BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB...

53
BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat Pendidikan Islam 1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam Sebelum menuju ke filsafat pendidikan Islam, penulis akan menjelaskan tentang apa itu filsafat dan apa itu pendidikan Islam, secara harfiah filsafat berasal dari kata fhilo yang berarti cinta, dan kata shopos yang dddberarti ilmu atau hikmah. 1 Menurut Harun Nasution bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah yang berasal dari bahasa Yunani, philosopia; philos yang berarti cinta, suka (loving), dan shopia berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Orang yang cinta kepada pengetahuan dan kebenaran itu lazimnya disebut philosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf. 2 Selanjutnya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia menurut Harun Nasution juga mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa 1 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. 4), 1. 2 Poerwanto dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), cet. 2 1. 22

Transcript of BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB...

Page 1: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

22

BAB II

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Konsep Filsafat Pendidikan Islam

1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Sebelum menuju ke filsafat pendidikan Islam, penulis akan

menjelaskan tentang apa itu filsafat dan apa itu pendidikan Islam, secara

harfiah filsafat berasal dari kata fhilo yang berarti cinta, dan kata shopos yang

dddberarti ilmu atau hikmah.1 Menurut Harun Nasution bahwa filsafat berasal

dari kata Arab falsafah yang berasal dari bahasa Yunani, philosopia; philos

yang berarti cinta, suka (loving), dan shopia berarti pengetahuan, hikmah

(wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta

kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Orang yang cinta kepada

pengetahuan dan kebenaran itu lazimnya disebut philosopher yang dalam

bahasa Arab disebut failasuf.2

Selanjutnya kata filsafat yang banyak terpakai dalam bahasa Indonesia

menurut Harun Nasution juga mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa

1 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. 4), 1. 2 Poerwanto dkk, Seluk Beluk Filsafat Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1991), cet. 2 1.

22

Page 2: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

23

Arab, yaitu falsafah dengan wazan atau timbangan fa’lala, fa’lalah dan fi’lal.

Kalimat isim atau kata benda dari kata falsafa ini adalah falsafah dan filsaf.

Dalam bahasa Indonesia, lanjut Harun banyak terpakai kata filsafat, padahal

bukan dari kata falsafah (Arab) dan bukan pula dari philosophy (Inggris),

bahkan juga bukan merupakan gabungan dari dua kata fill (mengisi atau

menempati) dalam bahasa Inggris dengan safah (jahil atau tidak berilmu)

dalam bahasa Arab sehingga membentuk istilah filsafat.3

Plato mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat

mencapai kebenaran asli (hakiki), dan kata Aristoteles filsafat adalah

peengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya

metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika.

Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.

Omar Mohammad Al- Toumy Al Syabany menjelaskan bahwa filsafat

bukanlah hikmah itu sendiri melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha

mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap

positif terhadapnya. Selanjutnya, Al Syabany melanjutkan penjelasannya

bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakekat sesuatu, berusaha

menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-

pengalaman manusia. 4 Sidi Gazalba mengartikan filsafat dengan kegiatan

3 Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999 Cet. II), 6. 4 Omar Mohammad Al- Toumy Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan

Hasan Langgulung dari Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), (Jakarta: Bulan Bintang, 1979, cet. 2), 1.

Page 3: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

24

berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka

mencari kebenaran, inti, atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.5

Adapun pengertian atau definisi yang bermacam- macam itu

terungkapkan juga oleh Sidi Gazalba, bahwa para filosof mempunyai

pengertian atau definisi tentang filsafat sendiri- sendiri. Beberapa pengertian

filsafat menurut beberapa para ahli, antara lain:6

a. Kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal segala

pengetahuan dan pekerjaan.

b. Al- Kindi, sebagai ahli pikir pertama dalam filsafat Islam yang

memberikan pengetahuan filsafat di kalangan umat Islam.

c. Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang

wujud karena ia wujud (al’ ilmu bi al maujuddat bima hiya maujudah).

Disini Al Farabi membagi filsafat menjadi 2 yaitu: Filsafat Teori ( Al

Falsafah Al Nadariyah), mengetahui yang ada tanpa tuntutan untuk

mewujudkannya dalam amal. Lapangan ini meliputi ilmu matematika (al’

ilmu al riyadi), ilmu fisika(al ilmu al tabii), dan ilmu metafisika (al’ilmu

ma ba’da al tabiyyat). Filsafat praktek (al falsafah al a’maliyah,

mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dengan amal, yang

melahirkan tenaga untuk melakukan bagian- bagiannya yag baik. Amalan

5 Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967, cet.2), 15. 6 Try Prasetya, Filsafat Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 10-12.

Page 4: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

25

yang mengenai individu, disebut ilmu akhlak; yaitu perbuatan baik yang

seharusnya dikerjakan oleh setiap orang.

d. Ibnu Sina, membagi filsafat dalam dua bagian yaitu teori dan praktek yang

keduanya berhubungan dengan agama, dimana dasarnya terdapat dalam

syariat Tuhan, yang penjelasan dan kelengkapannya diperoleh dengan

tenaga akal manusia.

Bertolak dari pengertian atau definisi yang bermacam- macam itu

maka Sidi Gazalba memberikan kesimpulan bahwa manusia kita dapat

berfilsafat dengan cara mengetahui pengertian filsafat7. Sidi Gazalba

menjelaskan 3 (tiga) ciri pokok dalam filsafat yang Pertama, adanya unsur

berfikir dengan menggunakan akal (filsafat adalah kegiatan berfikir). Kedua,

adanya unsur tujuan atau inti mengenai segala sesuatu dengan bersifat

material. Ketiga, adanya unsur ciri yaitu berfikir secara mendalam.8 Upaya

sungguh- sungguh dengan menggunakan akal pikiran sebagai alat untuk

menemukan hakekat yang berhubungan pendidikan.

Dari beberapan kutipan diatas dapat diketahui bahwa pengertian

filsafat dari segi bahasa atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan

kebijaksanaan. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa filsafat adalah

berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal, dalam mencari

7 Gazalba, Sistematika Filsafat, 16. 8 Ibid., 16.

Page 5: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

26

sebuah kebenaran tentang pengetahuan. Ahmad D. Marimba menjelaskan

bahwa tidak semua orang bisa berfilsafat, ini disebabkan oleh, orang

berfilsafat itu itu berfikir secara mendalam dan sungguh- sungguh, itulah ciri-

ciri umum dari filosof sendiri.9

Sejarah menunjukkan bahwa kini filsafat tidak lagi membawa

pemikiran pada subyek dasar sebagaimana masa lalu. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan terutama pada ilmu pengetahuan alam telah menggoyahkan

dasar- dasar pemikiran filsafat. Banyak hal yang semula merupakan salah satu

bagian dari ilmu filsafat yang membahas tentang ilmu asal (epistimologi). 10

Pada mulanya filsafat memang diakui sebagai induk ilmu pengetahuan

(the mother of sciences). Mulanya filsafat harus mampu menjawab pertanyaan

tentang segala sesuatu dan segala macam hal. Soal- soal yang berhubungan

dengan alam semesta, manusia dengan segala problematika yang tidak bisa

dijawab lagi oleh filsafat. Lahirlah ilmu pengetahuan yang sanggup

memberikan jawaban terhadap problem- problem tersebut. Dengan

perkembangan metodologi ilmiah yang semakin pesat, berkembang pula ilmu

pengetahuan tersebut dalam bentuk disiplin- disiplin ilmu dengan

kekhususannya masing- masing. Setiap disiplin ilmu pengetahuan memiliki

obyek dan saran yang berbeda- beda, yang terpisah satu sama lain. Suatu

disiplin ilmu pengetahuan mengurus dan mengembangkan bidangnya sendiri-

9 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al- Ma’arif, 1962,) cet.1, 15.

10 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 6.

Page 6: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

27

sendiri dengan tidak memperhatikan kaitan serta hubungannya dengan

bidang- bidang lain. Akibat nya terjadi spesialisasi dan pemisahan antar

berbagai macam disiplin ilmu tersebut, dan ilmu pengetahuan semakin

kehilangan relevansinya dengan dan dalam kehidupan masyarakat dan ummat

manusia dengan segala macam problematikanya11. Filsafat dengan cara

kerjanya yang bersifat sistematis12, universal (menyeluruh), dan radikal yang

mengupas, menganalisa, secara mendalam13 ternyata sangat relevan dengan

problematika kehidupan manusia yang mampu menjadi perekat kembali

antara berbagai macam disiplin ilmu yang terpisah kaitanya dengan yang lain.

