BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun...

183
RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi a. Karakteristik Wilayah 1) Letak, Luas, dan Batas Wilayah Administrasi Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 11013’00” sampai dengan 11033’00” Bujur Timur dan 734’51” sampai dengan 747’30” Lintang Selatan. Di sebelah utara, wilayah Kabupaten Sleman berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km 2 atau sekitar 18% dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km 2 . Jarak terjauh utara-selatan wilayah Kabupaten Sleman 32 km, sedangkan jarak terjauh timur- barat 35 km. Dalam perspektif mata burung, wilayah Kabupaten Sleman berbentuk segitiga dengan alas di sisi selatan dan puncak di sisi utara. Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri atas 17 wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 Padukuhan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Cangkringan (4.799 ha), dan yang paling sempit adalah Berbah (2.299 ha). Kecamatan dengan padukuhan terbanyak adalah Tempel (98 padukuhan), sedangkan

Transcript of BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun...

Page 1: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

a. Karakteristik Wilayah

1) Letak, Luas, dan Batas Wilayah Administrasi

Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai

11013’00” sampai dengan 11033’00” Bujur Timur dan 734’51”

sampai dengan 747’30” Lintang Selatan. Di sebelah utara, wilayah

Kabupaten Sleman berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan

Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, di sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, di

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa

Tengah, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota

Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul,

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau

574,82 km2 atau sekitar 18% dari luas wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta yang seluas 3.185,80 km2. Jarak terjauh utara-selatan

wilayah Kabupaten Sleman 32 km, sedangkan jarak terjauh timur-

barat 35 km. Dalam perspektif mata burung, wilayah Kabupaten

Sleman berbentuk segitiga dengan alas di sisi selatan dan puncak

di sisi utara.

Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri atas 17

wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 Padukuhan. Kecamatan

dengan wilayah paling luas adalah Cangkringan (4.799 ha), dan

yang paling sempit adalah Berbah (2.299 ha). Kecamatan dengan

padukuhan terbanyak adalah Tempel (98 padukuhan), sedangkan

Page 2: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 2

kecamatan dengan padukuhan paling sedikit adalah Turi (54

padukuhan). Kecamatan dengan desa terbanyak adalah Tempel (8

desa), sedangkan Kecamatan dengan desa paling sedikit adalah

Depok (3 desa). Pembagian wilayah administrasi Kabupaten

Sleman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman

No Kecamatan Banyaknya

Luas (Ha) Desa Padukuhan

1 Moyudan 4 65 2.762

2 Minggir 5 68 2.727

3 Seyegan 5 67 2.663

4 Godean 7 77 2.684

5 Gamping 5 59 2.925

6 Mlati 5 74 2.852

7 Depok 3 58 3.555

8 Berbah 4 58 2.299

9 Prambanan 6 68 4.135

10 Kalasan 4 80 3.584

11 Ngemplak 5 82 3.571

12 Ngaglik 6 87 3.852

13 Sleman 5 83 3.132

14 Tempel 8 98 3.249

15 Turi 4 54 4.309

16 Pakem 5 61 4.384

17 Cangkringan 5 73 4.799

Jumlah 86 1.212 57.482 Sumber: Sleman Dalam Angka, BPS Sleman 2016

Page 3: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 3

Sumber: Perda no.12 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sleman.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sleman

2) Topografi

Keadaan tanah Kabupaten Sleman di bagian selatan relatif

datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan

Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Semakin ke

utara relatif miring dan di bagian utara sekitar lereng gunung

Merapi relatif terjal.

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara 100

meter sampai dengan 2.500 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi 4 kelas yaitu ketinggian

<100 meter, 100-499 meter, 500-999 meter, dan >1.000 meter dpl.

Ketinggian <100 m dpl seluas 6.203 ha, atau 10,79% dari luas

wilayah, terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean,

Gamping, Berbah, dan Prambanan.

Ketinggian 100-499 m dpl seluas 43.246 ha, atau 75,32% dari

luas wilayah, terdapat di 17 kecamatan. Ketinggian 500-999 m dpl

meliputi luas 6.538 ha, atau 11,38% dari luas wilayah, ditemui di

Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan. Ketinggian

>1.000 m dpl seluas 1.495 ha, atau 2,60% dari luas wilayah,

Page 4: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 4

terdapat di Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan. Ketinggian

wilayah di Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman

No Kecamatan <100

m dpl (ha)

100-499 m dpl (ha)

500-999 m dpl (ha)

>1.000 m dpl (ha)

Jumlah (Ha)

1. Moyudan 2.407 355 - - 2.762 2. Minggir 357 2.370 - - 2.727 3. Godean 209 2.475 - - 2.684 4. Seyegan - 2.663 - - 2.663 5. Tempel - 3.172 77 - 3.249 6. Gamping 1.348 1.577 - - 2.925 7. Mlati - 2.852 - - 2.852 8. Sleman - 3.132 - - 3.132 9. Turi - 2.076 2.155 78 4.309

10. Pakem - 1.664 1.498 1.222 4.384 11. Ngaglik - 3.852 - - 3.852 12. Depok - 3.555 - - 3.555 13. Kalasan - 3.584 - - 3.584 14. Berbah 1.447 852 - - 2.299 15. Prambanan 435 3.700 - - 4.135 16. Ngemplak - 3.571 - - 3.571 17. Cangkringan - 1.796 2.808 195 4.799

Jumlah 6.203 43.246 6.538 1.495 57.482

Prosentase 10,79 75,32 11,38 2,60 100 Sumber: Kantor Pengendalian Pertanahan Daerah, 2016

3) Geologi

Kondisi geologi di Kabupaten Sleman didominasi dari

keberadaan gunung Merapi. Formasi geologi dibedakan menjadi

endapan vulkanik, sedimen, dan batuan terobosan, dengan

endapan vulkanik mewakili lebih dari 90% luas wilayah.

Material vulkanik gunung Merapi yang berfungsi sebagai

lapisan pembawa air tanah (akifer) yang sudah terurai menjadi

material pasir vulkanik, yang sebagian besar merupakan bagian

dari endapan vulkanik Merapi muda. Material vulkanik Merapi

muda ini dibedakan menjadi 2 unit formasi geologi yaitu formasi

Sleman (lebih di dominasi oleh endapan piroklastik halus dan tufa)

di bagian bawah dan formasi Yogyakarta (lebih di dominasi oleh

pasir vulkanik berbutir kasar hingga pasir berkerikil) di bagian

atas. Formasi Yogyakarta dan formasi Sleman ini berfungsi sebagai

lapisan pembawa air utama yang sangat potensial dan membentuk

Page 5: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 5

satu sistem akifer yang di sebut Sistem Akifer Merapi (SAM).

Sistem akifer tersebut menerus dari utara ke selatan dan secara

administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota

Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul. Selain formasi geologi

tersebut diatas terdapat formasi batu gamping muda yaitu Formasi

Sentolo di Kecamatan Gamping dan Formasi Semilir di Kecamatan

Prambanan.

Jenis tanah di Kabupaten Sleman terbagi menjadi litosol,

regosol, grumusol, dan mediteran. Sebagian besar di wilayah

Sleman didominasi jenis tanah regosol sebesar 49.262 ha

(85,69%), mediteran 3.851 ha (6,69%), litosol 2.317 ha (4,03%),

dan grumusol 1.746 ha (3,03%), jenis tanah di Kabupaten Sleman

selengkapnya seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Jenis Tanah di Kabupaten Sleman

No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah

(Ha) Litosol Regosol Grumusol Mediteran

1. Moyudan - 584 808 1.370 2.762

2. Minggir - 558 606 1.563 2.727

3. Seyegan - 2.187 8 468 2.663

4. Godean - 2.018 216 450 2.684

5. Gamping - 2.817 108 - 2.925

6. Mlati - 2.582 - - 2.852

7. Depok - 3.555 - - 3.555

8. Berbah - 2.299 - - 2.299

9. Prambanan 2.155 1.980 - - 4.135

10. Kalasan 162 3.422 - - 3.584

11. Ngemplak - 3.571 - - 3.571

12. Ngaglik - 3.852 - - 3.852

13. Sleman - 3.132 - - 3.132

14. Tempel - 3.249 - - 3.249

15. Turi - 4.309 - - 4.309

16. Pakem - 4.348 - - 4.348

17. Cangkringan - 4.799 - - 4.799

Jumlah 2.317 49.262 1.746 3.851 57.176

Page 6: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6

No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah

(Ha) Litosol Regosol Grumusol Mediteran

Prosentase 4,03 85,69 3,03 6,69 99,44

Sumber: Sistem Informasi Profil Daerah, 2016

4) Hidrologi

Air tanah Merapi yang mengalir di bawah permukaan secara

rembesan bergerak menuju daerah yang lebih rendah terpotong

oleh topografi, rekahan atau patahan maka akan muncul mata air.

Di Kabupaten Sleman terdapat 4 jalur mata air (springbelt) yaitu:

jalur mata air Bebeng, jalur mata air Sleman-Cangkringan, jalur

mata air Ngaglik dan jalur mata air Yogyakarta. Mata air ini telah

banyak dimanfaatkan untuk sumber air bersih maupun irigasi.

Di Kabupaten Sleman terdapat 182 sumber mata air yang

terukur debitnya mulai dari 1 s/d 400 lt/detik, yang airnya

mengalir ke sungai-sungai utama yaitu Sungai Boyong, Kuning,

Gendol, dan Krasak. Di samping itu terdapat anak-anak sungai

yang mengalir ke arah selatan dan bermuara di Samudera

Indonesia.

5) Klimatologi

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika (BMKG) Yogyakarta, kondisi iklim di sebagian besar

wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan

terbanyak dalam satu bulan 24 hari.

Kecepatan angin maksimum 10,8 m/s dan minimum 0,00

m/s, rata-rata kelembaban nisbi udara tertinggi 100% dan

terendah 19,9%. Temperatur udara tertinggi 34,4°C dan terendah

16,4°C.

Kondisi agroklimat di atas menunjukkan bahwa iklim di

wilayah Kabupaten Sleman pada umumnya cocok untuk

pengembangan sektor pertanian.

Page 7: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 7

6) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Sleman secara garis besar

dapat dibagi sebagai fungsi sawah, tegalan, dan pekarangan.

Perkembangan penggunaan lahan selama 8 tahun terakhir

menunjukkan luas dan jenis lahan sawah turun, rata-rata per

tahun sebesar 0,04%, luas pekarangan naik 0,06%, dan luas

tegalan turun 0,02% dari total luas wilayah Kabupaten Sleman.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Sleman

Tahun 2009 – 2016

No Tahun Penggunaan Lahan (Ha.)

Sawah Tegal Pekarangan

1 2009 24.889 5.104 18.909

2 2010 24.796 5.094 19.012

3 2011 24.749 5.047 19.107

4 2012 24.665 5.036 19.201

5 2013 24.600 5.025 19.278

6 2014 24.543 5.018 19.340

7 2015 24.486 5.014 19.402

8 2016 24.440 4.998 19.463

Sumber: Kantor Pengendalian Pertanahan Daerah, 2016.

Dari data diatas menyatakan bahwa alih fungsi lahan yang

terjadi mengakibatkan semakin sempitnya luas lahan sawah dan

tegalan dari tahun ke tahun. Hal ini memacu Pemerintah

Kabupaten Sleman untuk mencari terobosan agar alih fungsi lahan

dapat lebih dikendalikan. Diantara program-program yang akan

dilakukan adalah menetapkan lahan pertanian berkelanjutan,

memperketat perizinan penggunaan lahan, dan penyiapan perda

rencana detail tata ruang. Salah satu alternatif program atau

kegiatan yang menjadi unggulan adalah pengembangan desa

wisata diharapkan menjadi daya tarik masyarakat Sleman agar

mereka tetap mempertahankan wilayahnya tetapi mengasilkan

pendapatan yang dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Page 8: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 8

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12

Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Sleman Tahun 2011-

2031 disebutkan bahwa Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten

Sleman meliputi beberapa kawasan antara lain :

1) Kawasan peruntukan pertanian; meliputi kawasan pertanian lahan

basah (21.113 hektar) dan kawasan pertanian lahan kering (9.117

hektar) yang tersebar di 17 kecamatan.

2) Kawasan peruntukan pertambangan;

Batu kapur di Kecamatan Gamping;

Breksi batuapung di Kecamatan Prambanan, dan Berbah;

Andesit di Kecamatan Tempel, Pakem, Turi, Cangkringan,

Godean, Seyegan, dan Prambanan;

Tanah liat di Kecamatan Tempel, Godean, Seyegan, Sleman,

Gamping, Prambanan, dan Berbah;

Pasir dan kerikil di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten

Sleman.

3) Kawasan peruntukan industri; meliputi lahan seluas 299 hektar di

Kecamatan Gamping, Berbah, dan Kalasan. (industri non-polutan)

4) Kawasan permukiman; meliputi kawasan permukiman perdesaan

(10.232 hektar) dan kawasan permukiman perkotaan (12.590

hektar) yang tersebar di 17 kecamatan.

5) Kawasan peruntukan pariwisata; meliputi tema wisata alam, tema

wisata budaya, tema wisata perkotaan dan tema wisata pertanian.

6) Kawasan hutan; kawasan hutan rakyat (3.171 hektar) di

Kecamatan Gamping, Seyegan, Prambanan, Turi, Pakem dan

Cangkringan.

7) Kawasan pertahanan dan keamanan; meliputi :

Kompi C Batalyon Infanteri 403 dan Kompi Panser 2 Batalyon

Kavaleri 2 di Kecamatan Gamping;

Batalyon Infanteri 403 di Kecamatan Depok; dan

Bandar Udara Adisutjipto dan Pangkalan Udara TNI AU

Adisutjipto di Kecamatan Depok dan Berbah.

Page 9: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 9

c. Wilayah Rawan Bencana Alam dan Risiko Bencana

Wilayah kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Sleman

terdiri dari:

1) Kawasan rawan bencana di dalam RTRW terdiri dari:

a. kawasan rawan tanah longsor; dan

b. kawasan rawan kekeringan.

2) Kawasan rawan tanah longsor seluas kurang lebih 3.303 ha

(tiga ribu tiga ratus tiga hektar) meliputi:

a. Kecamatan Gamping; dan

b. Kecamatan Prambanan.

3) Kawasan rawan kekeringan seluas ±1.969 ha (seribu sembilan

ratus enam puluh sembilan hektar) berada di Kecamatan

Prambanan.

Berdasarkan hasil kajian, potensi bencana yang mengancam

Kabupaten Sleman dapat digolongkan pada tiga kategori, yaitu:

bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Jenis bencana

tersebut antara lain:

1) Erupsi Gunungapi Merapi

2) Aliran/Banjir Lahar

3) Gempa Bumi

4) Gerakan Tanah

5) Angin Puting Beliung

6) Kebakaran

7) Kekeringan

Melihat bencana dan kejadian bencana yang sudah terjadi di

Kabupaten Sleman, penguatan kapasitas baik kelembagaan di tingkat

kabupaten maupun masyarakat dalam pengurangan resiko bencana

dan penguatan sarana dan prasarana penanggulangan bencana sangat

diperlukan. Penetapan desa dan sekolah siaga bencana, penambahan

early warning system, pelatihan masyarakat dan penambahan pos

pemadam kebakaran adalah kegiatan yang akan menjadi prioritas.

d. Kawasan Lindung Geologi

1. Kawasan Lindung Geologi terdiri atas:

a. Kawasan rawan bencana gunungapi;

Page 10: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 10

b. Kawasan rawan gempa bumi.

2. Kawasan Rawan Bencana Gunungapi meliputi:

a. Area terdampak langsung letusan Merapi 2010 seluas ±

1.578 ha meliputi Kecamatan Ngemplak, Pakem, dan

Cangkringan;

b. Kawasan Rawan Bencana Merapi III seluas ± 3.302 ha

meliputi Kecamatan Ngemplak, Turi, Pakem, dan

Cangkringan;

c. Kawasan Rawan Bencana Merapi II seluas ± 3.279 ha

meliputi Kecamatan Ngemplak, Tempel, Turi, Pakem, dan

Cangkringan;

d. Kawasan Rawan Bencana Merapi I seluas 1.357 ha

meliputi Kecamatan Mlati, Depok, Berbah, Prambanan,

Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Tempel, Pakem, dan

Cangkringan.

3. Kawasan Rawan Gempa Bumi seluas kurang lebih 13.782 ha

tersebar di seluruh kecamatan.

e. Demografi

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,

penduduk di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 tercatat sebanyak

1.136.602 jiwa. Pada tahun akhir tahun 2013 terjadi penurunan

jumlah penduduk dari tahun 2012 sebanyak 77.219 orang atau 0,93%

yaitu dari 1.136.602 orang pada tahun 2012 menjadi 1.047.325 orang

pada tahun 2013. Jumlah penduduk akhir tahun 2013 turun

dikarenakan adanya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:

470/135/SJ tanggal 23 Februari 2013 bahwa data yang dapat

digunakan adalah data penduduk kabupaten/kota yang telah diolah

dan dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Penerbitan data dimaksud pada tanggal 30 Juni untuk semester I dan

31 Desember untuk semester II. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah

penduduk di Kabupaten Sleman sebesar 1.075.126 jiwa. Berdasarkan

data semester II Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Sleman

tercatat sebesar 1.079.210 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Page 11: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 11

Tabel 2.5 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2011-2016 di Kabupaten Sleman

No Tahun Laki-laki Perempuan

Jumlah Jiwa % Jiwa %

1 2011 560.146 49,70 566.742 50,30 1.126.888

2 2012 564.978 49,71 571.624 50,29 1.136.602

3 2013 521.444 49,79 525.881 50,21 1.047.325

4 2014 539.731 50,78 523.071 49,22 1.062.802

5 2015 538.074 50,05 537.052 49,95 1.075.126

6 2016 542,510 50,23 536,700 49,77 1,079,210

Sumber : Dinas Kependudukan dan Cataan Sipil, 2017

Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tersebut diatas belum

termasuk mahasiswa yang belajar di sejumlah perguruan tinggi yang

ada di Sleman. Banyaknya mahasiswa pada perguruan tinggi yang ada

di Sleman, senyatanya menambah jumlah orang yang ada di Sleman

yang tentu saja akan menambah kepadatan pada wilayah tertentu.

Dari data penduduk terlihat, jumlah penduduk menurut jenis

kelamin di Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa jumlah penduduk

perempuan dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki dapat

dikatakan hampir seimbang. Keseimbangan jumlah penduduk laki-laki

dan perempuan ini menuntut perlakuan yang sama kepada jenis

keduanya untuk mencapai Indeks Pembangunan Gender yang sudah

ditargetkan.

Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk

pada suatu daerah setiap kilometer persegi. Selain itu kepadatan

penduduk geografis menunjukkan persebaran penduduk pada setiap

bagian wilayah di suatu daerah. Kepadatan penduduk pada setiap

kecamatan dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Page 12: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 12

Tabel 2.6 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2016

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Jumlah Penduduk

(Orang)*) Kepadatan Penduduk

(Orang/Km2)

1 Moyudan 27,62 33.800 1.224

2 Minggir 27,27 33.288 1.221

3 Seyegan 26,63 50.666 1.903

4 Godean 26,84 70.117 2.612

5 Gamping 29,25 100.967 3.452

6 Mlati 28,52 90.874 3.186

7 Depok 35,55 123.144 3.464

8 Berbah 22,99 56.287 2.448

9 Prambanan 41,35 53.507 1.294

10 Kalasan 35,84 82.975 2.315

11 Ngemplak 35,71 60.325 1.689

12 Ngaglik 38,52 95.509 2.479

13 Sleman 31,32 68.924 2.201

14 Tempel 32,49 53.892 1.659

15 Turi 43,09 36.744 853

16 Pakem 43,84 37.163 848

17 Cangkringan 47,99 31.028 647

Jumlah 574,82 1.079.210 1.877 Sumber : Dinas Kependudukan dan Cataan Sipil, 2017

Sumber : Dinas Kependudukan dan Cataan Sipil, 2017

Gambar 2.2. Grafik Kepadatan Penduduk Kabupaten Sleman Tahun 2016

Dari data diatas menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di

Kabupaten Sleman yang tidak merata. Kepadatan penduduk tertinggi

Page 13: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 13

ada di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan perkotaan yaitu

Kecamatan Depok, Mlati, dan Gamping. Kepadatan rendah terjadi di

wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Gunung Api Merapi yaitu

Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan. Kepadatan penduduk yang

heterogen menimbulkan munculnya berbagai aspek permasalahan yang

berbeda yang berakibat pada kebijakan pengembangan wilayah yang

berbeda pula.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sleman jika dilihat dari 5

tahun terakhir rata-rata sebesar 1,23 %. Laju pertumbuhan penduduk

terus menurun, sebagai mana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Namun demikian, pertumbuhan ini relatif tinggi, hal ini disebabkan

fungsi Kabupaten Sleman sebagai penyangga Kota Yogyakarta, sebagai

daerah tujuan untuk melanjutkan pendidikan, dan daerah

pengembangan pemukiman/perumahan, sehingga pertumbuhan

penduduk yang terjadi lebih banyak didorong oleh faktor migrasi

penduduk bukan oleh tingkat kelahiran yang tinggi. Masih relatif

tingginya pertumbuhan penduduk di kabupaten Sleman menjadi beban

dan tanggung jawab pemerintah daerah menyediakan infrastruktur

yang memadahi untuk layanan permukiman.

Tabel 2.7

Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2012 - 2016 di Kabupaten Sleman

No. Jenis Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Laju Pertumbuhan Penduduk (%/th) 1,31 1,26 1,21 1,19 1,16

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Jumlah kepala keluarga mengalami kenaikan dari 348.781 KK pada

tahun 2015 menjadi 366.698 KK pada tahun 2016. Rata-rata jumlah

jiwa setiap rumah tangga sebanyak 2,94 jiwa per rumah tangga.

Page 14: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 14

Tabel 2.8 Banyaknya KK dan Rata-rata Jiwa Dalam Keluarga

Tahun 2012-2016 di Kabupaten Sleman

No. Jenis Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Banyaknya Kepala Keluarga (KK)

315.445 324.241 369.534 348.781 366.698

2. Rata-rata jumlah jiwa dalam keluarga (orang)

3,60 3,26 2,88 3,05 2,94

Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil, 2017

Berdasarkan struktur umur penduduk laki-laki Tahun 2013,

komposisi penduduk usia 14 tahun kebawah mencapai 22,32%,

penduduk usia 15-59 tahun sebesar 65,47% dan penduduk usia diatas

60 tahun sebesar 12,21%. Pada tahun 2014 komposisi penduduk laki-

laki usia 14 tahun ke bawah mencapai 19,5%, penduduk usia 15-59

tahun sebesar 66,25%, dan usia diatas 60 tahun sebesar 14,25%.

Selanjutnya pada tahun 2015 komposisi penduduk laki-laki usia 14

tahun ke bawah mencapai 22,08%, penduduk usia 15-59 tahun

sebesar 64,50%, dan usia diatas 60 tahun sebesar 13,42%. Untuk

tahun 2016 komposisi penduduk laki-laki usia 14 tahun ke bawah

mencapai 21,97%, penduduk usia 15-59 tahun sebesar 64,11%, dan

usia diatas 60 tahun sebesar 13,92%. Selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.9 Penduduk Laki-laki Berdasarkan Umur

Tahun 2012-2016 Kelompok

Umur 2012 2013 2014 2015 2016

0-4 32.323 34.229 28.049 34.829 35.707

5-9 38.153 40.319 37.709 41.144 41.943

10-14 40.741 41.830 39.490 42.825 41.530

15-19 37.838 38.839 37.017 40.193 41.034

20-24 37.271 37.821 35.865 36.125 36.170

25-29 45.912 37.356 36.796 34.980 34.620

30-34 57.220 44.832 47.308 43.247 41.105

35-39 51.762 43.204 46.896 45.373 44.827

40-44 49.619 42.325 45.919 42.709 43.029

45-49 41.009 37.868 42.317 41.257 41.640

50-54 33.830 31.827 35.284 33.227 35.171

55-59 27.655 27.310 30.170 29.944 30.229

Page 15: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 15

Kelompok

Umur 2012 2013 2014 2015 2016

60+ 71.645 63.684 76.911 72.221 75.505

JUMLAH 564.978 521.444 539.731 538.074 542.510

Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil, 2017

Berdasarkan struktur umur penduduk perempuan Tahun 2013,

komposisi penduduk usia 14 tahun ke bawah mencapai 20,81%,

penduduk usia 15-59 tahun sebesar 65,51% dan penduduk usia diatas

60 tahun sebesar 13,68%. Berdasarkan struktur umur penduduk

perempuan Tahun 2014, komposisi penduduk usia 14 tahun kebawah

mencapai 18,37%, penduduk usia 15-59 tahun sebesar 66,62% dan

penduduk usia diatas 60 tahun sebesar 15,01%. Berdasarkan struktur

umur penduduk perempuan Tahun 2015, komposisi penduduk usia 14

tahun kebawah mencapai 20,95%, penduduk usia 15-59 tahun sebesar

64,34% dan penduduk usia diatas 60 tahun sebesar 14,71%. Untuk

tahun 2016 komposisi penduduk perempuan usia 14 tahun ke bawah

mencapai 21,08 %, penduduk usia 15-59 tahun sebesar 64,06 %, dan

usia diatas 60 tahun sebesar 14,87 %.

Tabel 2.10

Penduduk Perempuan Berdasarkan Umur Tahun 2012-2016

Kelompok Umur

2012 2013 2014 2015 2016

0-4 32.575 32.950 26.122 33.479 34.208

5-9 35.704 37.686 34.262 39.047 39.825

10-14 37.964 38.797 35.697 39.979 39.081

15-19 35.146 36.010 34.365 37.564 38.354

20-24 36.643 36.636 35.142 35.122 35.276

25-29 46.868 38.124 37.727 35.540 35.390

30-34 56.102 45.073 46.294 43.480 41.117

35-39 51.799 43.720 45.265 44.369 43.552

40-44 49.655 42.736 43.324 41.903 41.968

45-49 41.342 39.454 40.944 41.157 40.879

50-54 35.771 34.178 35.775 34.916 35.996

55-59 28.202 28.563 29.615 31.497 31.264

60+ 83.853 71.954 78.539 78.999 79.790

JUMLAH 571.624 525.881 523.071 537.052 536.700

Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil, 2017

Page 16: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 16

Berdasarkan data struktur penduduk, nampak bahwa penduduk

kelompok umur 0-4 tahun mengalami penurunan yang signifikan

sedangkan jumlah penduduk yang berumur diatas 60 tahun mengalami

peningkatan yang siginifikan, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Tabel 2.11

Rasio Ketergantungan Penduduk Tahun 2011-2016 Kabupaten Sleman

Tahun

Penduduk Kelompok Umur Rasio Ketergantungan (%)

0-14

tahun

15-64

tahun

≥ 65

tahun

Muda

(Anak)

Tua

(Lansia)

Total

2011 216.008 795.512 115.368 28 15 43

2012 231.798 781.207 123.597 30 16 46

2013 225.760 725.097 96.461 31 13 44

2014 201.329 749.805 111.667 27 15 42

2015 231.303 737.483 106.340 31 14 45

2016 232.294 691.621 155.295 31 15 46

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2017

Berdasarkan data Tahun 2016 dapat dilihat bahwa rasio

ketergantungan total adalah sebesar 46%, artinya setiap 100 orang

yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan

sebanyak 46 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif

lagi. Rasio sebesar 46% ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan

penduduk muda sebesar 31%, dan rasio ketergantungan penduduk tua

sebesar 15%. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) 46 ini masuk

kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh bonus demografi yang akan

menjadi usia produktf di tahun 2025. Disisi yang lain pada tahun 2025

akan terjadi pergeseran usia ketergantungan penduduk tua yang

semakin tinggi. Banyaknya usia produktif ini membawa konsekuensi

dalam menyediakan lapangan kerja, menumbuhkan jiwa wirausaha

maupun fasilitasi pengembangan usaha. Di sisi yang lain banyaknya

lanjut usia di kabupaten Sleman menjadi kewajiban pula bagi

pemerintah daerah menyediakan fasilitas ramah lansia misalnya

pemberdayaan posyandu lansia, rumah sakit lansia.

Page 17: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 17

Terkait dengan peningkatan pelayanan administrasi

kependudukan, capaian kinerja di bidang kependudukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.12

Capaian Indikator Pelayanan Kependudukan Tahun 2016 Kabupaten Sleman

Indikator Target Realisasi Capaian Cakupan Penerbitan Kartu

Keluarga (KK)

100% 100% 100,00%

Cakupan penerbitan Kartu

Tanda Penduduk (KTP)

elektronik

99,23% 95,97% 96,71%

Cakupan penerbitan Kutipan Akte Kelahiran

88,00% 86,77% 98,60

Cakupan penerbitan Akte

Ke-matian

56% 61,89% 110,51%

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2017

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan

masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan

olahraga.

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman selama lima tahun

terakhir mengalami fluktuasi. Berdasarkan angka realisasi yang

diambil dari tahun dasar 2010 adalah tahun 2012 sebesar 5,79%,

tahun 2013 sebesar 5,89%, tahun 2014 sebesar 5,41%, tahun 2015

sebesar 5,31%, dan pada tahun 2016 diproyeksikan sebesar 5,25%.

Sektor yang pesat pertumbuhannya adalah sektor jasa, hal ini

menunjukkan adanya pergeseran sifat wilayah, yaitu kearah perkotaan.

Namun disisi lain mayoriyas mata pencaharian penduduk Kabupaten

Sleman sebagai petani, dengan sifat yang mengarah perkotaan dengan

menimbulkan dampak yaitu berkurangnya luas lahan pertanian setiap

tahunnya. Hal inilah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

Kabupaten Sleman, sehingga Pemerintah Kabupaten Sleman masih

harus bekerja keras dalam meningkatkan sektor pertanian dan

Page 18: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 18

perikanan serta industri pengolahan, karena sektor inilah yang akan

memberikan imbas yang luas bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Sleman

selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.13

Pertumbuhan Sektor dan PDRB Harga Konstan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

Kategori Uraian

2012 2013 2014 2015 2016*)

% % % % %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

5,86 2,74 -4,76 2,37 1,12

B Pertambangan dan Penggalian

1,50 2,28 1,01 0,17 0,43

C Industri Pengolahan -2,12 6,01 2,04 2,03 4,42

D Pengadaan Listrik dan Gas 9,82 6,71 0,46 -1,61 15,27

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

4,24 1,17 4,02 3,02 2,40

F Konstruksi 6,08 4,74 6,14 4,28 4,77

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

7,76 5,27 6,45 6,43 6,26

H Transportasi dan Pergudangan

8,50 9,03 5,40 4,41 7,39

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

6,79 7,12 6,02 6,38 5,98

J Informasi dan Komunikasi 10,05 8,45 7,25 5,69 8,19

K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,66 13,17 11,13 8,49 5,27

L Real Estate 8,86 5,00 8,37 6,75 5,52

M,N Jasa Perusahaan 8,30 3,37 9,03 7,13 3,55

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7,09 4,96 6,60 5,20 5,89

P Jasa Pendidikan 5,05 4,21 8,57 7,88 3,98

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

10,08 7,94 8,01 7,65 4,47

R,S,T,U Jasa lainnya 5,90 4,92 5,80 8,19 5,24

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5,79 5,89 5,41 5,31 5,25

Sumber: BPS Kab. Sleman, 2016, *)proyeksi

Pada tahun 2016 sektor yang memberikan kontribusi terbesar

dalam pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010)

adalah industri pengolahan yaitu sebesar 12,65%, dan yang paling

rendah adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang yaitu sebesar 0,05%. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga

Page 19: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 19

konstan dan kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Sleman selama

5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.14

PDRB dan Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha ADH Konstan 2010 Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

Kategori Uraian/Sektor 2012 2013 2014 2015 2016*)

(juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2.011.265,1 8,40 2.066.440,3 8,15 1.968.070,7 7,36 2.014.728,9 7,15 2.025.845,0 6,51

B Pertambangan dan Penggalian

111.615,1 0,47 114.158,6 0,45 115.316,4 0,43 115.517,4 0,41 116.010,7 0,37

C Industri Pengolahan

3.247.733,5 13,56 3.442.811,3 13,57 3.513.098,4 13,14 3.584.504,3 12,73 3.740.820,5 12,65

D Pengadaan Listrik dan Gas

30.687,6 0,13 32.747,5 0,13 32.897,8 0,12 32.369,2 0,11 39.685,0 0,13

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

12.402,5 0,05 12.547,3 0,05 13.051,2 0,05 13.445,4 0,05 13.768,0 0,05

F Konstruksi

2.689.103,6 11,22 2.816.446,0 11,10 2.989.378,7 11,18 3.117.439,5 11,07 3.255.739,8 11,01

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.788.177,8 7,46 1.882.435,0 7,42 2.003.871,3 7,49 2.132.734,9 7,57 2.266.178,9 7,66

H Transportasi dan Pergudangan

1.486.851,7 6,21 1.621.175,8 6,39 1.708.682,4 6,39 1.783.984,4 6,34 1.906.605,9 6,45

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2.273.315,2 9,49 2.435.074,3 9,60 2.581.614,6 9,65 2.746.288,4 9,75 2.902.107,7 9,81

J Informasi dan Komunikasi

2.370.708,0 9,90 2.571.044,5 10,14 2.757.450,5 10,31 2.914.483 10,35 3.146.691,0 10,64

K Jasa Keuangan dan Asuransi

630.611,7 2,63 713.637,0 2,81 793.030,1 2,97 860.349,4 3,06 889.891,3 2,86

L Real Estate 1.923.376,6 8,03 2.019.632,4 7,96 2.188.665,9 8,18 2.336.477,3 8,30 2.462.400,1 7,91

M,N Jasa Perusahaan

457.275,9 1,91 472.690,1 1,86 515.392,4 1,93 552.150,3 1,96 571.731,6 1,84

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.446.081,9 6,04 1.517.840,3 5,98 1.618.043,2 6,05 1.702.107,9

6,04 1.802.366,0 5,79

P Jasa Pendidikan 2.370.403,3 9,89 2.470.132,9 9,74 2.681.853,4 10,03 2.893.218,8 10,27 3.008.341,9 9,66

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

550.302,6 2,30 593.989,7 2,34 641.582,9 2,40 690.675,4 2,45 721.549,5 2,32

R,S,T,U Jasa lainnya 557.200,8 2,33 584.611,3 2,30 618.537,2 2,31 669.199,2 2,38 704.252,1 2,26

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

23.957.112,8 100,0 25.367.414,2 100,0 26.740.537,1 100,0 28.159.673,7 100,0 29.573.895,0 100,0

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS

23.957.112,8 25.367.414,2 26.740.537,1 28.159.673,7 29.573.895,0

Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2016, *)proyeksi

Page 20: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 20

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2016 sektor yang

memberikan kontribusi terbesar adalah industri pengolahan yaitu

sebesar 13,36%, dan yang paling rendah adalah Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu sebesar 0,05%.

Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan kontribusi

sektor dalam PDRB Kabupaten Sleman selama 5 tahun terakhir dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.15 PDRB dan Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha

ADH Berlaku 2010 Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

Kategori Uraian/Sektor 2012 2013 2014 2015 2016*)

(juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2.290.986,4 8,90 2.534.773,3 8,96 2.574.199,3 8,35 2.855.879,0 8,46 2.983.069,20 8,06

B Pertambangan dan Penggalian

116.627,4 0,45 122.599,9 0,43 137.850,2 0,45 147.413,2 0,44 152.576,60 0,41

C Industri Pengolahan

3.564.850,8 13,85 4.021.392,5 14,21 4.310.924,1 13,99 4.539.798,3 13,45 4.943.591,40 13,36

D Pengadaan Listrik dan Gas

25.229,9 0,10 24.296,8 0,09 24.641,2 0,08 25.325,8 0,08 38.680,50 0,10

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

13.270,2 0,05 14.052,2 0,05 16.069,8 0,05 17.198,3 0,05 17.992,70 0,05

F Konstruksi 2.892.462,5 11,24 3.109.586,7 10,99 3.339.673,5 10,84 3.631.128,5 10,76 3.960.104,00 10,71

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.935.808,7 7,52 2.103.955,9 7,44 2.292.696,9 7,44 2.507.164,1 7,43 2.883.199,60 7,79

H Transportasi dan Pergudangan

1.638.557,6 6,37 1.929.376,7 6,82 2.164.299,8 7,02 2.379.991,0 7,05 2.691.431,90 7,28

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2.495.259,2 9,70 2.796.604,3 9,88 3.086.048,1 10,02 3.458.076,4 10,24 3.803.368,40 10,28

J Informasi dan Komunikasi

2.343.189,4 9,11 2.470.222,7 8,73 2.612.761,5 8,48 2.731.066,7 8,09 2.961.884,70 8,01

K Jasa Keuangan dan Asuransi

726.674,2 2,82 860.246,4 3,04 993.408,7 3,22 1.115.223,3 3,37 1.205.541,80 3,26

L Real Estate 2.014.600,3 7,83 2.129.836,5 7,53 2.383.940,9 7,74 2.629.348,2 7,93 2.923.612,00 7,90

M,N Jasa Perusahaan

460.136,2 1,79 470.231,8 1,66 528.106,6 1,71 578.396,9 1,75 618.775,80 1,67

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.594.237,3 6,20 1.796.460,4 6,35 2.021.715,0 6,56 2.251.056,6 6,79 2.520.298,80 6,81

Page 21: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 21

Kategori Uraian/Sektor 2012 2013 2014 2015 2016*)

(juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) %

P Jasa Pendidikan

2.459.108,3 9,56 2.644.487,8 9,35 2.943.821,9 9,55 3.346.591,6 10,10 3.576.688,40 9,67

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

590.589,7 2,30 646.475,9 2,28 701.977,8 2,28 791.283,7 2,39 868.505,40 2,35

R,S,T,U Jasa lainnya 570.660,8 2,22 620.762,9 2,19 680.848,8 2,21 751.294,1 2,27 842.093,90 2,28

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

25.732.248,9 100,0 28.295.362,8 100,0 30.812.984,1 100,0 33.756.235,6 100,0 36.991.415,10 100,0

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS

25.732.248,9 28.295.362,8 30.812.984,1 33.756.235,6 36.991.415,10

Sumber: BPS Kab. Sleman, 2016, *)proyeksi

Berdasarkan data diatas, industri pengolahan memiliki kontribusi

terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sleman. Hal ini menujukkan

pertumbuhan produksi dari sektor UMKM kita memberikan kontribusi

yang tinggi dalam pembentukan PDRB. Yang harus dilakukan adalah

mengupayakan agar industri pengolahan ini terus tumbuh

mengimbangi pertumbuhan sektor kontruksi dan jasa. Selain itu,

sektor pertanian, pertumbuhan dan kontribusinya dibawah industri

pengolahan, perhatian terhadap pembangunan sektor pertanian masih

sangat diperlukan mengingat sektor ini cukup strategis terutama

terkait dengan ketahanan pangan daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman selama dua tahun

terakhir mengalami penurunan, pada tahun 2013 pertumbuhan

ekonomi sebesar 5,89%, kemudian berturut-turut menurun pada tahun

2014 sebesar 5,41%, tahun 2015 sebesar 5,31%, dan pada tahun 2016

diprediksikan sebesar 5,25%. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sulit

diprediksi karena sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

Page 22: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 22

Sumber : BPS Tahun 2016

Gambar 2.3. Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman, DIY, dan Nasional

PDRB perkapita menurut harga berlaku (Hb) selama 5 tahun

terkahir cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 sebesar

Rp27,17 juta, pada tahun 2016 sebesar Rp41,13 juta pada tahun 2016.

PDRB perkapita menurut harga konstan (hk) juga cenderung

mengalami kenaikan antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Angka pada tahun 2012 sebesar Rp25,30 juta, pada tahun 2016

sebesar Rp32,88 juta. PDRB per kapita selama 5 tahun terakhir adalah

sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.16 PDRB Per Kapita Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No PDRB

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016*)

1. Hb 27,17 32,42 34,79 37,67 41,13

2. Hk 25,30 29,06 30,19 31,43 32,88

Sumber: BPS Kab. Sleman, 2016, *)proyeksi

Page 23: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 23

b. Laju Inflasi

Tingkat inflasi di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 mengalami

kenaikan jika dibandingkan tahun 2015 yaitu dari 4,21% menjadi

4,87% pada tahun 2016 sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.17

Nilai inflasi Rata-rata Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Sleman

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata

Inflasi (%) 4,06 6,92 5,85 4,21 4,87 5,18

Sumber: BPS Kab. Sleman, 2016

c. Indeks Gini

Pemerataan hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan

masalah kemiskinan. Secara logika, jurang pemisah (gap) yang semakin

lebar antara kelompok penduduk kaya dan miskin berarti kemiskinan

semakin meluas dan sebaliknya. Dengan demikian orientasi

pemerataan merupakan usaha untuk memerangi kemiskinan. Tolok

ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan antara lain

dengan Indeks Gini atau Gini Ratio. Adapun kriteria

kesenjangan/ketimpangan adalah G<0,30 berarti ketimpangan rendah,

0,30≤G≤0,50 berarti ketimpangan sedang dan G>0,50 berarti

ketimpangan tinggi.

