BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN ... - … · Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di...
Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN ... - … · Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di...
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
KABUPATEN LABUHANBATU 2.1. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Labuhanbatu dengan Ibukota Rantauprapat merupakan salah satu kabupaten yang berada pada kawasan pantai timur Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada koordinat 1° 26’ - 2° 11’ Lintang Utara dan 91° 01’ - 95° 53’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. - Sebelah Timur dengan Propinsi Riau. - Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. - Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di Propinsi Sumatera Utara yaitu 922.318 Ha (9.223,18 Km2) atau 12,87 % dari luas Provinsi Sumatera Utara. Secara administratif wilayahnya terdiri dari 22 Kecamatan, 209 Desa dan 33 Kelurahan. Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu didominasi oleh perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar dengan luas sekitar 586.416 Ha (63,58%), hutan 14,753 %, pertanian tanaman pangan baik lahan sawah maupun lahan kering 11,40% dan penggunaan lain seperti permukiman, tambak, kolam, sementara tidak ditanami, rawa tidak ditanami dan lain-lain 10,23%. Secara topografis sekitar 7.633,26 Ha atau 82,76% wilayahnya mempunyai tingkat kemiringan lahan 0 – 150. Kabupaten Labuhanbatu terbagi atas kawasan pantai dan kawasan lainnya yang terletak pada ketinggian 0 – s/d 2.151 m dari permukaan laut. Secara hidrologi Labuhanbatu mempunyai 3 sungai besar yaitu Sungai Kualuh, Bilah dan Barumun dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)-nya sebagai berikut : DAS Barumun meliputi : Kecamatan Sungai Kanan, Kota Pinang,
Torgamba, Silangkitang, Kampung Rakyat dan Kecamatan Panai Tengah.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
DAS Bilah meliputi : Kecamatan Bilah Barat, Rantau Utara, Rantau Selatan, Bilah Hulu, Pangkatan, Bilah Hilir, Panai Hulu dan Kecamatan Panai Hilir.
DAS Kualuh meliputi : Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Aek Natas, Aek Kuo, Marbau, Na.IX-X, Kualuh Hilir dan Kecamatan Kualuh Leidong.
2.2. PEREKONOMIAN DAERAH 2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai tambah seluruh sektor kegiatan ekonomi yang terjadi/muncul disuatu daerah pada periode tertentu. Secara umum data PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 2.1. PDRB Kabupaten Labuhanbatu
NO. TAHUN HARGA
BERLAKU (Rp. Juta)
HARGA KONSTAN 2000 (Rp. Juta)
1. 2000 5.665.018,40 5.665.018,40 2. 2001 6.405.502,92 5.936.474,95 3. 2002 7.331.083,99 6.195.833,10 4. 2003 8.325.972,49 6.485.545,82 5. 2004 9.443.928,49 6.731.696,49 6. 2005 10.918.368,82 7.010.749,57
Sumber : BPS Labuhanbatu 2005
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2000 - 2005, PDRB Kabupaten Labuhanbatu mengalami perkembangan yang cukup pesat dan relatif tinggi. Pada tahun 2000, PDRB Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 5.665.018,40 (juta), meningkat menjadi Rp. 10.918.368,82 pada tahun 2005. Namun keadaan tersebut belum tentu mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh penduduk dapat dilihat melalui PDRB Perkapita. Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel. 2.2. PDRB Perkapita Kabupaten Labuhanbatu
NO. TAHUN HARGA BERLAKU (Rp. Juta)
PERTUMBUHAN (%)
1. 2000 6,80 - 2. 2001 7,62 12,00 3. 2002 8,61 13,03 4. 2003 9,14 6,15 5. 2004 9,99 9,34 6. 2005 11,47 14,73
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2005
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2001 - 2005 PDRB Perkapita kabupaten Labuhanbatu mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 11, 05 %.
Salah satu indikator untuk mengetahui kinerja perekonomian suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Selama periode tahun 2000-2005, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu cukup menggembirakan dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 4,36 %. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Labuhanbatu
NO. TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI(%) 1. 2001 4,79 2. 2002 4,37 3. 2003 4,68 4. 2004 3,80 4. 2005 4,14
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2005
Struktur ekonomi suatu daerah sangat tergantung dari seberapa besar kemampuan sektor-sektor dalam memproduksi barang dan jasa. Semakin besar nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu sektor ekonomi, maka semakin besar pula tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap sektor ekonomi tersebut.