Dengan demikian, dengan menggunakan analisa filsafat, berbagai macam

disiplin ilmu yang berkembang sekarang ini, akan menemukan kembali

relevansinyadengan hidup dan kehidupan masyarakat dan akan mampu lagi

meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup manusia.

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa filsafat adalah suatu

aktivitas yang dilakukan oleh seorang filosof dalam melakukan proses berfikir

secara mendalam, sistematis, dan radikal14 sampai ke dasar persoalan.

Filsafat sendiri berkembang dan berubah fungsinya dari induk ilmu

pengetahuan (the mother of science) menjadi semacam perekat atau

pendekatan kembali berbagai macam ilmu pengetahuan yang berkembang

11 Ibid., 7. 12 Sistematis artinya secara teratur menurut metode ilmiah yang tertentu. 13 Jujun S, Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif (Jakarta, PT. Gramedia: 1982), 4. 14 Radikal artinya konsekuen sampai keakar- akarnya (radix: akar)persoalan, dengan

pembuktian-pembuktian yang masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan.

Page 7: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

28

pesat dan terpisah satu dengan yang lain (inter diciplynary approach), dan

sekarang lebih cenderung menjadi alat analisa dalam memecahkan masalah

filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia yang nyata

(philosophical analysis).15

Pentingnya manusia untuk berfilsafat, yaitu Apabila seseorang

bertanya tentang sesuatu, maka sebenarnya dia sudah berfilsafat, karena

bertanya berarti ingin tahu dan keingintahuan itu merupakan esensi16 dari

filsafat. Akan tetapi pertanyaan kefilsafatan yang sesungguhnya adalah

pertanyaan yang sangat mendalam dan serius. Pertanyaan kefilsatan

memerlukan jawaban yang hakiki, dan setelah mendapatkan jawaban, apabila

meragukan maka jawaban itu akan dipertanyakan kembali untuk mendapatkan

jawaban yang lebih mendalam (hakiki). Selain ketakjuban, yang mendorong

manusia berfilsafat adalah karena adanya aporia.17 Pertanyaan yang timbul

akibat aporia ini menurut Ahmad Tafsir muncul di zaman modern.18 Aporia

ini berada di antara percaya dan tidak percaya. Ketika manusia bersikap

percaya atau mengambil tidak percaya, maka pikiran tidak lagi bekerja atas

hal itu, akan tetapi jika dia berada antara percaya dan tidak percaya maka

pikiran mulai bergerak dan berjalan untuk mencari kepastian. Sangsi atau

keraguan akan menimbulkan pertanyaan, pertanyaan membuat pikiran

15 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, 8-9. 16 Hakikat; inti. 17Aporia berarti kesangsian, keraguan, ketidakpastian atau kebingungan 18 Ibid., 11.

Page 8: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

29

bekerja, dan pikiran bekerja akan melahirkan filsafat. Jadi sikap keingintahuan

atau ingin kepastian terhadap sesuatu dapat melahirkan filsafat.

Selanjutnya pengertia pendidikan, dalam bahasa Indonesia, kata

pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an.

Kamus umum bahasa Indonesia pengertian secara umum adalah perbuatan,

(hal, cara, dan sebagainya) mendidik.19 Maksud pengertian pendidikan diatas

adalah pendidikan merupakan sebuah pengajaran, yaitu dengan memberikan

pengetahuan atau pelajaran. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa

Yunani, yaitu “Paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada si

anak, dalam bahasa pendidikan berasal dari bahasa Inggris yaitu education .

Secara semantik (kebahasaan) dari kata pendidikan, pengajaran (education

and teaching) sebagaimana pengertian dari kamus umum bahasa Indonesia

yakni pengertian pendidikan adalah suatu kegiatan yang atau proses yang

berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang

lain. Hakikatnya, pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai, yang akan

menjadi penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan

dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa

pendidikan dapat dipastikan bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan

generasi manusia masa lampau. Karena itu, secara ekstrim dapat dikatakan

bahwa maju mundur atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat atau

19 W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1991, cet. 2) 250.

Page 9: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

30

bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana proses pendidikan yang dijalani

oleh masyarakat bangsa tersebut.20

Dalam sejarah, Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan

sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Dengan

pengalaman- pengalaman yang naik turun, maju mundur dan berliku- liku.

Islam telah berhasil memberi dan menerima pengaruh- pengaruh dari

lingkungan yang dijumpainya. Perubahan- perubahan fundamental yang

terjadi berkat pokok- pokok dasar aajaran agama Islam yang fleksibel dan

mengandung falsafah menyeluruh dalam segi- segi kehidupan ummat

manusia. Perkembangan kehidupan manusia (masyarakat Islam mempunyai

hubungan timbal balik dengan perkembangan pendidikan Islam.21

Bila dilihat dari perspektif Pendidikan Islam, pendidikan dapat

diartikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai khalifatullah fi-

Ardh yang tetap dalam keadaan menghambakan diri kepada

Allah (‘Abdullah). Hal ini terlihat pada definisi yang diberikan para ahli.

Seperti Omar Muhammad al-Toumy al-Syaebani, misalnya mengartikan

pendidikan Islam sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam

kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan

20 Kasinyo Harto, Rekontruksi Pendidikan Islam, dalam Jurnal Pendidikan Islam,

(Conciencia, No. 2 Volume II, Desember 2002), 89. 21 Sukarno, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam (Bandung, PT. Angkasa:1983), 1.

Page 10: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

31

dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan, perubahan itu dilandasi

dengan nilai-nilai Islam.22

Pendidikan Islam secara leksikal, pendapat para pakar pendidikan

Islam berbeda- beda dalam mengintepretasikan pendidikan Islam. Diantaranya

mendefinisikan mengenai pendidikan dari berbagai sudut pandang, Syed

Naquib Al – Attas misalnya mendefinisikan mengenai pendidikan Islam yaitu

dengan istilah “Tarbiyah, Ta’lim, dan Ta’dib.23 Menurutnya, istilah Tarbiyah

yang diambil dari kata “rabbaa” ( ا yang diartikan dengan (رب ) ”dan “rabba ( رب

“ Memberi makan, memelihara, dan mengasuh.24 Istilah-istilah tersebut

memuat makna yang sama. Mengenai maknanya, al-Jauhari menegaskan

bahwa makna ini mengacu kepada segala sesuatu yang tumbuh, seperti anak-

anak, tanaman dan sebagainya. Penerapan kata tarbiyah, dengan demikian

tidak terbatas pada manusia saja, melainkan meluas pada species-specieslain

seperti tanaman dan hewan. Medan semantiknya yang luas ini menyebabkan

istilah tarbiyah tidak tepat untuk mengartikan pendidikan yangdalam konsep

Islam hanya berlaku untuk manusia. Pertama, dalam pernyataan Naguib al-

Attas itu disebutkan bahwa dengan istilah tarbiyah orang bisa mengacu

kepada peternakan hewan dan perkebunan. Padahal pendidikan dalam Islam

22 Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan Hasan Langgulung dari

Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 5. 23 Syed Naquib Al- Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Rangka Pikir

Filsafat Pendidikan Islam” (Bandung, Mizan 1988 cet, ketiga), 65-74. 24 Ibid., 65-74.

Page 11: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

32

adalah sesuatu yang khusus untuk manusia.25 Kedua, sebagaimana yang

digunakan dalam al-Qur’an, istilah tarbiyah tidak mencerminkan faktor-

faktor esensial pengetahuan dan intelektual yang pada dasarnya merupakan

komponen-komponen inti dalam pendidikan Islam yang sesungguhnya.

Pengertian ini memang tidak berjauhan dari pemakaiannya sebagaimana

terdapat dalam Q.S. Al-Isra’:2426

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Ketiga, kalaupun istilah tarbiyah bisa diberikan pengertian yang

berkaitan dengan pengetahuan, maka konotasinya cenderung kepada

pemilikan pengetahuan bukan kepada proses penanamannya. Bagi Naguib al-

Attas inti dari proses pendidikan yang sebenarnya adalah “proses

penanaman”, bukan kepada pemilikannya. 27

Istilah lain dari pendidikan adalah Ta’lim, merupakan masdar dari kata

a’llama yang berarti pengajaran yang berarti pengajaran yang bersifat

25 Al- Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Suatu Rangka Pikir Filsafat Pendidikan Islam”, 68.

26 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al Isra’: 17 ayat 24, 387. 27 Ibid., 72.

