BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB...

27
18 BAB II TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Taman Pendidikan Al Qur’an 1. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur’an Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) berdasarkan kurikulum TPQ Yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Jawa Tengah, bahwa TPQ adalah tempat belajar anak melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hal keagamaan, khususnya agama islam. Wawasan ke depan lembaga TPQ tercermin dari moto lembaga tersebut, yaitu menyiapkan generasi Qur’ani dan menyongsong masa depan yang gemilang. 1 TPQ merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar diluar sekolah yang pesertanya adalah yang berfungsi sebagai pengajaran dasar-dasar pelaksanaan ibadah dalam agama islam, oleh sebab itu bersifat alamiah. Untuk pendidikan ini bukanlah sekolah maupun madrasah karena berpijak pada filosofi taman yang mengacu pada prinsip rapi, indah, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak. 2 Pada taman pendidikan al qur’an ini akan diajarkan bagaimana cara menulis dan membaca huruf al qur’an, dengan melihat bakat anak, jika anak mempunyai daya hafal yang kuat, guru akan menuntunnya 1 Departemen Agama Jawa Tengah, Kurikulum Pendidikan TPQ, 2004, hlm. 5. 2 Ibid,.

Transcript of BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB...

Page 1: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

18

BAB II

TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN

DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Taman Pendidikan Al Qur’an

1. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur’an

Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) berdasarkan kurikulum

TPQ Yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Jawa Tengah, bahwa

TPQ adalah tempat belajar anak melakukan aktivitas atau kegiatan

dalam hal keagamaan, khususnya agama islam. Wawasan ke depan

lembaga TPQ tercermin dari moto lembaga tersebut, yaitu menyiapkan

generasi Qur’ani dan menyongsong masa depan yang gemilang.1

TPQ merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar diluar

sekolah yang pesertanya adalah yang berfungsi sebagai pengajaran

dasar-dasar pelaksanaan ibadah dalam agama islam, oleh sebab itu

bersifat alamiah. Untuk pendidikan ini bukanlah sekolah maupun

madrasah karena berpijak pada filosofi taman yang mengacu pada

prinsip rapi, indah, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak.2

Pada taman pendidikan al qur’an ini akan diajarkan bagaimana

cara menulis dan membaca huruf al qur’an, dengan melihat bakat anak,

jika anak mempunyai daya hafal yang kuat, guru akan menuntunnya

1 Departemen Agama Jawa Tengah, Kurikulum Pendidikan TPQ, 2004, hlm. 5.

2 Ibid,.

Page 2: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

19

dengan menghafal ayat-ayat pada surah yang pendek-pendek, begitu

pula doa-doa yang akan dipakai sehari-hari.3

2. Keberadaan TPQ

Keberadaan TPQ berdasarkan pada :

a. Al Qur’an

Allah telah berfirman di dalam surat An-Nahl ayat 89 :

… …

Artinya : “… kami turunkan kepadamu Al – Kitab (Al Qur’an)

untuk menjelaskan sesuatu …”. (AN-Nahl : 89)

ayat tersebut menjelaskan bahwa kewajiban umat islam

adalah menaruh perhatian terhadap Al Qur’an baik dengan cara

membacanya, menghafalnya, maupun menafsirkan.4

Di dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman periharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka …”. (At-Tahrim : 6)5

usaha menjaga diri dan keluarga dari siksaan api neraka

adalah dengan pendidikan dan pengajaran yang baik serta

3 Murynis dan Romli, Pendidika Luar Sekolah, (Jakarta : Depag RI, 2003), hlm. 37.

4 Abdurrab Nawabuddin dan Bambang Saiful Ma’arif, Teknik Menghafal Al qur’an,

(Bandung : Sinar Baru, 1991), hlm. xiii.

5 Departemen Pendidikan Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : CV. Samara

Mandiri, 1999), hlm. 437.