Untuk melihat peranan masing-masing sektor dalam perekonomian suatu daerah, maka penyajian PDRB dalam bentuk persentase distribusi sektoral terhadap total PDRB sangat penting. Persentase distribusi sektoral terhadap total PDRB dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.4. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Labuhanbatu atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2000 – 2005 (persen)
NO LAPANGAN USAHA 2000 2001 2002 2003r) 2004r) 2005*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. PRIMER 28.62 28.17 28.00 26.41 26.05 25.40
a. PERTANIAN 27.86 27.16 26.88 25.40 24.74 24.04
b. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.76 1.01 1.12 1.01 1.31 1.36
2. SEKUNDER 46.60 46.84 46.72 47.58 47.62 47.82
a. INDUSTRI PENGOLAHAN 43.82 44.01 43.87 44.78 44.81 45.09
b. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.25 0.27 0.34 0.40 0.40 0.40
c. BANGUNAN 2.53 2.56 2.51 2.40 2.41 2.33
3. TERSIER 24.79 24.99 25.28 26.03 26.31 26.78
a. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 15.65 15.54 15.35 15.60 15.42 15.89
b. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 2.29 2.53 2.89 2.79 3.26 3.46
c. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 1.00 1.06 1.15 1.20 1.25 1.21
d. JASA-JASA 5.85 5.86 5.89 6.44 6.38 6.22
LABUHANBATU 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Catatan: r) Angka Perbaikan
*) Angka Sementara
Bila dilihat secara sektoral, ada 3 (tiga) sektor yang cukup dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Labuhanbatu yaitu: Sektor Industri Pengolahan dengan sumbangan sebesar 45,09 %, Sektor Pertanian 24,04 % dan Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 15,89 %.
2.2.2. Potensi ekonomi.
Potensi andalan Kabupaten Labuhanbatu sampai dengan saat ini adalah sektor perkebunan, hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan maupun dari nilai produksi yang dihasilkan. Hasil perkebunan merupakan bahan baku industri pengolahan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Ini berarti perkebunan merupakan potensi pendukung dalam perkembangan ekonomi labuhanbatu.
Selain sektor perkebunan, Kabupaten Labuhanbatu juga memiliki potensi sumber daya alam yaitu berupa pertanian tanaman pangan, perikanan dan hasil hutan yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
2.2.2.1. Pertanian Tanaman Pangan. Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu lumbung padi di Propinsi Sumatera Utara dengan luas areal persawahan mencapai 70.704 Ha dan produksi padi yang dihasilkan mencapai 316.337 ton pertahun 2005. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.5. Produksi Padi Kabupaten Labuhanbatu
NO INDIKATOR LUAS PANEN (Ha)
PRODUKSI (TON)
1 Padi Sawah 2002 93.887 373.014 2003 81.490 339.338 2004 85.614 359.336 2005 67.142 307.365
2 Padi Ladang 2002 2.400 5.986 2003 6.834 7.568 2004 2565 6.227 2005 3562 8.972
3 Jumlah 2002 96.287 379.000 2003 88.333 356.906 2004 88.170 365.563 2005 70.704 316.337
Sumber : LPJ Bupati Labuhanbatu tahun 2005
2.2.2.2. Perkebunan. Perkembangan sub sektor perkebunan dapat dilihat dari luas areal maupun produksi yang dihasilkan. Produksi perkebunan ini merupakan pilar utama dalam pengembangan sektor industri pengolahan. Hal ini terlihat dari 56 unit industri besar sedang yang ada, 45 unit diantaranya mempunyai bahan baku hasil tanaman perkebunan, yaitu 41 unit pabrik pengolahan kelapa sawit dan 8 unit pabrik pengolahan karet. Hal ini memberikan gambaran bahwa sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor unggulan di Kabupaten Labuhanbatu.
Jenis tanaman utama yang dibudidayakan adalah karet dan kelapa sawit. Komoditi sawit masih menjadi komoditi primadona didaerah ini dan merupakan bahan baku untuk industri oleo kimia dan minyak goreng. Luas areal dan produksi tanaman karet perkebunan rakyat dan besar dapat dilihat pada tabel 2.6 serta luas areal dan produksi tanaman kelapa sawit perkebunan rakyat dan besar dapat dilihat pada table 2.7.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.6. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet
URAIAN LUAS (Ha)
PRODUKSI (TON)
Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
118.799,24120.065,69115.484,58113.589,08103.667,89
97.381,08
117.875,90 117.706,00 117.615,00 116.683,00 105.003,60
110.324 Sumber : LPJ Bupati Labuhanbatu tahun 2005
Tabel 2.7. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit.