Page 12: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

33

pemberian, atau penyampaian, pengertian, pengetahuan, dan keterampilan.

Penunjukkan kata ta’lim pada pengertian pendidikan, sesuai dengan firman

Allah Al- Quran Surat Al- Baqarah ayat 31:28

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:" Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Maksud dari pengertian ta’lim diatas adalah sebatas pentransferan

seperangkat nilai antar manusia, yang hanya dituntut untuk menguasai nilai

yang ditransferkan secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidak dituntut

pada domain afektif29. Istilah ta’dib, menurut menurut kamus besar Bahasa

Arab “Al Mu’jam Al Wasith” biasa diterjemahkan dengan “ pelatihan atau

pembiasaan” mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut:30

a. Ta’dib berasal dari kata dasar “ adaba- ya’dubu” yang berarti melatih,

untuk berprilaku yang baik dan sopan santun

28 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan,, Al- Baqarah:02, ayat 31, 6. 29 Samsul Nizar, Peserta Didik Dalam Perspektif Islam (Padang, IAIN Imam Bonjol

Perss: 1965), 27. 30 Al- Mu’jam Al- Wasith, Kamus Arab (Jakarta, Angkasa:1980), 19.

Page 13: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

34

b. Ta’dib berasal dari kata “adaba ya’ dibu” yang berarti mengadakan pesta

atau penjamuan yang berarti berbuat dan berperilaku sopan santun.

c. Kata “addaba” sebagai bentuk kata kerja ta’dib mengandung pengertian

mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin, memberi tindakan.

Dapat dipahami bahwa pendidikan Islam itu merupakan satu proses

yang tidak hanya menyangkut transfer ilmu, akan tetapi bagaimana

menjadikan manusia makhluk berakhlak dengan akhlak yang baik serta dari

hasil pendidikan itu dapat membantu kehidupan diri dan kemasyarakatannya

dengan berlandasan ajaran Islam. Faktor agama tampaknya memang tak dapat

dipisahkan dari hubungannya dengan perilaku manusia, baik secara individu

maupun secara kelompok. Manusia mempunyai kebutuhan keagamaan yang

instrinsik yang tidak dapat dijelaskan melalui sesuatu yang mengatasinya dan

yang diturunkan dari kekuatan-kekuatan supranatural.

Marimba menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan si

rohani si terdidik menuju terbetuknya kepribadian yang utama atau sempurna.

Dalam perkembanganya istilah pendidikan merupakan sebuah usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi

seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dari arah mental. 31

31 Sudirman, Ilmu Pedidikan (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), 4.

Page 14: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

35

Didalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara32.

Dengan demikian penulis menyimpulkan tentang pengertian

pendidikan, adalah sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh guru (pendidik)

guna untuk membentuk kepribadian peserta didik untuk memimpin

perkembangan potensi jasmani dan rohaninya ke arah kesempurnaan.

Jika filsafat merupakan pandangan hidup yang erat hubungannya

dengan nilai-nilai sesuatu yang dianggap benar. Dengan demikian filsafat

dijadikan pandangan hidup oleh sesuatu masyarakat, maka mereka berusaha

untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata. Jelaslah bahwa

filsafat sebagai pandangan hidup suatu bangsa berfungsi sebagai tolok ukur

bagi nilai-nilai tentang kebenaran yang harus dicapai. Adapun untuk

mewujudkan nilai-nilai tersebut dilakukan dengan berbagai cara salah satunya

lewat pendidikan.

Pada dasarnya pendidikan memerlukan landasan yang berasal dari

filsafat atau hal-hal yang berhubungan dengan filsafat. Sebagai landasan

32 Depdikbud. 1989. UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 15: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

36

karena filsafat melahirkan pemikiran-pemikiran yang teoritis tentang

pendidikan dan dikatakan hubungan karena berbagai pemikiran tentang

pendidikan memerlukan bantuan penyelesaiaannya dari filsafat, adapun

pengertian filsafat pendidikan Islam menurut para tokoh pendidikan:

a. Muzayyin Arifin menjelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam pada

hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber

atau berlandaskan ajaran – ajaran agama Islam tentang hakikat

kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta

dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh

ajaran agama Islam33, dalam arti filsafat pendidikan Islam mengkaji

tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan pendidikan seperti

manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan, kurikulum, metode, materi

pembelajaran, pendidik (guru), peserta didik, lingkungan pembelajaran.

b. Menurut Omar Muhammad al- Taomy al- Syaibani filsafat pendidikan

Islam adalah pelaksanaan pandangan filsafat atau kaidah filsafat Islam

dalam bidang pendidikan itu dapat memperoleh manfaat, tujuan- tujuan

dan fungsi- fungsi yang diharapkan dan dikembangkan.

Terdapat perbedaan antara filsafat pendidikan dengan filsafat

pendidikan Islam, yaitu perbedaanya filsafat pendidikan Islam bersumber dari

Al- Quran dan Al- Hadis. Dengan kata lain bahwa kata Islam yang mengiringi

33 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 4.

Page 16: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

37

kata filsafat pendidikan menjadi sifat, yakni sifat dari filsafat pendidikan

tersebut.

Jadi filsafat pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang

bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran dan

pemecahan mengenai pendidikan. Peranan filsafat yang mendasari berbagai

aspek pendidikan ini sudah barang tentu merupakan kontribusi utama bagi

pembinaan pendidikan. Kalau mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti

akan memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis dan

menyeluruh universal tentang pendidikan yang tidak hanya dilatarbelakangi

oleh ilmu pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita

semua untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Melakukan pemikiran

pada hakikatnya adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologi

manusia seperti pikiran, kecerdasan, kemauan, perasaan, ingatan serta

pengamatan panca indera tentang gejala kehidupan terutama manusia dan

alam semesta sebagai ciptaan. Keseluruhan proses pemikiran tersebut didasari

dengan pengalaman yang mendalam serta luas tentang problema kehidupan

dan kenyataan dalam jagat raya dan dalam dirinya sendiri.

2. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa

filsafat pendidikan Islam adalah sebuah disiplin ilmu, yang mau tidak mau

Page 17: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

38

menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan

penjelsannya.

Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam

berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, universal

(menyeluruh) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh

pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut untuk mempelajari ilmu

yang relevan.34

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan

Islam adalah sebuah masalah tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan,

metode, materi, evaluasi, dan lingkungan pendidikan. Masalah diatas tersusu

dan dilatarbelakangi oleh pendidikan Islam. dengan kata lain mengkaji filsafat

pendidikan Islam itu seseorang akan diajak memehami konsep tujuan

pendidikan, konsep kurikulum, konsep metode, konsep guru yang baik,

konsep materi, konsep evaluasi, dan seterusnya yang dilakukan secara

mendalam, sistematis, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan

ajaran agama Islam, yang berdasarkan AL Quran dan Al Hadis. Dalam

hubungan dengan ruang lingkup filsafat pendidikan Islam, M. Arifin lebih

lanjut menjelaskan bahwa ruang lingkup pemikirannya diatas bukanlah

mengenai hal- hal yang bersifat teknis operasional pendidikan, melainkan

34 Ibid.,, ix.

Page 18: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

39

segala hal yang mendasari serta mewarnai corak sistem pemikirannya yang

disebut filsafat itu35.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa ruang lingkup

pembahasan filsafat pendidikan Islam ini adalah pemikiran yang serba

mnedalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, dan menyeluruh (universal)

mengenai problematika kependidikan seperti halnya dasar/ asas pendidikan

Islam, kurikulum pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, evaluasi

pendidikan Islam.

3. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam

Secara kegunaan (aksiologi) seperti yang diketahui bahwa setiap ilmu

sudah pasti memiliki nilai guna, yakni filsafat pendidikan Islam menurut

Omar Muhammad Al- Taomy Al Syabany yang mengemukakan bahwa

kegunaan filsafat pendidikan Islam diantara lain:36

a. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan

orang- orang yang melaksanakannya dalam suatu negara untuk

membentuk pemikiran sehat terhadap sistem pendidikan. Memperbaiki

35 Ibid., 28. 36 Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan Hasan Langgulung dari

Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 33-36.