Page 3: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

20

membiasakan mereka berkelakuan baik, berakhlakul mulia,

membimbing dan menunjukan mereka pada hal-hal yang dapat

memberikan manfaat yaitu dengan mengajarkan Al Qur’an sejak

dini.

b. Pendapat Ulama’

Dalam “muqodimah Ibnu Khaldun sebagaimana di kutip

oleh Abdul Kholik dijelaskan pentingnya mengajarkan dan

menghafal Al Qur’an kepada anak – anak. Ia menjelaskan bahwa

pengajaran Al Qur’an itu merupakan fondasi pengajaran bagi

seluruh kurikulum, sebab Al Qur’an merupakan salah satu “Syi’ar

Ad-Din” yang menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan.6

Dalam “As-Shiyasah”, Ibnu Sina sebagaimana di kutip oleh

Abdul Kholik dijelaskan agar kita mulai mengajar anak dengan

pengajaran Al qur’an. Segenap potensi anak, baik jasmani maupun

akalnya, hendaknya dicurahkan untuk menerima pelajaran ini agar

anak mendapat bahasa asli dan agar aqidah bisa mengalir dan

tertanam kokoh dalam kalbunya.7

c. Aturan Perundangan di Indonesia

Pancasila sebagai dasar falsafah negara, sila pertamanya

adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Agar “Ketuhanan Yang

Maha Esa” tetap kokoh keberadaannya di indonesia, mutlak

6 Abdul Kholiq, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 1.

7 Ibid,.

Page 4: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

21

diperlukan adanya “Pendidikan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Itulah

pendidikan agama.

Dalam keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan

Menteri Agama RI Nomor 128 Tahun 1982/44 A Tahun 1982

tentang “Usaha peningkatan, penghayatan dan pengalaman Al

Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dapat disimpulkan bahwa

usaha peningkatan kemampuan membaca Al Qur’an ini disamping

menjadi program umat islam, juga menjadi program pemerintah,

agar program ini dapat terealisir dengan baik, maka perlu

ditumbuhkan lembaga-lembaga pengajaran baca tulis Al Qur’an

sebagaimana yang dikehendaki pula oleh Instruksi Menteri Agama

Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan

Kemampuan Baca Tulis Al Qur’an.

Jadi berdasarkan petunjuk al qur’an, al hadist, maqalah

ulama dan peraturan perundang-undangan di indonesia keberadaan

TPQ mendapat pondasi yang kokoh.8

3. Kurikulum TPQ

Dalam pengertian yang sempit, kurikulum merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Pengertian ini menggarisbawahi adanya 4

8 As’ad Humam dkk, Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan Membaca

Menulis Al Qur’an (M3A), (Yogyakarta : Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran

BTA LPTQ Nasional, 1995), hlm. 7.

Page 5: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

22

komponen pokok dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi/bahan, organisasi,

dan strategi.9

Dalam pengertian yang luas, kurikulum merupakan segala

kegiatan yang dirancang oleh lembaga pendidikan untuk disajikan

kepada peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan (institusional,

kurikuler, dan instruksional). Pengertian ini menggambarkan segala

bentuk aktivitas sekolah sekiranya mempunyai efek bagi

pengembangan peserta didik, adalah termasuk kurikulum, dan bukan

terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja.10

Dalam UU Kurikulum Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun

2003 Bab 1 ayat 19 dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat

terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran dan

tata cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.11

4. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan suatu yang disajikan guru

untuk diolah dan kemudian dipahami seolah siswa, dalam rangka

pencapaian tujuan-tujan intruksional yang telah ditetapkan. Dengan

kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen

yang penting, artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran materi

9 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PSAPM, 2003), hlm.

182.

10 Ibid,. hlm. 183.

11 UU Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Pendidikan Nasional (Yogyakarta : Media

Wacana Press), 2003, hlm. 11.