Selama tahun 2012-2015 menunjukkan bahwa angka Indeks Gini

di Kabupaten Sleman semakin meningkat yang berarti bahwa

pendapatan penduduk di Kabupaten Sleman dari tahun 2010-2012

lebih tidak merata, meskipun angka Indeks Gini tersebut masih berada

pada kriteria ketimpangan pendapatan sedang. Pada Tahun 2013,

angka Indeks Gini di Kabupaten Sleman semakin mengecil yang berarti

bahwa ketimpangan pendapatan antar penduduk di Kabupaten Sleman

semakin mengecil atau distribusi pendapatan antar penduduk semakin

merata. Namun pada tahun 2014 dan 2015 angka indeks gini

meningkat yang berarti ketimpangan semakin melebar. Untuk tahun

2016 target angka indeks gini sebesar 0,40. Angka Indeks Gini tahun

2010-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 24: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 24

Tabel 2.18 Indeks Gini Tahun 2010-2016 Kabupaten Sleman

No. Tahun Indeks Gini

1 2010 0,37

2 2011 0,41

3 2012 0,44

4 2013 0,38

5 2014 0,41

6 2015 0,45

7 2016*) 0,40

Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2016, *)target

Semakin meningkatnya angka indeks gini di kabupaten Sleman ini

menjadi pemacu bagi Pemerintah Kabupaten Sleman untuk terus

meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpenghasilan

rendah sesuai dengan potensi ekonomi lokal yang dapat dikembangkan

di Kabupaten Sleman. Langkah ini menjadi salah satu solusi untuk

mengurangi kesenjangan pendapatan yang terjadi di Kabupaten

Sleman. Adapun faktor lain yang sulit dikendalikan adalah adanya

faktor migrasi masuk penduduk dengan penghasilan diatas rata-rata

penghasilan masyarakat golongan rendah.

d. Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah (Indeks Williamson)

Analisis ketimpangan wilayah di Kabupaten Sleman dipengaruhi

oleh empat (4) variabel yang berpengaruh positif terhadap ketimpangan

antar wilayah di Kabupaten Sleman yaitu, jumlah penduduk, jumlah

toko modern, jumlah hotel berbintang, dan tingkat pengangguran.

Berpengaruh positif berarti bahwa peningkatan pada variabel tersebut

akan meningkatkan ketimpangan antar wilayah di Kabupaten Sleman.

Tingkat ketimpangan antar wilayah (Indeks Williamson) di

Kabupaten Sleman dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

cenderung meningkat, yaitu sebesar 0,41 pada tahun 2010 menjadi

0,49 pada tahun 2014. Terdapat dua kecamatan yang mempunyai

Indeks Williamson terbesar, yaitu Kecamatan Sleman sebesar 0,40 dan

Kecamatan Gamping sebesar 0,12. Berdasarkan hasil kajian yang

dilakukan Tahun 2014, indeks williamson atau ketimpangan antar

wilayah (kecamatan) di kabupaten Sleman menunjukan bahwa tertinggi

Page 25: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 25

ada di kecamatan Sleman sebesar 0,400 dan terendah di kecamatan

Minggir sebesar 0,003, sebagaimana tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 2.19

Ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014 Rerata

Moyudan 0.0083 0.0044 0.0012 0.0007 0.0042 0.0038

Minggir 0.0012 0.0015 0.0008 0.0032 0.0078 0.0029

Seyegan 0.0411 0.0445 0.0464 0.0467 0.0471 0.0452

Godean 0.0424 0.0461 0.0463 0.0465 0.0472 0.0457

Gamping 0.1104 0.1109 0.1148 0.1194 0.1244 0.1160

Mlati 0.0654 0.0653 0.0695 0.0745 0.0780 0.0705

Depok 0.0145 0.0017 0.0059 0.0154 0.0460 0.0167

Berbah 0.0396 0.0409 0.0438 0.0495 0.0564 0.0460

Prambanan 0.0065 0.0083 0.0099 0.0135 0.0177 0.0112

Kalasan 0.0324 0.0347 0.0367 0.0410 0.0451 0.0380

Ngemplak 0.0409 0.0433 0.0444 0.0470 0.0493 0.0450

Ngaglik 0.0932 0.0968 0.1010 0.1097 0.1169 0.1035

Sleman 0.3606 0.3859 0.4041 0.4170 0.4341 0.4004

Tempel 0.0053 0.0094 0.0136 0.0159 0.0150 0.0118

Turi 0.0218 0.0125 0.0134 0.0151 0.0140 0.0153

Pakem 0.0605 0.0644 0.0688 0.0706 0.0501 0.0629

Cangkringan 0.0399 0.0412 0.0432 0.0441 0.0443 0.0426

Kabupaten Sleman 0.4112 0.4358 0.4562 0.4735 0.4932 0.45398

ketimpangan rendah

ketimpangan tinggi

Sumber: Hasil analisis

Variabel yang memiliki pengaruh negatif dari analisis ketimpangan

wilayah di Kabupaten Sleman diantaranya yaitu jumlah pasar

tradisional, jumlah industri, jumlah lembaga keuangan, jumlah hotel

dan penginapan, jumlah embung, luas lahan sawah, luas lahan

produktif, produktivitas lahan, produksi padi, jumlah koperasi aktif,

nilai investasi, jumlah Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW), dan jumlah

tenaga kerja sektor industri berpengaruh negatif terhadap

ketimpangan. Berpengaruh negatif yang berarti bahwa peningkatan

pada variabel tersebut akan menurunkan ketimpangan antar wilayah di

Kabupaten Sleman.

Selanjutnya, hasil estimasi variabel determinan ketimpangan antar

wilayah di kabupaten Sleman di ketahui yang menjadi penyebab utama

(berpengaruh positif) terhadap ketimpangan adalah hotel berbintang,

Page 26: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 26

keberadaan toko modern,jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan

produktifitas lahan, sebagaimana tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 2.20

Hasil Estimasi Variabel Determinan Ketimpangan Antarwilayah di Kabupaten Sleman

No. VARIABEL KOEFISIEN PENGARUH

1 Penduduk 0.00024 Positif

2 Toko Modern 0.000513 Positif

3 Pasar -0.017507 Negatif

4 Jumlah Industri -2.80E-05 Negatif

5 Lembaga Keuangan -0.00068 Negatif

6 Hotel & Penginapan -0.001274 Negatif

7 Hotel Berbintang 0.00217 Positif

8 Jumlah Embung -0.005818 Negatif

9 Lahan Sawah -4.40E-05 Negatif

10 Lahan Produktif -8.85E-06 Negatif

11 Produktifitas Lahan -0.005281 Negatif

12 Tingkat Pengangguran 6.98E-05 Positif

13 Koperasi -0.000294 Negatif

14 Investasi -0.001335 Negatif

15 Puskesmas dan RS -0.00067 Negatif

16 Jumlah Sekolah -8.74E-05 Negatif

17 ODTW -0.005978 Negatif

18 TK Sektor Industri -3.68E-06 Negatif

Sumber: Hasil analisis

Berdasarkan hasil analisis untuk mengurangi ketimpangan antar

wilayah di Kabupaten Sleman, yaitu dengan pengendalian jumlah

penduduk, peningkatan kualitas penduduk untuk mengurangi tingkat

pengangguran, penegakan Perda Toko Modern yang disertai dengan

revitalisasi pasar tradisional, pembatasan hotel berbintang disertai

pengembangan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal (desa wisata),

dan peningkatan produktifitas lahan.

Dari hasil determinan ketimpangan antar wilayah di atas, hal yang

paling penting untuk dilakukan intervensi adalah pembentukan

koperasi yang bersinergi dengan UMKM untuk meningkatkan daya

saing terhadap toko modern, pengembangan sektor pariwisata,

inplementasi LP2B, dan mengawal pelaksanaan grand design

kependudukan pelatihan tenaga kerja sesuai permintaan pasar.

Page 27: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 27

e. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdiri atas tiga komponen

utama yaitu kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Komponen

kesehatan diukur dari Angka Harapan Hidup (AHH), sedangkan

pendidikan ada dua komponen yaitu Harapan Lama Sekolah dan Rata-

rata Lama Sekolah. Sementara komponen pendapatan diukur dari

konsumsi riil per kapita (dalam rupiah). Berdasarkan rata-rata ketiga

indeks yang menjadi penyusun IPM, diperoleh nilai IPM Kabupaten

Sleman pada tahun 2015 sebesar 81,20 dan diharapkan ditahun 2016

sebesar 82,15. Dari tahun ke tahun, nilai IPM Kabupaten Sleman terus

mengalami kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi perbaikan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) Kabupaten Sleman menempati peringkat kedua tertinggi di DIY

setelah Kota Yogyakarta. Nilai IPM Kabupaten Sleman termasuk dalam

kategori sangat tinggi (IPM>80). Nilai tersebut masuk dalam kategori

sangat tinggi.

Tabel 2.21

Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*)

Indikator Penyusunan IPM 1. Angka Harapan Hidup (tahun) 74,46 74,47 74,47 74,47 74,60

2. Harapan Lama Sekolah (tahun) 15,48 15,52 15,64 15,65 16,08

3. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 10,03 10,03 10,28 10,30 10,64

4. Pengeluaran Perkapita Riil Sehari Disesuaikan 13.916 14.085 14.170 14.562 14.921

Indeks IPM

1. Indeks Kesehatan 0,84 0,84 0,84 0,84 0,84

2. Indeks Pengetahuan 0,76 0,77 0,78 0,78 0,80

3. Indeks Harapan Lama Sekolah 0,86 0,86 0,87 0,88 0,89

4. Indeks Rata-rata Lama Sekolah 0,67 0,67 0,69 0,69 0,71

5. Indeks Pengeluaran 0,80 0,81 0,81 0,82 0,82

IPM 80,10 80,26 80,73 81,20 82,15 Sumber: BPS Kabupaten Sleman, 2016 *) Proyeksi

Jika dilihat dari komponen pembentuk Indek Pembangunan

Manusia diatas, yang perlu mendapatkan perhatian adalah rata rata

lama sekolah di kabupaten Sleman sebesar 10,64. Artinya rata rata

penduduk di Kabupaten Sleman bersekolah sampai kelas 1 atau 2

Page 28: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 28

SLTA atau pendidikan menengah tidak dapat diselesaikan. Untuk itu

angka ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten

Sleman untuk terus meningkatkan rata-rata lama sekolah masyarakat

agar semakin tinggi dengan berbagai intervensi program dan kegiatan

di urusan pendidikan.

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan masyarakat dilakukan

terhadap beberapa indikator pendidikan, kesehatan, pertanahan dan

ketenagakerjaan.

a. Pendidikan

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan masyarakat bidang

pendidikan dilakukan terhadap indikator angka melek huruf, angka

partisipasi kasar, angka partisipasi murni, angka rata-rata lama

sekolah, harapan lama sekolah.

1) Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi

penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK

merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya

serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang

pendidikan.

Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI pada tahun

2012 sebesar 116,51%. Sedangkan pada tahun 2013 APK SD/MI

mencapai 114,77%. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam

Negeri Nomor: 470/135/SJ tanggal 23 Februari 2013 bahwa data

yang dapat digunakan adalah data penduduk kabupaten/kota

yang telah diolah dan dikonsolidasikan serta dibersihkan oleh

Kementerian Dalam Negeri, maka penghitungan APK mengalami

perubahan, karena pada tahun-tahun sebelumnya jumlah

penduduk berdasarkan data dari BPS. Pada tahun 2014 APK

SD/MI mengalami kenaikan menjadi 116,78%. Sedangkan pada

tahun 2015 APK SD/MI Kabupaten Sleman mencapai 116,81%

dan pada tahun 2016 APK SD/MI Kabupaten Sleman meningkat

lagi menjadi 116,90%.

Page 29: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 29

Sementara itu APK SMP/M.Ts pada tahun 2012 mencapai

113,70%. Pada tahun 2013 dapat dilihat bahwa APK SMP/M.Ts

sebesar 108,93% dan naik pada tahun 2014 menjadi 111,41%.

Sedangkan pada tahun 2015 APK SMP/M.Ts mencapai 111,70%

dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 111,71%.

Untuk APK SMA/MA/SMK pada tahun 2012 mencapai 77,69%.

Pada tahun 2013 SMA/MA/SMK sebesar 79,00% dan pada tahun

2014 APK SMA/MA/SMK menjadi 86,39% atau meningkat sebesar

7,39% dari tahun 2013. Sedangkan APK SMA/MA/SMK Sleman

pada tahun 2015 sebesar 87,37% dan kembali meningkat di tahun

2016 menjadi sebesar 87,45%.

2) Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi sekolah

penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM ini

merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap

jenjang pendidikan.

Pada jenjang SD/MI APM pada tahun 2012 mencapai 100,87%.

Pada tahun 2013 APM SD/MI di Sleman sebesar 99,96% dan

tahun 2014 sebesar 102,07%. Sedangkan APM SD/MI di Sleman

pada tahun 2015 sebesar 103,20% dan sebesar 103,96 di tahun

2016.

Untuk APM tingkat SMP/M.Ts pada tahun 2012 sebesar 81,84%.

Adapun untuk APM SMP/M.Ts pada tahun 2013 sebesar 81,24%

dan tahun 2014 menjadi 81,63%. Sedangkan pada tahun 2015

APM SMP/M.Ts sebesar 83,96% dan terus meningkat di tahun

2016 mencapai 85,11%.

APM SMA/MA/SMK pada tahun 2012 mencapai 55,11% dan

meningkat pada tahun 2013 APM SMA/MA/SMK menjadi sebesar

55,16% dan tahun 2014 menjadi 57,73%. Sedangkan APM

SMA/MA/SMK pada tahun 2015 mencapai 58,95% dan sebesar

60,30 di tahun 2016. Data selengkapnya AMH, Rata-rata lama

sekolah, APK, APM Kabupaten Sleman tahun 2012-2016

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 30: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 30

Tabel 2.22 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1 APK SD/MI 116,51 114,77 116,78 116,81 116,90

2 APK SMP/MTs 113,70 108,93 111,41 111,70 111,71

3 APK SMA/MA/SMK

77,69 79,00 86,39 87,37 87,45

4 APM SD/MI 100,87 99,96 102,07 103,20 103,96

5 APM SMP/MTs 81,84 81,24 81,63 83,96 85,11

6 APM SMA/MA/SMK

55,11 55,16 57,73 58,95 60,30

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016

Dari data perkembangan pendidikan di atas, intervensi harus

dilakukan oleh Kabupaten Sleman dalam rangka meningkatkan

angka partisipasi sekolah untuk jenjang SMA/SMK/MA menjelang

diberlakukannya wajib belajar 12 tahun.

3) Angka rata-rata lama sekolah

Lamanya sekolah atau years of schooling merupakan ukuran

akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan

sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan

individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat dijadikan ukuran

akumulasi modal manusia suatu daerah.

Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 rata-rata lama

sekolah sebesar 10,03 tahun. Dan pada tahun 2015 rata-rata lama

sekolah mengalami peningkatan menjadi 10,28 tahun dan kembali

meningkat di tahun 2016 menjadi 10,37 tahun. Walaupun setiap

tahun mengalami kenaikan, tetap saja menjadi tanggung jawab

pemerintah kabupaten Sleman untuk meningkat rata-rata lama

sekolah paling tidak sebesar 12 tahun.

5) Harapan Lama Sekolah

Harapan lama sekolah adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang

diharapkan akan dirasakan oleh anak umur tertentu di masa

mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap

bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang

Page 31: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 31

penduduk dalam bersekolah per jumlah penduduk untuk umur

yang sama saat ini.

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dihitung untuk penduduk

berusia 7 tahun keatas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui

kondisi pembangunan sistem pendidikan diberbagai jenjang yang

ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun)

yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Pada tahun 2012 angka HLS adalah 15,48 artinya bahwa

penduduk Sleman pada tahun 2012 memiliki harapan lama

sekolah mencapai 15,48 tahun atau setingkat dengan jenjang D2.

Pada tahun 2013 meningkat menjadi 15,52 tahun. Sedangkan

pada tahun 2014 mencapai 15,64 tahun dan pada tahun 2015

menjadi 15,77 tahun. Sedangkan untuk tahun 2016 meningkat

menjadi 15,81 tahun. Untuk data rata-rata lama sekolah pada

tahun 2016 masih sekitar 10,37 tahun.

Tabel 2.23 Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1 Angka Harapan Lama Sekolah 15,48 15,52 15,64 15,77 15,81

2 Rata-rata Lama Sekolah 10,03 10,03 10,28 10,30 10,37

Sumber : BPS, 2016

b. Kesehatan

Pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan kesehatan pada

tahun 2015 dan tahun 2016 telah mampu mendukung upaya

peningkatan kesehatan masyarakat. Capaian indikator pembangunan

kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Angka Usia Harapan Hidup

Rata-rata usia harapan hidup dengan cara perhitungan baru

tahun 2015 sebesar 74,57. Sedangkan untuk angka usia harapan

hidup pada tahun 2016 mengalami penurunan 0,01 yaitu sebesar

74,56.

Page 32: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 32

2) Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi 3,45 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015

mengalami peningkatan menjadi 3,67 per 1.000 kelahiran hidup

pada tahun 2016.

3) Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2015 sebesar 27,67

per 100.000 kelahiran hidup mengalami peningkatan cukup besar

menjadi 56,58 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016.

4) Balita Gizi Buruk

Persentase balita dengan gizi buruk pada tahun 2015 mencapai

0,40%, mengalami peningkatan menjadi 0,46% pada tahun 2016.

5) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 sebesar

99,98% dan tidak mengalami perubahan di tahun 2016 sudah

lebih baik dari target nasional 95%.

6) Cakupan Penggunaan Air Bersih

Cakupan penggunaan air bersih pada tahun 2015 sebesar 100%

dan pada tahun 2016 tetap sebesar 100%. Penggunaan air bersih

tidak hanya meliputi pelayanan air bersih dari PDAM tetapi juga

melalui SPAMDES dan sumur terlindungi.

7) Cakupan Penggunaan Jamban Keluarga

Cakupan penggunaan jamban keluarga di Kabupaten Sleman pada

tahun 2014 sebesar 92,94%, tahun 2015 sebesar 94,26%, dan

tahun 2016 sebesar 99,47%. Hasil pencapaian ini sudah di atas

capaian tingkat Propinsi yaitu sebesar 82,88%, dan di atas capaian

target Nasional yaitu sebesar 72%.

8) Cakupan Penggunaan SPAL

Cakupan penggunaan SPAL tahun 2015 yaitu sebesar 78,99% dan

meningkat di tahun 2016 menjadi sebesar 84,75%. Cakupan

penggunaan SPAL ini sudah diatas target Nasional yaitu 65%.

Pencapaian ini dikarenakan adanya kegiatan Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) yang sudah terselenggara di 86 Desa

(100%) sejak tahun 2015. Untuk lebih jelasnya tentang capaian

Page 33: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 33

indikator kesehatan tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.24

Indikator Kesehatan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Capaian Kabupaten Sleman

2012 2013 2014 2015 2016

1 Usia harapan hidup rata-rata 74,46 74,47 74,47 74,57 74,57*)

2 Angka Kematian Bayi/1.000 KH 4,70 4,6 4,65 3,45 3,67

3 Angka Kematian Ibu

Melahirkan/100.000 KH

81,88 63,70 83,29 27,67 56,58

4 Persentase Balita Gizi Buruk 0,45 0,37 0,44 0,40 0,46

5 Universal Child Immunization/UCI (%) 100 100 100 100 100

6 Balita Gizi Buruk Mendapat

Perawatan (%)

100 100 100 100 100

7 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (%) 99,86 99,90 99,99 99,98 99,98

8 Cakupan Rumah Tangga Sehat (%) 83,82 85,47 86,78 88,99 87,27

9 Cakupan penggunaan Air Bersih (%) 95,14 98,33 99,29 100 100

10 Cakupan penggunaan Jamban Keluarga (%)

75,11 81,65 92,94 94,26 99,47

11 Cakupan penggunaan SPAL (%) 59,62 70,93 77,46 78,99 84,75

Sumber : BPS dan Dinas Kesehatan, 2016; *) proyeksi

Capaian di sektor kesehatan ini dilihat dari rata-rata sudah

melebihi angka capaian ditingkat provinsi maupun nasional. Meskipun

begitu upaya peningkatan kualitas kesehatan terus ditingkatkan dari

sisi sumberdaya manusia dan prasarana termasuk standarisasi

pelayanan dan akerditasi untuk puskesmas dan RSUD.

c. Ketenagakerjaan

Perkembangan pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi oleh

produktivitas tenaga kerja yang bekerja. Pembangunan ekonomi

mampu menyerap sebagian tenaga kerja, sehingga mengurangi angka

pengangguran. Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Sleman

Tahun 2012-2016 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Gambaran

ketenagakerjaan di Kabupaten Sleman Tahun 2016 tercatat sebanyak

852.884 orang penduduk usia kerja yang terdiri dari angkatan kerja

sebanyak 590.443 orang dan 262.441 orang bukan angkatan kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) atau rasio angkatan kerja

dengan penduduk usia kerja yaitu 69,23%, sedangkan tingkat

Page 34: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 34

pengangguran terbuka sebesar 5,82%. Selengkapnya dapat dilihat

seperti tabel berikut ini:

Tabel 2.25

Perkembangan Ketenagakerjaan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1. Penduduk Usia Kerja 939.463 875.102 861.472 829.355 852.884

2. Angkatan Kerja 560.378 541.921 560.772 569.584 590.443

- Bekerja 522.622 506.862 526.171 534.725 556.083

- Penganggur Terbuka 37.754 35.059 34.601 34.859 34.360

3. Bukan Angkatan Kerja 379.087 333.181 300.700 259.771 262.441

4. TPAK (%) 59,65 61,93 65,09 68,68 69,23

5. Tingkat pengangguran terbuka

6,74 6,47 6,17 6,12 5,82

Sumber: Dinas Tenagakerja dan Sosial, 2016

Lapangan usaha yang menjadi sumber penyerapan tenaga kerja

dan perkembangan ekonomi daerah tumbuh variatif sehingga daya

serap tenaga kerja dan kontribusinya pada PDRB berbeda. Kemampuan

lapangan usaha sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja pada

periode 2012-2016 cukup fluktuatif. Sektor pertanian mengalami

penurunan, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

keuangan dan jasa serta sektor listrik, air dan gas mengalami

kenaikan. Gambaran penduduk bekerja menurut lapangan usaha pada

tahun 2012-2016 seperti pada tabel 2.25

Pada tahun 2016, sebagian besar penduduk di Kabupaten Sleman

bekerja di sektor pertanian serta jasa-jasa yang masing-masing

menyerap 127.205 orang (22,88%) dan 118.350 orang (21,28%). Sektor

lainnya yang relatif besar menyerap tenaga kerja adalah sektor

Perdagangan dan Hotel dan Keuangan dan Jasa Perusahaan yang

masing-masing menyerap 83.252 orang (14,97%) dan 73.722 orang

(13,26%). Selengkapnya dapat dilihat seperti tabel berikut ini:

Page 35: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 35

Tabel 2.26 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang Bekerja

menurut Lapangan Usaha Tahun 2012–2016 Kabupaten Sleman

No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertanian 159.037 129.249 123.981 123.073 127.205

2. Pertambangan/ Penggalian

11.972 9.599 9.648 9.913 11.515

3. Industri Pengolahan 48.130 52.181 55.765 54.662 57.327

4. Listrik, Air, dan Gas 8.847 9.363 10.817 11.809 11.943

5. Bangunan 50.879 43.246 43.895 46.802 48.029

6. Perdagangan dan

Hotel 75.797 78.602 80.031 76.531 83.252

7. Angkutan dan

Komunikasi 18.260 21.180 23.688 23.193 24.740

8. Keuangan dan Jasa

Perusahaan 32.648 46.541 58.557 72.485 73.722

9. Jasa-jasa 117.052 116.901 119.789 116.256 118.350

Jumlah 522.622 506.862 526.171 534.724 556.083

Sumber: Dinas Tenagakerja dan Sosial, 2016

d. Kemiskinan

Persentase penduduk miskin di kabupaten Sleman dari tahun ke

tahun semakin menurun. Penurunan ini di dukung dengan telah adanya

basis data terpadu (SIM Kemiskinan) dan semakin sinerginya

pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan antar SKPD. Terlebih

dengan ditetapkannya Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan

Kemiskinan, telah ada panduan bagi stakeholder dalam mengambil

peran dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Penurunan

persentase penduduk miskin dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.27

Persentase Penduduk Miskin Tahun 2012 – 2016 Kabupaten Sleman

2012 2013 2014 2015 2016

15,85(%) 13,89(%) 11,85(%) 11,36(%) 10,64(%)

Sumber : Badan KBPMPP, 2016

Distribusi jumlah dan persentase KK untuk masing-masing

kecamatan adalah sebagai berikut:

Page 36: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 36

Tabel 2.28 Distribusi Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2016 Per Kecamatan

Kabupaten Sleman

No Kecamatan KK Miskin %

1. Gamping 2.769 9.13

2. Godean 2.756 11.66

3. Moyudan 1.641 13.099

4. Minggir 2.270 18.37

5. Seyegan 3.3.81 18.82

6. Mlati 2.868 9.72

7. Depok 1.304 3.18

8. Berbah 1.895 9.59

9. Prambanan 3.010 15.87

10. Kalasan 2.526 8.55

11. Ngemplak 1.498 7.46

12. Ngaglik 1.812 5.85

13. Sleman 3.365 14.13

14. Tempel 3.165 16.90

15. Turi 1.939 15.75

16. Pakem 955 7.31

17. Cangkringan 1.719 15.39

Dari data di atas, terlihat lima besar kecamatan dengan jumlah KK

miskin tertinggi ada di Kecamatan Seyegan, Sleman, Tempel,

Prambanan, dan Mlati. Kecamatan inilah yang memerlukan intervensi

program dan kegiatan yang bertujuan untuk mengentaskan

kemiskinan.

2.1.2.3 Fokus Seni, Budaya dan Olahraga

Analisis atas kinerja Seni Budaya dan Olahraga dilakukan

terhadap indikator kebudayaan dan olahraga:

a. Kebudayaan

Pembangunan bidang seni budaya sangat terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat, yaitu untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

Page 37: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 37

berbudaya dan beradab. Kabupaten Sleman yang terdiri dari 17

kecamatan dan 86 desa, memiliki adat-istiadat serta berbagai kesenian

yang menggambarkan dinamika yang ada dalam masyarakat, sekaligus

sebagai potensi yang dimiliki masyarakat.

Di bawah ini disampaikan data tentang grup kesenian serta

gedung kesenian yang ada di Kabupaten Sleman, sebagaimana tabel

berikut ini:

Tabel 2.29 Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2012-2016

Kabupaten Sleman

No. Capaian Pembangunan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah grup kesenian 1.125 1.353 1.353 1.346 1.350

2 Jumlah gedung kesenian 8 10 10 12 12

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa di Kabupaten

Sleman pada tahun 2011 memiliki kelompok kesenian sejumlah 893

kelompok kesenian yang tersebar di 17 Kecamatan dan 86 desa. Pada

tahun 2012 jumlahnya bertambah menjadi 1.125 kelompok. Dan pada

tahun 2013 bertambah lagi menjadi 1.353 kelompok. Pada tahun 2014

jumlah grup kesenian di Sleman jumlahnya tetap sama tidak ada

perubahan dengan tahun 2013, yakni sebanyak 1.353 grup. Sedangkan

pada tahun 2015 jumlah grup kesenian yang ada di Sleman mencapai

1.346 grup. Untuk tahun 2016 ini jumlah grup kesenian meningkat

sekitar empat (4) group atau berjumlah total 1.350 grup. Adapun untuk

gedung kesenian tahun 2016 ini tetap berjumlah 12 gedung. Hal ini

menggambarkan bahwa kelompok-kelompok kesenian tetap terpelihara

dengan baik di masyarakat untuk mendukung desa wisata yang ada di

Kabupaten Sleman.

Pemerintah Kabupaten Sleman memliki potensi budaya tangible

dan intangible yang variatif berupa candi dan situs, rumah tradisional,

tempat bersejarah, monumen, museum, upacara adat, desa budaya

dan berbagai macam kesenian. Selain itu di kabupaten Sleman juga

marak dengan berbagai aktivitas budaya dan kesenian, demikian juga

dengan partisipasi masyarakat yang cukup dinamis.

Potensi Budaya di Kabupaten Sleman tergambarkan pada tabel

berikut ini:

Page 38: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 38

Tabel 2.30 Potensi Budaya dan kesenian Tahun 2012-2016

Kabupaten Sleman

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1 Candi 70 70 70 70 70

2 Situs 116 116 116 117 117

3 Rumah Tradisional 414 414 414 414 414

4 Wisata sejarah 11 11 11 11 11

5 Monumen/tetenger 33 33 33 33 33

6 Museum 10 10 13 13 13

7 Upacara Adat 10 10 10 10 10

8 Tradisi Budaya 32 36 50 55 55

9 Desa Budaya 6 6 10 14 14

9 Jenis Kesenian 1.278 1.353 1.353 1.346 1.346

10 Gedung kesenian 8 8 10 12 12

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016.

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa di

Kabupaten Sleman marak dengan berbagai aktivitas budaya dan

kesenian. Partisipasi masyarakat cukup dinamis. Namun demikian hal

tersebut belum diikuti dengan fasilitas gedung kesenian yang memadai.

Dengan jumlah penduduk sebesar 1.079.053 jiwa pada tahun 2016

Kabupaten Sleman baru memiliki fasilitas gedung kesenian sebanyak

12 gedung kesenian.

Gedung kesenian di Kabupaten Sleman adalah Balai Budaya

Minomartani, Balai Budaya Sinduharjo Ngaglik, Pusat Pengembangan

Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kependidikan Seni Budaya Klidon,

Gedung Kesenian Sleman, Gedung Kesenian Universitas Negeri

Yogyakarta, Panggung Trimurti dan Panggung Rorojonggrang

Prambanan, Gedung Kesenian Hardjo Sumantri, Ndalem Notoprajan

Rejodani, Panggung Terbuka Kaliurang, Gedung Serba Guna Sleman,

Pendopo Ambarukmo, Gedung MMTC, Gedung RRI Nusantara II

Yogyakarta.

Page 39: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 39

b. Olahraga

Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk

mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera serta

berkualitas, maka sangat dibutuhkan generasi muda yang benar-benar

tangguh, berbobot dan sehat. Sebagaimana kata pepatah terkenal “Men

Sana In Corporesano” yang artinya adalah “Didalam tubuh yang sehat

terdapat jiwa yang kuat”. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut maka

salah satu indikator terpenuhinya generasi muda yang berkualitas

adalah tersedianya fasilitas olahraga. Di bawah ini data tentang jumlah

klub olahraga serta data gedung olahraga yang ada di Kabupaten

Sleman sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 2.31 Perkembangan Olahraga Tahun 2012-2016

di Kabupaten Sleman

No. Capaian Pembangunan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah klub olahraga 74 97 138 215 264

2 Jumlah gedung olahraga 52 52 71 N/A 102

Sumber: Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga, 2016

Berdasarkan data diatas jumlah klub olahraga pada tahun 2014

sebanyak 138 klub yang tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten

Sleman yang terdiri dari 7 cabang olahraga yaitu: Sepak Bola, Bulu

Tangkis, Bola Volli, Tenis Meja, Sepak Takraw, Bola Basket, dan Futsal.

Dari cabang olahraga tersebut tersedia prasarana dan sarana berupa

gedung olahraga indoor baik yang dimiliki perseorangan, dusun, desa,

pemerintah daerah, maupun lembaga pendidikan. Sesuai pendataan

yang dilakukan pada tahun 2014 jumlah gedung olahraga sebanyak 71

gedung. Sedangkan data jumlah cabang olahraga pada tahun 2015

terdapat peningkatan jumlah yang cukup signifikan yaitu sebanyak 23

cabang olahraga, dengan jumlah klub olahraga sebanyak 215 klub.

Pada tahun 2016 ini terjadi peningkatan jumlah klub olahraga yaitu

sebesar 264 klub, dengan difasilitasi 102 gedung olah raga.

Page 40: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 40

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

Aspek pelayanan umum menjelaskan kondisi pelayanan urusan

wajib dan urusan pilihan yang menjadi jangkauan pelayanan dari SKPD

Kabupaten Sleman.

2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Pemerintahan Konkuren

2.1.3.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib

a. Urusan Pemerintahan Wajib Pemerintahan Berkaitan dengan

Pelayanan Dasar

1. Urusan Wajib Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam

pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi

pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun

pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak

pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan, ekonomi, dan

kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan

penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi

kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan

inovasi teknologi, merancang dan merekayasa lingkungan hidup,

menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian dan pada

akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara

keseluruhan.

Data mengenai pendidikan merupakan salah satu komponen yang

sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya

tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa indikator

pendidikan sebagai berikut:

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah.

Hasil analisis perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di

lingkup kabupaten dapat disajikan sebagai berikut:

Page 41: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 41

Tabel 2.32 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Jenjang Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 APS SD/MI 115,42 111,77 104,43 115,34 115,13

2 APS SMP/MTs 110,81 110,52 103,19 114,84 115,53

3 APS SMA/MA/SMK 76,66 56,76 58,99 62,12 64,45

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016.

Dengan melihat tabel di atas maka dapat dikatakan APS untuk

SD/MI pada tahun 2012 sebesar 115,42% dan pada tahun 2013

mencapai 111,77%. Sedangkan pada tahun 2014 APS SD/MI sebesar

104,43% kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 115,34%.

Sedangkan pada tahun 2016 APS SD/MI mencapai 115,13%. Hal ini

menunjukkan jumlah murid di tingkat jenjang SD/MI melebihi

mumlah anak yang ada pada usia 7 – 12 tahun. Hal ini dimungkinkan

ada anak usia kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun yang

bersekolah SD/MI.

Begitu pula yang terjadi untuk jenjang SMP/M.Ts APS pada tahun

2012 mencapai 110,81% dan mencapai 110,81% pada tahun 2013.

Sedangkan pada tahun 2014 APS SMP/MTs di Sleman mencapai

sebesar 103,19%, bertambah menjadi 114,84 % pada tahun 2015 dan

kembali meningkat mencapai 115,53 di tahun 2016.

Untuk jenjang SMA/MA/SMK besarnya APS pada tahun 2012

mencapai 76,66% dan pada tahun 2013 mencapai 56,76%. Pada tahun

2014 APS SMA/MA/SMK sebesar 58,99% meningkat menjadi 62,12%

pada tahun 2015 dan kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi

64,45%.

Walaupun angka partisipasi sekolah disemua jenjang mengalami

peningkatan, masih menjadi pekerjaan rumah untuk terus

meningkatkan angka partisipasi sekolah untuk jenjang SMA/MA/SMK,

dengan terus menekan angka putus sekolah dan pemberian dana

jaminan pemeliharaan pendidikan daerah.

Rasio Ketersediaan Gedung Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah jenjang tertentu

per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan

Page 42: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 42

kemampuan untuk menampung semua penduduk usia sekolah. Untuk

melihat ketersediaan fasilitas gedung sekolah bagi penduduk untuk

memenuhi pelayanan pendidikan, maka dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.33

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No Jenjang Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio SD/MI 67 66 65 57 65

2 Rasio SMP/MTs 35 34 34 28 33

3 Rasio SMA/MA/SMK 25 25 26 27 26

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa pada tahun

2011 rasio ketersediaan gedung sekolah SD/MI mencapai 67. Demikian

juga pada tahun 2012 mencapai sebesar 67. Pada tahun 2013 rasio

ketersediaan gedung sekolah SD/MI terhadap penduduk usia sekolah

SD/MI mengalami penurunan menjadi 66. Dan turun lagi menjadi 65

pada tahun 2014. Perbedaan angka ini terjadi karena adanya

peningkatan jumlah penduduk usia sekolah SD/MI sebesar 9,94%

sedangkan peningkatan jumlah gedung sekolah hanya 0,76%, sehingga

menyebabkan penurunan pada rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah. Rasio ketersediaan gedung sekolah SD/MI

pada tahun 2015 sebesar 57, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi

65.

Rasio gedung sekolah SMP/MTs dan penduduk usia sekolah

SMP/MTs pada tahun 2011 adalah sebesar 33 setiap 10.000 penduduk

usia SMP, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 35. Pada tahun

2014 Rasio gedung sekolah SMP/MTs mencapai 34, tahun 2015

menjadi 28, dan pada tahun 2016 menjadi 33.

Rasio gedung sekolah dan jumlah penduduk usia sekolah

SMA/MA/SMK pada tahun 2011 sebesar 25 dan pada tahun 2012 juga

sebesar 25. Pada tahun 2014 Rasio gedung sekolah dan jumlah

penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK menjadi 26 mengalami

perubahan dari tahun 2013 yaitu sebesar 25. Hal ini terjadi karena

jumlah sekolah bertambah 1,75%, sedangkan jumlah penduduk usia

Page 43: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 43

sekolah menengah mengalami penurunan sebesar 3,52%. Pada tahun

2015 Rasio gedung sekolah dan jumlah penduduk usia sekolah

SMA/MA/SMK sebesar 27, dan rasio tersebut turun menjadi 26 pada

tahun 2016.

Rasio Guru/Murid

Rasio guru/murid menggambarkan perbandingan jumlah guru

terhadap murid. Hal ini untuk melihat apakah guru yang tersedia

cukup untuk melayani atau membimbing murid yang ada. Dengan

melihat rasio ini maka dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan

guru dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi murid-murid yang

ada di Kabupaten Sleman, sekaligus juga untuk mengukur jumlah ideal

murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se-Kabupaten Sleman

dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.34 Rasio Guru dan Murid

Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No Jenjang Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio SD/MI 15 15 15 15 15

2 Rasio SMP/MTs 12 12 13 13 13

3 Rasio SMA/MA/SMK 9 9 9 9 10

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016

Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 rasio guru dan murid

SD/MI tidak berubah, yakni sebesar 15. Berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan yang tertuang dalam Permendiknas 41 tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, maka 1

(satu) orang guru SD/MI mengajar 28 siswa.

Pada tahun 2011 jenjang SMP/M.Ts rasio guru/murid adalah 12

dan tidak mengalami perubahan hingga tahun 2013. Pada tahun 2014

hingga tahun 2016 rasio guru dan murid SMP/M.Ts sebesar 13.

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam

Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, maka 1 (satu) orang guru SMP/MTs

mengajar 32 siswa. Jenjang SMA/MA/SMK rasio guru/murid sebesar 9

Page 44: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 44

pada tahun 2011 masih tetap sama hingga tahun 2015 dan meningkat

di tahun 2016 menjadi 10.

Jika melihat data di atas, sesuai persyaratan yang diatur dalam

Standar nasional Pendidikan, rasio guru/murid dapat terpenuhi bukan

dari Guru PNS tetapi oleh tenaga pengajar dari GTT (Guru Tidak tetap).

Banyaknya GTT disebabkan oleh tidak seimbangnya rekruitmen guru

kelas dibandingkan dengan guru kelas yang pension. Untuk itu yang

perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman adalah

bagaimana memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada GTT ini.