URAIAN LUAS (Ha)
PRODUKSI (TON)
Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
291.182,70 291.245,48 291.722,74 295.093,74 303.040,00 342.441,74
4.394.895,53 4.463.794,00 4.568.517,00 4.590.733,00 4.487.964,00 5.149.191,00
Sumber : LKPJ Bupati Labuhanbatu 2000-2005
Dari table diatas, terlihat adanya penurunan luas areal tanaman karet, yang disebabkan adanya kecenderungan masyarakat meremajakan/merehabilitasi tanamannya dari tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit dan tanaman perkebunan lainnya yang diperkirakan dari segi pengolahan lebih cepat dengan biaya lebih murah. Untuk pertambahan areal tanaman kelapa sawit disebabkan adanya perluasan areal/ tanaman baru (new planting), peremajaan (replanting) dan rehabilitasi dari tanaman karet dan tanaman perkebunan lainnya menjadi tanaman kelapa sawit. Produksi ersebut diatas belum optimal disebabkan penggunaan bibit yang tidak sesuai dengan standar, sebagian tanaman sudah tua dan masih adanya tanaman yang belum menghasilkan serta adanya tanaman yang kurang perawatan dan pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan kultur teknis perkebunan. 2.2.2.3. Perikanan
Sub sektor perikanan merupakan salah satu komoditi unggulan daerah ini karena memiliki wilayah laut yang cukup luas dengan panjang garis pantai + 75 km serta berbatasan dengan perairan Internasional. Disamping itu, juga terdapat tiga sungai besar yang cukup potensial untuk sub sektor perikanan. Namun potensi tersebut masih dikelola secara tradisional (non teknologi) dan masih bisa ditingkatkan dan dioptimalkan, terutama pada kawasan pantai/laut yang cukup potensial untuk pembudidayaan Udang dan Ikan Kerapu. Produksi Perikanan Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.8. Produksi Perikanan Kabupaten Labuhanbatu
PERIKANAN DARAT (TON) TAHUN BUDIDAYA PER. UMUM
PERIKANAN LAUT (TON)
JUMLAH (TON)
2001 702,9 565,8 30.270,2 31.538,92002 706,4 564,1 29.941,9 31.212,42003 209,0 494,9 29.150,9 30.448,82004 402,0 352,0 23,320,0 24.075,02005 648,62 309,38 22.214,43 23.172,43
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2005
2.2.2.4. Kehutanan Meskipun kawasan hutan di daerah ini semakin menurun luasnya karena beralih fungsi menjadi kawasan budidaya non kehutanan, namun potensi dibidang kehutanan masih cukup besar. Gambaran luas hutan tahun 2005 di Kabupaten Labuhanbatu sesuai SK Menteri Kehutanan No. 44/Menhut-II/2005 tanggal 16 Pebruari 2005 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.9. Luas Hutan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2005
NO JENIS HUTAN LUAS (HA)
1 2 3 4 5
Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam/ Hutan Wisata. Hutan Konversi
86.353,17 135.827,70
43.276,17 2.706,31 1.993,00
J U M L A H 270.156,35 Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2005
2.2.2.5. Peternakan.
Sektor Peternakan sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Labuhanbatu, hal ini didukung dengan luasnya hamparan lahan perkebunan besar yang dapat dijadikan sumber pakan ternak dan pengembalaan. Peternakan juga memberikan kontribusi yang cukup besar sebagai sumber (Pemasok) kebutuhan sembilan bahan pokok. Perkembangan peternakan di Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.10. Perkembangan Peternakan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2000-2005
TAHUN NO URAIAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005
1. Populasi ternak (ekor) : Sapi potong Kerbau Babi Kambing/Domba Ayam buras Ayam petelur Ayam pedaging I t i k
12.500520
4.27067.178
530.65215.00017.00099.387
12.760541
7.09169.134
597.30020.00024.500
101.857
12.842597
7.13769.777
599.34120.00024.500
101.784
14.490 691
7.140 73.855
602.789 20.000 24.350 86.431
15.885502
7.65675.308
622.57215.000
-68.254
16.350510
8.02076.500
653.650-
20.00060.250
2. Produksi hasil ternak (ton) Telur Daging
3.195,134.113,90
4.006,144.401,79
4.320,504.708,79
4.352,78 5.017,84
4.394,265.083,10
-5.214,20
Sumber : LKPJ Bupati Labuhanbatu 2000-2005
2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH 2.3.1. Kependudukan dan Ketenagakerjaan.
Masalah kependudukan dari tahun ke tahun selalu mendapat perhatian lebih,
baik dari Pemerintah Pusat secara umum maupun Pemerintah Daerah
secara khusus karena masalah ini berkaitan dengan pembangunan fasilitas-
fasilitas publik diantaranya, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
Data kependudukan diperlukan untuk perencanaan maupun evaluasi
pembangunan. Dari sisi perencanaan, data ini dapat menjadi dasar untuk
merencanakan pemenuhan kebutuhan akan fasilitas penunjang
kesejahteraan masyarakat, misalnya fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan
masyarakat, tempat ibadah, tempat rekreasi, dan lainnya. Sedangkan dari
sisi evaluasi, data ini dapat menjadi gambaran sampai sejauh mana program
yang menyangkut hal kependudukan sudah berjalan, seperti: Program
Keluarga Berencana yang bertujuan untuk menekan/mengurangi jumlah
kelahiran, Program Wajib Belajar maupun program lain yang berkaitan
dengannya.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.11. Indikator Kependudukan
INDIKATOR SATUAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Jumlah Penduduk Ribu Jiwa 832 840 865 910 943 951
Pertumbuhan Penduduk Persen 1,68 0,95 1,27 6,99 3,62 0,88
Penduduk Miskin Ribu jiwa - - 130,4 143,7 131,3 -
Persentase Penduduk Miskin Persentase - - 15,06 15,78 14,16 -
Angkatan Kerja (≥10 Thn) Jiwa 320.500 337.171 345.577 391.034 388.079 407.561
- Bekerja Jiwa 303.850 321.527 324.863 341.307 319.695 324.139
- Mencari Kerja Jiwa 16.650 15.644 20.714 49.647 68.384 103.232
Bukan Angkatan Kerja Jiwa 314.041 279.596 299.701 301.436 306.790 310.502
Catatan : - Data Tidak Tersedia
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu
Berdasarkan hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B), jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun
2005 sebanyak 951.773 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,88 %
mengakibatkan kepadatan penduduk daerah Labuhanbatu meningkat dari
102,30 jiwa/Km2 menjadi 103,19 jiwa/Km2. Komposisi penduduk menurut
gender Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 474.895 jiwa penduduk laki-laki
(49,90%) dan 476.878 jiwa penduduk perempuan (50,10%). Jumlah rumah
tangga yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 203.752, yang rata-rata
5 jiwa per rumah tangga. Angka sex rasio sebesar 99,58 % yang berarti
perkembangan penduduk perempuan hampir sama dengan penduduk laki-
laki.