Page 6: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

23

pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum / aturan,

dan sebagainya, yang terkandung dalam mata pelajaran.12

Adapun materi yang diajarkan di Taman Pendidikan Al qur’an

yaitu :

a. Membaca qiro’ati jilid 1-6, ghorib dan al qur’an serta tajwid.

b. Fiqih, tuntunan sholat lengkap dan wudhu.

c. Tauhid, imam kepad allah dan iman kepada malaikat-malaikat

allah.

d. Hafalan al qur’an (surat-surat pendek).

e. Hafalan do’a-do’a harian.

f. Kisah-kisah rasul/ nabi. 13

5. Waktu pembelajaran di TPQ

Sebagaimana diketahui, bahwa waktu belajar anak di TKA/

TPQ hanya sekitar 60 s.d 75 menit. ¼ dari waktu itu untuk pembukaan

(klasikal I), 4/6-nya untuk kegiatan privat, dan 1/6 lagi untuk klasikal

II dan penutup. Sedangkan materinya mencakup belajar membaca al-

qur’an dan praktek shalat sebagai materi pokok dan materi

penunjangnya adalah belajar menulis huruf al-qur’an, hafalan surat-

surat pendek, hafalan ayat-ayat pilihan, hafalan do’a-do’a sehari-hari,

akhlak, aqidah, dan lagu-lagu islami dan rekreasi.14

12

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), Cet. 1, hlm. 100.

13 Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al Qur’an, Pedoman Penyelenggaraan Taman

Pendidikan Al Qur’an, (Pekalongan: Badko Kota Pekalongan).

14 Muhaimin, Op.Cit,. hlm. 295.

Page 7: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

24

6. Metode pengajaran TPQ

Kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan interaksi unsur-

unsur manusiawi adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah

tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah

satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk

mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru

akan mampu menjadi tujuan pengajaran.15

Metode pengajaran adalah cara penyampaian bahan pengajaran

dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian metode pengajaran

adalah suatu cara yang dipilih dan dilakukan guru ketika berinteraksi

dengan anak didiknya dalam upaya menyampaikan bahan pengajaran

tertentu (pokok bahasan / sub pokok bahasan) agar bahan pengajaran

tersebut mudah dicerna, sesuai target pembelajaran yang ditargetkan.

Beberapa metode yang diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar di TPQ adalah sebagai berikut :

a. Metode ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan

pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung

kepada sekelompok siswa.

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini

sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain

15

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 82-85.

Page 8: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

25

disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya

factor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.16

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan

pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak

didik. Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangkan

ketrampilan mengamati, menginterprestasi, mengklasifikasikan,

membuat kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan.

Penggunaan metode Tanya jawab bermaksud memotivasi

anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar, atau

guru yang bertanya (mengajukan pertanyaan) dan anak didik

menjawabnya.

c. Metode demontrasi

Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga

membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa

dapat mengamati dan memperhatikan apa yang dilihatkan selama

pelajaran berlangsung.

16

Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 3, hlm. 147.

Page 9: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

26

d. Metode drill / latihan

Metode latihan yaitu suatu cara belajar untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana memelihara

kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan,

kesempatan dan ketrampilan.17

e. Metode tugas dan resitasi

Metode resitasti (penugasan) adalah metode penyajian

bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh

siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, dan

laboratium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau

dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah

(PR), Tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya bias

dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat

lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar,

baik secara individual maupun secara kelompok.18

7. Evaluasi (Penilaian)

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut

17

Zaenal Mustakin, Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN Pekalongan Press,

2009), Cet. 1, hlm. 122-124.

18 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Op.Cit,. hlm. 96.

Page 10: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

27

maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau

suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia

pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia

pendidikan.19

Adapun alat ukur evaluasi pada garis besarnya menggunakan dua

cara yaitu dengan non tes dan tes.

a. Teknik non tes

Ada beberapa teknik non tes yaitu :

1) Wawancara (interview)

Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu cara yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

jalan tanya jawab sepihak.

2) Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi (observation) adalah suatu

teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti serta pencatatan secara sistematis.

3) Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang

selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat

hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan

tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.20

19

Wayan Nurkanca dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usana Offset

Printing, 1982), hlm, 1.