Perkembangan dan hasil penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.35 Perkembangan dan Hasil Penyelenggaraan Pendidikan

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Uraian Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Taman Kanak-kanak

a. Jumlah sekolah 535 539 545 553 559

- Negeri 5 5 5 5 5

- Swasta 530 534 540 548 554

b. Jumlah guru 2.300 2.324 2.324 2.297 2.265

- Negeri 49 49 48 48 49

- Swasta 2.251 2.275 2.276 2.249 2.216

c. Jumlah tenaga non guru 441 399 404 394 447

- Negeri 17 18 17 17 17

- Swasta 424 381 387 377 436

d. Jumlah siswa 27.740 29.362 30.184 30.788 31.635

- Negeri 515 474 560 580 559

- Swasta 27.225 28.888 29.624 30.208 31.076

2. Sekolah Dasar/MI

a. Jumlah sekolah 574 527 531 533 534

- Negeri 329 379 379 379 379

- Swasta 145 148 152 154 155

b. Jumlah guru 6.250 6.159 6.040 6.113 6.093

- Negeri 4.340 4.199 4026 4016 3.980

- Swasta 1.910 1.960 2014 2097 2.113

c. Jumlah tenaga non guru 1.163 1.206 1.291 1.331 1.445

- Negeri 785 820 866 884 991

Page 45: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 45

No Uraian Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

- Swasta 378 386 425 447 454

d. Jumlah siswa 89.886 91.338 92.859 94.200 94.614

- Negeri 64.982 64.192 64.169 64.084 63.782

- Swasta 24.904 27.146 28.690 30.116 30.832

3. SMP/MTS

a. Jumlah sekolah 129 132 133 134 137

- Negeri 64 64 64 65 65

- Swasta 65 68 69 69 72

b. Jumlah guru 3.359 3.303 3.350 3.401 3.382

- Negeri 2.012 1.939 1892 1.870 1.825

- Swasta 1.347 1.364 1.458 1.531 1.557

c. Jumlah tenaga non guru 1.001 974 957 1.002 1.011

- Negeri 684 663 633 660 650

- Swasta 317 311 324 342 361

d. Jumlah siswa 40.730 41.352 44.257 45.014 45.434

- Negeri 27.780 27.708 27.703 28.158 28.232

- Swasta 12.950 13.644 16.554 16.856 17.202

4. SMA/MA

a. Jumlah sekolah 58 56 58 61 61

- Negeri 22 22 22 22 22

- Swasta 36 34 36 39 39

b. Jumlah guru 1.688 1.631 1.676 1.763 1.754

- Negeri 875 853 847 851 851

- Swasta 813 778 829 912 903

c. Jumlah tenaga non guru 572 537 543 535 530

- Negeri 345 331 326 317 329

- Swasta 227 206 217 218 201

d. Jumlah siswa 14.936 14.912 15.565 16.347 17.269

- Negeri 10.120 10.135 10.241 10.668 11.057

- Swasta 4.816 4.777 5.324 5.679 6.212

5. SMK

a. Jumlah sekolah 54 58 58 57 57

- Negeri 8 8 8 8 8

- Swasta 46 50 50 49 49

b. Jumlah guru 1.973 2.043 2.104 2.121 2.116

- Negeri 610 613 612 622 620

- Swasta 1.363 1.430 1.492 1.499 1.496

c. Jumlah tenaga non guru 569 589 606 596 590

Page 46: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 46

No Uraian Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

- Negeri 192 203 206 208 201

- Swasta 377 386 400 388 389

d. Jumlah siswa 19.592 20.072 20.294 21.088 21.604

- Negeri 6.981 7.222 7.654 8.085 8.066

- Swasta 12.611 12.850 12.640 13.003 13.538

6. Kondisi Bangunan Sekolah

a. Jumlah Ruang SD 3.664 3.721 3.863 3.852 3.828

- Baik 2.711 3.007 3.077 3.273 3.317

- Rusak Ringan 659 585 678 494 450

- Rusak Berat 294 129 108 85 61

b. Jumlah Ruang SLTP 1.241 1.362 1.443 1.534 1.544

- Baik 1.125 1.232 1345 1.429 1.440

- Rusak Ringan 72 98 68 77 76

- Rusak Berat 44 32 30 28 28

c. Jumlah Ruang SLTA 1.229 1.282 1291 1.404 1.416

- Baik 1.122 1170 1180 1.343 1.335

- Rusak Ringan 105 103 106 53 74

- Rusak Berat 2 9 5 8 7

B Pendidikan Luar Sekolah

1. Lembaga Pendidikan Kursus

a. Jumlah lembaga 116 132 135 114 117

b. Jumlah tutor 474 528 532 346 358

c. Jumlah warga belajar 2.519 2.640 2.720 3.204 3.344

2. Sanggar kegiatan belajar

a. Jumlah kegiatan 4 7 9 16 N/A

b. Jumlah pamong belajar 10 9 9 10 N/A

3. Kelompok Belajar

a. Kejar Paket B setara SMP

- Jumlah tutor 178 108 83 48 60

- Jumlah kelompok 33 43 22 8 8

- Jumlah warga belajar 825 360 300 170 200

b. Kejar Paket C setara SMA

- Jumlah tutor 91 101 165 45 143

- Jumlah kelompok 20 17 21 5 8

4. Satuan PAUD Sejenis

a. Jumlah tutor 1.684 1.766 1.240 1148 1.191

b. Jumlah kelompok 327 573 573 290 296

Page 47: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 47

No Uraian Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

c. Jumlah warga belajar 10.790 20.683 20468 11208 10.517

5. Play Group (Kelompok Bermain)

a. Jumlah tutor 925 862 1.052 1.081 1.129

b. Jumlah kelompok 212 224 231 243 245

c. Jumlah warga belajar 6.474 6.596 7.262 6.843 6.935

6. TPA

a. Jumlah tutor 408 410 460 464 511

b. Jumlah kelompok 78 88 82 87 90

c. Jumlah warga belajar 2.075 2.028 2.876 2.512 2.622

C Hasil Pelayanan Publik

1. Angka Partisipasi Kasar (%)

a. SD 116,51 114,77 116,78 116,81 116,90

b. SMP 113,70 108,93 111,41 111,70 111,71

c. SMU/SMK 77,69 79,00 86,39 87,37 87,45

2. Angka Partisipasi Murni (%)

a. SD 100,81 99,96 102,07 103,20 103,96

b. SMP 81,84 81,24 81,63 83,96 85,11

c. SMU/SMK 55,11 55.16 57,73 58,95 60,36

3. Anak Putus Sekolah

a. SD 36 29 42 29 8

b. SMP 30 14 18 14 8

c. SMU/SMK 73 41 54 48 38

4. Rasio Siswa:Sekolah

a. TK 53,30 55 55 56 56

b. SD 173,16 173 174,88 177 177,59

c. SMP 317,46 313 332,76 336 231,18

d. SMU/SMK 311,64 307 309,13 317 329,43

5. Rasio Siswa: Guru

a. TK 12,40 13 13 13 13

b. SD 14,52 15 15 15 15

c. SMP 12,19 12 13 13 13

d. SMU/SMK 9,45 9 9 9 10

6. Rasio Siswa: Kelas

a. SD 24,46 24 24,40 24 24

b. SMP 31,38 30 30,21 30 30

c. SMU/SMK 24,15 27 25,82 26 27

7. Rata-rata Nilai Hasil Belajar

a. UAN SD 7,70 7,76 7,55 49,62 61,67

Page 48: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 48

No Uraian Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

b. UAN SMP 6,76 7,22 6,54 49,99 60,36

c. UAN SMA 6,16 6,87 5,76 5,49 50,31

d. UAN SMK 6,99 7,02 6,61 6.86 63,13

8.

Rata-rata nilai Hasil Belajar program

Kesetaraan

a. UAN Paket A Setara SD 6,09 6,00 - - 55,79

b. UAN Paket B Setara SMP 6,4 6,20 5,71 33,41 52,33

c. UAN Paket C Setara SMA 6,6 6,30 5,05 46,69 46,11

9. Rata-rata Kelulusan (%)

a. SD 99,26 98,94 98,56 99,47 97,88

b. SMP 98,37 93,74 96,88 99,36 97,09

c. SMU/SMK 95,94 95,46 99,64 95,02 96,55

10. Prosentase guru yang layak mengajar

a. TK 46,26 61,14 66,88 69,05 71,52

b. SD 67,44 75.48 82,22 85,38 87,71

c. SMP 84,52 85.89 87,85 87,53 90,18

d. SMU/SMK 90,33 91.26 91,64 92,04 94,38

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016

2. Urusan wajib Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua

lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah,

murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai

derajad kesehatan yang lebih baik.

Pelayanan di RSUD Sleman juga telah memenuhi standar ISO

9001:2000/ISO 9001:2008. Pencapaian indikator pelayanan RSUD

tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1) Angka tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit/Bed

Occupancy Rate (BOR) mencapai 66,36%, kondisi ini belum efisien

karena BOR dikatakan baik jika realisasinya 70%-85%.

2) Frekuensi pemakaian (Bed Turn Over) tahun 2016 mencapai 54,74

kali.

3) Pada tahun 2016 rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi

ke kondisi terisi berikutnya (Turn Over Interval) mencapai 2,48

hari. Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan kamar pada

Page 49: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 49

pasien masih kurang ideal yaitu sesuai standard Departemen

Kesehatan 6 jam sampai dengan 3 hari.

4) Rata-rata lama perawatan pasien (Length of Stay) mencapai 5,075

hari pada tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan

rumah sakit terhadap pasien cukup memadai, karena sesuai

dengan standar nasional lama perawatan 3 - 6 hari.

5) Angka kematian bersih (Net Death Rate) yang menunjukkan angka

kematian pasien ketika dirawat di rumah sakit pada tahun 2016

mencapai 21,83‰ pasien, mengalami kenaikan sebesar 1,32‰

pasien dari tahun 2015 yang menunjuk angka 20,51‰ pasien.

Walaupun angka kematian pasien ketika dirawat di RS mengalami

kenaikan, masih merupakan angka realisasi yang aman, selama

tidak melebihi 25%.

6) Angka kematian kasar (Gross Death Rate) merupakan angka

kematian pasien pasca rawat inap di rumah sakit mencapai

34,59% pasien pada tahun 2015, mengalami kenaikan tahun

2016 menjadi 34,80%.

7) Target nasional untuk NDR maksimal 25 orang per-1.000 pasien

keluar RS; sedangkan GDR 40 orang per-1.000 pasien keluar.

Apabila dikomparasikan dengan target nasional, realisasi RSUD

Sleman pada parameter angka kematian, masih dibawah target

nasional cukup jauh. Hal ini berarti kinerja pelayanan dilihat dari

aspek angka kematian pasien masih dapat dinilai baik.

Pencapaian Kinerja Pelayanan di RSUD Prambanan tahun 2016

adalah sebagai berikut :

1) Angka tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit/Bed

Occupancy Rate (BOR) mencapai 60,36%. Kondisi ini belum efisien

karena BOR dikatakan baik jika realisasinya 70% - 85%,

2) Frekuensi pemakaian (Bed Turn Over) tahun 2016 mencapai

73,74% per tahun, kondisi pelayanan pemakaian tempat tersebut

masih dibawah standar nasional yaitu 75 kali per tahun.

3) Pada tahun 2016 rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi

ke kondisi terisi berikutnya (Turn Over Interval) mencapai 1,91

hari. Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan kamar pada

Page 50: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 50

pasien masih kurang ideal karena sesuai standar Departemen

Kesehatan 6 jam sampai dengan 3 hari.

4) Rata-rata lama perawatan pasien (Length of Stay) mencapai 2,91

hari pada tahun 2016. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan

rumah sakit terhadap pasien masih belum memadai, karena

sesuai dengan standar nasional lama perawatan 3 - 6 hari.

5) Angka kematian bersih (Net Death Rate) yang menunjukkan angka

kematian pasien ketika dirawat di rumah sakit pada tahun 2016

sebesar 8,65%, masih merupakan angka realisasi yang aman,

selama tidak melebihi 25%, Angka kematian kasar (Gross Death

Rate) merupakan angka kematian pasien pasca rawat inap di

rumah sakit pada tahun 2016 sebesar 21,62%.

6) Target nasional untuk NDR maksimal 25 orang per 1.000 pasien

keluar RS; sedangkan GDR 40 orang per 1.000 pasien keluar.

Apabila dikomparasikan dengan target nasional, realisasi RSUD

pada parameter angka kematian, sangat baik masih dibawah, jauh

dari target nasional. Hal ini berarti kinerja pelayanan dilihat dari

aspek angka kematian pasien masih dapat dinilai baik.

Gambaran indikator capaian urusan kesehatan dapat dilihat

seperti tabel berikut :

Tabel 2.36 Capaian Indikator KesehatanTahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio posyandu persatuan balita 35 41,08 40,89 40,89 40,58

2 Rasio puskesmas persatuan Penduduk

Rasio pustu per satuan penduduk

44.292

15.595

42,375

14.921

42.487

15.394

42.487

15.394

43.163

15.638

3 Rasio RS per satuan penduduk 42.588 40.756 37.935 37.935 38.537

4 Rasio dokter per satuan penduduk 1.401 1.416 2.365 2.365 2.575

5 Rasio tenaga medis persatuan penduduk

960 969 3.096 3.096 3.233

6 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan

(%)

99,86 99,9 99.99 99.99 99,98

7 CakupanDesa/kelurahanUniversal Child Immunization (UCI) (%)

100 100 100 100 100

8 Cakupan Balita Gizi Buruk 100 100 100 100 100

Page 51: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 51

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

mendapat perawatan (%)

9 Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit

TBC BTA (%)

55,83 86,87 100 100 100

10 Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit DBD (%)

100 100 100 100 100

11 Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat

miskin (%)

100 100 100 100 100

12 Cakupan kunjungan bayi (%) 88,94 96,06 92,57 92,57 99,95

13 Jumlah Puskesmas (bh) 25 25 25 25 25

14 Jumlah pembantu Puskesmas

(bh)

71 70 69 69 69

Sumber : Dinas Kesehatan, 2016.

Kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam

pembangunan manusia. Derajad kesehatan masyarakat yang baik akan

merefleksikan kinerja yang baik pula pada masyarakatnya. Oleh karena

itu keberadaan fasilitas kesehatan juga sangat memegang peran

penting dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Semakin

mudah masyarakat menjangkau fasilitas kesehatan yang tersedia,

maka diharapkan semakin berkurang pula tingkat kesakitannya. Upaya

kesehatan dasar masyarakat di Kabupaten Sleman diharapkan semakin

meningkat dengan didapatkannya sertifikat ISO dan akreditasi

terhadap 25 Puskesmas serta dengan terus mendorong peningkatan

tipe RSUD milik pemerintah Kabupaten Sleman.

3. Urusan wajib Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Indikator bidang pekerjaan umum di Kabupaten Sleman dapat

dilihat dari beberapa aspek. Indikator pertama adalah proporsi panjang

jaringan jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Sleman yang berubah

pada tiap tahunnya sesuai dengan keadaan di lapangan. Pada tahun

2014 proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah 0,516

dan pada tahun 2015 mencapai angka 0,5426. Terdapat kenaikan

kondisi jalan baik karena telah dilakukan banyak perbaikan. Namun

untuk tahun 2016 mengalami sedikit penurunan di angka 0,5207.

Page 52: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 52

Indikator kedua adalah rasio jaringan irigasi. Angka rasio jaringan

irigasi pada tahun 2014 menunjukan jumlah angka 1:8.244 pada tahun

2015 menjadi 1:3.080 meningkat karena adanya rehabilitasi dan

pembangunan saluran irigasi, dan penurunan jumlah lahan pertanian

budidaya. Rasio tersebut didapat dari hasil perhitungan panjang

saluran irigasi (km) dibagi dengan luas lahan pertanian budidaya (Ha).

Sampai dengan tahun 2014 panjang saluran irigasi 2.698,34 km yang

terdiri atas saluran irigasi primer sepanjang 419,966 km, irigasi

skunder 317,480 km, dan tersier sepanjang 1.960,894 km, dan luas

lahan pertanian budidaya seluas 22.233 Ha.

Indikator ketiga adalah rasio tempat ibadah per satuan penduduk.

Rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Sleman

tercatat 1:312 pada tahun 2014, tetap pada tahun 2015 menjadi

1:312.

Indikator keempat adalah rasio tempat pemakaman umum per

satuan penduduk yang mencapai angka 286.08 pada awal tahun 2014,

sedangkan pada tahun 2015 masih sama di angka 286,08.

Indikator kelima adalah rasio tempat pembuangan sampah (TPS)

per satuan penduduk. Pada tahun 2014 didapat angka sebesar 1,052

dari hasil penghitungan TPS dengan kapasitas 1.201 m3 dibagi jumlah

penduduk eksisting dikalikan 1.000. untuk tahun 2015 masih sama

yaitu di angka 1,052. Sedangkan untuk tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar di angka 0,31.

Indikator keenam adalah panjang jalan yang dilalui roda 4, dimana

angka tersebut mencapai 0,00270 km pada tahun 2014, 2015 dan 2016

masih sama, yaitu untuk jalan nasional, jalan propinsi, jalan

kabupaten, dan jalan desa.

Indikator ketujuh adalah panjang jalan kabupaten dalam kondisi

baik (>40 Km/jam) dimana pada tahun 2015 mencapai prosentase

sebesar 51,59%, untuk tahun 2016 mencapai prosentase sebesar

52,07%, didapat dari hasil panjang jalan baik dan bisa dilalui

kendaraan dengan kecepatan >40 Km/jam dibagi seluruh panjang jalan

kabupaten yang ada.

Page 53: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 53

Indikator selanjutnya adalah drainase dalam kondisi baik, di

Kabupaten Sleman pada tahun 2014 sebesar 44,94%, dan pada tahun

2015 meningkat menjadi 48,76%. Untuk tahun 2016 tidak mengalami

peningkatan nilainya sama yaitu sebesar 48,76%.

Untuk lingkungan permukiman dianggap sebagai kawasan

permukiman yang ada di Kabupaten Sleman. Luas kawasan

permukiman di Kabupaten Sleman adalah sebesar 33,65% pada tahun

2016, didapat dari perhitungan luas kawasan permukiman seluas

19.340 ha dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sleman

sebesar 57.482 ha. Berikut tabel yang menggambarkan indikator

bidang pekerjaan umum.

Tabel 2.37 Indikator Bidang Pekerjaan Umum

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Proporsi panjang jaringan

jalan dalam kondisi baik

0,363 0,541 0,516 0,5426 0,5207

2 Rasio Jaringan Irigasi 1:8.787 1:8.703 1:8,244 1:3.080*) N/A

3 Rasio tempat ibadah per

satuan penduduk

1:303 1:279 1:312 1:312 N/A

4 Rasio tempat pemakaman

umum per satuan

penduduk

283,572 286,142 286,08 286,08 N/A

5 Rasio tempat pembuangan

sampah (TPS) per satuan penduduk

0,918 1,282 1,052 1,052 0,31

6 Panjang jalan dilalui Roda

4 (km)

0,0030 0,0015 0,0027 0,0027 0,0027

7 Panjang jalan kabupaten

dalam kondisi baik (>40

Km/jam) (%)

36,32% 54,06% 51,59% 51,59% 52,07%

8 Drainase dalam kondisi

baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)

43,89 44,64 44,94 48,76 48,76

9 Kawasan Pemukiman (%) 40,574 39,700 33,65 33,65 33,65

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, 2016 *) irigasi tersier menjadi kewenangan desa

Luas RTH hanya dihitung dari RTH Perkotaan dengan

pertimbangan pernah dilakukan studi tentang RTH kawasan perkotaan.

Rasio perhitungannya didasarkan pada luas RTH perkotaan dibagi luas

seluruh kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman sehingga didapatkan

Page 54: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 54

rasio RTH 55,36%. Adapun luas RTH diambil dari laporan RTH wilayah

perkotaan yang merupakan luas lahan tidak terbangun.

Rasio IMB dihitung berdasarkan pelayanan IMB yang sudah

diberikan baik IMB tetap, IMB sementara maupun IMB pemutihan.

Pada tahun tertentu dibanding dengan 5 bangunan pada tahun

tertentu yang dihitung dari bangunan-bangunan rumah, fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan, fasilitas

transportasi, fasilitas pengairan, persampahan, fasilitas peternakan,

stasiun bahan bakar, fasilitas pariwisata dan industri/pergudangan.

Rasio tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.38 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan

Tahun 2012-2015 Kabupaten Sleman

No Indikator

Tahun

2012 2013 2014

2015

1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

(%)

54,96 54,71 54,41 54,17

2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan

bangunan (%) 13,22 46,58 47,01

42,78

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, dan BLH 2015 Ket *) : Angka perhitungan dengan luasan kawasan perkotaan berdasarkan Perda 23/1994 **) Luasan RTH

4. Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Indikator kinerja yang digunakan dalam bidang perumahan

diantaranya rumah tangga pengguna air bersih, rumah tangga

pengguna listrik, rumah tangga bersanitasi, dan rumah layak huni.

Indikator-indikator selain rumah layak huni diukur berdasarkan

jumlah pengguna.

Indikator rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Sleman

pada tahun 2014 adalah sebesar 98.33%, pada tahun 2015 mencapai

98,40%. Untuk tahun 2016 sebesar 53, 84%, penurunan ini sebagai

akibat perbedaan perhitungan, dimana pada tahun 2016 rumah tangga

pengguna air bersih dihitung rumah tangga yang sudah teraliri air

PDAM, sedangkan sebelumnya sumur termasuk dalam perhitungan.

Untuk indikator rumah tangga pengguna listrik mencapai 99% pada

Page 55: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 55

tahun 2014, dan pada tahun 2015 angka sementara menunjukkan

kenaikan menjadi 99,96% dan pada tahun 2016 mencapai 98,68%.

Untuk indikator rumah tangga bersanitasi pada tahun 2014 angka

yang tercatat sebesar 88,27%, pada tahun 2015 angka sementara

menunjukkan kenaikan menjadi 88,90%. Sedangkan tahun 2016 data

belum diidentifikasi. Indikator rumah layak huni dihitung berdasarkan

jumlah rumah layak huni pada tahun yang bersangkutan dibagi jumlah

seluruh rumah pada tahun yang bersangkutan dikali 100% sehingga

didapatkan angka sebesar 93,64% pada tahun 2014, pada tahun 2015

mengalami kenaikan menjadi 94,42%, dan tahun 2016 naik menjadi

99,61%. Indikator urusan perumahan Kabupaten Sleman tahun 2012-

2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.39 Indikator Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rumah tangga pengguna air bersih

(%) 95,40 98,30 98,33 98,40 53,84*)

2 Rumah tangga pengguna listrik (%) 95,00 95,60 99,00 99,96 98,68**)

3 Rumah tangga ber-sanitasi (%) 74,28 81,65 88,27 88,90 N/A

4 Rumah layak huni (%) 91,24 91,73 93,64 94,42 99,61

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, 2016 *) **) Jumlah Rumah Teraliri Listrik/Jumlah Rumah = 401.024 buah/406.400 buah.

5. Urusan wajib Ketenteraman, ketertiban umum, dan

pelindungan masyarakat

Stabilitas sosial dan politik adalah prasyarat terhadap tumbuh

kembang investasi, infrastruktur, teknologi maupun tenaga kerja.

Untuk meningkatkan antisipasi terhadap ancaman stabilitas keamanan

Pemerintah Kabupaten Sleman juga koordinasi dengan BIN, Intel

Kodim, Intel Kejaksaan, dan Intel Polres melalui forum Kominda

(Komunitas Intelijen Daerah).

Tantangan utama stabilitas sosial dan politik adalah memelihara

kebhinekaan Indonesia agar tetap menjadi faktor yang menginspirasi,

memperkaya dan menguatkan Indonesia dalam mencapai visi

pembangunan. Konsolidasi demokrasi diharapkan dapat menguatkan

Page 56: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 56

lembaga-lembaga demokrasi yang mampu memelihara keanekaragaman

menjadi berkah yang besar untuk Indonesia juga untuk Kabupaten

Sleman dimana masyarakatnya merupakan masyarakat multikultur

dengan banyaknya perguruan tinggi yang berlokasi di wilayah

Kabupaten Sleman. Konflik berbau SARA, aksi terorisme dan

separatisme berpotensi menjadi komoditas politik. Deteksi dini atas

potensi kerawanan harus dilakukan.

Iklim daerah yang kondusif diciptakan salah satunya melalui

pembinaan politik daerah dan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan

OKP. Fungsi deteksi dini, cegah dini dan lapor cepat perlu dibangun

tidak hanya di komunitas intelejen tetapi juga tiap individu

masyarakat. Sehingga kepercayaan publik terhadap jaminan keamanan

pemerintah meningkat. Pencapaian upaya yang telah dilakukan

tersebut seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 2.40 Kegiatan Pembinaan Organisasi dan Politik

Tahun 2011-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP(kali)

4 4 2 2 3 3

2 Kegiatan pembinaan politik daerah (kali)

3 4 12 2 2 12

Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa, 2016

Dalam hal pelaksanaan kewenangan penanganan gangguan

ketentraman dan ketertiban umum dalam 1(satu) daerah Kabupaten,

dilakukan oleh anggota Polisi Pamong Praja dan anggota Linmas

Kabupaten Sleman. Berikut rasio Jumlah Polisi Pamong Praja dan

anggota Linmas di Kabupaten Sleman, yaitu:

Tabel 2.41 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja dan Linmas per 10.000

penduduk tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 penduduk (%)

0,686 0,736 0,736 1,4 1,32

Page 57: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 57

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

2 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 penduduk (%)

60,60 59,40 58,67 54,72 59,20

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja , 2016

Apabila dilihat dari rasio dan jumlah anggota Satuan Polisi

Pamong Praja di bandingkan dengan jumlah peduduk Kabupaten

Sleman terdapat kekurangan personil anggota dari idealnya antara 250

s/d 400 orang, kenyataannya sekarang baru terdapat 143 orang,

jumlah satpol PP ini sudah termasuk satpol PP di Kecamatan dan

Banpol 10 orang direkrut melalui outsourching. Rasio jumlah polisi

pamong praja per 10.000 penduduk dapat dihitung dengan

membandingkan jumlah satpol PP (143 orang) dibagi dengan jumlah

penduduk pada tahun 2016 sebesar 1.079.053 orang dikali 100,

dihasilkan angka 1,32.

Rasio jumlah Linmas per 10.000 penduduk mengalami

peningkatan dari 54,72 di tahun 2015 menjadi 59,20 di tahun 2016.

Hal ini dikarenakan ada perekrukan anggota Linmas baru di tahun

2016.

Pelanggaran Perda dari tahun 2013 hingga 2015 menurun,namun

pada tahun 2016 jumlah pelanggaran terhadap peraturan daerah

mengalami peningkatan menjadi 594, dari jumlah pelanggaran tersebut

yang melakukan sidang di tempat sebanyak 5 kali sebanyak 221

pelanggar, sedangkan yang sampai ke sidang di Pengadilan Negeri

sebanyak 21 kali sebanyak 125 pelanggar.

Tabel 2.42 Data Jumlah Pelanggaran Peraturan Daerah

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Pelanggaran 590 608 584 533 594

2 Pelanggaran Sidang ditempat 163 173 169 177 221

3 Pelanggaran Sidang di PN 109 97 129 124 125

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja , 2016

Berkaitan dengan PPNS, jumlah PPNS di Kabupaten Sleman

berjumlah 44 orang. Terdiri dari 5 orang di Kantor Satuan Polisi

Page 58: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 58

Pamong Praja dan 39 orang lainnya tersebar di beberapa SKPD di

Kabupaten Sleman. PPNS yang berada di SKPD banyak yang sudah

menempati jabatan struktural sehingga dalam menjalankan tugas

sebagai PPNS tidak aktif karena kesibukan tugas sebagai pejabat

struktural. Pembinaan setiap tahun yang dilakukan oleh Satuan Polisi

Pamong Praja berupa coaching clinic dan pemberdayaan gugus tugas

PPNS.

Dalam hal perlindungan masyarakat, Kabupaten Sleman termasuk

daerah yang rawan bencana karena terdapat Gunung Merapi dan

berada di patahan sesar opak. Deskripsi macam potensi bencana di

Kabupaten Sleman yaitu :

1. Erupsi Gunungapi Merapi;

2. Aliran/banjir lahar;

3. Gempa bumi;

4. Gerakan tanah;

5. Angin puting beliung;

6. Kebakaran;

7. Kekeringan.

Sedangkan data kejadian bencana di Kabupaten Sleman adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.43 Data Jumlah Kejadian dan Korban Bencana

Tahun 2012 – 2016 Kabupaten Sleman

NO URAIAN DATA Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Daerah Rawan Bencana (desa) 86 86 86 86 86

2 Jumlah Gladi Lapang

Penanggulangan bencana 7 8 13 16 29

3 Penanggulangan Bencana:

- erupsi - 1 1 - -

- gempa bumi - - 2 - -

- banjir 1 - 3 6 7

- banjir lahar hujan 9 3 3 - 2

- tanah longsor 5 5 9 12 85

Page 59: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 59

NO URAIAN DATA Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

-angin ribut 17 23 22 50 74

- petir - 2 - 5 9

-kekeringan 5 - - 1 -

-kebakaran - - - 1 88

4 Jumlah korban jiwa akibat bencana

- erupsi - - 1 - -

- gempa bumi - - - - -

- banjir - - 3 - -

- tanah longsor - 1 - - -

-angin ribut 1 - 1 3 -

- petir - - - - -

-Kekeringan - - - - -

Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2016

Berkaitan dengan penanggulangan bencana, Pemerintah Daerah

Kabupaten Sleman telah menetapkan Perda Nomor 7 Tahun 2013

Tentang Penanggulangan Bencana. Beberapa program dan kegiatan

yang mendukung berkaitan dengan penanggulangan bencana adalah

peta resiko bencana, sosialisasi daerah rawan bencana, operasional dan

pemeliharaan EWS (lahar banjir), Pembentukan dan operasional Tim

SAR dan Komunitas Peduli Bencana.

8. Urusan wajib Sosial

Pelaksanaan urusan sosial diarahkan pada upaya meningkatkan

kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan

sosial, perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah

tangga, karang taruna, korban bencana, lansia, dan anak sekolah.

Upaya yang telah dilakukan adalah dengan pemberian bantuan,

subsidi, pembinaan, pendampingan terhadap anak panti asuhan,

penyandang cacat, korban bencana, korban kekerasan, dan lansia

rawan sosial. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut seperti pada

tabel berikut ini:

Page 60: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 60

Tabel 2.44 Indikator Urusan Sosial

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Jumlah

2012 2013 2014 2015 2016

1 Sarana sosial: a. Panti Sosial - Panti Asuhan Anak - Panti Jompo/Lansia - Panti Rehabilitasi - Panti disabilitas b. Rumah Singgah

25 1 4 8 2

25 1 4 8 2

25 1 4 9 2

27 1 4 9 2

29 1 4 9 2

2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%)

(68,36%) (69,31%) (78,94%) (79,36%) (82,35%)

3 Anak Jalanan 91* 19* 35* 34* 58

Sumber: DinasTenaga Kerja dan Sosial, 2016 * Sumber : Dinsos DIY

Kebersamaan dari semua pihak untuk mengurangi angka PMKS,

khususnya peran pemerintah daerah, keterlibatan masyarakat, baik

secara langsung maupun melalui kelompok-kelompok masyarakat akan

membuahkan hasil yang maksimal. Terlihat adanya peningkatan dari

tahun 2015 ke 2016 pada sarana sosial yang berupa Panti Asuhan

Anak dari 27 buah panti menjadi 29 buah panti. Untuk PMKS tahun

2015 hingga tahun 2016 juga terjadi peningkatan yaitu dari 79,36%

menjadi 82,35%. Untuk jumlah anak jalanan terjadi peningkatan yang

terjadi pada tahun 2015 sebesar 34 menjadi 58 pada tahun 2016.

b. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar

1. Urusan Wajib Tenaga Kerja

Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih

menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya pencari kerja

(penganggur), terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan kerja,

serta rendahnya produktivitas kerja.

Pelaksanaan urusan ketenagakerjaan diarahkan sebagai upaya

pengurangan pengangguran dan melindungi tenaga kerja maupun

perusahaan. Angka pengangguran adalah salah satu indikator penting

Page 61: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 61

untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat, sehingga menjadi ukuran

kinerja pemerintah.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio antara

banyaknya Angkatan Kerja dengan banyaknya Penduduk Usia Kerja.

TPAK pada tahun 2014 sebesar 65,09% dan meningkat menjadi 68,68%

pada tahun 2015. Untuk tahun 2016 nilai TPAK sebesar 69,23%.

Pencari kerja yang ditempatkan adalah angka dari jumlah tenaga

kerja yang ditempatkan baik melalui AKAL, AKAD maupun AKAN. Dari

pencari kerja terdaftar, pencari kerja yang ditempatkan menunjukan

angka 97,58% di tahun 2014, 89,80% di tahun 2015, dan 91,40% pada

tahun 2016. Pengangguran merupakan indikator bahwa terjadi

kesenjangan antara pertambahan kesempatan kerja dengan

pertambahan angkatan kerja. Untuk angka tingkat pengangguran

terbuka masih menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu 6,17% di

tahun 2014, 6,12% di tahun 2015, dan 5,82% pada tahun 2016.

Persentase penerapan keselamatan dan perlindungan K3 di tahun

2014, 2015 dan 2016 sudah mencapai angka 100%. Jumlah

perusahaan bertambah yaitu 1.264 perusahaan di tahun 2014 menjadi

1.324 perusahaan di tahun 2015. Angka penyelesaian perselisihan

pengusaha dengan pekerja di tahun 2016 sebesar 100% yaitu dari 25

kasus dapat terselesaikan semua.

Perkembangan capaian indikator ketenagakerjaan dari tahun

2012-2016 secara jelasnya dapat diamati pada tabel berikut :

Tabel 2.45 Indikator Ketenagakerjaan

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Tingkat partisipasi angkatan kerja

(%) 59,64 61,93 65,09 68,68 69,23

2 Pencari kerja yang ditempatkan (%) 62,58 26,77 97,58 94,52 91,40

3 Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,74 6,47 6,17 6,12 5,82

4 Keselamatan dan perlindungan/ K3

(%) 100 100 100 100 100

5 Angka penyelesaian perselisihan pengusaha pekerja (%)

92,00 91,43 95,65 100 100

Sumber : Dinas Nakersos Kabupaten Sleman, 2016.

Page 62: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 62

2. Urusan wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak

Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya meningkatkan

kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan

perlindungan anak. Namun demikian, kesenjangan gender masih

terjadi di berbagai sektor pembangunan. Hal ini disebabkan aspek

psikososio-kultural yang masih menganggap derajad laki-laki lebih

tinggi dari pada perempuan.

Adapun capaian indikator pemberdayaan dan perlindungan anak

tahun 2012-2016 dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.46 Indikator Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintahan 55,70 56,31 57,02 57,02 59,08*)

2 Rasio KDRT 0,0312 0,043 0,03 0,046 0,043

3 Persentase angkatan kerja

perempuan 57,23 55,57 45,12 42,78 49,83

4 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak

dari tindakan kekerasan

132 142 331 539 499

Sumber: Badan KB,PM, PP, 2016 *) Data BKD

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan

menunjukkan peningkatan, membuktikan bahwa tidak ada peran

perempuan di lembaga pemintahan semakin menguat yang disebabkan

oleh kapasitas dan kemampuan perempuan. Pengaduan terhadap

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terus mengalir, hal ini

disebabkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap

permasalahan KDRT dan telah adanya jejaring dalam penanganan

KDRT. Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman terus mengoptimalkan

kinerja UPT P2TPA dalam menangani kasus-kasus KDRT dan

perlindungan terhadap perempuan dan anak.

3. Urusan Wajib Pangan

Berbagai upaya dalam urusan ketahanan pangan tidak hanya

berfokus pada peningkatan ketersediaan pangan, pemerataan distribusi

pangan dengan harga terjangkau dan tercapainya pola konsumsi

Page 63: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 63

pangan yang aman beragam, bergizi dan imbang, namun juga

meningkatkan peran masyarakat dan pihak swasta dalam mendukung

ketahanan pangan.

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, ketersediaan pangan pada

tahun tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,12%. Hal ini

disebabkan adanya kenaikan produktivitas sebesar 6,74% dari 60,19

kw/ha pada tahun 2014 menjadi 64,25 kw/ha pada tahun 2015,

pendampingan ditingkat petani dan penurunan serangan Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT). Namun ketersediaan pangan mengalami

penurunan di tahun 2016 dikarenakan penurunan produksi pertanian

yang disebabkan oleh pergeseran musim dan meningkatnya organism

penganggu tanaman. Perkembangannya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.47 Perkembangan Ketersediaan Pangan

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Ketersediaan pangan

utama (beras) (ton) 197.073,00 194.573,21 198.702,06 200.934,92 153.536,78

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 2016.

4. Urusan Wajib Pertanahan

Dalam bidang pertanahan, jumlah sertifikat yang dikeluarkan di

Kabupaten Sleman meningkat tiap tahunnya, dimana pada tahun 2012

sejumlah 505.093 bidang, data sertifikat tanah tahun 2013 sejumlah

483.183, sedangkan data sertifikat tanah tahun 2014 sejumlah

560.597. Berdasarkan data sertifikat tanah tahun 2015 sejumlah

512.516 dan pada tahun 2016 sejumlah 528.599.

Untuk penyelesaian izin pemanfaatan ruang dibagi menjadi Izin

Lokasi, Izin Pemanfaatan Ruang dan Izin Penggunaan Pemanfaatan

Tanah. Izin Lokasi di wilayah Kabupaten Sleman tiap tahunnya

mengalami perubahan, tahun 2014 sejumlah 16 izin dan tahun 2015

sejumlah 14 izin, tahun 2016 sebanyak 6 izin. Izin Pemanfaatan Tanah

di wilayah Kabupaten Sleman tiap tahunnya mengalami perubahan,

tahun 2014 sejumlah 269 izin, tahun 2015 sejumlah 359 izin dan

tahun 2016 sebanyak 358 izin. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah di

Page 64: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 64

wilayah Kabupaten Sleman tiap tahunnya mengalami perubahan,

tahun 2014 sejumlah 276 izin, tahun 2015 sejumlah 492 izin, dan

tahun 2016 sebanyak 348 izin. Data jumlah sertifikat dan ijin lokasi

tahun 2012 - 2016 dapat dilihat pada tabel:

Tabel 2.48

Jumlah Sertifikat dan Izin Pemanfaatan Ruang Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No Indikator

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah sertifikat tanah

(buah)

505.093 483.183 560.597 512.516 528.599

2 Penyelesaian izin lokasi

(buah)

20 12 16 14 6

3 Izin Pemanfaatan Tanah

(buah)

343 326 269 359 358

4 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (buah)

222 384 276 492 348

Sumber : Kantor Pengendalian Pertanahan Daerah dan BPMPPT, 2016

5. Urusan wajib Lingkungan Hidup

Sumber daya alam yang diperlukan mempunyai keterbatasan

dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut

kuantitas, kualitas, ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan

pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam yang baik dan

bijaksana. Pengelolaan tersebut yang berupa pencegahan,

penanggulangan kerusakan dan pencemaran serta pemulihan kualitas

lingkungan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara

masyarakat dan peran pemerintahan.

Pengelolaan sumber daya alam memiliki tujuan yang sama yaitu

agar terus tersedianya sumber daya alam yang dapat diperbaharui,

menghemat dan meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang

tidak dapat diperbaharui serta mencari subtitusi dari sumber daya

alam yang tidak dapat diperbaharui. Sebagai contoh, kita dapat

memiliki kualitas tanah yang baik sehingga kualitas air juga membaik.

Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan hidup tersebut

adalah melalui pengelolaan sampah. Pemerintah menyadari bahwa

permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional. Perlu

adanya sistem pengelolaan yang dilakukan secara komprehensif dan

terpadu dari hulu ke hilir. Selain itu dalam pengelolaan sampah

Page 65: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 65

diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan

kewenangan antara pemerintah, pemerintah daerah serta peran

masyarakat dan dunia usaha. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah disusun agar mengurangi dampak negatif

yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.

Dalam Perda Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah di Kabupaten

Sleman dilakukan oleh orang pribadi maupun lembaga pengelola

sampah sesuai kewenangannya. Pengelolaan sampah ini meliputi

pengurangan sampah dan penanganan sampah, yang berupa

pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan

akhir sampah.

Jumlah timbulan sampah meningkat seiring dengan meningkatnya

pertumbuhan, aktivitas dan konsumsi penduduk. Pada tahun 2014,

timbulan sampah sebesar 1.445,72 m3/hari dari wilayah perkotaan,

pada tahun 2015 meningkat menjadi 2.879 m3/hari se-Kabupaten

Sleman. Untuk tahun 2016 jumlah timbunan sampah sebesar 2.735

m3/hari dari wilayah perkotaan. Dari timbulan sampah tersebut, tidak

semua sampah dibuang ke TPST, tetapi dilakukan program

pengurangan sampah baik dengan TPST Kiprah, Waste Refinerring,

LDUS maupun kelompok mandiri. Pada tahun 2014, pengurangan

sampah sebesar 247,35 m3/hari, pada tahun 2015 meningkat menjadi

300,50 m3/hari. Sedangkan pada tahun 2016, pengurangan sampah

sebesar 247.35 m3/hari. Akibat program pengurangan sampah, jumlah

sampah yang ditangani berkurang.

Pelayanan pengangkutan sampah tahun 2015 memiliki armada 39

dumptruck dan 4 unit armroll yang mempunyai kapasitas total sebesar

657,60 m3/hari. Pada tahun 2016 yang dilakukan oleh Badan

Lingkungan Hidup telah menjangkau seluruh wilayah di 17 kecamatan

dengan 29 dumptruck dan 5 unit armroll yang mempunyai kapasitas

sebesar 8 m3/hari untuk dumptruck, dan 5,5 m3/sekali angkut untuk

armroll. Hal ini meningkatkan prosentase cakupan layanan penanganan

sampah dari 33,51% pada tahun 2014 menjadi 39,97% pada tahun

2015, dan 46,83 % pada tahun 2016.