Page 19: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

40

peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan cara mereka

mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan, dan penyuluhan.

b. Filsafat pendidikan dapat menjadi asas terbaik untuk penilaian pendidikan

dalam arti yang menyeluruh.

c. Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman

pemikiran bagi faktor- faktor spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, dan

politik dinegara kita.

Secara khusus Marimba menjelaskan tentang kegunaan filsafat

pendidikan Islam, menurutnya filsafat pendidikan Islam dapat dijadikan

sebagai pegangan pelaksanaan pendidikan yang akan menghasilakan generasi-

generasi baru yang berkepribadian muslim. Sehingga generasi- generasi baru

ini selanjutnya akan mengembangkan usaha- usaha pendidikan dan mungkin

mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang

mendasari usaha- usaha pendidikan itu dan membawa hasil yang lebih besar37.

Arifin mengatakan bahwa dilihat dari fungsinya, maka filsafat pendidikan

Islam merupakan pemikiran yang mendasar dan melandasi dengan

mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh karena itu, filsafat

pendidikan Islam ini seharusnya memberikan gambaran tentang sampai mana

proses tersebut dapat direncanakan dan dalam ruang lingkup serta dimensi

bagaimana proses tersebut dilaksanakan. Beliau juga menjelaskan bahwa

filsafat pendidikan Islam juga bertugas melakukan kritik- kritik tentang

37 Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, 30.

Page 20: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

41

metode- metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam itu serta

sekaligus memberikan pengetahuan mendasar tentang bagaimana metode

tersebut didayagunakan dan diciptakan agar efektif dalam mencapai sebuah

tujuan. Sehingga filsafat pendidikan Islam itu memiliki tugas sebagai

berikut:38

1) Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses

pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan Islam.

2) Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan

tersebut.

3) Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses

pendidikan tersebut.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa kegunaan

filsafat pendidikan Islam berfungsi untuk mengarahkan dan memberikan

landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan

radikalterhadap berbagai masalah yang dapat dioperasikan dalam bidang

pendidikan, yang tidak lain menggunakan acuan al- Quran dan al Hadis.

38 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, xi- xii.

Page 21: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

42

4. Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam

Perihal yang menyangkut metode pengembangan filsafat pendidikan

Islam yang berhubungan erat dengan akselerasi penunjuk operasional dan

teknis mengembangkan ilmu, yang semestinya didukung dengan penguasaan

metode baik secara teoritis maupun praktis untuk tampil sebagai mujtahid atau

pemikir dan keilmuan. Asumsi yang terbangun bahwasannya karya Omar

Mohammad al-Toumy al-Syaibani (Falsafah Pendidikan Islam) yang tidak

membahas metode tersebut. Apalagi mencukupkan sumber analisa hanya pada

Plato dan Aritoteles-isme, padahal sefaham dengan para filosof Muslim (al-

Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd dan yang sealiran dengannya). Kuat

kemungkinannya ia terperangkap oleh missi dan strategi Barat yang

mensupremasi dalam segala bidang. Tentang metode pengembangan filsafat

pendidikan Islam paling tidak bersumber pada empat hal, yakni:39

a. Bahan tertulis (tekstual) al-Qur’an, al-Hadits dan pendapat pendahulu

yang baik “salafus saleh”– bahan empiris, yakni dalam praktek

kependidikan (kontekstual);

b. Metode pencarian bahan; khusus untuk bahan dari al-Qur’an dan al-Hadits

bisa melalui “Mu’jam al-Mufahros li Alfazh al-Karim” karya Muhammad

Fuad Abd al-Baqi atau “Mu’jam al-Mufahros li Alfazh al-Hadits” karya

Weinsink, dan bahan teoritis kepustakaan serta bahan teoritis lapangan;

39 Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan Hasan Langgulung dari

Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 40-41.

Page 22: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

43

c. Metode pembahasan (penyajian); bisa dengan cara berpikir yang

menganalisa fakta-fakta yang bersifat khusus terlebihdahulu selanjutnya

dipakai untuk bahan penarikan kesimpulan yang bersifat umum (induktif);

atau cara berpikir dengan menggunakan premis-premis dari fakta yang

bersifat umum menuju ke arah yang bersifat khusus (deduksi); dan

d. Pendekatan (approach); pendekatan sangat diperlukan dalam sebuah

analisa, yang bisa dikategorikan sebagai cara pandang (paradigm) yang

akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena.

Dari pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa yang

dikembangkan dan dikaji dalam problematika filsafat pendidikan Islam ialah

harus menggunakan pendekatan yang berasal dari perpaduan ketiga disiplin

ilmu diatas yaitu: filsafat, ilmu pendidikan dan ilmu ke Islaman. Sebagaimana

uraian terdahulu, yakni sebuah kajian tentang pendidikan yang radikal, logis,

sistematis dan universal. Namun ciri-ciri dari berfikir filosofis ini dibatasi

dengan ketentuan ajaran Islam.

B. Tiga Masalah Utama Filsafat Pendidikan Islam

Salah satu cara untuk mempelajari Filsafat pendidikan Islam ialah dengan

mengemukakan sebuah pertanyaan filosofis, tentang atau sekitar pendidikan pada

suatu waktu. Dengan memeriksa pendapat- pendapat yang dianut oleh beberapa

Page 23: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

44

lembaga pendidikan Islam dan kemudian mengemukakan cara atau praktek

pendidikan yang diperkirakan bisa sesuai.

Sistem filsafat yang mendasari berbagai pemikiran mengenai pendidikan

misalnya:40

1. Epistimologi

Epistemologi didifenisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan

dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan praanggapan dan dasar-

dasarnya serta realitas umum dari tuntutan pengetahuan sebenarnya.

Epistemologi ini adalah nama lain dari logika materiil atau logika mayor

yang membahas dari isi pikiran manusia, yakni pengetahuan, Epistemologi

adalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda.

Untuk lebih jelasnya, ada beberapa contoh pertanyaan yang menggunakan

kata “tahu” dan mengandung pengertian yang berbeda-beda, baik sumbernya

maupun validitasnya.

Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam

hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang

harus diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah dan bagaimana cara

memperoleh pengetahuan dan cara menyempaikannya seperti apa? Semua itu

adalah epistemologinya pendidikan.

40 Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan IslamSuatu Tinjauan(Jogjakarta: Andi Offset,1986), 6.

Page 24: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

45

2. Ontologi

Ontologi merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu

pengetahuan.Berisi mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari

mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu.

Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan ialah sisi yang

mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan

pendidikan menempati posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu

dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya dunia ilmu.

Pandangan ontologi dapat juga menjadi hal utama dalam pendidikan

Islam, sebab anak didik/peserta didik bergaul dengan dunia lingkungannya

dan mempunyai dorongan kuat untuk mengerti sesuatu. Peserta didik Islam,

baik di masyarakat maupun di sekolah selalu menghadapi realita, obyek

pengalaman : benda mati, benda hidup. Bagaimana pandangan relegius

mengenai makhluk hidup yang berakhir dengan kematian, bagaimana kehi-

dupan dan kematian itu dapat dimengerti. Begitu pula realitas semesta,

eksistensi manusia yang memiliki jasmani dan rohani, bahkan bagaimana

sebenarnya eksistensi Tuhan Maha Pencipta.

Bukanlan kewajiban sekolah atau pendidik semata untuk mem-

bimbing peserta didik memahami dunia nyata, tetapi sekolah berkewajiban

membina peserta didik tentang kebenaran yang berpangkal pada realita itu.

Realita adalah sebagai tahapan pertama dan stimulus untuk menyelami

kebenaran. Peserta didik didik wajib dibina potensi berpikir kritisnya guna

Page 25: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

46

mengerti kebenaran. Mereka harus mampu mengerti perubahan-perubahan

dalam lingkungannya ; adat-istiadat, tata sosial dan pola-pola masyarakat,

nilai moral dan hukum.

Dengan demikian, implikasi pandangan ontologi dalam dunia

pendidikan Islam adalah bahwa dunia pengalaman manusia, termasuk peserta

didik yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya dalam raga dan

isinya dalam arti pengalaman sehari-hari, melainkan sebagai sesuatu yang tak

terbatas, realitas fisik, spritual yang tetap dan yang berubah-ubah (dinamis)

3. Aksiologi

Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari

ilmu pengetahuan,menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan

estetika.Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan

adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan yang mengajarkan

bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran

kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah

karya manusia. Dasar Aksiologis Pendidikan adalah Kemanfaatan teori

pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga

diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan

sebagai proses pembudayaan manusia secara beradab.

Implementasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan

mengintegrasikan nilai tersebut dalam kehidupan manusia dAn

membinakannya dalam kepribadian anak didik. Memang untuk menjelaskan

Page 26: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

47

apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu yang mudah.

Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan

untuk membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama

pendidikan.

Pendidikan harus memberikan pemahaman/pengertian baik, benar,

bagus, buruk dan sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif dalam

arti dilihat dari segi etika, estetika dan nilai sosial. Dalam masyarakat, nilai-

nilai itu terintegrasi dan saling berinteraksi. Nilai-nilai di dalam rumah

tangga/keluarga, tetangga, kota, negara adalah nilai-nilai yang tak mungkin

diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian.

C. Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Filsafat pendidikan Islam, sebagaimana juga filsafat pendidikan umum

merupakan pedoman bagi perancang dan orang- orang yang bekerja dalam

bidang pendidikan dan pengajaran Islam. 41

Pemikiran- pemikiran filsafat dengan sistem pendidikan Islam ini, bisa

ditelusuri pelaksanaannya dengan melihat pelaksanaan pendidikan di zaman

permulaan Islam hingga ke zaman klasik. Di rentang masa tersebut, diduga

sistem pendidikan Islam belum dipengaruhi oleh pemikir- pemikiran filsafat

41 Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan Hasan Langgulung dari

Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 33.

Page 27: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

48

pendidikan asing. Hingga cukup beralasan saat Roger Bacon menyatakan bahwa

“ Jika seseorang ingin menemukan kebenaran, maka ia seharusnya

mempelajarinya dari orang- orang Muslim”.42

Sebuah peradaban dengan sendirinya lahir dan hanya dapat dilestarikan,

bila unsur- unsur yang menopangnya diwariskan secara berkesinambungan dari

generasi ke generasi, sebagai nilai- nilai budaya43 yang dianggap benar. Dalam

kaitan ini terlihat dengan adanya peranan suatu sistem pendidikan Islam. Sebab

pendidikan pada dasarnya berarti pewarisan kebudayaan dari generasi ke

generasi selanjutnya agar hidup bisa berlanjut. Adapun komponen- komponen

Ilmu pendidikan Islam yang sangat urgent, antara lain:

1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam adalah identic dengan dasar ajaran agama Islam.

keduanya bersumber dari al- Quran dan al Hadis. Kemudian dasar tadi

dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas44, syar’i45,

42 Jalaludin , Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta, Raja Grafindo: 1994),

35. 43 Suatu masyarakat yang memiliki nilai- nilai budaya (yang diyakini memilki nilai-

nilai kebenaran) merasa perlu untuk disalurkan kepada generasi selanjutnya agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara. Berangkat dari pemikiran tersebut, agaknya masa keemasan Islam sebagai “Masa Seribu Tahun Muslim”, merupakan bagian dari adanya pewarisan nilai- nilai keislaman yang berkesinambungan antara generasi periode awal hingga generasi berikutnya.

44 Qiyas adalah mempersamakan hukum cabang dan pokoknya karena ada suatu unsur yang dapat dijadikan alasan untuk mempersamakannya, (hukum pokok dalam sebuah al- Quran dan al- Hadis disebut dengan hukum cabang yang dipersamakan dengan hukum pokoknya.

45 Hokum Islam

Page 28: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

49

ijma’yang diakui46, ijtihad dan tafsir yang benar dalam bentuk hasil

pemikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang jagat raya, manusia,

masyarakat, bangsa, dan negara, pengetahuan manusia dan akhlak dengan

merujuk pada al- Quran dan al- Hadis47.

Tujuan pendidikan secara filosofi maka sebenarnya kita telah memasuki

persoalan yang menjadi salah satu sasaran yang utama dan filsafat dimana

terdapat pertemuan antara pandangan filosofis dan pandangan paedagogik

antropologi, dimana pendidikan dalam menentukan tujuannya itu banyak

mendapat bantuan dari filsafat ini. Sebab di dalam tujuan pendidikan kita

mempersoalkan manusia atau bagaimana manusia itu akan mencapai

pendidikan yang telah dicita-citakan.48

Adapun sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan Islam yaitu

adalah sebuah kebahagiaan didunia dan akhirat, nilai lebih tersebut terlihat

bahwa sistem pendidikan Islam dirancang agar dapat merangkum tujuan

hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang pada hakikatnya

46 Kesepakatan pendapat para ulama’ fikih dalam menetapkan hukum Islam pada

suatu masa (mulai masa dari sahabat sampai sekarang ). Macam- macam Ijma’ : a. Ijma’ sharih , pendapat ulama’ disepakati oleh ulama lain, karena kedudukannya sudah diakui kehujjahannya. B. Ijma’ Sukuti, pendapat para ulama fikih, kemudian pendapat tersebut tidak dipakai oleh ulama lain karena masih diragukan kehujjahannya.

47 Agama Islam adalah suprasistem yang mengandung a. Sistem akidah atau keimanan dan keyakinan; b. Sistem syariat, yaitu sistem nilai yang megandung ketentuan- ketentuan perundang- undangan, bimbingan, ajaran dana informasi; akhlak atau pola perilkau yang didasarkan pada satu sistem nilai dan norma agama Islam serta proses pembentukan ide atau konsep berpikir yang dapat melahirkan bentuk- bentuk pola keyakinan, interaksi dan bentuk- bentuk institusi social tertentu maupun karya budaya yang bersifat material dan konseptual. Lihat Jusuf Amir Faisal, Reorientasi Pendidikan

48 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan ( Jakarta: Aksara Baru, 1982), 44-45.

Page 29: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

50

tunduk pada hakikat penciptaannya49. Allah SWT berfirman dalam surat Al-

Baqarah ayat 202 yang berisikan tentang aplikasi dan terangkum dalam cita-

cita setiap muslim;50

Artinya: dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka.

Melalui tahapan ini penenempatan manusia dibumi sebagai khalifah

dibumi seperti halnya fitrah kejadian manusia, Allah SWT berfirman dalam

surat Al- Baqarah ayat 30:51

49 Pertama, tujuan pendidikan Islam itu bersifat fitrah, yaitu membimbing

perkembangan manusia sejalan dengan fitrah. Kedua, tujuan pendidikan Islam merentang dua dimensi, yaitu tujuan akhir bagi hidup didunia dan akhirat. Ketiga, tujuan pendidikan Islam mengandung nilai – nilai yang bersifat universal yang tak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham- paham (isme) tertententu.

50 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan Adz- Dzariyat: 51 ayat 56, 756. 51 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al – Baqarah: 2 ayat 30, 6.

Page 30: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

51

Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Muhammad Munir menjelaskan tentang tugas kekhalifah tersebut

berbentuk akhlak52 yang mulia sehingga akan menjadikan pencapaian tujuan

yang pendidikan Islam. Adapun ciri- ciri tujuan pendidikan Islam yang

diantaranya sebagai berikut:53

a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi

dengan sebaik- baiknya, yaitu melaksanakan tugas- tugas memakmurkan

dan mengelola bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

b. Mengerahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahan di

muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah,

sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.

c. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.

d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmani sehingga ia

memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan

untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

52 Akhlak merupakan kehendak dalam diri manusia yang kemudian memotivasi dirinya untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang baik ataupun yang buruk.

53 Abudinata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Wacana Ilmu , 1997 cet 1), 53-55.

Page 31: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

52

e. Mengarahkan manusia afgar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.

Ciri- ciri manusia diatas secara umum adalah manusia yang baik. Atas

dasar diatas para ahli sepakat bahwa pendidikan Islam pada hakikatnya tujuan

pendidikan Islam adalah menghasilkan manusia yang baik dan beribadah

kepada Allah dalam rangka pelaksanaan fungsi kekhalifahannya dimuka

bumi.

