BAB II baru.pdf
-
Upload
yuda-ariyanto -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
description
Transcript of BAB II baru.pdf
-
6
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi low back pain myogenic
Menurut International Association for the Study of Pain ( IASP ), nyeri
didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual
maupun potensial dan terkadang nyeri digunakan untuk menyatakan adanya
kerusakan jaringan (Paliyama, 2003).
Low Back Pain yogenic adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan
bagian bawah pinggul atau lubang dubur. Yang timbul akibat adanya potensi
kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh
darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang, ligament, intra artikuler,
meniscus, bursa (Paliyama, 2003).
Low Back Pain myogenic berhubungan dengan stress atau strain otot-otot
punggung, tendon, dan ligamen yang biasanya ada bila melakukan aktivitas
sehari-hari secara berlebihan, seperti berdiri atau duduk terlalu lama juga
mengangkat beban berat dengan cara yang salah. Nyeri bersifat tumpul, intensitas
nyeri bervariasi sering kali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke
sekitar glutea. Nyeri ini tidak disertai parestesi, kelemahan atau defisit neurologi.
Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai (Magee, 1990).
-
7
2. Definisi nyeri pegal
Nyeri otot dapat berasal dari iskemia muskular. Kontraksi yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tertimbunnya sampah metabolik di dalam
otot, sedangkan saat itu juga terjadi vasokonstriksi. Penimbunan sampah
metabolik itu bertindak sebagai iritasi yang mengakibatkan rasa pegal-pegal yang
umum dijumpai pada otot yang tegang (Shidarta, 1990 dikutip oleh Arif Muttaqin,
2008).
3. Anatomi fungsional punggung
a. Struktur tulang vertebra lumbal
Lumbal tersusun atas lima vertebra lumbal yang masing-masing ruas di
pisahkan oleh adanya diskus intervertebralis. Vertebra pada regio ini ditandai
dengan korpusnya yang besar, laminanya besar dan kuat. Korpusnya jika dilihat
dari atas tampak seperti ginjal dan foramen vertebranya baervariasi mulai dari
oval (VL1) sampai triangular (VL5).
Prosesus spinosus vertebra lumbal lebih pendek, tumpul dan mengarah ke
posterior dan processus articularis vertebra lumbalis, facet superiornya mengarah
ke postero medial dan facet inferiornya mengarah ke antero lateral seperti halnya
vertebra lain antar segmen vertebra lumbal juga dipisahkan oleh diskus yang
dibentuk oleh nucleus pulposus pada bagian centralnya dan annulus fibrosus pada
bagian tepinya. Nukleus pulposus merupakan suatu masa gelatinosa yang
berfungsi sebagai peredam getaran.
-
8
Gambar 2.1
Vertebra lumbalis IV, dilihat dari cranial (Sobotta, 1995)
b. Ligamen pada daerah lumbal
Ligamen yang memperkuat persendian di kolumna vertebralis regio
lumbal adalah :
1. Ligamen longitudinal anterior
Ligamen ini melekat pada bagian anterior pada tiap diskus dan bagian
tengah korpus, dimana pada tepi korpus lepas. Ligamen ini ikut mengontrol
gerakan ekstensi.
-
9
2. Ligamen longitudinal posterior
Ligamen ini melekat pada bagian posterior diskus dan tepi korpus, dimana
pada bagian tengah korpus lepas. Ligamen ini berfungsi untuk mengontrol
gerakan fleksi.
3. Ligamen intertranversus
Ligamen ini menghubungkan proccesus transversus yang berdekatan.
Ligamen ini di daerah lumbal tipis dan bersifat membranosa.
4. Ligamen flavum
Ligamen ini sangat elastis terletak pada bagian dorsal kolum vertebra dan
merupakan bagian dari kanalis vertebralis, makin ke kaudal makin luas.
Kelenturannya sangat penting untuk tetap melindungi medula spinalis.
5. Ligamen interspinosus
Ligamen ini menghubungkan proccesus spinosus mulai dari basis hingga
apex-nya. Merupakan ligamen yang hampir menyerupai membran.