Page 66: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 66

Sedangkan jumlah transfer depo ada 11 buah, TPS besar 6 buah

dan TPS kecil 203 buah dengan kapasitas masing-masing 70 m3, 25 m3

dan 1,385 m3. Sehingga rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per

satuan penduduk mengalami penurunan dari 1.052 pada tahun 2014

menjadi 1,051 pada tahun 2015. Untuk tahun 2016 ini meningkat

menjadi 1,098. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah TPS tidak

sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk Tahun 2016

Jumlah transfer depo ada 13 buah, TPS besar 23 buah dan TPS kecil

249 buah dengan kapasitas masing-masing 50,20m3 dan 6m3.

Sedangkan untuk luasan Ruang Terbuka Hijau yang terdata oleh

Pemkab. Sleman pada tahun 2016 ini seluas 883,28 Ha.

Pengelolaan air limbah yang dilakukan dengan Sistem Tepusat dan

Sistem Setempat/Komunal. Sampai dengan periode tahun 2016, untuk

Sistem Terpusat yang bermuara di IPAL Sewon telah terbangun

sambungan rumah sebanyak 2.867 unit dengan jumlah penerima

manfaat 14.335 jiwa, Jaringan Pipa servis 95.590 m, Pipa lateral

30.366 m, Pipa induk 17.646 m dan Pipa penggelontor 10.054 m. Pada

tahun 2015, telah terbangun sambungan rumah 2.380 unit dengan

jumlah penerima manfaat 11.980 jiwa, jaringan servis 17.821 m, pipa

lateral 7.325 m, pipa induk 11.000 m dan pipa penggelontor 1.500 m.

Untuk program sanitasi di Kabupaten Sleman telah dibangun 101 unit

IPAL komunal dengan jumlah penerima manfaat 42.300 jiwa. Pada

tahun 2016 melalui beberapa program sanitasi, Kabupaten Sleman

telah membangun 122 unit, sambungan rumah sebanyak 7.930 unit

IPAL komunal dengan jumlah penerima manfaat 39.650 jiwa.

Selain melalui pembangunan fisik, Kabupaten Sleman juga

melibatkan peran aktif masyarakat dalam pengawasan terhadap

pembangunan yang berdampak pada lingkungan melalui pengaduan

kasus lingkungan. Jenis pengaduan meliputi pencemaran udara berupa

bau yang ditimbulkan dari peternakan maupun limbah kegiatan,

pencemaran air, debu, pengaduan kebisingan serta gangguan lalu

lintas. Badan Lingkungan Hidup telah berupaya untuk menangani

pengaduan kasus lingkungan tersebut melalui koordinasi dengan

instansi terkait, Camat, Kepala Dukuh dan tokoh masyarakat setempat

Page 67: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 67

yang terkena dampak. Berbagai langkah dan pendekatan dilakukan

untuk penanganan dan penyelesaian masalah lingkungan yang

dilakukan. Dari tahun 2012 sampai dengan 2016, dari jumlah kasus

yang masuk semuanya ditindaklanjuti.

Tabel 2.49

Indikator Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Persentase penanganan sampah 35,08% 30,78% 33,51% 39,97 % 46,83 %

2 Rasio Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan

penduduk

0,918 1,282 1,052 1,051 1,098

3 Persentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup yang ditindaklanjuti

100% 100% 100% 100 % 100 %

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan dan Badan Lingkungan Hidup, 2016. Keterangan: Untuk indikator penanganan sampah dan TPS ada perbedaan dasar perhitungan, yaitu:

- Data Tahun 2016 berdasarkan/mengacu seluruh wilayah Kabupaten Sleman (17 kecamatan).

- Data Tahun 2012-2015 hanya berdasarkan/mengacu pada wilayah perkotaan (5 kecamatan).

6. Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pelayanan dokumen administrasi kependudukan dari tahun 2015

ke tahun 2016 mengalami penurunan, khususnya untuk pelayanan

Kartu Tanda Penduduk (KTP). Hal ini ditunjukkan dengan rasio

kepemilikan KTP atau rasio penduduk yang mempunyai KTP pada

tahun 2015 sebesar 97,19% menurun menjadi 96,34% pada tahun

2016 yang disebabkan penduduk yang sudah melakukan perekaman

KTP elektronik pertama kali yang menjadi kewenangan Pusat banyak

yang belum jadi, sehingga pihak Pemerintah Daerah menerbitkan Surat

Keterangan Pengganti KTP Elektronik.

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk, pada tahun 2016

adalah 52,95. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2015

yang sebesar 49,80. Peningkatan ini menunjukkan terjadinya

peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki akta kelahiran.

Angka rasio kependudukan tahun 2012-2016 dapat dilihat pada

tabel berikut.

Page 68: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 68

Tabel 2.50 Angka Rasio Kependudukan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*)

1 Rasio penduduk ber-KTP per

satuan penduduk 0,97 0,97 0,97 0,97 0,96

2 Rasio bayi berakte kelahiran 100 89 89,2 89,04 77,96

3 Rasio pasangan berakte nikah 100 100 100 100 100

4 Kepemilikan KTP 97 97,79 97,72 97,19 96,34

5 Kepemilikan akta kelahiran per

1000 penduduk 42,06 47,21 47,06 49,80 52,95

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil, 2016 *) Sejak Oktober 2016 terjadi kekosongan blanko e-KTP, sementara delegasi blanko menjadi kewenangan Pemerintah Pusat

7. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kewenangan daerah Kabupaten dalam Urusan Pemerintahan

Bidang pemberdayaan Masyarakat dan Desa meliputi Penyelenggaraan

penataan Desa, fasilitasi Kerja sama, pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan dan administrasi Desa dan pemberdayaan Lembaga

Kemasyarakatan Desa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun

2014, pasal 126 ayat 1 merumuskan tujuan pemberdayaan masyarakat

desa adalah untuk memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama

sebagai suatu kesatuan tata kelola pemerintahan desa, kesatuan tata

kelola lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat, serta kesatuan

tata ekonomi dan lingkungan. Sejalan dengan ditetapkannya Undang-

undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah memberikan

kewenangan yang yang lebih luas kepada pemerintah desa untuk

memberdayakan diri dan masyarakat dengan memberikan dana yang

tidak sedikit kepada pemerintah Desa.

Tabel 2.51

Jenis Dana yang diterima oleh Desa Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman (dalam ribuan)

Jenis Dana 2012 2013 2014 2015 2016

1. Alokasi Dana Desa

(ADD) Bantuan

Keuangan Khusus

7.551.268,3 14.018.569,4 15.145.426 72.250.220.900 101.613.020.568,20

2. Dana Desa - - - 28.075.179.400 63.014.717.000

3. Bagi Hasil Pajak dan

retribusi Daerah Kabupaten

10.426.252,1 16.179.750 19.137.126 37.135.750.729 45.669.174.497,76

Sumber: Bagian Pemerintahan Desa, 2016

Page 69: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 69

Mulai tahun anggaran 2015 pemerintah memberikan dana desa

kepada pemerintah desa dan besaran Alokasi Dana Desa yang diterima

Desa semakin besar dengan perbedaan asal ADD menjadi minimal 10%

dari DAU dikurangi DAK. Besarnya dana yang diterima oleh desa

tersebut memungkinkan juga desa akan mengembangkan wilayahnya

baik di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

khususnya dalam hal pemberdayaan desa.

Dengan dana yang besar ini pula Pemerintah Desa diharapkan

menjadi desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta

bertanggung jawab. Desa juga harus memiliki perencanaan

pembangunan sebagai strategi mengelola program dan keuangan untuk

pemberdayaan masayarakat, mulai dari RPJMDes, RKPD sampai

dengan APBDes. Kepala Desa beserta Perangkat Desa bersama BPD

benar-benar harus dapat menjadi mitra sejati dalam hal

penyelenggaraan pemerintahan Desa.

Selain pembinaan dari Pemerintah Kabupaten, tidak kalah penting

adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan

kebijakan desa yang dilakukan melalui musyawarah desa. Kebijakan

strategis desa, utamanya pengelolaan pembangunan desa harus dapat

dipertanggungjawabkan melalui musyawarah desa.

Pelibatan Lembaga Kemasyarakatan Desa, yang meliputi LPMD,

PKK, Karang Taruna, RT dan RW dalam perencanaan desa merupakan

bentuk partisipasi masyarakat. Demikian pula peran Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dan Posyandu, lebih mendorong peran peran

masyarakat dalam hal pembangunan daerah. Tidak hanya dalam hal

perencanaan, Lembaga Kemasyarakatan Desa ini juga diharapkan juga

membantu program pemberdayaan masyarakat Desa baik yang

dilaksanakan oleh Desa, maupun tugas pembantuan dari kabupaten,

provinsi maupun nasional.

8. Urusan wajib pengendalian penduduk dan keluarga berencana

Partisipasi PUS dalam program KB akan terus ditingkatkan

sehingga diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan. Selain itu

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dengan belajar

berusaha memperoleh tambahan penghasilan melalui ekonomi

Page 70: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 70

produktif di wilayah masing-masing. Rata-rata jumlah jiwa pada tahun

2016 mengalami penurunan menjadi 2,99, sedangkan pada tahun 2015

sebesar 3,05. Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2015 sebanyak

126.127 dan 123.500 tahun 2016. Peserta KB Pria sebanyak 9.842

tahun 2015 dan 2016 sebanyak 10.220. Pasangan Usia Subur

sebanyak 155.900 tahun 2016 dan 159.366 tahun 2015. Persentase

Peserta KB aktif dengan PUS (Prevalensi) sebesar 79,14% tahun 2015

dan 79,22 tahun 2016. Sedangkan Usaha Peningkatan Pendapatan

keluarga Sejahtera (UPPKS) sebanyak 801 tahun 2015 dan 810 pada

tahun 2016. Perkembangan tahun 2012 sampai 2016 capaian indikator

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera seperti terlihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.52 Indikator Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator

Tahun

2012 2013 2014

2015

2016

1 Rata-rata jumlah jiwa

per keluarga 3,60 3,26 2,88 3,05 2,99

2 Cakupan peserta KB aktif

120.561 121.536 121.901 126.127 123.500

3 Peserta KB Pria 8.952 9.349 9.815 9.842 10.220

4 Pasangan Usia Subur

(PUS) 152.392 153.238 154.137 159.366 155.900

5 % Peserta KB Aktif

dengan PUS (Prevalensi) 79,11 79,31 79,09 79,14 79,22

6

Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS)

854 860 865 801 810

Sumber: Badan KB,PM, PP, 2016

Cakupan peserta KB aktif atau prevalensi mengalami kenaikan.

Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk ber KB semakin

meningkat. KB pria juga mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa

kesadaran kaum pria untuk ber KB semakin meningkat. Kelompok

Usaha Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (UPPKS) semakin

meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut mampu

meningkatkan perekonomian para anggotanya.

9. Urusan wajib perhubungan

Peningkatan jumlah sarana angkutan publik, kendaraan roda 2

maupun roda 4 serta angkutan umum menuntut ketersediaan sarana

Page 71: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 71

dan prasarana perhubungan yang memadai. Jumlah arus penumpang

angkutan umum selama empat tahun mengalami penurunan sebagai

dampak perkembangan jumlah sepeda motor dan kendaraan pribadi

yang cukup pesat, namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan

sedikit, dari 4.011.122 penumpang pada tahun 2015 menjadi

4.265.321 penumpang pada tahun 2016.

Dengan semakin bertambahnya kendaraan dan meningkatnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya uji kendaraan bermotor maka

jumlah uji kir angkutan umum dan angkutan barang selama periode

empat tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah angkutan

umum dan angkutan barang yang diuji kir di Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman tahun 2015 sebanyak

20.277 buah kendaraan menurun menjadi 20.005 buah kendaraan

pada tahun 2016. Tarif biaya pengujian kelayakan angkutan umum

selama dua tahun terakhir tidak mengalami kenaikan yakni sebesar

Rp30.000,00 untuk Jumlah Berat yang diperbolehkan (JBB)

JBB<5.000, Rp37.500,00 untuk JBB 5.000-10.000 dan Rp 45.000,00

untuk JBB>10.000. Dalam kondisi normal, waktu pengerjaan uji kir

rata-rata 15 menit per kendaraan.

Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana jalan di

wilayah Kabupaten Sleman, Dinas Hubkominfo setiap tahun selalu

melakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas. Hal ini dilakukan

dengan maksud agar supaya keselamatan dan kenyamanan para

pengguna jalan dapat terlayani secara optimal. Jumlah pemasangan

rambu setiap tahunnya bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada tahun 2014, 2015 dan 2016 sebanyak 300 unit. Adapun Indikator

urusan perhubungan tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Page 72: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 72

Tabel 2.53 Indikator Urusan Perhubungan

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 2016

10. Urusan wajib komunikasi dan informatika

Kemajuan dibidang informasi dan komunikasi telah mendorong

munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Perkembangan

tersebut diikuti dengan berkembangnya sarana dan prasarana

komunikasi seperti wartel, warnet, maupun informasi dalam bentuk

pameran.

Rasio wartel/warnet terhadap penduduk di Kabupaten Sleman

untuk tahun 2015 adalah sebesar 0,00012, menurun jika

dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,00015. Angka rasio warnet/wartel

tahun 2015 yang menurun karena kebutuhan akan akses internet saat

ini sudah sangat mudah, antara lain melalui free hotspot dan modem

GSM/CDMA dengan biaya relatif murah.

Data perkembangan selama empat tahun terakhir dapat dilihat

pada tabel berikut :

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah arus penumpang angkutan

umum

4.463.688 4.254.314 4.068.315 4.011.122 4.265.321

2 Rasio ijin trayek 290 285 287 288 268

3 Jumlah uji kir

angkutan umum (bh) 18.784 19.020 19.523 20.277 20.005

4 Jumlah Terminal Bis

(bh) 5 5 5 5 5

5 Angkutan darat (%) 0,0208 0,0209 0,08168 0,036 0,0198

6 Kepemilikan KIR

angkutan umum (bh) 1.873 1.787 3.323 3.137 3.178

7 Lama pengujian kelayakan angkutan

umum (KIR)

15 menit 15 menit 15 menit 15-30 menit

15-30 menit

8

Biaya pengujian

kelayakan

angkutan

umum

JBB<5.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

JBB 5.000-

10.000 37.500 37.500 37.500 37.500 37.500

JBB>10.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000

9 Pemasangan Rambu-

rambu (unit) 285 149 300 300 300

Page 73: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 73

Tabel 2.54 Angka Rasio dan Jumlah Sarana Komunikasi

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah Surat Kabar Nasional

Jumlah Surat Kabar Lokal 17 7

17 7

17 7

4 5

4 5

2 Jumlah penyiaran : Radio Nasional (jaringan ke daerah) Radio Lokal TV lokal TV Nasional

5 21 5

11

5 21 5

11

5 21 5

11

2 7 4

11

- 38 20

-

3 Website milik pemerintah daerah

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit (55 subdomai

n)

1 unit (56 subdomain

)

4 Pameran /expo yang diikuti oleh SKPD Pemerintah Daerah Sleman sebagai partisipan berdasar tingkatan event : - Skala Event tingkat

lokal/daerah/Kabupaten - Skala Event tingkat

Regional - Skala Event tingkat Nasional

- Skala Event tingkat Internasional

10

4 12

4

10

4 12

4

9

3 7

4

5 5

4

8

3 15

5

Sumber : Dinas Hubkominfo dan Bagian Humas Setda, Bagian Perekonomian, 2016

11. Urusan Wajib Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Salah satu usaha pengembangan ekonomi di Kabupaten Sleman

adalah koperasi. Manfaat koperasi bisa dirasakan sampai lapisan

bawah dan dapat dijadikan sebagai wahana paguyuban maupun

kelompok usaha masyarakat.

Jumlah koperasi pada tahun 2015 sebanyak 641 buah meningkat

menjadi 656 buah pada tahun 2016. Jumlah koperasi aktif juga

meningkat dari 593 pada tahun 2015 menjadi 627 pada tahun 2016.

Jumlah anggota semakin meningkat dari 275.246 orang pada tahun

2015 menjadi 281.027 orang pada tahun 2016.

Hasil usaha koperasi juga mengalami peningkatan. Dilihat dari

jumlah modal sendiri mengalami peningkatan yaitu dari

Rp349.125.732.000,00 pada tahun 2015 menjadi

Rp379.655.383.000,00 pada tahun 2016. Jumlah volume usaha

sebesar Rp1.078.024.018.269,00 pada tahun 2015 meningkat menjadi

Rp1.173.672.884.000,00 pada tahun 2016. Sisa Hasil Usaha (SHU)

sebesar Rp29.365.038.000,00 pada tahun 2015 meningkat menjadi

Rp32.264.431.000,00 pada tahun 2016.

Page 74: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 74

Perkembangan perkoperasian di Kabupaten Sleman tahun 2012-

2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.55

Perkembangan Koperasi Tahun 2012-2016 di Kabupaten Sleman

Koperasi dan PKM

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1) Jumlah

koperasi 617 623 630 641 656

2) Kondisi Koperasi

- Koperasi

aktif 554 562 573 593 627

- Koperasi

Tidak aktif 54 50 50 48 29

3) Jumlah

anggota koperasi

240.522 263.874 275.198 275.246 281.027

4) Jumlah

Modal

Sendiri

(000)

211.178.095 255.382.800 282.739.536 349.125.732 379.655.383

Volume

Usaha (000) 819.373.452 972.774.539 1.071.650.408 1.078.024.018 1.173.672.884

SHU (000) 18.927.502 22.145.886 23.845.773 29.365.038 32.264.431

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, 2016

12. Urusan wajib penanaman modal

Aktivitas penanaman modal atau investasi memperlihatkan peran

yang sangat penting sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.

Dampak/efek pengganda (mulitiplier effect) yang ditimbulkan dari

aktivitas tersebut memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan

ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada

berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang

banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya

dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun

lintas sektor.

Penanaman modal di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2012

hingga 2016 terus menunjukkan perkembangan, jika dilihat dari

jumlah unit usahanya. Sedangkan jika dilihat dari nilai investasinya

cenderung fluktuatif setiap tahunya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim

investasi di Kabupaten Sleman cenderung kondusif. Pertumbuhan

penanaman modal di Kabupaten Sleman sampai dengan tahun 2016

meliputi investasi PMA 66 unit dengan nilai investasi US$233,58,

investasi PMDN 60 unit dengan nilai investasi Rp3.370.880,00 juta

Page 75: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 75

sedangkan Non fasilitas unit usahanya menjadi 35.628 dengan nilai

investasi Rp5.353.299,00 juta. Naiknya total nilai investasi penanaman

modal berdampak pada naiknya penyerapan tenaga kerja, yaitu tenaga

kerja yang terserap oleh PMA pada tahun 2015 sebanyak 8.479 orang

meningkat menjadi sebanyak 8.951 orang pada tahun 2016, PMDN

pada tahun 2015 sebanyak 11.913 orang menjadi sebanyak 12.986

orang pada tahun 2016, dan non fasilitas pada tahun 2015 sebanyak

282.872 orang menjadi 292.585 orang pada tahun 2016.

Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Sleman tahun

2012-2016 lebih jelasnya terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.56 Perkembangan Penanaman Modal

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Unit Usaha

(orang)

PMA 42 44 45 57 66

PMDN 32 40 45 51 60

Non fasilitas 32,452 33.341 33.671 34.548 35.628

2 Nilai Investasi

PMA (juta US$) 233,56 206,79 231,96 233,54 233,58

PMDN (juta Rp) 1.083.065 1.868.199 1.945.866 3.159.444 3.370.880

Non fasilitas (juta Rp) 3.489.552 3.787.620 3.895.422 4.756.616 5.353.299

3 Daya serap Tenaga Kerja

(orang)

PMA 7.200 7.292 7.492 8.479 8.951

PMDN 9.771 9.782 9.922 11.913 12.986

Non fasilitas 259.396 266.489 268.779 282.872 292.585

4 Rasio daya serap tenaga

kerja (orang)

PMA 171 166 166 146 140

PMDN 305 244 220 201 225

Non fasilitas 8 8 8 8 8

5 Kenaikan/penurunan

realisasi PMA, PMDN dan

Non fasilitas(%)

PMA 26,12 -11,46 12,17 0,68 0,02

PMDN 30,90 72,49 4,16 62,37 0,69

Non fasilitas 13,77 8,54 2,85 22,11 12,54

Sumber : BPMPPT Kab. Sleman, 2016

13. Urusan wajib kepemudaan dan olahraga

Pemuda merupakan asset pembangunan terutama di bidang SDM,

sebagai pemersatu langkah-langkah pendukung dalam pembangunan.

Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan kepemudaan yang

diselenggarakan dalam bentuk pertandingan dan perlombaan.

Page 76: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 76

Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang bekerja sama

dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan peraturan-

peraturan untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah organisasi pemuda

pada tahun 2016 yaitu 31 buah.

Kegiatan kepemudaan dan olahraga adalah kegiatan yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga untuk

menfasilitasi kegiatan di masyarakat maupun di sekolah. Pada tahun

2012 jumlah kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan sebanyak 12

kegiatan dan pada tahun 2013 sebanyak 7 kegiatan. Sedangkan pada

tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 6 kegiatan kepemudaan antara

lain: Pembinaan Organisasi Kepemudaan, Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Kepemimpinan, Fasilitasi Aksi Bakti Sosial Kepemudaan,

Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, Pemberian Penyuluhan Bahaya

Narkoba Bagi Pemuda, dan Pemberian Penyuluhan Tentang Bahaya

Narkoba Bagi siswa. Pada tahun 2015 dan 2016 kegiatan kepemudaan

yang dilaksanakan sebanyak 7 kegiatan.

Untuk kegiatan olahraga pada tahun 2012 sebanyak 10 kegiatan.

Sedangkan pada tahun 2013 dilaksanakan 4 kegiatan olahraga dan

pada tahun 2014 ada sejumlah 3 kegiatan antara lain: Pelaksanaan

identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga, penyelenggaraan

kompetensi olahraga dan pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan

prasarana olahraga. Untuk tahun 2015 kegiatan olahraga yang

diselenggarakan sebanyak 5 kegiatan, dan pada tahun 2016 meningkat

menjadi 9 kegiatan.

Data lapangan olahraga yang tercantum dalam tabel adalah

lapangan olahraga yang ada di sekolah maupun yang ada di

masyarakat yang sifatnya out door, khususnya untuk lapangan

sepakbola, bulutangkis, lapangan voli, tenis meja, sepak takraw,

basket, dan lapangan futsal. Pada tahun 2011 di Sleman terdapat 194

lapangan olahraga dan bertambah menjadi 375 lapangan olahraga di

tahun 2012. Untuk tahun 2013 lapangan lapangan olahraga yang ada

di Sleman sebanyak 375 dan pada tahun 2014 ada 313 lapangan. Pada

tahun 2015 di Sleman terdapat 587 lapangan olahraga, sedangkan

tahun 2016 terdapat 674 lapangan. Data tentang perkembangan

Page 77: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 77

pemuda dan olahraga tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.57

Perkembangan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Tahun 2012-2016

No Uraian

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah organisasi pemuda 95 95 29 31 31

2 Jumlah organisasi olahraga 34 34 35 38 38

3 Jumlah kegiatan kepemudaan 12 7 6 7 7

4 Jumlah kegiatan olahraga 10 4 3 5 9

5 Lapangan olahraga 375 375 313 587 674

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2016

14. Urusan wajib statistik

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 Tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa

perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan

informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena

itu pemerintah wajib menyediakan data dan informasi statistik yang

berkualitas, akurat, mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selain untuk kebutuhan perencanaan pembangunan daerah, data dan

informasi juga dibutuhkan oleh kalangan swasta, perguruan tinggi dan

masyarakat untuk pengembangan usaha, penelitian dan kebutuhan

lainnya.

Masyarakat menuntut ketersediaan data dan informasi yang

beragam, rinci, akurat dan mutakhir. Tuntutan kebutuhan data dan

informasi tersebut belum terpenuhi seluruhnya, namun secara

bertahap terus diupayakan ketersediaannya. Dalam upaya pemenuhan

data statistik daerah, pemerintah Kabupaten Sleman bekerjasama

dengan Badan Pusat Statistik Sleman. Tahun 2016, produk statistik

daerah diantaranya adalah; buku Sleman Dalam Angka, buku PDRB

kabupaten, buku indikator kesejahteraan rakyat, buku indeks

pembangunan gender, buku inflasi, buku penduduk pertengahan, buku

statistik harga bangunan, buku IPM, Buku Statistik Industri, Buku

Page 78: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 78

Kecamatan Dalam Angka, dan Buku Sistem Informasi Pembangunan

Daerah.

15. Urusan Wajib Persandian

Urusan persandian merupakan urusan pemerintahan wajib yang

tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan ini merupakan

urusan baru yang berdiri sendiri sesuai amanat Undang-Undang Nomor

23 tahun 2014. Kewenangan kabupaten berkaitan dengan urusan

persandian adalah penyelenggaraan persandian untuk pengamanan

informasi pemerintah daerah kabupaten dan penetapan pola hubungan

komunikasi sandi antar perangkat daerah kabupaten.

16. Urusan Wajib Kebudayaan

Untuk melihat bagaimana kebudayaan menjadi salah satu faktor

penting dalam kehidupan manusia, maka hal ini dapat terlihat dari

peran pemerintah daerah dalam mengelola kekayaan seni budaya dan

sarana prasarana yang mendukungnya. Salah satu indikator

pengelolaan produk budaya sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah

ini.

Tabel 2.58 Perkembangan Seni Budaya

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Uraian

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya (kali) 9 5 11 11 12

2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 141 147 148 153 153

3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang

dilestarikan 170 679 737 780 800

Sumber: Dinas Kebudayan dan Pariwisata, 2016

Pada tahun 2013 penyelenggaraan festival seni budaya ada 5

macam yaitu: Festival Sendratari, Festival Ketoprak, Festival Gelar Seni

Pertunjukan, Festival Parade Tari Daerah, dan Festival Prajurit

Nusantara. Sedangkan pada tahun 2014 diselenggarakan sebanyak 11

festival, yaitu Festival Sendratari, Festival Ketoprak, Festival Gelar Seni

Pertunjukan, Festival Parade Tari Daerah, dan Festival Prajurit

Nusantara, Festival Ketoprak, Festival Jathilan, Festival Langen Carito,

Festival Ketoprak Lesung, Festival Musik Kelompok, Festival Kesenian

Tradisional Kerakyatan. Demikian juga pada tahun 2016

diselenggarakan 12 macam festival.

Page 79: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 79

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya khusus gamelan pada

tahun 2013 sebanyak 147 set gamelan dan pada tahun 2014 ada 148

set gamelan yang tersebar di seluruh Kabupaten Sleman. Jumlah

gamelan bertambah 1 set karena Pemerintah Kabupaten Sleman

memberikan gamelan untuk jathilan untuk 1 kecamatan. Data yang

dimaksud adalah milik masyarakat, termasuk gamelan untuk

karawitan maupun jathilan. Pada tahun 2015 jumlah gamelan

bertambah 5 set sehingga jumlahnya menjadi 153 set. Pada tahun 2016

tidak ada penambahan jumlah gamelan, sehingga jumlahnya tetap 153

set.

Adapun benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

pada tahun 2013 telah diadakan penataan dengan lebih baik sehingga

terlihat data secara lebih rinci, jumlahnya berubah secara signifikan

yaitu menjadi 679 buah dengan rincian sebagai berikut: situs 172

buah, struktur 4 (Goa Sentonoharjo, Goa di Kompleks Ratu Boko, Goa

di Kawasan Kaliurang dan Selokan Van der Wijk Banyurejo Tempel)

serta Kawasan 3 tempat (Kawasan Kraton Ratu Boko, Kawasan

Prambanan, dan Kawasan Ambarketawang), bangunan 76 buah, rumah

tradisional sebanyak 414 buah dan museum sejumlah 10 buah.

Sedangkan untuk tahun 2014 ada 737 karena ada tambahan 58 untuk

bangunan.

Pada tahun 2015 menjadi 788 dengan rincian situs sebanyak 163,

bangunan 177, rumah tradisional 414, struktur 17, kawasan 3 dan

museum 14. Sedangkan untuk tahun 2016 jumlah Benda, Situs dan

Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan sebanyak 800 buah.

17. Urusan Wajib Perpustakaan

Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis

dalam peningkatan sumberdaya manusia. Keberadaan perpustakaan

diharapkan dapat meningkatkan minat baca di masyarakat. Guna

menunjang peningkatan minat baca masyarakat, Pemerintah

Kabupaten Sleman menambah jumlah perpustakaan maupun

menambah jumlah koleksi pustaka.

Banyaknya unit perpustakaan ini memberi kemudahan pada

masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Jumlah

Page 80: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 80

perpustakaan sampai dengan tahun 2015 sebanyak 859 unit dan

dilengkapi dengan 4 armada perpustakaan keliling. Peningkatan

pelayanan perpustakaan dilakukan dengan menambah jumlah

jam/hari buka perpustakaan (hari sabtu tetap buka) dan mengikutkan

petugas dalam kursus/bintek terkait dengan pustaka untuk

meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan. Jumlah pengunjung

perpustakaan pada tahun 2015 sebanyak 543.520 orang mengalami

kenaikan menjadi sebanyak 612.137 pada tahun 2016. Koleksi buku

yang tersedia di perpustakaan daerah sebanyak 59.855 pada tahun

2014, sebanyak 62.670 tahun 2015, dan pada tahun 2016 sebanyak

65.835 buku. Buku yang paling banyak di perpustakaan daerah adalah

buku non fiksi yaitu sebanyak 39.986 tahun 2016, 37.872 tahun 2015,

36.644 tahun 2014. Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan dan

koleksi buku seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.59 Jumlah Pengunjung dan Koleksi Perpustakaan

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah pengunjung

perpustakaan per tahun

(orang)

102.710 108.875 580.219 543.520 612.137

2 Koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan daerah 54.114 56.421 59.855 62.670 65.835

Fiksi (eksemplar) 14.402 15.338 17.411 18.960 19.959

Non Fiksi (eksemplar) 34.541 35.618 36.644 37.872 39.986

Majalah (eksemplar) 2.924 3.156 3.389 2.411 3.389

Referensi (eksemplar) 2.107 2.309 2.411 3.617 2.501

Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah, 2016

Keterangan: jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2016 merupakan gabungan jumlah

pengunjung perpustakaan daerah, perpustakaan keliling, perpustakaan

elektronik keliling, 18 lokasi perpustakaan desa dan masyarakat, serta

perpustakaan sekolah

18. Urusan wajib kearsipan

Penyelenggaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis

bagi perkembangan daerah karena menangani arsip-arsip aktif, arsip

inaktif dan dokumentasi daerah. Upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan efektifitas pengelolaan kearsipan diantaranya melalui

pemberian bimbingan teknis pada pengelola kearsipan serta penerapan

Page 81: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 81

Sistim Kearsipan Pola Baru (SKPB) melalui kegiatan-kegiatan antara

lain monitoring, lomba dan pendampingan pengelolaan arsip.

Penanganan arsip menjadi kebutuhan yang amat penting dalam

upaya penyelamatan arsip-arsip aktif maupun inaktif. Untuk itu perlu

ada upaya bersama dari para pejabat struktural untuk memulai dan

melaksanakan secara optimal dalam penyelamatan arsip-arsip penting.

Hasil-hasil yang dicapai selama lima tahun terakhir seperti terlihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.60 Pengelolaan Kearsipan Tahun 2012-2016

Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Prosentase nilai rata-rata

pengelolaan arsip SKPD(%) 66,67 67 66,3 68,52 73,45

2 Peningkatan SDM pengelola

kearsipan (orang) 26 26 10 16 15

3 Persentase SKPD menerapkan

arsip secara baik (%) 60,87 60,42 62,50 68,08 80,11

Sumber : Kantor Arsip Daerah, 2016

Persentase SKPD yang mengelola arsip kategori baik mengalami

peningkatan dari 62,50% pada tahun 2014 menjadi 68,08% pada tahun

2015, sedangkan untuk tahun 2016 meningkat menjadi 73,45 %. Hal

ini menunjukkan bahwa SKPD sudah makin peduli tentang pengelolaan

arsip. Persentase nilai rata-rata pengelolaan arsip SKPD mengalami

kenaikan dari 66,3% pada tahun 2014 menjadi 68,52% pada tahun

2015, dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 80,11 %.

2.1.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Urusan Pilihan Pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman pada tahun

2016 sebesar 5.323.685 orang mengalami kenaikan kenaikan sebesar

2,44% dari tahun 2015 sebesar 5.196.816 orang. Perkembangan

jumlah wisatawan sebagai berikut:

Page 82: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 82

Tabel 2.61 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Kontribusi Sektor Pariwisata

terhadap PDRB Tahun 2012-2016

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Kunjungan

wisatawan

(orang)

3.418.254 3.613.577 4.132.933 5.196.816 5.323.685

2 Kontribusi sektor

pariwisata

terhadap PDRB Hb (%)

9,70 9,88 9,95 10,07 10,34

Sumber: - BPS Kab. Sleman, 2016 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2016

Pada tahun 2016 sub sektor penyumbang terhadap PAD

Pariwisata terbanyak yaitu dari sektor Pajak Hotel sebesar

Rp67.278.001.146,89, sedangkan sub sektor terendah yaitu dari sektor

retribusi jasa usaha sebesar Rp11.759.040.485,00.

Tabel 2.62 Data PAD Sektor Pariwisata Tahun 2012-2016

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

1 Pajak Hotel 32.216.986.820 41.502.758.586 49.800.597.181 52.305.963.907 67.278.001.146,89

2 Pajak Restoran 16.758.882.196 21.044.463.951 27.979.616.224 39.132.497.134 51.190.737.213,24

3 Pajak Hiburan 3.804.493.162 4.910.550.640 5.652.846.661 8.688.347.301 13.503.081.110,38

4 Retribusi Jasa Umum 8.802.463.187 10.950.122.022 11.489.559.605 12.943.268.440 12.139.450.504,00

5 Retribusi Jasa Usaha 6.174.553.032 7.184.427.643 8.414.596.963 9.663.694.950 11.759.040.485,00

Sumber : BPS Kab. Sleman, 2016 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2016

Potensi kepariwisataan di Kabupaten Sleman terdiri dari wisata

alam, wisata candi, wisata museum, kegiatan luar atau even dan desa

wisata. Kabupaten Sleman memiliki Desa Wisata sebanyak 39 desa

wisata lainnya. Perkembangan potensi wisata terlihat sebagai berikut:

Tabel 2.63

Potensi Obyek Wisata Di Kabupaten Sleman Tahun 2012-2016

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Wisata Alam (jenis) 4 4 4 4 4

2 Wisata Candi 12 12 12 12 12

Page 83: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 83

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

3 Wisata Museum 10 10 13 13 14

4 Kegiatan luar (event) - 5 5 5 5

5 Kategori Desa Wisata 38 38 38 38 39

Sumber: - BPS Kab. Sleman, 2016 - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2016

Pada tahun 2014 Berdasarkan keputusan Kepala Badan Geologi

No.1157K/40/BGL/2014 Tanggal 2 Oktober 2014 telah ditetapkan 9

situs Geoheritage sebagai cagar alam Geologi di DIY. Tiga diantaranya

berada di wilayah Kabupaten Sleman, yaituLava Bantal di Kecamatan

Berbah, Endapan Abu Vulkanik Purba Candi Ijo di Kecamatan

Prambanan dan Monumen Batu Gamping Eosen di Kecamatan

Gamping.

Ketiga Kawasan Geoheritage tersebut selama ini belum

mendapatkan perhatian bahkan cenderung masih terabaikan. Kondisi

Lava Bantal di Kecamatan Berbah Sleman pada saat ini masih

memprihatinkan dikarenakan sungai yang memiliki nilai kesesejarahan

yang panjang ini sering dipakai untuk membuang sampah secara

sembarangan. Begitu pula situs Geoheritage endapan abu vulkanik

purba Candi Ijo di Kecamatan Prambanan semakin berkurang karena

terus ditambang secara liar untuk dijadikan batu hias.

Melihat keprihatinan tersebut maka perlu dilakukan upaya

strategis untuk konservasi, pengamanan dan pemanfaatan warisan

geologi tersebut agar bermanfaat bagi dunia pendidikan sebagai

destinasi Geopark. Selain itu apabila potensi tersebut dikemas dengan

baik dan terkonsep maka tidak menutup kemungkinan dapat

dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus yang handal.

Dari berbagai destinasi wisata di Kabupaten Sleman,pada tahun

2015 kunjungan wisatawan tertinggi terjadi di obyek wisata candi

mencapai 42,6% baik untuk kunjungan wisatawan nusantara maupun

wisatawan asing. Jumlah terendah terjadi di obyek desa wisata yang

hanya mencapai 4,29%. Kondisi jumlah kunjungan wisatawan di lokasi

obyek wisata di Sleman digambarkan sebagai berikut:

Page 84: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 84

Tabel 2.64 Data Wisatawan Kabupaten Sleman

Tahun 2012-2016

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman, 2016

Obyek wisata Candi yang memiliki kunjungan teringgi adalah

candi Prambanan. Keberadaan 12 candi yang lain yang juga memiliki

keindahan dan spesifkasi yang berbeda dengan candi Prambanan perlu

pengelolaan kawasan yang lebih baik, sehingga mampu menjadi daya

tarik wisata yang baru.

Wisata alam di kabupaten Sleman menjadi daya tarik kedua para

wisatawan. Jumlah pengunjung wisata alam sebanyak 29,8% dari total

wisatawan. Obyek yang memiliki kunjungan tertinggi adalah Kaliurang

dengan jumlah pengunjung 70,7%, disusul oleh volcano tour dengan

pengunjung 13,1%.

Keberadaan Museum merupakan daya tarik ketiga wisatawan.

Monumen Jogja Kembali memiliki jumlah pengunjung tertinggi

mencapai 51,9%, namun seluruh pengunjungnya adalah wisatawan

nusantara. Museum Gunung Merapi merupakan obyek favorit

wisatawan setelah Monumen Jogja Kembali dengan jumlah 21,62% dan

jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara juga tertinggi setelah

Museum Ullen Sentalu.

Potensi wisata luar ruang atau event di Kabupaten Sleman juga

sangat diminati wisatawan terutama mancanegara. Jumlah kunjungan

wisman di obyek ini merupakan rangking kedua setelah candi. Upacara

adat dan pentas ramayana menjadi obyek favorit potensi ini.

Keberadaan obyek wisata desa wisata sebagai salah satu destinasi

baru memiliki jumlah pengunjung wisman dan wisnu sebanyak 4,3%

dari total wisatawan. Oyek ini cukup prospektif untuk dikembangkan.

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman

REALISASI 3.076.676 341.578 3.310.781 302.798 3.820.575 312.358 4.936.929 259.887 5.075.315 248.370

JUMLAH REALISASI

3.418.254 3.613.577 4.132.933 5.196.816 5.323.685

(%) (Nus-Manc) 90,01% 9,99% 91,62% 8,38% 92,44% 7,56% 95,00% 5,00% 95,33% 4,67%

Page 85: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 85

Kabupaten Sleman saat ini memiliki 39 desa wisata yang tersebar

di 15 kecamatan yang dari tahun 2015 diklasifikasikan berdasarkan

pemanfaatan potensi, SDM, kunjungan wisatawan, fasilitas, modal,

pemasaran, infrastruktur dan masyarakatnya. Dari beberapa indikator

tersebut desa wisata diklasifikasikan menjadi tumbuh, berkembang dan

mandiri.

Hal-hal yang telah dilakukan dalam upaya pengembangan

pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan teknologi informasi dan pemasaran wisata melalui

pembuatan materi promosi dan pengelolaan website.

2. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata melalui

gebyar ODTW, Jelajah Wisata, Java Summer Camp dan Pelangi

Budaya Bumi Merapi.

3. Promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri melalui

pameran di Sleman, Jakarta, Jawa Barat dan di luar jawa, Travel

dialog di Jawa Tengah, Jawa barat, jawa Timur dan luar Jawa,

Jumpa pers, Talkshow di radio dan TV, penulisan artikel dan

promosi melalui famtrip.

4. Pengembangan statistik kepariwisataan melalui profil desa

wisata, penyusunan buku statistik kebudayaan dan pariwisata

dan penyusunan direktori hotel.

5. Pelatihan pemandu wisata terpadu.

6. Pengembangan destinasi pariwisata melalui pembangunan sarana

dan prasarana pariwisata, pengembangan, sosialisasi dan

penerapan serta pengawasan standarisasi.

7. Pengembangan Museum Gunungapi Merapi.

8. Koordinasi pembangunan obyek pariwisata.

9. Pengembangan kemitraan melalui; pengembangan SDM bidang

kebudayaan dan pariwisata berkerjasama dengan lembaga lain,

pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata

dan budaya.

10. Perencanaan pembangunan ekonomi melalui kajian standarisasi

usaha dan FS art center dan TIC.

