BAB II DASAR TEORI · 2017. 4. 1. · 2.3 Material Kayu Kayu merupakan bagian keras dari jaringan...

12
BAB II DASAR TEORI 2.1 Komposit (Composite) Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tak homogen, dimana sifat mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda [4]. Dikarenakan karakteristik pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya. Komposit dikembangkan karena tidak ditemukannya material berstruktur homogen yang memiliki semua karakteristik yang diinginkan untuk penerapan tertentu. Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu: 1. Penguat (reinforcement / filler), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta lebih kuat. 2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas yang lebih rendah. Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh: 1. Sifat-sifat filler 2. Rasio filler terhadap plastik dalam komposit. 3. Geometri dan orientasi filler pada komposit. Jenis - Jenis Komposit Berdasarkan Penguat yang digunakan, yaitu : 1. Komposit serat (Fibrous Composites), 2. Komposit lapis (Laminates Composites), dan 3. Komposit partikel (Particulate Composites). Fibrous composite, yaitu komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapis dan berpenguat fiber. Kayu adalah komposit alam yang terdiri dari serat hemiselulosa dalam matriks lignin. Fiber yang digunakan untuk menguatkan matriks dapat pendek, panjang, atau kontinyu. 5

Transcript of BAB II DASAR TEORI · 2017. 4. 1. · 2.3 Material Kayu Kayu merupakan bagian keras dari jaringan...

  • 5

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Komposit (Composite) Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih

    material pembentuknya melalui pencampuran yang tak homogen, dimana sifat

    mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda [4]. Dikarenakan karakteristik

    pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit

    yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material

    pembentuknya. Komposit dikembangkan karena tidak ditemukannya material

    berstruktur homogen yang memiliki semua karakteristik yang diinginkan untuk

    penerapan tertentu.

    Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu:

    1. Penguat (reinforcement / filler), yang mempunyai sifat kurang ductile

    tetapi lebih rigid serta lebih kuat.

    2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas

    yang lebih rendah.

    Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:

    1. Sifat-sifat filler

    2. Rasio filler terhadap plastik dalam komposit.

    3. Geometri dan orientasi filler pada komposit.

    Jenis - Jenis Komposit Berdasarkan Penguat yang digunakan, yaitu :

    1. Komposit serat (Fibrous Composites),

    2. Komposit lapis (Laminates Composites), dan

    3. Komposit partikel (Particulate Composites).

    Fibrous composite, yaitu komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu

    lapis dan berpenguat fiber. Kayu adalah komposit alam yang terdiri dari serat

    hemiselulosa dalam matriks lignin. Fiber yang digunakan untuk menguatkan matriks

    dapat pendek, panjang, atau kontinyu.

    5

  • 6

    Laminated composite, yaitu komposit yang berlapis-lapis, paling sedikit terdiri

    dari dua lapis yang digabung menjadi satu, dimana setiap lapisan pembentuk

    memiliki karakteristik sifat tersendiri. Terdiri dari berbagai arah serat. Plywood, yang

    terdiri dari layer alternatif berupa kayu mengandung lem dengan layer serat kayu

    yang tegak lurus layer terdekat.

    Particulate composite, yaitu komposit dengan penguat berupa partikel/serbuk

    yang tersebar pada semua luasan dan segala arah dari komposit.

    Gambar 2.1. Komposit (a). Serat, (b). Laminer, dan (c). Partikel

    Sumber: [5]

    2.2 Polymer

    Polimer berasal dari kata poly yang berarti banyak dan mer (meros) yang

    berarti bagian. Jadi polimer dapat didefinisikan sebagai suatu material yang

    molekulnya dibentuk dari beberapa bagian (monomer). Umumnya polimer terbentuk

    dari hidrokarbon dimana atom karbon (C) sebagai tulang punggung dalam rantai

    ikatan kimianya. Berdasarkan sifatnya polimer dapat dibedakan menjadi tiga jenis

    yaitu:

    1. Polymer Thermoplastic, merupakan polimer yang dapat dibentuk

    kembali (recycleable) melalui proses pemanasan, contoh: PVC

    (Polyvinyl Chloride), PE (Polyethylene), PP (Polypropylene).

