut Sektor Ekonomi (juta rupiah)

Page 189: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-204-

Sektor 2014 2015 2016 2017

Pertanian, dll 131.614 128.095 89.552 151.957

Pertambangan, Penggalian 64.789 66.798 64.374 44.821

Industri Pengolahan 3.968.194 4.749.013 4.638.304 4.970.467

Listrik, Gas, Air Bersih 32.441 26.300 21.574 65.395

Konstruksi 1.346.964 1.266.449 1.223.724 1.353.586

Perdagangan, Hotel, Restoran 5.273.924 5.959.476 5.880.034 6.112.769

Pengangkutan, Komunikasi 306.219 257.457 497.516 923.875

Keuangan, Real Estate, Jasa Perusahaan

952.684 988.866 1.217.859 1.244.378

Jasa-Jasa 507.440 602.269 701.916 630.379

Bukan Lapangan Usaha - - - -

TOTAL 12.584.269 14.044.723 14.334.853 15.616.098

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2017

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

1) Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan

Volume kendaraan yang ada di wilayah Kabupaten

Tangerang sesuai data yang masuk di Polda Banten setiap

tahunnya terus bertambah, ditahun 2015 jumlah kendaraan yang

ada di Kabupaten Tangerang berjumlah 106.034 unit untuk mobil

penumpang, dan paling banyak adalah kendaraan motor yang

mencapai 1.233.878 unit. Sedangkan pada tahun 2017 jumlah

mobil menumpang meningkat menjadi 150.003 unit, dan

kendaraan motor sebanyak 1.224.583 unit.

Jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tangerang terdiri dari

Jalan Nasional sepanjang 27,93 Km sebanyak 1 ruas, Jalan

Propinsi sepanjang 105,44 Km sebanyak 9 ruas, dan 992,61 Km

merupakan jalan kabupaten yang terbagi menjadi 301 ruas dengan

jalan strategis sebanyak 50 ruas sepanjang 279,55 Km, dan jalan

Lintas Umum sebanyak 251 ruas sepanjang 713,06 Km. Sebagian

besar jalan-jalan yang ada sudah di beton, bahkan sampai ke jalan

lingkungan dengan kondisi konblok.

Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang

mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density) pada tahun 2017,

kerapatan jalan di Kabupaten Tangerang sebesar 1,18 Km/Km²,

sementara itu, dilihat dari sisi ketersediaan panjang jalan per

jumlah penduduk yang ditunjukkan melalui indikator panjang jalan

per 1000 penduduk (Km/1000 orang), sebesar

0,000294491Km/1000 Orang.

Page 190: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-205-

Tabel 2.141 Perkembangan Jumlah Kendaraan di Kabupaten

Tangerang Tahun 2015-2017

Jenis Kendaraan 2015 2016 2017

Mobil Penumpang 106,034 140,989 150,003

Bus 1,684 181 210

Truk 46,084 45,204 46,980

Sepeda Motor 1,233,878 1,108,514 1,224,583

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2015-2018

Gambar 2.68 Perkembangan Jumlah Kendaraan Tahun 2015-2017

2) jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel;

Tingkat penghunian kamar hotel dapat dijadikan sebagai salah

satu tolok ukur perkembangan pariwisata, karena besarnya tingkat

penghunian kamar hotel dapat dijadikan sebagai salah satu indikator

mengenai banyaknya kunjungan wisatawan baik domestik maupun

mancanegara. Kegunaan Indeks Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

antara lain adalah :

1. Untuk memberikan gambaran berapa persen kamar yang tersedia

pada akomodasi terisi oleh tamu yang menginap dalam suatu waktu

tertentu.

2. Angka ini menunjukkan apakah suatu akomodasi diminati oleh

pengunjung atau tidak, sehingga dapat dilihat apakah di suatu

daerah masih kurang keberadaan akomodasi atau tidak untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat (wisatawan).

Page 191: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-206-

3. Apabila TPK memiliki nilai yang cukup besar berarti akomodasi hotel

di suatu daerah diminati oleh pengunjung, begitu pula sebaliknya,

apabila TPK memiliki nilai yang kecil, berarti akomodasi di suatu

daerah kurang diminati oleh pengunjung.

Secara umum jumlah hotel selama kurun waktu 2016 – 2017

mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017. Tahun

2016 jumlah hotel dan akomodasi lainya di Kabupaten Tangerang

mengalami penurunan menjadi 13 unit, ditahun 2017 mengalami

kenaikan kembali menjadi 23 Unit.