Page 86: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 86

2. Urusan Pilihan Pertanian

Pembangunan pertanian diarahkan untuk mewujudkan

masyarakat pertanian, perikanan dan kehutanan yang mandiri,

berdaya saing dan sejahtera, dengan mewujudkan peningkatan

produksi pertanian, perikanan dan kehutanan untuk memantapkan

ketahanan pangan, meningkatkan nilai tambah produk pertanian,

perikanan dan kehutanan dan meningkatkan kelas kemampuan

kelompok tani serta pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan

yang lestari.

Produktivitas padi dan bahan pangan utama dipengaruhi faktor

pola tanam, penggunaan bibit yang berkualitas dan penggunaan pupuk

organik serta kesadaran pengembangan pangan non padi. Pada tahun

2016 produktifitas padi sebesar 59,07 kw/ha, menurun jika

dibandingkan tahun 2015. Peningkatan produktivitas ini disebabkan

karena adanya peningkatan penerapan teknologi dalam budidaya

melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)

yang meliputi pengolahan tanah sempurna, penggunaan benih unggul,

pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik, tata tanam

tajarwo dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), tata

pengelolaan air irigasi sesuai kebutuhan tanaman. Perkembangan

indikator pertanian tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 2.65 Produktivitas Padi dan Kontribusi Per Sektor Terhadap PDRB

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman (ADHB)

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*)

1

Produktivitas padi atau bahan pangan

utama lokal lainnya per hektar

(kuintal/ha)

67,56 62,72 60,19 64,25 59,07

2 Kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan terhadap PDRB (%)

8,90 8,96 8,35 8,46 8,26

1.Pertanianan, Peternakan, Perburuan

dan Jasa Pertanian 8,42 8,46 8,35 8,29 7,75

a.Tanaman Pangan 2,70 2,48 2,27 2,07 2,16

b.Tanaman Hortikultura Semusim 0,55 0,55 0,55 0,55 0,42

c.Perkebunan Semusim 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

d.Tanaman Hortikultura Tahunan dan 3,18 3,53 3,58 3,68 3,29

Page 87: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 87

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*)

Lainnya

e.Perkebunan Tahunan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07

f.Peternakan 1,67 1,60 1,67 1,66 1,58

g.Jasa Pertanian dan Perburuan 0,17 0,17 0,17 0,17 0,16

2.Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,20 0,19 0,19 0,18 0,19

3.Perikanan 0,29 0,31 0,33 0,35 0,32

3 Cakupan bina kelompok petani

(kelompok)

TPH 1.174 1.174 1.268 1.375 1.339

Ikan 507 507 530 571 571

Ternak 737 751 788 742 846

kebun 144 144 152 152 175

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 2016

Keterangan: *) angka sangat sementara

3. Urusan Pilihan Kehutanan

Urusan pilihan kehutanan yang menjadi kewenangan kabupaten

sesuai Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

adalah pengelolaan taman hutan rakyat. Kabupaten Sleman tidak

memiliki taman hutan rakyat.

4. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

Perkembangan luas lahan usaha perikanan darat khususnya yang

dilakukan di kolam selama lima tahun terakhir cenderung meningkat.

Kenaikan ini diikuti dengan kenaikan produksi perikanan dan

konsiumsi ikan. Keberhasilan pelaksanaan urusan perikanan dicapai

melalui pembinaan kelompok perikanan.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan jumlah

produksi ikan konsumsi pada tahun 2016 dari tahun 2015 mencapai

0,87%. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan luas kolam dan

produktivitas kolam, peningkatan produktivitas alat tangkap perairan

umum, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pembudidayaan

ikan serta inovasi yang dilakukan oleh petani seperti mina padi, ugadi

dan lain sebagainya. Sedangkan jika dilihat dari jumlah produksi

perikanan, di tahun 2016 mencapai 42.875,20 ton meningkat dari

Page 88: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 88

tahun 2015 yang hanya mencapai 36.627 ton. Capaian indikator

urusan perikanan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.66

Indikator Urusan Perikanan Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016*)

1 Produksi perikanan (ton)

21.899,20 25.883,79 31.120,50 36.627,00 42.875,20

2 Ketersediaan ikan konsumsi kg/kapita/tahun

28,65 29,79 30,41 31,24 32,11

3 Cakupan bina kelompok nelayan

507 507 530 571 580

4 Produksi perikanan

kelompok nelayan (benih) (ekor)

908.012.110 947.330.900 994.616.500 1.021.216.850 1.075.700.400

Sumber : Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, 2016 *) angka sementara

5. Urusan Pilihan Perdagangan

Jika dibandingkan dengan tahun 2015 kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku di tahun 2016

mengalami penurunan dari 7,43%, di tahun menjadi 7,42%. Nilai

ekspor bersih perdagangan di Kabupaten Sleman tahun 2016 menurun

jika dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ekspor bersih

perdagangan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang

mempengaruhi permintaan produk ekspor dari Kabupaten Sleman.

Jumlah usaha informal (PKL) di Kabupaten Sleman tahun 2014

sebanyak 1.488 turun menjadi 1.307 pada tahun 2015. Pada tahun

2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 1.050.

Kontribusi dan nilai ekspor sektor perdagangan dan cakupan bina

usaha informal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.67 Kontribusi Terhadap PDRB dan Nilai Ekspor Sektor Perdagangan

Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Kontribusi

sektor

Perdagangan terhadap PDRB Hb (%)

7,52 7,44 7,44 7,43 7,42

2 Ekspor Bersih Perdagangan (US$)

37.039.270 27.068.084 33.657.979 39.963.928,57 33.488.303,36**)

Page 89: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 89

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

3 Cakupan bina usaha informal (PKL)

991 1.137 1.488 1.307 1.050

Sumber: - BPS Kabupaten. Sleman, 2016 - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, 2016

- Dinas Pasar, 2016 - * angka sementara - **) Angka turun, nilai eksport berdasarkan data yang meminta surat keterangan asal dari DIY

dan ada tujuh (7) perusahaan eksportir yang keluar dari Kabupaten Sleman.

6. Urusan Pilihan Perindustrian

Jumlah industri di Kabupaten Sleman mengalami pertumbuhan di

tahun 2016 sebesar 1,60%. Jumlah industri kecil dan rumah tangga

mengalami kenaikan sebesar 1,59% di tahun 2016 dibanding tahun

2015.

Pendampingan dan pemberdayaan industri kecil merupakan

prioritas pembangunan di tahun 2018. Diharapkan dengan adanya

pembinaan, pemberdayaan dan penguatan modal pada pelaku industri

kecil dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pada kelompok

masyarakat yang berpengahasilan rendah, sehingga dapat menurunkan

indeks gini yang semakin tinggi di Kabupaten Sleman. Data

perkembangan indikator perindustrian tahun 2012-2016 dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.68 Indikator Urusan Perindustrian

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Kontribusi sektor Industri

terhadap PDRB Hb (%) 13,62 13,90 13,37 12,82 13,28*)

2 Pertumbuhan Industri (%) 1,74 0,89 0,68 1,83 1,60

3 Jumlah industri kecil &

rumah tangga (buah) 15.707 15.841 15,944 16.230 16.488*)

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kab. Sleman, 2016 *) angka sementara

7. Urusan Pilihan Transmigrasi

Pelaksanaan transmigrasi merupakan kerja sama antar

pemerintah daerah baik daerah pengirim maupun daerah penerima

dengan Pemerintah Pusat sebagai fasilitator. Pola transmigrasi sudah

Page 90: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 90

mencerminkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat baik melalui

trasmigrasi umum maupun melalui transmigrasi swakarsa.

Pemerintah Kabupaten Sleman mulai memberangkatkan

transmigrasi pada tahun 2007. Transmigrasi swakarsa hanya sampai

pada tahun 2010, dikarenakan fasilitas yang diperoleh calon

transmigran tidak lebih baik dari transmigrasi umum meskipun calon

transmigran sudah membayar sendiri. Jika dilihat dari Persentase

Transmigrasi Umum pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi

sebesar 25,00%, dan meningkat di tahun 2016 menjadi 80,00%. Animo

calon transmigran cukup besar, namun karena ketidaksiapan daerah

penempatan dan terbatasnya kuota penempatan dari pemerintah pusat

serta calon lokasi penempatan belum siap oleh pemerintah daerah

setempat menjadi kendala dalam pencapaian pemberangkatan calon

transmigran yang sudah mendaftar dan terseleksi.

Persentase transmigran umum tahun 2012-2016 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.69

Persentase Transmigran umum Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Transmigran umum (%) 61,53 33,33 52,38 25,00 80,00

Sumber : Dinas Nakersos Kab. Sleman 2016

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita

Analisis fokus kemampuan ekonomi daerah dilihat dari indikator

kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan masyarakatnya.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita di Kabupaten Sleman

selama tahun 2012-2016 mengalami kenaikan sebesar 10,71% per

tahun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita selama tahun

2012-2016 mengalami peningkatan rata-rata sebesar Rp.2.311.314,00.

Page 91: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 91

Peningkatan konsumsi rumah tangga per kapita tersebut antara

lain disebabkan oleh meningkatnya konsumsi barang dan jasa. Selain

itu, membaiknya kondisi ekonomi masyarakat serta perkembangan

ilmu dan teknologi mempengaruhi perubahan selera dan perilaku

konsumsi masyarakat.

Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun 2012-2015

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.70 Penggunaan Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2012–2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1

Pengeluaran

konsumsi rumah tangga

(ADHB)(Rp)

16.086.604 18.623.236 20.578.292 22.536.678 25.331.860

Sumber: BPS Kab. Sleman, 2016

2. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani merupakan nilai tukar (term of trade) antara

barang/produk pertanian dengan barang-barang konsumsi dan faktor

produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. NTP

berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari perkembangan harga

barang yang dijual petani (It) dan barang dan jasa yang dikonsumsi

petani (Ib). Apabila harga produk pertanian yang dihasilkan petani naik

dengan persentase lebih besar dari persentase kenaikan barang dan

jasa yang dibayar petani, dengan asumsi volume produksi tidak

berkurang, maka NTP naik dan dengan sendirinya pendapatan petani

naik relatif lebih besar dari kenaikan pengeluaran atau terjadi surplus.

Dengan demikian secara konseptual, hubungan antara NTP dan

pertambahan pendapatan petani sangat erat. Karena pendapatan petani

sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, maka NTP

merupakan indikator yang relevan untuk menunjukkan perkembangan

tingkat kesejahteraan petani.

Secara umum ada tiga macam pengertian NTP yaitu:

NTP>100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya

naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan

Page 92: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 92

petani naik lebih besar dari pengeluarannya; dengan demikian

tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat

kesejahteraan petani sebelumnya.

NTP=100, berarti petani mengalami impas/breakeven.

Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase

kenaikan/penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat

kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan.

NTP<100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang

produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan

harga barang konsumsinya. S Tingkat kesejahteraan petani pada

suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat

kesejahtaraan petani pada periode sebelumnya.

Dalam kurun waktu empat tahun, sejak tahun 2012-2016

perkembangan rata-rata NTP subsektor tanaman pangan Kabupaten

Sleman dapat dilihat pada tabel dibawah. Pada tahun 2012 rata-rata

NTP subsektor tanaman pangan Kabupaten Sleman sebesar 96.96,

kemudian naik menjadi 111,93 pada tahun 2013. Pada tahun 2014

rata-rata NTP subsektor tanaman pangan mengalami sedikit

penurunan menjadi 109,41, dan periode 2015 rata-rata NTP subsektor

tanaman pangan sebesar 111,46 dan ditahun 2016 sebesar 108,06.

Tabel 2.71 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Tahun 2012–2016 Kabupaten Sleman Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

96,96 111,93 109,41 111,46 108,06

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kab. Sleman, 2016

Pada tahun 2016 Nilai Tukar Petani mengalami penurunan yang

disebabkan oleh kenaikan biaya produksi petani. Pada jenis pakan

peternakan dan perikanan serta kenaikan harga obat organisme

pengganggu tanaman.

2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Pembangunan sarana dan prasarana wilayah atau infrastruktur

direncanakan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi

pembangunan di Kabupaten Sleman. Sarana dan prasarana wilayah

Page 93: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 93

pada dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya

kehidupan suatu wilayah karena masyarakat yang tinggal di suatu

wilayah akan membutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan

kegiatan. Fasilitas sarana prasarana wilayah tersebut diantaranya :

1. Perhubungan

Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dari tahun ke tahun

semakin menurun, artinya bahwa dengan panjang jalan tetap jumlah

kendaraan semakin bertambah sehingga kepadatan kendaraan semakin

bertambah.

Pertumbuhan jumlah orang/barang yang melalui terminal dari

tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini

disebabkan oleh tingginya kepemilikan kendaraan pribadi. Rasio

panjang jalan dan jumlah orang yang melalui terminal tahun 2012-

2016 dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 2.72 Rasio Panjang Jalan dan Jumlah Orang/Barang Pengguna Terminal

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rasio panjang jalan

per jumlah

kendaraan(km/kend)

0,1301

km/kend

0,1290

km/kend

0,1232

km/kend

0,006443

km/kend

0,007333

km/kend

2 Jumlah

orang/barang melalui terminal per

tahun

4.463.688 4.254.314 4.068.315 3.882.326 4.132.663

Sumber : Dinas Hubkominfo, 2016

2. Sarana Perekonomian

Jumlah restoran di Kabupaten Sleman lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah rumah makan. Pada tahun 2015 persentase jumlah

restoran sebesar 36,37%, berkurang menjadi 23,03% pada tahun 2016.

Sementara itu persentase jumlah rumah makan meningkat dari 63,63%

pada tahun 2015 menjadi 76,97% pada tahun 2016.

Persentase jumlah penginapan di Kabupaten Sleman terbesar pada

tahun 2015 adalah hotel berbintang sebesar 42,31% dan terendah

pondok wisata sebesar 26,92%. Sedangkan pada tahun 2016

prosentase jumlah penginapan terbesar adalah hotel melati sebesar

Page 94: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 94

47,16% dan yang terendah adalah hotel berbintang yaitu sebesar

7,45%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.73 Persentase Jumlah Restoran dan Hotel Menurut Jenis

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jenis dan jumlah

restoran - restoran (%)

- rumah makan (%)

21,30 78,70

20,54 79,46

20,06 79,94

36,37 63,63

23,03 76,97

2 Jenis dan Jumlah hotel

- hotel berbintang (%)

- hotel melati (%)

- pondok wisata (%)

5,61

34,39

60,00

6,22

34,45

59,33

7,67

32,79

59,53

42,31

30,77

26,92

7,45

47,16

45,39 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016

3. Jaringan Listrik

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan setiap orang dan

pemenuhan kebutuhan listrik menjadi salah satu faktor penting dalam

menentukan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Sleman. Data

rasio elektrifikasi per Desember 2014 sebesar 99% dan pada tahun

2015 sebesar 99,96% dan pada tahun 2016 sebesar 98,68%.

4. Ketersediaan Air Baku

Sumber air baku yang digunakan Kabupaten Sleman adalah mata

air, sumur dangkal, sumur dalam dan air permukaan dengan tingkat

pemanfaatan yang sudah maksimal.Untuk menjamin ketersediaan air

baku, SPAM Kabupaten Sleman melakukan beberapa upaya, yaitu:

a. Melakukan penghijauan pada daerah tangkapan air di daerah

hilir sekitar Gunung Merapi.

b. Mengupayakan penambahan kapasitas sumber air dari Embung

Kembangarum, Embung Argomulyo, Embung Tambakboyo, air

permukaan Sungai Bedog dan Sungai Denggung dari Balai Besar

SDA Wilayah Sungai Progo Opak Serayu

c. Menyiapkan tindak lanjut atas kesepakatan bersama mengenai

pengembangan SPAM di kawasan Regional Kartamantul dengan

membuat draft perjanjian kerjasama dalam penyediaan air

minum di kawasan SPAM Regional Kartamantul, mengambil

sumber air baku dari sungai Progo dengan kapasitas yang

Page 95: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 95

direncanakan 700 liter/detik. Kegiatan Pengembangan SPAM

Regional Kartamantul dilaksanakan secara multi years.

Ada 2 (dua) sistem yang terbangun dalam pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) Kartamantul diantaranya :

a. Sistem SPAM Bantar kapasitas yang direncanakan sebesar 400

liter/detik (sudah mulai dibangun in-take oleh BBWS).

b. Sistem SPAM Kebonagung Kapasitas yang direncanakan sebesar

300 liter/detik (masih dalam perencanaan).

c. Mengusulkan pada pemerintah pusat melalui BBWSSO agar

pembangunan long storage Karangtalun segera direalisasikan.

Tabel 2.74 Pelanggan PDAM Kabupaten Sleman Tahun 2016

No Kecamatan Sosial HU RT

Instansi

Niaga

Industri Jumlah

A1 A2 A3 B Kecil Besar Kecil Besar

1 Moyudan 3 3 566 294 - 17 8 2 - - - 893

2 Minggir 21 3 1.904 6 - 2 6 1 - - - 1.943

3 Sayegan - - 3 - - - - - - - - 3

4 Godean 11 6 613 625 - 145 15 2 - - - 1.417

5 Gamping 32 12 3.799 417 84 20 21 14 - - - 4.399

6 Mlati 39 15 2.476 1.296 16 82 18 6 4 - - 3.952

7 Depok 34 - 2.661 .608 8 336 17 15 45 - - 4.724

8 Berbah 1 - 42 - - - 1 - - - - 44

9 Prambanan 13 1 521 23 - 27 3 - - - - 588

10 Kalasan 24 20 1.575 826 - 47 5 - - - - 2.497

11 Ngemplak 24 18 1.500 764 - 2 16

-

-

-

- 2.324

12 Ngaglik 57 4 2.899 1.903 129 22 4 6 5

-

- 5.029

13 Sleman 12 2 1.059 522 23 70 54 2

-

- 1.744

14 Tempel 6 8 336 5

- 1 5

-

-

-

-

361

15 Turi 1

- 157 74

-

-

-

-

-

-

- 232

16 Pakem 4 6 433 14

- 3 17 7

-

-

484

17 Cangkringan 2 1 70

-

-

- 2

-

-

-

-

75

18 Tegal Karang Waru

1

- 42

-

-

-

-

-

-

-

- 43

Jumlah 285 99 20.656 8.377 260 774 192 55 54 - - 30.752

Sumber: PDAM Tahun 2016

Page 96: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 96

2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

1. Keamanan dan Ketertiban

Kondisi yang kondusif (aman dan tertib) suatu wilayah merupakan

salah satu syarat untuk menarik investasi disamping prosedur dan

proses perijinan yang tepat waktu. Menurunnya angka kriminalitas dan

jumlah demo serta lebih singkatnya waktu penyelesaian perijinan

diharapkan dapat mendukung iklim investasi di Kabupaten Sleman.

Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif

merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten

Sleman, karena menyangkut beberapa peraturan baik di tingkat pusat

maupun daerah. Perbaikan iklim, investasi perlu dilakukan pemerintah

daerah untuk menyikapi perbaikan di bidang peraturan perundang-

undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan

birokrasi. Kondisi iklim investasi dapat dilihat pada tabel :

Tabel 2.75 Indikator Iklim Investasi

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Angka kriminalitas 13,76 17,53 15,81 15,81 16,55

2 Jumlah demo (kali) 15 81 75 18 10

3 Jumlah dan macam

pajak dan retribusi

daerah

39 27 27 28 28

4 Jumlah Perda yang

mendukung iklim

usaha

7 7 7 7 7

Sumber : data diolah dari berbagai sumber, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rasio tingkat kriminalitas

di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 sebesar 16,55. Dari data

tersebut, kriminalitas ternyata semakin meningkat di kabupaten

Sleman, hal ini memerlukan kepedulian semua pihakdalam rangka

mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban di kabupaten

Sleman. Hal tersebut ditambah lagi adanya fenomena “klitih” yang

bukan lagi dalam taraf kenakalan remaja, namun sudah sampai dalam

tingkat kriminalitas.

Page 97: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 97

2. Perizinan

Berdasarkan Peraturan Bupati Sleman Nomor 24.10 Tahun 2014

tentang Kewenangan Penyelenggaran Perizinan yang diselenggarakan

oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPMPPT) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), meliputi:

A. BPMPPT

1. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah;

2. Keterangan Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan

(SKTBL) selain yang dilimpahkan kepada Camat;

3. Dokumen Keterangan Rencana Tata Letak Bangunan dan

Lingkungan (RTB);

4. Izin Mendirikan Bangunan selain yang dilimpahkan kepada

Camat;

5. Izin Gangguan selain yang dilimpahkan kepada Camat;

6. Tanda Daftar Usaha Pariwisata;

7. Izin Usaha Industri;

8. Tanda Daftar Industri;

9. Izin Perluasan Industri;

10. Surat Izin Usaha Perdagangan;

11. Tanda Daftar Perusahaan;

12. Tanda Daftar Gudang;

13. Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol;

14. Izin Usaha Toko Modern;

15. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan;

16. Izin Prinsip Penanaman Modal;

17. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal;

18. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal;

19. Izin Usaha Penanaman Modal;

20. Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal;

21. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal

(Merger);

22. Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal; dan

23. Izin Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Penanaman

Modal.

Page 98: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 98

B. Organisasi perangkat daerah sebagai penyelenggara pelayanan

perizinan yang tidak diselenggarakan oleh BPMPPT

b. Badan Lingkungan Hidup (BLH).

Perizinan yang ada di instansi ini, adalah:

Izin Lingkungan

Izin Pembuangan Air Limbah;

Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun;

Izin Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;

Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi ke Tanah;

Izin Penebangan Pohon; dan

Izin Sambungan Rumah Air Limbah.

c. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan

Sertifikat Laik Fungsi;

Pendaftaran Bangunan Gedung;

Izin Usaha Jasa Konstruksi;

Izin Menggunakan Ruang Milik Jalan; dan

Izin Penutupan Saluran Drainase.

d. Dinas Kesehatan

Izin Apotek;

Izin Optik;

Izin Toko Obat;

Izin Toko Alat Kesehatan;

Izin Laboratorium Klinik;

Izin Klinik Pratama;

Izin Klinik Utama;

Izin Rumah Sakit;

Izin Praktik Dokter Umum;

Izin Praktik Dokter Gigi;

Izin Praktik Dokter Spesialis;

Izin Praktik Dokter Gigi Spesialis;

Izin Bidan;

Izin Perawat;

Izin Perawat Gigi;

Page 99: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 99

Izin Tenaga Kefarmasian;

Izin Fisioterapis;

Izin Radiografer;

Izin Refraksionis Optisien;

Izin Okupasi Terapis;

Izin Terapis Wicara; dan

Izin Usaha Mikro Obat Tradisional.

e. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Izin Dokter Hewan Praktik;

Izin Tenaga Kesehatan Hewan Bukan Dokter Hewan;

Izin Tenaga Kesehatan Hewan Warga Negara Asing;

Izin Dokter Hewan Praktik Mandiri;

Izin Dokter Hewan Praktik Bersama;

Izin Klinik Hewan;

Izin Rumah Sakit Hewan;

Izin Rumah Sakit Hewan Khusus; dan

Izin Pusat Kesehatan Hewan.

f. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

Izin Usaha Angkutan;

Izin Pengelolaan Perparkiran; dan

Izin Trayek.

g. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

Izin Lembaga Pelatihan Kerja;

Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga; dan Kerja

Asing.

h. Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral

o Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi;

o Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi;

o Izin Pertambangan Rakyat;

o Izin Pemakaian Air Tanah;

o Izin Pengusahaan Air Tanah;

o Izin Usaha Perusahaan Pengeboran Air Tanah;

o Izin Juru Bor;

o Izin Sempadan Saluran Irigasi;

Page 100: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 100

o Izin Mendirikan Bangunan di Atas atau yang Melintasi

Irigasi (Izin Penutupan Saluran Irigasi);

o Izin Mengubah atau Membongkar Bangunan Irigasi (Izin

Memindah Saluran);

o Izin Pemakaian Air untuk Irigasi;

o Izin Pengusahaan Air untuk Irigasi; dan

o Izin Prinsip Alokasi Air.

Sampai dengan Tahun 2016 ini Kabupaten Sleman telah

mengeluarkan perizinan seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2.76 Perizinan yang sudah dikeluarkan oleh Kabupaten Sleman

sampai dengan 2016

DINAS JENIS KEGIATAN BERKAS MASUK

SK JADI

BERKAS MASUK

SK JADI

DINAS

KESEHATAN 1 Izin Bidan 86 85 47 49

2 Izin Apotek 77 79 61 52

3 Izin Toko Obat 1 1 4 3

4 Izin Optik 7 2 - 6

5 Izin Laboratorium Klinik

6 - -

6 Izin Rumah Sakit 8 7 1 -

7 Izin Perawat - -

8

Izin Praktek Dokter

Umum 240 356 385 473

9 Izin Praktek Dokter Gigi 85 95 198 173

10

Izin Praktek Dokter

Spesialis 183 74 356 293

11 Izin Praktek Dokter Gigi

Spesialis 31 4 36 37

12 Izin Klinik Pratama 12 11 20 10

13 Izin Klinik Utama 4 1 - 3

14 Izin Fisioterapis

- -

15 Izin Dokter Hewan

16 Izin Pelayanan Jasa

Medik Veteriner

17 Izin Tenaga Kes Hewan

Bukan Dokter Hewan sbg

Paramedik Veteriner

18 Izin Tenaga Kesehatan

Hewan WNA

JUMLAH 734 721 1108 1099

Bid Perizinan Gangguan,

19 Izin Gangguan 562 498 593 514

Usaha dan Jasa

BPMPPT

JUMLAH 562 498 676 561

Page 101: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 101

DINAS JENIS KEGIATAN BERKAS

MASUK

SK

JADI

BERKAS

MASUK

SK

JADI

Bid Perizinan

Gangguan,

20 Izin Usaha Pondok

Wisata 12 6 8 20

Usaha dan Jasa

BPMPPT

21 Izin Usaha Rekreasi dan

Hiburan Umum 1 5 -

-

Izin Usaha Balai

Pertemuan 1 1 - -

-

Izin Usaha Barber

Shop - -

- Izin Usaha Bazaar

- -

-

Izin Usaha

Bioskop/Teather 3 1 2 1

- Izin Usaha Bowling

- -

-

Izin Usaha Dunia Fantasi

- -

-

Izin Usaha Fasilitas

Wisata Tirta/

Rekeasi Air

1 - -

-

Izin Usaha Fitnes /

Pijat 12 9 6 5

-

Izin Usaha Karaoke

/ Café 19 13 16 16

-

Izin Usaha Kolam Pemancingan

- -

-

Izin Usaha Kolam

Renang 2

- -

-

Izin Usaha Padang

Golf

-

Izin Usaha

Panggung Terbuka 1 1 1 1

-

Izin Usaha

Panggung Tertutup 1 1 1 1

-

Izin Usaha Pasar Seni dan Pameran

2 2 9 3

-

Izin Usaha

Pemandian Alam - -

-

Izin Usaha

Permainan dan

Ketangkasan

4

2 2

-

Izin Usaha

Pertunjukan

Temporer

-

Izin Usaha Salon

Rias 18 19 20 19

-

Izin Usaha Sarana

Olahraga 2 2 1 1

-

Izin Usaha Taman

Rekreasi 1 2 1 1

-

Izin Usaha Taman

Satwa - -

22

Izin Usaha Hotel dengan

Tanda Bunga Melati 14 13 7 13

23

Izin Usaha Rumah Makan

32 26 24 21

24 Izin Usaha Restoran 15 5 26 23

25

Izin Usaha Perkemahan

Wisata - -

Page 102: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 102

DINAS JENIS KEGIATAN BERKAS

MASUK

SK

JADI

BERKAS

MASUK

SK

JADI

26

Izin Usaha Jasa

Informasi Wisata 3 4 - 1

27

Izin Usaha Penginapan

Remaja - 6

28 Izin Mandala Wisata

29

Izin Usaha Kawasan

Pariwisata

30

Izin Jasa Biro

Perjalanan Wisata 45 41 33 36

31 Izin Jasa Agen

Perjalanan Wisata

- 1

32

Izin Jasa Pramuwisata dan Usaha jasa

Pramuwisata

- -

33

Izin Usaha Penyed

Akomodasi Khus Hotel

Berbintang

11 10 9 1

34

Izin Usaha Penyedia

Angkutan Wisata

35

Izin Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan

Pameran/Mice

8 8 2 9

JUMLAH

206 166 173 181

Bid Perizinan

Pertanahan 36

Izin Perubahan

Penggunaan Tanah 536 492 116 342

BPMPPT 37 Izin Konsolidasi Tanah

- -

38 Izin Pemanfaatan Tanah 562 359 556 358

39 Izin Lokasi 13 14 94

JUMLAH 1111 865 1044 952

Bid Perizinan

Bangunan

40 Izin Mendirikan

Bangunan 2061 2999 3062 3104

BPMPPT 41 Izin Reklame 124 32 84 125

42 Izin Mendirikan Menara

Telekomunikasi Seluler 37 60 36 45

43 Rencana Tata Letak

Bangunan dan Lingkungan

231 156 276 241

45

Ket. Persyaratan Tata

Bangunan dan

Lingkungan (SKTBL)

2717 1778 2924 2765

JUMLAH 5170 5025 6382 6280

Bid Perizinan

Gangguan, 46

Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP) 643 611 861 892

Usaha dan Jasa

BPMPPT 47

Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) 833 790 943 938

48

Tanda Daftar Gudang

(TDG) 15 13 18 18

49

Tanda Daftar Industri

(TDI) 35 24 27 21

50

Izin Usaha Toko Modern (IUTM)

16 17 12 12

51

Izin Usaha Pusat

Perbelanjaan (IUPP) - -

Page 103: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 103

DINAS JENIS KEGIATAN BERKAS

MASUK

SK

JADI

BERKAS

MASUK

SK

JADI

52

Izin Usaha Perdagangan

Minuman Beralkohol - -

53 Izin Usaha Industri (IUI) 19 22 17 12

54 Izin Perluasan Industri

JUMLAH 1561 1477 1878 1903

Bid Penanaman

Modal 55

Izin Prinsip Penanaman

Modal 4 4 9

BPMPPT 56

Izin Prinsip Perubahan

Penanaman Modal 1 1 -

57

Izin Prinsip Perluasan

Penanaman Modal -

58

Izin Usaha Penanaman Modal

-

59

Izin Usaha Perluasan

Penanaman Modal -

60

Izin Usaha

Penggabungan/Merger -

61

Izin Usaha Perubahan

Penanaman Modal -

JUMLAH 5 5 - 9

DISHUBKONINFO 62 Izin Usaha Angkutan

1 -

63 Izin Trayek 6 6 3 5

64

Izin Pengelolaan

Perparkiran

JUMLAH 6 6 4 5

JUMLAH BERKAS JUMLAH TOTAL 9.355 8.763 11.265 10.990

Sumber: BPMPPT, 2016

Berdasarkan data dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPMPPT) sampai dengan tahun 2015 ini jumlah

berkas permohonan izin ada sebanyak 9.355 buah, dan yang sudah

keluar Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah sebanyak 8.763 buah. Dari

data tersebut ada sebanyak 599 berkas yang belum selesai dan belum

keluar SK dari Kepala Daerah tentang status permohonan izin tersebut.

Sedangkan pada tahun 2016 berkas permohonan izin ada sebanyak

11.265 buah, dan yang sudah keluar SK Kepala Daerah sebanyak

10.990 buah.

3. Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri

Penanaman Modal menjadi aktivitas investasi yang sangat penting

bagi pertumbungan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas penanaman

modal ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.

Dampak/efek pengganda (mulitiplier effect) yang ditimbulkan dari

aktivitas tersebut memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan

Page 104: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 104

ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada

berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang

banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya

dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun

lintas sektor.

Jika dilihat dari daya saing daerah, Kabupaten Sleman memiliki

daya tarik tersendiri bagi penanam modal baik luar maupun dalam

negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah pertumbuhan investor

yang penanamkan modal di Kabupaten Sleman ini dari tahun ke tahun

terus meningkat. Penanaman modal di Kabupaten Sleman dalam kurun

waktu 2012 hingga 2016 terus menunjukkan perkembangan, jika

dilihat dari jumlah unit usahanya. Sedangkan jika dilihat dari nilai

investasinya cenderung fluktuatif setiap tahunya. Hal ini menunjukkan

bahwa iklim investasi di Kabupaten Sleman cenderung kondusif.

Pertumbuhan penanaman modal di Kabupaten Sleman sampai dengan

tahun 2016 meliputi investasi PMA 66 unit dengan nilai investasi

US$233,58, investasi PMDN 60 unit dengan nilai investasi Rp3.370.880

juta sedangkan Non fasilitas unit usahanya menjadi 35.628 dengan

nilai investasi Rp5.353.299 juta. Jika dibandingkan dengan tahun

2016, realisasi nilai investasi PMA pada tahun 2015 sedikit mengalami

kenaikan. Naiknya total nilai investasi penanaman modal berdampak

pada naiknya penyerapan tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang terserap

oleh PMA pada tahun 2014 sebanyak 7.492 orang meningkat menjadi

sebanyak 8.479 orang pada tahun 2015, dan 8.951 orang pada tahun

2016. PMDN pada tahun 2014 sebanyak 9.922 orang menjadi sebanyak

11.913 orang pada tahun 2015, dan 12.986 orang di tahun 2016.

Untuk non fasilitas pada tahun 2014 sebanyak 268.779 orang menjadi

282.872 orang pada tahun 2015 dan 292.585 orang di tahun 2016.

Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Sleman tahun 2012-

2016 lebih jelasnya terlihat pada tabel berikut :

Page 105: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 105

Tabel 2.77 Perkembangan Penanaman Modal

Tahun 2012-2016 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Unit Usaha

(orang)

PMA 42 44 45 57 66

PMDN 32 40 45 51 60

Non fasilitas 32,452 33.341 33.671 34.548 35.628

2 Nilai Investasi

PMA (juta US$) 233,56 206,79 231,96 233,54 233,58

PMDN (juta Rp) 1.083.065 1.868.199 1.945.866 3.159.444 3.370.880

Non fasilitas (juta Rp) 3.489.552 3.787.620 3.895.422 4.756.616 5.353.299

3 Daya serap Tenaga

Kerja (orang)

PMA 7.200 7.292 7.492 8.479 8.951

PMDN 9.771 9.782 9.922 11.913 12.986

Non fasilitas 259.396 266.489 268.779 282.872 292.585

4 Rasio daya serap

tenaga kerja (orang)

PMA 171 166 166 146 140

PMDN 305 244 220 201 225

Non fasilitas 8 8 8 8 8

5 Kenaikan/penurunan realisasi PMA, PMDN

dan Non fasilitas(%)

PMA 26,12 11,46 12,7 0,68 0,02

PMDN 30,90 72,49 4,16 62,37 6,69

Non fasilitas 13,77 8,54 2,85 22,11 12,59

Sumber : BPMPPT Kab. Sleman, 2016.

4. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah

Jenis Pajak dan Retribusi Daerah menjadi pilar pokok pendapatan

daerah sejak keluarnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah. Untuk Kabupaten Sleman pajak

daerah yang dipungut adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak

reklame, pajak penerangan jalan umum, pajak parkir, pajak mineral

bukan logam dan batuan, pajak air tanah, dan bea perolehan hak atas

tanah dan bangunan. Sedangkan untuk jenis retribusi daerah, di

Page 106: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 106

Kabupaten Sleman terbagi menjadi tiga (3) jenis retribusi, yaitu

retribusi jasa umum, jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

Adapun realisasi pendapatan daerah dari pajak daerah dan

retribusi daerah Kabupaten Sleman tahun 2012-2016 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 2.78

Realisasi Pendapatan Daerah Dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Tahun 2012 s.d Tahun 2016

No

Jenis Pajak

Realisasi (Rp)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pajak Hotel 32.216.986.820 41.502.758.586 49.800.597.181 52.305.963.907 67.278.001.146,89

2 Pajak Restoran 16.758.882.196 21.044.463.951 27.979.616.224 39.132.497.134 51.190.737.213,24

3 Pajak Hiburan 3.804.493.162 4.910.550.640 5.652.846.661 8.688.347.301 13.503.081.110,38

4 Pajak Reklame 11.340.140.023 12.152.054.610 11.367.611.231 9.245.264.673 9.393.637.030,76

5 Pajak Penerangan Jalan 41.545.531.319 49.413.858.615 60.121.472.627 70.792.410.428 78.405.985.505,00

6 Pajak Parkir 856.018.282 1.046.226.931 1.265.723.054 1.659.044.300 3.111.294.730,00

7 Pajak Air Tanah 1.872.954.478 2.026.756.685 2.042.167.036 2.291.706.278 2.406.673.094,70

8

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 8.020.160.325 9.319.498.650 12.205.938.250 5.803.326.075 4.860.191.276,25

9

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan & Perkotaan - 57.609.592.471 59.617.670.782 63.111.572.726 67.891.906.085,00

10

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 61.420.703.546 82.359.380.085 95.980.352.191 120.107.635.248 112.415.067.167,34

11 Retribusi Jasa Umum 8.802.463.187 10.950.122.022 11.489.559.605 12.943.268.440 12.139.450.504,00

12 Retribusi Jasa Usaha 6.174.553.032 7.184.427.643 8.414.596.963 9.663.694.950 11.759.040.485,00

13 Retribusi Perizinan Tertentu 19.057.953.568 29.867.130.066 22.620.925.827 17.264.781.530 18.831.257.400,65

Jumlah 211.870.839.938 329.386.820.954 368.559.077.632 413.009.512.991 453.186.322.749,21

Sumber: Dispenda, Kabupaten Sleman, 2016.

Berdasarkan tabel diatas, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB P2) mulai diberikan di Kabupaten Sleman mulai 1

Januari 2013. Penerimaan Pajak Daerah dan retribusi daerah pada

tahun 2012 s/d 2016 mengalami peningkatan sebesar 113,8%.

Kenaikan pajak dan retribusi daerah akan terus diupayaka, dengan

berbagai jenis ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan serta

kemudahan layanan pajak dan daerah.

2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat

perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan karena

di dalam kelompok angkatan kerja terdapat kelompok penduduk yang

Page 107: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 107

bertindak sebagai pelaku ekonomi. Semakin besar jumlah tenaga kerja

di dalam suatu daerah, semakin besar penawaran tenaga kerjanya.

Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga

kerja (kesempatan kerja) maka akan jadi pengangguran. Disamping itu,

semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas

penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif,

sebagai nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun, namun

ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.

Indikator yang menggambarkan ketergantungan penduduk non

produktif terhadap kelompok usia produktif adalah rasio

ketergantungan. Kondisi yang timpang dengan kecenderungan

besarnya kelompok usia non produktif akan menyebabkan tekanan di

bidang ekonomi dan sosial.

Rasio ketergantungan atau angka beban tanggungan penduduk

Kabupaten Sleman tahun 2015 mencapai angka 45, ini berarti bahwa

setiap 100 orang yang berusia produktif menanggung 45 orang usia

belum produktif (usia 0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 keatas)

demikian juga di Tahun 2016 total rasio ketergantungan masih berkisar

pada angka 46 berarti setiap 100 orang berusia produktif menanggung

46 usia belum produktif dan usia tidak produktif. Kondisi ini dapat

dilihat pada tabel :

Tabel 2.79 Angka Beban Tanggungan Penduduk Tahun 2011-2016 Kabupaten Sleman

Tahun

Penduduk Kelompok Umur Rasio Ketergantungan (%)

0-14

tahun

15-64

tahun

≥ 65

tahun

Anak Lansia Total

2011 216.008 795.512 115.368 28 15 43

2012 231.798 781.207 123.597 30 16 46

2013 225.760 725.097 96.461 31 13 44

2014 201.329 749.805 111.667 27 15 42

2015 231.303 737.483 106.340 31 14 45

2016 232.294 691.621 155.295 31 15 46

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2017

Disamping itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga dapat

dilihat dari tingkat pendidikan. Berdasarkan tabel dibawah ini, dapat

Page 108: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 108

dilihat bahwa kualitas SDM di Kabupaten Sleman sampai dengan

semester I tahun 2016 ini didominasi penduduk dengan lulusan SLTA

yaitu berjumlah 338.934 Orang. Tabel dibawah ini juga

menggambarkan bahwa penduduk Kabupaten Sleman yang

berpendidikan Strata III (S3) mencapai 1.743 orang, Strata II (S2)

berjumlah 10.983 orang dan Strata I (S1) berjumlah sekitar 95.002

orang. Keadaan ini didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana

pendidikan dari tingkat PAUD sampai Perguruan Tinggi yang ada di

Kabupaten Sleeman. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2.80 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Per Kecamatan

di Kabupaten Sleman Tahun 2016 Semester II

No Kecamatan Belum

Sekolah

Belum Tamat

SD

Tamat SD

SLTP SLTA D1/D2 D3 S1 S2 S3

1 GAMPING 18.489 10.377 15.400 13.217 29.084 903 3.219 9.111 1.033 134

2 GODEAN 11.835 7.345 10.608 9.444 21.689 654 2.034 5.823 602 83

3 MOYUDAN 4.907 3.504 4.866 3.810 11.733 535 1.049 3.204 176 16

4 MINGGIR 5.572 4.252 5.133 4.059 10.146 426 989 2.572 123 16

5 SEYEGAN 8.554 5.819 8.667 7.301 16.179 375 1.078 2.518 163 12

6 MLATI 15.033 10.235 12.281 12.065 27.555 836 2.908 8.683 1.104 174

7 DEPOK 20.010 10.724 10.946 12.240 38.903 1.552 6.159 19.022 3.068 520

8 BERBAH 9.043 6.350 8.335 8.160 18.248 498 1.502 3.781 339 31

9 PRAMBANAN 10.706 4.829 9.463 7.676 17.498 196 854 2.134 142 9

10 KALASAN 13.304 8.934 10.541 11.737 26.216 769 2.847 7.564 919 144

11 NGEMPLAK 10.234 6.521 6.853 7.392 19.714 458 1.957 6.133 896 167

12 NGAGLIK 16.247 9.463 10.589 10.701 28.631 880 4.009 12.608 1.930 451

13 SLEMAN 11.515 7.323 9.420 10.126 22.405 605 2.054 5.024 406 46

14 TEMPEL 9.333 6.579 8.594 8.598 16.362 477 1.161 2.614 166 8

15 TURI 6.032 4.085 5.910 5.365 11.935 348 830 2.123 107 9

16 PAKEM 5.750 4.116 5.445 4.685 12.449 396 1.265 2.834 207 16

17 CANGKRINGAN 4.997 3.494 6.416 4.500 9.314 250 537 1.429 89 2

JUMLAH 181.561 113.950 149.467 141.076 338.061 10.158 34.452 97.177 11.470 1.838

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2017.