    2. Polymer Thermosetting, merupakan polimer yang tidak dapat dibentuk

    kembali dengan proses pemanasan seperti halnya polimer thermoplastik,

    contoh: Polyester, PF (Phenolic).

    3. Elastomer, merupakan polimer yang dapat kembali ke bentuk asal setelah

    tegangan yang diberikan dihilangkan, contoh: karet.

    (a). (b). (c).

  • 7

    2.2.1 Matrik

    Matrik dalam teknologi komposit didefinsikan sebagai suatu material yang

    berfungsi sebagai pengisi dan pengikat yang mendukung, melindungi dan dapat

    mendistribusikan beban dengan baik ke material penguat komposit. Untuk itu matrik

    haruslah memiliki sifat yang ideal yaitu tangguh, ulet dan cukup kuat.

    Berdasarkan fasa pengisi (matrix), komposit dapat dibedakan menjadi tiga

    jenis yaitu :

    1. PMC (Polymers Matrix Composite)

    Merupakan komposit yang menggunakan material polimer sebagai

    matrik. Contohnya : polimer diperkuat serat gelas (GFRP) dan polimer

    diperkuat serat karbon (CFRP)

    2. CMC (Ceramic Matrix Composites)

    CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai

    reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari

    keramik. Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah

    oksida, carbide, dan nitrid. Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu

    dengan proses DIMOX, yaitu proses pembentukan komposit dengan

    reaksi oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik

    disekeliling daerah filler (penguat).

    3. MMC (Metal Matrix Composites) Metal Matrix composites adalah salah

    satu jenis komposit yang memiliki matrik logam. Material MMC mulai

    dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah

    Continous Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace.

    2.2.2 Sifat Matrik Sifat matrik yang ideal adalah tangguh, ulet dan cukup kuat. Matrik berfungsi

    untuk mengikat serat, meneruskan beban dan mencegah propagasi perpadatan serat

    ke seluruh komposit. Temperatur cair matrik yang rendah membatasi penggunaan

    komposit pada temperatur tinggi.

  • 8

    2.2.3 Ikatan Antara Matrik Dan Serbuk

    Koefisien ekspansi panas matrik dan serbuk harus sama agar ikatan keduanya

    baik. Serbuk sebaiknya dilapisi agar ikatan kuat terutama matrik polimer dan

    partikel. Ikatan antara lapisan juga harus bagus agar tidak terjadi delamination yaitu

    robeknya lapisan pada saat dibebani.

    2.3 Material Kayu

    Kayu merupakan bagian keras dari jaringan struktur serat alam yang

    membentuk batang pohon dalam tumbuh – tumbuhan yang digunakan sebagai

    penguat polimer komposit. penguat serat alam dipandang sangat efisien untuk

    menggantikan serat buatan atau serat sintetis karena serat alam mempunyai beberapa

    kelebihan yaitu mudah di dapat, harganya lebih murah dan ramah lingkungan

    dibandingkan serat sintetis [6]. “Serat alami memiliki beberapa keuntungan

    dibandingkan dengan serat sintetis, seperti beratnya lebih ringan, dapat diolah secara

    alami dan ramah lingkungan, dan serat alami juga merupakan bahan terbaharukan

    dan mempunyai kekuatan dan kekakuan yang relatif tinggi dan tidak menyebabkan

    iritasi kulit” [7]. Keuntungan-keuntungan lainnya adalah kualitas dapat divariasikan

    dan stabilitas panas yang rendah.

    Sifat – sifat kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya meliputi

    sifat fisik, sifat mekanik dan sifat kimia. Sifat kayu yang erat kaitannya dengan

    kekuatan kayu adalah sifat mekaniknya. Kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan

    bentuk suatu bahan disebut sebagai sifat – sifat mekaniknya [8]. Kekuatan kayu

    sangat erat kaitannya dengan berat jenis, semakin besar berat jenis kayu maka

    semakin kuat kayu tersebut. Secara umum, semakin besar rasio diameter partikel

    maka semakin baik sifatnya [9]. Diameter kecil partikel mengurangi cacat

    permukaan yang menyebabkan kerapuhan.