Tabel 2.142...

Tabel 2.142 Jumlah Akomodasi Hotel di Kabupaten Tangerang

Tahun 2014-2017

No. Uraian 2014 2015 2016 2017

1 Hotel 12 18 13 23

2 Kamar 817 1,456 1,487 2,372

3 Tempat

Tidur 1,025 1,608 1,658 2,962

Sumber : BPS Provinsi Banten, tahun 2014-2018

Tabel 2.143 Jumlah Tamu Asing dan Dalam Negeri pada Usaha Akomodasi

Tahun 2015-2016 (000)

No. Klasifikasi Hotel 2015 2016

1 Bintang 283,60 280,70

2 Non Bintang 7,82 13,49

Jumlah 291,42 294,19

Sumber : Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya Provinsi Banten, 2016-2017

Jumlah tamu asing dan dalam negeri yang datang dan menginap

pada tahun 2016 tercatat sebanyak 294.190 orang yang terdiri dari tamu

hotel berbintang sebanyak 280.700 orang dan tamu hotel non berbintang

sebanyak 13.490 orang.

Tabel 2.144 Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing dan Tamu Dalam

Negeri Dirinci Menurut Klasifikasi Hotel Tahun 2015 – 2017 (%)

No. Klasifikasi Hotel 2015 2016 2017

1 Bintang 1,96 1,75 1,67

2 Non Bintang 1,23 1,22 1,54

Jumlah 1,94 1,73 1,66

Provinsi Banten 1,56 1,51 1,47 Sumber : Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya Provinsi Banten, 2016-2017

Page 192: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-207-

Selama rentang waktu 2015 hingga 2017, Rata-rata Lama Menginap

Tamu (RLMT) asing maupun dalam negeri mengalami penurunan untuk

hotel bintang tetapi kenaikan terjadi pada hotel non bintang rata-rata lama

menginap Kabupaten Tangerang mencapai 1,66 masih dibawah rata-rata

lama menginap tamu asing di Provinsi Banten tahun 2017 mencapai 1,47.

3) Rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih;

Rumah tangga dikatakan menggunakan/mempunyai akses air

layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga berasal

dari :

air leding.

sumur bor/pompa dengan jarak ke tempat

penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

sumur terlindung dengan jarak ke tempat penampungan

limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan

limbah/kotoran/tinja terdekat >= 10 m.

air hujan.

Serta dikombinasikan dengan penggunaan air mandi/cuci yang

bersumber dari air terlindung (leding meteran, leding eceran, sumur

bor/pompa, sumur

terlindung, mata air terlindung, dan air hujan) bila sumber air minum

utama menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak terlindungi (

air terlindung dengan jarak <10 m dan air tidak terlindung).

Indikator ini digunakan untuk memantau akses penduduk

terhadap sumber air berkualitas berdasarkan asumsi bahwa sumber

air berkualitas menyediakan air yang aman untuk diminum bagi

masyarakat. Air yang tidak berkualitas adalah penyebab langsung

berbagai sumber penyakit.

Tabel 2.145 Persentase Akses Rumah Tangga terhadap Sumber Air Minum Tahun 2013-2017

Page 193: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-208-

Tahun Air

Kemasan Bermerk

Air Isi

Ulang

Ledeng Meteran

Ledeng Eceran

Sumur Bor/Pompa

Sumur terlindung

2013 22.8 35.85 1.33 1.76 28.26 7.94

2014 20.57 39.91 2.63 4.14 26.24 3.15

2015 16.68 36.13 3.03 4.78 27.97 9.44

2016 16.4 35.07 1.83 2.72 32.65 8.32

2017 16.59 46.25 4.18 28.66 3.33 0.59

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

Tabel 2.145 ...

Tabel 2.145 Persentase Akses Rumah Tangga terhadap Sumber Air Minum

Tahun 2013-2017 (lanjutan)

Tahun Sumur

Tak Terlindung

Mata Air Terlindung

Mata Air Tak

Terlindung

Air Sungai

Air Hujan

Lainnya

2013 1,92 0.13 0 0 0 0

2014 3.37 0 0 0 0 0

2015 1.73 0.11 0 0.12 0 0

2016 2.4 0.32 0 0.23 0.06 0

2017 0 0 0 0 0 0.39

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

4). Rumah tangga yang menggunakan listrik

Berdasarkan data BPS dari persentase rumah tangga di

Kabupaten Tangerang yang menggunakan listrik PLN sebanyak

98,87%. Sementara sisanya sebanyak 0,13% menggunakan listrik non-

PLN ataupun tidak/bukan menggunakan listrik sama sekali untuk

penerangan tempat tinggal mereka.

