BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur...

44
Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 9 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Definisi Hotel Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu, maka rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring perkembangan, tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami perubahan, yakni penghilanganhuruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel. Hotel menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) memiliki arti bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Sedangkan definisi hotel pada buku pengantar perhotelan adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang dikelola secara komersil. Menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. (sesuai Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987) II.1.2 Tinjauan Hotel bisnis bintang tiga Menurut surat Keputusan Menteri Perhubungan Indonesia No. PM10/PW 301/ PHB-17 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu:

Transcript of BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur...

Page 1: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 9

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Definisi Hotel

Secara harfiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang

artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian

dan untuk membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu,

maka rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk

menginap dan beristirahat sementara waktu, dan dikoordinir oleh seorang

host. Seiring perkembangan, tuntutan terhadap kepuasan, di mana orang tidak

menyukai peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian

mengalami perubahan, yakni penghilanganhuruf “s” pada kata hostel sehingga

menjadi hotel.

Hotel menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) memiliki arti

bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan

tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi yang

dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh

pelayanan, penginapan, makan dan minum.

Sedangkan definisi hotel pada buku pengantar perhotelan adalah suatu

bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang dikelola

secara komersil. Menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan

minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan

bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun

mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. (sesuai

Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)

II.1.2 Tinjauan Hotel bisnis bintang tiga

Menurut surat Keputusan Menteri Perhubungan Indonesia No. PM10/PW

301/ PHB-17 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian

klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu:

Page 2: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 10

• Persyaratan umum, antara lain kondisi bangunan dan kelengkapan fasilitas

• Bentuk pelayanan yang diberikan

• Jumlah kamar yang tersedia

• Letak atau keadaan lokasi

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada

peraturan pemerintah, yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata.

Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan beberapa faktor, untuk hotel berbintang tiga,

berikut jenis klasifikasi yang telah ditetapkan:

1. Harga jual

Masuk dalam katagori European plan hotel, yaitu hotel dengan perencanaan

biaya untuk harga kamar saja. Keistimewaannya praktis dan memudahkan

sistem billing

2. Ukuran hotel

Average hotel � jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar

3. Tipe tamu hotel

Business / transit hotel, yaitu untuk tamu yang transit (singgah sementara)

4. Lama tamu menginap

hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam

5. Lokasi

hotel yang terletak di dalam kota

6. Jumlah kamar dan persyaratan hotel bintang tiga (***)

jumlah kamar standar, minimal 30 kamar suite, minimum 2 kamar mandi di

dalam luas kamar standar, minimum 24m2 , luas kamar suite, minimum 48 m2

II.1.3 Organisasi Fungsi Hotel Bintang Tiga

Hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu:

• Private area

Merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti kamar pada hotel.

• Public area

Merupakan area pertemuan antara karyawan dengan tamu dan juga tamu dengan

tamu

Page 3: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 11

• Semi Public area

Merupakan area untuk kegiatan para karyawan terutama karyawan

administrasi,ruang rapat, zona di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat

memasukinya

• Service

Merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam pelayanan

disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.

Secara fungsional, hotel ini mempunyai 2 bagian utama, antara lain:

A. Front of the house (sektor depan hotel)

Terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk dalam area front of

the house yaitu:

A. Guest Room

Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap

B. Public Space Area

Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema

yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat

kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi

jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.

C. Lobby

Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, mengurus

administrasi dan keuangan yang bersangkutan dengan penyewaan kamar.

Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:

o Entrance hall

Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau dengan

ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang

cukup luas

o Front desk / Reception desk

Terdiri atas ruang - ruang personil front desk yang berfungsi untuk

proses dan mengelola administrasi pengunjung

o Guest elevator

Sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area

menuju guest room atau fungsi lainnya di atas.

Page 4: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 12

o Sirkulasi

Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana

untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan

pengunjung

o Seating Area

Wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang.

Sarana ini sangat berguna untuk kontak sosial di antara pengunjung.

o Retail Area

menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari

o Support function

sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain

seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain.

o Consession space

Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel

berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan

bagian dari publik area, yang antara lain terdiri dari travel agent,

perawatan kecantikan / salon, toko buku dan majalah, money changer,

toko souvenir.

o Food and Beverages outlets

Berupa restoran, coffee shop, longue, bar

o Ruang Serbaguna

Difungsikan untuk acara publik seperti acara pertemuan, seminar,

pernikahan, dan lain-lain

o Area rekreasi

Daerah yang dipergunakan pengunjung untuk berekreasi, berolahraga,

santai dan lain-lain, yang antara lain swimming pool, food court, retail

area, fitness dan sarana olah raga, taman, Spa dan sauna, kolam kanal

buatan dan lain sebagainya.

B. Back of the house (sektor belakang hotel)

Terdiri dari area servis. Yang termasuk back of the house yaitu:

A. Daerah dapur dan gudang (food and storages area)

Page 5: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 13

Merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman. Terdapat

gudang kering dan gudang basah, disesuaikan dengan kebutuhan makanan

dan minuman yang dimasukkan.

B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum

Merupakan tempat turun-naik barang dari dan ke dalam mobil pengangkut

C. Daerah pegawai / staff hotel (employees area)

Merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk karyawan, gudang, dll

D. Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping)

Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi

sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang

digunakan untuk melayani tamu dan juga karyawan. Pada area house

keeping, terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang, tempat

menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll. Yang disiapkan untuk melayani

tamu hotel.

E. Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area)

Berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa

untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.

II.1.4 Fasilitas Hotel

Fasilitas standar yang umum dan harus terdapat pada masing – masing

jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut :

A. Fasilitas dalam unit:

• Kamar mandi privat ( bathroom ) dan perlengkapannya.

• Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis).

• Lemari pakaian ( cupboard ).

• Rak untuk menyimpan barang ( luggage rack ).

• Telepon, lampu, AC.

• Radio dan Televisi, koneksi internet

• Meja rias / tulis ( dressing table ) dan kursi.

• stationeries, dll.

Page 6: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 14

B. Fasilitas keseluruhan hotel

• Lobby/ customer service

• Ruang tunggu

• Anjungan tunai

• Minimarket

• Restoran, café, bar, longue

• Toko merchandise, money changer, toko tiket pesawat

• Kolam renang, spa, dll

II.1.5 Tinjauan Hotel Kapsul Sejenis

Dari uraian defisi umum hotel, maka hotel kapsul adalah sebuah jenis

bangunan yang memiliki banyak kamar berukuran kecil ekstrim (kapsul) untuk

disewakan sebagai tempat menginap. Ide awal hotel kapsul pertama lahir di

Jepang dan menjadi sebuah tren akomodasi baru. Ide dasarnya adalah dari

keinginan untuk efisiensi ruang dan kenyamanan fungsional. Yang berasal dari

semangat, adaptif kreatif dari pikiran masyarakat jepang. Hotel kapsul bertujuan

menghadirkan tempat sewa murah dan memberikan akomodasi penginapan untuk

para tamu yang tidak membutuhkan pelayanan seperti hotel konvensional

lainnnya. Disebut kapsul karena memiliki arti sebuah unit kamar sewa hotel yang

kecil dan berbentuk lonjong menyerupai bentuk kapsul. Selain itu, kapsul di

jepang identik dengan ruang-ruang dari pre-fabrikasi.