    Serbuk kayu merupakan limbah produksi sawmill, dihasilkan dari kayu yang

    telah melalui proses penggergajian, selama ini tidak dimanfaatkan dan terabaikan,

    serta dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.

  • 9

    2.3.1 Kayu Kelapa (Cocos nucifera)

    Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman pinang (Arecacea) berbatang

    tunggal yang hanya tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Ada beberapa yang

    harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada Kelapa antara lain :

    Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir, berabu

    gunung, dan tanah berliat, dengan pH tanah 5,2 hingga 8, mempunyai struktur

    remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.

    Sinar matahari banyak minimal 120 jam/bulan, jika kurang dari itu produksi

    buah akan rendah.

    Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7ºC, suhu

    kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.

    Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/thn. Kekeringan panjang

    menyebabkan produksi berkurang 50%, sedangkan kelembapan tinggi

    menyebabkan serangan penyakit jamur.

    Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi

    terutama varietas dalam.

    Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut,

    namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Kelapa bertumbuh di tanah

    berpasir, membutuhkan banyak cahaya matahari, dan curah hujan yang teratur.

    Tanaman kelapa umumnya mempunyai akar serabut, buah menggerombol dan

    daunnya bertulang sejajar, batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu

    tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik),

    berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah

    bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena

    akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon

    kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan

    sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli (oli bekas kendaraan atau oli tab).

    Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai

    daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Pohon kelapa

    terdapat di kurang lebih 150 spesies kelapa yang tersebar di 80 negara [10].

  • 10

    Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua

    bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Adapun kegunaan dari bagian-bagian pohon

    kelapa yaitu :

    Batang Pohon Kelapa

    Batang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan

    sebagai (Glugu) bahan bangunan dan beberapa perkakas rumah lainnya.

    Batang Lidi kelapa

    Lidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu, tempat tisu dan tas etnik dll.

    Daun kelapa

    Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan,

    serta untuk atap rumah.

    Tempurung Kelapa

    Tempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang

    untuk membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas), filter air,

    briket, asap cair dan lainnya.

    Sabut Kelapa

    Produk berbahan sabut kelapa yang disebut coco peat bisa digunakan sebagai

    media tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air.

    Limbah coco peat berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan

    bakar Industri pembuatan batu bata dan tahu. Selain untuk coco peat, serabut

    kelapa juga bisa digunakan sebagai bahan baku coco fibre yang digunakan

    untuk bahan pembuat matras, pengisi jok pesawat, jok mobil, kasur pegas,

    sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng pegunungan ataupun

    daerah pantai, untuk peredam suara.

    Daging buah kelapa

    Pada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco,

    santan dan juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa

    minyak kelapa, yang diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung,

    ternyata hanya propaganda pasar barat yang notabene mereka ingin

    melindungi pasar minyak kedelainya. Banyak ilmuwan yang menyatakan

  • 11

    bahwa minyak kelapa jauh lebih sehat dari minyak manapun, baik untuk

    kosmetik maupun konsumsi.

    Air Kelapa

    Air kelapa muda sering dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional dan

    kecantikan karena mengandung vitamin c, asam nikotinat, asam folat, dll.

    air kelapa juga merupakan minuman sumber oksien karena dapat menambah

    ion-ion yang hilang pada tubuh saat sedang berkeringat

    2.3.2 Pengaruh Suhu Terhadap Kayu

    Dalam banyak macam proses, kayu mengalami perlakuan pada suhu tinggi,

    misal pengeringan, stabilisasi dimensi, pembuatan pulp, produksi papan partikel dan

    papan serat. Proses-proses tersebut membutuhkan suhu yang biasanya tidak lebih

    dari 200˚C karena degradasi termal tidak diharapkan. Penyusutan kayu selama

    pengeringan berasal dari penyusutan dinding sel. Dimensi dinding sel berkurang

    dalam skala yang cukup besar. Boutelje menentukan penyusutan volumetrik dinding

    sel dalam kayu awal spruce sebesar 26,5% dan dalam kayu akhir sebesar 29,5% [11].