20 Ibid., hlm. 32-34.

Page 11: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

28

b. Teknik tes

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika

dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi

karena penuh dengan batasan-batasan.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa maka

dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu :

1) Tes formatif

Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif

maka evaluasi formatif dimkasudkan untuk mengetahui sejauh

mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program

tertentu. Tes formatif juga disebut tes pembinaan, diselenggarakan

pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar diselenggarakan

secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah

diajarkan.21

2) Tes sumatif

Tes ini disebut juga tes akhir semester atau evaluasi belajar

tahap akhir (EBTA). Tes ini bertujuan mengukur keberhasilan

belajar peserta didik secara menyeluruh, materi yang diujikan

seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu program

tahunan atau semesteran, masing-masing pokok bahasan terwakili

dalam butir-butir soal yang diujikan.

21

Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1994), Cet.

2, hlm. 47-48.

Page 12: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

29

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu kata “prestasi”

dan kata “belajar”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan

dan sebagainya).22

Sedangkan belajar adalah berusaha supaya mendapat

suatu kepandaian.

Dari pengertian prestasi dan belajar diatas, para ahli berbeda

pendapat di dalam mengemukakan rumusan tentang prestasi belajar,

yaitu :

a. W.S Winkel, mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan

pernyataan hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk lain, yang

menyatakan taraf prestasi belajar yang telah dicapai siswa.23

b. Muctar Bukhori, mengemukakan prestasi belajar sebagai

pencapaian yang diperoleh anak didik dalam kegiatan belajar

terhadap materi pelajaran, memiliki manfaat kegiatan sebagai

cerminan atas tindakan belajar yang telah dilakukan dalam suatu

periode tertentu terhadap pelajaran.24

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :

Balai Pustaka, 2001), hlm. 76.

23 W.S Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia 1989),

hlm. 45.

24 Muctar Bukhori, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemars, Cet II, 2000).

hlm. 178.

Page 13: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

30

c. Anas Sudijono, mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah

pencapaian siswa terhadap materi yang mereka terima dalam

proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.25

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses

pendidikan selama periode tertentu.

2. Macam-macam prestasi belajar

Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa secara garis besar

prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah perubahan-perubahan dalam segi

penguasaan pengetahuan dan perkembangan kemampuan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, dalam ranah

kognitif ini meliputi beberapa aspek hasil belajar yaitu

pengetahuan komprehensif, aplikasi, analisis dan sintesis.

b. Ranah afektif

Ranah afektif adalah perubahan-perubahan dalam segi

sikap, mental, perasaan dan kesadaran. dalam ranah afektif ini

meliputi beberapa aspek hasil belajar yaitu penerimaan, pemberian

respon, penilaian, pengorganisasian nilai dan karakteristik dengan

sautu nilai.26

25

Anas Sudijono, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: UD. Rana, 1992), hlm. 30.

26 Zakiyah Darajat, et al., Op. Cit,, hlm. 197-205

Page 14: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

31

c. Ranah psikomotorik

Menurut Nana Sudjana, ranah psikomotorik adalah

perubahan-perubahan yang berkenaan dengan ketrampilan dan

kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar

tertentu. Dalam ranah ini meliputi beberapa aspek yaitu gerakan

refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif

serta interpretatif.27

Dari macam prestasi belajar yang telah dijelaskan di atas

penting diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan

pengajaran dan menyusun alat-lat penilaian baik melalui tes maupun

non tes.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Suharsimi Arikunto, secara garis besar faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan atas dua jenis

yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, disebut

sebagai faktor internal. Selain itu, juga dipengaruhi oleh faktor yang

bersumber dari luar manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor

eksternal.28

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah sebagai berikut :

27

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rosdakarya,

1998), hlm. 30-31

28 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manuskrip, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993), hlm. 21.

Page 15: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

32

a. Faktor dari dalam diri siswa (internal)

1) Faktor jasmani/kondisi tubuh

Kekebalan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang

memungkinkan seseorang untuk dapat belajar secara aktif.