Ditinjau dari jenis lokasi, maka hotel kapsul dapat dikatagorikan sebagai

hotel bisnis. Karakter tamu hotel kapsul tidak berbeda dengan karakter tamu hotel

bisnis seperti yang telah disebutkan dalam table, yaitu sebagai berikut:

• Bepergian seorang diri atau berkelompok

• Menginap dalam jangka waktu relatif singkat

• Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap jarak

pencapaian ke objek tujuan harus sedekat mungkin

• Dalam hal ini, rekreasi tidak diprioritaskan

Page 7: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 15

Sistem yang berlaku di dalam hotel ini sama halnya seperti hotel

konvensional lainnya. pengunjung melakukan check in, bersih – bersih diri, tidur

atau makan, bersiap, lalu check out.

Tipikal sebuah hotel kapsul terdiri dari 2 bagian utama yaitu ruang

publik dan ruang privat. Ruang privat adalah unit kapsul tempat tidur pengunjung.

Unit yang umum banyak diterapkan hotel kapsul di Jepang adalah single unit yang

terdiri dari satu buah kasur dan tidak ada jalur sirkulasi untuk berjalan.

Namun, ada juga unit kapsul yang berukuran lebih besar sehingga

terdapat jalur sirkulasi di dalam kapsul untuk menunjang kegiatan bekerja dalam

ruang lebih optimal dan adapula unit yang berukuran lebih besar dengan

menghadirkan kamar mandi privat di dalam unit kapsul dapat dikatakan sejenis

dengan fasilitas hotel bintang tiga.

Gambar II.1 single unit (sleeping box)

Gambar II.2 unit kapsul dengan sirkulasi berjalan

Page 8: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 16

Gambar II.3 fasilitas kamar mandi privat

Unit kapsul yang sudah banyak diterapkan di Negara Jepang mayoritas

berbahan fiber glass. Di dalam blok modular tersebut, sudah dilengkapi dengan

fasilitas penunjang kegiatan seperti televisi, jaringan internet, telepon, kotak

kontrol tombol (pendingin ruangan, tv, lampu), dan meja kecil knock down untuk

bekerja dan kamar mandi.

Gambar II.4 tata letak fasilitas unit kapsul

Gambar II.5 fasilitas unit kapsul

Berikut beberapa contoh sirkulasi gerak manusia yang dapat dilakukan di unit

kapsul:

Page 9: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 17

Gambar II.6 sirkulasi gerak manusia dalam unit kapsul

1. Lobby

Sama halnya dengan hotel konvensional, setelah melewati entrance, terdapat

loby. Loby berfungsi sebagai tempat mengurus segala administrasi hotel

seperti check in dan check out penginapan

2. Kamar mandi dan ruang ganti

Kamar mandi dapat dikatagorikan sebagai sarana publik maupun sarana privat

berdasarkan perletakannya. Mayoritas hotel kapsul yang sudah ada di jepang,

meletakan kamar mandinya di luar unit sewa sehingga menjadi kamar mandi

umum/publik. Namun, jika hotel kapsul tersebut memiliki ciri sama dengan

hotel bintang tiga, maka akan terdapat kamar mandi di dalam unit sewa,

sehingga sifatnya berubah menjadi privat khusus pengguna unit tersebut saja.

3. Loker penyimpanan

Karena unit hotel kapsul relatif kecil, maka terdapat fasilitas loker

penyimpanan yang berfungsi sebagai pengganti lemari. Hal ini bersifat

opsional sesuai kebijakan penyedia hotel dan kebutuhan tamu jika dirasa perlu

mengadakan area loker khusus.

Gambar II.7 ruang loker bersifat publik

Sama halnya dengan kamar mandi, ruang loker bisa dikatagorikan sebagai

ruang privat jika diletakan di dalam unit kapsul.

Page 10: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 18

Gambar II.8 ruang loker bersifat privat

4. Ruang komunal atau fasilitas tambahan

Fasilitas tambahan seperti ruang baca, restoran, ruang duduk, sauna dan spa

dan lain-lain tersedia pula dalam hotel kapsul. Berikut beberapa contoh

diantaranya:

Gambar II.9 Ruang baca, ruang tunggu atau aktivitas individu

Gambar II.10 Ruang sauna dan spa

Gambar II.11 restoran, lounge, kafe

Page 11: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 19

Struktur bangunan pada hotel kapsul ini terbilang praktis dan

penerapannya cukup mudah. Untuk bagian unit hotel, dibuat kerangka-kerangka

beton yang modular guna memasukan tabung kapsul di setiap lubang modul yang

telah di sediakan. Kapsul yang berbahan dasar fiber terlebih dahulu telah di rakit

dan hanya tinggal memberikan finishing di beberapa titik.

Gambar II.12 kerangka pasang hotel kapsul

II.1.6 Arsitektur Berkelanjutan

Menurut Tri Harso Karyono (2010) dalam bukunya green architecture,

Arsitektur hijau merupakan suatu rancangan lingkungan binaan, kawasan, dan

bangunan yang komprehensif. Rancangan harus memenuhi kriteria hemat dalam

menggunakan sumber daya alam, minim menimbulkan dampak negatif, serta

mampu meningkatkan kualitas hidup manusia.

Arsitektur hijau (Green Architecture) adalah suatu pendekatan pada

bangunan yang bertujuan unutuk dapat meminimalisasi berbagai pengaruh

membahayakan pada manusia dan lingkungan. Konsep pendekatan ini sangat

penting untuk diaplikasikan di era modern karena berkaitan dengan isu global

warming yang sedang marak akibat banyak perusakan lahan dan pemakaian energi

secara besar-besaran.

Page 12: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 20

Prinsip-prinsip green architecture menurut Brenda dan Robert Vale,

dalam buku Green Architecture Design for A Sustainable future :

a. Hemat energi / Conserving energy

Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau

energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi

bangunan)

b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate

Merancang bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita,

dan sumber energi yang ada.

c. Minimizing new resources

Merancang dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam yang baru,

agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang

penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan

sumber daya alam.

d. Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan

tersebut.

Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak

aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya

masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

e. Merespon keadaan tapak dari bangunan.

Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan

dan memenuhi semua kebutuhannya.

Berikut adalah tabel ringkasan sasaran dan implementasi dari pembahassan green

architecture

SASARAN IMPLEMENTASI

Minim

mengkonsumsi

sumber daya alam

• Hemat energi

• Hemat air

• Hemat material

• Penggunaan material terbarukan (reuse, reduce,

recycle)

Minim

memberikan

• Minim menghasilkan limbah (padat, cair,gas)

• Merubah limbah menjadi produk bermanfaat

Page 13: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 21

dampak negative

terhadaap alam

• Tidak menimbulkan pemanasan kawasan (heat

island)

• Rendah emisi gas rumah kaca

• Pemanfaatan sumber energi terbarukan

Tidak menurunkan

kualitas hidup

manusia

• Kualitas kimawi udara memenuhi standar kesehatan

• Kualitas fisik udara/ruang memenuhi standar

kenyamanan fisik

• Aman

Tabel II.1 sasaran dan implementasi green architecture

Tujuan arsitektur hijau tersebut menjadi sustainable (berkelanjutan), earth friendly

(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa

sangat baik).