Permasalahan yang paling mendesak dan paling serius saat ini adalah
masalah ketenagakerjaan. Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada
peningkatan kesempatan kerja dan penurunan tingkat pengangguran. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) selama tahun 2002 sampai 2005
memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat. Pada tahun 2002,
TPT Labuhanbatu mencapai 5,99 persen, tahun 2003 meningkat menjadi
sebesar 12,70 persen. Tahun 2004 juga mengalami peningkatan menjadi
17,62 persen. Pada tahun 2005 masih belum dihitung sehingga masih
menggunakan angka sementara yaitu angka pada tahun 2004. Dengan TPT
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
sebesar 17,62 persen pada tahun 2004 ini, berarti terdapat sekitar 120 ribu
jiwa penduduk usia kerja yang saat ini tidak bekerja dan sedang mencari
pekerjaan. Meningkatnya tingkat pengangguran selain disebabkan oleh
terbatasnya kesempatan kerja, bertambah penduduk usia kerja dan tamatan
sekolah yang masuk ke pasar kerja karena tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Labuhanbatu dari
tahun 2000-2004 berfluktuatif. Pada tahun 2004, TPAK labuhanbatu sebesar
55,85 persen. Persentase ini lebih besar dibandingkan pada tahun 2003 dan
2002 yang masing-masing sebesar 56,47 persen dan 53,55 persen.
Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Labuhanbatu sehingga menciptakan lapangan kerja baru.
2.3.2. Kesehatan.
Pembangunan sektor kesehatan bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Dengan demikian diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik.
Salah satu indikator derajat kesehatan penduduk adalah angka kesakitan
(morbility rate) yaitu banyaknya penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dalam sebulan berdasarkan jenis keluhan yang dideritanya. Pada
tahun 2005 angka kesakitan penduduk sebesar 18,66 %.
Indikator lainnya adalah usia harapan hidup yaitu perkiraan lama hidup rata-
rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut
umur. Pada tahun 2000 usia harapan hidup daerah ini 65,70 tahun,
meningkat menjadi 66,2 % (angka Sementara) pada tahun 2005. Selain
tingkat mortalitas (kematian) yang merupakan indikator juga mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, baik angka kematian kasar, angka kematian
bayi, angka kematian balita maupun angka kematian ibu.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel 2.12. Gambaran Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Labuhanbatu
INDIKATOR SATUAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tingkat Kelahiran (TFR) Rata-rata Kelahiran
PUS 3,65 3,48 3,27 3,34 3,29* 3,09e
Tingkat Kematian Bayi (IMR) Per Seribu Kelahiran
Hidup 52,3 51 51 52 48* 47,6e
Harapan Hidup Tahun 65,70 64,70 64,70 65 65,10* 66,2*
Tingkat Kesakitan Penduduk Persen 15,29 18,66 15,83 20,30 29,43 18,66
Catatan : e) Angka Estimasi Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu
*) Angka Sementara
Pada tahun 2005, TFR (banyaknya bayi yang dilahirkan oleh seorang wanita
hingga akhir masa reproduksinya) di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 3,09
bayi. Jumlah ini menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Penurunan angka ini
mengindikasikan bahwa program Keluarga Berencana yang dilaksanakan di
Kabupaten Labuhanbatu terlaksana dengan baik. Selain itu, penurunan TFR
juga menyebabkan penurunan jumlah kematian bayi (IMR). Pada tahun 2005,
jumlah bayi yang meninggal sebanyak 47,6 jiwa per seribu kelahiran hidup
dan mengalami penurunan dari tahun 2004 dan 2003 yang sebesar 48 dan
52 jiwa per seribu kelahiran hidup.
Dengan semakin baiknya kondisi kesehatan bayi dan rendahnya angka
kematian bayi (IMR), maka peluang bayi untuk hidup lebih lama semakin
tinggi. Pada tahun 2005 bayi yang lahir diharapkan akan hidup selama 66,2
tahun. Kemungkinan hidup umur bayi tersebut lebih lama dibandingkan dari
tahun 2004 yang hanya 65,10 tahun dan 65 tahun pada tahun 2003.
Bangsa yang memiliki tingkat derajat kesehatan yang tinggi akan lebih
berhasil dalam melaksanakan pembangunan. Upaya perbaikan kesehatan
masyarakat dikembangkan melalui Sistem Kesehatan Nasional.
Pelaksanaannya diusahakan dengan meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat yang diarahkan terutama kepada golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah. Tingkat kesakitan penduduk pada tahun 2005
menunjukkan bahwa, jumlah penduduk yang mengeluh sakit mencapai 18,66
persen. Angka tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar 10,77 persen dan sebesar 1,64
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
persen dibandingkan dengan tahun 2003. Penurunan angka tingkat kesakitan
penduduk berarti bahwa terjadi peningkatan derajat kesehatan penduduk
secara menyeluruh. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa tingkat
derajat kesehatan masyarakat Labuhanbatu cukup baik dan terus meningkat
setiap tahunnya.