2. Kurikulum Pendidikan Islam

a. Pengertian Kurikulum

Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin, currriculum yang

berarti bahan pengajaran. Adapula yang mengatakan kata tersebut dari

bahasa Perancis courier yang artinya berlari.54 Selain itu ada pula yang

berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang

disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordintif dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.55 Menurut para

ahli pendidikam mengenai kurikulum yaitu:56

54 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum( Bandung: Citra Aditya bakti,1991), 9. 55 Jalaludin , Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, 43. 56 Hamid Syarif, Pengembangan Kurikulum (Surabaya: Bina Ilmu, 1996), 6.

Page 32: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

53

1) Menurut Ronald Doll: Curriculum the experiences which are of the

school.(Kurikulum meliputi semua pengalaman yang disajikan

kepada murid dibawah bantuan sekolah).

2) Menurut William B. Ragam: Curriculum is all the experiences of

children for which the school accepts responsibility. (Kurikulum

adalah semua pengalaman murid dibawah tanggung jawab sekolah)

3) Menurut Harun Nasution : Kurikulum adalah sejumlah mata

pelajaran yang disampaikan dan disiapkan berdasarkan rancangan

yang sistematis dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan.57

4) Menurut Oemar Hamalik : memiliki dua pandangan tentang

kurikulum yaitu sudut pandang modern dan tradisional 58

a) Secara tradisional : Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran

yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.\

b) Secara modern : Kurikulum adalah program kegiatan terencana

yang memiliki rentang waktu yang cukup luas hingga

membentuk suatu pandangan yang menyeluruh.

Dari berbagai penjelasan diatas penulis menyimpulkan pengertian

kurikulum adalah sebuah seperangkat materi pendidikan dan pengajaran

57 Ibid., 4. 58 Crow an crow dalam Oemar Hamalik, Pembinaan Pengembangan Kurikulum

(Bandung: Pustaka Martina, 1987), 2 lihat juga di Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam( Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), 123.

Page 33: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

54

yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang

akan dicapai.

Pada dasarnya kurikulum oleh berbagai aspek utama yang menjadi

cirinya kurikulum.

b. Aspek kurikulum yang terkandung diantaranya sebagai berikut:59

1) Tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh kurikulum itu.

2) Pengetahuan (knowledge), ilmu- ilmu, data, aktivitas- aktivitasdan

pengalaman- pengalaman yang menjadi sumber terbentunya

kurikulum itu.

3) Metode dan cara- cara mengajar dan bimbingan yang diikuti oleh

peserta didik untuk mendorong mereka kearah yang dikehendaki

oleh tujuan yang dirancang.

4) Metode dan cara penilaian yang digunakan mengukur hasil hasil

proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum.

Dalam rincian diatas terdapat empat aspek utama kurikulum yaitu

tujuan pendidikan, materi yang akan diberikan, metode pengajarannya,

serta penilaian yang dilakukan. Beranjak dari keempat aspek tersebut

jika dikaitkan dengan filsafat dan sistem pendidikan Islam tentunya

kurikulum tersebut harus bisa menyatu dengan ajaran agama Islam.

59 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban (Jakarta: Al Husna, 1986), 53.

Page 34: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

55

Omar Muhammad Al- Tomy Al Syabay menyebutkan ada lima ciri

kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:60

a) Menonjolkan tujuan agama akhlak diberbagai tujuan- tujuannya dan

kandungan- kandungannya, metode, alat,dan teknik bercorak

agama.

b) Meluas ruang lingkup dan menyeluruh kandungannya. Yakni

kurikulum yang betul- betul mencerminkan semangat, pemikiran

dan ajaranya yang menyeluruh. Serta pengembangan dan

bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi

intelektual, psikologi, sosial, dan spritual.

c) Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang

ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang

bermacam- macam.

d) Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbangan pada

kandungannya yang tidak hanya terbatas pada ilmu- ilmu teoritis,

baik yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni

halus, aktivitas pendidikan Islam jasmani, latihan, militer, teknik.

e) Keterkaitan antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat,

kemampuan, keperluan, dan pebedaan individuanatara siswa.

Disampin itu juga yang berkaitan dengan alam sekitar budaya dan

social diman kurikulum dilaksanakan.

60 Omar Mohammad Al- Toumy Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam (terjemahan Hasan Langgulung dari Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 509- 511.

Page 35: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

56

Karakteristik kurikulum sebagai program pendidikan Islam, yang

tidak hanya menempatkan anak didik sebagai objek pendidikan,

melainkan juga sebagai subjek didik yang sedang mengembangkan diri

menuju kedewasaan sesuai dengan konsepsi Islam.61 Karenanya

kurikulum tidak bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam

suatu situasi dan kondisi apapun dimana tercipta interaksi educative

yang timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Dari penjelasan

diatas terlihat bahwa ciri khas kurikulum pendidikan Islam yang

memandang peserta didik sebagai makhluk yang potensial untuk

mengembangkan dirinya sendiri melalui berbagai aktivitas

kependidikan. Pendidik dan seluruh komponen kependidikan lainnya,

termasuk kurikulum hanya sebagai media, atau sarana yang harus

menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi proses

pengembangan totalitas potensi yang dimiliki peserta didik itu menuju

kesempurnaan secara optimal.

61 Ibid., 511.

Page 36: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

57

c. Prinsip- Prinsip Kurikulum

Kurikulum pendidikan Islam memiliki beberapa prinsip- prinsip, Al-

Syaibani dala hal ini menyebutkan prinsip kurikulum pendidikan yang

diantaranya: 62

1) Prinsip pertautan dengan Agama, artinya bahwa semua elemen

kurikulum baik aspek tujuan, materi, alat dan metode dalam

pendidikan Islam selalu menyandarkan pada dasar-dasar ajaran

Islam yang tertuang dalam al-Qur’an dan al-Hadits.

2) Prinsip Universal, universal disini dimaksudkan bahwa tujuan dan

cakupan kurikulum pendidikan Islam harus mencakup semua aspek

yang mendatangkan manfaat, baik bagi peserta didik, baik yang

bersifat jasmaniyah maupun rohaniyah. Cakupan isi kurikulum

menyentuh akal dan qalbu peserta didik. Pendidikan yang

dikembangkan sebisanya dikembangkan bukan pendidikan sekuler,

melainkan sebaliknya yaitu pendidikan rasional yang mempunyai

arti mengajarkan materi-metari yang bermanfaat bagi kehidupan

akhirat dan dunia bagi peserta didik63. Dengan demikian dalam

pendidikan Islam tidak ada dikotomi antara ilmu umum dan ilmu

Agama. Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Insan ayat 26:64

62 Omar Mohammad Al- Toumy Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam

(terjemahan Hasan Langgulung dari Falsafah al- Tarbiyah al- Islamiyyah), 512-518. 63 Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 129-130. 64 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al Insan: 76 Al Insan ayat 26,

858.

Page 37: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

58

Artinya: dan pada sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-Nya

dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam

hari.

3) Prinsip keseimbangan antara tujuan yang ingin dicapai suatu

lembaga pendidikan dengan cakupan materi yang akan diberikan

kepada peserta didik. Keseimbangan ini meliputi materi yang

bersifat religi-akhirat dan profane-keduniaan dengan mencegah

orientasi sepihak saja. Hakikat dari prinsip keseimbangan ini ,

didasarkan pada firman Allah Swt dalam surat al-Qashas ayat 77.65

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

65 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al- Qashash: 28 ayat 77, 556. Ayat tersebut adalah perintah yang bersifat wajib, artinya umat Islam wajib melaksanakan keseimbangan hidup antara keduniaan dan keakhiratan, kesimbangan cara berfikir bersifat rasional dan hati nurani. Apabila kita kaitkan dengan penyusunan kurikulum maka pedoman kurikulum mencerminkan keseimbangan tujuan pembelajaran dan materi-materi yang diarahkan pada pencapaian keseimbangan tujuan duniawi dan tujuan ukhrowi.

Page 38: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

59

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

4) Prinsip keterkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan

pelajar, dengan lingkungan sekitar baik fisik maupun social. Dengan

prinsip ini kurikulum pendidikan Islam berkeinginan menjaga

keaslian peserta didik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Hal ini selaras dengan pendapat Jean Peaget tentang

pendidikan, ia mengatakan bahwa pindidikan harus

diindividulisasikan dengan menyadari bahwa kemampuan untuk

mengasimilasi akan berbeda dari satu individu dengan individu yang

lain, konsekuensinya materi pendidikan harus memperhatikan

pebedaan peserta didik.