Seorang murid yang biasanya sering mengalami kesulitan

dalam belajar tidak bisa berkonsentrasi pada pelajarannya yang

akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya. Dengan demikian

kondisi fisik perlu sehat untuk bisa berkonsentrasi dalam

belajar dan mencapai prestasi yang memuaskan.29

2) Faktor psikologis, dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat,

minat motivasi, konsentrasi, ambisi dan tekad.

a) Intelegensi

Intelegensi atau kecerdasan adalah kemampuan

yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang

berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.30

Dalam buku prinsip-prinsip dan teknik evaluasi

pengajaran karya Ngalim Purwanto, William Stern

mengemukakan batasan bahwa intelegensi adalah

kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan

29

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :

Remaja Karya, 1998), hlm 54.

30 Ngalim Purwanto, Op. Cit, hlm. 52.

Page 16: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

33

baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai

dengan tujuannya.31

b) Perhatian

Menurut Al-Ghozali dalam Slameto bahwa

perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa

itupun bertujuan semata-mata kepada sesuatu benda atau

hal atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin belajar yang

lebih baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan,

sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar

dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan

hobi dan bakatnya.32

c) Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan apabila

diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar

akan menjadi kecakapan yang nyata. Secara umum bakat

adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.33

Bakat dapat dipengaruhi tinggi rendahnya prestasi

belajar bidang-bidang studi tertentu, setiap murid

31

Ibid, hlm. 53.

32 Ibid, hlm. 55.

33 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1995), hlm. 213.

Page 17: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

34

mempunyai bakat yang berbeda antara satu dengan yang

lain. Apabila bakat itu disalurkan, maka tidaklah mustahil

ia akan mencapai prestasi yang tinggi, dalam hal ini orang

tua harus pandai-pandai dalam menyalurkan bakat anak ke

sekolah yang sesuai dengan bakat mereka. Tetapi tidak

jarang orang tua menyekolahkan anak mereka ke jalur yang

tidak sesuai hanya karena keinginan membantu anak

berprestasi sebaik mungkin.34

d) Minat

Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana

bahwa minat adalah menyangkut aktivitas-aktivitas yang

dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang

gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai

pengetahuan dan teknologi.35

Dengan demikian, wawasan

akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi

peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa yang

seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat

terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan

sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.

34

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 1999), hlm. 227.

35 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (jakarta: Rineka Cipta,

2003), hlm. 136.

Page 18: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

35

e) Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri

individu, yang menyebabkan individu bertindak atau

berbuat. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan

yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam

memenuhi kebutuhannya.36

Dalam belajar hendaknya peserta didik mempunyai

motivasi belajar yang kuat, hal ini akan memperbesar

kegaiatan dan usahanya untuk mencapai prestasi yang

tinggi. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar

atau internal dan intensif di luar diri individu atau hadiah

sebagai suatu masalah di dalam kelas. Motivasi adalah

proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol

minat-minat para peserta didik.

f) Konsentrasi

Kemampuan berkonsentrasi dalam belajar mutlak

diperlukan, kurang konsentrasi merupakan keluhan yang

paling umum dikalangan peserta didik di dalam belajar.

Apakah itu di dalam kelas ataupun dirumah. Diperlukan

konsentrasi yang tinggi. Jika dalam mengikuti pelajaran,

36

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (jakarta: bumi aksara. 2008),

hlm. 3.

Page 19: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

36

pikiran kita melayang kemana-mana maka besar

kemungkinan kita tidak dapat menangkap materi pelajaran

yang diberikan oleh guru.

g) Ambisi dan tekad

Ambisi merupakan tenaga yang sangat besar

potensinya. Ambisi dan tekad ini sangat erat

berhubungannya dengan motivasi. Ambisi perlu memiliki

kalau kita ingin sukses. Tekad sedikit mirip dengan ambisi.

Tekad melicinkan ambisi mencapai sukses. Menurut Walter

Paule ada 3 resep mujarab untuk sukses diantaranya :

intelegensi, kemauan kerja, konstruktif dan tekad.37

Ambisi dan tekad untuk sukses merupakan faktor

yang sangat menentukan prestasi belajar. Ambisi yang kuat

namun tidak berlebihan dapat meningkatkan keyakinan diri.