6. Ligamen supraspinosus
Ligamen ini juga menghubungkan proccesus spinosus didaerah apex
vertebra cervikal 7 sampai dengan sacrum, ligamen ini kuat, menyerupai tali.
-
10
Gambar 2.2
Ligamen kolumna vertebralis dilihat dari antero lateral (Sobotta, 1995)
c. Kelompok otot daerah lumbal
Kelompok otot yang ada pada daerah lumbal secara garis besar yang
sesuai dengan fungsinya masing-masing untuk gerakan-gerakan yang terjadi pada
lumbal :
1) Kelompok fleksor dan lateral fleksor
Otot yang berfungsi untuk fleksi lumbal adalah rectus abdominis,
sedangkan obliqus internus abdominalis dan obliqus externus abdominalis
berfungsi sebagai fleksor dan lateral fleksor trunk.
-
11
2) Kelompok ekstensor
Otot-otot yang berfungsi untuk ekstensi lumbal adalah sacrospinalis,
illiocostalis thoracalis, langisimus thoracalis, spinalis thoracalis, illiocostalis
lumborum, quadratus lumborum, semi spinalis, multifidus dan rotators
3) Kelompok rotators
Otot-otot yang berfungsi untuk rotasi lumbal adalah obliqus eksternus,
abdominis, obliqus abdominis, latisimus dorsi, semispinalis, multifidus, rotator
dan rectus abdominis (Sobotta, 1995).
Gambar 2.3
Otot otot bagian posterior (Sobotta, 1995)
-
12
4. Biomekanik regio lumbal
Biomekanik kolumna vertebra regio lumbal facet join-nya memiliki arah
sagital dan medial sehingga memungkinkan gerakan fleksi-ekstensi dan latero
fleksi, dan rotasi yang terjadi dengan axis vertikal melalui proccesus spinosus
dengan sudut normal 145 derajat, gerakan ini dibatasi otot rotasi samping
berlawanan dan ligamen interspinosus (Kapandji, 1974).
Pada gerakan lateral fleksi yaitu korpus pada sisi ipsilateral akan saling
mendekat dan akan melebar pada sisi kontraleteral. Gerakan ini terjadi pada
bidang frontal dan sudut normal yang dibentuk sekitar 25 derajat, gerakan ini
dibatasi oleh ligamen flavum dan otot-otot lateral fleksor yang berlawanan
(Kapandji, 1974).
Pada gerakan rotasi daerah lumbal hanya 2 derajat persegmen karena
dibatasi oleh facet artikularis dari vertabra, ligamen intertranversum dan ligamen
flavum. Gerakan ini terjadi pada bidang horizontal dengan axis vertikal (Kapandji,
1974).
5. Etiologi
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari
berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,
ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang
belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis).
Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis,
tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik.
-
13
Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat
oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh
aktifitas.
6. Patofisiologi
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada
orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas
dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan
terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot
cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun
pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering
tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada seorang ibu rumah
tangga yang memasak pada posisi kompor yang berada rendah yang membuat
proses memasak dengan membungkkukan badannya. Posisi berdiri yang salah
yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah
seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang. Kasur yang
diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya
lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk
-
14
mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut
diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.
7. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala nyeri punggung bawah akibat miogenik adalah
onset/waktu timbulnya bertahap, nyeri difus (setempat) sepanjang punggung
bawah, tenderness pada otot-otot punggung bawah, lingkup gerak sendi (LGS)
terbatas, tanda-tanda gangguan neurologis tidak ada (Kuntono, 2006).
Nyeri punggung bagian bawah kemungkinan sementara atau tetap ;
dangkal atau dalam ; tumpul dan menyakitkan, berdenyut, atau tajam dan
menikam, tergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Terdapat beberapa jenis
nyeri punggung bawah. Nyeri lokal terjadi didaerah khusus pada bagian punggung
bawah. Hal ini biasanya disebabkan oleh keseleo dan tegang, nyeri tiba-tiba
kemungkinan dirasakan ketika luka terjadi. Nyeri lokal bisa diringankan dengan
merubah posisi atau dengan aktifitas ringan yang disertai peregangan. Aktifitas
fisik yang intens atau kemalasan cenderung membuat hal itu menjadi buruk. Nyeri
lokal kemungkinan tetap dan menyakitkan atau, suatu waktu bisa jadi sebentar
dan tajam. Punggung bisa terluka ketika disentuh. Kejang otot bisa terjadi karena
tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari gerakan yang
memicu nyeri.