Tabel 2.146 Persentase Rumah Tangga Menggunakan Penerangan Tahun

2015-2018

No. Tahun Persentase

Listrik PLN

Persentase Listrik

Non PLN

1 2015 99,94 1,19

2 2016 100 0,99

3 2017 99,99 0,15

4 2018 99,87 0,13

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2018

a. Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Telepon

Selular (HP)

Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang menggunakan Telepon

Seluler di Kabupaten Tangerang tahun 2016 sekitar 60,59 persen,

Page 194: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-209-

sedangkan yang tidak memiliki telepon seluler sekitar 39,41 persen,

kecenderungan penggunaan HP di Kabupaten Tangerang per tahun

cenderung fluktuatif.

Tabel 2.147 Persentase penduduk yang menggunakan HP Tahun 2012-

2016 di Kabupaten Tangerang

Penguasaaan Telepon

Seluler 2012 2013 2014 2015 2016

Memiliki 91.63 91.26 92.74 59.68 60.59

Tidak Memiliki 8.37 8.74 7.26 40.32 39.41

Gambar 2.69 Persentase Penggunaan HP di Kabupaten Tangerang

Tahun 2012-2016

b. Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Menggunakan Komputer

dan Akses terhadap Internet

Persentase penduduk 5 tahun ke atas yang memiliki komputer di

Kabupaten Tangerang cenderung naik-turun, pada tahun 2016

penduduk yang memiliki komputer sekitar 14,27 persen, sedangkan

pada tahun 2017 persentase penduduk yang memiliki/menggunakan

komputer sekitar 18,08 persen.

Aktivitas penduduk yang mengakses internet pada tahun 2016

sekitar 25,53 persen dan pada tahun 2017 naik menjadi 35,53 persen.

Kebutuhan akan akses internet lebih tinggi dibandingkan kepemilikan

terhadap komputer atau telepon pintar.

Tabel 2.148 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Menggunakan Komputer (PC/Desktop, Laptop/Note Book, Tablet), Tahun

2012-2017

Page 195: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-210-

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Memiliki Komputer (Desktop/Laptop/Notebook)

18.99 22.97 18.33 19,79 14,27 18,08

Akses Internet 16.03 16.64 18.93 26,47 25,53 35,53

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Banten Tahun 2012-2017

Gambar 2.70 Persentase Penduduk 5 Tahun ke atas yang memiliki

Kompter dan Akses Internet Tahun 2012-2017

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

1. Kriminalitas (Angka Kriminalitas yang Tertangani)

Angka kriminalitas yang ada di Kabupaten Tangerang meliputi

jumlah tindak pidana yang terjadi sepanjang tahun 2016

sebanyak 759 tindak pidana, cenderung menurun yang tahun

2016 terjadi 3.681 tindak pidana. Pada tahun 2017 jumlah tindak

pidana di wilayah Kabupaten Tangerang meningkat menjadi 1.082

tindak pidana.

Tabel 2.149 Jumlah Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort

di Provinsi Banten, 2014‒2017

No. Tahun Jumlah

1 2014 4.295

2 2015 3.681

3 2016 759

4 2017 1.082

Page 196: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-211-

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2018

Persentase penyelesaian tindak pidana menurut kepolisian

resort di Provinsi Banten pada tahun 2016 mencapai 71,15%,

tahun 2015 sebesar 78% dan tahun 2014 sebesar 80%.

Tabel 2.150 Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort di Provinsi Banten, 2014‒2016

No. Tahun Jumlah

1 2014 80

2 2015 78

3 2016 71,15

4 2017 74,1

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2017

Tabel 2.151 Resiko Penduduk Terjadi Tindak Pidana per 100.000 Penduduk Menurut Wilayah Kepolisian Resort di Provinsi Banten,

2014‒2016

No. Tahun Jumlah

1 2014 144

2 2015 98

3 2016 22,52

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2017

Tabel 2.152 Angka Kriminalitas di Kabupaten Tangerang Tahun 2016-2017

No. Jenis Kriminal 2016 2017

1 Jumlah Kasus Narkoba 146 200

2 Jumlah kasus pembunuhan

4 1

3 Jumlah kejahatan seksual

1

4 Jumlah kasus penganiayaan

92 66

5 Jumlah kasus pencurian

371 291

6 Jumlah kasus penipuan

139 162

7 Jumlah Penduduk 3.477.495 3.584.770

Angka Kriminalitas (6/7)

0,000040 0,000045

Sumber : BPS Provinsi Banten Tahun 2017

Page 197: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-212-

Rasio angka kriminalitas di wilayah Kabupaten Tangerang pada tahun

2016 mencapai 0,000040 dan pada tahun 2017 sekitar 0,000045.