• Sustainable ( Berkelanjutan )

Yang berarti bangunan tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten

terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan –

perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

• Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green

apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Tidak hanya dalam

perusakan terhadap lingkungan, tetapi juga menyangkut masalah pemakaian

energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai

sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung

lainnya.

• High performance building

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah

pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance

building”. Alasan mengapa green architecture mempunyai sifat ini salah satu

fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan

memanfaatkan energi yang berasal dari alam dan dengan dipadukan teknologi

tinggi ( High technology performance )

Page 14: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 22

Menurut kutipan buku James Steele, Sustainable Architecture “Arsitektur

berkelanjutan adalah Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa

membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan

mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain,

dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat

terkait.”

Dari standar bangunan hijau dan sustainable yang digunakan oleh

beberapa Negara, seluruhnya mengacu kepada 3 aspek utama, yaitu:

a. environmental sustainability

meliputi integrasi ekosistem, biodiversitas, kepekaan kapasitas. Beberapa

aspek lingkungan yang berkelanjutan terdiri dari faktor pemilihan dan

pengolahan tapak, konservasi air, penghematan energi buatan, penggunaan

energi terbarukan, penggunaan material yang berkelanjutan, pengolahan

limbah, dan pengaplikasian perkembangan teknologi

b. social sustainability

Meliputi identitas kultur masyarakat suatu kawasan tersebut, upaya

pemberdayaan masyarakat sekitar, aksesbilitas, kestabilan lingkungan dan

keadilan bagi masyarakatnya.

c. economical sustainability

Meliputi pertumbuhan perekonomia, pertumbuhan penduduk yang

mempengaruhi segala pertumbuhan kawasan tersebut, produktivitas, serta

pengembangan dan penyebaran.

Pendekatan perancangan hemat energi dapat dibagi dua, yaitu:

1. Perancangan Pasif

Perancangan pasif adalah penghematan energi dengan cara memanfaatan energi

alami dan mengkonversi energi tersebut menjadi dalam bentuk lain. Misalnya

energi matahari yang diubah menjadi energy listrik.

2. Perancangan Aktif.

Perancangan aktif adalah salah cara penghematan energi dengan bantuan alat-

alat teknologi yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian, atau

menghasilkan energi baru. Perancangan secara aktif secara otomatis juga

Page 15: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 23

menggunaan perancangan pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif,

penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat

kenyamanan termal dan visual harus dicapai.

Prinsip perancangan arsitektur hemat energi dilihat dari parameter disain

arsitektural adalah sebagai berikut:

1. Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim

2. Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial

3. Fasade bangunan yang responsif terhadap iklim

4. Sumer energy berasal dari pembangkit yang terbarukan

5. Penggunaan system operasional aktif dan kombinasi

6. Konsumsi energi yang rendah

7. Tingkat kenyamanan yang konsisten

8. Pertimbangan terhadap ekologi tapak

(Sumber: Energy-efficient Architectute, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur

Hijau, Jimmy Priatman, 2002)

II.2 Tinjauan Khusus Topik

II.2.1 Kajian Iklim Tropis Lembab

Iklim mempunyai dampak yang kuat terhadap pembentukan sebuah

rancangan bangunan. Iklim sebuah wilayah akan mempengaruhi respon dalam

membentuk kenyamanan beraktifitas pengguna. Respon rancangan dari masing-

masing iklim membentuk tipologi bentuk yang secara umum dikenal dengan

arsitektur lokal.

Georg Lippsmeier dalam buku Bangunan Tropis menyatakan bahwa

daerah tropis berlaku untuk daerah yang meliputi kurang 40% dari luas permukaan

bumi ini. Posisi daerah tropis terletak antara garis 230, 270 utara dan selatan. Garis

balik isotherm lintang utara, 270 adalah garis cancer dimana matahari pada tanggal

20 Juni posisinya tegak lurus, sedangkan garis balik isotherm lintang selatan

230, 270 adalah garis balik Capricorn dimana pada tanggal 23 Desember berada

pada posisi tegak lurus. Daerah iklim tropis lembab berada di sekitar khatulistiwa

sampai sekitar 150 utara dan selatan.

Page 16: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 24

Berikut tabel pengamatan kelembaban udara dan kecepatan angi rata-rata

selama satu tahun di Jakarta tahun (pengamatan 2009):

Pengamatan kelembaban udara sepanjang tahun, 2009

Tabel II.2 Kelembaban Udara Menurut Bulan di Jakarta, 2009

Bulan Kelembaban Udara Maksimum Minimum Rata-rata

Januari 92 62 81 Febuari 92 66 81 Maret 85 67 76 April 86 69 76 Mei 89 67 77 Juni 84 70 75 Juli 76 56 68 Agustus 77 63 69 September 77 61 68 Oktober 81 62 70 November 90 64 75 Desember 93 68 77

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika

kecepatan angin pada tapak yang diamati dari stasiun pengamatan di

Jakarta pada tahun 2009:

Tabel II.3 Rata-rata Cuaca Menurut Bulan di Jakarta, 2009

Bulan Tekanan Udara (mbs)

Arah Angin (point)

Kecepatan Angin (m/s)

Penyinaran Matahari (%)

Januari 1 009,9 294 4,8 32 Febuari 1 008,6 254 5,3 32 Maret 1 009,1 270 5,5 65 April 1 009,0 315 4,9 46 Mei 1 008,6 165 3,9 50 Juni 1 009,8 180 5,5 54 Juli 1 010,4 180 4,1 66 Agustus 1 010,1 165 4,2 71 September 1 010,4 169 4,3 76 Oktober 1 010,4 248 4,2 62 November 1 008,8 270 4,8 40 Desember 1 009,6 330 3,9 41

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika

Page 17: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 25

Dari tabel di atas, diperoleh rata-rata kelembaban di Jakarta sepanjang

tahun sebesar 75%. Berdasarkan diagram Lippsmeier, kelembaban yang masih

terbilang nyaman adalah 20% - 78%. Kelembaban udara di tapak sangat tinggi,

bahkan ada yang melewati batas normal,yaitu pada bulan Januari dan Februari.

Kelembaban yang tinggi dapat dihalau dengan kecepatan udara. Dengan kecepatan

udara yang tinggi, kelembaban udara dapat berkurang sehingga lebih mendekati

area kenyamanan termal.

Prasasto Satwiko dalam buknya fisika bangunan 1 menyatakan,

Indonesia berada dalam daerah tropis lembab dengan ciri-ciri sebagai berikut:

• Tidak ada perbedaan jelas antara musim kering (kemarau) dan basah (hujan).

Musim hujan dan kering dapat panjang sehingga terjadi tumpang-tindih musim.