Disisi lain upaya kesehatan masyarakat terus ditingkatkan baik fasilitas maupun pelayanannya. Sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu cukup memadai, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.13. Sarana dan Prasarana Kesehatan
di Kabupaten Labuhanbatu
NO URAIAN JUMLAH 1. Rumah sakit :
- Rumah Sakit Pemerintah - Rumah Sakit Swasta dan BUMN
1 7
2. Puskesmas : - Puskesmas model - Puskesmas Keliling - Puskesmas - Puskesmas Pembantu
21 26 15
128 3. Polindes 215 4. Balai Pengobatan Swasta 35 5. Rumah Sakit Bersalin 9 Posyandu 2.149
6. Praktek Tenaga Kesehatan : - Dokter Umum - Dokter Spesialis - Dokter Gigi - Apoteker - Bidan - Paramedis (Akper, SPK, SPRG, SAA, APK
Sanitarian, Gizi) - Sarjana Kesehatan Masyarakat
80 20 21 21
406
414 14
9. Apotik 19 TOB 45 Jamban Keluarga 111.575
SPAL 113.230 Sumber : LKPJ Bupati Labuhanbatu Tahun Anggaran 2000-2005
2.3.3. Pendidikan.
Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa dan merupakan
salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada pendidikan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menuntaskan program wajib
belajar 9 tahun yang dimulai tahun 1994. Dengan demikian diharapkan
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
tingkat pendidikan penduduk akan lebih baik dan sebaliknya jumlah
penduduk yang buta huruf akan berkurang.
Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari beberapa
indikator antara lain angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang
ditamatkan dan angka melek huruf.
Untuk mengetahui kondisi pendidikan dapat dilihat dari nilai Angka Partisipasi
Sekolah (APS) yaitu perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah
penduduk usia sekolah. Pada tahun 2004 APS Kabupaten Labuhanbatu
tingkat SD sebesar 102,08%, SLTP 84,51% dan SLTA sebesar 55,82%, yang
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.14. Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan Kabupaten labuhanbatu
INDIKATOR SATUAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Partisipasi Sekolah
- 7-12 tahun Persen 96,68 95,76 95,57 97,10 98,28 98,05
- 13-15 tahun Persen 76,81 77,85 78,39 81,99 90,62 86,53
- 7-15 tahun Persen - - - 92,17 96,00 94,48
Pendidikan yang Ditamatkan
- Tidak/belum tamat SD Persen 35,45 26,7 29,72 26,4 23,22 27,24
- Tamat SD Persen 33,00 32,44 33,19 35,22 29,60 29,05
- Tamat SLTP Persen 17,12 18,99 18,75 23,39 26,72 22,25
- Tamat SLTA Persen 13,27 19,73 17,40 13,98 19,39 19,15
- Tamat Diploma (I,II,III) Persen 0,56 1,18 1,01 0,71 0,50 1,24
- Tamat D-IV/S1 Persen 0,53 0,95 1,03 0,28 0,58 1,05
Tingkat Buta Huruf Persen 2,33 2,33 2,15 2,16 1,91 3,49
Catatan : - Data Tidak Tersedia
Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Tingkat partisipasi sekolah menunjukkan bahwa, penduduk berumur 7 s/d 12
tahun yang sekolah sebesar 98,05 persen pada tahun 2005. Persentase ini
menurun dari 98,28 persen dibandingkan dengan tahun 2004 dan meningkat
dari 97,10 persen pada tahun 2003. Sementara itu, angka partisipasi sekolah
untuk penduduk umur 13 s/d 15 tahun yang sekolah sebesar 86,53 persen
pada tahun 2005. Angka ini mengalami penurunan dari 90,62 persen pada
tahun 2004 dan mengalami kenaikan dari 81,99 persen pada tahun 2003.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Dengan demikian, secara rata-rata angka partisipasi sekolah penduduk umur
7 s/d 15 tahun telah mencapai 94,48 persen pada tahun 2005. Terjadi
penurunan angka partisipasi sekolah dari 96 persen pada tahun 2004.
Penurunan ini mengindikasikan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun. Selain itu kondisi
ekonomi yang serba sulit saat ini juga dapat menyebabkan ketidakmampuan
masyarakat untuk membiayai pendidikan anak. Dengan adanya bantuan
pemerintah ke dunia pendidikan yaitu dalam bentuk Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) diharapkan untuk tahun depan tingkat partisipasi sekolah
penduduk umur 7 s/d 15 tahun dapat ditingkatkan.
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2005
sebagian besar (29,05 persen) tamatan SD, kemudian disusul yang
tidak/belum tamat SD (27,24 persen), dan tamat SLTP (22,25 persen). Tamat
SLTA sebesar 19,15 persen dan selebihnya tamat Akademi/Sarjana. Jika
dibandingkan dengan tahun 2004 kondisi ini lebih baik di pendidikan tingkat
tinggi karena terjadi kenaikan tamatan pendidikan Akademi/Sarjana dari
1,08 persen tahun 2004 menjadi 2,29 persen tahun 2005. Akan tetapi, kondisi
lebih buruk terjadi pada penduduk yang tidak/belum tamat SD karena adanya
kenaikan dari tahun 23,22 persen tahun 2004 menjadi 27,24 persen tahun
2005.