Keyakinan diri ini akan melicinkan jalam mencapai sukses.

b. Faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal)

1) Lingkungan

a) Lingkungan alam

Keadaan alam di sekitar tempat belajar sangat

mempengaruhi hasil belajar murid-murid. Keadaan alam

yang tenang, sejuk membuat murid merasa nyaman untuk

belajar, ia tidak terganggu dengan hawa yang panas, udara

37

Hasbullah Thorony, Pustaka Sukses Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1993), hlm. 35.

Page 20: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

37

yang pengap dan lain-lain, sehingga memungkinkan hasil

belajarnya akan lebih tinggi.

b) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial dapat berpengaruh besar terhadap

peserta didik, pengaruh lingkungan dapat berdampak positif

dengan negatif, itu tergantung mana yang kuat.38

Dari lingkungan keluarga, jika keadaan keluarga

kurang harmonis, orang tua atau kakak-kakak kurang

perhatian terhadap prestasi belajar peserta didik dan

keadaan ekonomi yang parah sekali bisa menyebabkan

prestasi peserta didik kurang baik.

Lingkungan masyarakat dan teman juga tidak kalah

besar pengaruhnya, kalau peserta didik bergaul dengan

orang pandai, dia bisa ikut pandai, tetapi kalau ia bergaul

dengan teman-teman yang bermain tanpa mengenal waktu

sekolah maka prestasi belajarnya akan terganggu.

2) Faktor instrumental

a) Bahan pelajaran

Bahan pelajaran sangat mempengaruhi prestasi

peserta didik. Jika bahan pelajaran adalah sesuatu yang sulit

bagi peserta didik, maka peserta didik akan enggan untuk

mempelajarinya, peserta didik tersebut akan lambat dalam

38

Ngalim Purwanto, Op.Cit,. hlm. 55.

Page 21: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

38

belajar mengenai mata pelajaran itu, makin sulit sesuatu

bahan pelajaran, maka makin lambatlah orang

mempelajarinya. Sebaliknya semakin mudah bahan

pelajaran, maka makin cepatlah orang dalam

mempelajarinya.39

b) Guru/ pengajar

Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh guru di

sekolah adalah memberikan pelayanan kepada para peserta

didik agar mereka menjadi peserta didik atau anak didik

yang selaras dengan tujuan sekolah. Guru harus

bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar peserta didik

melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor

yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan

karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di

samping menguasai materi yang diajarkan.

c) Sarana dan fasilitas

Sarana dan fasiltas yang dibutuhkan di dalam

belajar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi peserta didik. Jika sudah terpenuhi sarana

belajarnya, terpenuhi bisa mencapai prestasi yang baik,

kadang justru ada peserta didik yang keadaan ekonominya

terbatas, sehingga ia menggunakan sarana seadanya, akan

39

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

hlm. 61.

Page 22: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

39

tetapi tetap giat belajar, jadi tidaklah sulit untuk mencapai

prestasi yang baik.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Abdul Majid dan Dian Andani dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi mengatakan bahwa

:”Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar yang dilakukan

pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.40

Zakiah Daradjat, dkk dalam bukunya yang berjudul Ilmu

Pendidikan mengatakan bahwa: Pendidikan Agama Islam adalah

pendidikan melalui ajaran-ajaran agama islam yaitu berupa bimbingan

dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah selesai dari

pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-

ajaran agama islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta

keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun diakhirat

kelak.41

Ahmad Tafsir dalam bukunya yang berjudul Ilmu dalam

Perspektif Islam mengatakan bahwa : “Pendidikan Agama Islam

40

Abdul Majib dan Dian Andani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi :

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), hlm. 48.

41 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1996), hlm. 86.