5) Prinsip fleksibelitas, maksdunya kurikulum pendidikan Islam

dirancang dan dikembangkan berdasakan prinsip dinamis dan up to

date terhadap pekembangan dan kebutuhan masyarakat, bangsa dan

Negara. Anak didik yang berkarakte menjadi dambaan bukan hanya

sebagai orang tua tetapi juga menadi kebutuhan bangsa dan Negara

mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan

mengemban amanat kepemimpinan di masa yang akan datang.

Page 39: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

60

6) Prinsip memperhatikan perbedaan individu, peserta didik merupakan

pribadi yang unik dengan keadaan latar belakang social ekonomi

dan psikologis yang beraneka macam, maka penyusunan kurikulum

pendidikan Islam haruslah memperhatikan keberAgamaan latar

belakang tersebut demi tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri.

7) Prinsip pertautan antara mata pelajaran dengan aktifitas fisik yang

tercakup dalam kurikulum pendidikan Islam. Petautan ini menjadi

urgen dalam rangka memaksimalkan peran kurikulum sebagai

sebuah program dengan tujuan tercapainya manusia yang berakhlak.

Dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh kurikulum dalam

pendidikan Islam, adalah sama dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri

yaitu membentuk akhlak yang mulia dalam kaitannya dengan hakikat

penciptaan manusia.

3. Metode Pendidikan Islam

a. Pengertian Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, Yaitu meta dan

hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau ”cara”.

Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui

Page 40: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

61

untuk mencapai suatu tujuan66. Dalam pengertian letterlijk, kata

“metode” berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari meta yang berarti

“melalui”. Dan hodos yang berarti “jalan”. Jadi, metode berarti “jalan

yang dilalui”67. Dalam bahasa Arab, metode dikenal dengan thariqah

yang berarti langlah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan

suatu pekerjaan.68

Sedang pengertian yang lebih luas, metode69 diartikan sebagai “cara”

bukan “langkah” atau “prosedur”. Kata “prosedur” lebih bersifat teknis

administratif atau taksonomis seolah-olah mendidikatau mengajar hanya

diartikan sebagai langkah-langkah yang aksiomatis, kaku, dan tematis.

Sedang metode yang diartikan sebagai “cara” mengandung implikasi

“mempengaruhi” serta saling ketergantungan antara pendidik dan anak

didik. Dalam pengertian kedua ini, antara pendidik dan anak didik berada

dalam proses kebersamaan yang menuju ke arah tujuan tertentu. Dengan

begitu diharapkan penggunaan metode bisa efektif.

Adapun pengertian metode menurut para ahli pendidikan yang

diantaranya adalah:70

66 Nata, Filsafat Pendidikan Islam, 143. 67 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 89. 68 Ramayulis dan Samsul Nizar, Fisafat Pendidikan Islam: Telaah sistem Pendidikan

dan Pemikiran para tokoh, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009),214. 69 Ibid., 92. 70 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 102.

Page 41: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

62

1) Menurut Muzayyin Arifin

Metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos, meta berarti

melalui, dan hodos yang berarti jalan atau cara, dengan demikian

metode dapat diartikan dengan cara atau jalan yang harus dilalui

untuk mencapai tujuan.

2) Menurut Imam Bernadib

Metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu

tersebut.

3) Menurut Hasan Langgulung

Metode adalah sebuah cara atau jalan untuk menemukan, menguji,

dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau

tersistemtikanya suatu pemikiran (tujuan pendidikan).

Dari beberapa ulasan dari para ahli pendidikan tentang pengertian

metode diatas maka penulis memberikan kesimpulan bahwa metode

adalah sebuah cara atau jalan yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk

memberikan sebuah materi pendidikan kepada peserta didik dalam

mencapai sebuah tujuan pendidikan.

Diatas sudah dijelaskan terkait pengertian metode. Selanjutnya,

pertimbangan filosofis dalam penggunaan metode ini sangatlah penting.

metode, suatau materi pelajaran tidak akan dapet berproses secara

Page 42: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

63

efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan

pendidikan.

Dalam proses pendidikn Islam, metode mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana

yang memberi makna materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum

pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap oleh

anak didik menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap

tingkah lakunya.71

Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang

kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan

waktu terbuang sia-sia. Oleh karea itu, metode yang ditetapkan oleh

seorang guru dapat berdaya guna dan berhasil guna jika mampu

dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dietapkan.72

Metode dapat dikatakan tepat guna bila mengandung nilai-nilai

instrinsik dan ekstrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara

fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang

terkandung dalam tujuan pendidikan islam. Antara metode, kurikulum

dan tujuan pendidikan Islam mengandung relevansi (keterkaitan) ideal

dan operasional dalam proses kependidikan. Ini karena proses

kependidikan islam mengandung makna internalisasi dan transformasi

71 Hamdani Ihsan dan Fuad ihsan, 1998, Filsafat Pendidikan Islam untuk Fakultas

Tarbiyah Komponen MKK, (Bandung: Pustaka Setia), 163. 72 Ibid., 164.

Page 43: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

64

nilai-nilai Islam ke dalam pribadi anak didik dalam upaya membentuk

pribadi muslim yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang

amaliah mengacu padda tuntunan agama dan tuntunan hidup

bermasyarakat.73

Metode pendidikan islam yang tepat akan memberikan hasil dari

pendidikan yang tepat pula. Hal ini perlu diperhatikan. Dalam

menyampaikan materi kepada peserta didik maka perlu ditetapkan

metode yang didasarkan kepada pandangan dan persepsi dalam

menghadapai manusia sesuai dengan unsur penciptaannya, yaitu jasmani,

akal, dan jiwa yang diarahkan menjadi orang yang sempurna. Karena itu

materi-materi pendidikan yang disajikan oleh Al Qur’an senantiasa

mengarah kepada pengembangan jiwa, akal, dan jasmani manusia itu,

sesuai firman-Nya dalam al Qur’an Surat al Anfal ayat 7; Dan bukanlah

kamu yang melempar, tetapi Allah lah yang melempar. Dengan demikian

jelaslah bahwa metode amat berfungsi dalam menyampaikan materi

pendidikan.74

Dalam Islam, turunnya ayat al Qur’an secara bertahap yang

menjawab masalah-masalah yang timbul, membuktikan bahwa metode al

73 Ibid., 164. 74 Nata, Filsafat Pendidikan Islam, 146.

Page 44: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

65

Quran adalah pendekatan masalah/problem. Dasar metode pendidikan

Islam, yaitu:75

1) Dasar Agama

Yakni merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik

dalam sebuah proses pembelajaran, agama adalah salah satu

dasarnya.

2) Dasar Biologi

Semakin dinamis perkembangan biologi seseorang, maka

dengan sendirinya akan meningkat pula intelektualnya.

3) Dasar Psikologis

Metode pendidikan Islam baru dapat doterapkan secara efektif

bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta

didik. Sebab, perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik

akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan

nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan.

4) Dasar Sosiologis

Interaksi pendidikan dalam masyarakat akan memberikan

pengaruh yang besar terhadap perkembangan peserta didik dikala

mereka berada dilingkungan masyarakat. Allah telah menunjukkan

kepada kita prinsip-prinsip dalam melakukan pendidikan baik secara

tersirat maupun tersurat. Al Qur’an diturunkan untuk rahmat sekalian

75 Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009, Fisafat Pendidikan Islam: Telaah sistem Pendidikan dan Pemikiran para tokoh, 216-219.

Page 45: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

66

alam melalui proses pendidikan76 dan pengajaran77. Didalam proses

itu terdapat sistem pendekatan metodologis yaitu:78

a) Pendekatan psikologis

Aspek rasional atau intelektual mendorong manusia untuk

berpikir induktif dan deduktif tentang gejala ciptaan-Nya dilangit

dan di bumi. Juga aspek emosional yang mendorong manusia

untuk merasakan adanya kekuasaan yan lebih tinggi yang ghaib

sebagai pengendali jalannya alam dan kehidupan. Sedangkan

aspek ingatan dan kemauan manusia juga didorong untuk

difungsikan dalam kegiatan menghayati dan mengamalkan nilai-

nilai agama yang diturunkan-Nya.

b) Pendekatan sosiokultural

Pendekatan ini memandang bahwa manusia tidak hanya

makhluk individual, melainkan makhluk sosial budaya yang

dikaruniai potensi menciptakan sistem kehidupan bermasyarakat.

c) Pendekatan scientific

Memandang bahwa manusia adalah makhluk yang dikaruniai

daya (potensi) menciptakan atau menemukan hal-hal baru yang

76 Usaha sadar yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik secara integral, agar

dapat mengembangkan, mengoptimalkan potensi sehingga peserta didik bisa mengaktualisasikan dirinya secara sempurna.