8. Diagnosis banding
Selain nyeri punggung bawah miogenik, nyeri punggung juga bisa
disebabkanantara lain oleh hernia nucleus pulposus (HNP), ischialgia, spondilosis
-
15
dan sebagainya. Untuk selanjutnya akan dijelaskan tentang penyakit-penyakit
tersebut sebagai pembanding timbulnya nyeri punggung bawah miogenik yaitu :
a. Hernia nucleus pulposus (HNP)
Hernia nucleus pulposus adalah peristiwa menonjolnya nucleus pulposus
melalui anulus fibrosus. Nukleus pulposus adalah gel diskus yang terdiri dari
protoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi.
b. Ischialgia
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar menurut perjalanan saraf isiadikus
dari daerah vertebra lumbosacralis ke distal sepanjang tungkai.
9. Prognosis
Kejadian nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya baik,
umumnya sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi secara
dini (Wirawan, 2004). Pada follow up selama satu tahun Van Der Hoogen et al
tahun 1998 menyimpulkan bahwa pasien nyeri punggung bawah mempunyai
prognosis yang baik jika mengambil istirahat. Prognosis bertambah baik jika
pasien lekas kembali beraktivitas (Sidharta, 1984).
B. Problematika Fisioterapi
Problematika yang muncul dari LBP miogenik antara lain :
1. Impairment
-
16
Impairment adalah adanya gangguan kapasitas fisik yang berhubungan dan
dapat mengganggu aktifitas fungsional gerak dasar dalam kasus ini adanya nyeri
didaerah punggung bawah, penurunan kekuatan otot, keterbatasan lingkup gerak
sendi. Pada kasus ini didapati impairment berupa nyeri pada daerah punggung
bawah kanan dan kiri, (2) terdapat adanya penurunan lingkup gerak sendi trunk,
(3) terdapat adanya spasme otot erector spine kanan dan kiri segmen lumbal.
2. Functional limitation
Functional limitation adalah aktifitas seseorang dalam melakukan aktifitas
fungsionalnya yang berhubungan dengan kemandirian jika terdapat adanya
gangguan muskuloskeletal yang membuat seseorang tersebut tidak dapat
melakukan aktifitas fungsionalnya secara mandiri. Pada kasus ini didapati
functional limitation berupa kesulitan berubah posisi dari duduk ke berdiri.
3. Prticipation restriction
Participation restriction adalah suatu keterbatasan seseorang dalam
melakukan aktifitas fungsionalnya yang berhubungan dengan individu lain atau
bersosialisasi. Pada kasus ini didapati participation restriction berupa tidak dapat
mengikuti mengikuti arisan diperumahannya karena harus duduk lama dan
menimbulkan nyeri
C. Teknologi Intervensi
1. Micro Wave Diathermy (MWD)
-
17
MWD merupakan suatu modalitas fisioterapi dengan menggunakan
stressor panas berupa energi elektro magnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-
balik berfrekuensi 2.450 MHz dengan panjang gelombang 12.25 cm. Arus ini
tidak menimbulkan aksi potensial terhadap akar saraf motorik atau dengan kata
lain tidak menimbulkan kontraksi otot. Pemberian MWD pada kasus ini bertujuan
untuk mengurangi nyeri, spasme otot dan memperbaiki sirkulasi darah.
Efek fisiologis MWD antara lain (1) meningkatkan metabolisme sel-sel
lokal 13% tiap kenaikan temperatur 1C, meningkatkan vasomotion sphincter
sehingga timbul homeostatik lokal dan akhirnya terjadi vasodilatasi lokal (2)
meningkatkan elastisitas jaringan ikat 5-20 kali lebih baik seperti jaringan kolgen
kulit, otot, tendon, ligamen dan kapsul sendi akibat menurunnya viskositas matrik
jaringan (3) meninggkatkan elastisitas pembungkus saraf, dan meningkatkan
konduktifitas saraf serta meningkatkan ambang rangsang saraf (treshold).