Page 109: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 109

2.2. Evaluasi Pelaksanaan RPJMD 2016-2021 Tahun I (2016) dan

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun

2016

Evaluasi atas pelaksanaan rencana pembangunan merupakan

siklus yang penting dalam perencanaan pembangunan, karena hasil

evaluasi dapat digunakan sebagai masukan dalam penyusunan

rencana yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang. Dalam

siklus pembangunan daerah, selain terdapat dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan jangka waktu 20 tahun,

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dengan jangka waktunya 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) dengan jangka waktunya 1 (satu) tahun. Evaluasi

dilakukan sesuai masa berlaku dokumen tersebut, yakni untuk

evaluasi RPJMD paling tidak harus dilaksanakan 1 kali dalam 5 (lima)

tahun, sedangkan evaluasi RKPD dilaksanakan setiap tahun yaitu

evaluasi terhadap hasil RKPD Kabupaten.

Evaluasi terhadap RPJMD dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana dan

target yang ditetapkan dalam RPJMD. Evaluasi dilakukan untuk

memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka

menengah daerah Kabupaten Sleman dapat dicapai untuk mewujudkan

visi pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Sleman.

Evaluasi terhadap hasil RKPD Kabupaten mencakup prioritas dan

sasaran pembangunan daerah serta rencana program dan kegiatan

prioritas daerah. Evaluasi dilakukan melalui penilaian hasil

pelaksanaan RKPD Kabupaten. Evaluasi RKPD pada dasarnya

dilakukan untuk memastikan bahwa target rencana program dan

kegiatan prioritas daerah dalam RKPD kabupaten dapat dicapai dalam

rangka mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah

kabupaten. Penilaian digunakan untuk mengetahui:

a. realisasi antara rencana program dan kegiatan prioritas daerah

dalam RKPD kabupaten/kota dengan capaian indikator kinerja

program dan kegiatan yang dilaksanakan melalui APBD

kabupaten/kota; dan

Page 110: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 110

b. realisasi penyerapan dana program dan kegiatan yang direncanakan

dalam RKPD kabupaten/kota dengan laporan realisasi APBD

kabupaten/kota.

2.2.1. Evaluasi Pelaksanaan RPJMD 2016-2021 Tahun I (2016)

Visi Kabupaten Sleman 2016-2021 yang ditetapkan di dalam

RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021 adalah “Terwujudnya

Masyarakat Sleman Yang Lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan

Terintegrasinya Sistem E- Goverment Menuju Smart Regency Pada

Tahun 2021”. Adapun misi dalam rangka mewujudkan visi tersebut,

ada 5 yakni:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-

govt yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi

masyarakat.

2. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang

berkualitas dan menjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibiltas

dan kemampuan ekonomi rakyat, serta penanggulangan

kemiskinan.

4. Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan

sumberdaya alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan

kenyamanan.

5. Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender

yang proporsional.

Selanjutnya setiap misi mempunyai sasaran sebagai berikut.

Tabel 2.81

MISI DAN SASARAN RPJMD KAB. SLEMAN 2016-2021

MISI SASARAN

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas

birokrasi yang responfis dan penerapan e-govt yang

terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan Daerah

Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Page 111: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 111

MISI SASARAN

2. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan

menjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

Meningkatnya Kualitas Pendidikan dan Aksesibilitas Pendidikan

3. Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan,

aksesibiltas dan kemampuan ekonomi rakyat, serta penanggulangan kemiskinan.

Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi

Meningkatnya Daya Saing Sektor Pariwisata,

Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian

Meningkatnya Kesempatan Kerja

Meningkatnya Prasarana dan Sarana Perekonomian

Menurunnya Kemiskinan

4. Memantapkan dan meningkatkan kualitas

pengelolaan sumberdaya alam, penataan ruang,

lingkungan hidup dan kenyamanan.

Meningkatnya Kapasitas Masyarakat Dalam

Pengurangan Resiko Bencana

Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

5. Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang

proporsional.

Meningkatnya Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak

Meningkatnya Kerukunan Masyarakat

Meningkatnya Apresiasi dan Peran Serta Masyarakat

Dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya

Sumber: Bappeda, 2016

Evaluasi terhadap hasil RPJMD Kabupaten Sleman 2016-2021

tahun I ini dilakukan dengan menganalisis 15 (lima belas) sasaran

tersebut di atas, yang mana pada masing-masing sasaran meliputi

indikator sasaran, target, realisasi dan capaian kinerja yang ditetapkan

dalam RPJMD. Untuk skala nilai peringkat kinerja dalam RPJMD

digunakan Tabel IV-C Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 sebagai berikut.

Page 112: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 112

Tabel 2.82

Skala Nilai Peringkat Kinerja

NO INTERVAL NILAI REALISASI

KINERJA

KRITERIA PENILAIAN

REALISASI KINERJA

1. 91% ≤ 100% Sangat Tinggi

2. 76 ≤ 90% Tinggi

3. 66% ≤ 75% Sedang

4. 51% ≤ 65% Rendah

5. ≤ 50% Sangat Rendah Sumber: Bappeda, 2017

Selanjutnya, hasil evaluasi terhadap kelima belas sasaran di atas

disajikan sebagai berikut:

Sasaran 1: Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan

Daerah

Sasaran ini memiliki 2 indikator kinerja sasaran yakni predikat

LAKIP kabupaten dan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah

(LKD). Dari dua indikator kinerja sasaran tersebut, predikat LAKIP

kabupaten dari target A realisasinya adalah BB sehingga tidak tercapai.

Tingkat capaian kinerjanya adalah 97,36 dengan predikat sangat tinggi.

Sedangkan opini BPK terhadap LKD realisasinya masih menunggu hasil

resmi dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Tabel 2.83

Capaian Sasaran 1 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Predikat LAKIP

Kabupaten

A

(> 80)

BB

(77,89)

97,36%

2. Opini BPK

terhadap LKD

WTP WTP*) 100%

Rata-rata capaian kinerja (%) 98,68%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi Sumber: Bappeda, 2017 *) Proyeksi

Sasaran 2 : Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah

Sasaran ini mempunyai satu indikator kinerja yakni persentase

Pendapatan Asli Daerah terhadap total Pendapatan Daerah. Dari target

30%, terealisasi 34,32%. Dengan demikian tingkat capaian kinerja

Page 113: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 113

mencapai 114,40%, dengan predikat sangat tinggi dan berada di atas

persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja. Sasaran ini dengan

indikator kinerja sasaran sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.84

Capaian Sasaran 2 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Persentase PAD terhadap

pendapatan daerah/%

30 34,32 114,40%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 114,40%

Predikat Kinerja Sangat

Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Sasaran 3 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Indikator kinerja dari sasaran ini adalah Indeks Kepuasan

Masyarakat. Target IKM tahun 2016 adalah 78,67 dan terealisasi 79,36,

sehingga tingkat capaian kinerjanya adalah 100,87%. Selengkapnya

sebagai berikut ini.

Tabel 2.85 Capaian Sasaran 3: RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Indeks Kepuasan Masyarakat/nilai

78,67 79,36 100,87%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 100,87%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi Sumber : Bappeda 2017

Dengan demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian telah

memenuhi target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan

penilaian kinerja.

Page 114: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 114

Sasaran 4: Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat

Indikator kinerja pada sasaran ini adalah Usia Harapan Hidup.

Target UHH pada tahun 2016 adalah 74,47 tahun dan telah terealisasi

74,57 tahun.

Tabel 2.86

Capaian Sasaran 4 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Usia Harapan

Hidup/ Tahun

74,47 74,57*) 100,13%

Rata-rata Capaian kinerja (%) 100,13%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi Sumber: Bappeda, 2017 *) Proyeksi

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian

kinerjanya adalah 100,13% dengan predikat kinerja sangat tinggi.

Dengan demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran

tersebut telah memenuhi target dan berada di atas persyaratan minimal

kelulusan penilaian kinerja.

Sasaran 5: Meningkatnya Kualitas Pendidikan dan Aksesibilitas

Pendidikan

Sasaran ini terdiri dari beberapa indikator kinerja yaitu Angka

Partisipasi Kasar (APK) PAUD, APK dan APM jenjang SD/MI, APK dan

APM jenjang SMP/MTs, APK dan APM jenjang SMA/SMK/MA, Harapan

lama sekolah, Rata-rata lama sekolah serta nilai rata-rata ujian SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Capaian pada masing-masing indikator

tersaji pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.87 Capaian Sasaran 5 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Angka Partisipasi Kasar

(APK) Pendidikan Anak Usia Dini/%

78,20 78,20 100,00%

2. Angka Partisipasi Kasar

(APK) dan Angka

APK:

SD/MI

APK:

SD/MI

Page 115: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 115

Partisipasi Murni (APM)

jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA/%

≥ 100%

SMP/MTs 100%

SMA/SMK

/ MA

86,45%

APM SD/MI

≤ 100% SMP/MTs 83,97%

SMA/SMK/

MA 58,96%

116,90%

SMP/MTs 111,71% SMA/SM

K/ MA

87,46%

APM SD/MI

103,96% SMP/MTs 85,11%

SMA/SMK/

MA 60,36%

116,90%

111,71%

101,16%

103,96%

101,35%

102,37%

3. Harapan lama sekolah/

tahun

15,71 15,77 100,38%

4. Rata-rata lama sekolah/

tahun

10,33 10,30 99,70%

5. Nilai rata-rata Ujian

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK

SD/MI:

236,17 SMP/MTs: 261,65

SMA/MA: 335,25

SMK: 252,93

SD/MI:

236,16 SMP/MTs:

261,17 SMA/MA:

365,17 SMK: 257,94

99,99%

99,81%

108,92%

101,98%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 103,71%

Predikat Kinerja Sangat

Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian kinerja

adalah 103,71% dengan predikat kinerja sangat tinggi. Dengan

demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran tersebut telah

mencapai target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan

penilaian kinerja.

Sasaran 6: Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi

Indikator kinerja pada sasaran ini adalah pertumbuhan ekonomi

dan Indeks Gini. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi tercapai

5,31% dan Indeks Gini 0,45. Selengkapnya capaian pada tahun 2016

tersaji pada tabel berikut ini:

Page 116: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 116

Tabel 2.88 Capaian Sasaran 6 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Pertumbuhan ekonomi/%

5,4 5,31* 98,33%

2. Indeks Gini/Indeks

≤ 0,40 0,45 87,50%

Rata-rata Capaian Kinerja 92,91%

Predikat Kinerja Sangat

Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Pada sasaran meningkatnya pertumbuhan ekonomi, indikator

kinerjanya tidak dapat dicapai disebabkan antara lain, ada beberapa

sub sektor di sektor pertanian, sektor industri dan sektor pengadaan

listrik dan gas mengalami sedikit penurunan produksi. Begitu pula

indikator sasaran indeks Gini juga tidak dapat memenuhi target,

diduga disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan pendapatan kelompok

masyarakat berpenghasilan menengah lebih cepat dibandingkan

dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah,

sehingga gap antara kelompok pendapatan rendah dengan kelompok

pendapatan tinggi semakin lebar.

Dalam hal capaian kinerja, rata-rata capaian kinerja adalah 92,91%

predikat kinerja sangat tinggi. Dengan demikian, pencapaian/realisasi

kinerja capaian sasaran tersebut telah berada di atas persyaratan

minimal kelulusan penilaian kinerja namun tidak mencapai target yang

telah ditentukan.

Sasaran 7: Meningkatnya Daya Saing Sektor Pariwisata,

Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian

Sasaran ini terdiri dari beberapa indikator kinerja sebagaimana

terlihat dalam tabel berikut ini:

Page 117: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 117

Tabel 2.89. Capaian Sasaran 7 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Lama tinggal wisatawan/hari

Wisnus 1,63

Wisman 2,00

Wisnus 1,67

Wisman 2,05

102,45%

102,50%

2. Jumlah kunjungan wisatawan/orang

4.117.000 Orang

5.323.685 orang

129,30%

3. Nilai ekspor/US$ 42.000.000 33.488.303,36 79,73%

4. Persentase peningkatan produksi

pertanian dan perikanan/%

3,26 (2,21) (65,00)%

5. Nilai Tukar Petani/nilai

111,65 108,23 96,93%

6. Persentase peningkatan nilai produksi

industri/%

2,7% 2,79% 103,33%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 78,46%

Predikat Kinerja Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian kinerja

adalah 78,46% dengan predikat kinerja tinggi. Dengan demikian,

pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran tersebut telah mencapai

target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan penilaian

kinerja. Namun demikian dari 6 indikator sasaran yang ada, 3 indikator

kinerja sasaran tidak mencapai target yakni nilai ekspor, persentase

peningkatan produksi pertanian dan perikanan, serta persentase nilai

tukar petani (NTP).

Sasaran 8 :Meningkatnya Kesempatan Kerja

Indikator kinerja sasaran ini adalah tingkat pengangguran terbuka,

dimana target pada tahun 2016 adalah 6%. Realisasinya sebesar

5,82%, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sangat tinggi, karena

bernilai 103%. Hal tersebut terlihat dalam tabel berikut ini:

Page 118: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 118

Tabel 2.90 Capaian Sasaran 8 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Tingkat Pengangguran

Terbuka/%

6,00 5,82 103,00%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 103,00%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi

Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan hasil tersebut di atas, pencapaian/realisasi kinerja

capaian sasaran tersebut telah mencapai target dan berada di atas

persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.

Sasaran 9: Meningkatnya Prasarana dan Sarana Perekonomian

Sasaran ini terdiri dari dua indikator kinerja yaitu persentase

prasarana dan sarana perkonomian yang berkualitas dan persentase

jalan dan jembatan dalam kondisi mantab. Indikator kinerja, target,

dan realisasi serta tingkat capaian terlihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.91

Capaian Sasaran 9 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Persentase

prasarana dan sarana perekonomian

yang berkualitas/%

65,99 67,97 103,00%

2. Persentase jalan dan jembatan dalam kondisi

mantap

65,25 73,14 112,09%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 107,55%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi

Sumber: Bappeda, 2017

Page 119: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 119

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian kinerja

adalah 107,55% dengan predikat kinerja sangat tinggi. Dengan

demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran tersebut telah

mencapai target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan

penilaian kinerja.

Sasaran 10: Menurunnya Kemiskinan

Indikator kinerja dari sasaran ini adalah Persentase KK miskin.

Pada tahun 2016 ditargetkan 10,69% dan terealisasi 10,64%. Dengan

demikian capaian kinerja adalah 100,46%.

Tabel 2.92 Capaian Sasaran 10 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator

Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat

Capaian Kinerja

1. Persentase KK miskin/%

10,69 10,64 100,46%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 100,46%

Predikat Kinerja Sangat

Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, sasaran ini rata-rata

capaian kinerja adalah 100,46% dengan predikat kinerja sangat tinggi.

Dengan demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran

tersebut telah memenuhi target dan berada di atas persyaratan minimal

kelulusan penilaian kinerja.

Sasaran 11: Meningkatnya Kapasitas Masyarakat Dalam

Pengurangan Resiko Bencana.

Sasaran ini terdiri dari 1 indikator kinerja yakni jumlah lembaga

tangguh bencana dengan target 21 desa dan 36 sekolah. Dari target

tersebut realisasi jumlah lembaga tangguh bencana adalah 24 desa dan

40 sekolah sehingga tingkat capaian kinerjanya adalah 112,70%

dengan predikat kinerja sangat tinggi. Dengan demikian,

pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada

di atas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja. Selanjutnya,

capaian sasaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 120: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 120

Tabel 2.93 Capaian Sasaran 11 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No

Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Jumlah lembaga

tangguh bencana/ Desa

dan sekolah

21 desa dan 36

sekolah

24 desa dan 40

sekolah

114,28% dan

111,11%

Rata-rata capaian kinerja (%) 112,70%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi

Sumber: Bappeda, 2017

.

Sasaran 12 :Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup

Sasaran ini terdiri dari 3 indikator kinerja yakni Indeks

Pencemaran Air Sungai dengan target nilai 42, Indeks Pencemaran

Udara dengan target nilai 40,00 dan Indeks Tutupan Hutan dengan

target nilai 32,25. Dari target tersebut pada tahun 2016 diperoleh

perhitungan bahwa Indeks Pencemaran Air Sungai mencapai 42, Indeks

Pencemaran Udara sebesar 87,07 dan Indeks Tutupan Hutan adalah

33,95. Target yang tercapai adalah indikator Indeks Pencemaran Air

Sungai dan Indeks Tutupan Hutan, sedangkan Indeks Pencemaran

Udara tidak tercapai, karena angkanya sebesar 87,07, yang berarti

kualitas udara lebih buruk daripada yang ditargetkan. Selanjutnya

capaian sasaran ini berdasarkan indikator kinerjanya dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 2.94

Capaian Sasaran 12 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. IPA=Indeks

Pencemaran Air Sungai/nilai

42,00 42,00 100,00%

2. IPU=Indeks Pencemaran Udara/nilai

40,00 87,07 45,94%

Page 121: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 121

No Indikator

Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat

Capaian Kinerja

3. ITH=Indeks

Tutupan Hutan/nilai

32,25 33,95 105,27%

Rata-rata capaian kinerja (%) 83,73%

Predikat Kinerja Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Sasaran 13: Meningkatnya Perlindungan Terhadap Perempuan dan

Anak

Sasaran ini terdiri dari satu indikator kinerja. Indikator, target,

realisasi dan capaian kinerja tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.95 Capaian Sasaran 13 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Persentase penurunan

kasus kekerasan terhadap

perempuan dan anak/%

1% 7,4% 740,00%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 740,00%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi

Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian kinerja

adalah 740,00% dengan predikat kinerja sangat tinggi. Dengan

demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran tersebut telah

mencapai target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan

penilaian kinerja.

Sasaran 14 Meningkatnya Kerukunan Masyarakat

Indikator kinerja sasaran ini adalah jumlah konflik SARA.

Pencapaiannya disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 122: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 122

Tabel 2.96 Capaian Sasaran 14 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian Kinerja

1. Jumlah konflik sara/

kasus

≤ 5 kasus

0 200%

Rata-rata capaian kinerja (%) 200%

Predikat Kinerja Sangat Tinggi

Sumber: Bappeda, 2017

Berdasarkan indikator kinerja sasaran, rata-rata capaian kinerja

adalah 200,00% dengan predikat kinerja sangat tinggi. Dengan

demikian, pencapaian/realisasi kinerja capaian sasaran tersebut telah

mencapai target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan

penilaian kinerja.

Sasaran 15: Meningkatnya Apresiasi dan Peran Serta Masyarakat

Dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya

Sasaran ini mempunyai indikator kinerja tunggal, yakni persentase

warisan budaya. Pada tahun 2016 ditargetkan 23,80% dan terealisasi

23,87%, sehingga capaian kinerja mencapai 100,29%. dengan predikat

kinerja sangat tinggi. Dengan demikian, pencapaian/realisasi kinerja

capaian sasaran tersebut telah mencapai target dan berada di atas

persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja. Selengkapnya tersaji

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.97 Capaian Sasaran 15 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

Tahun I (2016) Berdasarkan Indikator Kinerja Sasaran

No Indikator Kinerja/Satuan

Target Realisasi Tingkat Capaian

Kinerja

1. Persentase

pelestarian warisan budaya/%

23,80 23,87 100,29%

Rata-rata Capaian Kinerja (%) 100,29%

Predikat Kinerja Sangat

Tinggi Sumber: Bappeda, 2017

Page 123: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 123

2.2.2. Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun

2016.

Di dalam RKPD 2016 disebutkan bahwa Kabupaten Sleman pada

tahun 2016 mempunyai 9 (sembilan) prioritas pembangunan yang

dijabarkan menjadi 18 (delapan belas) sasaran. Selengkapnya, prioritas

dan sasaran pembangunan tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.98

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sleman Tahun 2016

NO Prioritas Sasaran

1 Meningkatkan

ketentraman, dan ketertiban

1. Meningkatnya perlindungan terhadap

perempuan dan anak

2. Meningkatnya kenyamanan dan ketertiban umum

3. Meningkatnya kapasitas masyarakat

dalam mitigasi bencana

2 Meningkatkan tata kelola

pemerintahan yang bersih dan efektif serta kualitas pelayanan publik

4. Kategori hasil evaluasi pelaksanaan

reformasi birokrasi

5. Meningkatnya Kapasitas Aparatur

3 Pemerataan pembangunan sampai ke

tingkat desa

6. Menurunnya ketimpangan sosial dan ekonomi

7. Mengembangkan energi alternatif

4 Memperkuat penegakan hukum

8. Kesesuaian pembentukan peraturan perundang-undangan daerah dengan undang-undang yang mengaturnya

9. Meningkatnya kinerja PPNS

5 Meningkatkan kualitas hidup manusia dan

masyarakat

10. Meningkatnya IPM dan IPG

11. Meningkatnya kualitas lingkungan

hidup

6 Meningkatkan produk dan produktivitas rakyat

dan daya saing di pasar internasional

12. MeningkatnyaPertumbuhanekonomi

13. Meningkatnya daya saing ekonomi daerah

Page 124: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 124

NO Prioritas Sasaran

14. Meningkatnya prasarana dan sarana

perekonomian

7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan Menggerakan sektor-

sektor strategis ekonomi Lokal

15. Meningkatnya kontribusi sektor-sektor ekonomi lokal

8

Meningkatkan kualitas pendidikan karakter

16. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter

dalam Pendidikan

9 Meningkatkan kerukunan masyarakat dengan mengangkat kebudayaan

lokal

17. Meningkatnya kerukunan masyarakat

18. Meningkatnya apresiasi dan peran

serta masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya

Sumber: Bappeda, 2016

Jumlah anggaran untuk melaksanakan 9 prioritas pembangunan

di Kabupaten Sleman mencapai Rp1.188.716.472.210,00 atau 96,63%

dari Rp1.230.058.754.280,00 yang dianggarkan di RKPD dimana

serapan anggaran oleh seluruh SKPD hingga Bulan Desember 2016

(triwulan IV) mencapai Rp1.079.674.757.520,00 atau sekitar 90,83%

terhadap APBD dan 87,77% terhadap RKPD. Capaian ini tergolong

sangat tinggi dibandingkan dengan APBD dan tinggi bila dibandingkan

dengan RKPD. Sedangkan untuk realisasi kinerjanya juga masuk ke

dalam kategori sangat tinggi yaitu mencapai 99,76 pada posisi kisaran

91% ≤ 100%.

Page 125: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 125

Gambar 2.4 Grafik Jumlah Program Pembangunan Tahun 2016 Per Prioritas Pembangunan

Sumber: Bappeda, 2016

Di dalam RKPD 2016 terdapat 203 program. Dalam pelaksanaan

RKPD 2016, jumlah program terbanyak ada pada prioritas (5)

meningkatkan kualitas hidup masyarakat, prioritas (2) meningkatkan

tata kelola pemerintahan yang bersih dan efektif, prioritas (7)

mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi lokal dan prioritas (6) meningkatkan produk dan

produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

Page 126: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 126

Gambar 2.5 Grafik Perbandingan Jumlah Anggaran APBD dan RKPD

Tahun 2016 Per Prioritas Pembangunan Sumber: Bappeda, 2016

Dari grafik di atas tampak bahwa dari usulan RKPD maupun

dalam pelaksanaan APBD, alokasi anggaran paling besar adalah untuk

melaksanakan prioritas (5) meningkatkan kualitas hidup masyarakat,

prioritas (2) meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan

efektif, dan prioritas (6) Meningkatkan produk dan produktivitas rakyat

dan daya saing di pasar internasional. Sementara itu prioritas (1)

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban, prioritas (3) Pemerataan

pembangunan sampai ke tingkat desa, prioritas (4) Memperkuat

penegakan hukum, prioritas (7) Mewujudkan kemandirian ekonomi

dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi Lokal; dan

prioritas (9) Meningkatkan kerukunan masyarakat dengan mengangkat

kebudayaan lokal memperoleh pagu anggaran lebih sedikit ( kelima

prioritas total hanya 10%) dibandingkan dengan prioritas lainnya.

Prioritas (2) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih

dan efektif dan kualitas pelayanan publik, prioritas (5) Meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, prioritas (6) Meningkatkan produk dan

Page 127: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 127

produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional merupakan

prioritas yang mendapatkan alokasi dana dalam APBD cukup besar,

dengan total anggaran dari ke 3 prioritas tersebut masing-masing lebih

dari 20% dan mencapai 82% dari total APBD yang ada.

Prioritas (2) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih

dan efektif dan kualitas pelayanan publik merupakan prioritas yang

berhubungan dengan tata kelola pemerintahan yang dilaksanakan oleh

seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten Sleman. Oleh

karena itu, prioritas ini memiliki jumlah anggaran yang cukup besar

dan didukung dengan jumlah program/kegiatan yang sangat banyak.

Dibandingkan dengan prioritas lainnya, prioritas (3) Pemerataan

Pembangunan Sampai ke Tingkat Desa memiliki tingkat serapan

anggaran paling tinggi (94,89%). Sampai dengan triwulan IV ( bulan

Desember 2016) serapan anggaran seluruh prioritas mencapai

90,83%.

Faktor pendorong keberhasilan pelaksanaan RKPD tahun 2016 di

Kabupaten Sleman antara lain adalah :

1. Peraturan perundang-undangan tersedia

2. Penjadwalan kegiatan dan kegiatan dilaksanakan sesuai rencana

3. Dokumen Pelaksanaan Anggaran ditetapkan tepat waktu

4. Personil mencukupi, baik kualitas maupun kuantitas

5. Koordinasi dengan pihak terkait bisa optimal dan komitmen dari

tim pelaksana

6. Pemberian kewenangan oleh Bupati terhadap Penyelenggaraan

Perizinan di kecamatan.

7. Sarana dan Prasarana sesuai Standar Minimal

8. SOP Pelayanan

9. Tersedia media komunikasi dan informasi

Faktor penghambat keberhasilan pelaksanaan RKPD sampai

dengan triwulan IV di Kabupaten Sleman antara lain :

a. Berlakunya UU nomor 23 tahun 2014 yang mengatur ketentuan

penerima hibah dan penerima hibah perorangan tidak

diperkenankan untuk kelompok yang belum berbadan hukum.

Page 128: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 128

b. Frekwensi Perubahan Peraturan Pusat yang sangat tinggi

c. Kegiatan bersifat antisipasi untuk pendampingan kegiatan di pusat

d. Perkiraan harga melebihi SHBJ

e. Kegiatan bersifat antisipasi untuk penjagaan konflik

f. Pedoman kegiatan dan peraturan pelaksana belum turun

g. Tidak tersedianya barang yang dibutuhkan dalam E-Katalog

h. Gagal lelang

i. Tidak adanya kegiatan penerimaa CPNS

j. Dobel penganggaran pada uang transport dan BBM

Secara ringkas, Evaluasi RKPD 2016 sampai dengan Tri Wulan IV

dapat dilihat secara lengkap sebagai berikut:

Page 129: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 129

No Prioritas Sasaran Anggaran Anggaran Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Realisasi Jml Jml SKPD

RKPD APBD Capaian Capaian Capaian Capaian S/d Triwulan % (APBD) % (RKPD) Capaian Prog. Keg. Pengampu

Rp (000) Rp (000) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Terakhir Rp.(000) Kinerja

1 Meningkatkan

ketentraman dan

ketertiban

-Meningkatnya perlindungan

terhadap perempuan dan anak

29.903.598,03 29.296.644,23 1.723.070,40 5,88% 5,76% 17,62% 4.206.220,82 14,36% 14,07% 26,51% 4.280.603,16 14,61% 14,31% 22,86% 15.453.172,25 52,75% 51,68% 31,42% 25.663.066,63 87,60% 85,82% 98,41% 16 DPUP, BAPPEDA,

DISHUBKOMINFO, BKBPMPP,

DISNAKER

-Meningkatnya kenyamanan dan

ketertiban umum

BPBD, SATPOL PP, KESBANG,

Din. PASAR, 17 Kecamatan

-Meningkatnya keikutsertaan

masyarakat dalam mitigasi

bencana

2 Meningkatkan tata

kelola pemerintahan

yang bersih dan

efektif dan kualitas

pelayanan publik

Kategori hasil evaluasi

pelaksanaan reformasi birokrasi

298.870.986,42 282.026.446,44 25.868.896,87 9,17% 8,66% 20,39% 52.157.878,72 18,49% 17,45% 27,03% 51.983.833,41 18,43% 17,39% 24,36% 111.186.636,21 39,42% 37,20% 28,53% 241.197.245,21 85,52% 80,70% 100,32% 40 47 SKPD

Meningkatnya kapasitas

aparatur

meningkatnya penerapan e-gov

3 Pemerataan

pembangunan sampai

ke tingkat desa

Menurunnya ketimpangan sosial

dan ekonom

16.668.754,89 10.804.429,54 722.209 6,68% 4,33% 13,88% 3.471.231,57 32,13% 20,82% 32,46% 2.309.438,78 21,37% 13,85% 29,29% 3.749.765,38 34,71% 22,50% 23,20% 10.252.644,78 94,89% 61,51% 98,84% 10 DISNAKER, SETDA,

DISPERINDAGKOP, Din.

PASAR, BKBPMPP, Din.

BUDPAR, Din. SDAEM

Mengembangkan energi

alternatif

Kecamatan

4 Memperkuat

penegakan hukum

Kesesuaian pembentukan

peraturan perundang-undangan

daerah dengan undang-undang

yang mengaturnya

30.763.308,98 29.458.159,58 4.432.918,22 15,05% 14,41% 14,33% 5.531.266,49 18,78% 17,98% 33,67% 5.651.346,59 19,18% 18,37% 23,69% 7.020.271,80 23,83% 22,82% 26,98% 22.635.803,12 76,84% 73,58% 98,67% 6 Dinkes, Dishubkominfo, BLH,

DISNAKER, DISPERINDAGKOP,

DISBUDPAR, BPBD, SATPOL

PP, KESBANG,

Meningkatnya kinerja PPNS SETDA, SETWAN, KORPRI,

Din. SDAEM, KEC.

5 Meningkatkan

kualitas hidup

masyarakat

Meningkatkan kualitas hidup

masyarakat

433.196.949,10 430.279.057,02 35.800.462 8,32% 8,26% 14,29% 85.076.750,81 19,77% 19,64% 29,00% 70.903.254,18 16,48% 16,37% 23,27% 208.010.523,00 48,34% 48,02% 32,60% 399.790.990,11 92,91% 92,29% 99,16% 46 Dinkes, RSUD,

DISPERINDAGKOP, SETDA,

DPUP, BAPPEDA, BLH, Din.

SDAEM, DISBUDPAR

Meningkatnya kualitas

lingkungan hidup

Din. SDAEM

Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran

Total

Tabel 3.1 Rekapitulasi Evaluasi Hasil RKPD Tri Wulan IV Kab. Sleman Tahun 2016

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Tabel 2.99. Rekapitulasi Evaluasi Hasil RKPD Triwulan IV Tahun 2016

Page 130: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 130

No Prioritas Sasaran Anggaran Anggaran Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata Realisasi Jml Jml SKPD

RKPD APBD Capaian Capaian Capaian Capaian S/d Triwulan % (APBD) % (RKPD) Capaian Prog. Keg. Pengampu

Rp (000) Rp (000) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Rp (000) % (APBD) % (RKPD) Kinerja (%) Terakhir Rp.(000) Kinerja

6 Meningkatkan produk

dan produktivitas

rakyat dan daya saing

di pasar internasional

Meningkat-nya Pertumbuhan

ekonomi

274.812.210,11 267.179.985,75 2.602.677 0,97% 0,95% 12,86% 38.408.060,01 14,38% 13,98% 24,47% 70.044.237,31 26,22% 25,49% 27,00% 142.454.858,99 53,32% 51,84% 35,74% 253.509.833,01 94,88% 92,25% 100,07% 30 DPUP, Dinas SDAEM,

BAPPEDA, DISPERINDAGKOP,

DISBUDPAR, SETDA, DPKAD,

Din. PASAR, DISNAKER,

BPMPPT, BKBPMPP, BPMPPT,

DISBUDPAR, SETDA

Meningkat-

nya daya

saing

ekonomi

daerah

Meningkat-

nya

prasarana

dan sarana

perekonomi-

an

7 Mewujudkan

kemandirian ekonomi

dengan menggerakan

sektor-sektor strategis

ekonomi Lokal

Meningkatnya kontribusi sektor-

sektor ekonomi lokal

36.077.969,32 33.116.462,22 1.332.354,95 4,02% 3,69% 11,46% 8.878.206,22 26,81% 24,61% 34,11% 10.253.882,42 30,96% 28,42% 26,64% 10.091.689,75 30,47% 27,97% 27,79% 30.556.133,34 92,27% 84,69% 100,00% 31 DIPERTA, BKBPMPP,

DISPERINDAGKOP,

DISBUDPAR, BPMPPT

8 Meningkatkan

kualitas pendidikan

karakter

Mengintegrasikan nilai-nilai

karakter dalam pendidikan

93.667.677,30 90.927.382,30 2.393.826,25 2,63% 2,56% 17,60% 27.741.864,98 30,51% 29,62% 26,24% 17.035.603,99 18,74% 18,19% 30,48% 34.196.783,93 37,61% 36,51% 25,48% 81.368.079,15 89,49% 86,87% 99,80% 22 DIKPORA, SETDA, BKD,

BKBPMPP, DPUP, DISNAKER,

SETDA, KORPRI, BKBPMPP,

KPD

9 Meningkatkan

kerukunan

masyarakat dengan

mengangkat

kebudayaan lokal

Meningkatnya kerukunan

masyarakat

16.097.300,15 15.627.905,15 506.888,75 3,24% 3,15% 12,70% 5.835.407,98 37,34% 36,25% 29,47% 4.392.533,20 28,11% 27,29% 34,40% 3.966.132,25 25,38% 24,64% 22,03% 14.700.962,18 94,07% 91,33% 98,60% 7 DISBUDPAR, KPD, KESBANG,

SETDA, KECAMATAN

Meningkatnya apresiasi dan

peran serta masyarakat dalam

pengembangan dan pelestarian

budaya

Jumlah Anggaran Program Prioritas 1.230.058.754,28 1.188.716.472,21 75.383.303,33 6,34% 6,13% 15,02% 231.306.887,60 19,46% 18,80% 29,22% 236.854.733,04 19,93% 19,26% 26,89% 536.129.833,55 45,10% 43,59% 28,20% 1.079.674.757,52 90,83% 87,77% 99,76% 208

Sangat Sangat

Tinggi Tinggi Tinggi

Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran

TotalTriwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Page 131: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 131

Hasil Evaluasi dituangkan berdasarkan capaian kinerja program dan

kegiatan pada urusan wajib dan urusan pilihan.

a. Urusan Wajib Pendidikan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pendidikan sebe

sar Rp95.986.413.905,00 realisasi Rp86.236.415.577,00 atau 92,01%.

Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah

sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran anggaran sebesar

Rp7.443.640.000,00 realisasi Rp7.090.670.210,00 atau sebesar 95,26%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur anggaran

sebesar Rp1.817.990.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp1.755.276.294,00 atau 96,55%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur anggaran

sebesar Rp292.215.255,00 realisasi Rp284.209.550,00 atau 97,26%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan anggaran sebesar Rp403.383.625,00 realisasi

Rp373.325.625,00 atau 92,55%.

5) Program Pendidikan Anak Usia Dini anggaran sebesar

Rp3.817.764.025,00 realisasi Rp 3.303.345.320,00 atau 86,53%.

6) Program Wajib Belajar Sembilan Tahun angaran sebesar

Rp32.703.312.475,00 realisasi Rp30.927.434.484,00 atau 94,57%.

7) Program Pendidikan Menengah anggaran sebesar Rp7.146.651.725,00

realisasi Rp6.799.588.752,00 atau 95,14%.

8) Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal anggaran

sebesar Rp1.487.918.800,00 realisasi Rp1.376.981.125,00 atau

92,54%.

9) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

anggaran sebesar Rp29.665.036.975,00 realisasi

Rp24.181.945.807,00 atau 81,52%.

Page 132: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 132

10) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan anggaran sebesar

Rp9.138.403.800,00 realisasi Rp8.291.675.735,00 atau 90,73%.

11) Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru anggaran sebesar

Rp2.070.097.225,00 realisasi Rp1.851.962.675,00 atau 89,46%.

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan

wajib pendidikan serta solusi yang telah diupayakan adalah sebagai

berikut:

1) Pada jenjang SD kekurangan guru kelas SD Negeri sejumlah 544

orang. Pada jenjang SMP khususnya guru mata pelajaran juga

beberapa mengalami kekurangan yaitu untuk guru mata pelajaran

Agama Islam kurang 8 orang, PKN kurang 8 orang, Bahasa Inggris

kurang 5 orang, IPS kurang 14 orang, Pendidikan Jasmani kurang 15

orang, Bimbingan Konseling kurang 19 orang, Bahasa Jawa kurang

13 orang dan TIK kurang 14 orang. Sementara di sisi lain mata

pelajaran tertentu justru kelebihan guru. Untuk solusinya bagi guru

mata pelajaran yang kelebihan jumlahnya maka untuk mendapatkan

jam mengajar sesuai dengan ketentuan seminggu 24 jam, para guru

tersebut mengajar di sekolah swasta atau sekolah lainnya. Bagi mata

pelajaran yang kekurangan guru, maka satu-satunya jalan adalah

dengan tetap mengoptimalkan keberadaan GTT. Solusinya antara lain

mengoptimalkan tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) dan telah

dianggarkan bantuan sebesar Rp250.000,00/orang/bulan.

2) Kurangnya jumlah tenaga kependidikan sesuai Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan. Hingga

saat ini untuk sekolah SD Negeri baru memiliki tenaga kependidikan

3 orang sementara jumlah SD Negeri di Kabupaten Sleman ada 377

sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMP baru tersedia 192 orang

tenaga kependidikan sehingga masih kurang 229 orang, agar sesuai

dengan jumlah rombongan belajar yang ada. Solusi dari

permasalahan ini maka masing-masing sekolah mengangkat PTT

Page 133: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 133

untuk membantu kelancaran pelayanan pendidikan di masing-

masing sekolah. Untuk itu maka Pemerintah Daerah telah

mengalokasikan anggaran RP200.000/bulan bagi PTT.

3) Kekurangan pengawas dan penilik yang menyebabkan kurangnya

supervisi dan kepengawasan di sekolah. Berdasarkan regulasi bahwa

untuk Pengawas SD rasionya adalah 1:10 artinya 1 pengawas

mengampu 10 Satuan Pendidikan. Saat ini Dikpora memiliki 17

pengawas SD dan memiliki 10 pengawas TK. Jika ingin ideal maka

sesungguhnya Dikpora masih kekurangan pengawas TK sebanyak 26

dan pengawas SD 18 orang. Sedangkan untuk Pengawas SMP

rasionya adalah 1 Pengawas Mata Pelajaran akan mengawasi 40-60

guru mata pelajaran Kondisi saat ini yang kekurangan pengawas

adalah untuk mata pelajaran IPA kurang 1 pengawas, Pendidikan

Jasmani kurang 2 pengawas, BK kurang 2 pengawas, Seni Budaya

kurang 1 pengawas. Untuk mata pelajaran lainnya sudah mencukupi.