• Suhu udara relative tinggi dengan amplitude suhu siang – malam kecil (240C –

320C)

• Kecepatan angin rendah (di Jakarta dalam 1 hari berkisar antara 1m/s –

4m/s)

• Kelembaban udara tinggi (60% - 90%). Kelembaban tinggi ini menyebabkan

kulit terasa lengket karena keringat tidak dapat leluasa menguap sehingga

menempel di kulit. Kondisi ini menyebabkan perasaan tidak nyaman.

• Radiasi matahari cukup tinggi (sekitar 400 W/m2), walau sering juga tertutup

Keadaan langit yang umumnya selalu berawan (< 100W/m2).

• Curah hujan deras dapat turun dalam beberapa hari berturut-turut. Rata-rata

sekitar 1500-2500mm per tahun.

• Flora beraneka ragam, subur dan tidak mengenal musim gugur. Jamur tumbuh

dengan pesat

• Karat logam dan pelapukan organic mudah terjadi

• Penduduknya mengembangkan budaya kehidupan di luar rumah (outdoor living)

Berdasarkan ciri-ciri iklim tropis lembab diatas, maka dapat terlihat

kelebihan serta kekurangan yang ada saat tinggal di iklim tersebut. Suhu udara dan

tingkat kelembaban yang tinggi di daerah tropis lembab merupakan suatu kendala

untuk mendapatkan kenyamanan. Ditambah dengan kecepatan angin yang relatif

rendah. Namun hal ini dapat diatasi dengan penciptaan aliran udara di dalam

ruangan. Sirkulasi udara di dalam ruangan tidak hanya ditentukan oleh kecepatan

Page 18: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 26

udara eksterior tetapi juga oleh pengolahan posisi masa bangunan dan penempatan

elemen desain arsitektur.

II.2.2 Ruang

Menurut Rustam Hakim (1987), ruang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia baik secara psikologi emosional (persepsi) maupun

dimensional. Ruang bisa terjadi secara visual dan non visual (bau, sinar, angin,

bayangan) dan keberadaannya lebih bertumpu pada rasa. Ruangan dalam suatu

lingkungan binaan tidak hanya sekedar the sense of exposure, namun hendaknya

menghadirkan suatu suasana. (atmospere). Suasana dimunculkan oleh ruang

dipengaruhi oleh ekspresi dari unsur pembentuk ruang serta respon dari pengamat

(pemakai ruang).

Sebagaimana persyaratan teknis keandalan yang diatur dalam UU no.

28/2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) adalah aspek kesehatan dan

kenyamanan. Persyaratan-persyaratan tersebut salah satunya adalah sistem

penghawaan dan kondisi udara dalam ruang (thermal).

Suatu ruang dapat dikatakan sesuai, apabila dapat mengakomodasi fungsi

ruang dan kebutuhan akan kegiatan serta gerak manusia di dalamnya. Selain itu

ruang tersebut juga harus dapat menghadirkan penghawaan dan pencahayaan yang

baik. Ruang yang terlalu besar atau terlalu kecil dimensinya dalam peranannya

mengakomodasi kegiatan yang berlangsung, akan mempengaruhi aktivitas

manusia maupun kondisi fisik bangunan yang mewadahi ruang tersebut. Pada

manusia akan mempengaruhi kenyamanan, kesehatan dan psikologis. Sedangkan

pada kondisi fisik bangunan meliputi tingkatan suhu, penghawaan, intensitas

pencahayaan, kelembaban dan lain sebagainya.

Lippsmeieir menyatakan, bentuk dan metode konstruksi bangunan

modern pada umumnya memungkinkan setiap bangunan menggunakan penyejuk

udara (AC) secara mekanis. Jika kondisi iklim diperhatikan pada pembuatan

instalasi penyejuk udara, maka ini adalah metode yang paling terjamin untuk

mendapatkan iklim ruangan dan iklim kerja yang paling optimum dalam ruangan.

Tetapi, instalasi penyejuk udara dapat menimbulkan kerugian yaitu pencemaran di

luar lingkungan, serta anggaran biaya dan perawatan bangunan akan lebih mahal.

Page 19: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 27

selain itu, mempengaruhi keseimbangan organisme manusia jika perbedaan iklim

luar dan iklim dalamnya besar. Gangguan kesehatan bisa timbul bila berada lama

atau sering keluar masuk ruangan yang demikian.

Dengan adanya masalah akibat penggunaan pendingin ruangan yaitu

penghematan biaya untuk hotel kapsul yangidentik dengan ekonomis/murah,

penghematan energi dan terdapatnya efek negative pada manusia maka penting

untuk memperhatikan bagaimana memperbaiki kondisi ruangan dengan cara

alamiah. Beberapa metode perencanaan yang dapat mempengaruhi iklim interior

diantaranya orientasi bangunan, ventilasi silang, pelindung matahari. Dengan

penempatan bangunan yang tepat terhadap matahari dan angin, serta bentuk denah

dan konstruksi serta pemilihan bahan yang sesuai, maka temperatur ruangan dapat

di turunkan beberapa derajat tanpa bantuan peralatan mekanis. Perbedaan

temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau gerakan udara lambat

sudah dapat menciptakan perasaan nyaman bagi manusia yang sedang berada di

dalam ruangan.

II.2.3 Studi Kasus Ruang Dimensi Sejenis Unit Kapsul

Berikut adalah data hasil survey/ studi banding dari 2 buah kamar kost-

kostan dengan bangunan berbeda yang ada di sekitar daerah kampus Binus. Studi

lapangan ini akan membahas tingkat kelembaban dan sirkulasi bukaan yang

didapat dalam unit ruangan. Dimana, ruang kost-kostan ini memiliki dimensi yang

mirip dengan konsep perancangan hotel kapsul. Survey dilakukan di 2 tempat

berbeda, dengan hari yang berbeda namun dalam kisaran waktu yang sama

(berkisar antara jam 12.30 - 14.00).

Pengukuran menggunakan 2 buah alat. Untuk perhitungan kelembaban,

menggunakan hygrometer yang menampilkan suhu ruang dan kelembabannya.

Alat ke dua adalah anemometer yang dapat menghitung gerak angin (dalam hal

ini, tidak menggunakan AC)

Page 20: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 28

Gambar II.13: alat ukur Kecepatan angin Gambar II.14: alat ukur kelembaban

Kamar 1 – Binus Square

Tipe kamar single unit

Kondisi baru, belum terpakai sehingga AC tidak menyala.

Gambar: II.14: kondisi kamar 1

Dari data pengukuran, terdapat hasil sebagai berikut:

Kelembaban : 62%

Kecepatan angin : 2,8 m/s

Kesimpulan:

Walaupun ruangan relatif kecil dan kelembaban sedikit melebihi batas

zona nyaman, namun tidak terlalu merugikan dan menjadi masalah bagi

penghuninya. Dengan adanya balkon pada unit kamar, membuat adanya sirkulasi

udara karena memiliki bukaan silang. Kecepatan angin juga terbilang cukup besar

karena bangunan memiliki level cukup tinggi atau bersifat highrise building.

Kamar 2

Tipe kamar single unit

Pengukuran dilakukan setelah kondisi AC mati +-10 menit.