77 Sebuah usaha yang dilakukan oleh guru, yaitu dilakukan sekedar ( transfer knoeldge) hanya menyampaikan materi pelajaran.

78 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, 100-101.

Page 46: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

67

kemudian dikembangkan melalui inteleknya menjadi sesuatu yang

bermanfaat bagi kesejahteraan hidupnya.

4. Penilaian atau Evaluasi

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan

memegang peranan penting. Keberhasilan proses pendidikan secara langsung

akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut.

Salah satu indikator kualitas pendidikan yang baik adalah lulusannya yang

berkompeten. Kompetensi merupakan fungsi dari banyak variabel antara lain

kemampuan peserta didik, kemampuan pendidik, fasilitas, manajemen dan

perkembangan pengetahuan ilmiah dan teknologi serta seni. Ruang lingkup

pendidikan sangat luas mulai dari input atau masukan, proses sampai

hasilnya atau output. 79

Untuk mengetahui bahwa proses yang kita lakukan sesuai dengan

tujuannya maka harus dilakukan umpan balik. Salah satu bentuk umpan balik

yang dilakukan adalaah evaluasi. Sistem evaluasi yang dipergunakan

memegang peranan penting dalam laporan lembaga pendidikan karena lewat

laporan itulah dapat diketahui perkembangan anak didik setelah mengikuti

proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.

79 Ibid., 222.

Page 47: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

68

a. Pengertian Evaluasi Pendidikan

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris Evaluation

yang berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah evaluasi

pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Dari segi istilah sebagaimana dikemukakan Edwind Wandt dan

Gerald W.Brown evaluasi pendidikan yaitu kegiatan atau proses

penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-

hasilnya.80 Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilah imtihan

yang berarti ujian. Dan dikenal juga dengan istilah khataman sebagai cara

menilai hasil akhir dari proses pendidikan.81

Tabrani Rusyan mendefinisikan evaluasi pendidikan sebagai proses

mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun

penilaian.82

Nana Sudjana juga mendefinisikan evaluasi pendidikan adalah suatu

kegiatan atau tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan- tujuan

intruksional telah dapat dicapi atau dikuasai oleh peserta didik dalam

80 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada 2005), 1. 81 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991 ), 274. 82 Ibid., 190.

Page 48: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

69

bentuk hasil- hasil belajar yang dapat diperlihatkan setelah mereka

menempuh pengalaman belajarnya.83

Jadi, setelah melihat beberapa tokoh pendidikan diatas penulis

menyimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah sebuah proses penilaian

yang dilakukan oleh peserta didik baik tes maupun nontes sehingga

pendidik bisa bisa mendapatkan informasi dalam bentuk penilaian.

b. Kedudukan Evaluasi Pendidikan

Evaluasi pendidikan memiliki kedudukan yag sangat strategis,

dikarenakan hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai input

untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan. Ajaran Islam juga

menaruh perhatiannya terhadap evaluasi tersebut. Allah SWT dalam suatu

firmannya yang memberitahukan bahwa pekerjaan evalausi terhadap

peserta didik merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses

pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik. Firman Allah dalam

QS. Al Baqarah (02), ayat 31- 32:84

83 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, 3.

84 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al- Baqarah: 2 ayat 31-32, 6.

Page 49: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

70

Artinya: dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”85

c. Prinsip Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian tentang suatu adpek yang dihubungkan

dengan situasi aspek lainnya sehingga diperoleh suatu gambaran yang

menyeluruh yang ditinjau dari berbagai aspek. Evaluasi diartikan sebagai

85 Sebenarnya terjemahan hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena

arti hakim Ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim. Dari kutipan diatas dapat dijelaskan terdapat empat hal yang dapat diketahui. Pertama Allah SWT dalam ayat diatas bertindak sebagai guru yang memberikan pelajaran, kepada Nabi Adam AS. Kedua, para malaikat karena tidak memperoleh pengajaran sebagaimana yang diterima nabi Adam, mereka tidak dapat menyebutkan nama- nama benda (ajaran) yang pernah diberikan kepada Nabi Adam, Ketiga, Allah SWT telah meminta kepada nabi Adam agar mendemonstrasikan ajaran yang diterimanya kepada para malaikat. Keempat, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa materi evalausi atau materi yang diujikan, haruslah materi yang pernah diajarkan.

Page 50: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

71

proses penilaian tentang keberhasilan tujuan- tujuan pendidikan yang

tercapai.86

Penilaian tersebut dapat berhasil jika dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsip sebagai berikut:87

a) Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan

secara berkesinambungan.

b) Prinsip menyeluruh, maksudnya penilaian harus mengumpulkan data

mengenai seluruh aspek kepribadian.

c) Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar subyektif mungkin.

d) Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis

dan teratur.

Prinsip diatas sejalan dengan system ajaran Islam, karena prinsip

tersebut dalam ajaran Islam termasuk kedalam akhlak yang mulia. Dalam

akhlak yang mulia seseorang harus bersifat obyektif, jujur, dan

mengatakan sesuatu sesuai apa adanya.88 Al-Quran menjelaskan

sebagaimana QS. At- Taubah 9 ayat 119:89

86 Ibid., 191. 87 Ibid., 212. 88 Ahmad Amin, Al- Akhlak, Etika, (Ilmu Akhlak), (terjemahan Farid Ma’ruf

dari al- Akhlaq, Jakarta Bulan Bintang, 1975, cet 1), 68. 89 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan,At- Taubah: 9 ayat 119, 276.

Page 51: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

72

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

System evaluasi dalam pendidikan Islam adalah mengacu pada system

evaluasi yang digariskan Allah SWT dalam al- Quran, sebagaimana telah

dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW, Dari apa yang tela dilakukan

Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah, maka secara umum

system evaluasi pendidikan Islam sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai mana hasil pendidikan

wahyu yang telah diaplikasikan oleh Rasulullah SAW kepada

ummatnya, yang tertera pada QS. An- Naml (27): 4090

Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]:91 "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk

90 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, An- Naml: 27 ayat 40, 535.

91 Al kitab di sini Maksudnya: ialah kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan Zabur.

Page 52: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

73

kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

2. Memberikan semacam berita gembira bagi yang berkelakuan baik,

dan memberika semacam siksaan bagi orang yang beraktifitas buruk,

yang tertera pada QS. Az- Zalzalah (99) ayat 7-8:92

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya., dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

Bila merujuk ke taksonomi Bloom yang menggunakan ranah domain

kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka paradigma evaluasi pendidikan

Islam, ketiga ranah tersebut dilihat secara integritas dan saling berkaitan

antara satu dengan yang lain. Hilangnya satu ranah dalam evaluasi

pendidikan Islam akan menyebabkan gagalnya upaya mengevaluasi.93

Konsep evaluasi dalam pendidikan Islam bersifat menyeluruh, baik dalam

hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia

92 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan, Al Az- Zalzalah (99)

ayat 7-8, 909. 93 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam(Ciputat: Ciputat Perss, 2005),

80.

Page 53: BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK …digilib.uinsby.ac.id/1297/5/Bab 2.pdf · 22 BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI INDUK ILMU PENDIDIKAN ISLAM A. Konsep Filsafat

74

dengan alam sekitarnya. Spectrum kajian evaluasi dalam pendidikan Islam

tidak hanya terkonsentrasi pada satu aspek, melainkan semua aspek

tersebut dibutuhkan keseimbangannya yang terpadu antara penilaian iman,

ilmu, dan amal.

Dari keterangan diatas penulis memberikan sebuah kesimpulan bahwa adapun

perbedaan antara Ilmu Pendidikan Islam dan Filsafat pendidikan Islam, bahwa Ilmu

Pendidikan Islam adah Ilmu yang membicarakan tentang masalah- masalah

pendidikan secara umum, menyeluruh dan abstrak, dengan mengandung jiwa yang

teoritis dan praktis. Ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri memerlukan filsafat

pendidikan Islam sebagai tulang punggung untuk memecahkan masalah- masalah

pendidikan.