Efek terapeutis dari MWD antara lain (1) mempercepat penyembuhan luka
secara fisiologis, (2) normalisasi otot lewat efek sedatif, (3) peningkatan elastisitas
jaringan, hal tersebut dimaksudkan sebagai persiapan latihan dan aktifitas
fungsional
Indikasi MWD antara lain gangguan muskuloskeletal seperti sprain, strain,
penyakit sendi degeneratif, dan kaku sendi yang letaknya superfisial. Pada kasus
ini dapat menggunakan MWD karena dapat memperlancar aliran darah yang akan
mengangkat zat P sehingga terjadi penurunan nyeri. Sedangkan kontra indikasinya
antara lain gangguan sensibilitas, kanker, peradangan akut, adanya logam dalam
tubuh, kehamilan, thrombosis dan plebitis (Sujatno et al, 2002).
-
18
Aplikasi pemberian MWD pada kasus LBP migenik dipilih emiter
berbentuk flexiploude terbalik, ada beberapa hal yang harus diperhartikan
mengenai dosis dalam terapi menggunakan modalitas ini :
a. Lama pulsasi
Lama pulsasi adalah waktu berlangsungnya pulsasi /ms dari EEM
kontinyu di dalam jaringan. Kebanyakan alat memiliki nilai lama pulsasi 0,4 ms
tetapi beberapa alat mempunyai pulsasi yang berbeda.
b. Frekuensi pengulangan pulsasi
Jika frekuensi pulsasi tinggi, maka intensitas rata-rata juga tinggi dan
sering menimbulkan panas. Frekuensi pulsasi juga menentukan efek kumulatif
panas yang terjadi.
c. Intensitas
Pada beberpa alat intensitas maksimal yang diperbolehkan sampai
mencapai 1000 watt. Pada alat modern intensitas maksimalnya hanya 200 watt.
d. Lama pengobatan
Lamanya terapi berlangsung selama 10-30 menit. Dengan menggunakan
kumparan untuk meningkatkan sirkulasi darah dalam otot diperlukan waktu 10
menit.
-
19
e. Frekuensi pengobatan
Pada dosis yang tinggi pengobatan bisa diberikan 2-3 kali per minggu atau
1 kali per minggu.
2. Mc. Kenzie exercise
Latihan metode Mc. Kenzie adalah serangkaian gerakan tubuh yang yang
dimaksudkan mengurangi nyeri punggung bawah (Mc. Kenzie, 1981).
Prinsip latihan Mc. Kenzie adalah memperbaiki postur untuk mengurangi
hiperlordosis lumbal. Sedangkan secara operasional pemberian latihan untuk
penguatan otot punggung bawah ditujukan untuk: (1) merileksasikan otot,
(2) memperkuat otot-otot lumbo-sacral terutama otot dinding abdomen dan otot
gluteus, (3) meregangkan otot-otot yang memendek terutama otot-otot ekstensor
punggung bawah, hamstring, dan otot quadratus lumborum, (4) koreksi postur.
Latihan metode Mc. Kenzie adalah suatu bentuk latihan yang menggunakan
gerakan kebelakang dan ke depan pada daerah lumbal dengan berdasarkan pada
penemuan yang disebabkan karena pengaruh beberapa posisi pasien, biasanya
pada posisi duduk, berdiri, atau aktifitas dan secara umum nyeri akibat posisi yang
salah saat aktifitas dalam waktu yang lama (Mc. Kenzie, 1981).
Kontra indikasi dari latihan Mc Kenzie antara lain: (1) instabilitas atau
hipermobilitas segmental dari kolumna vertebralis lumbal misalnya pada keadaan
spondilolistesis atau spondilosis, (2) herniasi diskus yang telah mengalami
fragmentasi, (3) terdapat defisit neurologis (sensorik atau motorik) bilateral, (4)
peningkatan nyata dari nyeri punggung bawah meskipun bersamaan gejala nyeri
-
20
radikular berkurang, (5) peningkatan gangguan sensorik radikular (Lehman,
1997).