Dengan semakin menurunnya partisipasi sekolah dan meningkatnya angka
penduduk yang belum/tamat SD menyebabkan meningkatnya angka buta
huruf dari 1,91 persen pada tahun 2004 menjadi sebesar 3,49 persen tahun
2005.
Kemudian untuk indikator tingkat ketersediaan sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah rasio murid dengan guru. Untuk lebih jelasnya rasio murid dengan guru tahun 2004 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.15. Rasio Guru dan Murid
di kabupaten Labuhanbatu tahun 2004.
NO. TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH MURID
GURU RASIO
GURU-MURID
1 SD 651 161.166 4.304 37 2 SLTP 45 31.029 687 45 3 SLTA 26 31.958 571 55
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-14
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio guru dengan murid untuk tingkat setara SD adalah 1 : 37, setara SLTP 1 : 45 dan setara SLTA 1 : 55. Hal ini memberikan pengertian bahwa untuk setara SD setiap guru melayani 37 murid. Berdasarkan ketetapan Departemen Pendidikan bahwa rasio standar atau ideal untuk tingkat setara SD adalah 1 : 25, SLTP 1 : 16 dan setera SLTA 1 : 13. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio guru dan murid di Kabupaten Labuhanbatu untuk tingkat setara SD, tingkat setara SLTP dan SLTA belum memenuhi standard. Namun bila dilihat kondisi guru pada sekolah negeri masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel kebutuhan guru berikut:
Tabel 2.16. Tabel Kebutuhan Guru pada Sekolah Negeri
di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2004. TAHUN 2004
NO TINGKAT SEKOLAH GURU YANG
ADA (ORANG) KEBUTUHAN
(ORANG) KURANG (ORANG)
1. SD 4.304 6.012 1.959 2. SLTP. 687 1.405 741 3. SMU/SMK 353 571 214 Jumlah……… 5.344 7.988 2.198
Sumber : Labuhanbatu Dalam Angka Tahun 2004
Dari tabel tersebut diatas, dapat digambarkan bahwa kebutuhan guru yang paling besar adalah pada tingkat sekolah dasar yaitu mencapai 1.959 orang atau 89,13% dari kebutuhan guru pada semua jenjang pendidikan.
Kemudian salah satu prasyarat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan optimal adalah rasio ruang kelas dengan murid tahun 2004, sebagaimana dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 2.17. Rasio Ruang Kelas dan Murid di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2004.
NO TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH MURID RUANG
KELAS
RASIO RUANG KELAS –MURID
1 SD Negeri 651 148.820 4.437 34 2 SLTP Negeri 45 19.572 562 35 3 SLTA Negeri 26 10.243 534 19
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu.
Dari tabel diatas, khusus untuk sekolah negeri dapat dilihat bahwa rasio ruang kelas dengan murid untuk tingkat SD adalah 1 : 34, SLTP 1 : 35 dan SLTA 1 : 19. Hal ini memberikan pengertian untuk tingkat SD setiap ruang kelas menampung sebanyak 35 murid. Jika dibandingkan dengan standart Departemen Pendidikan untuk setiap jenjang idealnya adalah 1 : 40. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio ruang kelas dengan murid untuk tingkat SD dan SLTP sudah memenuhi standard. Khusus untuk sekolah negeri, kondisi sekolah-sekolah dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Tabel. 2.18. Kondisi Sekolah Negeri di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2004
NO. URAIAN JUMLAH
SEKOLAH (Unit)
JLH RUANG KELAS (Lokal)
KONDISI RUSAK BERAT
(lokal) 1. SD 651 4.437 1.357 2. SLTP 45 562 25 3. SMU/SMK 26 534 7
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu
Dengan demikian secara kualitas masih banyak sekolah yang perlu dilakukan perbaikan terutama pada tingkat Sekolah Dasar.
2.3.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan masyarakat yang dianggap sangat mendasar yaitu bidang kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, bidang pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta ekonomi yang diukur dengan rata-rata pengeluaran per kapita. Berikut dapat digambarkan kriteria tingkatan status IPM suatu daerah, yaitu :
Tabel 2.19. Status indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Labuhanbatu TINGKAT STATUS KRITERIA
Rendah IPM < 50 Menengah bawah 50 < IPM < 66 Menengah atas 66 < IPM < 80 Tinggi IPM > 80
Sumber : UNDP
Berdasarkan hasil perhitungan IPM oleh BPS, terlihat bahwa status pembangunan masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 1996 sudah mencapai tingkat menengah sebesar 68,0 atau berada pada peringkat ke-13 dari 18 Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Pada tahun 1999, IPM Labuhanbatu menjadi 64,0 atau turun sekitar 4 point dengan menduduki peringkat ke-13 dari Kabupaten/Kota lain di Sumatera Utara. Penurunan yang sangat signifikan ini terjadi karena turunnya indikator daya beli masyarakat yang merupakan salah satu komponen penting penyusunan IPM. Namun dengan adanya usaha kongkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, IPM tahun 2002 meningkat menjadi 67,3 dengan menduduki peringkat ke-10 dan kemudian meningkat menjadi 70,6 pada tahun 2004 dengan menduduki peringkat ke-13 dari 25 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-16