Page 23: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

40

adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang

agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam”.42

Ahmad D. Marimba dalam bukunya yang berjudul Filsafat

Pendidikan Islam mengatakan bahwa : Pendidikan Agama Islam

adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama

islam menuju kepada terbentuknya kepribadia utama menurut ukuran-

ukuran islam. Denga pengertian yang lain sering kali beliau

mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam,

memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam,

dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai islam.43

“Menurut M. Arifin dalam bukunya yang berjudul Ilmu

Pendidikan Islam suatu tinjaua teoritis dan praktis berdasarkan

interdisipliner mengatakan bahwa hakikat : “hakikat pendidikan agama

islam adalah orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar

mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah

(dasar manusia) anak didik melalui ajaran islam ke arah titik maksimal

pertumbuhan dan perkembangannya.44

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

adanya persamaan secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut :

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang

42

Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994),

hlm. 32.

43 Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 23.

44 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm. 152.

Page 24: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

41

dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki

kepribadian muslim yang sejati.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Toumy Al-Syaibani

dalam bukunya yang berjudul Filsafat Pendidikan Islam mengatakan

bahwa : Tujuan pendidikan agama islam adalah perubahan yang

diingini yang diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha

pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari

kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam

sekitar dimana individu itu hidup pada proses pendidikan itu sendiri

dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai

proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.45

Hamdani Ihsan dan A Fuad dalam bukunya yang berjudul

Filsafat Pendidikan Islam menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan

dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Tujuan Individual

Suatu tujuan yang meyangkut individu, melalui proses belajar

dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan

akhirat.

b. Tujuan Sosial

Suatu tujuan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat

sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laku masyarakat

45

Omar Muhammad Al Taoumy Al-Syaibani, (terj) Hasan Langgulung, Filsafat

Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 399.

Page 25: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

42

umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada

pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.

c. Tujuan Profesional

Suatu tujuan yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan

profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.

Ditinjau dari segi pelaksanaannya maka tujuan pendidikan dapat

dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Tujuan operasional, yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut program

yang telah ditentukan dalam kurikulum.

b. Tujuan fungsional, yaitu tujuan yang telah dicapai dalam arti

kegunaannya, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis meskipun

kurikulum secara operasional belum tercapai.46

Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam

menyimpulkan tujuan Pendidikan Agama Islam, yaitu :

a. Tujuan umum

Tujuan umum pendidikan islam harus dikaitkan dengan tujuan

pendidikan nasional negara. Jadi secara umum tujuan pendidikan

dalam islam adalah insan kamil.

b. Tujuan akhir

Tujuan akhir dalam pendidikan islam adalah mati dalam keadaan

islam.

46

Hamdani Ihsan dan A Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

1998), hlm. 86-87.

Page 26: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

43

c. Tujuan sementara

Tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah

pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum

pendidikan formal.

d. Tujuan operasional

Tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan

pendidikan tertentu.47

Al-Abrasyi sebagaimana dikutip Nur Uhbiyati dalam buku

Ilmu Pendidikan Islam 1 menyimpulkan lima tujuan Pendidikan

Agama Islam :

1) Membentuk akhlak

2) Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

3) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar

4) Menyiapkan pelajar dari segi profesional.48

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Yunus dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus

Pendidikan Agama menyimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama

Islam yang dikemukakan diatas, dapatlah dihayati fungsi dan peranan

Pendidikan Agama Islam, yaitu :

a. Pendidikan Agama Islam mempunyai kedudukan yang tinggi dan

utama karena Pendidikan Agama Islam memperbaiki akhlak.

47

Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 29-30.

48 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998), hlm. 50.

Page 27: BAB II DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …repository.iainpekalongan.ac.id/1137/9/12. BAB II.pdf · TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN ... Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN

44

b. Pendidikan Agama Islam dapat membersihkan hati nurani dan

mencetak anak berakhlak mulia dan berbuat kebajikan.

c. Pendidikan Agama Islam menerangi kehidupan supaya anak berada

di jalan yamg lurus dan jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

d. Pendidikan Agama Islam membentuk keluarga akan tumbuh sehat

jasmani dan rohaninya sehingga akan membawa umat yang kuat di

bawah cahaya islam.49

49

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Hadi Karya

Agung, 1997), hlm. 7.