Jumlah aksi demo yang terjadi di Kabupaten Tangerag cenderung

fluktuatif, dari tahun 2016-2018 telah terjadi aksi unjuk rasa sebanyak 122

unjuk rasa, paling banyak terjadi aksi unjuk rasa pada tahun 2017 sebanyak

64 aksi, menurun di tahun 2018 menjadi 18 kali unjuk rasa.

Tabel 2.153 Jumlah Demo di Kabupaten Tangerang Tahun 2016-2018

No Uraian TAHUN

2016 2017 2018

1 Bidang Politik 6 29 2

2 Ekonomi 9 6 5

3 Kasus Pemogokan Kerja 25 29 11

Jumlah Unjuk Rasa 40 64 18

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja, Kab. Tangerang Tahun 2019

2. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi

Daerah

Jenis Pajak Daerah yang direncanakan menjadi bagian

Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung meliputi: Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Penerimaan

Pajak Daerah pada Tahun 2017 dapat direalisasikan sebesar Rp.

1,836,701,036,018. Rincian hasil pajak daerah dapat dilihat pada tabel

di bawah ini. Sedangkan untuk retribusi di Kabupaten Tangerang

meliputi Retribusi Pelayanan Kesehatan – Puskesmas, Retribusi

Pelayanan Persampahan/Kebersihan, Retribusi Pelayanan

Penguburan/Pemakaman, Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan

Umum, Retribusi PKB - Mobil Penumpang – Sedan, Retribusi PKB -

Mobil Penumpang – Minibus, Retribusi PKB - Mobil Bus – Microbus,

Retribusi PKB - Mobil Bus – Bus, Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban -

Pick Up, Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban - Light Truck, Retribusi

PKB - Mobil Barang/ Beban – Truck, Retribusi Alat Penanggulangan

Kebakaran, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Penyediaan Peta

Foto, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Penyediaan Peta Teknis

Page 198: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-213-

(Struktur), Retribusi Pelayanan Kesehatan Non Kapitasi Jaminan

Kesehatan, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah - Penyewaan Tanah dan Bangunan, Retribusi

Pemakaian, Kekayaan Daerah – Laboratorium, Retribusi Tempat

Pelelangan Ikan, Retribusi Terminal - Tempat Parkir untuk Kendaraan

Penumpang dan Bis Umum, Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi

Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus, Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol,

Retribusi Izin Gangguan tempat Usaha/Kegiatan kepada Orang Pribadi,

Retribusi Pemberian Izin Trayek kepada Orang Pribadi, dan Pemberian

Perpanjangan IMTA kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing. Realisasi

retribusi tahun 2017 sekitar Rp. 97,333,570,576.

Tabel 2.154 Perincian Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Kabupaten Tangerang Tahun 2017

No. Jenis Pajak dan Retribusi Realisasi

A. PAJAK

1 Pajak Hotel 18,301,814,225.00

2 Pajak Restoran 204,366,841,892.00

3 Pajak HIburan 40,282,299,088.00

4 Pajak Reklame 16,583,146,777.00

5 Pajak Penerangan Jalan 232,761,501,282.00

6 Pajak Parkir 44,105,527,561.00

7 Pajak Air Bawah Tanah 3,379,805,549.00

8 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 350,935,656,410.00

9 Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) 925,984,443,234.00

B. RETRIBUSI

1 Retribusi Pelayanan Kesehatan -

Puskesmas 5,315,844,000.00

2 Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan 3,343,236,500.00

3 Retribusi Pelayanan

Penguburan/Pemakaman 181,800,000.00

4 Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi

Jalan Umum 80,025,000.00

5 Retribusi PKB - Mobil Penumpang - Sedan

20,988,000.00

6 Retribusi PKB - Mobil Penumpang -

Minibus 137,669,000.00

7 Retribusi PKB - Mobil Bus - Microbus 36,087,000.00

8 Retribusi PKB - Mobil Bus - Bus 12,428,000.00

9 Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban

- Pick Up 1,326,792,000.00

10 Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban

- Light Truck 1,095,653,000.00

11 Retribusi PKB - Mobil Barang/ Beban

- Truck 295,032,000.00

12 Retribusi Alat Penanggulangan

Kebakaran 487,714,592.00

Page 199: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-214-

No. Jenis Pajak dan Retribusi Realisasi

13 Retribusi Penggantian Biaya Cetak

Peta Penyediaan Peta Foto 294,630,000.00

14 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Penyediaan Peta Teknis

(Struktur)