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
2.3.5. Penduduk Miskin.
Kemiskinan merupakan suatu kondisi serba kekurangan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal hidupnya meliputi kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi. Pada tahun 1999 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Labuhanbatu sekitar 150.000 jiwa atau 16,94%. Kemudian selama 5 tahun berikutnya persentase penduduk miskin masih berfluktuatif. Pada tahun 2004, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Labuhanbatu diperkirakan sebesar 131,3 ribu orang (14,16 persen). Terjadi penurunan penduduk miskin dibandingkan dengan tahun 2003 yang sebesar 143,7 ribu orang (15,78 persen). Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005 diharapkan dapat menekan persentase penduduk miskin. Konsep penduduk miskin disini beda dengan penduduk miskin hasil Pendataan Sosial Ekonomi (PSE). Penduduk miskin disini didefinisikan berdasarkan jumlah kalori yang dikonsumsi penduduk setiap hari. Jika lebih kecil dari 2100 kilo kalori maka penduduk tersebut dapat dikatakan miskin.
2.4. PRASARANA DAN SARANA DAERAH 2.4.1. Transportasi. Dapat dikemukakan bahwa panjang jaringan jalan secara keseluruhan pada tahun 2004 mencapai 1.774.075,30 Km yang terdiri dari Jalan Negara sepanjang 173,50 Km, Jalan Propinsi 217,80 Km dan Jalan Kabupaten 1.773.684 Km, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : a. Ruas Jalan Negara dengan kondisi sebagai berikut : Baik : 157,00 Km Sedang : 16,50 Km Rusak : - Km Rusak berat : - Km b. Ruas Jalan Propinsi dengan kondisi sebagai berikut : Baik : 1,20 Km Sedang : 63,50 Km Rusak : 153,10 Km Rusak berat : - Km c. Ruas Jalan Kabupaten yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten
Labuhanbatu dengan kondisi sebagai berikut : Baik : 637.456 Km Sedang : 615.088 Km Rusak : 739.040 Km Rusak berat : 82.100 Km
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
2.4.2. Pengairan.
Kabupaten Labuhanbatu dilalui 3 sungai besar dengan beberapa anak sungainya yang sebagian besar merupakan sumber air irigasi bagi persawahan di sekitarnya. Sebagai wilayah yang mempunyai potensi pertanian tentunya dilengkapi dengan prasarana pengairan, namun pada saat ini prasarana pengairan yang ada masih belum memadai. Prasarana pengairan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu sampai dengan tahun 2002, panjangnya mencapai 135.341 m, terdiri dari saluran irigasi 91.191 m dan saluran pembuang 44.150m. Saluran irigasi sebagian besar berupa saluran tanah yaitu sepanjang 81.194m dan selebihnya saluran dengan lining sepanjang 9.997m.
Luas baku potensil lahan persawahan di Kabupaten Labuhanbatu adalah 90.638 Ha yang terdiri dari : - Lahan beririgasi : 4.878 Ha. - Lahan persawahan rawa : 51.568 Ha. - Lahan persawahan tadah hujan, dll : 34.192 Ha.
Sebagaimana prasarana transportasi, prasarana pengairan di Kabupaten Labuhanbatu juga belum memadai. Hal ini terlihat dari masih kecilnya lahan persawahan beririgasi yaitu 5,38 % dari seluruh lahan sawah, dimana hanya 2.157 Ha yang merupakan irigasi teknis dan selebihnya semi teknis 572 Ha serta irigasi sederhana 1.387 Ha. 2.5. KONDISI KEUANGAN DAERAH
2.5.1. Pendapatan.
Pendapatan daerah baik yang bersumber dari daerah sendiri maupun dari pemerintah atasan merupakan sumber keuangan daerah untuk melaksanakan roda pemerintahan. Kondisi pendapatan daerah Kabupaten Labuhanbatu terus meningkat setiap tahunnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.20. Pendapatan Kabupaten Labuhanbatu.
REALISASI NAIK/ NO JENIS PENERIMAAN TAHUN ANGGARAN (RP) TURUN (%)
2000 2,631,721,570.42 - 2001 8,999,046,764.69 241.952002 17,760,465,632.23 97.362003 - - 2004 - -
1
Sisa lebih perhitungan anggaran yang lalu 2005 - -
2000 4,296,319,302.36 - 2001 8,383,321,813.00 95.132002 13,356,657,594.11 59.322003 27,095,501,522.39 102.862004 30,625,520,515.58 13.03
2 Pendapatan Asli Daerah
2005 5,178,207,558.91 -17.79
Bersambung ...