    Penyusutan ini menghasilkan penurunan volume pori dalam kayu awal dan kenaikan

    dalam kayu akhir. Dari kenaikan suhu terjadi gaya penyusutan tambahan karena

    penyusutan volume naik oleh kehilangan zat akibat peruraian termal.

    Gambar 2.2. Pengaruh Suhu Terhadap Kayu

    Sumber: [11]

    2.3.3 Perhitungan Massa Jenis Serbuk

    Metode pengukuran ini menggunakan metode gravitasi komparasi massa

    jenis dengan menggunakan neraca pegas sebagai alat ukur. Pengukuran dilakukan

    dengan tiga kali pengulangan dengan menggunakan rumus :

  • 12

    f = ....................................................................................(2.1)

    = ∑ ................................................................................................(2.2)

    Dimana:

    ρf : Massa jenis serbuk (gram/cm3)

    mu : Massa benda di udara (gram)

    mm :Massa benda dalam minyak tanah (gram)

    ρm : Massa jenis minyak tanah (0,83 gram/cm3)

    2.3.4 Fraksi Berat Sebuk

    Fraksi berat serbuk adalah perbandingan antara berat serbuk dengan berat

    komposit.

    Volume Cetakan (Vc)

    Vc = p x l x t ............................................................................. ..(2.3)

    Dimana :

    Vc : Volume Cetakan (cm3)

    p : Panjang Cetakan (cm)

    l : Lebar Cetakan (cm)

    t : Tinggi Cetakan (cm)

    Fraksi Berat Serbuk ( FW )

    FW =

    x 100% ................................................................. ..(2.4)

    Dimana :

    FW : Fraksi Berat Serbuk (%)

    Wf : Berat Serbuk (gram)

    Wp : Berat Plastik (gram)

  • 13

    2.4 Perlakuan Borax Boric Acid (BBA) pada Serbuk

    Borax atau Sodium Tetraborate Decahydrate (Na2B4O7·10H2O), dan Boric

    Acid (H3BO3) terdaftar di Environmental Protection Agency (EPA) sebagai pengawet

    kayu dikarenakan sifat-sifat yang dimiliki zat kimia tersebut, boraks borik sangat

    beracun bagi rayap, dan jamur pembusuk kayu, namun tidak terlalu beracun bagi

    mamalia, dan ikan, sifatnya yang larut dalam air, membantu penyerapan asam boraks

    borik ke permukaan kayu, senyawa kimia inorganik boraks borik merupakan fire

    retardant yang baik, terutama dikarenakan keefektifannya dalam mengurangi

    flammability pada bahan selulosa, perlakuan boraks borik yang relatif murah dan

    lebih aman dari pengawet kayu lain pada umumnya, menjadikan boraks borik

    sebagai pengawet kayu yang populer dalam industri perkayuan. American Wood

    Protection Association Standard P5 membahas mengenai standar aman untuk kadar

    Borax Boric Acid yaitu diantara pH 7.9-9.0 [3]. Sesuai rujukan dari “The Chemistry

    Of Wood Preservation” dengan mencampurkan per berat dari 65% air, 20% boraks,

    dan 15% asam borat akan mendapatkan larutan Borates dengan kadar 15,8% [12].

    Dengan mencampurkan Borax dengan Boric Acid akan didapat senyawa

    kimia Disodium Octaborate Tetrahydrate (Na2B8O13.4H2O) [13]. Borax, dan Boric

    Acid dicampur dengan perbandingan 1,5:1 untuk mendapatkan kelarutan maksimum

    borat dalam air [14]. Pembuatan larutan Borates dapat dilakukan menggunakan berat

    sebagai perbandingan dengan cara mencampurkan hasil campuran senyawa kimia

    Borax Boric Acid dengan air [14]. persentase kadar larutan menggunakan rumus :

    ( / %) = ( ) ( )

    x 100 ......(2.5)

    (a) (b)

    Gambar 2.3. (a). Boric Acid, (b). Borax

  • 14

    2.5 Uji Ketahanan Api

    Dipilihnya uji ketahanan api dalam penelitian ini adalah untuk menguji

    perubahan karakteristik ketahanan api dari serbuk kayu kelapa dikarenakan

    mudahnya kayu terbakar. Pengujian ketahanan api yang digunakan dalam penelitian

    ini didasarkan pada ASTM D 635-03 [15] dari America Society for Testing and

    Materials (ASTM).