Page 21: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 29

Gambar: II.16: kondisi kamar 2

Kelembaban : 67 %

Kecepatan angin : 1,6 m/s

Kesimpulan:

Ruang koridor yang sempit memiliki bukaan pada bagian koridor

(menyatu dengan kusen pintu) dan tidak ada bukan pada bagian dinding luar.

Selain itu, jendela hampir di setiap unit tidak dimanfaatkan sebagaimana

fungsinya. Jendela selalu dalam kondidi tertutup. Sehingga tidak ada ventilasi

silang untuk pergantian udaranya. Ruang-ruang sering sekali di dinginkan terus

menerus mengakibatkan kelembaban cukup tinggi.di dalam ruang, maupun luar

ruang (lorong) pada saaat AC dimatikan karena tidak ada bukaan. Koridor satu

arah juga mempersulit gerak udara terdapat sisi mati di salah satu sisinya,

ditambah dengan posisi kamar mandi yang cukup berdekatan.

Kesimpulan keseluruhan:

Dari perbedaan pengolahan dua ruang ini, terlihat bahwa ruang yang

mendapat bukaaan silang mempunyai kelembaban yang mendekati normal,

dibanding ruang yang tanpa bukaan. Selain itu, suasana ruang trlihat kusam.

Bentuk koridor mati yang juga berbentuk linear turut mempengaruhi sulitnya

udara mengalir dan mendistribusikannya ke setiap unit ruang.

Page 22: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 30

Dari data pengamatan tersebut dan hubungannya dengan hotel kapsul

yang memiliki dimensi ruang sejenis, adalah sebagai berikut:

• Bangunan tidak memperhatikan arah gerak angin sehingga sirkulasi udara yang

bergerak dalam ruangan menjadi sulit serta ruangan mudah menjadi pengap dan

lembab

• Ruang yang pengap dan lembab dapat mengganggu kesehatan penggunanya,

terutama kesehatan pernapasan dan kulit karena mudah dihinggapi bakteri

• Ruangan yang pengap dan lembab membuat dinding cepat kusam, material lain

rentan lapuk karena potensi pertumbuhan jamur cepat.

• Ruang yang kecil memberi pengaruh psikologis kepada pengguna ruang.

suasana tidak nyaman misalnya sesak dan kesan tertekan/ stress

Dengan melihat adanya beberapa kerugian tersebut, maka upaya

pengolahan kecepatan dan aliran angin perlu diadakan pada hotel kapsul ini.

II.2.4 Definisi Angin

Menurut Turyanti dan Effendy (2006) angin adalah massa udara secara

mendatar (horizontal) yang pada umumnya dikur dalam dua parameter yaitu

kecepatan dan arah. Buys Ballot ahli ilmu cuaca dari Perancis menerangkan

bahwa angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat bertekanan

tinggi ke tempat lain yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu

rendah ke wilayah bersuhu tinggi.

Menurut Ahrens (2007), angin merupakan udara yang kekuatannya

sangat bergantung pada gradient tekanan dan merupakan proses penting dalam

transport bahang (panas), kelembaban, uap air, mikroorganisme dan material

lainnya dari suatu tempat menuju tempat yang lain.

II.2.5 Penyebab terjadinya angin

Page 23: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 31

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah

yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi

serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah dari daerah lain di sekitarnya

sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh

pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke

tempat lain.

Secara umum angin terjadi karena terbentuknya gradient tekanan (slope)

udara pada dua wilayah yang berbeda. Jika suatu wilayah menerima energi radiasi

matahari lebih besar maka suhu udara yang dimilikinya akan lebih panas dan

tekanan udara yang terbentuk akan cenderung lebih rendah. Perbedaan kerapatan

massa udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar

dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, sehingga

mengakibatkan terbentuknya aliran udara pada wilayah tersebut dari tekanan

tinggi ke tekanan rendah. Dapat disimpulkan bahwa tekanan dan suhu udara

sangat penting dalam proses terjadinya angin atau perbedaan tekanan sebagai

akibat dari perbedaan suhu inilah penyebab terjadinya angin. Angin juga dapat

disebabkan oleh pergerakan gesekan benda sehingga mendorong udara di

sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.

Proses terbentuknya angin dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

1. Gradient barometris

Merupakan suatu bilangan yang menunjukan perbedaan tekanan udara

dari dua isobar yang jaraknya 111 km sehingga jika makin besar gradient

barometriknya maka angin yang dihasilkan akan semakin cepat (magnitude).

2. Lokasi

Posisi lintang rendah umumnya menerima radiasi surya lebih besar dari

daerah lintang tinggi sehingga potensi terbentuknya sel-sel tekanan rendah pada

daerah katulistiwa akan lebih besar dibandingkan dengan lintang tinggi sehingga

potensi untuk terjadinya angin atau turbulensi massa udara akan lebih besar jika

dibandingkan wilayah diluar ekuator. Angin di dekat khatulistiwa lebih cepat

daripada angin yang jauh dari khatulistiwa

3. Tinggi lokasi

Page 24: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 32

Wilayah yang lebih tinggi memiliki tekanan udara lebih rendah

dibanding daerah dekat pesisir pantai. Perbedaan ketinggian juga akan memicu

pergerakan angin. Semakin tinggi lokasinya, semakin kencang pula angin yang

bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju

udara.

4. Waktu

Waktu sangat berkaitan dengan musim dan periode penyinaran matahari.

Pada musim panas pusat tekanan rendah akan lebih banyak terbentuk dan potensi

terjadinya konvergensi udara akan sangat besar sehingga angin akan bergerak

menuju wilayah tersebut begitupula sebaliknya. Sama halnya pada siang hari,

angin akan bergerak lebih capet dibandingkan pada malam hari. Hal ini

disebabkan pada siang hari pada daerah tertentu memperoleh panas lebih banyak,

sehingga tekanan pada daerah tersebut akan rendah. Adanya perbedaan tekanan

yang cukup signifikan menimbulkan angin yang cukup kencang.

II.2.6 Pola umum angin di Indonesia

Pola umum angin yang terdapat di Indonesia pada umumnya merupakan

pola angin yang dipengaruhi oleh angin monsun dan angin pasat. Angin monsoon

yang melintasi Indonesia dikenal dengan angin monsun Asia atau angin monsoon

Barat dan angin monsun Australia yang dikenal dengan angin monsun timur.

Adanya pengaruh yang kuat dari sistem monsun ini di akibatkan karena angin di

Indonesia ditentukan oleh pola tekanan di Australia dan Asia, pola tekanan ini

mengikuti pola gerak tahunan matahari. Sebagai akibatnya pola angin di Indonesia

umumnya adalah pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang berubah arah hampir

setengah belahan bumi dalam setiap tahunnya. Pola angin monsun barat yang

datang dari Asia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan muson timur

yang datang dari Australia menyebabkan terjadinya musim kemarau di Indonesia

(Wyrtki, 1987).