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
REALISASI NAIK/ NO JENIS PENERIMAAN TAHUN ANGGARAN (RP) TURUN (%)
2000 100,440,090,565.56 - 2001 209,833,836,622.95 108.912002 249,375,806,735.86 18.842003 337,202,576,535.00 35.222004 345,195,069,917.00 2.37
3 Dana Perimbangan
2005 79,384,723,136.00 9.902000 -- - 2001 10,456,218,631.13 - 2002 22,261,599,233.04 112.902003 20,761,301,000.00 -6.742004 17,075,804,000.00 -17.75
4 Lain – lain penerimaan yang sah
2005 8,141,060,000.00 6.242000 107,368,131,438.34 - 2001 237,672,423,831.77 121.362002 302,754,529,195.24 27.382003 385,059,379,057.39 27.192004 392,896,394,432.58 2.04
Jumlah Pendapatan Daerah…
2005 422,703,990,694.91 7.59
*)Sesuai Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tidak dihitung sebagai pendapatan, tetapi dihitung sebagai penerimaan daerah dalam pembiayaan. Sumber : Perhitungan Anggaran Tahun Bersangkutan
Khusus untuk Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gambaran kemampuan daerah juga terus meningkat. Kemampuan daerah dalam peningkatan PAD Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.21. Peningkatan PDS Kabupaten Labuhanbatu.
NO. TAHUN PAD PENDAPATAN PAD/PENDAPATAN (%)
1. 2001 8,383,321,813.00 237,672,423,831.77 3.53
2. 2002 13,356,657,594.11 302,754,529,195.24 4.413. 2003 27,095,501,522.39 385,059,379,057.39 7.044. 2004 30,625,520,515.58 392,896,394,432.58 7.795. 2005 5,178,207,558.91 422,703,990,694.91 5.96
Sumber : Perhitungan Anggaran dan Hasil Olahan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tahun 2001 – 2005 terdapat peningkatan PAD Kabupaten Labuhanbatu. Pada tahun 2001, andil PAD terhadap total pendapatan daerah sebesar 3,53%, kemudian meningkat menjadi 5,96 % pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu telah mampu meningkatkan PAD dengan melakukan penggalian sumber –sumber yang ada secara intensif serta menggali sumber-sumber baru yang potensial.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-19
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
2.5.2. Belanja
Belanja Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan format KEPMENDAGRI No. 29 Tahun 2002 terdiri dari belanja aparatur dan belanja publik. Oleh karena itu untuk tahun 2000 sampai dengan 2002 dilakukan penyesuaian format. Ringkasan belanja dapat digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 2.22. Belanja Kabupaten Labuhanbatu
Tahun 2000 - 2005 Jenis dan Realisasi Belanja (Rp)
No
TAHUN
Belanja
Aparatur Belanja Publik Bel Bagi Hasil
/Bant Keu Bel Tidak Tersangka
Jumlah Belanja (Rp)
1 2000
79,520,738,564
19,886,369,502
1,260,804,100
185,501,000
100,853,413,166
2 2001
165,196,562,034
49,341,559,808
4,794,046,902
146,259,800
219,478,428,544
3 2002
200,393,935,827
67,134,275,428
4,979,000,500
235,526,400
272,742,738,155
4 2003
218,887,494,188
117,087,695,552
18,366,987,160
266,574,800
354,608,751,700
5 2004
258,104,585,616
122,152,316,266
22,523,648,150
2,451,620,000
405,232,170,032
6 2005
257,541,604,544
86,990,528,994
22,203,675,750
306,881,191
367,042,690,478 Sumber : Perhitungan Anggaran Tahun Bersangkutan
2.6. BIDANG PEMERINTAHAN UMUM.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melaksanakan analisa kebutuhan serta volume cakupan beban kerja dengan tetap memperhatikan Asas Miskin Struktur dan Kaya Fungsi. Berdasarkan analisa dan pengkajian tersebut diterbitkan 3 (tiga) peraturan Daerah yaitu : 1. Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 3 Tahun 2001 Tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Kata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
2. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
3. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-20
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupten Labuhanbatu Tahun 2006 - 2010
Dengan diterbitkannya ketiga peraturan ini, maka dibentuk lembaga-lembaga perangkat daerah terdiri dari : - 2 (dua) Sekretariat. - 15 (lima belas) Dinas Daerah - 7 (tujuh) Badan - 6 (enam) Kantor - 22 (dua puluh dua) Kecamatan - 33 (tiga puluh tiga) Kelurahan - 209 (dua Ratus sembilan) Desa Adapun kondisi aparatur daerah dapat digambarkan bahwa Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan pemerintah kabupaten labuhanbatu dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan sebanyak 10.834 orang, dengan rincian sebagaimana tabel berikut :
Tabel. 2.23. Kondisi Aparatur Daerah Kabupaten Labuhanbatu
JUMLAH NO URAIAN (Orang)
JUMLAH %
Berdasarkan Golongan : - Gol. I 244 2.52- Gol. II 2295 23.71- Gol.III 6357 65.67
1
- Gol.IV 784 8.10Berdasarkan Bidang Keahlian: - Tenaga Strategis 3.847 36,08- Tenaga Pendidik/ Guru 6.206 57,28- Tenaga Kesehatan 719 6,64
2
Berdasarkan Pendidikan : - SD 273 2,52- SLTP 305 2,82- SLTA 5.75 53,07- D1-D2 3.021 27,88
3
- S1-S2 1.485 13,71 Sumber : BKD Kabupaten Labuhanbatu.thn 2003
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan golongan jumlah terbesar adalah pada golongan III yaitu 65,67% dan terendah adalah golongan I yaitu 2,52 %, Sedangkan berdasar bidang keahlian jumlah terbanyak adalah tenaga guru yaitu 57,28 % dan menurut pendidikan adalah PNS dengan Pendidikan SLTA yaitu 53,07 %.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
II-21