    Gambar 2.4. Alat Uji Ketahanan Api Sesuai ASTM D 635-03

    perhitungan laju pembakaran linear (V), dari tanda 25 mm untuk setiap spesimen

    dimana bagian depan api mencapai 100 mm tanda dengan menggunakan persamaan:

    Laju Pembakaran Linier (V)

    = L / t ............................................................................................(2.6)

    Dimana:

    : Laju Pembakaran Linear (mm/detik)

    L : Panjang Terbakar (mm)

    t : Waktu Terbakar (detik)

    Kehilangan Berat (w)

    w = w0 – w1 .............................................................................................. ..(2.7)

    Dimana :

    w : Kehilangan Berat (gram)

    w0 : Berat Awal (gram)

    w1 : Berat Akhir (gram

  • 15

    Laju Kehilangan Berat

    ̇ = w / t............................................................................................ (2.8)

    Dimana :

    ̇ : Laju Kehilangan Berat (gram/detik)

    w : Kehilangan Berat (gram)

    t : Waktu Terbakar (detik)

    Presentase Kehilangan Berat

    w = 100% ………….………………………………………............(2.9)

    Dimana :

    w : Kehilangan Berat (gram)

    w0 : Berat Awal (gram)

    w1 : Berat Akhir (gram )

    2.6 Uji Bio-Degradasi

    Dipilihnya uji bio-degradasi dalam penelitian ini adalah untuk menguji

    perubahan karakteristik bio-degradasi dari serbuk kayu kelapa dikarenakan

    mudahnya kayu terurai di alam bebas. Uji bio-degradasi dilakukan dengan mengubur

    spesimen uji di dalam medium kompos yang terbuat dari tanah incepticol, dan serbuk

    kayu dengan waktu yang telah ditentukan, kemudian timbang berat spesimen uji

    dengan menggunakan timbangan digital [16][17][18]. Bio-degradasi ditentukan

    dengan mengukur berat yang hilang dari komposit setelah penanaman dalam kompos

    dengan rumus :

    (%) = × 100 ....................................................................(2.10)

    Keterangan :

    : Presentase berat yang ter-degradasi dalam pengujian.

    : Berat spesimen sebelum pengujian.

    : Berat spesimen sesudah pengujian.

  • 16

    2.6.1 Tanah Incepticol

    Tanah incepticol adalah tanah yang belum matang dengan perkembangan

    profil yang lebih lemah dibanding tanah matang dan masih menyerupai sifat bahan

    induknya. Tanah incepticol di indonesia banyak digunakan untuk budidaya tanaman

    karena sifatnya yang memiliki kandungan unsur hara yang tidak. Sifat fisik tanah

    incepticol, dan morfologinya sebagai berikut :

    Memilii solum tanah agak tebal, yaitu 1-2 meter

    Warna tanahnya hitam atau kelabu sampai dengan coklat tua

    Teksturnya debu, lempung berdebu, bahkan lempung

    Struktur tanahnya remah, konsistensinya gembur memiliki pH 5.0 – 7.0

    Memiliki kandungan organik yang cukup tinggi, yaitu antara 10% - 30%

    Memiliki kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi

    Produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi

    2.7 Scanning Electron Microscope (SEM) Alat yang digunakan untuk menganalisa topografi, morfologi, dan komposisi dari

    komposit adalah SEM, alat ini bekerja dengan cara menembakkan electron ke

    permukaan sampel yang bereaksi dengan atom pada sampel yang kemudian

    membentuk sinyal-sinyal yang memiliki informasi tentang sampel tersebut.