77,120,000.00

15 Retribusi Pelayanan Kesehatan Non

Kapitasi Jaminan Kesehatan 3,030,309,000.00

16 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 3,408,038,925.00

17

Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah - Penyewaan Tanah dan

Bangunan

1,300,157,313.00

18 Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah - Laboratorium 349,733,675.00

19 Retribusi Tempat Pelelangan Ikan 432,234,198.00

20

Retribusi Terminal - Tempat Parkir

untuk Kendaraan Penumpang dan Bis Umum

7,310,000.00

21 Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 61,290,000.00

22 Retribusi Penyediaan dan/atau

Penyedotan Kakus 175,330,000.00

23 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 50,922,978,372.00

24 Retribusi Izin Tempat Penjualan

Minuman Beralkohol 17,813,000.00

25

Retribusi Izin Gangguan tempat

Usaha/Kegiatan kepada Orang

Pribadi

6,354,576,201.00

26 Retribusi Pemberian Izin Trayek

kepada Orang Pribadi 47,550,600.00

27

Pemberian Perpanjangan IMTA

kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing

18,521,230,200.00

Sumber : LRA Tahun 2017

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

1. Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio)

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Penduduk usia<15 th+usia>64 1,114,783 jiwa, penduduk usia 15-64

sebanyak 2,469,987 dengan rasio ketergantungan (defendency ratio) sekitar

45% artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif

mempunyai tanggungan sebanyak 45 orang yang belum produktif dan

dianggap tidak produktif lagi.

Tabel 2.155 Rasio Ketergantungan di Kabupaten Tangerang

Page 200: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-215-

Tahun 2013-2017

NO KELOMPOK

UMUR 2013 2014 2015 2016 2017

1 0 - 4 337,802 346,808 353,020 356,597 359,755

2 5 - 9 295,822 307,305 320,048 333,806 346,097

3 10 - 14 278,519 282,703 288,274 295,245 304,061

4 15 - 19 303,790 308,426 312,317 315,795 318,935

5 20 - 24 313,583 318,035 321,923 326,367 331,433

6 25 - 29 311,727 318,095 324,681 330,823 336,370

7 30 - 34 309,200 318,077 325,477 333,038 339,651

8 35 - 39 279,535 290,185 301,138 310,662 320,570

9 40 - 44 226,508 237,711 248,430 259,767 270,510

10 45 - 49 165,196 175,616 186,053 196,837 207,698

11 50 - 54 119,755 128,328 137,401 146,573 156,223

12 55 - 59 81,161 88,220 95,303 103,085 110,896

13 60 - 64 54,400 59,373 64,946 71,028 77,701

14 65 - 69 34,807 37,525 40,662 43,840 47,484

15 70 - 74 23,748 25,016 26,348 27,992 29,871

16 75 + 22,227 23,353 24,573 26,040 27,515

Jumlah 3,157,780 3,264,776 3,370,594 3,477,495 3,584,770

Jumlah Penduduk usia < 15 Tahun

912,143 936,816 961,342 985,648 1,009,913

Jumlah Penduduk

usia >64 Tahun 80,782 85,894 91,583 97,872 104,870

Jumlah Penduduk

usia tidak produktif

(1) & (2)

992,925 1,022,710 1,052,925 1,083,520 1,114,783

Jumlah Penduduk

usia 15-64 tahun 2,164,855 2,242,066 2,317,669 2,393,975 2,469,987

Defedency Ratio 0.46 0.46 0.45 0.45 0.45

Sumber : BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2018, diolah

2.5 Capaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

2013-2018

Hasil pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan

daerah terhadap RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2018

didapatkan hasil bahwa :

Tabel 2.156 Rata-Rata Capaian Kinerja Tiap Program Unggulan

Sampai Dengan 2018

Page 201: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-216-

Page 202: BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAHjdih.tangerangkab.go.id/apps/www/storage/document/PERDA 1...di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 No. Kecamatan Luas Km2 Persentase (%) 1 Cisoka 29.98

-217-