• Angin Monsun Barat

Angin monsun barat pada umumnya mulai terjadi pada bulan Oktober –

April. Proses terbentuknya angin ini karena posisi matahari berada di belahan

Page 25: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 33

bumi 23 selatan (BBS), sehingga belahan bumi selatan khususnya wilayah daratan

benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari pada benua

Asia. Terbentuknya sel tekanan rendah di Australia akibat ekspanasi thermal atau

pemanasan. Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya

rendah dan tekanan udaranya menjadi tinggi.

Gambar II.17: Pola Pergerakan Angin Monsun Barat (Asia) di Indonesia.

Gambar II.18: peta angin dan hujan muson barat

(Sumber: J.H Houbolt “iklim Indonesia”)

Gradien tekanan ini mengakibatkan terjadinya pergerakan angin dari

benua Asia ke benua Australia sebagai angin monsun barat. Angin ini melewati

Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina Selatan. Karena

melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di

kepulauan Indonesia turunlah sebagai presipitasi hujan. Setiap bulan November,

Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musim hujan

dengan curah hujan yang cukup tinggi (Turyanti dan Effendy, 2006). Kasus

monsoon seperti ini hanya terjadi untuk Indonesia.

Page 26: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 34

• Angin Monsun Timur

Angin monsun ini merupakan kebalikan dari angin monsun barat. Angin

monsun timur pada umumnya terjadi setiap bulan April - Oktober, ketika matahari

mulai bergeser ke belahan bumi utara. Mekanismenya adalah sebagai berikut pada

saat matahri bergerak menuju utara belahan bumi (BBU), di belahan bumi utara

khususnya benua Asia temperaturnya akan menjadi tinggi dan tekanan udara

rendah (minimum).

Gambar II.19: Pola Pergerakan Angin Monsun Timur (Australia) di Indonesia

Gambar II.20: peta angin dan hujan muson timur

(J.H Houbolt “iklim Indonesia”)

Sebaliknya di benua Australia yang telah ditinggalkan matahari,

temperaturnya rendah dan tekanan udara tinggi (maksimum). Terjadilah

pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai

angin monsoon timur. Sifat angin ini adalah tidak membawa uap air yang banyak

sehingga potensi hujan sangat kecil, atau membawa dampak kekeringan

Selain angin monsun wilayah Indonesia juga dipengaruhi kuat oleh

sistem angin pasat dunia. Angin Pasat Tenggara dan pasat timur laut berhembus

Page 27: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 35

secara normal sepanjang tahun. Angin pasat timur laut umumnya terjadi pada

bulan dimana matahari berada di belahan selatan bumi yaitu pada bulan Desember

hingga Maret, sedangkan angin pasat tenggara terjadi pada bulan Juni hingga

September (Turyanti dan Effendy,2006).

Berikut data frekuensi angin selama satu tahun di Jakarta

Bulan Januari Bulan Februari

Bulan Maret Bulan April

Page 28: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 36

Bulan Mei Bulan Juni

Bulan Juli Bulan Agustus

Bulan September Bulan Oktober

Bulan November Bulan Desember

Gambar II.21: Pola Pergerakan Angin Jakarta sepanjang 1 tahun

Page 29: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 37

Berdasarkan pola pergerakan angin di Jakarta sepanjang 1 tahun tersebut,

dapat disimpulkan bahwa pergerakan angin selalu berubah. Namun mayoritas

angin datang dari arah barat laut.

II.2.7 Angin dan kenyamanan termal

Menurut Aynsley (1998), Area yang memiliki kepadatan yang tinggi,

dapat mempengaruhi variasi kecepataan angin secara signifikan.

Gambar II.22: kepadatan mempengaruhi kecepatan angin

Tujuan pengudaraan adalah untuk mendapatkan penyejukan, pengeringan, serta

peredaran udara yang bersih untuk mendapatkan kenyamanan dan

menghilangkan rasa panas. Semakin tinggi pergerakan angin, semakin cepat

panas dilepaskan. Secara terperinci, tujuan pengudaraan adalah:

1. Memaksimalkan hilangnya panas dalam ruang

2. Mempertahankan keyamanan lingkungan ruang yang dihuni

3. Mengadakan pengudaraan langsung

Page 30: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 38

4. Menghilangkan uap air yang timbul demi menjaga kesehatan

5. Menghilangkan kalor berlebihan

6. Membantu mendapatkan kenyamanan termal

Kenyamanan termal erat hubungannya dengan alam sekitar dan bersifat

individual. Oleh karenanya keadaan lingkungan tertentu dapat dirasakan berbeda

oleh individu yang berbeda pula. Faktor alam yang dominan dapat mempengaruhi

kenyamanan termal bagi manusia, Untuk menciptakan kenyamanan termal, kita

harus memahami 3 kondisi lingkungan yang dapat menjadikan panas hilang, 3

kondisi yang dimaksud adalah:

1. Suhu Udara

Suhu udara menentukan kecapatan panas yang akan hilang yang

sebagian besar dengan cara konveksi (pengembunan). Suhu udara terdiri dari dua

macam yaitu suhu udara biasa (air temperature) dan suhu udara radiasi rata-rata.

Suhu radiasi rata-rata adalah radiasi rata-rata dari permukaan-permukaan bidang

yang mengelilingi seseorang.

2. Kelembapan Udara

Pengertian kelembapan udara adalah kandungan uap air dalam udara.

Persentase yang menunjukkan besaran kelembapan udara didapat dari

perbandingan antara keadaan kenyataan uap air dan jumlah maksimum uap air

yang dapat dikandung oleh udara pada kondisi ruang dan suhu yang sama.

Biasanya kelembapan menjadi penting saat suhu udara mendekati atau melampaui

ambang batas atas daerah kenyamanan termal dan kelembapan udara mencapai

lebih dari 70 % atau kurang dari 30 %. Kelembapan udara yang tinggi

mengakibatkan sulit terjadinya penguapan di permukaan kulit sehingga

mekanisme pelepasan panas dapat terganggu. Sebaliknya bilak elembapan udara

rendah, orang menderita efek keringnya udara.

Pengaruh kelembapan udara terhadap kenyamanan termal dalam suatu

ruang tergantung dari suhu udara, kelembapan, dan iklim. Makin tinggi

kelembapan, makin rendah suhu maksimal yang masih dirasakan nyaman.

Sebaliknya, jika kelembapan tinggi maka akan mengurangi kecepatan pendinginan

melalui penguapan, mendukung pembentukan uap air (keringat) pada kulit

Page 31: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 39

sehingga badan terasa tidak nyaman. Selain itu masalah lain adalah pertumbuhan

jamur lebih pesat dan memicu percepatan pelapukan bangunan.

3. Pergerakan Udara

Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyaman termal,

terlebih di daerah panas. Gerakan udara mempengaruhi percepatan hilangnya

panas baik secara konveksi maupun penguapan. Kecepatan udara memiliki

dampak yang nyata pada proses hilangnya panas. Jangkauan nyaman berkisar 20-

60 fpm / ± 0,6 – 0,2 mph, gerakan udara akan terlihat, namun masih dapat diterima

terantung pada kegiatan yang sedang dilakukan. DI atas 200 fpm (2mph), geakan

udara dapat menjadi sedikit kurang nyaman dan mengganggu.