Adapun jenis latihan atau bentuk gerakan dalam latihan metode Mc.
Kenzie sebagai berikut :
a. Latihan pertama
Tidur tengkurap kedua tangan sejajar badan, kepala menoleh ke samping,
atur pernapasan dan ikuti rileksasi otot punggung. Posisi ini dipertahankan kira-
kira 5 menit, sehingga tercapai rileksasi sempurna.
Gambar 2.4
Latihan gerak Mc. Kenzie pertama ( Mc. Kenzie, 1981 )
b. Latihan kedua
Tidur tengkurap bertumpu pada kedua siku, pandangan lurus kedepan
pertahankan posisi ini kira-kira 5 menit, sehingga dirasakan dari bagian pinggang
bawah benar-benar rileks. Setiap latihan kedua ini harus selalu diikuti latihan
pertama pada setiap sesinya.
-
21
Gambar 2.5
Latihan gerak Mc. Kenzie kedua ( Mc. Kenzie,1981 )
c. Latihan ketiga
Posisi tidur tengkurap, kedua tangan diletakan pada posisi seperti push-up,
kemudian tangan mendorong kelantai sehingga siku terap lurus, badan terangkat
keatas sampai pinggang terasa batas rasa sakit, pertahankan posisi ini selama 1-2
detik, diusahakan pelvis dan kedua tungkai tetap lurus dan menempel lantai.
Gambar 2.6
Latihan gerak Mc. Kenzie ketiga ( Mc. Kenzie, 1981)
-
22
Latihan ini efektif untuk terapi saat akut, juga dapat mengurangi
ketegangan otot punggung dan mencegah berulangnya sakit pinggang. Setiap kali
latihan diulangi sampai 10 kali gerakan dilakukan 4-6 kali sehari.
d. Latihan keempat
Berdiri tegak dengan kedua tangan diletakan dibagian pinggang kemudian
badan digeraskan ekstensi, dengan kedua tangan sebagai fiksator, diusahakan
kedua lutut dalam keadaan ekstensi. Selanjutnya posisi kembali tegak lurus tahan
1-2 detik.
Gambar 2.7
Latihan Mc. Kenzie keempat ( Mc. Kenzie, 1981)
-
23
e. Latihan kelima
Tidur terlentang dengan fleksi sendi lutut dan paha. Kemudian kedua
tungkai ditarik kearah dada, kepala tidak perlu diangkat, kemudian kembali
keposisi semula. Ulangi gerakan sebanyak 6-8 kali per sesi, satu hari lakukan
sebanyak 2-4 kali. Setiap kali latihan keenam ini harus selalu diikuti dengan
latihan ketiga.
Jika rasa nyeri bertambah berat setelah latihan atau menimbulkan nyeri
yang menjalar ke tungkai, maka latihan ini harus dihentikan. Jika nyeri yang
dirasakan sangat berat saat berjalan dan berdiri lama, maka harus menghubugi
dokter.
Gambar 2.8
Latihan Mc. Kenzie kelima ( Mc. Kenzie, 1981)
-
24
f. Latihan keenam
Posisi duduk dipinggiran kursi, kepala fleksi, kedua tangan diletakan
diatas lutut dengan lengan lurus, kemudian secara perlahan-lahan pinggang
posisikan lordosis yang ekstrim beberapa saat, kemudian kembali keposisi awal.
Kedua telapak kaki menumpu lantai, pandangan lurus kedepan dan
gerakan badan kedepan dan kedua tangan menyentuh lantai. Kembali lagi pelan-
pelan keposisi semula.
Sebagai latihan lebih lanjut, kepala mendekati lantai dan kedua tangan
menyentuh kedua kaki. Untuk lebih efektif apabila kedua tangan dapat memegang
pergelangan kaki atau tangan jauh menjangkau ke belakang. Ulangi setiap sesinya
5-6 kali dan 3-4 kali setiap harinya.
Gambar 2.9
Latihan Mc. Kenzie keenam ( Mc. Kenzie,1981 )