Untuk mengatasi kekurangan pengawas ini maka solusinya dengan

mengoptimalkan pengawas yang sudah ada.

b. Urusan Wajib Kesehatan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kesehatan

sebesar Rp371.793.127.444,00 realisasi Rp350.004.579.804,00 atau

87,22%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah

sebagai berikut:

1. Program Administrasi perkantoran anggaran sebesar

Rp2.194.940.025,00 realisasi Rp1.921.482.296,00 atau 87,54%;

2. Program Peningkatan sarana prasarana aparatur anggaran sebesar

Rp1.542.446.675,00 realisasi Rp1.265.430.284,00 atau 82,04%;

3. Program peningkatan kapasitas SDM anggaran Rp551.643.400,00

terealisasi Rp463.315.000,00 atau 83,99%;

Page 134: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 134

4. Program peningkatan pengembangan sistem perencanaan, laporan

capaian kinerja dan keuangan anggaran Rp195.905.500,00 realisasi

Rp186.819.500,00 atau 95,36% ;

5. Program obat dan pembekalan masyarakat anggaran

Rp5.779.020.250,00 realisasi Rp5.507.488.983,00 atau 95.30%;

6. Program upaya kesehatan masyarakat anggaran

Rp149.296.801.125,00 realisasi Rp143.505.937.228,00 atau 96,12%;

7. Program pengawasan obat dan makanan Rp509.768.500,00 realisasi

Rp393.700.000,00 atau sebesar 77,23%;

8. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat anggaran

Rp1.317.288.000,00 realisasi Rp1.315.035.200,00 atau sebesar

86,16%;

9. Program perbaikan gizi masyarakat anggaran Rp1.891.345.450,00

realisasi Rp1.771.125.300,00 atau sebesar 93,64%;

10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat anggaran

Rp104.020.950,00 realisasi Rp101.400.950,00 atau sebesar 97,48%;

11. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular anggaran

Rp2.448.943.800,00 realisasi Rp2.143.552.421,00 atau sebesar 87,21%;

12. Program Standarisasi pelayanan kesehatan anggaran

Rp1.096.706.000,00 realisasi Rp470.650.271,00 atau sebesar 42,91%;

13. Program pengadaan sarana prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/rumah sakit paru paru dan rumah sakit mata anggaran

Rp53.060.813.341,00 realisasi Rp53.214.289.389,00 atau sebesar 98,40%;

14. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan balita anggaran

Rp88,569.900,00 realisasi Rp82.809.590,00 atatu sebesar 93,50% ;

15. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia anggaran

Rp34.457.500,00 realisasi Rp33.657.500,00 atau sebesar 97,68%;

16. Program peningkatan kesehatan makanan anggaran Rp23.791.500,00

realisasi Rp18.152.800,00 atau 76,30%;

Page 135: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 135

17. Program peningkatan pelayanan kesehatan anggaran

Rp151.656.665.528,00 realisasi Rp138.789.733.892,00 atau

91,52%.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelengaraan urusan wajib

Kesehatan dan upaya solusinya adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya penyakit degeneratif pada usia lansia, solusi yang

dilakukan adalah dengan melakukan promosi dan informasi sadar

hidup sehat melalui media informasi (iklan layanan masyarakat) dan

kegiatan penyuluhan pola hidup sehat serta sosialisasi pemanfaatan

sarana prasarana kesehatan;

2) Masih adanya kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sleman .

Solusi yang ditempuh adalah membentuk Desa Bebas Narkoba,

Satgas Anti Narkoba dan deklarasi desa bebas narkoba bekerja sama

dengan Karang Taruna yang meliputi Lumbungrejo, Tridadi,

Margoagung, Condongcatur, Sardonoharjo, Sendangtirto,

Tirtomartani, Sendangsari dan Sumberadi, dan SMP/MTS dan

SMA/SMK. Kegiatan meliputi penyuluhan dari Polres, Puskesmas

dan pendampingan, pembentukan satgas anti narkoba di desa-desa

dan pembentukan Desa Bebas Narkoba, serta screening

penyalahgunaan napza dengan promosi bahaya penggunaan napza

melalui radio, leaflet, banner;

3) Masih adanya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten

Sleman dan endemis nasional. Hal ini terjadi karena sebagian besar

wilayah Kabupaten Sleman merupakan daerah endemis. Solusi yang

dilaksanakan dengan melakukan fogging focus, pembinaan

pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) DBD mandiri, melakukan

gerakan 3 M Plus yaitu (menguras, menutup, mengubur dan

menghindari gigitan nyamuk) dengan ikanisasi dan pemberian

Larvasida seperti abate, membentuk Tim Pokjanal DBD-PSN dengan

gerakan jumat bersih, Pemantauan Jentik Berkala (PJB) kecamatan-

Page 136: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 136

kecematan endemis tinggi (Kalasan, Depok, Gamping, Godean, dan

Mlati) sosialisasi PHBS, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat, dan bekerjasama dengan

Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan menggunakan nyamuk Aedes

aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia untuk

menghambat perkembangan replikasi virus Dengue pada nyamuk

tersebut;

4) Jumlah jenis ketenagaan/keahlian tertentu, sarana dan prasarana

bidang kesehatan belum sesuai dengan permenkes Nomor 56 tahun

2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit yang meliputi

dokter sub spesialis jantung, paru, bedah syaraf, bedah vaskuler,

patologi anantomi, forensik, sarana medis penunjang media yang

belum membantu dalam penegakan diagnosa. Solusi untuk

menyelesaikan SDM di rumah sakit yaitu bekerja sama dengan

lembaga pendidikan (UGM), RSUP Sardjito untuk mengisi kebutuhan

tenaga teknis tertentu walaupun sifatnya sementara dan

mengusulkan ke Badan Kepegawaian Daerah untuk mengikuti

program spesialis/sub spesialis yang dibutuhkan.

c. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pekerjaan umum

sebesar Rp222.122.996.827,00 realisasi Rp207.774.292.012,00 atau

93,54%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah

sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp1.300.340.825,00 realisasi Rp1.091.789.340,00 atau 83,96%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

sebesar Rp3.335.230.000,00 realisasi Rp2.965.652.356,00 atau

88,92%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp98.835.875,00 realisasi Rp87.736.300,00 atau 88,77%.

Page 137: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 137

4) Program Peningkatan Pengembangan, Sistem Perencanaan, Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp352.022.525,00

realisasi Rp325.467.685,00 atau 92,46%.

5) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, anggaran sebesar

Rp47.833.752.500,00 realisasi Rp46.084.778.600,00 atau 96,34%.

6) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong, anggaran

sebesar Rp15.680.104.500,00 realisasi Rp14.839.799.860,00 atau

94,64%.

7) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, anggaran

sebesar Rp50.420.405.932,00 realisasi Rp47.752.708.141,00 atau

94,71%.

8) Program Pembangunan Sistem Informasi/Database Jalan dan

Jembatan, anggaran sebesar Rp443.040.000,00 realisasi

Rp422.414.000,00 atau 95,34%.

9) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan,

anggaran sebesar Rp5.957.475.000,00 realisasi Rp5.625.314.000,00

atau 94,42%.

10) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan

Jaringan Pengairan lainnya, anggaran sebesar 39.848.271.945,00

realisasi 37.547.954.568,00 atau 94,23%.

11) Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku, anggaran sebesar

Rp729.766.000,00 realisasi Rp456.841.500,00 atau 62,60%.

Prosentase penyerapan anggaran kecil karena tidak terlaksananya

pembelian mesin penggerak produksi pompa air.

12) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, danau

dan sumber daya air lainnya, anggaran sebesar Rp7.770.754.125,00

realisasi Rp6.866.682.025,00 atau 88,37%.

13) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah, anggaran sebesar 12.893.508.400,00 realisasi

Rp12.248.647.897,00 atau 95,00%.

Page 138: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 138

14) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, anggaran sebesar

Rp7.709.447.150,00 realisasi Rp7.096.725.100,00 atau 92,05%.

15) Program Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Pemerintah,

anggaran sebesar Rp27.286.659.450,00 realisasi

Rp23.996.409.350,00 atau 87,94%.

16) Program Pembinaan Jasa Konstruksi, anggaran sebesar

Rp463.382.600,00 realisasi Rp365.371.290,00 atau 78,85%.

Prosentase penyerapan anggaran kecil karena alokasi perjalanan

dinas yang tidak dicairkan.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan wajib

Pekerjaan Umum adalah

1. Kondisi jalan rusak masih 12,54% dikarenakan jalan rusak akibat

curah hujan tinggi dan berkepanjangan selama tahun 2016.

Solusinya perbaikan dan pembangunan secara intensif jalan beserta

sarana pendukung lainnya, termasuk sistem drainase jalan yang

lebih baik.

2. Belum semua bangunan menyediakan fasilitas untuk kaum difabel.

Solusinya dengan sosialisasi dan mewajibkan pendirian bangunan

untuk kepentingan umum harus memfasilitasi kaum difabel.

d. Urusan Wajib Perumahan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perumahan sebesar

Rp19.924.757.100,00 realisasi Rp17.779.914.115,00 atau 89,24%. Secara

rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Perumahan, anggaran sebesar

Rp15.841.929.100,00 realisasi Rp14.062.716.300,00 atau 88,77%.

2) Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial, anggaran

sebesar Rp1.080.000.000,00 realisasi Rp923.125.200,00 atau

85,47%.

3) Program Pengelolaan Areal Pemakaman, anggaran sebesar

Rp3.002.828.000,00 realisasi Rp2.794.072.615,00 atau 93,05%.

Page 139: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 139

Permasalahan yang dijumpai didalam penyelenggaraan urusan

perumahan beserta solusi yang diambil adalah sebagai berikut:

1) Masih terdapat kawasan kumuh 0,282%, solusinya menyusun RPP

(Rencana Penataan Permukiman) dan DTPL (Dokumen Teknis

Penataan Lingkungan) serta dilanjutkan pembangunan secara

bertahap dengan berkerja sama dengan Pemerintah Daerah DIY dan

Pemerintah Pusat.

2) Masih terdapatnya Rumah Tidak Layak Huni, solusinya

meningkatkan bantuan bedah rumah dengan bekerja sama dengan

pemerintah pusat namun juga dengan pihak swasta.

e. Urusan Wajib Penataan Ruang

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan Urusan Penataan Ruang

sebesar Rp2.578.072.000,00, realisasi Rp2.398.897.070,00 atau 93,05%.

Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah sebagai

berikut:

1) Program Perencanaan Tata Ruang, anggaran sebesar

Rp1.132.327.500,00, realisasi Rp989.326.545,00 atau 87,37%.

2) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, anggaransebesar

Rp1.445.744.500,00, realisasi Rp1.409.570.525,00 atau 97,50%.

Permasalahan yang masih ditemukan di dalam penyelenggaraan

urusan Penataan Ruang adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat

dalam pembangunan yang sesuai tata ruang. Solusinya dengan

meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan tata ruang

wilayah serta melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan wilayah

sesuai Rancangan Detail Tata Ruang (RDTR).

f. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perencanaan

pembangunan sebesar Rp10.226.763.081,00 realisasi Rp9.364.122.421,00

atau 91,56%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program

adalah sebagai berikut:

Page 140: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 140

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp901.939.490,00 realisasi Rp839.280.182,00 atau 93,05%

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

sebesar Rp823.795.900,00 realisasi Rp746.144.230,00 atau 90,57%

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, anggaran

sebesar Rp137.124.500,00 realisasi Rp119.178.000,00 atau 88,86%

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan,

Capaian Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp107.569.625,00

realisasi Rp98.291.475,00 atau 91,37%

5) Program Pengembangan data/informasi, anggaran sebesar

Rp481.841.750,00 realisasi Rp434.231.928,00 atau 90,12%

6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, anggaran sebesar

Rp5.316.469.871,00 realisasi Rp4.953.415.975,00 atau 93,17%

7) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, anggaran sebesar

Rp1.581.126.625,00 realisasi Rp1.380.813.113,00 atau 87,33%

8) Program Perencanaan Sosial Budaya, anggaran sebesar

Rp636.639.900,00 realisasi Rp585.338.850,00 atau 91,94%

9) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam,

anggaran sebesar Rp136.372.000,00 realisasi Rp121.042.628,00 atau

88,76%

10) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana,

anggaran sebesar Rp106.883.420,00 realisasi Rp86.386.040,00 atau

sebesar 80,82%

Permasalahan yang ditemukan dalam penyelenggaraan urusan wajib

Perencanaan Pembangunan dan solusi yang diupayakan adalah:

1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mangatur

perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang

terbit pada pertengahan tahun rencana atau setelah proses

perencanaan selesai, berdampak pada hasil perencanaan di daerah.

Page 141: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 141

Solusi yang dilakukan adalah konsultasi dan koordinasi dengan

Pemerintah Propinsi dan pemerintah Pusat.

2. Perencanaan di Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kabupaten Sleman Tahun 2016, belum dapat ditangkap dengan baik

dalam Rencana Kerja SKPD Tahun 2016 dikarenakan perubahan

yang terjadi di tahun berjalan.

g. Urusan Wajib Perhubungan

Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah

sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp4.044.589.000,00 realisasi Rp3.550.350.729,00 atau 87,78%,

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran sebesar

Rp1.138.830.000,00 realisasi Rp1.078.243.379,00 atau 94,68%,

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp96.570.000,00 realisasi Rp55.078.000,00 atau 57,03%,

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan, Capaian

Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp147.812.050,00 realisasi

Rp121.556.000,00 atau 82,24%,

5) Program Pembangunan Prasarana Fasilitas Perhubungan, anggaran

sebesar Rp6.403.489.625,00 realisasi Rp5.921.161.525,00 atau

92,47%,

6) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu

Lintas Angkutan, anggaran sebesar Rp2.887.651.500,00 realisasi

Rp2.271.449.670,00 atau 78,66%,

7) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, anggaran sebesar

Rp387.890.455,00 realisasi Rp378.610.850,00 atau 97,61%

8) Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan anggaran sebesar

Rp1.061.031.350,00 realisasi Rp1.042.482.550 atau 98,25%,

9) Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, anggaran sebesar

Rp2.478.956.500,00 realisasi Rp2.074.726.475,00 atau 83,69%,

Page 142: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 142

10) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor,

anggaran sebesar Rp1.107.378.750,00 realisasi Rp936.591.755,00

atau 84,58%

Masalah yang ditemukan dalam urusan wajib Perhubungan adalah

masih kurangnya sarana LPJU yang merata di jalan-jalan yang rawan

kecelakaan, solusi yang ditempuh adalah mengupayakan sarana LPJU

secara bertahap.

h. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan lingkungan hidup

sebesar Rp20.433.554.775,00 realisasi Rp18.617.853.674,00 atau 91,11%.

Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah sebagai

berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp800.920.550,00 realisasi Rp738.574.798,00 atau 92,22%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

sebesar Rp2.496.857.800,00 realisasi Rp1.828.009.798,00 atau

73,21%

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp48.356.000,00 realisasi Rp39.426.000,00 atau 81,53%.

4) Program Peningkatan, Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp179.782.000,00

realisasi Rp144.478.400,00 atau 80,36%.

5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, anggaran

sebesar Rp6.752.303.875,00 realisasi Rp6.020.045.515,00 atau

89,16%.

6) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup, anggaran sebesar Rp2.168.167.400,00 realisasi

Rp2.091.021.720,00 96,44%.

Page 143: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 143

7) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, anggaran

sebesar Rp2.529.885.750,00 realisasi Rp2.435.981.426,00 atau

96,29%.

8) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup, anggaran sebesar Rp293.429.900,00

realisasi Rp285.765.410,00 atau 97,39%.

9) Program Peningkatan Pengendalian Polusi, anggaran sebesar

Rp78.950.000,00 realisasi Rp77.725.000,00 atau 98,45%.

10) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, anggaran sebesar

Rp5.084.901.500,00 realisasi Rp4.956.825.607,00 atau 97,48%.

Beberapa permasalahan yang masih ditemukan dan solusinya terkait

penyelenggaraan urusan wajib Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut:

1) Penilaian dokumen lingkungan masih lambat, karena belum

terbentuknya Komisi Penilai Amdal di tingkat kabupaten, solusinya

perlu koordinasi yang lebih intensif untuk meminta rekomendasi

AMDAL di tingkat provinsi dan segera membentuk Komisi Penilai

Amdal di tingkat kabupaten;

2) Adanya timbunan sampah tidak pada tempatnya, karena kurangnya

kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dengan benar,

solusi yang dilakukan adalah menggalakkan sosialisasi gerakan

pengelolaan sampah mandiri di masyarakat dan penambahan sarana

dan prasarana persampahan;

3) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman kategori

waspada (<50), karena kondisi air sungai banyak tercemar dengan

Bakteri Coli, solusinya dengan sosialisasi yang intensif tentang

pengelolaan limbah dan pembangunan IPAL terutama limbah rumah

tangga dan limbah ternak;

4) Belum semua rumah tangga mempunyai sanitasi yang layak (5,66%),

solusinya pengembangan sambungan rumah dengan IPAL regional,

pembangunan IPAL komunal dan perbaikan jamban rumah tangga.

Page 144: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 144

i. Urusan Wajib Pertanahan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pertanahan sebesar

Rp3.714.795.038,00 realisasi Rp3.248.325.802,00 atau 87,44%. Secara

rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp413.240.320,00 dengan realisasi sebesar Rp344.781.068,00 atau

83,43%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

sebesar Rp215.940.000,00 realisasi Rp124.748.850,00 atau 57,77%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, anggaran

sebesar Rp21.662.000’00 realisasi Rp20.197.500,00 atau 93,24%

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan, Sistem

Pelaporan, Capaian Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar

Rp117.744.600,00 realisasi Rp103.381.000,00 atau 87,80%.

5) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah, anggaran sebesar Rp1.912.099.850,00 realisasi

Rp1.696.031.468,00 atau 88,70%

6) Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan, anggaran sebesar

Rp462.760.850,00 realisasi Rp418.645.175,00 atau 90,47%

7) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan, anggaran sebesar

Rp571.347.418,00 realisasi Rp540.540.741,00 atau 94,61%

Permasalahan yang dihadapi di dalam penyelenggaraan urusan wajib

Pertanahan adalah tingginya alih fungsi lahan di Kabupaten Sleman. Solusi

yang dilakukan adalah melalui sosialisasi terus menerus terkait regulasi

dan meningkatkan fungsi kontrol diantaranya dengan memperketat

rekomendasi ijin yang diberikan.

j. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kependudukan dan

catatan sipil sebesar Rp5.654.510.188,00 dengan realisasi sebesar

Page 145: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 145

Rp5.247.867.966,00 atau 92,81%. Secara rinci anggaran dan realisasi

masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan anggaran

sebesar Rp1.460.430.288,00 realisasi Rp1.332.418.461,00 atau

91,23%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan

anggaran sebesar Rp280.608.000,00 realisasi Rp226.221.700,00 atau

80,62%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan

anggaran Rp19.472.000,00 realisasi Rp17.743.000,00 atau 91,12%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan, Capaian

Kinerja dan Keuangan dengan anggaran Rp95.650.500,00 realisasi

Rp95.418.000,00 atau 99,76%.

5) Program Penataan Administrasi Kependudukan dengan anggaran

Rp3.798.349.000,00 realisasi Rp3.576.066.805,00 atau 94,15%.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan wajib

Kependudukan dan Catatan Sipil dan solusi yang telah diupayakan:

1. Masih banyak penduduk dengan status tinggal sementara

(khususnya mahasiswa) yang belum memproses SKTS. Solusi yang

dilakukan dengan peningkatan koordinasi dengan lembaga perguruan

tinggi;

2. Kurangnya kesiapan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan KTP

elektronik khususnya penyediaan blangko KTP. Solusi yang

dilakukan dengan pemberian surat keterangan kepada masyarakat.

k. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak sebesar Rp3.816.688.301,00 realisasi

Rp3.588.594.188,00 atau 94,02%. Secara rinci anggaran dan realisasi

masing-masing program sebagai berikut:

Page 146: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 146

1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan, anggaran sebesar Rp741.443.425,00 realisasi

Rp717.070.450,00 atau 96,71%.

2) Program Penguatan Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender dan

Anak, anggaran sebesar Rp2.356.985.975,00 realisasi

Rp2.208.618.045,00 atau 93,71%.

3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan,

anggaran sebesar Rp311.182.450,00 realisasi Rp288.717.375,00 atau

92,78%.

4) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan, anggaran sebesar Rp407.076.451,00 realisasi

Rp374.188.318,00 atau 91,92%.

Terkait penyelenggaraan urusan wajib Pemberdayaan Peremuan dan

Perlindungan Anak, masih dijumpai permasalahan berupa kasus tindak

kekerasan dalam rumah tangga, yang mana pada tahun 2016 terdapat 356

kasus tindak kekerasan dalam rumah tangga terutama terhadap

perempuan dan anak, namun sudah mengalami penurunan sebesar 183

kasus atau 33,95% dibandingkan tahun 2015 sebesar 539 kasus. Solusi

yang dilakukan adalah mengintensifkan sosialisasi tentang Undang-Undang

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Undang-Undang

Perlindungan Anak, fasilitasi terhadap lembaga-lembaga advokasi

perlindungan anak dan perempuan, dan mengintensifkan kampanye anti

kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pengembangan Kabupaten

Layak Anak, penanganan korban kekerasan seksual terhadap anak dan

perempuan serta penanganan terhadap bayi terlantar melalui UPT Pusat

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

l. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera sebesar Rp6.019.047.950,00 realisasi

Page 147: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 147

Rp5.157.937.421,00 atau 85,69%. Secara rinci anggaran dan realisasi

masing-masing program adalah sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp.1.092.208.850,00 realisasi Rp.758.981.079,00 atau 69,49%.

2) Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur, anggaran sebesar

Rp.971.800.000,00 realisasi Rp.925.515.296,00 atau 95,24%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp.54.319.825,00 realisasi Rp.53.974.825,00 atau 99,36%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem, Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp.232.576.175,00 realisasi

Rp.229.084.300,00 atau 98,50%.

5) Program Keluarga Berencana, anggaran sebesar Rp.1.457.206.575,00

realisasi Rp1.364.588.221,00 atau 93,64%.

6) Program Kesehatan Reproduksi Remaja, anggaran sebesar

Rp.198.175.475,00 realisasi Rp185.449.600,00 atau 93,58%.

7) Program Pelayanan Kontrasepsi, anggaran sebesar

Rp.248.769.000,00 realisasi Rp87.065.975,00 atau 35%.

8) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB-KR

yang Mandiri, anggaran sebesar Rp1.109.555.475,00 realisasi

Rp.933.593.750,00 atau 84,14%.

9) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling

Kesehatan Reproduksi Remaja, anggaran sebesar Rp.348.191.850,00

realisasi Rp332.162.650,00 atau 95,40%.

10) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk

HIV/AIDS, anggaran sebesar Rp150.407.850,00 realisasi

Rp146.898.350,00 atau 97,67%.

11) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga,

anggaran sebesar Rp45.535.875,00 realisasi Rp40.036.375,00 atau

87,92%.

Page 148: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 148

12) Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU,

anggaran sebesar Rp110.301.000,00 realisasi Rp100.587.000,00 atau

91,19%

Permasalahan yang ditemukan terkait penyelenggaraan urusan wajib

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan upaya solusinya adalah:

1. Masih terdapat 972 pernikahan dini atau 0,62% pasangan usia subur

yang istrinya berusia di bawah 20 tahun dari 155.900 pasangan usia

subur). Salah satu solusi yang telah dilakukan Pemerintah

Kabupaten Sleman melalui aktivitas pembinaan remaja, penguatan

dan peningkatan kualitas kegiatan Kelompok Bina Keluarga Sejahtera

(BKB, BKL, BKR), PIK R/M dan UPPKS dalam mewujudkan norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

2. Masih terdapat penderita HIV AIDS (868 kasus HIV dan 352 kasus

AIDS) dan penyakit seksual menular. Solusi yang dilakukan dengan

meningkatkan pembinaan melalui BKB, BKL dan konseling PIKR

serta penyuluhan pernikahan.

m. Urusan Wajib Sosial

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan urusan sosial

adalah Rp.2.646.314.900,00 dan terealisasi sebesar Rp.2.380.715.830,00

atau sebesar 89,96%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-

masing program adalah sebagai berikut:

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

anggaran sebesar Rp627.432.400,00, realisasi Rp602.023.300,00

atau sebesar 95,95%.

2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial anggaran

sebesar Rp1.067.728.250,00 realisasi Rp869.460.930,00 atau sebesar

81,43%.

Page 149: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 149

3) Program Pembinaan Anak Terlantar dengan kegiatan penanganan

penyelesaian bayi/anak terlantar, anggaran sebesar Rp39.346.750,00

realisasi Rp38.645.000,00 atau sebesar 98,22%.

4) Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma, anggaran

sebesar Rp340.341.500,00, realisasi Rp324.250.200,00 atau sebesar

95,27%.

5) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo, dengan kegiatan

pelayanan dasar bagi anak asuh panti sosial anggaran sebesar

Rp36.637.000,00, realisasi Rp32.357.500,00 atau sebesar 88,32%.

6) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan

kegiatan peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha

kesejahteraan sosial masyarakat anggaran sebesar Rp534.829.000,00

realisasi Rp513.978.900,00 atau sebesar 96,10%.

Dalam penyelenggraan urusan wajib Sosial masih ditemukan

permasalahan, dan diupayakan solusinya sebagai berikut:

1. Data kependudukan peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan Nasional (PBI-JKN) yang NIK nya ganda. Solusinya yaitu

dilakukan penelusuran data kepesertaan BPJS PBI-JKN, selanjutnya

membuat rekomendasi usulan perubahan data NIK kepesertaan PBI-

JKN kepada BPJS yang disesuaikan dengan data Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK).

2. Penanganan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan

Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) untuk layanan program

jaminan dan perlindungan sosial secara nasional belum optimal.

Solusinya yaitu koordinasi dengan Kementerian Sosial untuk

pendampingan program uji coba SLRT dan MPM di kabupaten

Sleman hingga tahun 2019, pemutakhiran data kemiskinan penerima

jaminan dan perlindungan sosial dengan memanfaatkan hasil

Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015, dan penataan tata

ruang pelayanan aduan masyarakat.

Page 150: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 150

n. Urusan Wajib Tenaga Kerja

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan ketenagakerjaan

sebesar Rp9.613.946.828,00 dengan realisasi Rp8.762.590.406,00 atau

sebesar 91,14% Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program

adalah sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran anggaran sebesar

Rp1.135.266.500,00 dengan realisasi sebesar Rp987.122.358,00 atau

sebesar 86,95%

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur anggaran

sebesar Rp718.337.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp559.284.248,00 atau sebesar 77,86%

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur anggaran

sebesar Rp81.177.500,00 realisasi sebesar Rp80.036.000,00 atau

sebesar 98,59%

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan anggaran sebesarRp60.760.500,00 dengan

realisasi sebesar Rp56.270.000,00 atau sebesar 92,61%

5) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja,

anggaran sebesar Rp5.634.158.500,00 dengan realisasi sebesar

Rp5.262.884.600,00 atau sebesar93,41%

6) Program Peningkatan Kesempatan Kerja, anggaran sebesar

Rp891.103.000,00 dengan realisasi sebesar Rp854.682.600,00 atau

95,91%.

7) Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan anggaran sebesar Rp1.093.143.828,00 dengan

realisasi sebesar Rp962.310.600,00 atau sebesar 88,03%.

Permasalahan yang ditemukan beserta upaya solusinya terkait

dengan penyelenggaraan urusan wajib Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pengangguran yang masih relatif tinggi (34.360 orang

angkatan kerja yang tidak bekerja), dan perluasan lapangan kerja

Page 151: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 151

yang belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja. Solusi

yang dilakukan adalah dengan mempermudah, membuka akses dan

menyebarluaskan informasi peluang/bursa kerja.

2. Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan

pasar. Solusi yang dilakukan adalah menambah pelatihan kerja bagi

calon tenaga.

o. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan koperasi, usaha

kecil, dan menengah sebesar Rp3.796.279.500,00 dengan realisasi sebesar

Rp3.306.448.893,00 atau 87,10%. Secara rinci anggaran dan realisasi

masing-masing program adalah sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp813.751.000,00 realisasi sebesar Rp745.168.465,00 atau sebesar

91,57%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan

jumlah anggaran sebesar Rp549.210.000,00 realisasi sebesar

Rp416.684.224,00 atau sebesar 75.87%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp61.901.800,00 realisasi sebesar Rp57.663.400,00 atau

sebesar 93,15%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp61.946.000,00 realisasi

sebesar Rp61.534.700,00 atau sebesar 99,34%.

5) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif

anggaran sebesar Rp75.551.000,00 realisasi sebesar

Rp51.056.500,00 atau sebesar 67,58%.

6) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Usaha Kecil dan Menengah, anggaran sebesar Rp608.616.500,00

realisasi sebesar Rp513.410.625,00 atau sebesar 84,36%.

Page 152: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 152

7) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro

Kecil dan Menengah, anggaran sebesar Rp1.166.825.700,00

realisasi sebesar Rp1.027.543.419,00 atau sebesar 88,06%.

8) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, anggaran

sebesar Rp458.477.500,00 realisasi sebesarRp433.387.560,00 atau

sebesar 94,53%.

Permasalahan dan Solusi terkait dengan urusan Koperasi dan UKM

adalah Masih terdapat koperasi yang tidak aktif, solusinya dilakukan

pembinaan secara intensif.

p. Urusan Wajib Penanaman Modal

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan penanaman modal

sebesar Rp2.962.094.725,00, realisasi Rp2.544.281.024,00 atau 85,89%.

Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai

berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar Rp

1.113.581.300 realisasi Rp 910.626.604,00 atau 81,77%.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, anggaran

sebesar Rp 839.683.000,00 realisasi sebesar Rp 650.953.665,00

atau 77,52%.

3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur , anggaran

sebesar Rp 55.663.000,00 realisasi sebesar Rp 49.630.815,00atau

89,16%.

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan , anggaran sebesar Rp 55.976.500,00 realisasi

sebesar Rp 53.267.300,00 atau 95,16%.

5. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi anggaran

sebesar Rp 724.974.000,00 realisasi Rp 711.909.140,00 atau

98,20%.

6. Program Peningkatan Iklim Investasi, anggaran sebesar Rp

172.216.925,00 realisasi sebesar Rp167.893.500,00 atau 97,49%.

Page 153: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 153

Terkait penyelenggaraan urusan Penanaman Modal, permasalahan

yang dihadapi adalah bahwa investasi di Kabupaten Sleman yang tercatat

oleh Pemerintah Daerah hanya sedikit. Selama tahun 2016 hanya tercatat 6

(enam) Izin persetujuan investasi yang dikeluarkan oleh Pemkab Sleman.

Hal ini terjadi karena kewenangan perizinan di Tingkat Kabupaten hanya

menangani investasi PMDN. Untuk PMA (walaupun potensinya banyak)

masih menjadi kewenangan pemerintah pusat. Solusi yang dilakukan

adalah melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada para investor untuk

dapat segera mengurus perizinan yang diperlukannya. Selain itu prosedur

perizinan dibuat lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan.

q. Urusan Wajib Kebudayaan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan urusan kebudayaan

adalah Rp8.585.818.275,00 terealisasi Rp7.766.312.031,00 atau sebesar

90,46%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program adalah

sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran anggaran sebesar

Rp1.346.590.400,00, realisasi Rp1.190.417.866,00 atau sebesar

88,40%.

2) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur anggaran

sebesar Rp626.749.000,00, realisasi Rp418.226.215,00 atau sebesar

66,73%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur anggaran

sebesar Rp58.768.075,00, realisasi Rp45.642.000,00 atau sebesar

77,66%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan,

Pelaporan, Capaian Kinerja dan Keuangan anggaran sebesar

Rp109.924.200,00 realisasi Rp94.851.400,00 atau sebesar 86,29%.

5) Program Pengembangan Nilai Budaya anggaran sebesar

Rp598.196.100,00, realisasi Rp586.424.100,00 atau sebesar 98,03%.

Page 154: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 154

6) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya anggaran sebesar

Rp2.159.148.500,00 realisasi Rp1.898.373.950,00 atau sebesar

87,92%

7) Program Pengelolaan Keragaman Budaya anggaran sebesar

Rp3.346.545.000,00 realisasi Rp3.215.981.500,00 atau sebesar 96,10%.

8) Program Pelestarian dan Pengembangan Peninggalan Budaya

anggaran sebesar Rp339.897.000,00 realisasi Rp316.395.000,00 atau

sebesar 93,09%.

Permasalahan yang ditemukan terkait penyelenggaraan Urusan Wajib

Kebudayaan adalah mulai lunturnya sebagian nilai-nilai budaya tradisional

dan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat sebagai akibat perkembangan

zaman. Nilai sosial budaya kesopanan, nafas budaya ketimuran, adat

gotong royong, kerjasama dan penghormatan kepada tradisi luhur nenek

moyang yang menjadi jatidiri masyarakat Jawa mulai terdesak oleh nilai-

nilai kekinian utamanya pada sikap dan perilaku generasi muda. Solusi

yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dalam bidang kesenian dan

memperbanyak event-event budaya tradisi.

r. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kepemudaan dan

olahraga sebesar Rp3.383.287.700,00 dengan realisasi sebesar

Rp3.185.549.400,00 atau sebesar 94,16%. Secara rinci anggaran dan

realisasi masing-masing program adalah sebagai berikut :

1. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda, anggaran

sebesar Rp202.443.450,00 realisasi Rp185.548.700,00 atau 92,15%.

2. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, anggaran sebesar

Rp345.983.450,00 realisasi Rp289.806.850,00 atau 83,76%.

3. Program peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan

Kecakapan Hidup Pemuda, anggaran sebesar Rp78.727.500,00

realisasi Rp75.627.500,00 atau 99,87%.

Page 155: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 155

4. Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, anggaran

sebesar Rp634.740.500,00 realisasi Rp615.807.600,00 atau 97,02%

5. Program Pengembangan Kebijakan dan ManajemenOlahraga,

anggaran sebesarRp77.096.900,00 realisasi Rp75.642.375,00 atau

98,11%

6. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, anggaran

sebesar Rp1.833.395.900,00 realisasi Rp1.732.127.225,00 atau 94,48

%

7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, anggaran

Rp213.900.000,00 realisasi Rp209.989.150,00 atau 98,17%

Di dalam penyelenggaraan urusan wajib Kepemudaan dan Olahraga

masih ditemukan hambatan, namun telah diupayakan solusinya, sebagai

berikut:

1) Masih terjadinya beberapa kasus kenakalan pelajar dan remaja

(vandalisme, penyalahgunaan narkoba, dan tawuran) yang disinyalir

akibat pengaruh media sosial yang kurang terkontrol. Solusi yang

dilakukan dengan meningkatkan peran satuan tugas anti vandalisme

di 17 kecamatan, sosialisasi melalui sekolah terkait bahaya

penyalahgunaan narkoba, pendampingan siswa oleh guru,

pembinaan karakter siswa lintas sektor, dan pembentukan forum

pengurus OSIS SMA dan SMK se Kabupaten Sleman, serta peran

aparat (kepolisian/TNI) untuk ikut membantu membina generasi

muda.

2) Belum optiimalnya penanganan olahraga di masyarakat. Solusi yang

dilakukan meningkatkan peran pemerintah dalam pembinaan dengan

pembentukan OPD bidang pemuda dan olahraga, serta koordinasi

intensif dengan KONI untuk pembinaan.

s. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa

dan Politik Dalam Negeri sebesar Rp15.898.859.200,00 dan terealisasi

Page 156: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 156

sebesar Rp13.674.903.213,00 atau 86,01%. Secara rinci anggaran dan

realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp1.919.835.050,00 dan terealisasi sebesar Rp1.738.490.554,00 atau

90,55%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

Rp1.778.201.000,00 dan terealisasi sebesar Rp1.362.753.948,00 atau

76,64%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, anggaran

Rp517.371.850,00dan terealisasi sebesar Rp.495.531.700,00 atau

95,78%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan, Pelaporan,

Capaian Kinerja dan Keuangan, anggaran Rp215.727.100,00 dan

terealisasi sebesar Rp206.634.900,00 atau 95,79%.

5) Program Pemeliharaan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

dengan anggaran sebesar Rp1.037.379.000,00 dan terealisasi sebesar

Rp973.975.400,00 atau 93,89%.

6) Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban

Masyarakat dengan anggaran sebesar Rp1.934.853.925,00 dan

terealisasi Rp1.221.420.800,00 atau 63,13%.

7) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

dengan anggaran sebesar Rp132.633.800,00 terealisasi sebesar

Rp118.240.000,00 atau 89,15%

8) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan bencana Alam dengan

anggaran sebesar Rp6.627.536.125,00 dan terealisasi sebesar

Rp6.151.032.511,00 atau 92,81%.

9) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

dengan anggaran sebesar Rp1.735.321.350,00 dan terealisasi sebesar

Rp1.406.823.400,00 atau 81,07%.

Page 157: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 157

Permasalahan yang dihadapi terkait dengan penyelenggaraan urusan

wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dan upaya solusinya

adalah:

1. Kabupaten Sleman memiliki 7 (tujuh) tipe kerawanan bencana, yaitu

erupsi Gunungapi Merapi, banjir lahar, tanah longsor, kekeringan,

gempa bumi, angin kencang, dan kebakaran. Pada tahun 2016

beberapa kategori bencana yang terjadi dapat tertangani dengan baik.

Namun demikian karena bencana terjadi dalam waktu yang

berdekatan, penanganannya sedikit terkendala waktu. Solusi yang

dilakukan adalah meningkatkan kapasitas kesiapan masyarakat

untuk tanggap dan tangguh menghadpai bencana melalui

pembentukan “Mitra BPBD”, yaitu Desa Tangguh Bencana, Sekolah

Siaga Bencana, Unit Operasional Penaggulangan Bencana, Unit

Pelaksana Penanggulangan Bencana, Forum Komunitas Relawan, dan

Tim Reaksi Cepat BPBD.

2. Masih terdapat kasus dan potensi konflik berbasis Suku Agama dan

Ras (SARA). Solusi yang ditempuh, Pemerintah Kabupaten Sleman

berupaya meningkatkan peran serta forum-forum seperti Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kewaspadaan Dini

Masyarakat (FKDM) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah

(FORKOMPIMDA).

t. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian sebesar Rp208.254.118.646,00, realisasi

Rp172.305.150.804,00 atau 82,74%. Secara rinci anggaran dan realisasi

masing-masing program adalah sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran anggaran sebesar

Rp57.322.571.068,00 realisasi Rp48.473.188.072,00 atau 84,56%.

Page 158: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 158

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur anggaran

sebesar Rp11.008.620.220,00 realisasi Rp9.532.344.546,00 atau

86,59%.

3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur anggaran

sebesar Rp1.496.796.450,00 realisasi Rp1.245.344.900,00 atau

83,20%.

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan anggaran sebesar Rp1.328.988.435,00

realisasi Rp1.276.423.700,00 atau 96,04%.

5. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

anggaran sebesar Rp25.085.276.700,00 realisasi

Rp18.776.357.806,00 atau 74,85%.

6. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil

kepala daerah anggaran sebesar Rp1.352.666.970,00 realisasi

Rp1.172.855.228,00 atau 86,71%.

7. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan dan

kekayaan daerah anggaran sebesar Rp57.820.802.577,00 realisasi

Rp43.635.601.627,00 atau 75,47%.

8. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

anggaran sebesar Rp327.425.550,00 realisasi Rp316.267.600,00

atau 96,59%.

9. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan KDH anggaran sebesar Rp2.564.073.600,00

realisasi Rp2.132.000.381,00 atau 83,15%.

10. Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan anggaran sebesar Rp86.678.000,00 realisasi

Rp73.771.000,00 atau 85,11%.

11. Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan

prosedur pengawasan anggaran sebesar Rp39.696.000,00 realisasi

Rp30.855.275,00 atau 77,73%.

Page 159: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 159

12. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan anggaran sebesar

Rp2.436.011,150,00 realisasi Rp2.135.913,329,00 atau 87,68%.

13. Program Pendidikan Kedinasan anggaran sebesar Rp38.035.000,00

realisasi Rp35.852.900,00 atau 94,26%.

14. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur pemerintah

daerah anggaran sebesar Rp811.321.500,00 realisasi

Rp779.678.537,00 atau 96,10%.

15. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur anggaran sebesar

Rp3.236.347.825,00 realisasi Rp2.723.870.604,00 atau 84,16%.

16. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan anggaran

sebesar Rp954.387.725,00 realisasi Rp802.062.525,00 atau 84,04%.

17. Program pengembangan kualitas kebijakan publik anggaran sebesar

Rp1.690.337.862,00 realisasi Rp1.547.377.275,00 atau 91,54%.

18. Program peningkatan kualitas pelayanan publik anggaran sebesar

Rp7.943.981.712,00 realisasi Rp7.396.792.509,00 atau 93,11%.