Prinsip pergerakan aliran udara terbagi atas empat pola dasar, yaitu:

• Arus berlapis (lamiar)

Adalah pola aliran paling sering terjadi. Udaara mengalir berada

bertumpukan atau bersebelahan satu sama lain dalam sebuah garis lurus dan

mudar diperkirakan karena tingkat gangguan yang kecil.

• Arus terpisah (separate)

Pola ini terjadi setelah pengaruh dari faktor-faktor eksternal berkurang.

Udara kembali bergerak dengan pola laminar tetapi terdapat beberapa lapisan

berbeda.

• Arus bergolak (turbulent)

Terjadi karena faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pola

laminar.pola aliran menjadi acak dan sulit diperkirakan

Page 32: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 40

Gambar II.23: jenis aliran udara

(sumber: Heating, Cooling, Lighting, Design Methods For Architect, Norbet Lechner,

2001)

Udara akan dibelokan ke sekitar bagian bangunan yang secara umum

juga akan menciptakan tekanan yang negatif (-), tekanan-tekanan ini tidak akan

didistribusikan secara keseluruhan.

Gambar II.24: aliran udara di sekitar bangunan

(sumber: Heating, Cooling, Lighting, Design Methods For Architect, Norbet Lechner,

2001

II.2.8 Pengaruh angin terhadap bangunan

Efek Bernoulli

Efek Bernoulli menyatakan bahwa “adanya peningkatan kecepatan udara

akan menurunkan tekanan statiknya” fenomena dari efek Bernoulli yaitu adanya

suatu tekanan negative pada pembatasan tabung ‘venturi’

Gambar II.25: tabung venture menggambarkan efek Bernoulli

(sumber: heating, cooling, lighting, design methods for architect, Norbert Lechner,

2001)

Bangunan dapat memantulkan, menghalangi, mengarahkan dan

mengurangi atau menambah keceptan aliran udara. Besar kecilnya pengaruh

Page 33: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 41

terhadap aliran udara bergantung kepada tinggi, lebar dan bentuk abngunan

tersebut.

dua pertiga bagian dari tinggi bangunan, angin

bergerak menuju bagian samping bangunan. Sepertiga

bagiannya bergerak ke bagian atas.

Gambar II.26: aliran udara di sekitar bangunan

Sumber: controlling air movement & matahari, angin dan cahaya

Walaupun bangunan bisa mengurangi kecepatan angin yang

menabraknya, perubahan aliran udara menaikan kecepatan pada dasar dan sisi

bangunan sebesar 2 bahkan sampai 3 kali

lipat. Gambar disamping menunjukan pola

pergerakan angin dengan 3 macam kondisi.

Kondisi pertama, bangunan diletakan

berbanjar ke belakang dari arah datang

angin. Terjadi sudut mati yang tidak

terkena aliran udara. Begitupula pada

gambar 2 yang bangunan diletakan secara

berbaris. Sudut mati masih terdapat dalam

penyebaran aliran.

Gambar II.27: pengaruh pola bangunan

Posisi paling optimal adalah kondisi gambar 3 yaitu bangunan diletakan

silang dan terdapat penyempitan ruang untuk arah masuk angin sehingga angin

yang keluar dari ruang penyempitan tersebut akan lebih kencang.

Page 34: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 42

Tipe aliran udara pada gambar 3 sama halnya dengan upaya penerapan

bernama efek venturi. Efek venture menurut Bernoulli adalah penurunan tekanan

fluida yang terjadi ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa menyempit.

Kecepatan fluida dipaksa meningkat untuk mempertahankan debit fluida yang

sedang bergerak tersebut, sementara tekanan pada bagian sempit ini harus turun

akibat pemindahan energi potensial tekanan menjadi energi kinetik.

Gambar 28: pengaruh lebar bukaan masuk dan keluar

Sumber: controlling air movement

Dari gambar tersbut, terlihat jelas bahwa aliran udara yang masuk dari

bukaan yang sempit menuju bukaan yang lebih besar akan memaksimalkan

kecepatan aliran udara di dalam ruang (kecepatan inilah yang mempengaruhi

kenyamanan). Bukaan masuk tidak hanya mempengaruhi keceptan, tetapi juga

pola aliran udara dalam ruangan atau bangunan, sedangkan lokasi bukaan keluar

hanya memiliki pengaruh kecil dalam kecepatan dan pola aliran udara. Semakin

besar perbandingan ukuran bukaan keluar dengan bukaan masuk akan

menciptakan kecepatan yang lebih tinggi, yang menghasilkan penyejukan lebih

besar (kukreja, C.P. Tropical Architecture halaman 91).

Posisi bangunan yang melintang terhadap angin primer sangat

dibutuhkan untuk pendinginan suhu udara. Jenis, ukuran, dan posisi bukaan

pemasukan udara. Jarang sekali terjadi orientasi bangunan yang baik terhadap

matahari sekaligus arah angin primer. Penelitian menunjukkan, jika harus memilih

(untuk daerah tropika basah seperti Indonesia), posisi bangunan yang melintang

terhadap arah angin primer lebih dibutuhkan dari pada perlindungan terhadap

radiasi matahari sebab panas radiasi dapat dihalau oleh angin yang berhembus.

Kecepatan angin yang nikmat dalam ruangan adalah 0,1 – 0,15 m/detik. Besarnya

laju aliran udara tergantung pada:

1. Kecepatan angin bebas

2. Arah angin terhadap lubang bukaan

Page 35: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 43

3. Luas lubang bukaan

4. Jarak antara lubang udara masuk dan keluar

5. Penghalang di dalam ruangan yang menghalangi udara

II.2.9 Pertimbangan upaya bangunan menghemat energy listrik secara

pasif:

Berdasarkan buku Arsitektur Sadar Energi (Prasasto Satwiko,

2005)7

terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan

untuk membangun bangunan hemat energi listrik, antara lain sebagai berikut:

- Lokasi daerah, yang meliputi:

• Ketinggian. Tinggi rendah lokasi akan mempengaruhi arus angin

dan suhu. Udara di lokasi yang tinggi seperti di pegunungan akan

lebih sejuk daripada di dataran rendah. Untuk daerah beriklim

panas lembab, kesejukan akan mengurangi energi yang seharusnya

dialokasikan untuk AC.

- Lahan, yang meliputi:

• Dimensi. Lahan luas akan memberikan keleluasaan untuk

menempatkan bangunan di tengah, sehingga semua sisi

memperoleh akses langsung ke ruang luar untuk memperoleh udara

dan cahaya. Sekeliling bangunan dapat ditanami tanaman sebagai

peneduh; serta

• Ketinggian Air Tanah. Jika tidak tersedia jaringan air minum kota,

maka terpaksa memperoleh air dari dalam tanah. Semakin dalam

sumber air, semakin besar ukuran pompa yang diperlukan, dan

semakin banyak energi yang diperlukan.

- Massa, yang meliputi:

• Jumlah dan Bentuk. Untuk iklim tropis lembab, massa satu ruang tersebar akan

lebih tepat unutk penghawaan alami daripada massa besar tunggal;

• Orientasi. Arah selatan ke utara mengurangi luas dinding yang terpapar

panasnya matahari pagi hingga sore; sehingga akan mengurangi penggunaan

AC; serta

Page 36: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 44

• Ketinggian. Semakin tinggi bangunan, semakin besar energi untuk transportasi

vertikal, menaikkan air, dan sistem ventilasinya.

- Organisasi ruang, yang meliputi: � Pengelompokan. Ruang perlu

dikelompokkan sesuai dengan kedekatan aktivitas dan potensi, untuk menjadi

penghalang panas bagi ruang yang memerlukan kenyamanan.

- Elemen bangunan, yang meliputi:

• Atap. Untuk iklim tropis yang baik adalah gabungan seng mengkilat dan

isolator di bawahnya. Seng itu akan memantulkan sebagian besar panas

matahari sedang yang diserap akan menjadikan seng panas, namun ditahan

oleh isolator; sehingga panas tidak masuk ke ruang dibawahnya. Teritisan

lebar juga perlu untuk menahan sinar matahari langsun;

• Dinding. Dinding ringan dan memiliki banyak bukaan. Sebaliknya, jika

memakai AC, dinding harus tertutup. Dinding seharusnya terlindung dari sinar

matahari langsung; serta

• Lantai. Pemilihan lapis lantai yang tepat juga akan membantu mengurangi

panas dalam ruangan yang diserap oleh pelapis; sehingga suhu di dalam

ruangan tidak terlalu panas.

- Penerangan, yang meliputi:

• Penerangan Alami. Penerangan alami sangat berlimpah di siang hari. Gunakan

cahaya dari matahari, namun bukan sinar langsung yang dapat membawa

panas; serta

• Penerangan buatan. Gunakanlah lampu hemat energi. Lampu penerangan

umum tidak perlu terlalu terang, gunakan penerangan yang wajar.

- Penghawaan, yang meliputi:

• Penghawaan Alami. Gunakan penghawaan alami sebanyak-banyaknya, apabila

kualitas udara luar baik, sejuk, dan lingkungan tidak bising. Hindari gangguan

privasi visual dari luar; serta

• Penghawaan Buatan. Hindari memasang temperature AC pada suhu terlalu

rendah, misalnya 16oC. Pasanglah pada 25oC atau 26oC

Page 37: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 45

- Transportasi vertikal. Desain tangga sedemikian rupa sehingga untuk jarak dekat

penghuni lebih tertarik untuk memakai tangga daripada lift. Tangga lebar,

dengan tanjakan nyaman, akan mengundang orang memakainya, daripada

menunggu lift.

-

II.3 Studi Literatur

II.3.1 Studi Literatur Hotel

Berikut tabel perbandingan hasil studi literatur tentang hotel kapsul dan hotel

bisnis sejenis.

V express capsule hotel - Moscow

Matchbox

Hostel - singapore

Nakagin Capsule

Hotel

Foto

-

Fasilitas Fasilitas utama:

Tempat tidur, tv, jaringan internet

Fasilitas penunjang:

km/wc, Lobby, ruang public, mini market

Fasilitas utama:

Tempat tidur, tv, jaringan internet

Fasilitas penunjang:

km/wc, Lobby, ruang public, mini market, dapur, r.loker

Fasilitas utama:

Kamar tidur, km/wc, tv, jaringan internet

Fasilitas penunjang:

Lobby, ruang public, mini market

Page 38: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 46

Foto fasilitas

Ruang tidur kelas ekonomi

Ruang tidur kelas ekonomi dobel

Ruang tidur kelas bisnis

Ruang publik

Kamar mandi

Ruang tidur

km/ wc

Ruang public

Kamar tidur

Fasilitas tambahan

km/wc

Massa bangunan

Persegi Panjang Persegi Panjang persegi panjang

Page 39: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 47

Struktur Konstruksi beton dan bata

Konstruksi beton dan bata

Core bbeton dengan frame dan blok kapsul knockdown

Sirkulasi Double Loaded Double Loaded Double Loaded

Jumlah lapis 5 3 13

Jumlah unit 125 32 208

Kelebihan Menyediakan 3 buah kelas kamar yaitu ekonomi, ekonomi double dan bisnis

Area komunal yang luas didukung dengan fasilitas yang memadai dan harga relative murah. Interior menarik minat

Dapat dipisahkan kapsul satu dengan kapsul lain (sistem knock down) Bangunan tahan gempa

Kekurangan Bukaan kecil, pencahayaan alami

kurangsehingga akan cepat menimbulkan kelembaban tinggi

Tempat tidur terlampau kecil dan privasi kurang karena bukaan pada unit besar

Box kapsul warna material putih, sehingga cepat kotor dan terlihat tidak menarik

Tabel II.4: perbandingan studi literature hotel kapsul

II.4 Tinjauan Tapak

Kasus Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Pengusaha Hotel Kapsul

Page 40: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 48

Gambar II.29 lokasi tapak

Gambar II.32 lokasi tapak beserta peraturan

Sumber: website dinas tata kota DKI Jakarta

Batas area lahan

Lokasi tapak

Page 41: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 49

Gambar II.31 batas area lahan

Kondisi lingkungan sekitar tapak

Utara Flyover, ruko

Timur Jl. K.H Mas Mansyur, Perumahan penduduk, ruko

Page 42: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 50

Barat stasiun kereta api, perumahan penduduk, masjid

Selatan Perniagaan, pusat grosir, Butik Tekstil

Tabel II.5 Kondisi lingkungan sekitar tapak

Tata ruang lahan : Dengan tipe masa bangunan deret

Peruntukan lahan : Kkt (Karya Kantor) atau Kpd (Karya Perdagangan)

Peraturan tapak:

Lokasi Tapak Jl. Jatibaru Tanah Abang, Jakarta

Pusat

Luas lahan 6873 m2

KDB 60%

Luas lantai dasar yang

boleh dibangun

KDB x luas lahan

= 60% x 6873 m2

= 4123.8 m2

KLB 3,5

Page 43: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12

Perancangan Hotel Kapsul dengan Pengolahan Massa Bangunan Berdasarkan Aliran Angin di Tanah Abang 51

Luas total bangunan

yang boleh dibangun

KLB x luas lahan

= 3,5 x 6873m2

= 24055.5 m2

Tinggian maksimum 8 lantai

Tabel II.6 peraturan tapak

Pencapaian ke Tapak

Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau dengan

berjalan kaki. Akses dalam tapak hanya bisa dari arah utara (Jl. Jati Baru) dan dari

timur (Jl. K.H Mas Mansyur). Jarak dari Stasiun Tanah Abang ke dalam tapak

adalah 300 m.

Potensi Tapak

• Penghijauan cukup banyak dan baik

• Dapat diakses melalui jalan besar (strategis dan di hook)

• Dekat dengan Stasiun Tanah Abang

• Dapat dicapai dengan berbagai macam kendaraan (pribadi maupun umum)

• Dekat dengan real kota

Kendala Tapak

• Bising karena berbatasan langsung dengan jalan besar

• Padat karena dekat dengan pusat perbelanjaan

• Pergerakan angin relative kecil.

Page 44: BAB II - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2... · A. Daerah dapur dan gudang ... B. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum ... Gambar II.12