19. Program peningkatan administrasi pemerintahan anggaran sebesar

Rp1.836.898.405,00 realisasi Rp1.579.575.434,00 atau 85,99%.

20. Program pengkajian dan penelitian bidang Iptek anggaran sebesar

Rp327.548.000,00 realisasi Rp322.025.825,00 atau 98,31%.

21. Program peningkatan pelayanan dan bantuan hukum anggaran

sebesar Rp812.319.850,00 realisasi Rp650.410.185,00 atau 80,07%.

22. Program penegakan hukum anggaran sebesar Rp913.366.875,00

realisasi Rp864.776.700,00 atau 94,68%.

23. Program Pengelolaan Pendapatan Daerah anggaran sebesar

Rp17.188.430.473,00 realisasi Rp15.809.329.653,00 atau 91,98%.

24. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak

kriminal anggaran sebesar Rp1.868.083.975,00 realisasi

Rp1.747.280.450,00 atau 93,53%.

25. Program Kerjasama Pembangunan anggaran sebesar

Rp496.213.475,00 realisasi Rp482.987.875,00 atau 97,33%.

Page 160: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 160

26. Program pengembangan wawasan kebangsaan anggaran sebesar

Rp8.137.453.150,00 realisasi Rp7.725.136.584,00 atau 94,93%.

27. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan anggaran sebesar

Rp83.120.700,00 realisasi Rp78.419.234,00 atau 94,34%.

28. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan anggaran

sebesar Rp464.370.375,00 realisasi Rp424.568.650,00 atau 91,43%.

29. Program pendidikan politik masyarakat kebangsaan anggaran sebesar

Rp582.295.025,00 realisasi Rp534.082.400,00 atau 91,72%.

Permasalahan dalam penyelenggaraan Urusan Wajib Otonomi

Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian adalah Kurangnya sumberdaya

pegawai di sebagian besar SKPD akibat masih berlakunya moratorium

penerimaan CPNS. Solusi yang ditempuh antara lain melalui penataan,

pemerataan dan optimalisasi sumberdaya pegawai yang ada. Selain itu juga

dilakukan rekruitmen pegawai dengan sistem outsourcing (alih daya) dan

pengangkatan Pegawai Harian Lepas (PHL).

u. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan wajib ketahanan

pangan tahun 2016 sebesar Rp4.422.821.300,00 dengan realisasi

Rp4.148.915.630,00 atau 93,81%. Anggaran program Peningkatan

Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan sebesar Rp4.422.821.300,00

dengan realisasi Rp4.148.915.630,00 atau 93,81%.

Didalam penyelenggaraan urusan wajib Ketahanan Pangan masih

ditemukan masalah berupa masih adanya desa rawan pangan yaitu masih

terdapat 3 desa (Desa Lumbungrejo, Desa Wonokerto dan Desa Glagaharjo)

dari keseluruhan 86 Desa di wilayah Kabupaten Sleman yang tergolong

kategori Desa Waspada Rawan Pangan dan Gizi (Peta kuning – Resiko

Ringan), lebih disebabkan pada angka indikator akses pangan (presentase

jumlah KK miskin pada tahun 2016). Solusi yang dilakukan adalah

Page 161: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 161

melakukan percepatan pelaksanaan intervensi yang difokuskan pada

peningkatan daya beli masyarakat dan penurunan jumlah KK miskin.

v. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan Urusan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah sebesar Rp9.267.978.385,00

dan terealisasi sebesar Rp8.883.544.930,00 atau 95,85%. Secara rinci

anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan anggaran

sebesar Rp1.202.787.375,00 dan terealisasi sebesar

Rp1.141.248.750,00 atau 94,88%.

2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan anggaran

sebesar Rp450.875.500,00 dan terealisasi sebesar Rp420.283.300,00

atau 93,21%.

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun

Desa anggaran sebesar Rp6.398.982.660,00 dan terealisasi sebesar

Rp6.210.339.550,00 atau 97,05%.

4) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa anggaran

sebesar Rp.969.350.250,00 dan terealisasi sebesar Rp872.344.750,00

atau 89,99%.

5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan anggaran

sebesar Rp.259.437.500,00 dan terealisasi sebesar Rp238.328.580,00

atau 91,86%.

Permasalahan yang ditemukan dalam penyelenggaraan urusan wajib

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa beserta solusinya adalah:

1. Pengisian perangkat desa selain Dukuh sejak tahun 2014 belum

dapat dilaksanakan karena masih menunggu penetapan Peraturan

Daerah terkait perangkat desa yang sesuai Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014. Solusi yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan

Page 162: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 162

sumber daya manusia yang ada di pemerintah desa, sehingga

penyelenggaraan pemerintahan tetap dapat berjalan dengan baik.

2. Belum terakomodirnya kegiatan pemberdayaan masyarakat di dalam

APBDes masing-masing desa secara proporsional sesuai dengan

kewenangan desa yang dimilikinya. Selain itu masih banyak usulan

kegiatan yang mengarah ke pembangunan yang hanya bersifat fisik.

Solusi yang dilakukan dengan terus memberikan pemahaman dan

penjelasan kepada pemerintah desa dalam penyusunan RKPDes dan

APBDes agar berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan

memperhatikan aspek prioritas dan proporsionalitas.

w. Urusan Wajib Statistik

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan statistik melalui

Program Pengembangan Data, Informasi dan Statistik Daerah sebesar

Rp2.080.599.550,00 dan realisasi sebesar Rp2.012.094.727,00 atau

sebesar 96,71%.

Dalam penyelenggaraan urusan wajib Statistik masih ditemukan

kendala tentang keterlambatan penyajian data yang diterbitkan oleh Badan

Pusat Statistik karena pelaksanaan survey ekonomi oleh Badan Pusat

Statistik sebagai dasar penghitungan data statistik baru selesai pada Bulan

Juni, sehingga proses penyajian data statistik mengalami keterlambatan

dan hasil data statistik baru dapat diperoleh pada akhir tahun. Solusi yang

dilakukan adalah menggunakan data paling mutakhir yang bisa dijangkau.

x. Urusan Wajib Kearsipan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kearsipan adalah

sebesar sebesar Rp4.820.489.485,00 dengan realisasi sebesar

Rp4.520.981.873,00 atau 93,79%, yaitu:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan anggaran

Rp622.838.675,00 realisasi Rp553.841.349,00 atau 88,92%

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan

anggaran Rp274.600.450,00 realisasi Rp268.727.950,00 atau 97,86%

Page 163: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 163

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, dengan

anggaran Rp50.970.175,00 realisasi Rp44.690.175,00 atau 87,68%

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, dengan anggaran Rp67.589.910,00 realisasi

Rp67.589.910,00 atau 100%

5) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan anggaran

Rp295.206.375,00 realisasi Rp279.249.075,00 atau 94,59%

6) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

dengan anggaran Rp2.966.053.025,00 realisasi Rp2.781.466.739,00

atau 93,78%

7) Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana

Kearsipan, dengan anggaran Rp169.795,000,00 realisasi

Rp169.610.000,00 atau 99,89%

8) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, dengan anggaran

Rp373.435.875,00 realisasi Rp355.806.675,00 atau 95,28%

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan wajib

Kearsipan adalah masih belum memadaianya kualitas dan kuantitas SDM

di bidang kearsipan dan masih terbatasnya sarana dan prasarana. Solusi

yang dilakukan dengan mengoptimalkan semua potensi yang ada, dan

mengoptimalkan teknologi informasi dalam pengelolaan, serta melakukan

sinergi dan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan.

y. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan komunikasi dan

informatika sebesar Rp13.474.588.222,00 realisasi Rp12.392.498.917,00

atau 91,97%. Secara rinci anggaran dan realisasi masing-masing program

sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

anggaran Rp7.371.141.967,00 terealisasi Rp6.804.821.727,00 atau

92,32%

Page 164: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 164

2) Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi,

anggaran sebesar Rp97.016.825,00 terealisasi Rp93.370.070,00 atau

96,24%.

3) Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan

Informasi, anggaran sebesar Rp63.403.975,00 terealisasi

Rp60.503.775,00 atau 95,43%.

4) Program Kerjasama Informasi dan Media Massa anggaran

Rp2.412.290.060,00 terealisasi Rp2.091.646.420,00 atau 86,71%.

5) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, anggaran

3.530.735.395,00 terealisasi 3.342.156.925,00 atau 94,66%.

Permasalahan dalam penyelenggaraan urusan Komunikasi dan

Informasi adalah bahwa belum semua Sistem informasi manajemen (SIM)

terintegrasi, solusi yang dilakukan adalah mengelaborasi semua SIM yang

ada untuk diintegrasikan melalui gerakan smart regency pada semua

lapisan aparatur sesuai dengan visi dan misi Bupati Sleman.

z. Urusan Wajib Perpustakaan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perpustakaan

adalah sebesar Rp2.047.180.775,00, dengan realisasi keuangan sebesar

Rp1.967.969.038,00 atau 96,13%, yaitu:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan anggaran

Rp270.605.300,00 realisasi Rp255.897.988,00 atau 94,57%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan

anggaran Rp356.510.000,00 realisasi Rp311.886.000,00 atau

87,48%.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan

anggaran Rp20.051.750,00 realisasi Rp18.907.750,00 atau 94,29%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, dengan anggaran Rp35.512.000,00 realisasi

Rp35.280.300,00 atau 99,35%.

Page 165: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 165

5) Program Pengembangan Budaya Baca dengan anggaran

Rp789.105.250,00 realisasi Rp778.671.600,00 atau 98,68%.

6) Program Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan dengan

anggaran Rp.575.396.475,00 realisasi Rp567.325.400,00 atau 98,60

Di dalam penyelenggaraan urusan wajib Perpustakaan masih

ditemukan permasalahan, dan telah diupayakan solusinya sebagai berikut:

1) Prasarana dan sarana layanan informasi belum dapat memenuhi

standar perpustakaan, solusi yang dilaksanakan adalah

mengoptimalkan prasarana dan sarana yang ada untuk melayani

masyarakat di bidang perpustakaan dan informasi.

2) Koleksi perpustakaan belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,

solusi yang dilakukan adalah mengoptimalkan pemanfaatan koleksi

yang ada dan bekerja sama dengan lembaga yang bergerak di bidang

perpustakaan dan informasi.

aa. Urusan Pilihan Pertanian

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pertanian sebesar

Rp25.533.814.218,00 realisasi Rp23.536.734.025,00 atau 94,58%. Secara

rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran anggaran

Rp1.669.507.250,00 dengan realisasi Rp1.556.034.773,00 atau

93,20%

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

Rp1.753.063.750,00 dengan realisasi Rp 1.620.625.105,00 atau

92,45%

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur anggaran

Rp202.007.500,00 dengan realisasi Rp 184.340.500,00 atau 91,25%

4) Program peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, anggaran Rp 160.847.000,00 dengan realisasi

Rp 159.506.000,00 atau 99,17%

Page 166: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 166

5) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, anggaran

Rp1.477.411.500,00 dengan realisasi Rp1.423.811.275,00 atau

96,37%

6) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan, anggaran Rp860.104.525,00 dengan realisasi

Rp836.997.555,00 atau 97,31%

7) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan,

anggaran Rp2.370.790.850,00 dengan realisasi Rp2.284.158.270,00

atau 96,35%.

8) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, anggaran

Rp13.316.992.000,00 dengan realisasi Rp11.995.908.055,00 atau

90,08%.

9) Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan

Lapangan, anggaran Rp1.437.559.850,00 dengan realisasi

Rp1.428.622.150,00 atau 99,38%

10) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, anggaran

Rp1.233.663.993,00 dengan realisasi Rp1.045.982.400,00 atau

84,79%.

11) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, anggaran

Rp110.668.000,00 dengan realisasi Rp110.539.742,00 atau 99,88%

12) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan,

anggaran Rp190.200.500,00 dengan realisasi Rp180.382.500,00 atau

94,84%

13) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, anggaran

Rp750.997.500,00 dengan realisasi Rp709.825.700,00 atau 94,52%.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan pilihan

Pertanian dan upaya solusinya :

1. Tingginya harga pakan ternak pabrikan. Solusi yang dilakukan

dengan membentuk kelompok ternak pakan mandiri yaitu: Andhini

Page 167: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 167

Gotro II di Tempel, Sido Rukun di Berbah, Ternak Andhini Mulyo di

Berbah.

2. Kurang optimalnya pemasaran produk. Solusi yang dilakukan dengan

menjalin kerja sama dengan pelaku usaha untuk menggunakan

produk lokal dan memperluas jejaring pasar berupa temu bisnis,

temu usaha, kerja sama dengan Pemerintah Kota Pangkal Pinang

untuk suplai pasokan komoditas cabe.

3. Kurangnya ketrampilan pelaku usaha pertanian. Solusi yang

dilakukan dengan pendampingan dan pembinaan.

bb. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perikanan sebesar

Rp3.505.484.500,00 realisasi Rp3.294.465.930,00 atau 97,20%. Secara

rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan, anggaran sebesar

Rp2.882.179.000,00 realisasi Rp2.679.017.530,00 atau 92,95%.

2) Program Pengembangan Sistem Penyuluh Perikanan, anggaran

sebesar Rp135.753.500,00 realisasi Rp134.656.900,00 atau 99,19%

3) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi

Perikanan, anggaran sebesar Rp339.313.500,00 realisasi

Rp336.114.000,00 atau 99,06%.

4) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air

Tawar, anggaran sebesar Rp148.238.500,00 realisasi

Rp144.677.500,00 atau 97,60%.

Permasalahan yang ditemukan dalam penyelenggaraan urusan

pilihan perikanan adalah tingginya harga pakan pabrikan. Solusi yang telah

dilakukan adalah dengan pengembangan kelompok pakan ikan mandiri

dengan bahan alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan pada

pakan pabrikan, yaitu kelompok tani ikan:

1) Astropakanik;

2) Mina Lestari Mandiri;

Page 168: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 168

3) Mina Tirta;

4) Mori Discus;

5) Sido Mulyo;

6) Mina Mulyo;

7) Asosiasi Gurami Sejahtera;

8) Mina Bulak Niten; dan

9) Mina Tunas Baru.

cc. Urusan Pilihan Kehutanan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan kehutanan sebesar

Rp1.340.263.750,00 realisasi Rp1.262.982.500,00 atau 95,06%. Secara

rinci anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, anggaran

Rp224.862.000,00 dengan realisasi Rp213.527.000,00 atau 94,96%.

2) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, anggaran

Rp1.057.781.750,00 dengan realisasi Rp993.990.500,00 atau

93,97%.

3) Program perencanaan dan pengembangan hutan, anggaran

Rp57.620.000,00 dengan realisasi Rp55.465.000,00 atau 96,26%,

Dalam penyelenggaraan urusan pilihan Kehutanan, ditemukan

permasalahan adanya luasan lahan kritis yang meningkat sebagai akibat

aktivitas penambangan rakyat di wilayah Kecamatan Turi, Pakem, dan

Cangkringan. Solusi yang dilakukan dengan pembinaan penanganan lahan

kritis dan sumberdaya air berbasis kelompok masyarakat yaitu: Bumi

Lestari di Berbah, Muji Lestari di Ngaglik, Maju Jaya di Tempel, Ngudi

Mulyo 2 di Ngemplak, Giri manunggal di Seyegan, Mekar di Pakem, Redi

Rejeki di Cangkringan, Tangkisan Baru di Cangkringan, dan Rukun di

Gamping.

Page 169: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 169

dd. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral

Urusan energi dan sumber daya mineral anggaran sebesar

Rp717.447.500,00 terealisasi sebesar Rp690.072.845,00 atau 96,23%.

Secara rinci anggaran masing-masing program sebagai berikut:

1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan,

anggaran sebesar Rp112.002.750,00 terealisasi sebesar

RP111.338.045,00 atau 99,41%.

2) Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang

Berpotensi Merusak Lingkungan, anggaran sebesar Rp99.182.250,00

terealisasi sebesar Rp97.007.050,00 atau 97,81%.

3) Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan, anggaran

Rp190.332.200,00 terealisasi sebesar Rp168.596.400,00 atau

88,58%.

4) Program Pengembangan Energi Terbarukan, anggaran sebesar

Rp315.930.300,00 terealisasi sebesar Rp313.131.350,00 atau

99,11%.

Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan urusan ESDM

adalah adanya beberapa aktivitas pengambilan mineral MBLB (Mineral

Bukan Logam dan Batuan) yang menyimpang dan merusak lingkungan.

Solusi yang dilakukan adalah menertibkan aktivitas pengambilan MBLB

dengan melibatkan instansi lintas sektor.

ee. Urusan Pariwisata

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan pariwisata sebesar

Rp5.551.317.220,00 realisasi Rp5.083.160.885,00 atau 90,17%. Secara

rinci alokasi anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai

berikut:

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, anggaran sebesar

Rp1.929.552.000,00 terealisasi Rp1.781.147.100,00 atau 92,31%.

2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, anggaran sebesar

Rp2.607.980.880,00 terealisasi Rp2.419.522.154,00 atau 92,77%.

Page 170: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 170

3) Program Pengembangan Kemitraan, anggaran sebesar

Rp668.829.390,00 terealisasi Rp571.498.631,00 atau 85,45%.

4) Program Pengembangan Desa Wisata, anggaran sebesar

Rp344.954.950,00 terealisasi Rp310.993.000,00 atau90,15%.

Permasalahan yang ditemukan dalam penyelenggaraan urusan

Pariwisata dan upaya solusinya:

1. Belum optimalnya inovasi dalam pengembangan daya tarik di

destinasi wisata. Solusi yang dilakukan meningkatkan daya tarik di

destinasi wisata dan kerja sama dengan pihak ketiga.

2. Ketersediaan sarana prasarana di obyek wisata, dan promosi wisata.

Solusi yang dilakukan dengan perbaikan dan menambah sarana

prasarana pariwisata dan promosi wisata.

ff. Urusan Perindustrian

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perindustrian

sebesar Rp1.044.236.000,00 realisasi Rp863.936.750,00 atau 85,67%.

Secara rinci alokasi anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai

berikut:

1) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, anggaran

sebesar Rp475.343.000,00 realisasi Rp372.450.900,00 atau 78,35%.

Belum optimalnya pencapaian realisasi keuangan disebabkan adanya

regulasi yang melarang pemberian bantuan alat kepada kelompok

yang belum berbadan hukum.

2) Program pengembangan industri kecil dan menengah, anggaran

sebesar Rp307.014.000,00 realisasi Rp250.359.250,00 atau 81,55%

dikarenakan efisiensi anggaran.

3) Program peningkatan kemampuan teknologi industri, anggaran

Rp220.376.000,00 realisasi Rp 203.604.100,00 atau 92,39%.

4) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial, anggaran

Rp41.503.000,00 realisasi Rp37.522.500,00 atau 90,41%.

Page 171: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 171

Permasalahan dalam penyelenggaraan urusan Perindustrian dan

upaya penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

1) Ketergantungan bahan baku dari luar daerah bagi industri tertentu.

Solusi yang dilakukan adalah pengembangan bahan baku industri

lokal, penggunaan bahan baku substitusi dan mendatangkan dari

daerah lain.

2) Beberapa produk industri yang dihasilkan kurang berdaya saing, baik

dari sisi desain, kreasi, maupun kualitas. Solusi yang dilakukan

adalah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi dan pebisnis

yang bergerak di bidang industri kreatif, disamping itu juga

meningkatkan kualitas produk dengan inovasi teknologi serta

sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

3) Pemasaran produk UMKM kurang optimal. Solusi yang dilakukan

adalah melakukan kerja sama dengan pelaku usaha untuk

berkomitmen menggunakan produk lokal hasil UMKM Kabupaten

Sleman, pengembangan pemasaran produk melalui sistem on line

antara lain Sleman Mall dan pemasaran produksi lokal di toko

modern dan outlet produk lokal di pusat perbelanjaan.

4) Kurangnya ketrampilan pelaku UMKM. Solusi yang dilakukan adalah

pelatihan dan pendampingan pelaku usaha.

gg. Urusan Perdagangan

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan perdagangan

sebesar Rp72.726.111.798,00 realisasi Rp70.132.466.813,00 atau 91,79%.

Secara rinci alokasi anggaran dan realisasi masing-masing program sebagai

berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, anggaran sebesar

Rp2.316.881.498,00 realisasi Rp2.259.915.322,00 atau 97,54%.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, anggaran

sebesar Rp 973.904.000,00 realisasi Rp 736.840.607,00 atau 75,66%.

Belum optimalnya pencapaian realisasi keuangan disebabkan

Page 172: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 172

perbedaan harga pembelian BBM antara standar harga dengan

realisasi.

3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur, anggaran

sebesar Rp56.837.000,00 realisasi Rp 54.929.500,00 atau 96,64%.

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, anggaran sebesar Rp60.582.000,00 realisasi

Rp 60.564.000,00 atau 99,97%.

5) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan,

anggaran sebesar Rp 1.261.891.850,00 realisasi Rp 1.041.178.825,00

atau 82,51%. Belum optimalnya pencapaian realisasi keuangan

disebabkan adanya sisa anggaran pengadaan peralatan tera dan tera

ulang (peralatan metrologi legal).

6) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, anggaran sebesar

Rp 846.032.850,00 realisasi Rp 743.866.700,00 atau 87,92%.

7) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, anggaran

sebesar Rp 1.529.653.500,00 realisasi Rp 1.461.923.371,00 atau

95,57%.

8) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan, anggaran

sebesar Rp 762.979.000,00 realisasi Rp 685.748.300,00 atau 89,88%.

9) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi, anggaran

sebesar Rp 64.093.901.700,00 realisasi Rp 62.305.153.588,00 atau

97,21%.

10) Program Pembinaan dan Penataan Pedagang Pasar, anggaran sebesar

Rp 823.448.400,00 realisasi Rp 782.346.600,00 atau 95,01%.

Beberapa permasalahan terkait penyelenggaraan urusan Perdagangan

dan upaya solusinya adalah:

1) Masih terdapat toko modern (jejaring) yang belum memenuhi

persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku. Solusi yang dilakukan

adalah pemberian teguran dan surat peringatan serta pemberian

sanksi penutupan toko.

Page 173: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 173

2) Hasil pemantauan peredaran barang di lapangan masih dijumpai

adanya penyalahgunaan bahan berbahaya pada produk olahan

pangan yang beredar dan berasal dari luar Kabupaten Sleman. Solusi

yang dilakukan adalah lebih mengoptimalkan kegiatan pemantauan

dan pengawasan bahan berbahaya pada produk olahan pangan serta

lebih mengefektifkan kinerja Tim Pengawas Terpadu Penyalahgunaan

Bahan Berbahaya pada Pangan (SK Bupati No. 063/KDH/A/2014)

serta meningkatkan koordinasi antar daerah.

3) Beberapa pasar tradisional di Kabupaten Sleman tidak mampu

secara optimal mengakomodasi kebutuhan dan kenyamanan

pedagang serta tuntutan pengunjung yang membutuhkan akses yang

praktis dan nyaman dalam berbelanja. Solusi yang dilakukan adalah

dengan pembangunan pasar, rehabilitasi pasar tradisional,

pemeliharaan bangunan pasar, serta melakukan pembinaan dan

pendampingan kepada pedagang pasar.

hh. Urusan Ketransmigrasian

Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan urusan transmigrasi

melalui program transmigrasi regional sebesar Rp667.190.900,00 realisasi

Rp515.567.650,00 atau 77,27%. Belum optimalnya pencapaian realisasi

keuangan disebabkan pemberangkatan calon transmigran yang

direncanakan sejumlah 40 KK, terealisasi 25 KK.

Permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan urusan

Ketransmigrasian adalah belum siapnya daerah tujuan transmigrasi dan

terbatasnya kuota penempatan dari kementerian menyebabkan tidak dapat

diberangkatkannya semua calon transmigran terseleksi. Solusi yang

dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan Kementerian Desa, Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi, serta Pemerintah Daerah tujuan transmigrasi.

Page 174: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 174

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan antara lain didefinisikan sebagai adanya gap antara

target dan capaian atau antara harapan dan kenyataan. Permasalahan

pembangunan daerah yang dimaksudkan dalam sub bab ini adalah

permasalahan yang muncul terkait dengan prioritas pembangunan daerah

tahun 2016. Pada RKPD 2016 disebutkan ada 9 (sembilan) prioritas

pembangunan daerah, yaitu (1) meningkatkan ketenteraman dan

ketertiban; (2) meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan

efektif dan kualitas pelayanan publik; (3) memperkuat penegakan hukum;

(4) pemerataan pembangunan sampai ke tingkat desa; (5) meningkatkan

kualitas hidup masyarakat; (6) meningkatkan produk dan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional; (7) mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis lokal;

(8) meningkatkan kualitas pendidikan karakter; (9) meningkatkan

kerukunan masyarakat dengan mengangkat kebudayaan lokal.

Hasil–hasil pelaksanaan prioritas pembangunan tahun 2016

sebagaimana tersebut di atas, beserta beberapa permasalahan yang

dihadapi satu per satu disajikan sebagai berikut.

1. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban

Terdapat 3 (tiga) sasaran dari meningkatkan ketenteraman dan

ketertiban yakni (a) meningkatnya perlindungan terhadap perempuan

dan anak, (b) meningkatnya kenyamanan dan ketertiban, (c)

persentase tingkat penyelesaian pelanggaran ketertiban, kenyamanan

dan keindahan serta (d) meningkatnya kapasitas masyarakat dalam

mitigasi bencana. Pada tahun 2016 penanganan perlindungan

perempuan dan anak mencapai 100% artinya semua aduan tentang

kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditangani. Hal

ini disebabkan oleh semakin optimalnya peran UPT P2TP2A (Pusat

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten

Sleman.

Page 175: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 175

Kenyamanan dan ketertiban diindikasikan oleh lamanya waktu tunda

ruas jalan pada jam sibuk juga. Waktu tunda pada ruas jalan pada

jam sibuk pada tahun 2016 meningkat menjadi lebih lama

dibandingkan pada tahun sebelumnya, dikarenakan bertambahnya

jumlah kendaraan bermotor di wilayah kabupaten Sleman dan DIY,

sedangkan ruas jalan tidak mengalami pelebaran badan jalan.

Penyelesaian kasus pelanggaran K3 pada tahun 2016 mencapai 100%

dari keseluruhan kasus yang ada. Meningkatnya kapasitas

masyarakat dalam mitigasi bencana diindikasikan dengan jumlah

masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana. Pada tahun 2016,

terdapat 24 Desa Tangguh Bencana dan 40 Sekolah Tangguh

bencana, capaian ini melebihi target yang ditetapkan dimana target

tahun 2016 Desa Tangguh Bencana 21 desa dan Sekolah Tangguh

Bencana 36 sekolah. Di Sektor kebencanaan, pada tahun 2016,

persentase kasus kekebakaran dapat tertangani sesuai dengan

standart satuan Wilayah Manajemen kebakaran mencapai 84,62%.

Beberapa permasalahan yang ditemukan terkait dengan upaya

meningkatkan ketenteraman dan ketertiban adalah :

- Waktu tunda pada jam sibuk yang semakin panjang

- Terdapatnya gangguan keamanan dan ketertiban

- Terdapat ancaman bencana alam termasuk bencana alam akibat

kondisi cuaca yang ekstrim.

- Belum tersedianya angkutan umum (mass transportation) yang

memadai.

2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan efektif dan

kualitas pelayanan publik

Sasaran yang ingin dicapai pada prioritas ini adalah kategori hasil

evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi yang diindikasikan oleh (a)

perolehan nilai pada akuntabilitas kinerja pemerintah (SAKIP), (b)

persentase SKPD yang menerapkan standar opersional prosedur

Page 176: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 176

(SOP); (c) Persentase SPM yang mencapai target nasional, (d) Jumlah

desa yang melaksanakan siklus tahunan desa tepat waktu, (e)

Jumlah SKPD yang mendapat pembinaan WBK (Wilayah Bebas

Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi yan Bersih dan Melayani); (f)

Opini BPK terhadap LKD, (g) Persentase deviasi realisasi PAD

terhadap target, (h) Indeks Kepuasan Masyarakat. Sasaran yang

kedua adalah menigkatnya kapasitas aparatur.

Perolehan nilai pada akuntabilitas kinerja pemerintah (AKIP), tahun

2016 adalah BB+(77,89). Pada tahun 2015, terdapat 30% unit

pelayanan yang memiliki Standart Pelayanan. Opini BPK terhadap

LKD pada tahun 2016 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),

sedangkan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2016 sebesar

34,32% dari pendapatan daerah. Indeks Kepuasan Masyarakat pada

tahun 2016 sebesar 79,36. Sedangkan di sektor aparatur, pada

tahun 2015 terdapat 89% jabatan diisi oleh pegawai sesuai dengan

kompetensi.

Permasalahan yang masih ditemukan di dalam upaya meningkatkan

tata kelola pemerintahan yang bersih dan efektif dan kualitas

pelayanan publik :

- Kekurangan jumlah PNS pada fungsional umum karena jumlah

PNS pensiun tidak diimbangi dengan pengadaan PNS baru.

- Layanan pemerintah daerah belum memenuhi ekspektasi

masyarakat

- Indeks Reformasi Birokrasi yang masih perlu ditingkatkan

- Pelaksanaan siklus tahunan desa belum tepat waktu.

3. Pemerataan pembangunan sampai ke tingkat desa

Sasaran daerah pada prioritas ini meliputi (a) menurunnya

ketimpangan sosial dan ekonomi yang diukur melalui Indeks Gini

Ratio, persentase KK miskin dan jumlah lembaga sosial yang aktif, (b)

Page 177: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 177

mengembangkan energi alternatif yang diukur dengan jumlah energi

alternatif yang terbangun.

Indeks Gini Ratio adalah suatu indikator yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar pemeratan pendapatan diantara

penduduk. Semakin mendekati angka 1 (satu), berarti semakin

timpang sedangkan semakin mendekati angka 0 (nol) berarti semakin

merata pendapatan diantara penduduk pada suatu wilayah. Pada

tahun 2016, Indeks Gini Ratio sebesar 0,45, yang mana artinya

terdapat ketimpangan pendapatan di antara penduduk Sleman dan

ketimpangan itu lebih besar daripada tahun sebelumnya.

Data dari Badan KBPMPP, proporsi penduduk miskin di Kabupaten

Sleman pada tahun 2015 masih cukup besar yaitu 11,36%.

Kemiskinan paling banyak terjadi di Kecamatan Sleman, Tempel dan

Seyegan dan paling sedikit di Kecamatan Pakem. Dari KK miskin yang

ada, 13,81% diantaranya kepala keluarganya tidak bekerja dan

14,32% bekerja di bidang pertanian. Pada Tahun 2016, proporsi

penduduk miskin turun menjadi 10,64%.

Permasalahan yang ditemukan dalam upaya pemerataan

pembangunan sampai ke tingkat desa adalah:

- Kemiskinan masih cukup tinggi.

- Indeks Gini yang semakin meningkat

- Pemberdayaan lembaga sosial yang belum optimal

4. Memperkuat penegakan hukum

Terdapat dua sasaran daerah yang ingin dicapai, yaitu (a) kesesuaian

pembentukan peraturan perundang-undangan daerah dengan

undang-undang yang mengaturnya yang mana indikasinya adalah

persentase pembentukan Perda Kabupaten yang tepat asas, (b)

meningkatnya kinerja PPNS dengan indikator persentase pelanggaran

perda yang diselesaikan.

Page 178: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 178

Capaian pada tahun 2016, 100% Perda yang disusun tepat azas,

sedangkan pelanggaran Perda sebanyak 594 meningkat dari tahun

2015 sebanyak 533 kasus. Dari Pelanggaran yang ada ini 100% dapat

diselesaikan sesuai dengan kewenangan masing masing aparat

penegak Perda.

Namun demikian, prioritas ini masih mempuyai permasalahan yaitu:

- Tingginya pelanggaran perda.

- Terbatasnya PPNS

- Belum adanya aturan yang rinci tentang prosedur

penertiban/pengendalian Perda

- Kurangnya sinergi dan koordinasi aparat dalam penegakkan perda

5. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat;

Sasaran daerah dari prioritas ini adalah (a) meningkatnya IPM dan

IPG dengan indikatornya Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks

Pembangunan Gender, (b) meningkatnya kualitas lingkungan hidup

yang diindikasikan oleh rasio layanan pengelolaan sampah,

persentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi

persyaratan administrasi dan teknis pengendalian pencemaran

dan/atau perusakan lingkungan hidup, persentase RTH yang

dikelola, peningkatan jumlah sekolah dan pondok pesantren

berbudaya lingkungan serta luasan alih fungsi lahan.

Indikator pertama dari meningkatnya kualitas hidup masyarakat

adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Angka IPM Kabupaten

Sleman pada tahun 2015 sebesar 81,20 Indeks Pembangunan Gender

(IPG), komponennya sama dengan komponen IPM namun dipilah

secara jenis kelamin lai-laki dan perempuan. Pada tahun 2015 IPG

Kabupaten Sleman mencapai 96,08.

Pada aspek pengelolaan lingkungan,Rasio pengelolaan sampah pada

2015 mencapai 6,5, sedangkan sampah yang tertangani pada 2015

adalah 26%. Rasio RTH yang dikelola sebesar 20,03%, jumlah sekolah

Page 179: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 179

dan pesantren berbudaya lingkungan pada 2015 sebesar 33 sekolah

dan 15 pondok pesantren.

Terkait dengan Luasan alih fungsi lahan, pada 2015 sebesar 61,5 Ha

masih di bawah target atau masih di bawah 100 hektar per tahun.

Permasalahan yang masih ditemukan terkait dengan prioritas

meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah:

- Masih rendahnya angka partisipasi sekolah untuk jenjang

SMA/SMK/MA.

- Masih adanya angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi

- Semakin meningkatnya penyakit tidak menular

- Pengolahan limbah cair oleh hotel dan rumah sakit yang belum

optimal.

- Maraknya pembuangan sampah liar akibat pelayanan

pembuangan sampah belum menjangkau semua wilayah

kabupaten Sleman.

- Perubahan alih fungsi lahan yang sangat cepat.

- Kualitas udara yang semakin memburuk akibat polusi udara.

- Kebutuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang semakin

mendesak.

6. Meningkatkan produk dan produktivitas rakyat dan daya saing di

pasar internasional

Sasaran daerah atas prioritas ini adalah (a) meningkatnya

pertumbuhan ekonomi yang diindikasikan oleh pertumbuhan

ekonomi, (b) meningkatnya daya saing ekonomi daerah yang diukur

melalui lama tinggal wisatawan, nilai ekspor, tingkat pengangguran

terbuka, (c) meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian

diukur dengan persentase sarana prasarana perekonomian kondisi

baik, persentase jalan dan jembatan kondisi baik.

Pertumbuhan ekonomi daerah tahun 2015 sebesar 5,31%, dengan

pertumbuhan tinggi pada sektor jasa-jasa (diatas 7%), sementara

Page 180: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 180

sektor yang kontribusinya tinggi dalam pembentukan PDRB

Kabupaten Sleman ialah sektor industri pengolahan, sektor

konstruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor

jasa pendidikan, sektor real estate serta sektor pertanian. Meskipun

sektor pertanian tidak lagi menjadi kontributor utama dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Sleman, namun pada tahun 2015

masih dapat menyerap tenaga kerja sebesar 13,80 dari keseluruhan

jenis lapangan pekerjaan.

Pada tahun 2015, lama tinggal wisatawan nusantara 1,62 hari

danwisaatawan manca negara 1,99 hari. Nilai eksport pada tahun

2015 sebesar 41,000,000 US$. Tingkat pengangguran terbuka pada

2016 mencapai 5,82%. Persentase prasarana dan sarana

perekonomian kondisi baik sebesar 63% dan persentase jalan dan

jembatan kondisi baik 65,18%.

Beberapa permasalahan terkait dengan upaya meningkatkan produk

dan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

adalah :

- Masih adanya angka pengangguran

- Sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, kurang diminati

oleh tenaga kerja usia muda.

- Belum optimalnya pengelolaan dan pelayanan pariwisata

didestinasi wisata.

- Budidaya pengembangan bahan baku UMKM Sleman belum

optimal, sehingga banyak UMKM yang bahan bakunya masih

tergantung kepada daerah di luar Sleman.

- Belum semua produk UMKM terstandarisasi.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis lokal.

Prioritas ini mempunyai sasaran meningkatnya kontribusi sektor-

sektor ekonomi lokal. Indikator yang digunakan adalah persentase

Page 181: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 181

desa wisata kategori mandiri, persentase Nilai Tukar Petani dan

persentase peningkatan nilai produksi industri.

Pada tahun 2015, jumlah desa wisata kategori mandiri sebanyak 6

desa wisata dari jumlah keseluruhan 31 desa wisata. Nilai tukar

petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani

dengan indeks harga yang dibayar petani. Nilai tukar petani

merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat kesejahteraan petani. Pengumpulan data dan

perhitungan NTP dilakukan oleh BPS. Pada tahun 2015 NTP

Kabupaten Sleman adalah 111,54 sedangkan di tahun 2016 sebesar

108,06. Menurunnya NTP ini disebabkan oleh kenaikan harga produk

pertanian lebih kecil dibandingkan kenaikan harga kebutuhan rumah

tangga, kebutuhan biaya produksi (termasuk biaya pengendalian

organisme penganggu tanaman) dan kenaikan penambahan barang

modal untuk usaha taninya.

Beberapa permasalahan yang masih ditemukan dalam upaya

mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi lokal :

- Belum optimalnya kerjasama antar pelaku usaha ekonomi lokal

sejenis dan tidak sejenis dari hulu hingga hilir sehingga belum

tumbuh klaster-klaster pengembangan ekonomi lokal.

- Pendampingan yang dilakukan oleh swasta, pemerintah,

perguruan tinggi dan masyarakat dalam pengembangan ekonomi

lokal belum dilakukan secara berkelanjutan.

- Terbatasnya kapasitas sumberdaya manusia pelaku usaha

ekonomi lokal, terkait dengan proses produksi maupun

manajemen perusahaan.

- Belum optimalnya promosi atas hasil kegiatan usaha ekonomi

lokal.

- Belum optimalnya manajemen pengelolaan desa wisata.

Page 182: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 182

8. Meningkatkan kualitas pendidikan karakter

Sasaran yang ingin dicapai oleh daerah dengan prioritas ini adalah

mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pendidikan, diukur

keberhasilannya melalui (a) persentase guru layak mengajar, (b)

meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia

Dini, (c) APK dan APM jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, (d)

persentase penanganan anak berhadapan dengan hukum, (e)

meningkatnya ormas kepemudaan yang aktif, (f) persentase prestasi

olah raga.

Terkait dengan Angka Partisipasi Sekolah, untuk tingkat pendidikan

dasar, sudah mencapai angka lebih dari 100%,sedangkan untuk

pendidikan menengah masih dibawah angka 65%. Persentase guru

layak mengajar untuk jenjang PAUD masih di bawah 70% dan di

jenjang pendidikan dasar masih dibawah 90%. Pada tahun 2016,

terdapat 47 kasus anak berhadapan dengan hukum. Terkait bidang

olah raga, dari keseluruhan kompetisi olah raga yang diikuti 73%

menghasilkan prestasi.

Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembangunan

karakter:

- Berkurangnya tokoh panutan di masyarakat yang bisa memberi

suri tauladan kepada generasi muda.

- Partisipasi sekolah untuk jenjang pendidikan menengah belum

optial.

- Meningkatkan kasus kenakalan remaja.

- Prestasi olah raga belumoptimal

9. Meningkatkan kerukunan masyarakat dengan mengangkat

kebudayaan lokal

Sasaran daerah yang ingin dicapai adalah (a) meningkatnya

kerukunan masyarakat dengan indikasi jumlah kasus SARA dan (b)

meningkatnya apresiasi dan peran serta masyarakat dalam

Page 183: BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TAHUN LALU DAN … · 2018-11-16 · RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 6 No. Kecamatan Jenis Tanah (Ha) Jumlah Litosol Regosol Grumusol Mediteran

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2018 II - 183

pengembangan dan pelestarian budaya dengan indikator persentase

pelestarian warisan budaya dan persentase pelestarian cagar budaya.

Pada tahun 2015 terjadi konflik SARA sebanyak 2 kali. Di bidang

kebudayaan, persentase pelestarian budaya pada tahun 2015 sebesar

23,77%.

Menggejala di masyarakat bahwa kebersamaan dan

kegotongroyongan semakin hari semakin berkurang, sehingga

gesekan sosial menjadi lebih mudah terjadi di kalangan masyarakat.

Permasalahan yang masih ditemukan :

- Potensi konflik SARA yang semakin meningkat

- Pembinaan kebudayaan selama ini masih bertitik berat kepada

hasil budaya yang bersifat kesenian, sementara pembinaan

budaya yang berupa nilai-nilai luhur belum optimal dilaksanakan

- Minimnya pemahaman dan kecintaan anak anak dan kaum muda

pada budaya lokal

- Terkikisnya nilai-nilai kearifan lokal